Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM KINERJA DAN PROSES ENERGI

HUMIDIFIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Proses Energi II

Tanggal Praktikum : 24 April 2018


Tanggal Laporan : 30 April 2018
Dosen Pembimbing : Purwinda Iriani, M.Si

Kelompok :
Nama Praktikan : Rasmohan Agni Klisme (151734023)
Anggota Praktikan : Afif Fadhilah (151734002)

: Dewi Mulyani (151734007)

PROGRAM STUDI TEKNIK KONSERVASI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pemrosesan bahan sering diperlukan untuk menentukan uap air dalam aliran
gas. Operasi ini dikenal sebagai proses humidifikasi. Sebaliknya, untuk mengurangi uap air
dalam aliran gas sering disebut proses dehumidifikasi. Dalam humidifikasi, kadar uap air
dapat ditingkatkan dengan melewatkan aliran gas di atas cairan yang kemudian akan menguap
ke dalam aliran gas.
Penggunaan yang paling luas dari proses humidifikasi dan dehumidifikasi menyangkut
system udara-air. Contoh paling sederhana adalah pengeringan padatan basah dengan
pengurangan jumlah kandungan air sebagai tujuan utama dan dehumidifikasi aliran gas
sebagai sampingan.
Pemakaian AC dan pengeringan gas juga menggunakan proses humidifikasi dan
dehumidifikasi. Sebagai contoh kandungan uap air harus dihilangkan dari gas klor basah,
sehingga gas ini bisa digunakan pada peralatan dari baja untuk menghindari korosi. Demikian
juga pada proses pembuatan asam sulfat, gas yang digunakan dikeringkan (dehumdifikasi)
sebelum masuk ke konventor bertekanan yaitu dengan jalan melewati pada bahan yang
menyerap air (dehydrating agent), seperti silica gel, larutan asam sulfat pekat, dan sebagainya.
1.2 Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat :


1. Memahami proses dan kinerja humidifikasi secara umum.
2. Memahami proses dan kinerja pada humidifier yang dibebani AC Split.
3. Mengidentifikasi parameter – parameter yang terlibat dalam proses humidifikasi.
4. Mengamati dan mengidentifikasi perubahan parameter yang terlibat dalam proses
humidifikasi.
5. Menentukan neraca massa dan energi pada proses humidifikasi dalam humidifier yang
dibebani dengan AC Split.
6. Menghitung kinerja proses energi humidifikasi pada humidifier yang dibebani AC Split.
7. Menentukan intensitas penggunaan energi pada proses humidifikasi
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Humidifikasi

Humidifikasi adalah proses penigkatan jumlah kadar air dalam aliran gas dengan
melewatkan aliran gas di atas cairan yang kemudian akan menguap ke dalam gas. Dalam
proses ini gas dikontakkan dengan air yang berada di dalam labu secara counter current
dimana air mengalir dari atas dan gas / udara mengalir keatas dari bawah, dengan laju alir
sirkulasi air tertentu.
Pada proses humidifikasi yaitu proses penambahan kandungan air dalam udara
dilakukan dalam dua proses yaitu proses pemanasan dan tanpa pemanasan. Dengan
bertambahnya jumlah aliran air yang dikontakkan dengan udara proses maka akan
menigkatkan kendungan air dalam udara sampai mencapai kondisi jenuh. Pada prose
humidifikasi dengan pemanasan jumlah kandungan air yang diserap oleh udara makin besar.
Ini disebabkan karena dengan pemanasan maka temperratur udara akan naik sementara
kelembabanr elatifnya menjadi turun sehingga kemampuan udara di dalam menangkap air
lebih besar bila dibandingkan dengan yang tanpa pemanasan.
Untuk mendapatkan laju humidifikasi yang tinggi, kontak antar permukaan dari udara
dan air dibuat sebesar mungkin. Modifikasi yang dapat dilakukan adalah memakai jenis
packing yang dapat mendukung perluasan kontakantar permukaan dan laju air sirkullasi air
diatur optimum sehingga dapat mendukung terbentuknya laji film pada permukaan packing
kolom.
Sedangakn proses dehumidifikasi terjadi penurunan kandungan air di dalam udara
proses. Penurunan kandungan air dalam kolom dehumidifikasi menunjukkan penurunan yang
cukup signifikan dimana penurunan dipengaruhi oleh kemampuan media menangkap air.
Pemanasan yang dilakukan pada proses dehumidifikasi bertujuan agar sejumlah kandungan
air yang dibawa udara dapat teruapkan sehingga akan membantu aktivitas media penangkap
air dan sekaligus dapat mengeluarkan air dari dalam udara.
Temperaatur udara yang keluar dari proses humidifikasi dan dehumidifikasi akan
bergantung pada besarnya kalor yang yang diberikan serta jumlah kandungan air yang
ditangkap atau dikeluarkan dari udara.

