Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN FISIS

Pengkuran Laju Aliran Udara


Menggunakan Pitot-Static Tube (Fan Test)

Disusun oleh:
Nama : Ahmad Tathmainul QulubiMutsanna
Rangga Mahesa
Nadia Aulia Rahman
Muhammad Rasyid Mumtaz
Nandita Nurul Anisa
Kelas : En- 4A
Grup/Kelompok : 4a
Penguji/Pembimbing : Cecep Slamet Abadi, M.T.

Jurusan Teknik Mesin


Politeknik Negeri
Jakarta 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai mahasiswa/i program studi Teknik Konversi Energi, kami diharapkan untuk
memahami berbagai macam peralatan yang nantinya akan digunakan pada industri seperti
pembangkit, pertambangan dan lain-lain. Salah satualat yang akandigunakan adalah fan, yang
nantinya akan di bagi dalam beberapa macam seperti pompa, kompressor dan lain-lain dan
akan di bahas pada bab II.

B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa/i diharapkan mampu mengukur kecepatan udara
2. Mahasiswa/i diharapkan mampu mengukur daya motor
3. Mahasiswa/i diharapkan dapat mengetahui distribusi aliran pada saluran
4. Mahasiswa/i diharapkan dapat mengetahui hubungan daya dengan debit aliran dan
kecepatan aliran
BAB II
DASAR TEORI

A. Pengertian Fan

Fan adalah perangkat mekanis yang digunakan untuk membuat aliran gas kontinu seperti
udara. Dalam setiap sistem pendingin, yang menggunakan gas sebagai penghantar, fan adalah
unit wajib yang menciptakan aliran udara dalam sistem. Sistem ini dapat dilihat dalam fan
sederhana yang digunakan di rumah tangga atau kipas pendingin eksternal untuk mesin
pembakaran internal. Ketika membutuhkan tekanan yang lebih tinggi diperlukan blower yang
digunakan sebagai pengganti fan.
Fan biasanya terdiri dari baling-baling atau pisau tetap ke sebuah hub, biasanya disebut
impeller. Mekanisme penggerak seperti motor atau drive belt akan terhubung untuk
menciptakan gerak rotasi impeller. Mekanisme gerak bisa diatur sehingga alirannya bisa
sentrifugal maupun aksial.
Fan aksial meniup gas sepanjang sumbu rotasi, dan biasanya digunakan sebagai
pendingin kipas di rumah tangga, mobil, dan bahkan di komputer. Struktur fan yang lebih
besar digunakan di mesin turbojet, mesin pendingin udara industri, dan dalam terowongan
angin, untuk memberikan aliran volume gas yang besar.
Fan sentrifugal meniup gas radial keluar dari sumbu impeller. Mereka juga dikenal
sebagai Kipas kandang Squirrel, karena tampilannya mirip kandang yang digunakan untuk
latihan tupai. Gas tersedot dari rongga hingga ketengah impeller kemudian didorong keluar
oleh gaya sentrifugal yang bekerja pada gas karena gerak rotasi. Fan sentrifugal adalah jenis
yang paling umum digunakan dalam perangkat HVAC modern.
Daya masukan yang digunakan diperoleh dari motor listrik. Efisiensi fan adalah
perbandingan udara antara daya aliran udara disbanding daya poros untuk menggerakkan fan.
Daya aliran udara yang dihasilkan tergantung pada tekanan dan laju aliran udara.
Pada pengujian ini, pengukuran laju aliran udara dapat dipilih menggunakan nosel,
venturi atau tabung pilot statik
Tabel 2.1 Perbedaan antara Fan, Blower, dan Kompresor

Perbandingan Kenaikan tekanan


Peralatan
Spesifik (mmWg)
Fan Sampai 1,11 1136
Blower 1,11 sampai 1,20 1136 –2066
Kompresor Lebih dari 1,20 -

