Anda di halaman 1dari 13

1

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN TIANG


PANCANG DAN PILE CAP SISTEM HIDRAULIC JACK IN
(STUDI: PROYEK KCU BCA SUNSET ROAD BALI)

ABSTRAK

Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk
mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan waktu. Aspek teknologi, sangat
berperan dalam suatu proyek konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat, dan
aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan akan dapat tercapai.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :Untuk mengetahui metode
pelaksanaan pekerjaan tiang pancang sistem hidraulic jack in dan pile cap. Hidrolik Sistem
adalah suatu metode pemancangan pondasi tiang dengan menggunakan mekanisme hydraulic
jacking foundation system. Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan
pararel dengan tiang yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang tersebut ditempatkan
sebuah mekanisme berupa plat penekan yang berada pada puncak tiang dan juga ditempatkan
sebuah mekanisme pemegang (grip) tiang, kemudian tiang ditekan ke dalam tanah.
Dengan sistem pemancangan hidraulik dinilai efektif karena lebih ramah lingkungan
(tidak menimbulkan suara bising, tidak menimbulkan asap dan tidak menimbulkan getaran
pada tanah). Pengerjaan relatif lebih cepat dan dalam pelaksanaanya lebih mudah. Dapat
langsung diketahui daya dukung tiang pancangnya.

Kata kunci: metode, hidrolik sistem, tiang pancang, pile cap


1 PENDAHULUAN disesuaikan dengan disain dari konsultan
1.1 Latar Belakang perencana. Perencanaan metode pelaksanaan
pekerjaan struktur didasarkan atas design,
Dalam pelaksanaan pekerjaan
situasi dan kondisi proyek serta site yang ada
konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu
dalam data-data proyek. Data-data tersebut
metode terobosan untuk menyelesaikan
merupakan data yang mempengaruhi dalam
pekerjaan di lapangan. Khususnya pada saat
menentukan dan merencanakan metode
menghadapi kendala-kendala yang
pelaksanaan gedung.
diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak
sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk Metode site works atau struktur bawah
itu, penerapan metode pelaksanaan merupakan metode yang memiliki pengaruh
konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, yang cukup besar dalam metode pekerjaan
akan sangat membantu dalam penyelesaian struktur secara keseluruhan. Metode struktur
proyek konstruksi bersangkutan. bawah akan menentukan ketepatan schedule
pelaksanaan struktur. Hal tersebut disebabkan
Semua tahapan pekerjaan gedung
oleh tingkat kesulitan yang tinggi dalam
mempunyai metode pelaksanaan yang
2

pelaksanaannya. alat pancang menggunakan system lama


Seiring dengan perkembangan kemajuan yang menimbulkan suara dan polusi dan lain
teknologi dimana waktu yang terus sebagainya.
berjalanmenuntut para engineer untuk
memanfaatkan waktu yang terbatas 1.2 Rumusan Masalah
semaksimal mungkin untuk membuat Dari latar belakang tersebut, maka
rencana kerja yang efektif dan efisien. Pada permasalahan yang penulis angkat dalam
pekerjaan awal khususnya pekerjaan penelitian ini adalah bagaimanakah metode
pemancangan tidak dapat dianggap remeh, pelaksanaan pekerjaan tiang pancang?
karena disitu sering terjadi masalah yang
dapat memakan waktu.
1.3 Tujuan Penelitian
Tiang pancang adalah awal dari
Tujuan yang ingin dicapai dalam
pekerjaan struktur yang sering terjadi
penulisan ini adalah untuk mengetahui
masalah, mulai dari kondisi tanah yang tidak
metode pelaksanaan pekerjaan tiang
sama dari rencana, tanah yang basah karena
pancang.
musim hujan atau adanya sumber air tanah,
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
a. Meningkatkan pemahaman
tentang metode pelaksanaan
pekerjaan tiang pancang.
b. Sebagai sumbangan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan
tentang metode pelaksanaan
pekerjaan tiang pancang dan
merupakan informasi bagi mereka
yang tertarik dengan penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis:
a. Sebagai sumbangan pemikiran
bagi kontraktor dalam metode
pelaksanaan pekerjaan tiang
pancang.
b. Memberikan masukan terhadap
hasil kajian yang dilakukan
sebagai upaya peningkatan
pemahamaan tentang metode
pelaksanaan pekerjaan tiang
pancang.

