Anda di halaman 1dari 9

PROYEK : BANGUNAN RUKO LANTAI 1

PEMILIK : SHOLIHUDDIN
LOKASI : JALAN KH HARUN NAFSI, KEL.RAPAK DALAM
KEC. LOA JANAN ILIR

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS

STRUKTUR

PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG


BANGUNAN RUKO 1 LANTAI
1. PENDAHULUAN

1.1 Persyaratan Umum

1. Pada saat akan melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan wajib menyerahkan


terlebih dahulu gambar kerja (shop drawing) guna mendapatkan persetujuan dari
Pemilik Bangunan. Gambar – gambar kerja tersebut diserahkan minimal 1 minggu
sebelum pekerjaan dimulai.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus membuat
persetujuan material yang akan digunakan dengan membuatmaterial board kepada
pengawas dan mengajukan saran-saran perubahan jika ada.
3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus membuat mock-up
material yang akan digunakan dengan koordinasi pengawas dan mengajukan lokasi
yang akan dimock-up
4. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus membuat Rencana
Kerja dengan jadwal disesuaikan dengan Pelaksana Pekerjaan yang lain. Apabila
terjadi sesuatu perubahan, Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan pemberitahuan
secara tertulis kepada pengawas dan mengajukan saran-saran perubahan/perbaikan.
5. Apabila terjadi suatu keadaan dimana Pelaksana Pekerjaan tidak mungkin
menghasilkan suatu pekerjaan dengan kualitas baik, maka Pelaksana Pekerjaan
wajib memberikan saran-saran secara tertulis kepada pengawas untukmengadakan
perubahan-perubahan perbaikan. Apabila hal ini tidak dilakukan,maka Pelaksana
Pekerjaan tetap bertanggung-jawab terhadap pada kerugian yang mungkin
ditimbulkannya.
6. Selama pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan tanda berupa tinta
merah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dilapangan didalam shop
drawing.
7. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan kepada Pemilik Bangunan gambar-
gambar instalasi sesungguhnya sebagaimana yang terpasang dalam bangunan (as
built drawing )yang memuat lengkap terhadap segala perubahan. Terdiri dari satu
set di kertas Gambar Kerja A3 dan dua set gambar copy.
8. Pelaksana Pekerjaan harus membuat dan melaksanakan program pelatihan
(training) bagi operator yang ditunjuk oleh pemilik, baik mengenai cara
penggunaan maupun pemeliharaan sistem secara keseluruhan.
9. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan kepada Pemilik Bangunan buku petunjuk
(manual) mengenai cara pengoperasian dan pemeliharaan sistem secara
keseluruhan. Buku itu harus diserahkan rangkap tiga.
10. Pelaksana Pekerjaan wajib mencari subkon spesialis yang mempunyai agen tunggal
dan sekaligus aplikator dengan menunjukkan surat keterangan keagenan. Hal
tersebut dimaksudkan untuk menjaga kualitas dan garansi. (khusus MOT,Vinyl).
11. Syarat-syarat untuk penerimaan bahan-bahan, peralatan-peralatan, cara-cara
pemasangan dan kualitas pengerjaan harus sesuai dengan satu atau beberapa
standar dibawah ini:
- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- ASTM
- JIS
- PBI1989
- ANSI
12. Rapat koordinasi diatur oleh MK dan Pemberi Tugas, dilakukan secara berkala
yang dihadiri oleh pihak Pelaksana Pekerjaan yang berkaitan langsung dengan sub
pekerjaan yang sedang dilakukan. Peserta rapat koordinasi dari MK dan Pelaksana
Pekerjaan harus mengetahui situasidan kondisi lapangan serta memberi keputusan
terhadap masalah.

