Anda di halaman 1dari 26

Laporan Akhir

Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Menurut Undang-Undang No 1 tahun 2011 tentang perumahan dan
kawasan permukiman, kawasan permukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan. Terbentuknya kawasan permukiman
mengarahkan pengembangan kawasan lainnya dan akan mempengaruhi
arah pengembangan kota yang bersangkutan.
Saat ini pola pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan dan
perkotaan relatif timpang sehingga menimbulkan berbagai masalah.
Muncul pandangan bahwa kawasan perdesaan adalah inferior terhadap
kawasan perkotaan yang seharusnya tidak terjadi. Idealnya semua
kebutuhan pengembangan perdesaan seperti tersedianya prasarana dan
sarana (infrastruktur) permukiman perdesaan dapat terlaksana dengan
baik, sehingga terjadi peningkatan kualitas di lingkungan permukiman
pedesaan.
Infrastruktur merupakan prasyarat agar berbagai aktivitasMmasyarakat
dapat berlangsung. Infrastruktur memiliki keterkaitan yang sangat kuat
dengan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan bahkan
sosialpolitik (sebagaimana diindikasikan oleh daerah yang mempunyai
kelengkapan sistem infrastruktur yang lebih baik dan stabilitas sosial
politik yang mantap).

Hal- |1
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur/prasarana


dan sarana di permukiman pedesaan seperti yang diharapkan, diperlukan
perencanaan teknis yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat yang tinggal di suatu kawasan permukiman tersebut. Salah
satu kegiatan perencanaan yang dimaksud, adalah Jasa Konsultansi
Perencanaan Jalan Lingkungan Permukiman

Pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman perdesaan


merupakan kebutuhan mendesak untuk setiap lingkungan terutama
lingkungan permukiman perdesaan yang kumuh dan padat penduduk.
Kebutuhan masyarakat akan sarana jalan lingkungan pada dasarnya erat
kaitannya dengan aspek ekonomi, lingkungan hidup, pendidikan, sosial
budaya serta kemiskinan.
Hasil berbagai pengamatan dan penelitian telah membuktikan bahwa
semakin tersedianya prasana jalan di lingkungan pemukiman akan
mempermudah masyarakat dalam melakukan interaksi dan mobilisasi
kegiatan ekonomi penduduk yang pada gilirannya akan membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat secara ekonomi.

Melalui kegiatan Perencanaan pembangunan jalan lingkungan,


Pemerintah Kota Serang melalui SKPD Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kota Serang sebagai wujud kepedulian dan
perhataian serta pelayanan terhadap masyarakat di Kota Serang akan
melaksanakan pekerjaan Perencanaan pembangunan Jalan Lingkungan
pada tahun anggaran 2018.

1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


Maksud kegiatan Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan ini
adalah memperoleh perencanaan teknis yang mencakup perencanaan
teknis konstruksi, rincian dan rencana anggaran biaya serta rencana
Hal- |2
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

waktu pelaksanaan yang sesuai dengan persyaratan teknis maupun


peraturan lainnya yang telah ditetapkan
Tujuan kegiatan Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkunganini adalah
terlaksananya pekerjaan pembangunan fisik yang secara tepat mutu,
waktu dan biaya serta tertib administrasi.
Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah : Dengan adanya perencanaan
ini diharapkan adanya hasil perencanaan teknis yang dapat diaplikasikan
dengan baik dan tepat guna sehingga mendukung tercapainya
pelaksanaan fisik yang tepat waktu, konstruksi yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan serta dapat dirasakan manfaatnya bagi
masyarakat.

1.3. LINGKUP PEKERJAAN


1.3.1. Lingkup Wilayah Pekerjaan
Lokasi pekerjaan ini tersebar di Kota Serang; meliputi 13 (tiga belas) lokasi
Yaitu:

Kecamatan No. Rincian Lokasi

1 Lingk. Pasir Gadung Rt.11/06 Kel. Cilowong


Kecamatan 2 Lingk. Jakung Palima Rt.03/08 Kel. Cilowong
Taktakan 3 Lingk. Jakung Legok Rt.01/01 Kel. Cilowong
4 Lingk. Makmur Jaya Rt.03/09 Kel. Drangong
Lingk. Batu Raja Rt.08/17 & Lingk. Muncung Rt.01/02 Kel.
5
Sumur Pecung
Kecamatan 6 Lingk. Cilampang Rt.01,02,03,04 /07 Kel. Unyur
Serang 7 Jl. Garuda, Cimuncang Indah Rt.01/15 Kel. Cimuncang
8 Lingk. Cimuncang Sukamanah Rt.01/04 Kel. Cimuncang
9 Lingk. Kaligandu Masjid Rt.04/11 Kel. Kaligandu
10 Lingk. Lemah Abang Kel. Warung Jaud
11 Lingk. Kronjen Rt.03/04 Kel. Kasemen
Kecamatan
12 Lingk. Bendung Kel. Bendung
Kasemen
Lingk. Cibening Rt.07/02 Kel. Bendung & Lingk. Sairah
13
Rt.04/02 Kel. Bendung Kec. Kasemen

