BAB I
PERSYARATAN TEKNIS UMUM PELAKSANAAN
PASAL 01
PERATURAN TEKNIS
1.1. Umum
a. Peraturan-peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam dokumen
kontrak akan membentuk persyaratan kualitas untuk berbagai jenis
pekerjaan yang harus di selenggarakan beserta cara-cara yang digunakan
untuk pengujian-pengujian yang memenuhi persyaratan-persyaratan ini.
Jika ternyata pada rencana kerja dan syarat-syarat ini terdapat kelainan/
penyimpangan dari peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan dalam ayat
(1) di atas, maka rencana kerja dan syarat-syarat ini yang mengikat.
PASAL 02
PEMAKAIAN UKURAN
2.1. Pemborong tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang
tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja berikut
tambahan dan perubahannya.
PASAL 03
INFORMASI SITE
3.3. Pemborong harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, RKS
dan agenda dalam dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi
lapangan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.
PASAL 04
KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh pengawas atau pemberi
tugas pada waktu pelaksanaan.
PASAL 05
PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN / BARANG
5.1. Bila dalam RKS disebut nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan
barang, maka dalam hal ini dimaksud untuk menunjukan tingkat mutu bahan
dan barang yang digunakan.
5.2. Setiap penggatian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang
harus disetujui oleh perencana/pemberi tugas dan bila tidak ditentukan dalam
RKS serta gambar kerja maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan
disediakan oleh pemborong yang harus mendapat persetujuan dahulu dari
pengawas atau pemberi tugas.
5.3. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya pemborong, setelah disetujui oleh pengawas atau
pemberi tugas, harus dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
5.4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh pengawas atau pemberi
tugas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang
dipakai tidak sesuai tidak sesuai kualitas maupun sifatnya.
PASAL 06
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN
6.1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka
pemborong harus menanyakannya secara tertulis kepada pengawas dan
pemborong harus mentaati keputusan tersebut.
6.2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah
yang berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada
ukuran dengan skala dari gambar-gambar, tetapi jika mungkin ukuran ini harus
diambil dari pekerjaan yang telah selesai.
6.3. Apabila ada hal-hal yang disebut pada gambar kerja, RKS atau dokumen, yang
berlainan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk
menghilangkan satu terhadap lainnya. Tetapi untuk menegaskan masalahnya.
Kalau terjadi hal ini maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai
bobot teknis atau yang mempunyai bobot biaya yang tinggi.
PASAL 07
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
7.2. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh pemberi
tugas, dengan mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari perencana.
7.3. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh pemberi tugas, yang jelas memperlihatkan perbedaan
antara gambar kerja dan gambar perubahan rencana.
7.4. Gambar tersebut harus diserahkan kepada pengawas untuk disetujui sebelum
dilaksanakan.
PASAL 08
GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN PEKERJAAN (ASBUILT DRAWING)
8.1. Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah pemberi tugas/pengawas, maka pemborong harus
membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan,
yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang
dilaksanakan.
8.2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli) yang biaya pembuatan ditanggung oleh pemborong.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 01
LINGKUP PEKERJAAN
1.2. Bagian ini meliputi pembersihan lokasi, dan Gudang Material, penyediaan air
kerja dan penerangan kerja, serta mobilisasi dan demobilisasi Alat berat dan
tenaga kerja.
PASAL 02
PEMBERSIHAN LOKASI
PASAL 03
PERALATAN KERJA
PASAL 04
SARANA AIR DAN PENERANGAN
4.2. Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air,
serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan
pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan direksi keet, kantor pemborong,
atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
PASAL 05
KESELAMATAN KERJA
5.2. Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat pelengkap untuk pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K).
PASAL 06
IZIN-IZIN
6.1. Pemborong harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-
izin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara
lain : izin pengeringan, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin trayek
dan pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan serta izin-izin lain yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.
6.2. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut ayat
(1) di atas menjadi tanggung jawab pemborong.
PASAL 07
DOKUMENTASI
BAB III
PEKERJAAN TANAH
PASAL 01
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Semua galian akan dilaksanakan sesuai dengan syarat bab ini dan dengan
profil dan elevasi yang ditunjukkan gambar-gambar atau ditentukan oleh
direksi.
1.2. Selama berlangsungnya pekerjaan, mungkin perlu atau diminta oleh direksi
untuk merubah kemiringan-kemiringan ataupun dimensi-dimensi galian dengan
mengadakan revisi kemiringan ataupun dimensi gambar dengan spesifikasi ini.
1.3. Jika galian tidak ditutup oleh konstruksi maka galian harus dibuat dengan
dimensi penuh yang diminta yang disempurnakan menurut profil dan elevasi
yang diberikan. Semua tindakan yang perlu harus diambil untuk menjaga agar
material dibawah dan diatas profil dalam kondisi sebaik mungkin. Setiap galian
yang dibuat untuk memudahkan kontraktor dengan suatu alasan atau tujuan
kecuali bila ditentukan lain, harus ditimbun kembali bila diminta atas biaya
sendiri.
