Anda di halaman 1dari 42

Laporan Pendahuluan

Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan


Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

PENDAHULUAN BAB 1

1. DATA ADMINISTRASI PEKERJAAN


Nama Pekerjaan :
Jasa Konsultansi Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL
Komunal Desa Kemuning Kecamatan Waringin Kurung Dan Optimalisasi
Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande)

Lokasi Pekerjaan :
Desa Kemuning Kec. Waringin Kurung Dan Desa Cikande Kec. Cikande

Konsultan Perencana:
CV. VERTICAL HORIZON

Waktu Pelaksanaan:
60 (Enam Puluh) Hari Kalender

Instansi Pelaksana:
DPKPTB Kabupaten Serang

Tahun Anggaran :
2019

Hal- |1- 1
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

2. LATAR BELAKANG
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk perkotaan dan perdesaan,
kontribusi pencemaran air limbah domestik maupun limbah industri
mencemari lingkungan termasuk badan air penerima, seperti air tanah dan
sungai yang menjadi sumber air penduduk bahkan telah mengancam
pasokan sumber-sumber air bersih masyarakat semakin meningkat, Jika hal
ini dibiarkan terus-menerus akan berdampak pada menurunnya kualitas
lingkungan dan kesehatan masyarakat di perkotaan dan perdesaan.
Penanganan air limbah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat Indonesia. Penanganan air limbah akan berjalan
dengan baik jika masing-masing pihak menjalankan perannya dengan baik.
Pemerintah pusat, daerah dan masyarakat harus ikut ambil bagian dalam
pengelolaan air limbah sehingga sistemnya akan berjalan dengan baik
dengan kualitas hasil pengolahan dapat memenuhi standar kualitas air
buangan yang ditetapkan. Untuk mengatasi permasalahan air limbah
domestik tersebut serta mewujudkan lingkungan kawasan keterpaduan di
Kabupaten Serang menjadi kawasan yang layak, bersih, aman dan serasi
dengan lingkungan sekitarnya dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup.
Melalui kegiatan pengembangan teknologi pengolahan air bersih adan air
limbah, DTRBP Kabupaten Serang, akan menyelnggarakan pekerjaan jasa
konsultansi Perencanaan IPAL sebagai wujud kepedulian dan perhataian
terhadap masyarakat di kabupaten Serang.

3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


Maksud dilaksanakannya pekerjaan ini adalah untuk mewujudkan
lingkungan Kawasan Kabupaten Serang menjadi kawasan yang layak,bersih,
aman dan serasi dengan lingkungan sekitarnya dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup.

Hal- |1- 2
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

Tujuan kegiatan Jasa Konsultansi Perencanaan (Review Perencanaan


Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan Waringin Kurung
Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) adalah untuk
mendapatkan Perencanaan teknis/DED Jaringan Pipa Air Limbah dan IPAL
Komunal serta optimalisasi jaringan yang sudah ada secara terpadu baik dari
segi aspek teknik, organisasi maupun peran serta masyarakat.

Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah :


1. Dengan adanya perencanaan ini diharapkan adanya hasil perencanaan
teknis yang dapat diaplikasikan dengan baik dan tepat guna sehingga
mendukung tercapainya pelaksanaan fisik yang tepat waktu, konstruksi
yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat.
2. Adanya rekomendasi penanganan Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) di kecamatan Waringin Kurung Kabupaten Serang, berupa
perencanaan teknis/DED Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
3. Tersusunnya dokumen DED Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang
akan menjadi dokumen pelaksanaan fisik.

4. LOKASI KEGIATAN
Lokasi pekerjaan ini desa Kemuning Kecamatan Waringin Kurung dan desa
Cikande Kecamatan Cikande Kabupaten Serang.

5. SUMBER DANA
Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan
IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan Waringin Kurung Dan
Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) ini bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Serang Tahun
Angggaran 2019.

Hal- |1- 3
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

6. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


A. Lingkup Kegiatan
1. Melakukan Survey Pendahuluan meliputi:
- Mengumpulkan dan mereview data sketsa situasi daerah rencana
konstruksi dan sekitarnya, berupa foto situasi yang ada dengan
gambaran kondisi existing.
- Mengumpulkan dan mereview data mengenai bahan-
bahan/material maupun peralatan yang tersedia yang dapat
menentukan jenis konstruksi.
- Mengumpulkan dan mereview data harga satuan bahan-
bahan/material di lokasi.
- Mengumpulkan data-data skunder lainnya yang diperlukan dan
dianggap penting.
2. Survey dan Analisa Data Lapangan
a. Pengukuran dilakukan di daerah rencana konstruksi yang
diperlukan dalam pembuatan rencana detail, sesuai dengan
kebutuhan perencanaan teknis.
b. Pekerjaan pengukuran ini meliputi pekerjaan-pekerjaan:
- Pengukuran awal dengan penandaan
- Perhitungan dan penggambaran situasi existing
c. Gambar ukur yang berupa gambar situasi harus di gambar pada
kertas milimeter skala 1 : 1.000. ketinggian titik detail harus
tercantum dalam gambar ukur, begitu pula semua keterangan
yang penting.
3. Desain
Pra Desain meliputi : Pemilihan type dan material konstruksi harus
didasarkan pada pertimbangan dari segi ekonomi, kondisi setempat,
tingkat kebutuhan, kemampuan pelaksanaan dan syarat teknis

Hal- |1- 4
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

lainnya, serta design mengacu pada typology arsitektur wilayah


Banten.
a. Penggambaran
Gambar pra rencana harus dibuat dengan jelas dan lengkap dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Rencana diplot diatas situasi/lay out dengan letak bangunan
konstruksi lama dan baru. Yang perlu digambar jelas adalah pra
rencana yang akan ditangani/dikerjakan, dan untuk membedakan
dengan yang ada (existing) perlu ditunjukan dengan garis
terputus, skala gambar 1 : 100 dan 1: 25 untuk detail.
- Gambar situasi dibuat dengan perbandingan yang proporsional.
Dengan menampilkan informasi umum disekitar konstruksi
tersebut.
- Potongan memanjang dan melintang skala 1 : 100
- Ukuran huruf dengan tinggi minimum 4 mm dan harus jelas.
b. Susunan Gambar Rencana meliputi:
1. Sampul luar (cover) dan sampul dalam
2. Lembar judul yang memuat site plan konstruksi skala 1 : 1000
3. Daftar Gambar
4. Peta Situasi Kawasan/ lokasi pembangunan
5. Site Plan dari bangunan-bangunan/sarana yang akan dibangun
6. Gambar potongan melintang dan memanjang
7. Gambar rencana konstruksi
8. Gambar-gambar detail konstruksi
4. Perhitungan Volume dan Perkiraan Biaya
1. Setiap pekerjaan konstruksi yang direncanakan harus dihitung
volume pekerjaan dan RABnya serta dikelompokkan dalam
beberapa pekerjaan utama.

Hal- |1- 5
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

2. Analisa harga satuan berdasarkan faktor-faktor: material, perlatan,


sosial, pajak, over head dan keuntungan yang berlaku di daerah
setempat.
3. Kemudian selain hal tersebut diatas konsultan diwajibkan untuk:
Berkonsultasi dengan instansi terkait untuk memperoleh informasi
data sekunder dan masukan lain yang perlu.
4. Membuat jadwal kegiatan/rencana kerja secara detail dalam
jangka waktu yang ditetapkan.
5. Melakukan analisa data lapangan untuk masukan didalam
penyusunan desain.
6. Konsultasi berkala kepada pemberi tugas
7. Presentasi pekerjaan dilakukan/disesuaikan dengan tahapan
laporan
5. Menyusun RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat)
Menyusun RKS dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang
berlaku dan melakukan pendampingan pada tahap pelelangan
pekerjaan fisik, selaku nara sumber pada saat rapat penjelasan
(aanwijzing).

7. HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapakan atau keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan
pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan;
2. Laporan Akhir;
3. Dokumen Gambar Rencana Teknis;
4. Dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB)/Engineer
5. Estimate (EE) dan/atau Bill of Quantity (BoQ);
6. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
7. Digital File sebanyak 5 (lima) Buah.

