Anda di halaman 1dari 14

Fall

08
A. RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)

PEMBANGUNAN POS JAGA IFK

SYARAT-SYARAT U M U M

1. PERATURAN TEKNIS UMUM


Untuk melaksanakan pekerjaan ini digunakan peraturan-peraturan dan ketentuan-
ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI/SK SNI) tahun 1991 termasuk segala
perubahan-perubahannya hingga kini.

2. PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN


1. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mempelajari dengan
seksama gambar kerja dan RKS Pelaksanaan beserta Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.
2. Kontraktor diwajibkan mengukur ulang dan mengechek seluruh besaran yang ada.
kemudian mencocokan hasil pengukuran dengan gambar kerja dan hasilnya
dikoordinasikan dengan Konsultan Perencana.
3. Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Perencana setiap ada
perbedaan ukuran diantara gambar-gambar. perbedaan antara gambar kerja dan
RKS untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali bagi kontraktor
memperbaiki sendiri perbedaan tersebut diatas. Akibat-akibat dan kelalaian
kontraktor dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
4. Daerah area kerja akan diserahkan kepada Kontraktor (selama pelaksanaan) dalam
keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa Kontraktor
mengetahui benar-benar mengenai
1) Letak bagian/area bangunan yang akan dibangun.
2) Batas-batas serta lingkup mau pun keadaannya pada waktu itu.
3) Keadaan kontur lapangan.
5. Kontraktor wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga selesai dan Iengkap yaitu
membuat, memasang serta memesan maupun menyediakan bahan-bahan
bangunan alat-alat kerja dan pengangkutan, membayar upah kerja dan lain-lain
yang bersangkutan dengan pelaksanaan.
6. Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar-gambar
dan RKS ditempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh Pemilik atau
Konsultan Perencana.
7. Atas perintah Konsultan Perencana kepada Kontraktor dapat dimintakan membuat
gambar-gambar penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus. Semuanya atas
beban Kontraktor. Gambar tersebut setelah disetujui oleh Konsultan Perencana.
secara tertulis akhirnya menjadi gambar perlengkap dan gambar-gambar
pelaksanaan.
8. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang
dilaksanakan. Kontraktor diwajibkan berhubungan dengan Konsultan Pengawas
untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain untuk mendapatkan pengesahan
/persetujuannya.
9. Setiap usul perubahan dan Kontraktor ataupun persetujuan pengesahan dan
Konsultan Perencana dianggap berlaku sah serta mengikat jika dilakukan secara
tertulis.
10. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek ini
harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu. ukuran dan lain-lain yang
sesuaikan standard/peraturan-peraturan yang dipergunakan didalam RKS ini.
Semua bahan-bahan tersebut diatas harus mendapatkan pengesahan/persetujuan
dan Konsultan Pengawas sebelum akan dimulai pelaksanaannya.
11. Pengawasanan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/perapihan,
harus dilakukan oleh tenaga-tenaga dan pihak Kontraktor yang benar-benar ahli.
12. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan
harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
13. Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi
syarat-syarat teknis, dan dapat dipertanggung jawabkan.

3. PEIL DAN PENGUKURAN


1. Kontraktor wajib memberitahukan kepada Konsultan Pengawas
bagian pekerjaan yang akan dimulai. untuk dicek terlebih dahulu ketentuan peil-peil
dan ukuran-ukurannya.
2. Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran
satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas setiap terdapat selisih/perbedaan-perbedaan ukuran. untuk
diberikan keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan
sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja.
4. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi
bagian-bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut
mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak
akan ditolerir dan Konsultan Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan dan
mengganti dengan yang baru atas biaya Kontraktor.
5. Alat ukur yang dipakai minimal ada!ah waterpas dan theodolit
yang sesuai dan sudah dikalibrasi untuk mendapatkan ukuran yang dapat
dipertanggung jawabkan.

4. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN


1. Selama berlangsungnya pembangunan pelaksanaan fisik proyek ini. kebersihan
halaman dan Iingkungan terutama jalan-jalan disekitar proyek, kantor, gudang, los
kerja dan bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib,
bebas dari bahan bekas, puing, tumpukan tanah dan lain-lain. Khusus kebersihan
Iingkungan terutama jalan-jalan disekitar proyek, yang harus dibersihkan adalah
adanya kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan proyek ini.
Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan Pemberi Tugas memberi perintah
penghentian seluruh pekerjaan. Akibat dari hal ini seluruhnya menjadi tanggungan
Kontraktor.
2. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di
halaman bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran
dan keamanan pekerjaan/umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan
dan penelitian bahan-bahan oleh Konsultan Pengawas maupun oleh Pemilik
Proyek.
3. Kontraktor wajib membuat urinoir dan WC untuk Pekerja berikut instalasi air bersih
dan air kotor.
4. Tidak diperkenankan:
a) Pekerja menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan izin Pemberi Tugas.
b) Memasak ditempat bekerja kecuali izin Pemberi Tugas.
c) Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan
sebagainya ke tempat pekerjaan.
d) Keluar masuk dengan bebas.
5. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh Pemberi Tugas pada
waktu pelaksanaan.
5. ALAT-ALAT KERJA DAN ALAT-ALAT PEMBANTU
1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien, misalnya beton molen,
katrol, steger, mesin-mesin dan alat-alat lain yang diperlukan.
2. Bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor diwajibkan segera menyingkirkan alat-alat
tersebut, pada butir 1 Pasal ini, serta memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya
dan membersihkan bekas-bekasnya.
3. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksud pada
butir 1 Pasal ini. Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat
bekerja pada kondisi apapun, seperti tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hujan
dan lain-lain.

6. JALAN MASUK DAN JALAN KELUAR


1. Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak
Kontraktor dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek tersebut.
2. Kontraktor diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu
penyelesaian, dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkannya dan
menjadi beban Kontraktor.

7. PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAIN DISEKITARNYA


1. Selama masa pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang
ada. utilitas, jalan, saluran dan lain-lain yang ada dilapangan pekerjaan dan
Iingkungan selama hal tersebut diatas tidak termasuk didalam pekerjaan.
2. Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi
atas perlengkapan umum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh operasi Kontraktor. Segala biaya untuk pemasangan kembali
beserta perbaikanperbaikannya adalah menjadi beban Kontraktor.

8. KECELAKAAN DAN KESEHATAN


1. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban
Kontraktor.
2. Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak PPPK terisi menurut kebutuhan, lengkap
dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam soal-soal mengenai pertolongan
pertama.
3. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala
pembiayaannya menjadi beban Kontraktor.
4. Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis multi
purpose 3 kg isi dry powder sebanyak 2 (dua) buah, pasir dalam bak kayu, galah-
galah dan lain sebagainya.
5. Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
6. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka kontraktor harus mengikuti semua
ketentuan umum Iainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan Instansi Pemerintah CQ
Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya termasuk semua
perubahan-perubahannya yang hingga kini tetap berlaku.

9. PENGAMANAN
1. Kontraktor wajib membuat pagar proyek berupa seng gelombang tinggi 2 (dua)
meter dengan rangka kayu.
2. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya
ialah mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecerobohan yang disengaja
ataupun tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru/salah.
c. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
3. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk
diusut dan selesaikan persoalannya lebih lanjut.
4. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas Kontraktor harus mengadakan
pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara
dan sebagainya.
5. Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti helm, penggantung dan
lain-lain yang dianggap perlu.
6. Kontraktor harus menyediakan jaring-jaring pengaman dalam pelaksanaannya, agar
supaya keselamatan lingkungan dapat terjamin dengan baik.

10. PENGAWASAN
1. Setiap saat Konsultan Pengawas harus dapat dengan mudah mengawasi,
memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong
harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
2. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dan pengawasan
Konsultan Pengawas menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut jika
diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya.
3. Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja normal sehingga
diperlukan pengawasan oleh Konsultan Pengawas, maka segala biaya untuk itu
menjadi beban Kontraktor. Permohonan oleh Kontraktor untuk mengadakan
pemeriksaan tersebut harus dengan surat disampaikan kepada Pengawas Proyek
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
4. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan petugas-petugas
Konsultan Pengawas adalah terbatas pada soal-soal yang jelas
tercantum/dimasukan didalam gambar - gambar dan RKS dan risalah penjelasan.
Penyimpangan dan padanya haruslah seizin Pemilik Proyek.

11. PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG


1. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dan suatu bahan dan
barang, maka ini dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas bahan
dan barang yang digunakan.
2. Setiap barang dan bahan yang ada digunakan harus disampaikan kepada
Konsultan Pengawas oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan Pemilik
Proyek. Waktu penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya dimulai.
3. Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik serta pembuatan dan suatu bahan dan
barang harus berdasarkan petunjuk dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah
penjelasan selanjutnya usulan tersebut diteruskan untuk mendapatkan persetujuan
dari Pemilik Proyek.
4. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan
atas biaya Kontraktor setelah disetujui oleh Pemilik Proyek atau Konsultan
Pengawas. Maka bahan dan barang tersebut seperti diatas yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
5. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Konsultan Pengawas untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai
dengan contoh baik kualitas maupun sifatnya.
6. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor harus sudah memasukan sejauh
keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat
jumlah tersebut. Kontraktor tetap bertangung jawab pula atas biaya pengajuan
bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah Pemilik Proyek atau
Konsultan Pengawas.
12. RENCANA KERJA & SYARAT SERTA GAMBAR KERJA
1. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada RKS
ini.
2. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan RKS.
Kontraktor diwajibkan mengajukan pertanyaan tertulis kepada Konsultan Pengawas
dan Kontraktor diwajibkan pula mentaati dan mengikuti keputusan Pengawas
Proyek yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
3. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang
berlaku, dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala
dan gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus diambil dari pekerjaan yang sudah
selesai.
4. Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dalam gambar atau diperlukan
gambar tambahan/gambar detail untuk membesarkan gambar-gambar, atau untuk
memungkinkan Kontraktor melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan ketentuan, maka Kontraktor harus dapat membuat gambar tersebut dan
dibuat 3 (tiga) rangkap gambar atas biaya Kontraktor.
5. Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-gambar. RKS atau
Dokumen Kontrak Iainnya, yang berlainan dan atau penjelasan-penjelasannya
bertentangan maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap
yang lain, tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau hal yang menyangkut
kelainan harus diinformasikan kepada Konsultan Perencana/Pengawas untuk
mendapatkan keputusannya.
6. RKS. Daftar Volume Pekerjaan (BQ). gambar serta Berita Acara penjelasan
Pekerjaan adalah bagian yang saling melengkapi satu sama lain dan sesuatu yang
termuat di dalamnya bersifat mengikat.

13. PENJELASAN PERBEDAAN DOKUMEN


1. Bila ada perbedaan ukuran dan atau penjelasan-penjelasan atau tidak sesuai
antara gambar yang berlainan bidang/jenisnya, maka pekerjaan tidak boleh
dilaksanakan dan harus diinformasikan kepada Konsultan Perencana/Pengawas
untuk mendapatkan kepastian mengenai gambar yang dipergunakan.
2. Jika suatu pekerjaan tidak terdapat dalam ketentuan uraian rencana kerja dan
syarat-syarat tetapi terdapat dalam gambar kerja, maka yang terakhir tersebut
berlaku penuh. Sedangkan bila terjadi perbedaan ukuran dan material antara
gambar kerja dan gambar kerja yang Iebih detail, maka yang dgunakan sebagai
patokan adalah pada gambar detail. Apabila dalam pelaksanaan ketentuan tersebut
diatas masih terdapat keragu-raguan, maka akan ditetapkan berdasarkan nilai
teknis yang lebih tinggi.

14. GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)


1. Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan guna pelaksanaan di lapangan
yang harus dibuat berdasarkan gambar-gambar kerja dan disampaikan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2. Pekerjaan Kontraktor belum dapat dimulai sebelum gambar pelaksanaan disetujui
Konsultan Pengawas
3. Konsultan Pengawas harus mempunyai waktu yang cukup untuk meneliti gambar
pelaksanaan yang diusulkan oleh Kontraktor.
4. Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan berarti menghilangkan tanggung
jawab pihak Kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Kelambatan atas proses ini tidak berarti Kontraktor mendapat perpanjangan waktu
pelaksanaan.
5. Gambar tersebut diatas harus dalam kertas A3, rangkap 3 (tiga) dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
15. GAMBAR YANG BERUBAH DARI RENCANA
1. Gambar-gambar yang dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik Proyek
berdasarkan pertimbangan Konsultan Perencana/Pengawas.
2. Perubahan rancangan mi harus digambarkan sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemilik Proyek. yang jelas memperlihatkan perbedaan antara
gambar-gambar dan gambar perubahan rancangan.
3. Gambar tersebut harus diserahkan dalam Kertas A3, rangkap 3 (tiga) gambar asli.
4. Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Proyek atau Konsultan Pengawas
kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.

16. GAMBAR YANG SESUAI DENGAN KENYATAAN


1. Kontraktor pada akhir pekerjaannya harus membuat gambar-gambar terakhir sesuai
dengan yang terpasang atau yang telah dilaksanakan (as built drawing/as installed
drawing).
2. Gambar yang sesuai dengan kenyataan tersebut harus disetujui Konsultan
Pengawas.
3. Gambar tersebut harus diserahkan dalam bentuk kertas Padalarang (asli) ukuran
A3 sebanyak 1 (satu) Copy ukuran A3 sebanyak 2 (dua) buah dan Data Autocad
dalam bentuk Compact Disc sebanyak 1 (satu) buah.
4. Semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.

