DINAS PERHUBUNGAN
Jalan Mayjend T. Hamzah Bendahara No.52 Kuta Alam, Kota Banda Aceh 23121
PEMBANGUNAN FOODCOURT
PELABUHAN PENYEBERANGAN ULEE LHEUE (TAHAP 2)
3. Spesifikasi Proses/Kegiatan
a. Ruang lingkup pekerjaan ini sudah memperhitungkan penerapan K3 Konstruksi
b. Setiap kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem perlindungan terhadap pekerja,
perlengkapan pengaman, rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya
c. Setiap jenis kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang berisiko tinggi pada
keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety
analysis) dan tindakan pengendaliannya
d. Setiap kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu dari penanggung jawab
kegiatan dan diawasi secara rutin
e. Setiap pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan
telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan, termasuk kompetensi
melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya.
4. Rencana Keselamatan Konstruksi
Berdasarkan indentifikasi risiko tertinggi pada pekerjaan Pembangunan Foodcourt Pelabuhan
Penyeberangan Ulee Lheue (Tahap 2), maka paket pekerjaan ini memiliki kategori tingkat risiko: Sedang
PENGALAMAN
NO JABATAN JUMLAH SERTIFIKAT
MINIMAL
6. Metode pelaksanaan
(terlampir)
IDENTIFIKASI
RESIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN FOODCOURT
PELABUHAN PENYEBERANGAN ULEE LHEUE (TAHAP 2)
Pas. Pintu Sliding Pada Meja Beton Wastafel, Blockboard 18 mm Fin.HPL + Aksesories Lengkap Terpasang (Sesuai Tertimpa
2
Gambar) Teriris
Meja Wastafel Type W1 Uk. 0.60 x 0.60 cm Blockboard 18 mm Fin.HPL + Alas Atas Granit +Aksesories Lengkap Tertimpa
3
Terpasang (Sesuai Gambar) Teriris
Tertimpa
4 Pas. Menu Uk. 0.60 x 3.00 cm Acrilik Doubel 3 mm + aksesories Lengkap Terpasang
Teriris
IDENTIFIKASI NILAI TINGKAT
NO. URAIAN PEKERJAAN F A
RISIKO K3 RISIKO RISIKO
VIII. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Terjatuh
1 Instalasi Sumber Daya Kelistrikan Panel
Terbakar
Terjatuh
2 Box Panel Listrik Standar + MCB, Terpasang Terlindun dari Hujan
Terbakar
Armatur
a. Lampu LED Celling
Terjatuh
3 b. Lampu Roll LED
c. Lampu Hias Gantung Terbakar
d. Lampu Gantung Philips 16w T8 Uk.120cm + Kap (Area Belakang)
Terjatuh
4 Titik Lampu + Fitting dan kelengkapan + Instalasi terpasang (termasuk kabel)
Terbakar
Teriris
5 Saklar Ganda setara Panasonic + Instalasi
Terbakar
Teriris
6 Stop Kontak 2 Lubang + Instalasi
Terbakar
Terjatuh
7 Adaptor LED
Terbakar
Terjatuh
8 Pemasangan Tray Kabel
Terbakar
Terjatuh
9 Pemasangan Charging Station
Terbakar
IX PEKERJAAN SANITAIR
Pemasangan Instalasi Pipa Air Bersih (Termasuk Pengadaan Pipa PVC Ø 3/4 inchi + Pembobokan, Penyambungan Teriris
1
Koneksi & Acsesoris Terjepit
Pemasangan Instalasi Pipa Air Bekas (Termasuk Pengadaan Pipa PVC Ø 4 inchi + Pembobokan, Penyambungan Teriris
2
Koneksi & Acsesoris Terjepit
Pemasangan Instalasi Pipa Air Bagian Talang (Termasuk Pengadaan Pipa PVC Ø 4 inchi + Pembobokan, Teriris
3
Penyambungan Koneksi & Acsesoris Terjepit
Teriris
4 Pas. Wastafel /Bak cuci piring 2 lobang Stainless + Kran Lengkap aksesories Terpasang (Area Conter)
Terjepit
Pas. Wastafel Keramik Cuci tangan (Setara Toto) + Kran Lengkap aksesories Terpasang Teriris
5
(W1 Area Luar) Terjepit
Teriris
6 Pas. Bok Kontrol (Area Conter)
Terjepit
B TOILET PRIA DAN WANITA
I. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
Terjatuh
1 Pondasi tapak P1
Tertimbun
Terjatuh
2 Pondasi Batu menerus
Tertimbun
