Anda di halaman 1dari 50

RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS

PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..


KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

PASAL 1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan – bahan, tenaga

kerja dan peralatan sebagai alat bantu yang dibutuhkan


dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan

hasil yang baik.

2) Pekerjaan persiapan yang dimaksud adalah seluruh detail

yang disebutkan/ditunjukkan didalam gambar atau


sesuai petunjuk direksi teknis.

1.2. Pengukuran

1) Sub-Kontraktor harus menyediakan tenaga yang ahli

dalam cara-cara pengukuran dengan alat-alat penyipat


datar (theodolith, waterpass dan sebagainya) dan lain-

lain peralatan yang diperlukan.

2) Pengawas Lapangan dan Sub-Kontraktor akan

menetapkan tempat/posisi patok penandaan permanen

3-1
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

(bench mark) sebagai referensi pengukuran bangunan,

dan dituangkan dalam Berita Acara Penentuan Titik 0


(nol).

3) Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas


persetujuan Pengawas Lapangan dan tetap merujuk pada

pergeseran patok awal.

4) Berdasarkan patok tersebut Sub-Kontraktor menentukan

level bangunan dan jarak as bangunan pada setiap


pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.

1.3. Pemasangan Bowplank

1) Semua papan dasar bangunan (bouwplank)

menggunakan kayu klas II berukuran 2,5/25 cm

2) Semua patok – patok kayu menggunakan kayu klas II

berukuran 5/5 cm

3) Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank

dilaksanakan setelah pekerjaan perataan dan peninggian


tanah selesai dilaksanakan. Permukaan atas papan dasar

bangunan (bouwplank) harus diserut rata dan dipasang


waterpass pada peil + 1,50 m, setiap jarak 2,00 m papan

dasar diperkuat dengan patok – patok kayu, papan dasar

3-2
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

tersebut dipasang minimum berjarak 1,00 m atau 2,00 m

dari garis terluar bangunan.

4) Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank,

Kontraktor harus yakin bahwa semua permukaan tanah


baik pada kenyataanya maupun pada garis transisi dalam

gambar rencana adalah benar. Jika Kontraktor ragu


dengan ketelitian permukaan tanah tidak sesuai dengan

garis transisi dalam gambar rencana, Kontraktor harus


melaporkan secara tertulis kepada Direksi Teknis yang

selanjutnya akan dipertimbangkan dan diselesaikan


bersama.

5) Jika didalam pengukuran kembali terdapat perbedaan


antara gambar dengan keadaan dilapangan yang

sebenarnya, maka Direksi Teknis akan mengeluarkan


keputusan tentang hal tersebut, serta Kontraktor wajib
melakukan penggambaran kembali tapak proyek,
lengkap dengan keterangan mengenai ketinggian tanah,

batas – batas, letak pohon – pohon dan sebagainya.

6) Ukuran – ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat

dalam gambar, apabila ukuran – ukuran pada gambar


tidak tercamtum atau tidak jelas atau saling berbeda,

harus segala dilaporkan kepada Direksi Teknis, apabila

3-3
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

dianggap perlu maka Direksi Teknis berhak merubah

ketinggian, letak atau ukuran suatu bagian pekerjaan.

7) Semua ketetapan pekerjaan pengukuran dan sudut siku –

siku harus terjamin keakuratannya. Pengukuran sudut


dengan benang atau prisma hanya diperkenankan untuk

bagian – bagian kecil yang telah disetujui Direksi Teknis.


Hasil pengambilan dan pemakaian ukuran – ukuran yang

keliru menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

8) Kontraktor harus membuat patok tetap/BM (Bench

Mark), hasil pengukuran dilapangan harus dikaitkan


dengan BM yang telah ada menurut petunjuk Direksi

Teknis, jika diperlukan Kontraktor harus memasang patok


– patok pembantu untuk menentukan ketinggian dan

koordinat lokal, yang harus dijaga keutuhan letak dan


ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.

9) Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran tapak


proyek dengan teliti dan harus disaksikan oleh Direksi

Teknis, untuk mengetahui batas – batas tapak, elevasi


tanah, letak pohon – pohon dsb. Pengukuran tersebut

harus menggunakan peralatan yang memadai seperti


water pass, theodolith yang kesemuanya peralatan

tersebut harus disediakan oleh Kontraktor.

3-4
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

10) Kontraktor harus membuat patok referensi ketinggian

terhadap datum untuk titik tertentu, Kontraktor harus


mengikuti petunjuk dari peta kunci koordinat yang

terdapat pada gambar kerja. Penentuan patok – patok


bouwplank dan patok – patok lainnya harus dilakukan

dengan theodolith/water pass yang sebelumnya sudah


disetujui dan diperiksa oleh Direksi Teknis. Sebelum

pekerjaan selanjutnya dimulai patok – patok


pembantu/bouwplank harus diperiksa dan disetujui oleh

Direksi Teknis.

11) Titik-titik duga/pokok tersebut tidak boleh dipindahkan

tanpa persetujuan Direksi Teknis.

12) Pemasangan patok-patok ataupun titik-titik duga yang

telah terpasang maupun bouwnplank, jika Direksi


menilai/mempertimbangkan merasa perlu merobah
bouwnplank dapat diubah.

13) Apabila ada patok yang rusak, harus segera diganti

dengan yang baru dan pemasangannya diketahui dan


disetujui oleh Direks Teknis.

1.4. Pekerjaan Papan Pengenal Proyek

1) Kontraktor wajib papan nama proyek dengan isi/tulisan

sesuai format yang telah ditentukan, papan nama proyek

3-5
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

harus dipasang pada lokasi yang mudah terlihat oleh

masyarakat.

2) Papan nama proyek berukuran 80x120 cm yang terbuat

dari plywood dengan ketebalan 12 mm dan dipasang


pada tonggak kayu dan ditanam kuat kedalam tanah.

