URAIAN SINGKAT
Metode pelaksanaan adalah merupakan acuan untuk melaksanakan pekerjaan di
lapangan agar dapat menghasilkan mutu pekerjaan yang ditetapkan sesuai dengan spesifikasi
yang disyaratkan dalam dokumen lelang.
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lapangan
Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah membersihkan areal
pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara membersihkan tanaman semak belukar
yang ada disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.
lagi api yang menyala/membara ditanam dan diurug kembali secara rapi.
Durasi Pelaksanaan : 1 Minggu
Indentifikasi Bahaya Dalam Pelaksanaan:
- Terkena Alat Kerja
- Terluka karena tersayat seng dan paku
- Terguling akibat medan kerja.
Pengendalian Resiko Dalam Pelaksanaan:
- Menggunakan peralatan K3 sesuai aturan
- menggunakan rambu peringatan dan barikade
pengukuran ulang ini kami laksanakan pada minggu pertama selama 3 Hari kerja, Pekerjaan
pengukuran lapangan dengan memakai theodolitte dan waterpass sampai kami melakukan
penggambaran untuk perhitungan gambar mutual check awal (MC-0), dan untuk gambar
pelaksanaan sementara kami pakai fotocopy draf pengukuran untuk melakukan pemancangan
lapangan. pengukuran selanjutnya dilakukan pada saat pematokan pasangan saluran dan galian
yang mengacu pada kemiringan perencanaan. pelaksanaan pengukuran pada galian tanah
dilakukan tiap-tiap 10 meter mengacu pada elevasi perencanaan atau yang disetujui direksi
pengawas.
Tanda tetap (BM) harus dipasangan dan diukur secara teliti pada lokasi tertentu
sepanjang proyek. Jika terjadi ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan
keadaan lapangan yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Pengawas Lapangan untuk
dimintakan keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat waterpass/teodolit yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk menyelesaikan item pekerjaan ini memerlukan :
Program Sumber Daya Dalam Pelaksanaan:
Alat Kerja
Water pass dan theodolite
Bahan
- meteran, kaso 5/7, paku
Durasi Pelaksanaan : 1 Minggu
Indentifikasi Bahaya Dalam Pelaksanaan:
- Terkena Sisa Sampah
- Terkena Ujung Kayu
- Terluka/tertusuk karena paku
- Tertimpa material bongkaran, jatuh dari ketinggian
Pengendalian Resiko Dalam Pelaksanaan:
- Memakai sarung tangan
- Berhati-hati dalam melakukan pekerjaan tersebut
7 Pengurusan IMB
Untuk kelancaran pelaksanaan maka sejak dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
akan segera mengurus perijinan- perijinan mendirikan bangunan dan izin lainnya.
II PEMBANGUNAN GEDUNG
II-APEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Pondasi Tapak, Menerus & rolaag tangga/ramp
Persiapkan alat bantu kerja sesuai dengan MS (Method Schedule) pekerjaan galian : manual
Adapun langkah-langkah galain tanah adalah sebagia berikut :
a. Persiapkan alat bantu ukur untuk penentuan batas galian dan pompa air.
b. Untuk galian yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran
seperti.
c. Periksa kemungkinan adanya prasarana lingkungan yang melintasi atau berada di sekitar area
galian (jalur kabel/pipa/telepon, dll).
d. Menentukan batas daerah galian (survey & marking koordinat serta elevasi).
e. Menentukan peralatan yang cocok untuk pekerjaan penggalian dan jumlah alat untuk
kelancaran pekerjaan.
