Anda di halaman 1dari 34

PROGRAM : OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN KANTOR

(2103.994.002)
KEGIATAN : PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN
LAINNYA
PEKERJAAN : PEMELIHARAAN SARANA KANTOR
(SELASAR PENGHUBUNG GEDUNG KANTOR)
523119
LOKASI : KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA
TIMUR
JL. RAYA BANDARA JUANDA NO. 26 - SDIOARJO
NOMOR RUP : 22544461
TAHUN ANGGARAN 2019

2
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan “Pemeliharaan Interior Gedung dan Bangunan (523111)” Gedung


Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Timur di Jl. Raya Bandara Juanda No.26
Surabaya, dalam Rencana kerja dan syarat – syarat ini meliputi ruang lingkup pekerjaan antara
lain :

a. Pekerjaan Struktur
 Pekerjaan Beton
 Perkerjaan Atap
b. Pekerjaan Arsitektur
 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
 Pekerjaan Penutup Lantai
 Pekerjaan Interior (Wallpaper)
 Pekerjaan Pengecatan
c. Pekerjaan Elektrikal
d. Pekerjaan Penunjang
 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Tanah dan Urugan

PASAL 2
PERATURAN TEKNIS UMUM.

Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan – ketentuan dan


Peraturan seperti yang tercatum dalam Normalisasi Indonesia ( NI ), Standart Industri
Indonesia ( SII ) dan Peraturan – Peraturan Nasional lainnya yang termasuk segala
perubahan-perubahannya hingga kini, antara lain seperti :
a. Persyaratan Beton Struktural Bangunan Gedung Indonesia SNI-2847-2013.
b. Peraturan Pembebanan Indonesia SNI-1727-2013.
c. Peraturan Semen Portland Indonesia SNI 15-2049-2004.

3
d. PKKI Tahun 1971.
e. Standart Industri Indonesia ( SNI ).
f. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2011.
g. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1972).
h. Pedoman Plumbing Indonesia SNI-03-7065-2005.
i. Peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat mengenai bangunan-bangunan.

PASAL 3
PENJELASAN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

A. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini beserta gambar kerjanya digunakan sebagai pedoman
dasar ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Gambar – gambar detail merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
B. Jika terdapat perbedaan – perbedaan antara Gambar kerja dengan Rencana Kerja dan
Syarat ini, maka Penyedia Jasa berkewajibkan menanyakan secara tertulis kepada Pemberi
Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis dan Penyedia Jasa
diwajibkan mentaati keputusan Perencana / Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis yang bersangkutan.
C. Jika ada perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka gambar detail yang
menjadi pedoman.
D. Apabila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan yang dipakai dalam RKS
tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang menjadi Pedoman.
E. Apabila terdapat skala gambar dan ukuran gambar yang tidak sesuai, maka ukuran dengan
angka yang dipergunakan.
F. Sebelum melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa diharuskan meneliti kembali semua
dokumen yang ada ( Gambar Kerja dan Syarat-syarat ) untuk disesuaikan dengan Dokumen
yang ada.
G. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus meneliti kembali semua dokumen
yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
H. Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa

4
I. Penyedia Jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rincian pekerjaan yang
diterimanya dan gambar detail yang telah disahkan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-
bagian menurut semua persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Penyedia Jasa selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu
demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang tepat, walaupun satu dan lain hal
tidak dicantuPengawasan dengan jelas dalam gambar dan bestek.
J. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan tertulis
dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
Selanjutnya perhitungan penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga
yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan
satuan pekerjaan.
K. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis adalah tidak sah dan menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.
L. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menyusun Dokumen
Terlaksana yang terdiri dari Gambar-gambar terlaksana (as build drawings) dan Spesifikasi
Teknis Terlaksana dari pekerjaan sebagaimana yang telah dilaksanakannya.
M. Penyusunan Dokumen Terlaksana dikecualikan untuk pekerjaan tersebut dibawah ini:
a. Ornamental.
b. Pertamanan.
c. Finishing Arsitektur.
d. Pekerjaan Persiapan.
e. Supply bahan, Perlengkapan dan Peralatan kerja.
N. Dokumen Terlaksana dapat disusun berdasarkan :
 Dokumen Pelaksanaan.
 Gambar Perubahan Pelaksanaan.
 Perubahan Spesifikasi Teknis.
 Brosur Teknis yang telah diberi tanda pengenal khusus sesuai petunjuk Pemberi
Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.

5
O. Dokumen Terlaksana harus diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
 Khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan dengan sistem jaringan bersaluran banyak
yang secara operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif,
Dokumen ini harus dilengkapi dengan Daftar Instalasi / Peralatan / Perlengkapan
yang mengidentifikasikan lokasi dari masing-masing barang tersebut.
 Kecuali dengan izin khusus dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, Penyedia Jasa harus membuat Dokumen
Terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis. Penyedia Jasa tidak
dibenarkan membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari Dokumen
Terlaksana tanpa izin dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis.

PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN

4.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


4.1.1. Keterangan Umum
Bagian ini mencakup sarana-sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
4.1.2. Keadaan Lokasi
Penyedia Jasa yang memenangkan lelang tidak berhak mengadakan keberatan apapun
atas keadaan lokasi proyek,sebelum menghitung anggaran / biaya.

