Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
2. Dasar teori
Impedansi sinkron suatu generator besarnya dipengaruhi oleh beberapa hal yang antara lain
:
• Sifat kejenuhan dari besi
• Arus beban
Sedangkan impedansi sinkron suatu generator ( Zs ) dapat dihitung dengan cara :
• Percobaan beban nol.
• Percobaan hubung singkat
Dalam keadaan tanpa beban tegangan terminal generator sama dengan tegangan outputnya , akan
tetapi pada saat berbeban tegangan terminalnya tidak sama dengan tegangan outputnya .Hal ini
karena adanya impedansi dalam dari generator itu sendiri yang disebut dengan impedansi sinkron
(Zs).Besarnya impedansi ini bervariasi seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.
Dari gambar terlihat bahwa besarnya impedansi sinkron (Zs) tergantung pada tingkat kejenuhan inti
besinya yang dipengaruhi oleh beberapa keadaan al:
• Arus eksitasi
• Arus beban
• cos phi jumlah dari beban
Karena nilai Zs berubah-ubah, maka yang biasanya yang diambil sebagai referensi adalah yang
diukur pada :
• Rated eksitasi
• Rated arus jangkar
3. Prosedure Percobaan
a. Buat rangkaian seperti gambar dibawah ini .
b. Putar generator pada kecepatan ratednya .
c. Masukkan arus eksitasi dan atur sampai tegangan nominal serta catat metermeternya .
d. Matikan generator –motor set.
e. Hubung singkatkan generator dan putar generator pada kecepatan ratednya .
f. Atur arus eksitasinya sehingga arus pada jangkar generator mencapai nominal.
g. Matikan motor generator set.
6. Perhitungan
Untuk melakukan perhitungan impedansi sinkron diperlukan data tegangan phasa-netral pada
percobaan tanpa beban (Eo) dan arus pada percobaan hubung singkat (Is).
7. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk menggambarkan dan menentukan impedansi sinkron dari
generator sinkron 3 fasa dengan menggunakan metoda Behn Eschemburg. Metoda ini sangat
sederhana, oleh karena itu hasilnya hanya berupa pendekatan-pendekatan dan hanya digunakan
untuk menganalisis mesin secara global saja.
Untuk mendapatkan data arus eksitasi dan hubung singkat, dilakukan percobaan hubung singkat
dan beban nol. Kemudian nilai impedansi sinkron didapat dengan membagi nilai tegangan mesin
pada beban nol (Eo) dengan arus hubung singkat.
Berikut adalah grafik fungsi Eo=f(If), Isc=f(If), dan Zs=f(If).
8 160,00
7 140,00
Arus Hubung Singkat(Is)
6 120,00
5 100,00
Vfn
Isc
Zs
4 80,00
Vfn
3 60,00 Zs
2 40,00
1 20,00
0 0,00
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
Arus Penguatan(If)
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa kurva kuning yang menunjukkan nilai Eo mengalami
peningkatan seiring bertambahnya arus eksitasi. Sementara kurva abu-abu merupakan nilai Isc atau
arus hubung singkat, dan dapat dilihat bahwa kurvanya berbanding lurus dengan arus eksitasi If
secara linear. Sementara kurva oranye menunjukkan nilai impedansi sinkron Zs yang berbanding
terbalik dengan arus ekstitasi If, semakin besar If maka semakin kecil nilai Zs.
Nilai impedansi sinkron ini dipengaruhi oleh tingkat saturasi magnet, pada beberapa kondisi kerja
tergantung pada:
Besarnya arus penguatan
Besarnya arus beban
Besarnya beban cos phi
Zs ditetapkan dengan hubung singkat yang mana cos phi sangat mendekati nol. Untuk
memilih besaran yang akan digunakan untuk menghitung:
Besaran Z’s diukur, sesuai dengan harga nominal arus penguatan
Z’s = Eo/Isc (pada If nominal) = 155,89/7 = 22,27 ohm
Besaran Z”s diukur sesuai dengan hrga nominal arus jangkar
Z”s = Eo/Isc pada (Isc = In) = 156/13,2 = 11,82 ohm.