Hal- |3
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

1.3.2. Lingkup Materi Kegiatan


1. Melakukan Survey Pendahuluan meliputi:
a. Mengumpulkan dan mereview data sketsa situasi daerah rencana
konstruksi dan sekitarnya, berupa foto situasi yang ada dengan
gambaran kondisi existing.
b. Mengumpulkan dan mereview data mengenai bahan-
bahan/material maupun peralatan yang tersedia yang dapat
menentukan jenis konstruksi.
c. Mengumpulkan dan mereview data harga satuan bahan-
bahan/material di lokasi.
d. Mengumpulkan data-data skunder lainnya yang diperlukan dan
dianggap penting.

2. Survey dan Analisa Data Lapangan


a. Pengukuran topografi dilakukan di daerah rencana konstruksi yang
diperlukan dalam pembuatan rencana detail, sesuai dengan
kebutuhan perencanaan teknis.
b. Pekerjaan pengukuran ini meliputi pekerjaan-pekerjaan:
- Pengukuran awal dengan penandaan
- Perhitungan dan penggambaran peta
c. Gambar ukur yang berupa gambar situasi harus di gambar pada
kertas milimeter skala 1 : 1.000. ketinggian titik detail harus
tercantum dalam gambar ukur, begitu pula semua keterangan yang
penting. Titik ikat atau titik mati serta titik ikat baru harus
dimasukkan dalam gambar dengan diberi tanda khusus.

3. Desain
Pra Desain meliputi : Pemilihan type dan material konstruksi harus
didasarkan pada pertimbangan dari segi ekonomi, kondisi setempat,
tingkat kebutuhan, kemampuan pelaksanaan dan syarat teknis lainnya.

Hal- |4
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

a. Penggambaran
Gambar pra rencana harus dibuat dengan jelas dan lengkap
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Rencana diplot diatas situasi/lay out dengan letak bangunan
konstruksi lama dan baru. Yang perlu digambar jelas adalah
pra rencana yang akan ditangani/dikerjakan, dan untuk
membedakan dengan yang ada (existing) perlu ditunjukan
dengan garis terputus, skala gambar 1 : 5.000.
2. Gambar situasi dibuat dengan perbandingan yang
proporsional. Dengan menampilkan informasi umum disekitar
konstruksi tersebut.
3. Potongan penampang memanjang, skala 1 : 1.000 untuk
horizontal dan 1 : 100 untuk vertikal.
4. Potongan penampang melintang, skala 1 : 100 untuk
horizontal dan 1 : 50 untuk vertikal dengan stationing setiap
interval 25 M, ditikungan dan 50 M di bagian lurus.
5. Ukuran huruf dengan tinggi minimum 4 mm dan harus jelas.
b. Susunan Gambar Rencana meliputi:
1. Sampul luar (cover) dan sampul dalam
2. Lembar judul yang memuat denah konstruksi skala 1 : 5.000
3. Daftar isi
4. Peta Situasi Kawasan/ lokasi pembangunan
5. Site Plan dari bangunan-bangunan/sarana yang akan dibangun
6. Gambar potongan melintang dan memanjang
7. Gambar rencana konstruksi
8. Gambar-gambar detail konstruksi

2. Perhitungan Volume dan Perkiraan Biaya

Hal- |5
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

1. Setiap pekerjaan konstruksi yang direncanakan harus dihitung


volume pekerjaan dan RABnya serta dikelompokkan dalam
beberapa pekerjaan utama.
2. Analisa harga satuan berdasarkan faktor-faktor: material, perlatan,
sosial, pajak, over head dan keuntungan yang berlaku di daerah
setempat.
3. Kemudian selain hal tersebut diatas konsultan diwajibkan untuk:
Berkonsultasi dengan instansi terkait untuk memperoleh informasi
data sekunder dan masukan lain yang perlu.
4. Membuat jadwal kegiatan/rencana kerja secara detail dalam jangka
waktu yang ditetapkan.
5. Melakukan analisa data lapangan untuk masukan didalam
penyusunan desain.
6. Konsultasi berkala kepada pemberi tugas
7. Presentasi pekerjaan dilakukan/disesuaikan dengan tahapan
laporan

3. Menyusun RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat)


Menyusun RKS dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku
dan melakukan pendampingan pada tahap pengadaan atau pelelangan
pekerjaan konstruksi, selaku nara sumber pada saat rapat penjelasan
(aanwijzing).

