LAPORAN
PENDAHULUAN
Daftar Isi
Daftar Isi i
Daftar Gambar iv
Pengantar v
BAB - 1 PENDAHULUAN 1
1.1. LATAR BELAKANG 1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN 2
1.3. DATA KONTRAK 3
1.4. LINGKUP DAN TAHAPAN PEKERJAAN 3
1.5. KELUARAN 5
BAB - 3 METODOLOGI 17
3.1. UMUM 17
3.2. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 19
3.3. PEKERJAAN PERSIAPAN 20
3.4. STUDI PENDAHULUAN 20
3.4.1. INVENTARISASI DATA DAN STUDI TERDAHULU 20
3.4.2. PENYUSUNAN RENCANA KERJA 21
3.4.3. PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN 21
3.5. SURVEI DAN PENYELIDIKAN LAPANGAN 22
3.5.1. SURVEI PENDAHULUAN 22
Tabel – 2.2. Rata-rata Jumlah Hari Hujan, Curah Hujan dan Penyinaran
Tabel – 2.3. Rata-rata Suhu Udara dan Kelembaban Relatif Setiap Bulan,
Tabel – 2.5. Rencana Pola Ruang Kabupaten Sigi 2010 – 2030, Sesuai
Perencanaan Jalan Lingkungan Desa Kotarindau Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi iii
Daftar Gambar
Laporan Pendahuluan ini disusun sebagai salah satu bentuk persyaratan teknis kontrak
pengadaan jasa konsultan perencana antara CV. DIGITASI CONSULTANT dengan Dinas
Cipta Karya Dan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah, untuk Pekerjaan
Perencanaan Jalan Lingkungan Desa Kotarindau Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.
Laporan Pendahuluan ini secara garis besar berisi tentang uraian umum lingkup
pekerjaan jasa konsultan perencana, uraian metodologi pelaksanaan survai lapangan,
uraian metodologi desain dan analisa teknis perencanaan jalan raya, uraian jadwal
kegiatan, uraian jadwal mobilisasi personil serta data pendukung pelaksanaan pekerjaan.
Konsultan Perencana
CV. DIGITASI CONSULTANT
Tasman, ST
Team leader
Kebijaksanaan pembangunan di bidang jalan tersebut pada saat ini merupakan pilihan
yang tepat mengingat akan kebutuhan pembangunan jalan yang komprehensif, sangat
mendesak agar dapat menghubungkan bagian-bagian daerah pusat pendidikan
dipedesaan. Mengingat hal tersebut menunjukan bahwa kebijaksanaan pembangunan
jalan antar pusat pendidikan diprioritaskan untuk mempercepat program pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berintelektual yang
salah satu permasalahannya terletak pada sarana dan prasarana termasuk didalamnya
jalan. sebab itu perencanaan, pembangunan dan rehabilitasi perlu diperhatikan seefektif
dan seefisien mungkin.
Dengan fenomena diatas kerusakan pada badan jalan tepatnya akses menuju pusat
pendidikan perlu diselesaikan. Untuk menangani masalah infrastruktur ini, sebaiknya
ditangani berdasarkan kebutuhan dan ketepatgunaan seperti perbaikan atau
peningkatan jalan dan saluran drainase.
Berdasarkan uraian di atas, pada Tahun Anggaran 2022 Dinas Cipta Karya dan Sumber
Daya Air Daerah Provinsi Sulawesi Tengah bermaksud untuk menyelenggarakan kegiatan
Penyelenggaraan Penataan Bangunan Dan Lingkungan Di Kawasan Strategis Daerah
Provinsi Dan Lintas Daerah Kabupaten/Kota yang dengan adanya keterbatasan waktu
dan tenaga di lingkungan Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air, maka Perencanaan
Jalan Lingkungan Desa Kota Rindau Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi akan dilaksanakan
dengan menggunakan Jasa Konsultasi Perencanaan yang di kelola pada Kegiatan
Penyelenggaraan Penataan Bangunan Dan Lingkungan Di Kawasan Strategis Daerah
Provinsi Dan Lintas Daerah Kabupaten/Kota.
Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja, secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Survei Pendahuluan.