17. KERUSAKAN BAGIAN PEKERJAAN OLEH PELAKSANA /KONTRAKTOR /SUB.


KONTRAKTOR
1. Setiap bagian pekerjaan yang berhubungan dari Kontraktor satu dengan Kontraktor
lain. harus selalu dalam koordinasi yang baik, agar kerusakan dari masing-masing
bidang pekerjaannya dapat dihindari.
2. Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihindari Kontraktor yang bersangkutan
diwajibkan memperbaiki bagian yang rusak tersebut seperti keadaan semula dinilai
dan disetujui Pemilik Proyek atau Konsultan Pengawas secara tertulis.

18. PENYERAHAN PERTAMA


Pada akhirnya pekerjaan menje!ang penyerahan pertama:
1. Semua bangunan sementara dibongkar setelah mendapat ijin dari Pemilik Proyek
atau Konsultan Pengawas.
2. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih utuh tanpa cacat.
3. Kontraktor diwajibkan menyerahkan kepada Pemilik Proyek atau Konsultan
Pengawas berupa:
a. Foto-foto pelaksanaan proyek dalam bentuk 3 (tiga) album photo berwarna.
4. Membersihkan atau membuang sisa-sisa bahan, puing, sampah dan lain-lain yang
tidak berguna pada pelaksanaan pembangun.

19. GUDANG SEMENTARA & PERLENGKAPAN PERSONIL


1. Direksi Keet beserta Kantor Kontraktor ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor
diwajibkan merawat peralatan seperti Pompa dan lain sebagainya milik Pemilik
Proyek (bila ada) serta menanggung biaya perawatan peralatan serta pemakaian
listrik selama berlangsungnya pekerjaan.
2. Kontraktar wajib membuat gudang sementara tempat penimbunan material seperti
pasir. Koral, besi beton dan lain-lain. Material harus terlindung dengan baik. Gudang
dilengkapi dengan pintu serta kunci secukupnya. Gudang semen, lantainya dibuat
bebas dan kelembaban udara minimal 30 cm diatas permukaan Iantai plesteran.
3. Perlengkapan kantor Direksi keet harus disediakan oleh Kontraktor.
BAB. II
SYARAT-SYARAT TEKNIS (SPESIFIKASI TEKNIS)

Pasal – 01
BANGUNAN YANG AKAN DIDIRIKAN/ DILAKSANAKAN
01.01 Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Pos Jaga IFK
01.02 Lokasi Kota Tebing Tinggi
01.03 Untuk Pelaksanaan tersebut kontraktor menyediakan :
a. Seorang Pengawas tetap yang mempunyai latar belakang teknik.
b. Tenaga kerja dalam jumlah yang cukup dan cukup berpengalaman untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai standard dan jadwal yang telah ditentukan.
c. Peralatan kerja dan segala keperluan yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.

Pasal – 02
LINGKUP PEKERJAAN
02.01 Pekerjaan Persiapan
02.02 Pekerjaan Tanah
02.03 Pekerjaan Pondasi
02.04 Pekerjaan Beton Bertulang
02.05 Pekerjaan Pasangan Bata
02.06 Pekerjaan Plesteran
02.07 Pekerjaan Keramik
02.08 Pekerjaan Plafond
02.09 Pekerjaan Pintu dan Jendela
02.10 Pekerjaan Elektrikal
02.11 Pekerjaan Pengecatan
02.12 Pekerjaan Lain-lain

Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan dokumen proyek (Gambar, BoQ,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat) dan arahan/ petunjuk yang disampaikan Direksi/
Pengawas Lapangan kepada Kontraktor.

Pasal – 03
PEKERJAAN PERSIAPAN
03.01 Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus membersihkan lapangan sebagaimana
mestinya dengan membuang semua sampah ke penampungan dan mengatur
persiapan area kerja.
03.02 Semua sampah harus dibuang ke penampungan akhir. Hal-hal yang perlu dipastikan
(khususnya sampah kimia dan kontaminasi biologi) yang dapat membahayakan
pekerja dan orang lain di sekitarnya.
03.03 Kontraktor harus segera mempersiapkan ruang kantor di lapangan, gudang, fasilitas
sanitasi yang baik di lapangan dan terpelihara selama masa konstruksi.
03.04 Menjaga lapangan dari orang-orang yang tidak berkepentingan.