a. Karakteristik sistem
Istilah “resistansi sistem” digunakan bila mengacu tekanan statis. Resistansi sistem
merupakan jumlah kehilangan tekanan statis dalam sistem. Resistansi sistem merupakan
fungsi
pola susunan saluran, pengambilan, lengkungan, dan penurunan tekanan yang melintasi
peralatan, sebagai contoh bag filter atau siklon. Resitansi sistem bervariasi terhadap volume
aliran udara yang memasuki sistem. Untuk udara volume tertentu, fan dalam sistem dengan
saluran sempit dan banyak tikungan dengan radius pendek akan lebih bekerja keras untuk
mengatasi resistansi sistem yang lebih besar daripada sistem dengan saluran yang lebih besar
dan dengan lebih sedikit jumlah belokan dan panjang. Saluran panjang yang sempit dengan
banyak bengkokan dan tikungan akan memerlukan lebih
banyak energy untuk menarik udara untuk dilaluinya. Sebagai akibatnya, untuk kecepatan
fan yang sama, fan akan mampu menarik lebih sedikit melalui sistem ini daripada yang
melalui sistem pendek tanpa ada belokan. Dengan begitu maka resistansi sistem meningkat
jika volum udara yang mengalir ke sistem meningkat.
Sebaliknya, resistansi berkurang jika alirannya berkurang. Untuk menentukan berapa
volume fan yang akan dihasilkan, penting untuk mengetahui karakteristik resistansi sistem
dapat diukur. Pada sistem yang sudah didesain, namun tidak dibangun, resistansi sistem harus
dihitung. Kurva resistansi sistem dihasilkan dengan berbagai laju aliran pad sumbu –x dan
resistansinya pada sumbu –y.

Gambar 2.1Kurva Sistem Fan dan


Pengaruhnya pada Resistansi
Sistem
(sumber: www.energyeffesiensiasia.org)

b. Karakteristik sistem
Karakteristik fan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva fan. Kurva fanmerupakan kurva
kinerja untuk fan tertentu pada sekumpulan kondisi yang spesifik.Kurva fan merupakan
penggambaran grafik dari sejumlah parameter yang saling terkait. Biasanya sebuah kurva
akan dikembangkan untuk sekumpulan kondisi yang diberikan termasuk: volum fan, tekanan
statis sistem, kecepatan fan,dan tenaga yang diperlukan untuk menggerakan fan pada kondisi
yang diketahui.Beberapa kurva fan jugaa kan melibatkan kurva efisiensi sehingga desainer
systemakan mengetahui kondisi pada kurva fan dimana fan akan beroperasi (lihat Gambar
2.2). Dari banyak kurva yang diketahui pada gambar, kurva tekanan statis(SP)versusaliran
pada merupakan kuva yang sangat penting.
Perpotongan kurva sistem dan tekanan statis merupakan titik operasi. Bila,resistansi sistem
berubah, titik operasi juga berubah. Sekali titik operasiditeta pkan, daya yang diperlukan
dapat ditentukan dengan mengikuti garis tegak lurus yang melintas melalui titik operasi ke
titik potong dengan kurva tenaga(BHP).Sebuah garis lurus yang digambar melalui
perpotongan dengan kurvatenaga akan mengarah ke daya yang diperlukan pada sumbu tegak
lurus sebelahkanan. Pada kurva yang digambarkan, efisiensi kurva juga disuguhkan.

Gambar 2.2 Kurva Efisiensi Fan


(sumber: www.energyeffesiensiasia.org)
c. Karakteristik sistem dan kurva fan
Pada berbagai sistem fan,resistansi terhadapaliran udara (tekanan) jika aliran udara
meningkat. Sebagaimana disebutkasnsebelumnya, resistansi inibe rvariasi dengan kuadrat
aliran. Tekanan yang diperlukan oleh sistem pada suatu kisaran aliran dapat ditentukan dan
“kurva kinerja sistem” dapat dikembangkan(ditunjukkan sebagai SC).
Kemudian kurva sistem ini dapat diplotkan pada kurva fan untuk menunjukan titik operasi
fan yang sebenarnya pada "A" dimana dua kurva (N1dan SC1) berpotongan. Titik operasinya
yaitu aliran udara Q1 terhadaptekananP1. Sebuah fan beroperasi pada kinerja yangdiberikan
oleh pabrik pembuatnyauntuk kecepatan fan tertentu (grafik kinerja fanmemperlihatkan kurva
untuk serangkaian kecepatan fan). Pada kecepatan fanN1, fan akan beropera si,sepanjang
kurva kinerja N1 sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.3. Titik operasi fan yang
sebenarnya tergantung pada resistansi sistem, titik operasi fan “A” adalah aliran (Q1)
terhadap tekanan (P1).
Dua metode dapat digunakan untuk menurunkan aliran udara dari Q1 ke Q2:Metode pertama
adalah membatasi aliran udara dengan menutup sebagiandam per dalam sistem. Tindakan ini
menyebabkan kurva kinerja sistem yang baru(SC2) dimana tekanan yang dikehendaki lebih
besar untuk aliran udara yang diberikan. Fan sekarang akan beroperasi pada "B" untuk
memberikan aliran udarayang berkurang Q2 terhadap tekanan yang lebih tinggi P2.
Metode kedua untuk menurunkan aliran udara adalah dengan menurunkankecepatan dari N1
ke N2, menjaga damper terbuka penuh. Fan akan beroperasi pada "C" untuk memberikan
aliran udara Q2 yang sama, namun pada tekanan P3yang lebih rendah. Jadi, menurunkan
kecepatan fan merupakan metode yang efisien untuk mengurangi aliran udara karena daya
yang diperlukan berkurang dan lebih sedikit energi yang dipakai.