Tujuan survei pendahuluan adalah untuk mengumpulkan data-data awal berdasarkan
aspek aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai dasar/referensi survei
detail/survei berikutnya dan harus dilakukan oleh tenaga ahli.
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan survei pendahuluan adalah :
a. Koordinasi dengan instansi Terkait di tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan
Desa, mengenai :
Lokasi Kegiatan.
Program pembangunan di tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa
(RPJMD, RENSTRA ) dan lain-lain.
2. Perencanaan Teknis.
Tujuan perencanaan Teknis ini adalah mendapatkan desain perencanaan yang sesuai
dengan peraturan dan pedoman yang berlaku. Hal hal yang menjadi lingkup
pekerjaan adalah :
a. Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta menarik beberapa
Alternatif rencana As Jalan/AIinyemen Horizontal dengan dilakukan pengecekan
Alinyemen Vertikal sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi Standar
Perencanaan Geometrik Jalan dan dibahas bersamasama dengan Ahli Jalan.
b. Melakukan perencanaan alinyemen horizontal dan vertikal berdasarkan alternatif
yang dipakai dengan tetap mengacu pada standar geometrik jalan antar kota
maupun perkotaan.
c. Penggambaran Desain Geometrik Jalan :
Tata letak/Layout dengan Skala 1 : 2000 (menyesuaikan)
Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000 (menyesuaikan)
Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
Potongan Melintang Skala Horisontal 1:100, Skala Vertikal 1:100
Gambar – gambar detail dengan skala sesuai dengan kebutuhan.
d. Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan dengan resiko yang ditimbulkan
dengan adanya kegiatan konstruksi.
Proses perencanaan harus mengacu pada standar atau pedoman yang berlaku
seperti yang tertulis pada acuan normatif atau referensi lain yang tertuang dalam
Kerangka Acuan Kerja.
Keluaran atau hasil dari pekerjaan Perencanaan Jalan Lingkungan Desa Kotarindau
Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi adalah sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan.
Laporan pedahuluan adalah laporan awal konsultan perencana sebelum
melaksanakan perencanaan teknis pekerjaan jalan lingkungan. Dokumen Laporan
pendahuluan memuat Latar Belakang, Data umum pekerjaan, Metodologi dan
Rencana Kerja, menyampaikan kriteria desain secara detail, pengenalan lokasi awal,
2. Laporan Akhir.
Laporan Akhir adalah laporan konsultan perencana yang memuat keseluruhan hasil
perencanaan Jalan Lingkungan Desa Kotarindau Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.
Laporan Akhir pada pekerjaan perencanaan ini mencakup :
Engineering Estimate (EE) - Kertas A4 (5 Buku)
Gambar Rencana - Kertas A3 (5 Buku)
Spesifikasi Teknis - Kertas A4 (5 Buku)
Laporan Akhir Perencanaan (5 Buku)
Rancangan Konseptual Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (5 Buku)
Soft Copy - Harddisk Eksternal (1 Buah).
Kecamatan Dolo merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Sigi
dengan luas daratan 21,87 km². Letak Kecamatan Dolo berada di bagian utara
Kabupaten Sigi.
Karakteristik wilayah Kecamatan Dolo menurut elevasi (ketinggian di atas permukaan
laut/dpl) yaitu berada diketinggian Rata-rata 45,5 meter diatas permukaan laut. Wilayah
Kecamatan Dolo sebagian besar berbatasan dengan kecamatan Biromaru dengan
topografi yang relatif datar. Berdasarkan letak geografisnya kecamatan Dolo memiliki
batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Biromaru,
Sebelah Timur : Kecamatan Biromaru,
Sebelah Selatan : Kecamatan Dolo Barat dan Kecamatan Biromaru,
Seberah Barat : Kecamatan Marawola dan Kecamatan Dolo Barat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sigi yang termuat dalam dokumen
Kecamatan Dolo dalam Angka tahun 2021 Wilayah administrasi pemerintahan
Kecamatan Dolo terdiri dari 9 Desa yaitu seperti Tabel dibawah ini :
DESA LUAS WILAYAH PERSENTASE
NO (Km2) Percentage
Subdistrict
(1) (3) (4)
1. Tulo 4,68 21,40
2. Soulowe 1,97 9,01
3. Karawana 1,98 9,05
4. Kotapulu 1,67 7,64
5. Langaleso 3,34 15,27
6. Kotarindau 2,86 13,08
7. Maku 2,50 11,43
8. Potoya 1,83 8,37
9. Kabobona 1,04 4,76
JUMLAH / Total 21,87 100,00
Tabel 2.1. Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Dolo, 2020.