Hal- |1- 6
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

8. SISTEMATIKA PELAPORAN
 Bab I Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, maksud,
tujuan dan sasaran, ruang lingkup, dan keluaran serta
sistematika penyusunan laporan pendahuluan.
 Bab II Gambaran Umum Wilayah
Bab ini akan menguraikan mengenai gambaran umum
wilayah, yang terkait dengan kondisi fisik dasar,
kependudukan dan ketersediaan sarana prasana.
 Bab III Pendekatan dan Metodologi
Bab ini menguraikan mengenai pendekatan dan
metodologi yang akan digunakan oleh konsultan dalam
menyelesaikan pekerjaan ini.
 Bab IV Struktur Organisasi dan Rencana Kerja
Bab ini akan memaparkan rencana dan organisasi
pelaksanaan pekerjaan, pelibatan tenaga ahli, sistem
pelaporan serta pembahasan.

Hal- |1- 7
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB 1

2.1. Kondisi Geografis


Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Banten. Ibukotanya adalah Ciruas namun saat
ini pusat pemerintahanya masih berada di Kota
Serang. Kabupaten ini berada di ujung barat laut Pulau
Jawa, berbatasan dengan Laut Jawa, dan Kota
Serang di utara, Kabupaten Tangerang di timur, Kabupaten Lebak di
selatan, serta Kota Cilegon di barat.
Luas wilayah Kabupaten Serang adalah 1.467,35 km². Secara geografis
terletak posisi koordinat antara 105º7' - 105º22' Bujur Timur dan 5º50' -
6º21' Lintang Selatan. Sebelah utara : berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah selatan : berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Pandeglang
Sebelah barat : berbatasan dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda
Sebelah : berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

2.2. Topografi
Secara topografi, Kabupaten Serang merupakan wilayah dataran rendah
dan pegunungan dengan ketinggian antara 0 sampai 1.778 m di atas
permukaan laut. Fisiografi Kabupaten Serang dari arah utara ke selatan
terdiri dari wilayah rawa pasang surut, rawa musiman, dataran,
perbukitan dan pegunungan. Bagian utara merupakan wilayah yang datar
dan tersebar luas sampai ke pantai, kecuali sekitar Gunung Sawi, Gunung
Terbang dan Gunung Batusipat. Dibagian selatan sampai ke barat,
Kabupaten Serang berbukit dan bergunung antara lain sekitar Gunung
Kencana, Gurung Karang dan Gunung Gede. Daerah yang bergelombang
tersebar di antara kedua bentuk wilayah tersebut. Hampir seluruh
daratan Kabupaten Serang merupakan daerah subur karena tanahnya

Hal- |1- 8
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

sebagian besar tertutup oleh tanah endapan Alluvial dan batu vulkanis
kuarter. Potensi tersebut ditambah banyak terdapat pula sungai-sungai
yang besar dan penting yaitu Sungai Ciujung, Cidurian, Cibanten,
Cipaseuran, Cipasang dan Anyar yang mendukung kesuburan daerah-
daerah pertanian di Kabupaten Serang.

2.3. Iklim
Iklim di wilayah Kabupaten Serang termasuk tropis dengan musim hujan
antara November – April dan musim kemarau antara Mei – Oktober.
Curah hujan rata-rata 3,92 mm/hari. Temperatur udara rata-rata berkisar
antara 25,8º Celsius – 27,6º Celsius. Temperatur udara minimum 20,90º
Celsius dan maksimum 33,8º Celsius. Tekanan udara dan kelembaban
nisbi rata-rata 81,00 mb/bulan. Kecepatan arah angina rata-rata 2,80
knot, dengan arah terbanyak adalah dari barat.

2.4. Luas dan Pembagian Wilayah Administrasi


Luas wilayah kabupaten serang adalah: 1,467.35 Km, secara administarsi
Kabupaten Serang terdiri atas 29 kecamatan, yaitu Anyar, Kecamatan
bandung, Baros, Binuang, Bojonegara, Carenang, Kecamatan Cikande,
Cikeusal, Cinangka, Ciomas, Ciruas, Gunungsari, Jawilan, Kibin, Kopo,
Kragilan, Kramatwatu, Lebakwangi, Mancak, Pabuaran, Padarincang,
Pamarayan, Petir, Pontang, Pulo Ampel, Tanara, Tirtayasa, Tunjung Teja,
Lebak Wangi dan Waringin Kurung, yang dibagi lagi atas 329 desa. dengan
pusat pemerintahan berada di Kecamatan Ciruas.

Hal- |1- 9
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

Tabel 2.1
Luas Wilayah Kabupaten Serang
Luas
Kecamatan
Km2 %
1. Cinangka 111,47 7,60
2. Padarincang 99,12 6,76
3. Ciomas 48,53 3,31
4. Pabuaran 79,14 5,39
5. Gunungsari 48,60 3,31
6. Baros 44,07 3,00
7. Petir 46,94 3,20
8. Tunjung Teja 39,52 2,69
9. Cikeusal 88,25 6,01
10. Pamarayan 41,92 2,86
11. Bandung 25,18 1,72
12. Jawilan 38,95 2,65
13. Kopo 44,69 3,05
14. Cikande 50,53 3,44
15. Kibin 33,51 2,28
16. Kragilan 36,33 2,97
17. Waringinkurung 51,29 3,50
18. Mancak 74,03 5,05
19. Anyar 56,81 3,87
20. Bojonegara 30,30 2,06
21. Pulo Ampel 32,56 2,22
22. Kramatwatu 48,59 3,31
23. Ciruas 34,49 2,34
24. Pontang 58,09 3,74
25. Lebak Wangi 31,71 2,16
26. Carenang 32,80 2,10
27. Binuang 26,17 1,78
28. Tirtayasa 64,46 4,39
29. Tanara 49,30 3,36

Kabupaten Serang 1467,35 100,00

Hal- |1- 10
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

Tabel 2.2
Jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan
di Kabupaten Serang, 2018
Jarak dari Ibukota
Kecamatan Ibukota Kecamatan kabupaten ke Ibukota
Kecamatan (km)
1. Cinangka Cinangka 58
2. Padarincang Padarincang 33
3. Ciomas Sukadana 22
4. Pabuaran Pasanggrahan 18
5. Gunungsari Gunungsari 15
6. Baros Baros 13
7. Petir Mekarbaru 17
8. Tunjung Teja Tunjung Jaya 22
9. Cikeusal Cikeusal 20
10. Pamarayan Pamarayan 34
11. Bandung Bandung 39
12. Jawilan Jawilan 42
13. Kopo Kopo 45
14. Cikande Cikande 28
15. Kibin Ciagel 24
16. Kragilan Kragilan 15
17. Waringinkurung Waringin Kurung 19
18. Mancak Labuan 33
19. Anyar Anyar 35
20. Bojonegara Bojonegara 23
21. Pulo Ampel Sumuranja 25
22. Kramatwatu Kramatwatu 9
23. Ciruas Citerep 9
24. Pontang Pontang 22
25. Lebak Wangi Teras Bendung 13
26. Carenang Panenjoan 24
27. Binuang Binuang 27
28. Tirtayasa Tirtayasa 30
29. Tanara Cerukcuk 33
Sumber : BPS Kabupaten Serang

2.5. Kependudukan
Penduduk kabupaten serang berdasarkan jenis kelamin adalah 1.463.094
jiwa dengan pembagian laki-laki 742.298 Jiwa dan perempuan 720.796
jiwa.
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah: kecamatan
cikande 48.822. jiwa, pada urutan kedua kecamatan dengan jumlah