Gambar 2.3Kurva Kinerja Fan


(sumber: www.energyeffesiensiasia.org
d. Hukum fan
Fan beroperasi di bawah beberapa hukum tentang kecepatan, daya dantek anan. Perubahan
dalam kecepatan (putaran per menit atau RPM ) berbagai fan akan memprediksi
perubahan kenaikan tekanan dan daya yang diperlukan untuk mengoperasikan fan pada RPM
yang baru. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Kecepatan, Tekanan, dan Daya

Fan
(sumber: www.energyeffesiensiasia.org)

e. Jenis-jenis fan
Jenis-jenis fan antara lain fan sentrifugal dan fan aksial. Fan sentrifugal menggunakan
impellerberputar untuk menggerakan aliran udara, sedangkan fanaksial menggerakan aliran
udara sepanjang sumbu fan.
B. Persamaan Kontinuitas

Sebuah persamaan kontinuitas dalam fisika adalah persamaan yang menggambarkan


transportasi dari kuantitas kekal . Sejak massa, energi, momentum, muatan listrik dan
kuantitas alam lainnya dilestarikan dalam kondisi masing-masing yang sesuai, berbagai
fenomena fisik dapat dijelaskan menggunakan persamaan kontinuitas. Sebuah persamaan
kontinuitas adalah kasus khusus yang lebih umum persamaan transport .

A1 . V1 = A2 . V2

Dimana A1 = luaspenampang di daerah 1 (m2)

V1 = Kecepatanfluidapadadaerah 1 (m/s)

A2 = luaspenampang di daerah 2 (m2)

V2 = Kecepatanfluidapadadaerah 2 (m/s)

C. Persamaan Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut.

P + ρgh + 1ρv 2 = C
2
1ρv1 2
P1 + ρgh1 + = P2 + ρgh2 + 1ρv2 2
2 2

Dimana P1 = tekanan di daerah 1 (N/m 2)


P2 = tekanan di daerah 2 (N/m2)
ρ = massajenisfluida (kg/m3)
v1 = Kecepatanfluidapadadaerah 1 (m/s)

v2= Kecepatanfluidapadadaerah 2 (m/s)


2
g = percepatangravitasi (m/s )
h1= pengaruhketinggianterhadapfluidadaerah 1 (m)
h2= pengaruhketinggianterhadapfluidadaerah2 (m)
D. Pitot Tube

Tabung Pitot atau sering disebut pipa pitot ini merupakan suatu peralatan yang dapat
dikembangkan sebagai pengukur kecepatan gerak pesawat terbang. Digunakan untuk
mengukur tekanan dan kecepatan aliran fluida di suatu titik.

2 (P1− P2)
V=√
𝜌

Dimana V = kecepatanfluida (m/s)


P1= tekanan di daerah 1 (N/m 2)

P2 = tekanan di daerah 2 (N/m2)

ρ = massa jenis fluida (kg/m3)


BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Lokasi dan Waktu
Tanggal : 22 Maret 2022

Lokasi : Laboratorium Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Jakarta