(Sumber : BPS, Kecamatan Dolo dalam Angka 2021).
Data Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar
hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir. Unsur
hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang
datar tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau tertampung air hujan sebanyak
satu liter.
Tabel 2.2. Data Curah Hujan 12 Tahun terakhir dari 3 stasiun Penangkap Curah Hujan
Di Kota Palu dan Kabupaten Sigi
(Sumber : BMKG Sulawesi Tengah).
Lama penyinaran matahari merupakan salah satu dari beberapa unsur klimatologi dan
didefinisikan sebagai kekuatan matahari yang melebihi 120 W/m2.
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul-molekul.
Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk
memindahkan (transfer) panas ke benda – benda lain atau menerima panas dari benda –
benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas dikatakan
benda yang bersuhu lebih tinggi.
Suhu udara ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat/wilayah tersebut terhadap
permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Selama tahun 2021, suhu udara maksimum
tertinggi di kecamatan Dolo terjadi pada bulan Desember (18,04°C) dan suhu udara
maksimum terendah terjadi pada bulan Juni (14,66°C), sementara suhu udara minimum
tertinggi terjadi pada bulan Mei (13,16°C) dan suhu udara minimum terendah terjadi
pada bulan Juli (11,25°C).
Kelembaban udara atau legas udara adalah jumlah kandungan uap air yang ada dalam
udara. Kandungan uap air di udara berubah-ubah bergantung pada suhu Makin tinggi
suhu, makin banyak kandungan uap airnya. Alat pengukur kelembapan udara adalah
higrometer.
Kelembaban udara berkisar antara 65-79%, dengan kelembaban udara rata-rata tertinggi
terjadi pada bulan Januari dan Juli yaitu 78,80% dan kelembaban udara rata-rata
terendah terjadi pada bulan September yaitu 64,70%. Curah hujan dipengaruhi oleh
keadaan iklim, keadaan geografi, dan perputaran arus udara.
SUHU UDARA / Temperature ( 0C )
BULAN KELEMBABAN UDARA
MiINIMUM MAKSIMUM RATA - RATA
NO Month Humidity (%)
Min. Max. Average
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Januari / January 12,30 14,90 27,20 78,80
2. Februari / February 11,70 15,38 27,08 77,90
3. Maret / March 12,42 15,05 27,47 77,90
4. April / April 12,16 15,93 28,09 75,20
5. Mei / May 13,16 15,32 28,48 74,00
6. Juni / June 13,00 14,66 27,66 78,80
7. Juli / July 11,25 17,18 28,43 69,60
8. Agustus / August 12,13 16,49 28,62 67,20
9. September / September 12,10 17,18 29,28 64,70
10. Oktober / October 12,22 17,26 29,48 65,00
11 November / November 11,85 17,13 28,98 72,60
12. Desember / December 11,45 18,04 29,49 68,40
Tabel 2.3. Rata-rata Suhu Udara dan Kelembaban Relatif
Setiap Bulan, di Kecamatan Dolo, 2021.
(Sumber : BMKG, Bandar Udara Mutiara Sis-Aljufri Palu).
