Anda di halaman 1dari 81

Dosen : Ivan Indrawan ST,MT

Air Limbah
Timoteus Simangunsong

170404121
http://www.free-powerpoint-templtes-design.com
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang dari rumah tangga,
industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang umumnya mengandung bahan-
bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta
menggangu lingkungan hidup.
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan
Defenisi menjadi sebagai berikut :
1.Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu

Jenis Air
air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini
terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan
umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.

Limbah 2. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis
industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi
sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri antara lain:
nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat,
zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu pengolahan jenis air limbah ini menjadi
lebih rumit karena harus mempertimbangkan dampaknya pada lingkungan.

3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water) yaitu air buangan yang berasal
dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat
ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air
limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
Baku Mutu Air Limbah
• KepMen LH 112/2013
Baku Mutu Air Limbah Domestik

Standar Air
Baku dan
Air Limbah •
Karakteristik dan Parameter Limbah Cair
Karakteristik Air Limbah
Limbah cair baik domestik maupun non domestik mempunyai beberapa karakteristik sesuai dengan
sumbernya, karakteristik limbah cair dapat digolongkan pada karakteristik fisik, kimia, dan biologi sebagai
berikut (Metcalf dan Eddy, 2013):
1. Karakteristik Fisik
a. Padatan (solids)
Limbah cair mengandung berbagai macam zat padat dari material yang kasar sampai dengan material
yang bersifat koloidal. Dalam karakteristik air limbah, material kasar selalu dihilangkan sebelum dilakukan
analisis contoh tehadap zat padat.
b. Warna
Air limbah pada umumnya berwarna cokelat muda keabu-abuan. Namun, dengan bertambahnya waktu
dalam sistem pengumpulan dan berkembangnya kondisi anaerobik, warna air limbah berubah dari abu-
abu menjadi abu-abu gelap dan pada akhirnya hitam. Ketika warna air limbah menjadi hitam, air limbah
tersebut dalam kondisi tercemar.
c. Suhu
Suhu dari air adalah parameter penting karena berpengaruh terhadap reaksi kimia dan laju reaksi,
kehidupan dalam air, dan keberlangsungan air untuk hal yang bermanfaat. Peningkatan laju reaksi
biokimia bersamaan dengan peningkatan suhu akan menurunkan jumlah oksigen yang tersedia pada air.
Karakteristik dan Parameter Limbah Cair
2. Karakteristik Kimia
a. Parameter Organik
1) Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen yang diperlukan oleh populasi campuran dari mikroorganisme
untuk melakukan oksidasi aerobik terhadap bahan-bahan organik dalam suatu sampel air kotor pada suhu
20°C. Pemeriksaan BOD tersebut dianggap sebagai suatu prosedur oksidasi dimana organisme hidup
bertindak sebagai medium untuk menguraikan bahan organik menjadi CO 2 dan H2O. Reaksi oksidasi
selama pemeriksaan BOD merupakan hasil dari aktifitas biologis dengan kecepatan reaksi yang
berlangsung sangat dipengaruhi oleh jumlah populasi dan suhu. Karenanya selama pemeriksaan BOD,
suhu harus diusahakan konstan pada 20°C yang merupakan suhu yang umum di alam.

  2) Chemical Oxygen Demand (COD)


Chemical Oxygen Demand (COD) didefinisikan sebagai jumlah oksigen (mg O 2) yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 ml sampel air, dimana pengoksidasian K 2Cr2O7 digunakan
sebagai sumber oksigen atau oxidizing agent. Bahan organik diurai secara kimia dengan menggunakan
oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat, sehingga
segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan
teroksidasi.
Karakteristik dan Parameter Limbah Cair
b. Parameter anorganik
1) pH
pH adalah parameter kualitas yang penting untuk air bersih dan air limbah. pH yang baik
proses biologis pada air limbah adalah 6 - 9.
2) Nitrogen
Senyawa nitrogen di perairan secara alami berasal dari metabolisme organisme perairan
dan dekomposisi bahan-bahan organik oleh bakteri. Oleh bakteri, nitrogen ini diuraikan
secara cepat dan diubah menjadi Amonia.
3) Phospor
Unsur phospor (P) dalam air seperti juga elemen nitrogen, merupakan unsur penting untuk
pertumbuhan alga dan organisme biologi lainnya. Bentuk Phospor di perairan antara lain,
ortofosfat, polifosfat, dan fosfat organik.
4) Dissolved Oxygen (DO)
DO dibutuhkan untuk pernapasan mikroorganisme. Adanya larutan oksigen di dalam air
limbah sangat dibutuhkan karena mencegah pembentukan bau busuk.
Karakteristik dan Parameter Limbah Cair
5) Bau
Bau di dalam air limbah domestik pada umumnya disebabkan oleh udara yang
dihasilkan dari penguraian dari zat organik yang ditambahkan ke dalam air
limbah. Karakteristik yang umum pada bau busuk air limbah adalah hidrogen
sulfida yang diproduksi dari mikroorganisme anaerobik yang mengubah sulfat
menjadi sulfida.

c. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologis air limbah adalah hal yang penting dalam pengendalian
penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen dan peran mikroorganisme
pada dekomposisi dan stabilitas zat organik, baik di alam maupun di instalasi
pengolahan limbah. Organisme yang ditemukan pada air permukaan dan air
limbah antara lain bakteri, jamur, protozoa, alga, hewan, tumbuhan, dan virus.
Manfaat dan Fungsi Bendung

