METODE KONSTRUKSI/METODE
PELAKSANAAN/METODE KERJA
PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN MAHASISWA
UNIVERSITAS MEGA REZKY
KOTA MAKASSAR
A. PENDAHULUAN
B. LINGKUP PEKERJAAN
2. Pekerjaan Struktur
3. Pekerjaan Arsitektur
4. Pekerjaan Mekanikal
5. Pekerjaan Elektrikal
C. METODE PELAKSANAAN.
Tahapan pekerjaan dari awal sampai akhir secara garis besar dari masing-masing
jenis pekerjaan utama; Kesesuaian antara metode kerja dengan spesifikasi /
volume pekerjaan yang disyaratkan.
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Melakukan survei secara akurat dengan memasang “Bench Mark” (BM) pada
lokasi tertentu di sepanjang proyek untuk revisi minor terhadap gambar rencana,
pengukuran ketinggian permukaan perkerasan atau penetapan titik pengukuran
(setting out) yang akan dilakukan. BM permanen harus dibuat di atas tanah
yang tidak mudah bergeser.
3. Profil yang diterbitkan harus digambar dengan skala, ukuran dan tata letak
(layout) sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Gambar
penampang melintang harus menunjukkan elevasi permukaan akhir yang
diusulkan, yang diperoleh dari gambar detail rancangan.
Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor,
Ruang rapat , 24 M2
Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi,
gambar kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat
pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek.
Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai
sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.
Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek
berlansung. Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material
yang sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang
penyimpanan semen, tempatnyaharus baik sehingga terlindung dari
kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus
kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah
Letak direksikeet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai
dalam proses bongkar muat material yang akan digunakan
2. Pembuatan papan nama proyek harus memperhatikan bentuk dan isi diaman
harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan
❖ FOTO PEKERJAAN
• Pembuatan laporan harian, berkoordinasi dengan site manager
• Reservoir/bak atau drum air untuk kerja, berkapasitas kurang lebih 4 m3 dan
senantiasa terisi penuh
• Listrik untuk bekerja harus disediakan Pelaksana selama masa
pembangunan dengan daya secukupnya.
2. PEKERJAAN STRUKTUR
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan mengikat
pula :
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijziing).
d. Berita Acara Penunjukkan.
e. Surat Keputusan Pemberi Tugas tentang Penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah Kerja (SPK)
g. Surat penawaran beserta lampiran-lampirannya
h. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule yang telah disetujui).
i. Kontrak surat perjanjian pemborongan.
j. Berita Acara/Surat-surat Klarifikasi tender.
➢ PENGAMANAN PROYEK
1. Untuk penyelenggaran keamanan proyek, Kontraktor harus menyediakan tenaga
kemanan sendiri yang memenuhi kualifikasi yang diperlukan, dengan jumlah
yang diperkirakan mencukupi areal pekerjaan proyek.
2. Untuk keperluan keamanan intern proyek Kontraktor harus membuat kartu
identitas semua pekerja maupun petugas proyek. Sedangkan untuk keamanan
yang menyangkut pihak lusr, Kontraktor harus berkoordinasi dengan Ketua
Lingkungan dan Kepolosian setempat.
➢ UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Kayu dan/atau multiplek untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan
perkuatan dan angkur-angkur yang diperlukan.
b. Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain.
c. Bahan pelapis anti lengket beton dan klam-klam pengunci dan pengait.
d. Perancah bekisting atau scafolding sesuai kebutuhan dan norma
pemasangan / penggunaan serta asesoriesnya harus lengkap.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Struktur beton poer, sloof, kolom, balok, tandon air bersih dan kebakaran,
Instalasi Pembuangan Air Limbah (Waste Water Treatment Plant), Dinding
Penahan Tanah (Retaining Wall), core wall, septictank, resapan, dan Pit
Stop (Ruang Bawah untuk Pondasi Lift).
b. Pekerjaan pasangan batu-bata ringan
c. Sparing-sparing pekerjaan mekanikal
d. Sparing-sparing pekerjaan eletrikal
e. Shaft pekerjaan mekanikal dan elektrikal
3. Standar–standar yang dipakai
a. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI)–1982, NI-3.
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia -1961, NI-5.
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971, NI-2.
d. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-
2847-2002)
e. Recommended Practice For Concrete Formwork (ACI 347 - 68).
4. Shop drawing
a. Dimana diperlukan, menurut Konsultan Manajemen Konstruksi atau
perencana, harus dibuat shop drawing.
b. Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap randangan bekisting yang berbeda
yang memperhatikan ;
– Dimensi
– Metode konstruksi
– Bahan
– Hubungan dan ikatan-ikatan (form ties)
➢ BAHAN
1. Bekisting beton biasa
a. Multiplek film tebal 9 mm
b. Kayu kelas III 5/7, cm sebagai pengaku dan balok-balok bantu.
c. Paku, angkur, form ties dan sekrup-sekrup, ukuran sesuai dengan keperluan
dan cukup kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika
dilakukan pengecoran,
2. Syarat umum bekisting
a. Tidak mengalami deformasi, bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat
b. Kedap air dengan menutup semula celah dengan tape,
c. Tahap terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
d. Pemakaian bekisting selain ketentuan diatas harus dengan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
➢ UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Pembesian
1. Tulangan besi ulir dan polos lengkap dengan kawat pengikatnya.
2. Beton decking (support chairs) bolster, spacer for reinforcing
b. Pengecoran beton.
1. Beton cor ditempat untuk rangka bangunan, lantai, dinding, pondasi dan
slab pendukung.
2. Slab beton diatas tanah dan pedestrian/side walks.
3. Finishing permukaan beton pada dinding, plat, balok dan kolom.
2. Produk beton
Produk beton yang dipakai adalah beton siap pakai (Readymix Concrete) dengan
mutu Beton :
➢ BAHAN
1. Persyaratan bahan
a. Portland cement
Yang menyatakan adalah jenis II SNI 15-2049-2004, menurut NI-8 (type I), menurut
ASTM dan memenuhi S. 400, menurut standar portland cement yang ditentukan
asosiasi semen Indonesia dan terdiri dari satu jenis merek.
b. Agregates
Kualitas agregate harus memenuhi syarat–syarat PBI 1971. Agregat kasar
harus berupa batu pecah (split) yang memenuhi susunan gradasi yang baik,
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari
pasir beton tidak boleh melebihi dari 5% berat kering. Dimensi maksimum
dari agregat kasar tidak lebih dari 2.0 cm dan tidak boleh lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
c. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan–bahan organik atau bahan-bahan lain yang
dapat mengurangi mutu pekerjaan. Kandungan chlorida tidak boleh melebihi
500 p.p.m dan komposisi sulfat (S03) tidak boleh melebihi 1000 p.p.m.
apabila dipandang perlu, Konsultan Manajemen Konstruksi dapat minta
kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
d. Besi beton
1. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Kecuali ditentukan lain dalam gambar,
digunakan besi mutu Tulangan Polos ≤ 12 mm pakai BJTP 24 mm (U-
24) dan Tulangan Ulir ≥ 12 mm pakai BJTD 40 mm (U-39). Khusus
untuk wiremesh menggunakan mutu baja tegangan leleh karakteristik
5000 kg/cm2
2. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/ dimintakan
sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara
periodik minimum masing–masing 2 contoh percobaan (stres-strain) dan
pelengkungan untuk setiap 20 ton besi, pengetesan dilakukan pada
laboratorium yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Admixture
1. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang
cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture.
2. Jika menggunakan admixture masih dianggap perlu kontraktor diminta
terlebih dahulu memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut
dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik
produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya,
resiko-resiko dan keterangan- keterangan lain yang dianggap perlu.
➢ PELAKSANAAN
1. Kualitas beton
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton yang dipakai dalam
struktur primer adalah K–300, kecuali untuk Core Wall memakai K-300
(tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran 15 x 15 x 15
cm pada usia 28 hari kalender). Evaluasi penentuan karakteristik ini
digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.
b. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuan membuat kualitas
beton ini dengan memperhatikan data-data mix design pelaksanaan di lain
tempat atau dengan mengadakan trial mixes di laboratorium yang ditunjuk
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
c. Test selama pekerjaan.
Buat 3 Kubus 15 x 15 x 15 cm dari setiap 5 m3 atau sebagian dari pada itu
atau dari pengecoran setiap hari, pilih yang paling menentukan dari setiap
mutu beton yang berbeda dan dari setiap perencanaan campuran yang
dicor. Buat dan simpan kubus-kubus menurut ASTM 31. Test satu kubus
pada hari ke 7 dan satu kubus pada hari ke 28 menurut ASTN C 39. Simpan
satu kubus sebagai cadangan untuk test pada hari ke 56 jika test pada hari
ke 28 gagal. Jika test kubus pada hari ke 28 berhasil, test kubus cadangan
untuk menghasilkan kekuatan rata-rata dari kedua kudus pada hari ke 28.
Sediakan fasilitas pada lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh yang
diperlukan oleh badan penguji.
3. Penggantian besi
a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada, maka :
1. Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar. Secepatnya hal ini diberitahukan
pada Perencana Konstruksi untuk sekedar informasi.
2. Jika hal tersebut diatas dimintakan pekerjaan tambah oleh Kontraktor,
maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.
3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari
perencana Konstruksi. Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas
adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.
c. Jika kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
1. Harus ada persetujuan dari Perencana Konstruksi dan Konsultan
Manajemen Konstruksi.
2. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas)
3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kemampuan
penampang berkurang.
4. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.
4. Perawatan beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran
d. Khusus elemen vertikal harus dipakai curing compound
5. Tanggung jawab kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang
diberikan. Adanya atau kehadiran Konsultan Manajemen Konstruksi selaku wakil
pemberi tugas atau perencanaan yang sejauh mungkin melihat / mengawasi
menegur atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh
tersebut diatas.
➢ UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil
yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pelat lantai, pelat tangga, balok tangga, kolom praktis,
beton ring balok, dan balok kantilever untuk bangunan yang dimaksudkan
termasuk besi beton dan pekerjaan bekisting / acuan dan semua pekerjaan
beton yang bukan struktur sesuai yang ditunjukkan didalam gambar.
2. Standar
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
b. Pasir beton
Harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan–bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Koral beton/split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai syarat-syarat PBI 1971.
Penyimpanan/penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dengan
yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk
mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
d. Air
Air digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton.
Apabila dipandang perlu Konsultan Manajemen Konstruksi dapat minta
kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
e. Besi beton
Pada penulangan Pile cap, Kolom, Sher wall ,Balok, Pelat lantai tingkat,
Pelat kanopi, GWT digunakan besi D 10, fy = 240 Mpa ( BJTP 240),
sedangkan untuk penulangan Wire maesh memakai besi M - 8 , fy=500 Mpa
( BJTP 500). Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dari bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan
untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang
dan sah atas biaya kontraktor.
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi dan tertutup, kering, tidak,
lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
d. Kontraktor bertanggungjawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban
kontraktor.
➢ PELAKSANAAN
1. Mutu beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang sekunder adalah K–
300.
2. Pembesian
a. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang luruh atau yang dibekokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratan harus
sesuai dengan PBI 1971
b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus diikat dengan papan acuan
atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan
PBI 1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam. Waktu 1 x 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Konsultan Manajemen Konstruksi.
3. Cara pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen yang kondisi mesin dan
fisiknya baik (tidak rusak)
b. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan dan harus disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi. Operator beton molen harus orang yang ahli dalam bidangnya.
c. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump 8 cm
4. Pengecoran beton
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan–cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi.
c. Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split
yang dapat memperlemah konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi.
5. Pekerjaan acuan/bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak akan berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
c. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin : bebas dari
kotoran-kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan
sebagainya, setelah pengecoran dilakukan harus mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton.
d. Kontaktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/soft, pasir
dan semen Portland) kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
e. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan
yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai
persyaratan.
f. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat
pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam NI-2 (PBI tahun 1971)
g. Beton harus dilindungi dan pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
h. Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
6. Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
Konsultan Manajemen Konstruksi. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi.