Tertimpa
3 Pondasi Rolag Bata
Terjatuh
II. PEKERJAAN BETON BERTULANG
Terjatuh
1 Tapak Pondasi Uk. 0.55x0.65
Tertimbun
Tertimpa
2 Kolom Padestal Uk. 15x25
Tertusuk
Tertimpa
3 Sloof Uk. 18/20
Tertusuk
Tertimpa
4 Kolom Uk. 15x15
Tertusuk
Tertimpa
5 Kolom Kp Uk. 15x15
Tertusuk
Tertimpa
6 Balok RB-Uk 15x20 Elv. + 2.80
Tertusuk
Tertimpa
7 Balok BL-1 Uk. 15x15 Elv. +3.50
Tertusuk
III. PEKERJAAN PASANGAN BATA DAN PLASTERAN
Tertimpa
1 Pasangan Trasram Bata 1/2 bata 1 : 2
Teriris
Tertimpa
2 Plasteran Trasram Bata 1 : 2
Teriris
Tertimpa
3 Pasangan bata 1/2 bata 1 : 4
Teriris
Tertimpa
4 Plasteran Bata 1 : 4
Teriris
IV. PEKERJAAN TANAH, LANTAI DAN DINDING
Terjatuh
1 Timbunan Tanah bangunan
Tertimbun
Terjatuh
2 Pasir Urug Bangunan
Tertimbun
Terjatuh
3 Beton Tumbuk
Tertimbun
Terjatuh
4 Pas. Lantai Keramik Upholished Uk. 40x40 Cm
Teriris
Terjatuh
5 Pas. Dinding Keramik Pholished Uk. 40x40 Cm
Teriris
Terjatuh
6 Pas. Dinding Granit 60x60 cm Pholished Uk. 60x60 Cm (Area Luar Toilet)
Teriris
Terjatuh
7 Pengecatan Dinding L/D
Teriris
Terjatuh
8 Pas. Aluminium Composite Panel PVDF t= 4 mm (ACP) + Rangka Besi Siku 40 x 40 mm Siap Terpasang
Teriris
IDENTIFIKASI NILAI TINGKAT
NO. URAIAN PEKERJAAN F A
RISIKO K3 RISIKO RISIKO
V. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, DAN VENTILASI
Tertimpa
1 Kusen + Daun Pintu UPVC + Assesoris Siap Terpasang (Type P-4)
Terjepit
Tertimpa
2 Ventilasi UPVC + Assesoris Siap Terpasang (Type V-2)
Terjepit
Tertimpa
3 Pas. Glass Block G1(Uk. 20 x 20 cm + Aksesoris Siap Terpasang)
Terjepit
Tertimpa
4 Pas. Roster beton Uk. 20x20 cm (Area Toilet)
Terjepit
VI. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFON
Tertimpa
1 Kuda - kuda Baja Ringan C75.75, Ring U45 + Perlengkapan (Terpasang)
Terjatuh
Tertimpa
2 Atap Seng Spandek tebal 0.3 mm
Terjatuh
Tertimpa
3 Atap Spandek Transparan tebal 0.3 mm Siap Terpasang
Terjatuh
Tertimpa
4 Talang Air seng plat tebal 0.3 mm
Terjatuh
Tertimpa
5 Pas. Plafond PVC + Rangka Furring (Siap Terpasang)
Terjatuh
VII. PEKERAJAAN INSTALASI LISTRIK
Armatur Terjatuh
1
Terbakar
Terjatuh
a. Lampu LED Ceiling 19 watt
Terbakar
Terjatuh
b. Lampu Roll LED
Terbakar
Titik Lampu + Instalasi (Instalasi Sudah Termasuk Kabel) NYA 2,5 mm Dalam Pipa PVC Fitting dan Terjatuh
2
Kelengkapan Instalasi Terpasang Terbakar
Terjatuh
3 Saklar Ganda setara Panasonic
Terbakar
Terjatuh
4 Saklar Tunggal setara Panasonic
Terbakar
Adaptor LED Terjatuh
5
Terbakar
VIII. PEKERJAAN SANITAIR
Pemasangan Instalasi Pipa Air Bersih ( Termasuk Pengadaan Pipa PVC Ø 3/4 inchi + Pembobokan, Teriris
1
Penyambungan Koneksi & Acsesoris ) Terjepit
Pemasangan Instalasi Pipa Air Bekas ( Termasuk Pengadaan Pipa PVC Ø 4 inchi + Pembobokan, Teriris
2
Penyambungan Koneksi & Acsesoris ) Terjepit
Pemasangan Instalasi Pipa Air Bagian Talang ( Termasuk Pengadaan Pipa PVC Ø 4 inchi + Pembobokan, Teriris
3
Penyambungan Koneksi & Acsesoris ) Terjepit
Pemasangan Kloset Jongkok + Accessories (Setara Toto) Lengkap aksesories Terpasang Tertimpa
4
Terjepit
Pemasangan Kloset Duduk + Tabung (Setara Toto) + Kran lengkap aksesories Terpasang Tertimpa
5
Terjepit
Pemasangan Floor drain Staninless Tertimpa
6
Terjepit
Pas. Wastafel Keramik Cuci Tangan (Setara Toto) + Kran Lengkap aksesories Terpasang Tertimpa
7
Terjepit
Pas. Urinoir + Accessories (Setara Toto) Tertimpa
8
Terjepit
Pemasangan Kran Air 3/4" (Setara Toto) Tertimpa
9
Terjepit
Bak Mandi Fiber Plastik/Bak Air Sudut Fiber Tertimpa
10
Terjepit
Sptictank Tertimpa
11