Dibawah ini adalah skema proses humidifikasi dan dehumidifikasi.

Gambar 2.1 Skema Humidifikasi dan De-Humidifikasi


2.1.1 Proses Humidifikasi

Humidifikasi dan dehumidifikasi melibatkan transfer massa antara fasa cairan dan fasa gas yang
dapat larut dalam cairan. Operasi ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses absorpsi dan
stripping, karena ketika cairan yang mengandung hanya satu komponen, maka tidak ada gradient
konsentrasi dan tidak ada hambatan transfer di fasa cair. Di sisi lain, perpndahan panas dan
perpindahan massa sangat penting dan saling mempengaruhi. Dalam operasi humidifikasi,
khususnya yang diaplikasikan terhadap sistem udara-air, terdapat beberapa definisi khusus yang
digunakan. Basis umum untuk perhitungan engineering adalah sejumlah massa gas yang bebas
uap, dimana uap merupakan bentuk gas dari komponen cair dan gas adalah komponen yang hanya
ada dalam bentuk gas. Dalam fasa gas, uap akan disebut sebagai komponen A dan fixed gas sebagai
komponen B. Karena campuran gas-uap bervariasi dengan tekanan total, tekanan harus terdefinisi
dengan jelas. Bila tidak terdefinisi, maka diasumsikan sebagai 1 atm, dan campuran gas dan uap
mengikuti karakteristik gas ideal.

2.1.2 Faktor humidifikasi

Humidifikasi dapat terjadi disebabkan faktor-faktor pendukung yang ada.

berikut faktor-faktor hummudifikasi :

• Ketingian Tempat

Apabila semakin tinggi tempat maka tingkat kelembabannya juga tinggi karena suhunya rendah
dan sebaliknya semakin rendah tempat suhunya semakin tinggi dan kelembabannya pun menjadi
rendah.

• Kerapatan Udara Kerapatan udara.

Ini juga berkaitan dengan suhu dimana apabila kerapatan udara pada daerah tertentu rapat maka
kelembabanya tinggi. Sedangkan apabila kerapatan udara di suatu daerah renggang maka
tinggkat kelembabannya juga rendah. Diketahui pula antara kerapatan,suhu,dan ketinggian
tempat juga saling berkaitan.
• Tekanan Udara.

Tekanan udara juga mempengaruhi kelembaban udara dimana apabila takanan udara pada suatu
daerah tinggi maka kelembabanya juga tinggi,hal ini disebabkan oleh kapasitas lapang udaranya

yang rendah.

• Radiasi Matahari.

Dimana adanya radiasi matahari ini menyebabkan terjadinya penguapan air di udara yang
tingkatannya tinggi sehingga kelembaban udaranya semakin besar.

• Angin

Adanya angin ini memudahkan proses penguapan yang terjadi pada air laut menguap ke udara.
Besarnya tingkat kelembaban ini dapat berubah menjadi air dan terjadi pembentukan awal.

• Suhu

Apabila suhu suatu tempat tinggi maka kelembabanya rendah dan sebaliknya apabila suhu
rendah maka kelembaban tinggi. Dimana hal ini antara suhu dan kelembaban ini juga berkaitan
dengan ketinggian tempat.

• Kerapatan Vegetasi

Jika tumbuhan tersebut kerapatannya semakin rapat maka kelembabannya jugatinggi hal ini di
sebabkan oleh adanya seresah yang menutupi pada permukaan tanah sangat besar sehingga
berpengaruh pada kelembabannya.Bahkan sebaliknya apabila kerapatannya jarang maka tinggkat
kelembabannya juga rendah karena adanya seresah yang menutupi permukaan tanah ini sedikit.

