Anda di halaman 1dari 80

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


1. SYARAT – SYARAT UMUM

A. UMUM

Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan
mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan
Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di dalam buku ini.
Bila terdapat ketidak jelasan dan/atau perbedaan-perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Konsultan Pengawas/untuk mendapatkan
penyelesaian.

B. LINGKUP PEKERJAAN

Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan
ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama
masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna. Adapaun lingkup
pekerjaannya adalah sbb :
a. Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Gedung kantor Balai Dikmen di kawasan Daerah
Kabupaten/Kota.
b. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Belanja Modal Bangunan kantor (Pembangunan Balai Dikemen Kab.
Kulonprogo) , yang terdiri dari :

A. MATA PEMBAYARAN UMUM


I. PEKERJAAN PERSIAPAN LOKASI
II. PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19

B. MATA PEMBAYARAN PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


I. PENYIAPAN RKK
II. SOSIALISASI, PROMOSI DAN PELATIHAN
III. ALAT PELINDUNG KERJA (APK) DAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
IV. ASURANSI DAN PERIZINAN
V. PERSONIL KESELAMATAN KONSTRUKSI
VI. FASILITAS SARANA PRASARANA DAN ALAT KESEHATAN
VII. RAMBU-RAMBU
VIII. KONSULTASI DENGAN AHLI TERKAIT KESELAMATAN KONSTRUKSI
IX. KEGIATAN DAN PERALATAN TERKAIT DENGAN PENGENDALIAN RESIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI

C. MATA PEMBAYARAN UTAMA


1. PEKERJAAN LANTAI 01
I. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
II. PEKERJAAN BETON
III. PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERAN & SPONENGAN
IV. PEKERJAAN KERAMIK
V. PEKERJAAN KERAMIK TOILET AREA
VI. PEKERJAAN RAILLING TANGGA
VII. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN KACA
VIII. PEKERJAAN PARTISI
IX. PEKERJAAN PLAFOND
X. PEKERJAAN BESI DAN ATAP
XI. PEKERJAAN CAT

1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

XII. PEKERJAAN HALAMAN


XIII. PEKERJAAN TAMAN

2. PEKERJAAN LANTAI 02 (BANGUNAN BARU)


I. PEKERJAAN PASIR
II. PEKERJAAN BETON
III. PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERAN & SPONENGAN
IV. PEKERJAAN KERAMIK
V. PEKERJAAN KERAMIK TOILET AREA
VI. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN KACA
VII. PEKERJAAN PLAFOND
VIII. PEKERJAAN BESI DAN ATAP
IX. PEKERJAAN LETTER
X. PEKERJAAN CAT CATA AN
XI. PEKERJAAN TAMAN
3. PEKERJAAN MEKANIKAL
I. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH
II. PEKERJAAN INSTALASI AIR BEKAS
III. PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR
IV. PEKERJAAN INSTALASI AIR HUJAN
V. PEKERJAAN SANITASI
4. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
I. PEKERJAAN PANEL LISTRIK & TANBAH DAYA
II. PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN & DAYA
III. PEKERJAAN INSTALASI TELEPON
IV. PEKERJAAN INSTALASI LAN DAN JARINGAN

C. SISTEM MANAGEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

1. Lingkup Kerja
a. Pekerjaan ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi ( SMK2) kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan
pemindahan bahan material, penggunaan peralatan kerja konstruksi, dan lingkungan sekitar tempat
kerja.
b. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan kesehatan
kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3
Konstruksi sesuai dengan tingkat risiko yang ditetapkan.
c. Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.05/PRT/M/2014 dan No.02/PRT/M/2018 atau
perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, serta peraturan terkait lainnya.
2. Sistem Manajeman K3 Konstruksi
a. Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya,
penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui.
b. Penyedia Jasa wajib melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh
tahapan pekerjaan.
c. Penyedia Jasa wajib mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PUPR
No.05/PRT/M/2014 dan No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
d. Penyedia Jasa bersama dengan Pengawas Pekerjaan melakukan inspeksi K3 Konstruksi secara periodik
dalam laporan harian, mingguan dan/atau bulanan.

2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

e. Penyedia Jasa segera melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan terhadap ketidaksesuaian yang
ditemukan pada saat inspeksi K3 Konstruksi. Hasil inspeksi K3 Konstruksi disampaikan oleh Penyedia
Jasa kepada Pengawas Pekerjaan.
f. Penyedia Jasa haras melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu
dilakukan kaji ulang) secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi
berlangsung.
g. Penyusunan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K)

3. Biaya Penyelenggaran Sistem Management Kesehatan dan Keselamatan Kerja mengacu pada :

NO URAIAN

1 Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan Formulir

2 Spanduk (banner)

3 Papan Informasi K3

4 Sewa Jaring Pengaman (Safety Net)

5 Sewa Topi Pelindung (Safety Helmet)

6 Sewa Pelindung Mata (Goggles, Spectacles)

7 Sewa Tameng Muka (Face Shield)

8 Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Muff)

9 Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker)

10 Sarung Tangan (Safety Gloves)

11 Sewa Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and toe cap)

12 Rambu Petunjuk

13 Rambu Larangan

14 Rambu Peringatan

15 Rambu Kewajiban

16 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 3,5 kg Jenis DCP

17 Bendera K3

Kontraktor juga wajib membuatkan identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-
masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan
pekerjaan inii. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material ditapak yang aman dari
segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal lain yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana yang
digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan
kerja di tapak dapat tercapai.
D. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan proyek ini adalah 240 hari kalender
a. Kebutuhan minimal personil inti yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu:
Jenis Keahlian Pengalaman Jumlah
No Personil
SKT / SKA ( Tahun ) ( orang )
SKT 051 ( Pelaksana
bangunan
1 Pelaksana 2 tahun 1
Gedung/pekerjaan
Gedung)

Petugas K3
2 Sertifikat K3 Konstruksi 0 tahun 1
Konstruksi

3
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

b. Dan peralatan utama dalam pekerjaan ini;

No Nama Peralatan Jumlah Satuan Keterangan


1 Mobil Dump Truck 1 unit Sewa / Milik sendiri
2 Mobil Pick Up 1 unit Sewa / Milik sendiri
3 Concrete Mixer/ Beton molen 2 unit Sewa / Milik sendiri
4 Concrete vibrator 1 bh Sewa / Milik sendiri
5 Stamper 1 bh Sewa / Milik sendiri
6 Alat Pemotrong besi 1 unit Sewa / Milik sendiri
7 Las listrik 1 unit Sewa / Milik sendiri
8 Genset 1 unit Sewa / Milik sendiri
9 Katrol Utk naikkan atap Baja 1 unit Sewa / Milik sendiri
10 Scafolding 50 set Sewa / Milik sendiri

E. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN

1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada dalam Buku
Uraian Pekerjaan ini, maupun perbedaan yang terjadi akibat keadaan ditapak, Kontraktor diwajibkan
melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan
keputusan pelaksanaan di tapak setelah Konsultan Pengawas berunding terlebih dahulu dengan
Perencana.
Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu
pelaksanaan.
2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai/terpasang.
3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan dan meneliti
terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas
penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum dicantumkan dalam gambar
Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan
Pengawas memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikkan pegangan setelah
berunding terlebih dahulu dengan Perencana.
4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam
gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas.
Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Kontraktor baik dari
segi biaya maupun waktu.
5. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala gambar-
gambar, spesifikasi teknis, addendum, berita-berita perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan
yang telah disetujui ditempat pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini haruss dapat dilihat Konsultan Pengawas dan Tim Teknis setiap saat sampai
dengan serah terima kesatu. Setelah serah terima kesatu, dokumendokumen tersebut akan
didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.

F. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN CONTOH-CONTOH

1. Gambar-gambar pelaksana (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram, ilustrasi, jadwal, brosur
atau data yang disiapkan Kontraktor atau Sub Kontraktor, Supplier atau Prosedur yang menjelaskan
bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.
2. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk menunjukkan bahan,
kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh Konsultan Pengawas untuk menilai pekerjaan,
setelah disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Perencana.
3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan segera semua
gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau oleh
Konsultan Pengawas.
Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan
dengan Dokumen Kontrak jika ada hal-hal demikian.

4
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

4. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dianggap


Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut dengan Dokumen
Kontrak.
5. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui gambar-gambar
pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu
jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat dalam Dokumen Kontrak dan syarat-
syarat keindahan.
6. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas dan menyerahkan
kembali segala gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai disetujui.
7. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh, tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan dengan Dokumen Kontrak, apabila
perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.
8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh yang harus
disetujui Konsultan Pengawas dan Perencana, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas dan Perencana.
9. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan kepada Konsultan Pengawas dalam
dua salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan mencantumkan tanda-tanda “Telah Diperiksa
Tanpa Perubahan” atau “Telah Diperiksa Dengan Perubahan” atau “Ditolak”.
Satu salinan diberikan oleh Konsultan Pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua dikembalikan
kepada Kontraktor untuk dibagikan atau diperlihatkan kepada Sub Kontraktor atau yang bersangkutan
lainnya.
10. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan Pengawas
hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu
diubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan diperlukan
sama seperti butir di atas.
11. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan kepada Konsultan Pengawas
dan Perencana.
12. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-katalog kepada Konsultan
Pengawas dan Perencana menjadi tanggung jawab Kontraktor.

G. JAMINAN KUALITAS

Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan dan perlengkapan
untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua
pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen
Kontrak.
Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut pada butir ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan
sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
H. NAMA PABRIK/MERK YANG DITENTUKAN

Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merek dari satu jenis bahan/komponen, maka
Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Kontraktor
pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar
didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, Kontraktor harus
sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.
Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan bahan/merek tersebut
tidak/sukar diperoleh, maka Perencana akan menentukan sendiri alternatif merek lain dengan spesifikasi
minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan menunjukkan pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada
Pemberi Tugas fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun Importir lainnya, yang
menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).

I. CONTOH-CONTOH

Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan atas
biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga

5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
nanti.
Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan
dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara pengerjaan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh,
baik kualitas maupun sifatnya.

J. SUBSTITUSI

1. Produk yang disebutkan nama pabriknya :


Material, peralatan, perkakas, aksesories yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Kontraktor
harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk
pengganti yang setara, disertai data-data yaang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Perencana sebelum pemesanan.

2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :


Material, peralatan, perkakas, akserories dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya di
dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang
menghasilkannya, katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa
produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk
mendapatkan persetujuan dari Pemilik/Perencana.

K. MATERIAL DAN TENAGA KERJA

Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material harus tahan
terhadap iklim tropik.
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap Pekerja harus mempunyai
ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi Pekerja sangat diperlukan dan Kontraktor harus
melaksanakannya.
Kontraktor harus melengkapi Surat Sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang menyatakan bahwa
personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman
khusus dalam bidang keahlian masing-masing.

L. KLAUSUL DISEBUTKAN KEMBALI

Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali pada butir lain, maka ini
bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis, maka diambil
sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan/atau yang mempunyai bobot biaya yang paling
tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala “claim” atau tuntutan terhadap hak-hak
khusus seperti patent dan lain-lain.

M. KOORDINASI PEKERJAAN

Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat didalam
kegiatan proyek ini.
Seluruh aktivitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan
konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.
Melokalisasi/memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik,
serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.

N. PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG, HARTA BENDA DAN PEKERJAAN

1. Perlindungan terhadap milik semua barang di dalam area bangunan eksisting:


Kontraktor harus menjaga dan melindungi barang barang milik aset Balai RW Prawirotaman , bangunan
dan sebagainya serta memelihara selama kontrak berlangsung.
2. Orang-orang yang tidak berkepentingan :

6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan
dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yangg bertugas dan para penjaga.
3. Perlindungan terhadap bangunan yang ada :
Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan
bangunan yang ada, utilitas, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas.
Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga dapat diterima Pemberi Tugas.
4. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :
Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang
dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, siang dan malam.
Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor dan Sub Kontraktor, atass kehilangan
atau kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan.
5. Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama :
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang
layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang datang ke lokasi.
Fasilitas daan tindakan pengamanan seperti ini disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga
harus menurut (memenuhi) ketentuan Undang-undang yang berlaku pada waktu itu.
Di lokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan
pertama, yang mudah dicapai. Sebagai tambahan hendaknya ditiap site ditempatkan paling sedikit
seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.
6. Kontraktor bertanggung jawab terhadap pekerjaan RTH yang rusak akibat dari pekerjaan konstruksi
yang dilakukan untuk merealisasi Pembangunan Gedung Balai RW tersebut, dan apabila sudah selesai
harus dikembalikan seperti sedia kala dan berfungsi kembali.

O. PERATURAN HAK PATENT

Kontraktor harus melindungi Pemilik (Owner)) terhadap semua “claim” atau tuntutan, biaya atau kenaikan
harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua
material dan peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.

P. IKLAN

Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan (batas)) site atau di
tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

Q. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :
a. Keppres 29/1994 dengan lampiran-lampirannya.
b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden
voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare Werken (AV) 1941.
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia ( DTPI ).
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971).
e. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
f. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979k dan PLN setempat.
g. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalassi Pembuangan dan
Perusahaan Air Minum.
h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
i. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
j. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
k. Peraturan Muatan Indonesia.

7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

l. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas
termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah
disahkan/disetujui Tim Teknis.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukkan.
e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah Kerja (SPK).
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
i. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan.

2. TEMPAT LOKASI DAN URAIAN PEKERJAAN

A. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi ini proyek terletak di jalan Bhayangkara, kota Wates Kabupaten Kulonprogo

B. TENAGA DAN SARANA KERJA


1. Tenaga kerja/Tenaga ahli yang memadai disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Alat-alat bantu kerja dan lampu kerja lembur, dan alat lainnya yang disebutkan dalam RKS ini.
3. Bahan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan agar
pelaksanaan pekerjaan dapat selesai pada waktunya.

C. CARA PELAKSANAAN dan WAKTU PELAKSANAAN


1. Pelaksanaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan Dokumen
Pengadaan Penyedia Pekerjaan Konstruksi, Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan (BAP) Serta
mengikuti petunjuk Tim Pengawas Pekerjaan Konstruksi.
2. Pada akhir kerja Penyedia Pekerjaan Konstruksi diharuskan membersihkan area kegiatan dari segala
kotoran akibat kegiatan pelaksanaan pembangunan termasuk sisa material bangunan.
3. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah 150 (serratus lima puluh) Hari Kalender sejak diterbitkannya SPMK

D. URAIAN PEKERJAAAN
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah kegiatan pelaksanaan pekerjaan ini, secara rinci diuraikan sebagai
berikut.:

A. PEKERJAAN ARSITEKTURAL DAN STRUKTUR LT. 1 DAN LT. 2


I Pekerjaan Persiapan
1. Persiapan Lokasi
2. Penyelenggaran K3
II Pekerjaan Tanah Dan Pasir
III Pekerjaan Beton
IV Pekerjaan Pasangan, Plesteran dan sponengan
V Pekerjaan Lantai dan Pelapis dinding
VI Pekerjaan Plafond dan Rangka Plafond
VII Pekerjaan Hand Railling Tangga
VIII Pekerjaan Pintu jendela dan Bouven
IX Pekerjaan Atap dan Rangka atap
X Pekerjaan Cat dan waterprofing

B. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

8
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

I Pekerjaan Plumbing/ Mekanikal


II Pekerjaan Listrik/ Elektrikal

3. PEKERJAAN PENDAHULUAN

A. PEMBERSIHAN TAPAK LOKASI PEKERJAAN

1. Lokasi pekerjaan terlebih dulu harus dibersihkan.


2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lokasi harus tetap bersih dan rapi.
3. Pembongkaran sebagian Bangunan yang ada, guna keperluan pekerjaan konstruksi ataupun sanitasi
lingkungan.
4. Setelah pekerjaan selesai rekanan juga wajib membersihkan dan membuang keluar lokasi project. dan
tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar proyek ataupun tempat-tempat yang mengganggu
fasilitas dan masyarakat umum di sekitar area proyek meskipun untuk sementara.

B. PENGUKURAN KEMBALI

1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan


dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai yang sudah ditera kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadii antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus
segera dilaporkan kepada Perencana/Konsultan Pengawas untuk dimintakaan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolith
yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Perencana/Konsultan Pengawas selama pelaksanaan proyek.
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/Konsultan Pengawas.
6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

C. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR & DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA

1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor di tapak proyek atau disuplai dari luar atau dapat juga
membuat kesepakatan dengan pemilik proyek seandainya menggunakan sumber air yang saat ini ada.
Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.

2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN
setempat selama masa pembangunan, dengan daya sekurang-kurangnya (minimum) 20 KVA, dapat juga
membuat kesepakatan dengan pemilik proyek seandainya menggunakan sumber listrik yang saat ini
ada. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor
Konsultan Pengawas.

D. PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

1. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran
(fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurangkurangnya minimal 2 (dua)
tabung, berkapasitas 3.5 Kg.
2. Apabila pelaksanaan “pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran tersebut tetap
kembali ke rekanan karena sistem sewa

E. PAGAR PENGAMAN PROYEK

1. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu memberi pagar
pengaman pada bagian depan lokasi proyek.
2. Pembuatan pagar pengaman dibuat supaya tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang
dilakukan, serta tempat penimbunan bahan-bahan.

9
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

3. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan selesai.


4. Syarat Pagar Pengaman.
- Pagar dari seng gelombang BJLS 20 finish cat, tinggi 180 cm ( 1 seng saja )
- Rangka kayu Kalimantan uk. 4 x 6 cm, dg pemasangan 4 jalur menurut tinggi pagar.
- Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm dalam 50 cm dari permukaan
tanah setempat. Beton dengan adukan 1 : 3 : 5. (pondasi setempat)
- Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.
5. Kontraktor juga memberi alat bantu pengaman Lalu lintas di area proyek yang sedang dikerjakan
khusuusnya arah masuk menuju lokasi Project
6. Alat bantu pengaman Lalin berfungsi untuk mengamankan arus lalu lintas keluar masuk kendaraan
Project supaya tidak membahayakan sirkulasikendaraan di sekitarnya.

F. KANTOR KONSULTAN PENGAWAS


1. Untuk mempercepat proses pekerjaan, kantor Konsultan Pengawas dapat menggunakan sementara
ruang-ruang dari gedung yang sudah ada disekitarnya, tetapi tidak boleh mengganggu proses kerja
dari gedung tersebut.
2. Perlengkapan-perlengkapan kantor Konsultan Pengawas yang harus disediakan Kontraktor :
- Meja tulis
- Kursi
- Gudang
- Kantor Pemborong & los kerja
3. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat digunakan oleh Tim Teknis
Lapangan adalah :
- 4 (satu) buah helm proyek untuk inspeksi lapangan.
- 1 (satu) buah alat ukur meteran 10 meteran

G. KANTOR KONTRAKTOR DAN LOS KERJA

1. Ukuran luas Kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan dengan kebutuhan
Kontraktor dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam
kebakaran, minimal seluas 20 m2 untuk kebutuhan gudang dan kantor. Kantor tersebut dapat
menggunakan ruang-ruang yang akan dikerjakan, tetapi harus dijaga dari kerusakan yang mungkin
timbul. Di kantor tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas meja kursi dan alat tulis serta komputer
lengkap dengan printernya sehingga bisa dijadikan juga utk rapat evaluasi.
2. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan yang
dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.

H. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )

1. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor wajib melaksanakan aturan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja dari Kementrian Pekerjaan Umum.
2. Menugaskan seorang petugas K3 untuk mengawal kesehatan dan keselamatan pekerja mengingat
pekerjaan berada di ketinggian sehingga dibutuhkan pengawas dari pihak kontraktor
3. Kontraktor menyediakan alat – alat keselamatan diri yang wajib dipakai oleh pekerja dan harus
melalui ceklis pengawas, alat tersebut antara lain:
a. Helm proyek
b. Savety shoes
c. Rompi proyek
d. Kaos tangan proyek
4. Kontraktor harus memasang rambu – rambu keselamatan untuk para pekerja, petugas proyek
maupun orang – orang yang beraktifitas disekitar pelaksanaan pembangunan proyek

4. PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Pekerjaan 1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
Persiapan a. Lingkup pekerjaan

10
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

Pekerjaan pembersihan lokasi adalah pekerjaan pembersihan


lokasi proyek yang ditunjukkan pada gambar rencana hingga lokasi
proyek siap untuk pekerjaan selanjutnya.
b. Pelaksanaan pekerjaan :
1). Lokasi proyek harus dibersihkan dari rumput, semak,
akar-akar pohon, dan sisa-sisa bongkaran.
2). Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bekas
bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi proyek, dan tidak
dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar proyek ataupun
tempat-tempat yang mengganggu fasilitas dan masyarakat
umum di sekitar area proyek meskipun untuk sementara.

2. Pengukuran
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek
untuk menentukan luasan, batas-batas lokasi, ketinggian dan level
eksisting lokasi proyek.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1). Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran
dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil, ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat
yang sudah ditera kebenarannya.
2). Mengecek kebenaran/ ketepatan ukuran-ukuran gambar
dalam pelaksanaan di lapangan dan menentukan peil-peil
bangunan. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara
gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan
untuk dimintakan keputusan.
3). Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan
dengan alat-alat waterpass/ Theodolith yang ketepatannya
dapat dipertanggung jawabkan.
4). Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas
Segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian
kecil yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.

3. Pekerjaan Papan Dasar Pengukuran/ Bowplank.


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Bowplank adalah pekerjaan pembuatan papan dasar
pengukuran di lokasi proyek meliputi pekerjaan pengukuran dan
pemasangan papan-papan untuk menentukan tinggi acuan dan
letak as-as bangunan.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1). Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kelas III/
kayu glugu 5/7, tertancap di tanah dan kokoh, berjarak
maksimum 2 m satu sama lain.
2). Papan patok ukur dibuat dari kelas III/kayu glugu, dengan
ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada
sisi sebelah atasnya (waterpass).
3). Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan
lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan
Pengawas/Direksi Lapangan.
4). Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 200 cm dari as
pondasi terluar, Bila mana Lokasi tidak memungkinkan maka
dipasang pada bagian terluar yang paling aman, dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/ Direksi
Lapangan.

11
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

4. Kantor Sementara/ Direksi Keet


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kantor sementara adalah pekerjaan
penyediaan kantor di lokasi proyek sebagai sarana untuk
pengawasan, evaluasi dan koordinasi proyek, pekerjaan ini tidak
masuk dalam penawaran namun menjadi kewajiban Penyedia Jasa
Konstruksi dalam pengadaannya, untuk kelancaran pekerjaan.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1). Ukuran luas kantor disesuaikan dengan kebutuhan dengan
tidak mengabaikan faktor keamanan dan kebersihan.
2). Kantor sementara/ Direksi Keet dilengkapi dengan peralatan
seperti meja kursi rapat, papan tulis (white board) beserta
alat tulis srta komputer lengkap dengan printernya

5. Brak bahan/ brak kerja


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan brak bahan/ brak kerja adalah pekerjaan
penyediaan brak bahan/ brak kerja di lokasi proyek sebagai
sarana untuk penyimpanan material dan saran kerja, pekerjaan
ini tidak masuk dalam penawaran namun menjadi kewajiban
Penyedia Jasa Konstruksi dalam pengadaannya, untuk kelancaran
pekerjaan.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1). Brak bahan/ brak kerja merupakan bangunan dengan
konstruksi rangka kayu, lantai tanah/ diplester, penutup
pintu/jendela secukupnya untuk penghawaan/
pencahayaan.
2). Ukuran luas kantor disesuaikan dengan kebutuhan dengan
tidak mengabaikan faktor keamanan dan kebersihan.

6. Papan Nama Proyek :


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan papan nama proyek meliputi pengadaan, pembuatan
dan pemasangan 1 (satu) buah papan nama proyek, termasuk
tulisan yang dicantumkan dalam papan nama tersebut.
b. Pelaksanaan pekerjaan :
1). Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan memasang papan nama
proyek dengan ukuran 80 x 120, tinggi maksimum 250 cm dari
muka tanah, dipasang tempat lokasi kegiatan yang mudah
dilihat umum.
2). Tiang papan nama proyek menggunakan kayu glugu dengan
ukuran penampang kayu 5x7cm.
3). Pemasangan papan nama pekerjaan dilakukan pada saat
dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
4). Bentuk papan nama pekerjaan, ukuran, isi dan warnanya
ditentukan kemudian, yang dikoordinasikan terlebih dahulu
dengan pihak Pengguna Jasa.
5). Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban menjaga, memelihara
dari kerusakan atau hilangnya papan nama yang telah
dipasang hingga penyerahan pekerjaan ke II.

7. Sarana Prasarana Proyek


a. Air kerja.
• Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan atas biaya
sendiri oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
• Apabila belum ada sumber air eksisting, Penyedia Jasa
Konstruksi harus membuat sumur baru dan/ atau sambungan
air sementara yang diperlukan. Pada waktu pekerjaan

12
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

selesai, Penyedia Jasa Konstruksi harus membersihkan


kembali sambungan sementara tersebut dan membetulkan
segala kerusakan yang terjadi di area proyek akibat instalasi
sambungan sementara tersebut.
• Apabila air didapat dari sumber lain, Penyedia Jasa Konstruksi
harus terlebih dahulu mendapat izin dari pemilik sumber air
dan membayar seluruh ongkos penggunaan air yang dipakai
beserta pembongkarannya kembali.
b. Listrik kerja
• Listrik untuk keperluan pekerjaan ataupun penerangan malam
hari harus diadakan atas biaya sendiri oleh Penyedia Jasa
Konstruksi.
• Tidak diperkenankan mengambil listrik dengan menyambung
langsung dari saluran distribusi PLN.
• Apabila listrik didapat dari sumber lain, Penyedia Jasa
Konstruksi harus terlebih dahulu mendapat izin dari pemilik
sumber listrik dan membayar seluruh ongkos penggunaan
listrik yang dipakai dan pembongkarannya kembali.
c. Sarana MCK
• Sarana MCK untuk para pekerja harus diadakan atas biaya
sendiri oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
• Apabila lahan memungkinkan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
membuat Sarana MCK sementara beserta instalasinya. Pada
waktu pekerjaan selesai, Penyedia Jasa Konstruksi harus
membersihkan kembali sarana MCK sementara tersebut dan
membetulkan segala kerusakan yang terjadi di area proyek
akibat instalasi Sarana MCK sementara tersebut.
• Apabila Sarana MCK menggunakan sarana MCK di area sekitar
lokasi proyek, Penyedia Jasa Konstruksi harus terlebih dahulu
mendapat izin dari pemilik sarana MCK tersebut. Seluruh
ongkos penggunaan dan biaya perbaikan akibat penggunaan
Sarana MCK tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi.
d. Sarana Keamanan proyek
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan sarana keamanan proyek adalah pekerjaan
pengamanan lokasi proyek, material bangunan beserta aset
yang ada selama pekerjaan berlangsung.
b. Pelaksanaan pekerjaan :
1). Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan personel
sebagai penanggung jawab keamanan lokasi proyek
sampai dengan Penyerahan I.
2). Semua pembiayaan, keamanan material dan aset yang ada
di proyek menjadi tanggung jawab dari Penyedia Jasa
Konstruksi.