1.4. OUTPUT PEKERJAAN


Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Laporan Pendahuluan;
2. Laporan Akhir;
3. Dokumen Gambar Rencana Teknis;

Hal- |6
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

4. Dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB)/Engineer


5. Estimate (EE) dan/atau Bill of Quantity (BoQ);
6. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
7. Digital File sebanyak 5 (lima) Buah.

1.5. SISTEMATIKA PELAPORAN


 Bab I Pendahuluan
Memuat tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang
lingkup pekerjaan, output pekerjaan dan sistematika
pelaporan.
 Bab I Landasan Teori dan Tahapan Pekerjaan
Menyajikan landasan teori dan landasan hukum dan
tahapan pelaksanaan pekerjaan.
 Bab III Gambaran Umum Wilayah
Menguraikan gambaran umum lokasi perencanaan
terutama kondisi jalan ligkungan di wilayah perencanaan
 Bab IV Survey dan Pengukuran
Menguraikan tentang hasil survey dan pengukuran
 Bab V Hasil Perencanaan
Menyajikan uraian tentang hasil-hasil perencanaan yang
dilaksanakan, meliputi : kuantitas, spesifikasi dan biaya
pekerjaan fisik.
 Bab VI Kesimpulan dan Sarana
Menyajikan uraian tentang kesimpulan dan saran yang
diberikan terkait hasil perencanaan.

Hal- |7
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

BAB II
LANDASAN TEORI DAN TAHAPAN
PEKERJAAN

2.1. LANDASAN HUKUM


Dasar hukum yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan
Perencanaan Jalan Lingkungan permukiman di Kota Serang ini adalah
sebagai berikut:
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah (PP) :
 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan
dan Permukiman;
 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup;
 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Banten;
 Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2000 tentang Wewenang Pemerintah dan Wewenang Provinsi
Banten Sebagai Daerah Otonom.

Peraturan Daerah:
 Perda Nomor 12 tahun 2001 tentang bangunan
 Perda tentang RTRK (Rencana Tata Ruang Kawasan)
 Perda Nomor 36 Tahun 2002 tentang RTRW Provinsi Banten

Keputusan Menteri dan Standar Nasional Indonesia (SNI) :


 Keputusan Menteri PU No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan

Hal- |8
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan


 Keputusan Menteri PU No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
 SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perdesaan

2.2. UMUM
Dalam hal ini konsultan akan mengadakan komunikasi dan konsultasi yang
intensif dengan pihak-pihak terkait, seperti: Departemen Pekerjaan Umum,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Pemerintah Daerah Kabupaten Serang
(Khususnya Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Tata Bangunan dan
BAPPEDA Kabupaten), dan Instansi terkait lainnya, sehingga mekanisme
kerja akan menjamin kerjasama Tim dan memperjelas alur informasi
Pendelegasian Tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam upaya
untuk dapat rnencapai langkah-langkah kegiatan penyusunan Detail
Engineering Design (DED) yang efisien, maka operasional pelaksanaan
kegiatan/pekerjaaan disusun dalam suatu metode dan program kerja
yang terkoordinir dan terarah dengan baik. Dimana program kerja
dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan lingkup kegiatan/pekerjaan
yang telah ditentukan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk
memenuhi layanan keahlian secara professional dan semaksimal
mungkin.

2.3. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN


Menanggapi ruang lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan,
selanjutnya disusun prosedur dan urutan kegiatan pelaksanaan
pekerjaan beserta rincian uraian metode yang sekaligus merupakan
patokan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan maupun
jadwal pengerahan tenaga ahli. Dengan penanganan pekerjaan ini

Hal- |9
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

diharapkan dapat berlangsung secara terarah, terukur, dan tepat


waktu.

Secara keseluruhan prosedur pelaksanaan pekerjaan meliputi:


 Pekerjaan persiapan
 Pekerjaan awal (Preliminary Survey)
 Penyusunan dan Penyerahan Draft Laporan
 Mobilisasi ke Lapangan
 Melakukan survey pada lokasi desa –desa sasaran di Kabupaten
Serang
 Analisis data persyaratan dasar perencanaan Detail Engineering
Design bagi Kawasan Permukiman.
 Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman
perdesaan,
 Penyusunan dan Penyerahan Laporan

2.3.1. Tahap Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan ini diperlukan dalam rangka mengatur strategi pelaksanaan dan
menyatukan visi serta sistem koordinasi di dalam Team Penyusunan Detail
Engineering Design (DED)/perencanaan.