4.1.3. Pengukuran / ueitzeit dan pasangan bouwplank


a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Pemberi Kerja,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis dengan patok
permanen yang dipancang kuat-kuat dan tidak boleh dibongkar sebelum
mendapat ijin dari .
b. Penyedia Jasa harus menyediakan waterpass berikut juru ukurnya agar dapat
senantiasa memantau posisi titik-titik struktur yang penting dan piel bangunan.

6
c. Penyedia Jasa sebelum memulai pekerjaan pemasangan bowplank
d. Papan bowplank terbuat dari kayu meranti.Untuk patok dengan ukuran 5/7 cm
serta penyipat datar dari papan ukuran 3/20 cm yang bagian atasnya
diserut/diketam hingga merupakan garis lurus,dipasang diluar galian dengan
jarak dari as galian 1,5 m atau sesuai keadaan dengan ketinggian piel / duga
lantai yang telah ditentukan pada gambar pelaksanaan.
e. Duga saluran / Drainase ditetapkan sama dengan gambar pelaksanaan atau
ditemtukan kemudian dalam rapat pengukuran.
f. Bila terjadi tidak kesesuaian antara batas-batas letak tanah yang tersedia dengan
apa yang tertera didalam gambar,maka Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis untuk mendapat persetujuan.
4.1.4. Air kerja dan Listrik kerja
Yang dimaksud dengan air kerja adalah air untuk pencapuran dalam pelaksanaan
pekerjaan. Air untuk adukan beton memakai air BERSIH dan sebelumnya harus
dimintakan persetujuan konsultan pengawas. Penyedia Jasa harus menyediakan instalasi
listrik dan air kerja atas biaya Penyedia Jasa sendiri.
4.1.5. Kantor Penyedia Jasa, gudang dan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis keet
Penyedia Jasa menyiapkan Kantor, gudang dan Direksi Keet (sewa) dalam tapak seperti
yang ditentukan guna pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.
Penyedia Jasa harus menjamin sedemikian rupa sehingga seluruh fasilitas / bahan yang
diperlukan dapat terhindar dari kerusakan.

4.1.6. Papan Pemberitahuan


Penyedia Jasa atas biaya sendiri harus mendirikan sebuah papan pemberitahuan di
tempat yang akan ditentukan oleh Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis/ Managemen konstruksi.
Tulisan dan gambar pada papan harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.

7
4.1.7. Obat P.P.P.K ( P3K )
Penyedia Jasa wajib menyiapkan obat-obatan dan keperluan lain yang berhubungan
dengan pertolongan pertama kepada kecelakaan ( P3K ) yang selalu siap dipergunakan.
4.1.8. Keamanan dan tata tertib lapangan.
Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan pengamanan lokasi pekerjaan antara lain
mengadakan penjagaan siang–malam, penerangan malam sesuai ketentuan,penyediakan
pemadam kebakaran,pagar pengaman untuk pekerjaan yang mengandung resiko seperti
galian yang dalamnya lebih dari 1 m, dan jaring-jaring pengamanan sesuai kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa agar menjaga tata tertib lapangan dan hanya orang-orang berkepentingan
dengan proyek saja yang diperbolehkan masuk lokasi pekerjaan.Semua hal kejadian
yang tidak diinginkan agar dilaporkan kepada.
4.1.9. Pembersihan
Penyedia Jasa wajib membersihkan lokasi proyek dari kotoran-kotoran yang disebabkan
oleh kegiatan pekerjaan dan semua kotoran harus dibuang keluar lokasi proyek sesuai
tempat yang ditunjuk oleh Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas
dan Tim Teknis dengan biaya Penyedia Jasa sendiri.

4.2. PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN


4.2.1. Lingkup Pekerjaan.
1) Tenaga kerja, Bahan dan Alat.
Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.

2) Galian Tanah Pondasi.


Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi Batu Kali maupun pondasi
setempat dan struktur lainnya yang terletak didalam atau diatas tanah, seperti
yang tercantum didalam gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan Penyedia
Jasa agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.

8
4.2.2. Syarat – syarat Pelaksanaan :
1. Level Galian.
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum didalam
gambar rencana. Penyedia Jasa harus mengetahui dengan pasti hubungan antara
level bangunan terhadap muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus
segera didiskusikan dengan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang
dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
2. Urugan Kembali.
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang
diisyaratkan pada bab pekerjaan urugan. Pekerjaan pengurugan kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
tertulis dari .
3. Pemadatan Dasar Galian.
Dasar galian harus rata/water pass dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-
bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.

4.3. PEKERJAAN URUGAN PASIR,SIRTU


4.3.1. Tenaga kerja, Bahan dan Alat.
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Alat
Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.

2. Lokasi Pekerjaan.
Pekerjaan ini dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah lapisan lantai kerja
dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan langsung dengan
tanah.

9
4.3.2. Persyaratan Bahan
1. Bahan Urugan Pasir.
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas dari lumpur, tanah lempung, dan organis. Bahan ini harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari .
2. Sirtu Yang digunakan harus terdiri dari butiran batu dan pasir yang keras tidak
lembek , bahan ini harus mendapatkan persetujuan tertulis dari .
3. Air Kerja.
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan
bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus
diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata
tidak memenui syarat, maka Kontraktror wajib mencari air kerja yang memenuhi
syarat.
4.3.3. Syarat – syarat Pelaksanaan :
1. Tebal Pasir Urug dan Sirtu
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka dibawah lantai kerja harus diberi
Lapisan pasir urug tebal 10 cm. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat
menerima beban yang bekerja.
2. Tebal Urugan sirtu disesuaikan dengan gambar kerja , pemadatan dilaksanakan
setiap 20 cm .
Cara Pemadatan..
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui . Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang
dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan
pada kondisi galian yang memadai agar dapat menghasikan kepadatan yang
baik. Kodisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan
selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembai jika keadaan tersebut diatas
tidak memenuhi.
3. Persetujuan.
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan tersebut
sudah mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.

