Anda di halaman 1dari 26

FAN TEST

PENGUJIAN FAN

BAB I
I. TUJUAN :
Mengetahui fungsi dan cara kerja fan, alat ukur
yang digunakan dan dapat menganalisa hasil percobaan
pada pengujian fan.

1. DASAR TEORI :

Fan adalah alat untuk mengalirkan udara. Karena


itu fan dikenal dengan sebutan penukaran, penghembus
atau pembuang udara. Alat ini banyak dijumpai pada
system ventilasi dan peralatan pendingin udara juga pada
instalasi yang mengalirkan udara panas dan gas buang.
Selain itu, masih banyak lagi penggunaan fan ini di
Industri.
Tinggi tekan yang dihasilkan fan, pada umumnya,
rendah dibandingkan jenis mesin-mesin pengalir udara
yang lain seperti blower dan kompresor.
Daya masukan yang digunakan diperoleh dari
motor listrik. Efisiensi fan adalah perbandingan antara
daya aliran udara dibanding daya poros untuk
menggerakkan fan. Daya aliran udara yang dihasilkan
tergantung pada tekanan dan laju aliran udara.

PIPING ENGINERING 1
FAN TEST

Pada pengujian ini, pengukuran laju aliran udara


dapat dipilih menggunakan nozzle, venture atau tabung
pilot statik.
Hampir kebanyakan pabrik menggunakan fan
dan blower untuk ventilasi dan untuk proses industri
yang memerlukan aliran udara. Sistem fan penting
untuk menjaga pekerjaan proses industri, dan terdiri
dari sebuah fan, motor listrik, sistem penggerak,
saluran atau pemipaan, peralatan pengendali aliran,
dan peralatan penyejuk udara (filter, kumparan
pendingin, penukar panas, dll. Fan, blower dan
kompresor dibedakan oleh metode yang digunakan
untuk menggerakan udara, dan oleh tekanan sistem
operasinya. The American Society of Mechanical
Engineers (ASME) menggunakan rasio spesifik,
yaitu rasio tekanan pe ngeluaran terhadap tekanan
hisap, untuk mendefinisikan fan, blower, dan
kompresor (lihat Tabel 1.1).

Tabel 1.1: Perbedaan antara Fan, Blower dan


Kompresor (Ganasean)

Peralatan Perbandingan Spesifik Kenaikan tekanan


Fan Sampai 1,11 1136
(mmWg)
Blower 1,11 sampai 1,20 1136 2066
Kompresor Lebih dari 1,20 -

PIPING ENGINERING 2
FAN TEST

a. Karakteristik sistem

Istilah resistansi sistem digunakan bila


mengacu tekanan statis. Resistansi system
merupakan jumlah kehilangan tekanan statis dalam
sistem. Resistansi sistem merupakan fungsi pola
susunan saluran, pengambilan, lengkungan dan
penurunan tekanan yang melintasi peralatan,
sebagai contoh bag filter atau siklon. Resistansi
sistem bervariasi terhadap volume aliran udara yang
memasuki sistem. Untuk volume udara tertentu, fan
dalam sistem dengan saluran sempit dan banyak
tikungan dengan radius pendek akan bekerja lebih
keras untuk mengatasi resistansi sistem yang lebih
besar daripada dalam sistem dengan saluran yang
lebih besar dan dengan lebih sedikit jumlah belokan
dan panjang. Saluran panjang yang sempit dengan
banyak bengkokan dan tikungan akan memerlukan
lebih banyak energi untuk menarik udara untuk
melaluinya. Sebagai akibatnya, untuk kecepatan fan
yang sama, fan akan mampu menarik lebih sedikit
melalui sistem ini daripada yang melalui sistem
pendek tanpa ada belokan. Dengan begitu maka
resistansi sistem meningkat jika volum udara yang
mengalir ke sistem meningkat.
Sebaliknya, resistansi berkurang jika alirannya
berkurang. Untuk menentukan berapa volum fan
yang akan dihasilkan, penting untuk mengetahui
karakteristik resistansi sistem. Pada sistem yang ada,
resistansi sistem dapat diukur. Pada sistem yang
sudah didesain, namun tidak dibangun, resistansi
sistem harus dihitung. Kurva resistansi sistem

PIPING ENGINERING 3
FAN TEST

dihasilkan dengan berbagai laju aliran pada sumbu-


x dan resistansinya pada sumbu-y.