2.2 Proses pendinginan dan pelembaban (Cooling dan humidifikasi)

Proses ini dilakukan dengan melewatkan udara pada ruangan semburan air yang
temperaturnya lebih rendah dari temperatur udara, tetapi lebih tinggi dari titik embun udara
sehingga temperatur akan mengalami penurunan dan rasio kelembaban akan mengalami
peningkatan.
Twb2
Twb1 w2

w1

Tdb2 Tdb1

Gambar 7 Pendinginan dan Pelembaban ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles
and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

Gambar 2.2 Psychrometric Chart


Gambar 2.2.1 Pembacaan Psychrometric Chart

2.3 Peralatan dengan Prinsip Proses Humidifikasi

2.3.1 Humidifier (Peningkat Kelembaban)


Peralatan pelembab udara harus memiliki perangkat utama yang terdiri perangkat untuk
pemanasan udara, baik sebelum atau sesudah pelembaban atau keduanya, dan beberapa
metode untuk membuat udara di dalam kontak dengan air. Perangkat pemanas biasanya
berupa elemen atau susunan dari tabung bersirip. Udara dapat dibuat kontak dengan air
dalam berbagai perangkat.
Gambar 2.3.1 Humidifier

2.3.1.1 Jenis – jenis Pelembab Udara

Jenis – jenis pelembab udara meliputi :

1. Vaporizer( Uap Humidifier )


Air mendidih membentuk uap yang menambah kelembaban udara.
2. Impeller humidifier
Sebuah cakram/ lempengan berputar pada diffuser, yang memecah air menjadi butiran
halus (aerosol) yang melayang ke udara.
3. Ultrasonic humidifier
Sebuah difragma logam bergetar pada frekuensi ultrasonic menciptakan butiran-butiran
air yang secara perlahan keluar dari humidifier dalam bentuk kabut dingin.

2.3.1.2 Kekurangan dan Resiko Humidifier

Jika kelembaban relative lebih besar dari 60 %, maka penggunaan humidifier bisa
memnungkinkan reproduksi tengu debu atau pertumbuhan jamur. Kelembaban relative
harus dijaga antara 40 % dan 60 %. Beberapa pelembab udara sekarang menggunakan
anti microba untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dalam humidifier tersebut.
2.4 Contoh Penerapan di Industri
1) Rumah Sakit:
a. Ruang Operasi
b. Ruang Isolasi
c. Laboratorium
2) Industri yang menggunakan humidifikasi:
a. Industri Makanan & Minuman
b. Industri Pharmasi
c. Industri Tekstil
d. Industri Elektronik
e. Industri Alkohol
3) Perpustakaan menggunakan prinsip humidifikasi dalam penyimpanan buku:
a. Ruang Arsip
b. Penyimpanan Kertas
c. Musium
d. Toko Buku
4) Bangunan untuk kenyamanan penghuni seperhi Hotel dan Perkantoran
5) Pertanian dan perkebunan:
a. Produksi Jamur
b. Produksi Madu
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Waktu dan Tempat


Percobaan ini dilaksanakan pada :
Waktu : 12.00 – 15.00 WIB
Tanggal : Selasa, 13 Maret 2018
Tempat : Lab Energi Terbarukan, Jurusan Teknik Konversi Energi
Politeknik Negeri Bandung

3.2. Alat dan Bahan


NO NAMA ALAT GAMBAR ALAT

1. Seperangkat Alat Humidifier

2. Gelas Ukur 100 ml


3. Tabung Erlenmeyer 500 ml

4. Anemometer

5. Rhmeter
6. Meteran

7. AC Split

8. Clamp On
3.3 Prosedur Percobaan

Siapkan tabulasi data yang diperlukan untuk praktikum.

Siapkan dan lakukan pengecekan pada peralatan praktikum yang akan


digunakan.

lakukan pengecekan tangki air pada humidifer, jika kurang dari 1/2 maka isi
sampai 3/4nya, sebelum air dimasukkan ke tangki,ukur terlebih dahulu
menggunakan gelas ukur yang kemudian ditampung pada tabung erlenmeyer.

Jika pengukuran sebelum praktikum sudah dilakukan, maka masukkan air dari
tabung erlenmeyer kedalam tangki air humidifier.

Ukur kelembaban dan temperatur sebelum melakukan praktikum di ruangan


tersebut.

