Anda di halaman 1dari 66

PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

SPESIFIKASI TEKNIK

BAB I. PEKERJAAN ARSITEKTUR


PASAL I. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan disini adalah pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Rumah
sakit Pratama (Siberut selatan dan Sikakap) kabupaten Kepulauan Mentawai, yang
meliputi :
- Pelaksanaan pekerjaan Jalan
- Pelaksanaan pekerjaan Drainase Jalan
- Pelaksanaan pekerjaan Turap Jalan
- Pelaksanaan pekerjaan Drainase Samping Bangunan
- Pelaksanaan pekerjaan Turap Samping Bangunan
- Pelaksanaan pekerjaan Selasar
- Pelaksanaan pekerjaan Pematangan Lahan
- Pelaksanaan pekerjaan Bangunan Rawat Inap
- Pelaksanaan pekerjaan Bangunan Dapur
- Pelaksanaan pekerjaan Bangunan Genset
- Pelaksanaan pekerjaan Bangunan

1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah seperti tertera pada Gambar dan atau BOQ (Bill of
Quantity)
2. Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BOQ
dan Spesifikasi Teknis yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan
syarat-syarat ini.
3. Sarana bekerja dan tata cara pelaksanaan.
a. Untuk kelancaran pekerjaan Pihak Kedua harus menyediakan Site Manager/Tenaga
Kerja Terampil/Tenaga Ahli yang dianggap memadai dilapangan sebagai
penanggung jawab penuh dengan wewenang penuh dilapangan.
b. Pihak Kedua harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta Pihak Kedua mengadakan
peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan,
mutu dan ketepatan pekerjaan seperti beton molen ( mixer beton ), vibrator, pompa
air, alat penarik, pengangkat dan pengangkut horizontal dan vertikal, mesin

1
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

pemadat, alat-alat gali, alat pancang, bor tanah, alat penyipat datar ( theodolit,
waterpass dan lain-lain ) atau peralatan yang benar-benar diperlukan dan dipakai
dalam pelaksanaan..
c. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan
Pihak Kedua.
d. Pihak Kedua wajib meneliti situasi tapak-job site dan hal lain yang dapat
mempengaruhi penawaran.
e. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pihak Kedua wajib melakukan survey
ulang guna memperoleh akurasi data yang akurat.
f. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat diajukan
sebagai alasan untuk mengajukan klaim.
g. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Spesifikasi Teknis, gambar rencana, Berita Acara Penjelasan,
Berita Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk Konsultan Pengawas.
h. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup, untuk setiap macam pekerjaan
yang akan dilaksanakan paling lambat 4 ( empat ) hari sebelum pekerjaan
dimaksud dilaksanakan.

1.2. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Kecuali ditentukan lain dalam Dokumen ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.

a. Undang–Undang .No 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi


b. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 43/PRT/M/2007 , tentang standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1993
e. Tata Cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1993
f. Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-
1.2.53.1987)
g. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI)NI 5
h. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990
i. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984
j. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
k. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja

2
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

l. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972


m. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991
n. Tata cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991
o. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990
p. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 22/PRT/M/2018 Pembangunan Gedung Negara
q. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
Apabila penjelasan dalam Dokumen ini tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor wajib mengikuti ketentuan
peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

1.3 Dokumen Pelaksanaan


1.2.1. Yang dimaksud dokumen pelaksanaan disini adalah dokumen sebagai referensi
pelaksanaan yang meliputi :
- Gambar perencanaan secara lengkap, arsitektur, struktur,
mekanikal/elektrikal, plumbing, site development dan sebagainya
- BQ (Bill of Quantity)
- Rencana Anggaran Biaya (RAB)
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis (RKS)

1.4. Pelaksanaan Pekerjaan


- Pada tahapan pelaksanaan, walaupun diatas telah diuraikan bahwa pelaksanaan
mengacu kepada dokumen pelaksanaan, tetapi dalam proses pelaksanaan dilapangan
selalu ada kendala atau persepsi yang berbeda terutama dalam hal/cara pembacaan
gambar dilapangan, maka hal tersebut tidak menjadi sesuatu kekurang lengkapan
pada dokumen yang bersangkutan.
- Setiap ada ketidak jelasan pada gambar pelaksanaan atau sesuai dengan yang
diuraikan diatas, maka diwajibkan kepada Kontraktor untuk membuat gambar “Shop
Drawing” untuk diajukan kepada pengawas lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
- Koordinasi pelaksanaan dilapangan untuk memperlancar proses pelaksanaan yang
baik hendaknya dikoordinasikan dengan pengawas lapangan, apabila dianggap perlu
keputusan dan penjelasan dari perencana, maka bisa dibahas dalam rapat koordinasi
atau informasi melalui surat/fax. Surat resmi yang diajukan kepada perencana dan
perencana akan segera menanggapinya demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
- Uhtuk antisipasi hal tersebut diatas, pengawas lapangan harus mempelajari dokumen
dengan seksama, sehingga bila ada yang dianggap perlu penjelasan dari perencana
permasalahannya bisa diantisipasi sedini mungkin.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengasuransikan tenaga kerja dan
bangunan, hal tersebut harus sudah termasuk harga penawaran pekerjaan.

3
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

PASAL II. PEKERJAAN PERSIAPAN


2.1. Pekerjaan Pasangan Bouwplank dan Pengukuran
Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus meneliti dokumen perencanaan
secara lengkap, terutama lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pada pelaksanaan
pekerjaan bouwplank, Kontraktor harus menyiapkan bahan-bahan dan peralatan terlebih
dahulu, seperti :
- Alat ukur/Theodolit
- Meteran/Rool meter
- Slang water pass
- Cat merah/meni kayu lengkap dengan bahan pengecer dan kwas, ukuran 2-3” (inc)
- Papan buowplank
- Tiang kayu ukuran 5 cm x 7 cm untuk tiang papan bouwplank
- Paku 5 - 7 cm, dan alat lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan
tersebut.

2.1.1. Persyaratan Pekerjaan Pasangan Bouwplank


1. Pelaksanaan pekerjaan pasangan bouwplank harus disaksikan oleh
pengawas lapangan dan harus mendapatkan persetujuan dari pengawas
lapangan.
2. Konstruksi pasangan bouwplank, satu sama lain antara tiang dan papan
bouwplank harus merupakan konstruksi yang kuat dan kaku.
3. Elevasi pasangan bouwplank, harus ditentukan bersama-sama antara
pelaksana/Pemborong dengan pengawas lapangan.
4. Penentuan as bangunan pada bouwplank harus diukur seteliti mungkin,
sehingga faktor kesalahan tidak terjadi.
5. Elevasi bouwplank harus dipindah ke elevasi dinding/patok yang
permanen, sehingga apabila pasangan bouwplank tersebut rusak bisa dipakai
elevasi permanen tadi. Hal tersebut untuk memudahkan dalam pengukuran.
6. Pasangan bouwplank harus diusahakan bebas dari pekerjaan galian
maupun timbunan dan harus selalu dijaga.
7. Setelah selesai pembuatan papan bouwplank, Kontraktor harus
dibuatkan berita acara persetujuan yang disetujui oleh pengawas lapangan,
dengan menggambarkan rincian yang lengkap :
- Bentuk/denah bouwplank
- Ukuran yang jelas
- Elevasi
- Potongan
- Dsb.

4
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

2.2. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan Kerja


Untuk pekerjaan ini, Kontraktor harus koordinasi dengan pengawas lapangan, karena
masalah mobilisasi dan demobilisasi peralatan kerja harus memperhatikan :
- Jenis pekerjaan yang berhubungan dengan peralatan yang akan digunakan
- Jumlah peralatan
- Penempatan peralatan
- Akses/jalan masuk peralatan.
- Teknis pemasangan dan pembongkaran kembali peralatan
- Apabila kontraktor menggunakan peralatan kerja berat, seperti buldozer, escavator,
beco, tower dan lift barang dan sebagainya. Semua harus mengikuti peraturan kerja
yang berlaku, termasuk asuransi tenaga kerja yang ditentukan oleh Pemerintah
daerah setempat.

2.3. lingkup pekerjaan


Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk pekerjaan pasangan lingkup bata,
penyediaan tempat yang akan didirikan dinding dan melaksanakan pekerjaan pasangan bata
untuk pembuatan dinding atau lainnya, satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam
gambar denah dan potongan. Kontraktor wajib meneliti / melengkapi sendiri lingkup
pekerjaan ini.

2.3.1. Bahan - bahan yang harus disediakan :


a. Semen, pasir dan air dalam segala hal harus sama kualitasnya dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton.
b. Batu Bata
Batu bata dari tanah liat ex lokal atau pun di datangkan dengan ukuran nominal
(6x12x24) cm, harus berkualitas baik, matang pembakarannya, warnanya harus merata
dan sisi-sisinya rapi saling tegak lurus.
c. Batu Kali
1. Dari jenis batu basalt, bebas kotoran, tanah lumpur, padat dan tidak berpori.
2. Penampang batu maksimal 30 cm dengan minimal 3 muka sisi pecahan

2.3.2 Pekerjaan Batu Bata Untuk Dinding


a. Adukan
1. Trasram dengan jenis adukan 1 PC + 2 Ps dipasang dari atas ujung balok sloof /
pondasi sampai 20 cm diatas permukaan lantai jadi.
2. Di daerah kamar mandi dan WC setinggi 1,65 m dan seluruh dinding luar yang
berhubungan dengan udara terbuka serta di lain-lain tempat tertentu sesuai dengan
Gambar harus memakai jenis adukan 1 PC + 2 Ps
3. Dinding lainnya dipakai jenis adukan 1 PC + 4 Ps.
4. Khusus untuk pekerjaan bata ruang radiology Bata merah dengan ketebalan 25 cm
(dua puluh lima sentimeter) dan kerapatan jenis 2,2 g/cm3 (dua koma dua gram per
sentimeter kubik), atau beton dengan ketebalan 20 cm (duapuluh sentimeter) atau
setara dengan 2mm (dua milimeter) timah hitam (Pb), sehingga tingkat Radiasi di
sekitar ruangan Pesawat Sinar-X tidak melampaui Nilai Batas Dosis 1 mSv/tahun
(satu milisievert per tahun). (satu milisievert per tahun).

5
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

b. Pelaksanaan
1. Sebelum dipakai batu direndam terlebih dahulu dalam air selama kurang lebih 5
menit
2. Pasangan batu bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata, setiap pasangan
tidak boleh lebih dari 1.00 m baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul mengeras.

c. Perlindungan
Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding yang terkena udara terbuka harus selalu
terlindung dari hujan lebat.

d. Bingkai Beton
1. Pasangan batu bata untuk dinding setiap luas maksimum 12 m 2 harus diberi
bingkai beton dengan adukan 1 PC + 2 Ps + 3 Krl berupa kolom atau balok
praktis.

2. Setiap pemasangan kozen kayu / aluminium pada pasangan bata harus diberi
kolom praktis ukuran jadi 13 x 13 cm.
3. Hubungan antara kolom beton / ring balok yang sudah dicor dengan pasangan
bata harus diberi angker dari besi diameter 12
mm setiap jarak 60 cm besi pengikat dipasang tertanam di dalam pasangan bata.

2.3. Pekerjaan Kozen dan Pintu

b. Kozen Aluminium.
1. Pada umumnya kozen terdiri dari aluminium sesuai gambar detail.
2. Aluminium kozen Setara ALUXINDO atau sekualitas dan kaca yang digunakan
Asahi.
3. Pemasangan Kozen Alumanium dilaksanakan pada bagian seperti yang tertera
dalam gambar kerja.
4. Rangka Aluminium ukuran 4’x1 3/4’ atau sesuai gambar.

a. Pintu
1. Pintu ditutup pada kedua belah permukaannya dengan multiplex 2 lapis setebal
3 cm dilapisi hpl. Pintu tersebut dapat dibuat dengan ukuran dan detail yang
diberikan dalam Gambar Kerja.
2. Rangka daun pintu dibuat dari Aluminium 4’x1 3/4’ atau sesuai gambar.
3. untuk pintu kamar mandi, WC dan toilet daun pintu diperbuat dari plat
aluminium.
Khusus untuk pintu Ruang radiologi, daun pintu diperbuat dari pada kedua
belah permukaannya dengan multiplex 2 lapis setebal 3 cm dilapisi hpl dan
Timah hitam PB 2MM. Pintu ruangan Pesawat Sinar-X dilapisi dengan timah
hitam dengan ketebalan tertentu sehingga tingkat Radiasi disekitar
ruangan.Pesawat Sinar-X tidak melampaui Nilai Batas Dosis 1mSv/tahun(satu
milisievert per tahun).
4. Pintu tersebut dapat dibuat dengan ukuran dan detail yang diberikan dalam
Gambar Kerja.

6
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Pasal. 12.
Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan Plesteran.
Lingkup pekerjaan ini adalah meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding/tempat
yang akan diplesteran, serta pelaksanaan pekerjaan pemelesteran itu sendiri pada dinding yang
akan diselesaikan dengan cat satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah
dan notasi penyelesaian dinding.

a. Persyaratan bahan :
1). Pasir yang digunakan adalah pasir bersih, tidak mengandung tanah atau tanah liat,
lumpur dan kotoran-kotoran lainnya lebih dari 5% terhadap berat kering.
2). Mempunyai bentuk yang sama besarnya (merata).
3). Pasir harus dicuci sebelum dipakai.
4). Untuk pekerjaan pelesteran dinding-dinding dan lantai membutuhkan ketelitian dan
kerapihan pekerjaan, maka pasir-pasir tersebut harus disaring/diayak sebelum
digunakan.
5). Untuk semua pekerjaan plesteran tidak diperkenankan menggunakan kapur.

b. Pelaksanaan :
1). Pada permukaan dinding beton yang diplester harus dibuat kasar, dan adukan untuk
plesterannya dicampur calbond, sedangkan untuk permukaan dinding bata, siar-siar
sebelumnya harus dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plester.
2). Pekerjaan plesteran harus rapi menurut bentuk dan ukuran didalam gambar.
Pekerjaan harus lurus, datar tidak bergelombang, tajam pada bagian sudut-sudut, tidak
kropos (kosong didalam) tidak retak-retak.

c. Proporsi adukan :
Untuk pasangan, pada dasarnya plesteran mempunyai adukan yang sama dengan pasangan
tersebut adalah :
1). Dinding dalam, 20 cm dari lantai - 1 pc : 2 ps
2). Dinding luar, seluruh - 1 pc : 4 ps
3). Dinding kamar mandi, WC dan tempat-tempat cuci, sampai 150 cm dari lantai -
1 pc : 2 ps
4). Dinding-dinding lain - 1 pc : 4 ps
5). Sudut-sudut naad dan bagian-bagian yang berada dibagian pinggir-pinggir - 1
pc : 2 ps
6). Tebal plesteran rata-rata 15 mm (tidak kurang dari 1 cm atau lebih 1,5 cm,
kecuali ditetapkan lain oleh Pengawas
7). Seluruh plesteran di aci dengan semen, atau sesuai dengan petunjuk dan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

7
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Pasal. 13.
Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Plafond
1. U m u m
A. Persyaratan :
a. Pemasangan plafond baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang terdapat
didalam plafond (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat penggantung dan
penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan.
b. Jenis bahan rangka plafond besi hollow 40x20x1 mm dengan jarak pemasangan
40x100 cm

B. Pelaksanaan :
a. Penggantung plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh
bidang plafond yang rata, datar dan tidak melengkung.
b. Bagian bawah dari rangka penggantung harus diserut rata.
c. Pemasangan plafond harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu
pemasangan harus segera diganti.
d. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat pada waktu pemasangan
harus segera diganti :
1) Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka plafond.
2) Kemungkinan dibuatnya lubang untuk pemeriksaan (Main Hole)
3) Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung sehingga
plafond menjadi bergelombang kerenanya.
4) Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafond
luifel diluar bangunan.
5) Untuk itu harus ada koordinasi antara Kontraktor dengan Konsultan Pengawas.