Terjepit
IX. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pas. Font nama Food Court Acrilik 15 mm + Lampu + aksesories Lengkap Terpasang (Sesuai Gambar) Terjatuh
1
Tertimpa
Pembersihan Akhir Terjatuh
2
Tertimpa
PEMERINTAH ACEH
DINAS PERHUBUNGAN
Jalan Mayjend T. Hamzah Bendahara No.52 Kuta Alam, Kota Banda Aceh 23121
PEMBANGUNAN FOODCOURT
PELABUHAN PENYEBERANGAN ULEE LHEUE (TAHAP 2)
PASAL 01
PERATURAN TEKNIS
Jika ternyata pada rencana kerja dan syarat-syarat ini terdapat kelainan/ penyimpangan dari
peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan dalam ayat (1) di atas, maka rencana kerja
dan syarat-syarat ini yang mengikat.
PASAL 02
PEMAKAIAN UKURAN
2.1. Pemborong tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang
tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja berikut
tambahan dan perubahannya.
2.2. Pemborong wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagiannya dan segera memberitahukan pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukannya di dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja maupun
dalam persetujuan tertulis dari pengawas.
2.3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal apapun
menjadi tanggung jawab pemborong, oleh karaena itu pemborong diwajibkan
mengadakan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap gambar-gambar dan
dokumen yang ada.
PASAL 03
INFORMASI SITE
PASAL 04
KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
5.1. Bila dalam RKS disebut nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang,
maka dalam hal ini dimaksud untuk menunjukan tingkat mutu bahan dan barang
yang digunakan.
5.2. Setiap penggatian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan baraang harus
disetujui oleh perencana/pemberi tugas dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta
gambar kerja maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh
pemborong yang harus mendapat persetujuan dahulu dari pengawas atau pemberi
tugas.
5.3. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya pemborong, setelah disetujui oleh pengawas atau pemberi
tugas, harus dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti.
5.4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh pengawas atau pemberi tugas
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak
sesuai tidak sesuai kualitas maupun sifatnya.
5.5. Dalam mengajukan harga penawaran, pemborong harus sudah memasukkan sejauh
keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat
jumlah tersebut, pemborong tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian
bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah pengawas atau
pemberi tugas.
PASAL 06
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN
6.1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka
pemborong harus menanyakannya secara tertulis kepada pengawas dan pemborong
harus mentaati keputusan tersebut.
6.2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang
berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran
dengan skala dari gambar-gambar, tetapi jika mungkin ukuran ini harus diambil dari
pekerjaan yang telah selesai.
6.3. Apabila ada hal-hal yang disebut pada gambar kerja, RKS atau dokumen, yang
berlainan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan
satu terhadap lainnya. Tetapi untuk menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal ini
maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atau yang
mempunyai bobot biaya yang tinggi.