Kabupaten Sigi terletak antara 00 52’ 16” LS – 20 03’ 21” LS dan 1190 38’ 45” BT–1200 21’
24” BT yang terdiri atas dataran, hutan dan lembah pegunungan, sehingga dapat
dipetakan menjadi dua kawasan yakni : wilayah lembah dan pengunungan. Wilayah
dataran atau lembah meliputi 7 (tujuh) kecamatan yang sebagian besar daerahnya
merupakan wilayah lembah yaitu Kecamatan Marawola, Kecamatan Dolo, Kecamatan
Dolo Selatan, Kecamatan Dolo Barat, Kecamatan Sigi Biromaru, Kecamatan Gumbasa
dan Kecamatan Tanambulawa. Sedangkan kecamatan berada di wilayah pegunungan
yang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan yaitu : Kecamatan Kulawi, Kecamatan Kulawi
Selatan, Kecamatan Pipikoro, Kecamatan Palolo, Kecamatan Lindu, Kecamatan
Nokilalaki, Kecamatan Marawola Barat dan Kecamatan Kinovaro.
Topografi wilayah Kabupaten Sigi adalah merupakan wilayah dengan kawasan
pegunungan dan perbukitan, dengan ketinggian wilayah umumnya berada antara 30
meter sampai 700 meter diatas permukaan laut. Tingkat kemiringan tanah/lereng antara
datar sampai sangat curam. Kondisi topografis tersebut mempengaruhi wilayah
permukiman desa dimana dari 176 desa sebagian besar berada di daerah dataran dan
pegunungan.
KETINGGIAN DARI
BENTUK PERMUKAAN TANAH
DESA PERMUKAAN LAUT
NO DATARAN PERBUKITAN PEGUNUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Tulo 100 - - 47
2. Soulowe 100 - - 82
3. Karawana 100 - - 75
4. Kotapulu 100 - - 32
5. Langaleso 100 - - 45
6. Kotarindau 100 - - 28
7. Maku 100 - - 50
8. Potoya 100 - - 47
9. Kabobona 100 - - 33
Keadaan Geologi Kabupaten Sigi secara umum sama untuk semua kecamatan yaitu jenis
tanah Alluvial yang terdapat pada kawasan lembah Sigi, Formasi geologinya terdiri dari
batuan gunung berapi dan batuan terobosan yang tidak membeku (Inncous
Intrusiverocks) disamping pula batuan-batuan metamorfosis dan Sedimen.
Dataran Kabupaten Sigi diperkirakan cocok untuk pertanian intensif. Geologi tanah
dataran ini terdiri dari bahan-bahan Alluvial dan Colluvial yang berasal dari
metamorfosis yang telah membeku. Disamping itu tanahnya kemungkinan bertekstur.
Berikut ini Diagram yang menunjukan gambaran karakteristik kondisi topografi wilayah
kabupaten Sigi saat ini :
Pola ruang Kabupaten Sigi dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu Kawasan Non
Budidaya dan Kawasan Budidaya. Kawasan Non Budidaya atau yang lebih dikenal
sebagai Kawasan Lindung merupakan wilayah kendala dan wilayah limitasi dalam
pemanfaatan ruang. Kawasan Lindung ini kemudian digolongkan lagi menjadi beberapa
kelompok.
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009,
Kawasan Lindung Kabupaten adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan
satu ekosistem yang terletak pada wilayah kabupaten, kawasan lindung yang
memberikan pelindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di wilayah
kabupaten, dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah
kabupaten yang terdiri atas :
a. Kawasan hutan lindung.
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi :
kawasan bergambut dan kawasan resapan air.
c. Kawasan perlindungan setempat, meliputi : sempadan pantai, sempadan sungai,
kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung
spiritual dan kearifan lokal lainnya.
d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi : kawasan suaka
alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka
margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau,
taman nasional dan taman nasianal laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan
taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
e. Kawasan rawan bencana alam, meliputi : kawasan rawan tanah longsar, kawasan
rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir.
f. Kawasan lindung geologi, meliputi : kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan
bencana alam geologi, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
g. Kawasan lindung lainnya, meliputi : cagar biosfer, ramsar, taman buru, kawasan
perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian satwa, terumbu karang, dan
kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.
Terkait dengan Kabupaten Sigi pola ruang kawasan lindung terdiri atas hutan lindung,
kawasan resapan air, kawasan suaka alam, kawasan rawan bencana alam (banjir dan
longsor), kawasan rawan bencana geologi (zona patahan).