Untuk menyelesaikan item pekerjaan ini memerlukan :
Program Sumber Daya Dalam Pelaksanaan:
Alat Kerja
Cangkul, Kereta Sorong, Pompa Air
Bahan
-
Durasi Pelaksanaan : 1 Minggu
Indentifikasi Bahaya Dalam Pelaksanaan:
- Kecelakaan tanah tidak rata akibat galian, terjatuh, luka ringan dan lecet memar
- Kecelakaan akibat bongkaran sisi-sisa kayu patok -> luka berat
- Kecelakaan labil tanah galian, terseret -> luka ringanPengendalian Resiko Dalam
Pelaksanaan:
- Mengunakan sepatu dan helmen alat pelindung
- Memberikan polis lane pada titik bahaya disekitar galian saat pengalian
- Pengendalian jarak dengan patok-patok yang akan digali
5 Plasteran Bata 1 Pc : 2 Ps
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan estetika dari sebuah bangunan, hal yang paling berperan
dari pekerjaan ini adalah kerapian ketepatan pengukuran. Pada plasteran standar pemasangan
dan pengukuran kemiringan harus tercapai.
Syarat-syarat material :
Pasir yang digunakan adalah pasir yang berkualitas baik, berbutir tajam, tidak mengandung
lumpur/kotoran lebih dari 5% berasal dari sungai/batu-batuan tidak mengandung garam.Untuk
menyelesaikan item pekerjaan ini memerlukan :
Program Sumber Daya Dalam Pelaksanaan:
Alat Kerja
alat bantu
Bahan
Pasir pasang, semen, air
Durasi Pelaksanaan : 1 Minggu
Indentifikasi Bahaya Dalam Pelaksanaan:
- Kecelakaan terjatuh batu saat pemasangan akibatkan kelalaian pekerja -> Luka ringan
- Kecelakaan terjatuh batu dari atas sewaktu pemasangan batu
- Kecelakaan terjatuh spasi semen ke bawah
Pengendalian Resiko Dalam Pelaksanaan:
- Pengendalian Menempatkan batu pada posisi yang diizinkan
- Pengendalian alat kerja ditempatkan sesuai dengan arahan pengawas
- Pengendalian memeriksa alat kerja secara berkala, menempatkan tanaga yang ahli di
peralatan.
7 Plasteran Bata 1 Pc : 4 Ps
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan estetika dari sebuah bangunan, hal yang paling berperan
dari pekerjaan ini adalah kerapian ketepatan pengukuran. Pada plasteran standar pemasangan
dan pengukuran kemiringan harus tercapai.
Syarat-syarat material :
Pasir yang digunakan adalah pasir yang berkualitas baik, berbutir tajam, tidak mengandung
lumpur/kotoran lebih dari 5% berasal dari sungai/batu-batuan tidak mengandung garam.
Untuk menyelesaikan item pekerjaan ini memerlukan :
Program Sumber Daya Dalam Pelaksanaan:
Alat Kerja
alat bantu
Bahan
Pasir pasang, semen, air
Durasi Pelaksanaan : 12 Minggu
Indentifikasi Bahaya Dalam Pelaksanaan:
- Kecelakaan terjatuh batu saat pemasangan akibatkan kelalaian pekerja -> Luka ringan
- Kecelakaan terjatuh batu dari atas sewaktu pemasangan batu
- Kecelakaan terjatuh spasi semen ke bawah
Pengendalian Resiko Dalam Pelaksanaan:
- Pengendalian Menempatkan batu pada posisi yang diizinkan
- Pengendalian alat kerja ditempatkan sesuai dengan arahan pengawas
- Pengendalian memeriksa alat kerja secara berkala, menempatkan tanaga yang ahli di
peralatan.
2 Kolom K1 Uk. 30 x 30 cm
a Beton K-225
b Tulangan Besi Ø 12 mm
c Sengkang Besi Ø 8 mm
d Bekisting + Bongkar dan Siram (3x pakai)
Merupakan beton bertulang dengan adukan K225 pasir, semen, air, batu yang diberikan
besi/tulangan sesuai dengan gambar rencana Semua pekerjaan sesudah Tapak dan besi sloof
selesai pengecoran sloof selesai kemudian baru dilakukan pemasangan besi kolom dan mal
serta mortal dengan jarak sesuai dengan gambar rencana, adukan beton menggunakan molen
sehingga hasil campuran yang diperoleh akan lebih sempurna. Pada saat pelaksanaan pekerjaan
beton bertulang akan dimulai terlebih dahulu harus melakukan pengujian mutu beton.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan direksi lapangan. setelah
pemasangan bekisting telah sempurna.