10
PASAL 5
PEKERJAAN STRUKTUR

5.1. PEKERJAAN BETON BERTULANG

5.2.1. Lingkup Pekerjaan


a. Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan spesifikasi teknis.
b. Pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini adalah :
 Bahan, alat bantu, memasang, cetakan, pembesian, dan pemeliharaan.
 Perencanaan, Pelaksanaan dan Pembongkaran cetakan-cetakan beton.
 Penyelesaian dan pemeliharaan beton.
 Semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton termasuk
pengangkutan, penyimpanan bahan-bahan.
 Penyediaan alat bantu, seperti : Alat pengaduk semen (Beton Molen).
5.2.2. Syarat-syarat Umum
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi Beton, istilah teknik serta syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen
ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus
sesuai dengan standart dibawah ini:
 Standarat Industri Indonesia.
 Persyaratan Beton Struktural Bangunan Gedung Indonesia SNI-2847-2013.
 Peraturan Pembebanan Indonesia SNI-1727-2013.
 American Society For Testing & Material (ASTM).
c. Semua material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Pemberi Kerja,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis lapangan.
5.2.3. Syarat-syarat Bahan
a. Air.
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton
atau baja besi beton, dan harus memenuhi NI-2 PBI-1971. Bila dipandang perlu

11
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis
dapat meminta kepada Penyedia Jasa agar air yang dipakai adalah air BERSIH
yang resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa.
b. Semen :
 Digunakan semen Gresik atau Holcim yaitu Portland Cement jenis I
menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972)
yaitu Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu
zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
c. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971.
d. Kerikil :
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.
e. Besi Beton :
 Besi beton yang digunakan adalah besi beton polos dengan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2), ukuran dan jumlah
besi yang dipakai disesuaikan dengan gambar detail struktur.
 Penyedia Jasa harus dapat memberikan sertifikat dari pabrik besi beton yang
menyatakan bahwa kekuatan besi beton tersebut sesuai dengan spesifikasi.

12
 Besi beton dengan mutu meragukan harus diperiksa di lembaga pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui. Seluruh biaya untuk itu sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
 Daya lekat besi beton harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu
panjang.
 Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
batang dingin. Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar
dan harus diminta persetujuan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis terlebih dahulu. Jika Penyedia Jasa
tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan:
1. Harus ada persetujuan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis
2. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas penampang). Biaya tambahan
yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.
f. Cetakan dan Acuan :
 Begisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk nyata dan cukup dapat menampung beban sementara
sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.
 Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas
yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian
pekerjaan. Bahan begisting dapat berupa papan kayu klas III dengan
permuakan halus dan rata atau dengan menggunakan Multiplek tebal 12
mm.

13
 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pemberi
Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis
Lapangan. Pembongkaran Begisting harus hati-hati sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan
sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.
 Bekas cetakan yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan
sebelum dilaksanakan pengurukan tanah kembali.
 Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya.
Cetakan harus sesuai dengan betuk, ukuran dan batas-batas bidang dari
hasil beton yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus kaku untuk
mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dari
penyangga.
 Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada
lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan
diusahakan lurus dan rata dalam arah horizontal maupun vertikal, terutama
untuk permukaan beton yang tidak difinishing (exposse).
 Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress”
atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.
Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang
berat sendiri dan beban-beban diatasnya selama masa pelaksanaan.
 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pengawas,
atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
a. Bagian sisi samping kolom, balok dan dinding 3 hari.
b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari.
c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari.
d. Plat lantai, atap dan tangga 21 hari.
 Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada bagian
konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan
dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan. Cacat dan perubahan bentuk
yang tidak sesuai rencana, Pelaksana wajib memperbaiki sesegera
mungkin.

14
g. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan menggunakan campuran beton 1 Semen : 2 Pasir : 3
Koral dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
h. Peralatan Pekerjaan Beton
Minimal harus tersedia peralatan sebagai berikut :
 Beton Molen (concrete mixer)
i. Zat Additive
1. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan
yang berhubungan kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability
harus disetujui oleh Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis Lapangan.
2. Penggunaan zat additive dalam campuran beton menggunakan zat
additive yang ada dipasaran dengan biaya sendiri dari Penyedia Jasa.
3. Penyedia Jasa harus menunjukan standar, aturan, dan syarat yang berlaku
secara umum mengenai zat additive yang akan dipakai.
4. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive yang
dapat dibuktikan secara teknis sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
5.2.4. Macam Pekerjaan Beton meliputi :
a. Pekerjaan Pondasi (sesuai gambar)
5.2.5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pekerjaan Beton:
a. Pengerjaan Beton bertulang disesuaikan ukuran dan perletakannya dengan
gambar. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti Persyaratan Beton
Struktural Bangunan Gedung Indonesia SNI-2847-2013. Pembesian kolom beton
harus dilaksanakan sesuai gambar dengan penulangan yang ada dan apabila
digambar kurang jelas harap dikonsultasikan terlebih dahulu pada pengawas.
b. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pembuatan campuran adukan beton sesuai
dengan mutu beton yang diinginkan, mengangkut adukan, membuat cetakan/
begesting/acuan, mengecor merawat beton, membongkar cetakan setelah waktu
yang ditentukan dan memelihara beton sampai dengan proses pengerasan sehingga
beton mencapai spesifikasi yang ditentukan.