Sementara itu, untuk kawasan budidaya didefinisikan sebagai kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan yang terdiri dari :
a. kawasan peruntukan hutan produksi, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan :
hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, dan hutan produksi yang dapat
dikonversi.
b. Kawasan hutan rakyat.
c. Kawasan peruntukan pertanian, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan :
pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan hortikultura.
d. Kawasan peruntukan perkebunan, yang dirinci berdasarkan jenis komoditas
perkebunan yang ada di wilayah kabupaten.
e. Kawasan peruntukan perikanan, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan :
perikanan tangkap, budi daya perikanan, dan pengolahan ikan.
f. Kawasan peruntukan pertambangan, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan :
mineral dan batubara, minyak dan gas bumi, panas bumi, serta air tanah di
kawasan pertambangan.
g. Kawasan peruntukan industri, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan : industri
besar, industri sedang, dan industri rumah tangga.
h. Kawasan peruntukan pariwisata, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan :
pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan.
i. Kawasan peruntukan permukiman, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan :
permukiman perkotaan dan peruntukan permukiman perdesaan sebagai kawasan
budi daya, maka permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-
masing permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di
pegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya.
j. Kawasan peruntukan lainnya.
Kabupaten Sigi adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki
kawasan hutan lebih dari 70 persen luas wilayah, baik berupa kawasan hutan produksi,
hutan lindung, maupun taman nasional. Selain itu, Kabupaten Sigi merupakan wilayah
hulu dari WS Palu Lariang yang memiliki peran strategis sebagai penjaga ekologi bagi
PKN Palu.
PERSENTASE
RENCANA POLA RUANG LUAS
NO (%)
(1) (2) (3)
KAWASAN LINDUNG 268.873,60 51,74
1. Hutan Lindung 136.910,91 26,35
2. Kawasan Tahura dan Hutan Wisata Wera 3.114,45 0,60
3. Kawasan Taman Nasional Lore Lindu 112.792,08 21,71
4. Kawasan Lindung Setempat 12.561,41 2,42
5. Tubuh Air 3.458,75 0,67
KAWASAN BUDIDAYA 250.764,40 48,26
1. Hutan Produksi 3.118,27 0,60
2. Hutan Produksi Terbatas 123.787,00 23,82
3. Kawasan Pertambangan 7.950,00 1,53
4. Kawasan Pertanian Lahan Basah 23.697,00 4,56
5. Kawasan Pertanian Lahan Kering 20.452,67 3,94
6. Kawasan Perkebunan 55.718,95 10,72
7. Kawasan Permukiman Perkotaan 10.418,00 2,00
8. Kawasan Permukiman Pedesaan 4.740,00 0,91
9. Kawasan Pariwisata 882,51 0,17
JUMLAH 519.602,00 100,00
Berdasarkan RPJMD Perubahan 2016 – 2021 terkait Pola Ruang Kabupaten Sigi 2010 –
2030 Kecamatan Dolo merupakan wilayah dengan potensi antara lain :
1. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya (Bab II Hal.13, RPJMD Perubahan 2016).
2. Kawasan Pertanian Lahan Basah (Bab II Hal.16, RPJMD Perubahan 2016).
3. Kawasan Pertambangan (Bab II Hal.20, RPJMD Perubahan 2016).
3.1. UMUM
Untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan dengan hasil yang baik, maka sebelumnya
perlu dibuat suatu pendekatan teknis agar dapat dilaksanakan secara sistematis dan
praktis, sehingga tercapai sasaran efisiensi biaya, mutu dan waktu kerja.
Seperti telah dijelaskan didalam Kerangka Acuan Kerja (TOR), maka di dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, Konsultan akan menggunakan standar – standar perencanaan
yang dapat dilihat pada tabel 2.1. Standar Perencanaan
No Dokumen Uraian
2. UU. No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
No Dokumen Uraian
NSPM No.
9. Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan
008/T/BNKT/1990
11. NSPM No. 038/TBM/1997 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
1. Pekerjaan Persiapan
2. Studi Pendahuluan
Penyusunan rencana kerja
Penyusunan Rencana Program Mutu
Inventarisasi data & studi terdahulu
4. Analisa Data
Analisa data dan pemetaan topografi
Analisa data tanah dan sumber material
Analisa hidrologi
Penyusunan laporan survei teknis
5. Perencanaan Teknis
Geometrik Jalan
Rencana Perkerasan Jalan
Utilitas Umum & Drainase
Perlengkapan Jalan
Manajemen Lalu Lintas
Bagan alir strategi pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Bagan Alir
Pelaksanaan Pekerjaan. Secara jelas uraian dari masing-masing tahapan kegiatan
tersebut diuraikan pada sub-bab berikut :
MULAI
PERSIAPAN :
-. Perumusan Masalah
-. Metodologi
TIDAK
Sesuai
dengan
KAK
YA
LAPORAN MASUKAN
PENDAHULUAN PENGGUNA JASA
SURVEI PENDAHULUAN
PRA DESAIN
-. Layout Plan
-. Tipikal Potongan Melintang
MASUKAN
PENGGUNA JASA
DESAIN
-. Geometrik & Perkerasan Jalan
-. Bangunan Pelengkap (Drainase)
-. Gambar Rencana
MASUKAN
PENGGUNA JASA
LAPORAN
AKHIR
SELESAI
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Pengukuran Topografi untuk perencanaan jalan terdiri dari
beberapa bagian pekerjaan yaitu :
A. PERSIAPAN SURVEI
Kegiatan Persiapan pekerjaan Survei Pengukuran Topografi, meliputi :
1. Persiapan Administrasi
Persiapan Administrasi antara lain berupa :
ii. Surat Tugas personil pelaksana
iii. Surat izin Survei
iv. Hal-hal lainnya yang diperlukan.
2. Persiapan Peralatan Survei.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus ditentukan terlebih dahulu
peralatan yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan harus
memenuhi spesifikasi teknis yang ada sehingga data pengukuran
memenuhi kriteria yang diinginkan (telah dikalibrasi). Peralatan yang
harus dipersiapkan antara lain :
a. Alat ukur Total Station (TS) yang mempunyai ketelitian pembacaan
sudut terkecilnya 1 (satu) detik danakurasi pengukuran jaraknya 5+3
ppm serta perlengkapannya.
b. Prisma Target
c. Statif
d. Kompas (Shunto), GPS Handheld
e. Form kertas pencatatan pengukuran
f. Meteran jalan (Meter Roll)
g. HT atau WT untuk komunikasi di lapangan
h. Komputer (Hardware & Software) + Printer A3
i. Kamera Digital
j. Perlengkapan Lainnya yang di butuhkan.
3. Persiapan Teknis.
Persiapan teknis antara lain berupa :
a) Peta Kerja
b) Penyediaan deskripsi titik ikat planimetris dan ketinggian yang telah
ada di lokasi atau di sekitar lokasi pemetaan
c) Orientasi lapangan
d) Pemerikasaan kondisi fisik serta pemeriksaan kebenaran koordinat
planimetris dan ketinggian titik ikat yang akan digunakan
e) Penetapan titik ikat planimetris dan ketinggian yang akan digunakan
2. Patok Tetap
Semua patok tetap utama digunakan dibuat dari beton bertulang
dengan ukuran yang telah disepakati.
Patok tetap utama dipasang di sepanjang tepi setiap jarak 1 km.
Letak pemasangan patok tetap utama dipilih pada kondisi tanah yang
stabil, aman, dan tidak mengganggu atau terganggu oleh lalu lintas
yang ada.
Semua patok tetap utama diberi nama, nomor, dan bulan serta tahun
pemasangannya.
Setiap patok tetap utama yang telah dipasang harus dibuat
deskripsinya.
Deskripsi patok tetap utama harus representatif.
Semua patok tetap bantu yang digunakan dibuat dari beton bertulang
dengan ukuran yang telah disepakati.
c. PEKERJAAN PENGUKURAN
Pekerjaan Pengukuran terdiri dari :
Pengukuran Kerangka Horizontal (Polygon)
Pengukuran Kerangka Vertikal
Pengukuran situasi dan Detail Topografi
Pengukuran penampang memanjang dan melintang.