1.5. Pembersihan Lokasi

1) Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus

memelihara Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan


bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh

operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan,


semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak

terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-


mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos

yang nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal


dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Teknis

2) Pembersihan selama pelaksanaan :

a. Kontraktor harus melakukan pembersihan secara

teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur,


kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas

dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan


kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-

3-6
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja

dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.

b. Kontraktor harus menjamin bahwa sistem drainase

terpelihara dan bebas dari kotoran dan bahan yang


lepas dan berada dalam kondisi operasional pada

setiap saat

c. Kontraktor harus menjamin bahwa tanda-tanda untuk

fasilitas umum dan sejenisnya dibersihkan secara


teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.

d. Kontraktor haruis menyediakan drum di lapangan


untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran

dan sampah sebelum dibuang.

e. Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan,

kotoran dan sampah di tempat yang telah ditentukan


sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan

Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang


berlaku.

f. Kontraktor tidak diperkenankan mengubur sampah


atau sisa bahan bangunan di lokasi proyek tanpa

persetujuan dari Direksi Teknis.

3-7
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

g. Kontraktor tidak diperkenankan membuang limbah

berbahaya, seperti cairan kimia, minyak atau thinner


cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.

h. Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa


bahan bangunan ke dalam sungai atau saluran air.

i. Bilamana Kontraktor menemukan bahwa saluran


drainase samping atau bagian lain dari sistem

drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis


bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh

pekerja Kontraktor maupun pihak lain, maka


Kontraktor harus segera melaporkan kejadian

tersebut kepada Direksi Teknis, dan segera


mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh

Direksi Teknis untuk mencegah terjadinya


pencemaran lebih lanjut.

PASAL 2. PEKERJAAN TANAH

2.1. Umum

Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat


persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan

terutama tentang ukuran galian. Bahan-bahan galian yang


akan dipakai untuk penimbunan harus diperiksa lebih dahulu

oleh Pengawas Lapangan.


3-8
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

2.2. Penyelidikan Tanah

Pemeriksaan tanah (boring/sondering) ulang harus


dilaksanakan oleh Sub-Kontraktor pada titik yang dianggap

rawan atas petunjuk Pengawas Lapangan.

2.3. Penggalian dan Pengupasan Tanah

 Sub-Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak


digenangi air yang berasal dari air hujan, parit, banjir,

mata air atau lain-lain sebab, pengeringan diusahakan


dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan keparit-

parit atau lain-lain dan biaya untuk pekerjaan-pekerjaan


tersebut harus dianggap telah termasuk harga

kontrak/borongan.

 Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan

panjang, kedalaman, kemiringan, lokasi serta lingkungan


yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan seperti

dinyatakan dalam gambar kerja dan disetujui oleh


Pengawas Lapangan.

 Bahan-bahan sisa galian yang tidak digunakan tidak


boleh ditempatkan berserakan. Tanah-tanah galian yang

tidak diperlukan lagi supaya disingkirkan. Bahan-bahan


sisa galian tersebut harus segera dikeluarkan dari

3-9
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

pekerjaan paling lambat 2 x 24 jam dan dibuang pada

tempat yang disetujui Pengawas Lapangan.

PASAL 3. PEKERJAAN BETON

3.1. Lingkup pekerjaan

Melengkapi semua tenaga, peralatan (equipment) dan bahan-


bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai

dengan gambar-gambar konstruksi, dan dengan


memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam

RKS, Gambar Kerja dan Kontrak Kerja, serta tambahan


penjelasan dari Pimpinan Proyek dan Pengawas Lapangan.

3.2. Pedoman Pelaksanaan

Kecuali ditentukan lain berikut ini, maka Sebagai dasar code

PBI 1971 dan SKSNI Tahun 1991 tetap digunakan.

3.3. Bahan-bahan

3.3.1. Portland Cement

Digunakan Portland semen yang memenuhi No. SII

(Standard Industri Indonesia) S.400 menurut Standard


Semen Indonesia (NI 8 – 1972). Tidak boleh mencampur

3 - 10
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

merek semen yang berbeda untuk 1 tahap proses

pengecoran

3.3.2. Agregat

 Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak


melebihi seperempat ukuran yang telah ditetapkan

 Pasir yang digunakan harus bersih dari lumpur,


bahan organik atau kotoran lainnya, serta tidak

mengandung garam asam.

 Batu kerikil yang digunakan rata-rata berukuran Ø

20 sampai 30 mm dengan kualitas jenis batu tidak


rapuh dan harus mendapat persetujuan untuk

dipakai dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu.

 Untuk pekerjaan dengan pasangan batu kali

digunakan batu kali berukuran rata-rata Ø 10 - 20


cm.

3.3.3. Besi Beton

 Ukuran yang digunakan adalah ukuran pas sesuai

dengan gambar kerja.

 Besi yang digunakan tidak kotor, tidak berminyak

dan tidak berkarat.

3 - 11
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

3.3.4. Kawat Pengikat

Kawat pengikat besi beton ditentukan dari jenis kawat


beton pengikat No. 16 SWG (Ø 1 mm) dan tidak

bersepuh seng.

3.3.5. Air

Air untuk adukan beton dan perawatan beton harus


bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau

campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat


semen, seperti asam dan garam.

3.3.6. Bahan Tambahan

Tidak diperkenankan menambah bahan-bahan

tambahan kedalam campuran beton, kecuali telah ada


ketentuan atau keputusan tertulis sebelumnya dari

Pengawas Lapangan.

3.3.7. Pengiriman dan Penyimpanan

 Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada


umumnya harus sesuai dengan waktu dan urutan

pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan jadwal


pelaksanaan pekerjaan (time schedule & network

plan).

3 - 12
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

 Semen harus didatangkan dalam

kantongan/kemasan standard (zak). Semen harus


masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras),

jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian


tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan

melebihi dari beras 5% berat dan kepada campuran


diberi tambahan semen yang baik dalam jumlah

yang sama.

 Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah

dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu dan


bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya,

misalnya ; minyak dan lain-lain.

 Agregat harus ditempatkan secara terpisah antara

satu dengan yang lain menurut jenis dan gradasinya.

3.4. Bekisting

3.4.1. Material

Bekisting harus dipakai kayu yang cukup kering dan

kuat sesuai dengan finishing yang diminta menurut


bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton, seperti

pada gambar kerja. Papan-papan untuk cetakan harus


bermutu baik, lurus dan rata atau menggunakan triplex

dengan ketebalan yang sesuai.