B. Protokol 1. Dasar pelaksanaan menggunakan Instruksi Menteri PUPR No.


Pencegahan 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona
Penyebaran Virus Disease 2019 (Covid-19) Dalam Penyelenggaraan Jasa
Covid 19 Konstruksi
2. Pelaksanaan
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan
ruang klinik kesehatan di lapangan yang dilengkapi dengan
sarana kesehatan yang memadai, antara lain tabung oksigen,
pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur
tekanan darah, obat-obatan, dan petugas medis;
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki
kerjasama operasional perlindungan kesehatan dan

13
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

pencegahan COVID-19 dengan rumah sakit dan/atau pusat


kesehatan masyarakat terdekat untuk tindakan kahar
(emergency);
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan
fasilitas tambahan antara lain: pencuci tangan (air, sabun
dan hand sanitizer), tisu, masker di kantor dan lapangan bagi
seluruh pekerja dan tamu; dan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan
vaksin, vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan
imunitas pekerja.

C. Sistem 1. Lingkup Pekerjaan


Manajemen a. Pekerjaan ini adalah bagian dari sistem manajemen pelaksanaan
Keselamatan Pekerjaan Konstruksi dalam rangka menjamin terwujudnya
Konstruksi Keselamatan Konstruksi. Keselamatan Konstruksi adalah segala
kegiatan keteknikan untuk mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam
mewujudkan pemenuhan standar keamanan, keselamatan,
kesehatan dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan
keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,
keselamatan publik dan lingkungan.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengikuti ketentuan-ketentuan
yang tertuang dalam Permen PUPR RI No.21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, serta
peraturan terkait lainnya.

2. Pelaksanaan Manajemen Keselamatan Konstruksi.


a. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat, menerapkan, dan
memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko
dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) yang telah disetujui.
b. Penyedia Jasa Konstruksi wajib melengkapi RKK dengan rencana
penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.
c. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mempresentasikan RKK pada rapat
persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk disahkan dan
ditandatangani oleh Wakil Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen
PUPR RI No.21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi.
d. Penyedia Jasa Konstruksi bersama dengan Pengawas Pekerjaan
melakukan inspeksi K3 Konstruksi secara periodik dalam laporan
harian, mingguan dan/atau bulanan.
e. Penyedia Jasa Konstruksi segera melakukan tindakan perbaikan
yang diperlukan terhadap ketidaksesuaian yang ditemukan pada
saat inspeksi K3 Konstruksi. Hasil inspeksi K3 Konstruksi
disampaikan oleh Penyedia Jasa Konstruksi kepada Pengawas
Pekerjaan.
f. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan tinjauan ulang terhadap
RKK (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang) secara
berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi
berlangsung.
g. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi tidak melaksanakan RKK yang
telah ditetapkan, Pejabat Pembuat Komitmen berhak memberi
surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa Konstruksi,
sesuai ketentuan Permen PUPR RI No.21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
h. Apabila peringatan ke-2 (kedua) tidak ditindaklanjuti oleh
Penyedia Jasa Konstruksi, maka Pejabat Pembuat Komitmen
berhak menghentikan bagian pekerjaan yang dinilai berisiko K3.

14
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

i. Dalam kondisi Penyedia Jasa Konstruksi melakukan pekerjaan


yang dapat berakibat fatal, PPK dapat menghentikan pekerjaan
sampai upaya pengendalian telah dilakukan secara memadai.
j. Segala risiko kerugian akibat penghentian pekerjaan sebagaimana
di atas menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan
bukan merupakan Peristiwa Kompensasi.
k. Penyusunan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) mengacu pada
spesifikasi sebagai berikut :

NO JENIS/TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

A MATA PEMBAYARAN UMUM


I Pekerjaan Persiapan
1 Pekerjaan Pengukuran & Pemasangan Bowplank - Terjadi gangguan keamanan dari
2 Membersihkan Lapangan dan Perataan lingkungan luar,
3 Pembuatan Papan Nama Proyek - Terjadi luka fisik akibat penggunaan
peralatan/mesin kerja,
- Terjadi luka fisik akibat
material/bongkaran,
- Terjadi gangguan pernafasan akibat
debu

B MATA PEMBAYARAN PENERAPAN SMKK


I Penyiapan RKK - Pelaksanaan Penerapan SMKK secara
II Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan umum tidak optimal yang berakibat
III Alat Perlindungan Kerja dan Perlindungan Diri tetap terjadinya gangguan kesehatan
IV Fasilitas Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan dan kecelakaan kerja
V Rambu-Rambu
IV Kegiatan dan Peralatan Terkait dengan
Pengendalian Risiko Keselamatan Kontruksi

C MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN UTAMA


I Pekerjaan Tanah dan Pasir
1 Pekerjaan Galian - Terjadi luka fisik akibat penggunaan
2 Pekerjaan Urugan peralatan/mesin kerja,
3 Buang Tanah sisa material - Terjadi gangguan pernafasan akibat
debu,
- Terjatuh ke dalam galian,
- Tertimbun longsoran,

II Pekerjaan Pasangan, Plesteran dan Sponengan


1 Memasang pondasi batu belah - Terjadi luka fisik akibat penggunaan
2 Memasang dinding bata ringan peralatan/mesin kerja,
3 Memasang rollag bata - Terjadi luka fisik akibat material,
4 Memasang plesteran dinding dan beton - Terjadi gangguan pernafasan akibat
5 Memasang plesteran skoning debu/material,
6 Memasang acian - Terjatuh dari ketinggian,
7 Memasang dinding glassblock - Terjadi gangguan keamanan dan
8 Memasang dinding roster keselamatan terhadap masyarakat
9 Pekerjaan waterproofing sekitar,
- Terlalu lama terkena paparan sinar
10 Pekerjaan screeding matahari

III Pekerjaan Beton

15
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

1 Membuat lantai kerja beton - Terjadi luka fisik akibat penggunaan


2 Pekerjaan beton bertulang Footplat peralatan/mesin kerja,
3 Pekerjaan beton bertulang Sloof - Terjadi luka fisik akibat material,
4 Pekerjaan beton bertulang Kolom - Terjadi gangguan pernafasan akibat
5 Pekerjaan beton bertulang Balok debu/ material,
6 Pekerjaan beton bertulang Plat - Terjadi gangguan pendengaran akibat
penggunaan peralatan/mesin kerja,
- Terjadi kebakaran akibat penggunaan
peralatan/mesin kerja,
- Terjatuh dari ketinggian,
- Terjadi gangguan keamanan dan
keselamatan terhadap masyarakat
sekitar,
- Terlalu lama terkena paparan sinar
matahari

IV Pekerjaan Atap dan Rangka Atap


1 Pemasangan rangka atap baja ringan - Terjadi luka fisik akibat penggunaan
2 Pemasangan genteng keramik peralatan/mesin kerja,
3 Pemasangan bubungan genteng keramik - Terjadi luka fisik akibat material,
4 Pemasangan lisplank - Terjadi gangguan pendengaran akibat
penggunaan peralatan/mesin kerja,
- Terjadi kebakaran akibat penggunaan
peralatan/mesin kerja,
- Terjadi sengatan listrik akibat
penggunaan peralatan/mesin kerja,
- Terjatuh dari ketinggian,
- Terjadi gangguan keamanan dan
keselamatan terhadap masyarakat
sekitar,
- Terjadi sengatan listrik akibat kabel
distribusi PT PLN Persero,
- Terlalu lama terkena paparan sinar
matahari

V Pekerjaan Pintu, Jendela, Bouven dan Railling


1 Pekerjaan Pintu Jendela Aluminium - Terjadi luka fisik akibat penggunaan
2 Pekerjaan Dinding Partisi peralatan/mesin kerja,
3 Pemasangan Railing Stainless Steel - Terjadi luka fisik akibat material,
4 Pemasangan Handrail Stainless Steel - Terjadi gangguan penglihatan akibat
5 Pemasangan Pintu Rolling Door penggunaan peralatan/mesin kerja,
6 Pemasangan Sticker sandblasting - Terjadi gangguan pendengaran akibat
penggunaan peralatan/mesin kerja,
- Terjadi kebakaran akibat penggunaan
peralatan/mesin kerja,
- Terjadi sengatan listrik akibat
penggunaan peralatan/mesin kerja,
- Terjatuh dari ketinggian,
- Terjadi gangguan keamanan dan
keselamatan terhadap masyarakat
sekitar

VI Pekerjaan Plafond an Rangka Plafond


1 Pemasangan langit-langit gypsum board rangka - Terjadi luka fisik akibat penggunaan
hollow peralatan/mesin kerja,
2 Pemasangan langit-langit GRC rangka hollow - Terjadi luka fisik akibat material,
3 Pemasangan list profil cornees gypsum

16
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

- Terjadi gangguan pendengaran akibat


penggunaan peralatan/mesin kerja,
- Terjadi kebakaran akibat penggunaan
peralatan/mesin kerja,
- Terjadi sengatan listrik akibat
penggunaan peralatan/mesin kerja,
- Terjatuh dari ketinggian

VII Pekerjaan Penutup Lantai dan Pelapisan


Dinding
1 Pemasangan lantai keramik - Terjadi luka fisik akibat penggunaan
2 Pemasangan dinding keramik peralatan/mesin kerja,
3 Pemasangan plint keramik - Terjadi luka fisik akibat material,
4 Pemasangan list keramik dinding - Terjadi gangguan pendengaran akibat
5 Pemasangan keramik stepnosing penggunaan peralatan/mesin kerja,
6 Pemasangan line keramik lantai - Terjadi kebakaran akibat penggunaan
peralatan/mesin kerja,
- Terjadi sengatan listrik akibat
penggunaan peralatan/mesin kerja

VIII Pekerjaan Pengecatan


1 Pengecatan dinding dalam - Terjadi luka fisik akibat penggunaan
2 Pengecatan dinding luar peralatan/mesin kerja,
3 Pengecatan plafon - Terjadi luka fisik akibat material,
4 Pengecatan lisplank - Terjadi gangguan pernafasan akibat
debu/material,
- Terjatuh dari ketinggian,
- Terjadi gangguan keamanan dan
keselamatan terhadap masyarakat
sekitar

IX Pekerjaan Mekanikal
1 Pemasangan Pompa Air Semi Jet Pump + Rumah - Terjadi luka fisik akibat penggunaan
Pompa peralatan/mesin kerja,
2 Pemasangan Rooftank kap. 500 liter lengkap - Terjadi luka fisik akibat material,
dengan WLC - Terjadi gangguan pernafasan akibat
3 Pembuatan sumur bor debu/material
4 Pemasangan Pipa PVC tipe AW - Terjadi gangguan pendengaran akibat
5 Pemasangan Kran ¾" penggunaan peralatan/mesin kerja,
6 Pemasangan Jet Washer - Terjadi kebakaran akibat penggunaan
7 Pemasangan Bak Cuci Piring Stainles Steel peralatan/mesin kerja,
8 Pemasangan Floor Drain - Terjadi sengatan listrik akibat
9 Pemasangan Kloset Duduk penggunaan peralatan/mesin kerja,
10 Pemasangan Kloset Jongkok - Terjatuh dari ketinggian,
11 Pemasangan Bak Kontrol - Terjatuh ke dalam galian,
12 Pekerjaan Sumur peresapan dalam 3 meter, - Tertimbun longsoran,
tanpa tutup
13 Pekerjaan beton bertulang Plat tutup sumur
peresapan

X Pekerjaan Elektrikal
1 Pemasangan daya listrik / kWh meter 1300 VA - Terjadi luka fisik akibat penggunaan
2 Pemasangan Box Panel peralatan/mesin kerja,
3 Pemasangan MCB - Terjadi luka fisik akibat material,
4 Pemasangan Kabel Toevoer - Terjadi kebakaran,
5 Pemasangan Sistem Pentanahan - Terjadi sengatan listrik,
6 Instalasi Titik Lampu - Terjatuh dari ketinggian

17
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

7 Instalasi Stop Kontak


8 Pemasangan Lampu dan Armatur
9 Pemasangan Stop Kontak Dinding
10 Pemasangan Saklar

D MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN LAIN-LAIN


1 - Terjadi luka fisik akibat penggunaan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 3 kg Jenis DCP peralatan/mesin kerja,
- Terjadi luka fisik akibat material,

3. Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan peralatan-peralatan
terkait pelaksanaan SMKK dengan spesifikasi minimal sebagai berikut
:
a. Spanduk (banner)
• Dalam rangka Sosialisasi dan Promosi K3, Pemasangan
Spanduk (banner) yang berisi pesan dan himbauan K3 dalam
usaha untuk mencegah kecelakaan kerja di lokasi kerja.
• Ukuran dan jumlah spanduk disesuaikan dengan kebutuhan
dan lokasi.
b. Papan Informasi K3
• Papan informasi K3 berisi kinerja K3 dan informasi K3 lainnya.
• Ukuran dan jumlah Papan Informasi K3 disesuaikan dengan
kebutuhan dan lokasi.
c. Jaring Pengaman (Safety Net)
• Seluruh area proyek harus tertutup jaring pengaman selama
masa konstruksi, dipastikan tidak ada potensi benda jatuh
keluar area.
• Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada sisi
dalam area kerja.
• Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang
cukup dari permukaan lantai/tanah sehingga jika ada
material, peralatan kerja atau tenaga kerja jatuh pada jaring
tidak akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.
d. Pagar Pengaman Sementara dari Seng Gelombang tinggi 2 m
(sewa)
• Pekerjaan pagar sementara dari seng gelombang adalah
pekerjaan pembuatan/ sewa pagar sementara pada sekeliling
proyek yang diperlukan, hingga lokasi proyek siap untuk
pekerjaan selanjutnya.
• Sebelum Penyedia Jasa Konstruksi mulai melaksanakan
pekerjaannya, maka terlebih dahulu memberi pagar
pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan
dilakukan.
• Pagar dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat
sampai pekerjaan selesai.
• Pagar pengaman terbuat dari seng gelombang dan penguat
kayu tertancap kuat setinggi minimal 2 m.
e. Topi Pelindung (Safety Helmet)
• Helm harus memenuhi standar ANSI Z89.1 atau minimal
standar SNI ISO 3873:2012 atau MSA
• Model helm adalah V-Gard dan dilengkapi dengan tali dagu
karet serta model otomatis untuk mengencangkan suspensi
helm
• Helm yang rusak atau terkena dampak (kejatuhan benda)
harus diganti.

18
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

• Cek kondisi helm minimal setiap 2 minggu sekali, segera ganti


bila cacat atau rusak.
f. Pelindung Mata (Goggles)
• Pelindung mata harus sesuai standar ANSI Z87.1.
• Pekerjaan yang berbahaya terhadap mata, seperti
pengelasan, pemotongan atau gerinda harus menggunakan
pelindung mata yang sesuai.
• Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat
kemungkinan kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau dari
serpihan material seperti potongan gergaji kayu, atau
potongan beton.
g. Tameng Muka (Face Shield)
• Tameng Muka harus sesuai standar ANSI Z87.1.
• Pekerjaan yang spesifik membahayakan muka pekerja
(pekerjaan pengelasan, pemotongan, gerinda, dll.) harus
menggunakan pelindung muka.
h. Pelindung Telinga (Ear Plug)
• Jika bekerja pada level bising di atas 85 dB untuk Pekerjaan
selama 8 jam harus menggunakan pelindung telinga (sumbat
telinga atau penutup telinga).
• Sumbat telinga atau Ear Plug harus terbuat dari bahan karet
atau plastik lunak dan harus dapat mereduksi intensitas bising
yang diterima pekerja.
i. Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker)
• Pekerjaan yang berpotensi terpapar debu harus menggunakan
alat pelindung pernapasan/masker.
• Masker harus digunakan disesuaikan dengan pekerjaan dan
potensi kontaminasi atau gangguan pernapasan.
• Untuk pelindung debu dapat digunakan masker sekali pakai
yang terbuat dari katun, kertas atau kasa.
j. Sarung Tangan (Safety Gloves)
• Semua pekerja harus menggunakan sarung tangan sesuai
standar SNI.
• Pekerja pada umumnya harus menggunakan sarung tangan
katun.
• Pekerjaan yang lebih kasar, seperti tukang besi, baja,
bekisting, penanganan tali baja, kawat, dll, harus
menggunakan sarung tangan kombinasi.
• Pekerjaan pengelasan, pemotongan, dan gerinda harus
menggunakan sarung tangan kulit.
• Cek kondisi sarung tangan setiap akan digunakan, segera
ganti bila cacat atau rusak.
k. Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes)
• Sepatu keselamatan harus sesuai standar ANSI Z.41 atau
standar SNI.
• Sepatu untuk pekerjaan galian dan pengecoran dapat
digunakan sepatu karet biasa.
• Sepatu untuk pekerjaan konstruksi lain harus menggunakan
sepatu dengan pelindung jari dan anti selip.
• Cek kondisi sepatu minimal setiap 2 minggu sekali, ganti bila
cacat atau rusak.
l. Pelindung Jatuh Dari Ketinggian
• Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness), Tali
Keselamatan (Life Line) dan Pelindung Jatuh (Fall Arrester)
yang digunakan harus memenuhi standar ANSI Z.359.1-2016
atau standar SNI.

19
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

• Kait yang digunakan untuk Penunjang Seluruh Tubuh harus


menggunakan kait yang besar.
• Panjang tali koneksi tidak boleh lebih dari 1,7 m.
• Setiap pekerjaan di ketinggian lebih dari 1,8 m harus
menggunakan Penunjang Seluruh Tubuh dan pengait
dikaitkan minimal harus di atas pinggang.
• Setiap pekerjaan di ketinggian harus terpasang Tali
Keselamatan horizontal dari pipa galvanis atau tali bantu
angkat (tali baja atau tali serat) dia. 8 mm untuk mengaitkan
kait pada sabuk pengaman tubuh.
• Bila menggunakan tali bantu angkat, 1 buah tali bantu angkat
dilarang digunakan untuk 2 buah Penunjang Seluruh Tubuh
(Full Body Harness)..
• Pengait Penunjang Seluruh Tubuh harus dikaitkan pada
angkur atau bagian struktur bangunan yang kuat.
m. Peralatan P3K (Kotak P3K, Obat Luka, Perban, Alkohol, Kapas)
• Kotak P3K terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa,
berwarna dasar putih dengan lambang P3K berwarna hijau.
• Penempatan kotak P3K pada tempat yang mudah dilihat dan
dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup cahaya serta
mudah diangkat apabila akan digunakan.
n. Rambu Petunjuk
• Rambu Petunjuk berfungsi sebagai tanda informasi yang
menyediakan informasi petunjuk zona aman, jalan keluar
saat kondisi darurat, lokasi penyimpanan peralatan
keselamatan, dan peralatan P3K Serta, instruksi-instruksi
umum yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja.
• Rambu Petunjuk berbentuk segi empat dengan warna latar
belakang hijau dan simbol berwarna putih.
o. Rambu Larangan
• Rambu larangan berfungsi sebagai tanda perintah yang harus
ditaati berupa larangan/perintah yang tidak boleh dikerjakan
yang dapat menimbulkan risiko keselamatan dan kesehatan
kerja.
• Rambu larangan berbentuk lingkaran dengan warna latar
belakang putih dan garis luar serta garis diagonal berwarna
merah dan simbol berwarna hitam.
p. Rambu Peringatan
• Rambu Peringatan berfungsi sebagai tanda
Perhatian/Waspada yang mengindikasikan bahaya berupa
peringatan terhadap potensi resiko bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja.
• Rambu Peringatan berbentuk segitiga dengan warna latar
belakang kuning serta garis luar berwarna hitam dan simbol
berwarna hitam.
q. Rambu Kewajiban
• Rambu Kewajiban berfungsi sebagai tanda perintah yang
harus ditaati berupa kewajiban/perintah yang wajib
dilaksanakan yang dapat meniadakan atau mengurangi resiko
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
• Rambu Kewajiban berbentuk lingkaran dengan warna latar
belakang biru dan simbol berwarna putih.
r. Rambu Informasi
• Rambu Informasi berfungsi sebagai tanda informasi yang
menyediakan informasi untuk umum berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.

20
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

• Rambu Informasi berbentuk segi empat dengan warna latar


belakang putih serta garis luar berwarna hitam dan simbol
berwarna hitam.
s. Rambu Pekerjaan Sementara
• Rambu Pekerjaan Sementara dipasang secara tidak tetap
atau sementara pada saat pekerjaan konstruksi berlangsung.
• Rambu Pekerjaan Sementara berfungsi untuk menyatakan
suatu peringatan, larangan, kewajiban dan petunjuk yang
dipasang dan berlaku hanya beberapa waktu, dapat
ditempatkan sewaktu-waktu dan dapat dipindah-pindahkan.
t. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
• Pekerjaan alat pemadam api ringan (APAR) meliputi
pekerjaan penyediaan dan pemasangan alat pemadam api
ringan / portable lengkap dengan penumpu dan
aksesoriesnya.
• Alat pemadam api ringan yang dipakai adalah jenis isi tabung
Dry Chemical Powder (DCP).
• Alat pemadam api ringan yang dipakai berkapasitas 3 kg
Yamato, Gunebo, Apron.
• Seluruh bahan dan peralatan yang diadakan harus baru, bebas
dari segala cacat dan berasal dari kualitas yang dapat
diterima
• Alat pemadam api ringan dipasang penggantung atau
penumpu pada dinding tembok dengan syarat aman dan kuat
memegang tabung pemadam.
• Penempatan alat pemadam api ringan sesuai dengan gambar
rencana atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
u. Bendera K3
• Bendera K3 dengan warna dasar putih dan berlambang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta logo “Utamakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja”
• Lambang K3 berbentuk palang warna hijau dilingkari dengan
roda bergigi sebelas berwarna hijau.
• Bentuk, ukuran dan tata cara pemasangan Bendera K3 sesuai
Ketentuan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.
1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

5. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

A. PEKERJAAN GALIAN
a. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, pemiringan dan lengkungan sesuai
dengan kebutuhan konstruksinya atau sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
b. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan permukaan atau pembatas maka
tanah ini perlu diamankan dahulu untuk penggunaan tersebut di atas.
c. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar lokasi proyek.
d. Penggalian tanah dilakukan dengan alat manual.
e. Galian harus dalam keadaan kering pada saat pengerjaan pondasi, jika galian tergenang dengan air maka
harus di sedot dengan menggunakan pompa.
f. Jenis pompa disesuaikan dengan debit yang ada.
g. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggungjawab Penyedia Pekerjaan Konstruksi atau
bilamana perlu memindahkan tanah-tanah atau bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah
yang digunakan untuk urugan atau sebagaimana yang di instruksikan oleh Pengawas.

21
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

B. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan galian dan urugan meliputi pekerjaan galian pondasi footplate , pondasi menerus, urugan
tanah kembali dan urugan pasir.

C. PERSIAPAN UNTUK URUGAN


a. Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan atasnya, harus digilas sehingga kepadatannya mencapai 90 %
dari kepadatan maksimum sampai kedalaman 15cm, dengan menggunakan stamper.
b. Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat dilakukan pengurugan tanah
D. PENGURUGAN
a.Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali dengan sirtu harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas dan user.
b.Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki, sebagaimana dibutuhkan
konstruksi, elevasi bangunanatau sesuai dengan yang tertera dalam Gambar Kerja.

E. PEMADATAN
a. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakanuntuk pengurugan dan harus dilakukan lapis
demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya 20 cm.
b. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan.

F. PEMERIKSAAN PENGGALIAN DAN PENGURUGAN


a. Galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Konsultan Pengawas sebelum memulai dengan
tahap selanjutnya
b. Pengurugan untuk pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau tersembunyi oleh tanah tidak boleh
dilaksanakan sebelum diadakan pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas.
c. Pembuangan sisa Tanah Galian harus segera dikeluarkan dr lokasi Project selama tanah tersebut tidak
dimanfaatkan di lingkungan pekerjaan ini.

6. PEKERJAAN PONDASI FOOTPLATE


A. U M U M

1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai dari penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan,
pabrikasi dan instalasi dari dari pekerjaan pondasi titik footplate seperti yang tertera dalam gambar
rencana dan buku uraian rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan ini.
Secara garis besar pekerjaan ini meliputi dan tidak terbatas pada pekerjaan-pekerjaan :
a. Pekerjaan footplate kolom
b. Pengecoran beton.

2. Standar / Rujukan

a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)


b. Standar Nasional Indonesia (SNI)
c. Spesifikasi Teknis 03300 – Beton Cor di Tempat

3. Prosedur Umum
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh dari semua bahan-bahan yang akan digunakakn untuk
pekerjaan ini sesuai dengan referensi yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknik ini kepada Tim
Teknis/Pengawas Teknik yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuan.
b. Shop Drawing / Gambar Kerja
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja / shop drawing kepada Tim Teknis / Pengaras Teknik
untuk keperluan pemeriksaan dan persetujuan yang di dalamnya minimal meliputi:

22
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

1.) Rencana Pembesian (pemotongan, pembengkokan, sambungan-sambungan, angkur, dan lain-


lain)
2.) Jadwal pengecoran, rencana Mix Design, tenaga, peralatan, dan lain-lain.

B. BAHAN / PRODUK
1. Beton
Material untuk beton harus sesua dengan persyarataan yang tertera pada pasal mengenai Pekerjaan Beton
2. Baja Tulangan
Persyaratan untuk bahan Baja Tulangan dan pembuatannya, harus sesuai dengan persyaratan mengenai
Pekerjaan Beton dan sepert yang tertera pada gambar desain.