6.4. Apabila terdapat perbedaan antara gambar arsitektur dengan gambar elektrikal,
maka yang dipakai sebagai pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar
arsitektur, sedangkan untuk ukuran dan kualitas bahan adalah gambar elektrikal.
PASAL 07
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
PASAL 08
GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN PEKERJAAN (ASBUILT DRAWING)
8.1. Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah pemberi tugas/pengawas, maka pemborong harus
membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang
jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang
dilaksanakan.
8.2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar
asli) yang biaya pembuatan ditanggung oleh pemborong.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. emasangan papan nama proyek harus mencantum semua informasi yang jelas
tentang kegiatan proyek minimal memuat nama pekerjaan, tanggal dimulainya dan
berakhirnya kontrak, jumlah waktu pelaksanaan,sumber dana dan nama Kontraktor
Pelaksana pelaksana.
PASAL 02
IJIN-IJIN
2.1. Pemborong harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat ijin-ijin
yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain : ijin
peneringan, ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin trayek dan pemakaian
jalan, ijin penggunaan bangunan serta ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.
2.2. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut ayat (1) di
atas menjadi tanggung jawab pemborong.
PASAL 03
DOKUMENTASI
4.1 Pemborong harus menjamin keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam peraturan perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk
setiap bidang pekerjaan.
4.2 Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat pelengkap untuk pertolongan pertama
pada kecelakaan (PPPK).
PASAL 05
PERALATAN KERJA
PASAL 06
SARANA AIR DAN PENERANGAN
7.1 Kantor Direksi Lapangan merupakan bangunan sementara harus disediakan saat
dimulai pekerjaan yaitu setelah adanya Serah Terima Lapangan. Kantor Direksi
bersifat bangunan sementara, sedangkan perlengkapannya bersifat sewa, digunakan
sampai dengan selesainya pembangunan. Seluruh biaya perawatan dan
operasionalnya menjadi tanggungan Kontraktor sampai dengan Serah Terima
Pertama Pekerjaan. Segera setelah Serah Terima Pertama Pekerjaan, fasilitas ini
harus dibongkar dan diangkut keluar.
BAB III
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
Pasal 01
PEKERJAAN GALIAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/ peralatan- peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub struktur,
seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk
pengguna jasa/pengawas lapangan, termasuk di dalamnya adalah pekerjaan galian
untuk septictank, saluran-saluran dan pekerjaan- pekerjaan lain sesuai gambar.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Galian tanah untuk septictank, saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya harus
sesuai dengan peil-peil yang tercantum di dalam gambar.
b. Apabila ternyata pengalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
Pelaksana harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan yang
sejenis untuk daerah ybs.
c. Pelaksana harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari
longsoran-longsoran tanah di kiri-kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat
penahan tanah dan bebas dari genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat
dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi struktur. Pemompaan, bila
dianggap perlu harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu struktur
bangunan yang sudah ada.
d. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian, dilakukan selapis demi selapis, dan
ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada "Pekerjaan Urugan
Kembali dan Pemadatan"
Pasal 02
PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil
pekerjaan yang baik.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis maksimum setiap lapis 5 cm hingga
mencapai tebal padat yang disyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan dengan
alat pemadat yang disetujui pengguna jasa/pengawas lapangan. Pemadatan
dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95 % dari kepadatan optimum
hasil laboratorium.
c. Tebal pasir urug minimum 10 cm padat atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
Ukuran tebal dalam gambar adalah ukuran tebal padat.
d. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat
persetujuan pihak Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
Pasal 03
PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PEMADATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan cangkul,
sekop, arco, dan alat- alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan kembali untuk
pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk pengguna
jasa/pengawas lapangan.
2. Persyaratan Bahan-bahan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Jenis tanah adalah Silty Clay
b. Tanah harus bersih dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis lainnya.
c. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
d. Puing-puing bekas bongkaran dinding bata, beton sama sekali tidak diperbolehkan
digunakan untuk urugan.
Pengguna jasa/pengawas lapangan berhak menolak material yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut di atas.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pengurugan harus diperiksa sebelum disetujui oleh pengawas lapangan.
Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-
tiap lapisan 20 cm dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan Optimum, dan
mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan.
b. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana.
c. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna
tertentu pula. Pada daerah yang basah/ada genangan air, Pelaksana harus membuat
saluran-saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya
dengan bantuan pompa air.
d. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya. Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari pengguna
jasa/pengawas lapangan maka pemadatan tidak boleh dengan dibasahi air.
Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat stamper/ compactor yang
disetujui oleh pengguna jasa/pengawas lapangan.
e. Bahan galian dapat dipergunakan kembali untuk mengurug bila memenuhi syarat
sebagai tanah urugan dan bila perlu dapat dilakukan penyelidikan laboratorium
mekanika tanah yang disetujui oleh Pengawas Lapangan. Segala biaya-biaya
penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana. Penggalian yang
melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga mencapai
perataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan, kecuali untuk
daerah galian pondasi harus mengikuti C.1. mengenai "Pekerjaan Galian
Pondasi".
f. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan
adalah 50 mm terhadap kerataan yang ditentukan. Semua drainase darurat harus
disetujui oleh pengguna jasa/pengawas lapangan cara kerja yang dilakukan
Pelaksana harus disetujui oleh Pengguna jasa/pengawas lapangan.
g. Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan dan dijaga
jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan dan
sebagainya. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat
persetujuan tertulis pengguna jasa/pengawas lapangan.
h. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan
tersebut harus diulangi kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara
pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan.
Jadwal pengujian akan ditentukan/ditetapkan oleh perencana/pengguna
jasa/pengawas lapangan.
i. Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang kelebihan harus dipindahkan ke
tempat yang ditentukan oleh pengawas lapangan. Ketinggian (peil) disesuaikan
dengan gambar.
j. Sarana-sarana Darurat : Pelaksana harus mengadakan drainase yang sempurna
setiap saat. Ia harus membangun saluran-saluran memasang parit-parit, memompa
dan atau mengeringkan drainase.
Pasal 03
PEKERJAAN PONDASI
1. Persyaratan Bahan
Untuk pekerjaan pondasi Batu gunung, digunakan campuran 1 Pc : 4 Ps untuk
mengikat batu kali/gunung/belah sehingga tidak ada lagi rongga diantara sambungan batu
kali/gunung/belah.
2. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk
as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan
Direksi tentang kesempurnaan galian.
b. Sebelum pondasi Batu Gunung dikerjakan, Pelaksana Pelaksana harus memastikan
galian pondasi sudah selesai 100%.
c. Pemasangan pondasi batu kali dilakukan dengan cara lapis demi lapis
menggunakan perekat adukan/spesi 1:4. Pemasangan dilakukan dengan rata
dengan bagian atas batu gunung akan diberi spesi untuk mencapai kerataan yang
diinginkan. Pemasangan dilakukan sesuai dengan gambar bestek.
d. Pekerjaan pondasi batu gunung dapat dilakukan sebelum pemasangan sloof
bangunan. Di atas pasangan batu gunung dipasang angker besi minimal diameter 9”
dengan jarak minimal 1,5 – 2 m sebagai pengikat sloof.
e. Hasil pekerjaan pondasi harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
BAB VI
PEKERJAAN BETON BERTULANG
PASAL 01
KETENTUAN UMUM
1.1 Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat pelaksanaan beton
secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali
ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton
harus sesuai dengan standar di bawah ini :
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI NI – 2 1971)
- Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
- Standar Industri Indonesia
1.2 Penyedia harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan kesesuaian yang
tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang
tidak memenuhi syarat harus dibongkar dan diganti atas biaya kontraktor pelaksana.
1.3 Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan
persyaratan dan disetujui oleh pengawas, dan pengawas berhak meminta diadakan
pengujian bahan-bahan tersebut dan Penyedia jawab atas segala biayanya. Semua
material yang tidak disetujui oleh pengawas harus segera dikeluarkan dari lokasi
proyek.
PASAL 02
LINGKUP PEKERJAAN
2.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendaya gunaan semua tenaga kerja,
bahan-bahan, upah dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan
beton/beton bertulang yang terdapat dalam gambar rencana.
2.2 Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian
dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton.
PASAL 03
PENGENDALIAN PEKERJAAN
3.1 Penyedia harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang,
selubung- selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.
3.2 Pengendalian pekerjaan ini tercantum pada syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI – 1971).
3.3 Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam
gambar- gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran
antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan Pengawas untuk mendapatkan ukuran sesungguhnya.
3.4 Jika karena keadaan pasaran penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan, maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI–1971. Dalam hal ini
harus mendapatkan persetujuan Pengawas.