Karena nilai Z”s lebih kecil, maka nilai tersebut yang digunakan sebagai referensi.
8. Kesimpulan
Metoda Behn Eschemburg sangat sederhana, oleh karena itu hasilnya hanya berupa
pendekatan-pendekatan dan hanya digunakan untuk menganalisis mesin secara global saja.
Tegangan pada saat beban nol mengalami peningkatan seiring kenaikan arus eksitasi.
Arus hubung singkat berbanding lurus dengan arus eksitasi secara linear.
Impedansi sinkron berbanding terbalik dengan arus eksitasi dan selain itu juga dipengaruhi
oleh arus beban dan cos phi.
9. Daftar Pustaka
Liklikwatil, Y. (2014). Mesin-mesin Listrik untuk Program D3. Deepublish.
Mashar, A. (2011). Mesin Listrik II. Bandung: Jurusan Teknik Konversi Energi
Politeknik Negeri Bandung.
Sunarlik, W. (2017). Prinsip Kerja Generator Sinkron. Diunduh pada tanggal, 15.
10. Tugas Pendahuluan
3. Hasil yang diperoleh dengan metoda BE lebih besar dari sebenarnya , terangkan dengan jelas.
Impedansi sinkron terdiri dari dua kompenen, komponen pertama adalah tahanan murni
(yang sudah diukur dengan metode amber dan volt meter), jadi reaktansi sinkronnya menjadi
harga impedansi sinkron jauh lebih besar dari harga resistansinya oleh karena itu biasanya
resistansinya diabaikan.
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI MESIN LISTRIK 2
KARAKTERISTIK LUAR GENERATOR SINKRON
METODE LANGSUNG
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
2. Dasar teori
Karakteristik luar adalah suatu grafik yang menunjukkan hubungan antara arus beban dengan
tegangan terminalnya pada factor kerja tertentu.
3. Prosedur kerja
a. Buat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini
b. Putar motor generator pada kecepatan nominal .
c. Atur arus eksitasi sampai nominal (dalam keadaan tanpa beban )
d. Masukkan beban dan atur sesuai petunjuk instruktur serta atur kecepatan kembali sampai
nominal demikian juga arus eksitasinya .
e. Catat penunjukan meter-meternya setiap kali perubahan beban.
f. Matikan motor generator set.
4. Alat-alat yang digunakan
a. Watt meter
b. Volt meter
c. Tacho meter
d. Trafo meter
e. Ampere meter
f. Reostat
5. Data hasil pengukuran
6. Perhitungan
Dengan mengasumsikan nilai cos phi = 1, maka didapat nilai daya dengan rumus sebagai berikut
P = √3 x V x Ig x cos phi
Kemudian, setelah mendapat nilai P, maka dicari nilai tegangan pada saat cos phi = 0,8 dengan
rumus sebagai berikut:
V = P/(√3 x Ig x cos phi)
Maka didapatkan nilai berikut untuk membuat grafik karakteristik luar generator 3 fasa:
7. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik luar generator tiga fasa dengan
metoda langsung. Karakteristik luar generator adalah karakteristik yang dipengaruhi oleh beban
dari luar generator. Data praktikum didapat dengan mengukur tegangan dan arus generator.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa kedua kurva sama-sama berbanding terbalik dengan nilai
arus generator. Artinya, semakin besar arus maka semakin kecil tegangan yang didapat baik
dengan cos phi = 1, maupun cos phi = 0,8. Pada praktikum ini, arus eksitasi yang digunakan adalah
0,8 ampere dan putaran 3000 rpm. Semakin besar nilai beban maka tegangan akan menurun dan
arus bebannya naik. Hal ini disebabkan oleh adanya reaksi jangkar yang menyebabkan adanya
tahanan jangkar dan menurunnya GGL.
8. Kesimpulan
Karakteristik luar merupakan karakteristik generator sinkron yang dipengaruhi oleh beban dari
luar.
