PENDAHULUAN
Penggunaan yang paling luas dari proses humidifikasi dan dehumidifikasi menyangkut
sistem udara-air. Contoh yang paling sederhana adalah pengeringan padatan basah dengan
pengurangan jumlah kandungan air sebagai tujuan utama dehumidifikasi aliran gas sebagai efek
samping.
Untuk mendapatkan laju humidifikasi yang tinggi, kontak antar permukaan dari udara
dan air dibuat sebesar mungkin. Modifikasi yang dapat dilakukan adalah memakai jenis packing
yang dapat mendukung perluasan kontakantar permukaan dan laju air sirkullasi air diatur
optimum sehingga dapat mendukung terbentuknya laji film pada permukaan packing kolom.
dimana :
Pw = Tekanan parsial uap air
Pws = Tekanan jenuh uap air
(Stoecker, W.F and Jones, J.W. 1989)
Dimana :
W = Kelembaban spesifik
Mw = Massa uap air
Ma = Massa udara kering
(Stoecker, W.F and Jones, J.W. 1989)
6. Entalpi
Entalpi merupakan energi kalor yang dimiliki oleh suatu zat pada temperatur tertentu, atau
jumlah energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg udara kering dan x kg air (dalam
fasa cair) dari 0℃ sampai mencapai t℃ dan menguapkannya menjadi uap air (fasa gas).
Hy = (1.005+1.88H) (ToC - 0) + 2501.4H
Dimana :
Hy = Entalpi
H = Humiditas
(Geankoplis, 2003)
7. Humidias
Humiditas (H) campuran udara-uap air didefinisikan massa uap air dalam 1 kg udara kering.
kgH2O 18.02 PA
H
kgdryair 28.97 P PA
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat yang digunakan
Seperangkat alat humidifikasi dan dehumidifikasi
Termometer bola basah dan termometer bola kering
Kompresor
Anemometer
1.1.2 Bahan yang digunakan
Air
Udara tekan
3.2 Langkah Kerja
3.2.1 Humidifikasi Tanpa Pemanasan
Dicatat semua suhu (suhu bola basah dan suhu bola kering) setiap
5 menit selama 15 menit
Laju alir air divariasikan (80 L/h , 130 L/h dan 180 L/h) tiap 15
menit
Dicatat semua suhu (suhu bola basah dan suhu bola kering) setiap
5 menit selama 15 menit
12
y = 0.0606x + 3.3553
∆P Laju Alir Udara
10 R² = 0.9872
(mbar) (m3/s)
4.1.2 Humidifikasi
4.1.3 Dehumidifikasi
0.002 0.0018
HR (kg uap air/kg udara kering)
0.0017
0.0018
0.0016
0.0013
0.0014
0.0011
0.0012
0.001
0.0008 0.0006 laju udara 4.47m3/s
0.0006 0.0004 laju udara 4.83m3/s
0.0004
0.0002
0
0 50 100 150 200 250
Grafik 4.2 Laju Alir Air terhadap Nilai Selisih Rata-Rata Humiditas pada Proses Humidifikasi
0.00045
0.0004
Grafik 4.3 Laju Alir Udara terhadap Nilai Selisih Rata-Rata Humiditas pada Proses
Dehumidifikasi
2.5
2 1.911
1.64
H (kg/kg udara kering)
1.55
1.4785 laju udara 4.47m/s
1.5 berdasarkan grafik
1.3
1.2268
laju udara 4.83m/s
berdasarkan grafik
1 0.9
0.82 0.85 laju udara 4.47m/s
0.7242 berdasarkan perhitungan
0.65
0.5502 laju udara 4.83m/s
berdasarkan perhitungan
0.5
0
0 50 100 150 200 250
Laju Alir Air (L/h)
Grafik 4.4 Laju Alir Air Terhadap Nilai Selisih Rata-Rata Entalpi pada Proses Humidifikasi
1.8 1.642802
1.6
1.3905
1.4 1.294 1.3
H (kg/kg udara kering)
1.2 berdasarkan
grafik
1
0.8
berdasarkan
0.6 perhitungan
0.4
0.2
0
4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9
Laju Alir Udara (m3/s)
Grafik 4.5 Laju Alir Udara Terhadap Nilai Selisih Rata-Rata Entalpi pada Proses Dehumidifikasi
4.3 Pembahasan
Pembahasan oleh Nabilla Amalia N.S (151424020)
Pada praktikum humidifikasi dan dehumidifikasi dilakukan pengukuran bola basah dan
bola kering. Untuk pengukuran bola kering dilakukan secara langsung dan untuk pengukuran
temperature bola basah diukur dengan melakukan pendekatan menggunakan grafik
psikometrik (pendekatan temperature jenuh adiabatik).
