Anda di halaman 1dari 46

METODE PELAKSANAAN

Pembangunan Gedung type B2 (SMP 50 Kota Surabaya)


TAHUN 2019

DIBUAT OLEH;
CV. SAGARA HUTAMA PERSADA

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Metode konstruksi proyek adalah bagian yang sangat penting
dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu
biaya, kualitas dan waktu. Aspek teknologi, sangat berperan dalam suatu
proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan
dalam metode-metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan
metode yang tepat, praktis, cepat, dan aman, sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target
waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan akan dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan
suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan.
Khususnya pada saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh
kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu,
penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan,
akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi
bersangkutan
Penerapan metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat
dengan kondisi lapangan di mana suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga
tergantung jenis proyek yang dikerjakan. Metode pelaksanaan pekerjaan
untuk bangunan gedung berbeda dengan metode pekerjaan bangunan
irigasi, bangunan pembangkit listrik, konstruksi dermaga maupun
konstruksi jalan dan jembatan. Semua tahapan pekerjaan gedung
mempunyai metode pelaksanaan yang disesuaikan dengan disain dari
konsultan perencana.

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dibuatnya metode pelaksanaan


pekerjaan pada pokoknya sebagai acuan kerja untuk
pelaksanaan pekerjaan sehingga memberikan suatu gambaran
umum terhadap penyelesaian pekerjaan tepat waktu dan tempat
mutu sesuai dengan yang ditentukan.

3. Lokasi
Jl. Sukomanunggal 93C Surabaya - Surabaya
(Kota)

4. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan Persiapan
2) Pekerjaan Tanah
3) Pekerjaan Struktur
4) Pekerjaan Arsitektur
5) Pekerjaan Elektrikal
6) Pekerjaan Mekanikal
7) Pekerjaan Plumbing

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


BAB 1I
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

SMP 50 Kota SURABAYA

a. Pekerjaan Pembongkaran Gedung Eksisting


Karena pada lahan eksisting masih terdapat bangunan lama,
maka dilakukam pembongkar terlebih dahulu setelah diadakannya
kordinasi terlebih dahulu dengan Direksi & Pengawas. Pelaksana tidak
punya hak memiliki atas material bekas bongkaran. Bekas bongkaran
sepenuhnya milik User/Owner. Kami berkewajiban mencatat jumlah
bongkaran yang ada dan seterusnya dilaporkan kepada pengawas &
direksi.

b. Pekerjaan Pembuangan Bekas Bongkaran Gedung Eksisting


Karena pada lahan eksisting terdapat bekas bongkaran
bangungan lama, Sesuai petunjuk pengawas & direksi, bongkaran yang
tidak dipakai wajib dibuang ke luar lokasi proyek. Sedangkan
bongkaran yang masih dapat dipakai, maka wajib menyimpan dengan
rapi di tempat yang aman sesuai petunjuk pengawas & direksi.
Bongkaran bangunan yang tidak terpakah dibuang ke luar lokasi ke
tempat yang telah ditentukan oleh Direksi & Pengawas
c. Uitzet Dengan Waterpass/Theodolit

Pekerjaan pasangan
bouwplank diawali dengan
uitzet. Pelaksanaan pengukuran
awal dilakukan oleh regu juru
ukur dibawah koordinasi
officer juru ukur setelah itu
dilanjutkan dengan
pemeriksaan bersama dengan
Direksi atau wakil yang
ditunjuk Direksi. Pengukuran
diikuti pematokan. Secara umum uitzet meliputi kegiatan sebagai
berikut:

 Penentuan referensi (titik duga)

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Titik referensi yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan sesuai petunjuk dan data spesifikasi teknis dan
gambar proyek atau memperhatikan peil jalan dan gambar
rencana. Pemasangan gambar pengukuran/uitzet lapangan
dilakukan sebelum pekerjaan fisik dilaksanakan. Sebelum
pelaksanaan uitzet terlebih dahulu meminta petunjuk Direksi.
Setelah uitzet selesai, dilanjutkan dengan pembuatan gambar
uitzet yang nantikan dipakai untuk pengecekan bersama
Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi untuk mengetahui
tingkat kebenaran uitzet. Apabila hasil uitzet telah dinyatakan
benar, maka dibuat berita acara uitzet untuk dilampirkan pada
perhitungan MC 0 (Mutual Check 0 %).
 Alat ukur dan tenaga kerja
Alat ukur yang digunakan untuk pekerjaan uitzet berupa
seperangkat Theodolit yang dilengkapi centering optis dan
seperangkat alat sipat datar otomatis beserta segala
perlengkapannya.
Tenaga ukur yang menangani adalah regu juru ukur dibawah
koordinasi seorang Tenaga Ahli yang telah berpengalaman
khusus di bidang pengukuran dan pemetaan.

d. Pasang Papan Nama Proyek

Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal


pelaksanaan kegiatan. Papan Nama Proyek ini dibuat dari triplek t.
6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm, ditopang kayu kaso (5/7) kelas
2 (borneo) dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat
dasar warna yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang
berisi informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan
dilaksanakan, antara lain :

• Nama Kegiatan
• Pekerjaan yang harus dilaksanakan
• Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
• Sumber dana
• Jangka waktu
• Nama penyedia jasa

Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat


oleh masyarakat, serta tidak mengganggu lalu lintas

e. Pemasangan Bouwplank

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Bouwplank diletakkan kurang lebih satu meter arah luar dari
as bangunan atau pada posisi yang,dirasa aman terutama akibat galian
pondasi. Pekerjaan pengukuran dan pembuatan harus diperhatikan
dengan seksama dalam pemasangan bouwplank dan dapat dilakukan
seperti langkah berikut ini:
1. Ambil as jalan sebagai referensi tampak bangunan.
2. Tancapkan dua tiang kaso 5/7 sejajar dengan as jalan
3. Hubungkan dua tiang kaso ini dengan papan 4/10 cm.
4. Pasang paku 2-5 inci pada bagian atas papan, kemudian
tarik benang yang saling membentuk sudut 90
denganpapan yang sejajar dengan as jalan. Gunakan segi
tiga siku sama kaki dengan panjang kaki 100 cm
( darikayu 2/20 cm ) untuk mendapat kan sudut yang
tepat. Lalu tancapkan beberapa tiang kaso 5/7 berhimpitan
dengan benang tersebut dan pasang papan bouwplank.
5. Lakukan cara yang sama untuk sisi sisi yang lainnya,
sehingga diperoleh pola bentuk bangunan sisi-sisi yang
saling membentuk sudut tepat 90o 6. Buat pola untuk
menentukan titik galian pondasi melalui papan bouwplank.
Bahan & Tenaga: Kayu Meranti Balok 5/7 ,Kayu Meranti Papan 2/20
,Paku Biasa 2"-5", Pekerja,Tukang Kayu,Kepala Tukang, Mandor
Peralatan Palu, Linggis, Benang,Gergaji

PEKERJAAN TANAH
a. Pekerjaan Galian Tanah Poer dan Sloof

Penggalian tanah harus dilakukan sesuai dengan gambar kerja


pondasi dan harus cukup lebar untuk memperoleh medan kerja yang baik
bagi para pekerja, sehingga pekerjaan dapat berlangsung dengan lancar,
dan tanah galian tidak mudah longsor. Semua bekas akar pohon yang
terdapat di bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibuang
• Peralatan: cangkul, benang,meteran, pengki,shop drawing, dll
• Metode Pembuatan Galian
1. Siapkan alat-alat uang dibutuhkan
2. Gali tanah dengan yang sudah tetapkan (sesuai Gambar)
3. Gali sisi miring sesuai yang gambar.
4. Buang sisa galian ke tempat yang sudah di tentukan.
5. Cek posisi, lebar kedalaman dan kerapian sesuai gambar.

b. Urugan sirtu dengan pemadatan bawah lantai bangunan

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Apabila kedalaman penggalian telah mencapai batas yang
ditentukan, maka permukaan dasar lubang galian diratakan dan
dipadatkan sebelum diuruk sirtu atau pasir uruk untuk perbaikan tanah.
❖ Alat yang digunakan: cangkul, benang,meteran, pengki,shop drawing,
dll

c. Urugan pasir bawah lantai, Poer Dan Sloof t = 5 cm


Pengurukan kembali lubang pondasi dilakukan setelah pondasi,
poer dan sloof dicor dengan tinggi 5 cm. Pengurukan ini diijinkan
memakai tanah bekas galian dan harus dipadatkan. Sebelum dilakukan
pengurukan papan bekisting bekas cetakan plat pondasi maupun sloof
harus dikeluarkan
d. Galian Bor Strouss D = 30 CM

Tanah di bor dengan besar diameter sesuai perencanaan pondasi


tiang strauss (30 cm), mata bor di putar dan di beri beban tekanan sampai
dirasa sudah di penuhi tanah lalu diangkat dan di buang tanahnya, kegiatan
tersebut dilakukan terus menerus hingga kedalaman pondasi sampai tanah
keras . Pengeboran tanah di kerjakan 2 orang untuk 1 alat

e. Pembuangan Tanah Bekas Galian Keluar Lokasi Proyek


Karena pada galian terdapat sisa tanah bekas yang tidak digunakan,
Sesuai petunjuk pengawas & direksi, tanah yang tidak dipakai wajib
dibuang ke luar lokasi proyek. Sedangkan tanah yang masih dapat dipakai,
maka wajib menyimpan dengan rapi di tempat yang aman sesuai petunjuk
pengawas & direksi. Tanah bekas galian yang tidak terpakai dibuang ke
luar lokasi ke tempat yang telah ditentukan oleh Direksi & Pengawas

PEKERJAAN PONDASI
a. LANTAI KERJA BAWAH

Sebelum pengerjaan pondasi beton, terlebih dahulu dibuat lantai rabat


untuk dudukan pondasi beton dengan spesifikasi campuran 1 pc:3 ps: 5 kr.
Campuran dicampur rata dan dihamparkan ke area rencana lantai kerja dan
diratakan.