1.2 Lingkup Pekerjaan


Laporan ini menyajikan spesifikasi teknis bangunan Rumah Tempat Tinggal dan Toko 1
Lantai dan lingkup pekerjaan yang terdiri dari beberapa tahapan-tahapan dan bagian-bagian
pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat- syarat (RKS).
Lokasi pekerjaan berada di JL. KH. Harun Nafsi Kel. Rapak Dalam Kec. LoaJanan Ilir, Kota
Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Beberapa tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam lingkup pekerjaan ini adalah:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Galian dan Urugan
3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Atap
6. Pekerjaan Plafond
7. Pekerjaan Pembersihan
II PEKERJAAN STRUKTRUR

2.1 Pekerjaan persiapan


2.1.1 Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai Pelaksana Pekerjaan harus melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Mobilitas alat, bahan, tenaga kerja
b. Membuat gudang dan bangsal kerja
c. Mempersiapkan dokumen-dokumen penunjang untuk kelengkapan administrasi
proyek dilapangan
2.1.2 Pekerjaan Pengukuran
a. Pengukuran titik duga dengan patok untuk titik nol ditentukan oleh owner bersama-
sama dengan Pelaksana Pekerjaan dilapangan sesuai dengan arahan dan petunjuk
gambar.
b. Penentuan titik siku harus dengan alat ukur yang baik seperti Teodolid atau
waterpass
2.1.3 Papan Bowplank
a. Semua bowplank menggunakan kayu kelas III dengan serutan rata dan terpasang
kokoh. setiap jarak 2 meter papan bowplank akan diperkuat dengan papan kayu
berukuran 5/7 cm dengan kualitas kayu yang setara. Pada papan bowplank ini harus
dicatat sumbu sumbu dinding dengan cat yang tidak mudah luntur.
b. Jarak papan bowplank minimal 2 meter dari garis bangunan terluar untuk mencegah
kelongsoran pada galian pondasi.

2.2 Pekerjaan Galian dan Urugan

2.2.1 Pekerjaan galian


a. Galian tanah yang dibuat sesuai dengan arahan dan petunjuk gambar
b. Hasil galian yang dapat digunakan agar ditimbun sesuai dengan arahan dan petunjuk
Pelaksana Pekerjaan,dan yang tidak dapat terpakaI agar dibuang dari lapangan
c. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as
pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai dengan arahan dan petunjuk
gambar.
2.2.2 Pekerjaan Urugan dan Penimbunan Tanah
a. Bila akan dilakukan penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan
lapisan atas tanah minimal setebal 30cm dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan
rumput sisa sisa akar tanaman, tanah humus dan benda benda lainnya yang dapat
mengganggu kekuatan tanah.
b. Tanah urug harus bebas dari kotoran . Hasil dari pengurugan harus padat dan
mencapai peil yang dibutuhkan.
c. Galian dan urugan pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk menghindari
adanya pekerjaan ulang.
d. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi
baik, padat dan stabil. Apabila hasul urugan belum baik, maka pengurugan harus
diulang sampai mendapat persetujuan Pemilik Bangunan.

2.2.3 Pekerjaan Urugan Pasir dan urugan kembali


a. Pasir.
Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan. Pasirurug
harus bebas dari kotoran dengan biji-bijian yang dapat tumbuh. Urugan
pasirdigunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi dan lantai,
pemadatanpasirurugmenggunakan Handpres atau Stamper dan dengan penyiraman
secukupnya. Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air
dan ditimbris.
b. Urugan kembali
Pekerjaan mengurug kembali adalah pekerjaan mengurug sisa galian pondasi,
bekassaluran dan meninggikan peil lantai. Tanah untuk urugan kembali ini adalah
tanah yang bersih dari kotoran dan biji-bijian.