B. Alat yang di butuhkan


No. Alat Gambar Jumlah
1. Panel Kontrol 1

2. Manometer 1

3. Pitot-tube dengan 1
penggaris ukur

4. Instalasi Fan 1

C. Langkah Kerja
a. Persiapan Percobaan :
1. Menyusun pipa plastik sesuai pengujian yang akan dilakukan atau ditentukan oleh
pembimbing.
2. Menghubungkan ujung-ujung manometer yang pendek pada saluran masukan dan
keluaran peukur laju aliran dengan menggunakan pipa plastik yang tersedia. Cek agar
arahnya tidak terbalik.
3. Menghubungkan manometer dengan saluran pipa pengarah. Dengan
demikian, perbedaan tekanan di dalam saluran dapat diketahui.
4. Menutup ujung saluran keluaran udara (jangan rapat sekali sekali, ini akan
mengakibatkan torsi start yang besar).
5. Percobaan siap dilakukan.

b. Urutan Percobaan :
1. Menyiapkan tabel data pengukuran.
2. Mengkalibrasi pengukur tekanan dan torsi.
3. Menghidupkan catu daya listrik
4. Membesarkan kecepatan motor fan sampai mencapai harga tertentu (1500-3000
rpm). Catatlah besaran-besaran yang diperlukan.
5. - Mengulangi prosedur C1
- Mengulangi prosedur C2

C.1
1. Mempersiapkan alat uji fan test
2. Operasikan motor listrik, agar fan mendapatkan daya
3. Menghidupkan fan dan mengatur putaran pada kecepatan awal yaitu 1500 rpm
4. Dekatkan anemometer dengan putaran fan sehingga dapat terukur kecepatannya.
5. Mengatur bukaan tutup fan test untuk mendapatkan nilai h.
6. Mencatat besarnya tegangan, arus, putaran fan dan bukaan saluran udara pada alat.
7. Mengulangi langkah 4-6 dengan putaran masing-masing
sebesar 1500,2000,2500,3000 rpm

C.2
1. Operasikan motor listrik, agar fan mendapatkan daya.
2. Input kecepatan fan di mulaipada 3000 rpm
3. Ukur ketinggian menggunakan mistar, dengan interval 0 – 13,5 naikkan ketinggian
dengan penambahan 0,5
4. Lihatberapa ΔP, torsi, tegangan, dan arus yang terbaca pada alat.
5. Lakukan step 1-4, dengan kecepatan fan sebesar 1500,2000,2500, dan 3000 (rpm)
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
A. Data Percobaan

1. Jumlah putaran motor (N) : 1500 RPM

RPM ΔP Torsi h V I v2 v

1504 0 0.09 0 80 0.5 0.00 0


1503 0.005 0.08 0.5 80 0.5 7.95 2.82
1503 0.01 0.08 1 80 0.5 16.00 4
1502 0.01 0.08 1.5 80 0.5 16.00 4
1504 0.015 0.08 2 80 0.5 23.91 4.89
1503 0.02 0.08 2.5 80 0.5 31.92 5.65
1504 0.02 0.08 3 80 0.5 31.92 5.65
1503 0.02 0.08 3.5 80 0.5 31.92 5.65
1504 0.02 0.08 4 80 0.5 31.92 5.65
1507 0.02 0.08 4.5 80 0.5 31.92 5.65
1509 0.02 0.08 5 80 0.5 31.92 5.65
1512 0.02 0.07 5.5 80 0.5 31.92 5.65
1511 0.02 0.07 6 80 0.5 31.92 5.65
1508 0.02 0.07 6.5 80 0.5 31.92 5.65
1511 0.02 0.07 7 80 0.5 31.92 5.65
1506 0.02 0.07 7.5 80 0.5 31.92 5.65
1511 0.02 0.07 8 80 0.5 31.92 5.65
1508 0.02 0.07 8.5 80 0.5 31.92 5.65
1511 0.02 0.07 9 80 0.5 31.92 5.65
1509 0.02 0.07 9.5 80 0.5 31.92 5.65
1508 0.02 0.07 10 80 0.5 31.92 5.65
1507 0.02 0.07 10.5 80 0.5 31.92 5.65
1509 0.02 0.07 11 80 0.5 31.92 5.65
1509 0.02 0.07 11.5 80 0.5 31.92 5.65
1507 0.015 0.07 12 80 0.5 23.91 4.89
1509 0.015 0.07 12.5 80 0.5 23.91 4.89
1506 0.01 0.07 13 80 0.5 16.00 4
1511 0.005 0.07 13.5 80 0.5 7.95 2.82
2. Jumlah putaran motor (N) : 2000 RPM