Gambar 1.1 Kurva Sistem Fan dan Pengaruhnya pada


Resistansi Sistem

PIPING ENGINERING 4
FAN TEST

b. Karakteristik fan

Karakteristik fan dapat dinyatakan dalam


bentuk kurva fan. Kurva fan merupakan kurva
kinerja untuk fan tertentu pada sekumpulan kondisi
yang spesifik. Kurva fan merupakan
penggambaran grafik dari sejumlah parameter
yang saling terkait. Biasanya sebuah kurva akan
dikembangkan untuk sekumpulan kondisi yang
diberikan termasuk: volum fan, tekanan statis
sistem, kecepatan fan, dan tenaga yang diperlukan
untuk menggerakan fan pada desainer sistem akan
mengetahui kondisi pada kurva fan dimana fan
akan beroperasi
Dari banyak kurva yang diketahui pada gambar,
kurva tekanan statis (SP) versus aliran pada
merupakan kuva yang sangat penting.
Perpotongan kurva sistem dan tekanan statis
merupakan titik operasi. Bila resistansi sistem
berubah, titik operasi juga berubah. Sekali titik
operasi ditetapkan, daya yang diperlukan dapat
ditentukan dengan mengikuti garis tegak lurus
yang melintas melalui titik operasi ke titik potong
dengan kurva tenaga (BHP). Sebuah garis lurus
yang digambar melalui perpotongan dengan kurva
tenaga akan mengarah ke daya yang diperlukan
pada sumbu tegak lurus sebelah kanan. Pada kurva
yang digambarkan, efisiensi kurva juga
disuguhkan.

PIPING ENGINERING 5
FAN TEST

c. Karakteristik sistem dan kurva fan

Pada berbagai sistem fan, resistansi terhadap


aliran udara (tekanan) jika aliran udara meningkat.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, resistansi ini
bervariasi dengan kuadrat aliran. Tekanan yang
diperlukan oleh sistem pada suatu kisaran aliran
dapat ditentukan dan kurva kinerja sistem dapat
dikembangkan (ditunjukkan sebagai SC).
Kemudian kurva sistem ini dapat diplotkan
pada kurva fan untuk menunjukan titik operasi fan
yang sebenarnya pada "A" dimana dua kurva (N1
dan SC1) berpotongan. Titik operasinya yaitu
aliran udara Q 1 terhadap tekanan P1. Sebuah fan
beroperasi pada kinerja yang diberikan oleh pabrik
pembuatnya untuk kecepatan fan tertentu. (grafik
kinerja fan memperlihatkan kurva untuk
serangkaian kecepatan fan). Pada kecepatan fan
N1, fan akan beroperasi sepanjang kurva kinerja
N1 sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4.
Titik operasi fan yang sebenarnya tergantung pada
resistansi sistem, titik operasi fan A adalah aliran
(Q1) terhadap tekanan (P1).

Dua metode yang dapat digunakan untuk


menurunkan aliran udara dari Q1 ke Q2:
Metode pertama adalah membatasi aliran udara
dengan menutup sebagian damper dalam
sistem. Tindakan ini menyebabkan kurva
kinerja sistem yang baru (SC2) dimana tekanan
yang dikehendaki lebih besar untuk aliran udara
yang diberikan. Fan sekarang akan beroperasi

PIPING ENGINERING 6
FAN TEST

pada "B" untuk memberikan aliran udara yang


berkurang Q2 terhadap tekanan yang lebih
tinggi P2.
Metode kedua untuk menurunkan aliran udara
adalah dengan menurunkan kecepatan dari N1 ke
N2, menjaga damper terbuka penuh. Fan akan
beroperasi pada "C" untuk memberikan aliran
udara Q2 yang sama, namun pada tekanan P3
yang lebih rendah. Jadi, menurunkan kecepatan
fan merupakan metode yang jauh lebih efisien
untuk mengurangi aliran udara karena daya yang
diperlukan berkurang dan lebih sedikit energi
yang dipakai.