15
c. Sebelum adukan beton dituangkan/dicor, kayu-kayu begisting harus bersih dari
kotoran-kotoran, minyak, benda-benda terlebih dahulu secepatnya.
d. Pengadukan beton baru dilakukan dengan mesin pengaduk beton (beton molen)
selama sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua agregat dimasukkan dalam drum
pengaduk.
e. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti
atau tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan dari Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian utama dari
pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis secara tertulis untuk mendapatkan
persetujuannya, sehingga setiap pekerjaan pengecoran beton harus dapat ijin tertulis
dan mendapat pengawasan dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis.
5.2.6. Perawatan Beton
a. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus
dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah penuangan,
kecuali bila dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana disebut dalam pasal
5.11.3. Tata Cara Perancangan dan Peklaksanaan Konstruksi Beton 1989.
b. Jika digunakan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut dipertahankan
didalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika dilakukan perawatan
yang dipercepat.
5.2. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

5.2.1. Lingkup Pekerjaan

1. Menyediakan tenaga kerja , bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
persiapan pelaksanakan pekerjaan dan selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi
agar pekerjaan konstruksi menjadi berhasil yang baik dan sempurna.

2. Pekerjaan penutup atap ini meliputi penutup atap metal, roof insulation, penutup
fascia termasuk klip, sektup, baut, mur, ring/washer, flashing dan material lainnya
sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar atau sesuai petunjuk perencana.

16
5.2.2. Persyaratan Bahan

1. Atap

Produk penutup atap metal berpasir menggunakan bahan plat baja zincalume
bergelombang motif genteng dengan lapisan paduan zink dan aluminium plus lapisan
warna (colorbond) bilamana diminta dalam gambar ex. Utomo Deck atau setara yang
disetujui Direksi Pengawas. Ketebalan plat min. 0.35 mm tct dan warna yang dipakai
akan ditentukan kemudian.

2. Fascia

Produk lisplang/fascia menggunakan bahan plat baja gelombang dengan lapisan


paduan zink dan aluminium plus lapisan warna (colorbond) bilamana diminta dalam
gambar ex. Benteng Mas Abadi/Jaindo/Kepuh atara setara yang disetujui Direksi
Pengawas. Ketebalan plat min. 0.35 mm tct dan warna yang dipakai akan ditentukan
kemudian.

3. Flashing & Caping

Flashing dan capping harus sesuai dan cocok untuk atap atau fascia yang berkaitan
dan merupakan produk dari produsen atap atau fascia yang dipakai.

5.2.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1. Persiapan

Sebelum pemasangan harap diperiksa kondisi site/lapangan. Semua rangka


atap/fascia harus dalam keadaan selesai pengecatan dan baik pemasangannya (rata
permukaan, kelurusan ataupun kesikuannya).

2. Pemasangan

- Proses pemasangan harus mengikuti prosedur/petunjuk yang telah ditetapkan


oleh pihak produsen (manufacturer instruction).

- Bahan penutup atap/fascia yang dipasang adalah yang terseleksi dengan baik,
bebas dari lubang-lubang, lurus tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung
atau cacat-cata lainnya dan telah mendapat persetujuan dari perencana/direksi
lapangan.

17
- Bahan atap dan fascia dipasang sedemikian rupa sehingga melekat dengan kuat
dan baik pada rangkannya.

- Pemotongan unit-unit bahan dilakukan dengan baik dan rapih dengan alat
pemotong khusus yang memang digunakan untuk keperluan ini.

- Setelah selesai terpasang, bidang permukaan sempurna kelandaiannya, tidak ada


bagian yang melendut ataupun mengembung.

PASAL 6
PEKERJAAN ARSITEKTUR

6.1. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


6.1.1. Bahan :
a. Semen Portland / pc.
Semen untuk pekerjaan batu belah, batu bata, dinding dan plesteran sama dengan
yang digunakan untuk pekerjaan beton, yaitu kualitasnya sama dan dari produk
yang sama pula.
b. Pasir.
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras.
Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %. Pasir
harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 atau NI-3.
c. Batu bata ( batu merah ).
 Batu merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang
sisinya harus datar / rata, tidak menunjukan retak-retak, pembakarannya harus
merata dan matang. batu merah tersebut ukurannya harus sama, keluaran dari
satu tempat pembakaran dan memenuhi persyaratan NI - 10 dan PUBB 1970.
 Pekerjaan pasangan dinding batu merah harus menggunakan bata kwalitas baik
dengan persetujuan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas
dan Tim Teknis, dilaksanakan sesuai gambar rencana dengan spesi 1 Pc : 5 Psr
dan diplester dengan campuran 1 Pc : 5 Psr.

