DAK-PEMBANGUNAN
GEDUNG LONDRY
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
( RKS )
A. PERSYARATAN UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
III. Pekerjaan Beton Bertulang
IV. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran
V. Pekerjaan Pelapis Lantai
VI. Pekerjaan Kontruksi Atap
VII. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
VIII. Pekerjaan Plafond Luar Dalam
IX. Pekerjaan Instalasi Listrik
X. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
XI. Pekerjaan Pengecatan
XII. Pekerjaan Finishing dan Lain-Lain
2. Pembersihan Lapangan
4. Pemakaian Ukuran
Penyerahan Pekerjaan
1. Penyerahan pertama harus dilaksanakan selambat-lambatnya pada
tanggal yang telah ditetapkan dalam surat perjanjian pemborongan,
sesuai dengan penjelasan tentang waktu penyelesaian yang
ditetapkan dalam aanwijzing.
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai
mana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor
Wajib megikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.
B. SPESIFIKASI TEKNIS
I. Pekerjaan Persiapan
1.2.Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, Papan diketam halus
dan lurus pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang
air) dengan sudut-sudutnya harus siku.
1. Persyaratan Bahan
1.1.Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas
galian pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah
dan pasir pasang kualitas baik.
1.2.Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari
kotoran-kotoran dan akar - akar kayu, serta sampah lainnya.
2. Pedoman Pelaksanaan
2.1.1.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank
dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan
disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan
ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila ditempat - galian
ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau
lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya
memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang
berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda
purbakala , maka kontraktor wajib melaporkannya kepada
Pemerintah Daerah setempat.
Galian-galian untuk septicktank, saluran air hujan, saluran air
kotor dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang
ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail.Untuk kondisi
tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang turap
kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan
harus dibongkar setelah pondasi selesai.
3. Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang
disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan
untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam site
plan.
4. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi
kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
5. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, galian
saluran air hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug
lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm.
Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut,
menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama
padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan
kembali seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan sampai
semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali.
6. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan
lapis demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai,
ditumbuk hingga padat. Lapisan- lapisan urugan untuk ditumbuk
ini dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang
tumbukan pda tiap-tiap lapis tersebut.
7. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan
dipadatkan. Pengurungan dan pemadatan ini dilakukan dengan
menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat
yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat
persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan
pemadatan.
8. Dibawah pondasi, dan dibawah saluran air diurug dengan
pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan.
III. Pekerjaan Beton
(Beton pondasi)
9. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
9.1. Pondasi tapak uk. 70 x 70 cm
1. Bahan
1.1.1.1. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun
1972 dan memenuhi S - 400 menurut Standar Cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI
8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya
dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya
sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras.
Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk
harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian
semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
1.1.1.2. Pasir beton.
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.
1.1.1.3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam SK SNI T-15.1919.03.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar
kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk
menjamin adukan beton dengan komposisi material yang
tepat.
1.1.1.4. A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
1.1.1.5. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu
U - 24 (tegangan Leleh karakteristik minimum 2400
kg/cm2).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah
dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka
waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan
dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong
dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat
dengan catatan :
“Harus ada persetujuan Direksi”
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar
(dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya
tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab pemborong.
1.1.1.6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus
bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai
bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi
ketentuan- ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03.
g. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix
Design dari laboratorium yang disepakati antara Kontraktor dan
Satker.
2. Pedoman Pelaksanaan :
2.1.Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat
ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.
2.2.Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi
apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi
dan gambar arsitektur.
2.3.Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Direksi, yaitu :
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan
nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi
SK SNI T-15.1919.03
2.4.Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang
berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat
sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan
papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki
tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan
yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian
diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali
pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari
ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
2.5.Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah
sebagai penutup beton.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang
kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan,
munculnya pembesian pada permukaan beton, dan
lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar
kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera
atas resiko pemborong.
