Tantangan Selanjutnya
Karena baku mutu yang baru
(Permen LH No 68 Tahun 2016),
Teknologi Pengolahan Air Limbah
Eksiting perlu diupgrade pH 6-9
BOD 30 mg/L
COD 100 mg/L
pH 6-9
TSS 30 mg/L
BOD 100 mg/L
TSS 100 mg/L
Oil and Grease 5 mg/L
Oil and Grease 10 mg/L Ammonia 10 mg/L
Total Coliform 3000 /100 mL
Sebelum
Sekarang
Baku Mutu Air Limbah untuk Usaha yang diatur dalam
PerMenLH no.05 tahun 2014
a. industri pelapisan logam dan galvanis; r. industri pengolahan kedelai; jj. industri ethanol;
b. industri penyamakan kulit s. industri pengolahan obat tradisional kk. industri baterai kering;
c. industri minyak sawit; atau jamu; ll. industri cat;
d. industri karet; t. industri peternakan sapi dan babi; mm. industri farmasi;
e. industri tapioka; u. industri minyak goreng dengan proses nn. industri pesOsida;
f. industri monosodium glutamat dan basah dan/atau kering; oo. industri pupuk;
inosin monofosfat; v. industri gula; pp. industri teksOl;
g. industri kayu lapis; w. i ndustri rokok dan/atau cerutu; qq. perhotelan;
h. industri pengolahan susu; x. i ndustri elektronika; rr. fasilitas pelayanan kesehatan;
i. industri minuman ringan; y. i ndustri pengolahan kopi; ss. rumah pemotongan hewan; dan
j. industri sabun, deterjen dan produk- z. industri gula rafinasi; ^. domesOk, yang melipuO:
produk minyak nabaO; aa. industri Petrokimia Hulu; 1. kawasan pemukiman, kawasan
k. industri bir; bb. industri rayon; perkantoran,
l. industri baterai Ombal asam; cc. industri keramik; kawasan perniagaan, dan apartemen;
m. industri pengolahan buah-buahan dd. industri asam tere\alat; 2. rumah makan dengan luas
bangunan lebih
dan/atau sayuran; ee. polyethylene tere\alat; dari 1000 m2 (seribu meter persegi);
n. industri pengolahan hasil perikanan; ff. industri petrokimia hulu; dan
o. industri pengolahan hasil rumput laut; gg. industri oleokimia dasar; 3. asrama yang berpenghuni 100
p. industri pengolahan kelapa; hh. industri soda kosOk/khlor; (seratus) orang atau lebih
q. industri pengolahan daging; ii. industri pulp dan kertas;
KarakterisJk dan Dampak Air Limbah
a. Kekeruhan
b. Warna
c. Bau dan Rasa
d. Suhu dan residu
e. Derajat pH
f. Kesadahan Ca dan Mg
g. Besi dan Mangan
h. Nitrogen
i. Bahan anorganik lain
j. Zat Organik
k. Parameter Biologis
l. RadioakOf
Paramater Yang Harus diukur
Langsung di Lapangan
• Temperatur
• pH
• KondukOvitas
• Salinitas
• Oksigen terlarut (DO)
• Sisa klor
• CO2 agresif
• Kecerahan
Fisik
KarakterisOk
Air Limbah
Biologis Kimiawi
KarakterisJk Fisik
KarakterisJk Fisik Kegunaan
Padatan total Menilai potensi penggunaan kembali air limbah dan
menentukan Ope unit pengolahan yang cocok
Padatan terendapkan Menentukan apakah padatan dapat mengendap secara
gravitasi pada waktu tertentu
Distribusi ukuran parOkel Meniliai Kinerja unit proses pengolahan
Turbiditas Menilai kualitas dari air limbah yang telah diolah
Warna Menentukan kondisi dari air limbah (aesteOk)
Transmitansi Menilai kecocokan efluen untuk disinfektan UV
Bau Menentukan apakah ada gangguan bau
Temperatur PenOng sebagai parameter perancangan unit proses biologis
Densitas
KondukOvitas Menilai kecocokan efluen untuk penggunaan pertanian
• H2S ini dapat dioksidasi lebih lanjut secara biologis menjadi asam sulfat yang
bersifat korosif.
Minyak dan Lemak
• Minyak dan lemak (oil and grease) merupakan parameter yang
melipuO lemak, minyak, lilin, dan senyawa-senyawa yang terkait.