Bendung bermanfaat untuk mencegah banjir, Dalam pengukuran debit air, penting untuk diketahui bahwa belahan bendung harus
mengukur debit sungai, dan memperlambat bebas dari karat atau sampah yang menghambat. Kekasaran belahan bendung akan
aliran sungai sehingga menjadikan sungai mengakibatkan perhitungan menjadi berbeda dari tabel standar yang telah
lebih mudah dilalui. ditetapkan. Air juga harus dipastikan bebas dari gelembung udara sebelum melewati
bendung. Selain digunakan untuk pengukuran, bendung juga berfungsi untuk
Bendung menjadikan pakar hidrologi dan mengaliri saluran irigasi.
insinyur melakukan pengukuran laju aliran
volumetrik sederhana dalam sungai berukuran Dengan adanya bendung maka akan
medium atau di lokasi pembuangan industri. memberikan dampak diantaranya yaitu:
Karena geometri dari tnggi bendung diketahui Karena bendung akan meningkatkan kadar
dan semua air mengalir melewati bagian atas udara terlarut secara drastis setelah melewati
bendung, ketinggian air di belakang bendung bendung, hal tersebut bisa menyebabkan
dapat dihitung menjadi laju aliran atau debit. gangguan ekologis sungai meski dampaknya
hanya bersifat lokal di sekitar bendung saja.
Perhitungan berdasarkan pada fakta bahwa Bendung dapat menyebabkan gangguan
fluida akan melewati kedalaman kritis dari pada fauna setempat, seperti ikan salmon
aliran di sekitar belahan bendungan. Jika air yang bermigrasi melewati sungai dan lain-
tidak bergerak melewati bendung, maka lain.
perhitungan dapat lebih rumit, atau bahkan
tidak mungkin dilakukan.
Sistem Pengolahan Limbah Cair Domestic
• Berdasarkan Proses:
1. Pengolahan secara fisika
2. Pengolahan secara kimia
3. Pengolahan secara biologi Ditujukan untuk
menghilangkan bahan-bahan organik terutama yang terlarut dalam air limbah.
Dapat diterapkan untuk air limbah dengan nilai BOD/COD > 0,6

Dapat diaplikasikan sendiri-sendiri atau


dikombinasi, disesuaikan dg kharakteristik
limbah dan kualitas hasil yg diinginkan
Sistem Pengolahan Limbah Cair Domestic
Tahapan Pengolahan Air Limbah

1. Pengolahan Awal (Pretreatment)


2. Tahap Pertama (Primary Treatment)
• Menghilangkan Suspended solid dan materi-materi kasar
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
• Menghilangkan kandungan organik terlarut
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
• Menghilangkan nutrien (N&P) atau bahan-bahan pencemar spesifik
yang tidak dapat dihilangkan pada pengolahan tingkat sebelumnya
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
• Mengolah lumpur yang dihasilkan dalam proses sebelumnya
sehingga siap dibuang ke lingkungan
Sistem Pengolahan Limbah Cair Domestic
LIMBAH

PERLAKUAN PERLAKUAN
PERLAKU PERLAKU DESIN PEMBUANG
AWAL KIMIA &
AN II AN III FEKSI AN AKHIR
(Pretreatment) FISIKA

PROSES
PENYARINGAN NETRALI SEDIMEN ULTRA BADAN
LUMPUR KLORINASI
SASI TASI FILTRASI AIR
AKTIF

PEMISAHAN FLOTASI
KOAGULASI & ADSORPSI OZONISASI TANAH
DAN
FLOKULASI 1. KOLAM
PEMILAHAN ANAEROBIK
2. KOLAM
AERASI 1. PENUKARAN ION
3. KOLAM
STABILISASI 2. FILTRASI DGN PASIR
3. DENITRIFIKASI
INCENERATOR
4. KOAGULASI &
SEDIMENTASI PENGISI LAHAN
KE LAUT
LUMPUR LUMPUR DIOLAH

PENYESUAIAN PENYESUAIAN PENGHILANGAN PENGHILANGAN


KEADAAN pH PENG- SENYAWA ORGA SENYAWA ORGANIK PENGHILANGAN
LIMBAH HILANGAN NIK TERLARUT TAK TERLARUT PEMUSNAHAN DAN AKUMULASI
NUTRISI & TERBIO TERBIODEGRA JASAD HIDUP BAHAN SISA
LOGAM DEGRADASI DASI, ION, WARNA PENGOLAHAN
BAU & NUTRISI

Bagan Tahapan Perlakuan untuk Limbah Cair


Sistem Pengolahan Limbah Cair Domestic
Sistem Pengolahan Limbah Cair Domestic
• Pre-Treatment
Primary Treatment
• Proses Fisika • Straining
• Sedimentasi
• Grease Trap
• Bar Screen
• Grit Removal unit
• Flotation unit
• Comminution
Sistem Pengolahan Limbah Cair Domestic
SECONDARY TRATMENT
PROSES
PENGOLAHAN BAK
KIMIA / BIOLOGI SEDIMENTASI II
Sistem Pengolahan Limbah Cair Domestic
SECONDARY TRATMENT
• Proses Kimia
•Koagulasi-Flokulasi (Tawas), Adsorpsi (karbon aktif)
• Proses Biologi
 Ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan organik terutama yang terlarut
dalam air limbah
 Prinsip
Menggunakan mikroorganisme (biokatalis) dalam reaksi perombakan (degradasi)
bahan organik menjadi mineral (CO2 dan H2O (aerob) atau CH4 (anaerob)
 Mikroorganisme Biomassa diukur sebagai Mixed Liquor Volatile Suspended Solid
(MLVSS)
•dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat
dihilangkan dengan proses fisik biasa
Contoh : Bendung Colo

• Lokasi Sungai Bengawan Solo,


• Desa Pengkol, Kecamatan Nguter,
• Kabupaten Sukohardjo,
• Propinsi Jawa Tengah
• Tipe : Bendung tetap konstruksi beton
• Panjang bendung keseluruhan : 111,75 mTinggi maksimum : 8,68 m
• Elevasi mercu : + 108,00 m
• Tujuan :

- Mengatur muka air sungai Bengawan Solo agar dapat dimanfaatkan untuk
keperluan irigasi
- Melalui Saluran Induk Colo Timur dan Saluran Induk Colo Barat mampu mengairi
lahan persawahan seluas 23.200 ha
- Daerah genangan Bendung Colo berfungsi sebagai reservoir dengan isi 1,20 juta m3
2.2 Bendung Gerak, yang berupa pintu air
Bendung ini dapat dihilangkan selama terjadi aliran
besar yaitu dengan cara membuka pintu air,
sehingga masalah yang ditimbulkan selama banjir kecil
saja, karena kenaikan muka air akibat banjir rendah.
Bendung gerak dilengkapi dengan alat pembuka
pintu mekanik untuk mengatur muka air di depan
pengambilan agar air yang masuk sesuai dengan
kebutuhan irigasi.
Bendung gerak memerlukan eksploitasi secara terus
menerus karena pintunya harus tetap terjaga dan
dioperasikan dengan baik dalam keadaan apapun. Pada
saat banjir, pintu harus segera dibuka agar tidak
menimbulkan kenaikan muka air dihilir bendung secara
berlebihan yang akan menyebabkan genangan di hulu
bendung.
Contoh : Bendung Gerak Mrican