Nyalakan AC split,setting pada suhu terendah dengan kecepatan fan yang paling
tinggi, lalu ukur juga kelembaban dan temperaturenya sampai stabil. Jika sudah
stabil kemudian nyalakan humidifier

Tentukan titik- titik pengambilan data (kami mengambil 4 titik), pengukuran


dilakukan setiap 5 menit sekali dengan 3 variable kondisi dari humidifiernya
(High, Med, Low) yang setiap transisinya diberi waktu 10 menit.

Pengambilan data dilakukan sebanyak 4 kali di setiap kondisi humidifiernya.

Jika data telah selesai diambil, maka matikan AC split dan humidifiernya, lalu
ukur kembali tangki air humidifiernya menggunakan gelas ukur.

Setelah selesai melakukan pengukuran tangkir air humidifier,rapihkan kembali


alat - alat dan simpan pada tempatnya.
BAB IV

DATA PERCOBAAN

4.1 Data ruangan

Panjang : 5.31 m Luas Ruang : 22.196 m2


Lebar : 4.18 m Volume Ruang : 67.919 m3
Tinggi : 3.06 m

4.1.1 Gambar skema ruang

Gambar 4.1.1. Skema Ruangan Percobaan (Tampak samping atas)


Gambar 4.1.2. Skema Ruangan Percobaan (Tampak atas)
4.2 Data pengamatan

Humidifier

Ruangan
Waktu Volume
Mode Rh Temperatur Flow Udara V I cos phi P (kW)
(menit) Air
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 out in
0 47,3 46,6 46,5 47,1 47,1 21,7 21,8 21,7 21,6 21,7 0 0 0 0 0 0
10 51,1 52,5 52,3 52,2 53,1 22 21,8 21,8 21,8 18,4 1,8 0,3 229,5 0,07 0,49 0,009
Low 70
20 52,2 52,8 53,1 53,2 52,7 20,8 20,4 20,2 20,2 18,6 1,8 0,3 228,9 0,07 0,487 0,009
30 52,4 52,9 53,5 52,6 52,5 19,2 19,5 19,6 20 17,8 1,7 0,3 230,6 0,007 0,489 0,009
0 49,5 49,4 49,4 49,5 48,6 20,9 20,9 21 21 18,4 0 0 0 0 0 0
10 55,5 55 53,2 56,2 58,9 22,2 22,5 22,8 23,2 19,5 2,8 0,3 230,2 0,1 0,526 0,012
Medium 190
20 55,1 53,6 53,1 53,7 58,2 22,5 22,6 23,6 22,7 20,5 2,6 0,3 230,2 0,1 0,528 0,012
30 53,9 53,1 55,7 55,9 58,8 23,2 23,4 23,5 23,6 20,3 2,5 0,3 230,3 0,1 0,539 0,012
0 49,6 50,3 49,8 49,5 49,1 21,5 22,7 22,8 21,5 22,5 0 0 0 0 0 0
10 58,6 58,5 58,5 56,5 59,6 23,3 23,4 23,4 23,4 19,5 5,2 0,3 2309,2 0,25 0,635 0,038
High 155
20 57,5 60,1 60,7 60,3 60,2 23,1 23,2 23,2 23,6 18,5 6,6 0,3 229,5 0,26 0,616 0,037
30 62,6 60 60,5 59,4 60,9 23,5 23,3 23,5 23,5 18,7 6,7 0,3 229,5 0,26 0,52 0,038

LOW 50,75 51,2 51,35 51,275 51,35 20,925 20,875 20,825 20,9 19,125 1,766667 0,3
MEDIUM Rata-rata 53,5 52,775 52,85 53,825 56,125 22,2 22,35 22,725 22,625 19,675 1,975 0,3
HIGH 57,075 57,225 57,375 56,425 57,45 22,85 23,15 23,225 23 19,8 4,625 0,3
4.3 Neraca Massa dan Energi
1. Setting low

48.5%;
20.43°C;
0.3 m/s

55.46%; 21.625°C; 1.175 m/s

2. Setting medium

Humidifier
Air
53.5%; 22.2°C; 51.7%;
6.33 ml/menit
1.975 m/s 21.84°C;
0.3 m/s

AC Split
51.7%; 16.7°C; Ruangan Udara
1.975 m/s

56.125%; 21.225°C; 1.25 m/s


3. Setting high

Humidifier
Air
57.075%; 22.2°C; 45.425%;
5.167 ml/menit
4.625 m/s 22.29°C;
0.3 m/s