PASAL 04
BAHAN-BAHAN
PASAL 05
ADUKAN BETON
5.1. Adukan beton untuk pekerjaan struktur bangunan (pondasi, kolom, balok dan
plat lantai) menggunakan beton dengan mutu beton K-175.
5.2. Adukan beton untuk pekerjaan non structural (lantai kerja, pondasi batu kali)
menggunakan mutu beton K-100.
PASAL 06
CETAKAN DAN ACUAN
5.3. Penyedia harus terlebih dahulu mengajukan gambar-gambar rencana cetakan dan
acuan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas, sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi
cetakan atau acuan, sambungan- sabungan dan kedudukan serta sistem rangkanya.
5.4. Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI–
1971, NI– 2.
5.5. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar keamanan
konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan PBI–1971, NI–2.
5.6. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika
umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
- Bagian sisi balok 48 Jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
5.7. Pelat beton 21 Hari
5.8. Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus menggunakan
papan tebal minimal 2,5 cm atau multliptek 18 mm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dan dolken
diameter 8-12 cm, dapat digunakan dari mutu kayu Klas II.
PASAL 07
PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG
7.1. Proporsi
Kecuali disebut lain, maka campuran dari beton harus sedemikian sehingga mencapai
kekuatan kubus 28 hari sebesar yang disyaratkan pada PBI–1971 yaitu untuk Beton K-225
(untuk beton structural) dan K-125 (untuk beton non structural).
7.2. Slump
Nilai yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah 7,5–10 cm
dan disesuaikan terhadap mutu beton yang disyaratkan. Slump yang terjadi diluar batas
tersebut harus mendapatkan persetujuan Pengawas.
PASAL 08
PERALATAN KERJA
Dalam pelaksanaan pekerjaan beton bertukang, peralatan kerja yang digunakan yaitu
concrete mixer, scaffolding dan peralatan tukang.
BAB V
PEKERJAAN PASANGAN BATA DAN PLASTER
PASAL 01
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
PASAL 02
PEKERJAAN PLESTERAN
PASAL 03
PERALATAN KERJA
Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding dan plesteran, peralatan kerja yang
digunakan yaitu concrete mixer, scaffolding dan peralatan tukang.
BAB V
PEKERJAAN TANAH, LANTAI DAN DINDING
Pasal 01
KETENTUAN UMUM
Lingkup Pekerjaan
Lantai Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul,
talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll
Pasal 02
BAHAN - BAHAN
Lantai Beton Tumbuk
Bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan beton tumbuk adalah dari campuran
beton sitemix 1 pc : 3 ps : 5 kr. Namun bisa juga menggunakan beton ready mix B0 ataupun
readymix K-100. Hal tersebut tergantung dari pihak perencana. Beton tumbuk untuk lantai
kerja biasanya diperhitungkan dengan menggunakan satuan m3 atau bisa juga dalam
satuan m2.
Pasal 03
SYARAT PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan lantai, peralatan kerja yang digunakan yaitu concrete
mixer dan peralatan tukang.
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING GRANITE
1. Lingkup Pekerjaan.
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan sendok semen,
benang, dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan seluruh pekerjaan lantai
Keramik dan marmer sesuai dengan detail yang disebutkan dalam gambar atau petunjuk
Pengawas.
2. Persyaratan dan Bahan
Spesifikasi Bahan yang digunakan adalah:
- Jenis : Granite
- Ukuran-ukuran : 60 x 60 cm atau seperti tertera pada gambar
- Warna : akan ditentukan kemudian
3. Contoh - Contoh
1. Sebelum diadakan pemasangan, Pelaksana harus memberikan contoh bahan-
bahan yang akan digunakan untuk disetujui Pengawas.
2. Contoh bahan yang telah disetujui akan digunakan sebagai pedoman/standard bagi
Pengawas untuk menerima atau memeriksa bahan yang dikirim oleh Pelaksana ke
lapangan.
4. Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing pola
keramik yang akan dipasang.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
keramik harus sama, tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
3. Lebar celah lantai Keramik maksimal 4 mm. Pengisi celah/naad/siar diberi warna
dengan warna sesuai keramik yang dipasang atau warna lain atas persetujuan
Pengawas.
4. Pola pemasangan Keramik harus sesuai dengan gambar detail atau sesuai
petunjuk Pengawas.