3 - 13
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

3.4.2. Perencanaan

Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga


tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup

dapat menampung beban-beban sementara sesuai


dengan jalannya kecepatan pembetonan. Semua

bekisting harus diberi penguat datar dan silang


sehingga kemungkinan bergeraknya bekisting dalam

pelaksanaan dapat ditiadakan. Juga harus dapat untuk


menghindarkan keluarnya bagian adukan (mortar

leakage). Susunan bekisting dengan penunjang-


penunjang harus teratur sehingga kontrol atas

kekurangannya dapat mudah dilakukan.

3.5. Kualitas Beton

1) Kecuali yang ditentukan dalam gambar, kualitas


beton untuk bagian sloof, pondasi tapak, kolom selain

kolom dan ring balok adalah K.100. (tegangan tekanan


hancur karakteristik untuk kubus uji beton pada usia 28

(dua puluh delapan) hari, dengan derajat konfidensi 0,95.

2) Pelaksana harus memberikan jaminan atas

kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan


memperhatikan data-data pelaksanaan dilain tempat

atau dengan mengadakan trialmixes.

3 - 14
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

3.6. Syarat-syarat Pelaksanaan

1) Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton


pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, Sub-

Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan


untuk mendapat persetujuan. Jika tidak ada

pemberitahuan sebagaimana mestinya atau persiapan


pengecoran tidak disetujui oleh Pengawas Lapangan,

maka Sub-Kontraktor dapat diperintahkan untuk


menyingkirkan beton yang telah dicor atas perongkosan

Sub-Kontraktor sendiri.

2) Adukan beton harus sedemikian rupa, sehingga dapat

dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian


bahan.

3) Sebelum beton dicor, semua kotoran-kotoran dan


benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan.

Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding


yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi

dengan air sebelum dicor.

4) Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum

adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal


biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit

atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa

3 - 15
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya

persetujuan Pengawas Lapangan. Tidak boleh mengecor


beton pada waktu hujan, kecuali jika Sub-Kontraktor

mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan yang


telah disetujui Pengawas Lapangan.

5) Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton


memuaskan, Pengawas Lapangan mempunyai wewenang

untuk menolak hasil konstruksi beton yang cacat,


sebagai berikut :

 Konstruksi beton yang sangat keropos.

 Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk

yang direncanakan atau posisinya tidak seperti yang


ditunjukkan dalam gambar kerja.

 Konstruksi beton tidak tegak lurus, atau rata seperti


yang direncanakan.

 Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda


lainnya.

3.7. Penggantian Besi

1) Besi tulangan beton yang dipasang adalah sesuai dengan

apa yang tertera pada gambar kerja.

3 - 16
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

2) Dalam hal ini berdasarkan pengalaman Sub-Kontraktor

atau menurutnya terdapat kekeliruan atau kekurangan


atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka :

 Sub-Kontraktor dapat menambah besi ekstra


dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera

pada gambar, secepatnya hal ini diberitahukan


kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat

persetujuan.

 Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian

untuk kesempurnaan pekerjaan maka perubahan


tersebut hanya dapat dijalankan setelah ada

persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.


Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas

adalah merupakan juga keharusan dari Sub-


Kontraktor.

3.8. Tanggung Jawab Sub-Kontraktor

Sub-Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas

konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas dan


sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.

Adanya Pengawas Lapangan yang sejauh mungkin


melihat/mengawasi/ menegur atau memberi nasehat tidak

akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor tersebut diatas.

3 - 17
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

PASAL 4. PEKERJAAN PONDASI

4.1. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan pembuatan pondasi meliputi penyediaan


tenaga kerja, bahan-bahan material untuk pekerjaan

tersebut dan perlengkapan serta mesin-mesin yang


diperlukan.

2) Macam pondasi yang digunakan adalah :

a Pondasi pasangan batu kali yang tertera dalam

gambar.

4.2. Pedoman Pelaksanaan

1) Sebelum dilaksanakan pondasi, maka Sub-Kontraktor


harus mengadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as

pondasi seperti yang tertera pada gambar-gambar detail


perencanaan dan harus meminta persetujuan Pengawas

Lapangan.

2) Sub-Kontraktor diwajibkan memberikan laporan kepada

Pengawas Lapangan, bila ada perbedaan gambar-


gambar dari gambar konstruksi dengan gambar

arsitektural atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.

3 - 18
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

4.3. Penggalian Pondasi

1) Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan dengan


kedalaman sesuai gambar kerja.

2) Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan


lapis tanah yang jelek, maka perlu konsultansi dengan

Pengawas Lapangan untuk mendapatkan pengarahan


tindak lanjutnya.

3) Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan


sedangkan lapis tanah yang baik sudah dicapai pada peil

yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut


harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan atas

biaya Sub-Kontraktor.

4.4. Pengurugan Kembali

1) Jika ditemukan lubang pada dasar galian pondasi, maka


lubang tersebut harus diurug dengan pasir pasangan

2) Tanah yang digunakan untuk pengurugan bekas galian


harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.

3) Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran


bekisting, sampah-sampah harus disingkirkan.

3 - 19
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

4) Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecah menjadi

komponen-komponen yang lebih kecil lebih dahulu.

4.5. Pelaksanaan Pondasi

1) Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang


pondasi kering atau bebas genangan air.

2) Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat


pasal pekerjaan beton dalam buku spesifikasi ini dan

gambar detail perencanaan.

3) Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar

kerja jika ada kelainan/ ketidaksesuaian harus


dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan.

4.6. Pondasi Batu Kali

1) Pondasi batu kali digunakan untuk pondasi gedung,

sesuai yang tertera dalam gambar kerja.

2) Pemasangan spesi batu kali tidak boleh berongga.

3) Diatas pondasi pasangan batu kali diberi sloof untuk


meratakan penyebaran beban dari atas.

4) Ukuran dari pada balok sloof disesuaikan dengan


gambar kerja.

PASAL 5. PEKERJAAN DINDING

3 - 20
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

5.1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum

1) Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk


pekerjaan ini.

2) Meliputi pekerjaan pasangan dengan bahan yang disebut


dalam persyaratan ini.