C. PELAKSANAAN

1. Galian Pondasi Footplate


a. Pekerjaan galian untuk lubang pondasi FP baru dapat dilaksanakan setelah titik-titik dari lokasi
pondasi sudah pasti dan sudah diukur di lapangan seluruhnya dan sudah disetujui Pengawas
Lapangan dan sudah sesuai dengan gambar yang telah disetujui.
b. Material hasil galian harus dibuang ke tempat yang telah ditentukan oleh Pengawas dan material
hasil galian tidak boleh masuk kembali ke dalam lubang.
c. Penggalian tanah harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati, ukuran diameter lubang galian harus
seragam, toleransi penggalian diarah vertikal diizinkan 1% .
d. Selama pelaksanaan penggalian pondasi, kontraktor harus melindungi dinding lubang galian
terhadap bahaya kelongsoran.
e. Perlu dilakukan pengamanan terhadap pondasi gedung lama yg bersebelahan dengan lokasi
pekerjaan yang baru.
2. Kedalaman Galian
Penggalian harus diteruskan sampai tanah keras dan diharus dengan pengawasan konsultan pengawas
dalam pelaksanaannya

7. PEKERJAAN PASANGAN
A. U M U M
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pasangan adalah sebagai berikut pekerjaan pasangan pondasi batu kali, pasangan bata
merah dan pasangan Profil Beton sudut Topi topi.

B. BAHAN - BAHAN
1. Batu kali
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150 cm, dan memiliki minimal 3 bidang kotak, batu kali
bulat tidak boleh digunakan untuk pasangan. Batu kali harus keras, bersifat kekal dan tidak boleh mengandung
bahan yang dapat merusak.
2. Batu bata
Bahan batu harus memenuhi syarat-syarat :
a. Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata, seragamdan saling tegak lurus, tidak retak-retak
tidak mengandung batu dan tidak berlubang-lubang.
b. Ukuran :
sesuai dengan produk local dan yang ada di pasaran, minimal sesuai dengan yg ditawar di harga
satuannya
c. Penyedia Barang/Pekerjaan harus menyerahkan sample daripadabata yang akan dipakai untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat
harus segera dikeluarkan dari site.
d. Bata bata merah yang digunakan mempunyai toleransiukuran sesuai dengan tabel 27-1 dan 27-2 PUBI

23
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

tahun 1982dan tabel 27-3 PUBI tahun 1982 (tentang kuat tekan) sedangbagian yang pecah tidak boleh
lebih dari 10%.
3. Pasir
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yangditentukan dalam PBI 1971/NI-3,
diantaranya yang paling penting :
1. Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan pengaruh cuaca.
2. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
3. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragambesarnya, apabila diayak dengan ayakan
150, maka sisa butiran di atas 4 mm, minimal 2 % dari berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 1 mm
minimal 10 % dari berat sisabutiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 % sampai 90 %
dari berat.
4. Pasir laut tidak boleh digunakan.
5. Syarat-syarat tersebut harus dibuktikan dengan pengujian dilaboratorium.
6. Kadar warna zat organik tidak lebih dari grid 3 (diuji denganNaOH 7%)..
4. .Semen
Semen yang digunakan adalah Portland Composite Cement (PCC). Semen tersebut merupakan hasil
produksi dalam negeri satu merk (tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam
jenis/merk).Semen harus disimpan sedemikian rupa hingga mencegah terjadinya kerusakan bahan atau
pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup,sedemikian
rupa sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan lembab, terjamin tidak tercampur dengan
bahan lain.

C. PELAKSANAAN
1. Pekerjaan pasangan batu kali
Pelaksanaan pasangan batu kali sebagai berikut.
a.Sebelum dipasang semua batu harus dibersihkan secara menyeluruh dan dibasahi sebelum dipasang.
b.Batu-batu harus diletakkan dengan bagian terpanjang menghadap kearah horizontal dengan adukan
penuh, dan sambungan-sambungan harus ditutup dengan adukan, antar batu tidak bersinggungan.
c. Adukan harus dilaksanakan dengan molen adukan yang mulai mengeras tidak boleh digunakan lagi. .
d.Selama konstruksi, batu batu kali harus diperlakukan sedemikian rupa agar tidak mengganggu atau
merusak batu kali yang telah terpasang.
e. Ukuran dan dimensi sesuai dengan gambar kerja
2. Pekerjaan pasangan dinding ½ batu bata
Pelaksanaan dari pasangan dinding adalah sebagai berikut.
a. Sebelum digunakan, batu bata harus disiram dengan air.
b. Setelah terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan
sapu lidi, dan kemudian disiram air.
c. Pemasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahan terdiri dari (maksimal) 20 lapis setiap hari,
diikuti cor kolom praktis.
d. Adukan harus dilaksanakan dengan molen adukan yang mulaimengeras tidak boleh digunakan lagi.
e. Bidang bata yang luasnya lebih dari 9 m2 dan maksimajarak vertikal maupun horizontal 3 m harus
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom dan ring praktis).
f. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi
penguat stekbesi beton diameter 10mm, jarak 40 cm yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian beton dan bagian yang ditanam pada bata sekurang-kurangnya 30 cm.
g. Tidak diperkenankan memasang bata yang patah dua melebihi 50 %.
h. Pasangan bata merah untuk dinding ½ batu harusmenghasilkan dinding finish setebal 15 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

8. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

24
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan plester ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai
alas dinding finishing.
2. Pekerjaan yang berhubungan

a. Pekerjaan Batu Bata


b. Pekerjaan Beton

3. Standard
a. C144 : Anggreate for Mansonry Mortar.
C150 : Portland Cement
C631 : Bonding Compounds for Interior Plastering
b. PCA : Portland Cement Association.Plesterer’s Manual, PVB 1962
c. PBI 1971 ( NO-2)
d. Peraturan Cement Portland Indonesia 1972 (NI-8)

4. Persetujuan
Kontraktor wajib membuat shop drawing dan memperlihatkan contoh bahan plester/screeding untuk disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

B. BAHAN

1. Semen yang memenuhi persyaratan SNI.


2. Air untuk campuran plester harus bebas dari unsur-unsur asing, minyak, asam, zat nabati/organis yang
dapat merugikan dan mempengaruhi pengikatan awal plester/screeding.
3. Zat tambah (admixture) tidak boleh digunakan tanpa adanya persetujuan Konsultann Pengawas.
4. Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari minyak.

C. PELAKSANAAN
1. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang sub-lantai harus dipadatkan untuk
mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh daya dukung tanah yang maksimum,
pemadatan dipergunakan alat timbris.
2. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali,
asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu pasangan.Tebal lapisan pasir urug yang
disyaratkan minimal 10 cm atau sesuai gambar, disiram air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan
yang maksimal.
3. Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan sub-lantai setebal 5 cm atua yang ditunjukkan dalam gambar detail
dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 koral.
4. Untuk pasangan diatas pelat beton (lantai tingkat), pelat beton diberi lapisan plester (screed) campuran
1 pc : 3 pasir setebal minimum 2 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai, terutama didaerah basah
dan teras, serta pasir setebal 3 cm.
5. Sub-lantai beton tumbuk diatas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-benar rata, dengan
memperhatikan kemiringan lantai didaerah basah dan teras.

D. COMITIONING
1. Plesteran dianggap layak untuk ditandatangani pihak konsultan Pengawas, apabila plesteran rata dan tidak
bergelombang
2. Pengujan plesteran dilakukan pada malam hari atau pada kondisi kondisi gelap dengan peralatan senter
yang disediakan oleh kontraktor, yang disorotkan ke plestern dengan arah sejajar bidang dinding
3. Toleransi gelombang dinding akan dikoordinasikan dengan pengawas dan pemilik proyek.

25
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

9. PEKERJAAN KERAMIK/ LANTAI DAN DINDING

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan granite / keramik keramik pada tempat-tempat
sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini. Pekerjaan keramik ini sesuai dengan item pekerjaan
yang dilaksanakan yaitu:
a. Keramik lantai 1
b. Keramik lantai 2
c. Keramik Kamar mandi lt. 1 dan lt. 2
d. Keramik Tangga

2. Standar / Rujukan
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
b. Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 03-4062-1996
- Granite / keramik Lantai Keramik Bergaris
c. Spesifikasi Teknis.
- Adukan dan Plesteran.
- Penutup dan Pengisi Celah.
3. Prosedur umum

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.

Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada TPTK untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan granite / keramik harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap set.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan.

Pengiriman granite / keramik ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang
belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan terpasang untuk
diserahkan kepada Pemilik Proyek.

B. BAHAN – BAHAN

1. Umum.

keramik harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang memenuhi ketentuan SNI.
keramik yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak
atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.

2. Keramik

a. Keramik
- Keramik HT yang dipakai ukuran 60 x 60 cm, produk Indogress
- Keramik Tangga dipakai Keramik Un polished , produk Indogress
- Keramik kamar mandi yang dipakai ukuran 30 x 30 cm dan 30 x 60 cm, produk Mulia
- Keramik Untuk Meja dan dinding Pantry menggunakan ukuran 30x60 produk Mulia
- Sedangkan untuk step nosing tangga ukuran 30x60

26
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

b. Tipe dan warna masing-masing keramik keramik harus sesuai Skema Warna yang ditentukan
kemudian.
3. Adukan.

a. Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat dalam
jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis
04060.
b. Adukan perekat khusus untuk memasang granite / keramik, jika ditunjukkan dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1,
118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah basah), AM 30
Mortarflex, ASA Fixall atau yang setar.

4. Adukan Pengisian Celah.

Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi warna dari
pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured Ceramic Grout, ASA Coloured Grout
atau yang setara yang disetujui.

C. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Persiapan.

a. Pekerjaan pemasangan keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-benar
selesai.
b. Pemasangan keramik harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor
atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan granite / keramik ini
telah diselesaikan terlebih dahulu.

2. Pemasangan.

a. Sebelum pemasangan keramik pada dinding dimulai, plesteran harus dalam keadaan kering,
padat, rata dan bersih.
Adukan untuk pasangan keramik pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air
harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran 1 semen
dan 5 pasir.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25 mm, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.
b. Adukan untuk pasangan keramik pada dinding harus diberikan pada permukaan plesteran dan
permukaan belakang granite / keramik, kemudian diletakkan pada tempat yang sesuai dengan
yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
c. Adukan untuk pasangan keramik pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan pasir dengan
ketebalan sesuai Gambar Kerja.
d. keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang granite / keramik yamg terpasang tetap lurus dan rat.
e. keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
f. keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat terbentuk
dengan baik.
g. Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rat dan seragam, saling tegak lurus.
Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
h. Pemotongan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila
tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk
yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.

27
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

i. Siar antar keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Pengawas Lapangan.
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan dengan
kain lunak yang baru dan bersih.
j. Setiap pemasangan keramik keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau polyethylene.
Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari
Pengawas Lapangan.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis 07920.

3. Pembersihan dan Perlindungan.

Setelah pemasangan selesai, permukaan granite / keramik harus benar-benar bersih, tidak ada yang
cacat, bila dianggap perlu permukaan granite / keramik harus diberi perlindungan misalnya dengan
sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan granite / keramik.

10. PEKERJAAN BETON STRUKTUR

1. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi struktur beton, yang dilaksanakan sesuai dengan garis, mutu dan dimensi
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Semua pekerjaan, bahan dan petunjuk kerja yang berkaitan dengan beton cor di tempat harus sesuai
dengan Spesifikasi Teknis ini dan Spesifikasi Teknis dan standar terkait.
Pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Seluruh pekerjaan beton struktural berupa sloof, kolom, balok atau pondasi footplat, seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan mempunyai mutu beton fc’”21,7 Mpa.
b. Beton tumbuk, lantai kerja dan beton ringan serta beton non-struktural lainnya seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
c. Seluruh beton praktis dengan perbandingan campuran : 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.
d. Beton lantai kerja menggunakan beton campuran 1 semen : 3 pasir : 5 kerikil

2. Ketentuan Umum
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-syarat pelaksanaan
pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam persyaratan teknis ini. Di dalam segala
hal yang menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan standard-standard yang
berlaku, yaitu :
1) SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
2) Standard Industri Indonesia (SII).
3) SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
4) SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Parencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bagunan Gedung.
5) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.
6) PBI 1971 dan peraturan-peraturan lain yang terkait.
7) Tahapan tahapan yang harus dilalui :
b. Penyedia Penyedia Barang/Jasa Pemborongan wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan
ketepatan dan presisi tinggi, sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-
gambar rencana, dan atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas.
c. Semua material yang digunakan di dalam Pekerjaan ini harus merupakan material yang kualitasnya
teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi ketentuan yang disyaratkan.

28
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

d. Penyedia Penyedia Barang/Jasa Pemborongan wajib melakukan pengujian beton yang akan
digunakan di dalam pekerjaan ini. Pengujian yang harus dipersiapkan adalah sbb :
• Mix Design dan Trial Mix
• Pembuatan sampel beton uji dan pengujiannya
• Pengujian slump
• Pengujian lain apabila diperlukan sesuai kondisi lapangan/atas permintaan Konsultan Pengawas
Seluruh material yang oleh Konsultan Pengawas dinyatakan tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi kegiatan dan tidak diperkenankan menggunakan kembali.

2. BAHAN – BAHAN
a. Batu Pondasi
Batu Pondasi yg digunakan adalah batu hitam, keras, dan padat. Diameter maksimal 30 cm. Perbandingan
batukali dan adukan ádalah 40% volume batukali dan 60% volume campuran beton.
b. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1). Peraturan Semen Portland Indonesia (SNI-8) tahun 1972
2). SNI (Standar Nasional Indonesia) 15-2049-2004 untuk PC I
3). Peraturan Beton Bertulang Indonesia SKSNI T-15-1991-03
Semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC) Type I dan merupakan hasil produksi dalam negeri
satu merk (tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk). Semen harus disimpan
sedemikian rupa hingga mencegah terjadinya kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan lain.
Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup, sedemikian rupa sehingga semen
terhindar dari basah atau kemungkinan lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain.
Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan kedatangan semen tersebut di lokasi pekerjaan.
c. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 tentang “Mutu dan Cara Uji
Agregat Beton”. Bila tidak tercakup di dalam SII 0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi
ketentuan ASTM C23 “Specification for Concrete Aggregates”.
Agregat kasar yang digunakan untuk beton struktur adalah batu pecah dengan persyaratan sebagai berikut
:
1) Batu pecah adalah butiran mineral hasil pecahan batu alam yang dapat melalui ayakan berlubang
persegi 76 mm dan tertinggal di atas ayakan berlubang persegi 2 mm
2) Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta besar butirannya dan gradasinya tergantung pada
penggunaannya
3) Kerikil dan batu pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %
c. Agregat Halus
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI-1971/NI-3
diantaranya yang paling penting :
1) Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan pengaruh cuaca.
2) Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%
3) Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila diayak dengan ayakan
150, maka sisa butiran di atas 4 mm, minimal 2 % dari berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 1 mm
minimal 10 % dari berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 % sampai 90
% dari berat.
4) Pasir laut tidak boleh digunakan
5) Syarat-syarat tersebut harus dibuktikan dengan pengujian di laboratorium

d. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini :

29
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

1) Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara
visual.
2) Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/ liter.
3) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-asam, zat organic,
dan sebagainya) lebih dari 15 gram/ liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa
sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
e. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini :
1) Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak, gelombang-gelombang, cerna-
cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
2) Untuk tulangan utama (tarik / tekan lentur) harus digunakan baja tulangan deform (BJTD), dengan
jarak antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan tinggi siripnya
tidak boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.
3) Tulangan dengan Ø ≤12 mm dipakai BJTP 24 (polos), dan untuk tulangan dengan Ø > 16 mm memakai
BJTD 40 (deform/ulir)
4) Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus dibuktikan dengan sertifikat
pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan nilai kuat – leleh dan berat per meter
panjang dari bahan tulangan dimaksud. Penyedia Barang Jasa Pemborongan harus mengajukan
brosur atau hasil tes tulangan pada proyek sebelumnya yang memenuhi syarat dan dapat
digunakan pada pekerjaan ini dan dimasukkan dalam usulan data teknis.
5) Diameter nominal baja tulangan (baik deform / BJTD) yang digunakan harus ditentukan dari sertifikat
pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus :

d = 4.029 √ B , atau d = 12.47√ G

Dimana :
d = diameter nominal dalam mm
B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (kg/m)

6) Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai berikut :

DIAMETER TULANGAN TOLERANSI BERAT


BAJA TULANGAN YANG DIIJINKAN

Ø < 10 mm ±7%
10 mm < Ø < 16 mm ±6%

16 mm < Ø < 28 mm ±5%


Ø > 28 mm ±4%
Sumber : SNI 07-2052-2002.
7) Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut
DIAMETER TULANGAN TOLERANSI DIAMETER
BAJA TULANGAN YANG DIIJINKAN

Ø 8 mm ± 0.4 mm

Ø 12 mm ± 0.4 mm

Ø 16 mm ± 0.5 mm

Ø 19 mm ± 0.5 mm

Ø 22 mm ± 0.5 mm

30
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

Sumber : SNI 07-2052-2002.

8) Batas ukur, kuat tarik, dan regangan minimum adalah sebagi berikut :

Batas Ukur Batas Ukur Regangan


Simbol Minimum Minimum Minimum
(kg/mm2) (kg/mm2) (kg/mm2)
BJTP 24 24 39 24
BJTP 30 30 49 20
BJTD 24 24 39 22
BJTD 30 30 49 18
BJTD 35 35 50 20
BJTD 40 40 57 18
BJTD 50 50 63 14
Sumber : Laporan pengujian Bahan Fakultas Teknik Jurusan teknik sipil Universitas Atmajaya
9) Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia Jasa/ Pemborongan harus menunjukan
sample, hasil Uji Tarik dan Diameter yang akan digunakan. Hal ini akan mempermudah dan dapat
menjaga kualitas. Dilokasi proyek Penyedia Barang Jasa Pemborongan harus menyediakan alat untuk
mengukur diameter tulangan polos yaitu sket mat/jangka sorong dan alat untuk mengukur diameter
tulangan sket mat/jangka sorong yaitu meteran dan timbangan.

f. Beton dan Adukan Beton Struktur


1) Kuat tekan target beton yang digunakan dalam pekerjaan ini (fc’) tidak boleh kurang dari 21,7 Mpa.
2) Benda uji harus adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, yang untuk setiap
10 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda
uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).
3) Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump, dengan ketentuan
sebagai berikut :

Bagian Konstruksi Nilai Slump (mm)

a. Fondasi Footplat 100 ± 20


b. Kolom Struktur 100 ± 20
c. Balok-balok 100 ± 20
d. Plat Lantai/ Plat Atap 100 ± 20
Sumber : SK SNI M-62-1990-03

4) Benda Uji Beton harus teridentifikasi, dan dikelompokan berdasar waktu pemakaian saat penuangan
mortal pada Formwork/Bekesting. Untuk pekerjaan ini dilokasi proyek Penyedia Barang Jasa
Pemborongan harus menyediakan alat slump test minimal 1 unit untuk uji workability dan cetakan
silinder beton/ kubus beton sebanyak 10 unit untuk pembuatan benda uji beton.
5) Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana harus mengacu
pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab V, Tata Cara Pembuatan Renc. Campuran Beton
Normal ( SK SNI T-15-1990-03 ).

g. Bahan campuran Tambahan ( Add mixture ).


Pemakaian bahan-bahan campuran tambahan (add mixture) harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas /Perencana.

31
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

Cara penggunaan Add mixture harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Produsen bahan-bahan
tersebut.
h. Cetakan Beton
Acuan yang dibuat dari kayu balok dan multipleks tebal minimum 9 mm dan harus memenuhi syarat-syarat
kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing. Penyedia Penyedia
Barang/ Jasa harus memberikan contoh (sample) bahan yang akan dipergunakan sebagai acuan untuk
disetujui Konsultan Pengawas.
i. Beton selimut beton (decking)
Beton decking terbuat dari campuran semen dengan ketebalan sebagai berikut :
Bagian Konstruksi Tebal selimut beton minimal

a. Fondasi Footplat 40 mm
b. Kolom Struktur 20 mm
c. Balok-balok 20 mm
d. Pelat Lantai 20 mm
Sumber : SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung

1) Pengujian Beton
a) Benda Uji Beton
Benda Uji harus diberi kode / tanda yang menunjukan tanggal pengecoran, lokasi pengecoran dari
bagian struktur yang bersangkutan. Benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi
penggocoran sesuai dengan yang disaratkan oleh Konsultan Pengawas .
b) Jumlah benda uji beton
(1) Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,50 m3 beton hingga
cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama benda uji harus berbentuk silinder. benda
uji bentuk lainya dapat digunakan bila disetujui oleh Konsultan Pengawas . Selanjutnya
pengambilan benda uji sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 5 m3 beton. Benda uji
tersebut ditentukan secara acak oleh Konsultan Pengawas dan harus dirawat sesuai dengan
persyaratan.
(2) Jumlah uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap tekan dari setiap mutu beton mutu yang
dituang pada suatu hari harus diambil minimal satu kali. Satu data hasil uji kuat tekan
adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini yang diuji pada umur yang ditentukan,
yaitu umur 7 hari dan 28 hari.
(3) Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan Pengawas dapat meminta jumlah
benda uji yang lebih besar dari ketentuan di atas. Dengan beban biaya ditangung oleh
kontrator.
c) Laporan Hasil Uji Beton
Penyedia Barang Jasa Pemborongan harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari boratorium
penguji untuk disahkan oleh Konsultan Pengawas . Laporan tersebut harus dilengkapi dengan
perhitungan tekanan beton Karakteristik.
d) Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton
(1) Deviasi Standart – S
Deviasi Standart produksi neton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah hasil tes kubus atau
silinder. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 buah harus
dikoreksi dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut :

∑ (fc − fcr )
2

S=
N −1
Jumlah Benda Uji ( N ) buah Faktor Pengali ( S )

32
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

≤ 15 1.16
20 1.08
25 1.03
≥ 30 1.00

(2) Kuat Tekan Rata-rata ( fcr )


Target fcr yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan proporsi campuran beton harus
diambil sebagai nilai yang terbesar dari Formula berikut ini :

fcr = fc’ + 1.64 atau fcr = fc’ + 2.64 S – 40 kg/cm2

(3) Kuat Tekan sesungguhnya


Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan memuaskan, jika kedua syarat
berikut dipenuhi :
(a) Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing masing terdiri dari 4 hasil uji
kuat tekan tidak kurang (fc’ + 0.82 N)
(b) Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji) mempunyai nilai di bawah
0.85 fc.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah untuk
meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas rekomendasi KP.
(c) Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test)

Jika hasil Evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak dapat dipenuhi, maka
jika diminta oleh Konsultan Pengawas , Penyedia Barang Jasa Pemborongan harus melaksanakan
pengujian beban dan lain-lain. Semua biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Penyedia
Barang Jasa Pemborongan . Lokasi dan banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan
melihat kasus perkasus.
2) Pengujian Besi Beton
a) Benda Uji Besi Beton
(1) Sebelum besi beton dipesan, Penyedia Barang Jasa Pemborongan wajib mengambil benda uji
besi beton masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai dengan diameter dan
mutu yang akan digunakan. Selanjutnya benda uji besi beton harus diambil dengan disaksikan
oleh Konsultan Pengawas sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton untuk masing masing diameter
besi beton. Uji besi beton terdiri dari uji tarik dan uji lentur.
(2) Pengujian mutu besi juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Konsultan
Pengawas. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa disaksikan Konsultan
Pengawas tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang Jasa Pemborongan .
(3) Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal pengiriman, lokasi
terpasang bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.
(4) Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka Konsultan Pengawas
berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan di atas,
dengan beban biaya ditanggung oleh Penyedia Barang Jasa Pemborongan .
b) Laporan Hasil Uji Besi Beton
Penyedia Barang Jasa Pemborongan harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari
laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Perancah/ scaffolding dan Acuan

33
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

1.b.1 Perancah/ scafolding/ scafolding harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang memadai
untuk menerima beban tanpa penurunan.
1.b.2 Perancah/ scafolding yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan diperkuat dengan
Perancah/ scafolding tambahan yang sesuai. Sebelum menempatkan Perancah/ scafolding, gambar
rancangan pemasangan / penempatan Perancah/ scafolding harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
1.b.3 Perencah/ scafolding harus diperkuat dg accesoriesnya ( kress, joint, baseplate) sehingga
kekakuan kan kekuatannya bisa terjamin dan diandalkan
1.b.4 Acuan harus memenuhi ketentuan berikut :
a) Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan yang memadai untuk pemeriksaan dan
pembersihan setelah pemasangan baja tulangan.
b) Bahan acuan harus dari papan kayu tebal minimum 20 mm, multiplek tebal minimal 9 mm, baja
pelat lembaran tebal minimal 0.6 mm atau bahan lain yang disetujui.
c) Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan diekspos harus menggunakan acuan
multiplek..
d) Desain dan konstruksi acuan, penopang dan penguat menjadi tanggung jawab Penyedia Barang
Jasa Pemborongan .
e) Acuan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorsi yang diakibatkan oleh tekanan alat
penggetar dan beban beton atau lainnya.
f) Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan konstruksinya sebelum pengecoran.
g) Semua sudut sambungan / pertemuan harus kaku untuk mencegah terbukanya acuan selama
pekerjaan pengecoran berlangsung. Penyedia Barang Jasa Pemborongan bertanggung jawab untuk
acuan dan penopangnya yang memadai.
h) Ikatan metal, penunjang, baut dan batang harus disusun sedemikian rupa sehingga ketika acuan
dibuka, semua metal harus berada tidak kurang dari 50 mm dari permukaan beton ekspos.
i) Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus disingkirkan sampai kedalaman
minimal 25 cm dari permukaan beton tanpa merusak.
j) Kerucut yang sesuai harus disediakan. Cekungan – cekungan harus diisi dengan adukan dan
permukaan harus tetap halus, rata dan seragam dalam warna.
1.b.5 Bila dasar acuan sukar dicapai, dinding bagian bawah acuan harus dibiarkan terbuka, atau
perlengkapan lain harus disediakan sehingga bahan-bahan asing dapat disingkirkan dari acuan dengan
mudah sebelum penempatan beton.