Pasal - 04
PEKERJAAN TANAH
04.01 Untuk pembuatan pondasi bangunan, tanah harus digali hingga mencapai tanah
keras dengan ukuran dan bentuk sesuai dengan Gambar Bestek. Pada keadaan
yang sangat tidak terduga (ada timbunan dan humusan yang dalam, tanah lumpur
yang lembek sekali dan sebagainya), harus dilaporkan pada Direksi/ Pengawas dan
keputusan akan diambil.
04.02 Semua sampah galian harus dibuang ke penampungan (lihat Pasal – 03 Pekerjaan
Persiapan).
04.03 Setelah pondasi terpasang, sisi pondasi diurug dengan tanah dan pasir serta
dipadatkan dengan baik agar tidak terjadi penurunan.
04.04 Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa sepengetahuan
Direksi/ Pengawas Lapangan.
04.05 Pondasi ditimbun hingga mencapai ketinggian di bawah lantai (± 0.00) dengan tanah
timbun yang baik, kemudian pasir (10 cm) atau ditentukan lain oleh. Pengurugan
dilakukan secara teknis yaitu harus dilakukan lapis demi lapis lalu disiram hingga
betul-betul basah kemudian dipadatkan dengan alat pemadat dan begitulah
seterusnya hingga mencapai ketinggian yang direncanakan kemudian di atasnya
ditutup dengan kerikil.
04.06 Kontraktor harus melakukan pemadatan dengan alat pemadat mesin ringan
(stamper) samapi kepadatan yang diinginkan tercapai.
04.07 Item 04.01 s/d 04.04 juga berlaku untuk pekerjaan sanitasi dan septictank.

Pasal – 05
PEKERJAAN PONDASI
05.01 Pondasi yang digunakan adalah jenis pondasi menerus
05.02 Dimensi dari pasangan pondasi harus sesuai dengan gambar kerja.
05.03 Sebelum pemasangan pondasi terlebih dahulu sebagai alasnya dipasang pasir alas
(tebal sesuai gambar kerja) dan dipadatkan mencapai padat yang dikehendaki. Tes
tekan dan sertifikasi dibuat oleh kontraktor dan disampaikan kepada Direksi/
Pengawas lapangan.
05.04 Pekerjaan Pondasi Menggunakan spesifikasi bahan yaitu batu Kali/pecah dengan
camp. Perekat 1:4 dan harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan.
05.05 Ukuran serta kedalaman pondasi dapat dilihat pada Gambar Bestek/ Detail yang
ada, jika terdapat perbedaan ukuran dan kedalaman, maka keputusan yang harus
diambil berkoordinasi dengan Direksi/ Pengawas lapangan.
05.06 Pondasi hanya boleh diisi dan ditutup setelah Direksi/ Pengawas menyetujui.

Pasal – 06
PEKERJAAN BETON BERTULANG
06.01 BETON BERTULANG
a. Beton bertulang digunakan untuk elemen Konstruksi ;

- Balok sloof Uk.15x20 Cm


- Kolom dengan ukuran 15x15cm
- Kolom dengan ukuran 20x30cm
- Ring Balok Uk.15x20 Cm
- Bagian - bagian yang ditentukan dalam gambar.
b. Beton yang digunakan adalah campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr (K.175)
c. Selain elemen diatas digunakan juga beton dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
(K.100) untuk pekerjaan rabat beton selasar.
d. Semua beton digetarkan dengan baik pada saat diisi kedalam cetakan
06.02 BAHAN-BAHAN BETON
a. Pasir
 Pasir untuk bangunan, dipergunakan pasir dari lokasi setempat atau sekitarnya,
atau daerah lain yang memenuhi spesifikasi harus bersih dari lumpur (tidak lebih dari
4%), berbutir dan tajam. Karena pasir yang kotor akan berpengaruh pada kualitas
konstruksi.
 Pasir (fine aggregate) untuk beton dan mortar harus bersih dan tajam yang
mempunyai variasi diameter 5 mm s/d 150 micron (0.15 mm), dengan komposisi
sebagai berikut :
0,15 mm - 0,85 mm + 35%
0,85 mm - 1,60 mm + 15%
1,60 mm - 2,50 mm + 30%
2,50 mm - 5,00 mm + 20%
b. Kerikil
Agregat kasar (kerikil) dan agregat halus (pasir) untuk campuran beton, mortar,
plester, tempelan harus bersih dari debu, kotoran, sampah organic (tidak lebi dari
4%).
Agregat kasar terbentuk, bersudut, ukurannya bervariasi, bersih, tajam, keras,
tahan, seragam, bertexture dan berwarna dengan kekuatan lebih kurang 100
kg/cm2.
Diameter agregat bervariasi antara 0,25 s/d 31,15 mm dengan komposisi
sebagai berikut :
0,25 mm - 2,00 mm + 35%
2,00 mm - 4,00 mm + 15%
4,00 mm - 16,0 mm + 30%
16,0 mm - 31,5 mm + 20%
Persentase ini tidak mutlak dipastikan secara tepat akan tetapi sebagai gambaran
dalam mencari bahan agar tidak menyeleweng jauh dari aturan.
c. Portland Cement (PC)
Semen yang digunakan harus satu merk produksi untuk seluruh pekerjaan
konstruksi, Kontraktor tidak diperbolehkan menggunakan semen yang sudah
mengalami pengerasan akibat umur peyimpanan yang terlalu lama. Penyimpanan
PC digudang harus kering dan aman di atas papan yang terletak 30 cm diatas
muka tanah.
Semen yang disimpan terlalu lama melebihi (3 bulan) sejak diproduksi, atau
menunjukkan perubahan tampak, jangan digunakan.
d. A i r
Air untuk adukan beton harus memakai air bersih yang bisa diminum, tidak
bergaram (PH air +7). Tidak diperkenankan memakai air sumuran kotor dan
mengandung garam.
Air berkualitas baik, tidak payau, bersih dari endapan, bahan organic, garam,
asam, basa alkali, limbah atau hal lain 0yang tidak murni. Air yang berkloride
tidak diperkenankan untuk mencampur beton bertulang.
e. Besi
 Pekerjaan beton ini harus memenuhi syarat-syarat material yang telah
ditetapkan, serta aturan-aturan bahan yang disebutkan.
 Seluruh besi untuk pekerjaan beton bertulang harus dipasang dengan ukuran
sesuai seperti pada gambar detail.
 Besi tulangan yang digunakan adalah polos bermutu baja U-24 (kuat tarik
2400kg/cm2) untuk konstruksi penulangan utama struktur.
 Besi tulangan yang dipergunakan dalam pekerjaan dan dibenarkan untuk
dipakai oleh pengawas adalah bersumber dari sertifikasi pabrik/penjual yang
jelas serta memenuhi standart sebagaimana yang dimaksud
 Besi tulangan harus bebas dari karat, kerak, minyak, gemuk, cat dan pelapis
lainnya.
 Pekerjaan pembesian termasuk pengadaan seluruh alat-alatyang diperlukan
(pengukur diameter, pembengkok, pemotong) dan (pengait, kawat, angker)
oleh kontraktor.

