Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM KINERJA SISTEM ENERGI I

HUMIDIFIKASI

Disusun Oleh :

Kelompok : 3
Anggota : 1. Alya Farras M 181734002
2. M. Ichwan Nugraha 181734014
3. Nannuba Hilma A 181734017
4. Puteri Cikal A 181734023
5. Raihan Fadhlurrahman R. 181734025
Kelas / Prodi : 3D / D4-Teknik Konservasi Energi
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Sapto Prajogo, M.Si.

PROGRAM STUDI D4 – TEKNIK KONSERVASI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
I. Objek Perilaku Siswa

Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan prinsip kerja proses humidifikasi


2. Mengidentifikasi parameter yang terlibat dalam proses humidifikasi
3. Membuat neraca massa dan energi proses humidifikasi
4. Mengidentifikasi pengaruh antar perlakuan terhadap parameter kerja

II. Dasar Teori

A. Humidifikasi

Humidifikasi adalah proses perpindahan atau penguapan cairan (A) ke dalam cairan
campuran [gas (B) dan uap cairan (A) karena adanya kontak antara cairan (A) yang
temperaturnya lebih tinggi] dengan campurannya.

2.a.1. Humidifikasi

Proses humidifikasi, merupakan suatu proses yang dapat menambah kadar air
dalam gas. Dalam prosesnya ada dua cara yaitu dengan pemanasan dan tanpa
pemanasan. Arah aliran kedua proses tersebut berbeda tergantung bagaimana kita
dapat mengatur buka tutupnya valve. Pada proses ini, gas dikontakan dengan air
yang berada di dalam labu secara counter current dimana air mengalir dari atas dan
gas/udara menngalir ke atas dari bawah, dengan laju alir sirkulasi air tertentu. Data
yang diambil dari percobaan ini seperti, suhu air di dalam labu, suhu gas masuk
(Tdin dan Twin), suhu gas keluar ( Tdout dan Twout), dan beda tekanan di dalam labu.

Terminologi pada Humidifikasi

 Dry blum temperature

 Wet bulb temperature

 Dew point

 Enthalpy

 Humid volume

 Humid heat

 Absolute humidity

 Relative humidity

 Persen (absolute) humidity

2.a.2. TdB dan TwB


Td = Dry Bulb Temperature Tw = Wet Bulb Temperature

Nilai dari humidity juga dilambangkan dengan RH (Relative Humidity) dengan


satuan persen. Relative humidity disebut juga kelembaban spesifik, adalah sifat
udara basah yang umumnya mengacu pada massa udara kering ( 𝑚𝑑𝑎 ) yang
terkandung dalam udara. Jadi definisi secara lebih jelasnya adalah perbandingan
antara massa uap air dan massa udara kering yang terkandung dalam udara pada
volume dan temperatur tertentu.

Humidifikasi melibatkan transfer massa antara fasa cairan dan fasa gas yang dapat
larut dalam cairan. Operasi ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses
absorpsi dan stripping, karena ketika cairan yang mengandung hanya satu
komponen, maka tidak ada gradient konsentrasi dan tidak ada hambatan transfer di
fasa cair. Di sisi lain, perpndahan panas dan perpindahan massa sangat penting dan
saling mempengaruhi.

Dalam operasi humidifikasi, khususnya yang diaplikasikan terhadap sistem udara-


air, terdapat beberapa definisi khusus yang digunakan. Basis umum untuk
perhitungan engineering adalah sejumlah massa gas yang bebas uap, dimana uap
merupakan bentuk gas dari komponen cair dan gas adalah komponen yang hanya
ada dalam bentuk gas.

Dalam fasa gas, uap akan disebut sebagai komponen A dan fixed gas sebagai
komponen B. Karena campuran gas-uap bervariasi dengan tekanan total, tekanan
harus terdefinisi dengan jelas. Bila tidak terdefinisi, maka diasumsikan sebagai 1
atm, dan campuran gas dan uap mengikuti karakteristik gas ideal.