2. Penulangan
1) Penulangan harus dilengkapi dengan kait / bengkokan sesuai dengan ketentuan PBI (NI-2, 1971). Atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas , dan atau gambar kerja.
2) Jumlah tulangan maupun diameter tulangan harus sesuai dengan gambar kerja.
3) Panjang baja tulangan yang melebihi ketentuan Gambar Kerja (kecuali lewatan) harus dipotong
dengan alat pemotong besi atau alat pemotong yang disetujui Konsultan Pengawas .
4) Pada sambungan besi tulangan panjang oversteak minimal 40 D.

3. Pengadukan beton
1) Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memiliki ketelitian cukup untuk
menetapkan dan mengawasi jumlah takaran masing-masing bahan beton. Seluruh peralatan,
perlengkapan dan tata cara pengadukan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas. Seluruh operasi harus dikontrol/diawasi secara kontinyu oleh Konsultan
Pengawas.
3) Pengadukan harus dilakukan dengan mesin aduk beton (batch mixer atau portable continous mixer).
Sebelum digunakan, mesin aduk ini harus benar-benar kosong, dan harus dicuci terlebih dahulu bila
tidak digunakan lebih dari 30 menit. Campuran/bahan beton yang digunakan untuk plat lantai dan

34
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

balok harus menggunakan beton ready mix dari perusahaan yang ada di Yogyakarta supaya mudah
pengawasannya. Penyedia Barang Jasa Pemborongan harus membuat surat pernyataan kerjasama
dengan sub Penyedia Barang Jasa Pemborongan ready mix dan sub Penyedia Barang Jasa Pemborongan
sebelum pembuatan beton harus menyampaikan rancangan campuran beton untuk mutu minimal 20
MPa. Surat kerjasama dan rancangan campuran di lampirkan dalam penawaran dokumen teknis,
Penyedia Barang Jasa Pemborongan harus menyediakan beton molen sebanyak minimal 2 buah dilokasi
proyek.
4) Selain ketentuan tersebut di dalam butir 3). diatas, maka pengadukan beton di lapangan harus
mengikuti ketentuan berikut ini :
a) Harus dilakukan di dalam suatu mesin aduk dari tipe yang telah disetujui Konsultan Pengawas .
b) Mesin-aduk harus berputar pada suatu kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat
mesin-aduk tersebut.
c) Pengadukan harus diteruskan sedikitnya 1,5 menit setelah semua material dimasukkan ke dalam
drum aduk, kecuali jika dapat dibuktikan/ ditunjukkan bahwa dengan waktu pengadukan yang
menyimpang dari ketentuan ini masih dapat dihasilkan beton yang memenuhi syarat.

4. Pengangkutan Beton
1) Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan akhir (sebelum di tuang), harus
sedemikian hingga tercegah terjadinya pemisahan (segregasi) atau kehilangan material.
2) Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat penyimpanan akhir dengan
lancar, tanpa mengakibatkan pemisahan bahan yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat
mengakibatkan hilangnya plastisitas beton antara pengangkutan yang berurutan.
3) Penggunakan bahan aditif harus seijin Konsultan Pengawas.
5. Penuangan Beton
1) Beton yang akan dituang harus sedekat mungkin ke cetakan akhir (maksimum 1 meter) untuk
mencegah terjadinya segregasi karena penuanganan kembali atau pengaliran adukan.
2) Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu kecepatan penuangan sedemikian
hingga beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengalir dengan mudah ke dalam rongga di
antara tulangan.
3) Beton yang telah mengeras sebagian dan atau telah dikotori oleh material asing, tidak boleh dituang
ke dalam cetakan.
4) Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk kembali setelah mengalami
pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.

6. Pemadatan Beton
1) Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis / mechanical vibrator dan tidak
diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton. Penyedia Barang
Jasa Pemborongan harus menyediakan mesin alat pemadat/vibrator sebanyak minimal 3unit.
2) Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan merupakan massa yang
utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos.
3) Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang mempunyai
frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
4) Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan yang telah masuk pada
beton yang telah mulai mengeras.
5) Pada lokasi pengecoran kolom, bila tidak menggunakan mesin penggetar elektrik, maka pada bekisting
kolom harus dibuat jendela dengan fungsi untuk memasukkan vibrator dengan ketinggian maxsimum
1,5 m dari dasar kolom.

7. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor terutama plat, lantai dan luifel harus dijaga agar tidak terlalu cepat kehilangan
kelembaban minimum 14 hari dengan cara :

35
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

1) Pembasahan terus-menerus dilakukan dengan cara merendam air


2) Pada permukaan beton kolom-kolom dipergunakan karung-karung yang dibasahi terus menerus
3) Cara-cara perawatan lainnya harus senantiasa diketahui dan disetujui Konsultan Pengawas

4. Perbaikan Beton
a. Penyedia Barang Jasa Pemborongan harus meminta Konsultan Pengawas untuk memeriksa permukaan
beton segera setelah pembongkaran acuan.
b. Penyedia Barang Jasa Pemborongan , atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan garis,
detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya berlebihan. (Jangan menambal, mengisi,
memulas, memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk Konsultan Pengawas ).
c. Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor di tempat menggunakan acuan
khusus. Lubang pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan permukaan yang akan dicat harus bersih
dari tambalan, memiliki sirip – sirip dan tetesan adukan yang tersikat halus, dan memiliki permukaan yang
bebas dari lapisan penutup dan debu.
d. Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah pembongkaran acuan. Bahan
tambalan harus kohesif, tidak berkerut dan melebihi kekuatan beton.
e. Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau beton yang akan dicat dengan
:
1) Semprotan pasir ringan
2) Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang diaplikasikan dengan menggosok
secara keras dengan sikat lembut, kemudian disiram dengan air.
3) Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid, biarkan sejenak, dan sikat dengan
kikir yang disetujui.
4) Pembersihan dengan larutan asal muriatik yang mengandung tidak kurang dari 2 % dan tidak lebih dari
5 % asal dalam volume, yang diaplikasikan pada permukaan yang sebelumnya telah dilembabkan
dengan air bersih.
5) Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak karena asam.
6) Tambalan semen.
7) Mengikir dan menggerinda.
5. Pondasi cyclope
Pondasi cyclope dipasang dengan perbandingan 40% batu belah dan 60% campuran(1 semen : 3 pasir : 5
kerikil). Dalam mendapatkan campuran ini diperbolehkan menggunakan mesin molen.

36
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

11. PEKERJAAN BETON PRAKTIS

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa-jasa lain sehubungan dengan
pekerjaan kolom dan balok ring praktis dan bagian lain sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis
ini.

B. PENGENDALIAN PEKERJAAN

Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera
dalam: ASTM C150, ASTM C 33, SII - 0051 - 74, SII - 0013 - 81, dan SII - 0136 – 84.

C. BAHAN-BAHAN

Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus, PC, dan sebagainya sesuai
dengan yang dipakai pada beton konstruksi. Demikian juga mengenai cara penyimpanan.

1. Tulangan utama = tulangan polos Ø10

2. Tulangan sengkang = tulangan polos Ø8

Jarak sengkang adalah 150 mm dan 100 mm. Seluruh beton praktis menggunakan campuran 1 semen:2 pasir:3
kerikil. Atau setara dg mutu beton fc 14,8 Mpa
Sedangkan beton rabat lantai kerja menggunakan campuran 1 semen : 3 pasir : 5 kerikil atau setara dengan
mutu beton f’c 7,4 Mpa

12. PEKERJAAN PLAFOND


A. U M U M
1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Pekerjaan pemasangan plafond Gypsumboard produk Jayaboard tebal 9 mm dengan cornist C7 untuk
area dalam. Area sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan
petunjuk Konsultan pengawas, sedangkan untuk Tritis menggunakan Kalsiboard/ GRC tebal 6 mm
dengan nut 4 mm dan untuk profil sudut menggunakan shadowline metal/ Allumunium
c. Meliputi penyediaan bahan langit-langit plafond Gypsumboard dan kalsiboard/ GRC dan konstruksi
penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada
gambar untuk itu.
1. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan atap
b. Pekerjaan Logam Non Struktur

2. Standard
a. SNI
b. A 42.4 : Interior Lathing and Furning

4. Plafond Gypsumboard

a. Bahan Rangka dari Hollow Galvanish uk 4x4 dan 2x4 sekualitas Kencana
b. Sebagai Rangka Langit-Langit Gypsum adalah menggunakan Hollow Galvanis kombinasi antara uk 4x4
dan 2x4 serta penggantung dan memiliki kualitas yang baik.
c. Penutup langit-langit

37
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

Digunakan Kalsiboard uk. 2400x1200x6 mm dan Gypsumboard ukuran 2400x1200x9 yang bermutu baik
produk Jayaboard dan GRC dan telah disetujui oleh Tim Teknis / konsultan pengawas, tebal =6 mm
untuk kalsiboard, 9 mm untuk gypsum dan yang disetujui dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan
produk dari bahan tersebut. Atau penutup sesuai gambar rencana.
d. List penutup langit-langit dengan Profil Gypsum C 7 dan profil Shadowline
Digunakan bahan Profil C 7 dan profil Sadowline ( utk Trtisan) yang bermutu baik, dari produk yang
telah disetujui oleh Konsultan pengawas dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan
tersebut.
e. Bahan finishing penutup plafond
Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang bermutu baik produk
yang telah disetujui Konsultan pengawas. Sebelum pengecatan semua sambungan / pertemuan harus
rata dan halus (ditreatment). Plafond Kalsirata ini difinish dengan cat emulsi.
f. Warna , bentuk dan corak sesuai gambar / ditentukan kemudian
g. Untuk Plafond di nut per modul 60 cm sesuai rangka nya

13.PEKERJAAN PENGECATAN
A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.


b. Pengecatan permukaan dengan bahan - bahan yang telah ditentukan.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang tertera dalam gambar dan yang tidak disebutkan secara
khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana dan Pengawas.

2. Pekerjaan yang Berhubungan

a. Pekerjaan cat dinding interior


b. Pekerjaan cat dinding eksterior
c. Pekerjaan cat besi
d. Pekerjaan cat lisplank
e. Pekerjaan Cat Kayu

3. Standard
a. PUBI : 54, 1982
PUBI : 58, 1982
b. ASTM : D - 361.
c. BS No. 3900, 1970
d. AS K-41

4. Persetujuan

a. Standard Pengerjaan (Mock-up)

- Sebelum pengecatan yang dimulai, Pemborong harus melakukan pengecatan pada satu bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh
pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai
mock-up ini akan ditentukan oleh Tim Teknis Lapangan.
- Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Tim Teknis Lapangan dan Perencana,
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

b. Contoh dan Bahan untuk Perawatan

- Pemborong harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada bidang-bidang
transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas
warna, formila cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).

38
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

- Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Tim Teknis Lapangan dan Perencana.
Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan Tim Teknis
Lapangan, barulah pemborong melanjutkan dengan pembuatan mock-up seperti tersebut diatas.
- Pemborong harus menyerahkan kepada Tim Teknis Lapangan untuk kemudian akan diteruskan
kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat
tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas indentitas cat yang ada
didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh pemberi tugas.

B. BAHAN / PRODUK

1. Untuk besi menggunakan cat besi setara EMCO


2. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat dinding sekualitas Dullux ICI
3. Untuk dinding-dinding luar digunakan cat Sekualitas Dulux ICI Weathershield
4. Untuk Duco kayu digunakan Produk Issamu warna Putih
5. Untuk Plafond menggunakan Produk Wiratex warna putih

C. PELAKSANAAN

a. Pengecatan dinding
1) Dinding baru yang akan dicat harus mempunyai waktu untuk mengering. Setelah permukaan
dinding kering, maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut
tahapan pengkristalan/ pengapuran, dengan amplas kemudian diplamur.
2) Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas halus sampai rata.
3) Bagian-bagian yang masih kurang baik diberi plamur dinding lagi dan amplas halus setelah kering.
4) Pada bagian-bagian dimana reaksi alkali dipakai lapisan plamur dan bagian dimana banyak
rembasan air dipakai wall seater.
5) Sebelum digunakan , cat harus diaduk terlebih dahulu sampai semua mengendap larut dan apabila
perlu menggunakan bahan pengecer, proporsi cat dan bahan pengencer harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik cat yang bersangkutan.
6) Pengecatan dilakukan dengan roller dan kuas halus pada bidang yang sulit - sulit dan tidak mudah
lepas serabut-serabutnya.
7) Setelah bidang-bidang tersebut rata dan halus, pengecatan dimulai lapis demi lapis secara merata,
minimum 3 kali sampai mencapai warna yang dikehendaki pengecatan lapisan berikutnya
baru boleh dilaksanakan apabila lapisan sebelumnya telah cukup kering.
8) Warna akan ditentukan kemudian oleh Pengguna Jasa dan melalui Konsultan pengawas.
9) Untuk tembok/dinding lama, lubang-lubang atau pecah-pecah diplester/perbaikan sebelum dilakukan
pengecatan.
10) Tembok lama cat yang sudah ada dibersihkan dan dikelupas sampai bersih dan digosok dengan amplas
sampai rata.

b. Pengecatan besi dan kayu


1) Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi dan kayu, besi dan baja
pada rangka atap, dan pekerjaan besi lain yang ditentukan dalam gambar serta kayu.
2) Cat yang dipakai adalah spesifikasi yang sudah ditentukan
3) Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan di cat, selesai dibersihkan diamplas halus dan
bebas debu, oli , sisa sisa endapan garam dan lain – lain sambuangan las atau kelingan dan ujung
ujung yang tajam diratakan dengan gurinda .
4) Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dengan Zinc chromate Primer 1 ( satu ) lapis
dengan kuas atau semprot. Sambungan las dan ujung-ujung yang tajam diberi “touch up” dengan
dua lapis sampai merata dan biarkan mengering selama 4 jam.
5) Setelah kering permukaan besi/ baja diamplas sampai halus selanjutnya bersihkan dengan kain lap
kering bersih dan lembut. Aplikasikan lapis pertama cat finishing akhir dengan kuas atau semprot,
1 lapis sampai merata dan biarkan mengering. Aplikasikan lapis kedua dan ketiga sampai merata
dan biarkan mengering, Tenggang waktu pengecatan minimum adalah 16 jam untuk setiap lapisan .
6) Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor lapis.dengan ketebalan
kering 40 micron

39
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

7) Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung
dan sesuai yang diinginkan, tidak ada bagian yang belang dandijaga terhadap pengotoran-
pengotoran, atau menjadi cacat akibat pekerjaan lanjutan.

14. PEKERJAAN KUSEN ALLUMUNIUM

A. UMUM
3. LINGKUP PEKERJAAN
a. Bagian ini mencakup ketentuan / syarat ( pembayaran, pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk
pekerja, material, dan peralatan.
b. Meliputi penyediaan kusen-kusen, pintu-pintu / jendela yang sesuai yang ditunjukan dalam gambar
dan spesifikasi ini, aksesories yang diperlukan untuk pemasangan dan kelengkapannya, penyimpanan
dan perawatan, serta pembangunannya sesua yang telah ditunjukan dalam gambar. Bagian ini
menjelaskan “Commercial Quality” kusen dan pintu-pintu alluminium untuk pintu dan buka-bukaan
yang berhubungan, termasuk alluminium panel dan lauvers pada pintu-pintu dan frame tersebut.
c. Bagian yang terkait :
 Pekerjaan pasangan dinding & plesteran
 Pekerjaan pengecetan
 Pekerjaan kusen dan daun pintu / jendela
 Pekerjaan alat penggantung dan pengunci

4. REFERENSI
a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :
 SII 00649 – 82 - extrusi jendela
 SII 0405 – 80 - alluminium extrusion
 SII 0695 – 82 - alluminium extruder number
 ASTM B221 – 83 - alluminium alloy extruded bars, shapes tubes
 ASTM B209 – 83 - alluminium alloy sheets & plates
 ASTM A308 – 81 - steel structural
 ASTM A308 – 84 - alluminium alloy, rulled atau extruded
 ASTM E330 – 84 - structural performance
 ASTM E331 – 84 - water leakage

b. Quality assurance :
 Kualifikasi manufaktur: produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah
terkenal dan mempuyai pengalaman yang baik dan diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
dan Pemberi Tugas.
 Single source responsibility: untuk menjamin kualitas penampilan dan performance, harus memakai
material untuk system yang berasal dari satu manufaktur (single manufaktur) dengan system yang
tersedia atau disetujui oleh system manufaktur.
 System akan dites oleh laboratorium testing independent yang dipilih oleh Pemberi Tugas dengan
mock-up system harus dibuat oleh Kontraktor.
 Building concrete structural tolerances; harus tidak boleh lebih dari toleransi pemasangan system
alluminium seperti: batas-batas perbedaan untuk posisi tegak dan level.

c. Kualifikasi pekerja :
 Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan,
paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan
selama pelaksanaan.
 Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skiil yang dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas
tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skillnya.

b. Submittals ( Pengiriman )
Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan Pemberi Tugas, Konsultan manajemen
Konstruksi, dan Perencana.
a. Shop drawing yang menunjukan fabrikasi, pemasangan dan finish dari spesifikasi berdasarkan
pengecekan kembali dimensi-dimensi pada site, yang terdiri dari :

40
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

 Evaluation dan member dari profil


 Hubungan joint untuk system framing,entrance doors
 Detail-detail dari bentuk yang diperlukan
 Reinforcing
 Anchorage system
 Interfacing dengan konstruksi bangunan
 Kemungkinan - kemungkinan untuk ekspansi dan konstruksi
 Hardware, termasuk lokasi, posisi tinggi pemasangan, reinforcement, pemasangan-pemasangan
khusus
 Metode dan aksesories pemasangan kaca
 Internal sealer yang diperlukan dan tipe-tipe yang direkomendasikan.
b. Kontraktor diminta untuk merencanakan system atau metode pemasangan mengingat pengaruh
defleksi ( deflection ) yang mungkin disebabkan oleh tension, atau tekanan angin, dan sebagainya
sesuai dengan rekomendasi fabricator dan terhadap peraturan beban yang.
c. Penyimpanan dan Perawatan
a. Kontraktor harus mengirim unut-unit fabrikasi dan bagian-bagian komponennya ke site proyek,
lengkap dengan identifikasi gambar-gambar pemasangan. Simpanlah unit-unit dan komponen-
komponen tersebut ditempat yang kering, dengan setiap profil harus dilindungi dengan polyethylene
film, dan lengkap label, tipe, nomor dan lokasi pemasangan dalam kemasan yang tertutp aslinya dari
pabrik. Bagian-bagian yang rusak tidak akan diterima, item-item dengan cacat atau goresan kecil
akan dipertimbangkan sebagai kerusakan, kecuali yang terjadi adalah kondisi sebaliknya atau kondisi
baik.
d. Test
a. Typical window
1. Semua jendela-jendela typical harus dipasang terebih dahulu, termasuk pemasangan kaca dan
sealant.
b. Maintenance Period
Pada saat akhir periode maintenance, bila Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas
mempertimbangkan terdapat hal-hal yang tidak sesuai ( rusak ) dengan hasil test kekuatan dan
sebagainya, Kontraktor harus segera memperbaikinya dan / atau menggantinya dengan unit baru
sesuai persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.

2. UMUM
2.1. Material
a. Jendela dan Pintu dan Boven
1. Material : Alluminium extrusion produk Allexindo coklat
2. extrusion : sesuai dengan ditunjukan dalam shopdrawing yang disetujui oleh
Pemberi Tugas,Konsultan manajemen Konstruksi, Perencana, dan
Konsultan kusen pintu dan jendela.
3. Color extrusion : coklat powder coating atau ditentukan kemudian
4. Profile width : 4 inci, atau sesuai gambar rencana.
5. Maximum allowable deflection : 20 mm (1/175)
6. Tebal material allumunium : Ketebalan 1.05 mm
7. Sistem pintu-pintu : - film thickness 24 micron
- ukuran daun pintu sesuai gambar
- tebal kaca : 5 mm, kaca bening atau sesuai gambar
- glass fitting termasuk :
∗ Lock system / lock set
∗ Engsel ( jumlah engsel sesuai dengan gambar rencana ).
∗ Sekrup
∗ Steel plate penguat untuk engsel-engsel t=3 mm Atau sesuai
penjelasan dalam pasal alat pengunci dan penggantung, atau
sesuai
rekomendasi manufaktur.
c. Finish Coating
- Harus di sesuaikan dengan rekomendasi spesifikasi teknis dari manufaktur yang disetujui, dan haus
memiliki kekuatan yang cukup.

41
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

d. Hardware ( selain untuk frameless door )


1. Harus sesuai dengan tipe dan material hardware yang ditunjukan dalam pasal spesifikasi hardware.
2. Kontraktor harus menyerahkan mock-up dan scale termasuk system pemasangan pada lokasi sesuai
persetujuan yang diarahkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.
3. Type dan material hardware haruslah kompatibilitas pada pemasangan dan berasal dari manufaktur
yang disetujui.
e. Aksesori
Harus dibuat dengan concealed fastener galvanized stailess steel, rubber weather strip dan hanger
yang dihubungkan ke alluminium didempul dengan sealant. Anchors untuk kusen-kusen aluminium
haruslah memiliki ketebalan 2-3 mm hot dip galvanized steel dengan kusen 13 micron untuk
memungkinkan pergerakan.
f. Treatment permukaan material yang kontak langsung dengan alkaline seperti concrete, mortar atau
plester, harus dengan finish clear lacquer atau anti corrosive treatment seperti asphalatic varnish
atau material insulasi lain.
2.2. Produk
Produk alluminium yang direkomendasikan adalah :Alexindo atau lihat spesifikasi material arsitektur.
2.3. Penerapan
Sesuai standar acuan yang disyaratkan oleh pabrik pembuat
2.4. Persiapan
a. Sebelum fabrikasi kontraktor harus melakkan check di site semua dimensi-dimensi dan kondisi project
untuk menghindari informasi yang terlambat.
b. Kontraktor haurus merivew gambar-gambar dan kondisi lapangan dengan cermat, ukuran-ukuran dan
lubang-lubang, persiapan mock-up sambungan detail dan profil alluminium yang berhubungan langsung
dengan material-material lain.
c. Proses fabrikasi harus diutamakan disiapkan sebelum mulai pelaksanaan, dengan mempersiapkan shop
drawing yang menunjukan lay-out lokasi, merk, kualitas, bentuk dan dimensi sesuai dengan yang
diarahkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.
d. Semua frame-frame untuk partisi, jendela-jendela dan pintu-pintu harus secara akurat di fabrikasi
untuk mengepaskan dengan pengukuran site.
2.5. Fabrication / assembly
a. Shop assembly
Dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site proyek. Bila tidak merupakn shop assembly, lakukan
pra-pengepasan di shop untuk memastikan assembly lapangan yang baik dan tepat guna.
b. Sambungan-sambungan / Joints
1. Buatlah dengan hati-hati agar pekrjaan-pekerjaan ekspose match untuk memberikan garis dan
design yang continue, pakailah perlengkapan mesin.
2. Mengepaskan frame dengan kaku bersama-sama pada titik-titik joints kontak dengan hairlines
joints, waterproof joints dari belakang dengan sealant.
3. Pemakaian sealant tidak diijinkan pada permukaan ekspose.
2.6. Pemasangan
a. Erection Tolerances :
1. Batas perbedaan tegak dan level :
 3 mm dalam 3m, secara vertical (V)
 3 mm dalam 6m, secara horizontal (H)
2. batas-batas perbedaan dari lokasi secara teoritis : 6 mm untuk setiap memberi pada lokasi.
3. batasan perimbangan secara teoritis pada akhir-akhir dan akhir-akhir ketepi sejajar dari permukaan
rata tidak lebih dari 50 mm terpisah atau out-of-flush dengan lebih dari 6 m.
b. Set unit-unit dengan tegak, level dan garis yang benar, tanpa terkelupas atau termasuk frame.
c. Pasanglah anchor / angkur dengan kuat pada tempatnya, memungkinkan untuk pergerakan, termasuk
ekspansi dan kontraksi.
d. Pisahkan material-material yang tidak sama pada titik-titik hubungan, termasuk metal-metal yang
berhubungan dengan pasangan atau permukaan beton dengan cat bituminous atau preformed
separators untuk menghindari kontak dan korosi
e. Set sill members pada bantalan sealant. Set member-member lain dengan internal selants dan baffles
untuk memberi konstruksi yang weathertight.
f. Pasanglah pintu-pintu dan hardware sesuai dengan instruksi tertulis dari manufaktur.

42
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

g. Potongan alluminium profil harus di buat dengan dasar yang baik untuk menghindari kerusakan,
tergores atau rusak pada permukaannya ; dan harus dijauhkan dari material-meterial baja / besi untuk
menghindari debu-debu besi menempel pada permukaan alluminium.
h. Pengelasan diijikan hanya dari bagian dalam, menggunakan non activated gas (argon) dan tidak boleh
di ekspose.
i. Buatlah macth joints members dengan sekrup yang cocok, rivets, las; untuk mendapatkan bentuk dan
kualitas yang dibutuhkan atau sesuai dengan yang terlihat dalam gambar.
j. Peralatan anchor untuk alluminium frame haruslah dengan hot dip galvanized steel tebal 2-3 mm diset
pada interval 60 mm.
k. Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain, concealed type. Pasangkan frame
bersama-sama pada titik-titik contact joints dengan hairline joints, waterproof joints dari bagian
belakan dengan sealant untuk menahan ( watertight ) 1000 kg / cm2
l. Alluminium frame harus disiapkan untuk mengantisipasi modifikasi-modifikasi berikut :
 Perubahan fixed-window
 Properl window, rotate window, etc
 Sediakan dengan aksesori-aksesori penunjan untuk tujuan diatas.
m. Paskan hardware dan material-material reinforcing pada metal lain yang berhubungan langsung dengan
alluminium frame dan hubungan harus dengan chromium coat pada permukaanya untuk menghindari
kontak korosif.
n. Toleransi pemasangan ( erection ) untuk alluminium frame pada sisi dinding 10 – 15 mm harus diisi
dengan grouting.
o. Sebelum pemasangan alluminium frame, khususnya pada propel window, upper dan lower window, sill
harus di check level dan waterpass pada bukaan-bukaan dinding.
p. Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya pada ruang dengan AC, harus
disediakan synthetic rubber atau synthetic resin untuk swing door dan double door.
q. Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus diset dengan sealant untuk membuatnya sound proof dan
watertight.
r. Lower sill pada frame alluminium exterior harus diberi flashing untuk menahan air hujan.
2.7. Adjusting
Test fungsi pintu-pintu setelah penutupan operasi daun pintu, latching speeds dan hardware-hardware
lain sesuai dengan instruksi manufaktur untuk memastikan operasi daun pintu yang halus (smooth).
2.8. Protection
a.Semua alluminium harus dilindungi dengan tipe-tipe proteksi atau material- material lain yang disetujui
oleh Owner saat diserahkan ke lapangan.
b. Protecticve material tersebut hanya boleh dibuka bila diperlukan pada saat protective material akan
dipakai pada alluminium.
c. Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastic tape atau zincchromate primer (transparent
varnish) pada saat plasteran akan dilaksanakan. Bagian-bagian lain harus tetap dilindungi dengan lacquer
film sampai seluruh pekerjaan selesai.
Pemakaian varnish tidak diijinkan pada parmukaan-permukaan yang akan didempul atau di sealent.
15. PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. URAIAN PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan pengunci pada
semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
2. BAHAN-BAHAN.
2.1. Umum.
Semua bahan / alat yang tertulis di bawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan pabrik yang
dikenal dan disetujui. Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembaban
lebih dari 70%. Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus
sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.