2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Tahap pertama sebelum memulai suatu
pelaksanaan proyek konstruksi, harus
ditentukan terlebih dahulu suatu metode
untuk melaksanakannya. Dalam skala
organisasi suatu proses perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi, sangatlah
3

penting untuk menentukan metode konstruksi yang akan dipancang, dimana untuk menekan
terlebih dahulu, karena setiap jenis metode tiang tersebut ditempatkan sebuah
konstruksi akan memberikan karakteristik mekanisme berupa plat penekan yang berada
pekerjaan berbeda. Penentuan jenis metode pada puncak tiang dan juga ditempatkan
konstruksi yang dipilih akan sangat sebuah mekanisme pemegang (grip) tiang,
membantu menentukan jadwal proyek. kemudian tiang ditekan ke dalam tanah.
Metode konstruksi yang berbeda akan Dengan sistem ini tiang akan tertekan secara
memberikan ruang lingkup pekerjaan dan kontiniu ke dalam tanah, tanpa suara, tanpa
durasi yang berbeda pula, yang sudah barang pukulan dan tanpa getaran.
tentu juga mempunyai pertimbangan Penempatan sistem penekan hydraulic
finansial dalam bentuk biaya. Ada faktor- yang senyawa dan menjepit pada dua sisi
faktor yang mempengaruhi jenis ruang tiang menyebabkan didapatkannya posisi
lingkup pekerjaan yang dilakukan, sehingga titik pancang yang cukup presisi dan akurat.
perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, Ukuran diameter piston mesin hydraulic jack
yaitu: tergantung dengan besar kapasitas daya
1. Sumber daya manusia dengan skill dukung mesin tersebut. Sebagai pembebanan,
yang cukup untuk melaksanakan ditempatkan balok – balok beton atau plat-
suatu metode pelaksanaan konstruksi. plat besi pada dua sisi bantalan alat yang
2. Tersedianya peralatan penunjang pembebanannya disesuaikan dengan muatan
pelaksanaan metode konstruksi yang yang dibutuhkan tiang.
dipilih. Keunggulannya tiang pancang metode
3. Material cukup tersedia. hydraulic jack in:
4. Waktu pelaksanaan yang maksimum 1. Bebas getaran
dibanding pilihan metode konstruksi 2. Bebas pengotoran lokasi kerja dan
lainnya. udara serta bebas dari kebisingan
5. Biaya yang bersaing. 3. Daya dukung aktual pertiang
diketahui
Oleh karena faktor – faktor yang Dengan hydraulic jack in, daya
mempengaruhi metode pelaksanaan seperti: dukung setiap tiang dapat diketahui dan
design bangunan, medan/lokasi pekerjaan, dimonitor langsung dari manometer yang
dan ketersediaan dari tenaga kerja, bahan, dipasang pada peralatan hydraulic
dan peralatan, seperti sudah dijelaskan diatas, jacking system sepanjang proses
maka kadang – kadang metode pelaksanaan pemancangan berlangsung.
hanya memiliki alternatif yang terbatas.
4. Harga yang ekonomis
2.2 Tiang Pancang Sistem Hidrolik Teknologi hydraulic jacking ini tidak
(Hydraulick Jack In) memerlukan pemasangan tulangan ekstra
penahan impack pada kepala tiang
Hidrolik sistem adalah suatu metode seperti pada tiang pancang umumnya.
pemancangan pondasi tiang dengan
menggunakan mekanisme hydraulic jacking 5. Lokasi kerja yang terbatas
foundation system, dimana sistem ini telah Dengan tinggi alat yang relatif
mendapatkan hak paten dari United States, rendah, hydraulic jacking system ini
United Kingdom, China dan New Zealand. dapat digunakan pada basement, ground
floor atau lokasi kerja yang terbatas, Alat
Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic hydraulic jacking system ini dapat
ram yang ditempatkan pararel dengan tiang dipisahkan menjadi beberapa komponen
sehingga memudahkan untuk dapat
dibawa masuk atau keluar lokasi kerja.
Kekurangan tiang pancang metode hydraulic jack in:
4