Humidity, H, adalah jumlah uap yang terbawa oleh sejumlah massa gas (bebas uap).
Sehingga, humidity berganung hanya pada tekanan parsial uap dalam campuran,
ketika tekanan total ditentukan. Jika tekanan parsial uap adalah pA atm, rasio molal
𝑝𝐴
uap terhadap gas pada 1 atm adalah (1−𝑝𝐴 )
. Sehingga, humidity diformulasikan

sebagai:

𝑀𝐴 . 𝑝𝐴
H =𝑀
𝐵 (1−𝑝𝐴 )

MA = berat molekul A
MB = berat molekul B
Fraksi mol fasa gas terkait humidity dapat ditulis dalam persamaan:
𝐻/𝑀𝐴
𝑦=
1 𝐻
+
𝑀𝐵 𝑀𝑎
Karena H /MA biasanya nilainya kecil dibandingkan 1/MB, maka y dapat dianggap
berbanding lurus terhadap H.
Saturated Gas (Gas jenuh) adalah gas yang di dalamnya terdapat uap yang
berkesetimbangan dengan cairan pada temperatur gas tersebut. Tekanan parsial uap
dalam saturated gas sama dengan tekanan uap dari cairan pada temperatur gas
tersebut. Jika H S adalah saturation humidity dan P’A adalah tekanan uap dari cairan,
maka
𝑀𝐴 . 𝑃′𝐴
H S =𝑀
𝐵 (1−𝑃′𝐴 )

Relative Humidity H R didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap


terhadap tekanan uap dari cairan pada temperatur gas. Jika diterapkan dalam basis
persentase, maka 100% humidity berarti saturated gas dan 0% humidity berarti
gas (bebas uap).
𝑝
H R = 100. 𝑃′𝐴
𝐴

Persentase humidity, H A adalahrasio antara humidity H terhadap saturation


humidity H S pada temperatur gas, juga pada basis persentase:
𝐻 𝑝 /(1−𝑝 ) 1− 𝑃′𝐴
H A = 100. 𝐻 = 100. 𝑃′𝐴 /(1−𝑃′𝐴 ) = 𝐻𝑅
𝑆 𝐴 𝐴 1− 𝑝𝐴

Humid heat. cs, adalah energi kalor yang diperlukan untuk meningkatkan
temperatur 1 gram atau 1 lb gas yang megandung uap sebanyak 1 oC atau 1 oF.
𝑐𝑠 = 𝑐𝑝𝐵 + 𝑐𝑝𝐴 . 𝐻
Humid volume, vH, adalah volume total dari gas yang mengandung uap pada
tekanan 1 atm dan temperatur gas. Satuan vH dalam fps (ft/s), dan persamaan terkait
humidity dan temperatur (derajat Rankine):
359𝑇 1 𝐻
𝑣𝐻 = ( + )
492 𝑀𝐵 𝑀𝐴
Dalam satuan SI menjadi (vH dalam m3/gram dan T dalam Kelvin):
0,0224𝑇 1 𝐻
𝑣𝐻 = ( + )
273 𝑀𝐵 𝑀𝐴
Untuk gas (bebas uap), maka H =0 dan vH adalah volume spesifik fixed gas
Untuk H = H S, maka vH menjadi saturated volume.
Titik Embun adalah temperatur dimana campran gas-uap harus didinginkan
(pada Humidity konstan) menjadi saturasi. Titik embun fasa saturated gas sama
dengan temperatur gas.
Total enthalpy, Hy, adalah entalpi masa gas yang mengandung uap. Untuk
menghitung Hy, perlu ditentukan dua referensi, satu untuk gas dan satu untuk uap.
To adalah temperatur datum untuk kedua komponen, dan menjadi basis entalpi
komponen A pada cairan A pada To. Temperatur gas adalah T dan humidity H,
Total entalpi adalah penjumlahan tiga item, sensible heat uap, panas laten cairan
pada To, dan sensible heat gas (bebas uap).
𝐻𝑦 = 𝑐𝑝𝐵 . (𝑇 − 𝑇0 ) + 𝐻. 𝜆0 + 𝑐𝑝𝐴 . 𝐻. (𝑇 − 𝑇0 )
𝜆0 = panas laten cairan pada T0. Bisa dituliskan kembali menjadi:
𝐻𝑦 = 𝑐𝑠 . (𝑇 − 𝑇0 ) + 𝐻. 𝜆0

B. Menara Pendingin (Cooling Tower)

1. Pengertian dan Fungsi

Cooling tower merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan


temperatur aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan
mengemisikannya ke atmosfir.

Fungsi menara pendingin adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari
kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi
paksa menggunakan fan atau kipas.

