Anda di halaman 1dari 55

HALAMAN SAMPUL

PEMERINTAHAN KOTA BATU

DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

NAMA KEGIATAN :
PEMBANGUNAN, REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN
PRASARANA PERTANIAN LAINNYA

NAMA PEKERJAAN :
JASA PERENCANAAN PEMBANGUNAN SCREEN HOUSE
SAYURAN ORGANIK

LOKASI :
DESA SUMBERDJO, KECAMATAN BATU
KOTA BATU

TAHUN ANGGARAN :
2021

KONSULTAN PERENCANA:

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ii
DAFTAR ISI ii
BAB I URAIAN TEKNIS UMUM 1
Pasal 1 Data Proyek 1

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan 1

Pasal 3 Tenaga Kerja 2

Pasal 4 Peralatan Kerja dan Perlengkapan Lapangan 2

Pasal 5 Jenis dan Mutu Bahan 3

Pasal 6 Hak Kerja 8

Pasal 7 Jaminan Keselamatan Buruh 9

Pasal 8 Peraturan Teknis Umum 9

Pasal 9 Uraian Pekerjaan 11

Pasal 10 Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan 13

Pasal 11 Gambar-Gambar Pekerjaan 13

Pasal 12 Penjelasan RKS dan Gambar 14

Pasal 13 Pelaksanaan 15

Pasal 14 Kuasa Pemborong Di Lapangan 18

Pasal 15 Tempat Tinggal (Domisili)19

Pasal 16 Bangunan Sementara Proyek 19

Pasal 17 Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan 19

Pasal 18 Syarat-Syarat Cara Pemeriksaan Bahan 20

Pasal 19 Pekerjaan Tidak Baik 22

Pasal 20 Pekerjaan Tambah dan Kurang 22

Pasal 21 Penyelesaian dan Penyerahan 23

Pasal 22 Laporan Mingguan dan Harian 24

BAB II PEKERJAAN PERSIAPAN 25


Pasal 1 Pekerjaan Pendahuluan 25

ii
BAB III PEKERJAAN STRUKTUR 26
Pasal 1 Pekerjaan Tanah Galian dan Urugan 26

Pasal 2 Pekerjaan Pasangan Bata 27

Pasal 3 Pekerjaan Plesteran dan Acian. 28

Pasal 4 Pekerjaan Beton 30

Pasal 5 Pekerjaan Besi 33

Pasal 6 Pekerjaan Atap 34

Pasal 7 Pekerjaan Pengecatan 35

Pasal 8 Pekerjaan Finishing 36

Pasal 9 Pekerjaan Lain - Lain 36

BAB IV 37
SYARAT-SYARAT BAHAN DAN MATERIAL 37
BAB V 41
INSTRUMEN K3 41
Pasal 1 Pembuatan Kartu Identitas Pekerja 41

Pasal 2 Pengarahan K3 (Safety Briefing) 41

Pasal 3 Spanduk 42

Pasal 4 Papan Informasi K3 42

Pasal 5 Alat Pelindung Diri 43

Pasal 6 Fasilitas Sarana Kesehatan 47

Pasal 7 Rambu-Rambu 48

Pasal 8 Iuran BPJS Ketenagakerjaan 51

BAB VI PENUTUP 52

iii
BAB I
URAIAN TEKNIS UMUM
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 1
Data Proyek

Ayat 1 Nama Kegiatan : Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan


Prasarana Pertanian Lainnya
Ayat 2 Nama Pekerjaan : Jasa Perencanaan Pembangunan Screen House
Sayuran Organik
Ayat 3 Lokasi : Desa Sumberdjo, Kecamatan Batu, Kota Batu

Ayat 4 Tahun Anggaran : 2021

Pasal 2
Lingkup Pekerjaan

Ayat 1 Ruang lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pembangunan srceen house
pada Dinas Pertanian Kota Batu yang meliputi :

A. PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN

B. PEKERJAAN TANAH

C. PEKERJAAN PASANGAN BATA

D. PEKERJAAN PLESTERAN & ACIAN

E. PEKERJAAN BETON

F. PEKERJAAN BESI

G. PEKERJAAN ATAP

H. PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan


syarat‐ syarat (RKS), gambar perencanaan, Berita Acara Penjelasan,
Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta mengikuti petunjuk dan keputusan
Pengawas lapangan dan Tim Teknis Kegiatan.
Pasal 3
Tenaga Kerja

Ayat 1 Kontraktor wajib memiliki Sub.Bidang 009 (Bangunan gedung Lainya) dan
membuat struktur organisasi kerja dilapangan, lengkap dengan nama dan
jabatannya.

Sebagai penanggung jawab pelaksana pekerjaan di lapangan, maka


Kontraktor harus menempatkan 1 (satu) orang penanggung jawab pelaksana
(site manager) Pelaksana wajib memiliki Tenaga Teknis Terampil
dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun yang memiliki SKT Pekerjaan
Dekorasi dan Pemasangan Interior (KT 007) yang Masih berlaku sampai
dengan berakhirnya masa kontrak.
Ayat 2 Selama jam kerja pada setiap harinya, tenaga ahli pelaksana dan para
pelaksana Kontraktor harus berada ditengah pekerjaan. Bila berhalangan atau
sakit, maka Kontrkator harus segera menunjuk/menempatkan penggantinya
atas sepengetahuan Konsultan Pengawas.
Ayat 3 Kontraktor wajib mempekerjakan tenaga kerja yang ahli dalam pelaksanaan
di lapangan (skilled labour), baik tenaga pelaksana, mandor, tukang dan lain-
lain sesuai dengan tingkat pengalaman dan tidak melanggar ketentuan-
ketentuan ketenaga-kerjaan yang berlaku di Indonesia.
Ayat 4 Konsultan Pengawas sewaktu-waktu berhak meminta kepada Kontraktor
untuk mengganti tenaga pelaksana maupun tenaga kerja lapangan, bila
mereka dianggap tidak cakap atau kurang mempunyai keahlian yang cukup
dibidangnya.

Pasal 4
Peralatan Kerja dan Perlengkapan Lapangan

Ayat 1 Alat-alat untuk melaksanakan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor


dalam keadaan baik, siap pakai dan jumlah yang cukup.
Ayat 2 Guna kelancaran pekerjaan, untuk alat-alat mekanis/mesin Kontraktor harus
menyiapkan tenaga operator yang mampu memperbaiki peralatan bila
mengalami gangguan operasional.
Ayat 3 Kontraktor dan Sub Kontraktor harus menyediakan sendiri alat dan
perlengkapan sesuai dengan bidang masing-masing, seperti:
a) Alat-alat ukur (Roll Meter, Siku, dan lain-lain)
b) Alat-alat pemotong, penduga, penarik.
c) Alat-alat bantu.
d) Alat-alat dokumentasi (foto/camera).
e) Buku-buku laporan (harian, mingguan, bulanan).
f) Alat-alat dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan.