• Jika senyawa minyak dan lemak Odak dihilangkan dari air limbah,
senyawa ini dapat mengganggu dengan cara (1) membentuk
lapisan di permukaan air, (2) mencegah penetrasi sinar, (3) menjadi
racun bagi beberapa ikan tertentu, (4) bahaya kebakaran.
• Parameter minyak dan lemak menunjukkan berat dari senyawa
minyak dan senyawa lemak yang terkandung dalam 1 liter limbah
cair. Contoh O & G = 20 mg/l berarO ada 20 mg senyawa minyak
dan lemak dalam 1 liter air limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
• Bahan B3 melipuO logam berat (ferrous dan non-ferrous) dan
zat kimia
• Logam berat mencakup Al, Sb, As, Ba, Be, Cr, Co, Cd, Cu, Fe, Pb,
Mn, Hg, Mo, Ni, Se, Ag, Ti, V, Zn.
• Logam berat ini bersifat racun dalam konsentrasi rendah
terhadap makhluk hidup.
• Senyawa kimia yang beracun melipuO: pesOsida, sianida,
sulfida, fenol, dsb.
KarakterisJk Kimiawi (Organik)
KarakterisJk Anorganik Kegunaan
BOD Mengukur kebutuhan oksigen untuk mengolah air limbah
secara biologis
COD Dapat digunakan untuk mengganOkan tes BOD
NOD Mengukur kebutuhan oksigen untuk mengolah komponen
nitrogen di dalam air limbah menjadi nitrat
TOC Dapat digunakan untuk mengganOkan tes BOD
Senyawa spesifik Menentukan keberadaan senyawa organik tertentu dan
menilai apakah perancangan tertentu perlu dilakukan untuk
menghilangkan senyawa tersebut
(a) (b)
• Pengambilan sampel dilakukan dengan mengisi botol / wadah sampel sampai penuh kemudian
langsung ditutup/diberi pereaksi pengawet dengan baik sehingga terhindar kontak dengan udara
• Lalu buatlah catatan dan idenOfikasi dengan menempelkan label yang melipuO informasi-
informasi berguna untuk memudahkan analisa seperO nama penyampel, tanggal, jam, lokasi
pengambilan sampel, temperatur air, kondisi udara, level muka air bahkan sampai dengan peta
lokasi pengambilan sampel.
Volume contoh air
• Jumlah volume contoh air tergantung kepada :
- Banyak parameter
- Jenis parameter yang di ukur
• SeOap parameter membutuhkan
volume contoh air yang berbeda-beda
Label untuk contoh air
Label contoh air berisi informasi :
a. Nama Contoh air
b. Lokasi
c. Waktu pengambilan
d. Metode pengawetan
e. Nama petugas pengambil
f. Kondisi sungai dan cuaca
Cara Pengawetan Sampel
Analisa Volume Cara Pengawetan Waktu pengawetan
Sampel maksimum/batasan
Alkalinitas 200 Didinginkan (4oC) 1 / 14 hari
BOD 1000 Didinginkan 6 jam / 14 hari
CO2 10 Dianalisa Segera 0
COD 100 Ditambah H2SO4 sd pH < 2 7 / 28 hari
• Gas : O2, CO2 diserap oleh sampel atau lenyap dari sampel
• Pembentukan flok – flok dari zat tersuspensi maupun koloid
• Oksidasi – reduksi
• Terjadinya reaksi – reaksi
• Pertumbuhan lumut, ganggang dan jamur
• Pertumbuhan populasi bakteri
Validitas data kualitas air
dipengaruhi :
• Contoh air yang representaOf
• Metode analisis yang akurat dan presisi serta tervalidasi
• Fasilitas laboratorium (peralatan/instrumentasi) yang
menunjang
• Sumber daya manusia yang terampil
DEBIT DAN NERACA MASSA
Neraca Massa
• Merupakan perkiraan yang tepat dari input dan output operasi di suatu
pabrik, suatu proses atau suatu operasi unit
• Data input suatu proses atau operasi unit dapat melipuO bahan
mentah/bahan baku, bahan kimia, air, udara, energi dan lain lain.
• Neraca massa merupakan perhitungan aliran bahan dan perubahan
inventaris bahan untuk sebuah sistem. Sebelum membuat neraca massa
dari suatu proses, sistem dan batasan harus ditentukan terlebih dahulu.