Pada tahap ini diselesaikan pula pengurusan surat-surat ijin dan cara-cara
perijinan untuk pengiriman team ke lapangan. Dilakukan juga pekerjaan
mempersiapkan peta lokasi dan data awal yang dapat dikumpulkan dari
kepustakaan. Hasil pekerjaan berupa kesiapan surat menyurat dan perijinan,
serta koordinasi pelaksanaan lapangan.

Hal- | 10
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

Untuk mendapatkan informasi awal mengenai lokasi kawasan permukiman


perdesaan, kondisi lingkungan/ sarana permukiman, sarana dan prasarana
lingkungan.
Data-data sekunder yang dikumpulkan seperti :
 Data lokasi mengenai lahan permukiman perdesaan.
 Data kependudukan.
 Data kondisi fisik area perencanaan dan lingkungan sekitar
 Data sarana dan prasarana linkungan
 Data Rencana Tata Ruang Wilayah
 Data peraturan setempat

2.3.2. Tahap Penyusunan Laporan


Berdasar hasil-hasil survey awal lapangan disusun laporan pendahuluan
dengan rencana daftar isi sebagai berikut:
 Pendahuluan berisi : latar belakang, maksud, tujuan, sasaran,
lingkup kegiatan, lingkup wilayah dan kondisi lokasi.
 Hasil survey awal Lapangan : penjelasan umum, pencapaian lokasi
kegiatan, kondisi prasarana dan sarana kawasan permukiman dan
hasil foto-foto lapangan.
 Rekomendasi pelaksanaan lapangan
 Kesimpulan hasil kunjungan awal

Secara keseluruhan laporan akan berisi :


 Kondisi gambaran umum mengenai wilayah permukiman
perdesaan
 Rencana kerja, tahapan dan metoda survey disesuaikan dengan
kondisi lapangan
 Tanggapan terhadap KAK termasuk scope of work dikaitkan
dengan peninjauan dan kondisi lapangan

Hal- | 11
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

2.3.3. Tahap Mobilisasi Ke Lapangan


Agar kelancaran pelaksanaan pekerjaan survey baik dari segi
ketersediaan peralatan maupun kesiapan tenaga pelaksana, perlu
dilakukan kegiatan mobilisasi pada saat yang terencana. Dengan
demikian, survey dapat berlangsung tepat waktu tanpa gangguan
berarti dan memberi hasil optimal.
Tanggal dimulainya survey lapangan ditetapkan dengan
memperhatikan jadwal pelaksanaan kegiatan, sehingga survey
lapangan untuk pengambilan data primer tepat waktu. Peralatan yang
digunakan pada tahap ini adalah foto digital dan handy cam, serta
peralatan gambar.

2.3.4. Tahap Survey Kawasan Permukiman Perdesaan


Maksud dan tujuan dari pekerjaan survey ini terutama untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan untuk penyusunan
Perencanaan Jalan Lingkungan Kecamatan Cipocok Jaya Kabupaten
Serang, Provinsi Banten. Pekerjaan survey meliputi:
1) Survey lokasi mengenai kondisi fisik area lahan permukiman
perdesaan
2) Survey sarana dan prasarana linkungan
3) Survey karakter fisik area lokasi rencana permukiman dan
lingkungan sekitar
4) Peraturan setempat berupa Rencana Tata Ruang

2.3.5. Tahap Penyusunan


Berdasar hasil-hasil survey pada lokasi permukiman dan penetapan
lokasi yang terpilih oleh Pemerintah Daerah bersama Konsultan.
Selanjutnya disusun laporan antara dengan isi sebagai berikut:
 Pendahuluan berisi : latar belakang, tujuan, lingkup kegiatan, dan
Hal- | 12
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

kondisi lokasi.
 Gambaran Umum Wilayah Propinsi Banten
 Hasil survey Lapangan : kondisi prasarana/sarana lokasi
permukiman dan kondisi lingkungan sekitar kawasan
permukiman dan hasil foto-foto lapangan.
 Tata cara perencanaan Permukiman di Perdesaan.
 Pra rencana Detail Engineering Design Permukiman masing-masing
Kota dan Kabupaten
 Kesimpulan hasil kunjungan awal

2.3.6. Tahap Perencanaan Detail Engineering Design (DED)


Perencanaan Detail Engineering Design (DED) meliputi Tahapan -
tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap Analisis Lokasi
2. Tahap Perencanaan Kebutuhan Sarana
3. Tahap Perencanaan Kebutuhan Prasarana Kawasan Permukiman

2.3.7. Tahap Pembuatan Dokumen Tender dan Estimasi Biaya dan


Pelaporan
Merupakan tahapan pembuatan spesifikasi teknis (bestek) dan
administrasi dan rencana anggaran biaya (aspek pembiayaan). Dan
membuat Laporan perencanaan.