Pasal 5
Jenis dan Mutu Bahan

Ayat 1 Semua material/bahan bangunan yang dipakai harus dari masing-masing jenis
dan standart mutu yang disyaratkan dalam RKS ini.
Ayat 2 Material/bahan bangunan untuk seluruh pekerjaan, jika tidak ada ketentuan
lain, harus diusahakan dan disediakan oleh Kontraktor dengan persetujuan
Konsultan Pengawas dan Kontraktor wajib menyediakan contoh (sample) dari
material/bahan tersebut untuk disimpan di Direksi-keet.
Ayat 3 Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak memerintahkan untuk
mengeluarkan dari lapangan pekerjaan terhadap material/bahan bangunan
yang tidak disetujui dalam tempo 2 x 24 jam.
Ayat 4 Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak mengeluarkan perintah
membongkar pekerjaan untuk diperiksa atau memerintahkan untuk diadakan
pengujian material/bahan bangunan, baik yang sudah maupun yang belum
dimasukkan ke lapangan pekerjaan. Apabila terbukti bahwa material/bahan
bangunan yang dibongkar tersebut tenyata tidak sesuai dengan yang
dipersyaratkan, maka biaya yang terjadi akibat itu dan perbaikannya menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Ayat 5 Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berwenang untuk meminta keterangan
mengenai asal material/bahan bangunan yang dipakai dan Kontraktor wajib
memberitahukannya.
Ayat 6 Kontraktor wajib menempatkan material/bahan bangunan kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan, baik di lapangan (terbuka) maupun didalam gudang,
sesuai dengan sifatnya atas persetujuan Konsultan Pengawas, sehingga akan
menjamin keamanan dan terhindar dari kerusakan akibat cara penyimpanan
yang salah.
Ayat 7 Material/bahan bangunan yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan
langsung pada pekerjaan yang bersangkutan, tidak diperkenankan untuk
disimpan dalam tapak.
Ayat 8 Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan
dalam pekerjaan ini harus menggunakan bahan yang baru.
Ayat 9 Tanda pengenal.
a) Apabila pabrik/produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk
produk/bahan yang dihasilkannya, baik berupa cap merk dagang atau
sebagai pengenal kualitas/kelas/kapasitas maka semua bahan dari
pabrik/produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini
harus mengandung tanda pengenal tersebut.

b) Khusus untuk bahan pekerjaan instalasi (daya, penerangan, komunikasi,


alarm, plumbing dan lain-lain) kecuali ditetapkan oleh pengawas/Direksi
Pekerjaan, bahan sejenis dengan fungsi yang berbeda harus diberi tanda
pengenal yang berbeda pula. Tanda pengenal ini dapat berupa warna atau
tanda lain yang harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang
berlaku. Dalam hal ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.

Ayat 10 Merk Dagang dan Kesetaraan

a) Penyebutan sesuatu Merk Dagang bagi suatu Bahan/Produk didalam


persyaratan Teknis, secara umum harus dimengerti sebagai keharusan
memakai produk tersebut.

b) Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan


Bahan/Produk lain yang dapat dibuktikan mempunyai kualitas
penampilan yang setara dengan bahan/produk yang memakai Merk
Dagang yang disebutkan dapat diterima apabila sebelumnya telah
diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan atas ijin dari Pemberi
Tugas tentang kesetaraan tersebut.

c) Penggunaan Bahan/Produk yang disetujui sebagai "setara" tidak dianggap


sebagai perubahan Pekerjaan dan karenanya tidak akan ada perubahan
harga.

Ayat 11 Penggantian (Substitusi).

a) Atas persetujuan Direksi Pekerjaan/Pemberi tugas, Kontraktor dapat


menggantikan sesuatu bahan/produk dengan sesuatu Bahan/Produk lain
yang berbeda dari produk yang disyaratkan dan setaranya.

b) Apabila akibat penggantian bahan/produk terjadi perhitungan harga


kurang/lebih maka akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah/kurang.
Ayat 12 Persetujuan Bahan.

a) Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan dianjurkan dengan


sangat agar sebelum sesuatu Bahan/Produk akan
dibeli/dipesan/diprodusir, terlebih dulu dimintakan Persetujuan dari
Direksi Pekerjaan atas kesesuaian dari Bahan/Produk tersebut dengan
Persyaratan Teknis, Guna diberikan persetujuan dalam bentuk tertulis
yang dilampirkan pada contoh/Brosur dari Bahan/Produk yang
bersangkutan untuk diserahkan pada Direksi Pekerjaan dilapangan.

b) Penolakan bahan dilapangan karena diabaikannya prosedur diatas


sepenuhnya merupakan tanggung jawab Kontraktor tanpa pertimbangan
keringanan apapun.

c) Adanya persetujuan tertulis dengan disertai Contoh/Brosur seperti


tersebut diatas tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor dari
kewajibannya untuk mengadakan Bahan/Produk yang sesuai dengan
persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan diterima/disetujuinya
seluruh Bahan/Produk tersebut dilapangan, sejauh tidak dapat dibuktikan
bahwa seluruh Bahan/Produk tersebut adalah sesuai dengan
Contoh/Brosur yang telah disetujui.

Ayat 13 Contoh.

Pada waktu memintakan persetujuan atas Bahan/Produk kepada Direksi


Pekerjaan harus diserahkan Contoh dari Bahan/Produk tersebut, dengan
ketentuan sebagai berikut :

a) Jumlah Contoh.

1. Untuk Bahan/Produk yang tidak dapat diberikan sesuatu Sertifikat


Pengujian yang dapat disetujui/diterima oleh Direksi Pekerjaan
sehingga perlu untuk diadakan Pengujian, maka kepada Direksi
Pekerjaan harus diserahkan sejumlah Bahan/Produk sesuai persyaratan
yang ditetapkan dalam Standar Prosedur Pengujian, untuk dijadikan
Benda Uji guna diserahkan kepada lembaga Penguji yang ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan.

2. Untuk Bahan/Produk yang mempunyai Sertifikat Pengujian, maka


harus diserahkan 2 (dua) buah contoh, yang masing-masing disertai
dengan salinan Sertifikat Pengujian yang bersangkutan kepada Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.

b) Contoh yang disetujui.

1. Contoh yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dan telah


memperoleh persetujuan, harus dibuat suatu keterangan tertulis
mengenai persetujuannya serta dipasang tanda pengenal
persetujuannya pada 2 (dua) buah contoh, yang semuanya akan
dipegang oleh Direksi Pekerjaan.

Bila dikehendaki Kontraktor dapat memintakan sejumlah set tambahan


dari contoh berikut Tanda Pengenal Persetujuan dan surat keterangan
persetujuan untuk kepentingan dokumentasi Kontraktor.

2. Pada waktu Direksi Pekerjaan sudah tidak lagi membutuhkan contoh


yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan Bahan/Produk bagi
pekerjaan, maka Kontraktor berhak meminta kembali Contoh tersebut
untuk dipasang pada pekerjaan.

c) Waktu Persetujuan Contoh

1. Merupakan tanggung jawab dari Kontraktor untuk mengajukan Contoh


pada waktunya, sehingga Pemberian persetujuan atas Contoh tersebut
tidak akan menyebabkan keterlambatan pada Jadwal Pengadaan Bahan
(paling akhir 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum mendapat persetujuan
bahan).

2. Untuk Bahan/Produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan


kesetaraan pada sesuatu Merk Dagang tertentu, keputusan atas Contoh
akan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dalam waktu tidak lebih dari 10
(sepuluh) hari kerja. Persetujuan yang akan melibatkan keputusan
tambahan diluar Persyaratan Teknis (seperti penentuan Model, warna
dll), maka keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak
lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja.

3. Untuk Bahan/Produk yang masih harus dibuktikan kesetaraannya


dengan sesuatu Merk Dagang yang disebutkan, keputusan atas Contoh
akan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dalam waktu 21 (dua puluh satu)
hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian kesetaraan.

4. Untuk bahan/Produk yang bersifat Pengganti (substitusi), keputusan


Persetujuan akan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dalam jangka waktu
21 (dua puluh satu) hari sejak diterimanya seluruh bahan-bahan
pertimbangan secara lengkap.