• Tipe : Concrete + pintu baja


• Jumlah pintu : 9 buah @13,20 m
• Elevasi puncak : El. 55,60 Bendung Lodoyo
• Tebal pilar : 1,80 m
• Tipe pintu : motor penggerak • Tipe : Bendung gerak
• Debit banjir rencana : 950 m3/dt • Elevasi puncak mercu : El. 125,00 m
• Tujuan : • Lebar mercu : 8 @ 12,00 m
• Pintu air : 8 @ 12,00 m x 11,30 m
- Penyediaan air Irigasi daerah
Warujayeng-Turi  Tunggorono • Tujuan
seluas 23.160 ha - Pembangkit tenaga listrik PLTA unit
- Pengontrol sedimen masuk ke II Wlingi Raya dengan  daya
saluran irigasi terpasang 1 x 27 MW
- Pengendali banjir - PLTA Lodoyo dengan daya
- Pencegah degradasi berlebihan terpasang 1 x 4,7 MW
di sungai - Pengatur debit air (afterbay) PLTA
Wlingi Raya
- Pengendalian banjir
- Perikanan darat dan pariwisata
2.3 Bendung Gerak, yang berupa bendung karet
Bendung ini dapat mengembang dan mengempis
secara otomatis, apabila air telah mencapai ketinggian
yang telah ditentukan.
Ada banyak kelebihan bendung karet dibanding pintu
air, antara lain bentangnya jauh lebih lebar dan
operasinya dilakukan secara otomatis, tanpa menjaga dan
mengoperasikan pintu secara terus menerus, baik pada
aliran tinggi maupun aliran rendah. Namun dengan
kondisi sungai yang banyak mengandung sedimen kasar
atau sampa padat, bendung karet tidak dianjurkan karena
akan cepat robek.
Isi bendung karet bisa udara bisa juga diisi air,
namun pengisian udara lebih mudah karena tidak
diperlukan tampungan air untuk mengisi bendung karet.
Contoh : Bendung Karet Menturus

• Tipe operasi : Isian udara


• Jumlah pintu : 6 buah Tujuan :
• Tinggi : 2,10 m - Menaikkan muka air kali Brantas bagian tengah
• Total lebar dasar : 150 m di musim kemarau, untuk mensuplai air irigasi
daerah   persawahan 4.549ha   bersama-sama
Spesifikasi pintu karet dengan Bendungan   Jatimlerek
• Material : ethyline propyline diene - Menaikkan intensitas tanam
• Tebal : 12 mm
Pondasi  :
• Tipe : Reinf. Concrete
• Panjang : 9,00 m
• Lebar : 150 m
• Perkuatan pondasi : PC pile 0,400 mm - panjang = 15 m
• Turap : Steel sheet pile - panjang = 10 m
Bendung tempo dulu

Bendung sekarang
PowerPoint Presentation
Bagian-bagian Bendung

1 2 3 4
Bangunan Bangunan Intake Bangunan Pembilas Bangunan
Tubuh Bendung Perlengkapan
Bangunan Tubuh Bendung

Mercu Bendung

Mercu Bendung yaitu bagian teratas tubuh bendung


dimana aliran dari udik dapat melimpah ke hilir.
Fungsinya sebagai penentu tinggi muka air minimum.
Bentuk mercu bendung tetap :

• Mercu bulat dengan satu 


• Mercu tipe ogee, SAF
atau dua jari-jari pembulatan

• Mercu ambang lebar


Tinggi Mercu Bendung

Tinggi mercu bendung (p), yaitu


ketinggian antara elevasi lantai
udik/dasar sungai di udik bendung
dan elevasi mercu.
Dalam menentukan tinggi mercu
bendung maka harus
Panjang Mercu Bendung
mempertimbangkan terhadap :
• Kebutuhan penyadapan untuk
Panjang mercu bendung atau disebut pula
memperoleh debit dan tinggi
lebar bentang bendung yaitu, jarak antara
tekan
• Kebutuhan dua tembok pangkal bendung (abutment),
tinggi energi
termasuk lebar bangunan pembilas dan
pembilasan
• Tinggi muka air genangan yang pilar-pilarnya.
akan terjadi
• Kesempurnaan aliran pada
bendung dll.
Tinggi mercu bendung dianjurkan
tidak lebih dari 4,00 meter dan
minimum 0,5 H
Kantong Lumpur :

Berfungsi untuk mengendapkan fraksi-fraksi sedimen


yang lebih besar dari fraksi pasir halus ( 0,06 s/d 0,07mm)
dan biasanya ditempatkan persis disebelah hilir bangunan
pengambilan. Bahan-bahan sedimen yang telah
mengendap dalam kantung lumpur kemudian dibersihkan Tabung curah hujan :
secara berkala melalui saluran pembilas kantong lumpur Fungsi tabung curah hujan  untuk mengukur
dengan aliran yang deras untuk menghanyutkan endapan- level air dan mengukur konduktivitas air.
endapan itu ke sungai sebelah hilir.

Kolam olak :

Kolam olak adalah suatu konstruksi yang berfungsi


sebagai peredam energi yang terkandung dalam aliran
dengan memanfaatkan loncatan hidraulis dari suatu aliran
yang berkecepatan tinggi. Kolam olak sangat ditentukan
oleh tinggi loncatan hidraulis, yang terjadi di dalam aliran.
Tabung curah hujan
Bangunan intake

Bangunan intake adalah suatu bangunan pada


bendung yang berfungsi sebagai penyadap
aliran sungai, mengatur pemasukan air dan
sedimen.

