Anda di halaman 1dari 14

SISTEM SKALA BESAR

PENGGUNAAN SENSOR DAN AKTUATOR PADA INDUSTRI

Oleh :

Michael MGP Simatupang 21060118140082

Nur faizi 21060118130072

Willy NG 21060118140130

Aisah Mutiara Sari 21060118120025

Indra Bestari 21060116140088


Sensor dan Aktuator pada Industri

1.Sensor
Dalam dunia instrumentasi dan kontrol proses, kita mendefinisikan Sensor sebagai perangkat
yang mendeteksi perubahan sifat fisik, listrik, atau kimia dan menghasilkan keluaran listrik
sebagai tanggapan atas perubahan tersebut.
Jenis-jenis sensor dalam industri
1.1 Sensor Proximity

Sensor proximity adalah sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target jenis logam
dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang
terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang
berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang
dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar. Vendor : Omron

Gambar 1.1 Proximity Sensor

1.2. Limit Switch

Limit Switch adalah sebuah alat elektronika digunakan secara otomatis mendeteksi keberadaan
benda secara mekanik, untuk memutuskan atau menghubungkan arus listrik. Limit Switch yang
digunakan dalam aplikasi industri adalah perangkat elektromekanis yang terdiri dari aktuator
mekanik yang terhubung ke serangkaian kontak listrik.  Vendor : Honeywell
Gambar 1.2 Limit Switch

1.3. Sensor Sinar

Sensor sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar ialah alat sensor sinar yang
mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan
menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula dengan
Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-
selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai
tahanannya. Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan
karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target
pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima. Vendor : omron

Gambar 1.3 Sensor Sinar

 
1.4. Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini
menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu
sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan
ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau
tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek
padat, cair, butiran maupun tekstil. Vendor : Honeywell

Gambar 1.4 Sensor Ultrasonik

1.5. Sensor Tekanan

Sensor tekanan – sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana
mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan
tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.
Vendor : GEMS

Gambar 1.5. Sensor Tekanan


1.6. Sensor Kecepatan (RPM)

Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana
suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu tegangan yang
sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan
menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan
magnetis terjadi. Vendor : Dewetron

Gambar 1.6 Sensor RPM

1.7. Sensor Penyandi (Encoder)

Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi
sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini
biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan (yang
mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan
membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut (yang
memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja
sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang
dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean  dalam susunan tertentu.
 

1.8. Sensor Suhu

Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan, yaitu thermocouple (T/C), resistance
temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya terdiri dari
sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat
perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi
sebagai pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki prinsip dasar pada
tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini
adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan.
Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas
dan reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya
mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau
sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi
perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu
yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output
tegangan dan arus yang sangat linear.

Gambar 1.8 Sensor Suhu


2.Aktuator
Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau mengontrol sebuah
mekanisme atau sistem dengan mengubah suatu besaran menjadi besaran fisis. Besaran fisis
yang dimaksud adalah Gerakan, Cahaya, panas maupun tekanan ataupun magnetis. Aktuator
menjadi bagian penting dari sistem kendali karena menentukan pergerakan dari sebuah proses.
Aktuator digerakkan dengan kontrol dari mikrokontroller, komputer ataupun PLC.
Jenis-jenis Aktuator
2.1 Aktuator Pneumatik
Aktuator pneumatik menggunakan udara bertekanan untuk menghasilkan energi
pengoperasian. Aktuator ini cepat merespons, tetapi tidak ideal untuk lingkungan di bawah
tekanan tinggi, karena gas dapat terkompres. Contoh vendor :Banggood

Gambar 2.1 Pneumatic

2.2 Aktuator Hidrolik


Aktuator hidrolik menggunakan cairan sebagai alat untuk memberikan tekanan pada
komponen mekanis aktuator. Aktuator ini umumnya dapat mengerahkan kekuatan yang
besar, karena cairan tidak dapat dimampatkan (Incompresible), tetapi umumnya terbatas
pada akselerasi dan kecepatan. Contoh vendor : Koganei

Gambar 2.2 Hidrolik


2.3 Aktuator Gas Langsung (Direct Gas Actuator)
Aktuator gas langsung menggunakan pasokan gas alam atau nitrogen bertekanan tinggi
untuk mencapai kontrol on/off katup dalam aplikasi transmisi gas alam. Contoh vendor :
Cameron.