Hal- |1- 11
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

penduduk terbanyak adalah kecamatan kramatwatu 46.707 jiwa, dan


dirutan ketiga adalah kecamatan kragilan dengan jumlah penduduk
38.948 jiwa, kemudian kecamatan dengan jumlah penduduk terendah
adalah kecamatan tirtayasa 14.323 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk Kab. Serang berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2018
Jumlah Penduduk Kabupaten Serang Menurut Jenis Kelamin
(Jiwa)
Kecamatan
Laki-laki Perempuan
2018 2018
Cinangka 28.895 26.710
Padarincang 32.867 31.121
Ciomas 19.940 18.752
Pabuaran 20.507 19.125
Gunungsari 10.475 9.713
Baros 27.962 25.526
Petir 26.300 25.987
Tunjung Teja 20.577 20.027
Cikeusal 33.914 33.744
Pamarayan 25.797 25.117
Bandung 16.225 15.625
Jawilan 28.103 26.593
Kopo 25.761 24.487
Cikande 48.822 46.951
Kibin 28.744 41.371
Kragilan 38.948 37.342
Waringinkurung 22.074 20.987
Mancak 23.391 21.738
Anyar 27.272 26.043
Bojonegara 22.144 21.160
Pulo Ampel 18.252 17.307
Kramatwatu 46.707 44.362
Ciruas 37.735 36.517
Pontang 21.013 19.230
Lebak Wangi 19.781 18.698
Carenang 17.753 16.375
Binuang 17.546 17.015
Tirtayasa 14.323 14.210
Tanara 20.470 18.963
Kabupaten Serang 742.298 720.796

Hal- |1- 12
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

Gambar 2.1.
Peta Administrasi Kabupaten Serang

Hal- |1- 13
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

METODE PERENCANAAN IPAL BAB 3

3.1. PENGERTIAN
Metode perencanaan merupakan cara menganalisa dan mengolah data
perencanaan yang disertai berbagai acuan sebagai referensi dalam
pengolahan data perencanaan IPAL Komunal.

3.2. ACUAN PERENCANAAN


Perencanaan instalasi pengelolaan air limbah ini beracuan pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 16 Tahun 2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air limbah, Peraturan Daerah
Kabupaten Bantul No. 04 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bantul Tahun 2010 – 2030 , Modul Penyusunan Perencanaan Air
Limbah dan Handbook Decentralised Wastewater Treatment in Developing
Countries (Dewats).

Air limbah merupakan air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk
barupa black water dan grey water dari lingkungan permukiman. Untuk
melindungi kualitas air baku, menjaga kesehatan masyarakat, serta menjaga
lingkungan permukiman perlu dilakukan pengelolaan. Dalam pemilihan
teknologi pengelolaan air limbah harus mempertimbangkan beberapa
parameter antara lain :
a. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk merupakan salah satu aspek penting dalam
penentuan teknologi pengolahan yang akan diterapkan dengan
bertambahnya jumlah penduduk, maka bertambah pula aktivitas yang
mengakibatkan makin banyak jumlah kebutuhan air bersih dan semakin
banyak pula limbah yang dihasilkan.

Hal- |1- 14
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

b. Sumber air bersih


Sumber air bersih yang digunakan penduduk sehari-hari sangat
berpengaruh terhadap sistem pembuangan air limbah yang akan
direncanakan, karena tiap pemakaian air bersih pasti akan
menghasilkan air limbah.

c. Permeabilitas tanah
Permeabilitas tanah terkait dengan kemampuan tanah dalam
meresapkan air yang masuk ke dalam tanah, sehingga dapat
mempengaruhi kondisi air tanah terutama dari aspek kualitas.

d. Kedalaman air tanah


Kedalaman air tanah < 1,5 meter dari permukaan, diarahkan
menggunakan sistem sewerage untuk menghindari pencemaran air
tanah atau menggunakan tangki septik yang kedap air. Kedalaman air
tanah > 1,5 meter dari permukaan dapat menggunakan sistem onsite
dengan pengembangan teknologi untuk melindungi kualitas air tanah.

e. Kemiringan tanah
Sistem sewerage sebaiknya diterapkan pada kemiringan tanah > 2%
f. Ketersediaan lahan
Ketersediaan lahan merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pembangunan IPAL, karena perlu adanya beberapa penilaian
lahan untuk merencanakan IPAL.

Sistem pengolahan air limbah yang direncanakan di Kecamatan


Waringin Kurung ini adalah sistem terpusat. Sistem terpusat merupakan
sistem pengolahan air limbah secara kolektif melalui jaringan
pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat dengan
menggunakan IPAL. Dalam merencanakan ukuran bangunan IPAL
Komunal terlebih dahulu perlu diketahui besarnya produksi air limbah
di wilayah pelayanan. Besarnya produksi air limbah dapat dihitung

Hal- |1- 15
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

melalui besarnya konsumsi air bersih dengan ketentuan sebagai


berikut:
a. Air limbah yang dilayani IPAL berasal dari permukiman saja,
aktivitas fasilitas umum tidak diperhitungkan.
b. Besarnya konsumsi air bersih pada daerah layanan diasumsikan dan
sesuai dengan kriteria perencanaan Ditjen Cipta Karya PU tahun
1996
c. Besarnya air limbah yang dihasilkan berkisar 50% - 80% dari
pemakaian air bersih (Metcalf & Eddy, 1991).
3.3. SISTEM PENYALURAN LIMBAH DOMESTIK
Sistem penyaluran limbah yang direncanakan merupakan sistem air limbah
secara terpusat, adapun jenis sistem penyaluran air limbah terpusat yaitu
sistem conventional sewerage, sistem shallow sewerage dan sistem small
bore sewerage.
3.3.1 Sistem conventional sewerage
Sistem penyaluran konvensional merupakan suatu jaringan perpipaan yang
membawa air buangan ke suatu tempat berupa bangunan pengolahan atau
tempat pembuangan akhir seperti badan air penerima. Sistem ini terdiri dari
jaringan perpipaan persil, pipa lateral dan pipa induk yang melayani suatu
daerah pelayanan yang cukup luas.
Sistem penyaluran konvensional memiliki kelebihan dimana pada sistem ini
tidak memerlukan tangki septik untuk pengendapan padatan, sedangkan
kelemahannya adalah tingginya biaya konstruksi serta sulitnya jaringan ini
dikombinasikan dengan saluran small bore sewerage, karena dua sistem
tersebut membawa air buangan dengan karakteristik yang berbeda sehingga
tidak boleh ada cabang dari sistem konvensional ke saluran small bore
sewerage. Daerah yang cocok untuk penerapan sistem ini adalah di lokasi
permukiman baru, dimana penduduknya memiliki penghasilan cukup tinggi
dan mampu membayar biaya operasional dan perawatan.
3.3.2 Sistem shallow sewerage
Sistem shallow sewerage disebut juga sebagai sistem riol, yang
membedakan dengan sistem konvensional adalah sistem ini mengangkut air

Hal- |1- 16
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

buangan dalam skala kecil dan pipa dipasang dengan slope lebih landai.
Sistem shallow sewerage berpasangan dengan perhtiungan unit IPAL pada
dewats. Sistem riol harus dipertimbangkan di daerah perkampungan
dengan kepadatan penduduk tinggi dimana sebagian penduduk sudah
memiliki sambungan air bersih dan kamar mandi pribadi tanpa
pembuangan setempat yang belum memadai. Skema pengolahan.
Kelebihan sistem ini adalah biaya yang murah karena penggunaan pipa
dibatasi pada diameter kecil (Ø 100-200 mm) dan sistem penyaluran relatif
kecil dibandingkan dengan sistem conventional sewerage. Kelemahannya
adalah cakupan pelayanan yang sangat terbatas sehingga tidak dapat
dikembangkan untuk wilayah kota.
3.3.3 Sistem small bore sewerage
Sistem small bore sewerage merupakan sistem yang di desain hanya untuk
menerima bagian cair dari air limbah rumah tangga berupa cairan yang
berasal dari air buangan kamar mandi, dapur, dan limpahan air tangki septik
sehingga dalam pengolahannya harus bebas dari padatan. Pipa lateral dan
pipa induk digunakan dalam sistem ini dengan kepadatan penduduk yang
tinggi.
Sistem small bore sewerage cocok untuk daerah pelayanan dengan
kepadatan penduduk sedang sampai tinggi, terutama di daerah yang telah
menggunakan tangki septik. Diameter pipa minimum pada sistem 100 mm,
secara umum sistem ini memiliki komponen :
a) Sambungan Rumah
Dibuat pada inlet tangki interceptor, semua air buangan memasuki
sistem melalui bagian ini.
b) Tangki Interceptor
Didesain untuk menampung aliran sederhana untuk memisahkan
padatan dan cairan pada limbah domestik.
c) Saluran
Berupa pipa kecil berukuran antara (Ø 50 – 100 mm), dengan
kedalaman yang cukup untuk mengalirkan air buangan dari tangki
interceptor dengan sistem gravitasi.