18
 Sebelum dipasang semua bata harus direndam/disiram air hingga jenuh
selanjutnya batu bata harus basah/disiram bila akan dipasang.
 Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran dengan perekat 1 Pc : 3 Psr
meliputi bagian-bagian:
1. Pasangan bata dari permukaan balok sloof sampai 20 cm diatas lantai.
2. Pasangan bata yang langsung menempel pada kusen ataupun beton.
3. Semua pasangan bata yang langsung berhubungan dengan air.
4. Permukaan beton/exposed sudut tembok (Benangan) dan pinggiran
tembok digunakan spesi 1 Pc : 2 pasir.
 Pasangan harus terjamin terpasang dengan tegak lurus, dengan batas
ketinggian untuk tiap kali pemasangan maksimal 1.00 M.
6.1.2. Macam-macam adukan :
a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam
perbandingan campuran seperti tersebut dibawah ini :
No Perbandingan Penggunaan
1 1 pc : 3 psr 1. Pasangan trasram yang kedap air diatas
sloof s/d 20 cm diatas nol lantai (sesuai
dengan gambar).
2. Plesteran dinding batu bata point 1 juga
plesteran penutup pekerjaan beton pada
daerah kedap air.
2 1 pc : 5 Psr 1. Pasangan tembok tidak kedap air

6.1.3. Syarat-syarat pelaksanaan :


6.1.3.1. Pemasangan batu bata :
 Batu bata yang akan dipasang harus direndam kedalam air hingga jenuh dan
sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya
tidak boleh bareh (sambungan batu bata dalam satu garis lurus dengan
sambungan diatasnya), dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10 %.
Pemasangan dalam 1 hari tidak melebihi dari 1 meter tingginya.
 Untuk pasangan setengah batu yang luasnya lebih dari 12 m2 harus diberi
kerangka penguat dari beton bertulang dengan pembesian tulang utama 4 Ø

19
12 mm dan beugel Ø 8 - 15 cm. Pemasangan batu bata tidak boleh diterobos
perancah.
 Kecuali disebut lain pada gambar rencana,maka seluruh pasangan batu bata
dipasang dengan perekat dengan campuran 1 pc : 5 ps
6.1.3.2. Plesteran dinding dan sponeng / plesteran sudut :
 Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan sebelum
pemasangan disiram dengan air dan dibuat kepala plesteran ( klabangan )
dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan. Tebal paling
sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak
boleh langsung difinis / diondrong / diselesaikan. Penyelesaian plesteran
menggunakan pasta semen yang sejenis dengan melaksanakan acian yang
halus dan rata.
 Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang sejenis.
 Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak
terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat dan
campuran yang dipergunakan harus sesuai dengan daftar.
 Semua pekerjaan plesteran harus rata dan halus dan merupakan bidang yang
tegak lurus dan siku (90°) tidak terjadi retak-retak, jika terjadi retak Penyedia
Jasa harus segera memperbaikinya.
 Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh pekerjaan tembok baik
yang tampak langsung maupun tidak langsung antara lain pasangan tembok
diatas langit-langit, tembok gevel bagian dalam dan lain sebagainya.
 Kecuali disebut lain pada gambar rencana, maka seluruh plesteran
menggunakan campuran 1 pc : 5 Ps.
6.2. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
6.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya, peralatan, dan
alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.

6.2.2. Bahan ubin / Lantai

20
a. Lantai menggunakan Granite Tile 60x60 Polished, 60x60 Unpolished ex. Roman
atau setara warna polos atau motif sesuai gambar.
b. Granit-granit tersebut diatas sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis dan
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
c. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus seragam, warna tidak
seragam akan ditolak.
6.2.3. Cara pemasangan :
a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, Penyedia Jasa harus mengadakan persiapan
yang baik, terutama pemadatan pasir urug ( dibawah lantai ).
b. Sebelum memasang granit permukaan beton harus dibersihkan dari segala kotoran,
khususnya bahan bangunan.
c. Celah antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar) harus
sama ukurannya dengan ukuran lebar serat maksimum 3 mm, kedalaman 2 mm atau
sesuai detail gambar/ sesuai petunjuk dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknisdan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
d. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai ketentuan dalam persyaratan bahan
dengan warna, bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang terpasang.
e. Keramik yang dipasang harus dalam keadaaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
bernoda.
f. Pemotongan unit-unit keramik baru menggunakan alat pemotong khusus (mesin
elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
g. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam kotoran yang
terdapat pada permukaan hingga betul-betul bersih.

6.3. PEKERJAAN PENGECATAN


6.3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya, peralatan, dan alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.
6.3.2. Pekerjaan Cat meliputi antara lain :

21
a. Pekerjaan Mengecat dengan cat tembok pada plafond dalam gedung, menggunakan
cat tembok DULUX ICI atau VINILEX Nippon Paint/CATYLAC yang mendapatkan
persetujuan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis/Pengawas dan warna ditentukan kemudian.
b. Pekerjaan Mengecat dengan cat tembok pada plafond dalam gedung, menggunakan
cat tembok DULUX ICI atau VINILEX Nippon Paint/CATYLAC yang mendapatkan
persetujuan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis/Pengawas dan warna ditentukan kemudian.
c. Warna semua jenis cat dan bahan huruf akan ditentukan kemudian oleh Pihak
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
6.3.3. Bila hasil pengecatan tidak baik kualitasnya maka Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis berhak meminta pekerjaan cat diulang sampai
mendapatkan kualitas yang baik.

