Anda di halaman 1dari 26

RENCANA KERJA

DAN SYARAT – SYARAT


(RKS)

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR


DINAS PENDIDIKAN
TAHUN ANGGARAN 2020
SPESIFIKASI TEKNIS
DAN PERSYARATAN BAHAN
1. URAIAN UMUM PROYEK
1.1 Pekerjaan ini dibawah Pengelolaan Program Pembangunan dan Rehabilitasi
Sarana Prasarana Utama SD dimana dalam pelaksanaannya berada di bawah
Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.
Guna meningkatkan kualitas dan mutu sarana dan prasaran serta kenyamanan
proses belajar mengajar.

1.2 Pekerjaan yang harus dilaksanakan merupakan :


- Pembangunan Ruang Kelas Baru, Rehabilitasi Ruang kelas dan Revitalisasi
Ruang Kelas yang tersebar di seluruh wilayah Pemerintahan Kabupaten
Bogor.

1.3 Pemborong / Kontraktor juga harus melaksanakan pekerjaan :


- Segala sesuatu yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini

2. S I T U A S I
2.1. Terlaksananya Pembangunan Sarana dan Prasarana di Kabupaten Bogor .

2.2. Calon Pemborong / Kontraktor wajib meneliti situasi setempat terutama kondisi
bangunan yang Sudah ada, sifat dan luas pekerjaan serta hal-hal lain yang
berpengaruh terhadap harga penawaran disamping ketentuan-ketentuan yang
ada dalam bestek.

2.3. Kelalaian atau kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan klaim dikemudian hari

3. PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK


Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan:
3.1. Pelaksana akhli yang benar-benar mengerti gambar dan cara-cara pelaksanaan
dilapangan.

3.2. Tenaga Pelaksana yang terampil dalam bidang pengerjaan.

3.3. Mesin-mesin pengaduk beton, pompa air, mesin pemadat tanah, alat-alat
pengukur seperti waterpas penyiku, theodolith, dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk ketelitian, kerapihan dan ketepatan pekerjaan.

3.4. Bahan-bahan harus sudah ada ditempat pekerjaan menjelang waktu


pengerjaan sehingga tidak akan terjadi kelambatan pelaksanaan dari jadwal
yang telah ditentukan.

3.5. Buku Harian untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan


dan detail-detail yang penting dari pekerjaan.

3.6. Laporan Bulanan mengenai kemajuan pekerjaan yang memuat sekurang-


kurangnya keterangan-keterangan yang berhubungan dengan kejadian selama
satu bulan dan Risalah Kemajuan / Progress Report

3.7. Ukuran
a. Satuan ukuran : semua ukuran tersebut dalam gambar rancangan dinyatakan
dalam ukuran metrik, kecuali untuk baud-baud dan sejenisnya dalam
millimeter atau inchi.
b. Mengukur letak bangunan : ketentuan letak bangunan diukur dibawah
pengawasan Direksi Pengawas dan penyesuaian dengan bangunan yang ada
(Existing). patok yang dipancang kuat-kuat dari papan-papan bangunan
(bouwplank) yang diketam rata pada sisi atasnya.
Pemborong harus menyediakan secukupnya pembantu lainnya yang
diperlukan untuk pengukuran.
c. Ukuran pokok : ukuran pokok  0.00 adalah permukaan elevasi tanah asli.
Selanjutnya semua ukuran tinggi dalam gambar diambil dari tinggi keramik
 0.00 ini.

3.8. Penyediaan Bahan / Logistik dan Peralatan.


Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk
semua tenaga, bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan.

3.9. A i r, listrik, dan penerangan


Air, listrik dan penerangan untuk keperluan pekerjaan harus diusahakan oleh
Pemborong sendiri.

3.10. Perlindungan
Pemborong harus bertanggung jawab atas pemindahan sementara atau
permanen yang terjadi dari saluran air dan limbah, telepon / listrik dan
sebagainya yang diakibatkan oleh Pelaksana Proyek.Pemborong wajib
membayar biaya dan semua ganti rugi sehubungan dengan pemindahan dan
atau pengembalian dalam kondisi semula.

4. PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN


4.1. Bangunan yang ada
Selama pelaksanaan pekerjaan, Pemborong bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan yang terjadi pada bangunan, apabila terdapat kerusakan,
harus segera diperbaiki Pemborong

4.2. Gambar Pelaksanaan di Lapangan


Gambar pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan harus selalu dilapangan,
demikian juga Buku Peraturan dan Syarat-Syarat (RKS).
Gambar tersebut harus dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan menunjukkan
perubahan-perubahan, termasuk gambar perubahan risalah aanwijzing (kalau
ada).

4.3. Ketidak-sesuaian antara Gambar dan RKS


Bilamana ada ketidak-sesuaian antara gambar kontrak dengan syarat-syarat
umum, uraian dan syarat-syarat, maka hal ini harus selekasnya ditunjukkan
kepada Pemberi Tugas untuk mendapatkan keputusan.
Yang umum adalah bila terjadi perbedaan antara :
- Gambar berskala besar dan yang berskala kecil maka yang diambil adalah
gambar berskala besar.
- Antara gambar dan RKS, maka yang diutamakan adalah RKS.

4.4. Gambar Revisi dan Gambar As Built


Untuk semua penyimpangan pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar,
baik penyimpangan itu atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Pemborong
harus membuat gambar-gambar kerja yang sesuai dengan apa yang telah
dilaksanakan dilapangan (gambar revisi) yang memperlihatkan dengan jelas
perbedaan antara gambar-gambar kontrak dengan pekerjaan yang
dilaksanakan.
Gambar-gambar tersebut harus diserahkan pada waktu penyerahan pertama
dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh
Pemborong.

4.5. Peraturan dan Standard


Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan
Peraturan Pembangunan yang syah berlaku di Negara Republik Indonesia
selama pelaksanaan kontrak ini harus betul betul ditaati, kecuali jika dibatalkan
oleh uraian dan syarat-syarat ini.
Pada khususnya peraturan ini berkenaan dengan pasal diatas meliputi :
- Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan NI-3 (PUBB)
/ 1956, PUBB - 1969, NI-3 / 1970.
- SK-SNI untuk Pekerjaan Umum (Bangunan)
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang untuk Bangunan Gedung
(SK - SNI. T – 15 - 1991 – 03).
- Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
(SK - SNI. T - 15 – 1990 – 03).
- Tata Cara Pengadukan dan Pencampuran Beton
(SK - SNI. T – 281 – 1991 – 03).
- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI - NI - 5/ 1 961)
- Peraturan Perburuhan di Indonesia.
- Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL - NI - 6 / 1972)
- Pedoman Plambing Indonesia atau AVWI yang lama.
- Peraturan yang dikeluarkn PLN untuk para Instalatur.
Tata cara pelaksanaan atau peraturan pembangunan dari pemerintah setempat
harus ditaati. Kecuali bila ketentuan tersebut tak sejalan atau menunjukkan hal-
hal yang bertentangan dengan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
pusat .
Bilamana dalam RKS telah ditentukan standard kualitas bahan maka ia
dianggap telah pula ditambahkan pada spesifikasi / syarat bahan.

4.6. Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama


Pemborong harus mengadakan pengamanan yang layak untuk melindungi para
pekerja dan tamu yang berkunjung ketempat pekerjaan. Fasilitas dan tindakan
pengamanan seperti ini adalah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang dan
Peraturan mengenai Keselamatan Kerja yang berlaku.
Di Lapangan Pemborong wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
P3K yang mudah dapat dicapai.

5. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


5.1. Pekerjaan galian tanah harus memperhatikan rencana pembentukan tanah itu
sendiri baik kedalaman maupun kemiringannya khusus pada galian tanah
pondasi, sebelum pemasangan konstruksi pondasi, apabila terdapat genangan
air maka air tersebut harus dibuang terlebih dahulu.
5.2. Galian tanah untuk pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana kerja
(bestek) dengan sebelumnya membuat gambar kerja (shop drawing) nya untuk
mendapat persetujuan dari direksi.
5.3. Pekerjaan pembuatan pondasi hanya dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari direksi.
5.4. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi sumuran dengan diameter 80 cm dan
kedalamannya sampai dengan tanah keras.
5.5. Tanah bekas galian dapat dipakai kembali sebagai urugan dalam peninggian
feil bangunan, perataan dan isian jika menurut pengawas / direksi bahwa tanah
urugan tersebut masih cukup baik dan layak digunakan, bebas dari kotoran dan
tidak mempengaruhi terhadap konstruksi bangunan yang ada.
5.6. Galian tanah yang tidak terpakai harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek
dan menjadi tanggung jawab pemborong.
5.7. Pemborong harus memperhatikan drainase aliran air buangan dari lokasi agar
air tidak mengganggu jalannya pekerjaan atau menggenangi lokasi proyek.

6. PEKERJAAN URUGAN PASIR


6.1. Urugan pasir yang digunakan untuk lapisan dibawah lantai, pondasi batu kali
dan pekerjaan pedestarian.
6.2. Urugan pasir untuk rabat beton yaitu setebal 5 cm dan dipadatkan
6.3. Pasir yang dipergunakan adalah pasir urug yang bersih dari segala macam
kotoran dengan ketebalan sesuai dengan fungsinya setelah disiram dengan air
dan dipadatkan.

7. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI


Bagian-bagian penting yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan pekerjaan
pasangan pondasi batu kali adalah material dan cara memasang batu.
7.1. Material pasangan pondasi batu kali terdiri dari :
- Agregat halus ( pasir ) yang digunakan diambil dari sungai atau sumber
lainnya, pasir laut tidak diijinkan untuk dipakai.
- Air yang digunakan untuk campuran adukan harus air yang bersih, bebas
dari lumpur, minyak, bahan organik, kotoran lain dalam jumlah yang dapat
merusak.
- Semen yang digunakan memenuhi standart Indonesia NI – 8.
- Batu yang dipakai adalah batu gunung atau batu sungai, batu keras,
permukaannya kasar serta homogen. Ukuran batu pecah yang digunakan
adalah 10x15 cm sampai dengan 20x25 cm.
7.2. Cara pemasangan pondasi batu kali :
- Setiap pemasangan batu pecah harus diberi alas adukan, semua sambungan
diisi padat dengan adukan, tebal adukan tidak lebih dari 50 mm serta tidak
boleh ada batu satu dengan lainnya tanpa adukan.
- Pasangan batu tidak boleh dilaksanakan dalam keadaan hujan yang deras,
akan dapat melarutkan adukan. Pekerja tidak boleh berdiri diatas pasangan
batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.
- Pekerjaan plesteran pada pasangan batu dikerjakan 2 lapis sampai ketebalan
2 cm dengan campuran minimum 1 PC : 3 Pasir sampai maksimum 1 PC : 5
Pasir.
- campuran tersebut tidak boleh kurang karena akan mengurangi mutu dan
kwalitas daripada item pekerjaan tersebut.

8. PEKERJAAN BETON
8.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa-jasa lain
sehubungan dengan dengan pekerjaan beton cor di tempat, sesuai dengan
gambar bestek dan persyaratan teknis ini, untuk membangun bangunan gedung
seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, dalam hal ini pemborong yang
harus menyediakan tenaga kerja, dan segala peralatan yang ada kaitannya
dengan pekerjaan beton sesuai dengan kapasitas yang diperlukan untuk
pekerjaan tersebut serta mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan disiplin
lain yang menyangkut pekerjaan pembetonan, yaitu meliputi :
a. Pekerjaan pasangan Beton Sloof.
b. Pekerjaan pasangan Beton Kolom yang mengikat pada sloof.
c. Pekerjaan pasangan Balok Beton yang mengikat pada kolom.
d. Pekerjaan pasangan Beton Ring balk yang mengikat pada balok & kolom.
e. Pekerjaan Konstruksi, tembokan dan logam dan lain-lain sebagainya yang
ada kaitannya dengan pekerjaan beton.

8.2. Pengendalian Pekerjaan


Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan
persyaratan-persyaratan standar seperti tertera dalam :
SK-SNI.T-15-1990-03 : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal
SK-SNI.T-15-1991-03 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung
SK-SNI.T-28-1991-03 : Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran beton.
SK-SNI.S-36-1990-03 : Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air.
NI - 3-1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
PUUDI- 1982 : Persyaratan Umum Beban Bangunan di Indonesia.
SK-SNI : Konsep Standar Nasional Indonesia Untuk Pekerjaan
Umum (Bangunan).
SII 0136-84 : Baja Tulangan Beton
SII 0784-83 : Jaringan Kawat Baja untuk Tulangan Beton.
American Standard for Testing Materials (ASTM) 1993
ASTM C13-88 : Method of Making and Curing Concrete Test Specimens.
ASTM C33-86 : Spesification for Concrete Agregates.
ASTM C39-86 : Test Method for Compresive Strength for Cylindrical.
ASTM C42-87 : Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and
sawed
Beams of Concrete.
ASTM C143-89 : Test Method for Slump of Portland Cement Concrete
ASTM C150-86 : Specification for Portland Cement
ASTM C172-82 : Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the
Pressure Method.
ASTM C260-86 : Air Entraining Admixturesfor Concrete.
ASTM C330-85 : Specification for Lightweight Agregates for Structural
Concrete
ASTM C494-92 : Standard Specification for Chemical Admixtures for Concrete

“ Persyaratan diatas adalah standar minimum dan harus disesuaikan dengan


gambar-gambar dan persyaratannya. Semua pekerjaan beton yang tidak sesuai
dengan standar akan ditolak, kecuali bila dilaksanakan dengan standar yang
lebih tinggi mengenai kekuatan & mutu bahan, cara pengerjaan cetakan, cara
pengecoran, kepadatan, texture finishing dan kualitas secara keseluruhan “
8.3. Bahan-Bahan
Untuk pengerjaan beton bertulang cor ditempat ini, dianjurkan menggunakan
adukan beton dari molen beton (concrete mixer) agar adukan benar-benar
homogen.
a. Agregat Halus Beton
a.1.Agregat halus beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
batu dengan Wet System Stone Crusher.
a.2.Agregat beton harus sesuai dengan spesifkasi agregat halus beton
menurut ASTM C33-86.
a.3.Ukuran terbesar agregat halus beton / pasir beton adalah 3,8 mm.
a.4.Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan
pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak
diiinginkan.
b. Agregat Kasar Beton
b.1. Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butiran-butiran kasar,
keras tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butiran-butiran yang
pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20 % dari jumlah berat
seluruhnya.
b.2. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembukuan hingga melebihi 50
% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles.
b.3. Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali
atau substansi yang merusak beton.
c. Besi Beton
Besi-besi yang digunakan adalah sebagai berikut :
- BJTD-32 , BJTD -39 untuk X  16 mm
- BJTD-24 untuk X  12 mm
Besi tulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain,
apabila harus dibersihkan dengan cara atau digosok tanpa mengurangi
diameter penampang besi, atau dengan bahan cairan sejenis “Vikaoxy off”
yang disetujui direksi.
d. Kawat Pengikat
Ukuran minimal kawat pengikat adalah 0,1 mm seperti yang disyaratkan
didalam NI-2 Bab. 3.7.
e. Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab. 3.6.
Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu
diperiksa pada labolatorium PDAM setempat yang disetujui oleh Direksi dan
biaya sepenuhnya ditanggung oleh pemborong.
Pemborong harus menyediakan air atas biaya sendiri
f. Additive
Dalam hal digunakan bahan additive dalam campuran beton, maka
pemborong harus mendiskusikan terlebih dahulu dari penggunaan bahan-
bahan additive tersebut guna mendapatkan persetujuan dan petunjuk-
petunjuk mengenai cara-cara pelaksanaannya dari pihak Direksi /
Perencana.
g. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan beton cor ditempat
dalam pekerjaan ini adalah K. 225 dan K.175 untuk beton non struktur dari
hasil rancangan campuran beton (SK-SNI-T-15-1990-03) yang dibuktikan
dengan hasil pengujian . Untuk lantai kerja digunakan beton dengan
campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Kr