Gambar 2.3 Direct Gas

2.4 Aktuator Gas Over Oil


Aktuator gas-over-oil menggunakan gas tekanan tinggi yang disuplai dari pipa yang
digantung di atas fluida hidrolik untuk menggerakkan mekanisme aktuator. Contoh vendor :
Emerson.
Gambar 2.4 Over Gas

2.5 Akuator Listrik


Aktuator listrik menggunakan sumber daya, seperti baterai, untuk menjalankan aktuator.
Aktuator listrik biasanya menyertakan sirkuit listrik yang rumit untuk diprogram ketika
aktuator beroperasi. Namun, karena penggunaan listrik sebagai sumber energi, aktuator jenis
ini mungkin bukan aktuator terbaik untuk instalasi jarak jauh. Contoh vendor : Valworx.

Gambar 2.5 Aktuator Listrik

2.6 Aktuator Bawah Laut (Subsea Actuators)


Aktuator bawah laut dirancang untuk dapat menahan pada suhu yang rendah, tekanan
tinggi, dan aksesibilitas yang jauh dari instalasi bawah laut. Hanya aktuator spesifik yang
digunakan dalam aplikasi bawah laut, karena semisal kita menggunakan aktuator pneumatic
maka gas akan terampatkan di bawah tekanan tinggi, menjadikan paket katup tidak dapat
dioperasikan. Contoh vendor : Rotork
Gambar 2.6 Aktuator Bawah Laut

2,7 Aktuator Kompak (Compact Actuator)


Aktuator kompak digunakan pada lokasi di mana ruang terbatas dan berat menjadi
perhatian khusus. Aktuator jenis ini dirancang untuk memberikan torsi/dorong output yang
kuat dan lebih besar, tetapi dengan jejak instalasi yang berkurang. Contoh vendor :
Habonim.

Gambar 2.7 Aktuator Kompak


3. Konfigurasi sensor dan aktuator dalam sistem scada

Gambar 3.1. Konfigurasi Sensor dan Aktuator dalam Sistem Scada


Dalam system scada sensor berperan sebagai pengukur variabel proses dan aktuator yang
menyesuaikan parameter proses, kemudiasn controller berupa RTU akan mengontrol aktuator
sebagai respons terhadap variabel yang diukur.agar seluruh sistem di field device dapat
beroperasi sesuai dengan rancangan. Beberapa komunikasi harus terjadi antara sensor dan RTU.
Kemudian, setelah algoritma diselesaikan, beberapa komunikasi harus terjadi antara RTU dan
actuator.
Gambar 3.2.Pemasangan Sensor dan Aktuator pada Sistem Scada
Sensor dan aktuator merupakan bagian dasar dalam system scada. Maksudnya sensor dan
actuator biasanya menjadi perangkat yang langsung terjun di lapangan dalam proses industry.
Dimana proses sensor akan diawali dengan pendeteksian lingkungan sekitar. Hasil pendeteksian
baik berupa sinyal analog maupun digital akan dikirimkan ke controller sebagai sebuah
stimulan,sinyal ini yang akan diolah oleh kontroler (PLC),pengolahan akan terjadi sesuai
rancangan pada program,setelah itu hasil alogaritma tersebut akan menjalankan actuator sebagai
bentuk respon dari stimulant tersebut.
Pengiriman sinyal dari sensor dan actuator ke RTU biasanya menggunakan kabel,namun
sekarang telah dikembangkan teknologi wireless dikarenakan kabel rentan terhadap ganguan-
gangguan seperti mudah korosif,terbakar dll.oleh karena itu biasanya pada system kabel letak
RTU dan field device berdekatan
Dalam perancangan system scada biasanya sebauh RTU dihubungkan dengan banyak
sensor dan actuator.tidak satu RTU untuk sebuah sensor dan actuator,dikarenkan perancangan
RTU biasanya membutuhkan biaya yang sedikit mahal.
 Contoh penerapan sensor dan aktuator pada SCADA di dunia industry
Gambar 3.3 Contoh Penerapan Sensor dan Aktuator dalam Sistem Scada
Contoh penerapan sensor dan aktuator dalam sistem scada adalah pada sistem
pengecatan otomatis. Sensor yang digunakan yaitu proximity sensor, blok sensor dan
sensor jumlah serta beberapa motor sebagai aktuator dan PLC sebagai RTU nya.

 Contoh Vendor Sistem Scada

Gambar 3,4 Contoh Sistem Scada OMRON


Gambar 3.5 Contoh Sistem Scada SIEMENS

Anda mungkin juga menyukai