➢ PENGENDALIAN PEKERJAAN
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti yang tertera dalam PBI-89 dan SNI 03-2847-
2002.
➢ BAHAN-BAHAN
Bahan menggunakan adukan beton siap pakai (ready mixed concrete) atau
dengan beton adukan di tempat dengan memakai molen, control mutu sesuai
dengan spesifikasi ini.
a. Agregat beton
- Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
dengan Wet System Stone Crusher.
b. Agregat kasar
- Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar,
keras tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir-butir yang pipih
jumlahnya tidak boleh melampaui 20% dari jumlah berat seluruhnya.
- Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%
kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles ASTM-C 131-55.
- Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali
atau substansi yang merusak beton.
Gradasi
1” 25,4 mm 100
¾” 19,05 mm 90-100
c. Agregat Halus
- Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir
lokal.
- Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali & substansi-
substansi yang merusak beton.
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,595 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai
untuk seluruh pekerjaan beton.
Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup
oleh pabrik dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai dengan
urutan pengirimannya.
Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus
dikeluarkan dari lapangan.
e. Pembesian
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian
rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab
maupun basah. Besi penulangan harus disimpan berkelompok
berdasarkan ukuran-ukuran masing-masing. Besi penulangan rata
maupun besi-besi penulangan bergelombang (deformed bars) harus
sesuai dengan persyaratan dalam PBI-1989 dan SNI 03 – 2847 – 2002.
Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan
kotoran lain, apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok
tanpa mengurangi diameter penampang besi, atau dengan bahan cairan
sejenis "Vikaoxy Off" yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
Penulangan harus terdiri dari Pada penulangan Pile cap, Kolom, Sher wall
,Balok, Pelat lantai tingkat, Pelat kanopi, GWT digunakan besi D 10, fy =
240 Mpa ( BJTP 240), sedangkan untuk penulangan Wire maesh
memakai besi M - 8 , fy=500 Mpa ( BJTP 500) sesuai PBI-1989 dan SNI
03–2847–2002.
f. Kawat Pengikat
Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam
PBI-1989 dan SNI 03–2847–2002.
g. Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam PBI-1989
dan SNI 03–2847–2002.
h. Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila
diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive
merk POZZOLITH 300 R atau yang setaraf. Bahan tersebut harus
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Additive yang
mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipergunakan.
➢ PELAKSANAAN
Sebelum dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan trial test atau mixed
design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat
tercapai. Dari hasil test tersebut ditentukan oleh Pengawas "Deviasi Standard"
yang akan dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan.
b. Pengecoran Beton
- Memberitahukan Konsultan Manajemen Konstruksi selambat-
lambatnya 24 jam sebelum sesuatu pengecoran beton dilaksanakan.
c. Pemadatan Beton
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan
untuk mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan
secukupnya agar didapat beton padat tanpa menggetarkan secara
berlebihan.
Slump
Jenis Konstruksi
Max (mm) Min (mm)
- Kolom 150 75
Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi harga
tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun
tidak boleh melebihi 150 mm.
h. Pemeriksaan lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut di atas masih meragukan, maka
Merupakan tanggung jawab pimpinan proyek untuk memastikan bahwa material dan
alat-alat perancah yang sesuai tersedia di lokasi proyek. Sebagai tambahan, semua
pekerja diwajibkan untuk menjalankan pelatihan tentang cara penggunaan,
pembangunan dan perawatan perancah yang benar. Para pekerja harus
diinstruksikan akan beban aman yang dapat diterima oleh perancah. Pimpinan kerja
diwajibkan memberikan semua alat-alat keamanan yang dibutuhkan (semisal : helm
pengaman, alas kaki, sistem proteksi untuk mencegah jatuh dari ketinggian dan
lain-lainnya) kepada para pekerja yang akan membangun maupun yang akan
menggunakan perancah.
Apabila perancah di desain oleh para professional maka peimpinan proyek tetap
diharuskan untuk memastikan bahwa perancah telah di bangun sesuai dengan
desain yang diberikan.
Pimpinan proyek diharuskan untuk menunjuk salah seorang pekerja yang
berpengalaman untuk sebagai supervisi pembangunan, penggunaan dan pelepasan
sistem perancah. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa prosedur yang ada
telah di lakukan dan diikuti, terutama apabila desain dan gambar tehnik yang
khusus diperlukan.
Pekerja
Pekerja harus dipastikan bahwa mereka telah mengikuti prosedur keamanan dan
memakai semua alat pengaman serta semua alat proteksi diri yang dibutuhkan
ketika akan mendirikan dan menggunakan perancah. Pekerja juga diharuskan untuk
saling menjaga keamanan diri dan pekerja lainnya ketika bekerja di atas perancah.
Semua pekerja diharuskan menggunakan semua alat pengaman kepala dan kaki
ketika mendirikan dan bekerja diatas perancah. Prosedur pengamanan ini apabila
dipraktekkan secara benar akan terhindari dari kecelakaan kerja yang dapat terjadi
pada saat pendirian dan pelepasan perancah.
Supervisi
Dalam memilih sistem perancah dan komponen yang akan digunakan, hal pertama
yang harus diperhatikan adalah pengertian yang mendalam akan kondisi lapangan
dan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pimpinan proyek harus memperhitungkan
beberapa hal sebagai berikut:
Dasar pertimbangan:
- beban pekerja, beban peralatan, dan beban material yang akan diterima oleh
perancah (beban kerja yang aman).
- Kondisi lapangan (interior, exterior, urugan, lantai kerja, tipe dan kondisi
dinding, akses untuk peralatan, variasi ketinggian, titik angkur, dan sebagainya)
- Ketinggian dimana perancah akan didirikan (teritama terhadap tiang listrik).
- Tipe pekerjaan yang akan dilaksanakan dari perancah (pengecoran,
pengecatan, instalasi mekanikal, instalasi atap, dan lain-lain).
- Durasi pekerjaan.
- Kondisi cuaca termasuk kecepatan angin.
- Kebutuhan untuk para pejalan kaki yang melintasi perancah.
- Akses ke perancah.
- Konfigurasi bangunan atau struktur bangunan yang akan dikerjakan
- Pembangunan atau pelepasan dalam kondisi khusus.
- Papan peringatan.
Standar Perancah Rangka tabung
Lebar dari rangka perancah biasanya bervariasi sekitar dari 1,5 meter hingga 3
meter. Lebar jarak ini bervairasi apabila menggunakan pengaku yang berbeda2
panjangnya. Kebanyakan dari pihak penyedia perancah mempunyai pengaku
(bracing) selebar 1.5 meter hingga 3 meter. Namun beberapa penyedia perancah
mempunyai pengaku khusus (special bracing) yang lebih pendek maupun yang
lebih panjang dari variasi ini.
➢ PONDASI DAN PENDUKUNG PERANCAH
Perancah harus didirikan pada permukaan yang dapat mendukung beban sama
rata. Untuk mendukung atau menguatkan sistem rangka perancah maka urugan
tanah harus dipadatkan dan diratakan dengan baik. Lumpur dan tanah yang lembek
harus diganti dengan kerikil yang dipadatkan.
Untuk permukaan yang tidak rata akan lebih baik apabila menggunakan tambahan
setengah rangka untuk mengakomodir perubahan ketinggian permukaan. Untuk
situasi yang sepeti ini maka pada penguat biasanya menggunakan komponen pipa
dan penjepit.
Perancah yang didirikan diatas permukaan berupa tanah atau kerikil harus di
dukung dengan mudsill. Adapun mudsill ini berupa papan S-P-F dengan ukuran
minimal 50 mm x 250 mm yang harus berkesinambungan dibawah dengan minimal
2 struktur akhiran yang menerus. Untuk struktur perancah diharuskan mempunyai
pelat dasar yang baik dengan screw jack yang dapat diubah-ubah ketinggiannya
dibawah setiap rangka pendukung, apabila struktur rangka perancah berdiri di atas
permukaan beton (concrete). Rangka dasar yang baik dibutuhkan pada setiap
kondisi. Pelat dasar harus diletakkan di tengah papan S-P-F tersebut. Pelat dasar
harus diletakkan diatas titik tengah papan dan papan tersebut harus menutupi
minimal 600 mm dari ujung kaki perancah. Papan tersebut harus diletakkan
sepanjang rangka dan sebaiknya mengikuti panjang dan lebar rangka perancah
untuk totalitas pendukung.
Sangat penting adanya untuk merakit semua bagian, fitting dan aksesoris yang
diperlukan untuk mendirikan perancah, sehingga pendirian perancah sesaui dengan
instruksi pihak penyedia. Apabila beberapa bagian tidak terdapati di lapangan, maka
perlu dipastikan bagain-bagian dari perancah tersebut dapat dipenuhi secepatnya.
Jangan mencoba untuk mendirikan perancah hanya dengan sebagian dari jumlah
pelat dasar, pengaku, konektor dan sebagainya. Pastikan bahwa semua komponen
dalam kondisi bagus dan perlu diadakan pengetesan untuk memastikan bahwa
bagian-bagian tersebut tidak dalam kondisi rusak. Semua fitting harus dikoneksikan
dengan baik dan kuat.
Pelat dasara harus digunakan pada semua perancah tetap ( non mobile) dengan
ukuran dan kapsitas yang dispesifikasikan oleh pihak penyedia. Kombinasi pelat
dasar dengan screw jacks tidak boleh di lebihkan dari jarak yang seharusnya.
Petunjuk yang dianjurkan adalah memakai rasio 2:1, jarak dari screw yang terlihat di
luar hanya diperbolehkan maximal 2 x jarak screw di dalam. (misal screw jack
dengan panjang 24 inchi hanya boleh terlihat atau terekspos 16 inchi keluar dan 8
inchi kedalam).
Penyikuan ( Plumbness)
Sangat penting halnya bahwa perancah didirikan secara presisi, seimbang, berdiri
tegak 90 derajat dari permukaan tanah untuk memastikan kapasitas struktur secara
maximal. Apabila tingkat pertama perancah telah didirkan perlu dilakukan
pengecekan akan kesikuan yang kemudian dilanjutkan kembali pada tingkat kedua
dan selanjutnya. Apabila diperlukan perubahan dapat dilakukan dengan
menyelaraskkan screw jacks yang terdapat di pelat dasar. Di dalam standar CSA
S269.2-M87 terdapat kriteria sebagai berikut:
12 mm 3 meter
19 mm 6 meter
38 mm Ketinggian Maximal
Pengaku (Bracing)
Pengaku ( bracing) membantu agar rangka perancah seimbang tegak lurus dan siku
90 derajat baik secara vertikal dan horizontal. Sekali rangka telah dipasang dengan
pelat dasar (flexible), maka penguat harus di pasang pada tiap tower. Pengaku
harus dipasang pada tiap ujung-ujung rangka perancah.
Pengaku pada bagian vertikal wajib diletakkan pada kedua sisi dari tiap rangka.
Penguat horizontal diperlukan pada pertemuan ujung di tiap tingkat ketiga rangka
perancah. Penguat horizontal harus cocok dengan pada bagian dimana perancah
diikat atau menempel pada bangunan atau struktur yang sedang dikerjakan.
Pengaku horizontal dibutuhkan untuk menjaga stabilitas dan kapasitas beban yang
diterima. Penggunaan pengaku horizontal pada tingkatan pertama membantu untuk
menyikukan perancah sebelum pelat dasar ditancapkan ke mudsill.
3. PEKERJAAN ARSITEKTUR
b. Keputusan keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
f. Peraturan dan ketentuan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/ instansi
pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar gambar detail yang diselesaikan oleh
kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut sudut hanya dilakukan dengan alat alat
waterpass / theodolith yang ketepatan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian–bagian kecil yang disetujui
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
6. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang
jelas dan dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi akibat
pekerjaan kegiatan ini, dan untuk itu harus dicantumkan dalam gambar
pengukuran seperti disebutkan dalam pengukuran sesuai dengan ayat 1.
Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang
sudah dilaksanakannya.
7. Gambar pengukuran tapak proyek harus mendapat persetujuan/ pengesahan
Konsultan Manajemen Konstruksi, yang meliputi antara lain :
- Peil setiap titik simpul koordinat dan transis dengan interval 0.25 M (tinggi).
2. Tugu patok dasar dibuat dari beton bertulang berpenampang 20 x 20, cm,
tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 (satu) meter dengan bagian yang
muncul diatas muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran
selanjutnya.
3. Tugu patok dasar dibuat permanen, tidak bisa dirubah, diberi tanda yang
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk membongkarnya.
, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut ratakan pada sisi
sebelah atasnya.
3. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama satu dengan lainnya kecuali
dikehendaki lain oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
4. Papan patok ukur dipasng sejauh 150 cm dari as dinding terluar, sehingga
tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
5. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Kontraktor harus melapor
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk dimintakan persetujuan,
serta harus menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan letak papan
patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
5. Alat-alat lain yang harus senantiasa tersedia di proyek untuk setiap saat
dapat digunakan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi adalah :
5. Penataan layout kegiatan proyek dan lokasi direksi keet Kontraktor harus
diajukan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan
persetujuan, segera setelah Surat Perintah Masuk Lapangan diterima oleh
Kontraktor.
4. Pagar proyek terbuat dari seng gelombang BJLS 30, dipasang pada tiang
rangka pada tiang dan rangka kayu klas II, dan diperkuat dengan beton
setempat.
5. Pada tempat-tempat yang ditentukan dalam gambar dibuat pintu masuk untuk
kendaraan angkutan dan pintu masuk orang, pintu terbuat dari rangka kayu
dan selanjutnya ditutup dengan finish cat dengan persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi.
➢ PENGAMANAN PROYEK
1. Untuk penyelenggaran keamanan proyek, Kontraktor harus menyediakan
tenaga kemanan sendiri yang memenuhi kualifikasi yang diperlukan, dengan
jumlah yang diperkirakan mencukupi areal pekerjaan proyek.
➢ Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan pembongkaran, atas daerah
pembangunan seperti yang tertera pada gambar rencana. Termasuk dalam
pekerjaan ini adalah pembongkaran dan lain-lain yang ditunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi, serta pengamanan atas jaringan-jaringan listrik, air,
telepon dan lain-lain yang ada.
➢ Syarat Pelaksanaan
Sebelum memulai, Kontraktor harus mengumpulkan semua data mengenai
kondisi-kondisi lapangan dan sifat-sifat struktur yang ada disekitar lapangan
pembangunan serta gambar-gambar dan izin-izin yang diperlukan untuk bekerja.
Semua kerugian pihak lain yang timbul karenanya akan menjadi tanggungan
Kontraktor.
➢ Lingkup Pekerjaan
a) Kontraktor akan dianggap bertanggung jawab untuk penelitian yang menyeluruh
atas gambar dan persyaratan untuk Dokumen Pelaksanaan ini dan kontrak yang
berhubungan dengan kegiatan ini, termasuk semua addendum, semua kondisi
dari pekerjaan, memeriksa lapangan, semua fasilitas dan kondisi yang ada,
melakukan semua pengukuran lapangan dari pekerjaan yang sehubungan
dengan ini dan menentukan seluruh lingkup dari penyelesaian dan
penyempurnaan proyek yang diisyaratkan sesuai dengan gambar-gambar dan
persyaratan-persyaratan sebagai yang disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.
➢ Syarat Pelaksanaan
a) Kontraktor harus mengerjakan pembersihan semua areal pekerjaan dan tempat-
tempat yang akan dilaksanakan pekerjaan finishing sebagaimana diminta dan
ditunjukkan dalam gambar.
❖ PEKERJAAN TANAH
➢ Umum
Penelitian lahan dan lingkup pekerjaan tanah sesuai dengan syarat-syarat
permulaan pekerjaan, maka Kontraktor harus mengunjungi site dan mengamati
kondisi-kondisi yang ada serta bahan-bahan yang akan digunakan.
Bila ditemukan hal-hal yang menyangsikan dari peil-peil ini, maka Kontraktor
harus memberikan laporan tertulis kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
➢ Lapisan Tanah Humus
Lapisan tanah humus harus dibuang rata-rata sedalam 20 cm dan harus diurug
lagi sebagai lapisan permukaan kemudian, sekeliling bangunan di tempat-
tempat yang ditentukan Konsultan Manajemen Konstruksi.
Bilamana ditemukan lapisan tanah humus dalamnya lebih dari 20 cm maka
penggalian harus sedalam lapisan tersebut maksimal 1 meter, dan kemudian
dilaksanakan pengurugannya sebagai lapisan permukaan, sebagaimana
disebutkan terdahulu, dengan ketentuan dari Direksi dan Konsultan Manajemen
Konstruksi, dan biaya akibat kelebihan penggalian ini merupakan tanggungan
Kontraktor dan bukan termasuk dalam pekerjaan tambah.
Lapisan dari tanah pada permukaan yang ada terdiri dari atau ditandai oleh
akar-akar tanaman, atau organisme lainnya yang diperhitungkan akan dapat
mengakibatkan gangguan pada stabilitas konstruksi yang akan dilaksanakan.
➢ Pekerjaan Galian
Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam,
kemiringan, dan lengkungan, berdasarkan kebutuhan konstruksi pekerjaan, atau
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, atau jika perlu memindahkan tanah-
tanah atau bahan yang tidak dipakai, atau juga kelebihan tanah yang digunakan
untuk urugan, dan sebagaimana yang diinstruksikan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.
➢ Pengurugan
Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki,
sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam
gambar kerja.
➢ Pengujian untuk pemilihan bahan urugan
Pengujian yang harus dilakukan bagi setiap bahan-bahan urugan untuk
pekerjaan bangunan dan jalan-jalan adalah sebagai berikut :
1. Plasticity test.
➢ Bahan urugan
Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pengurugan pada pekerjaan
bangunan dan jalan harus diambil dari sumber tanah pasir atau tanah kerikil
laterit atau tanah merah, dengan persetujuan Direksi dan Konsultan Manajemen
Konstruksi. Tanah Pasir Tanah Kerikil Laterit Butiran halus yang melewati
ayakan no. 200, tidak melampaui 35% 30% Liquid limit, tidak melampaui 45%
40% Plasticity index, tidak melampaui 20% 20%
➢ Pemadatan
Kepadatan tanah harus diukur dengan nilai dry density contoh tanah sebagai
persentase kepadatan kering maksimum pada kadar air optimum sebagaimana
ditetapkan pada pengujian (test) ini.
Semua bahan yang akan digunakan bagi urugan harus sesuai dengan ayat ini
dan harus didapatkan sampai 90% kepadatan kering. Pemadatan dari seluruh
bahan-bahan harus dilakukan dengan penyiraman optimum untuk mendapatkan
hasil pemadatan yang dikehendaki Konsultan Manajemen Konstruksi.
Bila diperlukan untuk memberikan air tambahan kedalam campuran bahan untuk
mendapatkan kepadatan kering yang dikehendaki, biaya dari pengadaan,
pengangkutan atau pemompaan, penyemprotan serta pencampuran dari air
harus dimasukkan dalam harga borongan.
Air harus ditambahkan jika atau pada mana dibutuhkan dengan angkutan tangki
air yang dilengkapi dengan alat semprotan yang memenuhi syarat segala
pekerjaan pemadatan dari konstruksi atau cara lain tidak diijinkan untuk
dilakukan dalam keadaan apapun juga.
Bila ada bagian tanah yang tidak baik yang menurut pendapat Kontraktor tidak
dibutuhkan, pasir atau tanah liat yang kelebihan, maka daerah tanah semacam
ini harus diperbaiki dengan campuran dari bahan-bahan yang baik atau dengan
membuang bagian ini dan menggantikan dengan bahan lain agar dapat dijamin
keseragaman dari formasi pemadatan.
Pengujian (test) untuk kontrol dari pemadatan harus dilakukan secara berkala
dan teratur. Bila dalam test tertentu dijumpai bagian tanah yang berada dibawah
standar minimum, maka Kontraktor diwajibkan untuk menyiram sebagaimana
yang dikehendaki Konsultan Manajemen Konstruksi.
➢ Pemeliharaan
Pemborong diharuskan memelihara segala tanggul-tanggul dan kemiringan
tanah yang ada dan bertanggung jawab atas segala stabilitas dari tanggul-
tanggul ini sampai batas periode kestabilan dan harus mempersiapkan segala
sesuatunya atas tanggungan sendiri untuk menjaga terhadap hal tersebut di
atas.
➢ Penggalian Tambahan
Bila menurut pendapat Konsultan Manajemen Konstruksi diperlukan untuk
memberi bentuk, memperluas, dan/atau memperdalam pondasi-pondasi yang
dibawah atau sekeliling bagian tertentu dari pekerjaan-pekerjaan diatas ini harus
dikerjakan sesudah adanya perintah resmi dari Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sebaiknya dilakukan dengan
mesin giling (tumbuk) dan tidak diperbolehkan untuk menambahkan air kecuali
telah dikehendaki dan disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
➢ UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Kayu dan/atau multiplek untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan
perkuatan dan angkur angkur yang diperlukan.
c. Bahan pelapis anti lengket beton dan klam-klam pengunci dan pengait.
a. Struktur beton poer, sloof, kolom, balok, tandon air bersih dan kebakaran,
Instalasi Pembuangan Air Limbah (Waste Water Treatment Plant), Dinding
Penahan Tanah (Retaining Wall), core wall, septictank, resapan, dan Pit Stop
(Ruang Bawah untuk Pondasi Lift).
4. Shop drawing
a. Dimana diperlukan, menurut Konsultan Manajemen Konstruksi atau
perencana, harus dibuat shop drawing.
b. Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap randangan bekisting yang berbeda
yang memperhatikan ;
– Dimensi
– Metode konstruksi
– Bahan
➢ BAHAN
1. Bekisting beton biasa
c. Paku, angkur, form ties dan sekrup sekrup, ukuran sesuai dengan keperluan
dan cukup kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika
dilakukan pengecoran,
a. Tidak mengalami deformasi, bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat
c. Tahap terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
➢ UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Pembesian
2. Produk beton
Produk beton yang dipakai adalah beton siap pakai (Readymix Concrete)
dengan mutu Beton :
a. Bekisting beton.
b. Finishing beton.
d. Waterproofing.
f. Bagian bagian pekerjaan mekanikal dan elektrikal yang harus dicor dalam
beton.
4. Standar
b. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-
2847-2002)
1. C 33 (concrete aggregates)
2.7.2 BAHAN
1. Persyaratan bahan
a. Portland cement
Yang menyatakan adalah jenis II SNI 15-2049-2004, menurut NI-8 (type I),
menurut ASTM dan memenuhi S. 400, menurut standar portland cement yang
ditentukan asosiasi semen Indonesia dan terdiri dari satu jenis merek.
b. Agregates
Kualitas agregate harus memenuhi syarat–syarat PBI 1971. Agregat kasar harus
berupa batu pecah (split) yang memenuhi susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton
tidak boleh melebihi dari 5% berat kering. Dimensi maksimum dari agregat kasar
tidak lebih dari 2.0 cm dan tidak boleh lebih dari seperempat dimensi beton yang
terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan. Pasir harus terdiri dari butir
butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah
lempung dan sebagainya.
c. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali dan bahan¬–bahan organik atau bahan bahan lain yang dapat
mengurangi mutu pekerjaan. Kandungan chlorida tidak boleh melebihi 500 p.p.m
dan komposisi sulfat (S03) tidak boleh melebihi 1000 p.p.m. apabila dipandang
perlu, Konsultan Manajemen Konstruksi dapat minta kepada kontraktor supaya
air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan
sah atas biaya kontraktor.
d. Besi beton
1. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Kecuali ditentukan lain dalam gambar,
digunakan besi mutu Tulangan Polos ≤ 12 mm pakai BJTP 24 mm (U-24) dan
Tulangan Ulir ≥ 12 mm pakai BJTD 40 mm (U-39). Khusus untuk wiremesh
menggunakan mutu baja tegangan leleh karakteristik 5000 kg/cm2
2. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/ dimintakan sertifikat dari
laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum
masing–masing 2 contoh percobaan (stres-strain) dan pelengkungan untuk
setiap 20 ton besi, pengetesan dilakukan pada laboratorium yang disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Admixture
1. Pada umumnya dengan pemilihan bahan bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak
diperlukan penggunaan sesuatu admixture.