8.4. Pelaksanaan Pekerjaan beton


Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, pemborong harus mengadakan trial test
atau Mix Design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan
dapat tercapai (hasil pengujian labolatorium).
a. Pengecoran Beton
Tata cara pengadukan dan pengecoran beton sesuai dengan SK.SNI-T191-03
a.1.Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah pemborong mendapat ijin
secara tertulis. Permohonan ijin rencana pengecoran harus diserahkan
paling lambat dua hari sebelumnya. Sebelum pengecoran dimulai,
pemborong harus sudah menyiapkan seluruh stek-stek maupun
penyaluran tulangan yang diperlukan, pada pelat, kolom dan balok-
balok beton untuk bagian yang akan saling berhubungan atau pada
konstruksi sambungan.
a.2.Memberitahu Konsultan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu
pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Konsultan untuk mengecor
beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan
besi serta bukti bahwa pemborong dapat melaksanakan pengecoran
tanpa gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi tanggung
jawab pemborong atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh.
a.3.Adukan beton tidak boleh dituangkan bila sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui satu jam
dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Konsultan menganggap perlu
didasarkan pada kondisi tertentu.
a.4.Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segregasi) dan perubahan letak tulangan. Cara
penuangan dengan memakai alat-alat pembantu seperti talang, pipa
chute dan sebagainya harus mendapat persetujuan.
a.5.Alat-alat penuangan seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus
selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 2
meter. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi
penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru
dituang.
a.6.Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
“initial set” atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi
plastis karena getaran. Penggetaran harus dilakukan dengan seoftimal
mungkin untuk didapatkan mutu yang maksimal.
a.7.Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah
harus diberi lantai kerja / dasar setebal 5 cm atau sesuai dengan gambar
kerja agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan penyerapan
air semen dengan tanah.
a.8.Bila Pengecoran harus berhenti sementara, sedang beton sudah menjadi
keras dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan semen
(laintrance) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman
yang cukup sampai tercapai beton yang padat. Segera setelah
pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada tulangan
dan cetakan harus dibersihkan.
a.9.Selimut beton
- Pelat beton yang berhubungan dengan tanah : 5,0 cm
- Pelat beton yang tidak berhubungan dengan tanah : 2,5 cm
- Balok beton yang berhubungan dengan tanah : 5,0 cm
- Balok beton yang tidak berhubungan dengan tanah : 2,5 cm
- Untuk semua kolom beton : 2,5 cm
b. Dimensi Beton
Ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran beton
struktur.
c. Agregat Halus
f.1. Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari daerah
setempat dengan catatan memenuhi syarat yang tercantum dalam
(SK.SNI-S-04-1989-F atau SII.0052-80) tentang mutu dan cara uji
agregat beton untuk agregat halus.
f.2. Pasir harus bersih dari bahan organik, zat-zat alkali dan substansi-
substansi yang merusak beton.
f.3. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
f.4. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
f.5. Cara dan penyiapan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang
tidak diiinginkan.
UKURAN
% LEWAT
GRADASI SARINGAN
SARINGAN
(mm)
3/8” 9.50 100
NO. 4 4.80 90 - 100
NO. 8 2.40 75 - 100
NO. 16 1.20 55 - 90
NO. 30 0.60 35 - 59
NO. 50 0.30 08 - 30
NO. 100 0.15 0 - 10
d. PC (Portland Cement)
Semen yang harus dipakai adalah semen dengan mutu yang disyaratkan
sesuai dengan SK.SNI-S-04-1989-F tentang spesifikasi bahan perekat hidrolis
(semen) atau SII-0013-81 tentang mutu dan cara uji coba semen Portland.
Pemborong harus mengusahakan agar satu merek semen saja yang
digunakan untuk seluruh pekerjaan beton. Semen ini harus dibawa ketempat
pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik dan terlindung serta harus
dalam jumlah sesuai dengan urutan pengirimannya. Penyimpanannya harus
dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan lantai terangkat dan
ditumpuk sesuai dengan tanggal pengiriman. Semen yang rusak atau
tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan.
e. Pembesian
Besi tulangan beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga
bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi
tulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing.
Besi tulangan polos maupun besi tulangan ulir (deformed bars) harus
sesuai dengan persyaratan SKSNI, yang dinyatakan sebagai BJTD-32 untuk
tulangan ulir dan BJTD-24 untuk tulangan polos, seperti dinyatakan dalam
gambar-gambar dengan persyaratannya.
f. Pemadatan Beton
f.1. Pemborong harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan
untuk mengangkut dan menuangkan beton dengan kekentalan
secukupnya agar didapat beton padat tanpa digetarkan secara berlebihan.
f.2. Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton sangat penting.
f.3. Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dengan dijaga agar tidak
berlebihan (overvibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi
pengantongan beton-beton tidak akan diterima.
f.4. Penggetaran tidak boleh digunakan untuk tujuan mengalirkan beton.
f.5. Pada daerah pembesian yang penuh dan (padat) harus digetarkan
berfrekwensi tinggi, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang
baik.
f.6. Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dan terlatih.
g. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus
diurug pasir padat setebal minimal 10 cm atau sesuai yang ditunjuk dalam
gambar, kemudian dipasang lantai kerja dengan beton mutu Bo setebal 5
cm atau sesuai dengan gambar dengan adukan 1 Pc : 3 Psr : 5 Kr dibawah
konstruksi beton tersebut.
h. Beton Rabat
Beton rabat dengan mutu k-100 yang digunakan harus dari
campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Kr dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukan
dalam gambar dimana dibawahnya terlebih dahulu harus diberi pasir padat
dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja.
i. Slump (kekentalan beton)
Kekentalan beton untuk konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI - 71
adalah sebagi berikut :
JENIS KONSTRUKSI SLUMP (mm)
MAX MIN