5. Untuk Bahan/Produk yang bersifat Peralatan/Perlengkapan ataupun


Produk lain yang karena sifat/jumlah/harga pengadaannya tidak
memungkinkan untuk diberikan Contoh dalam bentuk Bahan/Produk
jadi, maka permintaan Persetujuan bisa diajukan berdasarkan Brosur
dari Produk tersebut, dengan dilengkapi :

 Spesifikasi Teknis lengkap yang dikeluarkan oleh Pabrik/Produsen.

 Surat-surat seperlunya dari Agen/Importir sesuai petunjuk Direksi


Pekerjaan antara lain Surat keagenan Surat Jaminan Suku Cadang
dan Jasa Purna Penjualan (After Sales service) dan lain-lain.

 Katalog untuk warna, Pekerjaan Penyelesaian (Finishing) dan lain-


lain.

 Sertifikat-sertifikat Pengujian/Penetapan Kelas serta dokumen-


dokumen lain sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan diatas, keputusan atas


contoh dari Bahan/Produk yang diajukan belum diperoleh tanpa
Pemberitahuan tertulis apapun dari Direksi Pekerjaan, maka dianggap
bahwa contoh yang diajukan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

7. Penyimpanan Bahan.

 Persetujuan atas sesuatu Bahan/Produk harus dimengerti sebagai


perijinan untuk memasukkan Bahan/Produk tersebut ke dalam
lapangan serta pemeriksaan keadaannya pada saat persetujuan
diberikan.

 Bahan/produk yang telah dimasukkan ke lapangan harus segera


disimpan dengan cara yang betul dan baik, sesuai ketentuan untuk
masing-masing Bahan/Produk yang telah ditetapkan serta sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan apabila tidak diisyaratkan
pabrik.

 Kontraktor yang akan memakai Bahan/Produk tersebut harus


bertanggung jawab selama dalam penyimpanan, Bahan/Produk
tersebut tetap berada dalam kondisi layak untuk dipakai.

 Apabila selama waktu itu ternyata bahwa Bahan/Produk


menjadi tidak layak untuk dipakai dalam pekerjaan, maka Direksi
Pekerjaan berhak untuk memerintahkan agar Bahan/Produk
tersebut harus segera dikeluarkan dari lapangan untuk diganti
dengan yang memenuhi persyaratan.

Pasal 6
Hak Kerja

Ayat 1 Hak Bekerja di Lapangan


a) Lapangan pekerjaan akan diserahkan oleh Pemberi Tugas Kontraktor
selama waktu pelaksanaan dan sesuai dengan keadaan pada waktu
peninjauan.
b) Setiap kelambatan atas penyerahan lapangan ini dapat dipertimbangkan
oleh Pemberi Tugas sebagai perpanjangan masa pelaksanaan pekerjaan.

Ayat 2 Pembagian Halaman untuk Pekerjaan dan Halaman Masuk


a) Apabila Kontraktor akan mendirikan bangunan-bangunan sementara
maupun tempat penimbunan bahan, maka Kontraktor harus
merundingkan terlebih dahulu dengan Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas tentang penggunaan halaman ini.
b) Semua biaya untuk prasarana dan fasilitas untuk memasuki daerah
pekerjaan serta akomodasi tambahan di luar daerah kerja menjadi
tanggungan Kontraktor.
c) Apabila terjadi kerusakan pada jalan masuk ke kompleks, saluran air atau
bangunan lainnya yang disebabkan adanya pembangunan ini, Kontraktor
berkewajiban untuk memperbaiki kembali selambat-lambatnya dalam
masa pemeliharaan.

Pasal 7
Jaminan Keselamatan Buruh

Ayat 1 Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja pekerja sesuai dengan yang
ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan
untuk setiap bidang pekerjaan.
Ayat 2 Kontraktor wajib memberikan jaminan BPJS Ketangakerjaan kepada tenaga
kerja yang digunakan.

Ayat 3 Air Minum dan Air untuk Pekerjaan.

Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih


ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya. Air untuk keperluan bangunan
selama masa pelaksanaan bisa menggunakan/menyambung pipa air yang telah
ada dengan meteran air tersendiri (guna perhitungan pembayaran) atau air
sumur yang bersih/jernih dan tawar. Bila kondisi air meragukan Direksi,
harus diperiksakan pada laboratorium.

Ayat 4 Kecelakaan.

Bila terjadi kecelakaan pada pekerja Pemborong saat pelaksanaan, Kontraktor


harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Pemborong.
Kejadian tersebut harus segera dilaporkan pada Jawatan Perburuan dan
Direksi.

Ayat 5 Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan


pertama yang selalu tersedia setiap saat dan berada di Direksi keet.

Pasal 8
Peraturan Teknis Umum

Ayat 1 Peraturan Teknis Umum


Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan teknis umum yang
berlaku di Indonesia, yaitu
a) AV (Algemene Voorwaden) tanggal 28 Mei 1941 Nomor 9 dan
tambahan Lembaran Negara Nomor 14571.
b) Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI T-
15-1991-03).
c) Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI 1982).
d) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia (PPBBI 1983).
e) Standart Umum Bahan Bangunan Indonesia Tahun 1986.
f) Standart Industri Indonesia (SII-003-1981).
g) Standart dan peraturan menegenai pekerjaan utilitas yang berlaku,
misalnya PUIL 1987, LMK, SPLN, PUIPP, DIM, JIS, IEC, VDE,
UFPA, UL 864, ASTM, SMAGNA, AVMI, PPI dan Peraturan
Keselamatan Kerja Daerah setempat.
h) Peraturan Perburuhan Indonesia.
i) Keputusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
j) Peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan
normalisasi di Indonesia yang belum tercantum dan dapat persetujuan
Konsultan Pengawas.

Ayat 2 Peraturan Teknis Khusus


Untuk melaksanakan pekerjaan sesuai diatas, maka berlaku dan mengikat
pula.
a) Berita Acara Pemenang Pelelangan.
b) Surat Keputusan Penunjukan Kontraktor.
c) Surat Kesanggupan Kerja.
d) Dokumen Penawaran Kontraktor (technical & finansial proporsal).
e) Gambar kerja.
f) RKS beserta lampiran-lampirannya.
g) Surat Perjanjian Pemborongan (kontrak) dan addendumnya (bila ada).
h) Shop drawing yang telah disetujui.

Ayat 3 Tanggung Jawab Kontraktor


Untuk Sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1609,
Kontraktor bertanggungjawab 10 (sepuluh) tahun fisik untuk segala
kerusakan kontruksi yang disebabkan penggunaan mutu bahan yang buruk
atau pelaksanaan yang menyimpang dari seharusnya atau sewaktu
penyelenggaraan seharusnya secara wajar, Kontraktor mengetahui secara jelas
dan nyata hal ikhwal yang seharusnya dijadikan alasan untuk mengadakan
perubahan/penyempurnaan, tetapi hal tersebut tidak disampaikan kepada
Pengelola Proyek, dengan demikian batas waktu dalam Pasal 54 A.V. 1941
tidak diberlakukan.

Pasal 9
Uraian Pekerjaan

Ayat 1 Penjelasan Kondisi Eksisting

a) Area yang akan dikerjakan adalah lahan pertanian, dengan akses jalan yang
mudah dilalui kendaraan bermotor roda dua maupun roda 4
Ayat 2 Informasi Site

a) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus benar-benar memahami


kondisi/pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala
permasalahan yang dihadapi.

b) Kontraktor harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan


lokasi tempat bekerja, penempatan material, pengamanan dan
kelangsungan operasi selama pekerjaan berlangsung.

c) Kontraktor harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar,


persyaratan teknis dan agenda-agenda dalam dokumen lelang, guna
penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik dan benar.

