Anda di halaman 1dari 17

Sumber : Tebbut, 1970

Hal penting yang perlu diperhatikan untuk dijadikan acuan dalam disain
operasi bangunan pengolah air buangan adalah :
• Zat padat atau solid, terutama zat padat tersuspensi
• Material organik (biodegradable)
• Nutrien (nitrogen dan phosphor)
• Patogen
• Mikropolutan, terutama logam berat, dissolved solid atau zat padat
terlarut

Dalam air buangan, diasumsikan telah melewati proses penyaringan


(screening).
Berdasarkan ukurannya, zat padat diklasifikasikan sebagai :
• Zat padat tersuspensi (suspended solid)
• Zat padat terlarut (dissolved solid)
• Koloid
 PP no. 82 tahun 2001  perlu dilakukan upaya-
upaya perlindungan dan pengelolaan sumber
daya air
 Air limbah industri  jika tidak diolah dengan
benar akan mencemari lingkungan sekitar
 Adanya standar baku mutu limbah cair 
kualitas efluen air limbah industri harus
memenuhi standar yang telah ditetapkan

Penerapan teknologi pengolahan air limbah yang


tepat
4
1. PERIODE DESAIN
periode yang dimulai saat selesainya konstruksi secara
keseluruhan, dilanjutkan dengan mulainya pengoperasian,
sampai dengan waktu dimana fasilitas tersebut diharapkan
mencapai kapasitas desainnya secara maksimal.

Beberapa faktor yang mendasari dalam pemilihan periode


desain, antara lain :
• Usia pakai unit-unit pengolahan
• Kemudahan dan kesulitan dalam pengembangan
• Rencana pengembangan indutri maupun area pelayanan
• Biaya konstruksi dan ketersediaan dana
• Pertimbangan lingkungan
Jenis Fasilitas Periode Perencanaan (thn)

- Sistem pengumpul 20 – 40
- Stasiun pompa
 Struktur 20 – 40
 Perlengkapan pompa 10 – 25
- Instalasi pengolahan
 Struktur proses 20 – 40
 Perlengkapan proses 10 – 20
 Saluran-saluran hidrolik 20 – 40

Sumber : Tchobanoglous dan Burton, 1991


2. KAPASITAS DESAIN

Menurut Qasim (1999), kapasitas desain yang direncanakan


harus dapat memenuhi kapasitas air limbah yang akan diolah
berdasarkan periode desain yang telah direncanakan.

Untuk limbah cair industri, kapasitas desain harus disesuaikan


dengaN rencana pengembangan industri dan perkiraan debit
air limbah yang akan diolah sampai dengan tahun tertentu di
masa yang akan datang.
3. PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN IPAL

Sebelum menentukan lokasi IPAL, dilakukan evaluasi terhadap


topografi, tata guna lahan, pengaruhnya terhadap lingkungan
sekitar, serta analisa ekonomi.

Beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam


pemilihan lokasi pengolahan air limbah, antara lain adalah
sebagai berikut :
• Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebaiknya dibangun
pada lokasi dengan elevasi yang rendah, agar
memungkinkan penyaluran air limbah secara gravitasi
• Lokasi IPAL bukan berada pada wilayah yang sedang
dikembangkan
• Lokasi penempatan IPAL bukan merupakan daerah yang
rawan terhadap bencana alam, khususnya banjir
3. PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN IPAL

• Terdapat jalur akses masuk ke lokasi IPAL yang setiap saat


bisa dilewati
• Lokasi IPAL ditempatkan tidak jauh dengan saluran atau
sungai ataupun badan air alami yang mampu menerima
effluent dari unit pengolahan air limbah
• Struktur tanah mampu untuk mendukung bangunan IPAL
• Lokasi IPAL mempunyai slope yang dapat mengalirkan air
limbah secara gravitasi dari unit pengolahan yang satu ke
unit pengolahan yang lainnya
• Lokasi bukan merupakan tempat yang mempunyai nilai
sejarah ataupun arkeologi ataupun wilayah yang dilindungi
4. PERATURAN DAN STANDAR BAKU MUTU

STANDAR
DESAIN

STANDAR
STANDAR
PROSEDURAL

STANDAR
KINERJA
• berisi tentang ketentuan untuk mendesain suatu sistem
STANDAR pengolahan air limbah
DESAIN