2. Pekerjaan Plafond GRC


A. Persyaratan bahan :
 Ukuran : 120 x 240, tebal 6 mm
 Produksi : Setara produksi dalam negeri yang sesuai Jayaboard
 Warna : Disesuaikan
 Kwalitas : Kwalitet I
 Persyaratan lain : Permukaan tidak retak / lengkung, tidak cacat / pecah-pecah
dan tidak susut.

B. Pemasangan :
a. Pemasangan dengan rangka hollow 20.40.1 mm dengan ukuran jarak as ke as = 40 cm x
100 cm.
b. Rangka plafond dengan pola hollow terdapat dalam gambar, dengan membuat contoh
terlebih dahulu.
c. Setelah dipasang permukaan harus benar-benar rata/ horizontal, tidak bergelombang.
d. Hasil pemasangan harus disetujui oleh Pengawas

Pasal. 14.
Pekerjaan Kaca
Pekerjaan Kaca
1. Lingkup Pekerjaan.

8
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

a. Meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan serta pesanan
semua kaca kecuali kaca untuk cermin sesuai dengan gambar dan
persyaratannya.
b. Mengatur pekerjaan kaca dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang
bersangkutan, terutama pekerjaan kusen aluminium.

Sebelum Pekerjaan Pemasangan Kaca dimulai maka :


a. Kontraktor diwajibkan memberikan contoh-contoh bahan terlebih dahulu
untuk disetujui dan diparaf Pengawas dan Direksi, lengkap dengan brosur dan
data teknis.
b. Sebelum mendapatkan hasil yang baik, Kontraktor harus bekerja sama /
koordinasi dengan baik bidang pekerjaan -pekerjaan lain.
c. Kontraktor diwajibkan memeriksa pekerjaan lain yang bersangkutan
dilapangan dan melaporkan kepada Direksi bila ada hal-hal yang dapat
mempengaruhi pekerjaan.

2. Bahan.
Pekerjaan kaca sesuai gambar rencana setaraf Ex Asahi Mas. tebal 5 mm.untuk pintu kaca
rangka aluminium tebal 8 mm sedangkan untuk pintu kaca tanpa rangka tebal 12 mm

3. Pengerjaan / Pemasangan :
a. Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran-kotoran dan bekas-bekas minyak harus
dibersihkan hingga tidak mengganggu perekatan.
b. Kaca harus dipasang rata dan tegak lurus pada kusen-kusennya.
c. Pemotongan kaca harus sedemikian rupa sehingga mudah dipasang tanpa paksaan.
d. Pemasangan kaca untuk Curtain Wall harus di sealant terhadap kusen aluminium.
e. Pemasangan kaca untuk Curtain Wall harus dilakukan sebelah dalam, untuk
mempermudah penggantian kaca apabila kemudian hari ada yang pecah.
f. Kaca harus duduk dengan baik pada kusen kosen dan tidak bergetar setelah dipasang.
g. Permukaan kaca harus diberi tanda-tanda peringatan dari “Tape” atau bahan lain yang
tidak menimbulkan cacat pada kaca setelah dibersihkan.
h. Sebelum pekerjaan diserahkan, permukaan kaca harus bersih dari segala kotoran, tanda-
tanda dan sebagainya. Pembersihan harus dengan bahan sesuai yang ditunjuk supplier
dan disetujui oleh Pengawas.

4. Jaminan Pekerjaan.
a. Pemborong harus menyerahkan jaminan tertulis dari pabrik pembuat bahan yang
menyatakan bahwa bahan yang digunakan adalah dalam keadaan baru, baik, tidak rusak
dan dapat berfungsi dengan baik.
b. Jaminan bahan dan pekerjaan yang harus diserahkan oleh pemborong harus berlaku
selama + 10 tahun, dan apabila dalam masa tersebut kerusakan pekerjaan akibat ketidak
mampuan bahan yang dipergunakan, maka dalam waktu yang singkat pemborong harus
memperbaiki bagian yang rusak tersebut tanpa adanya tambahan biaya.

Pasal. 15.
Pekerjaan Finishing Lantai

1. Persyaratan :

9
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

a. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan
pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan.
b. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan
terhadap peil lantai dan kemiringannya.

2. Pelaksanaan :
a. Tanah dasar terlebih dahulu dipadatkan dan diberi lapisan pasir urug menurut ukuran
yang telah ditentukan. Pemadatan pasir dilakukan dengan penyiraman air.
b. Material lantai dipasang diatas adukan dengan campuran dan ketebalan yang
disesuaikan dengan gambar.
c. Pemasangan material lantai harus benar-benar rata dan datar, naadnya teratur rapi.
d. Setelah material mengeras, kemudian dicuci dengan air semen dengan naad-naadnya
diisi dengan bubur semen (grout).
e. Pekerjaan pemasangan lantai yang telah selesai harus digosok dan dibersihkan dengan
baik.
f. Plint harus dipasang tegak, dengan naad-naad menyambung dengan ubin datar.
g. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas/
Direksi.

3. Pekerjaan Lantai Keramik

A. Persyaratan bahan :
 Ukuran : Keramik Homogenius Tile 60 x 60 cm (sesuai gambar
dengan detailnya
: 20 x 20 untuk lantai kamar mandi dan dinding kamar
mandi 20 x 25.
 Produksi : Setara produksi dalam negeri .
 Warna : Terang dan tahan gores.
 Kwalitas : Baik, keras (kwalitas I)
 Type : Heavy duty, sesuai contoh terpilih
 Persyaratan lain :
a. Warna sama rata.
b. Tidak ada cacat/pecah/retak pada pinggirannya, dll.
c. Mempunyai lapisan keras cukup tebal.
d. Sisi-sisinya saling tegak lurus.
e. Ukuran sama.

B. Pemasangan :
a. Lantai yang akan dipasang terlebih dahulu harus dipadatkan, agar pasangan tidak turun/
retak sewaktu menerima beban diatasnya.
b. Permukaan lantai yang akan dipasangi granit harus dibersihkan dari debu, cat, kotoran
lainnya.
c. Lantai kemudian dikasarkan agar pelekatan adukan spesi lebih sempurna.
d. Sewaktu granit dipasang, permukaan granit bagian belakang harus terisi padat dengan
semen.
e. Pola pemasangan granit disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan as
pemasangan.
f. Naad granit diisi dengan bahan semen tertentu (grouting) yang tahan asam, basa serta
kedap air. Warna perekat naad ini disesuaikan dengan warna granit.

10
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

g. Pengisian/ pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah dipasang.


h. Sewaktu pengisian naad ini, granit harus benar-benar melekat dengan kuat pada lantai.
Sebelum disi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan
kotoran lain.
i. Usahakan agar permukaan granit yang sudah terpasang tidak terkena adukan/ air semen.
j. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan granit pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/ mengeras.
k. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/ disapu hingga bersih.
l. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi dan baik, tidak miring, tidak
bergelombang, terpasang dengan kuat.
m. Bila masih diperlukan, granit harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan
pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
n. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa
bagian harus disediakan alur-alur expansion.
o. Alur-alur expansion ini harus diisi dengan bahan yang elastis/ sealant dan mendapat
persetujuan Pengawas/ Direksi.
p. Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan
menggunakan mesin pemotong.
q. Pada bagian-bagian sudut, pojok atau tekukan pendek, harus dipasang bahan yang sesuai
untuk itu (tile accessories).

Pasal. 16.
Pekerjaan Pengecatan
1. U m u m
A. Persyaratan bahan :
a. Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang cara
pemakaiannya.
b. Kontraktor harus mengajukan sample daftar warna dari pabrik pembuatnya.
c. Sebelum melakukan pengecatan harus melakukan contoh hasil cat pada permukaan
bidang ukuran 1 m x 1 m untuk persetujuan Pengawas/ Direksi.

B. Pelaksanaan :
a. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :
1) Dinding/ bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh konsultan
Pengawas.
2) Bagian-bagian yang retak/ pecah diperbaiki dan bagian yang kotor dibersihkan.
3) Dinding/ bagian yang akan dicat tidak lembab/ basah atau berdebu.
4) Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada dinding/ bagian yang akan
dicat.

b. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga tenaga ahli mengecat


dengan petunjuk dari pabrik cat tersebut.
c. Cat yang akan digunakan berada didalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak
pecah/ bocor dan mendapat persetujuan Direksi.
d. Kontraktor bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan warna -warna sesuai
dengan petunjuk rencana.
e. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi lapangan untuk kemudian akan
diteruskan kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon cat tiap warna dari jenis cat yang
dipakai.

11
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

f. Kaleng-kaleng cat tersebut harus ditutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas
cat yang didalamnya.
g. Cat-cat lini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.

2. Cat Tembok Dalam


A. Persyaratan Bahan :
 Produksi : Merk Setara Catilac
 Warna : Ditentukan kemudian.
 Kwalitas : Emulsi Acrylic, Wather Shill untuk Ekterior, dan Pentalite
untuk Interior.
Persyaratan lain : Terlebih dahulu melakukan contoh pengecatan pada bidang ukuran
minimum 1.00 m x 1.00 untuk persetujuan Perencana/Pengawas lapangan
danmengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang cara pemakainnya serta
brosur daftar warnanya. Lapisan dasar alkali Resistence Sealerdan Plamur Tembok.

B. Pemasangan/ Pelaksanaan :
a. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan dibawah pengawasan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
b. Pekerjaan pengecatan baru boleh dikerjakan setelah :
1) Dinding plester yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu.
2) Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui Konsultan
Pengawas.
3) Bagian-bagian yang retak, pecah diperbaiki, bagian yang kotor dibersihkan.
4) Semua permukaan dinding diplamur.
5) Didahului dengan percobaan-percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-
bagian yang akan dicat.

c. Bila persyaratan-persyaratan tersebut diatas telah dipenuhi, maka dilakukan persiapan-


persiapan :
1) Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan, pengapuran
(Efflorensence) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan ampelas
(Emerald paper).
2) Kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.

d. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali, dipakai pada plamur tembok.
Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi rembesan air, dipakai wall sealer.
e. Setelah kering, permukaan tersebut diampelas lagi dengan ampelas halus.
f. Bagian-bagian yang masih kurang baik diplamur lagi, dan setelah kering diampelas lagi.
g. Pengecatan akhir dilakukan berulang kali (2-3 kali) sampai mencapai warna yang
dikehendaki.
h. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan roller.

3. Cat Tembok Luar


A. Persyaratan bahan :
 Produksi : Merk Setara Dulux ICI
 Warna : Ditentukan kemudian.
 Kwalitas : Emulsi Acrylic, Wather Shill ( Ekterior )
 Persyaratan lain : Sesuai dengan Reverensi dari pabrik

12
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

B. Pemasangan/ Pelaksanaan :
a. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan dibawah pengawasan Direksi.
b. Pekerjaan pengecatan baru boleh dikerjakan setelah :
1) Dinding plester yang akan dicat betul-betul kering.
2) Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui Pengawas.
3) Bagian-bagian yang retak, pecah diperbaiki, bagian yang kotor dibersihkan.
4) Didahului dengan percobaan-percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-
bagian yang akan dicat.
c. Bila persyaratan-persyartan tersebut diatas telah dipenuhi, maka dilakukan persiapan-
persiapan :
1) Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan, pengapuran
(efflorensence) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan ampelas (emerald
paper).
2) Kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.

d. Setelah bersih, permukaan tersebut diampelas lagi dengan ampelas halus.


e. Bagian-bagian yang masih kurang baik diplamur lagi, dan setelah kering diampelas lagi
.
f. Pengecatan akhir dilakukan berulang kali (2 - 3 kali) sampai mencapai warna yang
dikehendaki.
g. Pengecatan akhir dengan cat khusus luar (hightly weather resistant exterior wall paint).
h. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan roller.

5. Cat Plafond
Persyaratan Bahan :
 Produksi : Setara Catilac
 Warna : Putih atau ditentukan kemudian.
 Kwalitas : Emulsi Acrylic, Pentalit
 Type : Tektur halus
 Persyaratan lain : Sesuai dengan Reverensi Pabrik

Pemasangan/ Pelaksanaan :
a. Bersihkan permukaan yang akan dicat dari debu, kotoran, minyak, gemuk dsb.
b. Bagian-bagian yang retak, pecah diperbaiki.
c. Permukaan tersebut kemudian diplamur dengan plamur kayu.
d. Setelah kering permukaan tersebut diampelas hingga halus/ rata/ tidak bergelombang.
e. Untuk plafond tanpa naad, sambungan-sambungan multipleks harus diberi flexsible selant
agar tidak retak setelah dicat.
f. Pengecatan dilakukan 2 - 3 kali dengan roller sampai tidak terbayang. Untuk pekerjaan cat
semprot bertexture, dipakai juga Danaglat Texture finish.

Pasal 17
PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN ATAP

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, fabrikasi dan ereksi termasuk penggunaan
penopang sementara dan seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam

13
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

gambar kerja, yang diantaranya adalah :

1. Pekerjaan rangka atap (roof truss)

2. Pekerjaan reng (roof butten)

3. Pekerjaan jurai dalam (valley gutter)

Lingkup pekerjaan tidak meliputi :

1. Pemasangan penutup atap

2. Pemasangan kap finishing atap

3. Talang, selain talang jurai dalam

B. PERSYARATAN BAHAN

Material struktur rangka atap

1. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :

a. Baja mutu tinggi G550

b. Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 MPa

c. Modulus elastisitas 21 x 105 MPa

d. Modulus geser 8 x 104 MPa

2. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating)

Lapisan pelindung atap adalah genteng bitumen selulosa.