Hal- |1- 17
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

d) Bangunan kontrol (Manhole)


Bangunan kontrol berfungsi sebagai jalan masuk air limbah, untuk
pemeliharaan saluran serta untuk menggelontorkan saluran selama
proses pembersihan saluran.
e) Pipa ventilasi udara
Pipa ventilasi udara berfungsi untuk memelihara kondisi aliran dan
sirkulasi udara bebas.
Kelebihan sistem ini adalah harganya yang relatif lebih murah dan adanya
reduks beban organik dalam tangki septik, sehingga akan mengurangi beban
pengolahan limbah. Kelemahan sistem ini adalah sebagai cakupan
pelayanan sangat terbatas.

3.4. SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK


Air limbah domestik adalah air yang berasal dari usaha atau kegiatan
permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan
perumahan. Beberapa bentuk dari air limbah ini berupa tinja, air seni, limbah
kamar mandi, dan juga sisa kegiatan dapur rumah tangga . Pada umumnya,
tahapan proses pengolahan air limbah
3.4.1. Pengolahan Primer
Pengolahan secara fisik termasuk dalam pengolahan primer (primary
treatment). Tujuan dari pengolahan fisik adalah untuk menghilangkan zat
padat tercampur melalui pengendapan atau pengapungan. Proses
pengendapan dan pengapungan akan meringankan beban pada pengolahan
berikutnya (sekunder).
3.4.2. Pengolahan Sekunder
Pengolahan secara biologis termasuk dalam pengolahan sekunder
(secondary treatment). Pengolahan biologis adalah penguraian bahan
organik yang terkandung dalam air limbah oleh mikroba, sehingga menjadi
bahan kimia sederhana berupa unsur-unsur dan mineral yang siap dan aman
dibuang ke lingkungan. Tujuan pengolahan air limbah secara biologis adalah
untuk menghilangkan dan menstabilkan zat-zat pencemar organik terlarut
dengan bantuan mikroorganisme. Pada dasarnya pengolahan biologis dibagi

Hal- |1- 18
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

menjadi 2 jenis yaitu proses anaerobik dan aerobik, penggolongan tersebut


berdasarkan pada kebutuhan oksigen.
1) Pengolahan secara anaerobik
Pengolahan biologis secara anaerobik merupakan pengolahan limbah
yang dalam prosesnya tidak membutuhkan oksigen sebagai syarat
hidupnya mikroorganisme, sehingga bakteri yang bekerja disebut bakteri
anaerob. Pengolahan ini memiliki keuntungan dimana pemeliharaan dan
biaya operasional yang rendah dan dapat menghasilkan biogas yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar.
2) Pengolahan secara aerobik
Pengolahan biologis secara aerobik merupakan pengolahan limbah yang
dalam prosesnya membutuhkan oksigen sebagai syarat hidupnya
mikroorganisme, sehingga bakteri yang bekerja disebut bakteri aerob.
Untuk menambah kandungan oksigen yang terdapat di dalam
pengolahan air limbah dilakukan proses penambahan oksigen (aerasi)
dengan menggunakan peralatan atau aerator.
Pemilihan jenis pengolahan biologis secara aerobik maupun anaerobik
sangat dipengaruhi beberapa pertimbangan dilapangan antara lain dari
segi teknologi, ketersediaan lahan, aspek pemeliharaan dan kemudahan
pengoperasian unit pengolahan. Kelebihan dan kekurangan antara
proses aerobik dan anaerobik
3) Pengolahan Tersier
Pengolahan tersier sering juga disebut pengolahan lanjutan (advanced
treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan
fisika. terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya
bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan ini disesuaikan dengan
kandungan zat yang tersisa dalam air limbah yang telah terolah pada
pengolahan primer dan sekunder.

3.5. ALTERNATIF PEMILIHAN TEKNOLOGI IPAL


Alternatif pemilihan teknologi IPAL merupakan pilihan teknologi yang akan di
rencanakan di lokasi perencanaan yang dikaji melalui kelebihan ataupun

Hal- |1- 19
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

kekurangan dari teknologi IPAL yang direncanakan. Alternatif teknologi yang


direncanakan terbagi menjadi 3, yaitu :
3.5.1. Alternatif teknologi IPAL 1

Anaerobic
Bak Baffled Wetland outl
Inlet Pengendap Reactor
et
(ABR)

Air limbah domestik yang di salurkan melalui perpipaan menuju IPAL


komunal dikumpulkan dan diendapkan di bak pengendap yang
terdapat pada ruang pertama unit ABR. Bak pengendap merupakan
pengolahan awal karena di dalam bak ini terjadi proses
pengendapan partikel tersuspensi secara gravitasi tanpa ditambah
bahan kimia, sehingga dapat menurunkan kekeruhan ataupun kadar
suspended solid pada air limbah. Selain itu bak pengendap berfungsi
untuk mehomogenkan debit dan karakteristik air limbah yang akan
diolah, bak pengendap yang direncanakan merupakan bak yang
memiliki satu desain dengan unit ABR.
Anaerobic Baffled Reactor (ABR) merupakan tangki septik yang
dimodifikasi dengan menambahkan beberapa kompartemen dan
merupakan salah satu dari proses unit pengolahan biologis secara
anaerobik. ABR berbentuk persegi dengan sekat-sekat didalamnya
dan dilengkapi dengan pipa pembuangan (ventilator) untuk
melepaskan biogas yang dihasilkan selama proses anaerobik.
Adapun kelebihan dan kelemahan unit ABR berdasarkan buku
referensi opsi sistem dan teknologi sanitasi, 2010
Pengolahan terakhir yaitu dengan menggunakan wetland. Wetland
merupakan suatu rawa buatan yang dibangun untuk mengolah zat
pencemar yang masih terkandung dalam air limbah hasil olahan unit
ABR. Pengolahan yang terjadi di pada wetland merupakan
pengolahan biologis dimana terjadi proses absorpsi oleh akar – akar
tanaman. Terdapat 2 jenis sistem wetland yaitu Sub-Surface Flow
System (SSF) dan Free Water Surface System (FWS). SSF merupakan

Hal- |1- 20
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

rawa buatan dengan aliran dibawah permukaan tanah, sedangkan


aliran FWS diatas permukaan tanah (menggenang). Adapun
keuntungan unit wetland, yaitu :
a. Biaya pengolahan dan perawatan lebih murah. sistem
pengolahan biologis dengan tumbuhan dapat menghemat biaya
operasional hingga 50% proses mekanis. Hal ini dikarenakan
tumbuhan dapat tetap berkembang, serta tanaman yang berjenis
cattail dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan anyaman.
b. Penurunan BOD, suspended solid dan patogen tinggi.
c. Tidak memerlukan tenaga ahli untuk operasional dan
pemeliharaannya karena teknologinya sederhana dan sangat
sesuai untuk area yang natural.
d. Tidak memerlukan energi listrik dan merupakan teknologi ramah
lingkungan.
e. Mampu mengolah air limbah domestik dan industri dengan baik
ditunjukkan dengan efisiensi pengolahan yang tinggi yaitu lebih
dari 80%.
f. Sistem manajemen kontrol mudah.
g. Biaya konstruksi murah.
h. Dapat memberikan manfaat ganda karena dapat berfungsi
sebagai media hidup hewan dan makhluk hidup lain.
Sedangkan kelemahan unit wetland antara lain :
 Pengoperasian tergantung suhu dan iklim, pengolahan kurang
optimal untuk daerah dengan suhu yang rendah.
 Berpotensi menimbulkan bau, seperti hasil dari dekomposisi
tanaman.