Pasal – 07
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
07.01 Pasangan batu bata untuk dinding keliling bangunan dipasang tembok ½ bata (11
cm) dengan campuran 1Pc :4Ps
07.02 Dinding mulai dari permukaan sloof hingga peil + 0,45 dipasang tembok 1 bata
(trasram) dengan campuran 1 Ps : 2 Ps.
07.03 Untuk dinding-dinding lainnya selain yang disebutkan di atas dipasang dinding ½
batu campuran 1 Pc : 2 Ps.
07.04 Semua pasangan batu bata sebelum dilaksanakan harus terlebih dahulu direndam
dengan air hingga jenuh sebelum digunakan.
07.05 Seluruh batu bata yang dipasang harus berkualitas kelas satu, yang terbakar dengan
baik (first class), untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Bentuk harus seragam, lurus, bersiku dengan texture yang sama
 Warna harus merah tua
 Sempurna terbakar tanpa retak
 Tahan terhadap air/ tidak luruh
 Dimensi tidak boleh bervariasi dari ukuran standard lebih dari 3 mm.

Pasal – 08
PEKERJAAN PLESTERAN
08.01 Plesteran harus dilaksanakan untuk seluruh dinding dalam dan luar dari lantai sampai
ke batas Ring balok. Plesteran harus rapi serta rata halus pada seluruh permukaan.
08.02 Plester untuk sisipan dan finishing harus menggunakan pasir halus yang berdiameter
kurang dari 1 mm dan tidak lebih dari 10% dari berat yang lolos saringan 0,15 mm.