1. Apabila terdapat batu atau lapisan


tanah keras yang tipis pada ujung
tiang yang ditekan, maka
mengakibatkan kesalahan pada saat
pemancangan.
2. Sulitnya mobilisasi alat pada daerah
lunak ataupun pada daerah
berlumpur.
3. Karena hydraulic jacking ini
mempunyai berat sekitar 360 ton dan
saat permukaan tanah yang berbeda
daya dukungnya, maka hal tersebut
akan dapat mengakibatkan posisi alat
pancang menjadi miring bahkan
tumbang, sehingga sangat berbahaya 2. Pekerjaan Galian, kedalaman penggalian
terhadap keselamatan pekerja. disesuaikan dengan dimensi pile cap.
4. Pergerakan alat hydraulic jacking ini
sedikit lambat, proses
pemindahannya relatif lama untuk
pemancangan titik yang berjauhan.
Dari kelebihan dan kekurangan yang
ada, metode pancang hidrolik dipilih untuk
proyek pembangunan gedung KCU BCA
yang bertempat di Jl. Baypass Sunset Road
mengingat daerah tersebut termasuk daerah
yang padat dan lahan terbatas.

2.2Metode Pelaksanaan Pile Cap 3. Pekerjaan Potongan Kepala Bored Pile


Kepala bored pile dibobok sampai dengan
Pile cap merupakan elemen struktur yang elevasi yang diinginkan 40 D (±1m)
berfungsi untuk menyebarkan beban dari
kolom ke tiang-tiang. Baca pile cap disini.
Metode pelaksanaan pile cap adalah sebagai
berikut
1. Persiapan
Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan
persiapan, yaitu menentukan as pile cap
dengan menggunakan theodolit dan waterpass
berdasarkan shop drawing yang dilanjutkan
dengan pemasangan patok as pile cap.
5

4. Pekerjaan Urugan Pasir, Lantai Kerja, 6. Pekerjaan pengecoraPengecoran


Bekisting menggunakan beton K-350 dengan nilai slump
Pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm 12 cm.
dilanjutkan dengan pekerjaan lantai
kerja setebal 10 cm. Kemudian pekerjaan
bekisting dengan batako putih dilakukan
setelahnya.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Produk Tiang Pancang
1. Jenis tiang yang digunakan adalah
tiang pancang beton prategang
persegi. Mutu beton 45 Mpa
berdasarkan kekuatan silinder ekivalen
dengan 50 Mpa kekuatan kubus.
2. Jika jenis tiang pancang lainya akan
digunakan, maka harus diusulkan
selama tender, dilengkapi dengan
proposal teknis. Ukuran dan kekuatan
5. Pekerjaan Penulangan Pile Cap tiang harus ekivalen dengan desain
Penulangan pile cap dikerjakan berdasarkan aslinya, dan memberikan daya dukung
spesifikasi dan gam bar rencana yang sama.