➢ PELAKSANAAN
1. Kualitas beton
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton yang dipakai dalam
struktur primer adalah K–300, kecuali untuk Core Wall memakai K-350
(tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm
pada usia 28 hari kalender). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.
b. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuan membuat kualitas
beton ini dengan memperhatikan data data mix design pelaksanaan di lain
tempat atau dengan mengadakan trial mixes di laboratorium yang ditunjuk oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.
Buat 3 Kubus 15 x 15 x 15 cm dari setiap 5 m3 atau sebagian dari pada itu atau
dari pengecoran setiap hari, pilih yang paling menentukan dari setiap mutu
beton yang berbeda dan dari setiap perencanaan campuran yang dicor. Buat
dan simpan kubus kubus menurut ASTM 31. Test satu kubus pada hari ke 7 dan
satu kubus pada hari ke 28 menurut ASTN C 39. Simpan satu kubus sebagai
cadangan untuk test pada hari ke 56 jika test pada hari ke 28 gagal. Jika test
kubus pada hari ke 28 berhasil, test kubus cadangan untuk menghasilkan
kekuatan rata-rata dari kedua kudus pada hari ke 28. Sediakan fasilitas pada
lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh yang diperlukan oleh badan
penguji.
d. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut
harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan laboratorium harus
dengan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
g. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air, selamat 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
j. Dalam hal ready mix sulit didapat maka site mix dapat dilakukan dengan
kontraktor terlebih dahulu mengadakan presentasi untuk mendapatkan
persetujuan dan untuk itu disyaratkan mesin molen produksi mutu beton K-300
harus menggunakan portable beton mix dan volume dan system minimal 1 m3
beton setiap 1 campurannya.
3. Penggantian besi
2. Jika hal tersebut diatas dimintakan pekerjaan tambah oleh Kontraktor, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis
dari Perencana Konstruksi.
4. Perawatan beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
➢ UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat alat bantu
lainnya untuk melaksanakan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil
yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pelat lantai, pelat tangga, balok tangga, kolom praktis,
beton ring balok, dan balok kantilever untuk bangunan yang dimaksudkan
termasuk besi beton dan pekerjaan bekisting / acuan dan semua pekerjaan
beton yang bukan struktur sesuai yang ditunjukkan didalam gambar.
2. Standar
e. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-
2847-2002)
– C 33 (concrete aggregates)
– 211 (recommended practice for selecting proportions for normal and heavy
weight concrete)
➢ BAHAN
1. Persyaratan bahan
a. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merek dan
atas persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi dan harus memenuhi NI-8.
Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan. Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari
tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
b. Pasir beton
Harus terdiri dari butir butir yang bersih dan bebas dari bahan–bahan organis,
lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan
yang dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Koral beton/split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai syarat syarat PBI 1971. Penyimpanan/penimbunan
pasir koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin
kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan
adukan beton yang tepat.
d. Air
Air digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton. Apabila
dipandang perlu Konsultan Manajemen Konstruksi dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
e. Besi beton
Pada penulangan pelat lantai digunakan besi mutu U-24, sedangkan untuk
penulangan pelat pada Core Wall dan Shearwall memakai besi mutu U-39. Besi
harus bersih dari lapisan minyak/lemak dari bebas dari cacat seperti serpih-
serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan NI 2 (PBI 1971). Bila
dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang dan sah atas biaya kontraktor.
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi dan tertutup, kering, tidak,
lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
d. Kontraktor bertanggungjawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban
kontraktor.
➢ PELAKSANAAN
1. Mutu beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang sekunder adalah
K–300.
2. Pembesian
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus diikat dengan papan acuan atau
lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan PBI
1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam. Waktu 1 x 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Konsultan Manajemen Konstruksi.
3. Cara pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen yang kondisi mesin dan
fisiknya baik (tidak rusak)
b. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan dan harus disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi. Operator beton molen harus orang yang ahli dalam bidangnya.
4. Pengecoran beton
5. Pekerjaan acuan/bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak akan berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
c. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin : bebas dari kotoran kotoran
(tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, setelah
pengecoran dilakukan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
d. Kontaktor harus memberikan contoh contoh material (besi, koral/soft, pasir
dan semen Portland) kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
e. Bahan bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan
yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai
persyaratan.
f. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat
besi beton/rangka harus memenuhi syarat syarat yang ditentukan dalam NI-2
(PBI tahun 1971)
g. Beton harus dilindungi dan pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
h. Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
b. Bila tidak ada certificate test, maka Kontraktor harus melakukan pengujian
atas besi/kubus di laboratorium yang ditunjuk kemudian.
c. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil,
benda berupa kubus 1 silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat
syarat/ketentuan dalam PBI 1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi dan diperiksa di laboratorium kontruksi beton
yang ditunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
a. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras minimal
selama 3 x 24 Jam setelah pengecoran.
➢ PENGENDALIAN PEKERJAAN
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti yang tertera dalam PBI-89 dan SNI 03-2847-2002.
➢ BAHAN-BAHAN
Bahan menggunakan adukan beton siap pakai (ready mixed concrete) atau
dengan beton adukan di tempat dengan memakai molen, control mutu sesuai
dengan spesifikasi ini.
a. Agregat beton
- Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
dengan Wet System Stone Crusher.
b. Agregat kasar
- Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak
berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak
boleh melampaui 20% dari jumlah berat seluruhnya.
- Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton.
c. Agregat Halus
- Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir lokal.
- Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali & substansi-substansi
yang merusak beton.
- Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5%.
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,595 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam PBI-1989 dan SNI
03 – 2847 – 2002.
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk
seluruh pekerjaan beton.
Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh
pabrik dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai dengan urutan
pengirimannya.
Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus
dikeluarkan dari lapangan.
e. Pembesian
Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain,
apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi
diameter penampang besi, atau dengan bahan cairan sejenis "Vikaoxy Off" yang
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
Penulangan harus terdiri dari baja keras dengan mutu U 39 dan baja lunak
dengan mutu U 24 sesuai PBI-1989 dan SNI 03–2847–2002.
f. Kawat Pengikat
g. Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam PBI-1989 dan SNI
03–2847–2002.
h. Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila
diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk
POZZOLITH 300 R atau yang setaraf. Bahan tersebut harus disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi. Additive yang mengandung chloride atau
nitrat tidak boleh dipergunakan.
➢ PELAKSANAAN
Sebelum dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan trial test atau mixed
design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat
tercapai. Dari hasil test tersebut ditentukan oleh Pengawas "Deviasi Standard"
yang akan dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan.
Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka stek-stek dan anker-anker dipasang
dengan jarak setiap 1 meter.
b. Pengecoran Beton
- Memberitahukan Konsultan Manajemen Konstruksi selambat-lambatnya 24
jam sebelum sesuatu pengecoran beton dilaksanakan.
- Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan waktu
ini dapat berkurang lagi jika Konsultan Manajemen Konstruksi menganggap
perlu didasarkan pada kondisi tertentu.
- Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu
bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 2
meter.
Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan
dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.
- Bila pengecoran harus berhenti sementara beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitances) dan
partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai
tercapai beton yang padat.
Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
c. Pemadatan Beton
Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak berlebihan
(overvibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan
beton-beton tidak akan diterima.
- Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.
- Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan
penggetar frekuensi tinggi 0.2 cm, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.
- Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan
terlatih.
- Kolom 150 75
Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi harga
tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak
boleh melebihi 150 mm.
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinu dari
hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton harus dibuat
1 sample benda uji.
h. Pemeriksaan lanjutan
Pimpinan Proyek
Apabila perancah di desain oleh para professional maka peimpinan proyek tetap
diharuskan untuk memastikan bahwa perancah telah di bangun sesuai dengan
desain yang diberikan.
Pekerja
Supervisi
Pembangunan perancah harus selalu dalam supervisi pekerja yang
berpengalaman dalam pembangunan dan penggunaan perancah tersebut.
Meskipun sistem perancah bervariasi antara manufaktur yang satu dengan yang
lainnya, tetap ada beberapa kesamaan dalam beberapa hal-hal yang mendasar.
Supervisor dapat memastikan bahwa perancah didirikan sesauai dengan
rekomendasi dari penyedia dan/ desainer.
B. TIPE PERANCAH
Dalam memilih sistem perancah dan komponen yang akan digunakan, hal
pertama yang harus diperhatikan adalah pengertian yang mendalam akan
kondisi lapangan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pimpinan proyek
harus memperhitungkan beberapa hal sebagai berikut:
Dasar pertimbangan:
- beban pekerja, beban peralatan, dan beban material yang akan diterima oleh
perancah (beban kerja yang aman).
- Kondisi lapangan (interior, exterior, urugan, lantai kerja, tipe dan kondisi
dinding, akses untuk peralatan, variasi ketinggian, titik angkur, dan sebagainya)
- Akses ke perancah.
- Papan peringatan.
Perancah harus didirikan pada permukaan yang dapat mendukung beban sama
rata. Untuk mendukung atau menguatkan sistem rangka perancah maka urugan
tanah harus dipadatkan dan diratakan dengan baik. Lumpur dan tanah yang
lembek harus diganti dengan kerikil yang dipadatkan.
Perancah yang didirikan diatas permukaan berupa tanah atau kerikil harus di
dukung dengan mudsill. Adapun mudsill ini berupa papan S-P-F dengan ukuran
minimal 50 mm x 250 mm yang harus berkesinambungan dibawah dengan
minimal 2 struktur akhiran yang menerus. Untuk struktur perancah diharuskan
mempunyai pelat dasar yang baik dengan screw jack yang dapat diubah-ubah
ketinggiannya dibawah setiap rangka pendukung, apabila struktur rangka
perancah berdiri di atas permukaan beton (concrete). Rangka dasar yang baik
dibutuhkan pada setiap kondisi. Pelat dasar harus diletakkan di tengah papan S-
P-F tersebut. Pelat dasar harus diletakkan diatas titik tengah papan dan papan
tersebut harus menutupi minimal 600 mm dari ujung kaki perancah. Papan
tersebut harus diletakkan sepanjang rangka dan sebaiknya mengikuti panjang
dan lebar rangka perancah untuk totalitas pendukung.
Sangat penting adanya untuk merakit semua bagian, fitting dan aksesoris yang
diperlukan untuk mendirikan perancah, sehingga pendirian perancah sesaui
dengan instruksi pihak penyedia. Apabila beberapa bagian tidak terdapati di
lapangan, maka perlu dipastikan bagain-bagian dari perancah tersebut dapat
dipenuhi secepatnya. Jangan mencoba untuk mendirikan perancah hanya
dengan sebagian dari jumlah pelat dasar, pengaku, konektor dan sebagainya.
Pastikan bahwa semua komponen dalam kondisi bagus dan perlu diadakan
pengetesan untuk memastikan bahwa bagian-bagian tersebut tidak dalam
kondisi rusak. Semua fitting harus dikoneksikan dengan baik dan kuat.
Penyikuan ( Plumbness)
12 mm 3 meter
19 mm 6 meter
38 mm Ketinggian Maximal
Pengaku (Bracing)
Pengaku ( bracing) membantu agar rangka perancah seimbang tegak lurus dan
siku 90 derajat baik secara vertikal dan horizontal. Sekali rangka telah dipasang
dengan pelat dasar (flexible), maka penguat harus di pasang pada tiap tower.
