Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, 115 km
selatan Semarang, 145 km selatan-tenggara Pekalongan dan 440 km timur-tenggara
Jakarta. Walaupun hiposenter gempa berada di laut, tetapi tidak mengakibatkan
tsunami. Gempa juga dapat dirasakan di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan
Banyumas. Getaran juga sempat dirasakan sejumlah kota di provinsi Jawa Timur seperti
Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek, Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya
Gedung Gramedia
Mall Ambarukmo Plaza, yang saat itu belum lama dibuka, mengalami kerusakan tak
terlalu parah. Beberapa bagian tembok terlihat retak-retak dan terkelupas.
GOR Among Rogo mengalami kerusakan parah. Atap GOR roboh dan hanya tersisa
tembok di sisi-sisinya.
STIE Kerja Sama di Jl. Parangtritis rusak sangat parah.
ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km.6,5 kerusakan sangat parah.
Peristiwa ini menyebabkan korban jiwa sebanyak 6.234 orang, gempa bumi ini tidak
berdampak sunami.
Terjadi pada pukul 23.09 WIB pada 28 Maret 2005. Pusat gempanya berada di 2° 04′ 35″ U
97° 00′ 58″ T, 30 km di bawah permukaan Samudra Hindia, 200 km sebelah barat Sibolga,
Sumatra atau 1400 km barat laut Jakarta, sekitar setengah jarak antara pulau Nias dan
Simeulue. Catatan seismik memberikan angka 8,7 skala Richter (BMG di Indonesia mencatat
8,2) dan getarannya terasa hingga Bangkok, Thailand, sekitar 1.000 km jauhnya.
Dengan kekuatan sebesar 8,7 SR, gempa ini merupakan gempa Bumi terbesar kedua di
dunia sejak tahun 1964. Segera setelah terjadi, muncul peringatan akan kemungkinan
datangnya tsunami yang akhirnya tidak terjadi.
Gempa ini kemungkinan terpicu oleh gempa sebelumnya pada bulan Desember 2004,
gempa Bumi Samudra Hindia 2004.
Nias menjadi salah satu tempat dengan kerusakan terparah. Sekitar 290 orang
kemungkinan telah meninggal. Kota terbesar di Nias, Gunungsitoli dilaporkan mempunyai
banyak gedung yang rusak berat (sekitar 60% ). Menara bandara juga roboh dan jalan-jalan
tampak retak-retak.
Tercatat ada tsunami kecil setinggi 3-4 meter di Simeulue dan Singkil.
Gempa awal memiliki kekuatan 8.4 Mw atau 7.9 SR, terjadi pada tanggal 12 September
2007 pukul 18.10 WIB. Pusat gempa terletak kira-kira 10 km di bawah tanah, sekitar 105 km
lepas pantai Sumatra, atau sekitar 600 km dari ibu kota Jakarta. Gempa utama ini diikuti
oleh serangkaian gempa susulan, yang berkekuatan sekitar 5 through 6 Mw pada patahan
yang sama. Gempa utama tersebut juga disusul dengan gelombang pasang yang kemudian
membanjiri sedikitnya 300 rumah penduduk dan bangunan publik di Pulau Pagai, Kepulauan
Mentawai sampai setinggi 1 meter.
Gempa besar kedua terjadi dengan kekuatan 7.8 Mw, pada 13 September (WIB) di daerah
Kepulauan Mentawai, 2.526°LS 100.963°BT—188 km dari Padang, Sumatra Barat, di
kedalaman 10 km. Gelombang pasang yang terjadi di Thailand dan pengamatan ilmiah
lainnya di Samudra Hindia setelah gempa kedua ini memicu peringatan tsunami kedua.
Gempa Bumi Sumatra Barat 2009 terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai
Sumatra Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di
lepas pantai Sumatra, sekitar 50 km barat laut Kota Padang] Gempa menyebabkan
kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatra Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman,
Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota
Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat.
Provinsi Sumatra Barat berada di antara pertemuan dua lempeng benua besar (lempeng
Eurasia dan lempeng Indo-Australia) dan patahan (sesar) Semangko. Di dekat pertemuan
lempeng terdapat patahan Mentawai. Ketiganya merupakan daerah seismik aktif. Menurut
catatan ahli gempa wilayah Sumatra Barat memiliki siklus 200 tahunan gempa besar yang
pada awal abad ke-21 telah memasuki masa berulangnya siklus.
Menurut data Satkorlak PB, sebanyak 1.117 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3
kota & 4 kabupaten di Sumatra Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan
1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah
rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.