AC Split
45.425%; 16.65°C; Ruangan Udara
2.575 m/s

53.625%; 21.125°C; 1.175 m/s


PROSES ENERGI
BAB V
PEMBAHASAN

Humidifikasi adalah proses penigkatan jumlah kadar air dalam aliran gas dengan
melewatkan aliran gas di atas cairan yang kemudian akan menguap ke dalam gas. Dalam
proses ini gas dikontakkan dengan air yang berada di dalam labu secara counter current
dimana air mengalir dari atas dan gas / udara mengalir keatas dari bawah, dengan laju alir
sirkulasi air tertentu. Maka pada percobaan kali ini kami menguji proses yang ada pada alat
humidifier dengan beban AC split, dalam proses pengoprasiannya digunakan 3 mode yaitu
mode low,medium dan high yang mempengaruhi terhadap putaran fan yang ada pada alat
humidifier yang menyebabkan laju keniakan kelembapan ke udara yang semakin tinggi jika
di atur dari low hingga high.
Percobaan dilakuakan dengan 4 titik pengukuran seperti yang tertera pada gambar
skema titik pengukuran dan tiap pengkuran dilakukan transisi waktu 10 menit sekali dengan
3 kondisi mode alat humifier yaitu (low,medium dan High) dan tiap mode dilakukan 4 kali
pengukuran yaitu pada menit ke 0,10,20 dan 30 dengan kondisi awal tangka terisi 500ml.
Humifier dipasang di tengah ruangan dengan Panjang 5,31m ; lebar 4,18m, tinggi 3,06m,
dengan luas ruangan 22,196 m 2.dan volume ruangan 67,919 m3 dengan kondisi ruangan
terdapat 1 pintu , 5 jendela, 6 ventilasi udara , 2 lampu untuk penerangan dengan
pengoperasian AC split di setting temperature paling rendah.
Pada dasarnya standard tingkatan kelembaban dan temperature ruangan sudah diatur
oleh SNI yaitu pada SNI 03-6572-2001 butir 5.2.5. Dan perihal kenyamanan termal orang
Indonesia disebutkan dalam butir 5.1.1, dengan perancangan umumnya diambil suhu 25oC ±
10oC dan kelembaban udara relative 55 % ± 10 % jika dilihat pada satndar yang telah ada.
Untuk mengetahui karakteristik parameter proses energi pada alat humidifier terhadap
waktu, dilakukan percobaan selama 30 menit dengan tansisi waktu tiap menitnya yaitu 1 kali
per 10 menit.hal ini juga agar dapat membandingkan parameter tiap modenya dan saat
percobaan humidifier tidak dimatikan akan tetapi harus tetap dalam keadaan menyala dan
hanya kita rubah mode nya saja sesuai kebutuhan kita mengukur,sehingga pada setiap mode
memeiliki karakterisitik yang berbeda. Agar mempermudah dalam menganalisa karakteristik
dari pamater parameter yang diukur dapat dibuat grafik sebagai berikut.
Profil Kelembaban di Setiap Titik Pada Low
Mode
54
53
52
51 Titik 1
Rh (%) 50 Titik 2
49 Titik 3
48
47 Titik 4
46 Titik 5
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)

Jika dilihat pada profil diatas kelmbapan pada tiap titik di mode low ,titik 3
mencapai 53,5 pada saat waktu 30 menit,jika kita Analisa kenapa apada titik 3
mencapai 53,5 kelembapannya ialah dikarenakan pada titik 3 ini dekat dengan
jendela yag tidak tertutup rapat yang menyebabkan pengaruh terhadap kelembaban
dan jug factor pondasi ruang mempengaruhi jika kita lihat dalam pondasi ruan rapat
percobaan di titik 3 terhalangi dengan pondasi jadi keluaran AC dititik 3 kurang
maximal.