2. Prinsip Kerja

Cooling tower bekerja dengan cara mengontakkan air dengan udara dan
menguapkan sebagian air tersebut. Luas permukaan air yang besar dibentuk
untuk menyemprotkan air lewat nozel atau memercikan air kebawah dari suatu
bagian ke bagian lainnya. Bagian-bagian atau bahan – bahan pengisi biasanya
terbuat dari kayu tetapi bisa juga dibuat dari plastik atau keramik.
2.b. Diagram Skematik Cooling Tower

Prestasi sebuah cooling tower basah tergantung dari temperatur bola basah dari
udara yang masuk.Prestasi dari cooling tower biasanya ditunjukkan dalam
hubungan Range dan Approach.Range adalah perbedaan temperatur antara
temperatur air yang masuk dan temperatur air yang keluar dari Menara
pendingin. Sedangkan Approach adalah perbedaan temperatur antara
temperatur air yang keluar dari cooling tower dan tempperatur bola basah udara
yang masuk cooling tower.

C. Macam-Macam Cooling Tower

1. Berdasarkan arah aliran udara masuk

- Cross flow

- Counter current flow

2. Berdasarkan cara pemakaian alat bantu seperti fan atau blower

- Induced draft (alat bantu berada dibagian puncak tower)

- Force draft (alat bantu berada dibagian bawah tower)

3. Berdasarkan kondisi aliran udara bebas tanpa alat pembantu

- Atmosphere (udara pada kondisi atmospheric mengalir bebas tanpa memakai


penutup tower).
- Natural draft (udara mengalir dalam udara pendinginan dari tower namun
kondisi udara belum tentu atmospheric).

III. Alat dan Bahan

a. Humidifier
b. Termometer
c. Humidity meter
d. Anemometer
e. Clamp on
f. Psychrometric chart
g. Steam table

IV. Prosedur Kerja

a. Kondisikan ruangan kerja menjadi kering, dengan menyalakan AC pada suhu 18 0C


dan putaran fan maksimal. Kondisikan hingga nilai kelembaban relative berada di
antara 45-50%.
b. Isi tanki penyimpanan air pada humidifier dengan menghitung berapa volume awal
air. Permukaan air yang terlihat pada tangki humidifier diberi marka, sebagai tanda
awal posisi air sebelum pengoperasian humidifier.
c. Setelah tangki air terisi, posisikan humidifier di tengah ruangan dengan titik
pengambilan seperti pada Gambar 1.
d. Siapkan tabulasi data yang diperlukan (Temperatur, % RH, Kecepatan udara masuk,
kecepatan udara keluar, V, I, cos phi, volume air) pada kondisi awal, selama proses,
dan kondisi akhir humidifikasi.
e. Siapkan alat dan posisikan pada tempat pengukuran,
f. Nyalakan humidifier dan setting alat dengan mode sesuai perlakuan (Hi, Med, Low).
g. Lakukan pengamatan dan pengambilan data yang dilakukan setiap interval 5 menit
selama durasi 15 menit,
h. Setelah selesai, matikan humidifier dan lakukan langkah kerja no.1 untuk mode
operasi humidifkasi selanjutnya.
i. Setelah praktikum selesai, pastikan tangki air humidifier dalam keadaan kosong
(kuras isi air yang tersisa).
j. Kembalikan kembali peralatan pengukuran dan humidifier pada tempatnya.

Air Conditioner

X X

HUMIDIFIER

X X
PINTU

Gambar 1. Denah ruang praktikum humidifikasi


(Keterangan X : titik pengambilan data)
Kecepatan, Spesifikasi:
Temperatur, % RH
Udara Keluar Merk: Panasonic
Model No.F-VXF35A

V = 220 Volt
f = 50/60 Hz
P = 41 Watt
Jangkauan Area [m² (ft²)] : 26 (283)
Kapasitas Tangki : 2.1 L
Konsumsi Listrik [W] : High : 40-41 ,
Medium : 9-11 , Low :5- 8
Volume Udara [m³/min] : High : 3.4 ,
Medium : 1.6 , Low : 0.9
Kecepatan,
Temperatur, % RH Kapasitas Kelembapan [ml/h]: High :
Udara Masuk
350 , Medium : 170 , Low : 100