3. Profil Material:

a. Rangka Atap

Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-chanel C 100. 100 dan C 80.80,
panjang material perbatang adalah 11m dan atau 6m

b. Reng

Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik) dan juga dipergunakan
untuk ikatan angin dan ceiling batten PRT 045 (ketebalan dasar baja 0,45 mm), panjang
material perbatang adalah 6m

14
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

c. Talang

Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan 0,45 mm dan telah
dibentuk menjadi talang lembah (valley gutter).

d. Screw

Screw yang digunakan menggunakan self drilling screw dengan spesifikasi sebagai berikut :

i. Kelas ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum Corrosion Rating)

ii. Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20 (screw kuda-kuda) dengan
ketentuan sebagai berikut:

1. Diameter kepala : 12 mm

2. Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 14

3. Panjang : 20 mm

4. Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel

5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN

6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN

7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm

iii. Ukuran baut untuk elemen strktur lainnya adalah 10-16x16 (screw reng) dengan ketentuan
sebagai berikut:

1. Diameter kepala : 10 mm

2. Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 16

3. Panjang : 16 mm

4. Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel

5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN

6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN

7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kN

A. PERSYARATAN DESAIN

Konfigurasi pembebanan yang digunakan:

15
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Dead Load Top Chord (Beban Mati Batang Utama Atas)

1. Beban Atap

c. Jenis Metal : 10 Kg/m2

2. Variasi beban tambahan ex.Ornamen GRC, Tangki air panas, dll

Live Load Top Chord (Beban Hidup Batang Utama Atas)

3. Bebah Hujan : 25 Kg/m2

4. Beban terpusat Orang + Alat : 100 Kg

5. Beban angin : 30 m/s

Dead Load Bottom Chord (Beban Mati Batang Utama Bawah)

6. Beban Plafon (ceiling) : 20-25 Kg/m2

7. Variasi beban tambahan ex. Lampu gantung, AC cassette, dll : 50 Kg/m2 (pertitik)

Pasal. 18.
Alat Penggantung dan Pengunci

Alat-alat Penggantung dan Pengunci

1. Lingkup Pekerjaan
Pada pasal ini meliputi :
a. Penyediaan bahan alat-alat penggantung dan pengunci bagi semua pintu-pintu, jendela-
jendela kayu.
b. Pemasangannya sesuai dengan gambar-gambar perencanaan daftar material.

2. Persyaratan Bahan
a. Engsel-engsel, kunci-kunci penutup pintu otomatis (door closer) dan penahan pintu
agar tetap terbuka (door stop) dari kualitas baik sesuai dengan yang tercantum dalam
NI-3 pasal 48 dan mempunyai keagenan di Jakarta.
b. Kait angin garandel, espagnolet dan lain sebagainya perlengkapan pintu dan jendela
dari kualitas yang sejajar dengan engsel serta kuncinya yang tersebut diatas.
c. Tiap pintu kayu harus dilengkapi dengan :
1) Tiga buah engsel 4” dengan peredam plastik warna kuning emas.
2) Untuk pintu ganda sebuah daun pintunya dilengkapi dengan dua espagnolet tanam
satu diatas dan satu dibawah.

16
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

d. Contoh dari alat-alat ini sebelum dipasang seyogyanya diperlihatkan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuannya.
e. Kunci pintu-pintu digunakan type standar. Diharapkan sebelum dipasang contoh bahan
harus mendapat persetujuan Direksi. Diminta untuk penempatan / posisi pintu.

3. Syarat-syarat Pemasangan
Untuk pintu-pintu kayu pemasangannya harus dilakukan oleh tukang-tukang yang
berpengalaman dan ahli dalam bidang ini. Sekrup-sekrup tertanam rapi tanpa merusak daun
pintu, kosen maupun alat-alat penggantung dan pengunci sendiri. Pemasangan yang tidak
rapi, apabila ada sampai ada yang cacat dapat mengakibatkan seluruh daun pintu diganti atas
beban biaya Kontraktor.

Pasal. 20.
Pekerjaan Sanitair
1. Pekerjaan Meliputi.
a. Pemasangan Instalasi pipa untuk air bersih mulai dari sumber air sampai ke pipa
distribusi dalam gedung sampai plumbing.
b. Pekerjaan-pekerjaan lain yang menyangkut dengan penyelesaian pekerjaan ini, dan
kelancaran sistem.

2. Material
a. Pipa yang digunakan adalah galvanized iron pipe (GIP) kelas Madium dengan
acceseries yang sejenis, sebagaimana yang disajikan dalam gambar rencana dan
petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Semua fitting/ perlengkapan pipa harus keluaran dari pabrik yang sama dan memenuhi
standard SII.
c. Untuk ukuran pipa yang kurang dari 2 “harus memakai sambungan ulir sedangkan
ukuran pipa yang lebih dari 2 “harus menggunakan sambungan flens.
d. Fitting atau perlengkapan apa saja yang akan menimbulkan gangguan dan keluar dari
standarisasi yang telah ditentukan untuk pekerjaan instalasi air ini tidak boleh
digunakan.
e. Persyaratan utama material pipa dan perlengkapannya harus mampu menahan daya
desak air dihitung 50 Kg/Cm2.
f. Semua dimensi/ ukuran pipa dan perlengkapannya harus sesuai dengan gambar
rencana, dan selanjutnya harus memenuhi mutu SII.

3. Sistem Pemasangan.

A. Instalasi dalam Gedung.


a. Pemasangan instalasi harus benar-benar lurus dan untuk pipa tegak lurus harus
betul-betul vertikal dan terpasang stabil.
b. Peil-peil ketinggian, kemiringan harus sesuai dengan yang ditentukan dalam
gambar rencana.
c. Semua pipa yang tertanam baik dalam tanah maupun didalam dinding tembok harus
sudah selesai terpasang sebelum pekerjaan lantai dan pekerjaan plesteran.
d. Pembelokan pipa harus dilakukan dengan alat penyambung yang sesuai dengan
jenis pipa, demikian pula halnya untuk pencabangan-pencabangan harus memakai T
connection dan T cross.

17
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

e. Kontraktor tidak dibenarkan merubah bentuk, utuh pipa dengan cara apapun, baik
cara mekanis maupun cara pemanasan.
f. Seluruh pipa yang dipasang baik secara horizontal maupun vertikal harus diperkuat
dengan alat penggantung (hangers) dan dijangkar (anchors).
g. Jarak tiap-tiap hangers maximum 3 M, sedangkan untuk anchors diletakkan pada
masing-masing lantai.
h. Sebelum pipa terpasang maupun perlengkapannya, Kontraktor harus benar-benar
memeriksa bahagian dalam dari pipa tersebut apakah sudah betul-betul baik dan
tidak ada bahan-bahan lain yang menyumbat atau menyekat lobang-lobang pipa.
i. Pipa yang dipasang tidak diperkenankan cacat atau bocor sekalipun halus, dan harus
senantiasa menurut petunjuk Pengawas.
j. Sambungan ulir sebelum dilaksanakan penyambungannya, maka sambungan harus
dilapisi terlebih dahulu dengan redlead cement yang memakai pintalan atau pita
khusus.
k. Pada penyambungan glens/ flenset, perlu dilengkapi dengan ring type gashet untuk
menjamin keutuhan dan kekuatan sambungan pipa.
l. Sudut sambungan antara dua pipa tidak diperkenankan besar dari yang dijinkan
pabrik.
m. Setiap pipa yang apabila diperlukan pemotongan, ataupun hal lain yang terpaksa
sedikit menyimpang akibat kondisi lapangan, maka harus dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan Pengawas, sedangkan semua ujung pipa yang tidak dilanjutkan
harus ditutup dengan dop atau plag.
n. Untuk kutup penutup yang mempunyai diameter sampai dengan 3 inchi digunakan
sambungan ulir, sedangkan untuk pipa dengan diameter lebih dari 3 inchi harus
menggunakan sambungan flen flendsed.
o. Bila pipa-pipa menembus dinding atau pondasi maka pipa harus diberi
perlindungan (sleeves) yang terbuat dari besi/ baja, dimana antara pipa dan sleeves
harus diberi flexible selain material.
p. Peralatan pipa maupun dimensi yang digunakan harus sesuai dengan gambar
rencana.

B. Instalasi Luar
a. Pipa-pipa yang melintasi jalan kendaraan harus diberi pelindung/ tahan terhadap
beban tekan kendaraan dengan buis beton, dan lapisan dasar harus ditimbun pasir
dengan ketebalan minimal 10 cm atau menurut petunjuk Pengawas.
b. Pipa-pipa yang dibangun sekeliling bangunan harus menurut kedalaman atau peil-
peil yang ditentukan, dan galian harus diberi timbunan pasir minimal tebal 10 cm.
c. Sewaktu pelaksanaan pemasangan pipa harus bebas dari genangan air kotor ataupun
air hujan.

Pasal. 21.
Pekerjaan Fixtures

1. Pekerjaan ini meliputi :


a. Pasangan material sanitair, wastafel, urinoir, closet duduk/ jongkok, toilet, kran-kran.
b. Floor drain

2. Pekerjaan WC
a. Material dan Pemasangan.

18
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

b. Keramik dan WC
a) Keramik yang digunakan pada WC adalah bahan keramik yang bermutu baik,
sekwalitas Super Italia atau Mulia, ukuran keramik yang digunakan lantai 20 x 20 (
bermotip ), dinding 20 x 20, Urinoir 20 x 20, Bak air 20 x 20.
b) Sebelum dipasang keramik lantai WC terlebih dahulu dilapisi dengan water
proofing. Untuk dinding WC dipasang water proofing setinggi 20 cm dari lantai.
c) Bahan pengisi pasangan keramik digunakan semen warna yang sesuai dengan
warna keramik dan harus memenuhi standard SII.
d) Keramik yang didatangkan oleh Kontraktor harus mendapat persetujuan dari
Pengawas terlebih dulu.
e) Pemasangan/ pembuatan bak air, urinoir ini dimensinya harus sesuai dengan
gambar rencana dan menurut petunjuk Pengawas.
f) Pelapisan dengan keramik harus dilakukan dengan rapi dengan siar merapat satu
dengan yang lainnya dan saling tegak lurus.
g) Ketebalan bak air, urinoir harus dipasang ¼ batu dengan tebal akhir sama dengan
ukuran keramik yang dipasang atau sesuai dengan gambar.
h) Keramik dipasang tidak satu persatu seperti sistem tradisional, melainkan dimana
bidang akan dipasang keramik, harus diplester rata sampai setengah kering, dan
kemudian di achi dengan adukan semen dan pada saat yang sama langsung
ditempelkan keramik secara teratur.
i) Bahan isian dari pasangan keramik ini adalah semen warna, dengan warna yang
sesuai dengan warna keramik, dan pengisiannya dilakukan secara rapi dan bersih,
atau dengan pengolesan bubuk kering secara padat gangguan minimal selama 3
hari.
j) Bak air harus bersih dari segala noda-noda semen yang melekat padanya,
begitupun kotoran-kotoran lain harus disingkirkan dari permukaan.
k) Warna keramik pada WC disesuaikan dengan keinginan Pihak Proyek .

3. Kran - kran.
a. Seluruh kran yang digunakan adalah setara merk SAN EI.
b. Bentuk dan ukuran kran-kran harus disesuaikan dengan pernyataan dalam gambar
rencana dan brosur-brosur alat sanitair.
c. Stop kran yang digunakan adalah yang setara dengan merk kitazawa, yang terbuat dari
bahan kuningan dengan putaran berwarna, diameter dan penempatan/ kedudukan sesuai
dengan yang disajikan dalam gambar rencana.
d. Kran-kran sebelum didatangkan oleh Kontraktor harus terlebih dahulu disetujui oleh
Pengawas tentang bentuk, merk, type yang digunakan, dan pengawas berhak menolak
dari segala jenis material yang tidak memenuhi standard persyaratan yang ditentukan
dalam spesifikasi atau meyimpang dari gambar-gambar rencana.

4. Wastafel dan Kloset.


a. Wastafel dan kloset yang digunakan adalah ex TOTO atau sekwalitas, hijau muda.
b. Wastafel tersebut dipasang adalah yang telah diseleksi oleh Pengawas dan diyatakan
baik, tidak ada bagian yang cacat, retak dan lain-lain sebagainya.
c. Wastafel tersebut harus dipasang dengan kokoh, letak dan ketinggiannya sesuai dengan
gambar rencana, harus terpasang waterpass, tidak labil dan bersih dari segala noda-noda
semen yang melekat padanya.
d. Sambungan instalasi plumbing dengan komponen wastafel tidak boleh bocor dan harus
terpasang stabil dan rapi.

19
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

5. Floor drain.
a. Floor yang digunakan adalah merk SAN EI metal verchroom dengan diameter lobang 2
inchi, dilengkapi dengan sipon dan penutup berengsel. Satu dan lain hal sesuai dengan
gambar.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat yang sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk
Konsultan Pengawas.
c. Floor drain yang akan dipasang adalah yang dalam keadaan baik dan telah diseleksi
terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
d. Pada titik-titik yang dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan rapi,
menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan ukuran floor
drain tersebut.
e. Hubungan floor drain dengan beton lantai harus menggunakan bahan perekat beton
kedap air, dengan kwalitas terbaik, dan pada lapisan teratas diberi lapisan lem setebal 5
mm yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.
f. Floor drain harus terpasang water pass, rapi, dan bersih dari noda-noda semen,
selanjutnya Konsultan Pengawas berkewajiban menolak sebagian atau seluruh pekerjaan
yang tidak sempurna atau menyimpang dari ketentuan-ketentuan dari gambar rencana.
g. Konsultan Pengawas berkewajiban menolak sebagian atau seluruh dari setiap pekerjaan
yang tidak memuaskan, atau menyimpang dari ketentuan-ketentuan dari gambar
rencana.

Pasal. 22.
Instalasi Air Bersih
Instalasi Air.
a. U M U M
Termasuk dalam pekerjaan instalasi air ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
dan alat bantu lainnya hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya/ operasi.

Persyaratan Bahan :
• Semua material harus memenuhi ukuran, standar masing-masing.
• Barang yang dipakai adalah produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk jenisnya.
• Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan syarat-
syarat dalam buku.
• Material pipa dan accessories yang dipakai jenis type AW

Pelaksanaan :
• Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi lapangan beserta
persyaratan/ ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
• Jika perlu diadakan penukaran/ penggantian bahan. Bahan pengganti harus disetujui oleh
Direksi lapangan berdasarkan contoh dari Pemborong.
• Sebelum pemasangan dimulai, Pemborong harus diteliti gambar-gambar yang ada dari
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari jalur pipa instalasi air sesuai gambar.

b. Instalasi Air Bersih


1. Lingkup Pekerjaan
20
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan dan Pengetesan Instalasi Air Bersih. Air
hujan dan semua peralatan sesuai gambar rencana .