Ayat 3 Penyediaan

Pemborong harus menyediakan semua keperluan guna pelaksanaan pekerjaan


yang sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk sarana bantu
seperti alat-alat penarik dan pengangkat, andang-andang dan sebagainya.

a) Peralatan yang digunakan harus baik dan bisa beroperasi dengan lancar.
Semua peralatan yang rusak harus diperbaiki di luar lokasi proyek atau
dikoordinasikan dengan Pengguna Jasa.

b) Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran perjalanan alat-alat


berat. Yang melalui jalan umum agar tidak mengganggu lalu lintas.

c) Pengawas atau Direksi Pekerjaan berhak memerintahkan untuk menambah


peralatan yang tidak sesuai/tidak memenuhi persyaratan.

d) Bila pekerjaan sudah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera


menyingkirkan alat-alat tersebut dan memperbaiki semua kerusakan yang
diakibatkannya serta membersihkan bekas-bekasnya.

e) Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas. Kontraktor


harus menyiapkan tenda-tenda untuk para pekerja waktu hujan.

Ayat 4 Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan.

a) Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk pada harga kontrak harus
dianggap seperti yang tertera di gambar-gambar kontrak atau tercantum di
uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut di atas, apa yang
tertera dalam uraian dan syarat-syarat atau gambar dalam kontrak itu
bagaimanapun tidak boleh ditolak, diubah, atau dipengaruhi penerapan
atau interprestasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.

b) Kekeliruan pada uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-


bagian dari gambar, uraian dan syarat-syarat tidak boleh membatalkan
kontrak ini tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan
yang dikehendaki Pemberi tugas.

c) Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau diubah secara bagaimanapun


selain menuruti ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini, dan
taat kepada pasal-pasal dari syarat-syarat ini. Semua kekeliruan baik
mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap
telah diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.

Ayat 5 Petunjuk dan Instruksi.

Semua petunjuk dan instruksi Direksi Pekerjaan/Pemberi Tugas yang


dikeluarkan secara tertulis harus dilaksanakan secara baik oleh Kontraktor.
Apabila Kontraktor tidak dapat menerima atau menyetujui pendapat atau
perintah Direksi Pekerjaan/Pemberi tugas, harus mengajukan keberatan secara
tertulis dalam waktu 3 (tiga) kali 24 (dua puluh empat) jam. Dan apabila dalam
jangka waktu tersebut Kontraktor tidak mengajukan keberatan maka dianggap
telah menyetujui dan menerima perintah Direksi Pekerjaan/Pemberi Tugas
untuk dilaksanakan.

Pasal 10
Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan

Ayat 1 Lokasi perletakan bangunan harus bersih dari kotoran. Apabila belum bersih,
maka Kontraktor wajib untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada pada
lokasi tersebut sebelum pekerjaan dimulai.
Ayat 2 Penimbunan material/bahan bangunan didalam gudang maupun di halaman
harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan kerja.
Ayat 3 Tidak diperkenankan :
a) Pekerja menginap ditempat pekerjaan tanpa seijin Konsultan Pengawas.
b) Memasak di tempat pekerjaan tanpa seijin Konsultan Pengawas.
c) Membawa penjual asongan (makanan, minuman, rokok, dan
sebagainya) ke tempat pekerjaan.
d) Keluar masuk dengan bebas.
Ayat 4 Kontraktor harus melakukan pengamanan barang-barang diseluruh pekerjaan
bangunan, baik selama pelaksanaan maupun pada waktu tidak dilakukan
pekerjaan.
Ayat 5 Barang-barang dan bahan-bahan yang hilang, baik yang belum maupun yang
sudah dipasang, tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak
diperkenankan untuk diperhitungkan dalam biaya tambahan.

Pasal 11
Gambar-Gambar Pekerjaan

Ayat 1 Gambar-gambar rencana pekerjaan yang meliputi bestek, detail konstruksi,


situasi dan sebagainya yang telah dibuat perancang telah disampaikan kepada
rekanan bersama dokumen lainnya. Rekanan tidak boleh
mengubah/menambah tanpa ijin tertulis dari Pimpinan proyek. Semua gambar
tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan ini, atau digunakan untuk maksud-maksud lain.

Ayat 2 Gambar-gambar Tambahan.

Bila Pemimpin Proyek menganggap perlu, Pemborong harus membuat gambar


detail penjelasan (shop drawings) yang diperiksa/disahkan oleh Pengawas.
Gambar-gambar tersebut menjadi milik Pemimpin Proyek.

Ayat 3 As Built Drawing (Gambar sebagaimana dilaksanakan).

Untuk semua gambar yang belum ada pada gambar kerja dan gambar
perubahan di lapangan baik penyimpangan atas perintah Pemberi Tugas atau
tidak, Kontraktor harus membuat “as built drawing” yang jelas, gambar-
gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap tiga dan semua biaya
pembuatannya ditanggung Pemborong.

Ayat 4 Gambar-gambar di Tempat Pekerjaan.

Rekanan harus menyimpan di lokasi pekerjaan satu set gambar kontrak


lengkap termasuk rencana kerja dan syarat-syarat, berita acara aanwijzing dan
time schedule dalam keadaan baik selama masa pelaksanaan pekerjaan, dan
harus tersedia bila Pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.

Ayat 5 Contoh Barang.


a) Selama pembangunan, semua bahan/barang bagi pelaksanaan harus sesuai
dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.

b) Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga


satuan bahan/upah adalah mengikat, rekanan harus menawarkan harga-
harga tersebut sesuai RKS dan Berita Acara Aanwijzing.

c) Contoh barang/bahan yang ditawarkan tidak bisa dipergunakan bila belum


mendapat persetujuan Pengawas secara tertulis.

Pasal 12
Penjelasan RKS dan Gambar

Ayat 1 Bila terdapat perbedaan dalam gambar kerja, maka ditentukan sebagai berikut:

a) Perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka yang harus
diikuti gambar detail.
b) Perbedaan skala dan ukuran yang tertulis dalam gambar, maka yang
harus diikuti ukuran dalam gambar.

Ayat 2 Bila terdapat perbedaan antar gambar yang berbeda bidang/jenisnya, maka
dipakai pedoman sebagai berikut :

a) Perbedaan antara gambar Arsitektur dan gambar Struktur, maka untuk


ukuran fungsional dipakai gambar Arsitektur dan untuk jenis/kualitas
bahan dipakai gambar Struktur.
b) Perbedaan antara gambar Arsitektur dan gambar Utilitas, maka untuk
ukuran fungsional dipakai gambar Arsitektur dan untuk jenis/kualitas
bahan dipakai gambar Utilitas.

Ayat 3 Apabila dalam gambar disebutkan lingkup pekerjaan, sedang dalam RKS tidak
disebutkan, maka gambar yang harus dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya
bila dalam gambar tidak disebutkan lingkup pekerjaan, sedang dalam RKS
disebutkan, maka Kontraktor terikat untuk melaksanakannya.

Ayat 4 Apabila Kontraktor merasa ada keraguan atas gambar dan RKS, maka
Kontraktor dapat meminta penjelasan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas.

Ayat 5 Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwijzing) dan Rapat-rapat


Koordinasi Lapangan bersifat mengikat untuk dilaksanakan.

Ayat 6 Dalam hal terjadi atau adanya:


a) Penyimpangaan antara gambar kerja dengan keadaan dilapangan.
b) Kekurangan penjelasan dalam gambar kerja.
c) Keperluan untuk membesarkan (membuat lebih detail) gambar kerja.
d) Dan hal-hal lain yang memungkinkan Kontraktor untuk dapat
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan,
maka Kontraktor dapat mengajukan gambar-gambar penjelasan (shop
drawings) dengan persetujuan Konsultan Pengawas serta diketahui oleh
Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana. Gambar-gambar tersebut dibuat
dalam 3 (tiga) rangkap atas biaya Kontraktor.