Jumlah detail unsur situasi yang diukur harus betul-betul representatif, oleh
sebab itu kerapatan letak detail harus selalu dipertimbangkan terhadap
bentuk unsur situasi serta skala dari peta yang akan dibuat
Semua detail situasi yang diukur dibuat sketsanya
Sketsa detail situasi harus dilengkapi dengan arah utara
Setiap lembar formulir data ukur detail situasi harus ditulis nomor lembarnya,
nama pekerjaan, nama pengukur, alat yang digunakan, merek dan nomor seri
alat yang digunakan, tanggal dan tahun pengukuran, dan keadaan cuaca pada
saat melakukan pengukuran.
Pengukuran situasi daerah sepanjang rencana jalan harus mencakup semua
keterangan-keterangan yang ada didaerah sepanjang rencana jalan tersebut
Untuk tempat-tempat jembatan atau perpotongan dengan jalan lain
pengukuran harus diperluas
Tempat-tempat sumber mineral jalan yang terdapat disekitar jalur jalan perlu
diberi tanda diatas peta dan difoto (jenis dan lokasi material)
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Survei Hidrologi untuk perencanaan jalan terdiri dari beberapa
bagian pekerjaan yaitu :
Menyiapkan peta topografi dengan skala 1:250.000 serta peta situasi dengan
skala 1:1000
Mencari sumber data iklim yang valid, yaitu dari Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG).
Memilah dan memilih data iklim terutama data curah hujan, yang
berkesesuaian dengan lokasi proyek.
Melakukan survey lapangan dan merekam hasilnya dalam catatan
menyangkut saluran samping, gorong-gorong dan jembatan.
Saluran samping dicatat kondisi eksistingnya dan kondisi pengembangan
sesuai kebutuhan yang diakibatkan perubahan guna lahan
Gorong-gorong dicatat kondisi eksistingnya menyangkut diameter, kondisi
fungsi, kondisi terakhir aliran air.
Jembatan eksisting dicatat kondisi dimensi lebar bentang dan kondisi terkhir
struktur atas dan strukstur bawah, dilihat kebutuhan penanganan
pemeliharaan dan peningkatan jika perlu.
Data iklim dan curah hujan digunakan sebagai input dalam perhitungan debit
banjir rencana untuk menentukan ukuran dimensi saluran, gorong-gorong
dan aspek struktur serta jagaan jembatan, yang akan dilaporkan dalam buku
Perhitungan Disain.
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Survey Geoteknik untuk perencanaan jalan meliputi :
Pemeriksaan lokasi sumber material.
Penyelidikan tanah dengan tes DCP.
METODOLOGI
1. Pemeriksaan Lokasi Sumber Material
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai bahan-
bahan perkerasan yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan
2. Pemeriksaan dengan Tes DCP
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan nilai CBR lapisan tanah
dasar yang dilakukan pada bagian ruas jalan yang belum diaspal atau telah
mengalami kerusakan parah. Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut :
Pemeriksaan dilakukan dalam interval 200 m
Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan permukaan tanah lapisan
dasar
Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan
tanah dasar kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras.
Selama pemeriksaan dicatat kondisi khusus, seperti cuaca, drainase,
timbunan, waktu dan sebagainya
Semua data yang diperoleh dicatat dalam formulir pemeriksaan DCP Test.
Jenis – jenis laporan pekerjaan yang akan diserahkan oleh pihak konsultan perencana
sebagaimana yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja adalah sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Berisikan latar belakang, data umum pekerjaan, metodologi dan rencana kerja,
menyampaikan kriteria desain secara detail, pengenalan lokasi awal, organisasi
pelaksanaan kegiatan, laporan hasil survei pendahuluan, penentuan lokasi dan
jadwal pelaksanaan survei detail.
2. Laporan Akhir
Laporan Akhir yang dihasilkan dari kegiatan perencanaan ini berupa laporan-laporan
yang terdiri dari :
a. Engineering Estimate (5 Buku).
b. Gambar – Gambar Rencana A3 Warna (5 Buku)
c. Spesifikasi teknis (5 Buku)
d. Laporan Akhir Perencanaan (5 Buku)
e. Rancangan Konseptual Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (5 Buku)
f. Soft Copy Hard Disk Eksternal (1 Buah).