RPM ΔP Torsi h V I v v2

2008 0 0.09 0 106 0.7 0 0


2009 0.01 0.09 0.5 106 0.7 4 16

2001 0.01 0.08 1 106 0.7 4 16

2012 0.02 0.08 1.5 106 0.7 5.6568 32


2012 0.03 0.08 2 106 0.7 6.9282 48

2008 0.03 0.08 2.5 106 0.7 6.9282 48

2008 0.03 0.08 3 106 0.7 6.9282 48


2010 0.03 0.08 3.5 106 0.7 6.9282 48

2010 0.03 0.08 4 106 0.7 6.9282 48

2015 0.04 0.08 4.5 106 0.7 8 64


2012 0.04 0.08 5 106 0.7 8 64

2013 0.04 0.08 5.5 106 0.7 8 64

2010 0.04 0.09 6 106 0.7 8 64


2008 0.04 0.09 6.5 106 0.7 8 64

2010 0.04 0.09 7 106 0.7 8 64

2010 0.04 0.09 7.5 106 0.7 8 64


2013 0.04 0.09 8 106 0.7 8 64

2012 0.03 0.09 8.5 106 0.7 6.9282 48

2015 0.03 0.08 9 106 0.7 6.9282 48


2014 0.03 0.08 9.5 106 0.7 6.9282 48

2013 0.03 0.08 10 106 0.7 6.9282 48

2012 0.03 0.08 10.5 106 0.7 6.9282 48


2015 0.02 0.08 11 106 0.7 5.6568 32

2013 0.02 0.08 11.5 106 0.7 5.6568 32

2012 0.02 0.08 12 106 0.7 5.6568 32


2014 0.02 0.08 12.5 106 0.7 5.6568 32

2014 0.01 0.08 13 106 0.7 4 16


2013 0.01 0.08 13.5 106 0.7 4 16
3. Jumlah putaran motor (N) : 2500 RPM

RPM ΔP Torsi h V I v v2

2540 0.01 0.08 0 135 0.9 4 16


2540 0.02 0.08 0.5 135 0.9 5.6568 32

2540 0.03 0.08 1 135 0.9 6.9282 48

2538 0.04 0.08 1.5 135 0.9 8 64


2539 0.04 0.08 2 135 0.9 8 64

2539 0.05 0.08 2.5 135 0.9 8.9442 80

2544 0.05 0.08 3 135 0.9 8.9442 80


2543 0.06 0.08 3.5 135 0.9 9.7979 96

2544 0.06 0.08 4 135 0.9 9.7979 96

2542 0.07 0.08 4.5 135 0.9 10.583 112


2540 0.07 0.08 5 135 0.9 10.583 112

2542 0.08 0.08 5.5 135 0.9 11.3137 128

2545 0.08 0.08 6 135 0.9 11.3137 128


2547 0.08 0.08 6.5 135 0.9 11.3137 128

2549 0.08 0.08 7 135 0.9 11.3137 128

2545 0.08 0.08 7.5 135 0.9 11.3137 128


2545 0.08 0.08 8 135 0.9 11.3137 128

2543 0.07 0.08 8.5 135 0.9 10.583 112

2541 0.08 0.08 9 135 0.9 11.3137 128


2545 0.07 0.08 9.5 135 0.9 10.583 112

2545 0.06 0.08 10 135 0.9 9.7979 96

2546 0.07 0.08 10.5 135 0.9 10.583 112


2548 0.07 0.08 11 135 0.9 10.583 112

2548 0.06 0.08 11.5 135 0.9 9.7979 96

2544 0.06 0.08 12 135 0.9 9.7979 96


2541 0.05 0.08 12.5 135 0.9 8.9442 80

2541 0.03 0.08 13 135 0.9 6.9282 48


2550 0.02 0.08 13.5 135 0.9 5.6568 32
4. Jumlah putaran motor (N) : 3000 RPM

RPM ΔP Torsi h V I v v2

3082 0.04 0,12 0 155 1.3 8 64

3116 0.05 0,10 0.5 155 1.3 8.9442 80

3129 0.05 0,09 1 155 1.3 8.9442 80

3139 0.06 0,10 1.5 155 1.3 9.7979 96

3145 0.08 0,09 2 155 1.3 11.3137 128

3145 0.09 0,09 2.5 155 1.3 12 144

3152 0.09 0,09 3 155 1.3 12 144

3155 0.11 0,10 3.5 155 1.3 13.2664 176

3162 0.12 0,09 4 155 1.3 13.8564 192