5. Pemotongan Keramik harus menggunakan alat pemotong khusus, sesuai
petunjuk produsen pembuat.
6. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda- noda
yang melekat sehingga benar-benar bersih (warna keramik tidak kusam/buram).
7. Adukan pengikat untuk pemasangan Keramik pada lantai menggunakan
campuran 1 PC : 4 PS, sedangkan untuk daerah basah (toilet) adukan pengikat
dengan campuran 1 PC : 2 PS.
8. Lebar siar-siar harus sama dengan kedalaman maksimal 3 mm membentuk garis
lurus atau sesuai dengan gambar atau petunjuk Pengawas. Siar-siar harus diisi
bahan pengisi berwarna (grout semen berwarna) yang sesuai dengan warna
lantai.
Sebelum Keramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air sampai jenuh
Pasal 05
PEMASANGAN ROASTER/LUBANG ANGIN
Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sesuai pada desain
perencanaan. Pemasangan roaster/lubang angin, lokasi pemasangan dan bentuk atau
susunan roaster mengikuti desain pada gambar.
BAB
PEKERJAAN PLAFOND
6. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pekerjaan ini dikerjakan oleh pemborong yang berpengalaman dan dengan tenaga-
tenaga ahli
2. Pekerjaan ini melaksanakan perkerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk membuat shop
Drawing dan meniliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapanagn (ukuran dan
Peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
3. Rangka langit-langit dari besi dengan pengantung Hollow 60 x 60 x 2mm dan Hollow,
pengantung-pengantung terikat kuat pada beton, dinding atau rangka baja yang ada.
Sedangkan rangka untuk ACP penutup dinding mengunakan Besi siku 40 x 40 mm
4. Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan
sesuai dengan yang ditunjukan/ disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan
modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasang.
5. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit dan dinding harus rata, tidak
cembung, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan
bidang miring/tegak sesuia yang ditunjukan dalam gambar.
6. Setelah seluruh rangka langit-langit dan dinding terpasang, seluruh permukaan harus
rata, lurus dan waterplas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang
rangka harus saling tegak lurus.
7. Bahan penutup langit-langit adalah ACP jenis Interior PE dengan mutu bahan seperti
yang telah diisyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukan dalam
gambar.
8. Bahan penutup langit-langit adalah ACP jenis Outdor PVDF dengan mutu bahan
seperti yang telah diisyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukan
dalam gambar.
9. Pertemuan dengan bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti yang
ditunjukan dalam gambar.
10. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata,tidak melundut.
11. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/acces panel dilangit-langit yang
bisa dibuka, tanpa merusak plafond disekelilingnya, unutk keperluan pemeriksaan/
pemeliharan M & E.
9. Persyaratan Pelaksanaan
c. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia jasa agar meneliti
gambar-gambar dan kondisi/keadaan di lapangan, dan diwajibkan kepada Penyedia
jasa untuk membuat shop drawing menggambarkan mengenai sistem
pemasangan dan juga pola pemasangan plafon.
d. Pada pekerjaan langit-langit dan partisi ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan
lain yang dalam pelaksanaannya sangat berkaitan.
e. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit dan partisi, pekerjan lain yang
terletak pada langit-langit dan partisi tersebut harus sudah terpasang dengan
sempurna antara lain elektrikal, AC, sound system, fire alarm/fire detector, sprinkler,
saklar, stop kontak, dan instalasi lain yang diperlukan.
f. Untuk detail pemasangan, Penyedia jasa harus berkonsultasi dengan
Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan/Perencana dan distributor material. Langit-
langit harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib diperhatikan terhadap peil
rencana, untuk partisi harus dipasang rata dan tidak bergelombang. Rangka
yang datar harus rata air.
BAB
PEKERJAAN FURNITURE / CUSTOM MOBILER
1. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya uyang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
- Pekerjaan furniture / costum mobiler ini dipasang atau di tempatkan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar. Untuk detail bentuk, model dan ukuruan juga merujuk
pada desain yang sudah di gambar pada gambar kerja.
2. Persyaratan Bahan
- Block Board 18 mm
- HPL
- Assesoris sesuai pada desain/gambar
- Granit
- Akrilik 3 mm
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan , Penyedia jasa agar memperhatikan desain dan
gambar kerja serta kondisi/keadaan di lapangan, dan diwajibkan kepada Penyedia
jasa untuk membuat shop drawing menggambarkan mengenai sistem
pemasangan dan detail ukuran dan bentuk desain furnitur.
b. Ada pun hal-hal yang tidak tercantum di sini, maupun di gambar rencana akan di
kondisikan dan di diskusikan di kemudian hari sesuai dengan kedaan di lapangan.