Pengaku harus dipasang pada tiap ujung-ujung rangka perancah.
Pengaku pada bagian vertikal wajib diletakkan pada kedua sisi dari tiap rangka.
Penguat horizontal diperlukan pada pertemuan ujung di tiap tingkat ketiga
rangka perancah. Penguat horizontal harus cocok dengan pada bagian dimana
perancah diikat atau menempel pada bangunan atau struktur yang sedang
dikerjakan. Pengaku horizontal dibutuhkan untuk menjaga stabilitas dan
kapasitas beban yang diterima. Penggunaan pengaku horizontal pada tingkatan
pertama membantu untuk menyikukan perancah sebelum pelat dasar
ditancapkan ke mudsill.
Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
Jenis dan Type Air Condition yang dipasang di Pemkab Jeneponto, Kab Jeneponto
adalah MULTI Type INVERTER yang dilengkapi Filter Harmonic
2. Umum
Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Sedang ketentuan spesifik dari kemampuan unit (performance)
dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
3. Spesifikasi Teknis
a. Unit memakai Freon Rama lingkungan R 410 yang bekerja pada saturated
discharge temperature kira-kira 40 ºC, 50 ºC (105 ºF). Kapasitas unit
berdasarkan kepada :
- Udara pendingin kondensor 35 ºC.
- Temperatur ruang 24 - 22ºC : 55% RH.
b. Outdoor Unit
Kompresor dari jenis “Recripocating” dan “Serviceable Hermatic”, automatic
reversible oil pump, crankcase heater untuk pngaturan kelarutan minyak selama
shutt down. Casing dari outdoor unit harus waterproof galvanized steel yang
difinish memakai baked enamel.
Semua pipa suction hendaknya diisolasi dengan “close fitting celculer insulation”.
Masing-masing unit dilengkapi dengan factor wired panel control pengaman
terhadap overload, pembatas arus. Control pengaman terdiri atas low pressure
switch, high pressure switch, oil pressure safety switch, compressor motor
protector, heater control relay.
Fan dari condesing unit adalah propeller dengan hubungan langsung dan
dilengkapi dengan pelindung pengaman.
c. Indoor Unit
- Fan harus dari tipe Forwad dan harus sudah di balanced secara statis dan
dynamic di pabrik pembuatnya.
- Filter Air Conditioning harus dilengkapi dengan Filter dari type washable.
d. Peralatan Pengaturan
Suatu room thermostat yang dilengkapi dengan switch Off, Fan, Cool dan room
temperatur setting akan memfungsikan unit beroperasi.
❖ PEKERJAAN PERPIPAAN
1 Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, dengan isolasi atau tanpa
isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
2 Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang
tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang
diperlukan dan mendapat persetujuan dar Direksi sebelum dilaksanakan.
3 Konstruksi Pemipaan Refrigerant & Drain
a. Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh system
AC, (refrigerant dan Isolasi) termasuk fitting-fitting dan alat-alat bantu).
b. Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan
sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih,
kering dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek
mungkin.
c. Pipa tembaga dari jenis ASTM B280 yang dehydranted dan sealed.
Diameter pipa yang dipakai harus disesuaikan kembali dengan kapasitas
pendingin mesin dan panjang ekivalen pipa.
d. Perbedaan tinggi antara condensing dan evaporator dan panjang pipa tidak
melebihi yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
e. Sambungan pipa memakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti
nitrogen kering ke dalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan
terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
f. Solder lunak “tinlead 95-5” dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge
gas panas.
g. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
h. Suatu alat pengering refrigerant (filter drier) denagn kapasitas yang cukup
serta “sight glass moisture indicator” harus dipasang pada bagian “liquid line”
setiap pipa terpasang, sight glass harus dilengkapi dengan tutup pelindung,
filter drier harus menurut ARI Standard 710, hendaknya jenis full low
replaceable care.
i. Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum pemasukan
tiap thermostatic expansion valve.
j. Pipa drain menggunakan Pipa PVC klas AW dengan diameter 20 mm.
2. Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel dan perletakan
panel seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route, lokasi
panel dan perletakan instrument kontrol.
a. Panel
- Semua komponen-komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga dan
panel-panel kontrol harus buatan MG atau ABB atau setaraf yang disetujui
Direksi.
- Panel-panel tenaga harus dibuat dari pelat besi setebal 2 mm, dilengkapi
dengan kunci Yale atau setaraf pengecatan dengan cat bakar dan powder
coating minimum 2 kali. Warna finishing ditentukan kemudian.
- Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan tertentu
yaitu panel-panel yaitu yang dirakit disini haruslah berasal dari lebih kecil dari
3 ohn, diukur setelah minimal tidak hujan 2 (dua) hari.
b. Panel Pembagi
- Panel pembagi harus dilengkapi dengan pilot lamp R-S-T, voltmeter serta
ampermeter dengan selector switch untuk 3 phase, plat nama untuk
peralatan.
c. Wiring
- Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam metal conduit
JIS standard (Maruichi, National atau Pusan).
- Wiring digram hendaknya disesuaikan enagn kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan.
- Kabel yang dipasang di dalam tanah, jenis NYFGBY harus dipasang
sekurang-kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan
pelindung, kemudian dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug
kembali.
- Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
- Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel schoen”.
Pemasangan “kabel schoen” harus menggunakan timah pateri lalu dipres
hydraulis.
- Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
- Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
flexible conduit.
- Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan
diklem rapike dinding memakai klem pipa.
- Kabel-kabel yang digantung pada pelat beton harus memakai klem
penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
- Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabel metal atau 4 besar.
❖ PEKERJAAN LAIN LAIN
1. Pondasi
- Semua pondasi beton yang diperlukan untuk outdoor unit, panel-panel listrik
termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.
- Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar
rencana, atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau
penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct yang
diperlukan.
- Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan
harus berkonsultasi dengan Direksi dan Pemborong Sipil.
- Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan
menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission) ke
dalam ruangan-ruangan yang dihuni.
2. Pengecatan
- Untuk pengantungan/penyangga harus dicat meni dan setelah itu dicat dengan
cat alumunium.
- Semua equipment, disebabkan gangguan cuaca atau gangguan setempat atau
karat yang merusak sebagian atau seluruh cat aslinya, harus dicat lagi dengan
warna yang sesuai secara keseluruhan atau warna yang diminta Direksi.
- Cat dasar, dan finishing dari merk ICI atau yang setaraf yang dapat disetujui.
Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk
seluruh system tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran-
besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat dalam gambar-gambar
rencana sehingga system betul-betul dapat berfungsi dengan baik dan sesuai
dengan rencana.
2. Umum
harus mengikuti standard yang berlaku secara umum seperti standard NEBB,
3. Peralatan Ukur
Minimal peralatan ukur seperti di bawah ini harus dimiliki oleh kontraktor yang
bersangkutan antara lain :
a. Pengukuran laju udara
- Anemometer dan sejenisnya.
- Hood untuk mengukur udara di diffuser.
b. Pengukuran temperatur udara/air
- Sling psychrometric.
- Thermometer.
c. Pengukuran listrik
- Voltmeter.
- Ampermeter / Tang – Ampere.
4. Pelaksanaan TAB
- Secara detil TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh system dan bagian-
bagiannya, sehingga didapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai atau
mendekati besaran yang ditentukan dalam rencana.
- Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap
besaran-besaran yang ditentukan dalam design, juga diwajibkan melaksanakan
pengukuran terhadap besaran-besaran yang tidak tercantum dalam gambar
rencana, tapi besaran ini sangat diperlukan dalam penentuan kondisi dan
kemampuan peralatan dan juga sebagai data-data yang diperlukan bagi pihak
maintenance dan operation.
- Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap besaran-
besaran lainnya yang tidak tercantum dalam gambar rencana harus dituangkan
dalam satu laporan yang bentuknya (formnya) sudah disetujui oleh pengawas.
- Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineernyang betul-betul sudah
berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.
- Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga pengawas,
dimana hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan
oleh pengawas tersebut dan dalam laporannya ikut menandatangani.
- Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu rencana kerja,
mengenai prosedure pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian pekerjaan,
dan prosedure ini agar dibicarakan dengan pihak MK untuk mendapatkan
persetujuannya.
Adapun produk, bahan dan peralatan pada dasarnya harus sesuai dengan daftar
material.
a. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan
telah biasa mengerjakannya.
b. Khusus untuk ijin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai)
diperkenankan PAS PLN yang dimaksud).
4. Gambar-gambar system ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenance
jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
6. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan
gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari
instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
7. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang
disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan
kepada MK pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri dari 1
kalkir dan 3 (tiga) blue print, dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.
11. Apabila pelaksanaan pemasangan ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
13. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,
Kontraktor harus segera menghubungi Direksi. Pengambilan ukuran dan/atau
pemilihan kapasitas peraltan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.
• LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan system plumbing meliputi :
a. Perpipaan
b. Reservoir /Tangki air bawah
c. Roof Tank
d. Dep Well /Pompa sumur dalam
e. Pompa distribusi
f. Pengkabelan
g. Panel listrik
h. Peralatan instrumen dan control
i. Penyambungan ke peralatan penunjang
j. Penyambungan ke peralatan pemakai
a. Perpipaan
b. Penyambungan dengan peralatan plumbing
c. Sumur periksa
d. Manhole
e. Bak sewage
f. Floor drain
g. Clean out
h. Roof drain
a. Perpipaan
b. Tanki pengolahan limbah Biotek
CW 5 10 15 G 10 IA
Air dingin dlm gedung
Siram taman CW 5 10 15 G 10 IA
Hydrant FH 10 15 20 IA
Air hujan SD Gr 8 2 PV IA
h. Spesifikasi G 10
Digunakan untuk instalasi air dingin di luar gedung, siram taman dan instalasi
dalam gedung dan udara tekan.
Uraian Keterangan
i. Spesifikasi PV 5
Digunakan untuk instalasi air limbah dengan pengaliran sistem grafitasi.
Uraian Keterangan
j. Spesifikasi PV 8
Digunakan untuk instalasi air hujan.
Uraian Keterangan
k. Spesifikasi B20
Penggunaan : Hydrant, Sprinkler.
Uraian Keterangan
l. Valve Schedule
Isolating Regulating Check
Hydrant &
Butter Double
Ball Butter fly globe swing
Sprinkler fly disc
Waste water by
Ball Butter Double
Butter fly globe swing
pump fly disc
Untuk memperkecil volume air mati setebal 750 mm pipa isap pompa, maka
harus dibuat suction pit sedalam 750 mm untuk setiap tangki air.
Tangki air dapat dibuat dari konstruksi beton, glass reinforced atau coated
steel.
1. Manhole
2. Tangga monyet
3. Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
4. Level indikator
5. Pipa peluap
6. Sleeve untuk masuk, pipa isap, pipa penguras dan kabel
2. Roof Tank
Tangki air harus dibuat dengan konstruksi stainlessteel sebagai berikut :
Untuk memperkecil volume air mati setebal 250 mm pada pipa grafitasi air.
1. Manhole
2. Tangga monyet
3. Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
4. Level indikator
5. Pipa peluap
6. Sleeve untuk masuk, pipa isap, pipa penguras dan kabel
4. Pompa Transfer
1. Pompa transfer harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai
setiap variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
2. Pompa transfer harus mempunyai paling sedikit 2 pompa. Sedangkan
laju aliran masing-masing pompa berdasarkan standard pabrik perakit.
3. Peralatan kendali untuk laju aliran sampai dengan 100 liter/menit boleh
mempergunakan flow monitor control system.
4. Setiap pompa transfer terdiri dari peralatan sebagai berikut :
• End suction self priming lengkap dengan motornya
• Pressure tank
• Inlet and outlet valves
• Check alve against water hamer
• Inlet strainer
• Power and control panel
• Flow regulator
• Pressure switch/flow monitor switch
• Pressure gauge
• Hydraulic connections
• Electrical connections
• Base frame
b. Sumur Periksa
1. Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun
setiap jarak maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam
tanah.