Gambar 2. Alat humidifikasi


Gambar Rangkaian

Parameter
daya ID fan

Udara outlet
CT

Air Panas inlet


CT

Udara inlet
CT
BEBAN
PENDINGINAN
Air Dingin outlet CT

COOLING TOWER
V. Data Pengamatan
Kecepatan
Konsumsi Air (mL) Kelembaban Relatif (%) Temperatur (℃) Kelistrikan
Waktu Udara (m/s)
Mode Operasi
Volume Volume Volume V I P
(menit) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Masuk Keluar cos θ
Awal Akhir Habis (volt) (ampere) (watt)

0 48,3 44,5 42,7 42,4 42,2 25,7 25,6 24,2 24,3 24 0 0 228 0 0 0
5 47,2 47,2 47,3 47,3 48 23,3 23,2 22,9 22,8 22,6 0,3 4,3 228 0,26 0,655 38,82
High 200 165 35
10 49 49,3 50 49,6 51,1 22,4 22,5 22,6 22,4 21 0,8 5,8 228 0,28 0,645 41,17
15 49 49,6 49,7 49,5 52,6 22,5 22,4 22,3 22,4 20,1 0,5 4,8 226 0,29 0,644 42,20
0 45,3 45 45,1 45,4 45,7 21 21 20,9 21,4 21,9 0 0 228,5 0 0 0
5 46,6 47,1 47,1 47,5 48,7 21,7 21,4 21,2 21,3 19,6 0,2 2 227,3 0,09 0,57 11,66
Medium 200 185 15
10 47,2 47,2 47,7 47,7 48,9 21,5 21,3 21,1 21,1 19,2 0,2 1,7 226,8 0,09 0,569 11,61
15 47,2 46,7 47,2 47,5 48,6 21,7 20,9 20,9 21,1 19,4 0,2 2 227 0,09 0,56 11,44
0 44,9 45 45,1 45,1 45,2 21,7 21,2 21,2 21,2 21 0 0 227,5 0 0 0
5 44,8 44,7 44,7 45 46,6 22,1 22,7 21,4 21,6 19,5 0,1 1,2 220 0,06 0,65 8,58
Low 200 190 10
10 45,4 45,5 45,6 45,7 47,6 21,7 21,3 21,2 21,4 19,2 0,1 1,3 227,3 0,07 0,555 8,83
15 45,5 45,2 45,5 45,7 46,7 21,5 20,9 20,7 20,8 19,3 0,1 1,1 230 0,07 0,567 9,12
Perhitungan intensitas humidifikasi
 Mode High

Waktu Kelembaban Relatif (%) Kelistrikan Intensitas


Operasi P %RH/kWh
(menit) 1 2 3 4 5 kWh
(watt) 1 2 3 4 5
0 48,3 44,5 42,7 42,4 42,2 0 0 - - - - -
166,924 284,389 302,936 358,578
5 47,2 47,2 47,3 47,3 48 38,82 0,016175 -68,0062
3 5 6 1
52,4653 61,2096 78,6980 67,0391 90,3570
10 49 49,3 50 49,6 51,1 41,17 0,034308
9 2 8 1 6
5,68720 28,4360
15 49 49,6 49,7 49,5 52,6 42,2 0,05275 0 -5,6872 -1,89573
4 2
%RH 0,7 5,1 7 7,1 10,4
Intensitas 13,27 96,68 132,70 134,60 197,16
Intensitas
114,882
rata-rata
 Mode Medium

Waktu Kelembaban Relatif (%) Kelistrikan Intensitas


Operasi P %RH/kWh
(menit) 1 2 3 4 5 kWh
(watt) 1 2 3 4 5
0 45,3 45 45,1 45,4 45,7 0 0 - - - - -
0,00485 267,581 411,663 617,495
5 46,6 47,1 47,1 47,5 48,7 11,66 432,247 432,247
8 5 8 7
0,00967 10,3359 20,6718 20,6718
10 47,2 47,2 47,7 47,7 48,9 11,61 62,0155 62,0155
5 2 3 3
15 47,2 46,7 47,2 47,5 48,6 11,44 0,0143 0 -34,965 -34,965 -13,986 -20,979
%RH 1,9 1,7 2,1 2,1 2,9
Intensitas 132,87 118,88 146,85 146,85 202,80
Intensitas
149,650
rata-rata