Hal- | 13
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1. KECAMATAN SERANG


Kecamatan Serang meruapakan Ibukota Kota Serang, dengan letaknya di
tengah kota serang/ pusat Kota Serang. Kecamatan Serang memiliki luas
wilayah 25,88 Km2, dengan batas-batas Kecamatan sebagai berikiut :
sebelah utara kecamatan Kasemen, sebelah selatan kecamatan Cipocok
Jaya, Sebelah barat kecamatan Taktakan dan sebelah timur kecamatan
cipocok jaya.
Ibukota Kecamatan Serang terletak pada jarak 1,5 km dari ibukota
Serang. Bentuk topografi wilayah Kecamatan Serang sebagian besar
merupakan daratan, dengan ketinggian rata-rata kurang dari 500 m dari
permukaan laut, dengan rata-rata curah hujan 75 mm/tahun.
Berdasarkan ketinggian, curah hujan, suhu, dan kesuburan serta jenis
tanah yang dominan, maka daerah ini sangat cocok untuk usaha
pemukiman dan perumahan.
Secara Administrasi wilayah Kecamatan Serang terbagi menjadi 139
Lingkungan, 173 Rukun Warga (RW), 711 Rukun Tetangga (RT).
Kecamatan Serang merupakan pusat wilayah pembangunan bagian
pusat kota. Ini sesuai dengan potensi daerah dan karekterisik yang
dimiliki wilayah ini, dimana sebagian besar letak geografisnya
merupakan daerah dataran, maka arah pembangunan jangka
panjangnya dititikberatkan pada sektor pengembangan perumahan dan
tata kota yang terus dibenahi.

Di wilayah Kecamatan Serang melintas sebuah sungai yang cukup besar


dan terkenal yaitu Sungai Cibanten yang bermuara di Karangantu yang
Hal- | 14
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

ada di wilayah Kecamatan Kasemen. Di Kecamatan Serang juga terdapat


tempat ziarah yang juga sangat terkenal yaitu Banten Girang yang
terletak di Kelurahan Cipare yang letaknya di JL. Raya Pandeglang,
tempat ziarah ini banyak dikunjungi oleh peziarah baik itu dari daerah
Banten sendiri maupun dari luar daerah Banten, serta masih banyak
peninggalan sejarah di masa Kesultanan Banten yang ada di wilayah
Kecamatan Serang.
Asal- usul nama dan sejarah Kecamatan Serang, tidak lepas dari sejarah
terbentuknya Kabupaten Serang dan Kota Serang, nama Kecamatan
Serang sendiri dari nama Kelurahan Serang. Serang secara bahasa (dalam
bahasa jawa) artinya sawah negara, sabin (dalam bahasa sunda).

3.2. KECAMATAN TAKTAKAN


Kecamatan Taktakan memiliki luas wilayah 57,98 Km2, dengan batas-
batas Kecamatan sebagai berikiut : Sebelah Utara Kecamatan
Kramatwatu, sebelah Selatan Kecamatan Pabuaran, sebelah Barat
Kecamatan Waringin Kurung dan Gunungsari dan Sebelah Timur
Kecamatan Serang dan Cipocok Jaya.
Ibukota Kecamatan Taktakan terletak pada jarak 5 km dari ibukota
Serang. Bentuk topografi wilayah Kecamatan Taktakan sebagian besar
merupakan dataran, dengan ketinggian rata-rata kurang dari 500 m dari
permukaan laut.
Secara Administrasi wilayah Kecamatan Taktakan terbagi menjadi 93
Rukun Warga (RW), 225 Rukun Tetangga (RT).

Kecamatan Taktakan merupakan pusat wilayah pengembangan bagian


barat dari Kota Serang. Wilayah pengembangan bagian barat ini
diarahkan dengan fungsi utama perkantoran, perdagangan, perumahan

Hal- | 15
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

dan fasilitas umum dengan pusatnya diarahkan di Desa Drangong dan


Taman Baru.
Asal usul nama kecamatan Taktakan menurut salah seorang kaum sufi
berasal dari kata Sukma Tata Negara dan arti taktakan itu sendiri adalah
suatu benda sejenis nampan yang digunakan untuk menyuguhkan air
minum kepada tamu. Filosofis tersebut dahulu lahir karena salah satu
nya pada zaman dahulu masyarakat taktakan selalu didatangi tamu-
tamu yang merupakan para penjajah yang menetap di daerah gunung
sari. Karena masyarakat taktakan selalu membuka pintu dengan ramah
tamah, dari situlah terlahir nama taktakan tersebut.