1.4. Penyedia jasa harus menjaga dan mengontrol kecepatan dan penambahan dan
penurunan muka air terhadap galian sehingga tidak membahayakan stabilitas
lereng-lereng atau bangunan-bangunan, pondasi-pondasi, konstruksi-konstruksi
dan lainnya.
PASAL 02
UKURAN DAN PEMBAYARAN
2.1. Galian tanah harus pada ketentuan yang ditunjukkan dalam gambar yang telah
disetujui oleh direksi, termasuk pemindahan ketentuan pembuangan atau
penimbunan apabila galian tersebut digunakan kembali.
2.2. Apabila tidak ditunjukkan pada gambar, galian tanah harus diukur untuk
mendapatkan gambaran pasti atau menggunakan ketentuan lain yang paling
baik tingkat dan ukurannya dan disetujui direksi.
PASAL 03
BAHAN-BAHAN YANG DIGALI
3.1. Semua hasil bahan galian yang cocok dengan spesifikasi yang diminta akan
digunakan dan akan ditempatkan pada lokasi tertentu langsung dari tempat
penggalian, kecuali bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan kembali
sesuai dengan petunjuk direksi harus ditempatkan disekitar tempat-tempat
dimana penimbunan kembali akan dilaksanakan. Bahan galian yang akan
digunakan untuk penimbunan tanggul harus dipadatkan dengan kadar air yang
optimum yang dapat diperoleh dengan penyiraman atau dengan cara lain yang
cocok sebelum dan selama penggalian.
3.2. Semua timbunan kembali pada pematang dan garis batas bangunan sampai
dengan permukaan tanah asli harus ditimbris dan dirapikan, diperlakukan
sebagai pemadatan tanggul, kecuali bila ditentukan lain pada gambar.
3.4. Apabila hasil galian yang cocok tidak mencukupi untuk penimbunan tanggul,
kisdam, timbunan kembali pada bangunan dan pekerjaan timbunan lainnya
yang ditunjuk dalam gambar atau sesuai perintah direksi, maka dapat dipakai
timbunan tanah didatangkan untuk mencukupi volume pekerjaan tersebut
sesuai dengan gambar rencana.
3.5. Bahan-bahan yang berisikan kayu, akar, humus dan lainnya yang tidak berguna
dan bahan galian yang tidak dibutuhkan untuk timbunan kembali pada
bangunan, tanggul-tanggul dan konstrusi permanen lainnya, harus ditempatkan
pada tempat pembuangan yang telah ditentukan oleh direksi.
PASAL 04
TIMBUNAN PEMATANG
4.1. Timbunan Pematang harus ditempatkan pada garis-garis dan profil-profil yang
ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh direksi sesuai dengan
spesifikasi.
4.2. Semua bahan timbunan terdiri dari bahan galian yang baik dan disetujui oleh
direksi yang dihamparkan dalam lapisan-lapisan dan dipadatkan sebagaimana
ditentukan dalam syarat teknik atau sesuai atas garis-garis elevasi yang
ditunjukkan pada gambar.
4.3. Bahan/ material tanah timbunan (hasil galian) dan perkerasan sebelum
4.4. Bagian – bagian yang rendah harus ditimbun sampai mencapai ketinggian yang
ditentukan. Tanah timbunan harus cukup baik bebas dari sisa sisa rumput,
akar-akaran dan lain-lain. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk
pengawas teknik.
4.5. Penimbunan harus dilakukan lapis demi lapis setebal maksimum 50 cm padat
setiap lapisnya.
BAB IV
PEKERJAAN LAIN-LAIN
PASAL 01
KAYU CERUCUK
1.1. Cerucuk Kayu adalah susunan tiang kayu dengan diameter atau ukuran sisi
antara 8 dan 15 cm yang dimasukkan ke dalam tanah sehingga berfungsi
sebagai pondasi.
1.2. Cerucuk kayu yang digunakan dapat berupa batang kayu atau hasil olahan
dengan spesifikasi Cukup lurus, tidak belok dan bercabang, Minimum kelas kuat
II I PKKI 1973.
1.3. Pemancangan cerucuk kayu dapat menggunakan tenaga manusia atau alat.
PASAL 02
DEWATERING
Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air
tergenang. Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila
perlu melakukan pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk
mengeluarkan air tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua
bangunan sementara harus dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi
Pekerjaan.
PASAL 03
MENGANGKUT MATERIAL
3.1. Jika material/bahan konstruksi tidak sampai pada lokasi pekerjaan yang
diakibatkan oleh kondisi lapangan maka penyedia jasa harus meyediakan alat
bantu/alat angkut material menuju lokasi pekerjaan.
3.2. Penyedia Jasa harus mengurus izin dan membuat jalan masuk sementara
untuk pengangkutan material sehingga dapat dilalui oleh alat bantu
pengangkutan tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan
kemudian dalam Rapat Penjelasan (Aanwiijzing), dan akan dituangkan/dimuat
dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.
5.2. Volume yang tercantum dalam dokumen kontrak tidak merupakan kepastian,
volume yang sesungguhnya akan ditentukan berdasarkan realisasi pelaksanaan
dilapangan oleh pelaksana fisik atas persetujuan pengawas teknik.