 Memastikan elevasi yang diperlukan untuk lantai kerja (leveling


lantai).
 Memasang pondasi cerucuk bambu. Jarak dan kedalaman cerucuk
sangat bergantung pada kondisi tanah. Bila kondisi tanah buruk (N-
SPT < 15, tanah lunak) maka cerucuk dapat dibuat lebih dalam dan
jarak antar-cerucuk dapat lebih rapat.

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


 Memasang plastik atau sekat sejenis. Fungsi pemasangan plastik
adalah untuk membatasi lapis beton agar tidak bercampur dengan
tanah.
 Pembesian lantai kerja. Pembesian pada lantai kerja perlu untuk
memperkuat lantai kerja agar cukup kuat menahan gaya tekan dan
up-lift tanah. Penggunaan besi cukup dengan diameter kecil saja
(cukup 8 mm) dan dapat menggunakan besi polos. Jarak
penulangan dapat dibuat renggang (20-25 cm) sesuai dengan
kebutuhan. Usahakan memakai besi-besi bekas potongan agar tidak
terjadi waste besi yang berlebih.
 Membuat bekisting di sekitar batas lantai kerja rencana.
 Cor lantai kerja.

b. PILECAP

pile cap adalah untuk


menerima beban dari kolom
yang kemudian akan terus
disebarkan ke tiang pancang
dimana masing-masing pile
menerima 1/N dari beban oleh
kolom dan harus ≤ daya
dukung yang diijinkan (Y ton)
(N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh
pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile cap merupakan
suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian
atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik
pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat
menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya
kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari
pembebanan yang ada.

1. pertama dilakukan pengecoran dengan bucket dan pipa tremie


untuk daerah stage 1, lalu diratakan dengan menggunakan vibrator.
2. beton di curing dan besi tulanagan dibersihkan dari kotoran dan
debu.
3. beton stage 1 yang telah kering diberikan bonding agent pada
pemukaannya untuk pengecoran stage 2 yaitu pengecoran pelat
basement. Bonding agent in berfungsi sebagai pengikat beton lama
dengan beton baru.

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


4. pengecoran stage 2 dengan menggunakan concrete pump untuk
pelat basement. Pada pengecoran ini menggunakan beton yang
dicampur dengan waterproofing intergral

c. PEKERJAAN PONDASI STROUSS

Karena tanah sudah di lubangi menggunakan galian bor strouss, maka


pada tahap ini adalah pengecoran tahap terakhir dalam pekerjaan pondasi
strauss pile, yang menjadi perhatian apabila lobang bor dipenuhi air
(biasanya daerah bekas rawa) maka pengecoran harus menggunakan pipa
paralon (sebagai pipa tremie) sebagai pengantar cor supaya tidak
bercampur dengan air lumpur dan hasil beton yang lebih baik, tetapi
apabila tanah kering adukan cor bisa langsung di tuangkan.

d. PEMASANGAN PONDASI ROLAAG BATU BATA

Rollag adalah pasangan bata yang dipasang bata berdiri. Motif


pemasanganrollag dapat berbentuk setengah lingkaran, gothic atau
cengkeh. Bentuk laindapat dibuat sesuai kreasi kita. Syarat pasangan rollag
adalah bagian tengahpada pasangan harus berupa bata hindari berupa siar

tahap pelaksanaan pekerjaan Pasangan Bata Rolag adalah sebagai


berikut
•Sebelum melakukan pemasangan bata Rollag, terlebih dahulu dipasang
profilan kayu dan benang sebagai acuan kerataan Pasangan Bata Rollag
•Menyusun bata penyanggah untuk membantu dalam penyusunan Rollag

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


•Mulai menyusun Rollag sedikit memiring kekiri dan kekanan dansemakin
tegak lurus ditengah-tengah (pertemuan dari kanan dan kiri).Kemirinngan
batu sekitar 60
•dan campuran/spesi yang diberikan pada bagian tengah sedikit lebih
banyak untuk mengisi kekosongan
•Cek kedataran dengan menggunakan waterpass.

PEKERJAAN BETON
Langkah awal sebelum pekerjaan beton terlebih dahulu dibuatkan
job mix formula. Material pembuatan beton seperti semen, pasir, krikil dan
air diformulasikan perbandingan komposisinya melalui uji laboratorium
terakreditasi untuk mendapatkan hasil mutu beton sesuai Spesifikasi
Teknis. Hasil job mix formula dari tes laboratorium kemudian dijadikan
sebagai rujukan perbandingan dalam pelaksanaan pekerjaan beton.

a. PEMBUATAN BEGESING
i.Tekanan horizontal pada begesting.

Beton Mortar
Karena berat Volume beton (2400 Kg/m3) 2,4 kali lebih
berat dari volume air (1000 kg/m3) maka tekanan Vertikal juga
harus 2.4 kali lebih besar.untuk beton dengan nilai slum yang
tinggi ( Beton Encer), nilai tekanan Horiszontal (H) per meter
tinggi +/- 24x10 kN/m2, dan juga Beton dengan nilai yang
rendah memberikan nilai tekanan Horizontal yang lebih rendah.

Penuangan

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Cara memadatkan/ menuangkan campuran beton harus di
perhatikan, tinggi penuangan bebas beton mortar setara atau
berbanding lurus dengan kecepatan penambahan beton di dalam
begesting,
Contoh: Pengecoran di lakukan dengan jarak 3 meter dalam waktu
1 jam, ini akan menghasilkan tekanan horizontal yang
lebih besar dari pada yang di cor dari keinggian 2 meter
dengan durasi waktu 4 jam, karena akan mengakibatkan
beton cor di bagian bawah sudah mulai mengeras.

Tulangan
Batang tulangan dengan jarak tulangan S.K.S 50 mm akan
memberikan reduksi tekanan Horizontal (Begesting) yang lebih besar
dari pada dengan tulangan dengan jarak 250 mm

ii. Tahap pemeriksaan begesting.


Selama pengecoran, begesting di periksa oleh pengawas
lapangan, untuk menghindari seandainya ada kerusakan yang akan
mengakibatkan perbaikan dengan biaya yang tinggi.dapun hal-hal
yang harus di perhatikan dalam pelaksanaan pengecoran adlah.
1. Perubahan bentuk begesting yang tidak di duga.
2. Sambungan yang berubah atau terlepas, tumpuan retakan
rusak atau petunjuk patahan lain yang membahayakan.
3.Tinggi jatuh beton, kecepatan penuangan campuran,
penurunan mortar dan cara pemadatan yang benar.
4.Peluapan air semen.

iii.Pemeliharaan Begesting
1.Bersihkan Permukaannya (tidak di tunggu sampai
begesting di pakai lagi)
2.Begesing di susun menurut penggunaannya.
3.Kayu-Kayu di susun menurut penggunaannya.
4.Stempel sekrup di periksa untuk di pakai lagi.
5.Bagian dari baja di lindungi agar terhindar korosi.

iv.Penyimpanan Begesting
1.Di simpan bebas dari muka tanah.
2.Kayu di susun menurut penampang dan panjangnya.
3.Bagian papan yang kecil di simpan menurut jenis dan
fungsinya

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


PEKERJAAN PEMBESIAN

a) Syarat Pelaksanaan PBI’71


Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat
baja, hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah
tempatnya.
1.Tulangan pada dinding dan kolom – kolom beton harus
dipasang pada posisi yang benar dan untuk menjaga jarak
bersih digunakanspacer/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok - balok footing dan plat harus ditunjang
untuk memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton
dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang
diperlukan. c) Tulangan-tulangan yang langsung diatas tanah
dan diatas agregat (seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan
kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton
yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan
dicor.
3. Perhatian khusus perlu di curahkan terhadap ketepatan tebal
penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan
penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling
sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan –
penahan jarak dapet berbentuk blok – blok persegi atau gelang
– gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah tiap
m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan- penahan jarak ini harus
tesebar merata.
4 Pada pelat – pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas
harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang - batang
penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawahatau
lantai kerja oleh blok – blok beton yang tinggi. Perhatian
khusus perlu dicurahkan tarhadap ketapatan letak dari tulangan
– tulangan pelat yang dibengkokkan yang harus melintasi
tulangan balok yang berbatasan.
5. Toleransi pada Pemasangan Tulangan
o Terhadap selimut beton ( selimut beton ) : ± 6 mm
o Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
o Tulangan atas pada pelat dan balok :
o Balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200mm : ±
6mm
o Balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari
600 mm : ± 12 mm.
o Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm.