3.3. KECAMATAN KASEMEN


Kecamatan Kasemen memiliki luas wilayah 66,52 Km2, dengan batas-
batas Kecamatan sebagai berikiut : Sebelah utara Laut Jawa, sebelah
Selatan Kecamatan Serang, Sebelah barat Kecamatan Kramatwatu
Kabupaten Serang, sebelah Timur Kecamatan Pontang Kabupaten Serang
Ibukota Kecamatan Kasemen terletak pada jarak ± 9 Km dari ibukota
Serang. Bentuk topografi wilayah Kecamatan Kasemen sebagian besar
merupakan dataran, dengan ketinggian rata-rata 500-700 m dari
permukaan laut, dengan rata-rata curah hujan  12 mm/tahun.
Secara Administrasi wilayah Kecamatan Kasemen terbagi menjadi 64
Dusun, 64 Rukun Warga (RW), 227 Rukun Tetangga (RT). Kecamatan
Kasemen merupakan wilayah pembangunan bagian utara dari kota
Serang. Wilayah Pembangunan Bagian Utara ini diarahkan dengan fungsi
utama pariwisata cagar budaya dan cagar alam, pelabuhan, perdagangan
dan jasa, perumahan dan berbagai fasilitas umum.

Di wilayah Kecamatan Kasemen melintas sebuah sungai yang cukup


besar dan terkenal yaitu Sungai Cibanten yang bermuara di Karangantu
yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen. Di Kecamatan Kasemen juga

Hal- | 16
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

terdapat Cagar Budaya Banten Lama dan Cagar Alam Pulau Dua. Cagar
Budaya Banten Lama ini merupakan tempat ziarah yang banyak
dikunjungi oleh peziarah baik dari daerah Banten sendiri maupun dari
luar daerah Banten, serta masih banyak peninggalan sejarah di masa
Kesultanan Banten yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen.

Asal usul nama Kecamatan Kasemen diambil dari kata asem, secara
etimologis kata asam di nisbatkan kepada pohon asam, jenis pohon
asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya;
biasa digunakan sebagai campuran bumbu dalam banyak masakan
Indonesia sebagai perasa, dikisahkan pada tahun 1808 ketiga gubernur
jenderal belanda Herman Willem Daendels dari batavia menguasai
wilayah sekitar banten lama sekarang, untuk menunjukkan
kekuasaannya dia banyak menanam pohon asem di wilayah tersebut.

Hal- | 17
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

BAB IV
SURVEY DAN PENGUKURAN

4.1. PEKERJAAN PENGUKURAN


Pekerjaan pengukuran topografi sedapat mungkin dilakukan sepanjang
rencana as jalan (mengikuti koridor rintisan) dengan mengadakan pengukuran-
pengukuran tambahan pada daerah persilangan dengan jalan lain sehingga
memungkinkan diperoleh as jalan sesuai dengan standar yang ditentukan.

4.2.1. Pengecekan dan Koreksi alat ukur


Sebelum dilakukan pengukuran, harus dilakukan pengecekan dan koreksi
alat-alat ukur yang akan digunakan.
Alat ukur yang digunakan meteran 50 m.

4.2.2. Pengukuran titik control horizontal


Pengukuran titik control dilakukan dalam bentuk polygon.

a. Sisi poligon atau jarak antar titik 'poligon maksimal 100 meter,
di ukur dengan pegas ukur (meteran);
b. Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur Theodolit dengan
ketelitian dalam secon (yang mudah/umum dipakai adalah
Theodolit jenis Wild, T2 atau yang setingkat).
c. Titik - titik ikat (BM) harus diukur sudutnya dengan alat yang sama
dengan alat pengukuran polygon dan jaraknya diukur dengan
pegas ukur (meteran).
d. Ketelitian untuk poligonnya adalah sebagai berikut:
- Kesalahan sudut yang diperoleh adalah 10" kali akar
jumlah titik polygon (lOVn).
- Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5".

Hal- | 18
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

- Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal proyek,


dan padasetiap jarak 5 km (krang lebih 60 fitik polygon)
serta pada titik akhir pengukuran.
- Pengamatan pada setiap titik dilakukan dalam 4 seri rangkap
(4 biasa dan 4 luar biasa) dengan interval waktu yang sama.

4.2.3. Pengukuran titik kontrol vertikal

a. Jenis alat yang dipergunakan untuk pengukuran ke ketinggian


adalah
Meteran 50 m
b. Untuk pengukuran ketinggian dilakukan dengan double stand,
dengan
perbedaan pembacaan maksimum 2 mm.
c. Batas ketelitian tidak boleh lebih besar dari 10 kali akar D, dimana D
adalah
panjang pengukuran (km) dalam 1 (satu) hari.
d. Rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik dalam arti
pembagian
skala jelas dan sama.
e. Setiap kali pengukuran dilakukan 3 (tiga) pembacaan benang
dalam satuan
millimeter, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT) dan
Benang
Bawah (BB).
f. Kontrol pembacaan adalah: 2. BT = BA + BB

4.2.4. Pengukuran Situasi

a. Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem Tachymetri.


b. Ketelitian alat yang dipakai adalah 30" (sejenis dengan Theodolit -
To).
c. Pengukuran Situasi dilakukan pada titik pengukuran
penampang melintang.