2. Pemasangan Instalasi Air Bersih.


a. Pemasangan Instalasi Air Bersih harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan lokasi
yang telah ditentukan didalam Gambar Kerja. Pipa yang digunakan untuk keperluan
ini adalah Poly Vinyl Cloride (PVC) kwalitas terbaik (calss AW), kecuali apabila
Fixtures atau Equipment yang bersangkutan telah dilengkapi oleh alat penyambungan
tersebut.
b. Pada setiap penyambungan pipa ke Fixtures ataupun Equipment dan Valve harus
digunakan Fitting, kecuali apabila Fixtures atau Equipment yang bersangkutan telah
dilengkapi oleh alat penyambungan tersebut.
c. Pada setiap pengatur yang disambungkan pada tiap-tiap Fixtures atau Equipment harus
dipasang Valve sesuai gambar.
d. Pemotongan pipa harus dikerjakan menggunakan gergaji atau pipa cuter, permukaan
pipa bekas potongan harus diratakan sehingga mencapai ukuran penampang aslinya,
selanjutnya pipa tersebut harus dibersihkan dari kotoran bekas gergaji atau perataan.
e. Perlindungan/ proteksi waktu pelaksanaan.
• Semua pipa-pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan Equipment atau
Fixtures harus ditutup dengan dop atau plup.
• Sebelum Pemasangan dan Penyambungan, semua pipa-pipa valve, traps fitting-
fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan menyumbat.
• Equipment dan Fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan kerusakan-
kerusakan.
f. Galian tanah untuk penempatan pipa sesuai gambar situasi dengan ketentuan sebagai
berikut.
Lebar jalur galian 50 cm.
Dalam galian sampai dengan 60 cm.

g. Sleeves dikerjakan dengan ketentuan-ketentuan.


• Untuk semua pipa-pipa yang menembus beton (Sloof, plat, lantai atau balok) harus
dibuatkan sleeves sebelum beton-beton yang bersangkutan dicor.
• Jika tidak menggunakan isolasi, maka sleeves harus dipasang minimal satu ukuran
lebih besar dari pada aslinya.
• Sleeves yang dipakai adalah dari Galvanis Iron Pipe.
• Rongga antara pipa Instalasi dan Sleeves harus ditutup rapat dengan bahan yang
elastis.
• Sistem Air Bersih.
Sumber air minimal dari Back Office (Building C) yang selanjutnya
didistribusikan keseluruh kran (fixtures).

3. Bahan/ Material Air Bersih.


Semua material/ bahan yang digunakan/ dipasang harus dari jenis material yang
berkwalitas terbaik, dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan rusak atau bekas) sesuai
dengan mutu dan standard yang berlaku (SII) atau standard International seperti : SII, JIS
atau setaraf.

21
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Instalatur dalam hal ini Pemborong bertanggung jawab penuh atas mutu dan kwalitas yang
dipakai dan harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas, Perencana/ Pengawas.
Pipa Air Bersih : Ply Vynil Chloride (PVC) klas/ kwalitas terbaik (class AW), tidak
rapuh.
Merk : - Vinilon, Wavin, atau yang setaraf.
• Fitting-fitting : Top Brand atau yang setaraf.
• Valve : Kitazawa (KITZ), Socia, atau setaraf.

Pasal. 23.
Instalasi Air Kotor

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan pipa-pipa air kotor atau air bekas yang dimulai dari seluruh fixtures pada
bangunan sampai pembuangan akhir diluar bangunan, termasuk bak kontrol.
b. Termasuk sistem perpipaan vent yang berfungsi untuk mengalirkan gas/ udara bau busuk
yang ditimbulkan oleh air kotor, penyaluran uap kimia dan lain-lainnya.

2. Material
a. Seluruh pipa saluran air kotor dan pengaliran air hujan dari talang air (got) digunakan
pipa PVC kelas medium (AW /D) dengan kwalitas yang setara dengan Dralon dan
mampu menahan daya desak air minimal 5 Kg/cm2 atau menurut petunjuk pengawas.
b. Bentuk penampang pipa yang akan dipasang harus bulat utuh sempurna, permukaan
licin luar dalam, bisa diatur kelurusannya dan memenuhi persyaratan-persyaratan SII.
c. Seluruh floor drain dari slean out yang dipasang disetiap titik lantai seperti yang tertera
dalam gambar rencana harus memakai lapisan water proofing dengan konstruksi dapat
mencegah perembesen air sepanjang pipa yang dipasang.

3. Pemasangan
a. Pemasangan pipa instalasi air kotor dimulai dari kedudukan-kedudukan alat-alat fixures,
bak-bak pembuangan, sampai penyambungan ke bak pengolah air buangan diluar
bangunan.
b. Letak-letak pemasangan/ jalur-jalur instalasi harus sesuai dengan gambar rencana.
c. Seluruh sock connection, yang digunakan harus berkwalitas baik dan sama jenis
bahannya dengan pipa yang dipasang.
d. Penyambungan dengan sock connection, Y connection atau T connection harus
menggunakan perekat khusus PVC, dimana daerah sambungan harus dibersihkan dari
kotoran dan minyak, cat dan kotoran lainnya sebelum sambungan dipasang.
e. Pada pembelokan arah tertentu, atau setiap jarak kelurusan minimal 10 M sebagaimana
yang disajikan dalam gambar rencana harus memakai bak kontrol.
f. Penyambungan-penyambungan pipa yang ditanam dalam tanah dimana ada
kemungkinan pembebanan, atau pada daerah rawan terhadap tekanan, maka sambungan
harus didukung oleh bantalan beton, sehingga kedudukannya tidak berobah bila terjadi
tekanan.
g. Pipa vent service harus dipasang minimum 20 cm dari permukaan banjir maximal
sanitair dan dipasang dengan kemiringan 1% untuk vent mendatar.
h. Pemasangan pipa pembuang air hujan harus melalui kolom tertentu sebagaimana yang
tercantum dalam gambar rencana, dan menurut petunjuk Pengawas.

22
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

i. Sebelum dilakukan pengecoran kolom dimana ditemui pemasangan pipa pembuangan


air hujan, atau air bekas lainnya, harus dijaga agar lobang pipa tidak kemasukan coran.
j. Setiap jenis kegiatan yang dilakukan Kontraktor harus sudah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

Pasal. 24.
Tanki Septic Tank dan Rembesan

1. Pekerjaan ini meliputi :


a. Pekerjaan inlet vent, out let pada tangki septick tank.
b. Pemasangan siphon pada tangki septick.
c. Pembuatan bak pengatur aliran umtuk lobang rembesan.
d. Pemasangan material untuk bidang rembesan.

2. Material
a. Untuk pipa inlet, out let dan siphon pada tangki septictank digunakan pipa PVC kelas
madium.
b. Pipa vent untuk tangki septictank adalah pipa galvanis dengan ukuran sesuai gambar
rencana, dan penyaluran air kotor kelobang rembesan digunakan pipa PVC, dengan klas
yang sama dengan pipa air bangunan.
c. Kerikil yang digunakan untuk bidang rembesan harus berukuran diameter 2,5 sampai 4
cm, bebas dari kotoran dan lumpur.

3. Sistem Pemasangan
a. Saluran-saluran inlet dan out let
a) Apabila pipa dipasang dibawah sloof atau pondasi maka pipa harus dilengkapi
pengaman konstruksi beton.
b) Ukuran pipa inlet adalah 4” dengan kemiringan 2% dan setiap pipa tak boleh bocor.
c) Semua jaringan air kotor/ rembesan ditanam didalam tanah, dengan kedalaman
lebar galian dan susunan material yang dipakai dalam konstruksi rembesan agar
disesuaikan dengan gambar rencana dan petunjuk Pengawas.
d) Semua galian dimana pipa akan ditanamkan, maka sebelum pipa yang dipasang,
dimana galian harus kering atau bebas dari genangan air, dan tidak diperkenankan
memasang pipa didalam air.
e) Setelah jaringan pipa air kotor/ rembesan dipasang sedemikian rupa, maka
Kontraktor harus menchek kembali tentang kelurusan, kemiringan, sambungan-
sambungan sebelum dilakukan pengurugan sempurna.
f) Pemasangan pipa inlet tersebut tidak diperkenankan mempunyai banyak belokan-
belokan dan apabila jarak pemasangan pipa inlet mencapai 10 M lebih, maka setiap
belokan yang terjadi harus dibuatkan bak kontrol.
g) Saluran inlet yang masuk ketangki septictank harus mepunyai ketinggian minimal
10 cm dari out let yang keluar dari tangki-tangki septictank.

b. Tangki Septictank
a) Dimensi tangki septictank sesuai dengan gambar rencana dan batang tubuh tangki
septictank dapat digunakan buatan pabrik maupun dibuat langsung dengan
konstruksi beton bertulang atau pasangan bata satu bata.

23
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

b) Tangki septictank harus diperlengkapi dengan celah kontrol untuk pengoperasian


pembersihan, dan tangki septictank ini diperlengkapi dengan vent T berdiameter 2”
sampai dengan 4” dari jenis GIP.

c. Lobang Rembesan
a) Pembuatan lobang rembesan sekurang-kurangnya berjarak 3 m dari pinggir tubuh
septictank.
b) Pipa-pipa yang dipakai untuk bidang rembesan adalah PVC dengan diameter 4”
diberi berpori dan dipasang dengan kemiringan 2 sampai 3%. Jarak antara
pembuatan pori-pori  5 cm, dengan besar lobang pori 0,5” sampai 1 keujung pipa,
sesuai dengan gambar.
c) Disekitar pipa rembesan ditempatkan batu kerikil dengan lapisan dasar 4 cm dan
lapisan kedua dengan diameter 0,5 sampai 2 cm kemudian dilapisi pasir kasar,
semua bahan ini harus bebas dari lumpur , selanjutnya diberi lapisan ijuk dan
demikianlah selanjutnya dilaksanakan lapisan-lapisan secara berselang seling
dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana dan menurut petunjuk Pengawas.
d) Pipa rembesan tersebut dibalut dengan ijuk minimal setebal 8 cm, sedangkan bak
pengaturan aliran ke lobang rembesan disesuaikan dengan gambar rencana yang
memakai pasangan bata trasram campuran 1 Pc : 2 Ps dan menurut petunjuk
Pengawas.

Pasal. 26.
PENUTUP

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini tidak menguraikan selengkapnya mengenai uraian
pekerjaan, bahan, kualitas, cara pengerjaan, dan apa yang harus dilakukan oleh pemborong,
sejauh tidak menyimpang dari aturan, standart dan AV serta sesuai dengan pekerjaan tambah,
dan tawaran ini bersifat lum sump.
Bangunan ini harus siap dikerjakan sesuai dengan penawaran pemborong, serah terima
pekerjaan pertama adalah saat pekerjaan bangunan dapat dimanfaatkan, serah terimanya
dibuatkan berita acaranya.

Setelah pekerjaan diserah terimakan kedua kalinya atau setelah masa pemeliharaan pemborong
harus membersihkan lagi bagian luar gedung dari bekas bangunan sementara.

24
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

BAB II. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL I. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

1.1 Lingkup Pekerjaan

1.1.1 Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-kebutuhan


lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang sesuai
dengan gambar-gambar dan spesifikasi.

1.1.2 Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan penggalian atau pembuangan tanah,
batu-batuan atau material lain yang tidak berguna dari tempat proyek,
pembuangan lapisan tanah atas, pembuangan bekas-bekas longsoran, yang
kesemuanya disesuaikan dengan spesifikasi ini.

1.1.3 Pekerjaan pengurugan kembali sesuai lingkup pekerjaan sampai pada Elevasi
yang telah ditentukan di dalam gambar kerja.

1.2 Persyaratan Pekerjaan

1.2.1 Tata Letak


Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor harus menyerahkan
rencana tata letak untuk mendapat persetujuan dari Direksi.

1.2.2 Pengawasan
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus diwakili oleh seorang
pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan
penggalian/pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak.

1.2.3 Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran.

1.2.3.1 Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, serta rintangan-
rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang
tercantum dalam gambar, harus dibersihkan dan/atau dibongkar.

1.2.3.2 Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang
tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 meter di bawah dasar poer.

1.2.3.3 Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam


yang diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.

1.2.3.4 Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas pepohonan
dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik
dan dipadatkan.

23
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

1.2.3.5 Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan


puing-puing ke tempat yang di tentukan oleh Direksi.

1.2.3.6 Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan tetap berada
pada tempatnya.

1.2.4. Pembuangan Humus

1.2.4.1 Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (subsoil), bekas-bekas
pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan-bahan lain.

1.2.4.2 Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ketempat yang
sudah ditentukan oleh Direksi.

1.2.5 Pekerjaan Galian

1.2.5.1 Selama proses penggalian, lapangan harus dijaga agar selalu mendapatkan sistem
drainase yang baik.

1.2.5.3 Kontraktor harus membuat pengamanan lahan jika di perlukan berupa turap
sementara atau sejenisnya yang cukup kuat untuk menahan lereng-lereng tanah
galian sehingga lereng-lereng galian tersebut tidak ambruk, dan agar tidak
mengganggu pekerjaan. Turap sementara tersebut harus dapat menjaga stabilitas
tanah yang berada didekat lereng galian, tetap stabil.

1.2.5.5 Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup untuk
bagian-bagian pekerjaan diatas maupun di bawah tanah, drainase, saluran-
saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.2.5.6 Kemiringan galian harus dibuat minimal dengan perbandingan 1 (satu)


horizontal dengan 1 (satu) vertical, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.

1.2.5.7 Macam Galian


Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis yaitu:
1. Galian tanah biasa
2. Galian batu
3. Galian konstruksi / obstacle
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga
macam galian tersebut diatas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain,
mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil, dan dimensi seperti yang
dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Direksi.
1.2.5.8 Galian Tanah Biasa
Galian tanah biasa harus mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian
konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.

1.2.5.9 Galian Batu

24
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/membongkar batu-batuan pada


daerah galian termasuk batu-batuan konglomerat yang menurut pendapat Direksi
harus dilakukan pembongkaran.

1.2.5.10 Galian Konstruksi / Obstacle

1.2.5.10.1 Galian Konstruksi adalah semua galian, selain dari galian tanah dan galian batu
dalam batas pekerjaan yang disebut dalam Spesifikasi ini atau tercantum dalam
Gambar Rencana. Semua galian yang disebut sebagai galian Konstruksi terdiri
dari galian lantai bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan
jalan/halaman, galian pipa/ kabel listrik, pipa gas, saluran-saluran serta
konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada Spesifikasi ini.

1.2.5.10.2 Pekerjaan ini juga termasuk pekerjaan untuk mengisi kembali lubang-lubang
bekas galian dengan material-material yang baik dan dari jenis yang disetujui
Direksi, membuang kelebihan material, pengeringan yang perlu, pemompaan,
pembongkaran yang diperlukan sehubungan dengan pekerjaan tersebut diatas.