3164 0.13 0,10 4.5 155 1.3 14.4222 208

3115 0.14 0,09 5 155 1.3 14.9666 224

3180 0.15 0,09 5.5 155 1.3 15.4919 240

3111 0.14 0,09 6 155 1.3 14.9666 224

3182 0.15 0,09 6.5 155 1.3 15.4919 240

3181 0.15 0,09 7 155 1.3 15.4919 240

3183 0.14 0,09 7.5 155 1.3 14.9666 224

3189 0.14 0,08 8 155 1.3 14.9666 224

3190 0.15 0,08 8.5 155 1.3 15.4919 240

3190 0.16 0,08 9 155 1.3 16 256

3189 0.12 0,09 9.5 155 1.3 13.8564 192

3198 0.14 0,09 10 155 1.3 14.9666 224

3199 0.12 0,08 10.5 155 1.3 13.8564 192

3205 0.13 0,08 11 155 1.3 14.4222 208

3203 0.12 0,08 11.5 155 1.3 13.8564 192

3203 0.11 0,08 12 155 1.3 13.2664 176

3202 0.11 0,08 12.5 155 1.3 13.2664 176

3201 0.08 0,08 13 155 1.3 11.3137 128


3209 0.06 0,08 13.5 155 1.3 9.7979 96
B. Diagram Kecepatan
1. Kecepatan aliran pada N = 1500 RPM

13
12
11
10
9
8
7
6

Series1
Poly. (Series1)

5
4
3
2
1
0

0 1 2 3 4 5 6 7

2. Kecepatan aliran pada N = 2000 RPM

13
12
11
10
9
8
7
6
5
4 Series1
3 Poly. (Series1)
2
1
0

0123456789
3. Kecepatan aliran pada N = 2500 RPM

13
12
11
10
9
8
7

Series1
6Poly. (Series1)
5
4
3
2
1
0

02468101214

4. Kecepatan aliran pada N = 3000 RPM

13
12
11
10
9
8
7
6

Series1
Poly. (Series1)

5
4
3
2
1
0

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
BAB V
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa
1. Percobaan C.1

1.a. 1500 rpm


 Diketahui diameter bukaan saluran 15 cm = 0,15 m, bukaan 1 cm = 0,01m
Sehingga kelilingnya= π x D = (3,14) (0,15) = 0,471 m
 Sampel perhitungan diambil dari tabel pada N = 1500 rpm
 N x 2π 1500 x 2 x 3,14
ω= 60 = 60 = 157 rad/s

 A = Keliling diameter bukaan saluran x panjang bukaan


saluran A = 0,471x 0,01 = 0,004 m2

 Pmekanik = τ ω
Pmekanik = (0,09) (157) = 14,13 Watt

 Plistrik = V I
Plistrik = (80) (0,5) = 40 Watt

 Q=Av
Q = (0,004) (0) = 0 m3/s

 Plistrik
η = Pmekanik x 100%
40
η =14,13 x 100% = 2,831 %
 N = 1500 rpm

ω Bukaan Torsi Tegangan Arus Kecepatan A Pmekanik Pelektrik Q η


(rad/s) (m) (N . m) (Volt) (Ampere) (m/s) (m2) (Watt) (Watt) (m3/s) (%)

0.01 0.09 80 0.5 0 0.004 14,13 40 0 2,831


0.02 0.08 80 0.5 2.82 0.008 12,56 40 0,023 3,185

157 0.03 0.08 80 0.5 4 0.013 12,56 40 0,052 3,185


0.04 0.08 80 0.5 4 0.017 12,56 40 0,068 3,185
0.05 0.08 80 0.5 4.89 0.021 12,56 40 0,103 3,185
1.b. 2000 rpm
 Diketahui diameter bukaan saluran 15 cm = 0,15 m, bukaan 1 cm = 0,01m
Sehingga kelilingnya= π x D = (3,14) (0,15) = 0,471 m
 Sampel perhitungan diambil dari tabel pada N = 2000 rpm
 N x 2π 2000 x 2 x 3,14
ω= 60 = 60 = 209,3 rad/s