5.2. Bahan/ Material dan Campuran

5.2.1. Bahan/Material

a. Semen : Semen seperti untuk pekerjaan


dinding harus sama kualitasnya seperti

semen yang ditentukan untuk


pekerjaan beton.

b. Pasir : Pasir untuk pekerjaan dinding


adalah pasir pasangan dengan kualitas

yang baik dan sesuai untuk pekerjaan


tersebut.

c. A i r : Air yang dipakai untuk pekerjaan


dinding harus memenuhi syarat-syarat

sama dengan pekerjaan beton.

5.2.2. Campuran/Adukan

Komposisi :

3 - 21
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang

diinstruksikan dalam gambar atau dalam spesifikasi


teknis.

Ketinggian pemasangan dinding dan komposisi


campurannya harus sesuai dengan gambar kerja.

5.2.3. Mengatur Adukan

Adukan harus dicampur dalam alat tempat

pencampuran yang telah disetujui oleh Pengawas


Lapangan, diatas permukaan yang keras. Jangan

memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau


membubuhkannya untuk dipakai lagi.

5.3. Dinding Pasangan Bata

5.3.1. Batu Bata

a. Batu bata biasa (tangan) dari tanah liat, hasil


produksi lokal yang dibakar dengan baik dan

bersudut tajam serta rata, tanpa cacat atau


mengandung kotoran.

b. Sesuai dengan pasal 82 dari A.V. 1941, minimum


daya tekan ultimate harus 100 Kg/Cm2. Bata yang

dipakai harus memenuhi syarat sebagai berikut:

3 - 22
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

- Kualitas baik

- Pembakaran matang

- Sisi dengan permukaan rata tegak lurus dan

tajam

- Keras dan tidak mudah patah

- Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada


perbedaan tidak boleh lebih dari3 mm).

- Penyerahan ditempat hanya diizinkan


maksimum 5% yang patah.

5.3.2. Pelaksanaan

a. Dinding harus dipasang dan didirikan untuk masing-

masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang


disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar

dan Sub-Kontraktor harus memasang piket (uitzet)


lubang-lubang dan sebagainya dengan alat uitzet

yang disetujui. Blok-blok atau bata dipasang dengan


adukan pengikat sambungan (spesi) 10 mm didasari

dengan baik dan sambungan-sambungan yang


terus lurus dan rata.

3 - 23
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

b. Dalam pemasangan tembok tidak boleh

meneruskan disuatu bagian lebih dari satu meter


tingginya.

5.3.3. Perlindungan dan Perawatan

a. Dalam mendirikan dinding yang terkena udara

terbuka, selama waktu-waktu hujan lebat, harus


diberi perlindungan dengan menutup bagian atas

dari tembok bahan penutup yang sesuai.

b. Dinding tembok harus dibasahi terus menerus

selama paling sedikit 7 hari setelah


didirikan/pemasangan.

5.3.4. Angker dan Pengikat lainnya

Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan

lain-lain harus dipasang angker-angker dan pengikat


lainnya pada sambungan-sambungan dinding tersebut

setelah dibersihkan dari kulit ozid besi, karat atau debu


bangunan diameternya minimal 10 mm. Beton harus

dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan


vertikal dengan dinding agar adukan spesi dapat

merekat.

5.4. Penyelesaian Dinding Dengan Plasteran

3 - 24
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

Dinding bangunan yang terbuat dari pasangan ½ bata

dilapisi dengan plester semen setebal 1,5 cm dan dihaluskan


permukaannya dengan acian.

5.4.1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum

a. Pekerjaan meliputi penyediaan alat, bahan dan

tenaga kerja untuk keperluan pekerjaan ini.

b. Pekerjaan meliputi penyelesaian permukaan dinding

dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini


atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.

c. Plesteran harus dibuat pada semua tembok, kolom,


bidang vertikal lainnya yang dikerjakan dengan

pasangan bata kecuali bagian dalam tombak layar


yang tertutup atap, balok beton yang tidak

dinyatakan dalam gambar sebagai penyelesaian


dengan bahan lain, tembok tersebut diselesaikan

dengan plesteran yang kemudian dihaluskan (acian)


dicat emulsi vinyl kecuali disebut lain dalam gambar

kerja atau syarat-syarat bagian dinding lainnya.

5.4.2. Bahan

Bahan/material seperti portland cement (PC) type 1,


pasir dan air harus sesuai dengan pekerjaan beton.

5.4.3. Pengolahan Permukaan Plesteran

3 - 25
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

a. Untuk mengeringkan dinding bata dan permukaan

beton harus diberikan cukup waktu. Tidak boleh


memulai pekerjaan, sampai tembok dinding benar-

benar kering.
b. Sebelum pemlasteran permukaan-permukaan beton

harus dikasarkan. Lemak atau minyak yang melekat


harus dibersihkan dengan sikat dengan memakai

sikat yang kaku atau sikat kawat.

c. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum

waktunya, permukaan-permukaannya harus dibasahi


dengan air sehingga tetap lembab.

5.4.4. Pelaksanaan

a. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga

rata. Hasil permukaan plesteran harus benar-benar


merupakan bidang yang rata dan halus.

b. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling

sedikit dua hari setelah dipasang. Mulailah


membasahinya, begitu plesteran telah mengeras,

untuk menghindari kerusakan (retakan). Sewaktu


kondisi udara lingkungan kering dan panas,

3 - 26
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

plesteran harus dibasahi agar tidak terjadi

penguapan terlalu banyak dan menjadi tidak rata.


c. Bagian-bagian dinding yang tertutup antara atap

dengan plafond yang tidak terlihat, tidak diplaster.


5.4.5. Memperbaiki dan Membersihkan

Memperbaiki semua pekerjaan yang cacat, harus


dilaksanakan dengan membongkar bagian tersebut

sampai berbentuk bujur sangkar. Pekerjaan yang sudah


selesai, tidak boleh ada yang retak, bernoda serta cacat

lainnya. Sewaktu-waktu dengan secara teratur, selama


pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, semua

pekerjaan-pekerjaan yang menjadi kotor dalam


pelaksanaan pekerjaan, harus dibersihkan.