Ayat 7 Untuk semua yang belum terdapat dalam gambar kerja/RKS, baik karena
penyimpangan, perubahan atas perintah Pemberi Tugas/Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas/maupun sebab-sebab lain, maka Kontraktor
harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan yang dilaksanakan (as
built drawings) yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan
pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut dibuat dalam 3 (tiga)
rangkap, disetujui oleh Konsultan Pengawas, diketahui oleh Pemberi Tugas
dan Konsultan Perencana, dibuat atas biaya Kontraktor

Pasal 13
Pelaksanaan

Ayat 1 Rencana Pelaksanaan

a) Pada saat akan dimulai pelaksanaan di lapangan, atau setelah menerima


SPK dari Pemimpin Proyek, rekanan harus segera mengadakan persiapan
termasuk pembuatan jadwal pelaksanaan berupa ’Bar Chart’ dan ‘Network
Planning’ selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan SPK,
yang berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan
yang disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak, dan
harus disahkan Pengawas/Direksi dan Pimpinan Proyek.

b) Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atas ’Bar Chart’ dan


‘Network Planning’ apabila Direksi Pekerjaan meminta diadakannya
perbaikan /penyempurnaan atas ’Bar Chart’ dan ‘Network Planning’
tersebut, paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu
pelaksanaan.
c) Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan pekerjaan
sebelum adanya persetujuan dari Direksi Pekerjaan atas Rencana kerja
tersebut.

d) ‘Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ tersebut harus selalu berada di lokasi
pekerjaan agar perkembangan hasil pekerjaan di lapangan bisa diikuti dan
diberi tanda garis tinta merah. Bila terdapat/terlihat ada hambatan, semua
pihak harus segera mengadakan langkah-langkah penanggulangannya.

Ayat 2 Gambar Kerja.

a) Untuk bagian-bagian pekerjaan, dimana gambar belum cukup memberikan


petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Kontraktor
wajib untuk mempersiapkan Gambar Kerja yang terperinci yang akan
memperlihatkan Cara Pelaksanaan tsb.

b) Format dari Gambar Kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan
oleh Direksi Pekerjaan.

c) Gambar Kerja harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk


mendapatkan persetujuannya dalam rangkap 2 (dua).

Ayat 3 Rencana Mingguan dan Bulanan

a) Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu selama proses pelaksanaan


pekerjaan berlangsung, Kontraktor wajib menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan suatu Rencana Mingguan yang berisi Rencana Pelaksanaan dari
berbagai Bagian Pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam Mingguan
berikutnya.

b) Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Kontraktor


wajib menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu Rencana Bulanan yang
menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai Rencana Pelaksanaan dari
berbagai Bagian Pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam
bulan berikutnya.

c) Kelalaian Kontraktor untuk menyusun dan menyerahkan Rencana


Mingguan maupun Bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam
melaksanakan Perintah Direksi Pekerjaan dalam Melaksanakan Pekerjaan.

d) Untuk memulai suatu Bagian Pekerjaan yang baru Kontraktor diwajibkan


untuk menyampaikan Pemberitahuan kepada Direksi Pekerjaan mengenai
hal tersebut paling lambat 2 x 24 jam sebelumnya.

Ayat 4 Dokumentasi
a) Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke pihak Direksi Pekerjaan dan ke pihak lain yang
memerlukan.

b) Yang dimaksud dokumentasi dalam pekerjaan ini adalah Foto-foto hasil


pekerjaan berwarna ukuran post card dimasukkan dalam album. Foto-foto
tersebut menggambarkan kemajuan proyek dan dibuat minimal peristiwa
sebagai berikut

- Sebelum pekerjaan dimulai.

- Pada saat Pembersihan Lokasi

- Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi

- Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Besi

- Pelaksanaan Pekerjaan Atap

- Seluruh Pekerjaan telah selesai 100%

Setelah pekerjaan seluruhnya selesai dan siap untuk diserahkan pada


penyerahan pertama.

Ayat 5 Ketentuan jam kerja.

a) Jam kerja Kontraktor adalah jam kerja menurut kebiasaan setempat (6 hari
seminggu)

b) Jika Kontraktor menghendaki, diluar ketentuan waktu jam kerja menurut


kebiasaan setempat, atau pada hari-hari libur nasional, atau sebelum
matahari terbit, atau setelah matahari terbenam, maka Kontraktor
diharuskan mengajukan ijin sebelumnya kepada Direksi Pekerjaan secara
tertulis dalam waktu sekurang-kurangnya 24 jam.

c) Bilamana Direksi Pekerjaan dalam keadaan tersebut menganggap perlu


pengawasan, maka biaya pengawasan dibebankan kepada Kontraktor.
Kecuali, jika penyimpangan-penyimpangan tersebut adalah akibat dari
sifat keadaan pekerjaan.

Pasal 14
Kuasa Pemborong Di Lapangan

Ayat 1 Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan.

Pemborong harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan


kecakapan dan perhatian penuh. Ia harus bertanggung jawab sepenuhnya bagi
semua alat konstruksi, cara-cara teknik, urutan dan prosedur koordinasi semua
bagian yang ada di bawah kontrak.

Ayat 2 Pegawai pemborong yang melaksanakan.

a) Sebagai pemimpin sehari-hari pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus


dapat menyerahkan kepada seorang Pelaksana yang ahli pada bidangnya,
cakap diberi kuasa, penuh tanggung jawab, dan selalu berada di tempat
pekerjaan, di samping itu Pemborong harus membuat susunan organisasi
kerja di lapangan sesuai dengan bidang keahlian serta pekerjaan yang ada.

b) Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan, Pelaksana harus


mempelajari dan memahami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara
Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi
maupun kualitas bahan yang harus dilaksanakan.

c) Perubahan konstruksi maupun bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan


bila ada ijin tertulis dari Pimpinan Proyek berdasarkan rapat Direksi.
Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong untuk
membetulkan dan melaksanakan sesuai gambar dan bestek.

d) Pengawas berhak menolak penunjukan Pelaksana oleh Pemborong


didasarkan pendidikan, pengalaman, tingkah laku, dan kecakapan. Dalam
hal ini Pemborong harus segera menempatkan Pelaksana lain dengan
persetujuan Pengawas.

Pasal 15
Tempat Tinggal (Domisili)

Ayat 1 Apapun kebangsaan kontraktor, sub kontraktor, leveransir, dan penengah


(arbirator) dan dimanapun pekerjaan atau bagian pekerjaan atau bagian
pekerjaan berada, undang-undang Republik Indonesia adalah undang-undang
yang melindungi kontrak ini, untuk memudahkan komunikasi demi kelancaran
jalannya pelaksanaan pekerjaan, rekanan wajib memberikan alamat tetap yang
jelas dengan nomor telepon kepada Pimpinan Proyek.
Pasal 16
Bangunan Sementara Proyek

Ayat 1 Kontraktor diwajibkan membangun dan memelihara bangunan sementara serta


melengkapinya dengan perlengkapan yang disyaratkan atas biaya sendiri.