Gambar 1.3 Kurva kinerja fan

PIPING ENGINERING 7
FAN TEST

d. Hukum fan

Fan beroperasi dibawah beberapa hukum


tentang kecepatan, daya dan tekanan. Perubahan
dalam kecepatan (putaran per menit atau RPM)
berbagai fan akan memprediksi perubahan
kenaikan tekanan dan daya yang diperlukan untuk
mengoperasikan fan pada RPM yang baru.

Gambar 1.4 Kecepatan, tekanan dan daya fan

e. Jenis-jenis Fan

1. Fan Sentrifugal

Fan sentrifugal (Gambar 6) meningkatkan


kecepatan aliran udara dengan impeler
berputar. Kecepatan meningkat sampai mencapai
ujung blades dan kemudian diubah ke tekanan.
Fan ini mampu menghasilkan tekanan tinggi
yang cocok untuk kondisi operasi yang kasar,

PIPING ENGINERING 8
FAN TEST

seperti sistem dengan suhu tinggi, aliran


udara kotor atau lembab, dan handling
bahan. Fan sentrifugal dikategorikan oleh
bentuk bladenya sebagaimana diringkas dalam
Tabel 2.
Tabel 1.2 Karakteristik Berbagai Fan Sentrifugal (diambil dari
US DOE, 1989)

Jenis Fan Keuntungan Kerugian


dan Blade
Fan radial Cocok untuk Hanya
dengan tekanan statis cocok
blades tinggi (sampai untuk laju
datar 1400 mmWC) dan aliran
(Gambar suhu tinggi udara
7) Rancangannya rendah
sederhana sampai
sehingga dapat medium
dipakai untuk
unit penggunaan
khusus
Dapat
beroperasi pada
aliran udara
yang rendah
tanpa masalah
getaran
Sangat tahan
lama
Efisiensinya
mencapai 75%
Memiliki
jarak ruang kerja
yang lebih besar
yang berguna
untuk handling
padatan yang
terbang (debu,
serpih kayu, dan
skrap logam)

PIPING ENGINERING 9
FAN TEST

Fan yang Dapat Hanya cocok


melengk menggerakan untuk layanan
ung volum udara yang penggunaan
kedepan, besar yang bersih,
dengan terhadap bukan untuk
blade tekanan layanan kasar
yang yang dan
melengk relatif bertekanan
ung rendah tinggi
kedepan Ukurannya Keluaran fan
(Gambar relatif kecil sulit untuk
8) Tingkat diatur
kebisingannya secara tepat
rendah Penggerak
(disebabkan harus dipilih
rendahnya secara
kecepatan) hati-hati
dan sangat untuk
cocok untuk menghindar
diguna kan kan beban
untuk motor
pemanasan berlebih
perumahan, sebab kurva
ventilasi, dan daya
penyejuk meningkat
udara sejalan
(HVAC) dengan
aliran udara

Efisie
nsi
energi
nya
relatif
rendah
(55-
65%)
Backward Dapat Tidak cocok
inclined beroperasi dengan untuk aliran
fan, perubahan udara
dengan tekanan statis yang kotor
blades (asalkan (karena
yang bebannya bentuk fan

PIPING ENGINERING 10
FAN TEST

miring tidak mendukung


jauh dari berlebih ke terjadinya
arah motor) penumpuka
perputara Cocok untuk n debu)
n: sistem yang Fan dengan
datar, tidak menentu blades air-foil
lengkung, pada aliran Kurang stabil
udara tinggi karena
Cocok untuk menggandalka
layanan forced - n pada
draft
Fan dengan
blade datar lebih
kuat
dan Fan dengan pengangkatan
airfoil blades lengkung yang dihasilkan
(Gambar lebih efisien oleh tiap blade
9) (melebihi 85%) Fan
Fan blades air-
dengan foil yang
blades air- tipis akan
foil yang menjadi
tipis adalah sasaran
yang paling erosi
efisien

2. Fan Aksial

Fan aksial menggerakan aliran udara


sepanjang sumbu fan. Cara kerja fan seperti
impeler pesawat terbang: blades fan
menghasilkan pengangkatan aerodinamis yang
menekan udara. Fan ini terkenal di industri
karena murah, bentuknya yang kompak dan
ringan. Jenis utama fan dengan aliran aksial
(impeler, pipa aksial dan impeler aksial)
diringkas da lam Tabel 3.