1.2.5.11 Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus memberi tahukan Direksi.
Sehingga penampang, peil dan pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan
tanah yang belum terganggu. Galian untuk poer, balok sloof atau konstruksi
lainnya harus digali sampai pada batas-batas kemiringan dan peil yang tercantum
pada Gambar Rencana atau atas petunjuk Direksi. Galian tersebut harus
mempunyai ukuran yang cukup agar penempatan konstruksi dengan dimensi
yang sesuai dengan Gambar Rencana, dapat dengan mudah dilaksanakan.
Direksi dapat menentukan perubahan dimensi atau peil dari dasar galian bila
dipandang perlu. Sesudah galian selesai dilakukan, Kontraktor harus memberi
tahu Direksi. Batu-batuan keras, bahan-bahan lain yang cukup keras dan yang
diperbolehkan untuk menjadi bagian dari dasar konstruksi, harus dibersihkan
dari bahan-bahan lepas dan dipotong pada bentuk yang kokoh, rata sesuai
dengan ketentuan Direksi. Semua retakan atau celah-celah yang ada harus
dibersihkan dan diisi dengan spesi. Semua material lepas, batu-batuan lapuk dan
lapisan-lapisan yang tipis harus dibuang.

1.2.6 Pekerjaan Urugan

1.2.6.1 Bahan Urugan

1.2.6.1.1 Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat yang
memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan, dan harus didatangkan dari luar
proyek. Lokasi sumber jenis bahan urugan tersebut di atas, harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai
lagi untuk bahan urugan, kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan
sebagai bahan urugan dan mendapat persetujuan dari Direksi.

1.2.6.1.2 Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh Proyek.

25
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

1.2.6.1.3 Semua bahan urugan, harus mendapat persetujuan dari Direksi, baik mengenai
kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau
digunakan didalam lokasi pekerjaan.

1.2.6.1.4 Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah, dan lain-
lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau
ditunjuk oleh Direksi.

1.2.6.1.5 Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara stripping
setebal 30 cm.

1.2.6.1.6 Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan dilokasi pengurugan tetapi tidak
memenuhi standar, harus di buang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya
sendiri.

1.2.6.2 Pengurugan

1.2.6.2.1 Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,
sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan pengurugan,
daerah ini harus dikeringkan.

1.2.6.2.2 Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang
bersangkutan dalam bab ini selanjutnya.

1.2.6.2.3 Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus
membuat alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai
kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.

1.2.6.2.4 Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang
tercantum didalam gambar kerja.

PASAL II. PEKERJAAN STRUKTUR BETON

2.1 PERSYARATAN BAHAN SECARA UMUM

2.1.1 Bahan Beton

2.1.1.1 Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai
mutu karakteristik minimal, sebagai berikut :

2.1.1.1.1 Mutu beton untuk pondasi K-175

2.1.1.1.2 Mutu beton untuk balok sloof K-175

2.1.1.1.3 Beton yang digunakan untuk seluruh struktur atas K-175

26
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

2.1.1.1.4 Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur ini harus memakai
campuran berdasarkan hasil Job Mix Formula (JMF).Pengecoran dapat
dilakukan secara manual dan atau memakai mesin molen untuk beton dengan
jumlah yang besar minimal 5 Kubik.

2.1.1.1.5 Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1pc : 3ps :
5kr.

2.1.2 Baja Tulangan

2.1.2.1 Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
adalah sebagai berikut :

2.1.2.1.1 Mutu baja tulangan 8    12 BJTP 24 dan 13  D  32 BJTD

2.1.3 Cetakan (Bekisting)

2.1.3.1 Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex tebal
minimum 12 mm atau papan kayu meranti. Bekisting tersebut harus diperkuat
dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, 5/10 dan sebagainya, untuk
mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang
disetujui oleh Direksi/Perencana.

2.1.3.2 Steiger cetakan/bekisting harus dari pipa-pipa besi standar pabrik atau kayu dan
tidak diperkenankan memakai bambu.

2.1.4 Water Proofing


Water proofing harus dipasang di setiap bagian-bagian yang harus kedap air,
yang antara lain lantai toilet dan tempat-tempat basah lainnya sesuai dengan
gambar kerja. Water proofing harus dari bahan yang berbentuk sheet, tahan
terhadap panas cuaca tebal minimum 2,50 mm.

2.1.5 Bonding Agent


Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/ dicor
secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan
desain dan perhitungannya. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.

2.1.6 Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah merk Feb, Cormix atau
Sika. Penggunaan bahan admixture tersebut harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Perencana.

2.2 PERSYARATAN BAHAN BETON

2.2.1 Semen

2.2.1.1 Persyaratan Umum.

27
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

2.2.1.1.1 Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau
standard Inggris BS 12.

2.2.1.1.2 Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah SEMEN PADANG
type 1 serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu merk semen
adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

2.2.1.1.3 Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh cuaca
sepanjang waktu dan perletakannya harus terangkat dari lantai untuk menghin
dari kelembaban.

2.2.1.2 Pemeriksaan
Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu
sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang
dibutuhkan oleh Direksi untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang
tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Direksi, harus tidak dipergunakan
atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Direksi dapat memerintahkan untuk
membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah
disetujui atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang dibutuhkan
untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.

2.2.1.3 Tempat Penyimpanan

2.2.1.3.1 Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen,
dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap kelembaban
udara.Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar
memudahkan waktu pengambilan.

2.2.1.3.2 Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm
dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup
besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan
harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truck
semen secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk
mengambil contoh, menghitung sak-sak dan memindahkannya. Semen dalam sak
tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.

2.2.1.3.3 Untuk mencegah semen dalam sak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang
diterima ditempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian
sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya.
Semua sak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah
disetujui oleh Direksi.

2.2.2 Pasir dan Kerikil

28
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

2.2.2.1 Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun semua


pasir dan kerikil. Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk
pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan penimbunan pasir dan kerikil harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi.

2.2.2.2 Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki
saluran buangan disemua tempat penimbunan dan harus mengatur semua
pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya
pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari dan
bahan yang ditimbun tidak akan tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada
banjir atau air rembesan. Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri
segala biaya untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena
timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir
dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperlukan
untuk meratakan pengiriman bahan berikutnya.

2.2.3 Pasir

2.2.3.1 Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir alam yaitu
pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan Direksi.

2.2.3.2 Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai


persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan
yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi
sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup,
seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari
sebelum diperlukan.

2.2.3.3 Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari
bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah pasir dan kerikil
yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari
timbunan.

2.2.3.4 Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari
tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak, jumlah
prosentase dari segala macam substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh
lebih dari 5% berat pasir.

2.2.3.5 Pasir harus mempunyai 'modulus kehalusan butiran-butiran 2 sampai 32 atau jika
diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan standard Indonesia
untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :

Saringan No Persentase satuan tertinggal di


timbangan saringin
4 0 15

29
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

8 6 15
16 10 25
30 10 30
50 15 35
100 12 20
PAN 3 7

Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 persen atau
kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. 8
dapat naik sampai 20 persen.

2.2.4 Agregrat Kasar (split beton)

2.2.4.1 Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat
berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

2.2.4.2 Kebersihan dan Mutu


Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organis
atau dari substansi yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai
tiga persen dari beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal
dan tidak berpori. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar
harus dicuci.

2.2.4.3 Gradasi

2.2.4.3.1 Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm,
sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6% berat
- sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat
- selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat
- harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-
2 PBI-l971

2.2.4.3.2 split beton harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Direksi
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus
menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri,
untuk mnenghasilkan agregat yang dapat disetujui Direksi.

2.2.5 Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan
kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus
diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Direksi untuk menetapkan
sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-l971 untuk
bahan campuran beton.

30
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

2.2.6 Baja Tulangan

2.2.6.1 Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard
Indonesia untuk beton NI-2, PBI-l971 atau ASTM Designation A-15, dan harus
disetujui oleh Direksi.
Direksi berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian
oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk persetujuan
Direksi sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti
tercantum di dalam gambar rencana.

2.2.6.2 Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.

2.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

Standar Rujukan / Pedoman Pelaksanaan

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka


sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :

1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) NI-3.

2) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2).

3) Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).

4) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.

5) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk gedung 1983.

6) Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan


struktur tembok bertulang untuk gedung 1983.

7) Pedoman Beton Indonesia SKSNI T-15-1991-03

8) Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung SNI 2847:2013

9) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang


diberikan Direksi. Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan
Kontraktor di lapangan (site).

2.3.1 Kelas dan mutu beton

2.3.1.1 Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2
PBI-l971. Bilamana tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan kuat tekan dari

31
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

beton senantias adalah kekuatan tekan hancur yang diperoleh dari pemeriksaan
contoh kubus yang bersisi 15 ( 0,06) cm pada umur 28 hari.

2.3.1.2 Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian
benda-benda uji harus memberikan hasil bk yang lebih besar dari yang
ditentukan di dalam tabel 4.2.1 PBI. 1971.

2.3.2 Komposisi Campuran Beton

2.3.2.1 Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi
dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.

2.3.2.2 Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai "campuran yang direncanakan" (designed mix).
Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran
yang memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan.

2.3.2.3 Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan
bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai
pengecoran yang tepat dan memuaskan.

2.3.2.4 Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan,
demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.

2.3.2.5 Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas
dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan,
keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.

2.3.2.6 Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi beton,


harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangku-
tan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain
ditentukan oleh faktor air semen.

2.3.2.7 Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
- Faktor air semen untuk pondasi sloof, maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai tangga, dinding beton dan
listplank / parapet maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap, dan tempat-tempat basah
lainnya maksimum 0,55.

2.3.2.8 Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan dapat dihasilkan suatu
mutu sesuai dengan yang di rencanakan, maka untuk konstruksi beton dengan
faktor air semen maksimum 0,55 harus memakai Plastici zer sebagai bahan
additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat
persetujuan dari Direksi.

32
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

2.3.2.9 Pengujian beton akan dilakukan oleh Direksi atas biaya Kontraktor.
Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan penghematan
yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan
kontraktor tidak berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang demikian.

2.3.3 Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton

2.3.3.1 Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam
mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang
sama sekali tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap
kali pengadukan sangat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump),
tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm, untuk segala beton
yang dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-l971.
Direksi berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut
dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton kerkualitas lebih tinggi atau
alasan penghematan.

2.3.3.2 Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Direksi melalui pengujian biasa
dengan kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI- l971.
Pengujian slump akan diadakan oleh Direksi sesuai NI-2 PBI-l971. Kontraktor
harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh
pemeriksaan yang representatif.

2.3.4 Baja tulangan

2.3.4.1 Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi. Baja
tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan cara
yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak
ditunjukkan dalam gambar tidak boleh dipakai.
Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi
beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh
Direksi atau Perencana.

2.3.4.2 Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat
dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak (beton
decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang. Dalam segala hal untuk
besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak
akan ada batang yang turun.

2.3.4.3 Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan
harus memberikan kesempatam masuknya alat penggetar beton.
2.3.4.4 Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar,

33
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

maka yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

2.3.5 Selimut Beton


Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian
konstruksi. Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal
selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai
berikut :
a. Pondasi, untuk sisi bawah 5 cm untuk sisi lainnya 4 cm
b. Balok sloof 3 cm
c. Kolom 3 cm
d. Balok 3 cm
e. Pelat beton 1,50 cm
f. Dinding beton 2,50 cm

2.3.6 Sambungan baja tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh
Direksi. Overlap pada sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40 kali
diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar
rencana dan harus mendapat persetujuan Direksi.
2.3.7 Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing
bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu
harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.

2.3.8 Mengaduk

2.3.8.1 Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu 'batch mixer'. Direksi berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang
merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali
bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.

2.3.8.2 Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-lebihan


(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi
beton yang dikehendaki. Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang
tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir, (batching
mixing plant) harus diatur sedemikian , hingga pekerjaan mengaduk dapat
diawasi dengan mudah dari stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh
dipakai melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan. Tiap mesin pengaduk
harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung
jumLah adukan.

34
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

2.3.9 Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32 o C dan tidak kurang dari
4,5 o C. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27 o C dan 32 o C, beton
harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton
dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton melebihi 32 o
C, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi, Kontraktor harus mengambil langkah-
langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat, menyampur dengan es
dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu
beton, waktu dicor pada suhu dibawah 32 o C.

2.3.10 Rencana Cetakan


Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam gambar
rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian
tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk
maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat
timbul waktu pemakaian. Sewaktu-waktu Direksi dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor
harus dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas
bebannya sendiri.

2.3.11 Konstruksi Cetakan

2.3.11.1 Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah
pengecoran beton.

2.3.11.2 Semua cetakan beton harus kokoh. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan
cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton
yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-
cetakan harus diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk
maksud itu yang mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan
memudahkan melepas cetakan beton. Minyak tersebut dipakai hanya setelah
disetujui Direksi. Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah
kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

2.3.11.3 Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

2.3.12 Pengangkutan Beton


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

2.3.13 Pengecoran

2.3.13.1 Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing

35
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-lainya selesai dikerjakan. Sebelum


pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan dengan
pengecoran harus sudah disetujui oleh Direksi.

2.3.13.2 Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan
lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat
yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air dari
beton yang baru di cor tidak akan diserap.

2.3.13.3 Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan dicor
beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh
Direksi. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan
beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang
menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama
tersebut sebelum beton baru dicor.

2.3.13.4 Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang


akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.

2.3.13.5 Beton boleh dicor hanya waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta staf
Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan persiapan betul-betul telah
memadai.

2.3.13.6 Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang
berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari
tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan
baja-baja tulangan, tidak diijinkan.
Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi,
Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk
mengontrol jatuhnya beton.

2.3.13.7 Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih
dari 50 cm. Direksi mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
2.3.13.8 Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian
rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.
Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction
joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum
pekerjaan dilanjutkan.

2.3.13.9 Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang


dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran.
Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter. Juga

36
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran dimana


diperlukan terutama bagi lokasi lokasi yang terbatas.

2.3.13.10 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas
dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari
beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan
kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya
penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson beroperasi
dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan
dalam beton.

2.3.14 Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

2.3.14.1 Waktu dan cara pembukaan dan pemindahaan cetakan harus mengikuti petunjuk
Direksi. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan
kerusakan pada beton.
Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah
cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan
permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai
disetujui Direksi.

2.3.14.2 Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-cetakan


dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan
samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran,
21 hari untuk balok-balok, plat lantai plat atap, tangga dan kolom.

2.3.15 Perawatan (Curing)

2.3.15.1 Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini.
Direksi berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian-bagian pekerjaan.

2.3.15.2 Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu
dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas
yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.

2.3.15.3 Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan
dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus.
Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau
dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui Direksi
sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah.
Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi persyaratan
spesifikasi air untuk campuran beton.
2.3.16 Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi.