2.2. Alat Penggantung dan Pengunci.


2.2.1. Kunci Pintu dan partisi.
Kunci pintu terdiri dari Lockcase dan Cylinder SEKUALITAS Dorma/ Solid atau setara sedangkan
Lever handle atau Pull Handle dari bahan stainless steel merk Dorma/ Solid atau setara.Type dan
warna yang akan dipilih harus sesuai dengan lampiran daftar material.

43
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

2.2.2. Kunci Jendela.


Semua jendela menggunakan Rambuncis, kunci dan handle atau setara.Tipe sesuai dengan lampiran
daftar material.
2.2.3. Engsel.
Engsel yang digunakan untuk penggantung pintu dan jendela adalah engsel jenis kupu-kupu. Ukuran
engsel untuk jendela 3” dan untuk pintu 4”,produk yang dipakai adalah setara standar bahan
stainless steel hair line.
2.2.4. Slot Tanam.
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan slotl tanam atau Grendel tanam dan dari produk yang
disetujui, terbuat dari bahan stainless steel atau setara, tipe sesuai dengan lampiran material.
2.2.5 Engsel Jungkit
Engsel jungkit atau cashment untuk jendela atau setara dan engsel kupu-kupu atau setara, tipe
sesuai dengan lampiran material.
2.3. Warna / Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna Metal polished dan senada, keculai bila ditentukan
lain.

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
3.1. Umum.
3.1.1. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan serta sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada tempatnya, untuk
menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
3.1.2. Setiap daun jendela dengan ukuran kurang dari 200 cm dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan 2 ( dua ) buah engsel yang diletakkan di atas atau sesuai steebuah alat pengunci
ber-handle dan 1 (satu) buah hak angin setara, tipe sesuai dengan lampiran material.
3.1.3. Setiap daun pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel, kecuali pintu
dengan engsel pivot.
3.1.5. Sedangkan pintu 2 daun, ditambah kunci / grendel tanam lengkap pada salah satu daunnya.
3.1.6. Setiap pintu dilengkapi dengan badan kunci / lockcase dan lever hendel, kecuali untuk pintu KM /
WC menggunakan kunci knob. Sesuai dengan lampiran daftar material.
1.2 Pemasangan Pintu.
3.2.1. Kunci pintu dipasang pada ketinggian 100 cm dari lantai.
3.2.2. Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 28 cm dari tepi atas daun pintu dan engsel bawah
berjarak maksimal 33 cm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel tengah dipasang di antara
kedua engsel tersebut.
3.2.3. Semua pintu memakai lockcase lengkap dengan pegangan, pelat penutup muka dan pelat kunci.
3.2.4. Pada pintu yang terdiri dari dua daun, salah satu daunnya yang tidak berhendel maka harus
dipasang gerendel tanam atau setara yang ditanam pada sisi ketebalannya, baik bagian atas
ataupun bawah sebagaimana mestinya dan lihat lampiran material.
3.3. Pemasangan Jendela.
3.3.1. Pemasangan engsel atas daun jendela berjarak maksimal 15 cm dari tepi atas, dan berjarak 10 cm
dari tepi bawah, harus benar-benar menutup sempurna, kuat dan kokoh.
3.3.2. Setiap daun jendela diberi hak angin, yang pemasangannya di tepi bawah, dan bila dibuka
memungkinkan sampai tegak lurus.
3.3.3. Pengunci jendela berada ditengah-tengah sisi vertikal yang berseberangan dengan engsel.
3.4. Pemasangan Partisi dan Pintu dorong.
3.4.1. Setiap satu daun panel partisi berdiri sendiri, yang dipegang / digantung dengan 1 roda atas pada
lajur rel. Hubungan antara panel satu dengan panel yang lain saling bertaut, sehingga bila seluruh
panel dirapatkan dan dikunci pada salah satu satu sisi, maka panel partisi tersebut dapat rapat
berdiri, kokoh, lurus dan kokoh tidak dapat diputar atau dibuka.
3.4.2. Pada bagian bawah panel partisi juga diberi roda bawah yang berjalan pada rel
bawah.Pemasangan rel, roda-roda serta aksessoris lainnya dipasang sesuai dengan petunjuk pabrik
yang memproduksi dan dilakukan oleh tenaga ahlinya. Seluruh perlengkapan tersebut harus kuat,
kokoh dan benar, serta lurus. Overlaping antar panel yang ditengah dan tepi harus benar-benar
diperhatikan.

44
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

3.4.4. Sedangkan perlengkapan pengunci seperti Lockcase dari jenis pintu dorong dan pull handle yang
berjarak 100 cm dari muka lantai serta dilengkapi dengan grendel.

16. PEKERJAAN RANGKA ATAP


PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA KONVENSIONAL

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan atap baja dengan Mutu baja 240 Mpa , meliputi pekerjaan rangka dan penutup
atap utama dalam pembuatan, pemasangan, penyetelan rangka atap dengan rincian sebagai
berikut :
I. RANGAKA ATAP GEDUNG INDUK
• Kuda-kuda baja profil IWF 250 x 125 x 6 x 9 mm
• Nok baja profil IWF 250 x 125 x 6 x 9 mm
• Jurai baja profil IWF 250 x 125 x 6 x 9 mm

• Gording baja C 150 x 65 x 20 x 3.2 mm


• Nok profil 2 x C 150 x 65 x 20 x 3.2 mm
• Plat sambung + plendes tebal 10 mm
• Plat stifner 10 mm
• Profil siku penahan gording uk. 70.70.6 mm
• Trekstang besi diameter 12 mm
• Sagrod besi diameter 12 mm
• Angkur M 22 Baut HTB mutu tinggi dia. 19 mm
• Tegangan izin baja digunakan fy=2400 kg/cm2
II. RANGKA ATAP DROP OFF
• Kuda-kuda baja profil IWF 150 x 125 x 6 x 9 mm
• Jurai baja profil IWF 250 x 125 x 6 x 9 mm
• Gording baja C 150 x 65 x 20 x 3.2 mm
• Plat sambung + plendes tebal 10 mm
• Plat stifner 10 mm
• Profil siku penahan gording uk. 70.70.6 mm
• Trekstang besi diameter 12 mm
• Sagrod besi diameter 12 mm
• Angkur M 22 Baut HTB mutu tinggi dia. 19 mm
• Tegangan izin baja digunakan fy=2400 kg/cm2

B. Standar Pelaksanaan
1) Pd S-25-2000-03 (Spesifikasi Baja Struktural ).
2) SNI 03-1729-2002 (Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung)

C. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, Penyedia Jasa Konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan rangka atap.
2) Rencana kerja meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai
sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari TPTK dan Konsultan
Pengawas, disertai gambar shop drawing.
3) Tiap gording dihubungkan dengan gording di atas dan di bawahnya dengan trackstang baja
12 mm / sagrood baja diameter 12 mm.
4) Las yang digunakan adalah las listrik dengan mutu FE 360 atau E 6013 sesuai dengan JIS.
5) Baut yang digunakan adalah Baut HTB mutu tinggi dia. 19 mm.

45
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

6) Bahan untuk coating adalah cat zincromat warna hijau.


7) Detail pemasangan rangka atap menyesuaikan dengan gambar kerja, dengan spesifikasi
material sesuai dengan yang telah ditentukan di atas.
8) Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang-tukang yang
berpengalaman dan diawasi mandor-mandor yang ahli dalam konstruksi baja.
9) Pemotongan-pemotongan setiap elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi.
10) Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan Marking Procedure (tanda atau kode) yang
akan dipakai kepada TPTK dan Konsultan Pengawas untuk disetujui.
11) Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
12) Kode-kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
13) Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen yang diperlukan untuk sambungan-
sambungan di lapangan, harus dibaut/ diikat sementara dulu pada masing-masing
elemen dengan tetap diberi tanda-tanda.

14) Pengelasan
• Sebelum pekerjaan las dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan
prosedur kerja cara-cara pengelasan yang akan dikerjakan di lapangan dan harus
disetujui oleh TPTK dan Konsultan Pengawas.
• Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada dipastikan bahwa bidang-bidang yang
akan disambung dengan sambungan las tidak boleh bergerak sampai pekerjaan las
selesai dilakukan.
• Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar, dan bila ada yang
harus dilas tegak, maka pengelasan harus dimulai dari bawah kemudian ke arah atas.
• Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat dipastikan bahwa sambungan
dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya dipakai batang-batang
penyambungan pada bagian ujung dari sambungan tersebut agar pengelasan dapat
dilaksanakan dengan penuh.
• Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang las harus dari bahan
yang sama campurannya dengan bahan yang akan dilas.
• Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dan dengan
ketepatan tinggi. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari
masing-masing tukang lasnya sesuai peraturan.
• Pengelasan hanya dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatakan dalam gambar
kerja. Ukuran las yang tercantum adalah ukuran efektif.
• Apabila diperlukan pengelasan di lapangan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana baik ukuran panjang maupun ketebalannya
• Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus dibersihkan dengan baik.

15) Baut Pengikat


• Kecuali ditentukan lain dalam gambar mutu baut penyambung dan angkur minimal
sama dengan baja yang digunakan.
• Baut penyambung harus berkualitas baik dan baru, diameter baut, panjang ulir harus
sesuai dengan yang diperlukan.
• Baut harus dilengkapi dengan 2 (Dua) ring, masing-masing 1 (Satu) buah pada kedua
sisinya.
• TPTK dan Konsultan Pengawas dapat meminta Penyedia Jasa Konstruksi melakukan
test baut pada laboratorium independen yang disetujui oleh TPTK dan Konsultan
Pengawas, sebelum Penyedia Jasa Konstruksi memesan baut yang akan dipakai.
• Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya.
Penyedia Jasa Konstruksi tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan
tanpa seijin TPTK dan Konsultan Pengawas.
• Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis, maksimum
10 mm, boleh memakai mesin.

46
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

• Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.


• Setiap pengencangan baut harus diawasi secara langsung oleh TPTK dan Konsultan
Pengawas, apabila dianggap perlu pengencangan baut harus menggunakan kunci
momen.
• Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat
paling sedikit 3 (Tiga) ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan
kerusakan pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak memenuhi syarat ini harus
diganti dan tidak boleh digunakan.
• Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.
16) Erection Schedule/ Method
• Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan terlebih dahulu setiap ada
pengiriman dari pabrik ke lapangan guna pengecekan TPTK dan Konsultan Pengawas.
• TPTK dan Konsultan Pengawas dapat menolak setiap pengiriman baja dari workshop
apabila pengiriman tersebut tidak sesuai spesifikasi maupun modul yang disepakati.
• Penempatan elemen konstruksi baja di lapangan harus di tempat yang kering/ cukup
terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut. TPTK dan Konsultan
Pengawas berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi Baja yang rusak karena
salah penempatan atau rusak.
• Erection elemen-elemen konstruksi baja hanya boleh dilaksanakan setelah Penyedia
Jasa Konstruksi mengajukan Erection Schedule/ Method untuk disetujui oleh TPTK
dan Konsultan Pengawas.
• Sebelum erection dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa kembali
kedudukan angkur-angkur baja dan memberitahukan kepada TPTK dan Konsultan
Pengawas metode dan urutan pelaksanaan erection.
• Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
sepenuhnya.
• Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah difabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.
• Untuk pekerjaan erection di lapangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan
tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi dan bertanggung
jawab atas pekerjaan erection.
17) Secara umum konstruksi baja harus difabrikasi dengan memperhatikan anti lendut.
Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya lendutan akibat beban mati
dan hidup.

17. PEKERJAAN USUK BAJA RINGAN

A. Lingkup Pekerjaan
Seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti dalam gambar kerja meliputi :
1) Pengukuran bentang (sebelum fabrikasi) dan desain
2) Pengangkutan (delivery) dan kebutuhan bahan di lapangan
3) Pekerjaan pemasangan rangka atap pada usuk dan reng sesuai gambar rencana
4) Pekerjaan pemasangan penutup atap genteng beton berwarna sesuai gambar rencana

B. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain
struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design)
2) Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja
yang akan digunakan serta dokumen data-data produk. Dan garansi produk minimal
10 (Sepuluh) tahun dan garansi pemasangan minimal 10 (Sepuluh) tahun.

47
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

3) Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua


ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada
gambar kerja adalah ukuran jadi/ finish.
4) Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis di sini yang diakibatkan
oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban
yang sama juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain
akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar
pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal. Pekerjaan perubahan
dan pekerjaan tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor tidak
dapat diklaim sebagai biaya tambah.
5) Perubahan bahan/ detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan MK dan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua perubahan yang
disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi
kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang.
6) Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di
workshop, baik workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor
bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan
pemasangan semua komponen struktur konstruksi baja ringan.
7) Sambungan : Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk
fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan
spesifikasi sebagai berikut : Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum
Corrosion Rating).
8) Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type 10-16x16, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Diameter ulir 10 Gauge (4,87 mm)
b. Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 16 TPI
c. Panjang : 16 mm
d. Ukuran kepala baut : 5/16” (8 mm hex. socket)
e. Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel
f. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
g. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
h. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm
i. Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar
kerja.
j. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan kemampuan
putaran alat minimal 2000 rpm.

9) Pemotongan material
a. Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang
sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
b. Alat potong harus dalam kondisi baik
c. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja
d. Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.

C. Material
1) Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
• Baja Mutu Tinggi G550
• Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) 550 Mpa
• Tegangan maksimum 550 Mpa
• Modulus Elastisitas : 200.000 Mpa
• Modulus Geser : 80.000 Mpa

48
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

2) Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) Galvanised (Z220) dengan


komposisi sebagai berikut :
• 95 % zinc
• 5% bahan campuran
• Pelapisan Galvanised
• Jenis Hot-dip zinc
• Kelas Z22
• Ketebalan pelapisan 220 gr/m2
3) Usuk
• Zinc Calume
• Profil C 75 – 0.75 mm
4) Reng
• Zinc Calume
• Profil R 30 -0.45 m
D. Jaminan Struktural

1) Jaminan yang dimaksud adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap meliputi struktur
pengaku usuk dan reng.
2) Kekuatan rangka atap dijamin dengan kondisi sesuai Peraturan Pembebanan
Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada
“Cold Formed Code for Structural Steel“ (Australian Standard / New Zealand
Standard 4600 : 1996).
3) Desain kekuatan struktural berdasarkan “Dead and Live Loads and Load
Combinations” (Australian Standard 1170.1 Part 1) dan “Wind Loads” (Australian
Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws
Self Drilling for The Building and Construction Industries” (Australian Standard
3566).

18. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Jenis penutup atap Genteng Keramik dengan spesifikasi sebagai berikut:


1. Deskripsi : Genteng M Class keramik yang dilengkapi dengan system interlooking
guna mencegah kebocoran, tanggul air , dilapisi Glazuur dan system packing dalam pengirimannya

2. Terbuat dari bahan dasar : Keramik


3. Dimensi / ukuran : Panjang 32 mm (+/- 0.2 cm) ;
Lebar 31.1 mm ( +/- 0,2 cm)
4. Korugasi / gelombang : 13.6 bj per m2;
5. Berat : 2.95 Kilogram per Lembar ; 41.3 Kilogram per m2
6. Warna : Merah Maron
7. Water Absorbtion : Max 7 %.
8. Standar Spesifikasi Material : SNI

Tata cara pemasangan mengacu kepada katalog atau brosur M CLASS, dengan jarak antar reng 27 cm. Sedangkan
untuk Nok menyesuaikan gentengnya untuk yang ujung menggunakan type “Right Ride end dan Left Ride end” /
nok penutup ujung kiri dan kanan
CATATAN UNTUK PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN :

49
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan setiap bagian
pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam persyaratan teknis,
maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan.
2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang
dikehendaki oleh Pengawas
3. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya
yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Pemborong.
4. Untuk pekerjaan Bongkaran dilingkungan fasilitas RTH, harus dikembalikan seperti sedia kala (
akibat pekerjaan Ground Tank dan Pemipaan, serta saluran2 lainnya)

19. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR

A. UMUM

Selama masa penanganan pelaksanaan pihak Kontraktor harus tetap memelihara pekerjaan sedemikian rupa
sehingga terbebas dari sisa bangunan, kotoran dan sampah yang dihasilkan sebagai akibat adanya kegiatan
proyek. Pada saat selesainya pekerjaan, pihak Kontraktor diharuskan menyingkirkan seluruh bahan sisa dan
bahan kelebihan, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin dari lapangan, seluruh bagian permukaan hasil
penanganan harus terlihat bersih dan proyek yang akan diserahkan harus sudah dalam keadaan siap pakai.
1. Pembersihan Selama Pelaksanaan
a. Pihak Kontraktor harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah kerja, kantor darurat dan
hunian, tetap terbebas dari tumpukan bahan sisa sampah, dan terbebas dari kotoran lainnya yang
dihasilkan dari operasi pekerjaan lapangan dan harus tetap memelihara daerah kerja dalam keadaan
bersih setiap waktu.
b. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran dan terbebas dari bahan lepas dan tetap berfungsi
setiap waktu.
c. Bila dianggap perlu, semprot bahan yang kering dan kotoran lainnya dengan air, sehingga dapat dicegah
debu atau pasir yang tertiup angin.
d. Siapkan di daerah kerja tempat sampah untuk pengumpulan bahan sisa, kotoran dan sampah sebelum
dibuang.
e. Buang bahan sisa, kotoran dan sampah pada tempat yang telah ditentukan dan sesuai dengan peraturan /
perundangan yang berlaku secara nasional dan peraturan pemerintah daerah setempat dan harus mentaati
undang-undang anti pencemaran.
f. Jangan menanam sampah-sampah atau bahan sisa di daerah kerja proyek.
g. Jangan membuang bahan sisa yang mudah menguap seperti misalnya cairan mineral, minyak atau minyak
cat ke dalam selokan jalan atau ke dalam saluran yang ada.
h. Juga tidak diperkenankan menumpuk / membuang bahan sisa ke saluran air.
i. Jika Kontraktor memperhatikan bahwa saluran air drainase samping atau bagian lain dari sistem drainase
dipakai baik oleh karyawan Kontraktor atau oleh orang lain, untuk pembuangan yang lain-lain di luar air
permukaan. Pihak Kontraktor harus segera melaporkan hal yang terjadi dan segera mengambil tindakan
yang perlu sesuai petunjuk Konsultan MK untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.
2. Pembersihan Akhir
a. Pada saat selesainya pekerjaan lapangan, daerah proyek harus tetap dijaga kebersihannya dan siap dipakai
oleh pemilik. Pihak Kontraktor harus memulihkan daerah proyek yang tidak merupakan bagian pekerjaan
untuk perbaikan seperti dijelaskan dalam dokumen kontrak sesuai keadaan aslinya.
b. Pada saat pembersihan akhir, seluruh perkerasan harus diperiksa kembali, karena kemungkinan ada
kerusakan fisik yang ditemukan sebelum pembersihan akhir. Daerah kerja yang diperkeras dan seluruh
daerah fasilitas umum yang diperkeras yang terletak di dekat daerah lokasi kerja harus disikat bersih.
Seluruh permukaan harus dibersihkan dengan garu dan sampahnya harus dibuang seluruhn

20. PENUTUP

50
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS, dan bila ternyata diperlukan, akan dicantumkan dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan di atur
dengan Kontraktor dan bila diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana dalam Rapat Berkala

SYARAT UMUM DAN PELAKSANAAN


PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

1. UMUM

Syarat-syarat umum instalasi mekanikal/elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas atau
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam buku syarat-syarat administrasi. Dalam hal ini buku
syarat-syarat administrasi saling melengkapi dangan syatar-syarat umum teknis mekanikal/elektrikal.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi harus dilaksanakan sesuai dengan undang-undang dan
peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dari jawatan keselamatan kerja.
2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah ditetapkan
sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada
petunjuk dari Tim Teknis, Manajemen Konstruksi (MK) atau Pengawas.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi mekanikal/elektrikal,
untuk dapat dipertanggungjawabkan .
4. Tenaga ahli harus ditempatkan dilapangan oleh kontraktor sehingga dapat berdiskusi dengan Tim
Teknis atau Pengawas/MK pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan tes penuh dibawah persyaratan operasionil. Testing
harus dilaksanakan dihadapan Tim Teknis atau Pengawas/MK.
6. Penggantian material yang kurang baik atas pemasangan adalah tanggung jawab kontraktor dan
kontraktor harus mengganti/memperbaiki hal tersebut di atas.
7. Semua biaya dan pengurusan perijin, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab kontrator.
8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan cara-cara pemasangan, kualitas pekerjaan
dan lain-lain, untuk sistem instalasi mekanikal/elektrikal ini harus sesuai dengan standar-standar
sebagai berikut :
a. Standar Nasional Indonesia (SNI).
b. Peraturan umum listrik tahun 2000 (PUIL 200) atau yang terbaru.
c. Peraturan yang telah ditetapkan oleh PLN.
d. Peraturan-peraturan yang telah ditentukan oleh Pemda setempat.
e. Pedoman Plumbing Indonesia yang berlaku
f. Penanggulangan bahaya kebakaran, peraturan Pemda setempat.
g. Peraturan instalasi air minum dari PAM setempat.
h. Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan dan standar
internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC, dll.
i. N.F.P.A. dan F.O.C. sebagai pelengkap.
j. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.
k. Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat dalam gambar-
gambar.
Semua peralatan yang dipasang untuk sistem mekanikal/elektrikal ini selain dari persyaratan-tersebut
diatas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
9. Pekerjaan dianggap selesai apabila :
a. Telah mendapat surat peryataan bahwa instalasi baik dari Tim Teknis, atau Pengawas/MK

51
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

b. Semua persoalan mengenai kontrak dengan pemilik telah dipenuhi sehingga pemilik dapat
membenarkan.
c. Seluruh instalasi terpasang telah dites bersama-sama dengan Tim Teknis, atau Pengawas/MK,
konsultan perencana dan pemilik dengan hasil baik, sesuai dengan spasifikasi teknis.
10. Kontraktor
a. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS PLN dan PAS PAM sesuai kelasnya
untuk pekerjaan instalasi listrik dan pekerjaan plambing dan kebakaran (pemipaan) sebagai
penanggungjawab dibidang masing-masing.
b. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli minimal bersertifikat Ahli Madya di bidang mekanik dan
listrik yang berafiliasi dengan Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia (APEI).
c. Kontaraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi mekanikal/elektrikal dalam proyek ini
dan menempatkan seorang tenaga ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan
setiap persoalan teknis dan administrasi dilapangan.
d. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan dilapangan yang ditentukan oleh Tim
Teknis atau Pengawas/MK.
e. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang, peraturan-peraturan,
persyaratan umum, maupun suplemennya, persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik
pembuat unit-unit peralatan, buku-buku pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala
petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
f. Kontraktor dapat minta penjelasan pada Tim Teknis atau Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk
bilamana menurut pendapatnya pada dokumen pelelangan, gambar-gambar atau lainnya terdapat
hal-hal kurang jelas.
g. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan dari pihak-
pihak kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Bila mana sampai terjadi gangguan, maka kontraktor wajib
mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak, apabila hal ini dilakukan, kontraktor
tetap bertanggung jawab atas segala kerugian yang ditimbulkan.
11. Koordinasi dengan pihak lain
a. Untuk kelancaran pekerjaan, kontraktor harus mengadakan koordinasi/penyesuaian pelaksanaan
pekerjaanya dengan seluruh disiplin pekerjaan lain atas petunjuk ahli sebelum pengerjaan
dimulai maupun pada waktu pelakasanaan.Gangguan dan konflik diantara kontraktor harus
dihindari. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya kooordinasi menjadi tanggung jawab
kontraktor.
b. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lain, demi kelancaran proyek ini, terutama
koordinasi dengan pihak kontraktor sipil maupun arsitektur.
c. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lain, agar sedapat mungkin digunakan
peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar mudah perawatannya.
d. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan dari pihak lain atau yang
dibeli dari pihak lain yang termasuk dalm instalasi sistem ini, kontraktor bertanggungjawab penuh
atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
e. Kontraktor harus mengijinkan atau mengawasi, dan memberikan petunjuk pada kontraktor lain
untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan peralatan kontrol, peletakan
peralatan/instalasi, pembuatan sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan
mekanikal/elektrikal agar sistem mekanikal/elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan
sempurna. Dalam hal ini kontraktor masih bertanggung jawab penuh atas peralatan-peralatan
tersebut.
12. Penolakan Pekerjaan Sistem Mekanikal/Elektrikal.
Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal, atau tidak memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata kontraktor gagal dalam melaksanakan perbaikan
ini dalam waktu yang cukup menurut Tim Teknis atau Pengawas/MK serta pihak yang berwenang, maka
keseluruhan atau sebagian dari sistem ini sebagaimana kenyataan, dapat ditolak dan diganti.