 A = Keliling diameter bukaan saluran x panjang bukaan


saluran A = 0,471x 0,01 = 0,004 m2

 Pmekanik = τ ω
Pmekanik = (0,09) (209,3) = 18,837Watt

 Plistrik = V I
Plistrik = (106) (0,7) = 74,2 Watt

 Q=Av
Q = (0,004) (0) = 0 m3/s

 Plistrik
η = Pmekanik x 100%
74,2
η =18,837 x 100% = 3,939 %
 N = 2000 rpm

ω Bukaan Torsi Tegangan Arus Kecepatan A Pmekanik Pelektrik Q η


(rad/s) (m) (N . m) (Volt) (Ampere) (m/s) (m2) (Watt) (Watt) (m3/s) (%)

0.01 0.09 106 0.7 0 0.004 18,837 74,2 0 3,939


0.02 0.09 106 0.7 4 0.008 18,837 74,2 0,32 3,939

209,3 0.03 0.08 106 0.7 4 0.013 16,744 74,2 0,052 4,431
0.04 0.08 106 0.7 5.6568 0.017 16,744 74,2 0,096 4,431
0.05 0.08 106 0.7 6.9282 0.021 16,744 74,2 0,145 4,431

1.c. 2500 rpm


 Diketahui diameter bukaan saluran 15 cm = 0,15 m, bukaan 1 cm = 0,01m
Sehingga kelilingnya= π x D = (3,14) (0,15) = 0,471 m
 Sampel perhitungan diambil dari tabel pada N = 2500 rpm
 N x 2π 2500 x 2 x 3,14
ω= 60 = 60 = 261,6rad/s
 A = Keliling diameter bukaan saluran x panjang bukaan
saluran A = 0,471x 0,01 = 0,004 m2

 Pmekanik = τ ω
Pmekanik = (0,08) (261,6) = 20,928 Watt

 Plistrik = V I
Plistrik = (135) (0,9) = 121,5 Watt

 Q=Av
Q = (0,004) (4) = 0,016 m3/s

 Plistrik
η = Pmekanik x 100%
121,5 x 100% = 5,806 %
η =20,928
 N = 2500 rpm

ω Bukaan Torsi Tegangan Arus Kecepatan A Pmekanik Pelektrik Q η


(rad/s) (m) (N . m) (Volt) (Ampere) (m/s) (m2) (Watt) (Watt) (m3/s) (%)

0.01 0.08 135 0.9 4 0.004 20,928 121,5 0,016 5,806


0.02 0.08 135 0.9 5.6568 0.008 20,928 121,5 0,045 5,806

261,6 0.03 0.08 135 0.9 6.9282 0.013 20,928 121,5 0,09 5,806
0.04 0.08 135 0.9 8 0.017 20,928 121,5 0,136 5,806
0.05 0.08 135 0.9 8 0.021 20,928 121,5 0,168 5,806

1.d. 3000 rpm


 Diketahui diameter bukaan saluran 15 cm = 0,15 m, bukaan 1 cm = 0,01m
Sehingga kelilingnya= π x D = (3,14) (0,15) = 0,471 m
 Sampel perhitungan diambil dari tabel pada N = 3000 rpm
 N x 2π 3000 x 2 x 3,14
ω= 60 = 60 = 314 rad/s

 A = Keliling diameter bukaan saluran x panjang bukaan


saluran A = 0,471x 0,01 = 0,004 m2

 Pmekanik = τ ω
Pmekanik = (0,12) (314) = 37,68 Watt
 Plistrik = V I
Plistrik = (155) (1,3) = 201,5 Watt

 Q=AV
Q = (0,004) (8) = 0,032 m3/s

 Plistrik
η = Pmekanik x 100%
201,5
η= x 100% = 5,347 %
37,68
 N = 3000 rpm

ω Bukaan Torsi Tegangan Arus Kecepatan A Pmekanik Pelektrik Q η


(rad/s) (m) (N . m) (Volt) (Ampere) (m/s) (m2) (Watt) (Watt) (m3/s) (%)

0.01 0.12 155 1,3 8 0.004 37,68 201,5 0,032 5,347


0.02 0.10 155 1,3 8.9442 0.008 31,4 201,5 0,072 6,417

314 0.03 0.09 155 1,3 8.9442 0.013 28,26 201,5 0,116 7,13
0.04 0.10 155 1,3 9.7979 0.017 31,4 201,5 0,167 6,417
0.05 0.09 155 1,3 11.3137 0.021 28,26 201,5 0,238 7,13