37
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

2.3.17 Perbaikan Permukaan Beton

2.3.17.1 Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan
yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai
tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor
atas bebannya sendiri. Kecuali bila Direksi memberikan izinnya untuk menambal
tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang
telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.

2.3.17.2 Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena
keropos, ketidak rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau
dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-
lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga
pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya. Semua lubang harus terus
menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.

Jika menurut pendapat Direksi hal-hal tidak sempurna pada bagian bangunan
yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan menghasilkan sebidang
dinding, yang tidak memuaskan kelihatannya, kontraktor diwajibkan untuk
menutupi seluruh dinding (dengan spesi plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan
yang tidak melebihi 1 cm demkian juga pada dinding yang berbatasan, (yang
bersambungan) sesuai dengan instruksi dari Direksi. Perlu diperhatikan untuk
permukaan yang datar batas toleransi kelurusan (pencekungan atau
pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000 untuk semua
komponen.

PASAL III. PEKERJAAN SPARING

3.1 Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai dengan
gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.

3.2 Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Direksi.

3.3 Bilamana sparing (pipa, dll.) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja
tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari
Direksi.

3.4 Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus
diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
3.5 Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.

38
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

BAB.III PEKERJAAN LISTRIK

A. SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. U M U M
a. Dalam melaksanakan instalasi ini, kontraktor harus mengikuti semua
persyaratan yang ada seperti:
a) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987
b) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No: 023/PRT/78
tentang Peraturan Instalasi Listrik.
c) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No: 024/PRT/78
tentang Syarat-syarat penyambungan Listrik.
d) AVE Belanda
e) Disamping itu pelaksana pekerjaan Elektrikal ini harus dilakukan oleh
pelaksana yang terdaftar di PLN dan mempunyai Surat Ijin Kerja (SIKA) dari
PLN.

b. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang


tercantum dalam :
a) Spesifikasi
b) Gambar Rencana dan
c) Berita Acara Aanwijzing.

c. Sumber daya listrik diambil dari Main Distribusion Panel ( MDP) dan Panel
Emergensy, yang ada di plant room.
d. Fasilitas Instalasi Listrik tersebut digunakan untuk :
a) Penerangan untuk di dalam gedung.
b) Penerangan untuk diluar gedung (parkir, teras dll)
c) Stop kontak biasa dan tenaga.
d) Peralatan-peralatan lain.

e. Persyaratan Kontraktor Listrik.


a) Harus mempunyai SIKA - PLN golongan C yang masih berlaku.
b) Harus dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/ Direksi lapangan.

f. Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar kerja (Shop Drawing), dan


rencana kerja sebelum melaksanakan, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
dari Pengawas/ Pemberi Tugas/ Perencana. Gambar serta rencana kerja ini
tersedia di ruang Kontraktor dan mudah diperiksa sewaktu-waktu oleh Pemberi
Tugas, Konsultan/ Pengawas.
g. Setelah pekerjaan selesai Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar instalasi
yang telah direvisi dan disahkan oleh PLN dalam angkap 4 (empat), dilampiri
surat tanda keluar dari PLN yang menyatakan bahwa pemasangan instalasi
tersebut telah memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan.
h. Kontraktor harus dapat menjamin bahwa spare part/ perlengkapan-perlengkapan
lainnya mudah di dapat.
i. Semua Instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 (tiga) core dan
core yang ketiga merupakan jaringan pentahanan disatukan kecanel listrik.

39
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

j. Semua Panel listrik harus diberi pentahanan dengan kawat BC yang ukurannya
sesuai gambar.
k. Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi perlindungan
anti karat.
l. Sistem Tegangan Listrik menggunakan tegangan listrik 380 Volt/ 3 Phase/ 50 Hz
dan 220 Volt/ 1 Phase/ 50 Hz.
m. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau hasil
perbaikan.
n. Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup dan
harus sesuai dengan spesifikasi.
o. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah
minimum.Kontraktor boleh memilih kapisitas yang lebih besar dari yang diminta,
dengan syarat.
a) Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
b) Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
c) Tidak meminta pertambahan ruang.
d) Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
e) Tidak menurunkan mutu.

p. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat


surat Perintah Kerja (SPK). Ajukan usul-usul kepada Direksi pelaksanaan apa yang
diperlu dirubah atau diatur kembali agar semua instalasi dan peralatan dalam sistem
dapat ditempatkan dan bekerja dengan semestinya.
a) Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah pengukuran,
meneliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.
b) Apabila ada perbedaaan antara pengukuran di lapangan dengan gambar, ajukan
data-data kepada Direksi Pelaksana.

q. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan
atau detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan
dari Direksi Pelaksana.
r. Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga pemasangan
instalasi dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan.
s. Semua bahan Instalasi dan peralatan sebelum dibeli,dipesan, masuk site atau
dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi Pelaksana.
t. Kontraktor harus dapat menjaga keadaan site tempat bekerjanya selalu bersih
selama pemasangan instalasi, semua sisa bahan dan sampah harus diangkut dari
site. Pada akhir penyelesaian, kontraktor harus memeriksa keseluruhan pekerjaan
dan harus dalam keadaan rapi, bersih, dan siap digunakan.

2. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengetasan dari semua
peralatan instalasi/ material yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan
pemasangan yang kebetulan tidak tersebutkan, akan tetapi secara umum dianggap
diperlukan agar dapat diperoleh sistem instalasi listik yang baik dan aman. Di mana setelah
diuji, dicoba dan ditest dengan teliti siap untuk dipakai.

Adapun pekerjaan tersebut antara lain :

40
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

1. Melaksanakan instalasi penerangan dan stop kontak untuk semua ruangan dan lain-
lain sesuai dengan gambar rencana.
2. Memasang semua panel-panel listrik.
3. Memasang pentanahan dan instalasinya serta lainnya yang sesuai dengan gambar
rencana.
4. Pengadaan dan pemasangan titik nyala lampuRM 300 TL (2x36 W)KRS, dan lampu
Downlight 1X18 W.
5. Penyerahan Surat jaminan Instalasi dari Instalatur ( sub Pelaksanaan) beserta gambar
instalasi yang terpasang dalam rangkap 6 (enam), dengan 1 (satu) asli dan 5 (lima)
copy.
6. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan.
7. Penambahan daya listrik.

3. Gambar-gambar.
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pengerjaan listrik dimana
didalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik serta persyaratan tertentu lainnya yang
wajib dipenuhi. Untuk pengerjaan dan pemasangan harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan. Sedangkan gambar-gambar arsitektur , struktur drainase dan kontrak lainnya
harus menjadi referensi koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.

4. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelacaran pekerjaan, maka Pelaksana harus mengkoordinasikan atau menyesuaikan
pelaksanaan pekerjaan dengan petunjuk perencana sebelum pekerjaan dimulai.

5. Daftar Bahan
Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Pelaksana menerima
pemberitahuan untuk memulai pekerjaan, pelaksana harus menyerahkan daftar dari
material-material yang akan digunakan.
Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) dan didalamnya tercantum nama dan alamat
manufacturer / pabrik pembuatannya, katalog dan keterangan lain yang dianggap perlu
oleh Direksi/Pengawas.
Daftar bahan diajukan dengan brosur-brosur peralatan yang lengkap yang mencantumkan
nama dan alamat dari pembuatannya untuk diajukan kepada Pemberi Tugas.
Persetujuan akan diberikan atas dasar data-data tersebut dan bahan yang akan digunakan
harus sesuai dengan yang disyaratkan dan harus dalam keadaan baru tanpa cacat dan
bersegel.

6. Pelaksanaan Pekerjaan
Bahan yang akan digunakan adalah sesuai dengan yang disyaratkan dan harus dalam
keadaan baru. Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli atau mendapat latihan
khusus, instalatur yang mendapat pengesahan atau sertifikat dari PLN setempat. Pelaksana
harus memiliki Surat Izin Kerja (SIKA) dan Pass dari PLN yang masih berlaku.

7. Gambar-gambar Kerja
Setelah daftar bahan dari perusahaan dengan keadaan lapangan / lokasi pemakaian
disetujui oleh Perencana, Pelaksana harus menyerahkan gambar-gambar kerja atau
pelaksanaan untuk mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
Dalam gambar kerja ini dengan jelas harus terlihat dan dijamin bekerjanya alat-alat
didalam sistem secara keseluruhan. Bila dirasa perlu adanya perubahan-perubahan atau

41
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

penyimpangan dari pada sistem yang direncanakan sehubungan dengan daftar bahan yang
diajukan tanpa merubah fungsi sistem serta maksud sistem semula/sebenarnya, dapatlah
diajukan dengan memberikan alasan yang tepat. Perubahan diatas harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas dan tidak membawa akibat tambahan biaya bagi
Pemberi Tugas.

8. Peralatan Yang Disebut Dengan Merk Penggantinya


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixture dan lain-lain yang disebutkan serta
diisyaratkan ini, harus disediakan oleh Pelaksana sesuai dengan peralatan yang disebut
dengan nama merk tersebut diatas. Penggantian merk harus dengan persetujuan Pemberi
Tugas.

9. Perlindungan Pemilik
Atas kegunaan bahan, material, sistem, sertifikat, lisensi dan lain-lain oleh Pelaksana
pemberi Tugas dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan juridis lainnya.

10. Pengecatan
Untuk perlengkapan yang sudah “finished” atau dicat dipabrik, maka pengecatan
tambahan dilapangan tidak diperlukan lagi, namun apabila ada permukaan yang lecet atau
cacat harus dicat kembali untuk memperoleh permukaan yang sama dan rata.

11. Percobaan
Pelaksana harus melakukan uji coba seperti yang diisyaratkan disini dan menunjukkan
cara kerja dari segenap sistem yang dipasang dan harus disaksikan oleh
Perencana/Pemberi Tugas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk uji
coba tersebut merupakan tanggung jawab Pelaksana.

12. Contoh
Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk meminta
persetujuan Pemberi Tugas/ Perencana dan semua biaya berkenaan dengan penyerahan
contoh-contoh ini menjadi tanggung jawab Pelaksana.

13. Garansi
Semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus digaransikan selama 120 (seratus dua
puluh hari), semua bahan, material, perlengkapan dan pekerjaan yang tidak baik harus
secepatnya diganti serta diperbaiki oleh Pelaksana tanpa Biaya Tambahan.

14. Buku Petunjuk dan Training


1. Pelaksana harus memberikan buku petunjuk operasi (manual book) mengenai
operasional dan pemeliharaan serta instruksi lisan atas semua peralatan / instalasi
listrik yang dipasang.
2. Manual book (buku petunjuk operasi) seperti tersebut dalam ayat 1 harus diserahkan
pada Pemberi Tugas sebelum penyerahan Pertama Pekerjaan. Buku petunjuk ini harus
dilengkapi dengan petunjuk yang mendetail untuk pemeliharaan dan operasi dari
perlengkapan serta sistem dan meliputi segala informasi yang perlu untuk memulai
dan menjalankan sistem

42
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

15. Training
Pelaksana harus menyediakan wakil-wakil dari pabrik pembuat yang ahli dan berlatih
untuk memberikan training yang mendetail kepada personil yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas untuk menjalankan serta memelihara perlengkapan-perlengkapan itu. Pemberi
training harus diatur menurut jadwal Pemberi Tugas / wakilnya dan dilakukan dalam jam
kerja biasa.

16. Pemasangan Instalasi dan Peralatan.


1. Kabel NYM untuk saklar dan stop kontak dimasukkan dalam pipa PVC diameter 5/8’
dan dipasang inbouw pada dinding/kolom. Kabel yang digunakan NYM 3 x 2,5 mm2
dan NYM 2 x 2,5 mm2.
2. `Semua kabel harus dipasang lurus atau sejajar dan jari-jari lengkungan tidak boleh
kurang dari syarat-syarat pabrik pembuatnya.
3. Kabel-kabel feeder harus diklem dengan klem khusus atau dengan besi siku yang dicat
anti karat.
4. Kabel-kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dengan saklar melalui dinding bata
memakai pipa PVC. Diameter pipa yang digunakan disesuaikan dengan kabel yang
dipakai.
5. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (three ways atau
two ways). Tutup terminal box tersebut harus dapat dilepas dan dipasang kembali
dengan mudah dengan memakai sekrup.
6. Pemasangan kabel-kabel diatas plafond harus disusun rapi dan harus diklem pada plat
dak sehingga mempermudah perawatan.
7. Kabel-kabel yang dipasang di dalam dak beton, kolom beton, dinding beton harus
menggunakan pipa PVC.
8. Hantaran-hantarannya yang tidak ditarik diatas plafond seperti pemasangan pada
kolom beton, maka pipa-pipa sudah harus dipersiapkan sebelum pengecoran beton
dilakukan, termasuk kotak-kotak saklar dan lain sebagainya.
9. Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak harus didalam dos yang
disetujui oleh Perencanaan las dop dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
10. Kotak-kotak sambung sedapat mungkin ditempatkan pada tempat-tempat yang mudah
dicapai pada saat diperlukan pelaksanaan perbaikan atau pergantian kabel dikemudian
hari.
11. Tidak diperkenan mempergunakan potongan-potongan kabel secara sambung-
menyambung kecuali pada tempat-tempat tertentu seperti percabangan dari suatu
rangkaian.
12. Semua sambungan kabel harus dilaksanakan dengan klem baut dan terlindung didalam
kotak sambungan, untuk menghindari gangguan yang dapat terjadi akibat sentuhan-
sentuhan.
13. Pada ujung hantaran-hantaran yang akan disambung pada titik penerangan atau yang
akan dihubungkan langsung dengan alat listrik harus dilengkapi dengan kotak-kotak
sambungan ujung yang mempunyai klem baut seperti terminal box, ceiling rose box
dan lain sebagainya.
14. Semua sambungan harus terikat kuat untuk menjamin kotak yang sempurna.
15. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merk yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
16. Setiap kabel daya pada ujungnya diberi isolasi berwarna untuk mengindetifikasi
phasenya sesuai dengan PUIL.

43
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

17. Pada raute kabel setiap 25 meter dan setiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
18. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan kabel ditengan jalan
kecuali pada tempat penyambungan.

17. Kabel Dalam Tanah


1. Kabel Bertegangan rendah NYY / NYFGbY harus ditanam minimal sedalam 60 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah diberi
pasir dan ditanam minimal sedalam 60 cm.
3. Untuk yang melintasi dibawah jalan harus ditanam sedalam 90 cm, dengan
perlindungan pipa GIP yang diameternya disesuaikan dengan jumlah kabel. Demikian
pula untuk kabel instalasi yang harus dipasang didalam tanah tidak melintasi jalan
sedalam 60 cm dengan perlindungan pipa GIP.
4. Kabel-kabel yang ditarik didalam selokan, kabel harus saling terpisah dan selokan
kabel ini harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa-pipa gas, air dan lain-
lainnya.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang didalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel seperti : Alas galian (lubang) dilapisi
dengan pasir setebal 7,5 cm sebelum kabel diletakkan, kemudian kabel ditutup dengan
pasir sesuai dengan gambar kerja dan dipadatkan, diatasnya diberi bata dan ditutup
dengan tanah urug.