.
6

Diameter Kapasitas
Bentuk
(mm) HSPD (ton)
Bulat 300 150
3. Setiap tiang harus memiliki
sedikitnya satu tes silinder, hasilnya
harus diserahkan kepada pengawas.
4. Tiang harus dipancang dengan
hidraulic static pile driver atau
pressed pile atau jack in pile, yaitu 3.2 Spesifikasi Pengiriman, Penyimpanan,
teknologi pemancangan yang ramah Pengangkatan dan Pemindahan
lingkungan.
5. Driving cap: selama pekerjaan 1. Setelah panjang tiang diveritifikasi,
pemancangan, kepala tiang harus kirim tiang-tiang ke proyek dlam
dilindungi dengan driving cap. suatu jumlah dan suatu waktu untuk
6. Preboring: continous fliying auger menjamin kontuinitas operasi
(atau peralatan lain yang disetujui). pemancangan tiang dan sesuai jadwal
7. Kapasitas alat pancang minimum proyek.
250% kali daya dukung yang ingin 2. Setiap tiang harus dengan jelas
dicapai untuk jenis tanah pasir ditandai untuk menunjukan nomer,
sedangkan untuk jenis tanah tanggal pengecoran dan titik angkat
lempung kapasitas alat pancang seperti dinyatakan pada gambar.
200% kali daya dukung tiang. Sebelum pemancangan setiap tiang
harus ditandai dengan nomernya,

panjang keseluruhan, dan pada site. Kontraktor juga harus


interval 0,5 meter, dengan komulatif melaporkan lokasi tiang dengan
diukur dari nol pada ujung tiang. tepat secara tertulis
3. Tiang harus diangkat dengan hati-hati kepada pengawas/perencana.
untuk menghindari retak atau 3. Jangan memancang tiang sampai
kerusakan lain. Tiang boleh diangkat pekerjaan tanah di daerah yang
setelah kekuatan tekan yang akan dipancang tiang diselesaikan.
disyaratkan. 4. Secara kontinu pemancangan
4. Simpan tiang dalam urutan kelompok tiang pada lokasi yang dinyatakan
diatas tanah dan diganjal untuk sampai mencapai kedalaman yang
mencegah distorsi tiang. diperlukan dan driving resistance
yang ditentukan berdasarkan
3.3 Pemancangan Tiang pemancangan dan pembebanan
1. Sesifikasi teknis peralatan pancang used test pile.
yang akan digunakan dan set pukulan 5. Jika terdapat lapisan keras dekat
selama penetrasi terakhir yang permukaan yang harus ditembus,
direncanakan harus diserahkan maka preboring harus dilakukan
kepada pengawas/perencana paling untuk menembus tanah keras
sedikit 2 minggu sebelum permulaan menggukanan continous flying
pemancangan, dan harus disetujui auger dengan diameter lubang
oleh pengawas/perencana. sedikit lebih kecil dari penampang
2. Sebelum permulaan pemancangan tiang. Speed pile dapat digunakan
tiang, kontraktor harus sudah untuk
melengkapi set out posisi tiang pada
7

mengurangi hard driving tiang pancang


selama tahap awal operasi
pemancangan.
6. Jika sambungan diperlukan maka
sambungan tiang terdiri bagian plat
penyambung dapat digunakan. Kedua
bagian disambung bersama dengan las
dilapangan, setelah modul tiang
dipaskan pada as yang sama. Plat baja
male dan female dicor pada ujung setiap
tiang yang akan disambung. Plat
diangkur kedalam bagian beton
menggunakan batang tulangan, dilas ke
plat kedalam kolom.
7. Apabila pemancangan dihentikan
sebelum penetrasi akhir tercapai
maka,pencatatan penetrasi tidak boleh
diambil sebelum penetrasi mencapai
sedikitnya 300-mm pemancangan ulang
(redriving).
8. Setiap tiang yang harus dipancang
vertical dan tepat pada posisi yang benar
seperti dinyatakan dalam gambar.
9. Tiang tidak boleh menyimpang lebih
dari 1,0% dalam arah vertical atau
ketegakan dan tidak boleh bergeser lebih
dari yang ditunjukan dalam Tabel 1.
10. Semua tiang harus dipancang secara
kontinu tanpa terputus sampai penetrasi
yang disyaratkan tercapai.jumlah
pukulan untuk setiap penetrasi 0,5 m
harus dicatat.
11. Jika tiang dicabut karena kesalahan
pemancangan, maka lubang yang
terbentuk harus diurug dengan gravel
atau pasir tanpa tambahan biaya.
12. Kontraktor harus menyerahkan suat
denah tiang as-built, dalam 4 copy
dalam jangka waktu 10 hari kerja sejak
pemancangan tiang terakhir.
Tabel 1. Toleransi Ketegakan Tiang Pancang
Toleransi setiap tiang Toleransi pusat kelompok
Jumlah tiang Toleransi
terhadap Tiang lainnya tiang terhadap pusat kolom
Per kelompok (cm)
(cm) (cm)
1 7,5 - 7,5
2,3 7,5 11 5,0
4 7,5 11 4,5
5 Atau lebih 7,5 11 4,0