Pekerjaan Beton
Pasir Beton
a. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam.
b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila lebih dari 5% maka
pasir tersebut akan dicuci sebelum dipergunakan.
c. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir akan dibuktikan dengan penelitian di
Laboratorium Beton.
d. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.
e. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material
beton.
f. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton.
g. Pasir yang akan digunakan untuk campuran beton akan melalui proses penyelidikan di
Laboratorium Beton.
h. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.
Kerikil Beton
a. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal.
b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering, apabila lebih dari 1% maka
kerikil tersebut akan dicuci sebelum dipergunakan.
c. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir akan dibuktikan dengan penelitian di
Laboratorium Beton.
d. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.
e. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material
beton.
f. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton.
g. Kerikil yang akan digunakan untuk campuran beton akan melalui proses penyelidikan di
Laboratorium Beton.
h. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.
Batu Pecah
a. Hasil produksi mesin pemecah batu (Stone Crusher) bukan hasil pekerjaan manual
(manusia).
b. Batu pecah berasal dari batuan kali.
c. Terdiri dari butiran yang keras dan bersifat kekal.
d. Tingkat ketahanan terhadap keausan butiran minimal 95%.
e. Jumlah butiran Lonjong dan Pipih minimal 5%.
f. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat alkali.
g. Ukuran butiran terkecil minimal 1 cm dan ukuran butiran terbesar maksimal 3 cm.
h. Batu pecah yang akan dipakai untuk material campuran beton akan melalui proses
pemeriksaan di Laboratorium Beton.
i. Batu pecah hanya dan akan dipakai pada campuran beton struktural atau beton dengan mutu
K-200 sampai mutu K350.
Semen Portland
a. Terdaftar dalam merek dagang.
b. Merk Semen Portland yang dipakai akan seragam untuk semua pekerjaan beton struktural
maupun beton non struktural.
c. Mempunyai butiran yang halus dan seragam.
d. Tidak berbongkah-bongkah/tidak keras.
e. Untuk pekerjaan beton dan komponen struktur yang berhubungan langsung dengan tanah
dan air dipakai Semen Portland Type II.
f. Untuk pekerjaan beton dan komponen struktur yang tidak berhubungan dengan air dan tanah
dipakai Semen Portland Type I.
g. Semua peraturan tentang penggunaan semen Portland di Indonesia untuk bangunan gedung
berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.
Air
a. Secara visual air akan bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak berasa.
b. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organik yang dapat merusak beton.
c. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan dari tempat lain ke
lokasi pekerjaan akan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum digunakan.
Zat Additive
a. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan yang berhubungan dengan
kemudahan dalam pengerjaan beton atau workability akan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
b. Penggunaan zat additive dalam campuran beton akan melalui proses penelitian dan
percobaan di laboratorium beton dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.
c. Kontraktor Pelaksana akan menunjukkan standar, aturan, dan syarat yang berlaku secara
umum mengenai zat additive yang akan dipakai.
d. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive yang dapat dibuktikan
secara teknis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Tulangan Beton
a. Bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
b. Baja tulangan diatas diameter 12 mm adalah Baja Ulir.
c. Baja tulangan sengkang/begel atau dibawah diameter 10 mm adalah baja polos.
d. Semua baja tulangan mempunyai tegangan tarik/luluh baja minimal 3000 kg/cm2 atau 300
MPa.
e. Kebenaran akan tegangan tarik/luluh baja tulangan akan dibuktikan dengan percobaan pada
Laboratorium Beton.
f. Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan yang dibutuhkan atau
sesuai Gambar Bestek.
g. Baja ulir untuk semua diameter tidak boleh didatangkan ke lokasi pekerjaan dalam keadaan
bengkok.
h. Baja ulir yang telah sekali dibengkokkan tidak boleh dibengkokkan lagi dalam arah yang
berlawanan.
i. Baja tulangan akan disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari hubungan langsung
dengan tanah dan terlindung dari air hujan.
j. Semua peraturan tentang baja di Indonesia untuk bangunan gedung berlaku juga pada
spesifikasi teknis ini.
