PENDAHULUAN
TIU :
BAB II
DASAR TEORI
a. Karakteristik sistem
Istilah resistansi sistem digunakan bila mengacu tekanan
statis. Resistansi system merupakan jumlah kehilangan tekanan statis
dalam sistem. Resistansi sistem merupakan fungsi pola susunan
saluran, pengambilan, lengkungan dan penurunan tekanan yang
melintasi peralatan, sebagai contoh bag filter atau siklon. Resistansi
sistem bervariasi terhadap volume aliran udara yang memasuki
sistem. Untuk volume udara tertentu, fan dalam sistem dengan
saluran sempit dan banyak tikungan dengan radius pendek akan
bekerja lebih keras untuk mengatasi resistansi sistem yang lebih
besar daripada dalam sistem dengan saluran yang lebih besar dan
dengan lebih sedikit jumlah belokan dan panjang. Saluran panjang
yang sempit dengan banyak bengkokan dan tikungan akan
memerlukan lebih banyak energi untuk menarik udara untuk
melaluinya. Sebagai akibatnya, untuk kecepatan fan yang sama, fan
akan mampu menarik lebih sedikit melalui sistem ini daripada yang
melalui sistem pendek tanpa ada belokan. Dengan begitu maka
resistansi sistem meningkat jika volum udara yang mengalir ke
sistem meningkat.
Sebaliknya, resistansi berkurang jika alirannya berkurang.
Untuk menentukan berapa volum fan yang akan dihasilkan, penting
untuk mengetahui karakteristik resistansi sistem. Pada sistem yang
ada, resistansi sistem dapat diukur. Pada sistem yang sudah didesain,
namun tidak dibangun, resistansi sistem harus dihitung. Kurva
resistansi sistem dihasilkan dengan berbagai laju aliran pada sumbux dan resistansinya pada sumbu-y.
Gambar 2.1 Kurva Sistem Fan dan Pengaruhnya pada Resistansi Sistem
(sumber:www.energyeffesiensiasia.org)
b. Karakteristik fan
Karakteristik fan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva fan.
Kurva fan merupakan kurva kinerja untuk fan tertentu pada
sekumpulan kondisi yang spesifik. Kurva fan merupakan
penggambaran grafik dari sejumlah parameter yang saling terkait.
Biasanya sebuah kurva akan dikembangkan untuk sekumpulan
kondisi yang diberikan termasuk: volum fan, tekanan statis sistem,
kecepatan fan, dan tenaga yang diperlukan untuk menggerakan fan
pada desainer sistem akan mengetahui kondisi pada kurva fan
dimana fan akan beroperasi.
d. Hukum fan
Fan beroperasi dibawah beberapa hukum tentang kecepatan,
daya dan tekanan. Perubahan dalam kecepatan (putaran per menit
atau RPM) berbagai fan akan memprediksi perubahan kenaikan
tekanan dan daya yang diperlukan untuk mengoperasikan fan pada
RPM yang baru.
e. Jenis-jenis fan
1. Fan sentrifugal
Fan sentrifugal (Gambar 6) meningkatkan kecepatan aliran
udara dengan impeler berputar. Kecepatan meningkat
sampai mencapai ujung blades dan kemudian diubah ke
tekanan. Fan ini mampu menghasilkan tekanan tinggi yang
cocok untuk kondisi operasi yang kasar, seperti sistem
dengan suhu tinggi, aliran udara kotor atau lembab,
dan handling bahan.
2. Fan aksial
Fan aksial menggerakan aliran udara sepanjang sumbu
fan. Cara kerja fan seperti impeler pesawat terbang:
blades fan menghasilkan pengangkatan aerodinamis yang
menekan udara. Fan ini terkenal di industri karena
murah, bentuknya yang kompak dan ringan.
BAB III
PETUNJUK PRAKTIKUM
2.3 PERALATAN DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
b. Urutan percobaan :
1. Menyiapkan tabel data pengukuran.
2. Mengkalibrasi pengukur tekanan dan torsi.
3. Menghidupkan catu daya listrik.
4. Mengbesarkan kecepatan motor fan sampai mencapai harga
tertentu ( 1000-1900 rpm ). Catatlah besaran-besaran yang
diperlukan.