Hal- |1- 21
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

3.5.2. Alternatif teknologi IPAL 2

Bak Anaerobic Wetland outl


Inlet Filter (AF)
Pengendap
et

Berbeda dengan alternatif 1, pada alternatif 2 unit yang digunakan


ialah Anaerobic Filter (AF) atau Bio Filter. AF adalah bak kedap air
yang terbuat dari beton, fibreglass, PVC atau plastik, untuk
penampungan dan pengolahan black water dan grey water.
Anaerobic Filter merupakan sebuah tangki septik yang diisi satu atau
lebih kompartemen (ruang) yang dipasangi filter. Filter ini terbuat
dari bahan alami seperti kerikil, sisa arang, bambu, batok kelapa
atau plastik yang dibentuk khusus. Bakteri aktif ditambahkan untuk
memicu proses penurunan konsentrasi bahan pencemar. Bakteri
aktif ini bisa didapat dari lumpur tinja tangki septik dan
disemprotkan pada material filter. Aliran air limbah yang masuk
(influent) akan mengaliri filter, kemudian materi organik akan
diuraikan oleh biomassa yang menempel pada materi filter tersebut.
Diperlukan 6 - 9 bulan untuk menstabilkan biomassa diawal proses.
Tabel 3.1.
Kelebihan dan kekurangan Anaerobic Filter
KELEBIHAN KEKURANGAN
Tidak menimbulkan bau Membutuhkan start up yang relatif
maupun lalat lama
Luas lahan yang digunakan tidak Perlu pencucian berkala terhadap
banyak media agar tidak terjadi
penyumbatan
Biaya operasinya rendah Effluen perlu pengolahan lanjutan
Dibandingkan dengan proses Pengurangan bakteri patogen,
lumpur aktif, lumpur yang padatan dan zat organik rendah
dihasilkan relatif sedikit
Dapat menghilangkan nitrogen Tidak dibolehkan terkena banjir,

Hal- |1- 22
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

dan fosfor yang dapat sehingga permukaan bangunan


menyebabkan euthropikasi atau lubang pemeriksaan harus
diatas muka air banjir
Suplai udara untuk aerasi relatif
kecil
Dapat digunakan untuk air
limbah dengan beban BOD yang
cukup besar
Dapat menghilangkan padatan
tersuspensi (SS) dengan baik
Suplai udara untuk aerasi relatif
kecil

3.5.3. Alternatif teknologi IPAL 3

Bak Rotating Wetland outle


Inlet Pengendap Biological
Reactor tt
(RBC)
Sama seperti alternatif 1 dan 2, alternatif 3 mempunyai pengolahan
sekunder berupa unit RBC. Rotating Biological Reactor (RBC) adalah
unit pengolahan sekunder yang biasanya didahului oleh unit
pengolahan primer yaitu : tangki septik, anaerobic filter , clarifier,
dan sebagainya. Rotating Biological Reactor (RBC), pertumbuhan
biomassa menempel pada permukaan piringan. Perputaran piringan
akan terus menerus memberikan kesempatan kontak biomassa
dengan air limbah atau zat organik, bergantian dengan kontak udara
untuk penyerap oksigen. Hal ini dipertahankan supaya proses yang
terjadi adalah aerobik. Perputaran piringan juga untuk
menghilangkan kelebihan biomassa yang menempel pada piringan,
dengan pencukuran secara mekanis. Selanjutnya, lumpur yang
dihasilkan dialirkan ke unit bak pengendap (clarifier). Lihat Tabel 3.5
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan unit Rotating
Biological Reactor

Hal- |1- 23
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

Dari ketiga alternatif tersebut, terdapat beberapa aspek yang perlu


dipertimbangkan dalam pemilihan teknologi IPAL, yaitu :
a) Kualitas dan kuantitas air limbah yang akan diolah
b) Kualitas dan kuantitas menentukan jumlah beban pencemaran
yang akan diolah, volume reaktor, dan fasilitas penunjang.
c) Kemudahan pengoperasian dan ketersediaan SDM
Masing – masing unit IPAL mempunyai karakteristik pengoperasian
dan tingkat kesulitan yang berbeda, tergantung dari limbah yang
dikelola dan bangunan IPAL yang direncanakan. Kemudahan operasi
dan ketersedia SDM menjadi salah satu faktor yang
dipertimbangkan terkait dengan penanggungjawab penggelola dan
biaya operasional IPAL selama masa operasional IPAL berlangsung.
1) Jumlah akumulasi lumpur
Lumpur dari pengolahan memerlukan penanganan khusus dalam
mengolahnya, semakin banyak lumpur yang timbul di instalasi
semakin membutuhkan penanganan khusus yang akhirnya dapat
menambah biaya operasi.
2) Kebutuhan lahan
Semakin banyak kuantitas air limbah, semakin besar pula
kebutuhan lahannya.
3) Biaya pengoperasian
Biaya pengoperasian ditentukan oleh kebutuhan energi (listrik),
biaya penambahan bahan kimia, perawatan IPAL.
4) Kualitas hasil olahan
Kualitas hasil olahan harus dibawah baku mutu yang ditetapkan
oleh Peraturan Kepala Daerah
Alternatif yang dipilih dalam perencanaan IPAL di Desa Kemuning
Kecamatan waringin Kurung adalah alternatif 1 yaitu menggunakan
Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dan Wetland karena alternatif
tersebut tidak menggunakan pompa, serta minim menggunakan
mekanikal dan elektrikal, sehingga mempermudah operasional dan

Hal- |1- 24
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

pemeliharaan. Lihat Tabel 3.6 untuk mengetahui kelebihan dan


kekurangan dari alternatif 1.
Tabel 3.2
Kelebihan dan kekurangan dari alternatif 1
Penggunaan energi Low energi (listrik), tanpa alat
mekanikal atau elektrikal
Produksi lumpur Lumpur relatif lebih stabil
Penggunaan lahan Kebutuhan lahan ± 442 m2,
dapat dijadikan sebagai
fasilitas bermain atapun taman
bermain
Efisiensi pengolahan Efisiensi BOD tinggi
ABR = 70 – 95 % ; Wetland = 65
– 95 %
Gangguan lain Efluen sedikit berbau
Penggunaan energi Low energi (listrik), tanpa alat
mekanikal atau elektrikal

3.6. KRITERIA DESAIN IPAL KOMUNAL


IPAL komunal adalah tempat pengolah air limbah domestik secara terpadu
dari air limbah domestik kelompok masyarakat tertentu yang diolah secara
aerob dan anaerob (Perda DIY, 2009). Kriteria desain merupakan keterangan
umum untuk merencanakan IPAL komunal.
3.6.1. Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
ABR adalah reaktor yang menggunakan serangkaian dinding (baffled) untuk
membuat air limbah yang mengandung polutan organik untuk mengalir di
bawah dan ke atas (melalui) dinding dari inlet menuju outlet. Pada
dasarnya, ABR merupakan pengembangan dari reaktor Upflow Anaerobic
Sludge Blanket (UASB). Kriteria desain ABR berdasarkan Sasse (1998) adalah
sebagai berikut :
 Kecepatan aliran (Up flow velocity) : < 2 m/jam

Hal- |1- 25
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

 Panjang : 50 – 60% dari ketinggian


 Pengurangan COD : 65 – 90%
 Pengurangan BOD : 70 – 95%
 Beban Organik (Organic loading) : < 3 kg COD/m3.hari
 Waktu tinggal (Hydraulic retention time) : 2 – 8 jam
 Beban hidraulik (Hydraulic loading rate) : 16,8 – 38,4 m3/m2.hari
ABR dirancang agar aliranya turun naik, aliran seperti ini menyebabkan
aliran air limbah yang masuk (influent) lebih intensif terkontak dengan
biomassa anaerobik, sehingga meningkatkan kinerja pengolahan.
Penurunan BOD dalam ABR lebih tinggi dari pada tangki septik, yaitu sekitar
70-95% perlu dilengkapi saluran udara. Untuk operasi awal perlu waktu 3
bulan untuk menstabilkan biomassa diawal proses.