13. Laporan pemancangan tiang harus a. Test PDA (Pile Driving Analyzer)
diserahkan dalam jangka waktu 24 atas 4 (empat) buah tiang.
jam setelah pemancangan,dan b. Test beban vertical atas 1 (satu)
laporan ini harus disetujui oleh buah tiang.
pengawas/perencana. Laporan 2. Jika suatu test gagal, maka tambahan
pemancangan tiang ini mencangkup 2 test lagi harus dilakukan dan tidak
hal-hal sebagai berikut: boleh gagal, semuanya atas beban
a. Lokasi tiang, nomor identifikasi, biaya kontraktor. Kontraktor harus
elevasi tanah. menyediakan tambahan tiang dalam
b. Data tiang. kelompok tiang yang gagal ,tanpa
c. Data hammer. tambahan pembayaran.
d. Jenis driving cap tiang yang 3. Selama test, tidak boleh ada
digunakan. pemancangan tiang yang
14. Kriteria penerimaan adalah sebagai dikerjakan.Tiang yang akan ditest
berikut: harus dipilih oleh
a. Rate of settlement maksimum pengawas/perencana secar random
1,27 mm/ton. berdasarkan data pemancangan.
b. Total settlement maksimum 25,4 4. Kontraktor harus mencatat semua
mm. kejadian selama test,dan ini semua
c. Permanent settlement (rebound) harus disetujui oleh pengawas
maksimum 6,35 mm. 5. Sekalipun test dilakukan hanya atas
d. Analisa berdasarkan beberapa tiang-tiang tertentu, kontraktor harus
metode, seperti metode chin, bertanggung jawab dan menjamin
Davidson, de Beer, Mazukiewics. bahwa semua tiang memenuhi syarat
15. Peningkatan beban harus dilakukann dalam batas toleransinya.Penerimaan
secara gradual bertahap sebesar beberapa tiang tidak melepas
50%,100%,150% dan 200% dari tanggung jawab Kontraktor atas
beban kerja rencana,berdasarkan semua pekerjaan pondasi dan atas
schedule ASTM D-1143-81 section akibat penurunan pada struktur atas
5.2. (Cyclic loading procedure). bangunan.

3.4 Test PDA dan Test Beban Atas Tiang 3.5 Panjang tiang dan daya dukunganya
Permanen 1. Panjang tiang adalah ±20 meter.
1. Kontraktor akan melakukan test Tiang akan dipancang pada lapisan
dengan jumlah sebagai berikut: tanah sampai mencapai lapisan tanah
keras kedalaman ±20 meter.
2. Dalam segala hal maka panjang tiang minimum adalah 6 kali
2. 2. Persiapan Alat Pemancang
Pelaksana harus menyediakan alat
untuk memancang tiang yang sesuai
dengan jenis tanah dan jenis tiang
pancang sehingga tiang pancang tersebut
dapat menembus masuk pada kedalaman
yang telah ditentukan atau mencapai
daya dukung yang telah ditentukan,
tanpa kerusakan. Bila diperlukan,
pelaksana dapat melakukan penyelidikan
tanah terlebih dahulu.
3. Penyimpanan Tiang Pancang
Tiang pancang disimpan di sekitar
lokasi yang akan dilakukan
ukuran/diameter penampang. Panjang pemancangan. Tiang pancangdisusun
yang pasti ditentukan berdasarkan seperti piramida, dan dialasi dengan
data tanah dan indicator pile. kayu 5/10. Penyimpanan dikelompokan
3. Berdasarkan hasil penyelidikan sesuai dengan type, diameter, dimensi
tanah,daya dukung tiang adalah yang sama.
sebagai berikut:
a. Daya dukung vertical: -60 ton 4. Pemancangan
untuk tiang berukuran dengan Kepala tiang pancang harus
diameter 300 mm. dilindungi dengan bantalan topi atau
b. Daya dukung tarik: -10 ton untuk mandrel. Tiang pancang diikatkan pada
tiang berukuran diameter 300 sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik
mm. sehingga tiang pancang masuk pada
c. Daya dukung lateral: -6 ton untuk bagian alat. Setelah melakukan
tiang berukuran diameter 300 pemancangan, dilakukan monitoring
mm. pancang sesuai dengan from yang ditelah
disetujui.
3.6 Metode Pelaksanaan Tiang
Pancang
1. Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat
pemancang akan diletakan, tanah
haruslah dapat menopang berat alat.
Bilamana elevasi akhir kepala tiang
pancang berada di bawah permukaan
tanah asli, maka galian harus
dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
pemancangan. Perhatian khusus harus
diberikan agar dasar pondasi tidak
terganggu oleh penggalian diluar batas-
batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.