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


o Panjang batang : ± 50 mm.

b) Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan Pbi’71


a) Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan
dengan caracara yang merusak tulangan itu.
b)Batang tulangan yang diprofitkan, setelah dibengkok dan
diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60
cm dari bengkokan sebelumnya.
c)Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak
boleh dibengkokan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila
ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh
perencana.
d)Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan
dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan
oleh perencana.
e)Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak
(polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan
merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850
oC.
f)Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami
pekerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami
pemanasan diatas 100 oC yang bukan pada waktu las, maka
dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus
diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
g)Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali
diijinkan oleh perencana.
h)Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak
boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
i) Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan
dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari
setiap bagian dan bengkokan.

c) Pengaitan dan pembengkokan tulangan. Pbi’71


Untuk baja polos pengaitan/pembekokan paling sedikit 2.5 ∅k ,
Garis tengah kait dari batang deform minimal 5∅k. ujung lurus
untuk kait minimal 4∅k dan untuk kait lurus dan miring
5∅k.sengkang (Tulangan Geser) pada balok atau kolom harus
di lengkapi dengan kait miring atau kait lurus. Dalam
pembekokan menggunakan meja yang lurus yang di buat dari
balok-balok kayu di atas meja pembengkok terdapat plat

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


pembengkok, dengan 2 pasak besi kecilyang di paku atau di
sekrup ke dalam meja pembengkok

d) Penyimpanan Tulangan Pbi’71


Seelah pembengkokan selesai, batang-batang tulangan di
letakkan dengan hati-hati dan bebas dari permukaan tanah,
batang-batang tulangan ditumpu dengan balok ayu agar tidak
membengkok, kemudian di lakukan penandaan dengan kapur
warna agar memudahkan dalam pembuatan nya nanti.

e) Penganyaman Tulangan: Pbi’71


Bahan yang umum di gunakan dalam pengikatan baja
tulangan yakni kawat pengkat ( bendrat),dengan diameter 24
mm .adapun proses penganyaman pada balok sbb:
1. Pengikatan silang atau tunggal digunakan untuk
menghubungkan batang-batang persilangan.
2. Pengikatan sadel digunakan untuk menghubungkan
sengkang-sengkang dengan empat batang tulangan-tulangan
sudut dari kolom dan balok-balok pada titik-titik persilangan.
3. Pengikatan rangkap (dobel) membuat sambungan extra
kuat. Setelah batang=batang tulangan di ikat dengan sengkang
(tul.geser) batang-batang sudut di sambung dengan ikatan
sengkang dengan katan sadel dan batang-batang ang lain di kat
dengan ikatan tunggal selanjutnya tulangan yang di
bengkokkan di masukkan dari ujung akhir, kemudian di ikat
keras jika memungkinkan sambungan tul.perletakan dapat
bersama-sama di gantung pada sangkar.

f) Penahan Jarak
1. Dua buah per m2 begesting atau lantai kerja.
2. Satu buah permeter lajur.
3. Jarak 3x diameter tulangan.dan
4. penahan jarak tidak boleh di pasang :
5. pada jarak yang kuang dari 500 mm di batang yang sama.
6. Kurang dari 300 mm dari batang terdekat.
7. Untuk balok berlaku:
a. Bagian bawah :
b. ≤10 mm: 2/m larul balok.
c. >10 mm : 1/m lajur balok
d. Bagian sisi balok:
e. Ketinggian ≤ 300 mm: 1/m lajur bidang sisi.
f. ketinggian> 300 mm :2/m lajur bidang sisi

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


g) CEKLIST PELAKSANAAN PEMBESIAN DI LAPANGAN
Penganyaman Tulangan Di Lapangan:
 periksa apakah semua baja sesuai dengan jenis
/mutu baja diameter dan panjang yang telah di
pesan.
 Lampiri tanda sertifikat dan tanda pemeriksaan.
 Pemeriksaan visual terhadap karatan, pelupasan dsb
 Kelurusan batang-batang.

Lokasi Penyimpanan
 Penyimpanan beton bebas dari anah ( di atas balok kayu
atau yang sejenis)
 Per diameter di simpan terpisah.
 Hindarkan kelemahan waktu penyimpanan tidak perlu
(tidak terlalu banyak memesan)
 Sisa dan apkiran material yang tersisa di tempatkan
pada lokasi yang berbeda

Daftar pembengkokan.
 Sediakan gambar tulangan yang telah di setujui
 Lihat sepintas system pertandaan dari tulangan.
 Periksa daftar pembengkokan berdasarkan gambar
yang telah di setujui.
 Membuat perjanjian dengan direksi bangunan
tentang (support dan sebagainya) dalam daftar
pembengkokan.
 Menghitung baja beton yang akan di gunakan.
 Laporkan ekstra beton yang akan di kerjakan dan
meminta persetujuan direksi.
 Daftar pembengkokan yang telah di setujui di bawa
ke tempat pemotongan tulangan.

Daftar pemotongan tulangan.


 Potong yang terbuang dengan perhitungan yang
telah di rencanakan.
 Bila di perlukan di rundingkan dengan direksi
pengawas.

Pemotongan dan pembengkokan tulangan.

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


 Sediakan gambar pemotongan dan pembengkokan
tulangan yang telah di setujui.
 Periksa panjang batang dan bentuknya.
 Jari- jari untuk pembengkokan di isyaratkan untuk
pembengkokan pada diameter yang berbeda.
 Kait-kait menurut peraturan.
 Batang-batang per bagian konsruksi di bendel dan
dicantumi lebel.
 Usahakan bundelan yang di buat dapat di lihat
sepintas.
 Sisa sampah di taruh pada lokasi tersendiri.
 Lokasi penyimpanan mudah di akses.

(1) Pekerjaan Penulangan


a. Pengadaan bahan, persiapan tenaga dan alat
Pengadaan bahan tulangan sesuai ukuran diameter
dan jenis besi tulangan polos serta kawat bendrat untuk
mengikat atau merangkaikan besi tulangan menurut gambar
rencana.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan disiapkan tukang
besi terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pembersian,
mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop
drawing/for construction dengan baik.
Selain tenaga, peralatan yang digunakan berupa bar
bender (alat untuk digunakan pembengkokan besi tulangan)
dan bar cutter atau alat untuk pemotongan besi tulangan.
b. Perakitan Tulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan
dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses
pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
 Mengadakan baja tulangan sesuai ukuran diameter
dengan tulangan utama besi baja mengikuti gambar
rencana atau gambar kerja.
 Mengukur panjang tulangan sesuai ukuran pondasi
setempat menurut gambar rencana atau gambar
kerja.
 Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan
pondasi setempat, dengan memperhitungkan bentuk
tulangan menurut gambar rencana/gambar kerja.
47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan
pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh dan
tulangan tidak terlepas menggunakan alat tang Ekek
atau tang Kakak Tua.

c. Pemasangan Tulangan
 Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka
untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual, karena tulangan untuk pondasi setempat ini
tidak terlalu berat dan penempatan pondasi juga tidak
terlalu dalam. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pemasangan tulangan:
 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah
galian dan diletakkan tegak lurus permukaan lantai
kerja dengan bantuan waterpass dan bantuan bambu
atau usuk 5/7 sebagai pengaku untuk menjaga
kelurusan arah vertikal dan horisontal.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung
bersentuhan dengan lantai kerja, jarak antara tulangan
dengan lantai kerja sesuai petunjuk direksi, yaitu
dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari
campuran mortal (beton tahu), diletakan disetiap
ujung sisi/tepi tulangan bawah dan tengah menurut
jarak pada bagian spesifikasi teknis agar ada jarak
antara tulangan dan permukaan dasar lantai kerja
untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton
(selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil,
maka dapat langsung melakukan pengecoran.

d. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah:
semen, pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton
ditentukan oleh kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya, sehingga bahan-bahan untuk pembuatan
beton diperiksa terlebih dahulu sebelum dipakai membuat
beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu
dipenuhi sesuai Spesfikasi Teknis.

Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


 Membuat kotak takaran untuk perbandingan material
dari bahan kayu dan juga dapat mempergunakan
ember sebagai ukuran perbandingan.
 Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil
pengecoran yang dibuat dari kayu atau seng/pelat
dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm
x 100 cm x 160 cm atau dari pelat baja dengan
ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
 Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk
pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan
juga peralatan yang akan digunakan untuk
pengecoran.
 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen
(mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1
volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding
3 volume split serta air secukupnya.
 Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung
dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen
portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering
dahulu dan baru kemudian ditambahkan air
secukupnya.
 Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna
kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen
(mixer) dibalikan dan tuangkan kedalam kotak spesi.
 Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan
kedalam lubang galian tanah yang sudah diletakan
tulangan dengan bantuan alat sendok spesi, ember
plastik dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit
demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan
kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar
dapat masuk kecelah-celah tulangan.
 Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi
setempat tersebut dibiarkan mongering. Selanjutnya
pondasi diurug dengan tanah urug setelah bekisting
pekerjan kolom dibawah sloof dibongkar dan tidak
ada lagi koreksi dari Direksi serta disisakan beberapa
cm over stek formula 4D untuk sambungan kolom.