BAB
PEKERJAAN LISTRIK
11.1 Persyaratan Teknis Umum Bahan dan Peralatan :
1. Umum
Pemasanan instalasi pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai
berikut :
a. PUIL tahun 2000 ;
b. Peraturan-peaturan yang lain yang dikeluarkan olhe Perumtel, Ditjen Bina
Lindung, dan Lembaga Pemerintah lainnya yang berwenang ;
c. ASHRAE, ARI, ASTM, ASME, dan SMACNA ;
d. National Fire Protection Association (NFPA) ;
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982 ;
f. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
DInas Pemadam Kebakaran, dll ;
g. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki tenaga
ahli yang mempunyai surat izin Pemasangan Instalasi dari Instansi berwenang
yang telah biasa mengerjakan suatu daftar referensi pemasangan.
2. Gambar Rencana
• Gambar Rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
• Gambar-gambar system ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasanan harus dikerjakan dengan memperhatikan
kondisi dari bangunan yang ada.
• Gambar-gambar Arsitektur, Struktur/Sipil, maupun Interior harus dipakai
sebagai referensi untuk Pelaksanaan.
3. Koordinasi
• Pemborong hendaknya bekerja sama dengan teknisi internal (Teknisi Rumah
Tangga) agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
• Koordinasi dengan Tim Teknis dari Pemberi Tugas dan Tim Pengelola Teknis
PU harus selalu dijalankan agar kendal-kendala yang ada di lapangan dapat
segera diatasi.
4. Pelaksanaan Pemasangan
• Sebelum melaksanakan pemasangan instalasi Pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi Lapangan/Pengawas
dalam rangkap 4 (empat) untuk disetujui.. Yang dimaksud gambar kerja disini
adalah gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan
dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding,
jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi accessories yang
dipakai dan Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti
ketentuan diatas.
• Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang, apabila terdapat sesuatu yang
diragukan Pemborong harus segera menghubungi Konsultan Pengawas.
• Asumsi-asumsi Konsultan Perencana dalam penentuan performance suatu
peralatan harus diperiksa ulang oleh Kontraktor sesuai dengan peralatan yang
dipilih maupun kondisi actual/lapangan dan dimintakan persetujuan kepada
Konsultan Pengawas.
Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan
semua biaya yang timbul berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan
contoh/dokumen ini.
2. Shop Drawing
Pemborong harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan yang
diperlukan untuk diperiksa dan disetujui. Dengan mengajukan gambar-gambar
kerja ini berarti Kontraktor sudah mempelajari keadaan lapangan setempat,
gambar-gambar Struktur, Arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya
3. Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan kawat BC atau
NYA sebagai kawat pentanahan dengan diameter sama dengan diameter kabel
feedernya atau minimal satu rating dibawahnya kecuali diatas diameter 50 mm2
dipergunakan BC 50 mm2.
4. Penampang kabel minimum yang dapat diapaki untuk instalasi adalah dengan
diameter 2,5mm, sedangkan untuk arde dengan diameter 6mm.
BAB
PEKERJAAN SANITAIR
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya uyang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan sanitary ini dipasang pada ruang toilet / kamar mandi / wc serta seluruh detail
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
2. Warna akan ditentukan kemudian dan pemasangan harus dengan persetujuan Direksi
Pengawas
3. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan di pasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
5. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini.
BAB
PEKERJAAN KUSEN UPVC
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan serta peralatan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)
b. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan memotong, punch serta drill harus dilakukan dengan mesin sehingga
diperoleh hasil yang setelah dirangkai untuk jendela, pintu, partisi dan lainnya
mempunyai toleransi sebagai berikut :
- untuk tinggi dan lebar sebesar 1 mm
- untuk tinggi diagonal sebesar 2 mm
c. Pekerjaan Pelaksanaan
PEKERJAAN ATAP
PASAL 02
PERALATAN KERJA
Dalam pelaksanaan pekerjaan atap, peralatan kerja yang digunakan yaitu scaffolding dan
peralatan tukang.
Ditetapkan oleh:
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
DINAS PERHUBUNGAN ACEH