PASAL 6. PEKERJAAN LANTAI

6.1. Lingkup Pekerjaan

1) Meliputi pengadaan material/bahan dan pemasangan


semua jenis penutup lantai seperti tertera dalam

gambar atau disebutkan dalam persyaratan.

2) Mengerjakan timbunan dan pemadatan dasar lantai.

3) Mengadakan koordinasi kerja yang berkaitan dengan


pekerjaan pemasangan penutup lantai, seperti instalasi

air, listrik dan lain-lain.

3 - 27
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

6.2. Persyaratan dan Bahan

1) Ukuran lantai keramik ruangan 40 x 40 cm dengan


kualitas setara Mulia atau sejenis dengan warna Putih

corak awan yang disetujui oleh Pengawas Lapangan


maupun Direksi.

2) Ukuran, klas dan warna harus sama, mekanis kuat dan


mengikat sedikit saja air.

3) Bahan dan contoh harus disetujui oleh Pengawas


Lapangan.

4) Keramik yang telah diterima Sub-Kontraktor di lapangan,


sepenuhnya menjadi tanggung jawab Sub-Kontraktor.

6.3. Pelaksanaan

6.3.1. Dasar Lantai :

a. Sebelum pemasangan keramik, tanah dasar lantai


harus dipadatkan kemudian dilapisi pasir urug dan

dipadatkan.

b. Dasar lantai harus rata dan pada kemiringan yang

tepat kearah pembuangan air (floor drain).

6.3.2. Pemasangan

3 - 28
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

a. Pemasangan keramik untuk pola, tipe dan

ukurannya harus sesuai dengan gambar kerja dan


petunjuk Pengawas Lapangan..

b. Setelah dasar lantai siap, maka keramik yang akan


dipasang diseleksi sesuai dengan warna-warna yang

sama. Apabila diperlukan pemotongan dilaksanakan


dengan rapi dengan memakai mesin pemotong dan

pinggirannya diasah dengan batu pengasah.

c. Sebelum pemasangan, keramik harus direndam air

hingga tercapai kondisi jenuh air untuk menghindari


pengeringan adukan mortar/spesi yang terlalu

cepat.

d. Keramik dipasang dengan menggunakan adukan

mortar 1 Pc : 4 Ps dalam perbandingan volume.


Pemasangan dengan jalur-jalur (joints) yang lurus

dan apabila terjadi ketidakteraturan jalur diisi


dengan pasta semen. Sesudah cukup kering keramik

dicuci dengan lap basah sampai bersih, dan apabila


ada bagian-bagian yang lepas harus cepat

diperbaiki.

e. Selama pemasangan dan sebelum kering yang

cukup, lantai harus dihindari dari injakan dan

3 - 29
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

gangguan lain. Kotoran-kotoran dan lainnya yang

menempel pada permukaan lantai harus segera


dibersihkan sebelum menjadi kering.

f. Pemasangan keramik lantai yang tidak lurus atau


tidak rata atau cacat atau tidak sesuai gambar kerja

dapat dilakukan perintah pembongkaran oleh


Pengawas Lapangan, dan biaya yang timbul akibat

pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi


tanggung Sub-Kontraktor.

PASAL 7. PEKERJAAN KAYU

7.1. Lingkup Pekerjaan

1) Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-


alat dan bahan-bahan yang berhubungan dengan

pekerjaan kayu (kasar dan halus) dalam hubungan


dengan gambar dan spesifikasi.

2) Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan kayu


adalah :

- Pekerjaan pemasangan pintu dan jendela.

- Pekerjaan lesplank

- Pekerjaan Rangka plafon.

3 - 30
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

7.2. Kualitas, Kelembaban dan Jenis Kayu

7.2.1. Kualitas

a. Kayu yang dipakai harus dari kayu klas kuat I dan

klas kuat II, mutu yang sesuai NI - 5 PPKI 1961


Lampiran I.

b. Kayu berkualitas terbaik, lurus, tua, kering dan tidak


cacat, tidak pecah-pecah, tidak terdapat kayu muda.

c. Kayu yang dipakai harus sesuai dengan pasal III PPKI


1965 mutu A.

7.2.2. Jenis Kayu :

Jenis kayu yang dipergunakan pada pekerjaan ini adalah

sebagai berikut :

- Lisplank menggunakan papan Kalsiplank.

- Kusen menggunakan kayu Ulin.

- Daun pintu dan jendela menggunakan papan

Meranti (kering oven).

- Rangka plafond menggunakan kayu Meranti

7.2.3. Ukuran

3 - 31
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

a. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi

(finish), yaitu ukuran kayu setelah selesai dikerjakan


dan terpasang. Kayu dasar diketam, dibor atau jika

tidak, dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-


ukuran dan bentuk yang tertera dalam gambar.

b. Ukuran-ukuran nominal telah disebutkan untuk kayu


yang sudah dikerjakan, maka potongan

pengurangan (kekurangan) sebanyak 3 mm


diperbolehkan untuk tiap permukaan yang sudah

dikerjakan.

c. Jika terdapat perbedaan yang menyolok antara

ukuran dilapangan dengan ukuran dalam gambar


kerja, hendaknya segera dilaporkan pada Pengawas

Lapangan untuk disetujui cara-cara pemecahannya.

7.3. Permukaan Luar

Semua permukaan kayu yang akan kelihatan permukaannya


bila sudah jadi (finish), harus dikerjakan dengan baik kecuali

jika ada penentuan lain. Semua kayu untuk pekerjaan kayu


kasar dibiarkan bekas gergajiannya kecuali jika ditentukan

untuk dihaluskan. Jika terdapat mata kayu yang mulus (keras)


pada salah satu permukaan kayu yang akan di cat, dan mata

kayu itu diameternya tidak lebih dari 4 cm dan tidak

3 - 32
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

memenuhi lebih dari setengah permukaan kayu tersebut,

maka kayu tersebut dapat diterima.

7.4. Pengawetan/Perlindungan Kayu

Penyimpanan kayu ditempatkan pada tempat yang kering,


tidak terkena hujan.