B. Sloof Beton Bertulang

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Pekerjaan beton sloof 10/15 cm dikerjakan sebelum pengecoran
atau pekerjaan beton kolom 11/11 cm diatas pasangan pondasi batu
kali. Urutan pekerjaan sebagai berikut:
a) Pekerjaan Penulangan
1. Pengadaan bahan, persiapan tenaga dan alat
Pengadaan bahan tulangan sesuai ukuran diameter dan jenis
besi tulangan polos serta kawat bendrat untuk mengikat atau
merangkaikan besi tulangan menurut gambar rencana. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan disiapkan tukang besi terampil yang mengerti
lingkup pekerjaan pembersian, mandor dan pelaksana yang dapat
membaca shop drawing for construction dengan baik. Selain tenaga,
peralatan yang digunakan berupa bar bender (alat untuk digunakan
pembengkokan besi tulangan) dan bar cutter atau alat untuk
pemotongan besi tulangan.

2. perakitan tulangan
Perakitan tulangan dilakukan langsung di tempat atau diatas
pondasi batu kali agar proses perakitan sloof dapat berjalan lebih
cepat.
Cara perakitan tulangan :
 Mengadakan baja tulangan sesuai ukuran diameter
menurut gambar rencana atau gambar kerja.
 Mengukur panjang tulangan sesuai ukuran sloof 10 x 15
cm berpedoman pada gambar rencana atau gambar kerja.
 Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan sloof 10 x
15 cm dengan memperhitungkan bentuk tulangan menurut
gambar rencana/gambar kerja.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan sloof 10 x
15 cm dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan
tidak terlepas menggunakan alat Tang Ekek atau Tang
Kakak Tua.
 Pada perakitan ini over stek besi sloof dibengkokan ke
atas kolom 15 x 30 cm pada besi sloof sisi luar, sedang
over stek besi baja sloof sisi dalam dibengkokan
horizontal searah sloof 10 x 15 cm.
 Perakitan sengkang dilakukan sesuai bentuk dan ukuran
besi sengkang. Ujung kedua besi sengkang dibengkokkan
135˚

b) Pekerjaan Bekisting

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat
sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor,
di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
• Papan cetakan dipasang secara rapih berdasarkan bentuk beton sloof
yang hendak di cor.
• Papan cetakan dibentuk dengan baik menggunakan klem penguat usuk
kayu dengan jarak tertentu agar bekisting kokoh. Usuk penjepit itu
dipaku pada papan bekisting.
• Tulangan sloof dipasang pada posisi yang tepat sehingga tidak dapat
berubah dan bergeser pada waktu adukan digetarkan.

c) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen,
pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton ditentukan oleh
kualitas bahan-bahan pembuat beton dan perbandingannya,
sehingga.bahan-bahan untuk pembuatan beton diperiksa terlebih
dahulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji
apakah syarat-syarat mutu dipenuhi sesuai Spesfikasi Teknis.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran, yaitu:
• Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan
digunakan untuk pengecoran.
• Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume
pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.
• Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung mollen dengan urutan:
pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan
tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air
secukupnya.
• Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-
10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan kedalam kotak
spesi.
• Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam bekisting sloof
15 x 20 cm yang sudah menyeliputi tulangan, dilakukan/dikerjakan
bertahap sedikit demi sedikit sambil diranjok atau digetarkan
menggunakan concrete vibrator agar tidak ada ruangan yang kosong
dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk
kecelah-celah tulangan.
• Setelah melakukan pengecoran, maka sloof 15 x 20 cm tersebut
dibiarkan mengering dan setelah mengering bekisting dibongkar
kemudian sloof dirapikan.

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


FLOW CHART PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI (SLAB
BETON)
MULAI
MULAI

Persiapan Panel - Survey (Uitzet) Bongkar Bekesting


Bekesting & - Shop Drawing
Scaffolding
Tidak
Diperbaiki
Chek
Engineeer
Fabrikasi

Pasang Bekesting
Balok dan Atap

Tidak
Inspeks Diperbaiki
iI

Pasang Tulangan

Tidak
Diperbaiki
Inspeks
i II

Pembersihan

Tidak
Inspeks Dibersihkann
i III Ya
Pengecoran

Curring

Pembongkaran Bekesting SELESAI


SELESAI
C. Kolom penguat beton bertulang (11/11)

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Pekerjaan kolom beton bertulang 11/11 meneruskan pekerjaan
tulangan kolom yang terangkai dengan foot plate diawali dengan
pembuatan bekisting kemudian pengecoran.
a) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu
konstruksi bantu yang bersifat
sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor,
di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
1. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang
akan di cor.
2. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar
tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
3. Papan cetakan tidak boleh bocor. Papan-papan disambung dengan
klem / penguat / penjepit.
4. Pasangan bekisting dibuat rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran
dan kejutan yang diterima tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan
ketelitian pemasangan bekisting menjadi perhatian agar setelah
bekisting dibongkar memberikan bidang-bidang yang rata.
5. Celah-celah antara papan bekisting dibuat rapat agar pada waktu
mengecor air tidak merembes keluar. Sebelum pengecoran, bagian
dalam bekisting dibersihkan dari segala kotoran.
6. Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar
tidak terjadi retak.
7. Tulangan kolom dipasang pada posisi yang tepat sehingga tidak dapat
berubah dan bergeser pada waktu adukan digetarkan.

b) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir,
kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton ditentukan oleh kualitas
bahan-bahan pembuat beton dan perbandingannya, sehingga.bahan-
bahan untuk pembuatan beton diperiksa terlebih dahulu sebelum
dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat
mutu dipenuhi sesuai Spesfikasi Teknis. Tahap-tahap pekerjan
pengecoran, yaitu:
1. Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan
digunakan untuk pengecoran.
2. Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


pasir berbanding 3 volume split serta air secukupnya sesuai analisa
pekerjaan.
3. Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan:
pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan
tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air
secukupnya.
4. Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama
4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan kedalam
kotak spesi.
5. Hasil dari campuran beton dimasukkan/dituangkan kedalam bekisting
kolom 11 x 11 cm yang sudah menyeliputi tulangan,
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit sambil digetarkan
dengan alat getar (concrete vibrator) atau diranjok agar tidak ada
ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai
yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
6. Pengecoran dilakukan sampai batas elevasi bahwa pekerjaan sloof.
Pada pelaksanan pekerjaan ini akan diperhatikan over stek kolom 11/11
untuk pelaksanaan pekerjaan sloof .
7. Setelah melakukan pengecoran, maka kolom 11 x 11 cm f tersebut
dibiarkan mengering dan setelah mengering bekisting dibongkar
kemudian kolom dirapikan.

FLOW CHART PEKERJAAN KOLOM

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


MULAI Pabrikasi besi
dari Worksshop

Kontr
ol

Stel Pembesian Pile Cap,


Kolom dan Balok

Kontrol
Elevasi

Pasang Bekesting

Oke

1. Kuat
2. Tegak Lurus Kontr
ol

Pengecoran

Bongkar Bekesting

Curing

SELESAI
SELESAI

D. Ring Balok 10/15 Cm


Ring balok 10/15 cm bangunan dikerjakan untuk memberikan
kekuatan pasangan dinding ½ bata, Pelaksanaanya meneruskan over
stek ring balok yang telah terpasang pada kolom kolom 11/11 .
Rangka baja ring balok 10/15 penguat dinding ½ bata yang telah
diinstal dipasang diatas pasangan dinding ½ bata kemudian diikat kuat
menggunakan kawat baja lunak pada overstek yang terpasang pada
Kolom 11/11 .

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Bekisting digunakan papan kayu 2/20 cm, dipasang pada sisi luar
dan dalam. Penguat pegangan bekisting bagian bawah menggunakan
kawat bendrat yang diikat paku pada sisi luar dengan sisi dalam. Bagian
atas diberi usuk kayu 4/6 cm dengan jarak tertentu agar bekisting
nampak kaku. Pengecoran dilakukan setelah bekisting siap dan kokoh.
Pembongkaran bekisting dilakukan esok hari untuk melanjutkan
pemasangan dinding ½ bata.
Selain untuk menambah kekuatan dinding ½ bata, juga ada ring
balok untuk gevel atap bangunan antai I, dipasang pada Kolom 15/30.
Rangka baja ring balok gevel yang telah diinstal dipasang diatas
pasangan dinding ½ bata Kolom 15/30 dan diikat kuat menggunakan
kawat baja lunak pada kolom K1 bangunan lantai II.
Bekisting digunakan papan kayu 2/20 cm, dipasang pada sisi luar
dan dalam. Penguat pegangan bekisting bagian bawah menggunakan
kawat bendrat yang diikat paku pada sisi luar dengan sisi dalam. Bagian
atas diberi usuk kayu 4/6 cm dengan jarak tertentu agar bekisting
nampak kaku. Baut/mur 12 cm untuk penguat pegangan gording
bangunan lantai I diikat kuat pada rangkaian besi beton ring balok
sesuai titik pada gambar rencana.
Pengecoran dilakukan setelah bekisting dan rangkaian besi ring
balok beton tidak ada lagi koreksi dengan hati-hati dan bagian atas
betul-betul rata dan rapi. Bekisting dibongkar setelah beton memenuhi
umur teknis.

PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERAN, ACIAN


a. PASANGAN BATU BATA

Bahan yang Digunakan.