2.3 PEKERJAAN PONDASI

2.3.1 Bahan/Material dan Alat


Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan dalam pekerjaan
ini harus memenuhi persyaratan
a. KayuUlin
Kayu ulin yang digunakan pada pekerjaan ini adalah kayu ulin10/10 sepanjang 4 meter
b. PC/semen
Semen yang digunakan PC (Portland Cement) Tipe I keluaran segala merk yang
beredardi Indonesia (Standart SNI) dan harus dipakai satu macam merk semen untuk
pekerjaanini. Dan semen memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement
Indonesia NI-8.
c. Pasir
Pasir yang digunakan pasir yang berbutir tajam dan keras dengan kadar Lumpur yang
terkandung maximal5% pasir harus bersih dan tidak mengandung bahan organic/kotoran
yang merusak kondisi campuran.
d. Besi Tulangan
Besi tulangan yang dipakai adalah besi tulangan D12 dan D16 dengan spesifikasi sesuai
dengan SNI yang berlaku.
e. Papan dan Kayu Bekisting
Papan kayu bekisting yang dipakai menggunakan papan plywood dengan ketebalan 9 mm
dan kayu kaso 5/7 mm.
f. Kawat Bendrat
Sebagai bahan pengikat antar tulangan yang telah direncakan dan kekuatan kawatbendrat
sesuai dengan SNI yang berlaku.
g. Air
Air yang digunakan air yang bersih, tawar dan tidak mengandung bahan yang merugikan
pasangan, seperti minyak, asam, Basa, alkali, atau bahanorganik lainnya.
h. Alat
Alat – alat yang akan digunakan menunjang pekerjaan adalah cangkul, sekop, palu,
benang, bor sekrup, ember, meteran, waterpass, ayakan, mollen (mixer), sendok spesi,
dan peralatan pertukangan lainnya.

2.3.2 Pekerjaan Pondasi Footplat


Pondasi yang dipakai adalah Pondasi Footplat, tahapan-tahapan pekerjaan adalah sebagai
berikut:
1. Sebelum dilakukannya pekerjaan pondasi terlebih dahulu dilakukan pemancangan Kayu
Ulin ukuran 10/10 sedalam 4 meter atau mencapai tanah keras.
2. Alas pondasi dari pasir urug setebal 5 cm dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
Kemudian pembuatan lantai kerja pada alas pondasi setelah 5 cm dengan campuran pasir
dan semen dengan adukan 1pc:5ps
3. Untuk pondasi footplat, perakitan tulangan dilakukan diluar site pondasi agar
mempermudah dan mempercepat perakitan tulangan foot plat. Dan setelah selesai agar
dapat langsung dipasang sesuai dengan perencanaan.
4. Pemasangan tulangan yang telah dirakit dilakukan dengan cara manual karena tulangan
untuk pondasi yang telah direncanakan tidak terlalu berat dan kedalam pondasi tidak
terlalu dalam.
5. Saat pemasangan tulangan pondasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu perlu
adanya beton decking untuk memberikan jarak antara tulangan dan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan selimut beton agar tulangan tidak karat.
6. Pemasangan tulangan harus berdiri tegak lurus dengan rencana agar memudahkan
pekerjaan selanjutnya.
7. Pemasngan bekisting digunakan untuk mencetak beton yang akan dicor dengan
menggunakan papan plywood9 mm pada pondasi footplat dan diperkuat dengan pasangan
kayu kaso5/7.
8. Setelah pemasangan tulangan dan bekisting telah selesai sesuai dengan perencanaan
maka akan dilakukan pengecoran pada pondasi foot plat.Campuran adukan pada pondasi
foot plat ini menggunakan campuran 1:2:3 yaitu 1 volume semen, 2 volume pasir,
3volume split serta air yang cukup dengan dibantualat mixer dll.
9. Setelah selesai melakukan pengecoran, metoda yang mudah digunakan untuk
curing/perawatan beton dalam hal ini adalah penyiraman langsung dengan airbersih
secara rutin.
10. Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka akan
dilakukan pengurugan kembali dengan tanah bekas galian serta disisakan beberapa cm
untuk sambungan kolom.
2.4 PEKERJAAN BETON

2.4.1 Lingkup Pekerjaan Beton


a. Pekerjaan Beton Bertulang meliputi Pekerjaan Plat Lantai, Pekerjaan Sloof, Pekerjaan
Kolom, Pekerjaan Kolom Praktis, Pekerjaan Balok, Ring Balok.
b. Pekerjaan Beton yang digunakan adalah mutuk-250 untuk semua beton struktur, beton
dengan campuran 1 pc :2 ps :3 krl