PASAL 7

22
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

7.1. PEKERJAAN INSTALASI KELISTRIKAN


7.1.1. Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera dalam spesifikasi
ini, namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang
tertera di dalam gambar – gambar perencanaan dan dokumen tambahan seperti yang tertera
di dalam berita acara Aanwijzing.
1. Melaksanakan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam bangunan.
2. Menyediakan dan memasang semua armature lampu penerangan dalam dan luar
bangunan.
3. Membuat gambar kerja dan menyerahkan As Built drawing
4. Melakukan pengetesan dan training
5. Melaksanakan mengurus surat jaminan Instalasi sesuai aturan yang berlaku
7.1.2. Standar yang Dipakai
Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah, meliputi pekerjaan secara lengkap dan
sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai pemasangan, penyimpanan, transportasi,
pengujian, pemeliharaan dan jaminan.
1. Dalam melaksanakan instalasi ini, kontraktor harus mengikuti semua persyaratan
yang ada seperti :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000
b. VDE, ISO, LPENGAWAS, SNI, dan peraturan lain yang terkait dengan
pekerjaan instalasi listrik
2. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang ada seperti :
a. Persyaratan Umum.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar Rencana.
d. Bill of item
e. Berita Acara Aanwijzing.
3. Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara.
4. Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk :

23
a. Penerangan dalam dan luar bangunan.
b. Dan peralatan lainya yang memerlukan daya listrik
5. Persyaratan Kontraktor Listrik.
Kontraktor pelaksana harus mempunyai SIKA-PLN golongan D yang masih
berlaku.
6. Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan system 3 core dimana
core yang ketiga merupakan jaringan pertanahan disatukan ke panel listrik.
Sedangkan instalasi dari panel pembagi menggunakan 4 core kabel.
7. Semua panel listik harus diberi pertanahan dengan kawat BC (Ukuran sesuai
gambar perencana)
8. Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung
anti karat.
9. Sistem tegangan 220 V / 380 V, 3 phase, 50 Hz, instalasi penerangan dan stop
kontak 220 V – 1 phase – 50 Hz.
7.1.3. Persyaratan Bahan
7.2.5.1. Persyaratan Umum Bahan Dan Peralatan
Syarat-syarat dasar / umum bahan dan peralatan adalah sebagai berikut :
Apabila ternyata kapasitas dari komponen, material atau peralatan, yang disyaratkan dalam
RKS ini sudah tidak ada dipasaran , maka Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih
besar , dengan merk yang sama dari yang diminta dengan syarat :
1. Mengajukan persetujuan kepada Pemberi Tugas.
2. Tidak menyebabkan system menjadi lebih sulit.
3. Tidak menyebabkan penambahan bahan.
4. Tidak menyebabkan penambahan ruang.
5. Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
6. Tidak menurunkan kualitas pekerjaan.

7.2.5.2. Panel - Panel


Berfungsi untuk menerima daya listrik dari KWH meter PLN dan Generator set dengan
system Interlock. Main Breaker dan Branch Breaker menggunakan MCCB dan sebagai
pengaman sesuai dengan gambar rencana.

24
a. Umum.
 Tegangan kerja : 220 volt / 380 volt – 1 phase – 50 Hz.
 Interupting capacity untuk main breaker 50 kA
 Jenis panel indoor di tanam di dinding lengkap dengan pintu.
 Lalu lintas feeder :
 menggunakan kabel tanah tpye NYFGBY
 dalam gedung menggunakan kabel NYY
 Gambar detail harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui Direksi
Pengawas sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan.
b. Pemutusan Daya
 Rated breaking capacity pada 220 V / 380 V – 1 fase / 3 fase – AC tidak
kurang dari 50 kA.
 Release harus mengandung :
 Thermal overload release.
 Magnetic short circuit release ( mempunyai setting range ).
c. Rumah panel dan Busbar.
 Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan
penempatan yang cukup secara elektris dan fisik.
 Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan
dengan mudah.
 Rumah panel type wall mounted tebal plat tidak kurang dari 1.2 mm.
 Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan
pembersihan sejenis “ Phospatizing treatment “ atau sejenisnya. Bagian
dalam dan luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat.
Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar power coating .
 Ruang dalam panel harus cukup luas ,untuk memudahkan kerja, dan
dilengkapi ventilasi bagian sisi panel .
 Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam
dan digrafir sesuai kebutuhan.
 Semua pengkabelan di dalam panel harus rapih terdiri atas kabel-kabel
berwarna, mudah diusut dan memudahkan dalam pemeliharaan.
 Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL. Bahan
dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang
pada pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk
menahan tekanan dan mekanis pada level hubung singkat.
 Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal
kabel atau busbar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar.
Busbar harus di cat secara standart untuk membedakan fasa-fasanya.