Bahan utama yang digunakan dalam pekerjaan pasangan dinding batu bata
ini adalah :
❖ Batu bata merah memenuhi syarat NI –10 dan PUBB NI-3.
❖ Semen Portland, dapat menggunakan produk lainnya yang sejenis
“Peraturan Portland Cement
Indonesia NI-8”..
Pelaksanaan Pasangan Dinding Batu Bata Pada Umumnya.
❖ Pasangan dinding bata pada umumnya adalah pasangan bata merah
dengan perekat (spesi)
Semen Portlnad (Semen Gresik). Dilaksanakan pada seluruh bagian
dinding yang disebutkan
dalam gambar rencana.
❖ Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertical
maupun secara horisontal,
sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


❖ Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m² sudah harus
dipasang frame-frame yang
berupa kolom-kolom beton praktis dan balok-balok beton praktis dan
luas bagaian luar 8 m² .
❖ Tinggi pasangan termasuk pasangan bata untuk setiap hari
pelaksanaan tidak boleh melebihi 1
meter.
❖ Setiap pertemuan bata dengan kolom harus diberi angkour besi Ø6
mm panjang 13x13 cm
dengan jarak vertikal per 15 cm(setiap 4 trap pasangan bata).

FLOW CHART PEKERJAAN BATU BATA

MULAI

Pekerjaaan Pengukuran
& Pemasangan Profil

Hubung Elevasi yang


sama pada Profil dengan
benang

Pasang Bata

Pasang Angkur setiap 3


lapis Batu Bata

Catatan :
Sebelum dipasang, batu LO > 4
bata harus dicelup atau Pasang
Bentang 1 Kolom
direndam dalam air
LO Praktis

SELESAI
b. PLESTERAN

Dinding yang telah selesai dipasang perlu dilindungi (ditutup) dengan


suatulapisan dari adukan spesi,agar tembok itu lebih rapi dan
indah.Khusus bidang dinding bagian bawah yang berhubungan langsung
47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


dengan tanah diplester kedap air setinggi ± 20 cm. Sebelum memulai
dengan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu serpihan-serpihan adukan,
debu atau kotoran-kotoran lain, yang menempel pada tembok perlu
dibersihkan dengan cara menyiramkan air pada dinding. Campuran adukan
yang dipakai untuk plesteran adalah 1 pc : 2 pasir untuk dinding bagian
bawah (kedap air) dan 1 pc : 3 pasir untuk pekerjaan plester pada bagian
tengah dan atas yang tidak berhubungan dengan air. Pada sudut-sudut
tembok sering terjadi cacat akibat benturan benda keras, adukan untuk
plester bagian sudut harus dibuat lebih kuat dari bagian lainnya.Sedangkan
untuk bagian beton bertulang, sebelum plesteran dimulai, permukaan
beton sebaiknya diberi cairan semen kental.Hal tersebut dimaksudkan agar
antara plesteran dan bagian permukaan beton dapat menyatu dengan kuat.

Syarat-Syarat Memplester Tembok:


a. Tembok yang akan diplester harus datar.
b. Sebelum memulai memplester tembok harus digaruk dengan sapu lidi
dan dibersihkan dengan air tawar (air minum).
c. Campuran yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah:

1. Pasangan Bata Biasa 1Pc : 6Ps


2. Pasangan Bata kedap air 1Pc : 3Ps

Pelaksanaan Memplester Tembok:


a. Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa bagian (petak-
petak).
b. Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan kepala
menonjol .± 3 cm

dari bidang tembok, untuk merentangkan benang.


a. Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang
menempel pada benang, maka temboknya harus dipahat dulu supaya
didapat plester sama tebal dan rata.
b. Di tempat-tempat tertentuya itu pada paku dan rentangan benang
dibuat plester utama Yang berhimpit dengan benang-benang tadi, sebagai
standar tebal plester.
c. Plester utama yang vertical ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter.
Setelah ini selesai, Benang dapat dilepas.
d. Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan,kemudian
digores dengan Penggaris besar dan lurus mulai dari bawah keatas untuk
memperoleh bidang yang rata.
e. Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan adukan semen
sambil digosok Dengan papan gosok supaya permukaan standar yang
rata, ini disebut mengaci.

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


f. Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus merupakan
sudut siku ( = 90°) dan ini harus diplester dengan adukan 1 semen : 3
pasir supaya tahan benturan-benturan ringan.
g. Setelah lapis ini betul-betul kering, bidang permukaannya disapu
dengan pc selama 3 kali agar terlihat indah.
h. Tebal plesteran 15cm dan tebal maximumum 25mm. Ketebalam
plester 25mm diberi tulang kawat dari kawat ayam dengan Tebal total
dinding ½ bata setelah di plester tidak lebih dari 15 cm, sedangkan tebal
total dinding bata tidak lebih dari 25 cm.
i. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda dalam suatu bidang datar,
harus diberi naad dengan ukuran lebar 0,7 cm dan dalam 0,5 cm. j.
Untuk permukaan datar batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 2,5 mm untuk setiap 2 mm.
FLOW CHART PEKERJAAN PLESTERAN

MULAI

Buat titik Bantu


kepalaam minimal 2 titik
berbeda
Hubungkan dua titik
kepalaan tsb. dengan
benang lot

Antara 2 titik kepalaan tsb. dengan benang


lot

Dengan cara yang sama buat titik-titik Bantu


kepalaan dari titik titik bantu kepalaan tsb. secara
vertikal
Hubungkan titik-titik kepalaan secara vertical tsb.
dengan speci plesteran sehingga muncul garis-
garis vertical spesi pada dinding bata

Biarkan jalur kepalaan tsb.


mengeras

Tempelkan adukan spesi pada


dinding antara dua kepalaan

Ratakan dengan jidar dan roskam


47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


SELESAI

c. ACIAN

Pekerjaan berikutnya adalah mengaci, untuk menutupi adanya


keretakan alami akibat
penguapan.Sebelum pekerjaan acian dimulai, terlebih dahulu lakukan
penyiraman agar acian mudah
melekat pada plesteran.Bila pekerjaan acian telah selesai maka
perlakuannya sama dengan pekerjaan
plesteran. Acian di diamkan beberapa hari agar kadar airnya mengering.
Setelah terjadi pengeringan,
akan timbul secara alami keretakan yang disebut retak-retakrambut.
Setelah proses pengacian selesai, pekerjaan selanjutnya adalah
menutupi pari-pari atau
retak-retak rambut. Secara umum arangakan memakai wall sealer
(plamurtembak). Plamur tembak
diencerkan dengan air secukupnya. Kemudian diratakan pada permukaan
dinding dengan alat perata.
Plamur tembok dapat dijumpai di setiap taka-taka bangunan dengan
berbagai merek. Secara umum
bahan ini lebih banyak dipakai di perumahan perkampungan.
Plamur tembok tipe ini agak sedikit mahal karena pengerjaannya akan
banyak memakan
waktu sehingga menambah biaya pelaksanaan. Selain itu, pada waktu akan
dilakukan pengecatan,
dinding harus diamplaster lebih dahulu. Di sini banyak dijumpai adanya
bilur-bilur bekas guratan alat
perata (kapeataualatperatalainnya) sehingga pengamplasannya juga akan
memakan waktu serta
banyak memakai kerta samplas. Bagimereka yang tetapakan memakai
plamur tembok jenis ini ada
beberapa cara yang cukup baik untuk membuat plamur tembok yang lebih
murah dan mudah dibuat
sendiri.
Cara lain untuk melapisike retakan aciana dalam memakai plamur
tembok jenislainnya yang disebut
under coat (Iapisandasar). Bahan ini diproduksi oleh pabrik cat terkenal
dengan berbagai merek.
Secara teknik pemakai bahan tipe ini akan lebih menguntungkan, karena
pelaksanaannya memakai
rol cat dinding.
47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Bahannya harus dibuat seencer mungkin sehingga bidang sasaran
akan jauh lebih banyak.
Pengerjaannya pun bias lebih cepat. Keuntungannya akan dapat menekan
biaya pelaksanaan. Dibuat
encer bertujuan agar seluruh bahan tersebut dapat sempurn ameng isi
celah-celah retak rambut
acian. Bila dibuat kental, akibatnya pada saat mongering bahan tersebut
akan naik kepermukaan
celah-celah yang retak. Selain itu, lebih boros pemakaian bahannya.Jadi,
pekerjaan pengamplasan
akan lebih lama dan boros kertas amplasserta menambah biaya pengerjaan

PEKERJAAN RAILLING TANGGA


a. Marking as & elevasi untuk posisi railing tangga sesuai gambar
kerja.
b. Tentukan letak tiang railing sesuai gambar kerja.
c. Pasang tiang railing pada awal trap tangga & pada bordes lantai
atasnya.
d. Tarik benang antara kedua tiang railing.
e. Pasang tiang railing sesuai jarak yang telah ditentukan.
f. Matikan dudukan Tiang Railing.
g. Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang. ratakan &
haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah
terpasang

a. METODE RAILING PIPA STAINLESS STEEL

Untuk pemasangan railing pipa stainless steel ini dapat dilaksanakan


dengan:
1. Melakukan pengukuran dan penentuan titik lokasi tiang railing
2. Pasang tiang railing atas dan bawah
3. Pasang hand railing dan tiang tengah
4. Psangan komponen railing yang lain seperti rangka pembagi/perkuatan
5. Haluskan bagian yang dilas dengan menggunakan amplas
6. Finish dengan cat duco
7. Yang harus dicek ulang dengan teliti adalah posisi tiang railing tidak
miring dan benar-benar tegak