 Mode Low

Waktu Kelembaban Relatif (%) Kelistrikan Intensitas


Operasi P %RH/kWh
(menit) 1 2 3 4 5 kWh
(watt) 1 2 3 4 5
0 44,9 45 45,1 45,1 45,2 0 0 - - - - -
391,608
5 44,8 44,7 44,7 45 46,6 8,58 0,003575 -27,972 -83,9161 -111,888 -27,972
4
108,720 122,310 95,1302 135,900
10 45,4 45,5 45,6 45,7 47,6 8,83 0,007358 81,5402
3 3 4 3
15 45,5 45,2 45,5 45,7 46,7 9,12 0,0114 8,77193 -26,3158 -8,77193 0 -78,9474
%RH 0,6 0,2 0,4 0,6 1,5
Intensitas 52,63 17,54 35,09 52,63 131,58
Intensitas
57,895
rata-rata
Grafik %Rh dan Temperatur (LOW)
terhadap Waktu
52 25
50

Temperatur
24
48
%Rh

23
46
44 22
42 21
0 5 10 15 20
Waktu
Series1 Series2

Grafik %Rh dan Temperatur (MEDIUM)


terhadap Waktu
48 21,3
21,2

Temperatur
47 21,1
%Rh

21
46 20,9
20,8
45 20,7
0 5 10 15 20
Waktu
Waktu terhadap %RH Waktu terhadap temperatur

Grafik %Rh dan Temperatur (HIGH)


terhadap Waktu
46,2 21,6
46 21,4
Temperatur

45,8 21,2
%Rh

45,6 21
45,4 20,8
45,2 20,6
45 20,4
0 5 10 15 20
Waktu
Waktu Terhadap %Rh Waktu Terhadap Temperatur
Mode Low
0,08 0,8
0,07 0,7
0,06 0,6
0,05 0,5

Cos ɸ
Arus 0,04 0,4
0,03 0,3
0,02 0,2
0,01 0,1
0 0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu

Arus terhadap Waktu Cos ɸ terhadap waktu

Mode Medium
0,12 0,7
0,1 0,6
0,08 0,5

Cos ɸ
0,4
Arus

0,06
0,3
0,04 0,2
0,02 0,1
0 0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu

Arus terhadap Waktu Cos ɸ terhadap waktu

Mode High
0,35 0,8
0,3 0,7
0,25 0,6
0,5
Cos ɸ

0,2
Arus

0,4
0,15
0,3
0,1 0,2
0,05 0,1
0 0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu

Arus terhadap Waktu Cos ɸ terhadap waktu


High Mode
250 228 228 228 226

200

150 Volt
mA
100
65,5 64,5 64,4 (Cos Phi)*100
39 40,003 41,692 Watt
50 26 28 29
0
0
0 5 10 15 20
Waktu ( Minute )

Medium Mode
250228,5 227,3 226,8 227

200

150 Volt
mA
100
57 56,9 56 (Cos Phi)*100
50 Watt
0 9 9 9
11,66049 11,637 11,527
0
0 5 10 15 20
Waktu ( Minute )

Low Mode
250227,5 227,3 230
220

200

150 Volt
mA
100
65 56,7 (Cos Phi)*100
55,5
50 Watt
0 6 7 7
0 8,58 8,7 8,97
0 5 10 15 20
Waktu ( Minute )
Grafik Perbandingan Mode dengan Rh Temperatur
dan Flow out
60 7

50 6

5
40
4
30
3
20
2

10 1

0 0
0 5 10 15 0 5 10 15 0 5 10 15
High Medium Low
Rh Temperatur Flow Out

Grafik Perbandingan Mode dengan Rh


Temperatur dan Flow out
60 4

3,5
50
3
40
2,5

30 2

1,5
20
1
10
0,5

0 0
Low Medium High

Rh Temperatur Flow Udara Out


VI. Neraca Massa dan Neraca Energi

Tegangan
Arus
Daya
cos phi

Humidifikasi

𝑹𝒉𝒊𝒏 𝑹𝒉𝑶𝒖𝒕
𝑻𝒊𝒏 Tin 𝑻𝒐𝒖𝒕
ⱴ𝒊𝒏 ⱴ𝒊𝒏

𝑹𝒉𝒐𝒖𝒕
Ruangan 𝑻𝒐𝒖𝒕
ⱴ𝒐𝒖𝒕 Air Conditioner

𝑹𝒉𝒊𝒏
𝑻𝒊𝒏
ⱴ𝒊𝒏
VII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan proses humidifikasi