Gambar 3. Pembagian zona tiang pancang dan


site plan metode kerja.
Kemudian dilakukan test PDA (Pile Driving Analyzer) yang bertujuan
untuk:: c. Peralatan yang digunakan untuk
a. Daya dukung aksial tiang pengujian test PDA tersebut
pancang. adalah:
Penentuan daya dukung aksial i. Piling Driver Analyzer (PDA)
tiang didasarkan pada
karakteristik dari pantulan
gelombang yang diberikan oleh
reaksi tanah (lengketan dan
tahanan ujung). Korelasi yang
baik antara daya dukung tiang
yang diberikan dari hasil PDA
dengan cara statis yang
konvensional telah diakui, yang
membawa pada pengakuan PDA ii. Dua (2) strain transducer
sebagai metode yang sah dalam
ASTM D-4945-1996. Meski
demikian, harus dicatat korelasi
yang ditujukan dalam grafik
didasarkan pada hasil pengujian
jika daya dukung batas (ultimate)
dicapai baik dengan „PDA‟ iii. Dua (2) accelerometer
maupun dengan pengujian statis iv. Kabel Penghubung
yang konvensional. d. Persiapan Pengujian Test PDA
(Pile Analyzer Test)
b. Keutuhan Tiang Pancang. i. Penggalian tanah permukaan
Kerusakan pada fondasi tiang sekeliling kepala tiang,
dapat terjadi karena beberapa hal apabila kepala tiang sama rata
antara lain pada saat permukaan tanah.
pengangkatan tiang atau selama ii. Pengeboran lubang kecil pada
pemancangan tiang. Untuk tiang tiang untuk pemasangan strain
bor, pengecilan penampang dan transducer dan accelerometer.
longsornya tanah adalah iii. Pemasangan instrument.
kerusakan yang paling umum e. Informasi yang diperlukan dalam
dijumpai. Kerusakan ini dapat test PDA (Pile Analyzer Test)
dideteksi dengan „PDA‟. i. Gambar yang menunjukan lokasi
Berdasarkan gaya dan kecepatan dan identifikasi tiang.
yang terekam dari gelombang ii. Tanggal pemancangan.
selama perambatannya sepanjang iii. Panjang tiang dan luas
tiang, lokasi dari kerusakan dapat penampang tiang.
dideteksi dan luas penampang iv. Panjang tiang tertanam.
sisa dari tiang dapat diperkirakan. f. Prosedur Pengujian Test PDA
Jika hanya keutuhan tiang saja (Pile Driver Analyzer)
yang dibutuhkan, sebuah sub Pengujian dinamis tiang
sistem dari „PDA‟ yang disebut didasarkan pada analisis
Pile Integrity Tester lebih gelombang satu dimensi yang
ekonomis untuk digunakan dari terjadi ketika tiang dipukul oleh
pada „PDA‟. palu. Regangan dan percepatan
selama pemancangan diukur dan accelerometer. Dua buah strain
menggunakan strain transducer transducer dan dua buah
accelerometer dipasang pada pembebanan yang menunjukkan
bagian atas dari tiang yang diuji tekanan hidrolik terdiri dari empat
(kira-kira 1,5- x diameter dari silinder untuk menekan tiang
kepala tiang). Pemasangan kedua pancang ke dalam tanah sampai
instrument pada setiap ditemui kedalaman tanah keras.
pengukuran dimaksudkan untuk 5. Kesalahan teknis yang terjadi selama
