(HUMIDITY)
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Operasi Teknik Kimia II
Dosen Pengampu:
Ir.Mariani Sebayang,M.Si.
OLEH:
MUHAMMAD NUR WAHYU (2201054)
Kelembaban atau humidifikasi termasuk perpindahan massa antara fase cair murni
dan gas yang tetap (gas tidak dapat larut dalam cair). Sistem yang terlibat dalam humidifikasi
adalah air dan udara. Perpindahan air dari fase liquid ke udara disebut humidifikasi (karena
memperbesar humidity udara), sedangkan perpindahan uap air yang ada di udara ke dalam air
(uap air mengembun) disebut dehumidifikasi (karena memperkecil humidity udara). Bahan yang
ditransfer dalam operasi humidifikasi merupakan bahan cair murni dan ditransfer dengan cara
penguapan atau pengembunan. Selain transfer massa, terjadi transfer panas sehingga selain
karakteristik keseimbangan system juga perlu diketahui karakteristik entalpi
system.Humidifikasi akan menyediakan udara dengan suhu dan kelembaban tertentu sehingga
perlu pemanas udara dan alat kontak udara-air. Humidifikasi diterapkan pada cooling tower
system.
1.Suhu dan Kelembaban Udara
Suhu dan kelembaban udara merupakan aspek yang penting dalam
menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah. Suhu dan kelembaban udara memiliki hubungan
yang sangat erat. Jika Kelembaban udara berubah, suhu juga akan berubah atau sebaliknya.Hal
ini disebabkan kandungan air dalam
tanah dan di udara tidak dapat mempertahankan suhu dan kelembabannya.Oleh karena itu,
penambahan volume air sangat erat hubungannya dengan ketersediaan air dalam tanah, misalnya
suhu rendah pada musim penghujan
membuat kelembaban menjadi tinggi. Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu.
Semakin tinggi suhu udara , maka kelembaban udara semakin kecil karena suhu yang semakin
tinggi membuat terjadinya presipitasi
(pengembunan molekul).
2. Jenis-jenis Kelembaban.
a. Kelembaban spesifik yaitu perpandingan antara massa udara sebenarnya di atmosfer dengan
satu massa udara, biasanya dinyatakan dalam system matrik, gram/kilogram.
b. Kelembaban mutlak yaitu massa uap air yang terdapat dalam satu satuan udara, dinyatakan
dalam gram/m3. Contohnya: kelembaban mutlak wilayah tropika umumnya lebih tinggi dari
wilayah temperatur.
c. Kelembaban nisbi yaitu perbandingan antara massa uap air yang ada di dalam satu satuan
volume , dengan massa uap air yang maksimum dapat dikandung pada suhu dan tekanan yang
sama. Oleh karena itu kelembaban
nisbi dapat pula merupakan perbandingan antara tekanan uap air(actual) dengan tekanan uap air
jenuh pada suhu yang sama. Satuan kelembaban nisbi dinyatakan dalam bentuk %.
3. Pengukuran Kelembaban Udara
Uap air adalah suatu gas yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari
atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara.
Kabut melayang-layang dekat permukaan tanah,
kalau awan melayang-layang di angkasa. Banyaknya uap air yang dapat dikandung oleh
hawa.Seperti gas-gas lainnya , uap air juga mempunyai tekanan , yang makin lebih besar apabila
temperature naik. Tekanan tersebut dinamakan tekanan uap.Tekanan uap adalah tekanan yang
diberikan oleh uap air sebagai bagian dari udara pada temperature tertentu. Tekanan uap adalah
bagian dari tekanan udara semuanya dapat diukur dengan millimeter air raksa atau milibar. Jika
udara pada suatu temperature sudah jenuh maka tekanan uap pada temperature tersebut mencapai
maksimum. Angka maksimum tersebut disebut tekanan uap maksimum. Tinggi rendahnya
kelembaban udara disuatu tempat sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu:
a. Suhu
b. Tekanan udara
c. Pergerakan angin
d. Kuantitas dan kualitas penyinaran
e. Vegetasi
f. Ketersediaan air di suatu wilayah
RELATIVE HUMADITY
Menurut Widodo dan Syamsuri (2008: 70) Kandungan uap air yang dapat bercampur dengan
udara kering tergantung pada suhu udara. Karena jumlah uap air di udara menentukan tekanan
parsial pada uap air, maka sudah pasti, udara akan dapat mengandung uap air maksimum bila
uap air di udara menerima tekanan parsial maksimum. Karena tekanan parsial maksimum yang
dapat diterima oleh uap air merupakan tekanan saturasi yang berhubungan langsung dengan suhu
saturasi, maka udara akan mengandung uap air maksimum (mempunyai berat jenis uap air
maksimum) ketika tekanan yang diterima uap air sama dengan tekanan saturasi pada suhu udara
tersebut. Pada kondisi ini, suhu udara dan suhu bola kering menjadi sama, dan udara dikatakan
menjadi saturasi. Sebagai catatan, semakin tinggi suhu udara, semakin tinggi pula tekanan parsial
maksimum dan semakin tingi pula kandungan uap air di udara.