Profil Kelembaban di Setiap Titik Pada


Medium Mode
70
60
50 Titik 1
Rh (%)

40
Titik 2
30
20 Titik 3
10 Titik 4
0
Titik 5
0 10 20 30 40
Waktu (menit)

Selanjutnya jika kita lihat pada profil mde medium ditik 5 lebih tinggi
dibandingkan dengan titik lainnya dikarenakan pada mode ini putaran fan nya juga
semaikn meningkat dan juga posisi pengukuran dititik 5 ini di atas alat
humidifiernya.
Profil Kelembaban di Setiap Titik Pada High
Mode
70
60
50
Rh (%) Titik 1
40
Titik 2
30
Titik 3
20
10 Titik 4

0 Titik 5
0 10 20 30 40
Waktu (menit)

Selanjutnya mode high jika kita lihat pada profil di atas dititik 1 paling tinggi
pada menit 30 dikarenakan pada mode ini kinerja pada alat humidifier semakin tinggi
yang menyebabkan pada titik 1 tinggi dan juga posisi pengukuran titik 1 dekat
dengan alat humidifier dan jauh dari AC.

Profil Laju Kenaikan Kelembaban

0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
low medium high

Setelah mengetahui kelembaban tiap mode,kita Analisa di laju kenaikan


kelembaban tiap mode jika kita lihat pada moed high lebih tinggi dari mode low dan
medium itu dikarenakan pada mode high kinerja alat humidifier tinggi.
Profil Temperatur di Setiap Titik Pada Low Mode
25
24
23
22 Titik 1
T (˚C)

21 Titik 2
20 Titik 3
19 Titik 4
18 Titik 5
17
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)

Pada pembahasan profil selanjutnya kita lihat pengaruh pada temperaturnya,jika


dilihat pada profil diatas temperatur pada mode low semakin menurun dari waktu 0 sampa
30 yang seharusnya pada temperatur itu konstan,jadi Temperatur berbanding terbalik
dengan kecepatan udara humidifier, dimana temperature akan semakin rendah saat
kecepatan udara ditingkatkan

Profil Temperatur di Setiap Titik Pada Medium Mode


25
24
23
22 Titik 1
T (˚C)

21 Titik 2
20 Titik 3
19 Titik 4
18 Titik 5
17
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)
Profil Temperatur di Setiap Titik Pada High Mode
25
24
23
Titik 1
22
T (˚C)

21 Titik 2
20 Titik 3
19
18 Titik 4
17 Titik 5
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)

Jika kita lihat pada 2 profil diatas yaitu pada mode medium dan high terhadp waktu dikura
dari tiap titik pengukuran temperatur mengalami kontan pada mode medium temperatur kontan
dan jika dibandingkan dari medium ke mode high mengalami peningkatan pada mode high tidak
terlau besar dari 22,40oC sampai 22,47oC
BAB VI
PENUTUP

Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :


1. Humidifier adalah suatu alat yang dapat meningkatkan kelembaban udara pada suatu
ruangan
2. Parameter yang terlibat dalam proses humidifikasi antara lain adalah ;
 Kelembaban input dan output humidifier
 Kelembaban udara ruang
 Suhu input dan output humidifier
 Suhu udara ruang
 Konsumsi air humidifier
 Kecepatan udara input dan output humidifier (Mode humidifier)
3. Temperatur berbanding terbalik dengan kecepatan udara humidifier, dimana temperature
akan semakin rendah saat kecepatan udara ditingkatkan
4. Kondisi awal udara ditiap mode yang digunakan sangat berpengaruh. Semakin besar
kelembaban udara awal ruang, kemampuan humidifier untuk meningkatkan kelembaban
udara semakin rendah.
5. Semakin tinggi modenya maka RH ruang akan semakin tinggi pula dan volume air yang
digunakan akan semakin tinggi.
KINERJA PROSES ENERGI
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan berbebeda dengan sebelumnya yaitu
mengukur intensitas energi yang digunakan pada humidifier dengan metode yang sama pada
pengukuran di proses energi yaitu 3 mode dengan mode high,low,dan medium dan titik
pengukuran yang sama maka didapat data seperti pada BAB 3. Namun,pada kinerja sistem energi
ini pengukuran kelistrikan dengan menggunakan kabel terminal dengan clamp on. Sehingga ketika
kabel pengukur tegangan pada clamp on disambungkan pada terminal akan diperoleh tegangan
dari humidifier Prinsip terminal adalah hubungan parallel antara sumber dengan beban bebannya
sehingga diasumsikan dengan mengabaikan losses dari kabel bahwa tengangan sumber sama
dengan tegangan beban sama dengan tegangan pengukuran pada clamp on, sedangkan arusnya
dipasang searah dengan arus yang mengalir pada kabel terminal.
Untuk data yang digunakan dipembahasan ini yaitu intensitas yang digunakan pada humifier
didapat data seperti pada table dibawah ini :