2.4.2 Bahan/Material
Bahan yang digunakan,pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan dalam pekerjaan
ini harus memenuhi persyaratan diantaranya:
a. PC/semen
Semen yang digunakan PC (Portland Cement) Tipe I keluaran segala merk yang beredar
di Indonesia (Standart SNI) dan harus dipakai satu macam merk semen untuk pekerjaan
ini.Dan semen memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia SNI,
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya,tidak diperkenankan untuk digunakan.
Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga semen bebas
dari kelembapan.Semen disimpan pada tempat yang tingginya tidak kurang dari 30 cm
dari lantai. Semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 2 meter. Jika semen yang dinyatakan
tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan untuk dibongkar, beton tersebut dan diganti dengan memakai semen
yang telah disetujui atas beban Pelaksana Pekerjaan.
b. Pasir
Pasir yang digunakan harus terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih dan bebas dari
bahan – bahan organis, lumpur, garam alkali serta memenuhi komposisi butir dan
kekerasan seperti yang tercantum dalam NI – 2PBI 1971.
c. Agregat Kasar
Agregat Kasar yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai persyaratan yang tercantum dalam NI-2 PBI 1971, Agregat yang
digunakan ukurannya tidak boleh lebih besar dari seperempat dimensi beton.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam,garam alkali serta bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton.
Apabila dipandang perlu Pengawas dapat meminta kepada Pelaksana Pekerjaan supaya
air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemerisaan bahan yang resmi atas biaya
Pelaksana Pekerjaan.
e. Besi Beton
Besi beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk betonNI-
2, PBI – 1971 atau ASTM Deignation A-15, tidak karat tidak mengandung minyak,tidak
mengandung zat zat yang dapat merusak kualitas beton, dan harus disetujui
olehKonsultanPengawas.
f. Kawat
Kawat yang digunakan harus daam kualitas baru dan bebas dari minyak
dantidakmengandun zat zat yang dapat merusak kekuata beton. Kawat yang digunakan
harus berkuaitas besi lunak dengan diameter 1 mm.
g. Bekesting
Bahan bekesting dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras serta play wodd 9
mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Pemilik Bangunan. Pasangan
bekesting harus menjamin bentuk dan dimensi yang diinginkan, tidak bocor, dapat
mencegah getaran yang merusak serta tidak berubah bentuk sebelum, selam pengecoran
berlangsung dan selama beton belum padat bahan stengger ( tiang penyangga ) harus
dibuat dari kayu bermutu baik atau scaffolding.Bamboo tidak diperkenankan digunakan
sebagai stangger. Kayu stanger/scafhollding harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
menahan beban yang dipikulnya.

2.5 PEKERJAAN ATAP

2.5.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap
berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,
trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari:
1. Rangka utama atas (top chord)
2. Rangka utama bawah (bottomchord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik
sendiri (self drillingscrew) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak
sesuai dengan ukuran jarak genteng.

2.6 PEKERJAAN PEMBERSIHAN

2.6.1 Lingkup Pekerjaan:


Lingkup Pekerjaannya adalah pembersihan seluruh Bagian bangunan dari sampah sampah
hasil Proyek Setelah proyek selesai Penyedia Barang/Jasa diwajibkan membersihkan kembali
lokasi proyek dari sisa- sisa material yang tidak terpakai,agak lokasi proyek tampak bersih
dan indah Setelah dilaksanakan serah terima pekerjaan gedung siap dan dapatdigunakan dan
dimanfaatkan oleh Owner.

2.6.2 Pekerjaan rangka atap baja ringan


Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
1. Pekerjaan pembuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
2. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait kelokasi proyek
3. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan
4. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-
kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin
danbracing (ikatan pengaku)
5. Pemasangan jurai dalam (valleygutter)

2.6.3 Pekerjaan Pemasangan Atap


1. Pemasangan Atap Baja Ringan dilakukan setelah rangka atap telah selesai dipasang.
2. Bahan/material atap yang dipakai adalah sesuai dengan material perencanaan dan harus
sesuai dengan SNI yang berlaku.
3. Ukuran dan dimensi atap sesuai dengan data perencanaan
4. Material atap yang dipakai nantinya akan disambungkan langsung dengan menggunakan
sekrup yang sesuai dengan SNI.

Samarinda, 2022

Diperiksa Oleh: Dibuat Oleh:


Tenaga Ahli Struktur Konsutan Perseorangan

Fadli Muhammad Muhammad Ahyul

Mengetahui dan menyetujui


Kepala Bidang Tata Ruang dan
Perencanaan
Dinas PUPR Kota Samarinda

Anda mungkin juga menyukai