PENDAHULUAN
Drying adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan sehingga mengurangi
kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima,
menggunakan panas. Atau pada oengertian lain, Drying merupakan salah satu proses
pengambilan sejumlah cairan yang terkandung didalam suatu bahan (padatan) dengan
menggunakan medium berupa gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga
kandungan cairan menjadi berkurang karena menguap. Drying banyak digunakan dalam berbagai
macam industri, baik industri besar maupun kecil.
Dalam skala laboratorium ini, praktikan akan menggunakan bahan yang mengandung air
cukup banyak. Sedangkan alat yang akan digunakan sebagai pengering (dryer) adalah oven .
Selama proses pengeringan, dibuat interval tertentu, misalnya setiap 8 menit, maka bahan
dikeluarkan dari oven dan ditimbang beratnya. Penimbangan harus dilakukan secara cepat dan
teliti. Proses drying atau pengeringan dihentikan bila hasil penimbangan bahan menunjukkan
angka yang relatif konstan dan berat tersebut merupakan Wk.
Pada percobaan drying atau pengeringan ini, kita akan dapat mengetahui pengaruh kadar
air yang terdapat pada bahan terhadap kecepatan pengeringan dan waktu pengeringan. Selain itu,
kita juga dapat menentukan harga koefisien perpindahan massa H2O dari padatan ke udara (ky)
pada periode kecepatan pengeringan tertentu. Dan juga dapat mengetahui cara kerja proses
pengeringan, alat yang digunakan pada proses pengeringan.
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Pengeringan merupakan salah satu unit operasi energi paling intensif dalam pengolahan
pasca panen. Unit operasi ini diterapkan untuk mengurangi kadar air produk seperti berbagai
buah-buahan, sayuran, dan produk pertanian lainnya setelah panen. Pengeringan adalah proses
pemindahan panas dan uap air secara simultan yang memerlukan panas untuk menguapkan air
dari permukaan bahan tanpa mengubah sifat kimia dari bahan tersebut. Dasar dari proses
pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air
antara udara dan bahan yang dikeringkan. Laju pemindahan kandungan air dari bahan akan
mengakibatkan berkurangnya kadar air dalam bahan tersebut.
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang
memerlukan energi untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan (Nay, 2007). Pengeringan juga disebut dengan penghidratan atau penghilangan sebagian
atau keseluruhan uap air dari suatu bahan (Hasibuan, 2005). Prinsip pengeringan melibatkan
dua hal yaitu panas yang diberikan pada bahan dan air yang harus dikeluarkan dari bahan
(Supriyono, 2003).
Mekanisme Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan melalui dua periode yaitu periode kecepatan konstan dan
periode kecepatan penurunan. Periode kecepatan konstan sering kali disebut sebagai periode
awal, dimana kecepatannya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan perpindahan
massa dan panas (Rao et al,2005).
Udara yang terdapat dalam proses pengeringan mempunyai fungsi sebagai pemberi
panas pada bahan, sehingga menyebabkan terjadinya penguapan air. Fungsi lain dari
udara adalah untuk mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh bahan yang dikeringkan.
Kecepatan pengeringan akan naik apabila kecepatan udara ditingkatkan. Kadar air akhir apabila
mulai mencapai kesetimbangannya, maka akan membuat waktu pengeringan juga ikut naik
atau dengan kata lain lebih capat (Desrosier 1988).
Klasifikasi pengering
Tidak ada klasifikasi sederhana dari peralatan pengeringan.Beberapa pengeringan yang
kontinue, dan beberapa beroprasi secara batch beberapa agitasi padatan dan beberapa dasarnya
unagitated.Operasi di bawah vakum dapat digunakan untuk mengurangi suhu pengeringan.
Beberapa pengeringan dapat enangani hampir semua jenis material, sementara yang lain sangat
terbatas dalam jenis pakan mereka dapat diterima.
2. Pengeringan yang panas ditransfer ke padat dari media eksternal seperti kondensasi uap,
biasanya melalui permukaan logam dengan yang padat dalam kontak.
Pengering yang dapat menunjukkan padatan ke uap udara disebut adiabatic atau langsung
pengering, dimana semua panas ditransfer ke media eksternal dan dikenal sebagai pengeringan
non adiabatic atau tidak langsung oleh pengering yang dipanaskan oleh listrik, radian, atau pada
oven dan microwave juga non adiabatic.Beberapa unit digabungkan adiabatic dan non adiabatic
maka dikenal sebagai pengering tidak langsung. (McCabe, 1993)
Proses pengeringan:
e. Panas sensible; panas yang dibutuhkan atau dilepaskan untuk menaikkan atau menurunkan
suhu suatu benda.
perpindahan panas; proses pemanasan dan terjadi panas sensible dari medium
f. Panas laten; panas yang diperlukan untuk mengubah wujud zat dari padat ke cair, cair ke gas,
dan seterusnya tanpa mengubah suhu benda tersebut.
A. Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering Air menguap melalui
permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan merembes ke bagian
permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat pengeringan umumnya bahan pangan
yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu. Hal ini terjadi karena :
(1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan bahan dan permukaan
yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air mudah keluar,
(2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas harus
bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi jarak melalui
massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan kemudian keluar dari
bahan tersebut.
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan makin
cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan air dari bahan. Air
yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga kemampuannya
untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu pengeringan maka proses
pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan,
akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan
dimana bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah.
Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari permukaan
bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di permukaan bahan. Udara yang
bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat mengambil uap air juga akan
menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah
terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat penghilangan air. Apabila aliran udara
disekitar tempat pengeringan berjalan dengan baik, proses pengeringan akan semakin cepat,
yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.
D. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk mengangkut
air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti kerapatan udara makin
berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan disingkirkan dari bahan pangan.
Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara disekitar pengeringan akan lembab,
sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan menghambat proses atau laju
pengeringan.
E. Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering udara maka
makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan menahan uap air Setiap
bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban pada suhu
tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan
mengambil uap air dari atmosfir.
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai berikut :
Metode dan proses pengeringan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara yang berbeda.
1. Batch : bahan dimasukkan ke dalam peralatan pengering dan pengering berlangsung selama
periode waktu tertentu.
2. Kontinyu : bahan ditambahkan secara terus-menerus ke dalam pengering dan bahan kering
dipindahkan secara terus-menerus.
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah massa
yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus di transfer dari medium
pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang terbentuk harus
dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran
fluida di mana cairan harus di transfer melalui struktur bahan selama proses pengeringan
berlangsung. (wetryan, 2013)
Drying banyak digunakan dalam berbagai macam industri, baik industri besar maupun
kecil. Proses pengeringan sangat erat hubungannya dengan alat pengering. Pemilihan alat
pengering berdasarkan pertimbangan kondisi operasi, kebutuhan energi, biaya perawatan, hasil
yang diinginkan, kapasitas, bahan yang diolah, jenis sumber energi alat, efisiensi energi serta
pertimbangan-pertimbangan ekonomis.
Di industri alat-alat drying sangat berfariasi tergantung pada kebutuhan industri yang
bersangkutan. Mekanisme transfer panas pada alat pengering dapat secara langsung ataupun tak
langsung. Jenis-jenis alat pengering yang terdapat di industri dapat dilihat dilihat pada daftar.
Pada proses pengeringan cairan yang dapat diuapkan adalah cairan bebas. Cairan bebas
yaitu cairan total dalam bahan dikurangi cairan kesetimbangan. Cairan kesetimbangan adalah
cairan yang terkandung dalam bahan yang setimbang dengan tekanan uap parsial dalam udara
setelah bahan dikenai proses pengeringan yang cukup lama pada kondisi pengeringan
konstan.(Ginanjar.2011)
2.3 Macam-macam Dryer
1. Tray Dryer
Tray Dryer (Cabinet Dryer) merupakan salah satu alat pengeringan yang
tersusun dari beberapa buah tray di dalam satu rak. Tray dryer sangat besar manfaatnya bila
produksinya kecil, karena bahan yang akan dikeringkan berkontak langsung dengan udara
panas.
Mekanisme Kerja:
Pada tray dryer yang juga disebut rak,bahan dapat berupa padatan kental atau padatan pasta,
disebarkan merata pada tray logam yang dapat dipindahkan di dalam ruang (cabinet). Uap
panas disirkulasi melewati permukaan tray secara sejajar, panas listrik juga digunakan
khususnya untuk menurunkan muatan panassekitar 10-20 % udara yang melewati atas tray
adalah udara murni, sisanya menjadi udara sirkulasi. Setelah pengeringan, ruang atau kabinet
dibuka dan tray diganti denganpengering tumbak (batch) tray. Modifikasi tipe ini adalah tipe
tray truck yang ditolak ke dalam pengering. Pada kasus bahan granular (butiran), bahan bisa
dimasukkan dalam kawat pada bagian bawah tiap-tiap tray, kemudian melalui sirkulasi
pengering, uap panas melewati bed permeabel memberikan waktu pengeringan yang lebih
singkat disebabkan oleh luas permukaan yang lebihbesar kena udara.