Perakitan Tulangan
a. Perakitan tulangan balok, kolom, dan pondasi dapat dilakukan di bengkel kerja oleh
Kontraktor Pelaksana atau langsung pada lokasi konstruksi
b. Dimensi, model, bengkokan, dan pajang penyaluran tulangan akan sesuai dengan Gambar
Bestek atau standar yang ada dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI).
c. Kontraktor Pelaksana akan menyediakan gambar dan daftar bengkokan, dimensi, model, dan
panjang penyaluran tulangan pada bengkel kerja untuk menghindari kesalahan dalam
pekerjaan perakitan tulangan.
d. Tulangan balok, kolom dan pondasi yang telah selesai dirakit jika tidak langsung dipasang
akan diletakkan ditempat yang terlindungi dari hujan dan tidak boleh bersentuhan langsung
dengan tanah.
e. Untuk tulangan plat lantai dan plat atap dirakit langsung diatas bekisting yang terlebih
dahulu telah selesai dikerjakan.
f. Pada tulangan kolom, balok, pondasi tapak, plat atap, dan plat lantai akan diberi balok-balok
beton tahu dengan tebal yang disesuaikan dengan tebal selimut beton. Beton tahu akan
ditempatkan pada semua sisi tulangan yang bersentuhan dengan bekisting. Jarak
pemasangan beton tahu minimal 30 cm dan maksimal 60 cm untuk balok dan kolom,
sedangkan untuk plat lantai dan plat atap setiap 1 m2 akan ada minimal 4 buah beton tahu.
Mutu beton tahu minimal sama dengan mutu beton konstruksi penempatan.
g. Untuk tulangan plat lantai dan plat atap akan diberi support atau penyangga untuk keperluan
menjaga kestabilan jaring tulangan dari besi tulangan dengan diameter yang lebih besar dari
diameter tulangan plat. Setiap 1 m2 akan ada minimal 4 buah support atau penyangga.
h. Semua tulangan utama balok dan kolom akan terikat dengan baik oleh sengkang dengan alat
ikat kawat beton.
i. Jaring tulangan plat akan terikat dengan baik satu dengan yang lain dengan alat ikat kawat
beton.
j. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan terlalu lama dalam bekisting.
Pekerjaan Bekisting
Acuan / Bekisting
a. Bahan utama bekisting adalah multiplex 6 mm yang diperkuat oleh balok-balok kayu
penyangga dari kayu kelas kuat III.
b. Kontraktor Pelaksana akan mengajukan gambar-gambar rencana pelaksanaan untuk
bekisting balok, kolom, plat lantai, dan plat atap serta konstruksi lain yang dianggap perlu
oleh Konsultan Pengawas.
c. Penggunaan bekisting sistem bongkar-pasang dari bahan besi akan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
d. Permukaan bekisting akan dilumuri atau dioleskan dengan cairan Residu atau cairan Ter
supaya hasil campuran beton tidak menempel pada bekisting waktu akan dibuka sehingga
dapat menghasilkan permukaan beton yang rapi.
e. Bentuk bekisting akan menghasilkan konstruksi akhir sesuai rencana.
f. Bekisting akan kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan campuran beton tidak
bocor atau berubah bentuknya.
g. Hasil pekerjaan bekisting akan diperiksa kembali kebenaran elevasi, kelurusannya terhadap
arah vertikal oleh Kontraktor Pelaksana dengan alat Theodolit dan Waterpass. Pemeriksaan
secara manual tidak dibenarkan.
h. Hasil pekerjaan bekisting akan disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum dilakukan
pekerjaan pengecoran beton.
i. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari terhitung sejak
waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas karena alasan
penggunaan zat additive yang dapat mempercepat proses pengerasan beton.
j. Pekerjaan membuka bekisting tidak boleh merusak permukaan beton jika hal ini terjadi
Kontraktor Pelaksana akan memperbaikinya.