3. Lingkup Pekerjaan
3.1.Dinding bata
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata dan 1/4
dilakukan untuk seluruh pembatas ruangan, seperti tertera
dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.
.
4. Persyaratan Bahan
4.1.B a t a
Mutu bata yang digunakan dari jenis klas I menurut NI 10
dengan bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi
panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata
dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan.
Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran
bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga
tidak hancur bila direndam air
4.2.P a s i r
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir
harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar
lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat
5. Pedoman Pelaksanaan
5.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
Pasangan kedap air ( 1 PC : 2 PS )
semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi
20 cm diatas lantai
Pasangan dinding saluran keliling bangunan
Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan
lantai
Pasangan dinding septicktank
Pasangan adukan 1 PC : 4 PS berada diatas pasangan kedap
air tersebut.
6. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton
bertulang, saluran keliling bangunan, pagar dan septicktank.
7. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah
digariskan dalam pasal beton bertulang.
8. Pedoman Pelaksanaan
8.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek
sedalam 0.5 cm
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar
bahan plesteran dapat merekat dengan baik.
8.2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai
campuran 1 PC : 2 PS, sedangkan plesteran bata lainnya
dipergunakan campuran 1 PC : 4 PS
8.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus
sama tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu
tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar
antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal
plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara
silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang
digerakkan secara horizontal dan vertikal.
8.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-
bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara
teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan
plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
8.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya
selama seminggu sejak permulaan plesteran.
8.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan
penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik
selesai dipasang.
9. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan almunium meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan, alat-alat bantu yang diperlukan, sehingga selesai
dilaksanakan. Bagian Pekerjaannya adalah :
9.1. Pekerjaan Kozen pintu dan jendela
9.2. Daun pintu/jendela dan ventilasi
9.3. Lesplang, dari kayu
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun
pintu dan jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan
hak angin.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Engsel-engsel untuk pintu dari bahan kuningan berkualitas baik
ukuran 4 inci.
2.2. Engsel-engsel untuk jendela dari bahan kuningan berkualitas
baik ukuran 3 inci
2.3. Kunci pintu dipasang sekualitas merek Yalee 2 (dua) slaag
(dua kali putar) atau yang setaraf.
2.4. Grendel (sloot)/pacok merek Hero atau sekualitas.
2.5. Tarikan jendela dan hak angin produksi dalam Negeri
berkualtas baik.
2.6. Kunci lemari laboratorium/meja pantri dan engsel panjang
untuk lemari Laboratorium/meja pantri serta grendel untuk
menarik pintu lemari tersebut.
3. Pedoman Pelaksanaan
3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ) slaag merk
yalee, yang berkualitas baik.
3.2. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun
pintu. Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah setiap daun
jendela. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk
pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan ke
kozen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus
dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingg
seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang
dipasang.
3.3. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor
wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai
dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk
menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang
disyaratkan atas biaya Kontraktor.
3.5. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap
daun jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan
baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus
menggunakan mur.
3.6. Untuk lemari Laboratorium/meja pantri dipasang kunci khusus
untuk lemari. Engsel dipasang engsel panjang. Pada lemari
dipasang alat untuk menarik pintu lemari tersebut.
VI. Pekerjaan Rangka dan atap
(Rangka Atap )
1.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua
pekerjaan Rangka atap Light Steel (Baja Ringan) yang terdapat
pada gambar perencanaan menurut petunjuk pengawas lapangan
dan pemberi tugas .
4. Persyaratan Bahan
a. Untuk material Light steel (Baja Ringan) ketebalan tidak
kurang dari 3 mm dan mempunyai jaminan/Refrensi dari
Pabrik Pembuat.
b. Sambungan untuk rangka-rangka tersebut memakai baut
dengan spesifikasi dan petunjuk pemasangan yang ada pada
standart yang dikeluarkan oleh pabrik.