Intensitas Intensitas
Mode Rh 1 Rh 2 P t (kWh) (Wh)
low 46,92 52,60667 0,009 0,5 1263,704 1,263703704
med 49,28 55,32667 0,012 0,5 1007,778 1,007777778
high 49,66 59,59333 0,037667 0,5 527,4336 0,527433628

Jika dilihat pada table diatas intensitas tertinggi ada pada kondisi low. Dikarenakan pada
kondisi low dimana kondisi operasi dilkuakn pada awal praktikum dimana kondisi ruangan berada
pada keadaan yang memiliki nilai kelembaban kurang akibat kondisi AC yang dinyalakan terlebih
dahulu. Adapun grafik yang didapat pada praktikum kinerja kali ini, adalah :
Profil Tegangan terhadap Waktu
234
232
Tegangan (Volt)

230
228 Low
226 Medium
224
High
222
220
0 10 20 30 40
Waktu

Jika dilihat pada profil diatas tegangan tertinggi pada menit ke 10 ada pada mode high dan
terendah ada pada mode low pada menit ke 10 dikarenakan kinerja pada high lebih tinggi
dibandingkan dengan low menyebabkan pada mode high memerlukan tegangan yang tinggi pada
awal pengoprasian , dan terjadi penurunan dari tiap waktu ke waktu pada mode high dan bebanding
terbalik pada mode low yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. hal ini disebabkan oleh
ketidak seimbangan dari beban yang digunakan yaitu humidifier. Terlihat bahwa semakin tinggi
mode maka tegangannya akan menurun

Profil Arus terhadap Waktu


1.4
1.2
Arus (Ampere)

1
0.8 Low
0.6 Medium
0.4
High
0.2
0
0 10 20 30 40
Waktu

Selanjutnya profil terhadap waktu ,jika kita lohat pada profil diatas semakin tinggi modenya ,maka
arus yang mengalir akan semakin tinggi pula, diakrenakan daya yang dihasilkan oleh sistem
semakin tinggi.
Profil Daya terhadap Waktu
0.09
0.08
0.07
0.06
Daya (kW)

0.05
Low
0.04
0.03 Medium
0.02 High
0.01
0
0 10 20 30 40
Waktu

Profil konsumsi daya terlihat dari grafik semakin menaik dan terjadi kenaikan yang
signifikan dari kondisi operasi medium ke kondisi operasi high. Hal ini karena pada kondisi high
humidifier beroperasi pada kondisi max sesuai dengan spesifikasinya 40 watt.

Profil Volume Air Yang Dikonsumsi

200
VOLUME AIR (ML)

150

100

50

0
low medium high
MODE

Pada penjelasan profil volume air yang dikonsumsi dari konsumsi low hingga medium
terjadi peningkatan,tapi dimode high terjadi penurunan yang seharusnya mengalami peningkatam
dikaenakan pad mode high terjadi human error pada saat pembacaan volume air yg dikonsumsi
BAB VI
KESIMPULAN

Setelah melaksanakan praktikum ini dapat kami simpulkan bahwa:

1. Intensitas energi pada humidifier didefinisikan sebagai perbandingan


perubahan Rh dari kondisi awal ke kondisi pengukuran terhadap nilai daya
dalam jam
2. Intensitas penggunaan energi humidifier paling tinggi pada percobaan ini berada pada
kondisi operasi low. Hal ini disebabkan karena mode low dioperasikan pada keadaan awal
dimana kelembaban yang kurang akibat AC dioperasikan terlebih dahulu

3. Mode pengaturan pada humidifier sebanding dengan pengaturan kecepatan fan


DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2001. Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian
Udara pada Bangunan Gedung (SNI 03-6572-2001). Jakarta : BSN.

Imelda.TT. [http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/95/jbptppolban-gdl-imeldasast-4721-3-bab2--
9.pdf] (28 April 2018)

G. Pita, Edward. 1981. Air Conditioning Principles and Systems. John Wily and

_____Sons : USA.

Pramudono.2009.”Humidifikasi 2”

_____http://tekim.undip.ac.id/staf/bpramudono/files/2009/05/kul_humidifi

_____kasi_2.pdf

Anshory, Muhammad. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelembaban


Udara.http://ans29.blogspot.co.id/2014/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.ht ml. (28
April 2018)

Anda mungkin juga menyukai