25
 Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai
penampang yang cukup dengan rating arus tidak kurang dari 125% dari
rating Breaker.
 Pada sambungan- sambungan busbar harus diberi bahan pelindung
(Tinned).
 Ujung kabel harus memakai sepatu kabel, dan sarung kabel berwarna
sesuai standard.
d. Instrument dan peralatan penunjuk lainnya.
 Instrument dan peralatan penunjuk ( Ampere, Volt ) menggunakan type
analog
 pilot lamp, tipe LED
7.1.4. Spesifikasi Bahan dan Peralatan
1. Kabel Listrik
a. Kabel Instalasi Penerangan dan Outlet.
- Kelas tegangan 1000 volt dan 600 / 1000 volt.
- Inti penghantar tembaga.
- Isolasi PVC, sheated dan lain-lain.
- Jenis kabel : NYM dan lain-lain sesuai gambar rencana.
- Merek kabel Superme, Metal, Kabelindo.

b. Kabel Grounding
- Inti tembaga jenis kabel BC.
2. Pipa dan Fitting
a. Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan exhaus fan
dilaksanakan dalam pipa dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC untuk
dalam bangunan, kecuali untuk feeder dalam trench
b. Sparing menggunakan pipa PVC yang ukurannya 2 tingkat di atas diameter
kabel instalasi.
c. Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa flexible
jenis PVC.
d. Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, penyambungan,
harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbouw, T-doos,
croos-doos dan diberi warna untuk memudahkan maintenance.

26
e. Pemasangan Instalasi Listrik tidak dibenarkan bersamaan dengan pemasangan
sparing kabel.
f. Semua sambungan menggunakan terminal.
3. Alat Bantu instalasi
a. Bak control dan tutupnya dari beton bertulang untuk pertanahan.
b. Pasir urug, sirtu dan tanah urug.
c. Pondasi beton cor untuk tiang lampu halaman / taman.
4. Saklar dan stop kontak
a. Mekanisme saklar dengan rating 10 A – 250 volt dengan warna dasar putih, jenis
pasangan recessmounted atau surfacemounted. Dalam suplai sakelar harus
lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal.
b. Stop kontak standard dengan ratting 10 A – 250 volt. 2 kutub ditambah 1 untuk
pentanahan. Stop kontak tenaga dengan rating 16 A – 380 volt. 3 atau 4 kutub
ditambah 1 untuk pentanahan. Dalam suplai stop kontak harus lengkap dengan
box tempat dudukannya dari bahan metal jenis pasangan recessmounted atau
surfacemounted.

5. Armature Lampu
a. Balk lamp TL .
- Bahan kotak reflektor lampu dari kaca aluminium anodisez.
- House dari coled rolled steal coil/sheets
- Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar.
- Ballast 36 Watt, 220 V, 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih besar 1
Watt atau low-loss ballast.
- Fitting dan starter.
- Capasitor factor kerja minimal 0.9.
- Tabung TL 36 Watt diameter 25 mm.
- Terminal Grounding pada badan.
- Baut expose dengan kepala khusus.
- Wirring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.

27
- Tiap tube dengan trafo (ballast) dan capasitor sendiri-sendiri.
b. GMS
- Bahan reflektor dan komponen sama denga point (a)
c. Down Light RD150 E27
- Bahan kotak lampu aluminium, sedangkan reflector menggunakan mirror
reflector.
- Diameter 154 mm.
- Terminal Grounding pada badan.
- Baut expose dengan kepala khusus.
- Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
7.1.5. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Persyaratan Instalasi dan Peralatan
a. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat
Surat Perintah Kerja ( SPK ). Dan bisa mengajukan usul-usul kepada Konsultan
PENGAWAS, apa yang perlu diatur kembali agar semua instalasi maupun
peralatan dapat ditempatkan dan bekerja sempurna.
- Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah
pengukuran, meneliti peil – peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.
- Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan data-data
kepada Konsultan PENGAWAS.
- Membuat photo dokumentasi pada prestasi phisik 0%- 25% - 50% - 75% dan
100 %.
b. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan
dan detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan
dari Konsultan PENGAWAS.
c. Kontraktor harus selalu kordinasi dengan kontraktor lain, sehingga pemasangan
instalasi dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi chrosing.
d. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau
dipasang harus mendapat persetujuan dari Konsultan PENGAWAS.
2. Pemasangan Instalasi dan Peralatan.
a. Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam plat beton
pelindung pipa lengkap fitting-fitting.

28
b. Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai berikut :
1) Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi di klem ke plat beton atau di klem
dengan pelindung conduit.
2) Untuk jalur kabel lebih dari 5 jalur instalasi harus lewat kabel tray tanpa
conduit.
c. Untuk saklar dan stop kontak, instalasi terpasang recessedmounted ke kolom
atau tembok. Sakelar terpasang 150 cm di atas lantai kecuali untuk peralatan
tertentu.Untuk stop kontak 30 cm di atas lantai
d. Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft riser
setiap jarak 150 cm.
e. Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :
- Feeder dan instalasi lampu penerangan luar terpasang minimal 60 cm di
bawah permukaan tanah.
- Sedangkan untuk feeder yang melintas jalan terpasang 80 cm dibawah
permukaan tanah dengan menggunakan pelindung pipa galvanis.
f. Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung terminal 3 M
kemudian doos tersebut ditutup.

g. Akhir dari instalasi exhaust fan berupa saklar.


h. Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke dalam
besi beton. Dapat juga dilakukan dengan tembakan ramset atau fischerplug.
i. Rack riser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung dimur baut ke
angkur.
j. Setiap belokan kabel terutama fedder yang besar harus diperhatikan radiusnya,
minimal R = 30 D dimana D adalah diameter kabel.
k. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan di tengah
jalan kecuali pada tempat penyambungan.
l. Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.
m. Armature lampu
- Balk oval TK-terpasang rata pada plat duck.
- Down light terpasang rata plafond dengan di sekrup atau mur baut
pada 2 tempat.