2. Sumur periksa harus dibuat konstruksi beton.
3. Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 600 x 600 mm serta
harus dibuat beralur sesuai dengan fungsi saluran yaitu, lurus, cabang
dan belokan.
c. Manhole
1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapisi
dengan cat bitumen.
2. Rangka dan tutup berbentuk perangkap, sehingga setelah diisi gease
akan terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang lewat orang sebesar minimum 600 mm, sedangkan
untuk orang lewat peralatan harus sesuai dengan besar peralatan
tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan peruntukan lokasi.
1. Floor drain yang digunakan di sini harus jenis Bucket trap, water proved
type, dengan 50 mm water seal
2. Floor drain terdiri dari :
Chromium plate bronze cover and ring
PVC neck
Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with
flange for water proving
3. Floor drain harus mempunyai ukuran :
Outlet diameter Cover diameter
2” 4”
3” 6”
4” 8”
1. Floor clean out yang digunakan di sini adalah surface opening water
prooved type.
2. Floor clean out terdiri dari :
Chromium plate bronze cover and ring heave duty type
PVC neck
Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with
flange for water proving.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karat
sehingga mudah dibuka dan ditutup.
1. Roof drain yang dipergunakan di sini harus dibuat dari cast iron dengan
kostruksi.
2. Luas yang dilewati air dari tutup roof drain ialah sebesar 2 kali luas
penampang pipa buangan.
3. Roof drain harus terdiri dari 3 bagian :
Bitumen coated cast iron dengan water prooved flange.
Bitumen coated neck for adjustable fixing.
Bitumen coated cover dome type.
➢ PENGUJIAN
1. Sistem Air Bersih
a. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan
tekanan air di bawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah
50% atau 10 kg/cm2 dan tidak lebih tinggi dalam jangaka waktu 1 jam.
b. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus
diuji kembali.
c. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas
(diputus) dari hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan
daftar material.
• LINGKUP PEKERJAAN
Kontraktor harus menawarkan system pemadam kebakaran dengan Sistem
Hydrant dalam paket pekerjaan Mekanikal.
Pada garis besarnya, lingkup pekerjaan dari sub pekerjaan ini adalah
pengadaan, pemasangan dan pengetesan pemadam kebakaran untuk ruang
kantor pusat.
• SYSTEM HYDRANT
1. Fire Water Tank
2. Hydrant Pump Sets
3. Hydrant boxes
4. Pillar Hydrant
5. Fire brigade connections
6. Pemadam Api Ringan (PAR/PFE)
7. Piping
8. Related Electrical works such as control panel, wiring etc
9. Related works such as foundations, concrete block, painting etc
➢ PERATURAN DAN PERSYARATAN PERALATAN
Desain, peralatan, instalasi dan pengujian harus memenuhi peraturan dan
persyaratan sebagai berikut :
Gambar shop drawing harus cukup rinci untuk menunjukan tipe, ukuran dan
pengaturan letak komponen material dan peralatan. Seluruh gambar harus
diajukan untuk diperiksa dan diperoleh persetujuan Pengawas/MK sebelum di
instalasi. Dilakukan pihak Kontraktor harus menyampaikan brosur rinci dari
operasi kerja, pengisian dan tata letak system. Pihak kontraktor harus
menggunakan peralatan pabrikan dengan memberikan 12 bulan masa garansi
terhadap kesalahan discharge jika seluruh kondisi peralatan telah memenuhi
segala persyaratan.
➢ PERSYARATAN PELAKSANAAN
1. Kontraktor harus dapat meyakinkan Pemberi Tugas, bahwa pekerjaan
dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman dan mengikuti
standard yang telah ditentukan. Selama pekerjaan pemasang, kontraktor
harus menempatkan seorang ahli yang selalu mengawasi pelaksanaan.
2. Kontraktor harus mengganti kembali material-material yang mengalami
kerusakan pada saat dalam penyimpanan maupun pemasangan sehingga
secara fisik maupun teknis tetap terpenuhi.
3. Kontraktor harus membersihkan kembali sisa-sisa / bekas pekerjaan yang
berupa potongan-potongan kayu, kabel, metal, bekas bobokan baik tembok /
beton maupun dinding dan lantai.
4. Kontraktor harus mengadakan testing, start-up dan demonstrasi bila diminta
dan segala keperluan untuk itu menjadi tanggung jawab kontraktor.
5. Sekurang-kurangnya 1(satu) bulan sebelum proyek diserahkan kepada
pemilik, Kontraktor wajib menyerahkan manual data operasi, keterangan
spare part, serta instruksi-instruksi yang dianggap perlu terhadap semua
peralatan yang dipasang.
6. Semua peralatan-peralatan harus diketanahkan sesuai peraturan yang ada
dan terpisah dengan pentanahan instalasi listrik. Untuk itu kontraktor harus
membuat gambar kerja/shop drawing untuk disetujui MK/Pengawas.
7. Semua material yang dipasang harus sudah ada dalam keadaan difinish
dengan baik sesuai yang disyaratkan. Finishing setelah dipasang disyaratkan
dan ini mencakup segala perbaikan pada material tersebut maupun
pekerjaan sebagai akibat pemasangan instalasi tersebut. Di dalamnya
meliputi : pengecatan kembali, pembersihan dan lain-lain.
8. Semua peralatan dari system inert gas yang dapat terlihat, seperti konduit
yang tidak ditanam, manual call, bell, signal/location lamp dan lain-lain harus
difinished dengan cat merah atau warna cat lainnya sesuai dengan peraturan
yang berlaku dan disetujui MK/Pengawas.
➢ SYSTEM HYDRANT
2. Hydrant pump set harus terdiri dari satu atau lebih pompa utama dan satu
pompa joki.
3. Unit pompa type end suction dengan flanged connection dan komponen
sebagai berikut:
- Cast iron casing
- Bronze impeller
- Heavy duty steel shaft
- Gland packing
- Heavy duty grease lubricated bearings
4. Motor pompa
- Motor pompa harus mendapat sumber daya dari PLN dan Genset
otomatis.
- Sumber daya dari PLN harus diambil dari switch khusus sebelum
main switch
6. Hydrant pump set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut:
- 1 (satu) unit jokey pump kapasitas 25 gpm, head 85 meter.
- 1 (satu) unit Electric hydrant pump kapasitas 500 gpm, head 85
meter.
- 1 (satu) unit Diesel hydrant kapasitas 500 gpm, 85 meter.
- Jockey pump with motor.
- Main pump with motors.
- Pressure tank membrane pre-charge type.
- Inlet and outlet headers.
- Check valve against water hammer.
- Inlet strainers.
- Power and control panels.
- Flow regulators.
- Pressure switches.
- Pressure gauges.
- Hydraulic connections.
- Electric connections.
- Base frame.
- Annunciating pump status:
⚫ Jockey pump ON, indicating lamp
⚫ Main pump ON, alarm horn & indicating lamp
⚫ Water level too low, alarm horn, indicating lamp
7. Pengaturan hydrant pump set adalah sebagai berikut:
- Apabila tekanan air dalam jaringan turun disebabkan adanya
kebocoran, uji coba hydrant maupun hydrant flushing sampai
ambang batas yang telah ditentukan maka pompa joki akan start
dan akan stop otomatis di ambang batas tekanan yang juga telah
ditentukan.
- Apabila tekanan air dalam jaringan terus turun Karena dibukanya
satu atau lebih katup hydrant atau bekerjanya beberapa hydrant,
maka satu atau dua main pump start sampai stop secara manual
oleh operator apabila uji coba atau pemadaman telah selesai.
8. Standard Pompa NFPA 20.
2. Engine driven fire pump harus diuji coba minimal sekali dalam seminggu
3. Engine driven fire pump harus merupakan satu paket yang dirancang
khusus untuk keperluan pemadam kebakaran yang antara lain terdiri dari:
- Centrifugal end suction fire pump.
- Diesel engine.
- Starting device with pully or motor starter.
- Battery starter and outside battery charger.
- Engine speed control device.
- Fuel tank 4 jam.
- Hydraulic connections.
- Control board.
- Instrumentations.
2. Motor harus TEFC Class F Insulation, 80°C temperature rise, Star delta,
Starting dan bertahan untuk kondisi tropis. Motor dimension setara dengan
NEMA Standard, dan National Electric Standard.
3. Motor harus dapat menjalankan pompa pada semua Duty Point sesuai
dengan Impeller yang terpilih dengan tanpa gangguan Over Load.
4. Motor Controller harus memenuhi standard NFPA-20 dengan panel yang
terbuat kokoh, dry proof dan tahan terhadap moisture serta diberi label Fire
Pump Motor Controller.
5. Pompa bekerja harus secara otomatis pada waktu pressure drop tekanan
dalam pipa riser hydrant turun, bila fire hose nozzle dibuka head sprinkler
pecah atau dari signal panel fire alarm tetapi untuk mematikan pompa harus
secara manual dan dilengkapi switch untuk manual start untuk menjalankan
pada waktu pengetesan.
2. Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan
sebagai berikut :
- Bahan terbuat dari plat dengan ketebalan 1,2 mm,
ukuran 660 mm L, 950 mm T & 200 mm D dicat duco
warna merah dengan tulisan warna putih HIDRANT pada
tutup yang dapat dibuka 180º dan dilengkapi stopper.
- Fire hose dengan bahan cotton yam, polyster fibre dan
black Teflon polyethelente lined size 65 mm x 30 meter,
tekanan kerja 10 Kg/cm2 termasuk machino coupling
- Hydrant straight nozzle size 65 mm terbuat dari material
tembaga dan kepala kuningan
B. Pillar Hydrant
Pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way
body cas iron, branch valve lengkap dengan as dan coupling tersebut
1. Bahan atau peralatan dari kualifikasi atau type yang sama, diminta merek
atau pabrik yang sama.
2. Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku dari peralatan yang
jumlahnya jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap
kali peralatan itu diperluka, sehingga merupakan unit yang lengkap. Apabila
suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik pembuatnya atau mereknya,
hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, type perencanaan dan karakteristik.
3. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikiasi adalah minimum.
4. Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta
dengan syarat :
- Mengajukan persetujuan dari Pemberi Tugas.
- Tidak menyebabkan system menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan waktu.
➢ PERSYARATAN PEMASANGAN
1. Persyaratan Instalasi dan Peralatan
a. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah
mendapat Surat Perintah Kerja ( SPK ). Dan bisa mengajukan usul-usul
kepada MK, apa yang perlu dirubah atau diatur kembali agar semua
instalasi dan peralatan dalam system dapat ditempatkan dan bekerja
sebaik- baiknya.
- Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah
pengukuran, meneliti peil – peil dalam proyek menurut keadaan
sebenarnya.
- Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan
data-data kepada MK.
- Membuat photo dokumentasi pada prestasi phisik 0%- 25% - 50% -
75% dan 100 %.
b. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah,
potongan dan detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan
mendapat persetujuan dari MK.
c. Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga
pemasangan instalasi dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi
tabrakan.
d. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk
site atau dipasang harus mendapat persetujuan dari MK.
3. Gali Urug
a. Kontraktor listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang
sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
b. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus
dibuat gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua
pihak dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana MK.
c. Kesalahan yang timbul karena kelalaian kontraktor listrik menjadi
tanggung jawabnya.
d. Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali
demgam sirtu sampai padat.
e. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain
harus diperbaiki kembali oleh kontraktor listrik dengan beban biaya
tanggungan sendiri.
4. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan dan panel – panel listrik harus diberi pentanahan.
System pentanahan baik peralatan electronic maupun panel listrik dan
sebagainya dijadikan satu selanjutnya dihubungkan dengan grounding (
pentanahan ) pondasi bangunan.
➢ PENGUJIAN DAN TESTING
1. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh
yang baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan
pabrik. Bila diperlukan, bahan – bahan instalasi dan peralatan dapat diminta
oleh MK untuk diuji ke Laboratorium atas tanggungan biaya kontraktor.