• mengatur prosedur administratif untuk mendapatkan ijin


STANDAR
usaha, persetujuan proposal, dan lain sebagainya
PROSEDURAL

•Standar aliran, mengacu pada kualitas air yang ingin dipertahankan


•Standar effluen, menentukan batas kandungan pencemar dari jenis-jenis zat,
yang boleh dibuang ke dalam aliran terbuka
STANDAR •Standar penyisihan, menentukan prosentase zat yang harus dapat
KINERJA dihilangkan oleh suatu sistem.
Pergub No. 7 tahun
2010 tentang Baku
Mutu Air Limbah
Bagi Usaha
dan/atau Kegiatan
Baku Mutu Limbah di Provinsi Lampung
Cair

KEP-51/MENLH/10/95
tentang Baku Mutu
PERATURAN DAN Limbah Cair Bagi
UNDANG-UNDANG Kegiatan Industri

Standar Kualitas
PP No. 82 Tahun 2001
Badan Air
5. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR

FISIK KIMIA BIOLOGI

• Temperatur atau • Bahan Organik • bakteri


suhu • Bahan-Bahan • jamur
• Zat Padat Total Anorganik • algae
(Total Solids) • pH • protozoa
• Bau/Odors • Klorida • virus
• Warna • Sulfur • mikroorganisme
• Kekeruhan/Turbidity • Ammonia patogen lainnya
• Nitrogen
• Nitrit dan Nitrat
• Fosfor
Parameter Keterangan
Bulk Organic Parameter
TOC Dapat beracun ; mengurangi oksigen terlarut
COD Dapat beracun ; mengurangi oksigen terlarut
BOD Mengurangi oksigen terlarut badan air penerima
Minyak dan Lemak / TPH Merusak vegetasi dan kehidupan akuatik
Parameter Fisik
TSS Mempengaruhi turbiditas ; meracuni kehidupan akuatik
pH Asam dan basa dapat meracuni kehidupan akuatik
Temperatur Mempengaruhi kehidupan akuatik
Warna Mempengaruhi aestetik dan merusak algae
Bau Mempengaruhi kehidupan akutik dan manusia ; aestetik
Potensial redoks Meracuni kehidupan akuatik
Parameter Kontaminan Spesifik
NH3 / NO3 Meracuni kehidupan akuatik ; eutrofikasi
Fosfat Eutrofikasi
Logam berat Meracuni kehidupan akuatik dan manusia
Surfaktan Meracuni kehidupan akuatik dan manusia ; aestetik
Sulfida Meracuni kehidupan akuatik dan manusia ; aestetik
Fenol Meracuni kehidupan akuatik dan manusia ; aestetik
Toxic Organics Meracuni kehidupan akuatik dan manusia
Sianida Meracuni kehidupan akuatik dan manusia

TPH= Total petroleum hydrocarbon 14


Parameter Konsentrasi, mg/L
COD 100 – 300
BOD 50 – 150
Minyak Nabati 5 – 10
Minyak Mineral 10 – 50
Zat Padat Tersuspensi 200 – 400
(TSS)
pH 6.0 – 9.0
Temperatur 38 – 40 oC
Amonia bebas (NH3) 1.0 – 5.0
Nitrat (NO3-N) 20 – 30
Senyawa aktif biru 5.0 – 10
metilen
Sulfida (H2S) 0.05 – 0.1
Fenol 0.5 – 1.0
Sianida (CN) 0.05 – 0.5

(Sumber : Lampiran C Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995)


15
6. PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN DAN PERBANDINGAN
ALTERNATIF

beberapa elemen penting dalam memilih diagram alur proses,


yaitu :
• Kebutuhan Pemilik
• Pengalaman di Masa Lampau
• Standar Desain
• Pemilihan Proses
• Kesesuaian dengan Fasilitas yang Sudah Ada
• Pertimbangan Biaya
7. PROFIL HIDROLIS DAN TATA LETAK
Hal yang harus diperhatikan antara lain adalah topografi,
lahan yang tersedia, perkiraan untuk wilayah yang
dikembangkan, jalan untuk akses masuk, kondisi banjir,
kebutuhan di masa yang akan datang, dan ketersediaan
tekanan (head).

8. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN


Dampak langsung berkaitan dengan bangunan IPAL :
perubahan kualitas air dan juga bau yang ditimbulkan.
Dampak tidak langsung terhadap lingkungan : perkembangan
dan perubahan pada penggunaan lahan dikarenakan
adanya bangunan pengolahan limbah maupun aliran
pembuangannya

Anda mungkin juga menyukai