Hal- | 19
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

d. Pengukuran situasi daerah sepanjang rencana jalan harus


mencangkup semua keterangan-keterangan yang ada didaerah
sepanjang rencana jalan tersebut.
e. Tempat-tempat sumber material jalan yang terdapat disekitar
jalur jalan perlu diberi tanda diatas peta dan difoto (jenis dan
lokasi material).

4.2.5. Pengukuran memanjang dan Melintang


Pengukuran penampang memanjang dan melintang dimaksudkan
untuk menentukan volume penggalian dan penimbunan.

4.2.6. Pengukuran Penampang Memanjang


Pengukuran penampang memanjang dilakukan sepanjang sumbu
rencana jalan, dengan meJihat daerah perubahan turunan dan tanjakan jalan
tersebut. Peralatan yang dipakai untuk pengukuran penampang sama
dengan yang dipakai untuk pengukuran titik kontrol vertikal

4.2.7. Pengukuran Penampang Melintang


Pengukuran penampang melintang pada daerah yang datar dan landai
dibuat sen'ap 50 m pada daerah-daerah tikungan / pegunungan setiap 25
meter Lebar pengukuran penampang melintang 75 meter ke kiri dan 75
meter ke kanan dari as jalan. Pada daerah menikung, dari as jalan ke arah Juar
50 meter dank e arah dalam 75 meter. Peralatan yang dipergunakan untuk
pengukuran penampang melintang sama dengan yang dipakai pengukuran
situasi.

4.2.8. Pengukuran di sekitar persimpangan jalan :


Daerah pengukuran ialah daerah persimpangan jalan sejauh 75 meter kiri
kanan as jalan yang direncanakan Pengukuran titik kontrol horizontal
berupa polygon tertutup/terbuka yang terikat sempurna Pengukuran titik
kontrol vertical dengan alat Waterpass. Pengukuran penampang memanjang

Hal- | 20
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

dibuat pada sumbu jalan Pengukuran melintang dibuat maksimal sepanjang


75 meter ke arah kiri dan kanan jalan untuk setiap interval perubahan tanah
yang ditentukan pada skala yang diperlukan. Pengukuran situasi dilakukan
dengan lengkap terutama bangunan-bangunan permanent yang ada di
sekitar persimpangan.

4.2. PEKERJAAN PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN


Setelah pengukuran topografi di lapangan selesai dilaksanakan, data-data hasil
pengukuran tersebut dibawa ke kantor/studio untuk perhitungan dan
penggambaran topografinya.

a. Perhitungan koordinat polygon utama didasarkan pada titik-titik ikat


yang dipergunakan.
b. Penggambaran titik-titik polygon hams didasarkan pada hasil
perhitungan koordinat. Penggambaran titik-titik polygon tersebut tidak
boleh secara grafis.
c. Gambar ukur yang berupa gambar situasi harus digambar
berdasarkan titik-titik polygon dengan skala 1:1.000 dan interval kontur 1
m. Tiap kontur 5 meteran ditebalkan.
d. Ketinggian titik detail harus dicantumkan dalam gambar ukur, begitu pula
semua keterangan-keterangan penting. Titik ikat atau titik mati serta
titik- titik baru harus dirnasukkan dalam gambar dengan diberi tanda
khusus. Ketinggian titik tersebut perlu dicantumkan.
e. Gambar hasil akhir berupa gambar situasi, potongan memanjang
dan melintang digambar pada kertas kalkir standar.

4.3. PEMILIHAN TRASE JALAN


Pemilihan trase desain jalan diusahakan senantiasa mengikuti atau berada
pada eksisting, sepanjang pada trase jalan terpilih tersebut masih memenuhi
pada standar Perencanaan Teknik Jalan.
Hal ini tidak menutup kemungkinan adanya suaru pengambilan tidakan
berupa relokasi/realinyemen, meskipun jalan tersebut sudah terbuka

Hal- | 21
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

(exesting sudah ada jalan/terbuka), tentunya daJam melaksanakan tidakan


tersebut teiah dilakukan konfirmasi terlebih dahulu dengan pihak SKK Dirjen
Cipta Karya