2. Pengaruh laju alir air dan laju alir udara terhadap selisih humiditas
a. Humidifikasi
Pada praktikum humidifikasi dilakukan 6 variasi pengamatan, yaitu pada laju alir air 60
L/h, 120 L/h dan 200 L/h serta variasi laju alir udara 4.47 m3/s dan 4.83m3/s. Hasil
penolahan data praktikum, dapat dilihat pada grafik 4.2, bahwa nilai selisih humiditas
tertinggi terjadi pada laju alir air sebesar 120 L/jam dan laju alir udara 4.83 m3/s yang
menunjukkan bahwa pada laju alir tersebut banyak packing dalam kolom yang terbasahi. Hal
ini menyebabkan semakin besarnya kontak antara udara dengan uap air yang membuat
perpindahan uap air ke dalam udara semakin banyak. Selain itu, semakin besar laju alir
udara, kemampuan udara untuk menampung uap air juga semakin besar. Namun pada laju
alir air sebesar 200L/jam menunjukan penurunan nilai selisih humiditas, hal ini menunjukan
bahwa pada laju alir tersebut tidak banyak packing dalam kolom yang terbasahi, hal tersebut
dapat terjadi karena laju udara yang kurang mampu berkontak dengan air, sehingga packing
yang terbasahi menjadi sedikit.
b. Dehumidifikasi
Pada praktikum dehumidifikasi,dilakukan 2 variasi laju alir udara, yaitu sebesar 4.47 m3/s
dan 4.83m3/s. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada grafik 4.3, terjadi penurunan
humiditas seiring dengan kenaikan laju alir udara. Hal tersebut dapat terjadi karena semakin
besar laju alir udara, maka semakin besar kontak yang terjadi antara laju alir udara dengan
silica gel sehingga semakin bayak uap air dalam udara yang diserap oleh silica gel.
3. Pengaruh laju alir air dan laju alir udara terhadap selisih entalpi
a.Humidifikasi
Pada praktikum humidifikasi, dapat dilihat pada grafik 4.4, saat laju alir air naik, baik
secara perhitungan ataupun secara grafik, nilai selisih entalpi semakin menurun pada laju alir
udara yang sama (4.47m3/s). Hal ini dapat terjadi karena adanya chanelling, yang disebabkan
oleh laju alir air yang terlalu tinggi sehingga kontak air dengan udara tidak efektif.
Sedangakan pada laju alir udara 4.83m3/s, nilai selisih entapli mengalami kenaikan pada laju
alir air 60L/h dan 120 L/h, namun pada laju alir air 200L/h nilai selisih entalpi mengalami
penurunan, hal ini juga dapat terjadi karena adanya chanelling. Dalam teori dijelaskan bahwa
semakin tinggi laju alir air atau laju alir udara, nilai selisih entalpi semakin tinggi,karena
semakin banyak air, semakin banyak panas yang dibutuhkan untuk menguapkan air ke udara.
b. Dehumidifikasi
Pada praktikum dehumidifikasi, pengaruh laju alir udara terhadap nilai selisih rata-rata
entalpdapat dilihat pada grafik 4.5,baik secara grafik ataupun perhitungan menunjukkan
bahwa semakin besar laju alir udara, maka nilai selisih rata-rata entalpi semakin naik. Hal ini
terjadi karena entalpi yang masuk lebih kecil dari entalpi yang keluar, entalpi yang masuk
lebih kecil dapat terjadi karena nilai laju alir udara yang digunakan pada praktikum ini terlalu
kecil, sehingga saat laju udara terlalu kecil, akan ada penurunan suhu masuk, dan nilai entalpi
menjadi menurun juga. Namun dalam teori dijelaskan bahwa semakin besar laju alir
udara,maka semakin kecil perubahan entalpi. Secara teoritis pada dehumidifikasi entalpi
yang masuk lebih besar daripada entalpi yang keluar, hal ini dikarenakan kadar uap air dalam
udara berkurang, sehingga jumlah energi kalor yang diperlukan lebih kecil pada udara keluar
kolom dibandingkan udara masuk kolom.
Berdasarkan teori diketahui bahwa semakin tinggi laju alir air, maka humiditas udara
akan semakin besar karena banyaknya packing yang terbasahi, namun pada praktikum yang telah
dilakukan dengan data yang terdapat pada gambar 4.2 tidak sesuai dengan teori. Bahkan pada
laju alir air 120 L/jam dan 200 L/jam dengan laju alir udara 4.47 m 3/s mengalami penurunan
begitu pula pada laju alir 200 L/jam dengan laju udara 4.83 m3/s. Hal ini disebabkan packing
yang tidak terbasahi dengan rata karena terlalu jauhnya perbedaan dari laju alir 60 L/jam ke laju
alir 120 L/jam maupun ke laju 200 L/jam sehingga terjadi shocking dan air hanya membasahi
packing sebagian.
Hal ini pun berakibat kepada turunnya perbedaan entalpi (∆H). Berdasarkan teori bahwa
semakin tinggi laju alir air, maka kandungan uap air yang keluar humidifier akan semakin tinggi.
Semakin tinggi kandungan uap air maka energi kalor yang dimilikinya pun semakin tinggi.
