Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pendahuluan Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang

Bab Satu

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang erkembangan kota merupakan manifestasi kebutuhan ruang akibat adanya perkembangan penduduk dan segala aktivitasnya menuju arah penggunaan lahan yang efisien dan ekonomis. Apabila pertumbuhan dan perkembangan ini tidak diikuti oleh suatu perencanaan yang matang, dapat menimbulkan permasalahan di masa mendatang, baik secara struktural maupun fungsional. Pada hakekatnya lokasi pusat kegiatan ekonomi terdapat di kawasankawasan perkotaan. Untuk dapat mewujudkan efisiensi pemanfaatan ruang sebagai tempat berlangsungnya kegiatankegiatan ekonomi dan sosial budaya, maka kawasan perkotaan perlu dikelola secara optimal melalui penataan ruang. Dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah, telah diupayakan adanya keterpaduan pembangunan sektoral dengan pembangunan wilayah. Wujud operasional secara terpadu melalui

pendekatan wilayah yang tertuang dalam rencana tata ruang yang komprehensif dan berhierarki dalam tingkat nasional, propinsi sampai kabupaten/kota. Tercapainya tertib pembangunan dan pengembangan wilayah, sesuai dengan kebijakan pemerintah, yaitu melaksanakan pembangunan secara terpadu, pemanfaatan ruang wilayah secara lestari, optimal, seimbang dan serasi sangatlah diperlukan. Sejalan dengan hal tersebut diatas, diperlukan dokumen formal berupa Rencana Tata Ruang Wilayah yang bertujuan mengatur pemanfaatan ruang secara efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang, bahwa setiap daerah Kabupaten dan Kota perlu menyusun rencana tata ruangnya sebagai arahan pelaksanaan pembangunan. Selain itu dengan penerapan desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana ditetapkan dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah bahwa

kewenangan pelaksanaan pembangunan termasuk pelaksanaan perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten dan Kota berada pada Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota. Kewenangan yang begitu besar pada Pemerintah Daerah diperkuat oleh adanya Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, maka Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten dan Kota bertanggung jawab terhadap kegiatan penataan ruang di wilayahnya masing-masing. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan, berdasarkan pasal 22 ayat (1) UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, merupakan rencana umum tata ruang sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi kedalam strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah Kota/Kawasan Perkotaan. Rencana Tata Ruang Wilayah adalah kebijaksanaan yang menetapkan lokasi dari kawasan

Halaman 1-1

Laporan Pendahuluan Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang yang harus dilindungi dan dibudidayakan serta wilayah yang akan diprioritaskan pengembangannya dalam jangka waktu perencanaan. Rencana tata ruang disusun dengan perspektif menuju keadaan pada masa depan yang diharapkan, bertitik tolak dari data, informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dipakai, serta memperhatikan keragaman wawasan kegiatan setiap sektor. Perkembangan masyarakat dan lingkungan hidup berlangsung secara dinamis, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu, agar rencana tata ruang yang telah disusun itu tetap sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan keadaan, rencana tata ruang dapat ditinjau kembali dan disempurnakan secara berkala. Peninjauan kembali tata ruang didasari dengan pemikiran bahwa dalam proses implementasi produk rencana tata ruang tersebut, dinamika perkembangan kawasan perkotaan yang pesat dan intensif sebagai manifestasi dari akumulasi kegiatan perkotaan seringkali tidak sesuai atau kurang terantisipasi dan terakomodasi oleh produk tata ruang yang telah ada. Faktor internal yang mempengaruhi terjadinya simpangan terhadap produk RTRW Kota, adalah : Kurangnya kualitas produk RTRW Kota yang dipergunakan untuk penertiban perijinan lokasi pembangunan, sehingga kurang dapat mengoptimalisasi perkembangan dan pertumbuhan aktifitas sosial ekonomi yang cepat dan dinamis; Kurangnya kualitas ini dapat disebabkan karena tidak diikutinya proses teknis dan prosedur kelembagaan perencanaan tata ruang; Terbatasnya pengertian dan komitmen aparatur terkait dengan tugas penataan ruang, mengenai fungsi dan kegunaan RTRW dalam pelaksanaan pembangunan; Adanya perubahan atau pergeseran nilai/norma dan tuntutan hidup yang berlaku didalam masyarakat; Lemahnya kemampuan aparatur yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang. pemanfaatan sumberdaya alam meminimalkan kerusakan lingkungan; Adanya bencana alam yang cukup besar sehingga mengubah struktur dan pola pemanfaatan ruang, dan memerlukan relokasi kegiatan budidaya maupun lindung yang ada demi pembangunan pasca bencana.

Faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya simpangan terhadap produk RTRW Kota, adalah : Adanya perubahan dan/atau penyempurnaan peraturan dan/atau rujukan sistem penataan ruang; Adanya perubahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang dan/atau sektoral dari tingkat propinsi maupun kota yang berdampak pada pengalokasian kegiatan pembangunan yang memerlukan ruang berskala besar; Adanya ratifikasi kebijaksanaan global yang mengubah paradigma sistem pembangunan dan pemerintahan serta paradigma perencanaan tata ruang; Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dan seringkali radikal dalam hal

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang 1999 - 2009 yang merupakan hasil review RTRW 1994 2004, dalam masa pemanfaatan rencana tata ruang tersebut, terdapat beberapa fenomena yang mempengaruhi kinerja pelaksanaan RTRW Kota Palembang, antara lain : 1. Penetapan PP No 25. tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Propinsi sebagai Daerah Otonom. Peraturan ini akan mempengaruhi substansi, fungsi dan legalitas RTRW Kota Palembang. Salah satunya RTRW Kota Palembang dapat disahkan apabila telah sejalan dengan RTRW Propinsi Sumatera Selatan. 2. Kebijakan Pembangunan Penetapan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menggantikan UU No. 22 Tahun 1999. RTRW Kota Palembang yang ditetapkan melalui Perda No. 8 Tahun 2000 masih mengacu pada UU No. 22 Tahun 1999 yang kini mengalami beberapa perubahan dalam hal prinsip-prinsip penyelenggaraan Otonomi Daerah. 3. Sumatera Selatan dalam dokumen RTRW Nasional menetapkan Kota Palembang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Dengan demikian RTRW Kota Palembang harus Halaman 1-2

Laporan Pendahuluan Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang menyelaraskan dimensi ruang dan aktivitas dengan kehendak RTRWN tersebut. 4. Kebijakan Kota Palembang didasarkan pada pencapaian visi dan misi Kota Palembang dengan prioritas utama pengembangan Kota Palembang sebagai Kota Metropolitan yang perlu di tunjang oleh penyediaan infrastruktur, yang seluruhnya perlu diterjemahkan dalam dimensi ruang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung. 5. Memahami keterbatasan sumberdaya, maka strategi pengembangan ekonomi wilayah kota perlu dilakukan dalam focus spatial development dan integrated comprehensive planning. 6. Munculnya tuntutan dan tantangan masa depan seiring dengan terjadinya paradigma terwujudnya pemerintahan yang mengedepankan peranan masyarakat melalui prinsipprinsip demokratisasi, akuntabilitas, transparansi dan partisipasi. Dengan demikian RTRW Kota Palembang dapat mengakomodasikan kepentingan masyarakat dengan mengikutsertakan didalam penyusunan RTRW Kota Palembang mulai dari proses perencanaan hingga pengendalian. Dengan adanya dinamika perkembangan faktor internal maupun eksternal, sesuai dengan fenomena yang terjadi diatas dapat mempengaruhi efektifitas rencana tata ruang wilayah, termasuk Rencana Tata Ruang Kota Palembang. UU No 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang mengarahkan perlunya peninjauan ulang terhadap Produk Rencana Tata Ruang Wilayah pada periode pelaksanaan tertentu, sebagai upaya menghindari penyimpangan yang lebih besar sekaligus penyelarasan dengan dinamika yang terjadi pada wilayah yang bersangkutan. Pada sisi lain, didalam implementasi RTRW Kota Palembang 1999 2009 dimungkinkan telah mengalami berbagai penyimpangan dalam pemanfaatannya. Hal ini diindikasikan dari semakin pesatnya perkembangan Kota Palembang yang nampak dari perubahan dan perkembangan fisik wilayahnya yang tidak sesuai dengan arahan RTRW Kota Palembang 1999 2009. Selain itu, sejalan dengan pelaksanaan dan perkembangan yang terjadi terdapat pula indikasi adanya deviasi atau simpangan pada beberapa aspek materi RTRW Kota Palembang, diantaranya penilaian terhadap kesesuaian dan keabsahan data serta kelengkapan analisis dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah sesuai yang tercantum dengan Keputusan Menteri Kimpraswil No 327/KPTS/M/2002. Dengan pertimbangan dari aspek hukum tersebut dan indikasi deviasi yang terjadi sekitar 5 tahun terhitung sejak disahkannya RTRW Kota Palembang 1999 - 2009, maka sudah selayaknya dilakukan peninjauan ulang terhadap RTRW Kota tersebut. 1.2 Tujuan dan Sasaran Didasarkan pada Keputusan Menteri Kimpraswil No. 327/KPTS/M2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, maka kegiatan peninjauan kembali RTRW Kota Palembang 1999 2009 merupakan bagian dari proses perencanaan yang bertujuan sebagai upaya untuk menjaga kesesuaian antara pelaksanaan pembangunan atau pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruangnya, dan terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang. Sasaran kegiatan Peninjauan Kembali RTRW Kota Palembang adalah menjaga konsistensi dan keselarasan RTRW Kota Palembang yang operasional dan aplikatif sehingga dapat menjadi pedoman untuk : Perumusan kebijakan pemanfaatan ruang di Kota/Kawasan Perkotaan; pokok Wilayah

Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan dan keserasian antar sektor; Pemanfaatan ruang bagi kegiatan pembangunan.

1.3 Ruang lingkup 1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah perencanaan meliputi cakupan wilayah administratif Kota Palembang yang secara definitif memiliki luas 40.061 hektar, terdiri dari 14 kecamatan dengan 103 desa/kelurahan. Adapun hasil pengukuran peta, luas wilayah tersebut yaitu 36.484,94 hektar. Namun demikian, sinergi penataan ruang antarwilayah yang berbatasan tetap Halaman 1-3

Laporan Pendahuluan Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang diperlukan, sehingga lingkup eksternal tetap menjadi salah satu fokus kajian. Lebih jelasnya wilayah perencanaan dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut. 1.3.2 Ruang Lingkup Substansi Ruang lingkup materi pekerjaan ini akan terdiri dari : a. Penelaahan terhadap Kebijaksanaan Nasional, Regional dan Wilayah Kota Palembang. b. Tinjauan wilayah Kota palembang, meliputi aspek fisik dan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana wilayah, perekonomian wilayah serta struktur tata ruang wilayah. c. Penelaahan potensi, masalah dan peluang Kota Palembang yang akan digunakan sebagai bahan masukan tahap selanjutnya dalam penyusunan RTRW Kota Palembang. d. Penyusunan konsep dan pengembangan wilayah Palembang. strategi Kota kecenderungan dan arah perkembangan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di masa depan sesuai dengan jangka waktu perencanaannya. Penyusunan RTRW Kota dilakukan dengan berazaskan kaidah - kaidah perencanaan seperti keselarasan, keserasian, keterpaduan, kelestarian dan kesinambungan dalam lingkup kota dan kaitannya dengan propinsi dan kota/kabupaten sekitarnya. perekonomian, kondisi sarana dan prasarana serta isu permasalahan. Bab 3 Metoda Pendekatan Pekerjaan Bab ini menjelaskan metoda pendekatan pekerjaan yang akan dilakukan, dimana meliputi pendekatan penanganan pekerjaan, metoda pendekatan keseluruhan, serta metoda pendekatan kegiatan teknis review dan review RTRW Kota Palembang. Bab 4 Alternatif Konsep Penanganan Isu Permasalahan 1.5 Sistematika Pelaporan Sistematika pelaporan Penyusunan Review Rencana Tata Ruang (RTRW) Kota Palembang adalah sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang dan isu permasalahan spasial, tujuan dan sasaran, ruang lingkup serta skala dan jangka waktu penyusunan Review RTRW Kota Palembang. Bab 2 Muatan Rencana dan Wilayah Kota Palembang Rona Bab ini menjelaskan alternatif konsep dan strategi rencana struktur tata ruang, alternatif konsep dan strategi perencanaan sistem transportasi, serta alternatif konsep dan strategi pengembangan kawasan rawa. Bab 5 Rencana Kerja Pada bab ini diuraikan rencana pelaksanaan perkerjaan, jangka waktu pelaksanaan, struktur organisasi proyek, serta penugasan tenaga ahli.

1.4 Skala dan Jangka Waktu Review Rencana Tata Ruang Wilayah Review dan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palembang adalah rencana tata ruang dalam wilayah administrasi kota dengan tingkat ketelitian skala 1: 10.000 dengan jangka waktu perencanaan 10 tahun. RTRW Kota disususn berdasarkan perkiraan

Bab ini menjelaskan kedudukan dan peran Kota Palembang dalam konteks regional, muatan RTRW Kota Palembang 1999 2009, struktur ruang dan penggunaan lahan kota, kondisi fisik kota, kependudukan,

Halaman 1-4

Laporan Pendahuluan Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang

Peta Administrasi

Halaman 1-5

Anda mungkin juga menyukai