- Kaki dan dinding pondasi 125 50


- Plat, balok dan dinding 150 75
- Kolom 150 75
- Plat diatas tanah 125 50
Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi harga
tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50 %, tetapi dalam hal apapun tidak
melebihi 150 mm.
8.5. Cetakan Beton / Begisting
a. Standard
Seluruh cetakan mengikuti persyaratan normalisasi dibawah ini :
a.1. SK.SNI-1990/1991 = Tata Cara Pekerjaan Cetakan Beton
a.2. NI-3-1970 = Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
b. Bahan-Bahan
b.1. Bahan pelepas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan
pada semua acuan untuk pekerjaan beton.
b.2. Cetakan / Bekisting untuk beton cor ditempat biasa bahan cetakan harus
dibuat penguat-penguat secukupnya, sehingga keseluruhan form work
dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton
pada waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk yang
disetujui oleh konsultan perencana.
b.3. Rencana desain seluruh cetakan / bekisting menjadi tanggung jawab
pemborong sepenuhnya.
b.4. Cetakan / Bekisting harus sesuai bentuk, ukuran batas-batas bidang dari
hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.
b.5. Cetakan / Bekisting harus sedemikian rupa agar menghasilkan muka
beton yang rata.
Untuk itu dapat digunakan cetakan multipleks 9mm, plat besi atau
papan dengan permukaan yang halus dan rata.
b.6. Sebelum beton dituang, konstruksi cetakan harus diteliti untuk
memastikan bahwa benar dalam letak yang diinginkan, kokoh, rapat,
tidak terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituangkan
serta bersih dari segala benda yang tidak diingikan dan kotoran-kotoran.
Permukaan cetakan harus diberi minyak pelumas yang biasa
diperdagangkan untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Pelaksanaannya harus berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi
yang dapat mengurangi daya lekat besi dan beton.
b.7. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata agar tidak terjadi
penyerapan air beton yang baru dituang.
b.8. Cetakan / Bekisting dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
direksi atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
- Bagian sisi balok = 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi = 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi = 21 hari lantai / atap
=hari
Dengan persetujuan Konsultan Pengawas, cetakan beton dapat
dibongkar lebih awal dengan syarat beban uji yang kondisi
perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan
75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh
direksi sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi /
membebaskan tanggung jawab pemborong dari adanya kerusakan-
kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-
hati sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap
dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah. Bekas cetakan beton
untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam didalam tanah harus
dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah
kembali.
b.9. Hasil Pengecoran dan Finishing
Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapi, bersih tanpa cacat,
lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.
Permukaan beton yang akan difinishing dengan cat, tidak akan diplester
lagi tetapi langsung diberi plamur dan cat.
b.10. Curing
Setelah pengecoran selesai dilaksanakan Pemborong harus memelihara
/ menjaga beton tersebut agar tetap lembab selama proses pengerasan
berlangsung. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyiram air pada
permukaan beton yang selesai dicor atau menutupnya dengan karung
basah, hal ini dilakukan secara berulang (continous) selama proses
pengerasan beton berlangsung.

9. PEKERJAAN BETON STRUKTUR


9.1 Lingkup Pekerjaan
Struktur Tidak Bertingkat
 Sloof Beton 15x18 cm K-175
 Kolom Beton Struktur 13x18 cm K-175 (Pembangunan Diatas Tanah)
 Kolom Beton Selasar 18x18 cm K-175 (Pembangunan Diatas Tanah)
 Kolom Beton Struktur dan Selasar 20x20 cm K-175 (Pembangunan
Lanjutan / Lantai Dua)
 Ringbalk Beton 13x18 cm K-175 (Pembangunan Diatas Tanah)
 Ringbalk Beton 15x25 cm K-175 (Pembangunan Lanjutan / Lantai
Dua)
Struktur Bertingkat
 Pondasi Beton K-175
 Kolom Pedestal K-225
 Sloof Beton 15x20cm K-225
 Sloof Beton 20x30cm K-225
 Kolom Beton Struktur 30x30 cm K-225
 Kolom Beton Selasar 20x20 cm K-225
 Balok Beton Induk 30x60 cm K-225
 Balok Beton Anak 20x30 cm K-225
 Plat Lantai tb. 12 cm K-225
9.2 Syarat Bahan
- Semen, besi, agregat dan air sama dengan persyaratan beton struktural pada
pasal-pasal sebelumnya.
- Bekisting untuk pekerjaan pengecoran harus dari multiplex dengan tebal
minimal 9 mm yang diperkuat dengan rangka kayu dan diperkuat dengan
skur-skur, atau dengan papan tebal 3 cm.
9.3. Syarat pelaksanaan
- Mutu beton K-175 dan K-225
- Untuk pekerjaan pengecoran, pembuatan penyetelan bekisting pekerjaan
harus benar-benar tepat sesuai gambar dengan toleransi ukuran lebih atau
kurang 1 mm.
- Pembesian dilaksanakan sesuai gambar, yang tidak tercantum atau kurang
jelas dalam gambar, pemborong harus membuat gambar kerja (Asbuilt
drawing)

10. PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR


10.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan beton bertulang praktis yang sifatnya
sekunder atau non struktural meliputi :
- Kolom Beton Praktis 12x12cm
- Balok Beton Lintel 11x11cm
- Tangga Beton
10.2. Syarat Bahan
- Semen, besi, agregat dan air sama dengan persyaratan beton struktural pada
pasal-pasal sebelumnya.
- Bekisting untuk pekerjaan pengecoran harus dari multiplex dengan tebal
minimal 9 mm yang diperkuat dengan rangka kayu dan diperkuat dengan
skur-skur, atau dengan papan tebal 3 cm.
10.3. Syarat pelaksanaan
- Mutu beton K-175
- Untuk pekerjaan pengecoran, pembuatan penyetelan bekisting pekerjaan
harus benar-benar tepat sesuai gambar dengan toleransi ukuran lebih atau
kurang 1 mm.
- Pembesian dilaksanakan sesuai gambar, yang tidak tercantum atau kurang
jelas dalam gambar, pemborong harus membuat gambar kerja (Asbuilt
drawing)

11 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA


11.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan tersebut meliputi :
- Pekerjaan dinding bata ½ bata
- Pekerjaan dinding batu bata lainnya yang tercantum didalam gambar kerja
11.2. Persyaratan Bahan
- Batu Bata
Batu bata yang dipergunakan untuk pasangan tembok dan pasangan lainnya
adalah batu bata merah yang berkualitas baik, dengan ukuran yang
memenuhi syarat dan harus dengan pembakaran yang sempurna dan merata.
Batu bata harus bebas dari cacat, retak, tidak boleh mengandung kapur atau
bahan-bahan lain yang dapat menurunkan kualitas, mempunyai sudut siku
dan ukuran yang seragam
- Semen
- Pasir
- Air
11.3. Persyaratan Pelaksanaan
- Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus memperhatikan detail,
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain, serta
melaksanakannya sesuai dengan gambar rencana.
- Sebelum pemasangannya, batu bata harus direndam terlebih dahulu dalam
air yang bersih sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada
genangan air diatas batu bata tersebut.
- Pasangan batu bata harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk/spesi
harus sama yaitu maksimal 1.5 cm, semua pertemuan horizontal maupun
vertical harus terisi dengan baik dan penuh.
- Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan stek kolom dan balok
praktis
- Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapih, sama tebal, lurus tegak dan
pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara
dua dinding harus rapih dan siku seperti yang tercantum didalam gambar
rencana.
- Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar vertical dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan benang lot dan harus diukur dengan tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi per-lengkungan bidang tidak
boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m vertical dan horizontal. Jika
melebihi, maka kontraktor harus membongkar / memperbaiki pasangan batu
bata tersebut dan biaya untuk pekerjaan ini ditanggung sendiri oleh
kontraktor.
- Semua pasangan batu bata yang tertanam didalam tanah harus dilapis aduk
kasar sampai setinggi permukaan tanah.
- Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman maksimal 1 cm dengan rapih dan dibersihkan dengan sapu lidi,
kemudian disiram dan pasangan batu bata tersebut siap diplester.
- Pembuatan lubang pada dinding pasangan batu bata untuk perancah sama
sekali tidak diperkenankan.
- Tidak diperkenankan memasang batu bata merah yang patah dua melebihi 5
% dari jumlah batu bata yang dipergunakan.
- Selama pasangan dinding batu bata belum difinishing, kontraktor wajib
untuk memelihara dan menjaga atas segala kerusakan atau pengotoran oleh
bahan lain. Apabila pada saat di finish terdapat kerusakan, berlubang dan
lain sebagainya, kontraktor harus memperbaiki pasangan dinding batu bata
itu sampai dinyatakan dapat diterima oleh konsultan pengawas, dan biaya
perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

12. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


12.1. Lingkup Pekerjaan :
 Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
 Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian
dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar.
12.2. Persyaratan Bahan:
 Semen portland harus memenuhi peraturan bahan NI-8 (dipilih dari satu
produk untuk seluruh pekerjaan)
 Pasir harus memenuhi peraturan bahan NI-3 pasal 14 ayat 2
 Air harus memenuhi peraturan bahan NI-3 pasal 10
 Penggunaan adukan plesteran :
 Adukan 1pc : 2ps, dipakai untuk plesteran rapat air.
 Adukan 1pc : 5ps,dipakai untuk seluruh plesteran dinding
lainnya.
 Adukan 1pc : 3ps, dipakai untuk seluruh plesteran permukaan
beton.
12.3. Syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan :
 Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton,
pasangan dinding batu bata, pemasangan instalasi pipa listrik dan
plumbing telah sesuai
 Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk
dalam gambar arsitektur terutama dalam gambar detail dan gambar
potongan mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk profilnya.
 Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam
volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut
 untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di
bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan
lantai dan 150 cm dari permukaan lantai toilet dan daerah basah
lainnya dipakai adukan plesteran 1pc : 2ps.
 Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1pc : 5ps
 Plesteran halus (acian) dipakai campuran pc dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan
sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
 Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut
dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk
adukan kedap air.
 Untuk Beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-
sisa bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua
lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup
aduk plester.
 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesteran).
 Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping Multyplek setebal 9 mm untuk patokan
keratan bidang.
 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom
yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta
gambar. Tebal plesteran minimum 2,5 cm
 Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam
satu bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm
dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi,
kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
Kontraktor.
 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari
langsung dengan bahan – bahan penutup yang bisa mencegah penguapan
air secara cepat.
 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Direksi dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
 Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
 Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

13. PEKERJAAN ATAP


13.1 Lingkup Pekerjaan:
 Penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja ahli untuk pembuatan
dan penyetelan rangka kuda-kuda baja ringan
 Pekerjaan Rangka atap baja ringan meliputi :
 Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
 Pekerjaan pembuatan kuda – kuda dikerjakan di workshop
(Fabrikasi).
 Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda – kuda
meliputi struktur Rangka kuda – kuda (truss), balok tembok
(top plate/murplate), reng, sekur overhang, ikatan angin dan
brancing (ikatan pengaku).
 Pemasangan jurai dalam (valley gutter).
 Rangka utama atas (top chord)
 Rangka utama bawah (bottom chord)
 Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw)
dengan jumlah yang cukup.
 Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka
atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
 Pekerjaan penutup Atap dan Nok menggunakan Genteng Bitumen
Selulosa Monolayer 3mm dan Genteng U-PVC 12mm dengan
disertakan Garansi Jaminan 5 Tahun.
 Pekerjaan Listplank GRC 9 mm, L 20 dan L10 cm Tumpang sari.
13.2. Syarat – Syarat Bahan :
 Material struktur rangka atap
Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties) :
 Baja Mutu Tinggi G 550
 Ketebalan 0,75 mm
 Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
 Tegangan Maksimum 550 Mpa
 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
 Modulus geser 80.000 Mpa.
 Spesifikasi Rangka Atap Baja Ringan :
 Merk atau Type : Taso atau setara
 Lapisan anti karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi,
dua jenis lapisan anti karat (coating) :
1. Galvanised (Z220)
 Pelapisan Galvanised
 Jenis Hot-dip zinc
 Kelas Z22
 katebalan pelapisan 220 gr/m2
 komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

2. Galvalume (AZ100)
 Pelapisan Zinc-Aluminium
 Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
 Kelas AZ100
 ketebalan pelapisan 100 gr/m2
 komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
 Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate)
berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis
sebagai berikut :
 Galvabond Z275
 Yield Strength 250 MPa
 Design Tensile Strength 150 MPa
 Brace System (bracing)
 Bottom Chord Bracing, Pengaku/ikatan pada batang tarik
bawah (bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.
 Lateral Tie Bracing, Pengaku/bracing antara web pada kuda-
kuda baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk
lokal (buckling) pada batang tekan (web),standar teknis
mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
 Diagonal Web Bracing (Ikatan Angin), Pengaku/bracing
diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan
bentuk yang sama dan letak berdampingan.
 Strap Brace (Pita Baja), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord
dan bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan
strap brace berdasarkan perhitungan desain struktur.
 Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap
yang membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam
harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk
mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal
0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.
 Alat Sambung (Screw)
 Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat
sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi
dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut :
Kelas Ketahanan
 Korosi Minimum Kelas 2
 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
Kekuatan Mekanikal
 Gaya geser satu baut 5,10 KN
 Gaya aksial 8,60 KN
 Gaya Torsi 6,90 KN
 Untuk Listplank menggunakan jenis GRC tb. 9 mm L 20 dan L10 cm
 Untuk Lisplank Julang Ngapak (Gapit Gunting) Menggunankan GRC
tb. 9mm
13.3. Persyaratan Konstruksi Baja Ringan :
 Bahan Baja Ringan (Pabrikan) harus sudah Lolos Verifikasi dari Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor
nomor : 072/5197-Jaskon-PUPR tanggal 10 Juni 2020
 Bahan baja ringan yang digunakan harus memiliki sertifikat SNI dan
memiliki print SNI pada batangan baja ringan
 Bahan Baja ringan harus memiiki spesifikasi mutu baja High Tensile
G.550 dan coating AZ 100 dengan komposisi Zinc 43,5% , Alumunium
55% dan Silicon 1,5% Sample bahan ( profil C dan profil U)
diserahkan kedinas teknis setelah melakukan verifikasi pabrik
 Bahan baja ringan dibuktikan dengan Jaminan kekuatan bahan dari
pabrik berupa surat bermaterai dan ber-KOP yang menjabarkan isi
bahan seperti di atas (point no.2)
 Baja ringan tersebut telah melalui uji laboratorium fisik yang
dikeluarkan oleh Lembaga yang berwenang seperti laboratorium
Rekayasa Struktur dari institusi Pendidikan Tinggi ( PTN) atau pusat
penelitian Pengembangan Pemukiman Departemen PU meliputi hasil
uji Verifikasi software hasil uji rangka batang kuda-kuda dan hasil uji
tekan dan lentur
 Software yang digunakan adalah software khusus perhitungan rangka
baja ringan resmi dari pabrik yang bersangkutan, Perhitungan
kontruksi yang digunakan merupakan hasil kekuatan dari software
tersebut
 Aplikator yang mengajukan pemasangan baja ringan merupakan
aplikator resmi yang memiliki dukungan langsung dari pabrik berupa
surat keterangan dukungan atau sejenisnya
 Pemasangan baja ringan yang dilakukan oleh aplikator harus mengacu
pada gambar teknis hasil software khusus baja ringan dari pabrik
dengan mempertimbangkan gambar teknis dari Konsultan perencana
 Pada setiap tahapan pemasangan atap baja ringan ( rangka maupun
penutuk atap ), aplikator beserta pengawas lapangan dan kontrktor
mengadakan pengecekan kelayakanpemasangan baja ringan
dilapangan dan dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani
bersama
 Jaminan Kontruksi dikeluarkan oleh Pabrik dan Aplikator berupa surat
bermaterai dan ber-KOP, isinya menyatakan Jaminan Pemasangan
maupun Penggunaan Bahan Zingcalum serta Kekuatan Kontruksi
selama 10 Tahun sejak ditandatanganinya Berita acara Selesai
Pekerjaan Pemasangan

13.4. Persyaratan Design Penutup Atap / Genteng :


 Persyaratan Konstruksi
Memiliki Surat Dukungan dari Distributor penutup atap/genteng yang
ditunjuk resmi oleh Pabrikan dari merk atau type yang tercantum.