Kemungkinan terbesar yang menyebabkan data tidak sesuai dengan teori adalah karena
terlalu besarnya laju alir air dan laju alir udara. Diketahui bahwa pada saat praktikum telah
dicoba beberapa kali pergantian variasi laju alir udara maupun laju alir air dan hasilnya ketika
laju alir udara (diatur dari manometer) dengan tekanan diatas 30 mbar (diatas 4.83 m3/s)
kemudian laju alir air diatas 120 L/jam terjadi flooding. Sehingga dilakukan penyesuaian berkali
kali sampai didapatkan variasi yang pas. Namun pada run ke 2, dengan laju alir udara 4.83 m3/s,
tetap tidak teraliri dengan rata air pada packing.
Proses Dehumidifikasi
a. Pengaruh laju alir udara terhadap nilai humiditas
Berdasarkan gambar 4.4, pada proses dehumifikasi dapat diketahui bahwa semakin tinggi
laju alir udara, maka perbedaan humiditas semakin rendah. Dapat dilihat pada grafik bahwa
semakin besar laju alir udara semakin kecil penurunan humiditynya, hal ini disebabkan jika
semakin banyak udara yang diproses maka semakin sulit bagi silica untuk menyerap kandungan
uap air didalam udara. Hal ini sesuai dengan teori dimana setelah dilakukan proses
dehumidifikasi, uap air yang terkandung dalam udara diserap oleh silica sehingga uap air
menjadi berkurang dan nilai kelembapan pun menjadi berkurang.
Berdasarkan gambar 4.5, menurut teorinya setelah uap air diserap oleh silica maka suhu
udara akan lebih meningkat dan ΔH-nya pun akan menjadi positif, nilai entalpi yang masuk lebih
besar dari keluarannya karena terlah terjadinya proses pengurangan uap air sehingga pada
praktikum dapat dikatakan sesuai dengan teori hanya saja jika dilihat berdasarkan grafik tidak
terdapat kenaikan entalpi yang berarti. Hal ini dapat terjadi karena kondisi silica yang sudah
jenuh. Silica tidak pernah diregenerasi atau diganti sebelumnya terlihat dari banyaknya pengotor
dan lumut dipermukaan silica gel.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan oleh Nabilla Amalia N.S (151424020)
Temperatur bola basah dan bola kering diukur secara langsung dan diukur dengan
melakukan pendekatan menggunakan grafik psikometrik (pendekatan temperature
jenuh adiabatik)
Proses humidifikasi optimum terjadi pada laju alir air 120 L/jam dan laju alir udara
4.83 m3/s karena memiliki nilai selisih humiditas tertinggi sebesar 0,0018 kg uap
air/kg udara kering.
Pada proses dehumidifikasi untuk pengaruh laju alir udara tehadap nilai selisih
humiditas sudah sesuai dengan teori,nilai selisih humiditas terkecil yaitu 0,0003 kg
H2O/kg udara kering pada laju alir udara 4.83 m3/s. Namun untuk pengaruh laju
alir udara tehadap selisih entalpi tidak sesuai dengan teori karena besarnya entalpi
masuk lebih kecil dari entalpi keluar, sedangkan dalam teori dijelaskan bahwa
entalpi masuk lebih besar dari entalpi keluar. Kecilnya nilai entalpi masuk dapat
terjadi karena nilai laju alir udara yang digunakan saat prkatikum terlalu
kecil,sehingga menurunkan suhu masuk, dan nilai entalpi menjadi ikut turun.
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa terjadi penurunan
nilai temperatur bola kering dan bola basah rata rata sehingga memengaruhi nilai
humiditi dan entalpi.
Selisih humiditi maupun entalpi sebelum dan sesudah masuk kolom distilasi terhadap
laju alir air hanya pada laju udara 4.83 m3/s dengan laju alir air 60 L/jam dan 120 L/jam
yang mengalami kenaikan sesuai teori. Titik efektif yaitu pada laju alir udara 120L/jam
dan laju alir udara 4.83 m3/s.
Pada proses dehumidifikasi setelah uap air diserap oleh silica maka suhu udara akan lebih
meningkat dan ΔH-nya pun akan menjadi positif.
5.2 Saran
Saat kalibrasi pengukuran laju alir udara , pompa air jangan dinyalakan terlebih
dahulu agar udara yang keluar berupa udara kering .
Membasahi sumbu temperature bola basah setiap akan dilakukan pengukuran
temperature.
Memastikan valve untuk setiap operasi humdifikasi maupun dehumidifikasi sudah
terbuka ataupun tertutup secara benar .
Saat operasi humdifikasi jangan gunakan laju alir udara yang terlalu tinggi
Mengukuran temperature bola basah dan bola kering dilakukan dengan
menempelkan temometer pada tempat keluaran udara .
Mengganti isian packing karena sudah berlumut dan kotor begitu juga dengan air
yang dipakai pada proses sudah kotor.
DAFTAR PUSTAKA
Djauhari, A. 2002. Peralatan Kontak dan Pemisah Antar Fasa. Diktat Kuliah, hal 3-5. Bandung :
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
McCabe, W., Smith, J.C., dan Harriot, P. 1993. Unit Operation of Chemical
Engineering. United States of America: McGraw Hill Book, Co.
oleh ,
Kelompok : VII
Nama : 1. Nabilla Amalia N,S (151424020)
2. Nurlailatush Sholihah (151424021)
Kelas : 3A-TKPB