PEKERJAAN KUSEN (LENGKAP), PINTU, JENDELA, DAN


SUNSCREEN
a. PEKERJAAN KUSEN

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


1. Memasang Kusen Aluminium
o Pastikan semua dinding telah diplester dengan rapi, dan
tegak lurus (lot).
o Ukur kembali lebar dan tinggi kusen aluminium, tandai
setiap lobang dengan kusen yang berbeda, misalnya kusen
A1 untuk ditandai untuk lobang kusen A1 bagian depan,
dan seterusnya.
o Plester bagian dalam lobang yang disediakan untuk kusen,
sesuaikan dengan ukuran kusen masing-masing yang telah
diberi tanda atau kode. Plesteran harus rapi dan lurus, jika
perlu dipoles aci sehingga tampak simetris. Beri tingkat
kelonggaran plesteran untuk memudahkan kusen masuk
sekitar 0,5 cm saja.
o Biarkan semua plesteran pada sisi bagian dalam lobang
untuk kusen kering.
o Jika semua lobang telah siap, maka kusen aluminium dapat
dipasang.
o Siapkan peralatan seperti palu besi, bor, obeng, dan sekrap
besi yang tipis.
o Siapkan kusen, letakkan sesuai dengan kode atau tanda
yang telah dibuat.
o Buat lobang untuk sekrup fischer pada sisi dinding dalam,
tandai juga titiknya pada kusen pintu atau jendela.
Kedalaman lubang harus sama dengan panjang fischer.
o Masukkan dari arah sebelah kanan atau kiri. Buat lobang
pada kusen yang bertepatan dengan fisher tadi dan
masukkan sekrup, kencangkan menggunakan obeng.
Kemudian tutup dengan karet penutup, sehingga sekrup
tidak terlihat. Potong dan rapikan karet penutup
menggunakan pisau pemotong (cutter).
o Jika kusen telah selesai, selanjutnya memasang daun
pintudan jendela.

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


o Pasang semua engsel dan kuncinya. Hal ini cukup mudah
sebab daun pintu dan jendela biasanya telah dibuat
sedemikianrupa sehingga memiliki tingkat akurasi yang
cukup tinggi dengan kusennya.

b. PEMASANGAN DAUN PINTU, JENDELA

Pada bagian-bagian yang


akan dipasang pintu dan
jendela, maka sebelum
dipasang pasangan batu bata,
kusen pintu dan jendela
disetting terlebih dahulu
dengan ketinggian sesuai
dengan rencana. Pemasangan
daun pintu dan jendela dilakukan setelah dinding sudah dicat. Pintu, jendela
dan BV difabrikasi di bengkel (work shop) sehingga saat sampai di lokasi
dalam keadaan siap dipasang.
Sebagian dari kusen (alumunium) difabrikasi di site, yang dipasang berurutan
dengan dinding. Sebelum fabrikasi ini, dibuat satu contoh kusen untuk
disetujui direksi atau pengawasa lapangan.

c. PEMASANGAN SUNSCREEN
Pek. Pintu, BV,
Jendela dan Cat luar
Pekerjaan Plat Sunscreen dikerjakan setelah kosen jendela/pintu
selesai dipasang. besi tulangan Plat Sunscreen
dimasukkan/menyambung pada tulangan balok latai, Kemudian
dipasang bekesting dan dituangkan/dimasukkan adukan beton.
Bekesting dibongkar setelah beton kering/keras.ukuran dan bentuk
Sunscreen sesuai dengan yang tertera pada gambar
bestek.pengecorannya bersamaan dengan balok latai atau sesudahnya

PEKERJAAN FINISHING LANTAI KERAMIK


Pemasangan lantai keramik 40/40 cm dan keramik KM/WC 20/20
Cm (permukaan halus dan permukaan anti slip) , dimulai dari perencanaan
dengan memasang marking line, yaitu garis-garis panduan untuk
memasang keramik, sambil menentukan starting pointnya. Semua
perencanaan ini mengacu pada rencana elevasi lantai dan ‘’as’’ ruangan.
Pemasangan lantai keramik, dapat dijelaskan sebagai berikut:
•Siapkan pemasangan keramik dengan acuan yang berawal dari garis
benang kepalan yang telah dibuat, dengan menetapkan pola susunan
47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


keramik sesuai gambar rencana/gambar kerja atau menurut persetujuan
Direksi/ Wakil Direksi.
•Keramik yang dipasang disortir/dipilih lebih dahulu yang meliputi warna
dan ukuran sesuai spesifikasi teknis atau diajukan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
•Keramik direndam dalam bak air sebelum dipasang.
•Permukaan lantai (pasir urug tebal 10 cm) dibasahi lebih dahulu,
kemudian ditaburkan mortar/adukan untuk memasang keramik 1pc : 4ps.
Mortar yang sudah rata ditaburkan semen diatasnya agar air dipermukaan
mortar diubah menjadi pasta. Hal ini akan memperkuat ikatan antara
keramik dengan mortar.
•Keramik dipasang diatas campuran spesi yang telah ditaburi bubuk semen
sambil diketok-ketok menggunakan palu kayu hingga keramik merekat
kuat dengan spesi dan keempat sudut keramik rata dengan profil benang
pasangan keramik.
•Grounting naad dilakukan dengan semen berwarna sesuai dengan warna
keramik yang bersangkutan, setelah pengecekan dan perbaikan
dilaksanakan (bila diperlukan perbaikan).
•Perencanaan pemasangan tegel direncanakan secara menyeluruh untuk
menghindari penggunaan potongan keramik 20 %.

1. Pasangan Keramik WC/KM 20/20 Cm

Pelaksanaan pekerjaan ini setelah pekerjaan keramik dinding


KM/WC. Pemasangan lantai keramik ukuran 20 x 20 cm jenis permukaan
kasar/ anti slip mengikuti naad keramik dinding.
Pemasangan keramik lantai KM/WC, dapat dijelaskan sebagai berikut:
•Siapkan pemasangan keramik dengan acuan yang berawal dari garis
benang mengikuti naad keramik dinding KM/WC.
•Keramik yang dipasang disortir/dipilih lebih dahulu yang meliputi warna
dan ukuran sesuai spesifikasi teknis atau diajukan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
•Keramik direndam dalam bak air sebelum dipasang.
•Permukaan lantai (urugan pasir 10 cm) dibasahi lebih dahulu, kemudian
ditaburkan mortar/adukan untuk memasang keramik. Mortar yang sudah
rata ditaburkan semen diatasnya agar air dipermukaan mortar diubah
menjadi pasta. Hal ini akan memperkuat ikatan antara keramik dengan
mortar.
•Keramik dipasang diatas campuran spesi yang telah ditaburi bubuk semen
sambil diketok-ketok menggunakan palu kayu hingga keramik merekat
kuat dengan spesi dan keempat sudut keramik rata dengan profil benang
pasangan keramik.

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


•Grounting naad dilakukan dengan semen berwarna sesuai dengan warna
keramik yang bersangkutan, setelah pengecekan dan perbaikan
dilaksanakan (bila diperlukan perbaikan).

2. Pasangan Dinding Keramik 20/20 Cm


Pemasangan keramik dinding KM/WC ukuran 20 x 20 cm dari
bahan keramik kualitas I, dimulai dari perencanaan dengan memasang
marking line, yaitu garis-garis panduan untuk memasang keramik, sambil
menentukan starting pointnya. Semua perencanaan ini mengacu pada
rencana elevasi dinding dan ‘’as’’.
Pemasangan keramik dinding dapat dijelaskan sebagai berikut:
•Siapkan pemasangan keramik dengan acuan yang berawal dari garis
benang kepalan yang telah dibuat, dengan menetapkan pola susunan
keramik sesuai gambar rencana/gambar kerja atau menurut persetujuan
Direksi/Wakil Direksi.
•Keramik yang dipasang disortir/dipilih lebih dahulu yang meliputi warna
dan ukuran sesuai spesifikasi teknis atau diajukan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
•Keramik direndam dalam bak air sebelum dipasang.
•Permukaan dinding dibasahi lebih dahulu kemudian diberi pelet semen.
•Pemasangan keramik dinding dimulai dari urutan keramik nomor dua
terus ke atas sampai batas ketinggian menurut gambar rencana. Hal ini
dimaksudkan agar pada saat pemasangan keramik dinding dapat diberi
penahan sementara berupa paku, diketok dengan palu pada dinding yang
dipasangi keramik mengikuti kelurusan profil benangan sehingga keramik
tidak mudah jatuh ketika pasta semen belum kering dan menyatu dengan
dinding tembok WC.
•Permukaan bawah keramik diberi penuh dan merata dengan adonan pasta
semen, kemudian dipasang sesuai letaknya pada dinding yang dipasangi
keramik dinding sambil diketok-ketok menggunakan palu kayu hingga
merekat kuat dan sudut-sudutnya rata dan siku dengan acuan profil
benang.
•Grounting naad dilakukan dengan semen berwarna (Merk Mortal
Utama/MU) sesuai dengan warna keramik yang bersangkutan, setelah
pengecekan dan perbaikan dilaksanakan (bila diperlukan perbaikan).