Pada karakteristik ini semakin besar arus maka semakin kecil tegangan.
Putaran dan arus eksitasi harus dijaga konstan.
9. Daftar Pustaka
4. Terangkan dengan jelas pengukuran daya tiga fasa dengan metoda dua watt meter satu fasa
. turunkan rumusnya.
Pengukuran daya tiga fasa dengan metoda dua wattmeter adalah, pengukuran dengan
menjumlahkan penunjukkan kedua wattmeter, pengukuran ini dapat digunakan juga untuk
menentukan daya semu dan daya reaktif serta sudut geseran fasanya sekaligus. Pengukuran
daya tiga fasa dengan dua wattmeter hanya diterapkan bila beban tiga fasa dalam keadaan
tak seimbang (asimetris).
𝑊1 = 𝑉𝐴𝐶. 𝐼𝐴𝐴. 𝐶𝑜𝑠(30ᵒ − 𝜃) = 𝑉𝐼 𝐶𝑜𝑠(30ᵒ − 𝜃)
𝑊2 = 𝑉𝐵𝐶. 𝐼𝐵𝐵. 𝐶𝑜𝑠(30ᵒ + 𝜃) = 𝑉𝐼 𝐶𝑜𝑠(30ᵒ + 𝜃)
𝑊1 + 𝑊2 = 𝑉𝐴𝐶. 𝐼𝐴𝐴. 𝐶𝑜𝑠(30ᵒ − 𝜃) + 𝑉𝐵𝐶. 𝐼𝐵𝐵. 𝐶𝑜𝑠(30ᵒ + 𝜃)
= 𝑉𝐼 (𝐶𝑜𝑠30ᵒ𝐶𝑜𝑠𝜃 + 𝑆𝑖𝑛30ᵒ𝑆𝑖𝑛𝜃 + 𝐶𝑜𝑠30ᵒ𝐶𝑜𝑠𝜃 − 𝑆𝑖𝑛30ᵒ𝑆𝑖𝑛𝜃 )
= √3. 𝑉𝐼 𝐶𝑜𝑠𝜃
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI MESIN LISTRIK 2
KARAKTERISTIK PENGATURAN GENERATOR
SINKRON 3 FASA
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
Ir. Achmad Mudawari, M.T.
1. Tujuan
Mempelajari karakteristik pengaturan dari generator sinkron tiga fasa .
2 Dasar teori
Yang dimaksudkan disini adalah suatu cara untuk mendapatkan tegangan terminal generator yang
konstan pada beban yang berubah-ubah dengan cara mengatur arus eksitasi .
Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
3. Prosedure kerja
a. Buat rangkaian seperti gambar dibawah ini .
b. Putar motor generator set pada pada kecepatan nominalnya
c. On-kan power supply eksitasi dan atur sehingga tegangan terminal generator mencapai
nominal.
d. Masukkan beban dan atur sesuai dengan petunjuk instruktur anda .
e. Atur kecepatan sampai nominal pada setiap kali perubaha beban .
f. Atur eksitasi sehingga tegangan terminal generator konstan .
g. Matikan motor generator set
4. Alat-alat yang digunakan
a. Ampere meter
b. Watt meter
c. Tacho meter
d. Reostat
e. Beban
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, sesuai teori, arus eksitasi akan meningkat seiring
dengan meningkatnya arus beban atau arus generator.
7. Kesimpulan
Perubahan beban akan mempengaruhi tegangan keluaran generator, Apabila beban naik maka
tegangan keluaran generator turun begitupun sebaliknya.
Semakin besar beban yang dihasilkan maka arus eksitasi yang dihasilkan meningkat pula.
8. Daftar Pustaka
Liklikwatil, Y. (2014). Mesin-mesin Listrik untuk Program D3. Deepublish.
Mashar, A. (2011). Mesin Listrik II. Bandung: Jurusan Teknik Konversi Energi
Politeknik Negeri Bandung.
Sunarlik, W. (2017). Prinsip Kerja Generator Sinkron. Diunduh pada tanggal, 15.