menjamin hasil rekaman yang pelaksanaan konstruksi tidak
baik dan pengukuran tambahan selamanya diatasi dengan melakukan
jika salah satu instrument tidak pengulangan pekerjaan, namundapat
bekerja dengan baik. Pengukuran dilakukan upaya lain mengatasinya
direkam oleh „PDA‟ dan sejauh masih dalam batas ketentuan
dianalisis dengan „ Case Method‟ persyaratan teknis.
yang sudah umum dikenal, 6. Pada pelaksanaan tes PDA (pile
berdasarkan teori gelombang satu driving analyzer), fondasi yang akan
dimensi. di uji harus dipersiapkan dengan
3.7 baik, dengan mengecek kerataan
permukaan uji fondasi yang akan di
bebani dengan hammer.
7. Untuk pelaksanaan pekerjaan tiang
4 PENUTUP pancang hydraulic kondisi
1. Dengan sistem pemancangan permukaan tanah harus datar dan
hidraulik dinilai efektif karena lebih padat, agar mobilisasi alat dan
ramah lingkungan (tidak material tidak mengalami masalah.
menimbulkan suara bising, tidak
menimbulkan asap dan tidak 5 DAFTAR PUSTAKA
menimbulkan getaran pada tanah).
2. Pengerjaan relatif lebih cepat dan Abrar Husen, 2010, Manajemen Proyek,
dalam pelaksanaanya lebih mudah. Yogyakarta, Andi Offset
3. Kualitas tiang pancang terjamin. Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen
Tiang pancang yang digunakan Proyek dan Konstruksi.Jilid 1 & 2.
merupakan hasil pabrikasi, sehingga Yogyakarta. Penerbit Kanisius.
kualitas bahan yang digunakan dapat Dokumen Kick of meeting Project KCU
dikontrol sesuai dengan kebutuhan BCA Sunset Road Bali
serta kualitasnya seragam karena Ervianto, W. I. 2004. Teori – Aplikasi
dibuat massal. (Kontrol Manajemen Proyek Konstruksi.
kualitas/kondisi fisik tiang pancang Yogyakarta: Penerbit ANDI
dapat dilakukan sebelum tiang Ervianto, W. I. 2005. Manajemen Proyek
pancang digunakan). Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit
4. Dapat langsung diketahui daya ANDI
dukung tiang pancangnya, Ervianto, W. I. 2012. Selamatkan Bumi
pemancangan yang menggunakan Melalui Konstruksi Hijau,
drop hammer dihentikan bila telah Perencanaan,
mencapai tanah keras/final set yang Pengadaan, Konstruksi dan
ditentukan (kalendering). Sedangkan Operasi. Yogyakarta: Penerbit
bila menggunakan Hydrolic Static ANDI
Pile Driver (HSPD), terdapat dial Hardiyatmo, H. C. (2011). Analisis dan
Perencanaan Fondasi I: Edisi
Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Imam Soeharto,I. 1995. Manajemen Proyek
Konstruksi. Dari Konseptual
sampai Operasional. Jakarta:
Penerbit Erlangga Jakarta.
Ilmusipil.com
Mahendra Sultan Syah, 2004, Manajemen
Proyek Kiat Sukses Mengelola
Proyek, Cetakan Pertama, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Peurifoy, 1979. Construction Planning
Equipment, Int Student Edition, Mc
Graw – Hill, New York.
Pulauintan.com

Anda mungkin juga menyukai