Widodo dan Syamsuri (2008: 72) Relative humidity atau biasa disebut kelembaban relatif adalah
perbandingan antara tekanan parsial aktual yang diterima uap air dalam suatu volume udara
tertentu dengan tekanan parsial yang diterima uap air pada kondisi saturasi pada suhu udara saat
itu, rumus RH ditunjukan pada persamaan berikut:
RH = Tekanan parsial actual/Tekanan parsial saturasi
Untuk keperluan praktis, RH seringkali dinyatakan sebagai suatu perbandingan yang dinyatakan
dalam (%) antara berat jenis uap air aktual dengan berat jenis uap air pada keadaan saturasi.
Menurut LaPotin dkk (2019: 1593) telah mengemukakan Dengan asumsi uap air adalah gas yang
ideal, nilai RH bisa dihitung dengan persamaan berikut:
RH = P/P sat (T)
Dimana:
RH = Nilai RH dalam lingkungan (%)
P = Tekanan parsial uap air di udara (pascal)
Psat (T) = Tekanan saturasi uap Air di T (pascal)
a. Penghitungan Kerja Kompresor (Win)
Menurut poernomo (2015: 5) Apabila perubahan energi kinetik dan energi potensial diabaikan,
maka kerja kompresor ditunjukkan pada persaman berikut:
Win = (H2 – H1)
Dimana: Win = kerja kompresor (kJ/kg)
H2 = nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg)
Indri Yaningsih1
1
Staf Pengajar – Jurusan Teknik Mesin – Universitas Sebelas Maret
Keywords : Abstract :
Dehumidification Desalination unit based on heat pump with humidification and dehumidification
Desalination processes was one of the heat pump applications system, with addition of a
Heat pump humidifier, sprinkler and evaporator (dehumidifier) that integrated in a unit.
Humidification In this unit, evaporator of heat pump was used for dehumidification process
which would produce fresh water from the air that has been humidified in the
humidifier with the spray of sea water through the sprinkler. The addition of
electric air heater was used to vary the inlet air temperature to the humidifier
on this system. In this research was examine the effect of air temperature on
the performance of desalination unit based on heat pump with using
humidification and dehumidification processes. In this research the air
temperature was varied at 35oC, 45oC, 55oC and 65oC, sea water temperature
was conditioned at a constant temperature of 35oC, and ambient
temperature was kept constant. Compressor was operated at a constant
rotation of 1,200 rpm, the sea water volumetric flow rate was kept at 300 l/h,
and sea water in this system was recirculated. The result of this research
showed that the volume of fresh water production increase with increasing
the inlet air temperature to the humidifier on this desalination unit.
Q mref .(h h )
dehumidifikasi dapat dilihat pada gambar 1. Sistem COP kond
2 3
HP
ini terdiri dari 3 bagian utama yaitu pemanas udara, W kom
unit humidifikasi dan dehumidifikasi dan unit p
mref .(h2 h1 ) (1)
pompa
MEKANIKA 10
Gambar 1. Gambar 3D unit desalinasi berbasis pompa kalor dengan menggunakan proses
HD
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pengaruh Temperatur Udara Masuk
Humidifier Terhadap Produksi Air Tawar terhadap waktu dengan variasi temperatur
udara.
NOTASI
A = luas penampang saluran (m2)
COPHP = koefisien prestasi pompa kalor aktual
h1 = entalpi refrigeran keluar
evaporator (kJ/kg)
h2 = entalpi refrigeran pada tekanan keluar
kompresor (kJ/kg)
h2a = entalpi refrigeran masuk
kondensor (kJ/kg)
h3 = entalpi refrigeran pada tekanan keluar
kondensor (kJ/kg)
ṁa = laju aliran massa udara (kg/s)
ṁref = laju aliran massa refrigeran (kg/s)
Qkond = kalor yang dilepas oleh kondensor (kW)
Va = kecepatan udara (m/s)
Wkomp = daya kompresor (kW)
w1 = rasio kelembaban udara masuk
humidifier (kg uap air/kg udara kering)
w2 = rasio kelembaban udara keluar
humidifier (kg uap air/kg udara kering)
w3 = rasio kelembaban udara keluar
humidifier (kg uap air/kg udara kering)
ρudara = densitas udara (kg/m3)
∆W1 = penambahan massa uap air total (kg/s)
∆W2 = penambahan massa uap air total (kg/s)