52
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

Dalam hal ini Tim Teknis atau Pengawas/MK dapat menunjuk pihak ketiga untuk melasanakan
pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung jawab kontraktor.
13. Pengawasan instalasi
a. Shop drawing
b. Sebelum mengerjakan pekerjaan, kontraktor harus membuat gambar kerja/shop drawing rangkap
4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua
disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan
baru dapat dimulai apabila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Teknis atau
Pengawas/MK.
c. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya pada Tim Teknis atau
Pengawas/MK atau pihak yang ditunjuk untuk dimintai persetujuan secara tertulis untuk dapat
dipasang. Seluruh contoh harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) minggu sesudah
kontraktor mendapat SPK.
d. Kontraktor harus membuat jadwal/schedule tenaga kerja, schedule pengadaan peralatan, dan
net-work planing yang terinci untuk setiap pekerjaan dan diserahkan pada Tim Teknis atau
Pengawas/MKatau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya. Schedule dan
net-work planing harus diserahkan dalam waktu 14 hari kalender sesudah menerima SPK.
e. Kontraktor harus mengadakan:
1) Laporan pekerjaan harian
2) Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan
3) Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
f. Untuk setiap tahapan pekerjaan mekanikal dan elektikal yang telah selesai dikerjakan,
Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Tim Teknis atau Pengawas/MKatau
pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa tahapan pekerjaan mekanikal dan elektrikal telah
selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada. Tahap-tahap pekerjaan ini ditentukan
kemudian, berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh kontraktor.
g. Dalam setiap pelaksanaan pengujian dan “trial run” pekerjaan mekanikal dan elektrikal ini harus
dihadiri oleh pihak Tim Teknis atau Pengawas/MK, konsultan, ahli teknik atau pihak-pihak lain
yang ditunjuk oleh Tim Teknis atau Pengawas/MK. Untuk itu harus dibuat berita acaranya bersama
pemegang merek peralatan yang diuji dan dari kontraktor yang bersangkutan. Peralatan untuk
pengujian harus berkualitas baik dan sudah ditera. Semua biaya pada pengetesan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
h. Kontraktor wajib melaporkan pada Tim Teknis atau Pengawas/MKatau tenaga ahli yang
ditugaskan apabila terjadi kesulitan atau gangguan yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan
pekerjaan.
i. Untuk pekerjaan diluar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Tim Teknis atau Pengawas/MK untuk
pengarahan dan pengawasan ditanggung oleh kontraktor.
14. Pembersihan lapangan
a. Setiap hari setelah selesai bekerja, kontraktor harus membersihkan lapangan yang digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan lapangan
tersebut.
b. Setelah kontrak selesai, kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan pekerjaan dan
peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan.
c. Kontraktor harus melindungi daerah kerja didalam gedung/ bangunan dengan portable Fire
Extinguisher Class A/B/C (15 lbs) atau jenis lain untuk setiap luasan sesuai dengan peraturan yang
berlaku atas biaya kontraktor.
15. Petunjuk operasi, pemeliharaan, dan pendidikan
a. Pada saat penyerahan pertama, kontraktor harus menyerahkan:
1) Gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3 (tiga) set
dan dalam bentuk kertas kalkir sebanyak 1(satu) set.
2) Katalog spare-parts

53
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

3) Buku petunjuk dalam bahasa Indonesia


4) Buku petujuk perawatan atas peralatan terpasang dalam kontrak ini juga dalam bahasa
Indonesia
Data-data tersebut haruslah diserahkan pada pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan kepada Tim Teknis
atau Pengawas2 (dua) set. Bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan maka
pekerjaan kontraktor belum dapat diprestasikan 100%.
b. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi dan perawatan
kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Tim Teknis atau Pengawas/MKsecara cuma-
cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 2 orang selama 1 (satu) bulan sebelum
penyerahan pertama proyek ini dilakukan. Kontraktor harus mengajukan rencana sistem
pendidikan ini terlebih dahulu kepada Tim Teknis atau Pengawas/MK. Pendidikan ini dan segala
biaya pelaksaannya menjadi tanggung jawab kontraktor.
c. Kontraktor harus harus pula memberikan 2(dua) set singkatan petunjuk operasional dan
perawatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Tim Teknis atau Pengawas/MKdan sebuah
lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai ditempatkan pada dinding dalam ruang
mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk Tim Teknis atau Pengawas/MK.
16. Servis dan garansi
Keseluruhan instalasi mekanikal dan elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu) tahun sesudah saat
sistem diterima oleh Tim Teknis atau Pengawas/MK termasuk:
a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa garansi,
termasuk penyediaan suku cadang.
b. Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri atas barang-barang atau sistem yang tidak sesuai
dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama
jangka waktu 180 hari setelah proyek ini diserahterimakan untuk pertama kalinya.
c. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan/merawat peralatan mekanikal/elektrikal dan mendatangkan 1 (satu) orang
supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan selama masa
pemeliharaan, dalam hal ini biaya di tanggung oleh pemilik gedung/bangunan.
d. Kontraktor harus memberikangaransi 1 (satu) tahun setelah serah terima pertama.
17. Izin
a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk melasanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh kontraktor atas tanggungan dan biaya kontraktor.
b. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain,beserta keterangan resminya yang mungkin
diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini haruslah dilakukan oleh kontraktor atau pihak lain
yang ditunjuk oleh Tim Teknis atau Pengawas/MK dengan semua biaya atas beban kotraktor.
c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan serta
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Dalam hal itu
kontraktor wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
d. Kontraktor harus menyerahkan semua surat izin atau keterangan resmi yang diperoleh mengenai
instalasi proyek ini kepada Tim Teknis atau Pengawas/MKatau pihak yang ditunjuk, sebelum
penyerahan yang kedua dilakukan.
e. Kontraktor harus meperoleh izin terlebih dahulu dari Tim Teknis atau Pengawas/MKsetiap akan
memulai satu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan diluar jam
kerja (kerja lembur).
f. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yangberhubungan dengan pajak pemerintah setempat,
badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan. Dalam hal ini, semua biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin tersebut dibayar oleh kontraktor.
18. Korelasi Pekerjaan
a. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi untuk mekanikal/elektrikal,
dilaksanakan oleh kontraktor. Kontraktor harus memperhitungkan pengangkutan tanah bekas
galian/pembersihan

54
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

b. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubangdan penutupan kembali pada dinding, lantai, langit-
langit dan jalan pipa dan kabel, dilaksanakan oleh kontraktor berikut finishing dan kerapiannya.
c. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-peralatan ke
panel yang disediakan oleh kontraktor listrik sesuai dengan gambar dokumen tender. Untuk itu
kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut apakah sudah sesuai dengan peralatan
yang akan timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggungjawab kontraktor.
d. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh kontraktor, kontraktor harus
memberikan data-data, ukuran-ukuran gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan pada Tim
Teknis atau Pengawas/MKuntuk mendapat persetujuan.
e. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan yaitu listrik, air, saniter darurat harus
disediakan oleh kontraktor dengan terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapat persetujuan
Tim Teknis atau Pengawas/MK
f. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus diberi lapisan isolasi
peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan
dari segi teknis. Untuk itu kontraktor harus menyerahkan ganbar kerja kepada Tim Teknis atau
Pengawas/MK untuk mendapat persetujuan. Segala akibat tersebut pekerjaan harus sudah
diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.
g. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran, dsb) harus ditutup kembali
seperti semula dan dirapikan/finishing sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas pembobokan.
h. Selambatnya 1 (satu) minggu sesudah ditunjuk, kontraktor harus menyerahkan gambar/data
teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan yang akan dipasang, agar peralatan tersebut
dapat dioperasikan dengan baik berikut pengamanannya. Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala
akibatnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
19. Sub Kontraktor
a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-tenaga pelaksana yang ada tidak
mampu melaksanakan pemasangannya, penyetelan, pengujian dan lain-lain, kontraktor dapat
menyerahkan sebagian instalasinya kepada sub kontraktor lain setelah mendapat persetujuan
secara tertulis dari Tim Teknis atau Pengawas/MK.
b. Kontraktor harus masih bertanggung jawab sepenuhnya atas segala lingkup pekerjaannya, baik
yang dilaksanakannya sendiri maupun pekerjaan yang deserahkan kepada subkontraktor.
20. Site Manager
a. Semua pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang yang cukup
berpengalaman dan diberi wewenang oleh penanda tangan kontrak untuk mengambil keputusan
di lapangan. Ia bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaaan instalasi pada proyek dan
harus selalu berada di lapangan (site). Bila ia akan meninggalkan lapangan harus ada orang lain
yang secara tertulis diberikan wewenang untuk mewakilinya.
b. Nama, perincian pengalaman kerja site manager harus disertakan oleh kontraktor pada saat
penawaran dilakukan.
c. Bilamana ternyata menurut pendapat Tim Teknis atau Pengawas/MK, kosultan perencana atau
pihak yang berwenang, Site manager yang ditunjuk kurang cakap menjalankan tugas, kontraktor
harus menggantinya dengan yang laindan yang dapat menjalankan tugas dengan baik.
d. Selama site manager belum ditunjuk penandatangan kontrak harus menjadi site manager.

21. Bahan
a. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli peralatan utama
mekanikal/elektrikal juga brosur asli pipa, kabel, pipa konduit, katup-katup, detektor, sensor,
dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada
brosur peralatan/bahan yang diberikan tanda dengan warna yang jelas.
b. Apabila ada data-data serta bahan yang diajukan menyimpang dari bahan tersebut dalam gambar-
gambar dan spesifikasinya maka nilai evaluasi penawaran kontraktor tersebut akan dikurangi dan
kontraktor tetap menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.

55
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

c. Semua instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar rencana, tanpa persetujuan tertulis
dari pihak berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang
telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya kontraktor.
d. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi harus baru, dalam keadaan baik, tidak cacat atau
rusak sesuai dengan spasifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga kebersihan serta
melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
e. Bilamana ternyata digunakan bahan/peralatan lama/bekas dipergunakan,bercacat atau rusak,
kontraktor harus menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan kontraktor.
f. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan/peralatan masuk ke site sebelum contoh atau
brosurnya disetujui oleh Tim Teknis atau Pengawas/MK, semua bahan yang telah masuk ke site
dan menyimpang dari ketentuan dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang
telah disetujui maka bahan atau peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam waktu 1x
24 jam sejak diketahui penyimpangan itu oleh Tim Teknis atau Pengawas/MK. bila hal ini belum
dilakukan maka bahan tersebut segera akan dimusnahkan.

3. SYARAT UMUM PEKERJAAN MEKANIKAL & PLAMBING

A. SYARAT-SYARAT UMUM

1. Syarat-syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis. Apabila ada beberapa klausul dari
syarat-syarat umum yang dituliskan dalam persyaratan teknis, berarti menuntut perhatian khusus
pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-
syarat umum. Klausul-klausul dari syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila
dinyatakan secara tegas dalam persyaratan teknis.
2. Persyaratan teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan segala pekerjaan, bahan-bahan
dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan (adjusting)
dari seluruh sistem, agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik.
3. Persyaratan teknis merupakan satu kesatuan dengan gambar-gambar teknis yang menyertainya. Bila
ada suatu bagian pekerjaan yang hanya disebutkan didalam salah satu dari kedua dokumen tersebut,
maka pemborong wajib melaksanakannya dengan baik dan lengkap.
4. Gambar-gambar teknis tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua fitting, katup, sambungan dan
fixture secara terinci. Semua bagian bagian tersebut walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh pemborong.
5. Pemborong harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya, agar dapat memberikan
jaminan hasil kerja yang baik dan rapi.
6. Pemborong bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap jadwal atau urutan
pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek secara keseluruhan pada waktu yang
telah ditetapkan.
7. Pemborong harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang
diserahkan oleh pemborong harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan
pekerjaan dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik. Instalasi yang dilakukan harus lengkap dan
dapat bekerja dengan baik dalam kondisi yang terjelek sekalipun, tanpa mengurangi atau
menghilangkan bahan-bahan/ peralatan-peralatan yang seharusnya disediakan, walaupun tidak
disebutkan secara nyata dalam persyaratan teknis ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam
gambar-gambar teknis.
8. Pemborong harus menyerahkan brosur/katalog teknis, diagram dan kurva dari setiap barang/bahan
yang ditawarkan (seperti: pompa, pipa, pilar hidran, alat-alat kontrol, peralatan
tambahan/penunjang, dan lain-lain), serta memberi tanda dengan jelas nomor/type dari bahan –
bahan yang ditawarkan.

56
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

9. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk menyelesaikan pekerjaan
harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
10. Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat mengetahui hal-
hal yang akan mengganggu/mempengaruhi pekerjaan. Apabila timbul persoalan, Pemborong wajib
mengajukan saran penyelesaian kepada pengawas, paling lambat satu minggu sebelum bagian
pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
11. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang diperlukan
dengan pemborong lainnya, sehingga peralatan-peralatan mekanikal dapat dipasang pada tempat
dan ruang yang telah disediakan.
12. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memeriksa dan memahami pekerjaan pelaksanaan
dari pihak lain yang ikut melaksanakan proyek ini, apabila pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain
tersebut dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan Pemborong itu sendiri.
13. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus membuat rencana kerja dengan jadwal yang
disesuaikan dengan pemborong yang lain. Apabila terjadi sesuatu perubahan, pemborong wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas/MK dan mengajukan saran-saran perubahan /
perbaikan.
14. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, pemborong wajib menyerahkan gambar-gambar kerja (shop
drawing) terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan dari Tim Teknis. Gambar-gambar tersebut
harus diserahkan kepada Tim Teknis minimal dalam waktu 2 (dua) minggu sebelum instalasi
dilaksanakan.
15. Pemasangan peralatan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan
tersebut. Untuk itu, pemborong harus membuat dan menyertakan gambar-gambar rencana instalasi
secara rinci sebelum melaksanakan pekerjaan.
16. Apabila terjadi sesuatu keadaan pemborong tidak mungkin menghasilkan kualitas pekerjaan yang
terbaik, maka pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas/MK dan
mengajukan saran-saran perubahan/perbaikan. Apabila hal ini tidak dilakukan, pemborong tetap
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin ditimbulkannya.
17. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, pemborong harus memberi tanda-tanda (misalnya:
dengan pensil atau tinta merah) pada dua set gambar pelaksanaan, atas segala perubahan pada
rancangan instalasi semula.

B. LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan Mekanikal yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan Unit Mekanikal
beserta peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi.
2. Instalasi-instalasi yang termasuk dalam pekerjaan mekanikal untuk proyek ini adalah sebagai berikut
:
a. Instalasi Pemipaan Air Bersih
b. Instalasi Pemipaan Air Bekas, Air Kotor

C. PERATURAN-PERATURAN, IZIN-IZIN DAN STANDAR-STANDAR

1. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan teknis harus sesuai dengan peraturan-peraturan dan
undang-undang yang berlaku serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari departemen
tenaga kerja.
2. Pemborong harus memperoleh izin-izin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi yang
dinyatakan dalam persyaratan teknis atas tanggungan sendiri.
3. Pemborong harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat pengaman tambahan yang
diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.

57
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

4. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksanakan sesuai dengan syarat-
syarat pelaksanaan atau peraturan peraturan pelaksanaan dari badan pemerintah yang berwenang.
Pemborong harus menanggung biaya-biaya untuk memperoleh izin, pemeriksaan, pengujian dan lain-
lain, dan pemborong harus menyerahkan semua izin-izin atau keterangan-keterangan resmi lainnya
tentang instalasi ini kepada Tim Teknis.
5. Syarat-syarat penerimaan untuk bahan-bahan, peralatan-peralatan, cara-cara pemasangan dan
kualitas pekerjaan harus sesuai dengan satu atau beberapa standar dibawah ini, seperti:
- SNI : Standart Nasional Indonesia
- PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
- ASTM : American Society for Testing and Materials
- ANSI : American National Standart Institute
- PDI : Plumbing and Drainage Institute
- JIS : Japanese Industrial Standart
- ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating and
Air-Conditioned Engineer
- PUIL : Pedoman Umum Instalasi Listrik
6. Atau sesuai dengan standar-standar internasional yang lain. Peraturan Daerah, Ketetapan Gubernur
Daerah setempat, Keputusan Menteri, yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan yang tercakup di
dalam persyaratan teknis.

D. PERSYARATAN TEKNIS

1. Persyaratan Teknis
a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal adalah kontraktor atau pelaksana yang memiliki
Surat Ijin Pemborong Pembangunan (SIPP) dan telah terpilih serta memperoleh kontrak kerja
untuk penyediaan dan pemasangan sistem instalasi ini sampai selesai.
b. Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal harus mempunyai pengalaman pekerjaan yang sama
dengan bidang pekerjaan instalasi Sistem mekanikal dalam pekerjaan ini.
c. Untuk Pekerjaan Plumbing DAN Instalsi PDAM disyaratkan Pelaksana/Pemborong harus memiliki
Surat Ijin Pemborong Pembangunan dari Perusahaan Air Minum (SIPP PAM ).
2. Persyaratan Material
a. Selain persyaratan teknis tersebut diatas, Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal harus
didukung dengan peralatan dan material yang memadai untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar
Material dan Peralatan dilampirkan untuk referensi pendukung kesiapan dan kemampuan
Pelaksana/Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Material yang terpasang harus menyesuaikan spesifikasi yang disyaratkan secara khusus pada bab-
bab pekerjaan yang bersangkutan dan Daftar Merk Material (Outline Specification) yang
dilampirkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini.
c. Semua peralatan dan material yang terpasang dalam pekerjaan mekanikal harus dalam kondisi
baru (brand new) dari pabrikan dan atau agent yang ditunjuk dari pabrik produk yang
bersangkutan. Pelaksana/Pemborong harus juga bertanggung jawab atas keutuhan peralatan dan
material bantu tersebut , sehingga apabila terjadi kerusakan dan cacat material saat pengadaan
maupun pemasangan Pelaksana/Pemborong harus mengganti dengan yang baru.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal di lapangan didasarkan pengajuan pelaksanaan pekerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas/MK atau Managemen Kontruksi.
b. Rencana Kerja pekerjaan mekanikal harus dibuat Pelaksana/Pemborong menyesuaikan Jadwal
Pelaksanaan Utama yang telah disepakati bersama dengan Managemen Kontruksi dan Pimpinan
proyek dan atau pihak-pihak yang diberikan wewenang untuk persetujuan tersebut.

58
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

c. Sebelum melaksanakan pekerjaan mekanikal, Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan proses


pengajuan material, gambar kerja, prosedur kerja, dan ijin pelaksanaan kepada Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan.
d. Pelaksanaan pengadaan dan pemasangan peralatan harus direncanakan dengan baik dan benar,
menyesuaikan spesifikasi teknis perencanaan, gambar rencana, dan kondisi di lapangan. Segala
sesuatu pekerjaan pengadaan dan pemasangan ini harus sepengetahuan dan persutujuan
Pengawas atau Managemen Kontruksi.
e. Pelaksana/Pemborong mengajukan spesifikasi Peralatan Utama, Peralatan Pendukung dan
Material lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaaan mekanikal kepada Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Pengajuan ini harus disertakan Data Teknis
(Technical Data), Spesifikasi Material (Material Specfication), Brosur (Brochure), dan apabila
perlu disertakan Contoh Material (Mock-up) sebagai dasar teknis Pengawas atau Managemen
Kontruksi untuk memberikan persetujuan.
f. Gambar Kerja (Shop Drawing) diajukan oleh Pelaksana/Pemborong kepada Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Gambar Kerja berfungsi sebagai pedoman
gambar pelaksanaan dibuat berdasarkan Gambar Rencana, Spesifikasi Material yang telah
disetujui , dan kondisi di lapangan. Untuk itu Pelaksana/Pemborong harus mengadakan survey di
lapangan untuk menentukan perletakan/posisi material dengan baik. Jumlah lembar Gambar
kerja yang diajukan menyesuaikan prosedur dan peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
g. Tahap pelaksanaan pekerjaan mekanikal dari persiapan, pemasangan, test dan commisioning
dilakukan sesuai prosedur pelaksanaan. Sedangkan ketentuan pelaksanaan detail pekerjaan
diisyaratkan dalam bab-bab yang bersangkutan.
h. Pelaksanan pekerjaan menyesuaikan gambar yang telah disetujui Pengawas atau Managemen
Kontruksi. Apabila terjadi permasalahan Gambar Kerja dan kondisi di lapangan,
Pelaksana/Kontraktor memberitahukan dan berkonsultasi dengan Pengawas atau Managemen
Kontruksi untuk didapatkan pemecahan permasalahan. Dokumen pemecahan permasalahan di
lapangan ini bisa dituangkan dalam Berita Acara dan atau dokumen lainnya yang ditandatangani
Pelaksana/Kontraktor dan pihak Pengawas.
i. Dalam melaksanakan pekerjaan Pelaksana/Pemborong harus memperhatikan dan melaksanakan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Prosedur ini harus dilaksanakan di lapangan bagi semua
yang terlibat di area pekerjaan/proyek. Fasilitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
disediakan Pelaksana/Pemborong untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan dengan baik tanpa
terjadi kecelakaan kerja
j. Kebersihan dan Keamanan di lokasi pekerjaan harus diperhatikan dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana/Pemborong. Hal ini untuk menjaga kenyamanan dalam bekerja dan kualitas pekerjaan
itu sendiri.
k. Pelaksana/Pemborong juga harus membuat perekaman dalam bentuk tertulis atau foto selama
pelaksana dan penyesuaian-penyesuaian dilapangan. Catatan-catatan tersebut dituangkan
dalam gambar dengan lengkap sebagai Gambar Terpasang (As Built Drawing), kemudaian diajukan
kepada Pengawas dan Mangemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Jumlah lembar
Gambar kerja yang diajukan menyesuaikan prosedur dan peraturan yang berlaku di
pekerjaan/proyek ini.
l. Dokumen pendukung untuk Peralatan Utama dan Material terpasang meliputi : Manual Operation,
Spare Part Cataloge, dan dokumen lainnya yang disertakan dengan material yang bersangkutan,
akan diserahkan kemudian setelah selesai pekerjaan. Selain itu Pelaksana/Pemborong juga harus
membuat Petunjuk Operasional dan Perawatan dalam Bahasa Indonesia untuk Peralatan Utama
ataupun Sistem yang terpasang sebagai pedoman pemilik/pengguna melakukan operasi dan
perawatan.

59
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

E. GARANSI DAN PROTEKSI


1. Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan dari pencurian atau kerusakan
selama pelaksanaan pemasangan. Bahan/peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
pemborong tanpa tambahan biaya.
2. Pemborong harus membuat dan menyerahkan garansi tertulis kepada pemilik untuk jangka waktu 6
(enam) bulan (sesuai masa pemeliharaan) sejak sistem diserahkan terakhir kalinya kepada pemilik
atau wakil yang diberi wewenang, dalam keadaan sistem berfungsi secara normal, wajar dan
memuaskan. Selama jangka waktu tersebut Pemborong harus menanggung semua biaya atas
kerusakan atau penggantian yang baru.
3. Pemborong harus menyerahkan garansi tertulis kepada pemilik tentang penyediaan suku cadang
(spare parts) sebagai kelengkapan unit-unit dalam sistem mekanikal.
4. Semua bahan dan peralatan/perlengkapan harus mempunyai tanda-tanda yang jelas dari pabrik
pembuat. Bila tanda-tanda tersebut tidak ada, pemborong wajib mengganti tanpa adanya
penambahan biaya.

F. GAMBAR-GAMBAR
1. Selama pelaksanaan pemasangan sistem mekanikal berlangsung pemborong harus memberi tanda-
tanda dalam gambar kerja (shop drawing) segala perubahan pada rancangan sistem semula.
2. Pemborong harus menyerahkan kepada Tim Teknis gambar-gambar instalasi sesungguhnya
sebagaimana yang terpasang pada bangunan (as built drawing) yang memuat lengkap segala
perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambar yang harus diserahkan tersebut terdiri dari 1 (satu)
set gambar asli diatas kertas kalkir ditambah 3 (tiga) set gambar copy.

G. TRAINING DAN BUKU MANUAL


1. Pemborong harus membuat dan melaksanakan program pelatihan (training) bagi operator yang
ditunjuk oleh pemilik, baik mengenai cara pengoperasian maupun pemeliharaan sistem secara
keseluruhan. program pelatihan dapat dimulai sejak pelaksanaan pembangunan berlangsung atau
sesuai petunjuk Tim Teknis.
2. Pemborong harus membuat dan menyerahkan kepada Tim Teknis buku petunjuk (manual) mengenai
cara pengoperasian dan pemeliharaan sistem secara keseluruhan. Buku tersebut harus diserahkan
sebanyak 4 (empat) rangkap buku

H. SERAH TERIMA PEKERJAAN


1. Serah Terima Pekerjaan Mekanikal merupakan bagian dari Serah Terima Pekerjaan secara
keseluruhan di pekerjaan/proyek ini. Prosedur Serah Terima Pekerjaan harus memenuhi peraturan
yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
2. Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Mekanikal dengan
persetujuan Pengawas Mekanikal atau Managemen Kontruksi.

4. SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PLAMBING AIR BERSIH, AIR BEKAS,AIR KOTOR & PIPA VEN

A. U M U M
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Instalasi Air Bersih yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan
peralatan alat bersih dan alat-alat bantu pendukung instalasi, dari sumber air, penampung air,
dan distribusi air sampai pengguna air bersih, pekerjaan Instalasi Air Bekas Kotor yang
dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan peralatan untuk instalasi Air Bekas dan
instalasi Air Kotor dan pipa Ven meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
- Pekerjaan Instalasi air bersih dari PDAM

60
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

- Pekerjaan Instalasi Pipa Cabang lantai 1&2.