Terdiri dari lantai/ambang dasar, pintu,


dinding banjir, pilar penempatan pintu,
saringan saqmpah, jembatan pelayan, raumah
pintu, dan perlengkapan lainnya.

Bangunan Intake
Bangunan Pembilas

Bangunan pembilas adalah salah satu perlengkapan pokok bendung yang terletak di dekat dan
menjadi satu kesatuan dengan intake.

Pilar Pembilas
Pintu Pembilas
Bangunan Perlengkapan

Bangunan Penahan Batu

Bangunan penahan batu adalah suatu bangunan yang ditempatkan di udik bangunan pembilas
bendung yang berfungsi untuk menahan material batu.

Bangunan pelengkap yang harus ada pada


bendung yaitu tembok pangkal, sayap bendung,
lantai udik dan dinding tirai, pengarah arus
tanggul banjir dan tanggul penutup atau tanpa
tanggul, penangkap sedimen atau tanpa
penangkap sedimen, tangga, papan duga, dan
sebagainya.

Bangunan Penahan Batu


Gambar Bagian Bendung

Tipe-tipe Tata Letak Bendung Saringan Bawah


Geometri Bangunan Pengambilan
Tipe Pintu Pengambilan
Pangkal Bendung
Proses
Pengerjaan Bendung
1. Proses excavation
untuk saluran bendungan
2. Proses perencanaan;
pengukuran bendung
3. Pembuatan abutment untuk
dinding bendung pembilas 5. Saluran pondasi bendungan
setelah excavation
yang disebut batu serpentine

4. Penggalian untuk
dasar bendung
3. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan
laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi.  Bangunan ini dibangun
melintang sungai untuk meninggikan muka air dan membuat tampungan air.
Dengan dibangunnya waduk ini dapat berfungsi ganda antara lain pengendalian
banjir, irigasi, PLTA, industri, air minum, perikanan, rekreasi dan lain-lain.
Terdapat banyak sekali tipe bendungan yang sukar dibandingkan antara
satu dengan yang lainnya. Jadi satu bendungan dapat dipandang dari berbagai
segi yang masing-masing menghasilkan tipe yang berbeda-beda pula.
Gambar
Topologi Bendungan
Bagian-bagian Bendungan
Badan bendungan (body of dams)
1

Pintu air (gates)


3 2 Pondasi (foundation)

Kanal (canal)
5
4 2 Bangunan pelimpah (spill way)

Stilling basin 7 6 Reservoir

Drainage gallery 9 8 Katup (kelep, valves)


c.       Pintu air (gates)
a.  Badan bendungan (body of dams)
      

Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup


Adalah tubuh bendungan yang berfungsi aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup.
sebagai penghalang air. Bendungan umumnya Bagian yang penting dari pintu air adalah :
a.       Daun pintu (gate leaf)
memiliki tujuan untuk menahan air,
Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air
sedangkan struktur lain seperti pintu air atau dan dapat digerakkan untuk membuka , mengatur
tanggul digunakan untuk mengelola atau dan menutup aliran air.
mencegah aliran air ke dalam daerah tanah b.       Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)
yang spesifik. Kekuatan air memberikan Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke
listrik yang disimpan dalam pompa air dan dalam beton yang digunakan untuk menjaga agar
ini dimanfaatkan untuk menyediakan listrik gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang
bagi jutaan konsumen. direncanakan.
c.    Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan
b. Pondasi (foundation)
      
digunakan untuk menahan rangka pengatur arah
gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu
Adalah bagian dari bendungan yang air ke dalam konstruksi beton.
berfungsi untuk menjaga kokohnya d.    Hoist
bendungan. Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar
dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.
d.   Bangunan pelimpah (spill way)

Adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam waduk agar tidak
membahayakan keamanan bendungan. Bagian-bagian penting daribangunan pelimpah :

1)     Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)


Digunakan untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan alirannya kecil tetapi debit airnya besar.

2) Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge carrier, flood way)
Makin tinggi bendungan, makin besar perbedaan antara permukaan air tertinggi di dalam waduk dengan
permukaan air sungai di sebelah hilir bendungan. Apabila kemiringan saluran pengangkut debit air dibuat
kecil, maka ukurannya akan sangat panjang dan berakibat bangunan menjadi mahal. Oleh karena itu,
kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan sendirinya disesuaikan dengan keadaan topografi setempat.

3)     Bangunan peredam energy (energy dissipator)


Digunakan untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi energi air agar tidak merusak tebing,
jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di sebelah hilir bangunan pelimpah.
e.  Kanal (canal)
      
h. Katup (kelep, valves)
      

Digunakan untuk menampung limpahan air


Fungsinya sama dengan pintu air biasa,
ketika curah hujan tinggi.
hanya dapat menahan tekanan yang lebih tinggi
(pipa air, pipa pesat dan terowongan tekan).
f. Reservoir
        
Merupakan alat untuk membuka, mengatur dan
menutup aliran air dengan cara memutar,
Digunakan untuk menampung/menerima
menggerakkan kea rah melintang atau
limpahan air dari bendungan.
memenjang di dalam saluran airnya.
g. Stilling basin
      
i. Drainage gallery
        

Memiliki fungsi yang sama dengan energy


Digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada
dissipater.
bendungan.
Pembagian Tipe Bendungan :
Pembagian
tipe Pembagian tipe Pembagian tipe
3.1 bendungan
berdasar 3.3 bendungan
berdasar 3.5 bendungan
berdasar
ukurannya konstruksinya penggunaannya

Pembagian Pembagian
Pembagian tipe tipe tipe

3.2 bendungan
berdasar tujuan
3.4 bendungan
berdasar
3.6 bendungan
berdasar
pembangunannya fungsinya jalannya air
3.1 Pembagian tipe bendungan berdasar ukurannya
Ada dua tipe yaitu bendungan besar dan bendungan kecil :

• Bendungan besar (large dams)


Menurut ICOLD definisi bendungan besar adalah:
Bendungan yang tingginya lebih dari 15 m, diukur dari bagian terbawah pondasi sampai puncak
bendungan. Bendungan yang tingginya antara 10 m dan 15 m dapat pula disebut bendungan besar asal
memenuhi salah satu atau lebih  kriteria sebagai berikut :
- Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m
- Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m3.
- Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000 m3/detik.
- Bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya (had specially difficul
foundation problems)
- bendungan didesain tidak seperti biasanya (unusual design)

• Bendungan kecil (small dams, weir, bendung)


Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar disebut bendungan kecil.
3.2 Pembangian tipe bendungan beasar tujuan pembangunannya

• Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams).


Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja. Misalnya untuk:
pembangkit tenaga listrik atau irigasi  ( pengairan) atau pengendalian banjir atau perikanan darat dll,
tetapi hanya satu tujuan saja.
Contoh : Bendungan Sakuma di Sungai Tenryu ( Jepang )
Tujuan pembangunan untuk PLTA.

• Bendungan serbaguna (multipurpose dams)


Adalah bendungan yang dibangun untk memenuhi beberapa tujuan, misalnya: pembangkit
listrik (PLTA) dan irigasi  pengairan), pengendalian banjir dan PLTA, air minum dan industri, PLTA,
pariwisata dan irigasi dll.
Contoh: Bendungan Selorejo di Sungai (Kali) Konto (Jawa Timur).
BENDUNGAN SELOREJO

Manfaat dan Tujuan


• Pengendalian banjir Banjir 1000 tahunan sebesar 920
m3/det. dapat dikendalikan menjadi 360 m3/det.
• Banjir 200 tahunan sebesar 720 m3/det. dapat
dikendalikan menjadi 260 m3/detPembangkit tenaga
listrik dengan daya terpasang 1 x 4,5 MW (49 juta
kWh/tahun).
• Penyediaan air irigasi di daerah Pare dan Jombang pada
Musim Kemarau sebesar 4 m3/det. sehingga me
nambah luas daerah irigasi sebesar 5.700 ha dan
menaikkan produksi padi sebesar 7500 ton/tahun
• Pariwisata dan perikanan darat
3.3 Pembagian tipe bendungan berdasar konstruksinya.

1. Bendungan urugan (fill dams, embakment dams)

Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang


dibangun dari hasil penggalian bahan (material) tanpa
tambahan bahan  lain yang bersifat campuran secara
kimia, jadi betul-betul bahan pembentuk bendungan asli.
Bendungan ini masih dapat di  bagi menjadi :

• Bendungan urugan serba sama (homogenous dams)


Contoh : Bendungan Bening,
Tipe : Homogenous
• Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams rockfill
dams)
Adalah bendungan urugan yang terdiri dari beberapa
lapisan yaitu lapisan kedap air (water tight layer), lapisan
batu (rock zones, shell), lapisan batu teratur (riprap) dan
lapisan pengering (filter zones).

Contoh :

BENDUNGAN WONOREJO
Terletak di desa Wonorejo Kecamatan Pagerwojo 
Kabupaten Tulungagung.
Tipe : Timbunan  batu dengan inti kedap air
BENDUNGAN WONOGIRI

Lokasi di sungai bengawan Solo Kabupaten  Wonogiri


Jawa Tengah),
Tipe : Timbunan batu dengan inti kedap ditengah

BENDUNGAN SUTAMI

Lokasi bendungan berada pada K. Brantas + 14 km di 


hilir Bendungan Sengguruh dan +35 km dari kota Malang
Tipe : Timbunan batu /Rock Fill
• Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (impermeable face rockfill
dams, dekced rockfill dams)
Adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakkan di
sebelah hulu bendungan. Lapisan  kedap air yang sering dipakai adalah aspal dan beton
bertulang. Perancis telah mencoba menggunakan geotextile. Bahan- bahan lainnya seperti
kayu, besi dan karet penah pula dicoba namun mengalami kesulitan sehingga tidak pernah
dipakai  lagi.

Contoh : Bendungan Numappara di Sungai Taka (Jepang)


Bendung Marchlyn di tepi Telaga Marchlyn (Inggris)
2.  Bendungan beton (concrete dams)

Adalah bendungan yang di buat ari konstruksi beton baik dengan tulangan maupun tidak. Ini
masih dapat dibagi menjadi:  bendungan beton berdasar berat sendiri, bendungan beton dengan
penyangga, bendungan beton berbentuk lengkung dan  bendungan beton kombinasi.

Bendungan Hoover, sebuah bendungan beton lengkun 6Bendungan Scrivener, Canberra


g di Black Canyon di Sungai Colorado Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000-tahunan
3. Bendungan lainnya

Biasanya hanya untuk bendungan kecil misalnya: bendungan kayu (timber dams), bendungan
besi (steel dams), bendungan pasangan bata (brick dams), bendungan pasangan batu
(masonry dams) dan bendungan beton ringan (rollcrete dams atau roller compact concrete
dams)

Timber Dams Brick Dams


Steel Dams
3.4 Pembagian tipe bendungan berdasar fungsinya
1)     Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)
Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air rendah agar lokasi
rencana bendungan pengelak menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.

2)     Bendungan pengelak (cofferdam)


Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak pendahuluan sehingga
lokasi rencana bendungan utama menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.

3)     Bendungan utama (main dam)


Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu.

4)     Bendungan sisi ( high level dam )


Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan bendungan utama yang tinggi
puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk membuat proyek seoptimal-optimalnya, artinya dengan
menambah tinggi pada bendungan utama diperoleh hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus
menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan.
5)     Bendungan di tempat rendah (saddle dam)
Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun untuk
mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak mengalir ke daerah sekitarnya.

6)     Tanggul ( dyke, levee)


Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan bendungan utama dan di tempat
yang jauh dari bendungan utama yang tinngi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang puncaknya
maksimal 5 kali tingginya.

7)     Bendungan limbah industri (industrial waste dam)


Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan limbah yang berasal
dari industri.

8)     Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)


Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil galian
pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari hasil galian pertambangan juga.
3.5 Pembagian tipe bendungan berdasar penggunaannya

1) Bendungan untuk membuat waduk (storage dams)


     

Adalah bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan air pada waktu
kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan.

2) Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams)


     

Adalah bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi sehingga dapat
mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air.