5. Pedoman Pelaksanaan
Pemasangan rangka Atap harus sudah benar-benar rata serta
pengikat sudah benar-benar kaku terpasang, utuk pemotongan
harus dipotong dengan alat potong khusus atau gergaji seperti
yang disyaratkan pada spesifikasi pabrik pembuat, dan untuk
pembautan dan sambungan seperti yang diisyaratkan pada
spesifikasi pabrik pembuat.
6. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang
atap bangunan.
9. Pembersihan
Perlu diperhatikan bahwa bekas potongan atap, paku, rivet dan
kotoran lain harus dibersihkan dari atap, talang selama pekerjaan
berlangsung dan pada akhir pekerjaan setiap harinya. Korosi dan
kemungkinan kerusakan dapat terjadi ketika besi atau bahan dasar
tembaga dibiarkan tinggal dan tetap berhubungan dengan atap
pada keadaan lembab.
Korosi tidak hanya akan menimbulkan noda-noda buruk tetapi juga
akan melemahkan daya tahan atap karena daya pelindung
normalnya rusak.
24. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua
pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang
harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai
dimulai.
25. Adukan
Adukan untuk Keramik 1 Pc : 3 Ps
Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 PS : 5 Kr & diplester 1 Pc : 3
Ps Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga
didapat campuran yang plastis.
26. Pemasangan
Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7 Cm dan
diplester setebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc :
3 Ps : 5 Kr dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps.
1.1. Penggunaan
2. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung
antara main panel digardu induk kedistribution panel
ditiap-tiap bangunan. Diluar bangunan dipasang
sebagai kabel tanah dengan memperhatika
peraturan-peratuan yang berlaku.
3. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi
penerangan didalam dinding .
4. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi
penerangan.
5. Grounding
Kawat grounding dapat dipergunkan kawat telanjang
(BCC = Bare Copper Conductore)
Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan
minimal berpenampang sama dengan penampang
kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang
kabel lebih kecil dari 50 mm2.
Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan
pipa galvanis minimum berdiameter 1 1/2” diujung
pipa tersebut diberi/dipasang copper road sepanjang
0,5 m. Elektroda pentanahan yang dipantek dalam
tanah minimal sedalam 12 m atau sampai menyentuh
permukaan air tanah.
Nilai tahanaqn grounding sistem untuk panel-panel
adalah maksimal 2 ohm, doukur setelah tidak turun
hujan selama 3 hari berturut-turut.
1. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuatan Unit MCK, saluran
pembuangan air kotor (limbah), air bersih, air hujan, toren air dan
septicktank.
3. Pedoman Pelaksanaan
3.1. Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam
dinding (in bouw). Pasangan pipa-pipa tersebut harus
horizontal dan vertikal, tidak boleh dipasang miring.
3.2. Air diambil dari sumber air (sumur gali/PDAM) dengan
menggunakan pompa. Pengambilan air tersebut dihubungkan
dari pompa ke toren air memakai pipa PVC diameter 3/4” . Dari
toren disalurkan ke dinding terdekat tempat pemakaian air
dengan menggunakan pipa PVC ¾”. Dari sini digunakan shock
1/2”- 3/4” untuk merubah besaran pipa ke 1/2”. Pipa 1/2”
ditanam didalam dinding, dikeluarkan pada tempat-tempat
yang dibutuhkan, dan disini digunakan kran air diameter 1/2”.
Pipa pengambilan dan pipa distribusi harus ditanam didalam
tanah.
3.3. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus
dilakukan pengetesan yang disaksikan oleh Kontraktor,
Pengawas dan Pemimpin Bagian Proyek. Pengujian harus
menghasilkan tekanan hydraulik sebesar 10 kg/cm2 selama
satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala cacat dan
kekurangan-kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian
harus diperbaiki dan semua biaya yang timbul akibat kegagalan
pengujian adalah tanggungan Kontraktor.
3.4. Air kotor dari MCK dialirkan dengan pipa PVC 4” kesaluran
terdekat.