- Pekerjaan Instalasi Pipa Drainase Air Hujan
2. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standart-standart dan peraturan-
peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
- SNI : Standart Nasional Indonesia
- PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
- PDI : Plumbing and Drainage Institute
- AMDAL : Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
- Peraturan PAM daerah setempat

B. PERSYARATAN TEKNIS
1. Persyaratan Teknis Sistem
a. Sistem Instalasi Air Bersih merupakan Sistem penyediaan air bersih, penampungan air bersih, dan
distribusi air bersih
b. Air bersih (Clean Water) berasal dari air PDAM dan air sumur. Air yang berasal dari PDAM (jaringan
PDAM terdekat)
c. Instalasi Sistem Air Bekas merupakan Sistem penyaluran air buangan yang berasal dari air buangan
floor drain dan sink di toilet maupun pantry melewati pipa datar dan pipa tegak ke unit pengolahan
limbah.
d. Instalasi Sistem Air Kotor merupakan Sistem penyaluran air buangan yang berasal dari air buangan
closet dan urinal di toilet melewati pipa datar dan pipa tegak menuju ke unit pengolahan limbah.
e. Instalasi Sistem Ven merupakan Sistem sirkulasi udara yang terperangkap dalam instalasi sistem
air bekas dan air kotor, dengan tujuan menjaga kelancaran aliran dalam pipa.
f. Instalasi Sistem Air Hujan merupakan Sistem penyaluran air hujan yang berasal dari atap gedung,
dan atau tempias hujan di balkon melewati pipa datar dan pipa tegak menuju ke penampungan
atau ke saluran drainasi gedung/kawasan/kota atau masuk ke sumur peresapan.
g. Instalasi Sistem Pengolah Air Limbah merupakan Sistem pengolah air limbah yang berasal dari
gedung kemudian diolah di unit STP, sehingga air keluar menuju ke saluran gedung/kawasan/kota
memenuhi persyaratan/ketentuan air limbah
2. Persyaratan Material
a. Material Pipa :
- Pipa Instalasi Pipa Air Bersih
- Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-2002
- Pipa Instalasi Pipa Air Bekas, Air Kotor dan Air Hujan
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-2002
- Pipa Ventilasi Udara.
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-2002
b. Material Fittings :
- Fitting Instalasi Pipa Air Bersih, Air Bekas , Air Kotor
• Untuk ukuran  15 mm s/d 50 mm : Injection Moulding connection, , AW Class. 10
kg/cm2, Standard : SNI 06-0135-1989
• Untuk ukuran  65 mm s/d 300 mm : Slip-on Ring Connection , AW Class , 10 kg/cm2,
Standard : SNI 06-0135-1989
- Fitting Instalasi Pipa Air Hujan
• Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0135-1989
3. Persyaratan Pelaksanaan.
a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi plambing harus memenuhi persyaratan yang telah
diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan mekanikal dan sudah berpengalaman dalam
pekerjaan instalasi plambing. Selain itu Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan prosedure
pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja, Prosedure

61
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

Kerja, dan Ijin- ijin pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan pelaksanaan
pekerjaan mekanikal.
b. Pemasangan pipa dalam gedung.
Pemasangan Pipa pada ruang terbuka disini yang dimaksudkan adalah pemasangan pipa di atas
plafon, dan beberapa tempat dalam bangunan yang pada akhirnya nanti tidak tertutup dengan
kontruksi lainnya. Beberapa ketentuan pemasangan pipa tersebut adalah sebagai berikut :
− Pipa baja dan pipa PVC di pasang dalam ruang terbuka terdiri dari pipa tegak/vertikal
yang biasanya terpasang dalam shaft atau dalam dinding dan pipa mendatar/horisontal
yang sebagian besar terpasang di atas plafon atau di bawah lantai dan dalam tanah.
Ukuran Pipa Jarak Hanger /
Support
Dia. ≤ 1” 1m
 1” s/d 1 ½” 2m
 2” s/d 3” 3m
 4” s/d 6” 4m

− Untuk pipa PVC mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan diclamp dengan
penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan jarak sesuai
ketentuan sebagai berikut
Ukuran Pipa Jarak Hanger /
Support
Dia. ≤ 1” 0,7 m
 1” s/d 1 ½” 1m
 2” 1,2 m
 2 /2” s/d 5”
1
1,5 m

− Pipa tegak dan mendatar di dalam tembok yang menuju fixture unit harus ditanam
didalam tembok / lantai. Pelaksana harus membuat alur - alur lubang yang diperlukan
pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.
− Untuk pipa yang menembus tembok, lantai , atap, atau kontruksi bangunan, maka perlu
di pasang sleves mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimum 0,2 cm dan
memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi di luar pipa ataupun
isolasinya. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (Water Proofing). Sleeves tersebut harus khusus untuk penggunaan tersebut.
Flens dari Sleeves tersebut harus menjadi satu atau diberi klem (Clamp) yang akan
mengikat "Flashing Sleeves". Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air
dengan mengisinya dengan gasket atau material lain yang kedap air.
− Untuk pipa terpasang pada line yang sama, atau pipa bersebelahan dan pipa yang dekat
dinding atau kontruksi mati, maka jarak pipa ke pipa dan pipa ke dinding harus memenuhi
jarak tertentu. Jarak tersebut untuk menghandiri tumpang tindih pipa, mudahkan
operasional dan pemeliharaan.
− Semua pipa dari besi/baja yang dilapis harus dicat dasar/primer dan dicat finish dengan
warna jenis instalasi pipa.
c. Pemasangan Pipa dalam tanah.
Pelaksanaan pemasangan pipa dalam tanah harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut
:
− Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah/di dalam tanah harus mempunyai kedalaman
minimal 60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah. Dasar lubang galian
harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak/tertumpu dengan
dengan baik. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena

62
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

dalamnya galian tidak memenuhi syarat (60 cm), maka pipa pada bagian pengurugan
teratas harus pelindung berupa pipa besi dengan diameter diatas pipa terpasang atau
dengan plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat
beton tidak bertumpu pada pipa.
− Semua pipa yang akan ditutup/ditimbun dengan tanah, telah dilakukan test tekan dan
desinfeksi terhadap pipa yang bersangkutan.
− Untuk menjaga kestabilan posisi pipa, pada setiap belokan dan dekat fitting dipasang
thrust block.
− Penimbunan tanah dilakukan terlebih dahulu dengan pasir setebal 15 cm kemudian tanah
asli atau urugan. Tanah timbunan selanjutnya dipadatkan disesuaikan dengan kekerasan
tanah asli.
d. Test dan Commisioning.
Yang dimaksudkan dengan Test dan Commisioning disini adalah pengujian dan treatment
terhadap instalasi pipa yang akan dipasang maupun yang sudah dipasang. Pengujian pipa
dilaksnakan secara partial (bagian-per bagian) dan atau secara menyeluruh. Beberapa
ketentuan pengujian pipa tersebut adalah sebagai berikut :
− Pipa Air Bekas, Air Kotor, Air Hujan, dan Ventilasi Udara
Untuk pipa air bekas, air kotor, air hujan, dan ventilasi udara dilakukan test genang
dengan menyumbat semua ujung pipa dan menyediakan lubang yang tertinggi untuk
pengisian air. Sistem tersebut harus menahan air yang diisikan minimum selama 2 jam
tanpa terjadi penurunan air.

C. LINGKUP PEKERJAAN
1. Instalasi Pipa Cabang Air Bersih Lantai 1 & 2 dengan uk 1 inch dan ¾ inch pipa PPR
2. Instalasi Pipa Cabang Air Bekas Lantai 1 & 2 dengan uk 2 inch pipa PVC AW
3. Instalasi Pipa Cabang Air Kotor Lantai 1 & 2 dengan uk 4 inch pipa PVC AW
4. Instalasi Pipa Cabang Ven Lantai 1 & 2 demgan Pipa PVC AW uk 2 inch
5. Instalasi Roofdrain dan Pipa Air Hujan dg Pipa PVC AW uk 3 inch
6. Instalasi Saluran Air hujan horizontal anatar Bak control ke SPAH dg Pipa PVC Type AW uk 4 inch
7. Pembuatan Saluran Drainasi &Sumur Resapan dan Instalasi pemipaan yang dibutuhkan

D. BAHAN DAN PERALATAN


1. Pipa air bersih.
Pipa air bersih dari setiap alat plambing (fixture) hingga ke pipa utama yang terletak didalam shaft
harus terbuat dari PPR .
2. Pipa air limbah, air kotor & air bekas Pipa PVC klas AW
Pipa air kotor dari setiap alat plambing (fixture) hingga ke pipa utama yang terletak didalam shaft
harus terbuat dari PVC kelas AW.
3. Pipa Vent
Pipa dan fitting untuk ven terbuat dari PVC kelas AW.
4. Pipa Air Hujan
Pipa untuk air hujan ven terbuat dari PVC kelas D.
5. Semua pipa, fixture dan fitting yang berada di luar dinding dan kelihatan, harus terbuat dari
kuningan dan dilapisi dengan cromium atau nickel.
6. Floor Drain
Semua lubang buangan dilantai (floor drain) terbuat dari plat stainless steel berlubang-lubang,
dilengkapi dengan water trap.
7. Clean Out
Semua clean out terbuat dari plat stainless steel dan dilengkapi dengan slot

63
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

1. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, alat plambing (fixture), dan peralatan-peralatan
yang akan dipasang pada instalasi, harus mempunyai tanda (merek) yang jelas dari pabrik
pembuatnya. Pipa, fitting, dan fixture yang tidak mempunyai (merek) tersebut harus diganti atas
tanggung jawab Pemborong.
2. Kemiringan/slope saluran air bekas dan air kotor tidak boleh kurang dari 1%, untuk saluran air hujan
tidak boleh kurang dari 0.05%.

E. PERANCANGAN PLAMBING AIR BERSIH, AIR BEKAS KOTOR & AIR HUJAN
1. Sistem pembuangan gedung dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu pertama, instalasi Air
Kotor dari toilet dan urinoir disalurkan ke unit pengolah limbah (septic tank). Kedua, instalasi Air
Bekas dari wastafel, floordrain dan sink disalurkan keunit peresapan. Ketiga, instalasi air hujan
disalurkan ke unit peresapan air hujan dan selanjutnya ke saluran drainase lingkungan.
2. Produk dari unit pengolah limbah (sewage treatment plan) akan disalurkan ke unit peresapan yang
memiliki overflow menuju saluran drainase lingkungan atau riol kota.
3. Buangan air hujan disalurkan menuju unit peresapan air hujan dan overflow-nya disalurkan ke
saluran drainase lingkungan.
4. Besar kapasitas unit pengolah limbah, sumpit, sumur resapan, dan sumur peresapan air hujan (SPAH)
sebagaimana yang tercantum dalam gambar kerja.

F. PENGUJIAN DAN DISINFEKSI


1. Pengujian
a. Setelah pipa selesai dipasang, seluruh sistem air kotor dan air bekas harus diuji dengan tekanan
sebesar 4 kg/cm2 untuk air kotor dan air bekas serta dilakukan tes rendam selama 3 (tiga) hari
untuk pipa air kotor dan bekas tanpa mengalami kebocoran.
b. Apabila sesuatu bagian dari instalasi pipa akan ditutup oleh tembok atau konstruksi bangunan
lainnya, maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti diatas
sebelum ditutup dengan tembok atau bagian bangunan tersebut.
c. Apabila Pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari
sesuatu bagian dari instalasi atau sesuatu bahan dari instalasi, maka Pemborong harus mengganti
bagian atau bahan yang rusak/gagal tersebut dan pemeriksaan/ pengujian dilakukan lagi sampai
memuaskan pemilik atau wakilnya.
d. Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang gagal/rusak tersebut harus dengan pipa atau bahan
baru. Penambalan (caulking) dengan bahan apapun tidak diperkenankan.

G. STANDARD MERK
Sebagai standard kwalitas yang dipergunakan untuk peralatan dan bahan adalah :
1. Pipa PVC/PPR : Wavin, Rucika
2. Fitting, elbow, reducer : Rucika, Pralon
kecuali ditunjukkan pada spesifikasi, merk-merk lain tidak disarankan.

4.4. SYARAT UMUM & TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN ELEKTRIKAL


1. PEMBORONG HARUS MENAWARKAN SELURUH LINGKUP PEKERJAAN YANG DIJELASKAN BAIK DALAM
SPESIFIKASI INI ATAUPUN YANG TERTERA DALAM GAMBAR-GAMBAR, DIMANA BAHAN-BAHAN DAN
PERALATAN YANG DIGUNAKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN-KETENTUAN PADA SPESIFIKASI INI.
BILA TERNYATA TERDAPAT PERBEDAAN ANTARA SPESIFIKASI BAHAN DAN ATAU PERALATAN YANG
DIPAKAI DENGAN SPESIFIKASI YANG DIPAKAI PADA BAB INI,MERUPAKAN KEWAJIBAN PEMBORONG

64
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

UNTUK MENGGANTI BAHAN ATAU PERALATAN TERSEBUT SEHINGGA SESUAI DENGAN KETENTUAN
PADA BAB INI TANPA ADANYA KETENTUAN TAMBAHAN BIAYA.
2. PADA DASARNYA SEMUA BAHAN DAN PERALATAN HARUS SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG
TERTERA PADA PERATURAN-PERATURAN SEPERTI :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000, atau yang terbaru.
b. Peraturan Instalasi Listrik (PIL),
c. Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SBL),
d. Standard lain: AVE Belanda, VDE/DIN Jerman, IEC Standard, JIS Jepang, NFC Perancis, NEMA
USA,
e. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan,
f. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenangdan Pemerintah daerah.
3. PEKERJAAN INSTALASI INI HARUS DILAKSANAKAN OLEH PERUSAHAAN YANG MEMILIKI SURAT IJIN
INSTALASI DARI INSTALASI YANG BERWENANG DAN TELAH BIASA MENGERJAKANNYA DAN SUATU
DAFTAR REFERENSI PEMASANGAN HARUS DILAMPIRKAN DALAM SURAT PENAWARAN.

B. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL


1. GAMBAR-GAMBAR
a.
Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar Sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedang
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
c. Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan
detail "finishing" instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Pengajuan gambar-gambar
tersebut, pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi yang berhubungan dengan
instalasi ini.
e. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan
dokumen asli operating and maintenance instruction, technical instruction, spare part instruction
dan harus diserahkan kepada pengawas pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 5 (lima).
(Construction detail, electrical wiring diagram, control diagram dll).
2. KOORDINASI
a.Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi
yang lain.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi
tanggung jawab pemborong.
3. PELAKSANAAN PEMASANGAN
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, pemborong harus menyerahkan gambar
kerja dan detailnya kepada Pengawas/MK dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
b. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang
akan dipasang, apabila ada sesuatu yang diragukan, pemborong harus segera menghubungi Tim
Teknis. Pengambilan ukuran dan atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab pemborong.

65
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

4. TESTING & COMMISSIONING


a.Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu
untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi
semua persyaratan yang ada.
b. Testing/pengujian meliputi: Uji isolasi minimal 10 M (Mega Ohm) dan uji beban penuh.
c. Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh Tim Teknis atau
Pengawas/MK dan bila terjadi kerusakan atau kesalahan harus diperbaiki atas tanggungjawab
pemborong.
d. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab pemborong.
e. Hasil pengujian dituangkan dalam berita acara sebagai syarat penyerahan pertama.
5. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
a.Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan
pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung sejak saat penyerahaan
pertama.
c. Selama masa pemeliharaan, pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi dan mengganti segala
kerusakan yang terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan
tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila pemborong instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari
Pengawas/MK atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Pengawas/MK
berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
pemborong instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang
ditunjuk oleh pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan
dengan hasil yang baik yang ditanda tangani oleh pemborong dan Pengawas/MK serta dilampir
surat ijin pemakaian dari jawatan keselamatan kerja.
h. Apabila diperlukan oleh pemberi tugas, pemborong harus bersedia datang ke lokasi proyek untuk
mengatasi dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi. Petugas yang ditunjuk oleh
pemborong harus sudah hadir paling lambat 3 jam setelah dihubungi oleh pemberi tugas.
6. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan,
harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak Tim Teknis.
b. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
Pengawas/MK dalam rangkap 3 (tiga).
c. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada Pengawas/MK
secara tertulis. Pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Pengawas/MK
secara tertulis.
7. I J I N - I J I N
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab pemborong.
8. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN
a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi
ini serta mengembalikan seperti kondisi semula, menjadi lingkup kerja instalasi ini.
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari
pihak Pengawas/MK secara tertulis.

66
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

C. RUANG LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL


1. PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK
SUMBER DAYA LISTRIK DIPEROLEH DARI JARINGANPLN TEGANGAN MENENGAH (TM) 20KV, DITERIMA
TRAFO DISTRIBUSI KAPASITAS 315 KVA 20KV/400V. BESAR KENAIKAN DAYA YANG DIPEROLEH DARI
PLN ADALAH KE SAMBUNGAN 240 KVA, 3 PHASA.KELUARAN TRAFO DALAM BENTUK TEGANGAN
RENDAH 220/380V, MENGIKUTI SISTEM PNP (PENTANAHAN NETRAL PENGAMAN).PANEL UTAMA
(LVMDP) DILENGKAPI METER-METER BESARAN LISTRIK DAN KWH METER UNTUK MENGETAHUI
PEMAKAIAN DAYA. DARI LVMDP SELANJUTNYA SUPLAI LISTRIK DIDISTRIBUSIKAN KE SUB DISTRIBUSI
PANEL DAN PANEL-PANEL LANTAI.
2. SEBAGAI TERTERA DALAM GAMBAR-GAMBAR RENCANA, PEMBORONG PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
INI HARUS MELAKUKAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN SERTA MENYERAHKAN DALAM KEADAAN
BAIK DAN SIAP UNTUK DIPERGUNAKAN. GARIS BESAR SCOPE PEKERJAAN YANG DIMAKSUD ADALAH
SEBAGAI BERIKUT:
a. Pengadaan dan pemasangan jaringan TM 20 kV menuju ke panel tegangan menengah (MVMDP)
dan selanjutnya menujutransformator daya.
b. Pengadaan dan pemasangan panel tegangan menengah (MVMDP) beserta perlengkapan dan
standar pengamannya.
c. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel toevoer dari SDP (Sub Distribution Panel) ke panel-
panel lantai.
d. Pengadaan dan pemasangan Panel-Panel Lantai dan Panel Pompa
e. Pengadaan dan pemasangan Instalasi Tata Cahaya/Penerangan Umum bangunan
f. Pengadaan dan pemasangan Instalasi Kotak Kontak bangunan.
g. Mengurus ijin-ijin pekerjaan elektrikal sampai selesai hingga instalasi ini dapat berfungsi dengan
baik.

D. PERSYARATAN TEKNIS, BAHAN& PELAKSANAAN INSTALASI LISTRIK


1. Panel-Panel
a. Kabinet
1) Konstruksi dalam panel serta tata letak komponen dan piranti lainnya harus diatur
sedemikian rupa, bila perlu diadakan perbaikan sehingga penyambungan pada
komponen/piranti dapat mudah dilaksanakan dan tidak sesak.
2) Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan.
3) Kabinet dengan kabel kabel trought feeder harus diatur sedemikian rupa, sehingga ada
saluran yang lebarnya sesuai persyaratan untuk branch circuit panel board.
4) Semua kabinet harus dicat dengan warna ditentukan kemudian.
5) Semua kabinet harus dibuat tahan karat, selain itu harus dilapisi bahan anti karat pada:
• Bagian dalam Box dari pintu
• Bagian luar Box dicat bakar.
• Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) anak kunci, dengan sistem master key.
b. Pemasangan Panel
Panel dipasang sedemikian rupa sehingga setiap peralatan/komponen dalam panel masih mudah
dijangkau. Tergantung pada macam/tipe panel, bila dibutuhkan
alas/pondasi/penumpu/penggantung, maka pemborong harus menyediakan dan memasangnya
walaupun tidak tertera pada gambar.
c. Panel Distribusi Utama Tegangan Rendah (LVMDP)
1) Panel Distribusi Utama adalah Jenis “Indoor“ terbuat dari plat baja minimal 2 mm.
2) Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur kaku yang dapat tahan terhadap tekanan
mekanis pada waktu terjadi hubung singkat.

67
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

3) Seluruh Assembly termasuk Housing, Busbar, alat-alat pengaman harus direncanakan, dibuat
dan dicoba.
4) Plat penutup harus ada “louver“ yang cukup untuk ventilasi sesuai dengan persyaratan
PUIL/VDE untuk peralatan yang tertutup.
5) Menggunakan komponen MG atau setara.
d. Label Nama
Setiap pemutus daya (Circuit Breaker) harus dilengkapi label nama pada pintu atau dekat
komponen komponen yang dapat dilihat dengan mudah. Pemberian nama harus menunjukkan
secara jelas rangkaian Pemutus daya atau alat-alat yang tersambung.
e. Busbar/ Rel Tembaga
1) Busbar harus terbuat dari tembaga dengan kemampuan arus minimal 150 % arus beban
terpasang atau disesuaikan dengan aturan PUIL 2000 atau peraturan yang berlaku.
2) Semua busbar dicat yang warnanya disesuaikan dengan yang disebutkan pada PUIL. Cat harus
tahan sampai temperatur 75 C.
3) Busbar ditumpu oleh isolator dan disusun dengan baik setiap panel harus mempunyai 5 jalur
busbar, terdiri dari 3 jalur busbar phase (R,S,T) 1 jalur busbar Netral dan 1 jalur busbar
Grounding yang dihubungkan secara listrik dengan Frame Panel.
4) Gambar Pelaksanaan (shop drawing) harus menunjukkan ukuran dan susunan busbar.
f. Cadangan
Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka panel tsb harus dilengkapi terminal
pemasangan, pendukung dan sebagainya untuk mengantisipasi pemasangan peralatan
dikemudian hari. Peralatan dapat berupa Equipment busbar, switch, Circuit Breaker dan lain-
lain.
g. Terminal dan Mur Baut.
Semua terminal cabang harus diberi lapis tembaga (vertin) dan disekrup menggunakan mur baut
ring dari bahan tembaga atau yang diberi nikel (stainless)
h. Alat Ukur& Pengukuran Besaran Listrik
1) Alat ukur yang digunakan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dipasang secara rata
terhadap permukaan atau semi (flush atau semi flush), tahan getar.
2) Ketelitian alat ukur 0,5 - 1,5 %, skala linear.
3) Sekitar switch untuk Voltmeter harus jelas tandanya.
i. Transformator Arus.
Transformator arus yang dipakai adalah tipe jendela dengan ketelitian 0,3 dengan burden sesuai
dengan Standar VDE. Pemasangan harus kuat dan dapat menahan gaya mekanis pada bila terjadi
hubung singkat.
j. Kabel Kontrol
1) Kabel kontrol panel harus di set di bengkel/pabrik secara lengkap dan dibundel dan
dilindungi dari kerusakan akibat tekanan mekanis.
2) Ukuran minimum kabel 1,5 mm2, 600 V, fleksibel, isolasi PVC.
k. Pilot Lamp.
1) Semua panel harus dilengkapi pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R,S, dan T.
Pengadaan pilot lamp merupakan suatu keharusan, walaupun pada gambar tidak tertera.
2) Warna-warna pilot lamp : phase R : warna merah; phase S : warna kuning; phase T: warna
hitam
3) untuk menyatakan sistem telah diatur dengan push button atau dengan saklar:
4) Sistem On : warna merah; Sistem Off : warna hijau.
l. Circuit Breaker
1) Circuit Breaker yang digunakan adalah MCB (Miniatur Circuit Breaker), NFB (No Fuse Breaker)
dan MCCB (Moulded Case Circuit Breaker), ACB yang sesuai tertera pada gambar rencana.
2) Circuit Breaker harus tipeautomatic trip dengan kombinasi thermal dan instantaneous
magnetic.

68
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

2. Kabel-Kabel Toevoer
a. Kabel-kabel toevoer yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan 600 Volts.
b. Kabel-kabel toevoer antara saluran distribusi PLN menuju LVMDP yang ditanam dalam tanah
melintasi jalan, mempergunakan jenis NYY, sedang kabel yang ditanam dari MDP menuju sub-sub
panel dalam gedung dan kabel-kabel yang menghubungkan antar panel menggunakan jenis NYY.
c. Menghubungkan kabel pada terminal busbar panel harus menggunakan schoen kabel yang
dipres.
d. Kabel-kabel toevoer ke panel-panel distribusi yang berada di atas selasar dan plafon harus
dipasang di atas rak kabel (trunking).
e. Kabel toevoer yang diajukan untuk dipasang adalah buatan pabrik Kabel Metal, Kabelindo atau
Supreme yang memenuhi standar SII dan PLN.

3. Kabel Penerangan dan Conduit


a. Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan rendah,
kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk
melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.
b. Syarat kabel instalasi tegangan rendah (sampai 600 V)
1) Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN,
dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin) kecuali untuk
perelatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
2) Semua kabel dengan luas penampang 6 sqmm ke atas harus berurat banyak dan dipilin
(stranded).Ukuran kabel daya/instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 sqmm , kecuali
untuk pemakaian kotrol pada remote cotrol yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa
menggunakan 1,5 sqmm.
3) Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi didalam
bangunan dari jenis NYA, NYY, NYM, dan NYMHY (untuk kabel kontrol).
4) Semua kabel dalam bangunan harus berada didalam konduit (tubing) atau dipasang diatas
cable tray/cable rack dan diklem/diikat dengan pengikat kabelsesuai dengan kebutuhan.
5) Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan
harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah
sebesar 40% .
6) Untuk penerangan, penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah 2,5 mm2.
menggunakan NYM jika dipasang diatas plafon. Kabel yang terpasang pada dak beton
menggunakan jenis NYA di dalam pipa PVC 5/8", atau disesuaikan dengan kabel yang
dipakai.

4. Kabel Tanah Tegangan Rendah


a. Kabel tanah tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN,
dan LMK untuk penggunaan sesuai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah.
b. Semua kabel dengan luas penampang 6 sqmm keatas harus berurat banyak dan dipilin. Ukuran
kabel daya/instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 sqmm, kecuali untuk pemakaian kotrol
pada sistem remote cotrol yang kurang dari 30 m panjangnya, bisa menggunakan ukuran 1,5
sqmm. Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah (direct burrial) harus sesuai
dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air, kabel telekomunikasi, dan
kabel tegangan menengah 20kV.Apabila diperlukan penyambungan kabel didalam tanah, harus
dilakukan dengan alat penyambung khusus (jointing kit) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold
pour system. Penyambungan kabel dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar
ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit yang

69
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

digunakan sehingga diperoleh hasil penyambungan yang handal, tahan terhadap kelembaban,
mempunyai isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.

5. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak


a. Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya harus diadakan
dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik cahaya serta stop
kontak, sebagaimana ditunjukan dalam gambar. Kabel yang digunakan dalam kabel instalasi
penerangan dan stop kontak harus dari jenis NYM atau NYA yang diletakan di dalam konduit PVC
(tubing white conduit).Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 sqmm
(kapasitas hantar maksimal 20A).
b. Stop kontak tunggal & ganda 1 phase yang dipakai adalah tipe pasang rata (flush mounting) 250
Volt, 10 Amp.
c. Saklar dinding yang dipakai adalah Flush mounting, rating 250 V, 10 Ampere, single gang, double
gangs, atau muliti gangs (grid switch), dipasang 125 cm di atas lantai.
d. Stop kontak dan saklar diruang basah/lembab menggunakan jenis WD (Water Dich).