3.6.2. Anaerobic Filter (AF)


Anaerobic filter (AF) adalah reaktor biofilm jenis packed-bed. Biomassa
membentuk lapisan (film) di permukaan media. Proses pengolahan zat
organik terjadi dengan cara mengalirkan air limbah di antara media yang
dilapisi biofilm tersebut. Meskipun aliran dapat disusun secara upflow
maupun downflow, cara upflow adalah yang paling sering digunakan.
Kriteria desain AF berdasarkan Sasse (1998) adalah sebagai berikut :
 Luas permukaan media : 90 – 300 m2/m3
 Pengurangan BOD : 70 – 90%
 Jenis media : Kerikil, batu (5-10cm), plastik, arang (5-15 cm)
 Beban organik (Organic loading) : 4 – 5 kg COD/m3.hari
 Waktu tinggal (Hydraulic retention time) : 1,5 – 2 hari
 Kedalam filter : 100 – 120 cm
 Angka pori : Berkisar antara 40 – 60%
 Jika menggunakan perkiraan kasar dapat dihitung volume (pori dan
massa) anaerobic filter (0,5 – 1) m3/kapita.
 Umumnya anaerobic filter digunakan sebagai pengolahan kedua
setelah tangki septik, jika alternatif peresapan ke tanah tidak mungkin
dilakukan.

Hal- |1- 26
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

Unit Anaerobic Filter (AF) dilengkapi filter media untuk tempat


berkembangnya koloni bakteri membentuk film (lendir) akibat fermentasi
oleh enzim bakteri terhadap bahan organik yang ada didalam limbah. Film
ini akan menebal sehingga menutupi aliran air limbah dicelah antara media
filter tersebut, sehingga perlu pencucian berkala terhadap media, misalnya
dengan metoda back washing (Indriani,2010)

3.6.3. Rotating Biological Reactor (RBC)


Rotating Biological Reactor adalah sebuah serial piringan lingkaran yang
diputar secara perlahan pada ruangan yang dialiri air limbah, sehingga
piringan tenggelam setengah bagian. Piringan dibuat dari bahan polystrene
atau polyvinyl chloride atau polypropylene. Kriteria desain RBC menurut
metclaf and eddy, 2003 sebagai berikut :
 Penurunan BOD : 90 – 95 %
 Beban Hidraulik (Hidrolik loading) : 0,05 m3/m2.hari
 Beban organik (Organik loading) : 0,5 – 1,0 kg/m3.hr
 Konstanta substrat remocal rate k(1/2)a : 1,5 (g/m.hr2)1/2
 Ratio surface area (A/V) : 70 m2/m3
 Volume tangki : 5 x 10-3 m3/m2 luas disc

Pengoperasian RBC mendapat prioritas dalam pilihan teknologi untuk


proses aerobik di negara berkembang. RBC terdiri dari satu seri kontaktor
berbentuk cakram yang berputar dalam wadah atau bejana semi sirkuler,
jarak antar kontaktor satu dengan yang lain cukup dekat dan kurang lebih
40% dari luas kontaktornya terendam dalam air limbah

3.6.4. Constructed Wetland


Constructed Wetland adalah saluran yang diisi pasir dan kerikil, yang
ditanami vegetasi air. Air limbah mengalir horizontal melalui saluran berisi
material penyaring yang berfungsi menguraikan zat organik. Adapun kriteria
desain dari unit wetland adalah :
 Kemiringan (Slope) : 1 – 3 %

Hal- |1- 27
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

 Permeabilitas tanah : < 10-6 cm/s


 Ketebalan lapisan tanah dasar : 3 – 4 inchi
 Diemeter media : 8 – 16 cm
 Beda tinggi pipa inlet dengan muka air : 1 – 2 feet
 Jarak penananam tanaman : 0,3 – 1 m

Keunggulan sistem wetland menurut Harbel & Langergraber, 2002 adalah


efisiensi pengolahan cukup tinggi sekitar 80 %, mempunyai toleransi yang
tinggi terhadap fluktuatif debit air limbah. Wetland membutuhkan media
tanaman untuk dapat menguraikan air limbah melalui akar – akar tanaman.
Tanaman yang digunakan berupa lidi air yang merupakan jenis Cattail.
Cattail dapat dimanfaatkan batang dan daunnya untuk membuat anyaman,
sedangkan bunganya yang berbentuk kapas dapat dijadikan isi dari jok
kereta api. Tanaman ini menjadi rekomendasi karena mampu hidup di
dataran rendah – tinggi dengan suhu panas maupun dingin.

3.7. METODA PENGUMPULAN DATA


Metoda pengumpulan data dimulai dari studi literatur untuk mencari jurnal
ataupun buku panduan yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah
selanjutnya, dilakukan survei lokasi untuk mengetahui gambaran kondisi
eksisting dari pembuangan air limbah rumah tangga maupun kondisi sanitasi
yang ada di Nitiprayan. Data dikelompokkan menjadi 2 yaitu, data primer
dan data sekunder dimana data primer merupakan data yang didapatkan
dari pengukuran dan pengamatan secara langsung dilokasi perencanaan,
sedangkan data sekunder merupakan data yang bersumber dari literatur
tertentu yang nantinya kedua data akan dikelola untuk saling mendukung
ataupun melengkapi antara satu dengan lainnya didalam mendesaian IPAL
komunal. Gambar 3.12 menunjukkan metoda pengumpulan data yang
diperlukan untuk merencanakan Intalasi Pengelolaan Air Limbah Komunal :

Hal- |1- 28
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

Studi Literatur

Survey Lokasi

Pengumpulan data

Data Primer Data Suknder

Menghitung Debit Air Limbah

Menghitung Diameter Saluran

Design IPAL Komunal

Perhitungan BOQ/RAB

Selesai

3.7.1. Studi Literatur


Studi literatur merupakan kegiatan mencari referensi materi yang bersumber
dari buku, jurnal ataupun laporan yang mencangkup tentang perencanaan
IPAL Komunal.

3.7.2. Survei Lokasi


Survei lokasi adalah kegiatan untuk mengetahui tentang kondisi dari lokasi
yang akan direncanakan pengolahan air limbah rumah tangga serta

Hal- |1- 29
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

mengurusi beberapa persyaratan perijinan untuk melaksanakan tugas akhir


di lingkup padukuhan, dan RT yang ada di Kampung Nitiprayan, serta
berinteraksi dengan masyarakat dalam perencanaan IPAL Komunal.

3.7.3. Data Primer


Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dilapangan,
adapun data primer dari perencanaan meliputi :
a. Penentuan jalur pelayanan
Penentuan jalur pelayanan merupakan rencana perpipaan untuk
mengalirkan air limbah ke proses pengolahan air limbah secara
komunal. Penentuan jalur menggunakan notasi A untuk jalan utama
dan T untuk jalan tikungan (gang) serta menggunakan angka untuk
memudahkan pembacaan jalur yang di rencanakan. Jalur pelayanan
ditentukan dari kondisi eksisting daerah perencanaan serta persentase
jumlah penduduk yang dilayani untuk perpipaan air limbah.
b. Pengukuran jalur pelayanan
Pengukuran jalur pelayanan merupakan kegiatan mengukur akses
perpipaan air limbah yang berasal dari rumah – rumah warga ke IPAL.
Pengukuran menggunakan thedolite sebagai alat ukur elevasi muka
tanah maupun jarak antar notasi yang telah direncanakan pada
penentuan jalur pelayanan. Selain menggunakan thedolite pengukuran
juga menggunakan Global Positioning System (GPS) untuk menentukan
koordinat pengukuran.
c. Pengujian sampel air limbah
Pengujian sampel air limbah dilakukan untuk mengetahui beberapa
parameter air limbah sebagai data primer. Pengujian didasarkan acuan
“Baku mutu limbah cair untuk kegiatan IPAL Komunal” dengan
parameter yang diuji adalah Biochemical Oxygen Demand (BOD),
Chemical Oxygen Demand (COD) dan Total Suspended Solid (TSS).
Pengujian dilakukan di laboratorium, dengan mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) tentang uji kualitas air dan air limbah. Sampel
yang diuji sebanyak 8 sampel, dimana penggambilan sampel dibagi atas