 Persyaratan Bahan
 Atap UPVC
Merk atau Type : Aman Roof, Skydeck, Holodeck
Spesifikasi Bahan : -
- Bahan Dasar : PVC dengan Proteksi Khusus UV
- Dimensi / Ukuran : Panjang 2 m sd 14 m, Lebar 890 mm,
Lebar Efektif 770 mm, Tebal 12 mm
- Korugasi / : 6 Korugasi + 5 bagian datar per
Gelombang Lembar, Lebar 95mm (±2), Tinggi
38mm (±2)
- Berat : 4,2 kg/m1
- Warna : Merah Maroon
- Garansi / Jaminan : Garansi Minimal 5 Tahun terhadap
Bahan dan Warna

 Genteng Bitumen
Merk atau Type : Onduline Type Onduvilla
Spesifikasi Bahan : -
- Deskripsi : Lembaran Bitumen bergelombang
Monolayer yang terbuat dari serat
organik, diberi warna dengan pigmen
mineral dan resin thermosetting pada
kedua sisi (Atas dan Bawah) dengan
model Genteng 6 gelombang
- Bahan Dasar : Bitumen Selulosa
- Dimensi / Ukuran : Panjang 400mm (-0 sd +20), Lebar
1070mm (-20 sd +20), Tebal 2,9mm
(±0,3)
- Korugasi / : 6 Korugasi + 5 bagian datar per
Gelombang Lembar, Lebar 95mm (±2), Tinggi
38mm (±2)
- Berat : 1,34 kg per Lembar, 3,3 kg/m2
- Warna : Merah 3D / Shaded Red
- Kandungan : Lebih dari 40%
Bitumen
- Standar Material : EN 534:2006 – Corrugated Bitumen
Sheets. Roduct Specification and test
methods – kategori R serta ETA 10-
/0018
- Garansi / Jaminan : Garansi Minimal 5 Tahun terhadap
Waterproofing dengan Syarat dan
ketentuan pemasangan sebagai berikut
:
1. Pemasangan dilakukan sesuai
dengan Rekomendasi dari Pabrikan
2. Pemasangan dilakukan oleh tenaga
terlatih disertai Supervisi dari pihak
Distributor secara berkala
3. Syarat dan Ketentuan laian terdapat
pada Surat Garansi

 Geneng Metal Roof Berpasir


Merk atau Type : Rainbow, Sakura, Multi Roof
Spesifikasi Bahan : -
- Bahan Dasar : AZ 150 (Pom Zincallume Metal Coated
Stell), Alumunium 55%, Zinc 43,5%,
Silikon 1,5%
- Dimensi / Ukuran : Panjang Efektif 770 mm, Lebar Efektif
800 mm, Tebal Minimal 0.25 mm
- Warna : Merah Maroon Lapis Batuan / Pasir
- Garansi / Jaminan : Garansi Minimal 5 Tahun terhadap
Bahan dan Warna

Tata Cara Pemasangan Penutup Atap :


 Pastikan Kemiringan Kuda-Kuda minimal 15º
 Jarak Reng 27cm untuk reng pertama (Paling bawah setelah Listplank),
Selanjutnya 32cm
 Selama Pemasangan Atap agar tidak menginjak Atap yang telah terpasang
kecuali menginjak pada bagian lembaran atap yang bersentuhan dengan
reng. Dilarang menginjak pada bagian lembaran diantara reng
 Pemasangan Lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari bidang atap,
dengan jarak Overhang maksimal adalah 5cm dari Listplank
 Penyekrupan menggunakan Sekrup dengan warna yang sesuai dengan
lembar atap. Penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang diantara dua
gelombang interlock pada lembaran atap
 Pemasangan Penutup Listplank Samping dengan menggunakan aksesoris
Verge Piece dari Bitumen Selulosa / MetalRoof Berpasir, untuk U-PVC tidak
ada Penutup Listplank Samping
 Penyekrupan pada setiap Gelombang reng dan pada Listplank dengan
jumlah yang sama
 Pemasangan Nok menggunakan aksesoris nok standar sesuai jenis Atap
yang di pasang

14 PEKERJAAN KUSEN
14.1 Lingkup Pekerjaan
 Pemasangan kusen pintu dan jendela Alumunium
 Pemasangan daun pintu Multipleks + Rangka alumunium
 Pemasangan kusen partisi Multiplek + Rangka Alumunium
 Pemasangan Kusen Partisi Folding Gate
14.2 Persyaratan Bahan
1. Kayu
 Daun pintu Multyplek 9mm
2. Besi
 Partisi Folding Gate Pabrikasi
3. Alumunium
 Bahan : Aluminium framming system
 Ukuran : 4 “ ( 4,4 x 10,2 cm), tebal 1,3 mm
 Standard kwalitas : Alexindo, YKK
 Warna : Natural
 Ketahanan : terhadap Kebakaran 60 menit
4. Accessories
 Screw assembled : Stainless steel
 Sealent : Silicon Sealent, Single Komponen atau Setara
 Karet / Gasket : Gasket Neoprene, PVC, Santoprene, EPDM, Tahan
Terhadap Perubahan Cuaca, dan Pemasangan
disyaratkan hanya 1 sambungan serta harus
kedap air
14.3 Pelaksanaan Pekerjaan
- Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan alumunium harus
dilaksanakan oleh ahlinya.
- Kontraktor harus mengukur ke tempat semua dimensi yang mempengaruhi
pekerjaanya.
Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawings harus dikoreksi /
diselesaikan bersama dengan pemberi tugas / pengawas lapangan untuk
mendapatkan kepastian.
- Bahan yang dipakai sebelum diproses fabrikasi diseleksi dahulu sesuai
dengan bentuk, toleransi ukuran ketebalan yang dipersyaratkan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan kemudian dikerjakan
secara maximal dengan mesin potong, mesin punch, drill, sehingga hasil
yang telah dirangkai mempunyai ukuran yang presisi.
- Hubungan antara aluminium pada sambungan-sambungannya harus diberi
lapisan mastic dan pada bagian-bagian dalam sambungannya harus ditutup
dengan coulking.
- Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh
pekerjaan lain seperti cipratan cat, plesteran, noda teraso waktu memoles
atau percikan las.
- Sambungan-sambungan vertical maupun horizontal, sambungan sudut
maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil aluminium
harus dipasang sempurna, bila perlu dengan sekrup-sekrup pengaku. (
sekrup-sekrup tidak boleh kelihatan )
- Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda / cacat dan kerusakan baik
pada bahan maupun cara pengerjaannya dan adalah watertight dan perlu
jaminan pemeliharaan.

15 PEKERJAAN PLAFOND
15.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemasangan plafond meliputi pemasangan :
 Pemasangan Rangka Plafond
 Pemasangan Plafond PVC 9mm
 Pemasangan Plafond Gypsum 9mm (Meliputi Seluruh Ruangan bagian
Dalam)
 Pemasangan Plafond GRC 4mm (Meliputi Bagian Selasar dan Overstek)

15.2. Persyaratan Konstruksi


Memiliki Surat Dukungan dari Distributor Plafond yang ditunjuk resmi oleh
Pabrikan dari merk atau type yang tercantum

15.3. Persyaratan Bahan


 Rangka Plafond
Besi Hollow 20/40 + 40/40 tebal 0.35mm
 Plafond PVC
 Ukuran : 16cm x 400cm, tebal 9mm
 Ukuran List : 5cm x 400cm
 Merk atau Type : ShundaPlafond, KangBang Plafond,
Golden Plafond
 Jaminan : Terhadap Pemasangan dan Warna Minimal 3
(tiga) Tahun
 Gypsum Board
 Ukuran : 120cm x 240cm, tebal 9mm
 Merk atau Type : Jaya Board, A-Plus
 GRC
 Ukuran : 120cm x 240cm, tebal 4mm
 Merk atau Type : Jaya Board, A-Plus
 List Profil Gypsum
 Ukuran : Ukuran sedang 10-15cm, Ukuran Kecil 7-10cm
 Produksi : Ex Dalam Negri
 List Kayu
 Ukuran : Ukuran 1cm x 4cm
 Produksi : Ex Dalam Negri
 Rangka Penggantung : Hollow 20/40 atau Besi Galvanis Suspension dia
8mm