Membantu Team Leader dan tenaga ahli dalam pengambilan data lapangan.
Melakukan analsis data hasil pengukuran topografi dan menyusun draft/sketsa-
sketsa lapangan yang diperlukan.
Membantu Team Leader dalam menyusun Laporan-Laporan yang diperlukan,
Asistensi dan presentasi hasil perencanaan.
Tenaga Drafter adalah salah satu personil tim konsultan perencana yang
bertanggung jawab kepada Team Leader atas Produk Gambar Rencana secara
menyeluruh pada pekerjaan Perencanaan Jalan Lingkungan Desa Kotarindau
Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.
Tenaga Drafter pada pekerjaan perencanaan ini adalah seorang Sarjana S1 jurusan
Teknik Sipil lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam jasa Desain dan
Gambar Teknik khususnya bidang konstruksi Jalan dan Drainase selama 3 tahun.
Tenaga Drafter bertanggung jawab kepada Team Leader. Tugas dan tanggung jawab
Tenaga Drafter mencakup, tetapi tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :
Melakukan penggambaran secara menyeluruh dan tepat terhadap rencana ruas
Jalan baik gambar Situasi, Potongan dan Detail-Detail yang akan direncanakan.
Membantu juru ukur di lapangan dan di kantor dalam membuat gambar
sketsa serta konsep rencana.
Bertanggung Jawab atas kebenaran penggambaran, ketelitian pengisian data,
serta ketepatan dalam penyalinan data agar sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan.
Cost Estimator adalah seorang Sarjana S1 jurusan Teknik Sipil lulusan universitas /
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman dalam bidang Jasa Konsultansi Perencanaan
Pembangunan Jalan dan Drainase. Berpengalaman dalam perhitungan volume dan
Tim konsultan akan berkedudukan di Kota Palu dan dibantu oleh Tenaga Pendukung.
Untuk pelayanan konsultasi secara efisien dan optimal, Tim Konsultan akan menyusun
Struktur Organisasi mulai dari Tenaga Ahli maupun Tenaga Pendukung. Setelah
mempelajari kebutuhan dan tugas serta tanggung jawab personil yang tercantum di
dalam Kerangka Acuan Kerja, Tim Konsultan mencoba menyusun struktur Organisasi
seperti terlihat pada Gambar 3.1. Struktur Organisasi Tim Konsultan Perencana.
TEAM LEADER
AHLI TEKNIK JALAN
TASMAN, ST.
ASISTEN AHLI
AHLI K3 KONSTRUKSI
TEKNIK SUNGAI DAN DRAINASE
AGUS SETIABUDI, ST.
REZA PRATAMA, ST.
Tenaga Surveyor
Drafter
Estimator
1. Jadwal Rencana Pekerjaan secara detail dengan harapan pekerjaan nantinya dapat
selesai tepat waktu tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas hasil perencanaan.
2. Jadwal Penugasan Personil secara detail dengan harapan agar tiap-tiap personil
dapat menggunakan waktunya secara efektif dan efisien sehingga tugas dan
tanggung jawab yang diterimanya dapat diselesaikan dengan baik.
Konsultan perencana telah mencoba menyusun jadwal rencana untuk pekerjaan jasa
konsultansi ini. Untuk menghindari terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
maka jadwal kegiatan disusun secara overlap dikarenakan waktu yang disediakan oleh
pengguna jasa relatif sempit. Adapun jadwal rencana kerja yang telah disusun dapat
dilihat pada Gambar 4.1. Jadwal Rencana Kerja.
Konsultan perencana juga telah menyusun jadwal rencana penugasan untuk tiap-tiap
personil. Ketepatan penempatan waktu tugas personil sangat menentukan keberhasilan
pekerjaan ini, karena ketidaktepatan waktu penugasan akan mengakibatkan
pemborosan dana dan beresiko terhadap penyelesaian pekerjaan.
Adapun jadwal rencana penugasan personil yang telah disusun dapat dilihat pada
Gambar 4.2. Jadwal Penugasan Personil.