PIPING ENGINERING 11
FAN TEST

Tabel 3. Karakteristik Berbagai Fan Aksial


(diambil dari US DOE, 1989)

Jenis fan Keuntungan Kerugian


Fan Menghasilkan Efisiensi
propeller laju aliran udara energinya
(Gambar yang tinggi pada relatif
11) tekanan rendah
rendah Agak
Tidak berisik
membutuhkan
saluran kerja
yang luas (sebab
tekanan yang
dihasilkannya
kecil)
Murah sebab
konstruksinya
yang sederhana
Mencapai
efisiensi
maksimum,
hampir seperti
aliran yang
mengalir sendiri,
dan sering
digunakan pada
ventilasi atap
Dapat
menghasilkan
aliran dengan
arah berlawanan,
Fan pipa Tekanan lebih Relatif
aksial, tinggi dan mahal
pada efisiensi
dasarny operasinya lebih Kebisi
a fan baik ngan
propeler daripada fan aliran

PIPING ENGINERING 12
FAN TEST

yang propelle r udara


ditempa Cocok untuk sedang
tkan tekanan Efisiensi
dibagian menengah, energinya
dalam penggunaan laju relatif
silinder aliran rendah
(Gambar udara yang (65%)
12) tinggi, misalnya
pemasangan
saluran HVAC
Dapat
dengan cepat
dipercepat
sampai ke nilai
kecepatan
tertentu (karena
putaran
massanya
rendah) dan
menghasilkan
aliran pada
arah
berlawanan,
yang berguna
dalam berbagai
penggunaan
ventilasi

Menciptakan
tekanan yang
cukup untuk
mengatasi
kehilangan di
saluran
dengan ruang
yang relatif
efisien, yang
berguna
untuk

PIPING ENGINERING 13
FAN TEST

pembuangan
Fan Cocok untuk Relatif
dengan penggunaan mahal
baling- tekanan sedang dibandin
baling sampai tinggi g fan
aksial (sampa impeller
(Gamba i 500
r mmWC
13) ),
seperti
induce
d draft
untuk
pembua
ngan
boiler
Dapat
dengan cepat
dipercepat
sampai ke nilai
kecepatan
tertentu
(disebabkan
putaran
massanya yang
rendah) dan
menghasilkan
aliran pada
arah
berlawanan,
yang berguna
dalam berbagai
penggunaan
ventilasi
Cocok untuk
hubungan
langsung ke as
motor
Kebanyakan

PIPING ENGINERING 14
FAN TEST

energinya efisien
(mencapai 85%
jika dilengkapi
dengan fan
airfoil dan jarak
ruang yang kecil)

2. PERALATAN DAN KOMPONEN YANG


DIGUNAKAN

a. Instalasi Pengujian Fan test


b. Termometer
c. Meter Torsi
d. Meter Kecepatan
e. Meter Tegangan dan Arus
f. Meter Tekanan
g. Dua buah Manometer

3. PROSEDUR KERJA
3.1 Persiapan percobaan :
1. Menyusun pipa-pipa sesuai pengujian yang
akan dilakukan atau ditentukan oleh
pembimbing.
2. Menghubungkan ujung-ujung manometer
yang pendek pada saluran masukan dan
keluaran peukur laju aliran dengan
menggunakan pipa plastic yang tersedia.
Cek agar arahnya tidak terbalik.
3. Mengubungkan manometer yang besar
dengan udara luar dan ujung satunya dengan
saluran pipa, setelah pipa pengarah. Dengan

PIPING ENGINERING 15
FAN TEST

demikian, perbedaan tekanan di dalam


saluran dan udara luar dapat diketahui.
4. Menutup ujung saluran keluaran udara (
jangan rapat sekali, ini akan mengakibatkan
torsi start yang besar ).
5. Percobaan siap dilakukan.