18. Penyambungan Kabel Penerangan NYM dan Stop Kontak.


1. Semua penyambungan kabel dilakukan dalam kotak penyambungan yang khusus,
Pelaksana harus memberikan brosur mengenai cara-cara penyambungan yang
dinyatakan oleh pabrik, sebelum memasangnya.
2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna atau fase masing-masing, dan
harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan setelah penyambungan
dilakukan.
3. Penyambungan digunakan Junction Box, Connector listrik dengan pegas ulur atau
digunakan Tab Connector dengan pegas ulur. Semua sambungan-sambungan tersebut
dilakukan dalam Junction Box atau Durados.

19. Built Insert, Sleeve


1. Pelaksana harus menyediakan semua “insert”, “sleeve” dan lain peralatan yang
dibutuhkan yang dipendam dalam beton/tembok atau pekerjaan pemasangan lain pada
tempat-tempat yang perlu.
2. Semua kabel/penghantar tidak boleh ditanam langsung dalam tembok atau beton,
untuk kebel-kabel tersebut harus didalam conduit pipa PVC kelas AW.
3. Semua kabel type NYY/NYFGbY tidak boleh ditanam secara langsung dalam tembok,
apabila melintas dalam tembok harus dilindungi dengan pipa PVC kelas AW dengan
ukuran diameter yang lebih besar.

20. Kabel Yang Digunakan


1. Kabel yang digunakan untuk tegangan rendah 1 kV atau 6 kV (600 Volt) harus
menggunakan buatan dari satu merk produksi dari :
a. KABELINDO

44
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

b. KABEL METAL
c. TRANKA KABEL
dengan jenis ukuran kabel sesuai dengan rencana.

2. Penyambungan/pencabangan kabel NYM harus dilakukan sebagai berikut :


• Warna kabel harus sama
• Ukuran kabel harus sama
• Menggunakan terminal dengan pegas ulir berisolasi
• Percabangan hanya diizinkan didalam kotak out let, kotak penyambungan, geer
box, durados/panel.
Sambungan harus dibuat secara kuat, rapi dan aman.

3. Warna kabel atau isolasi kabel harus standar yaitu :


• Fase R warna isolasi MERAH
• Fase S warna isolasi KUNING
• Fase T warna isolasi HITAM
• Netral warna isolasi BIRU
• Pentanahan warna isolasi HIJAU bergaris KUNING

21. Pemasangan Stop Kontak dan Saklar


1. Pemasangan stop kontak/receptacles dipasang inbouw (didalam dinding/kolom)
dengan tinggi pemasangan 20 cm dari permukaan lantai.
2. Pemasangan saklar, dipasang inbouw, tinggi pemasangan dari lantai setinggi 150 cm.
Pengkawatan untuk saklar, stop kontak ditanam dalam tembok/kolom dengan pipa
PVC diameter 5/8.
3. Material instalasi, saklar, stop kontak dan plug yang digunakan dari merk Broco Type
Modul Standar.
4. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk (flush
mounting).
5. Flush box (inbouw dos) untuk tempat saklar stop kontak dinding dipakai dari jenis
bahan plastik. Pada ruangan-ruangan yang basah/lembab harus dari jenis kedap air
(water dicht/WD).
6. Penempatan/posisi stop kontak, saklar dan panel pengaman dilaksanakan sesuai seperti
yang tertera dalam gambar-gambar bersangkutan dan dipasang tertanam. Pelaksanaan
pada saat memulai pekerjaan. Pemasangan pipa-pipa harus memperhatikan posisi
penempatan stop kontak, saklar atau panel pengaman seperti tidak berada dibelakang
pintu dan lain sebagainya.
7. Stop kontak dan fitting harus mempunyai nominal arus/rating 6 A - 500 Volt dan 15 A
- 500 Volt untuk pemasangan sampai dengan 1500 VA. Khusus untuk stop kontak AC
dan kapasitasnya disesuaikan dan didalamnya berisi lengkap : sekering (fuse), saklar,
lampu indikator arde (pentanahan).
8. Pada tempat-tempat yang selalu lembab atau basah, seperti dalam kamar mandi atau
dapur maka harus dipakai alat-alat yang kedap air.

22. Pemasangan Lampu-lampu (Lighting Fixtures)


1. Untuk ruangan yang memakai plafond, lampu harus dipasang menempel pada plafond
dengan type lampu TKO.

45
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

2. Untuk ruangan-ruangan tanpa plafond, lampu dipasang upbouw menempel pada dak
beton.
3. Untuk ruang-ruang yang mempunyai kondisi lembab, lampu harus dipasang dengan
type Water Dicht (memakai areal).
4. Untuk lampu Down Ligght, lampu dipasang inbouw ( rata dengan plafond ).
5. Stop kontak biasa dan daya yang dapat digunakan dari jenis inbouw dan harus
ditanahkan.
6. Pelaksanaan harus mengajukan contoh dari semua lighting fixtures, saklar, stop
kontak, kabel-kabel dan lain-lain untuk disetujui oleh Perencana/Pemberi Tugas.
7. Konstruksi fixtures pada umumnya harus memberikan effesinsi penerangan maksimal,
rapi, kuat dan mudah pelaksanaanya dalam hal pengantian lampu, pembersihan dan
pemeliharaan selanjutnya.

23. Material, Peralatan, Bahan dan Pelaksanaan Listrik


1. Armature Lampu dan Komponen
a. Armature TL
 House : plat baja 0,7 mm pembuatan harus dengan mesin, peralatan lampu built
in.
 Reflector : bahan plat baja 0,7 mm.
 Semua komponen listrik berada didalam rumah / housing (built in).

Konstruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar
mudah dapat di buka / dilepas untuk perbaikan / penggantian komponen yang
berada didalamnya.

Rumahan dan reflector harus dilengkapi dengan sekrup, agar dapat dilepas pada
waktu memerlukan perbaikan. Seluruh pada reflector harus dilapisi dengan cat
dasar, serta diberi lapisan cat akhir berwarna putih. Pengecatan dengan cara (cat
bakar) dengan proses anti karat seluruh armature. Armature : buatan armature
Belanda, Philips dengan persetujuan Pemberi Tugas/Perencana.

b. Armature TL 2 x 36 W lengkap dengan Louvre Alluminium


• Armature lampu sesuai dengan Gambar Perencana
• Capasitor (Condensor), dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan, sehingga
dapat menghasilkan power factor 0,85 dengan tegangan nominal 220 Volt
• Bahan kotak lampu dari steel tebal 0,7 mm
• Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar
• Losses tidak boleh lebih dari 6,5 watt
• Capasitor Philip atau Nocoton sehingga diperoleh faktor kerja minimal 0,85
• Terminal grounding pada beban
• Baut expose dengan kepala khusus
• Type inbouw

f. Lampu Downlight
• Jenis lampu adalah Incandescent buld, dengan daya output 18 watt.
• Tegangan menimal 220 Volt.

46
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

2. Panel-panel
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari Main Distribution Panel (MDP). Main
breaker menggunakan MCB dan pengaman sesuai dengan gambar rencana.

a. Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan penempatan
yang cukup secara electris dan fisik.
b. Pasangan panel komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan mudah
tanpa pintu terkunci.
c. Panel-panel utama harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi
semuanya harus dimenie dan diduko 2 (dua) kali, dan harus dicat dengan cat bakar,
warna finishing yang dapat dipakai grey blue (abu-abu). Panel-panel harus dapat
dilayani dari depan pintu dari panel-panel tersebut diatas harus dilengkapi dengan
kunci tanam.
d. Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan.
Penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah
dilaksanakan tanpa menunggu komponen-komponen lainnya.
e. Seluruh elemen-elemen komponen-komponen untuk semua panel harus buatan
siemens, Merlin Gerin (GM) atau setara yang telah disetujui Pemberi
Tugas/Perencana.
f. Komponen-komponen yang dipakai adalah jenis miniatur circuit breaker (MCB).
g. Tiap-tiap panel harus di buatkan Busnar untuk Grounded, tahanan pentanahan tidak
boleh melebihi dari nilai 5 ohm, diukur setelah minimal tidak hujan setelah 3 hari.
h. Setiap panel harus mempunyai busbar cooper yang terdiri dari busbar Phasa R - S -
T. Satu busbar netral dan satu lagi busbar untuk Grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan, untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan suhu yang lebih besar dari 63 derajat celcius dan direncanakan atas
dasar temperatur 40 derajat celcius. Setiap busbar cooper harus diberi warna sesuai
dengan peraturan PLN. Lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar
dan saluran dari jenis tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan. Merk
panel : Siemens, Merlin Gerin atau setara dan setujui oleh Pemberi
Tugas/Perencana.
i. Setiap instalasi terpasang harus dimergertest.

3. Pipa dan Fitting


a. Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dilaksanakan dalam pipa dan
fitting-fitting dari jenis light inpact conduit UPVC, Ega, Gilflex, Clipsal atau
Double II untuk dalam bangunan. Untuk dihalaman parkir juga menggunakan pipa
yang sama, sedangkan pipa yang menyeberangi jalan harus dilapisi dengan pipa
Galvanis merk PPI atau Bakrie klas medium.
b. Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya dua tingkat pipa instalasi
dari merk : PPI atau Bakrie.
c. Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan flexilble jenis
PVC Merk : Ega, Gilflex, Clipsal atau Double H.
d. Semua teknik pelaksanaannya itu yaitu : percabangan, pembelokkan dan sebagainya
harus mengunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu : Socket, Elbow, T-doos,
Terminal, Isolasiban, klem besi dan lain-lain

47
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

4. Alat Bantu Intalasi


a. Bak kontrol dan tutupnya dari beton bertulang untuk pentanahan.
b. Pasir urug, sirtu dan tanah urug.

5. Grounding
a. Semua panel, lighting fixtures, stop kontak dan bagian-bagian metal yang
berhubungan dengan instalasi harus digrounding.
b. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat lanjang (BCC = bare Cooper
Conductor) atau kawat yang berisolasi yang diberi warna kuning strip hijau.
c. besarnya kawat grounding yang dapat dipergunakan minimal yang berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (Incoming Feeder).
d. Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus maksimum 5 ohm, diukur
setelah tidak hujan selama 3 hari.
e. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis minimum
berdiameter 0,5 “, diujung pipa tersebut dipasang Copper Rod sepanjang 0,5 m.
Elektoda pentanahan yang dipantek dalam tanah sedalam permukaan titik muka air.

24. Pengujian (Testing)


a. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh hasil yang
baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila
diperlukan, bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh Direksi
Pelaksanaan untuk diuji ke laboratorium atas tanggungan biaya Kontraktor.
b. Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah bagian
tertutup sehingga hasil baik menurut PLN, spesifikasi dan pabrik.
c. Setiap satu lantai selesai dipasang harus dilakukan pengujian.
d. Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji tegangan
dan tahanan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus diuji sistem kerjanya sesuai
spesifikasi yang diisyaratkan.
e. Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
f. Semua penyambungan harus diperiksa, tersambung dengan mantap dan tidak terjadi
kesalahan sambung atau polaritas. Pemeriksaan sambungan harus dengan
menggunakan Meger.
b. Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
c. Pengujian harus bersama Direksi Pelaksana dan dibuat laporan tertulis.

25. Penyerahan Pemeliharaan dan Jaminan.


1. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :
a. Menyerahkan gambar revisi instalasi listrik sebanyak 4 (empat) set.
b. Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik ( Keur ).
c. Menyerahkan hasil pengetesan.

2. Setelah penyerahan tahap 1, Kontraktor wajib melaksanakan masa


pemeliharaan secara cuma-cuma selama 120 hari kalender, bahwa seluruh instalasi
dan peralatan tetap dalam keadaan baik dan bekerja sempurna. Kerusakan karena
kesalahan pemasangan atau peralatan harus diperbaiki, bila perlu diganti baru.
3. Setelah penyerahan tahap 1, kontraktor wajib melakukan masa jaminan selama 180
hari kalender atas semua peralatan yang dipasangnya tetap bekerja sempurna,
kecuali untuk bola lampu.

48
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

B. SYARAT-SYARAT KHUSUS TEKNIS INSTALASI LISTRIK

PASAL 1. UMUM

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh
pekerjaan listrik di dalam bangunan MASJID RAYA GANTING SUMATRA - BARAT (SUMBAR).

Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari
Syarat-Syarat Khusus Teknik ini.

PASAL 2. PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK.

Sumber daya listrik bagi gedung diperoleh dari jaringan tegangan 220/380 V, 3 fasa, 4 kawat, 50 Hz PLN
sebesar 279 kVA.

Melalui panel utama tegangan rendah SDP untuk selanjutnya didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi
dan panel daya / penerangan gedung secara radial.

Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasa - empat kawat 220/380 V
mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman).

PASAL 3. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian, pengesahan
terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan
Keselamatan Kerja, serta serah-terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan.

Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis
tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan
sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat
umum untuk menunjang bekerjanya system / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat
Khusus Teknik atau gambar dokumen.

Pekerjaan ini meliputi :

3.1 Pekerjaan di Dalam Gedung.

3.1.1 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel SDP (sub distribution panel) tegangan
rendah.

49
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

3.1.2 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya / penerangan. Termasuk di
dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel / konduktor

3.1.3 Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel daya jenis NYY untuk penghubung antarpanel
daya / penerangan

3.1.4 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak. Termasuk
pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur penerangan, baik penerangan
normal maupun darurat.

PASAL 4. GAMBAR-GAMBAR.

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di dalamnya
dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.

Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal, dan kontrak lainnya haruslah menjadi
referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.

Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Direksi / Pengawas atau pihak lain
yang ditunjuk untuk itu.

PASAL 5. KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI.

5.1 Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.

Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-kontak), saklar, kotak-kotak
tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang
diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya
tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.

5.1.1 Kotak-kotak (doos) Outlet.

a. Jenis.

Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau
standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat persegi
atau segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus
dipasang dengan baik dan benar.

b. Ukuran.

Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang
diperlukan.

Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit,
sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan.

50
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).

Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang
diberi gasket tahan cuaca :
- tempat-tempat yang kena matahari.
- tempat-tempat yang kena hujan.
- tempat-tempat yang kena minyak.
- tempat-tempat yang kena udara lembab.
- tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.

Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok
beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan
harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

5.1.2 Saklar dan Stop Kontak.

a. Bahan Doos.

Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar
dinding dan receptacles otlet harus dari bahan galvanized steel dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan tunggal dan 11,9 cm x
11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua
peralatan.

b. Cara Pemasangan.

Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum 10 A /


250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali
ditentukan lain pada gambar.

Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di
atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada
doos (kotak) yang sesuai.

Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.

Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian
110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan
petunjuk Direksi / Pengawas.

Saklar dan Stop Kontak ex JUNG TOP LINE atau setara.

c. Jumlah Kutub.

Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan)
dengan rating minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan
peraturan PUIL 2000 dan diberi saluran pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.

Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

51
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

5.1.3 Kabel-kabel.

Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan
rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang
diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari
semua sistem dan peralatan.
a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V).

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC,
VDE , SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan
(mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh
pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan
dipilin (stranded).

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30 meter
panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2. Kecuali disyaratkan
lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan
dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).

Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau
dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan pengikat kabel
(cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam


bangunan harus diadakan secara lengkap.

Faktorpengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar 40%

Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).

c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.

Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya
harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar
dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus
dari jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge.

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali tercatat
lain. Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya
lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas
penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A).

d. Splice / Pencabangan.

Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan -


sambungan di dalam pipa konduit.

52
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau


kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.

Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara
elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered.

Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada


konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor
tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas
oleh getaran.

e. Kabel Kontrol.

Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol


motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis
stranded annealed copper yang fleksibel.

Isolasi harus dari PVC, tahan lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600
V.

Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm
untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari
peralatan yang dikontrol, dengan pertimbangan - pertimbangan mengenai panjang
circuit dan sebagainya.

Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).

f. Bahan Isolasi.

Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition dan
lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja
dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui,
menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.

g. Pemasangan Kabel.

1. Pemasangan di Permukaan.

a. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.

Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high-impact heavy


gauge, dipasang di permukaan pelat beton langit-langit dengan klem
pendukung yang sesuai.

Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat.Semua


kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur.

Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak


boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter
kabel).

Konduit ex CLIPSAL atau setara.

53
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

b. Kabel Daya Penghubung Antarpanel.

Kabel-kabel daya diletakkan di atas cable tray, di klem pada cable tray
dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel).

Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara


rapi dan digantung atau disangga secara kokoh dengan penggantung /
penyangga besi yang diklem ke pelat beton.

Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan


sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang,
penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang
horizontal maupun vertikal.

Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya


pemasangan kabel tersebut.

2. Pemasangan di Dalam Dinding.

Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding
harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy gauge dengan
ukuran minimum 3/4".

Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah
pipa selesai ditanam.

i. Penggunaan Warna Kabel.

Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral
dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 1987, yaitu :

1. Sistem tegangan 220 V, 1 fasa :

hitam : fasa
biru : netral
kuning/hijau : pentanahan

2. Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa :

merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

j. Pendukung Kabel.

Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel daya dan
panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung
lain-lainnya.

54
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

k. Konduit Tertanam.

Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga
dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit.

5.1.4 Sistem "Race Way"

Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta
perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.

a. Ukuran.

Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani
dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL 2000 dan lain-lain.

Diameter minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor
pengisian kabel maksimum 40 %.

b. Bahan.

Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan uPVC
high-impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.

Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis heavy
gauge galvanized welded steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 : part I & II
class 4.

c. Pemasangan.

1. Race Way yang Ditanam di Dinding.

Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan dengan
jalan membobok dinding beton dengan pahat.

Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai


dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.

Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai dengan


kondisi semula.

Selama dilakukannya pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit harus


ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.

2. Race Way yang Dipasang di Permukaan.

Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang sejajar
atau tegak-lurus dengan dinding bagian struktur atau pertemuan bidang-bidang
vertikal dengan langit-langit.

55
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit, harus
digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.

Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat.
Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi dengan plat kuningan
yangsesuai.

Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-fitting, klem


dan lain-lainnya harus digalvanisir atau di cat tahan karat dan harus digunakan
pendukung supaya pipa bebas dari permukaan korosif.

Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu
jalan sebelum dipasang, dan sekali lagi sesudah dipasang, dengan warna yang
ditentukan oleh Direksi / Pengawas.

Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat


dengan warna sebagai berikut :

a. Pipa penerangan dan daya - orange


b. Pipa telepon - hijau
c. Pipa fire alarm - merah
d. Pipa tata-suara - kuning

3. Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah.

Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan. Di atas race way tersebut harus diberi patok penunjuk.

Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi
standar SII.

4. Race way Melintas / Menembus Dinding.

Bila pipa melintas tembok, penyekatruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain,


maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui
oleh debu, lembab (uap air), api dan asap.

5. Konduit Logam Flexibel Tahan Air.


Konduit logam flexibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi di mana ada
kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir yang
korosif, lembab atau berupa minyak. Termasuk dalam hal ini adalah
pemakaian pada kabel masuk ke terminal motor pompa.
Suatu bungkus (sheath) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida (PVC) harus
menonjol pada inti baja yang flexibel.

Sambungan antara konduit yang kaku, fitting dari konduit dan sebagainya
dengan konduit fleksibel harus dibuat dengan fitting jenis "insulated throat
type" yang dianjurkan oleh pembuat dari konduit logam tahan cairan tersebut.
Suatu konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan
(earth continuity) harus pula dimiliki oleh race way / konduit ini.

56
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

6. Pengakhiran dan Sambungan.


Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan
lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing insert yang harus
terbuat dari thermoplastic atau "fibre minded" yang dimatikan untuk
mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari
sistem grounding dari race way.

Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan
hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem penguncian
interlock compressed.

7. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan
ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.

Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka,


termasuk pelindung kabel (sheath / armour), konduit, saluran metal, rack, tray,
doos, stop kontak, armatur, saklar dengan penutup metal harus dihubungkan
dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak


diperbolehkan. Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri
yang terbuat dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi.

Luas penampang minimum konduktor pentanahan adalah 6 sqmm dan


dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus
menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.

Tahanan pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.

5.1.5 Sub Distribution Panel dan Perlengkapannya

a. U m u m.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker, indikator,
magnetic contactor, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang
diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang sempurna dari segenap sistem dan
peralatan-peralatannya.

Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman yang luas
di bidang manufacturing dan perencanaan panel-panel tegangan rendah dan dapat
memberikan keterangan bahwa panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik
selama paling sedikit 3 tahun.
Penawaran harus meliputi reference list sebagai suatu bukti.

b. Panel-panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali ditentukan lain.
Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan
minimum dengan penyesuaian dan/atau penambahan seperti disyaratkan di bawah
ini :

57
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

1. Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat dari plat
baja (metal clad). Konstruksi panel harus kokoh dan tidak rusak dalam
pengiriman atau pemasangan.

Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal akibat
hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah dan atas dengan
pelat-pelat penutup yang bisa dilepas.

Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus


dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.
Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang
tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu untuk
rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada sisi
belakang dari penutup yang berengsel tersebut.

Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi untuk
membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus pada
nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE/IEC untuk peralatan yang
tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan
sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan air.

Tebal pelat baja yang digunakan minimum 2 mm.

2.. Konstruksi.

Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti ditunjuk dalam
gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda
menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan
operasi yang dimaksud dapat dicapai.

Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus diikuti
dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan bangunan
(konstruksi).Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus
dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung-singkat yang terjadi
pada lokasi tertentu tersebut. Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau
diklem serta diatur untuk menjamin daerah kontak yang baik.

3. Ventilasi

Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine.


Untuk menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang tersebut, pada bagian
dalam harus diberi lapisan pelat yang juga dilubangi (di-punch).

4. Papan Nama.

Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama
yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan dapat dilihat
dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas
rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya.
Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.

58
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan
komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.

5. Cadangan Sambungan di Kemudian Hari.

Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan - ruangan


tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan, terminal,
klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang
dipasang di kemudian hari.

Kemungkinan penyambungan di kemudian hari dapat berupa peralatan baru,


misalnya saklar, pemutus daya, kontaktor dan lain-lain.

6. Alat-alat Ukur.

Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur seperti yang
ditunjukkan di dalam gambar rencana.

Bila digunakan amperemeter selector switch (saklar pindah), pada saat


pemindahan pengukuran arus, saklar pindah untuk amperemeter harus berada
pada posisi off, dan pada posisi ini trafo arus harus dalam keadaan
terhubung-singkat.

Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk dipasang
secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling tinggi 1,5 dengan
penunjukan melingkar (minimum 90o), skala linier, dipasang secara flush
dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 mm x 144 mm. Posisi dari
saklar putar untuk voltmeter dan amperemeter harus ditandai dengan jelas.

a. Amperemeter (A-m)

Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih sebesar


120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan dilengkapi
dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk menandai
besarnya arus beban penuh.

Amperemeter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW


atau lebih pada salah satu fasanya.

Amperemeter harus mampu untuk menahan pergerakan yang timbul


akibat arus start motor dan mempunyai skala overload yang rapat
(compressed) untuk keperluan pembacaan arus start tersebut.

Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan


nol (zero adjusment) berupa sekrup pemutar dibagian depan.

b. Voltmeter (V-m)

Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai skala


penunjukan yang lebar.

59
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Voltmeter dipasang di sisi daya masuk melalui sikring pengaman jenis


HRC dengan arus nominal 3 A.

Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol


(zero adjustment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.

8. Trafo Arus.

Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan (indoor
type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai dengan
standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.

Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan gaya-gaya


mekanis yang timbul pada waktu terjadinya hubung-singkat 3 fasa simetris.

Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan dengan


kWh-meter dengan syarat tidak mengurangi ketelitiannya.

Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus (terpisah).

9. Kabel-Kabel Kontrol.

Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di pabrik
/ bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap kerusakan
mekanis.

Ukuran kabel kontrol minimum 2,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan tegangan
nominal 600 volt.

Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan sepatu
kabel dengan ukuran kabelnya dan dikencangkan dengan alat penekan
(press-tang / kerf tang) secara baik, sehingga dapat dicegah terjadinya hubung
longgar (lost contact).

Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada terminal


peralatan harus cukup kencang dan kokoh.

10 Merk Pabrik.

Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik (ex MG atau
setara).

Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau dipertukarkan


tempatnya pada rangka panel.

Panel ex Industira atau setara

60
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

11 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.

a. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)


Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A
digunakan jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker -
MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC
157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi 40 oC (fully tropical ized)
dan mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC dengan rating 1000
VAC.
- MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.

- Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat


dari bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak - kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).

- Mekanisme operasi harus dari jenis " quick make" dan "quick
break" secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya sewaktu
opening, closing maupun trip.
Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak utama
menutup kembali tanpa sengaja.

- Handel togel MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak


utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan
mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub
membuka secara bersamaan.

- MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing -


masing kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus beban
lebih (overload - inverse time) secara mekanis dengan bimetal,
pengatur arus hubung-singkat (overcurent - instantaneous) secara
mekanis dengan solenoid (magnetis).

Untuk motor protection, hanya dipasang magnetic overcurrent


protection.
- Pada MCCB dengan rating 250 A - 630 A thermal-magnetic trip
unit harus dari jenis interchangeable trip unit, sedangkan untuk
MCCB di atas 630 A menggunakan solid-state relay yang
dienergize oleh CT yang terpasang di dalam MCCB sehingga tidak
memerlukan catu daya dari luar MCCB.
- Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi operasi, yaitu ON,
OFF dan TRIP.
- Kapasitas pemutusan arus kesalahan (interrupting / breaking
capacity) tidak kurang dari 50 kA.

b. Miniature Circuit Breaker (MCB).

MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 /Part 1


1977 atau IEC157.1 (fully tropicalized), mampu beroperasi untuk
tegangan sampai 660 VAC dengan rating 1000 VAC.

61
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

- MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik pada


posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.

- Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari


bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk
menutup dan membuka kontak-kontak utamanya secara menyapu
(wiping action).

- Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah


kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.

- Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub
(kontak utama) secara bersamaan (simultan).

Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus


menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.

- MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih


(overload-inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan arus
hubung-singkat (overcurent-instantaneous) secara mekanis
dengan solenoid (magnetis).

Arus nominal dari MCCB dan MCB harus sesuai dengan gambar,
dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan dengan
letak pemutus daya tersebut.

c. Kontaktor.

Kontaktor-kontaktor atau rele kontrol harus memenuhi persyaratan B.S.


5424 Part 1 : 1977.

- Rating kontaktor atau rele harus sesuai dengan gambar dan


tidak kurang dari 10 A. Rating tersebut harus merupakan rating
kontinyu.

- Semua kontak (kutub) kontaktor atau rele harus dilapis dengan


perak (silver).

- Coil dari kontaktor atau rele harus mempunyai rating tegangan


220 V, 50 Hz.

12 Terminal Pembantu.

Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakan beberapa
kabel yang disatukan pada terminal tersebut, Kontraktor harus juga
menyediakan terminal pembantu yang diperlukan.

Terminal pembantu tersebut harus terbuat dari bahan yang sama dengan
terminal utama dengan kapasitas hantar arus yang sesuai dan dilubangi sesuai
dengan ukuran sepatu kabel yang digunakan. Setiap mur-baut yang digunakan
harus dikencangkan dengan baik agar terhindar dari kemungkinan
hubungan-longgar (lost contact).

62
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

5.1.6. Peralatan Penerangan.

1. Umum

Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta


alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua
peralatan penerangan.

Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

2. Kualitas dan Pengerjaan.

Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun khusus
harus dari kualitas terbaik.

Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar
komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti
yang disyaratkan di sini.

Armatur ex ARTOLITE atau setara.

3. Jenis Armature.

a. Lampu-lampu Flourescent (TL)

Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.


Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk
meniadakan efek stroboskopis.

Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja
sehingga mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe low losses.

Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi


standar PLN / SII / LMK.

b. Lampu Down Light.

Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu menggunakan


jenis lampu sesuai dengan gambar rencana.

4. Pemasangan.

Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang yang
berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui Direksi / Pengawas.

Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan lain yang


perlu agar diperoleh hasil pemasangan yang baik.

Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga


betul-betul lurus.
Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh
mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan permukaan - permukaan
di sebelahnya.

63
PEMBANGUNAN LANJUTAN RUMAH SAKIT PRATAMA

Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).

Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan tersebut


harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta
bebas dari semua cacat /kekurangan.

Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus


menyala secara lengkap.

PASAL 6 . PENGUJIAN DAN PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM.

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing),
penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.

6.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang tergabung
dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga
kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor.

Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan berpengalaman
untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.

6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi /
Pengawas antara lain :

a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section) maupun
keseluruhan (overall).

b. Pengujian pentanahan panel.

c. Pengujian kontinuitas konduktor conductor.

d. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)

e. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat data
setelan yang dilakukan.

f. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau badan resmi
yang ditunjuk Direksi / Pengawas.

6.4 Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di atas atau
standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.

Tuapejat, 02 Maret 2020


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

ARIFMAN ZEBUA, AMF, S.IP


NIP. 19820709 200501 1 004

64

Anda mungkin juga menyukai