2. Percobaan C.2
 Pada N = 1500 rpm, di dapat torsi rata-rata 0,07 Nm
 Pada N = 2000 rpm, di dapat torsi rata-rata 0,08 Nm
 Pada N = 2500 rpm, di dapat torsi rata-rata 0,08 Nm
 Pada N = 3000 rpm, di dapat torsi rata-rata 0,10 Nm
 Pada N = 1500 rpm, di dapat Vmax 5,65 m/s
 Pada N = 2000 rpm, di dapat Vmax 8 m/s
 Pada N = 2500 rpm, di dapat Vmax 11.314 m/s
 Pada N = 3000 rpm, di dapat Vmax 15.492 m/s
Torsi
N Vmax Pmekanik N Tegangan Arus Plistrik
Rata-rata
(rpm) (m/s) (Watt) (rpm) (Volt) (Ampere) (Watt)
(N . m)
1500 0.07 5,65 10,99 1500 80 0.5 40
2000 0.08 8 16,76 2000 106 0.7 74,2
2500 0.08 11.314 20,94 2500 135 0.9 121,5
3000 0.10 15.492 31,42 3000 155 1.3 201,5

Sampel perhitungan
Pmekanik = τ ω Plistrik= V I

Pmekanik = τ 2𝜋𝑛
60 Plistrik = (80)(0,5)
2 (3,14)(1500)
Pmekanik = (0,07) ( ) Plistrik = 40 watt
60

Pmekanik = 10,99 watt

Kurva daya terhadap kecepatan

Grafik Daya terhadap Kecepatan


250

201.5
200

150
121.5
Daya

100
74.2

40
50 31.42
16.76 20.94
10.99

0
5.65 8 11.314 15.492
v (m/s)

Kurva di atas menunjukkan bahwa semakin cepat putaran fan, maka kecepatan
putarannya juga akan semakin besar, dan daya yang dihasilkan akan semakin besar pula.
BAB VI
PENUTUP
a. Kesimpulan

1) Perlu dilaksanakannya kalibrasi pada alat ukur manometer pada lab . fan test hal
ini dibuktikan dengan data yang dihasilkan pada praktikum kami.

2) Pada praktikum fan test Plistrik yang dihasilkan lebih besar dibandinkan Pelektrik
yang dihasilkan.
3) Semakin cepat putaran fan, maka nilai torsi dan kecepatan sudutnya semakin besar, sehingga
nilai Pmekanik nya semakin besar.
4) Semakin cepat putaran fan, maka nila tegangan dan arus semakin besar, sehingga nilai Pelektrik
nya semakin besar.
5) Semakin cepat putaran fan, maka kecepatan sudu yang bergerak semakin besar, sehingga
mempengaruhi laju aliran (Q menjadi lebih besar).
6) Untuk perubahan tekanan, torsi dan kecepatan, nilainya akan semakin besar saat mencapai titik
puncaknya, dan nilainya akan kembali turun.
7) Di Lihat dari hubungan debit dan efisiensi, maka :
 Pada N = 1500 rpm, di dapat η maksimum berada saat laju alirannya 0,023 m3/s, yaitu
sebesar 31,85 %
 Pada N = 2000 rpm, di dapat η maksimum berada saat laju alirannya 0,052 m3/s, yaitu
sebesar 44,31 %
 Pada N = 2500 rpm, di dapat η maksimum berada saat laju alirannya 0,016 m3/s , yaitu
sebesar 58,06 %
 Pada N = 3000 rpm, di dapat η maksimum berada saat laju alirannya 0,238 m3/s; 0,075 ,yaitu
sebesar 71,03 %
8) Semakin cepat putaran fan, maka kecepatan putarannya juga akan semakin besar

 Pada N = 1500 rpm, di dapat Vmax 5,65 m/s


 Pada N = 2000 rpm, di dapat Vmax 8 m/s
 Pada N = 2500 rpm, di dapat Vmax 11.314 m/s
 Pada N = 3000 rpm, di dapat Vmax 15.492 m/s
b. Saran
1) Ikuti prosedur / langkah kerja pada jobsheet
2) Terapkan K3 saat melakukan praktikum
3) Terapkan 5M saat praktikum
4) Teliti dalam membaca alat ukur
5) Bacalah prosedur seblum melakukan percobaan atau praktek

Anda mungkin juga menyukai