FLOW CHART PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK

START

Screed lantai
47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Check Kondisi Lantai
(siku ruang, elevasi, kemiringan,
dll)

Check Kondisi Lantai


(siku ruang, elevasi, kemiringan,
dll)

Atur benang sebagai acuan


pemasangan
Pasang keramik sebagai kepalaan
(acuan)

Pasang Keramik berikutnyadengan


cara menggeser benang sejajar
dengan arah kepalaan lapis demi
lapis
Check pemasangan kembali
(kerataan, speci kurang padat, dll)

Lakukan perbaikan

Isi nat
keramik

SELESAI

PEKERJAAN SANITAIR KAMAR MANDI (TOILET)

a. PEKERJAAN TOILET DUDUK

Sebelum pelaksanaan pekerjaan material closed terlebih


dahulu diajukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Pemasangan closed dilakukan setelah penataan untuk dudukan
closed telah sempurna. ditempatkan sesuai gambar rencana dan
bagian closet tersambung pada ruang yang telah ditata
sedemikian rupa dan terhubung pipa PVC Ø 4’’ AW bagian dari

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


instalasi air kotor, yang telah tersambung dengan bak penghancur
pada septictank serta tidak ada lagi koreksi atas pekerjaan
tersebut.

b. PEKERJAAN TOILET JONGKOK


Sebelum pelaksanaan pekerjaan material closed jongkok terlebih
dahulu diajukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Pemasangan closed dilakukan setelah penataan untuk dudukan
closed telah sempurna. Pemasangan closed jongkok menggunakan spesi,
ditempatkan sesuai gambar rencana dan bagian leher closet tersambung
pada ruang yang telah ditata sedemikian rupa dan terhubung pipa PVC Ø 4’’
AW bagian dari instalasi air kotor, yang telah tersambung dengan bak
penghancur pada septictank serta tidak ada lagi koreksi atas pekerjaan
tersebut.

c. SALURAN AIR

Roof tank kapasitas 1100L

Roof tank ini berfungsi untuk menyimpan air ke dalam tangki yang
berada dalam atap, dan air tersebut dialih fungsikan untuk
pendistribusian

Air bersih
o Pipa Supply air bersih GI Ø 1¼"
pipa Pipa Supply air bersih GI Ø 1¼" untuk mengalirkan
air dari saluran PDAM

o Pipa PVC aw Ø ½"


Air bersih menuju KM/WC dialirkan melalui pipa PVC Ø
½’’ kualitas AW tersambung dengan meteran air yang terpasang
pada instalasi pipa utama pipa PDAM GI Ø ¾’’ menggunakan
accessories keni T ¾’’ ke ½’’. Pipa PVC Ø ½’’ masuk pada tembok
WC ditanam dalam tanah dan tembok KM/WC sampai tertutup
plesteran.
o Accessories plumbing :Check Valve, Gate Valve, Filter,
Branch Valve, sock, Avour & pelampung input PDAM
(lengkap dengan pemipaan)

Air kotor

o Pipa PVC Ø 3" (lengkap dengan Accessories)

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Instalasi air kotor bekas sabun KM/WC, dibuat berdasarkan
gambar kerja menggunakan bahan dan campuran spesi yang
sesuai gambar kerja. Air kotor bekas sabun melalui avour/floor
drain langsung masuk ke peresapan melalui instalasi pipa PVC
Ø 3’’ kualitas AW. Accesories digunakan dari merk Rucita atau
dari merk yang sesuai dengan pipa PVC yang digunakan.

Air kotoran

o Pipa PVC Ø 4" (lengkap dengan Accessories)


pipa PVC Ø 4’’ AW bagian dari instalasi air kotor, yang
telah tersambung dengan bak penghancur pada septictank serta
tidak ada lagi koreksi atas pekerjaan tersebut.

FLOW CHAT PEMIPAAN AIR BERSIH (PENYEDIAAN)

Shop Drawing/
Mulai
Rencana Gambar &
Spesifikasi
Instalasi Pemipaan Reservoir
Bawah , Struktur Reservoir Bawah

Inplant Piping & Pompa


Penguras

Instalasi pipa air bersih


( dimensi, volume dll)

Instalasi Roft Tank

Instalasi Pemipaan Air Bersih ( Bahan


dan Pemasangan)

Pengujian
47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Couting &
Pengecatan

Desinfeksi Selesai

FLOW CHART PEMIPAAN AIR KOTOR


Pipa dari Closet, urinal
& toilet Fixtures
Mulai Pemipaan (Bahan &
Pemasangan)

Pembuatan Thrust
Blok
Tida
k
O
K
?
Pengujian Selesai
d. Kran air
Kran air menggunakan bahan sesuai spesifikasi teknis, dipasang
pada sok drat dalam yang direkatkan menggunakan lem PVC pada
ujung instalasi air bersih PVC Ø ½’’ untuk kran air bak fiber.

e. Floor drain stainless steel

Pemasangan Floor drain stainless steel) /saringan air atau avoure


merupakan produk pabrik. Pemasangan floor drain dilakukan
bersamaan dengan pekerjaan pemasangan keramik lantai. Avoure
dipasang dengan penguat sok drat luar yang dilem pada ujung
pipa PVC Ø 3’’. Tempat dudukan avoure pada keramik lantai WC
disesuaikan dengan gambar rencana. Pada prinsipnya, posisi
avoure pada sudut lantai yang lebih rendah sehingga air mengalir
lancar ke bak peresapan melalui instalasi air kotor bekas sabun.

f. Septicktank

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Septictank dibangun sesuai ukuran pada gambar
rencana. Konstruksi bak penghancur dibuat sesuai gambar
rencana dan diberi dinding pembatas dengan bak penyalur ke
bak peresapan pada bagian bawahnya. Air kotor dari bak
penyalur dihubungkan dengan bak peresapan menggunakan pipa
PVC Ø 3’’.
Berdasarkan ukuran tersebut sesuai rencana site lokasi
pembuatan septictank pada gambar kerja dilakukan pengukuran
dan pembuatan profil sebelum dilakukan proses penggalian.
Galian septictank (bak penghancur dan bak penyalur) berupa 2
(dua) buah gumblengan Ø 80 cm dilakukan secara manual
menggunakan tenaga manusia dengan alat linggis dan skop.
Pekerjaan galian dihentikan setelah diperoleh ukuran dimensi
septictank menurut gambar kerja meter dan sesuai dengan
ukuran 2 (dua) buah gumblengan Ø 80 cm. Penutup
septictank berupa plat beton tebal 10 cm dengan tulangan baja
satu lapis Ø 8’’. Plat penutup bak penyalur dipasang pipa hawa GI
Ø 1 ¼’’ yang telah diinstal sesuai gambar rencana.

g. PIPA
a. Pipa PVC 3"
Bahan dan sistem instalasi air hujan (pipa drainse talang plat
beton) sesuai dengan gambar kerja atau spesifikasi teknis.
Instalasi air hujan dibuat agar air hujan cepat terbuang. Pipa
PVC PVC Ø 3" AW tersambung dengan plat beton sebagai
penerus drainase yang tersambung dan menjadi kesatuan
dengan saluran induk menuju sungai yang berada di bagian
belakang bangunan.
Selain untuk instalasi air hujan, Pipa PVC Ø 3" AW juga
merupakan bagian Instalasi air kotor bekas sabun KM/WC,
dibuat berdasarkan gambar kerja menggunakan bahan dan
campuran spesi yang sesuai gambar kerja. Air kotor bekas
sabun melalui avour/floor drain langsung masuk ke peresapan
melalui instalasi pipa PVC Ø 3’’ kualitas AW. Accesories

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


digunakan dari merk Rucita atau dari merk yang sesuai
dengan pipa PVC yang digunakan.
b. Pipa PVC 4"
Instalasi air kotor tinja dibuat berdasarkan gambar
menggunakan bahan dan campuran spesi yang sesuai gambar
kerja. Air kotor bekas tinja dari closed masuk ke septictank
melalui instalasi pipa PVC Ø 4’’ kualitas AW. Instalasi air
kotor bekas sabun dibuat berdasarkan gambar menggunakan
bahan dan campuran spesi yang sesuai gambar kerja. Air
kotor bekas sabun melalui avour (floor drain) langsung
masuk ke peresapan melalui instalasi pipa PVC Ø 3’’
kualitas AW.

h. Ground WaterTank
Mekanisme kerjanya adalah sumber air dari sumur di pompa
ke atas, kemudian disimpan diground tank . Lalu dariground tank
ini akan dipompa lagi ke water tank di atap (ukuran kecil),
barudiedarkan ke saluran- saluran air di bawahnya. Campuran beton
yang dipakai dalam pembuatanground tank harus tepat dan kedap air
(water proof). Dengan perbandingan plesteran semen dengan pasir
yang digunakan adalah 1 : 3.

PEKERJAAN PLAFON GYPSUM

Pelaksanaan Plafond Gipsumboard.


a. Papan eternit di pasang pada rangka holow.mempergunakan
sekrup sesuai yang direkomendasikan.
b. Rangka plafond menggunakan Kalsifuring, dilaksanakan sesuai
gambar rancangan pelaksanaan.
c. Rangka induk dipasang berjarak maximum 120 cm sesuai
gambar rancangan, sedangkan untuk rangka pembagi berjarak
maksimum 40cm sesuai petunjuk pemasangan dari produsen
dengan rancangan pelaksanaan.
d. Pemasangan paku atau sekerup harus diberi jarak 10mm
(minimal) dan maksimal 16 mm dari pinggir gipsum.