Hal- |1- 30
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

2 yaitu sampel dari tangki septik (A) dan sampel dari air limbah yang
langsung di buang ke sungai (B). Pengambilan sampling di lokasi
berdasarkan hasil diskusi dengan ketua RT dan beberapa tokoh
masyarakat.
d. Lembar checklist kondisi sanitasi
Lembar ceklist kondisi sanitasi berupa kuisioner yang digunakan untuk
pemetaan kondisi sanitasi yang ada di Desa Kemuning. Pemetaan ini
dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan yang diindikasi
tercemar oleh limbah domestik. Lembar checklist ini dibagikan dan diisi
oleh masyarakat pada tiap RT, 1 RT mendapatkan 10 lembar ceklist.
e. Penilaian lahan lokasi perencanaan
Lahan sering kali menjadi faktor penghambat dalam mengaplikasikan
rencana pembangunan IPAL, sehingga dalam merencanakan perlu
dilakukan penilaian terhadap lahan yang salah satu tujuannya untuk
mengetahui lahan tersebut layak atau tidak digunakan untuk
pembangunan IPAL. Selain itu lahan yang akan direncankan unit
pengolahan air limbah merupakan lahan milik kas desa, tujuannya agar
memudahkan perizinan dalam pembangunan IPAL. Adapun aspek yang
dinilai yaitu : kepadatan penduduk, kemiringan lahan, ketersediaan
lahan untuk IPAL, badan air penerima dan kondisi sosial masyarakat.
Parameter penilaian dari lahan didasarkan hasil survei yang kemudian
diberi nilai dari 1 – 4, nilai tersebut diakumulasikan ataua di jumlahkan
dimana hasil yang paling tinggi, yang akan digunakan sebagai lahan
untuk rencana IPAL Komunal. Berikut adalah parameter serta nilai dari
skoring lahan :
a. Kepadatan Penduduk
1. Tidak padat 3. Padat
2. Kurang padat 4. Sangat Padat
b. Kemiringan lahan
1. Bervariasi (pola naik turun) 3. Terjal (>3%)
2. Landai (0-1%) 4. Sedang (1-3%)
c. Ketersediaan lahan IPAL

Hal- |1- 31
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

1. Tidak tersedia 3. Tersedia, harga murah


2. Tersedia, harga mahal 4. Tersedia, tanah kas desa (hibah)
d. Badan air penerima
1. Tidak ada 3. Ada, jauh
2. Ada, butuh pompa 4. Ada, dekat
e. Kondisi sosial masyarakat
2.Heterogen 4. Homogen

3.7.4. Data Sekunder


Data sekunder merupakan data tambahan yang diperlukan sebagai referensi
untuk mendukung data primer dalam merencanakan IPAL komunal di
Kampung Nitiprayan. Adapun data yang diperlukan berupa :
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk merupakan data sekunder yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan bu dukuh serta masing – masing ketua RT di Desa
Kemuning. Data dari jumlah penduduk digunakan untuk menentukan
debit air limbah yang dihasilkan berdasarkan persentase layanan serta
kondisi sanitasi yang ada pada tiap RT.
b. Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan berupa asumsi atau persentase layanan sistem
pengolahan air limbah domestik berdasarkan cakupan layanan yang
direncanakan. Asumsi berdasarkan hasil identifikasi daerah yang
diindikasi terjadinya pencemaran kondisi lingkungan.
c. Kondisi eksisting daerah perencanaan
Kondisi eksisting merupakan kondisi real dari lokasi perencanaan yang
berisikan data penduduk dan dokumentasi daerah rencana.
Dokumentasi pada kondisi eksisting meliputi kondisi sanitasi, kondisi
jalan, serta kondisi lahan.
a. Peta tata guna lahan lokasi perencanaan
Peta tata guna lahan merupakan peta rencana pengembangan
Desa Kemuning sebagai acuan dari rencana pelatakkan IPAL. Tata

Hal- |1- 32
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

guna lahan meliputi tata letak rumah, daerah komersil, fasilitas


umum serta sawah dan beberapa lahan milik kas desa.
b. Efisiensi removal unit IPAL
Efisiensi removal unit IPAL merupakan perbandingan influent dan
Efluen dari hasil pengolahan unit IPAL. Influent-nya merupakan
hasil konsentrasi awal BOD, COD dan TSS dari hasil uji laboratorium
, sedangkan Efluen berupa penurunan parameter pencemar dari
hasil pengolahan unit IPAL berdasarkan kriteria desain dari masing
– masing unit pengolahan air limbah. Efluen hasil olahan unit IPAL
yang direncanakan dibandingkan juga dengan baku mutu, dengan
tujuan untuk mengetahui limbah yang telah diolah tersebut telah
aman dibuang ke badan air penerima.
c. Penilaian Unit
Penilaian atau skoring unit dilakukan berdasarkan referensi dari
buku pemilihan opsi teknologi dan slide perkuliahan PIPAL, dimana
terdapat kriteria yang dinilai berupa efisiensi pengurangan bahan
organik, kemudahan operasi dan perawatan, biaya, luasan IPAL
dan gangguan berupa bau dan bising. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan faktor pembobotan dari masing – masing kriteria
penilaian dengan skor rendah (0) sampai tinggi (5). Faktor
pembobotan ditentukan berdasarkan asumsi dari perencana
berupa persentase dari penilaian kriteria pemilihan unit IPAL.

3.7.5. Menghitung debit saluran dan debit IPAL


Debit saluran air limbah dihitung berdasarkan jalur pelayanan dari
jaringan air limbah, jalur pelayanan berupa sambungan rumah yang
kemudian dialirkan melalui pipa utama (lateral), dari pipa utama
nantinya air limbah mengalir ke unit pengolahan untuk dilakukan
pengolahan lanjutan. Perhitungan debit dapat dilakukan dengan
mengetahui pemakaian air bersih perorang dalam satu hari, serta
faktor puncak. Faktor puncak pada perhitungan jaringan merupakan
nilai dari koefisien jenis pipa pembawa air limbah. Debit IPAL

Hal- |1- 33
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

didapatkan dari kebutuhan air bersih perorang dalam sehari


dikalikan 80% sebagai asumsi air limbah yang dihasilkan satu orang
perhari serta persentase pelayanan jaringan pengolahan air limbah.

3.7.6. Menghitung diameter saluran


Perhitungan diameter saluran dapat menggunakan rumus :
𝑑=(𝑄𝑓𝑢𝑙𝑙 𝑥 𝑛0,3118×𝑆0,5)38, ...................................... (1)
dengan :
Debit air limbah = Q full (m3/hari) Koefisien manning atau
kekesaran perpipaan yang digunakan = n
Kemiringan saluran = S (m/m)

3.7.7. Mendesain IPAL komunal


Desain IPAL komunal mengacu pada acuan dari perencanaan dan
kriteria desain dari unit IPAL yang direncanakan dengan konsep
pengembangan lahan IPAL yang memiliki fasilitas sarana olahraga.
Desain IPAL komunal berupa jaringan perpipaan air limbah serta
unit IPAL yang direncanakan. Dalam perencanaan jaringan
perpipaan diasumsikan letak tangki septik warga berada di
halaman rumah, karena akan memudahkan investarisasi
sambungan rumah yang akan disambungkan melalui perpiaan air
limbah. Unit air limbah yang direncanakan berupa unit Anerobic
Baffled Reactor (ABR) serta wetland, karena memiliki efisiensi
pengolahan yang besar, tidak memerlukan energi listrik untuk
menggerakkannya dan pengoperasian maupun perawatan IPAL
dilakukan oleh masyarakat.

3.7.8. Bill Of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Bill of quantity merupakan perhitungan detail dari pekerjaan
pembangunan IPAL, baik berupa volume, luasan, jumlah
perpipaan, maupun galian dari unit ABR dan Wetland yang akan
dibangun. Perhitungan BOQ berdasarkan upah jasa dan material

Hal- |1- 34
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

yang berlaku di Kabupaten Serang, sedangkan RAB adalah


rekapitulasi anggaran biaya keseluruhan proses pembangunan
IPAL.