Ayat 2 Bangunan sementara tersebut adalah

Bangunan Direksi-keet dibuat dengan kontruksi kayu, dinding


papan/multipleks dicat, plafon triplek/asbes datar, penutup atap asbes
gelombang, lantai beton tumbuk diplester, diberi pintu yang dapat dikunci dan
ada jendela nako secukupnya untuk pencahayaan/penghawaan atau apabila
pada bangunan tersebut terdapat ruangan yang kosong bisa dimanfaatkan
sebagai direksi keet dan gudang

Ayat 3 Setelah proyek selesai, pembongkaran bangunan-bangunan sementara tersebut


menjadi tanggungjawab Kontraktor dan seluruh perlengkapannya tetap
menjadi milik Kontraktor.

Pasal 17
Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan

Ayat 1 Keamanan dan Kesejahteraan.

Selama pelaksanaan pekerjaan, Pemborong wajib mengadakan semua yang


diperlukan bagi para pekerja dan tamu seperti pertolongan pertama, sanitasi,
air minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Rekanan juga wajib memenuhi
semua persyaratan, tata tertib, ordonasi Pemerintah pusat dan lokal.

Ayat 2 Terhadap Wilayah Orang Lain.

Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tapak dan harus


mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

Ayat 3 Terhadap Milik Umum.

Pemborong harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil, dan hak pemakai
jalan bersih dari bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran
lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak
berlangsung. Rekanan juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan
yang terjadi atas fasilitas umum seperti saluran air, listrik, dan sebagainya
yang disebabkan oleh kegiatan Pemborong. Semua biaya pemasangan kembali
dan perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab Pemborong.

Ayat 4 Terhadap Bangunan yang Ada.


Selama masa pelaksanaan kontrak, Pemborong bertanggung jawab penuh atas
semua kerusakan utilitas, jalan, saluran pembuangan dan sebagainya dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi Pemborong dalam arti
yang luas. Itu semua diperbaiki Pemborong hingga dapat diterima oleh
Pemimpin Proyek.

Ayat 5 Keamanan terhadap Pekerjaan.

Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan, termasuk


bahan-bahan bangunan, perlengkapan instalasi yang ada hingga kontrak
selesai dan diterima baik oleh Pemimpin proyek. Ia harus menjaga
perlengkapan dan bahan-bahan dari semua kemungkinan kerusakan,
kehilangan, dan sebagainya bagi seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari
air hujan dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa, atau
menimba seperti apa yang dikehendaki atau yang diinstruksikan.

Ayat 6 Dalam pelaksanaan proyek, rekanan berkewajiban menjaga agar tidak


mengganggu proses kegiatan di lingkungan sekitar lokasi.

Ayat 7 Apabila terjadi kehilangan di laboratorium, kantor, dan di kelas yang


disebabkan oleh pekerja rekanan, maka hal itu menjadi beban dan tanggung
jawab rekanan.

Pasal 18
Syarat-Syarat Cara Pemeriksaan Bahan

Ayat 1 Rekanan harus selalu memegang teguh disiplin kerja, dan tidak
memperkerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian
dalam tugas yang diserahkan kepadanya.

Ayat 2 Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan
akan berkualitas baik. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar
dapat ditolak.

Ayat 3 Pengujian Hasil Pekerjaan

a) Dalam pengajuan penawaran, Pemborong harus memperhitungkan semua


biaya pengujian, pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan, Pemborong tetap
bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak memenuhi
syarat-syarat (penolakan bahan) yang dikehendaki.
b) Kecuali dipersyaratkan lain, maka semua pekerjaan akan diuji dengan cara
dan Tolok Ukur Pengujian yang dipersyaratkan dan ditetapkan dalam
Persyaratan Teknis

c) Kecuali dipersyaratkan lain, maka Badan/Lembaga yang akan melakukan


Pengujian dipilih atas persetujuan kedua pihak.

d) Semua Biaya Pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi


beban Kontraktor.

Ayat 4 Penutupan hasil Pelaksanaan Pekerjaan.

a) Sebelum menutup suatu Bagian Pekerjaan dengan Bagian Pekerjaan yang


lain, sehingga secara visuil menghalangi Direksi Pekerjaan untuk
memeriksa Bagian Pekerjaan yang terdahulu, Kontraktor wajib
melaporkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan mengenai rencananya
untuk melaksanakan Bagian Pekerjaan yang pertama tersebut, sehingga
Direksi Pekerjaan berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan
pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui kelanjutan
pekerjaannya.

b) Kelalaian Kontraktor untuk menyampaikan laporan diatas, memberikan


hak kepada Direksi Pekerjaan untuk memerintahkan pembongkaran
kembali Bagian Pekerjaan yang menutupi tersebut, guna pemeriksaan
Pekerjaan yang terdahulu dengan resiko pembongkaran dan
pemasangannya kembali menjadi tanggung jawab Kontraktor.

c) Apabila laporan telah disampaikan dan Direksi Pekerjaan tidak mengambil


langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan tersebut dalam jangka waktu 2
(dua) hari kerja sejak laporan disampaikan, maka Kontraktor berhak
melanjutkan Pelaksanaan Pekerjaan serta menganggap Direksi Pekerjaan
telah menyetujui Bagian Pekerjaan yang ditutup tersebut.

d) Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi Pekerjaan terhadap suatu


pekerjaan, tidak melepaskan Kontraktor dari kewajibannya untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan atau
Kontrak Pekerjaan.
Pasal 19
Pekerjaan Tidak Baik

Ayat 1 Pemberi Tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Pemborong membongkar


pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk
mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang, baik yang sudah
maupun yang belum dimasukkan pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Pemborong untuk
disesuaikan kontrak.

Ayat 2 Pemberi Tugas boleh (tetapi tidak secara tak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari
pekerjaan.

Pasal 20
Pekerjaan Tambah dan Kurang

Ayat 1 Pemborong wajib sesuai dengan pekerjaan yang diterimanya menurut


ketentuan pada AV pasal 2 ayat 3 dan gambar detail yang telah disahkan
Direksi, melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut
semua persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Pemborong
selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu demi
kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang tepat, walaupun satu dan
lain hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan bestek.

Ayat 2 Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan
pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua
belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan
pekerjaan.

Ayat 3 Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pengawas
adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

Pasal 21
Penyelesaian dan Penyerahan

Ayat 1 Dokumen Terlaksana.


a) Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan, Kontraktor wajib menyusun
Dokumen Terlaksana yang terdiri dari

 Gambar-gambar Perlaksana (as build drawings).

 Spesifikasi Teknis Terlaksana dari pekerjaan sebagaimana yang telah


dilaksanakannya.

b) Penyusunan Dokumen Terlaksana dikecualikan untuk pekerjaan tersebut


dibawah ini

 Ornament.

 Pertamanan.

 Finishing Arsitektur.

 Pekerjaan Persiapan.

 Supply bahan, Perlengkapan dan Peralatan kerja.

c) Dokumen Terlaksana dapat disusun berdasarkan Dokumen Pelaksanaan.

 Gambar Perubahan Pelaksanaan.

 Perubahan Spesifikasi Teknis.

 Brosur Teknis yang telah diberi tanda pengenal khusus sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan.

d) Dokumen Terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi


Pekerjaan.

 Khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan dengan sistem jaringan


bersaluran banyak yang secara operasional membutuhkan identifikasi
yang bersifat lokatif, Dokumen Terlaksana ini harus dilengkapi dengan
Daftar Instalasi/Peralatan/Perlengkapan yang mengidentifikasikan
lokasi dari masing-masing barang tersebut.

 Kecuali dengan izin khusus dari Direksi Pekerjaan dan Pemberi Tugas,
Kontraktor harus membuat Dokumen Terlaksana hanya untuk
diserahkan kepada Pemberi Tugas.

Kontraktor tidak dibenarkan membuat/menyimpan salinan ataupun copy dari


Dokumen Terlaksana tanpa izin dari Pemberi Tugas.