Adapun prinsip dari neraca massa (Himmelblau, 1994)
• ∑Input = ∑Output + ∑Akumulasi
• Massa yang masuk ke dalam sistem = Massa yang keluar dari sistem +
Massa yang terakumulasi dalam sistem
NERACA MASSA
• Dari neraca ini seluruh unit operasi dan proses dapat
diketahui beberapa hal, antara lain :
1. sumber utama limbah
2. penyimpangan proses yang berhubungan dengan
terbentuknya limbah
3. penyebab kehilangan bahan baku
4. unit yang menghasilkan limbah dan melebihi peraturan
yang berlaku.
57
PenOngnya Debit
• Debit digunakan dalam perhitungan pengelolaan dan pengolahan air limbah
seperO dimensi saluran, kapasitas pengolahan IPAL, waktu detensi dalam
suatu unit pengolahan, banyaknya koagulan yang ditambahkan, dan lainnya.
• Pengukuran menggunakan flowmeter yang bekerja secara gravitasi,
magneOs, ultrasonic, maupun elektronik.
• Pengukuran dapat juga dilakukan secara manual dengan mencatat waktu
yang diperlukan untuk mencapai volume tertentu pada suatu wadah.
• Beban = Debit x Konsentrasi
kg/jam m3/jam kg/m3
IsOlah Untuk Debit
1. Debit harian rata-rata (average daily flow), berguna untuk mengetahui rasio debit dan untuk
memperkirakan pemompaan dan biaya pengolahan kimia.
2. Debit jam minimum (minimum hour), berguna untuk mengetahui batas minimum kerja
pompa dan rentang terendah flowmeter.
3. Debit harian minimum (minimum day), berguna dalam penentuan ukuran saluran untuk
menghindari terjadinya pengendapan solid.
4. Debit bulanan minimum (minimum month), berguna untuk menentukan jumlah minimum
unit yang beroperasi saat terjadi aliran minimum serta untuk merencanakan jadwal
maintenance instalasi (yang memerlukan shutdown).
5. Debit jam puncak (peak hour), berguna untuk menentukan ukuran fasilitas pemompaan dan
saluran air limbah, menentukan ukuran unit-unit pengolahan fisik dan tangki kontak klorinasi,
serta untuk perencanaan strategi dalam menghadapi debit yang Onggi.
Mengukur Debit Aliran Air (1)
• Pengukuran Debit dengan Timed gravimetric
• Metode pengukuran ini dilakukan dengan cara menampung fluida yang dialirkan
dengan selang waktu tertentu ke dalam sebuah wadah, kemudian jumlahnya diukur
( bisa dari volume atau berat ). Sederhananya adalah seperO menakar.
Pengukuran juga bisa dilakukan dengan variasi lainnya yaitu dengan menggunakan
suatu wadah yang telah diketahui volumenya lalu dilakukan pencatatan /
pengukuran waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh wadah tersebut dengan
menggunakan stopwatch.
Meski cukup sederhana, namun metode kurang sesuai untuk aliran konOnyu dan
mempunyai debit yang besar.
Mengukur Debit Aliran Air (2)
• Pengukuran Weir dan flume
• Debit air dapat diukur melalui rumus korelasi perhitungan matemaOs.
Sesuai namanya, metode ini menggunakan struktur hidrolik berupa weir atau flume.
Struktur hidrolik ini berupa sebuah alat ukur primer, yaitu berupa suatu penampang
ambang ( penahan ) yang memiliki hubungan spesifik antara kedalaman terhadap
debit fluida terukur.
Debit fluida ( air ) yang mengalir kemudian dapat ditunjukkan dengan melihat kurva
korelasi atau perhitungan matemaOs berdasarkan keOnggian air yang mengalir
melewaO weir atau flume.
Metode ini cukup teliO dan akurat, namun butuh persiapan konstruksi terlebih dulu
( pembuatan struktur hidrolis weir and flume )
Mengukur Debit Aliran Air (3)
• Metode Area velocity
• Metode ini digunakan apabila penggunaan weir atau flume
dirasa kurang prakOs atau untuk pengukuran debit sewaktu-
waktu. Dengan mengetahui kecepatan aliran rata-rata pada
suatu penampang saluran, kemudian dikalikan dengan luas
penampang aliran maka akan diperoleh debit air limbah. Hal
ini sesuai dengan persamaan Q = A * v, dimana Q merupakan
debit air limbah, A merupakan luas penampang aliran, dan v
merupakan kecepatan aliran.