menggunakan alat humidifier. Percobaan dilakukan 3 kali sesuai dengan pensettingan alat
yaitu mode high, medium, dan low dengan kondisi ruang dibuat kering dengan
0
mengaktifkan AC pada temperatur 18 C dan kecepatan putaran fan maksimal.
Pengambilan data dilakukan setiap interval 5 menit selama durasi waktu 15 menit,
diharapkan akan mendapatkan udara yang sekering mungkin dengan nilai relative humidity
berada diantara 45-50%. Praktikum dilakukan dengan pengambilan data beberapa
parameter yaitu temperatur ruangan, % RH ruangan, kecepatan udara, serta parameter
kelistrikan seperti tegangan, arus, dan cos phi. Pengambilan data temperatur dan %RH
dilakukan pada 5 titik pengukuran di ruangan praktikum. Sedangkan pengambilan data
kecepatan udara masuk dan keluar dilakukan pada alat. Tujuan pengondisian ini adalah
agar praktikan dapat melihat sejauh mana pengaruh humiditifier terhadap relative humidity
pada ruangan, dimana humiditifier akan menambah uap air pada udara atau dengan kata
lain akan melembabkan ruangan udara sekitar. Kondisi ruang dibuat sekedap mungkin
dengan menutup rapat jendela dan pintu, asumsi udara masuk atau keluar dari fentilasi
diabaikan. Beban orang yang di dalam pun diabaikan.

Percobaan pertama yaitu pada mode low. Profil humiditifier yang didapat
berfluktuasi namun cenderung konstan dari segi input kelembaban humiditifier, begitu pula
untuk temperatur, ini dikarenakan kecepatan blower yang rendah, kurang dari 0.5 m/s
dengan kecepatan udara keluar diatas 1 m/s. Dari hasil parameter yang didapat untuk tiap
posisi, profil menunjukkan kelembaban yang dihasilkan dalam ruangan berada di dalam
range standar yakni 45.46% sedangkan standar yang ada berkisar antara 45-50%.
Banyaknya konsumsi air yang digunakan dalam mode ini adalah 200 mL volume awal, dan
tersisa 190 mL pada volume akhir. Nilai ini merupakan nilai terkecil dari jumlah volume
air yang dipakai oleh humiditifier.

Percobaan kedua yaitu pada mode medium. Profil humiditifier yang didapat
berfluktuasi namun cenderung konstan dari segi input kelembaban humiditifier, begitu pula
untuk temperature. Kecepatan udara kurang dari 0.5 m/s dengan kecepatan udara keluar
diatas 1 m/s. Dari hasil parameter yang didapat untuk tiap posisi, profil menunjukkan
kelembaban yang dihasilkan dalam ruangan berada di dalam range standar yakni 46,97%
sedangkan standar yang ada berkisar antara 45-50%. Banyaknya konsumsi air yang
digunakan dalam mode ini adalah 200 mL volume awal, dan tersisa 185 mL pada volume
akhir.

Percobaan ketiga yaitu pada mode high. Profil humiditifier yang didapat
berfluktuasi namun cenderung konstan dari segi input kelembaban humiditifier, begitu pula
untuk temperatur. Kecepatan udara 0,3-0,5 m/s dengan kecepatan udara keluar diatas 1 m/s.
Dari hasil parameter yang didapat untuk tiap posisi, profil menunjukkan kelembaban yang
dihasilkan dalam ruangan berada di dalam range standar yakni 47,825% sedangkan standar
yang ada berkisar antara 45-50%. Banyaknya konsumsi air yang digunakan dalam mode
ini adalah 200 mL volume awal, dan tersisa 165 mL pada volume akhir.

Dari grafik hubungan antara daya (kW) terhadap waktu ketiga mode, dapat dilihat
bahwa mode High lah yang memiliki daya paling tinggi dan mode Low yang paling rendah.
Hal ini karena humidifier menyemburkan molekul air ke udara dengan bantuan fan yang
dikerjakan oleh motor. Pada mode high, kecepatan penyemburannya paling tinggi,
sehingga motor bekerja lebih berat dibandingkan dengan mode medium dan low.

Ketiga percobaan menggunakan volume air awal yang sama yaitu 200 mL. Tetapi
vol air yang terpakai untuk setiap mode berbeda-beda yang dapat di lihat dari grafik
perbandingan volume air terpakai untuk setiap mode. Volume air yang terpakai pada mode
high paling banyak yaitu 35 mL sedangkan untuk mode medium dan low berturut-turut
yaitu 15 mL dan 10 mL.