7.5. Susut (Mengkerut)

Persiapan, Penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan

kayu harus sedemikian rupa, hingga susut dibagian mana saja


dan kearah manapun tidak akan mengurangi

(mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu


yang sudah jadi, juga tidak menyebabkan rusaknya bahan-

bahan yang bersentuhan.

7.6. Pembuatan

1) Kotraktor harus melaksanakan semua pekerjaan seperti;


mempasak, memahat, menyetel (memasang), membuat

lidah-lidah, lubang pasak, sponing dan lain-lain


pekerjaan yang diperlukan untuk penyambungan kayu

dengan baik. Sub-Kontraktor juga harus melakukan


pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk konstruksi

semua rangka-rangka, lapis-lapis dan sebagainya dan


pasangan serta penyangga pada bangunan.

3 - 33
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

2) Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu, harus

dijaga dengan menyimpannya ditempat yang kering,


terlindung dari hujan dan panas.

PASAL 8. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

8.1. Lingkup Pekerjaan

Pengadaan kusen, daun pintu dan jendela, alat dan tenaga


kerja baik untuk pekerjaan pembuatan maupun pemasangan

kusen, daun pintu dan jendela, kaca, kunci-kunci dan


pemasangan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat

spesifikasi ini.

8.2. Jenis dan Tipe

1) Pemasangan jenis pintu dan jendela disesuaikan


dengan denah gambar kerja, jika terdapat keraguan

terhadap jenis pintu dan jendela pada gambar kerja,


maka segera laporkan kepada Pengawas Lapangan.

2) Setiap pintu dan jendela mempunyai nomor sesuai


dengan tipe rumah dan jenisnya.

8.3. Bahan/Material

1) Kaca yang digunakan untuk jendela kaca adalah jenis

kaca bening tebal 5mm.

3 - 34
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

2) Kunci-kunci, handle dan penggantung digunakan jenis

dan merek sesuai dengan ketentuan spesifikasi material


(bagian I)

8.4. Persiapan Pemasangan

1) Sub-Kontraktor yang bersangkutan wajib memasang

pengangkeran dan pemasangan semua komponen


lengkap dengan ukuran-ukurannya. Sub-Kontraktor

harus memeriksa kualitas bahan yang dipakai, apakah


dimensi yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan

spesifikasi teknis memenuhi ketentuan struktur dan


ketahanan.

2) Sub-Kontraktor harus mengukur setempat semua


dimensi yang mempengaruhi pekerjaannya. Ukuran

lapangan yang berbeda dengan gambar kerja, harus di-


koreksi/diselesaikan bersama Pengawas Lapangan,

untuk mendapatkan kepastian.

3) Sub-Kontraktor harus memperhitungkan kekuatan atas

syarat-syarat teknis yang ditentukan.

8.5. Pemasangan

1) Bahan-bahan yang diserahkan ke lapangan untuk


dipasang harus sesuai dengan contoh-contoh yang

3 - 35
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

disetujui dan dalam keadaan terpelihara baik. Bahan-

bahan ini harus dijaga dan dilindungi sebaik-baiknya


sewaktu penyimpanan, pemasangan sampai diserahkan

dengan baik.

2) Pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga

terlatih/berpengalaman untuk pekerjaan yang serupa


dan dipimpin oleh tenaga ahli.

3) Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus


distel tengah-tengah dengan hati-hati sampai

kerenggangan (clearence) yang sama.

4) Kaca diidentifisir dengan tanda-tanda peringatan

menggunakan tape atau cara lain yang tidak membekas


pada kaca ketika dibersihkan.

5) Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan


pembersihan semua alat-alat pelindung, tanda-tanda

label dibersihkan dan kaca-kaca dicuci.

6) Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda/cacat dan

kerusakan, baik pada bahan maupun cara


pengerjaannya, water tight serta jaminan

pemeliharaannya.

3 - 36
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

7) Kesalahan pemasangan yang berakibat tidak

berfungsinya komponen pintu dan jendela, tidak lurus


dan tidak berfungsinya pintu dan jendela dengan baik,

yang apabila menurut Pengawas Lapangan atau


Developer harus diperbaiki atau harus diganti, maka

seluruh biaya akibat kesalahan tersebut sepenuhnya


menjadi tanggung jawab Sub-Kontraktor.

8.6. Pekerjaan Kunci-Kunci dan Penggantung

8.6.1. Lingkup pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk


pekerjaan ini. Pekerjaan meliputi kunci, engsel, dan

kelengkapan pintu serta jendela lainnya.

8.6.2. Kunci-kunci

a. Pintu depan utama mengunakan kunci type cylinder


lock heavy duty 2 slag dengan sistem instalasi

masterkey untuk tiap shop.

b. Tiap kunci harus mempunyai tiga buah anak kunci.

Sebelum pemasangan Sub-Kontraktor harus


memperlihatkan contohnya terlebih dahulu untuk

mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

8.6.3. Engsel-engsel, Pegangan (handle) dan grendel.

3 - 37
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

a. Engsel-engsel harus dari kuningan (brass) yang

dengan memakai 2 buah ring nylon. Engsel dengan


ukuran 4 inch dipakai dua buah untuk satu daun

pintu. Engsel dengan ukuran 3 atau 2,5 inch dipakai


dua buah untuk satu daun jendela.

b. Pegangan pintu depan utama dari bahan besi tuang


lapis kuningan.

c. Pegangan jendela dari bahan besi tuang lapis


perunggu.

d. Grendel jendela dari dari bahan mild steel lapis


perunggu dipasang 2 buah untuk setiap daun.

f. Hak angin kait dari dari bahan mild steel lapis


perunggu dipasang 1 buah untuk setiap daun.

Sebelum pemasangan Sub-Kontraktor harus


memperlihatkan material/bahan tersebut di atas

terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari


Pengawas Lapangan.

8.6.4. Pemasangan barang-barang dari besi


a. Sekrup-sekrup dalam pemasangannya harus cocok

dengan barang besi yang dipasang. Tidak


diperbolehkan memukul sekrup pada barang-

3 - 38
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

barang besi, pengokohan sekrup harus dengan

memutar. Sekrup yang rusak pada waktu dipasang


harus dicabut kembali dan diganti.

b. Semua kunci-kunci, pegangangan engsel dan lain-


lain harus terpasang dengan baik, dan tidak cacat.