Hal- |1- 35
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

STRUKTUR ORGANISASI DAN RENCANA KERJA BAB 4

4.1. STRUKTUR ORGANISASI


Untuk mempermudah dalam hal efisiensi dan efektivitas pekerjaan dari
keseluruhan rangkaian pengelolaan manajemen proyek, maka perlu
disusun suatu struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan, sehingga
pelaksanaan kegiatan Pengadaan sarana prasarana kantor pada balai
Tahura ini sesuai dengan tujuan dan jadwal waktu yang telah ditetapkan.
Penyusunan struktur organisasi pelaksanaan tersebut, menyangkut
hubungan kerja antara pemberi tugas (dalam hal ini adalah DTRBP
Kabupaten Serang) dan penerima/pelaksana pekerjaan. Disamping itu
terdapat hubungan kerja yang bersifat pertanggung jawaban
administratif.
Untuk menangani pekerjaan jasa konsultan perencanaan jaringan air
minum ini, konsultan mengajukan organisasi kerja yang terdiri dari
unsur-unsur sebagai berikut.
1) Team Leader/Ketua Tim
2) Tenaga Ahli
3) Tenaga Pendukung
Penyusunan struktur organisasi yang bersifat khusus ini bertujuan agar
dapat menjamin mutu /hasil pekerjaan, disamping pekerjaan berjalan
lancar seperti yang diharapkan yang dibarengi dengan kualitas hasil kerja
yang memadai.

Hal- |1- 36
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

Gambar 1: Struktur Organisasi

Direktur

Ahli Teknik Sipil (TL)

Ahli Teknik Lingkungan

Operator
CADcaKomputer

1. Direktur
a. Bertanggung jawab atas penyelesaian seluruh pekerjaan proyek
b. Dalam melakukan fungsi dan tugasnya dibantu oleh bidang-bidang
lain yang berkaitan dalam perusahaan baik yang berhubungan
vertikal maupun horizontal.
2. Komposisi dan Tugas Tenaga Ahli
Team Leader dan tenaga ahli yang akan menangani pekerjaan Jasa
Konsultansi Perencanaan Paket 1 Pembangunan sarana dan prasana air
bersih perdesaan di Kabupaten Serang ini adalah sebagai berikut:
1. Team Leader dengan latar belakang pendidikan Sarjana S-1 atau S-
2 bidang teknik Sipil, dalam kegiatan jasa konsultan perencanaan
pembangunan sarana air bersih ini dengan memiliki pengalaman
minimal 5 tahun untuk S-1 atau 3 tahun untuk S-2, dengan tugas
dan tanggung jawab :

Hal- |1- 37
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

a. Mengkoordinasikan seluruh tanaga ahli dan tanaga


pembantu, menyangkut tugas, hasil yang dicapai (output),
jadwal penugasan dan jadwal output pekerjaan;
b. Memipin pembahasan yang dilakukan bersama Tim Teknis
dan pihak lain yang terkait;
c. Merumuskan kerangka pikir secara menyeluruh terhadap
pekerjaan yang akan dihasilkan;
d. Berkonsentrasi kepada pekerjaan yang terkait dengan metode
dan rencana jadwal survei dan penggambaran serta
penyusunan RAB.
e. Mengidentifikasi dan menganalisis data lapangan/kondisi
exsisting perencanaan dalam kerangka pembangunan sarana
air bersih
2. Ahli Lingkungan, dengan latar belakang pendidikan Sarjana S-1
teknik sipil yang berpengalaman sekurang-kurangnya 4 tahun
dalam kegiatan perencanaan teknis pembangunan sarana air
bersih dengan tugas dan tanggung jawab :
a. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi eksisting lokasi
kegiatan;
b. Merencanakan pembangunan yang berkaitan dengan
Perencanaan Pembangunan sarana air bersih Memberikan
masukan kepada team leader tentang arahan perencanaan
bangunan gedung

3. Tenaga Pendukung
Selain Tenaga Ahli, dalam menunjang penyelesaian pekerjaan
perencanaan ini diperlukan juga staf pendukung yaitu :
1. Tenaga pendukung (Operator) Pendidikan SMK/STM, Dapat
menggambar dengan AutoCAD, Minimal 2 Tahun

Hal- |1- 38
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

4.2. RENCANA KERJA


Proses Perencanaan jaringan air minum ini dimulai dari persiapan survei
lapangan, karena persiapan yang baik akan menghasilkan data, informasi
dan fakta yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga hasilnya akan lebih
akurat dari proses input sampai dengan output sehingga tercapai
kesesuaian.
Untuk itu upaya persiapan harus dilakukan dengan baik termasuk
kelengkapan peralatan survei sehingga data yang diperoleh akurat
terutama data primer merupakan yang merupakan data terukur. Dalam
persiapan survei ini akan dilakukan dengan mencari data, informasi
dan fakta yang sesuai dengan kebutuhan dalam pekerjan Perencanaan
jaringan air minum. Langkah selanjutnya yaitu melakukan: survey dan
pengukuran pada lokasi –lokasi sasaran Perencanaan pembangunan
sarana dan prasarana air bersih perdesaan

4.3. PELAPORAN
Adapun laporan kegiatan ini meliputi:
1) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan ini menyajikan tentang kemajuan pekerjaan
dalam rangka persiapan awal dan sekurangkurangnya menguraikan
tentang :
a. Latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan,
lokasi, jangka waktu pelaksanaan, pendekatan teknis dan
metodologi, struktur organisasi dan rencana kerja penyedia jasa
secara menyeluruh yang mengorganisasikan anggota planning
unit

Hal- |1- 39
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

b. Studi awal literatur dan kebijakan serta kelengkapan


administrasi sebelum pelaksanaan pekerjaan perencanaan
dalam rangka untuk pengumpulan data dan informasi;
c. Gambaran secara garis besar kondisi eksisting, Data hasil
pengukuran lapangan (delineasi, kontur, sondir, dll) dan
identifikasi permasalahan yang dihadapi;
d. Konsep perencanaan secara menyeluruh yang dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas tentang tujuandesain.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (Tiga Puluh)


hari kalender sejak Surat Perjanjian/Kontrak ditandatangani.
Dokumen Laporan Pendahuluan disusun sebanyak 3 (tiga) buku
laporan dalam format A4.

2) Laporan Akhir
Laporan Akhir berisi rangkuman semua proses dan produk akhir
kegiatan perencanaan, yang terdiri dari:
a. Ruang lingkup pekerjaan, deskripsi lokasi rencana, kriteria
disain, dan hasil akhir perencanaan.
b. Dokumen keluaran akhir perencanaan :- Album Gambar DED
(Detailed Engineering Design) ukuran A3;
c. Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat- Syarat, Metode
Pelaksanaan dan Rencana Keselamatan Dan Kesehatan` Kerja
Kontrak(RK3K).
d. Dokumen RAB/Engineering Estimate (EE),dan Bill Of Quantity
(BoQ).
e. Dokumen pendukung lainnya yang diperlukan.

Laporan Akhir dan/atau Keluaran Akhir harus diserahkan selambat-


lambatnya : 60 (enam puluh) hari kalender sejak Surat

Hal- |1- 40
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

Perjanjian/Kontrak ditandatangani. Dokumen Laporan Akhir


dan/atau produk keluaran akhir disusun sebanyak 3 (Tiga) buku
laporan dan dalam bentuk digital file pada flash disk (Dual USB
Drive) sejumlah 3(tiga)Buah.

3) Jadwal
Jadwal pelaksanaan pekerjaan, pelaporan dan penugasan personil
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Table 4.1.
Rencana Kerja dan Pelaporan

WAKTU PELAKSANAAN
NO URAIAN KEGIATAN
Bulan I S.d II
1 2 3 4
1 Persiapan M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8
Mobilisasi, Rencana kerja,
koordinasi
2 Pelaksanaan
Pengumpulan data
secunder
Survey Lapangan dan
Pengukuran
penggambaran dan
Penyusunan RAB
Diskusi dan koordinasi
3 Laporan
Laporan Pendahuluan
Laporan akhir

Hal- |1- 41
Laporan Pendahuluan
Perencanaan (Review Perencanaan Pembangunan IPAL Komunal Desa Kemuning Kecamatan
Waringin Kurung Dan Optimalisasi Jaringan IPAL Komunal Kecamatan Cikande) TA. 2019

Table 4. 2.
Jadwal Penugasan Personil
WAKTU PELAKSANAAN
NO NAMA PERSONIL Bulan 1 s.d 2
I TENAGA AHLI M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8
1 Ahli Teknik Sipil (TL)
2 Ahli Teknik Lingkungan
II TENAGA PENDUKUNG
1. Operator CAD

Hal- |1- 42

Anda mungkin juga menyukai