Untuk kerja humidifier pada percobaan kali ini ditinjau dari intensitas antara
konsumsi energi yang digunakan terhadap volume air terpakai. Dari grafik perbandingan
intensitas untuk ketiga mode dapat dilihat bahwa intensitas yang paling kecil yaitu saat
mode medium dengan nilai sebesar 0,00212 kWh/mL, sedangkan untuk mode high dan
low berturut- turut yaitu sebesar 0,000287 kWh/mL dan 0,000222 kWh/mL. Sehingga
dapat dikatakan kinerja humidifier terbaik jika ditinjau dari volume air yang terpakai
adalah pada saat mode medium. Karena untuk menyemburkan molekul air sebanyak 1 mL
hanya dibutuhkan konsumsi energi sebesar 0.000212 kWH.
Kemudian kami melakukan perhitungan intensitas humidifikasi dengan rumus
%RH dibagi dengan konsumsi energi listrik (kWh). Pertama, kami melakukan
perhitungan intensitas setiap 5 menit dengan menghitung selisih kelembaban udaranya.
Namun, ternyata data intensitas yang didapat cenderung fluktuatif, seperti yang
ditunjukkan pada grafik-grafik di bawah ini:
Perhitungan lalu dilakukan dengan menghitung selisih %RH pada kondisi akhir
praktikum dan kondisi awal praktikum, lalu membaginya dengan konsumsi daya selama
mesin bekerja, yaitu 15 menit per percobaan. Hasilnya kemudian menunjukkan
bahwa %RH berbanding lurus terhadap intensitas, meskipun pada mode medium dan low
terdapat beberapa inkonsistensi data.
Sehingga, dapat dilihat kesimpulan sebagai berikut:
Mode medium memiliki rata-rata nilai intensitas yang lebih baik daripada mode
high dan mode low. Kami mengasumsikan hal ini terjadi karena mode medium merupakan
percobaan kedua yang dilakukan oleh praktikan, sehingga kelembaban udara di ruangan
masih dalam kondisi baik. Sementara, pada mode high dapat dilihat bahwa intensitas pada
menit pertama di percobaan pertama bernilai sangat rendah, hal ini terjadi karena kondisi
udara di ruangan pada saat itu masih belum dipengaruhi oleh humidifier yang bekerja.
Sementara pada mode low terjadi penurunan nilai kelembaban udara yang sangat drastis
dari mode medium ke mode low. Hal ini terjadi karena udara kembali menyesuaikan
dengan kerja humidifier yang tiba-tiba kinerjanya menurun (dari medium ke low) sehingga
dapat diasumsikan bahwa udara di ruangan kembali mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain di luar kerja humidifier.

VIII. Kesimpulan

Humidifikasi, merupakan suatu proses yang dapat menambah kadar air dalam
gas. Dalam prosesnya ada dua cara yaitu dengan pemanasan dan tanpa pemanasan. Arah
aliran kedua proses tersebut berbeda tergantung bagaimana kita dapat mengatur buka
tutupnya valve. Pada proses ini, gas dikontakan dengan air yang berada di dalam labu
secara counter current dimana air mengalir dari atas dan gas/udara menngalir ke atas dari
bawah, dengan laju alir sirkulasi air tertentu. Data yang diambil dari percobaan ini seperti,
suhu air di dalam labu, suhu gas masuk (Tdin dan Twin), suhu gas keluar ( Tdout dan Twout),
dan beda tekanan di dalam labu. Terdapat beberapa parameter yaitu temperatur ruangan, %
RH ruangan, kecepatan udara, serta parameter kelistrikan seperti tegangan, arus, dan cos
phi.

Intensitas humidifikasi merupakan nilai delta %RH dibagi dengan konsumsi energi
humidifier dan ditarik kesimpulan bahwa intensitas humidifikasi berbanding lurus terhadap
waktu, semakin lama maka intensitasnya semakin besar.

IX. Daftar Pustaka

- https://www.brighthubengineering.com/hvac/41447-psychrometric-processes-cooling-heating-
and-humidification/ diakses pada 5 Januari 2021
- http://kimia-teknologi.blogspot.com/2018/11/chapter-vi-unit-operation-humidification.html
diakses pada 5 Januari 2021
- Humidification and Dehumidification https://www.youtube.com/watch?v=8GQmVid7-Zo
diakses pada 5 Januari 2021

Anda mungkin juga menyukai