2. Spray Dryer
Pengeringan semprot (spray drying) cocok digunakan untuk pengeringan bahan pangan
cair seperti susu dan kopi (dikeringkan dalam bentuk larutan ekstrak kopi). Cairan yang
akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle (semacam saringan bertekanan) sehingga
keluar dalam bentuk butiran (droplet) cairan yang sanga thalus. Butiraniniselanjutnya masuk
kedalam ruang pengeringyang dilewatioleh aliran udara panas (Anonim,2009).
Mekanisme kerja:
Pada proses dengan menggunakan spray dryer liquid atau larutanslurry disemprotkan ke dalam
tempat yang dialirkan gas-gas panas berupatitik-titik berkabut, air dengan cepat diuapkan dari
dropplet menujupartikel padat yang disemprotkan kepada aliran gas panas tadi. Aliran gasdan
cairan di dalam spray yang dialirkan secara co-counter, counter-current dan kombinasi
keduanya (Ranganna, 1977). Tetesan yang terbentuk tadi selanjutnya diumpankan dengan
spraynozel atau cakram spray dengan kecepatan tinggi yang berputar di dalamkamar-kamar
slinder. Hal ini dapat menjamin bahwa tetesan-tetesan airdan partikel padatan basah tidak
bercampur dan permukan padatan tidakkaku sebelum sampai ke tempat pengeringan, setelah itu
baru digunakan chamber yang besar. Padatan kering akan keluar dibawah chamber melalui
screw conveyer.Kemudian gas dialirkan dengan cyclone sparator agar proses dapatberlangsung
dengan baik. Produknya berupa partikel ringan dan berporos. Contohnya susu bubuk kering
yang dihasilkan dari pengeringan susu cairdengan spray drayer
3. Freeze Dryer
Dari uraian diatas, maka dipilih pembuatan Sodium Chloride dari air laut dengan proses
multiple effect evaporation, dengan beberapa pertimbangan :
a. Bahan baku mudah didapat di dalam negeri. (bisa dibuat dengan melarutkan garam rakyat) b.
Yields yang dihasilkan lebih tinggi dibanding proses lainnya.
c. Produk yang dihasilkan memenuhi standar pasar.
Uraian Proses
Prinsip Kerja:
Bagian drum berfungsi sebagai suatu evaporator. Beberapa variasi darijenis drum tunggal
adalah dua drum yang berputar dengan umpan masuk dari atas atau bagian bawah kedua drum
tersebut. Terdiri dari gulungan logam panas yang berputar. Pada bagian luar terjadi penguapan
lapisan tipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatan kering dikeluarkandari gulungan
yang putarannya lebih diperlambat.
Mekanisme Kerja:
Cairan yang akan dikeringkan disiramkan pada silinder pengeringtersebut dan akan keluar
secara teratur dan selanjutnya menempel pada permukaan luar silinder yang panas
sehingga mengering, dan karena silinder tersebut berputar dan di bagian atas terdapat
pisau pengerik (skraper) maka tepung-tepung yang menempel akan terkerik dan berjatuhan
masuk ke dalam penampung, sehingga didapat tepung sari hasil tanaman yang kering dan
memuaskan (Ahmad, 2010).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Buah
a. Oven
b. Neraca Analitik
c. Pisau
d. Stopwatch
e. Penggaris
C. Masukan ke dala Oven bahan yang sudah di siapkan (pada suhu 100°C)
4.1 Hasil
Dari hasil percobaan drying dengan menggunakan alat bantu berupa oven untuk
mengeringkan potongan buah yang di jadikan sebagai sample dan telah di bagi menjadi 3
buah sample dengan ukuran dan berat awal yang berbeda – beda dapat di lihat data hasil
uji coba dengan 3 sample potongan buah yang sama tersebut.
4.2 Pembahasan
Proses pengeringan (Drying) yaitu suatu bahan yang dikeringkan akankehilangan
sebagian atau keseluruhan air yang dikandungnya. Proses utama yangterjadi pada proses
pengeringan adalah penguapan. Penguapan terjadi apabila air yang terkandung dalam
bahan berkurang daripada sebelumnya, yaitu apabila panas diberikan kepada bahan
tesebut.
