Optoisolator merupakan komponen semikonduktor yang tersusun atas LED infra merah
dan sebuah photo triac yang digunakan sebagai pengendali triac. Optoisolator biasanya
digunakan sebagai antar muka (interface) antara rangkaian pengendali dengan rangkaian daya
(triac) dan juga sebagai pengaman rangkaian kendali, karena antara LED infra merah dan photo
triac tidak terhubung secara elektrik, sehingga bila terjadi kerusakan pada rangkaian daya (triac)
maka rangkaian pengendali tidak ikut rusak. Optoisolator biasanya terdiri dari dua macam yaitu
optoisolator yang terintegrasi dengan rangkaian zero crossing detector dan optoisolator yang
tidak memiliki rangkaian zero cossing detector. Optoisolator yang terintegrasi dengan zero
crossing detector biasanya menggunakan triac sebagai solid state relay (SSR), sedangkan pada
optoisolator yang tidak terintegrai dengan zero crossing detector biasanya menggunakan triac
untuk mengendalikan tegangan. Simbol dari optoisolator ini terlihat seperti pada gambar berikut.
Hal-hal yang diperlukan dalam menggunakan optoisolator adalah besarnya arus pada
diode infra merah untuk membuat photo triac terkunci (latch), juga besarnya arus maksimum
yang mampu dilewati photo triac untuk mengalirkan arus gate pada triac daya. Kemampuan
Optoisolator tipe MOC302x dan MOC304x dalam mengisolasi tegangan antara rangkaian
kontrol dan rangkaian daya, arus driver maksimum yang boleh diberikan ke komponen
Optoisolator MOC302x dan MOC304x dan tegangan maksismum yang dapat di kontrol
menggunakan Optoisolator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Bila kita perhatikan bahwa optocoupler merupakan penghubung atau perantara IC STR
dan rangkaian MICOM melalui trnsistor pada jalur power. Cara kerja sederhana pada saat TV
dalam keadaan standby dan kita tekan power pada remot atau TV maka pada pin power micom
akan memberikan sinyal ke transistor lalu ke KA 431 (semacam diode zener 3 kaki) untuk
menyalakan optocoupler dan kemudian optocoupler akan men-drive pin feedbeck pada STR
sehingga STR memulai proses switching dan kemudian TV pun menyala normal. Ini adalah
proses saat menyalakan TV.
Lalu coba perhatikan lagi,ternyata pin 1 pada optocoupler juga di koneksikan dengan
output transpormator switching, sehingga pada saat tegangan output switching berubah tegangan
yang mengalir ke photodiode, pada optocoupler juga akan berubah seiring dengan perubahan
output switching dan selanjutnya akan berubah pula cahaya yang diberikan ke receiver di
optocoupler, dan tegangan yang mengalir ke F/B, pada STR akan berubah sebanding dengan
perubahan pada tegangan output pada kisaran 125v,tergantung merek dan ukuran TV.
Ini adalah proses pada saat menyetabilkan tegangan output menggunakan optocoupler
Ciri-ciri kerusakan pada optocoupler adalah:
TV mati total, TV standby, Gambar menyempit, Transformator flyback bunyi.
Jawab 1:
1) Fungsi optocoupler : menghubungkan dan sekaligus mengisolasi antara satu rangkaian
dengan rangkaian lain secara optik (sinar) sehingga tidak terjadi hubungan secara galvanis.
2) Optocoupler tidak memiliki nilai kapasitansi, karena didalamnya terdiri dari pemancar sinar
(LED atau lampu) dan penerima sinar (LDR, photo diode atau photo transistor). Ada juga yang
diperlengkapi dengan driver untuk SCR atau Triac.
3) Nggak bisa, cara ngetest nya dicoba dirangkaian.
4) Yang membuat rusak :
- Kelebihan tegangan input - Kelebihan arus output - Salah menyambung.
Jawab 2:
Example pada power suply switching....
Block primer dan sekunder power suply switching adalah terpisah, akan tetapi jika sekunder mendapat
beban, maka sekunder harus bisa mengisyaratkan ke primer agar menambah arus input ke block
switching primer agar tegangan sekunder selalu terjaga. Maka optocoupler inilah yang men jembatani
pengisyaratan antara primer dan sekunder tersebut. Dalam kata lain block primer dan sekunder ( pada
switching) menjadi murni terpisah dan saling terkontrol dengan adanya optocoupler tersebut.
Dengan demikian maka
1. Fungsi optocoupler adalah sebagai media control dengan pemanfaatan cahaya LED ( Di dalam
optocupler) untuk mengatur/mengontrol konduksi dari sebuah phototransistor yang juga berada dalam
optocoupler.
2. Pada pin 1 dan 2 adalah anoda dan katoda dari sebuah dioda ( notabene dioda infra red) , sedangkan
4 dan 3 adalah colektor dan emitor dari phototransistor. Mereka terpisah, akan tetapi dapat
bekerjasama.
Jadi
ia
hanya
terdiri
dari
dioda
dan
photo
transistor.
3. Caranya mudah namun anda harus punya 2 buah multi tester Analog,
==>
Kedua
tester
masing-masng
adalah
pada
selektor
OHM
meter
X1.
==> Tester pertama probe hitam di kaki 4 dan probe merah di kaki 3, pada kondisi baik, maka nilai yang
di tunjukkan tester adalah tak terhingga atau tak terbaca, kemudian ikatlah probe tester tersebut
dengan kuat atau agar tetap menempel pada pin 4 dan 3.
==>Tester yang kedua, probe hitam di tempelkan pada pin 1 dan merah pada pin 2,( Trik menyalakan
lampu LED dengan tester), maka hal ini di anggap LED dalam optocoupler akan menyala,,,maka
perhatikanlah tester pertama, jika optocoupler masih baik, maka jarum tester pertama akan
menyimpang hingga ke nilai 0 ohm. dan jika salah satu probe tester kedua di lepas maka nilai
penunjukkan tester pertama akan kembali menjadi tak terhingga..
==> Yang paling sering merusak Optocoupler adalah naiknya tegangan pada input pada pin 1 dan 2,
sehingga LEDnya menjadi rusak,,Pada kondisi berbeda, rusaknya Final switching primer membuat
tegangan tingginya menembus hingga ke pin 3 dan 4 optocoupler, dan maka tamatlah optocoupler...
Optocuopler tidak sendiri dalam mengeksekusi proses antara primer dan sekunder pada switching, akan
tetapi ia hanya sebagai kontrol dan kemudian arusnya yang kecil akan di perkuat.