Pasal – 09
PEKERJAAN KERAMIK
09.01 Finishing lantai dengan bahan keramik hanya dilakukan pada lantai Ruang kelas dan
teras depan atau sesuai dengan Gambar Bestek.
09.02 Keramik yang dipakai adalah Granit Uk.60x60 Cm
09.03 Warna keramik yang digunakan adalah Warna Putih kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Bestek sesuai dengan petunjuk direksi.
09.04 Corak keramik lantai ruangan adalah polos atau polished
09.05 Ukuran keramik yang digunakan adalah 40 x 40 cm untuk lantai ruangan dan selasar,
sesuai dengan gambar bestek kecuali ditentukan lain sesuai dengan petunjuk direksi.
09.06 Ukuran 20x20 cm untuk keramik Lantai KM dan keramik Uk.20x25 untuk dinding KM
09.07 Tebal keramik minimal 5 mm.
09.08 Kontraktor harus memperlihat contoh warna, corak, motif, dan ukuran keramik untuk
minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
09.09 Keramik lantai dipasang diatas lapisan pasir dengan memakai spesi semen setebal
minimal 2,5 cm dari campuran 1 Pc : 4 Ps.
09.010 Pemasangan Keramik lantai harus dimulai dari bagian tengah bidang lantai atau
sesuai dengan pola lantai yang ada pada Gambar Bestek.
09.011 Potongan-potongan keramik yang terpasak dilakukan karena mengikuti pola lantai
harus sama dimensinya sepanjang bidang lantai yang memerlukan potongan.
Potongan-potongan tersebut harus sama dengan dimensi pada gambar pola lantai.
09.012 Celah-celah yang terbentuk antar keramik akibat pemasangan dan sebagai tempat
isian perekat antar keramik dalam bidang tebalnya adalah maksimal 2 mm.
09.013 Pemasangan keramik harus memperhatikan elevasi lantai antar ruang terutama pada
hubungan lantai ruangan dan selasar, sehingga air dari selasar tidak melimpah ke
ruangan.
09.014 Elevasi lantai selasar harus lebih rendah dari lantai ruang.
09.015 Hasil pemasangan keramik lantai harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan
tidak melengkung keatas. Elevasi lantai keramik hasil masangan harus diperiksa
kedatarannya dengan pekerjaan waterpassing.
Pasal – 11
PEKERJAAN PLAFOND
11.01. Untuk plafond digunakan plafond Gysum Uk.2400x1200x9mm penempatan
pemasangan disesuaikan dengan ukuran dan ketinggian sesuai dengan gambar
bestek/ detail.
11.02. Rangka Plafond menggunakan rangka furing
11.03. Pemasangan Plafond
 Pemasangan Plafond gypsum2400x1200x9mm dilakukan langsung pada rangka
furing dengan alat sambung paku dan dipasang lis profil gypsum
 Celah-celah yang terjadi akibat pemasangan harus dirapikan dengan dempul
untuk menghindari penampakan sambungan.
 Cara pemasangan harus mengikuti denah rangka plafond yang ada dalam
Gambar Bestek.
 Hasil pemasangan plafond harus menghasilkan permukaan akhir yang rata dan
tidak melendut.
 Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan pekerjaan
instalasi listrik sehingga plafond yang telah dipasang tidak dibongkar kembali.

Pasal – 12
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
12.01 Seluruh Kusen Pintu/ Jendela terbuat dari Kayu dan alumunium yang tersertifikasi
ukuran sesuai gambar dari jenis yang cukup baik,
12.02 Daun pintu terbuat dari kayu dan pintu kaca bingkai alumunium dan
dipasang satu set kunci.
12.03 Engsel yang dipasang pada pintu biasanya terletak pada sisi kiri atau kanan,
sebelum dipasang sisi bagian engsel dipahat sedalam ketebalan plat engsel tersebut,
baru kemudian dimurkan ke bagian kozen dan sisi pintu, sedangkan engsel pada
jendela dan ventilasi diletakkan pada bagian atas.
12.04 Kunci pintu yang dipasang adalah model tanam sedangkal peletakan kunci menurut
petunjuk Direksi/pengawas.
12.05 Grendel dan hak angin dipasangkan pada bagian dalam ventilasi, jendela kiri dan
kanan, mengenai tinggi pemasangan grendel dan hak angin 20 Cm dan 40 cm dari
ambang bawah, pemasangan grendel dan hak angin biasanya dilekatkan dengan
mur.
12.06 Daun Jendela yang digunakan adalah daun jendela panel + kaca bening tebal 5mm
dengan ukuran sesuai bestek
12.07 Ventilasi Jendela yang digunakan adalah Ventilasi kisi-kisi kayu dengan ukuran
sesuai bestek
Setiap Satu daun Jendela dan ventilasi dipasang engsel, grendel dan kait angin
secara baik sesuai dengan gambar dan petunjuk pengawas lapangan

Pasal – 13
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
13.01 Yang termasuk pekerjaan instalasi listrik adalah pekerjaan membuat instalasi listrik
baik dari pemasangan kabel sampai pada pemasangan stop kontak, saklar, dan
pemasangan bola lampu.
13.02 Instalasi listrik seluruhnya harus tertanam didinding tembok dengan memakai pipa
conduit dari PVC, diameter PVC disesuaikan dengan jumlah kabel didalamnya.
13.03 Instalasi memakai kawat listrik ukuran 2.5 mm untuk tegangan 220 Volt. Bola lampu,
Armature, stop kontak, saklar dan panel listrik dipakai produksi dalam negeri yang
bermutu baik.
13.04 Kabel Grounding menggunakan kabel BC uk. 20mm dan dipasang melalui meteran
lalu didistribusikan ke stop kontak.
13.05 setelah pemasangan selesai pengetesan dilakukan dengan cara menghidupkan
semua lampu selama 1x24 jam secera terus menerus.
13.06 Pekerjaan instalasi listrik harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.
13.07 Volume dari pekerjaan dan ukuran-ukuran yang digunakan harus sesuai dengan
gambar kerja.
13.08 Lampu Yang digunakan adalah lampu XL 23 watt +fitting
13.09 Kotak distribusi utama harus terpasang dalam posisi aman dari kemungkinan
kecalakaan, stop kontak dan saklar terbuat dari bahan PVC.