15.3. Persyaratan Pelaksanaan


- Penutup Pelafond dipasang sebagai pembungkus rangka plafond hollow.
- Rangka dipasang dengan modul 60cm x 120cm dan diberi Penggantung tiap
jarak 120cm
- Plafond dipasang pada rangka dengan disekrup
- Modul dan pola pemasangan harus sesuai dengan gambar rencana,
terkecuali ada hal-hal lain dilapangan
- Untuk pinggiran yang menempel pada tembok diberi list dengan ukuran
sesuai dengan gambar rencana

16 PEKERJAAN LANTAI
16.1. Lingkup Pekerjaan
 Meliputi pekerjaan tanah dasar yang dipadatkan terlebih dahulu sampai
mencapai kepadatan minimal 80%, kemudian dihamparkan pasir urug dan
diberi lantai kerja. Sedangkan untuk diatas plat lantai beton diberikan pasir
urug yang dihamparkan.
 Untuk penutup lantai dipasangkan keramik dengan ukuran dan permukaan
keramik sesuai gambar rencana. Untuk antar keramik ditutup dengan
adukan semen yang padat.
16.2. Persyaratan Bahan-Bahan
 Keramik 30x30
 Ukuran : 30cm x 30cm
 Ketebalan :  6 mm
 Warna : Halus / Polos untuk Ruangan dan Corak Anti Slip
untuk
Tangga ex. DN
 Kualitas : KW 1
 Merk atau Type : Mulia, Roman, Asia Tile
 Keramik 20x20
 Ukuran : 20cm x 20cm
 Ketebalan :  6 mm
 Warna : Corak Anti Slip ex. DN
 Kualitas : KW 1
 Merk atau Type : Mulia, Roman, Asia Tile
 Keramik Dinding 20x25
 Ukuran : 20cm x 25cm
 Ketebalan :  6 mm
 Warna : Corak Anti Slip ex. DN
 Kualitas : KW 1
 Merk atau Type : Mulia, Roman, Asia Tile
Bahan keramik yang dipergunakan untuk lantai harus berkualtitas baik dan
bermutu tinggi, dengan pola pemasangan sesuai dengan gambar rencana.
Keramik tersebut harus utuh dan tidak boleh menunjukan tanda-tanda pecah /
retak. Sebelum bahan-bahan tersebut diatas dipakai terlebih dahulu kontraktor
wajib mengajukan contoh bahan sebanyak minimal 3 (tiga) macam kepada
konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan (tekstur dan warna)
selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksa / menerima bahan yang
akan dikirim kelapangan.

16.3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan


- Untuk lantai dasar sebelum dipasang keramik lantai, tanah dasar dipadatkan
dengan diberi urugan pasir urug setebal 5-10 cm dan lantai kerja 1 Pc : 3 Psr
: 5 Krl setebal 5 cm.
- Adukan atau mortar untuk pasangan keramik adalah 1 Pc : 5 Psr terkecuali
untuk pasangan keramik didaerah basah dan dinding vertikal
perbandingannya yaitu 1 Pc : 2 Psr.
- Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat atau ternoda, mempunyai presisi yang baik dan warna sesuai dengan
yang disyaratkan / yang telah ditentukan.
- Sebelum keramik dipasang, keramik tersebut harus direndam dengan air
sampai jenuh air kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
- Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai
dengan petunjuk direksi / konsultan pengawas.
- Bila diperlukan pemotongan, maka harus dipergunakan alat pemotong
khusus sesuai dengan petunjuk pabrik. Hasil pemotongan harus lurus (tidak
bergerigi) dan harus siku
- Pemasangan ubin harus benar-benar rata. Permukaannya harus tepat pada
feil atau ketebalan finish harus sesuai dengan gambar rencana.
- Garis-garis tepi ujung keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus.
Lebar siar untuk naad keramik harus sama yaitu lebar maksimum 3 mm.
- Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari
injakan / pemberian beban.
- Bila terjadi kerusakan / cacat, kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan
ini adalah tanggung jawab kontraktor.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan
pipa lainnya sudah harus terpasang pada tempatnya.

17 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


17.1 Ketentuan Umum
- Bidang tanggung jawab kontraktor pelaksana adalah menyediakan material
bantu dan pemasangan, mulai dari gardu hubung sampai ke jaringan
instalasi terakhir.
- Pemasangan Instalasi listrik harus dikerjakan oleh instalatur yang
mempunyai Izin Kerja / Tenaga Ahli
17.2 Lingkup Pekerjaan
Sebagai yang tertera dalam gambar rencana, kontraktor harus mempersiapkan
pengadaan dan pemasangan peralatan instalasi. Garis besar lingkup pekerjaan
instalasi listrik yang dimaksud adalah sebagai berikut :
- Penyediaan dan pemasangan Titik Lampu, Stop Kontak dan Saklar
- Penyediaan dan pemasangan Kabel Instalasi, Kabel Feeder, Pipa Instalasi dan
Assesories
- Penyediaan dan pemasangan system distribusi daya listrik.
17.3 Persyaratan Bahan, Peralatan dan Tenaga Kerja
- Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik
serta baru dan sesuai dengan yang dimaksud.
- Kontraktor diwajibkan untuk mengevaluasi kembali semua ukuran, kapasitas
equipment yang akan dipasang. Dalam hal ini apabila ada keraguan harus
segera melaporkan ke direksi atau konsultan pengawas.
- Pemborong harus menempatkan pekerja yang akhli dalam bidangnya,
berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat mewakili
pemborong dengan predikat baik.
- Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat dipergunakan
adalah type NYM, dengan penampang kabel minimal yang dipakai adalah
2.5mm2. Sedangkan untuk Tenaga dipergunakan type NYY dengan
penampang minimal 4mm2
- Untuk Sakelar dan Stop Kontak dipergunakan adalah merk Brocco, Clipsal,
atau Panasonic.
- Untuk Pipa Conduit dipergunakan merk Clipsal diameter 5/8”
- Kontraktor pelaksana harus melakukan semua pengetesan dan pengukuran
yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh
instalasi yang ada sudah dilaksanakan dan dapat berfungsi dengan baik dan
memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Dan pengetesan tersebut harus
mendapat persetujuan dari PLN.
- Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk pengetesan
tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor, termasuk peralatan khusus
yang diperlukan untuk pengetesan dari seluruh system ini, seperti dianjurkan
oleh pabrik.

18 PEKERJAAN INSTALASI SANITAIR


18.1 Ketentuan Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan Sanitair adalah pengadaan dan
pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama, bahan-bahan
pembantu dan lain-lainnya sesuai dengan gambar rencana dan/atau seperti
yang dispesifikasikan disini, sehingga diperoleh instalasi Sanitair yang
lengkap dan bekerja baik siap untuk dipergunakan.
18.2 Lingkup Pekerjaan
Sebagai yang tertera dalam gambar rencana, kontraktor harus
mempersiapkan pengadaan dan pemasangan peralatan instalasi. Garis
besar lingkup pekerjaan instalasi Sanitair yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
- Pemasangan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor
18.3 Persyaratan Bahan, Peralatan dan Tenaga Kerja
- Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan
baik serta baru dan sesuai dengan yang dimaksud.
- Kontraktor diwajibkan untuk mengevaluasi kembali semua ukuran,
kapasitas equipment yang akan dipasang. Dalam hal ini apabila ada
keraguan harus segera melaporkan ke direksi atau konsultan pengawas.
- Pemborong harus menempatkan pekerja yang akhli dalam bidangnya,
berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat mewakili
pemborong dengan predikat baik.
- Untuk perlengkapan Sanitair seperti Closet Jongkok, Kran Tembok
dipakai merek TOTO, INA dan Floor drain dari Bahan Stainless Steel
- Pemipaan air bersih disini dipergunakan bahan-bahan sebagai berikut :
 Untuk pipa digunakan pipa PVC AW R dan Fitting merk Rucika
kelas AW dengan sambungan lem.
 Clean Out dia. 3 – 6“ dari merk TOTO atau setaraf yang disetujui
Konsultan Pengawas.
- Pemipaan air kotor, air bekas dan vent disini dipergunakan bahan-bahan
sebagai berikut :
 Untuk pipa dipergunakan pipa PVC merk Wavin, kelas AW dengan
sambungan lem.
 Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai
dengan merk pipa AW Rucika. Belokan pada saluran utama harus
mempergunakan long radius bend dan cabang pada saluran utama
harus mempergunakan 45 derajat Y dan 45 derajat Bend. Jenis lem
yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik
- Kontraktor pelaksana harus melakukan semua pengetesan dan
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui
apakah seluruh instalasi yang ada sudah dilaksanakan dan dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
- Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
pengetesan tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor.

