Oleh:
Muhammad Aufa Nadhief Buldani 10111600000021
Kresna Bayu Mahaputera 10111600000037
GEDUNG ADMINISTRASI DAN PERKULIAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA TANGERANG SELATAN
3
LATAR BELAKANG
4
LATAR BELAKANG
6
RUMUSAN MASALAH
12
TINJAUAN PUSTAKA
Keunggulan :
▪ Mudah Disesuaikan dengan Kebutuhan
Pelat beton konvensional dibuat dan dicor
langsung pada tempat pembangunan
sehingga lebih mudah untuk disesuaikan
dengan kebutuhan konstruksi. Dengan
begitu akan mengurangi risiko terjadinya
kesalahan dan ketidaktepatan dalam
pengaplikasiannya.
15
Modifikasi Metode Pelaksanaan Pelat
dengan Pengecoran Konvensional
Keunggulan :
▪ Dapat Dibuat di Tempat yang Sempit
Karena pelat beton konvensional dibuat
langsung pada bagian yang dibutuhkan,
maka beton ini dapat dibuat di tempat
yang sempit sekalipun, jadi sesuai dengan
proyek pembangunan yang berlahan
sempit.
16
Modifikasi Metode Pelaksanaan Pelat
dengan Pengecoran Konvensional
Keunggulan :
▪ Pengawasan Lebih Mudah dan Terkontrol
Pembuatan pelat beton konvensional yang
dilakukan langsung di lokasi konstruksi
membuat pengawasannya lebih mudah
dilakukan. Proses pembuatan pelat
konvensional pun lebih dapat terkontrol
karena termasuk ke dalam proses
konstruksi secara keseluruhan.
17
Modifikasi Metode Pelaksanaan Pelat
dengan Pengecoran Konvensional
Kelemahan :
▪ Waktu Pengerjaan Lebih Lama.
Penggunaan metode konvensional pada
proses pembuatan pelat akan
membutuhkan waktu pengerjaan yang
lebih lama dibanding penggunaan precast.
Hal ini karena metode konvensional
membutuhkan proses pengecoran dan
pengeringan yang terbilang cukup lama.
Selain itu, pengaruh cuaca juga
berpengaruh di dalam metode
konvensional.
18
Modifikasi Metode Pelaksanaan Pelat
dengan Pengecoran Konvensional
Kelemahan :
▪ Membutuhkan Banyak Tenaga Kerja
Penggunaan metode konvensional pada
proses pembuatan pelat akan
membutuhkan tenaga kerja yang lebih
banyak dibanding penggunaan precast. Hal
ini dikarenakan proses pengecoran
membutuhkan tenaga yang lebih banyak di
lapangan dibanding dengan pemasangan
pelat beton precast.
19
METODOLOGI
20
METODOLOGI
21
METODOLOGI
22
DENAH
FABRIKASI
23
DENAH PONDASI
24
DENAH LANTAI 1
25
DENAH LANTAI 2
26
DENAH LANTAI 3
27
DENAH LANTAI 4
28
DENAH LANTAI 5
29
POTONGAN 1
30
POTONGAN 2
31
DAFTAR PUSTAKA
▪ Rostiyanti, S.F. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Jakarta: PT. Asdi
Mahastya
▪ Soedrajat. (1994). Analisa (cara modern) anggaran biaya pelaksanaan. Bandung:
Penerbit Nova.
▪ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2013. Dinas Pekerjaan
Umum, Jakarta, 2013.
▪ Ervianto, Wulfram I. (2007). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
▪ Soeharto, Imam. (1999). Manajemen Proyek: Dari Konstruksi Sampai Operasional
(Jilid I). Jakarta: Penerbit Erlangga.
32
MATUR NUWUN
33