29
- GMS terpasang rata dengan penggantung 2 tempatpada plat duck.
3. Gali Urug
a. Kontraktor listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang sesuai
dengan spesifikasi yang diminta.
b. Bilamana ada Crossing/tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus
dibuat gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan
mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana / Konsultan PENGAWAS.
c. Kesalahan yang timbul karena kelalaian pelaksanaan menjadi tanggung
jawab kontraktor.
d. Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan sirtu
sampai padat.
e. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain harus
diperbaiki kembali oleh kontraktor listrik.
4. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan listrik harus diberi pentanahan. System pentanahan baik
peralatan electronik, motor pompa, panel litrik, Genset dan sebagainya minimal 2
ohm
7.1.6. Pengujian Pekerjaan
1. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh hasil
yang akurat, Bila diperlukan peralatan dapat diminta oleh Konsultan PENGAWAS
untuk diuji ke Laboratorium.
2. Tahap – tahap pengujian adalah sebagai berikut :
a. Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji system
kerjanya sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
b. Semua kabel instalasi sebelum terbebani harus diuji dengan Marger.
c. Semua penerangan lampu dalam ruang harus diuji dengan lux meter.
d. Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dan tidak terjadi kesalahan
sambung
e. Pengujian dilakukan bersama Konsultan PENGAWAS dan dibuat berita acara
hasil test.

30
7.1.7. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan
1. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :
a. Menyerahkan as built drawing pekerjaan listrik .
b. Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.( Akli, Konsuil)
c. Menyerahkan Brossure, operation dan maintenance manual.
d. Menyerahkan hasil pengetesan.
2. Setelah menyerahkan tahap I, Kontraktor wajib melaksanakan masa pemeliharaan
secara Cuma-Cuma selama jangka waktu sesuai yang ditentukan pada persyaratan
umum, bahwa seluruh instalasi dan peralatan tetap dalam keadaan baik dan bekerja
sempurna. Kerusakan karena kesalahan pemasangan atau peralatan harus diperbaiki
dan bila perlu diganti baru.
3. Setelah menyelesaikan tahap I, Kontraktor wajib melakukan masa jaminan selama
12 bulan atas semua peralatan yang dipasangnya tetap bekerja sempurna.
4. Setelah menyerahkan tahap I, Kontraktor wajib melatih dan membantu
mengoperasikan instalasi dan peralatan yang terpasang

PASAL 8
P E N U T U P

1. Segala sesuatu pekerjaan apabila terdapat perbedaan antara Gambar dan RKS maka RKS
sebagai pedoman atau dikonsultasikan kepada Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
2. Bila dalam RKS ini tidak disebutkan suatu perkataan atau kalimat dan merupakan bagian
yang harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa maka Penyedia Jasa wajib untuk mengerjakan.
3. Hal – hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
Pemimpin Proyek, bila mana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

31
DAFTAR SIMAK
SPESIFIKASI TEKNIS

Nama Pekerjaan : Pemeliharaan Interior Gedung dan Bangunan


Lokasi : Kanwil Kemenag Kanwil Provinsi Jawa Timur,
Jl. Raya Bandara Juanda No.16 Surabaya

No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan


1. PEKERJAAN UMUM
Semen Semen / Portland
Ex. Gresik, Holcim
Cement ( PC )
Semen Instan (Mortar) Ex. MU, Prime Mortar, Bostik
Pasir Ex. Lumajang, Kediri,
Pasir Pasangan
Pasuruan
Sirtu Tanah Urugan Ex. Gempol, Porong

32
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan
Bekisting Multipleks 12mm lapis
film
Rangka kayu meranti
PEKERJAAN
2.
STRUKTUR
2.1 Pekerjaan Struktur
Pekerjaan beton
Beton site mix Campuran 1 PC : 2 Psr :
3 Kr
Ex. Krakatau Steel, Hanil Jaya
Besi beton yang
Besi beton Steel, Master Steel, Bhirawa,
berstandart SNI
Jatim.
Atap Metal Roof Ex. Sakura Roof atau Setara
2.3 Pekerjaan penutup atap Berpasir rangka atap
Hollow 4x4
PEKERJAAN
3.
ARSITEKTUR
3.1 Pekerjaan pasangan
dinding
Bata merah Ex.lokal

3.2 Pekerjaan plesteran dan


acian semen
Semen / Portland
Ex.Semen Gresik, Holcim
Cement ( PC )
Ex. Lumajang, Kediri,
Pasir Pasangan
Pasuruan
3.3 Pekerjaan pengecatan
Cat plafond interior Ex. Dulux, Catylac, Vinilex

PEKERJAAN
4
ELEKTRIKAL

4.1 Pekerjaan instalasi listrik


Kabel NYY, NYM, Supreme, Kabelindo, Kabel
NYFGBY Metal, Voksel

Conduit, Tee Doos,


Hight Impact Clipsal, EGA, Elpro
Cross Doos, dll
4.2 Pekerjaan tata cahaya
Rumah Lampu Plat 0,6 mm Zinc Ex Philips, SAKA, Artolite
Coated White paint

33
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan
Down Light LED Standart IP20 komplit
Ex Philips, SAKA, Artolite
12 watt dg IEC 598
Lampu LED, TL Ex Philips, Osram
Saklar Dan Stop
Multi color Clipsal , Panasonic
Kontak+penutup
Kabel NYY, NYM, Supreme, Kabelindo, Kabel
NYFGBY Metal, Voksel

34

Anda mungkin juga menyukai