2. Tahap – tahap pengujian adalah sebagai berikut :
a. Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan
sesudah bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh hasil baik menurut
PLN, spesifikasi dan pabrik.
b. Semua panel listrik sebelum dipasang dan esudah dipasang harus diuji
tegangan dan tahan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus diuji system
kerjanya sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
c. Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
d. Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan mantap
dan tidak terjadi kesalahan sambung atau polaritas.
e. Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang
dispesifikasikan.
f. Pengujian harus bersama Direksi dan dibuat laporan tertulis.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan
daftar material.
➢ UMUM
Kontraktor harus melaksanakan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini atau pun yang tertera dalam gambar, dimana bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi. Bila
ternyata terdapat perbedaan anatara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, ini merupakan kewajiban
kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehinggaa sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya tambahan biaya.
a. SK Menteri PU. No. 2 tahun 1985 dan SKBI 3/4/53 tahun 1987.
b. Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3, 1075.
c. SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983.
d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
e. Data teknis dari product di bidang peralatan System Penangkal Petir yang
dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai negara.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
Petir adalah suatu gejala listrik diAtmosfir yang timbul bila terjadi banyak
kondensasi dari uap air dan timbulnya arus udara yang naik dan sangat kuat.
Instalasi Penangkal Petir ialah instalasi suatu System dengan komponen dan
peralatan secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap Petir dan
menyalurkan ketanah dengan melalui kabel, sehingga seluruh bangunan
berserta isi terhindar dari sambaran Petir.
harus dilengkapi kunci yang seragam untuk semua Juntion Box dan terminal
penyambungan kabel.
h. Kabel
Kabel yang dipakai jenis Coaxial atau NYY single core dia 50 mm2
Kabel yang dipakai untuk instalasi Obstruction lamp adalah jenis NYM
dengan ukuran 3x1,5 mm2 dipasang dalam pipa conduit
i. Conduit
Conduit yang dipakai adalah conduit PVC High Impact dengan diameter
dalam minimum 1,5 kali diameter kabel.
➢ PERSYARATAN TEKNIK PEMASANGAN
• Peralatan
• PENGUJIAN
- Semua Peralatan dalam sytem Penangkal Petir ini harus diuji oleh
Perusahaan pemegang keagenan peralatan dimana Perusahaan tersebut
harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya system setelah dilakukan
test pengujian yang dinyatakan berfungsi dengan baik
- Menyiapkan sertifikat pemasangan dari Instansi yang berwenang
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan
daftar material.
LINGKUP PEKERJAAN
➢ Umum
Kontraktor harus melaksanakan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini atau pun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan anatara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehinggaa sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya.
Pelaksanaan instalasi fire alarm system dan pemilihan serta penempatan jenis
detector didasarkan pada :
a. SK Menteri PU. No. 2 tahun 1985 dan SKBI 3/4/53 tahun 1987.
b. Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3, 1075.
c. SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983.
d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
e. Data teknis dari product di bidang peralatan fire alarm system yang dibuat
oleh pabrik-pabrik dari berbagai negara.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
Apabila keadaan fire alarm tidak bisa teratasi maka kita dapat mengaktifkan
general alarm secara manual, dimana seluruh indicator lamp akan menyala.
Detector
d. LCD Enunciator
⚫ Type : Back-lit LCD
⚫ Sound : Synthetic sound, electronic sound and buzzer
⚫ LED/switch untuk proses monitoring, action & maintenance dan battery
charger
Kotak hubung bagi harus type surface mounting dan dibuat dari pelat besi
setebal minimum 2 mm dan seluruhnya harus dicat anti karat dengan zinchromat
sebelum dicat akhir dengan cat bakar acrylic warna abu-abu.
Kotak hubung harus dilengkapi kunci yang seragam untuk semua kotak hubung
bagi dan terminal pemyambungan kabel.
Kabel
Kabel yang gipakai harus jenis NYY multicore diameter 1,5 mm2 untuk kabel
power.
Kabel yang dipakai untuk instalasi masing-masing detector adalah jenis NYA
atau NYM dengan ukuran 2x1,5 mm2 dipasang dalam pipa konduit dengan sadle
klem merk yang sama.
Konduit
Konduit yang dipakai adalah conduit PVC High Impact dengan diameter dalam
minimum 1,5 kali diameter kabel.
a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di kabel tray dan
instalasinya memakai pipa konduit.
b. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland
dan memakai flexible conduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah
minimum 20 M Ohm.
• PENGUJIAN
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen
tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus
menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instalasi yang berwenang.
Pengujian terhadap tahanan isolasi kabel kontrol harus dilakuan sesuai dengan
PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik).
➢ Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan
yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan
kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan
biaya.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi CCTV yang dimaksud adalah sebagai
berikut
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
CCTV System
Pada dasarnya CCTV System terdiri dari tiga perangkat utama, yang pertama
yaitu perangkat kamera yang dalam beberapa situasi membutuhkan perangkat
pendukung kamera untuk meletakkan, melindungi maupun menggerakkan
kamera dan lensa-lensanya. Yang kedua yaitu perangkat monitor. Secara
sederhana, kamera dapat digambarkan sebagai perangkat input, dan monitor
sebagai perangkat output. Kedua perangkat tersebut akan menjadi sebuah
sistem
yang kompleks apabila terdapat lebih dari satu kamera maupun monitor antara
lain bagaimana menentukan kamera yang gambarnya akan ditampilkan,
bagaimana mengatur tampilan gambar yang diinginkan dan bagaimana
perekamannya. Di sinilah peranan perangkat ketiga yaitu perangkat controller
dan recorder.
berpengaruh pada apa yang ingin ditampilkan pada monitor dan tujuan dari
Kamera, Lensa dan Bracket secara sederhana dapat dibagi dalam dua Kategori.
Dome Camera Pan/Tilt & Zoom Day/Night Outdoor Type adalah 1/6 inch IT
CCD high resolution colour camera yang berbentuk dome, mempunyai lensa
B. Dome Housing
Dome Housing adalah rumah kamera setengah lingkaran yang berfungsi
C. TV Monitor
TV Monitor adalah merupakan alat yang menerjemahkan isyarat elektronik
yang dikirim oleh camera menjadi gambar pada sebuah layar televisi.
CCTV monitor yang digunakan berdiagonal 14”, 20”, 21”. Jenis monitor
Dapat beroperasi 24 jam terus menerus dan mempunyai tingkat radiasi yang
rendah
- Frame Freeze
- Remote Operation
F. Pan/Tilt Drive
Pan/Tilt adalah kedudukan kamera yang dapat bergerak ke kanan/kiri (pan)
dan keatas bawah (tilt) secara manual maupun otomatis.
H. Kabel
− Kabel yang dipakai untuk instalasi CCTV harus dari jenis coaxial Cable
RG - 11/U untuk sinyal Video dan untuk kontrol Twisted Shielded 16
AWG 2 Pair.
− Kabel yang dipakai dari video-controller ke station video manager
mengunakan UTP yang ada pada jaringan LAN ( Lokal Area Network ).
I. Konduit
Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC konduit high impact dengan
diameter dalam minimal 1,5 x diameter kabel.
Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus menggunakan flexible
conduit.
PENGUJIAN
Semua peralatan dalam sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan
surat jaminan atas bekerjanya sistem tersebut setelah ternyata hasil
pengujiannya adalah baik.
Semua peralatan yang terpasang dalam sistem CCTV ini, baik peralatan utama
maupun accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari pemegang
keagenan peralatan tersebut.
LINGKUP PEKERJAAN
Umum
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
1 Antena Yagi
Menerima siaran lokal Televisi pada Band dan channel yang sesuai yaitu :
2 Konduit
Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC high impact conduit dengan
3 Kabel
Kabel yang dipakai harus dari jenis coaxial kabel Belden type RG-11/U dan
RG-6/U.
PENGUJIAN
1. Semua peralatan MATV ini harus diuji setelah semua sistem tersebut
terpasang dengan baik oleh perusahaan yang memasang instalasi tersebut,
dan memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem tersebut setelah
ternyata hasil pengujiannya adalah baik.
Semua peralatan yang terpasang dalam sistem MATV ini, baik peralatan
utama maupun accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari
pemegang keagenan peralatan tersebut.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/MK
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dpersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban bagi pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa ada tambahan biaya.
LINGKUP PEKERJAAN
Garis besar lingkup pekerjaan Jaringan Komputer ( LAN ) yang dimaksud adalah
sebagai barikut :
Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus memenuhi dan atau sesuai
persyaratan teknis. Untuk komponen-komponen dari material yang mungkin
sering diganti harus dipilih yang mudah didapat dipasaran.
Semua peralatan system ini disarankan produksi Eropa dan telah dikenal
mempunyai reputasi baik dalam system.
Syarat Teknis/Umum :
1.1. Semua bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang
cukup dan sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
1.2. Bahan atau peralatan yang dari klasifikasi atau type yang sama diminta
merek atau dibuat oleh pabrik yang sama.
1.3. Perangkat harus dapat beroperasi dengan baik dalam ruang yang tidak
dilengkapi dengan Air Condition ( suhu 40 °C dengan Relative Humidity ( RH
70 % )
1.4. Penambahan kapasitas dimasa datang sesuai dengan perencanaan yang
dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengakibatkan gangguan pada
operasi sistem yang ada.
1.5. Hubungan antara modul – modul dan unit menggunakan sistem plug in
1.6. Dalam keadaan normal sistem harus dapat bekerja dengan sumber daya
utama gedung baik Power dari PLN maupun Genset 220V – 50 HZ.
1.7. Setiap outlet diberi label dan dituangkan dalam As Built drawing yang
berguna untuk kemudahan dalam maintenance maupun mengatasi trouble
shoting.
1.8. Rack 19” 42 RU freestanding terdiri dari :
a. Roof Mounted fan Tray
b. Ventilated shelf
c. Telescopic sliding shelf
d. Vertical Power Distribution 12 holes
e. Patch panel 24 Port
f. Wiring instalasi
g. Automatic KVM swith kapasitas 4 Server.
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi sesuai yang tercantum dalam
spesifikasi diatas, Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alteratif lain yang
setaraf dengan yang dispesifikasi, bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari MK
dan Pemberi tugas.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan
daftar material.
Umum
a. Pengkabelan
- Dari Diesel Generatorset ke Panel Genset berupa kabel NYY dan kabel
kontrol.
- Dari Diesel Generatorset ke Accu dan dari Accu ke Automatic Charger.
b. Pentanahan
- Penghantar BC Ø 50 mm2 untuk pentanahan peralatan (body) yang dineri
pentanahan adalah Diesel Generatorset, pintu besi dan lain-lain.
- Penghantar NYY Ø 1 x 70 mm2 untuk pentanahan netral pada system
hubungan bintang dari diesel Generatorset.
- Semua pentanahan harus terpisah dari pentanahan lain.
c. Pemipaan
- Dari Ground Full Tank ke Pompa listrik.
- Dari pompa listrik bahan baker ke Daily Tank.
- Dari diesel tank ke diesel Generatorset dan balik ke Daily Tank.
- Dari diesel Generatorset ke Silincer dan dari Silincer ke luar.
- Dari Ground Full Tank ke Pompa listrik.
d. Peralatan lain
- Rangka gantung Silincer dengan diberi peredam getaran dan isolasi pipa
Silincer.
- Terpal untuk radiator.
- Rangka standar untuk Radiator.
- Pondasi / tiang penyangga Daily Tank.
- Pondasi beton diesel Generatorset (Scope pekerjaan sipil).
- Vibrator isolator diesel spring termasuk base plate dan frame atau dapat
dipergunakan alat lain.
- Klem besi untuk pipa radotor.
- Storage tank lengkap.