Pada praktikum ini saya melakukan uji coba pengeringan pada sample potongan buah
dengan berat dan ukuran yang berbeda – beda, awal mmula kita siapkan buah dan potong
buah tersebut dan hitung luas dan berat sample awal masing masing, kemudian kita
masukan ke dalam oven selama 8 menit pada temperatur 100℃. langkah selanjut nya
setelah 8 menit kemudian kita timbang dan ukur luas dari ke 3 saple potongan buah
tersebut, kemudian kita masukan kembali ke dala oven selama 8 menit lagi. setelah 8
menit ke 2, kita abil dan timbang berat dan ukur luas dari ke 3 saple tersebut, apabila berat
dan ukuran luas dari ke 3 saple tersebut belum konstan, maka kita lakukan lagi langkah
sebelum nya yaitu masukan kembali saple ke dala oven dan panaskan selama 8 menit
sampai berat konstan. Dari tabel hasil percobaan di atas, di mana berat ke 3 sample sudah
konstan menunjukan bahwa percobaan yang di lakukan sudah sesuai dengan prinsip pada
pengeringan.
0,5
0,4
BERAT
0,3
0,2
0,1
0,0
0 5 10 15 20 25 30
WAKTU (MENIT)
Dari Grafik di atas yaitu grafik pengaruh berat sample terhadap waktu pengeringan
pada sample 1 terjadi penurunan berat dari 0.5 gram sampai 0.09 gram pada menit ke 24.
0,3
0,2
0,1
0,0
0 5 10 15 20 25 30
WAKTU (MENIT)
Dari Grafik di atas yaitu grafik pengaruh berat sample terhadap waktu pengeringan
pada sample 2 terjadi penurunan berat dari 0.5 gram sampai 0.09 gram pada menit ke 24.
GRAFIK BERAT SAMPLE VS WAKTU
PENGERINGAN
(SAMPLE 3)
0,4
0,3
BERAT
0,2
0,1
0
0 5 10 15 20 25 30
WAKTU (MENIT)
Dari Grafik di atas yaitu grafik pengaruh berat sample terhadap waktu pengeringan
pada sample 3 terjadi penurunan berat dari 0.3 gram sampai 0.045 gram pada menit ke 24.
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 5 10 15 20 25 30
WAKTU (MENIT)
Dari Grafik di atas yaitu grafik pengaruh luas permukaan tehadap waktu
penngeringan dapat di lihat pada sample 1 terjadi penurunan luas permukaan atau bisa di
katakan saple menjdai mengecil di mana dari 1.65 cm2 pada menit ke 8 dan mengecil
sampai 1.04 cm2 pada menit ke 24.
GRAFIK PENGARUH LUAS PERMUKAAN VS
WAKTU (SAMPLE 2)
1,8
1,6
LUAS PERMUKAAN
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 5 10 15 20 25 30
WAKTU (MENIT)
Dari Grafik di atas yaitu grafik pengaruh luas permukaan tehadap waktu
penngeringan dapat di lihat pada sample 2 terjadi penurunan luas permukaan atau bisa di
katakan saple menjdai mengecil di mana dari 1.6 cm2 pada menit ke 8 dan mengecil
sampai 1.2 cm2 pada menit ke 24.
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 5 10 15 20 25 30
WAKTU (MENIT)
Dari Grafik di atas yaitu grafik pengaruh luas permukaan tehadap waktu
penngeringan dapat di lihat pada sample 3 terjadi penurunan luas permukaan atau bisa di
katakan saple menjdai mengecil di mana dari 1.87 cm2 pada menit ke 8 dan mengecil
sampai 1.17 cm2 pada menit ke 24.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini saya dapat mengetahui pengaruh berat sample, kadar air dan luas
permukaan terhadap waktu pengeringan semua itu telah saya dapat kan hasil yang sesuai
ternyata lama nya waktu pengeringan berefek terhadap beratt sample di mana sample
mempunyai berat awal yang lumayan berat, naun setelah di keringkan dengan lama nya
waktu pengeringan ternyata berat nya menurun drastis, begitu pula dengan kadar air yang
terkandung pada ke 3 sample potongan buah dan luas permukaan potongan saple buah
yang semakian lama semakin mengecil.
DAFTAR PUSTAKA
http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/2009/02/modul-202-pengeringan.pdf.
http://eprints.polsri.ac.id/1916/3/BAB_II_Dyan_Mentary.pdf
http://eprints.ums.ac.id/64529/13/BAB%20II-7.pdf
http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/SRD_pengeringancont.pdf
Ginanjar. 2011. “drying” .(https://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/17/drying/).
McCabe.W.L,Smith,J.C.N Harriot,P.1993.”Unit Operation Of Chemical Engineering”,5th
edition,Mcgraw-Hill,Inc.New York.
Westryan.2013. “pengeringan”.(http://westryantindaon.blogspot.co.id/2013/07/pengeringan.html).