Ayat 2 Penyerahan.

Pada waktu Penyerahan Pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan

a) 2 (dua) set Dokumen Terlaksana.


b) Untuk peralatan/perlengkapan

 2 (dua) set Pedoman Operasi ("Operation Manual") dan Pedoman


Pemeliharaan (Maintanance Manual).

 Suku Cadang sesuai yang dipersyaratkan.

c) Untuk berbagai macam kunci

 Semua kunci orsinil.

 Minimum 1 (satu) kunci duplikat.

 Dilakukan pewarnaan/penomoran pada kunci

d) Dokumen-dokumen Resmi (seperti Surat Izin Tanda Pembayaran Cukai,


Surat Fiskal Pajak dan lain-lain).

e) Segala macam Surat Jaminan sesuai yang dipersyaratkan.

f) Surat pernyataan Pelunasan sesuai Petunjuk Direksi Pekerjaan.

Pasal 22
Laporan Mingguan dan Harian

Ayat 1 Ayat 1 Rekanan membuat laporan bulanan/harian tentang kemajuan pekerjaan.


Laporan kemajuan pekerjaan tersebut minimal mengenai semua keterangan
yang berhubungan dengan kejadian selama satu bulan yang mencakup
mengenai :

a) Jumlah semua tenaga kerja yang digunakan dalam bulan ini.

b) Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.

c) Semua bahan/barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di


tempat pekerjaan.

d) Keadaan cuaca.

e) Kunjungan semua tamu yang berkaitan dengan proyek.

f) Kunjungan tamu-tamu lain.

g) Kejadian khusus.

h) Foto-foto ukuran kartu post sesuai petunjuk Direksi.

i) Pengesahan Pimpinan Proyek.


BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 1
Pekerjaan Pendahuluan

Ayat 1 Uitzet dan Pemasangan Bowplank.

a) Sebelum pekerjaan uitzet dilaksanakan Penyedia Barang / Jasa harus


memasang Bouwplank terlebih dahulu. Bouwplank menggunakan kayu
papan ukuran 3 x 20 cm yang diketam rapi bagian atas, sedang patok –
patok untuk memasang Bouwplank digunakan Kayu ukuran 5x7 cm.

b) Pekerjaan uitzet dilaksan akan bersama – sama antara direksi, Perencana


dan Penyedia Barang / Jasa, Pengelola Teknik Kegiatan serta Pengawas
Lapangan.

c) Setelah Pekerjaan uitzet selesai dilaksanakan, Penyedia Barang / Jasa


bersama-sama dengan Pengawas Lapangan, Pengelola Teknik Kegiatan
membuat Berita Acara Uitzet, kemudian dimintakan persetujuan dari
direksi.

Ayat 2 Mobilisasi Peralatan.

a) Kontraktor menyediakan mobilisasi peralatan, penyediaan listrik dan


pengadaan sarana prasarana untuk bekerja.

Ayat 3 Pasang Papan Nama Proyek.

a) Kontraktor wajib memasang papan nama proyek dengan format dan


ketentuan mengikuti arahan konsultan pengawas, dan diletakan pada posisi
dengan sudut pandang luas pada sekitar lokasi pekerjaan.

BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1
Pekerjaan Tanah Galian dan Urugan

Ayat 1 Lingkup Pekerjaan.

a) Semua pekerjaan yang membutuhkan penggalian, yaitu antara lain :

- Pembuatan lantai kerja, foot plate, rolag.

- Semua pekerjaan tanah yang tercantum dalam gambar kerja.


b) Pekerjaan Urugan meliputi :

- Semua pekerjaan yang membutuhkan penimbunan, pemadatan &


perataan kembali baik tanah, maupun dengan pasir, sampai dengan
mencapai peil yang ditentukan.

- Pengurugan kembali lubang - lubang galian lainnya.

- Urugan pasir bawah pondasi, dibawah lantai, urugan pasir bawah trap -
trapan dan lainnya yang membutuhkan urugan pasir.

- Dan lain– lain yang tercantum dalam Gambar Kerja.

c) Pekerjaan Urugan tanah untuk peninggian peil.

Ayat 2 Syarat-syarat Pelaksanaan

a) Pekerjaan Galian Tanah.

- Pekerjaan untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah Papan


Bouwplank dengan penandaan sumbu kesumbu selesai diperiksa dan
disetujui oleh Pengelola Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan.

- Kedalaman galian untuk lobang pondasi harus mencapai tanah yang


keras dan sekurang – kurangnya sesuai dengan Gambar Kerja. Untuk
hal tersebut diadakan pemeriksaan setempat oleh Pengelola Teknis
Kegiatan / Pengawas Lapangan.

- Dasar Galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran


gambar kerja, datar dan dibersihkan dari segala kotoran. Penggalian
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya
bagi bangunan atau keadaan sekitarnya dan diperhitungkan dengan
ruang kerja secukupnya.

- Bilamana Penyedia Jasa melakukan penggalian yang melebihi dari apa


yang telah ditentukan, Penyedia Jasa harus menutupi kelebihan
tersebut, dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air tiap
ketebalan 15 cm, lapis demi lapis sampai mencapai peil yang
dibutuhkan. Semua biaya tambahan tersebut ditanggung oleh Penyedia
Jasa sendiri.

b) Pekerjaan Urugan Tanah.

- Urugan tanah kembali untuk menutup sisa – sisa bekas galian pondasi
dilaksanakan setelah pemasangan, pondasi dan harus mendapat ijin
dari Pengelola Teknik kegiatan dan Pengawas Lapangan.
- Urugan tanah mendatangkan dilaksanakan pada lantai dasar. Tebal
urugan tanah disesuaikan dengan kebutuhan, atau sesuai dengan
gambar kerja.

c) Pekerjaan Urugan Pasir.

- Urugan pasir bawah pondasi dan bawah pondasi foot plate tebal 5 cm
(atau sesuai dengan gambar) dilaksanakan setelah galian lobang
pondasi selesai dan telah disetujui ukuran dalam dan lebarnya oleh
Direksi Lapangan atau Pengawas Lapangan.

- Urugan tanah pada pekerjaan prasarana lingkungan dengan cara


dipadatkan sampai mencapai peil sesuai dgn gambar kerja dan telah
disetujui oleh Direksi Lapangan atau pengawas lapangan.

Pasal 2
Pekerjaan Pasangan Bata

Ayat 1 Lingkup Pekerjaan

a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b) Pekerjaan Pasangan Rolag 1 bata dan pasangan dinding ½ bata dan


seluruh detail disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

Ayat 2 Syarat-syarat Pelaksanaan

a) Pasangan rolag 1 batu bata dengan adukan spesi 1 Pc : 4 Psr setinggi 30


cm

b) Pasangan bata untuk tangga sesuai gambar

c) Pasangan dinding 1/2 bata dengan adukan spesi 1 Pc : 4 Psr setinggi 15 cm

d) Batu bata sebelum dipasang dibasahi air terlebih dahulu sampai jenuh, air
yang dipergunakan adalah air yang jernih dan tidak mengandung asam /
basa (bahan kimia).

e) Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap sampai setinggi 1 m


dan ditunggu sampai kuat betul minimal 1 ( satu ) hari untuk pasangan
berikutnya.

f) Batu bata kurang dari ½ (setengah) panjang tidak boleh digunakan /


dipasang.

g) Pasangan Batu bata yang telah selesai dan berdiri harus di sirami terus
menerus dengan air.

h) Jika setelah selesai pekerjaan pasangan batu bata terdapat retak – retak,
penyedia jasa harus memperbaiki pekerjaan tersebut dan apabila
diperlukan penambahan – penambahan perkuatan konstruksi penyedia jasa
wajib melaksanakan atas persetujuan Pengawas Lapangan dan seijin
Pengelola teknis Kegiatan

Pasal 3
Pekerjaan Plesteran dan Acian.