Indentifikasi Bahaya Dalam Pelaksanaan:
- Terluka tangan saat pemotongan kayu
- Tangan tertimpa martil
- Jatuh papan atau kayu mal tertimpa pekerja
Pengendalian Resiko Dalam Pelaksanaan:
- Pengendalian Menempatkan tenaga bekesting/mal yang propesional, serta melihat
sambungan kayu yg terpasang dengan kuat.
- Gunakanlah alat dengan tepat
- Berhati-hati dalam mengangkat kayu
Program Sumber Daya Dalam Pelaksanaan:
- Peralatan kerja yang dibutuhkan berupa alat bantu
- Bahan yang diperlukan berupa kayu kwlas III, paku 5-10 cm, balok kayu bekisting II,
minyak bekisting, playwood 9 mm, dolken diameter kayu 8-10 mm
Quality Kontrol
a. Slump test
b. Pemeriksaan kekentalan beton (konsistensi) akan dilakukan setiap beton dituangkan dari
Concrete Mixer atau minimal setiap 5 m3 pekerjaan beton pada setiap mutu beton.
c. Pemeriksaan kekentalan beton dilakukan dengan metode Slump Test dimana nilai slump
yang diperoleh akan sesuai dengan nilai slump rencana yang ada pada Job Mix Desain Mix
Desain.
Pembukaan Bekesting
a. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan atau jika
umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
Bagian sisi balok 48 jam
Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
Balok dengan beban konstruksi 21 hari
Plat lantai 21 hari
b. Dengan persetujuan direksi lapangan cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda
uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75
% dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh Direksi Lapangan
sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/ membebaskan tanggung jawab
kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan
tersebut. Pembongkaran cetakan beton akan dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-
sudut yang tajam dan tidak pecah.
c. Berkas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah akan
dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.
d. Bekesting bagian konstruksi yang memikul beban pelaksanaan lantai diatasnya tidak boleh
dibongkar sebelum beton lantai di atasnya tersebut mencapai 75 % dari kekuatan umur 28
hari dan lantai itu sendiri sudah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan umur 28 hari.
e. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang akan tajam dan halus
di bidang-bidangnya. Segera setelah cetakan dibuka dan beton masih relatif segar semua
bidang-bidangnya akan dipahat sedangkan lekukan serta lubang-lubang akan diisi dengan
adukan satu semen dan satu pasir. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas akan
dibasahi secara menyeluruh. Semua bagian-bagian atau permukaan yang kasar akan
digosok dengan batu karburandum dengan air dan ditinggalkan dalam warna yang merata.
Penggosokan hanya diperlukan pada permukaan yang kasar akibat cetakan atau tetesan air
semen.
f. Permukaan lantai beton akan mempunyai permukaan bentuk fisik yang rata dan halus.
Menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air
tidak dibenarkan sama sekali.
Untuk menyelesaikan item pekerjaan ini memerlukan :
Program Sumber Daya Dalam Pelaksanaan:
Alat Kerja
alat bantu, molen
Bahan
pasir beton, semen, kerikil, Pasir pasang
Durasi Pelaksanaan : 8 Minggu
Indentifikasi Bahaya Dalam Pelaksanaan:
- Kecelakaan di akibatkan mesin pengaduk beton terpotongnya tangan akibatkan kelalaian
pekerja, -> Luka-luka.
- Kecelakaan Terjepit mesin molen sewaktu mengaduk semen -> Luka Berat
- Resiko terkena tumpukan kayu, -> luka ringan lecet-lecet
- Resiko terjatuh pada saat pengecoran -> luka, patah tulang,lecet-lecat tubuh
Pengendalian Resiko Dalam Pelaksanaan:
- Memakai Sefty sepatu dan helmen Pengendalian Menempatkan tenaga bekesting/mal yang
propesional, serta melihat sambungan kayu yg terpasang dengan kuat.
- Pengendalian alat kerja ditempatkan sesuai dengan arahan pengawas
- Pengendalianya membuat jalan menuju tempat pengecoran yang kuat dan bisa dilalui tenaga
untuk pengecoran