5. Membuka katup keluar sampai diperoleh laju aliran yang
kira-kira sama dengan beda tekanan 0.505 Kpa pada
venture. Bila kecepatan turun, kembalikanlah sesuai
dengan kecepatan pengujian dengan menambah putaran.
Catatlah besaran-besaran yang diperlukan.
6. Mengulangi prosedur 1-5 untuk berbagai pembukaan
katup.
7. Mengulangi prosedur 1-6 untuk berbagai kecepatan
BAB IV
KERTAS KERJA
KK 1
I.
TUJUAN
Mempelajari rumus-rumus yang relevan mengenai objek
praktikum.
II. TUGAS :
Tabel 2.2. rumus-rumus yang relevan
No
Parameter
Rumus
Unit
Daya poros
N=T.W
Watt
Note
T = Torsi
W= Kecepatan sudut
2
3
Efisiensi fan
Laju aliran
udara
= Nu/ N
V = 1,291 P.V
m/s
N=Daya pemasukan
Pv=Tekanan kecepatan
D = diameter
Bilangan
Reynold
Re
V = kecepatan
dv
= kerapatan udara
=kekentalan
kinematis
=koefisien
5
Laju aliran
udara
Qv 0.01
'
m3/s
P =meter tekanan
venturi
= kerapatan udara
T=temperatur absolute
Pv=tekanan kecepatan
6
Kecepatan
udara
V 759.4
TPv
P0 (10 5 PS )
m/s
Tekanan
dinamik
Pd 4
V2
x
2
V = kecepatan udara
N/m2
= kerapatan udara
Psg = tekanan statis
Tekanan
statis pada
fan
PsF Psg 24 Pd 4
N/m2
di pengukuran
24 = koefisien gesek
Pd4 = tekanan dinamik
Daya
penggerak
poros
2n
xTq
60
Daya statis
udara
N n Qv xPsF
Watt
11
Efisiensi
Efisiensi = N
Nu
N = daya poros
%
Nu=Daya udara statis
Perhitungan :
1. Perbandingan tekanan dapat diperoleh:
Rpd = 1 (Psf terlalu kecil jika dibanding dengan
Patm, maka Psf dianggap 0)
= 1= 0,999
2. Dari grafik terhadap rpd untuk =
= 0,65
3. Laju aliran :
Qv = 0,01. .
= 0,01. 1,0530.
= 0,0532 m3/s
V=
= 3,1743 m/s
4. Bilangan Reynold (Re)
Re =
=
= 19221,45
5. Koefisien gesekan udara (24)
Mencari nilai 24 dari kurva 24 terhadap bilangan reynold
Dengan bilangan reynold = 19221,45ditarik garis keatas
sehingga berpotongan dengan kurva. Perpotongan tersebut
ditarik garis kekiri sehingga akan mendapatkan nilai 24 =
0,33
6. Tekanan dinamik
Pd4 =
=
x
x 1,1769
= 5,929 Pa
. 100%
. 100%
= 1,866%
1.
B.
2.
KESIMPULAN
Dari data hasil praktikum fan test diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa :
a. Besar Nu berbading lurus dengan besar kecepatan fan,
sehingga semakin cepat putaran motor, maka besar daya
statis udara juga semakin besar. Begitu juga sebalikya.
b. Besar Qv berbanding lurus dengan kec putaran dan
pembukaan katub. Sehingga semakin besar kec putaran fan
disertai pembukaan katub (dibuka penuh/open), maka Qv
juga semakin besar. Pada praktikum kami nilai Qv terbesar
terjadi pada pembukaan katup kondisi open pada rpm 1900.
c. Besar efisiensi berbanding lurus dengan kec putaran dan
pembukaan katub, sehingga semakin besar kec putaran fan
disertai pembukaan katub (dibuka penuh/open) maka
efisiensi semakin besar. Namun pada praktikum kami
efisiensi terbesar terjadi pada pembukaan katup kondisi half
pada rpm 1900.
d. Besar kecepatan udara ( V ) berbanding lurus dengan Tq,
pembukaan katup, dan RPM. Sehingga apabila semakin
besar Tq, pembukaan katup, dan RPM maka V juga semakin
besar. Begitu pula sebaliknya.