Pasal – 14
PEKERJAAN PENGECATAN
14.01 Referensi
 Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai
berikut :
a. Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
b. NI-3 1970
c. NI-4

14.02 Persyaratan Material


 Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas
terbaik.
 Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
spesifikasi, dan aturan pakai.
 Cat yang dipakai adalah Vinilex atau yang setara dengannya.
 Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari
dua merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana.
14.03 Pelaksanaan
 Kontraktor harus memastikan permukaan dinding bata dan permukaan beton
harus benar-benar kering sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan.
 Semua pekerjaan pengecatan dilakukan dengan cara manual oleh tukang
ahli.
 Dinding dan permukaan beton harus didempul atau diplamur terlebih dahulu
sebelum dilakukan pekerjaan cat dasar.
 Dinding yang telah diplamur harus digosok sampai rapi dan rata permukaanya
dengan kertas amplas.
 sebelum pengecatan permukaan kayu harus digosok dengan kertas amplas
dan pada bagian yang berlobang harus didempul atau diplamur, setelah
kering lalu digosok hingga rata kemudian di cat dasar sampai rata satu kali
baru di cat kilat dengan cat berkualitas baik (sesuai pilihan pemilik).
 Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain dalam
Bill of Quantity atau Konsultan Supervisi :
a. Cat Tembok Exterior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar,
dan 2 Kali Cat warna.
b. Cat Tembok Interior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar,
dan 2 Kali Cat warna.
c. Cat Plafond Interior : 1 Kali Dempul Gypsum, dan 2 Kali Cat warna.
d. Cat Minyak : 1 Kali Dempul, dan 2 Kali Cat warna.
Pasal – 15
PEKERJAAN FINISHING DAN LAIN-LAIN
15.01 Suatu keharusan bagi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
semua standard yang disebutkan.
15.02 Setiap saat selama masa pekerjaan kontraktor senantiasa diwajibkan untuk menjaga
kebersihan lahan dari sisa-sisa bahan bangunan dan kotoran bekas. Sebelum serah
terima kepada Direksi, kontraktor membersihkan seluruh bangunan dengan baik, dan
siap digunakan.

Pasal - 16
REFERENSI DAN STANDARD-STANDARD

a. Dalam melaksanakan pekerjaannya, kontraktor harus tunduk kepada :

b. UU. RI No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

c. UU. RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

d. Keputusan Menteri PU RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan


Gedung

e. Keputusan Menteri PU RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis


Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan

f. Keputusan Menteri PU RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan


Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

g. Keputusan Menteri PU RI No. 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen


Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan

h. Keputusan Menteri PU RI No. 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang


Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

i. Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan dan Pelaksanaan Bangunan


di Indonesia (PUBB), 1956.

j. PBI-1971 NI – 2, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971

k. PUBI-1882 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

l. Undang-Undang Perburuhan SKSNI T-15-1991-03

m. Algemene Voorwaarden voor drinkwater Instalatie” atau disingkat AVWI.

n. Algemene Voorschriften Voor Electricitet "(AVE)," Peraturan Umum Instalasi


Listrik" (PUIL), dan  peraturan PT. PLN (Persero) yang berlaku

o. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI).

p. Keputusan Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik

q. Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan


r. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

s. Pedoman Plumbing Indonesia 1979

PENUTUP

Untuk item yang lain-lain yang tidak disebutkan dalam BoQ dan/ atau Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) dan belum jelas dalam Workshop, maka dilaksanakan sesuai
gambar. Jika terdapat perbedaan antara BoQ dan Gambar Detail segera disampaikan
kepada Direksi untuk mendapatkan klarifikasi dan tidak dibenarkan melakukan pekerjaan
sebelum keputusan diambil.

Diketahui Oleh Dibuat Oleh :


CV. KARYA PUTRA MANDIRI KONSULTAN PERENCANA
CV.KARYA PUTRA MANDIRI

RUDI HARTONO, ST HERY ANDRIA NST,ST


Direktur Tenaga Ahli

Mengetahui :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

SAFWAN
Nip. 19710910 199403 1 003

Anda mungkin juga menyukai