19 PEKERJAAN KACA, KUNCI DAN ALAT-ALAT PENGGANTUNG


Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh alat penggantung dan kunci
pintu untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Sebelum penyerahan pertama semua kunci sudah terpasang dan berfungsi baik.

19.1 Kaca
Kaca yang dipakai adalah kaca polos tebal 5mm (disesuaikan dengan yang
tercantum didalam gambar).Semua pasangan kaca harus tepat masuk kedalam
rangkanya dan diberi list sesuai gambar detail dan didempul rapi dengan
dempul yang sesuai dengan penyelesaian cat yang akan dipakai.Pendempulan
harus dilakukan dengan baik sepanjang listnya agar kaca tidak bersuara bila
menerima getaran.
19.2 Engsel
Mekanisme / cara kerja : Ayun satu arah
Spesifikasi : Type standar dengan metal ring
Pemakaian : Pintu dan daun jendela Alumunium
Ukuran : Standard produk (pabrik)
Jumlah pemasangan : 3 (tiga) buah untuk daun pintu
2 (dua) buah untuk daun jendela
19.3 Slot
Spesifikasi : Spring Knip
Pemakaian : Daun jendela
Ukuran : Standard produk (pabrik)
Jumlah pemasangan : 1 (Satu) buah per daun jendela
19.4 Kunci Slaagh
Spesifikasi : Sistem anak kunci satu atau dua arah
Pemakaian : Pintu
Ukuran : Standard Produk (pabrik)
Jumlah pemasangan : 1 (satu) buah untuk semua daun pintu
20 PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN
20.1 Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan pengecatan Dinding, dan beton kolom.
- Pekerjaan pengecatan Plafond
- Pekerjaan pengecatan Bidang kayu + Listplank
20.2 Persyaratan Bahan
 Cat dinding dan plafond
 Bahan : Jenis Acrilic Emulsions Paint
 Kualitas : Baik dan Bermutu Tinggi
 Produk : Nippont Paint
 Merk : Vinillex, Avitex, Dulux
 Warna : Ditentukan Kemudian (Rekomendasi User)
 Cat Logam/Besi atau Kayu
 Bahan : Jenis Syntetic Enamel Super Gloss atau Dov
 Kualitas : Baik dan Bermutu Tinggi
 Produk : Nippont Paint
 Merk : Avian, Seiv, Glotex
 Warna : Ditentukan Kemudian (Rekomendasi User)
20.3 Persyaratan Teknis dan Pelaksanaan
- Pengecatan dinding, beton, plafond “interior”
Seluruh permukaan harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu, lemak,
kotoran atau noda-noda lain, bekas-bekas cat yang mengelupas bagi
permukaan yang pernah dicat dan harus dalam kondisi kering.
 Lapisan pertama
Cat jenis Acrylic Wall Filler (dempul tembok / plamuur), pelaksanaan
pekerjaan yaitu dengan kape dengan ketebalan 25 – 150 mikron atau daya
sebar per kilogram adalah 10 m2. Kemudian diratakan sampai
permukaannya halus (tidak terlihat lubang pori-pori) dengan
menggunakan ampelas.
 Lapisan kedua
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer (cat dasar), pelaksanaan pekerjaan
yaitu dengan roller dengan ketebalan 25 – 40 mikron atau daya sebar per
liter adalah 13 m2 - 15 m2
 Lapisan ketiga dan keempat
Cat dengan jenis Vynil Acrylic Emulsion (cat finish), pelaksanaan
pekerjaan yaitu dengan roller dengan ketebalan 25 – 40 mikron atau daya
sebar per liter adalah 11 m2 - 17 m2
- Pengecatan dinding, beton, plafond “exterior”
Seluruh permukaan harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu, lemak,
kotoran atau noda-noda lain, bekas-bekas cat yang mengelupas bagi
permukaan yang pernah dicat dan harus dalam kondisi kering.
 Lapisan pertama
Cat jenis Acrylic Wall Filler (dempul tembok / plamuur), pelaksanaan
pekerjaan yaitu dengan kape dengan ketebalan 25 – 150 mikron atau daya
sebar per kilogram adalah 10 m2. Kemudian diratakan sampai
permukaannya halus (tidak terlihat lubang pori-pori) dengan
menggunakan ampelas.
 Lapisan kedua
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer (cat dasar), pelaksanaan pekerjaan
yaitu dengan roller dengan ketebalan 25 – 40 mikron atau daya sebar per
liter adalah 13 m2 - 15 m2
 Lapisan ketiga dan keempat
Cat dengan jenis Weathershield (cat finish tahan cuaca), pelaksanaan
pekerjaan yaitu dengan roller dengan ketebalan 25 – 40 mikron atau daya
sebar per liter adalah 11 m2 - 17 m2
- Pengecatan Listplank dengan cat kayu biasa
Seluruh permukaan harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu, lemak,
kotoran atau noda-noda lain, bekas-bekas cat yang mengelupas bagi
permukaan yang pernah dicat dan harus dalam kondisi kering.

21 PEKERJAAN SALURAN
21.1. Lingkup Pekerjaan meliputi :
- Pekerjaan pemasangan Saluran dengan Pasangan 1/2 bata
21.2. Persyaratan Pelaksanaan
- Pengukuran dan pemasangan ciri lahan yang akan digali.
- Lahan digali dengan ukuran lebar dan ketinggian yang disesuaikan dengan
ukuran yang ada dalam gambar kerja yang direncanakan .
- Pasangan 1/2 bata dengan cara bertahap.
- Pasang Benang nylon yang sudah di waterpass sebagai patokan
- Pastikan benang tersebut memiliki Kemiringan rata-rata 0.5 – 2%.
- Adukan untuk pemasangan dipasang dibagian bawah,samping kiri dan
kanan dengan ketebalan minimal 3 – 5 cm.

22 PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN BUANGAN SISA–SISA PEKERJAAN

Sebelum diserah terimakan sisa-sisa bekas bahan bangunan harus dibersihkan


dan berangkalnya dibuang keluar lokasi pekerjaan, baik didalam maupun diluar
gedung selama masih di area lokasi pekerjaan harus bebas dari sampah dan
kotoran. Pekerjaan ini harus dijalankan oleh Pihak Pemborong. Hal-hal diluar ini
apabila terdapat ketidak cocokkan dalam pelaksanaan akan diselesaikan dengan
musyawarah

23 PEKERJAAN LAIN-LAIN

Bilamana terdapat Item Pelaksanaan Pekerjaan yang tidak ada dalam Rancangan
Anggaran Biaya (RAB) maka Item Pelaksanaan Pekerjaan tersebut di abaikan

Anda mungkin juga menyukai