3.5. Pembuangan air limbah/kotoran dari wastafel dialirkan dengan
pipa PVC diameter 4” ke septicktank. Pada tempat-tempat
tertentu sebelum pipa dihubungkan ke septicktank, harus
dipasang satu buah bak kontrol.
3.6. Septicktank dibuat dari pasangan trasram bata merah adukan
1 Pc : 2 Ps, dengan sisi dalamnya diplester dengan adukan
yang sama dan bagian atasnya plat beton bertulang K – 200
tebal 8 cm (termasuk tutup kontrol) serta diberi pipa
pembuangan udara dari pipa galvanis diameter 2”.
3.7. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun
kapasitas septicktank dan sumur peresapannya harus
dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan. Tata letak
sumur peresapan (rembesan) sekuruang-kurangnya 8,00 m
dari sumber air tanah (sumur gali) agar tidak terjadi
pencemaran terhadap sumber air tersebut.
3.8. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari pasangan
batu bata 1 PC : 2 PS. Bak ini kemudian dilapisi keramik
kualitas baik. Lubang penguras pada bak air dipasang pipa
khusus yang dilengkapi dengan penutup khusus yang
mempunyai ulir kualitas baik.
3.9. Untuk lokasi pekerjaan yang sudah mempunyai jaringan PDAM
sumber air untuk kebutuhan sekolah diambil dari Jaringan
PDAM tersebut. Segala biaya yang timbul dari penyambungan
air ini dibebankan pada Kontraktor.
3.10.Pembuatan satu buah sumur gali dari beton cetak diameter
minimum 80 cm. Kedalaman minimum yang dbutuhkan adalah
10 cincin sumur dan maksimum hingga didapat air 2 cincin
pada musim kemarau. Diatas tanah harus terpasang 2 cincin
sumur yang sambungannya diplester dengan baik.
4. Persyaratan Pemasangan.
4.1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta
memperkecil banyaknya penyilangan.
4.2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar,
tidak kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan
bangunan dan peralatan.
4.3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan
teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-
benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.
4.4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-
katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur,
katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan
yang diperlihatkan digambar.
4.5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan,
harus dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
4.6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-
sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus
memper-gunakan fitting buatan pabrik.
4.7. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang kearah titik
buangan. Drainase dan vents harus mempermudah pengisian
maupun pengurasan.
4.8. secara menurun disediakan guna mempermudah pengisian
maupun pengurasan.
4.9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai
untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve
handled) tidak boleh menukik.
4.10. Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian
rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna
mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang
dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
4.11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus
tepat kearah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-
bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada pemipaan
demikian harus ukuran jalur penuh.
4.12. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang
terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap
tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps
atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
4.13. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta
pemadatan.
4.14. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan
(grounded) listrik.
6. Penyambungan Pipa-pipa
6.1. Sambungan ulir:
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan
sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40
mm.
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat
masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep
dan Zinkwite dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa harus memakal pipe cutter dengan
pisau roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas
cutter dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat
sambungan.
1.1. Sambungan lem:
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan
lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi
dari pabrik pipa.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan
pipa menggunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti
spesifikasi dari pabrik pipa.
1.1. Sambungan yang mudah terbuka:
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter pada
lavatory faucet dan supply valve, waste fitting dan siphon.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking
dan bukan seal threat.
1. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian
dilaksanakan, pemipaan disetiap service harus dibersihkan dengan
seksama, menggunakan cara atau metoda yang disetujui sampai
semua benda-benda asing disingkirkan.
2. Pengujian.
2.1. Sistem Air Bersih.
Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji
dengan tekanan air dibawah tekanan tidak kurang dan
tekanan kerja ditambah 50 % dalam jangka waktu 3 x 24
jam.
Kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus
diuji kembali.
Peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas dari
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
2.2.Sistem Air Limbah.
Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3
meter diatas titik tertinggi selama 1 jam.
XII. Pekerjaan Lain-Lain