Semua bagian yang cacat, rusak harus segera


diganti.

c. Semua pekerjaan kunci dan alat gantungan harus


diminyaki sehingga bekerja dengan baik.

8.6.5. Perlindungan terhadap barang-barang dari besi


Semua barang-barang dari besi harus disingkirkan dan

dibungkus dengan plastik atau tempat aslinya setelah


dicoba. Pemasangannya dilakukan setelah bangunan

selesai dan dicat.

PASAL 9. PEKERJAAN PLAFOND

9.1. Lingkup Pekerjaan

1) Penyediaan bahan, alat dan tenaga untuk keperluan

pekerjaan ini.

2) Pekerjaan meliputi pemasangan rangka dan dan

penutup plafond dengan bahan dan ketentuan dalam


persyaratan ini dan gambar kerja.

9.2. Bahan

3 - 39
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

1) Jenis kayu untuk rangka plafond dan lesplafond yang

digunakan sesuai dengan spesifikasi material.

2) Bahan penutup plafond sesuai dengan spesifikasi

material.

3) Penggantung rangka plafond menggunakan kayu

Meranti.

4) Pengecatan plafond sesuai dengan persyaratan

pengecatan.

9.3. Persiapan Pemasangan

1) Pola pemasangan plafond dilakukan sesuai dengan


gambar kerja

2) Sebelum pemasangan rangka plafond, Sub-Kontraktor


harus menyajikan metoda sambungan dan sistim

penggantungan rangka plafond untuk disetujui


Pengawas Lapangan.

3) Bahan/material yang digunakan harus sesuai dengan


contoh yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.

9.4. Pemasangan

1) Penetapan pengukuran yang tepat untuk pemasangan

dengan memperhatikan rencana peletakan, rangka

3 - 40
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

batang-batang pengantung harus terpasang dengan

menjamin kekakuan kebidangan (level), kelurusan dan


kerataan (flush) seluruh bidang langit-langit setelah

terpasang.

2) Setelah beberapa waktu sistem langit-langit sudah pada

bidang yang lurus dan rata. Dimana diperlukan lubang


masuk keruangan langit-langit kepada bagian instalasi

tertentu. Bagian langit-langit yang dapat dibuka harus


dipasang.

3) Perlu dilakukan koordinasi kerja dalam pemasangan


langit-langit terhadap pekerjaan lain yang berkaitan,

seperti pekerjaan listrik dan lain-lain sesuai dengan


gambar kerja.

4) Kesalahan pemasangan yang berakibat tidak lurus atau


tidak rata seluruh atau sebagian bidang plafond, adanya

bagian plafond yang cacat, sehingga menurut


Pengawas Lapangan atau Developer harus diperbaiki

atau harus diganti, maka seluruh biaya akibat kesalahan


tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Sub-

Kontraktor.

9.5. Pemeliharaan

3 - 41
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

Setelah plafond diselesaikan, bersihkan bagian-bagian yang

kotor dan terpelihara dari kerusakan-kerusakan yang dapat


ditimbulkan hingga masa penyerahan pekerjaan secara

keseluruhan.

PASAL 10. PEKERJAAN PENUTUP ATAP, LISPLANK DAN


TALANG

10.1. Lingkup Pekerjaan

1) Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk

pekerjaan ini, serta peralatan keselamatan pekerja

2) Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap dan

talang, serta pemasangan dan pembuatan lesplank, dan


pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini

seperti disebut dalam persyaratan ini.

10.2. Bahan/Material dan Ketentuan Umum

10.2.1. Penutup Atap

Penutup atap adalah genteng metal dengan warna yan

disetujui Pengawas Lapangan dan Direksi.

10.2.2. Rangka Atap

3 - 42
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

Rangka atap menggunakan rangka metal dilapisi Zinc

dan aluminium ukuran C.70 dengan tensil baja G 550


atau minimal disetujui Pengawas Lapangan dan Direksi

10.2.3. Lisplank

Lisplank yang diginakan menggunakan Kalsiplank,

pemasangan sesuai dengan gambar kerja. Lisplank


dilapisi cat dengan warna finishing yang ditentukan

oleh Pengawas Lapangan dan Direksi.

Sub-Kontraktor harus memberikan contoh bahan/material

atap selambat-lambatnya 30 hari sebelum pemasangan untuk


disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Developer.

PASAL 11. PEKERJAAN PENGECATAN

11.1. Lingkup Pekerjaan

1) Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk


pekerjaan ini.

2) Meliputi pengecatan untuk semua permukaan kayu,


plesteran, besi dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja

dan persyaratan ini.

11.2. Ketentuan Umum

3 - 43
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

1) Semua bahan-bahan cat yang telah disetujui harus

diperoleh dari supplier beserta keterangan lengkap


mengenai barang tersebut dan prosesnya.

2) Semua cat harus digunakan dan dipulaskan betul-betul


sesuai dengan instruksi pabriknya.

3) Plamir dan cat dasar harus dikeluarkan oleh pabrik yang


sama untuk masing-masing lapisan pemakaian.

4) Kaleng yang diisi cat harus diaduk benar-benar sebelum


dituangkan dan dipulaskan menurut aturan dari

pabriknya.

5) Jangan sekali-kali mencampurkan bahan pengering

atau bahan-bahan lain kedalam cat, jika tidak


disarankan atau dikehendaki oleh pabriknya.

6) Untuk pengecatan dinding/palsteran, plesteran harus


dibiarkan sampai mengering dalam waktu yang cukup

dan jangan dipulas (dicat) sampai benar-benar


mengering. Semua pekerjaan plesteran atau semen

yang cacat harus dipotong dan diperbaiki dengan


plesteran dari jenis yang sama. Retak-retak kecil harus

ditambal dengan penambal keras. Retak-retak yang


lebar harus dipotong dengan pinggir-pinggirnya

bersambungan menjadi rata dengan plesteran

3 - 44
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

sekelilingnya. Sebelum permukaan diplester lebih

dahulu dilapis cat dasar yang tahan alkali, debu-debu


yang menempel pada permukaan harus dibersihkan

dengan kain lap kering lalu dilanjutkan dengan


menyekanya memakai lap yang dibasahi.