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


e. Jarak antara paku atau sekerup pada bagian tepi gypsum berjarak
20 cm sedangkan pada bagian tengah gypsum jarak antara paku
atau sekerup adalah 30cm.
f. Sambungan pada pemasangan gypsum antara satu dengan
lainnyaa dalah serapat mungkin tanpa jarak yang pemasangannya
dilakukan secara zig-zag.
g. Untuk mendapatkan hasil permukaan yang benar-benar rata
pada setiap sambungan harus dilapisi dengan base bond dan paper
tape dari perusahaan yang sama dengan pembuat papan
gipsumnya, yang berlubang dan bergaris tengah pelaksanaan sesuai
petunjuk pemasangannya.
h. Pekerjaan plafond dengan menggunakan gipsum flat (datar)
tanpa natter sebut dilaksanakan padas seluruh plafond bangunan.

PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

PEKERJAAN KABEL INSTALASI

Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan kabel instalasi ini penyedian tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan kabel instalasi
hingga seluruh instalasi terpasang pada tempatnya sesuai rencana dan
berfungsi secara andal.

Bahan Yang Digunakan.


Kabel Instalasi, bila tidak disebutkan lain dalam gambar, harus
menggunakan salah satu dari mer kini, Supreme, Kabel Metal, Kabel indo,
atau Tranka Kabel. Jenis kabel yang digunakan adalah
tipe sesuai gambar rencana.

Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Yang digunakan pada instalsi ini adalah kabel yang sudah
direkomendasi LMK menurut
standart PLN (SPLN)
2. Kabel NYY/NYFGbY digunakan untuk instalasi kabel tenaga dari
panel asal di gedung Warehouse ke panel induk gedung fillingstation.
Kabel NYM digunakan untuk instalasi lampu
penerangan dan kotak kontak umum (KKB).
3. Kabel-kabel yang dipasang harus disusun, dibundel/diikat yang rapi
dan diberi label menurut nomer group nya masing-masing.
4. Semua kabel yang tidak melalui tray harus dimasukkan dalam pipa
conduit.

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


5. Semua penyambungan kabel harus dilaksanakan dalam circular box
dengan menggunakan
terminal strip atau lasdop kualitas baik (merkscothlock).
6. Penyambungan kabel dalam tray maupun dalam conduit tidak
dibenarkan.Semua penyambungan kabel di terminal panel harus
menggunakan sepatu kabel dan setiap group
diberi label dan diikat yang rapi.
7. Konduit PVC yang dipakai untuk instalasi ini adalah dari jenis/type E
(electrical Conduit) ex. EGA / Clipsal, lengkap dengan assesorisnya.
8. Kabel tray terbuat dari besi Kanal C ukuran 200 x 75 x 20 x 3,2.
9. Pemasangan conduit dan assesorisnya harus lurus terhadap garis
10. Lurus bangunan dan diklem rapi dengan jarak max 100cm dan
menggunakan fisher yang sesuai.
11. Semua pemasangan konduit yang masuk ke panel, harus menggunakan
bushin glock nut (waltermeer/ karetkedap) sehinggabisa kedap terhadap
uap air, rapi, kuat dan tidak tajam
terhadap isolasi kabel.
12. Untuk kabel yang tertanam dalam tanah harus ditanam sedalam
minimal 80 cm, di urug pasir, dan diberi perkuatan paving beton diatasnya
sebelum di urug kembali sesuai gambar rencana.
13. Ujung kabel tertanam dalam tanah dibuatkan bak control yang cukup
untuk menggulung kabel
sebagai spare sepanjang 2 m untuk mengantisipasi penurunan tanah.
14. Ujung kabel tertanam dalam tanah serta pada titik belokannya harus
diberi penanda tiang beton corukuran 15 x 15cm dengan gambar penanda
listrik di cat warna merah.

PEKERJAAN LAMPU dan KOTAK KONTAK

Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan lampu dan kotak kontak ini
penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
hingga terpasang dan berfungsi dengan baik, andal, dan aman.

Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Sakelar dan kotak kontak adalah untuk pemasangan dalam,dipasang 1,4
m dari lantai kecuali untuk stop kontak AC dan exhaust fan dipasang 2 m
dari lantai, atau atas petunjuk Direksi.
b. Lampu TL yang dimaksud dalam pekerjaan adalah lengkap dengan
Balast, Capasitor, dan trafo.
c. Pemasangan lampu adalah untuk pemasangan dalam (inbouw).

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


d. Pemasangan saklar dan stop kontak tertanam di dinding, kecuali untuk
isaklar handel.Seluruh pemasangan

PEKERJAAN FINISHING CAT DINDING

Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding
dan plafond yang terletak di dalam gedung (interior).
2. Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah
kering.
3. Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan di cat
dibersihkan dari kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara
menggosok dengan menggunakan kertas gosok.
4. Setelah dalam keadaan bersih, bidang-bidang yang akan dicat di
berilapisan Acrylic Water-based Alkali Resisting Wall Sealer sebanyak 1
kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannya.
5. Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai
benar-benar pekat dan rata menggunakan.
6. Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis
sebelumnya telah mengering.

FLOW CHART PEKERJAAN FINISHING / PENGECATAN

START

Persiapan Area

Pembuatan Stagger (andhang)


untuk pijakan kerja

Pembersihan dinding dari


kotoran (digosok)

Pekerjaan Plamuur
Dinding

Digosok agar rata

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Pengecatan Dinding dengan
menggunakan Rool

Bongkar stagger (andaang)


Scafolding

FINISH

BAB 1II
URAIAN PEKERJAAN UTAMA / POKOK / PENTING

noNo. Jenis Barang/Jasa Target


Lantai 1
1. PEKERJAAN PERSIAPAN Minggu 1-3
2. PEKERJAAN TANAH Minggu 2-4 & 6-7
3. PEKERJAAN PONDASI Minggu 3-7
4. PEKERJAAN BETON Minggu 5-9
5. PEKERJAAN PASANGAN,PLESTERAN,ACIAN Minggu 8-9
6. PEKERJAAN RAILLING TANGGA DAN SELASAR Minggu 9-10
7. PEKERJAAN KUSEN (LENGKAP),PINTU,JENDELA, Minggu 9-10
DAN SUNSCREEN
8. PEKERJAAN FINISHING KERAMIK Minggu 11-13
9. PEKERJAAN SANITAIR KAMAR MANDI Minggu 11
10. PEKERJAAN PLAFOND Minggu 10-11
11. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKRIKAL Minggu 11
12. PEKERJAAN FINISHING CAT DINDING Minggu 11-12
Lantai 2
13. PEKERJAAN BETON Minggu 9-13
14. PEKERJAAN PASANGAN,PLESTERAN,ACIAN Minggu 12-14
15. PEKERJAAN RAILLING TANGGA DAN SELASAR Minggu 15-16
16. PEKERJAAN KUSEN (LENGKAP),PINTU,JENDELA, Minggu 14-16
DAN SUNSCREEN
17. PEKERJAAN FINISHING KERAMIK Minggu 17-18
18. PEKERJAAN SANITAIR KAMAR MANDI Minggu 16-17
19. PEKERJAAN PLAFOND Minggu 15
20. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKRIKAL Minggu 18
21. PEKERJAAN FINISHING CAT DINDING Minggu 19
Lantai 3
22. PEKERJAAN BETON Minggu 13-15
23. PEKERJAAN PASANGAN,PLESTERAN,ACIAN Minggu 16
24. PEKERJAAN SANITAIR KAMAR MANDI Minggu 17

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


25. PEKERJAAN LAIN-LAIN Minggu 18-20

BAB IV
URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG

Metode yang dapat menunjang pekerjaan dan atau pekerjaan


sementara, yang mempengaruh pada kelancaran pekerjaan. Sesuai
dengan kebutuhan apa saja yang terjadi di lokasi
1. Pemasangan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
2. Pemasangan Papan Nama Proyek

Apabila ada pekerjaan Bangunan sarana penunjang, maka


dalam metode ini kami pisah antara Struktur Bangunan Utama
dan Arsitektur Bangunan Utama, dimana penjelasannya untuk
masing-masing item pekerjaan telah terdapat pada bagian
sebelumnya.
Kemiripan fungsi dan karakteristik bangunan sehingga
penjelasannya akan diefektifkan dalam satu metode yang sama.
Dalam pekerjaan sarana Penunjang ini disesuaikan dengan
kontrak dan gambar rencana diantaranya Bangunan Pos Satpam
ataupun Bangunan Pos untuk Parkir.

BAB V
PENUTUP

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA


Demikian metode pelaksanaan pekerjaan yang dibuat secara
umum dan garis besarnyasaja, sedangkan metode pelaksanaan
pekerjaan yang lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti.
Diharapkan pada masa pelaksanaan pekerjaan nanti dapat timbul
ide#ide baru, yang tentunya akan disesuaikan dan tidak bertentangan
dengan dokumenkontrak

47

CV. SAGARA HUTAMA PERSADA

Anda mungkin juga menyukai