3.2 Urutan percobaan :


1. Menyiapkan tabel data pengukuran.
2. Mengkalibrasi peukur tekanan dan torsi.
3. Menghidupkan catu daya listrik.
4. Mengbesarkan kecepatan motor fan sampai
mencapai harga tertentu ( 800-1000 rpm ).
Catatlah besaran-besaran yang diperlukan.
5. Membuka katup keluar sampai diperoleh laju
aliran yang kira-kira sama dengan beda tekanan
0.04 Kpa pada venture. Bila kecepatan turun,
kembalikanlah sesuai dengan kecepatan
pengujian dengan menambah putaran. Catatlah
besaran-besaran yang diperlukan.
6. Mengulangi prosedur 1-5 untuk berbagai
pembukaan katup.
7. Mengulangi prosedur 1-6 untuk berbagai
kecepatan

PIPING ENGINERING 16
FAN TEST

BAB II

Parame
No. Rumus Unit Note
ter
T = Torsi
Daya
1 N=T.W Watt W= Kecepatan
poros
sudut
Nu=Daya udara
Efisien statis
2 = Nu/ N %
si fan N=Daya
pemasukan
Laju
Pv=Tekanan
3 aliran V = 1,291 P.V m/s
kecepatan
udara
D = diameter
V = kecepatan
Bilanga
dv = kerapatan
4
n Re - udara
Reynol =kekentalan
d
kinematis

=koefisien
P P =meter
Laju
Qv 0.01 tekanan
5 aliran ' m3/s
venturi
udara
= kerapatan
udara

PIPING ENGINERING 17
FAN TEST

T=temperatur
absolute
Pv=tekanan
TPv kecepatan
Kecepa
V 759.4 P0=tekanan udara
6 tan P0 (10 5 PS ) m/s (mili Bar)
udara
PS= tekanan static
pipa

Tekana V = kecepatan
n V2 udara
7
dinami Pd 4 x N/m2 = kerapatan
2
k udara
Psg = tekanan
statis
Tekana di
pengukuran
8
n statis PsF Psg 24 Pd 4 N/m2 24 = koefisien
pada
fan gesek
Pd4 = tekanan
dinamik

Daya
pengge 2n n= putaran per
9
rak
N xTq Watt menit
60 Tq= torsi
poros
Qv = laju aliran
Daya
10 statis N n Qv xPsF Watt
udara
udara PsF = tekanan
statis pada fan
N N = daya poros
Efisien Efisiensi =
11 Nu % Nu=Daya udara
si
statis

PIPING ENGINERING 18
FAN TEST

I. TUJUAN : Mempelajari rumus-rumus yang relevan


mengenai objek praktikum

II. TUGAS :

Tabel 3.4 rumus-rumus yang relevan

Data dari hasil pengamatan parameter terhitung :

Speed PembukaanKatub Torsi p atm P d4 P Suhu Tegangan Arus


(rpm) (cm) (Nm) (Kpa) (Kpa) (C) (V) (A)

PIPING ENGINERING 19
FAN TEST

Contoh perhitungan detail (pada percobaan


pertama kondisi terbuka 12cm) sebagai
berikut :

Dari parameter yang terukur diperoleh data :


Pembukaan katup : kondisi terbuka 12cm
Rpm : 800
Torsi : 0,13 Nm
Psg : 20 Pa
p : 20 Pa
Tekanan udara atmosfer : 10100 Pa
Temperature : 35,5 C
Rapat massa udara : 1,1769 kg/m3

Perhitungan :
1. Perbandingan tekanan dapat diperoleh:
P
Rpd = 1 - (Psf terlalu kecil jika
Patm+Psf
dibanding dengan Patm, maka Psf dianggap 0)
20
= 1-
10100 +0
= 0,9980
d 0,095
2. Dari grafik terhadap rpd untuk = = =
D 0,146
0,65
3. Untuk mencari nilai dari kurva terhadap Rpd
bentuk = 0,65
Dengan Rpd = 0,9980 ditarik garis keatas
sehinngga berpotongan dengan garis linier,

PIPING ENGINERING 20
FAN TEST

kemudian perpotongannya ditarik garis kekiri


sehingga akan mendapatkan nilai
= 1,0550 (grafik terlampir)

4. Laju aliran :
P
Qv = 0,01. .

= 0,01. .
= m3/s

2
V =
4
= m/s

5. Bilangan Reynold (Re)



Re =


=
=

6. Koefisien gesekan udara (24)


Mencari nilai 24 dari kurva 24 terhadap bilangan
reynold. dengan bilangan reynold = 27968.00078
ditarik garis keatas sehingga berpotongan dengan
kurva. Perpotongan tersebut ditarik garis kekiri
sehingga akan mendapatkan nilai 24 = (Grafik
terlampir)