7) Lapisan cat yang terluka harus diulang/diperbaiki.

8) Semua konstruksi baja sebelum dipasang harus dicat

dasar terlebih dahulu dan diulang lagi sebelum


dilaksanakan pengecatan akhir sebanyak 1 (satu) kali.

11.3. Pengajuan Bahan-Bahan

Setelah kontrak ditandatangani, Sub-Kontraktor harus

secepatnya, tidak kurang dari dua bulan sebelum memulai


pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua bahan-

bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan,


kepada Pengawas Lapangan. Semua bahan-bahan harus

disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Direksi.

11.4. Pemilihan Warna

Semua warna harus dipilih oleh Pengawas Lapangan dan


Direksi, Sub-Kontraktor harus bawa contoh-contoh warna

yang akan disetujui.

PASAL 12. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

3 - 45
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

1) Pemasangan Instalasi Listrik didalam ruang yang

mencakup jumlah titik lampu, penempatannya serta


pemasangan (tidak termasuk penyambungan daya)

disesuaikan dengan gambar. Pemasangan saklar dan


stop kontak (merek Broco Standard warna putih)

setinggi 1.50 m dari lantai, kabel memakai jenis LMK


Prima NYY 2,5 dan 1,5 (untuk nol)

2) Untuk bahan pekerjaan instalasi tersebut harus


memenuhi peraturan dan persyaratan dari AKLI atau

PLN.

3) Pemasangan pipa instalasi listrik harus dikerjakan

sebelum pekerjaan plesteran dimulai.

4) Pemasangan kabel listrik dikerjakan sebelum pekerjaan

penutup plafond.

PASAL 13. PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN

1) Sub-Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap


kerusakan atau kesalahan pada borongan yang

disebabkan oleh kelalaian Sub-Kontraktor pada waktu


pelaksanaan maupun selama dalam masa pemeliharaan

atau kekurangan setelah serah terima pertama


dilaksanakan.

3 - 46
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

2) Bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada borongan

sebelum diserah terimakan akibat dari kesalahan atau


kekeliruan Sub-Kontraktor atau Sub Sub-Kontraktor

atau karena bahan yang kurang baik atau dikarenakan


kesalahan pelaksanaan yang dibuat Sub-Kontraktor dan

belum mendapat persetujuan dari Developer atau


Pengawas Lapangan (kecuali perencanaan yang

diserahkan Developer) seluruhnya adalah tanggungan


Sub-Kontraktor.

3) Selama dalam masa pemeliharaan setelah serah terima


100%, Sub-Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki

selekas mungkin segala kerusakan dan kekurangan-


kekurangan akibat dari kesalahan atau kelalaian

Pemborong.

4) Pengawas Lapangan akan memberitahukan terlebih


dahulu kepada Sub-Kontraktor tentang maksud untuk
melakukan inspeksi selama jangka waktu pemeliharaan

dan berdasarkan ini Sub-Kontraktor menunjuk seorang


wakil yang bertanggung jawab untuk hadir dalam waktu

dan tanggal yang ditentukan. Wakil ini akan memberi


bantuan yang diperlukan untuk mencatat semua hal

dan persoalan yang perhatikan sesuai dengan


pengarahan Pengawas Lapangan.

3 - 47
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

5) Bilamana terjadi kerusakan atau kekurangan selama

dalam masa pemeliharaan, Pengawas Lapangan akan


memberitahukannya kepada Sub-Kontraktor secara

tertulis, agar Sub-Kontraktor secepatnya memperbaiki/


mengganti yang rusak atau yang tidak baik.

6) Bilamana Sub-Kontraktor tidak memperbaiki yang rusak


atau yang kurang baik dalam waktu yang wajar sebelum

berakhirnya masa pemeliharaan, Developer dapat


melakukannya atas biaya Sub-Kontraktor.

7) Jika kekurangan-kekurangan menurut Konsultan tidak


praktis atau sukar diperbaiki, Pengawas Lapangan harus

menentukan pengurangan nilai borongan dan


memotongnya dari jumlah yang akan dibayarkan

kepada Sub-Kontraktor.

8) Sampai dengan waktu Berita Acara Serah Terima

terakhir dikeluarkan, Sub-Kontraktor wajib pada jam-


jam kerja atas tanggungan dan biaya sendiri

mengadakan pemeriksaan apakah semua bagian dari


borongan dapat bekerja dengan baik atau tidak dengan

membuat catatan-catatan mengenai kerusakan atau


malfungsi dari elemen-elemen borongan.

3 - 48
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

9) Sub-Kontraktor harus berusaha menjaga kebersihan

dan kerapihan lapangan selama jangka waktu Kontrak.

10) Selain itu Sub-Kontraktor sewaktu-waktu wajib

memelihara kelayakan dari setiap areal dan jika diminta


Pengawas Lapangan, memindahkan semua kotoran,

alat-alat konstruksi, kelebihan bahan dan segala


rongsokan bekas pekerjaan konstruksi dari areal

tersebut.

11) Kebersihan ini termasuk tugas Sub-Kontraktor sehingga

lokasi pekerjaan umumnya selalu dalam kondisi bersih


dan selayaknya.

12) Setelah selesai pekerjaan Sub-Kontraktor harus


membersihkan seluruh lapangan sehingga mendapat

persetujuan Pengawas Lapangan, Sub Sub-Kontraktor


lain berkewajiban hadir di lapangan untuk turut/ikut

melaksanakan pembersihan.

13) Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-

bagian pekerjaan pembantu yang diperlukan selama


pelaksananaan pekerjaan (proyek) berlangsung harus

dibongkar sebelum seluruh pekerjaan diserah


terimakan.

3 - 49
RENCANA KERJA DAN SYARAT - TEKNIS
PEMBANGUNAN MUSHOLA ………………………………..
KECAMATAN PULAU LAUT UTARA

14) Biaya pembersihan dan pembongkaran sepenuhnya

dalah tanggung jawab Sub-Kontraktor.

3 - 50

Anda mungkin juga menyukai