6. Splice/ percabangan
Tidak diperkenankan adanya percabangan (splice) ataupun sambungan didalam pipa konduit.
Sambungan atau percabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak cabang atau kotak sambung, yang
mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak. Sambungan pada panel harus dibuat secara mekanis
dan harus kuat secara elektrik dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau
soldered. Dalam membuat percabangan atau sambungan konektor harus dihubungkan dengan
konduktor-konduktor dengan baik sedemikian sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada
konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.Setiap kabel turun menuju
armatur harus malalui kotak sambung/doos. Penyambuangan antara kabel catu dengan kabel dari
armatur dilakukan melalui blok terminal yang ditempatkan didalam kotak tersebut.

7. Kabel Kontrol
Ditempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, stater dan
peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis stranded annealed copper yang fleksibel. Isolasi harus
dari PVC, tahan lembab, dengan rating tegangan sampai 600V.
Ukuran koduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum2,5 sqmm untuk panjang lebih dari
30m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan
pertimbagan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.

8. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, varnished cambric dan
lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja, dan lain-lain yang
tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut aturan yang berlaku atau pabrik
pembuatnya.

9. Pemasangan Kabel
Pemasangan mendatar (horizotal)
a. Kabel instalasi daya dan penerangan didalam bangunan. Semua kabel harus dipasang dalam koduit,
dengan ketentuan-ketentuan pemasangan konduit sebagai berikut :
1) Dipasang dipermuakaan plat beton langit-langit untuk ruang dengan langit-langit (plafond).
2) Dipasang tertanam didalam plat beton langit-langit untuk ruang yang tidak berplafond
(exposed ceilling).Untuk pemasangan pipa konduit dipermukaan plat beton, konduit harus
dilengkapi pendukung-pendukung yang dicat anti karat.

70
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

3) Semua kabel harus dipasang lurus/sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan kabel harus
delakukan dengan jari-jari lengkung tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum
15 kali diameter kabel).
b. Kabel Daya Penghubung Antar Panel
1) Kabel-kabel daya diruang exposed ceilling diletakkan didalam konduit yang ditanam di plat
lantai, sedangkan untuk ruangan yang berplafon, kabel dilewatkan diatas cable tray, diklem
pada cable tray dengan pita besi yang dicat anti karat.
2) Harus digunakan sekrup-sekrup yang digalvanisir dengan ring-ring dari fibre diantara pita besi
dengan cable tray. Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara
rapi dan digantung atau disangga secara kokoh dengan penggantung/ penyangga besi yang
diklem ke pelat beton.
3) Untuk keperluan pemasangan kabel, kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan
penunjang seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan lainya, baik untuk
kabel yang dipasang horisontal maupun vertikal. Peralatan penunjang tersebut harus sudah
diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel tersebut.
c. Kabel Daya dari Panel Daya AC ke Motor-motor AC
1) Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan didalam konduit metal tahan
karat.Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan foktor pengisian
40%. Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal
motor melalui flexible conduit yang juga tahan karat. Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai
dengan ukuran pipa konduit dan disambung dengan cara sedemikian rupa sehingga benar-
benar kedap air. Demikian juga penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal motor.
2) Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit flesibel serta cara
penyambungannya terlebih dahulu kepada Tim Teknis atau Pengawas/MK untuk disetujui.
d. Pemasangan di Dalam Dinding (vertikal)
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang vertikal tertanam didalam dinding harus
diletakan didalam konduit sesuai yang disyaratkan dengan ukuran minimum 20mm.
e. Pemasangan Menembus Dinding
Setiap penembusan kabel dalam konduit pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat
dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang pipa konduit.
1) Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat dipergunakan adalah type NYA
atau NYM, penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah 2,5 mm². Kabel-kabel ini
harus dipasang di dalam pipa PVC 5/8", atau diameter pipa konduit disesuaikan dengan
kabel yang dipakai.
2) Untuk penerangan dan stop kontak biasa yang dipasang pada dak beton, kabel yang
dipergunakan adalah type NYA, penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah 2,5
mm². Kabel-kabel ini harus dipasang di dalam pipa PVC 5/8" atau diameter pipa konduit
disesuaikan dengan kabel yang dipakai.
3) Kabel-kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dan saklar melalui dinding dapat
memakai pipa PVC. Diameter pipa yang dipergunakan disesuaikan dengan kabel yang
dipakai.
4) Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura doos, tee doos)
dari PVC. Terminal box tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang kembali dengan
mudah, dengan memakai skrup. Sedang untuk penyambungan di dalam beton harus memakai
terminal box metal.
5) Pemasangan pipa kabel-kabel di atas plafon harus disusun rapih dan harus diklem/ diikat
dengan kawat pada rak-rak kabel (trunking) dan pada prinsipnya kabel-kabel tidak
diperkenankan langsung diklem pada konstruksi bangunan.
6) Kabel-kabel yang terpasang di dalam dak beton kolom beton, dinding beton harus
menggunakan pipa PVC.

71
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

7) Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak di dalam doos harus memakai las
dop yang terbuat dari bakelit berwarna (buatan Legrand, 3M atau setara yang dapat
disetujui oleh Tim Teknis). Las dop dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
8) Saluran cadangan (stop kontak dan penerangan) harus dipasang sampai di atas plafond,
dilengkapi kotak sambung.
9) Semua instalasi pengabelan harus dipasang didalam conduit, baik yang dipasang rak kabel
(trunking) maupun yang menuju ke titik-titik lampu dan stop kontak.
10) Kode warna isolasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL :
1) Fasa 1 : Merah
2) Fasa 2 : Kuning
3) Fasa 3 : Hitam
4) Netral : Biru
5) Grounding : Hijau - Kuning.
10. Stop Kontak dan Saklar
a. Peralatan instalasi tegangan rendah
Meliputi pengadan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-kontak), saklar, kotak-kotak
tarik (pull box), kabinet/panel daya, kabel,konduit, rak kabel, alat-alat bantu, dan semua
peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistem
instalasi daya tegangan rendah 220/380 V dan penerangan.
b. Kotak-kotak (doos) Outlet.
1) Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau standar lain. Kotak-
kotak ini bisa berbentuk single/multi gang box empat persegi atau segi delapan. Ceiling box
dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus terpasang dengan baik dan benar.
2) Ukuran
Setiap box outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya ditempat yang diperlukan. Setiap
kontak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran konduit, sesuai dengan
persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
3) Tipe tahan Cuaca (Watherproof type)
Kotak-kotak outlet ditempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari tipe yangdiberi gasket
tahan cuaca.
- Tempat-tempat yang kena sinar matahari
- Tempat-tempat yang kena hujan
- Tempat-tempat yang kena minyak
- Tempat –tempat yang kena udara lembab
- Tempat-tempat yang ditunjuk gambar
4) Outlet Pada Permukaan Khusus
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton,
marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai
sudut dan sesi-sesi tegak.
c. Saklar dan Stop-kontak
1) Bahan doos
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding dan
receptacle outlet harus berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan tunggal. Dan
11,9 cmx11,9cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua
peralatan.
2) Cara pemasangan
- Saklar-saklar (saklar biasa atau grid switch) harus dari jenis rockermechanism dengan
rating minimum 10A/250V.

72
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

- Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok/dinding, kecuali


ditentukan lain pada gambar.
- Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140cm diatas
lantai yang sudah selesai.
- Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos yang sesuai dengan sambungan, hanya
diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
- Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110cm
atau 30cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk Tim
Teknis atau Pengawas/MK.
3) Jumlah Kutub
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral, pentanahan) dengan rating
minimum 16A/220V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi
saluran pentanahan.
4) Pendukung dan pengikat
Kotak-kotak plat baja harus didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk
yang tetap.
5) Stop Kontak 1 phase yang dipakai adalah yang dipasang rata (flush Mounting) 250V, 10 A.
6) Stop Kontak dipasang 30 cm di atas lantai, atau sesuai dengan kondisi lapangan.
7) Stop kontak harus mempunyai terminal phase, netral dan grounding
8) Saklar dinding yang dipakai adalah Flush mounting, rating 250V, 6 Ampere, single gang, double
gangs, atau muliti gangs (grid switch), dipasang 150 cm di atas lantai.
9) Stop kontak dan saklar diruang basah/lembab harus jenis WD (Water Dich)
10) Kotak sambung (Junction Box) untuk saklar dan stop kontak harus dari bahan metal yang
mempunyai terminal grounding, dipasang pada kedalaman tidak kurang dari 3,5 cm sehingga
diperoleh pemasangan saklar atau stop kontak yang rapi. Junction Box harus mempunyai
terminal grounding.

11. Lampu, Exhouster Fan dan Armature


a. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar rencana.
b. Semua lampu flouresence menggunakan tipe PLC
c. Lampu fluorescence dan lampu gas discharge harus dikompensasi dengan power factor correction
capasitor, sehingga faktor daya tidak kurang dari 0,9.
d. Ballast lampu TL harus dari jenis electronic ballast dan harus digunakan satu ballast untuk satu
lampu.
e. Ballast lampu, capasitor dan tabung dengan merek Phillips atau yang setara, dengan persetujuan
perencana.
f. Tipe dan diskripsi lampu penerangan dan Exhouster Fan :
1) Lampu LED 5 WATT outbouw Fitting 5.0 inch / E-27, dipasang sesuai yang disebutkan dalam
gambar.
2) Lampu LED 9 watt Phillips dengan armature Sanly 5.0/ E27 Downlight , dipasang sesuai yang
disebutkan dalam gambar.
3) Lampu LED 6 watt Philips dg Armatur Barret Square , dipasang sesuai yang disebutkan dalam
gambar.
4) Lampu RM TL LED 2x 8 watt sekualitas Philipps , dipasang sesuai yang disebutkan dalam
gambar.
5) Lampu RM TL 2x18 watt sekualitas Philips , dipasang sesuai yangdisebutkan dalam gambar.
6) Memasang Ceiliing Exhouster Fan 5,5 watt sekualitas Panasonicc

73
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

12. Sistem Race Way


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta perlengkapanya
dan semua barang yang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel:
a. Ukuran Tubing Konduit
Semua tubing konduit harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan baik
jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL dan lain-lain. Diameter minimum tubing konduit
adalah 20mm menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel maks. 40 %.
b. Bahan
Semua tubing konduit yang digunakan harus dari jenis heavy gauge galvanized weided steel yang
memenuhi persyaratan.
c. Pemasangan
1) Race way yang ditanam didalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan dengan jalan
membobok dinding beton dengan pahat. Kedalan dan lebar pembobkan harus dilakukan
secukupnya, sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
2) Kontraktor diwajibkan untuk mengenbalikan kondisi dinding sesuai dengan kondisi semula.
Selama dilakukan pekerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit harus ditutup untuk
mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lain.
3) Race way yang di pasang di permukaan
Race way yang dipasang dipermukaan beton harus dipasang sejajar atau tegak lurus dengan
dinding bagian struktur atau pertemuan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit. Apabila
beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langi-langit, harus digunakan klem-klem
khusus untuk pipa sejajar.
4) Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup yang kuat. Semua ujung pipa
yang bebas harus ditutup/dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai. Untuk daerah yang
lembab, semua peralatan pembantu, fitting-fitting, klem dan lain-lain harus digalvanisir atau
dicat tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari korosif.
5) Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu jalan sebelum
dipasang, dan sekali lagi sudah dipasang dengan warna yang ditentukan oleh Tim Teknis atau
Pengawas/MK.
6) Untuk mempermudah pengenalan, ujung permukaan pipa harus dicat dengan warna sebagai
berikut :
• Pipa daya dan penerangan : orange
• Pipa telepon : hijau
• Pipa fire alarm : merah
• Pipa tata suara : kuning
7) Race way yang di pasang di dalamtanah
Race way yang dipasang didalam tanah atau menembus kerikil, harus mempunyai dua lapis
cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum dipasang. Di atas race way tersebut harus
diberi patok penunjuk.
8) Race way Melintas /Menembus dinding
Bila pipa melitas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dll. Maka lubang harus
ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dilalui oleh debu, lembab, api dan asap.
9) Cable Trench
Kedalaman parit kabel (cable trench) untuk penanaman kabel dibawah tanah minimal 80 cm
dari permukaan. Bila persilangan dengan saluran lain, misalnya saluran air, cable trench dapat
dan harus ditanam setelah pengerasan tanah. Untuk cable trench melintas jalan, penanaman
setelah pengerasan badan jalan atau bila sebelum harus lebih dari 110 cm atau atas
persetujuan Tim Teknis atau Pengawas/MK.
10) Konduit Flexible Tahan Air

74
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

Konduit flexible logam yang tahan air harus dipakai pada kondisi dimana ada kemungkunan
pengerasan, getaran atau penempatan pada atmosfir yang korosif, lembab atau berupa
minyak. Termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk keterminal motor
pompa.
Suatu bungkus yang tahan cairan dari polivinyl chlorida (PVC) harus menonjol pada inti baja
yang fleksibel. Sambungan antara konduit yang kaku, fitting dari konduit dan sebagainya
dengan konduit fleksibel harus dibuat dengan fitting jenis insulate troat type yang dianjurkan
dari pembuat dari konduit tahan cairan tersebut. Suatu konduktor yang dapat digunakan untuk
meneruskan pentanahan harus pula dimiliki oleh race way/konduit ini.
11) Pengakhiran dan Sambungan
Race way harus diakhiri pada outlet persipangan, pull box cabinet dan lain-lain, dengan dua
lock nut dan sebuah insulating bushing insert yang harus terbuat dari termoplastic atau fiber
minded yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi
kontinuitas dari sistem grounding dari race way/pipa logam elektrikal harus dari jenis yang
tahan hujan atau fitting dengan kosentrasi tinggi dengan sistem penguncian interlock
compressed.
12) Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan extra rendah (50
VAC) harus ditanahkan secara efektif. Bahan-bahan logam/metal dari peralatan listrik yang
terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath/armour), konduit, saluran metal, rack, saklar
dengan penutup metal harus dihubungkan dengan konduktor pentanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri yang terbuat dari tembaga
dengan daya hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan adalah 2,5 sqmm dan dimasukan kedalam
konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis
yang disetujui oleh Tim Teknis atau Pengawas/MK.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut:
a. Pentanahan netral generator maks 1 ohm
b. Pentanahan netral bus-bar dan panel maks. 2 ohm
c. Pentanahan penangkal petir maks. 2 ohm

13. Cable Tray


a. Bahan
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari bahan besi lunak dengan
sisi-sisi ditekuk ke dalam. Keseluruhan permukaan cable tray harus digalvanisir. ketebalan plat
minimum 1,6mm
b. Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang menggantung, penggantungan cable tray harus dibuat dari besi
batang lunak yang digalvanisir dengan diameter minimum 6 mm. Ujung penggantung diulir untuk
memungkinkan pengaturan leveling cable tray. Sedangkan penyangga/penumpu cable tray yang
dipasang ruang bawah gardu utama harus dibuat dari besi siku yang juga digalvanisir.
Ukuran penyangga dan penumpu harus dipilih agar menghasilkan penyangga atau penumpu yang
kokoh.

14. G r o u n d i n g
a. Semua panel, ligthting fixtures, stop kontak, cable trunking , cable ladder dan bagian-bagian
metal lainnya yang berhubungan dengan instalasi listrik harus digrounding.
b. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper Conductor) atau
kawat yang terisolasi yang diberi warna kuning strip hijau.

75
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

c. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama dengan
penampang kabel masuk (incoming feeder).
d. Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus lebih kecil dari 2 Ohm, diukur setelah
tidak hujan selama 2 hari.
e. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis yang ujungnya dipasang copper
rod sepanjang 0,5 m, atau elektroda tipe lain yang memenuhi standar teknis.
f. Elektrode pentanahan yang dipantek hingga mencapai permukaan air atau minimal sedalam 12
meter.
g. Semua sambungan pada sistem grounding harus menggunakan baut dengan bahan campuran
tembaga.
h. Pembumian peralatan elektronik; dilakukan secara terpisah, dengan menyambungkan terminal
pembumian khusus arus lemah.

E. PERSYARATAN BAHAN/MATERIAL
Daftar material untuk semua material yang ditawarkan, pemborong wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan: merk, tipe, dan kelas. Juga dilengkapi dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada
waktu tender.
• Semua material yang disuplai dan dipasang oleh pemborong harus baru dan cocok untuk dipasang
di daerah tropis.
• Material harus dari produk dengan kualitas baik dari produksi baru.

F. PENYEBUTAN MERK/PRODUK PABRIK


Apabila pada spesifikasi teknis atau pada gambar rencana disebutkan beberapa merk tertentu
atau kelas mutu dari material/ komponen tertentu, maka pemborong wajib melaksanakan/menawar
material yang dalam taraf mutu yang disebutkan.Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi tidak
dapat diadakan material yang disebutkan dalam tabel material, karena disebabkan oleh sesuatu alasan
kuat dan dapat diterima pemilik, Pengawas/MK dan perencana, maka dapat dipikirkan penggantinya
merk/tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada pemborong.

G. DAFTAR MERK/PRODUK MATERIAL


a. Kabel TR. : Supreme, Kabelindo, Kabel Metal
b. Panel TR : Indusprima, Dinamika Abadi, Simetri.
c. Komponen Panel : MG Schneider, ABB, Siemen.
d. Peralatan Meter : H & B, Telemecanique, atau yang setara.
e. Kabel Tray : Interrack, Tristar
f. Saklar dan stop kontak : Clipsal, Broco Gracio
g. Komponen Lampu
• Tube : Phillips
• Capasitor : Phillips, Notocon.
• Fitting : Phillips, B&J
• Starter : Phillips
h. Stop Kontak/Saklar :Clipsal,Broco Gracio, atau yang setara
i. Conduit Instalasi : EGA, Clipsal
j. Armatur lampu : Interlite, Saka Premium

4.5. PENUTUP

A. PERSETUJUAN BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT


1. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah pemborong memperoleh kontrak pekerjaan,
Pemborong harus mengajukan daftar yang lengkap (rangkap empat) dari pabrik-pabrik atau

76
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

perusahaan-perusahaan yang membuat atau memproduksi bahan-bahan atau alat-alat yang akan
dipasang dalam instalasi ini, untuk memperoleh persetujuan dari pemberi tugas.
2. Setelah daftar tersebut disetujui dan sebelum melakukan pembelian atas bahan-bahan dan alat-alat,
pemborong harus menyerahkan kepada Pengawas/MK daftar yang lengkap dari peralatan-peralatan
dan bahan-bahan yang akan dipasang dalam instalasi ini, untuk memperoleh persetujuan dari pemberi
tugas.
3. Pemborong bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang perlu karena timbulnya
perubahan-perubahan dari contoh barang-barang yang akan dipasang dan atau brosur-brosur untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas/MK.

B. PENUTUP
1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS, dan bila ternyata diperlukan akan dicantumkan
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan
diatur oleh Pengawas dengan pemborong dan bila diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan
Perencana dan Pengawas dalam Rapat Berkala.
3. Adapun untuk ringkasan spesifikasi Teknis materal sbb :
Tabel Spesifikasi Material
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo :

TABEL SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL

NO MATERIAL UKURAN/ SPESIFIKASI MERK


A PEKERJAAN ARSITEKTUR, SIPIL
1 Pasir progo/ Merapi
2 PC ( Portland Cement ) Seuai SNI Dynamic,Gresik, Tiga
Roda
3 Beton non struktur Mutu Beton K 100/ fc 7,4 MPa Set Mix
4 Beton Struktural f'c 21,7 Mpa Ready Mix Karya Beton, Pioner,
Jaya Mix
5 Beton Struktural f'c 14,5 Mpa Ready Mix Karya Beton, Pioner,
Jaya Mix
6 Buis Beton ukuran 80 cm Lokal
7 Batu Kali Batu Hitam Lokal
8 Bata Merah minimal uk 4x10x20 cm Lokal
9 Semen Instant MU, Sika
10 Loster Krawang 15x15 bahan Tanah Liat Bakar Lokal
11 Granit Lantai polish ruangan 60 x 60 cm polish HT INDOGRESS, VENUS,
NIRO
12 Granit Lantai polish tangga, selasar 60 x 60 cm unpolish HT INDOGRESS, VENUS,
NIRO
13 Plint Keramik un polish 10 X 60 CM HT INDOGRESS, VENUS,
NIRO
14 Step nosing Tangga 8 x 60 cm HT INDOGRESS, VENUS,
NIRO
15 keramik stepnosing tangga ukuran 7 X 30 cm GRANITO
16 keramik lantai ruang lavatory ukuran 20 x 20 MULIA
17 keramik dinding ruang lavatory ukuran 20 x 40 cm MULIA
18 list keramik dinding ruang lavatory ukuran 5 x 20 cm MULIA
19 conblok type holland uk. 10x20 cm mutu K 200 Diamonf, mutiara
20 Langit-langit gypsum board uk 120x240x9 mm elephant, Knuf,
Jayaboard
21 Cornist Gypsump Type C7

77
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

22 GRC Board tebaal 6 mm Kalsiboard, GRC Board


23 Hand Railling Stainless uk 2 inch STARR
24 Kosen Allumunium, Pintu dan Jendela uk 4 inch warna Putih tebal 1,05 mm Alexindo
25 Partisi Ruangan Allumunium dan panil GRC Board 8 mm Allexindo, Jayaboard
26 Sticker Sanblasting
27 Pintu Folding door tebal 0,8 mm plat besi
28 Rangka Atap Baja Konvensional/ baja berat KS, SII, Garuda
29 Atap Parkir roda 2 Galvallum Kencana deck
30 Listplank GRC lebar 20 cm, tebal 0,8 mm Kalsiplank, Woodplank
31 Penutup Atap Genteng Keramik M Class, KIA
32 Cat Tembok Luar cat eksterior Dullux Weathershield
33 Cat Tembok Dalam Cat Interior Dulux Interior
34 Cat Plafond Cat interior Wirattex
35 Cat Panil Partisi dan Pintu Cat Interior Dulux Interior

B PEKERJAAN MEKANIKAL
1 Pipa Jaringan Suplay air bersih PVC uk 1 inch Rucika AW
2 Pipa Jaringan Distribusi air bersih PVC uk 1 inch, 3/4 inch Rucika AW
3 Pompa Air Bersih 75 ltr/min, 250 watt hisap 30 m, dorong
30 m
total Head 60 m , otomatis dan jet pump Shimizu, Jet pump PC-
260
4 Gate Valve Kuningan, uk 3/4 dan 1 inch /268 BIT
5 Jaringan Pipa Header PVC uk 2 inch Rucika AW
6 Jaringan Pipa Peluap/ Kuras PVC uk 1 inch Rucika AW
7 Tanki Air Kapasitas 1050 ltr fiberglass Pinguin
8 Otomatis level kontrol OMRON
9 Jaringan Pipa Air Bekas PVC uk 2 inch dan 3 inch Rucika AW
10 Jaringan Pipa Air Kotor PVC uk 4 inch Rucika AW
11 Jaringan Pipa Limbah Medis PVC uk 2 inch Pinguin
12 Clean out air bekas ukuran 2 dan 3 inch
13 Clean out Air Kotor ukuran 4 inch RUCIKA
14 Septictank Air Kotor Kapasitas 3000 ltr Type BF 08 BIOFIL
15 Bak Kontrol Air Bekas dan air Kotor Ukuran 45 x 45 x 50 cm Dicantumkan pilihan
merk
16 Sumur Peresapan ukuran diameter 80 cm dalam 4 m
17 Bak Kontrol Limbah Medis Ukuran 60 x 60 x 50 cm
18 Bak Tandon Limbah Medis (BTML) Cor Beton kedap air uk 1,5x2x1,5 m
19 Jaringan Pipa Air Hujan talang dan torong PVC ukuran 3 inch Rucika AW
20 Jaringan Pipa Air Hujan Pipa PVC uk 4 inch Rucika AW
21 Bak Kontrol Air hujan Ukuran 45 x 45 x 50 cm
22 SPAH ukuran diameter 80 cm dalam 4 m
23 Roof Drain Ukuran 3 inch SAN EI
24 Kran Dinding ukuran 1/2 inch SAN EI type Y20C
25 Kran Wastafel ukuran 1/2 inch SAN EI type A57 JP
26 Floordrain ukuran 3 inch SAN EI
27 Wastafel Body Toto type LW240CJ
28 Kloset Jongkok C1N INA, Amstad

78
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

29 Kloset Duduk C 22 INA, Amstad

C PEKERJAAN ELEKTRIKAL
BOX PANEL LAMPU DAN DAYA
1 MCCB 3 PHASE 15A/7,7kA Schneider
2 MCB 1 PHASE 4A/4,5 kA Schneider
3 MCB 1 PHASE 6A/4,5 kA Schneider
4 BOX PANEL UKURAN (400x600x200mm)
5 Surge arrester 3 Phase
6 Grounding Kabel BC 50 mm
BOX PANEL AC
1 MCCB 3 PHASE 10A/10 kA Schneider
2 MCB 1 PHASE 10A/4,5 kA Schneider
3 BOX PANEL UKURAN (400x300x200mm) tebal 1,2 mm Schneider
4 Surge arrester 3 Phase
5 Grounding Kabel BC 50 mm
BOX PANEL SDP
1 MCCB 3 Phase 25A EZC100F3025 10kA Schneider
2 MCCB 3 phase 15A EZC100B3015 7,5kA Schneider
3 MCCB 3 phase 10A EZC100B3010 10kA Schneider
4 BOX PANEL UK.(400x600x250mm)
5 AMPERE METER 0 - 150A
6 Volt Meter 0 - 500V
7 Surge arrester 3 phase
8 Grounding kabel BC diameter 50mm
PEKERJAAN KABEL
1 Kabel NYY 4x4 mm. 4x2 mm Supreme
2 Kabel NYY 4 x 10 mm Supreme
LAMPU
1 Lampu LED Outbouw fitting E 27 Philips
2 Down light LED 9 watt Philips
3 Armatur Downlihgt uk 5 inch, E 27 Sanly
4 Lampu Baret LED 6 watt Philips
5 Lampu RM TL Led 2x18 watt dan 2x18 watt Philips
6 Ceilling exhouse fan 5,5 watt Panasonic
7 Saklar Tunggal Broco
8 Saklar Ganda Broco
9 Saklar Hotel Broco
10 Stop kontak Daya Broco
11 Stop Kontak AC Broco
PEKERJAAN FAÇADE
1 Panel GRC cutting Motif Geblek renteng/ cetak GRC Home industri

79
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Pembangunan Balai Dikmen Kab. Kulonprogo TA 2022 Arsitektur,Struktur, Mekanikal dan Elektrikal

80

Anda mungkin juga menyukai