Hal- | 22
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

BAB V
HASIL PERENCANAAN

5.1. PRODUK AKHIR YANG DIHASILKAN


Sesuai dengan hasil proses pelaksanaan perencanaan yang telah
dilaksanakan, produk akhir yang dihasilkan antara lain :
1. Gambar teknis dan detailnya
2. Estimasi biaya pekerjaan konstruksi
3. Spesifikasi teknis pekerjaan

5.2. JENIS PEKERJAAN KONSTRUKSI


Berdasarkan hasil survey, pengukuran, analisa dan perhitungan yang telah
dilakukan konsultan, maka disimpulkan jenis pekerjaan konstruksi pada
masing-masing lokasi rencana adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Hotmix
2. Pekerjaan Rabat Beton
3. Pekerjaan Paving Blok

5.3. VOLUME PEKERJAAN & SPESIFIKASI TEKNIS


Pada prinsipnya, volume pekerjaan diperoleh berdasarkan hasil
perhitungan dan analisa hasil pengukuran di lapangan dan disain gambar
teknis berikut detailnya yang ditetapkan pada saat proses perencanaan.

Begitu juga dengan spesifikasi teknis untuk setiap item pekerjaan, hal ini
mengacu kepada standar dan kriteria teknis yang sesuai dan berlaku.

Hal- | 23
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

Besaran volume untuk masing-masing jenis pekerjaan pada setiap lokasi


rencana dan spesifikasi teknis untuk setiap item pekerjan, secara lebih
jelasnya dapat disimak pada lampiran-lampiran.

5.4. ESTIMASI BIAYA


Estimasi biaya pekerjaan konstruksi diasumsikan sebagai hasil akhir
perhitungan antara besar volume item pekerjaan dikalikan dengan harga
satuan pekerjaan. Sedangkan harga satuan pekerjaan sendiri merupakan
hasil analisa harga satuan yang di dalamnya sudah termasuk harga
bahan/material, alat bantu kerja dan upah tenaga kerja.

Sesuai dengan hasil perhitungan akhir, untuk kegiatan perencanaan Jalan


lingkungan permukiman di 13 wilayah Kota Serang, besar estimasi biaya
pada masing-masing lokasi rencana diperoleh hasil sebagaimana tersaji
pada lampiran :

Hal- | 24
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

BAB VI
PENUTUP

6.1. KESIMPULAN
Terkait dengan hasil akhir Perencanaan Jalan Lingkungan permukiman di
Kota Serang, hal-hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Jenis pekerjaan yang ditetapkan terdiri dari 3 (Tiga) kategori, yaitu : (1)
Pekerjaan Hotmix terdiri dari : a. Pek. Perbaikan Lapis Pondasi Bawah
(LPB) b. Pek. Perbaikan Lapis Pondasi Atas (LPA) c. Pek. Penghamparan
Lataston (HRS-WC) Padat t:3cm, (2). Pekerjaan Jalan Beton terdiri
dari : a. Pek. Perbaikan Lapis Pondasi Atas (LPA) b. Pas. Bekisting c.
Pek. Cor Jalan Beton K-250 t:15cm, 3). Pekerjaan Paving blok terdiri
dari : a. Pek. Galian Tanah Biasa (Jalur Kansteen) b. Pas. Kansteen uk.
10 x 20 x 40 cm c. Pas. Paving Block Natural t:6 cm (K-225) + Abu Batu,
Hal ini disesuaikan dengan kondisi eksisting dan kebutuhan dari setiap
lokasi rencana yang dilakukan analisa dan pengukuran sebelumnya.
2. Penetapan lokasi-lokasi rencana merupakan keputusan yang tepat
mengingat lokasi-lokasi tersebut termasuk dalam daerah yang perlu
penanganan segera.
3. Spesifikasi teknis pekerjaan ditetapkan berdasarkan item-item
pekerjaan, hal ini berpedoman dan mengacu pada standar dan kriteria
teknis pekerjaan kontruksi jalan yang berlaku.

6.2. SARAN - SARAN


Sedangakan saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil akhir
Perencanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman di Kota Serang,
adalah sebagai berikut :

Hal- | 25
Laporan Akhir
Jasa Konsultansi Perencanaan Jalan Lingkungan Kec. Serang, Kasemen, Taktakan TA. 2018

1. Harga satuan pekerjaan konstruksi yang digunakan berdasarkan harga


satuan tahun anggaran sebelumnya, untuk itu mengingat pekerjaan
akan dilaksanakan pada tahun 2018 maka perlu dilakukan
penyesuaian harga pada saat pengadaan.

2. Pada saat akan dimulainya pekerjaan konstruksi, maka perlu dilakukan


pengukuran kembali untuk memastikan besaran volume yang
dibutuhkan sehingga tidak mengakibatkan bertambahnya pembiayaan
yang terlalu signifikan.

Hal- | 26

Anda mungkin juga menyukai