3) Bendungan untuk memperlamabat jalannya air (detension dams)


     

Adalah bendungan yang dibangun untuk memperlamabat aliran air sehingga dapat mencegah
terjadinya banjir besar. Masih dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
· Untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke dalam saluran air bagian hilir.
        

· Untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di daerah sekitarnya.
        
3.6 Pembagian tipe bendungan berdasar jalannya air

1) Bendungan untuk dilewati air (overflow dams)


     

Adalah bendungan yang dibangun untuk untuk dilewati air misalnya pada bangunan
pelimpah (spillway).

2) Bendungan untuk menahan air (non overflow dams)


     

Adalah bendungan yang sama sekali tidak boleh di lewati air.


Kedua tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari beton, pasangan batu
atau pasangan bata.
Alternatif Pemilihan Jenis Bangunan Utama
Pemilihan ketiga bangunan utama didasarkan pada
topografi dan debit yang tersedia serta debit kebutuhan.
Debit andalan sedapat mungkin 1,2 x debit kebutuhan,
namun bisa juga dibuat sama apabila keandalan yang
diinginkan leih rendah atau dengan sistem pemberian air
irigasi yang diatur secara bergilir.
Secara garis besar dasar pemilihan ketiga alternatif
tersebut dipertimbangkan sebagai berikut:
• Q Andalan cukup, H (tinggi tekan) cukup, maka dapat
dibangun pengambilan bebas.
• Q Andalan cukup, H tidak cukup, maka dibangun
bendung. Bendung tetap jika sungai mampu
menampung kenaikan air saat banjir. Bendung gerak jika
sungai tidak mampu menampung kenaikan air saat
banjir.
• Bendungan, jika Q andalan tidak cukup dan H tidak
cukup.

Namun pengambilan sering kali dipertimbangkan berdasar


kelayakan ekonomi bangunan, yaitu antara biaya dan manfaat
yang diperoleh.
Sistem Jaringan dan Bangunan Irigasi
Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan untuk
pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan
penggunaannya. Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama dan jaringan
tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan
jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang berada dalam petak tersier. Suatu
kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu jarigan irigasi disebut dengan Daerah
Irigasi.
2.1 Klasifikasi
Jaringan Irigasi

Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran, serta


kelengkapan fasilitas, jaringan irigasi dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu (1) jaringan
irigasi sederhana, (2) jaringan irigasi semi teknis dan (3)
jaringan irigasi teknis. Karakteristik masing-masing jenis
jaringan diperlihatkan pada Tabel 2. 1.
Tabel 2.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi sederhana biasanya diusahakan
secara mandiri oleh suatu kelompok petani pemakai
air, sehingga kelengkapan maupun kemampuan
dalam mengukur dan mengatur masih sangat
terbatas. Ketersediaan air biasanya melimpah dan
mempunyai kemiringan yang sedang sampai curam,
sehingga mudah untuk mengalirkan dan membagi
air. Here
Content
Jaringan irigasi sederhana mudah
diorganisasikan karena menyangkut pemakai air dari
latar belakang sosial yang sama. Namun jaringan ini
masih memiliki beberapa kelemahan antara lain, (1)
terjadiHere
Content pemborosan air karena banyak air yang
terbuang, (2) air yang terbuang tidak selalu
mencapai lahan di sebelah bawah yang lebih subur,
dan (3) bangunan penyadap bersifat sementara,
sehingga tidak mampu bertahan lama. Gambar 2.1
memberikan
Content Here ilustrasi jaringan irigasi sederhana.
Jaringan irigasi semi teknis memiliki
bangunan sadap yang permanen ataupun
semi permanen. Bangunan sadap pada
umumnya sudah dilengkapi dengan
bangunan pengambil dan pengukur.
Jaringan saluran sudah terdapat beberapa
bangunan permanen, namun sistem
pembagiannya belum sepenuhnya mampu
mengatur dan mengukur.
Karena belum mampu mengatur dan
mengukur dengan baik, sistem
pengorganisasian biasanya lebih rumit.
Gambar 2.2 memberikan ilustrasi jaringan
irigasi semi teknis sebagai bentuk
pengembangan dari jaringan irigasi
sederhana.
Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan
sadap yang permanen. Bangunan sadap serta
bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur.
Disamping itu terdapat pemisahan antara saluran
pemberi dan pembuang. Pengaturan dan
pengukuran dilakukan dari bangunan penyadap
sampai ke petak tersier. Untuk memudahkan
sistem pelayanan irigasi kepada lahan pertanian,
disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari
petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak
kuarter dan petak sawah sebagai satuan terkecil.
Gambar 2.3 memberikan ilustrasi jaringan irigasi
teknis sebagai pengembangan dari jaringan
irigasi semi teknis.
2.1.1 Petak Tersier
Petak tersier terdiri dari beberapa petak kuarter masing-masing seluas kurang
lebih 8 sampai dengan 15 hektar. Pembagian air, eksploitasi dan perneliharaan di
petak tersier menjadi tanggungjawab para petani yang mempunyai lahan di petak
yang bersangkutan dibawah bimbingan pemeintah. Petak tersier sebaiknya
mempunyai batas-- batas yang jelas, misalnya jalan, parit, batas desa dan batas-
batas lainnya. Ukuran petak tersier berpengaruh terhadap efisiensi pemberian air.
Beberapa faktor lainnya yang berpengaruh dalam penentuan luas petak tersier
antara lain jumlah petani, topografi dan jenis tanaman. Apabila kondisi topografi
memungkinkan, petak tersier sebaiknya berbentuk bujur sangkar atau segi empat.
Hal ini akan memudahkan dalam pengaturan tata letak dan perabagian air yang
efisien. Petak tersier sebaiknya berbatasan langsung dengan saluran sekunder atau
saluran primer. Sedapat mungkin dihindari petak tersier yang terletak tidak secara
langsung di sepanjang jaringan saluran irigasi utama, karena akan memerlukan
saluran muka tersier yang mebatasi petak-petak tersier lainnya.
2.1.2 Petak Sekunder

Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya


dilayani oleh satu saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air
dari bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder. Batas-
batas petak sekunder pada urnumnya berupa tanda topografi yang jelas
misalnya saluran drainase. Luas petak sukunder dapat berbeda-beda
tergantung pada kondisi topografi daerah yang bersangkutan. Saluran
sekunder pada umumnya terletak pada punggung mengairi daerah di sisi
kanan dan kiri saluran tersebut sampai saluran drainase yang membatasinya.
Saluran sekunder juga dapat direncanakan sebagai saluran garis tinggi yang
mengairi lereng lereng medan yang lebih rendah.
2.1.3 Petak Primer
Petak primer terdiri dari
beberapa petak sekunder yang
mengambil langsung air dari saluran
primer. Petak primer dilayani oleh
satu saluran primer yang mengambil
air langsung dari bangunan
penyadap. Daerah di sepanjang
saluran primer sering tidak dapat
dilayani dengan mudah dengan cara
menyadap air dari saluran sekunder.
Apabila saluran primer melewati
sepanjang garis tinggi daerah
saluran primer yang berdekatan
harus dilayani langsung dari saluran
primer.
2.1 Bangunan
Irigasi
Bangunan Irigasi Keberadaan bangunan ingasi
diperlukan untuk menunjang pengambilan dan
pengaturan air irigasi Beberapa jenis bangunan irigasi
yang sering dijurnpai dalam praktek irigasi antara lain
(1) bangunan utama, (2) bangunan pembawa, (3)
bangunan bagi, (4) bangunan sadap, (5) bangunanm
pengatur muka air, (6) bangunan pernbuang dan
penguras serta (7) bangunan pelengkap.
2.2.1 Bangunan Utama

Bangunan utama dimaksudkan sebagai penyadap dari


suatu sumber air untuk dialirkan ke seluruh daerah irigasi
yang dilayani. Berdasarkan sumber airnya, bangunan
b. Pengambilan bebas
utarna dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori,
Pengambilan bebas adalah
(1) bendung, (2) pengambilan bebas, (3) pengambilan dari bangunan yang dibuat ditepi sungai
waduk, dan (4) stasiun pompa. menyadap air sungai untuk dialirkan ke
daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan
a. Bendung dengan bendung adalah pada bangunan
Bendung adalah adalah bangunan air dengan pengambilan bebas tidak dilakukan
kelengkapannya yang dibangun melintang sungai atau sudetan pengaturan tinggi muka air di sungai.
yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi Untuk dapat mengalirkan air secara,
muka air sungai. Apabila muka air di bendung mencapai elevasi gravitasi muka air di sungai harus lebih
tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai dapat disadap dan tinggi dari daerah irigasi yang dilayani.
dialirkan secara gravitasi ke tempat-ternpat yang
mernerlukannya. Terdapat beberapa jenis bendung, diantaranya
adalah (1) bendung tetap (weir), (2) bendung gerak (barrage) dan
(3) bendung karet (inflamble weir). Pada bangunan bendung
biasanya dilengkapi dengan bangunan pengelak, peredam
energi, bangunan pengambilan, bangunan pembilas, kantong
lumpur dan tanggul banjir.
c. Pengambilan dari waduk
Salah satu fungsi waduk adalah
menampung air pada saat terjadi
kelebihan air dan mengalirkannya pada
saat diperlukan. Dilihat dari
kegunaannya, waduk dapat bersifat eka d. Stasiun Pompa
guna dan multi guna. Pada urnumnya Bangunan pengambilan air dengan pompa
waduk dibangun memiliki banyak menjadi pilihan apabila upaya-upaya
kegunaan seperti untuk irigasi, penyadapan air secara gravitasi tidak
pernbangkit listrik, peredam banjir, memungkinkan untuk dilakukan, baik dari segi
pariwisata, dan perikanan. Apabila salah teknik maupun ekonomis. Salah satu
satu kegunaan waduk untuk irigasi, karakteristik pengambilan irigasi dengan
maka pada bangunan outlet dilengkapi pompa adalah investasi awal yang tidak begitu
dengan bangunan sadap untuk irigasi. besar namun biaya operasi dan eksploitasi
Alokasi pernberian air sebagai fungsi yang sangat besar.
luas daerah irigasi yang dilayani serta
karakteristik waduk.
2.2.2 Bangunan Pembawa

Bangunan pernbawa mempunyai fungsi a) Saluran primer membawa air dari bangunan sadap
menuju saluran sekunder dan ke petak-petak
mernbawa / mengalirkan air dari surnbemya tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer
menuju petak irigasi. Bangunan pernbawa adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
meliputi saluran primer, saluran sekunder, b) Saluran sekunder membawa air dari bangunan
saluran tersier dan saluran kwarter. Termasuk yang menyadap dari saluran primer menuju petak-
dalam bangunan pernbawa adalah talang, petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder
gorong-gorong, siphon, tedunan dan got miring. tersebut. batas akhir dari saluran sekunder adalah
bangunan sadap terakhir
c) Saluran tersier membawa air dari bangunan yang
Saluran primer biasanya dinamakan sesuai
menyadap dari saluran sekunder menuju petak-
dengan daerah irigasi yang dilayaninya. petak kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder
Sedangkan saluran sekunder sering dinamakan tersebut. batas akhir dari saluran sekunder adalah
sesuai dengan nama desa yang terletak pada bangunan boks tersier terkahir
petak sekunder tersebut. Berikut ini penjelasan d) Saluran kuarter mernbawa air dari bangunan yang
berbagai saluran yang ada dalam suatu sistern menyadap dari boks tersier menuju petak-petak
irigasi. sawah yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. batas akhir dari saluran sekunder adalah
bangunan boks kuarter terakhir
2.2.3 Bangunan Bagi dan sadap