PIPING ENGINERING 21
FAN TEST

7. Tekanan dinamik
2
Pd4 = x
2
2
= x 1,1769
2
= Pa

8. Tekanan statis pada fan


Psf = Psg + 24. Pd4
= + .
= Pa

9. Daya masukan untuk menggerakkan fan


2...
Nf =
60
2...
=
60

= watt

10. Keluaran daya


Nu = Qv . Psf
= .
= watt

11. Efisiensi fan (F)


Nu
f = . 100%
Nf
= . 100%
= %

PIPING ENGINERING 22
FAN TEST

1. GRAFIK DAN ANALISA DATA

A. Grafik hubungan Qv dengan Tq pada kondisi


pembukaan katup tertentu

Pada pembukaan katup kondisi open terjadi


kenaikan nilai Qv seiring kenaikan jarak,
sehingga dapat dikatakan semakin besar jarak
maka nilai Qv semakin kecil.
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai
Qv terbesar pada pembukaan katup kondisi open
dengan jarak 8 cm yaitu sebesar 0,412 m3/s dan
selanjutnya berjalan konstan.

Pada pembukaan katup kondisi open terjadi


kenaikan nilai Qv seiring kenaikan jarak,
sehingga dapat dikatakan semakin besar jarak
maka nilai Qv semakin besar.
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai
Qv terbesar pada pembukaan katup kondisi open
dengan jarak 8 cm yaitu sebesar 0,055 m3/s.

Pada pembukaan katup kondisi open terjadi


penurunan nilai Qv seiring kenaikan jarak,

PIPING ENGINERING 23
FAN TEST

sehingga dapat dikatakan semakin besar jarak


maka nilai Qv semakin besar.
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai
Qv terbesar pada pembukaan katup kondisi open
dengan jarak 10 cm yaitu sebesar 0,060 m3/s.

Pada pembukaan katup kondisi open terjadi


penurunan nilai seiring kenaikan jarak,
sehingga dapat dikatakan semakin besar jarak
maka nilai semakin besar.
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai
terbesar pada pembukaan katup kondisi open
dengan jarak 0,04 cm yaitu sebesar 0,399 m3/s.

B. Grafik hubungan dengan Tq pada kondisi


pembukaan katup tertentu

PIPING ENGINERING 24
FAN TEST

Pada pembukaan katup kondisi open terjadi


penurunan nilai seiring kenaikan jarak,
sehingga dapat dikatakan semakin besar jarak
maka efisiensi dari fan tersebut semakin besar.
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai
efisiensi terbesar pada pembukaan katup kondisi
open dengan jarak 12 cm yaitu sebesar 0,049.

Pada pembukaan katup kondisi open terjadi


penurunan nilai , sehingga dapat dikatakan
semakin besar jarak yang dibuka maka efisiensi
dari fan tersebut semakin besar.

2. KESIMPULAN

Dari data hasil praktikum fan test diatas, maka


dapat disimpulkan bahwa :
a. Besar Nu berbading lurus dengan besar
kecepatan fan, sehingga semakin cepat putaran
motor, maka besar daya statis udara juga semakin
besar. Begitu juga sebalikya.
b. Besar Qv berbanding lurus dengan kec putaran
dan pembukaan katub. Sehingga semakin besar
kec putaran fan disertai pembukaan katub
(dibuka penuh/open), maka Qv juga semakin
besar. Pada praktikum kami nilai Qv terbesar
terjadi pada pembukaan katup kondisi open pada
rpm 1000

PIPING ENGINERING 25
FAN TEST

c. Besar efisiensi berbanding lurus dengan kec


putaran dan pembukaan katub, sehingga semakin
besar kec putaran fan disertai pembukaan katub
(dibuka penuh/open) maka efisiensi semakin
besar. Namun pada praktikum kami efisiensi
terbesar terjadi pada pembukaan katup kondisi
half pada rpm 1000.
d. Besar kecepatan udara ( V ) berbanding lurus
dengan Tq, pembukaan katup, dan RPM.
Sehingga apabila semakin besar Tq, pembukaan
katup, dan RPM maka V juga semakin besar.
Begitu pula sebaliknya.

PIPING ENGINERING 26

Anda mungkin juga menyukai