- Attenuator untuk radiator & exhaust fan.
a. Kerangka chasis yang dibuat dari baja berkemampuan tinggi dengan tipe
selip dan dlengkapi dengan peredam anti getaran dari mesin
b. Sistem pendingin dengan air diradiator sesuai standard kapasitas daerah
tropis dan dilengkapi blower dengan kipas yang digerakan oleh mesin
c. Stater DC Elektronik, dan pengisian Accu type lead acid
d. Filter /saringan untuk minyak pelumas bahan dari saringan yang berkwalitas
tinggi sesuai standard dari mesin
e. Tangki bahan bakar harian disesuaikan kapasitas
f. Sistem pembuangan gas bakar dengan saringan peredam suara
g. Mesin dilengkapi dengan otomatis untuk memproteksi dari temperatur tinggi
dan tekanan oli rendah dengan dilengkapi indikator petunjuk dimanan mesin
akan mati secara otomatis jika terjadi hal tersebut
h. Standard perkakas unci untuk maintenance
i. Buju petunjuk pengoperasian dan Kartu garanansi
j. Khusus type Sound proof ( Silent type ) dirakit dengan kotak peredam suara
model CKD ( Completely Knook Down ) dilengkapi accustic foam gelombang
peredam suara
a. Diesel Engine
- Kapasitas : 500 KVA
- Jumlah : 1 unit
- Putaran : 1500 rpm
- Pendinginan : radiator
- Starting : baterry / listrik 120 AH
- Jumlah : maksimum 24 V type atau yang lain
- Governor : tipe electronic
- Measuring device :
● Oil Pressure gauge
● Water Temperature gauge
● Charging Ammeter
● Tachnometer
▪ Safety device :
● Low Oil Pressure
● Over Speed
Perlengkapan :
b. Alternator
- Output Continuous : 500 KVA
- Tegangan : 380 V
- Frekuensi : 50 Hz
- Power factor : 0.8
- Connection : start with netral (4 wire)
- Protection : IP 23
- Insulation : class H
- Voltage regulation : automatic solid at ate type with rotating silicon
controlled rectifier (brush less)
Panel Genset
- start failure
- engine running
- supervision “ON”
- automatic blocked
- mains “ON”
- generator “ON”
- low oil pressure
- high temperature
- generator overload
Push Button : - Off
- automatic service
- trial service
- manual service
- manual start
- manual stop
- mains circuit breaker
- generator circuit braker
- horn Off
- reset
- signal test
Peralatan tambahan standard pabrik : - Flexible pipe
- Silencer
- Machine mounted
-
1.1. Kabel ini bekerja pada system tegangan 380 Volt, 3 fase 50 Hz.
1.2. Jenis kabel : NYY untuk kabel daya dan kabel
control menggunakan NYYHY.
gambar
a. Untuk terminasi kabel pada bus bar, circuit breaker atau peralatan
lainnya menggunakan sepatu kabel.
b. Bahan tembaga
Pemipaan
a. Untuk bahan bakar minyak digunakan pipa hitam atau black steel pipe
lengkap fittimg dan gate valve.
b. Untuk silencer pipa hitam yang dibungkus dengan asbes dan ukuran
minimal Ø 10” atau menurut kebutuhan.
Peralatan lain
a. Rangka penggantung untuk silincer terdiri atas ramset atau ficherflug, besi
siku, isolator getaran murbaut dan lain-lain setelah itu dimeni dan dicat.
b. Terpal untuk radiator harus tahan temperature 100 derajat C, lengkap rangka
penguat dan mur-baut. Rangka penguat radioator dari bahan besi siku
terpasang sampai dengan radiator.
c. Rangka Daily Tank dari besi siku dan besi plat lengkap dengan mur-baut dan
setelah itu dimeni dan dicat.
d. Pondasi Beton Diesel Generatorset. (Skope pekerjaan Sipil)
- Tempat dudukan untuk Diesel Generatorset.
- Pondasi dari beton bertulang.
- Berat pondasi Diesel Generatorset minimal 1,7 kali berat Diesel
Generatorset
- Ukuran pondasi harus sesuai dengan Diesel Generatorset yang akan
dipasang. Untuk itu pemborong membuat gambar kerja.
- Dibawah pondasi Diesel Generatorset terpasang pasir dan ijuk masing-
masing setebal 20 cm sedang dinding samping iujk sebagai peredam
getaran.
e. Vibrator Isolator
- Steel spring atau bantalan karet.
- Kekuatan sesuai berat dan kuat getaran Diesel Generatorset.
- Terpasang di atas pondasi beton dan dibawah ase plate memakai angkur
atau sesuai system pemasangan yang diisyaratkan oleh pabrik.
- Base plate dari baja tyoe H atau sesuai standard pabrik.
Daily Tank
Sound Attenuator
Pengendalian ini dilaksanakan setelah menerima data dari PLN yang turun dan
besarnya dapat distel. Peralatan tersebut mempunyai spesifikasi sebagai berikut
:
Angkur
a. Bahan berupa besi beton, besi siku atau hasil tembakan remset dengan
kekuatan yang cukup.
b. Harus dilakukan bersama Kontraktor Sipil.
Material Pentanahan
SPESIFIKASI PEMASANGAN
a. Kabel untuk battery, battery charger dan jaringan stop kontak teratur rapi
didinding dengan dilindungi pipa PVC.
b. Kabel feeder di trench kabel tidak perlu dilindungi dengan pipa.
c. Setiap belokan kabel harus diperhatikan radiusnya yang minimal.
d. R=30 D dimana D adalah diameter kabel TR tersebut.
e. Kabel yang terpasang dalam tanah terpasang dalam pipa.
f. Pentanahan terpasang surfacemounted dalam rumah genset menembus
sloof dalam tanah ke bak control. Instalasi dalam tanah tertanam minimal 60
cm di bawah permukaan dan dilindungi pipa PVC. Tahanan tanah harus lebih
kecil dari 1 ohm.
g. Pemipaan bahan baker
- Pipa tegak daily tank diklem ke kerangka daily tank atau dinding tembok.
- Pipa horizontal dalam bangunan terpasang diklem di dalam trench pipa
minyak.
- Di luar bangunan tertanam sedalam 60 cm di bawah permukaan tanah.
h. Pemipaan Silincer
- Sambungan antara Diesel Generatorset ke Silincer memkai pipa flexible.
- Pipa silencer digantung ke dak beton dengan dilengkapi isolator peredam
geteran serta menembus tembok memakai karet pelindung getaran.
- Seluruh pipa Silincer harus dibungkus memakai asbes.
- Silencer digantung memakai besi siku dan isolator peredam.
- Terpal antara engine ke radiator harus terpasang rapi dan tanpa bocor.
i. Radiator terpasang Engine Mounted
Ukuran dan peletakan yang tepat mengikuti shop-drawing kemudian terpal
diskrup ke rangka radiator dan frame Diesel Generatorset.
Gali Urug
Pentanahan
PENGUJIAN (TESTING)
● Pengetesan beban 25%, 50%, 100%, dan 110% dari net output
yang diminta.
SUPERVISI
Kontraktor Genset harus memberikan supervise kepada Kontraktor pemasang
(Instalasi Genset) dan wajib menyediakan minimal 1 orang yang selalu berada di
lapangan selama instalasi berlangsung. Kontraktor wajib memberikan laporan
mingguan kepada Direksi. Bila terjadi kesalahan teknis dalam pemasangan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Genset. Yang disebut lama
instalasi adalah sampai generator set tersebut bisa beroperasi dengan baik dan
dibuktikan dengan dokumen serah terima.
TRAINING
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya harus sesuai dengan daftar
material.
PERATURAN UMUM
Peraturan Pemasangan
Gambar Rencana
Pelakasanaan Pemasangan
1. Umum
Dalam jangka waktu maksimal 14 (empat belas) hari setelah menerima
SPK, dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan ataupun material,
Kontraktor harus menyerahkan daftar jadwal shop drawing, daftar peralatan
dan bahan yang akan digunakan pada Proyek ini untuk disetujui oleh
Pimpinan Proyek/Konsultan Perencana.
Pimpinan Proyek tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan
dipakai dan semua biaya yang yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengambilan contoh / dokumen ini.
2. Shop Drawing
Kontraktor harus menjalankan gambar kerja berikut detail dan potongan
yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui.
Daftar peralatan dan bahan yang diajukan harus sesuai dengan spesifikasi
teknis.
1. Umum
Semua peralatan dari bahan maupun komponennya harus baru dan sesuai
dengan brosur yang dipublikasikan dan sesuai dengan spesifikasi
sebagaimana yang diuraikan maupun pada gambar-gambar dan merupakan
produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.
Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu
yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya
harus dari jenis yang setaraf atau lebih baik (equal or better) yang harus
disetujui Pimpinan Proyek / Konsultan Perencana.
4. Pekerjaan Engineering
Kontraktor untuk pekerjaan ini harus mempelajari seluruh dokumen kontrak
dengan teliti untuk mengetahui semua kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.
As Built Drawing
- Nama Proyek
- Nama Pemilik
- Nama Konsultan Perencana
- Nama Konsultan Pengawas
- Judul Gamabr / dan bagian dari bangunan
- Nama Kontraktor
- Nomor Gambar
- Tanggal
Laporan-Laporan
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis.
- Jumlah material masuk / ditolak
- Jumlah tenaga kerja
- Pekerjaan tambah / kurang
Laporan mingguan merupakan ringakasan dari laporan harisn dan setelah
ditanda tangani oleh Project Manager diserahkan kepada Pimpinan Proyek
untuk diketahui/disetujui.
2. Laporan Pengujian
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pimpinan
Proyek/Konsultan Perencana dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal
sebagai berikut :
Garansi
1. Semua peralatan, bahan dan mutu hasil pekerjaan harus digaransi selama 1
(satu) tahun terhitung semenjak tanggal penyerahan pertama.
2. Semenjak penyerahan pertama tersebut sampai masa garansi berakhir, bila
terjadi kerusakan atau kegagalan pekerajaan instalasi. Kontraktor wajib
mengganti atau memperbaiki kerusakan atas biaya sendiri.
3. Bila terdapat kerusakan pada peralatan sehingga perlu diperbaiki atau
diganti maka garansi tetap berlaku semenjak penggantian atau perbaikan
tersebut.
4. Bila terjadi kerusakan pada peralatan-peralatan utama (contoh, motor
penggerak) maka motor tersebut harus diganti baru dan tidak boleh
wiringnya digulung baru (re-wiring).
Penambahan/Pengurangan/Perubahan instalasi
Ijin-Ijin
LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan
pemasangan Instalasi Transportasi Vertikal yang terdiri dari 1 (satu) unit lift
penumpang secara lengkap termasuk semua perlengkapam dan sarana
penunjangnya sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik
serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan semua peralatan lift seperti : motor traksi,
system control dan pengaturan, system suplai daya listrik, railing, roping
dan lain-lain.
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi rel dan rope.
c. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi control.
d. Pengadaan dan pemasangan system ventilasi udara di ruang mesin.
e. Pengadaan dan pemasangan system instalasi komunikasi dan fire
alarm.
f. Pengadaan dan pemasangan sumber daya listrik bagi instalasi ini seperti
kabel dan panel-panel.
g. Melaksanakan pekerjaan testing dan adjusting dari semua instalasi yang
terpasang, sehingga instalasi bekerja dengan sempurna.
h. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan
untuk instalasi ini seperti yang tercantum dan diuraikan dalam dokumen
ini.
i. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
j. Mengadakan pelatihan bagi petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik
mengenai cara-cara menjalankan dan memelihara instalasi ini, sehingga
petugas tersebut betul-betul dapat menjalankan dan memelihara
instalasi dengan benar.
k. Menyerahkan gambar-gambar, bukti petunjuk cara menjalankan dan
pemeliharaan serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang
terpasang.
l. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
m. Membersihkan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam
dokumen ini beserta addendumnya.
5. PEKERJAAN AKHIR
1. Membersihkan sisa pekerjaan yang sudah tidak terpakai lagi dibersihkan dan
diangkut ke luar proyek. Membuat As Built Drawing
Ir.H.Lukman Nurdin
NIP. 19651219 200812 1 001