Bangunan bagi merupakan bangunan yang


terletak pada saluran primer, sekunder dan tersier Bangunan bagi pada saluran-saluran besar pada
yang berfungsi untuk membagi air yang dibawa umumnya mempunyai 3 (tiga) bagian utama, yaku.
a) Alat pembendung, bermaksud untuk mengatur
oleh saluran yang bersangkutan. Khusus untuk
elevasi muka air sesuai dengan tinggi pelayanan
saluran tersier dan kuarter bangunan bagi ini yang direncanakan
masingmasing disebut boks tersier dan boks b) Perlengkapan jalan air melintasi tanggul, jalan atau
kuarter. Bangunan sadap tersier mengalirkan air bangunan lain menuju saluran cabang.
dari saluran primer atau sekunder menuju saluran Konstruksinya dapat berupa saluran terbuka
tersier penerima. Dalam rangka penghematan ataupun gorong-gorong. Bangunan ini dilengkapi
bangunan bagi dan sadap dapat digabung menjadi dengan pintu pengatur agar debit yang masuk
satu rangkaian bangunan. saluran dapat diatur.
c) Bangunan ukur debit, yaitu suatu bangunan yang
dimaksudkan untuk mengukur besarnya debit yang
mengalir.
2.2.4 Bangunan pengatur dan pengukur

Agar pemberian air irigasi sesuai dengan yang direncanakan, perlu dilakukan pengaturan dan
pengukuran aliran di bangunan sadap (awal saluran primer), cabang saluran jaringan primer serta
bangunan sadap primer dan sekunder. Bangunan pengatur muka air dimaksudkan untuk dapat mengatur
muka air sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat memberikan debit yang konstan dan sesuai
dengan yang dibutuhkan. Sedangkan bangunan pengukur dimaksudkan untuk dapat memberi informasi
mengenai besar aliran yang dialirkan. Kadangkala, bangunan pengukur dapat juga berfungsi sebagai
bangunan pangatur. Beberapa contoh bangunan pengukur debit diberikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Beberapa Jenis Alat Ukur Debit


2.2.5 Bangunan Drainase 2.2.6 Bangunan Pelengkap

Bangunan drainase dimaksudkan untuk membuang Sebagaimana namanya,


kelebihan air di petak sawah maupun saluran. Kelebihan air di bangunan pelengkap berfungsi
petak sawah dibuang melalui saluran pernbuang, sedangkan sebagai pelengkap bangunan-
kelebihan air disaluran dibuang melalui bengunan pelimpah. bangunan irigasi yang telah
Terdapat beberapa jenis saluran pembuang, yaitu saluran disebutkan sebelumnya. Bangunan
pembuang kuerter, saluran pernbuang tersier, saluran pernbuang pelengkap berfungsi sebagai untuk
sekunder dan saluran pernbuang primer. Jaringan pembuang memperlancar para petugas dalam
tersier dimaksudkan untuk : eksploitasi dan pemeliharaan.
Bangunan pelengkap dapat juga
a) Mengeringkan sawah dimanfaatkan untuk pelayanan
b) Mernbuang kelebihan air hujan umum.
c) Mernbuang kelebihan air irigasi Jenis-jenis bangunan
pelengkap antara lain jalan
Saluran pernbuang kuarter menampung air langsung dari sawah inspeksi, tanggul, jernbatan
di daerah atasnya atau dari saluran pernbuang di daerah bawah. penyebrangan, tangga mandi
Saluran pernbuang tersier menampung air buangan dari saluran manusia, sarana mandi hewan,
pernbuang kuarter. Saluran pernbuang primer menampung dari serta bangunan lainnya.
saluran pernbuang tersier dan membawanya untuk dialirkan
kernbali ke sungai.
Alat Ukur Ambang Lebar
Bangunan ukur debit ambang lebar
dianjurkan karena bangunan ini kokoh dan
mudah dibuat. Karena bisa mempunyai Mulut pemasukan yang dibulatkan pada alat
berbagai bentuk mercu, bangunan ini mudah ukur gambar 1, dipakai apabila konstruksi
disesuaikan dengan tipe saluran apa saja. permukaan melengkung ini tidak menimbulkan
Hubungan antara tinggi muka air di hulu dan masalah-masalah pelaksanaan, atau jika
debit mempermudah pembacaan debit secara berakibat diperpendeknya panjang bangunan.
langsung dari papan duga, tanpa memerlukan Hal ini sering terjadi bila bangunan dibuat dari
tabel debit. pasangan batu. Tata letak pada Garnbar 2 hanya
6Alat ukur debit ambang lehar adalah menggunakan permukaan datar saja. ini
bangunan aliran atas (overflow), untuk ini tinggi merupakan tata letak paling ekonomis jika
energi hulu lebih kecil dari panjang mercu. bangunan dibuat dari beton. Gambar 1.
Karena pola aliran di atas alat ukur ambang memperlihatkan muka hilir vertikal bendung
lebar dapat ditangani dengan teori hidrolika gambar 2 menunjukkan peralihan pelebaran
yang sudah ada sekarang, maka bangunan ini miring 1:6. Yang pertama dipakai jika tersedia
bisa mempu666nyai bentuk yang berbedabeda, kehilangan tinggi energi yang cukup di atas alat
sernentara debitnya tetap. Gambar 1 dan ukur.
Gambar 2 memberikan contoh alat ukur ambang
lebar.6
Peralihan pelebaran hanya digunakan jika energi
kinetik di atas mercu dialihkan ke dalarn energi potensial
di sebelah hilir saluran. Oleh karena itu, kehilangan tinggi
energi harus dibuat sekecil rnungkin. Kalibrasi tinggi debit
pada alat ukur ambang lebar tidak dipengaruhi oleh
bentuk peralihan pelebaran hilir. (Pedoman dan Kriteria
Perencanaan Irigasi, 1980 : 64).

Gambar 2. Alat ukur ambang lebar dengan pemasukan


bermuka datar, dan peralihan penyempitan

Juga, penggunaan peralihan masuk bermuka


bulat atau datar dan peralihan penyempitan
tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap
kalibrasi. Permukaanpermukaan ini harus
mengarahkan aliran ke atas mercu alat ukur
tanpa kontraksi dan pemisahan aliran. Aliran
diukur di atas mercu datar alat ukur horisontal.
Gambar 1. Alat ukur ambang lebar dengan mulut pemasukan yang (Pedoman dan Kriteria Perencanaan Irigasi,
dibulatkan 1980 : 68)6
Thank You

Anda mungkin juga menyukai