Ayat 1 Lingkup Pekerjaan.

a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu


lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar,
dengan hasil yang baik dan sempurna

b) Pekerjaan Divider Kayu dan Besi dan seluruh detail


disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

Ayat 2 Persyaratan Umum.

a) Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan kolom dan pasangan bata


selesai dikerjakan.

b) Bahan – bahan untuk plesteran, kecuali semen portland, sebelum


pemakaian harus disaring terlebih dahulu dengan saringan lubang persegi
sebesar 5 mm.

c) Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan / dilakukan, bidang- bidang /


permukaan yang akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu.
Bidang– bidang yang berlumut harus dibersihkan dengan sikat kawat
baja. Setelah bersih, permukaan/ bidang – bidang tersebut disiram dengan
air kemudian baru pekerjaan plesteran dapat dimulai.

d) Untuk pekerjaan plesteran harus menggunakan tenaga kerja yang sudah


berpengalaman dalam pekerjaan finishing.s.

e) Plesteran harus penuh, melekat kuat pada pasangan batu bata sehingga
plesteran tidak menimbulkan bunyi kosong apabila diketuk.
f) Plesteran harus rata ridak bergelombang pada sudutnya harus tajam
horizontal atau vertical sesuai peruntukannya

g) Adukan untuk Plesteran harus benar – benar halus, sehingga plesteran


tidak pecah – pecah ataupun retak – retak setelah mengering.

h) Bilamana plesteran dikerjakan dalam lapisan – lapisan, maka lapisan


dalam dibiarkan kasar dan hanya lapisan / bagian luar yang dihaluskan
dan dilicinkan. Setelah lapisan / bagian luar dikerjakan, maka lapisan
dalam harus dibasahi terlebih dahulu.

i) Plesteran supaya digosok berulang – ulang sampai mantap dengan yiyit /


acian dari PC, sehingga tidak terjadi retak – retak dan pecah – pecah.

j) Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata vertikal dan tegak lurus
dengan bidang plesteran lainnya.

k) Pengacian dimulai setelah plesteran mengering, pengacian dilakukan /


dikerjakan dengan penggosokkan dan pemolesan dengan adonan
yiyit/acian dari semen portland.

Ayat 3 Syarat-syarat Pelaksanaan

a) Pada adukan specie untuk plesteran dengan campuran 1 Pc : 6 Psr

b) Plesteran Untuk semua bidang / permukaan pekerjaan beton yang nampak,


yang akan diplester permukaannya harus dikasarkan terlebih dahulu.

c) Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali plesteran pekerjaan
pekerjaan beton yang nampak dengan tebal 1.5 cm.

d) Plesteran baru tersebut harus dijaga dan dirawat sedemikian rupa, sehingga
tidak terjadi retak – retak dan pecah – pecah, dengan disiram air minimum
3 (tiga) kali dalam waktu 24 jam selama 3 ( tiga ) hari.

e) Bilamana plesteran tersebut diketok harus tidak menimbulkan suara


kosong disemua tempat. Bilamana menimbulkan suara berongga, maka
plesteran tersebut harus dibongkar / diperbaiki atas biaya dan tanggung
jawab Penyedia jasa.

Pasal 4
Pekerjaan Beton

Ayat 1 Lingkup Pekerjaan.

a) Pekerjaan beton tidak bertulang seperti tersebut dalam gambar


perencanaan antara lain:

- Beton lantai kerja

- Kolom / Sloof / Footplate

- Dan lain – lain tercantum dalam gambar kerja.

b) Pekerjaan yang dilakukan sebelum, sedang dan sesudah pengecoran yaitu:

- Pembuatan cetakan sesuai kebutuhan

- Pengecoran

- Pemeliharaan

- Pembukaan cetakan dan lain sebagainya.

Ayat 2 Syarat-syarat Pekerjaan

a) Persyaratan umum

- Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.

- Konstruksi harus menggunakan peraturan - peraturan / normalisasi


yang berlaku di Peraturan Beton.

- Semua pekerjan beton harus dipenuhi syarat – syarat yang ada pada
PBI (Peraturan Beton Indonesia) 1971 dan SK-SNI 1991.

- Semua ukuran, dimensi beton yang ada dan tertulis dalam gambar
kerja, adalah ukuran dan dimensi beton konstruksi tidak dan belum
termasuk plesteran/finishingnya.

- Komposisi

 Komposisi beton bertulang untuk semua struktur bangunan harus


ditentukan sedemikian rupa sehingga mencapai kekuatan kubus 28
(dua puluh delapan) hari sebesar 100 kg/m2 tertera sebagai K 100,
untuk baja / Besi tulangannya harus memenuhi persyaratan tertera
sebagai U. 24.

 Untuk beton yang bersifat struktur harus diadakan uji laboratorium


dan hasil uji harus memenuhi mutu beton yang disyaratkan.

 Percobaan Pendahuluan.

Pada bagian beton struktur dimana tidak memungkinkan


menggunakan adukan ready mix, penyedia jasa harus melakukan
pendahuluan dengan tujuan untuk mencapai kualitas beton yang
ditentukan. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Penyedia
Jasa dengan percobaan hancur kubus beton (ukuran 15 x 15 x 15
cm) dari Laboratorium penyelidikan bahan-bahan bangunan yang
diakui oleh Pemerintah dan seluruh biayanya ditanggung oleh
Penyedia Jasa. Banyaknya pengambilan kubus percobaan ialah
minimum 1 buah kubus untuk setiap 5 M3 pengecoran beton.
Benda uji diperiksa 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari, dan 28 (dua puluh
delapan) hari untuk setiap beton yang diambil contohnya. Hasil dari
Laboratorium harus segera diserahkan kepada Direksi Lapangan/
Pengawas Lapangan.

 Masa Pelaksanaan.

Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara


kontinyu dari hasil – hasil pemeriksaan benda uji

Ayat 3 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :

a) Adukan

Komposisi adukan dinyatakan dalam perbandingan berat untuk


menghasilkan mutu beton yang ditentukan untuk masing – masing jenis
konstruksi. Untuk masing – masing jenis material harus diadakan
percobaan komposisi adukan dan hasil dari percobaan tersebut harus
segera diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk dijadikan pedoman
pada waktu diadakan pengecoran.

b) Tulangan ( besi beton )

- Besi beton yang digunakan adalah baja dengan mutu baja U.24 untuk
tulangan lebih kecil dari 16 mm sedang tulangan sama atau lebih besar
dari 16 mm U 32 sesuai dengan PBI 1971.

- Ukuran baja tulangan seperti tersebut dalam gambar. Bila perlu


penggantian harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas
Lapangan. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang yang
diperlukan tidak boleh berkurang dengan yang tertulis/tertera dalam
gambar atau perhitungan.

- Bila baja tulangan oleh Pengawas Lapangan diragukan kualitasnya,


maka harus dibuktikan dengan Test Laboratorium. Jumlah benda uji
minimum 3 buah untuk setiap ukuran penampang besi beton dan semua
biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.

- Semua baja tulangan harus disimpan ditempat yang bebas dari lembab,
dipisahkan sesuai dengan diameter serta asal pembelian. Semua baja
tulangan yang akan digunakan harus

c) Bekesting

- Bahan yang akan digunakan sebagai bekesting harus dari bahan –


bahan yang baik dan dipasang sesuai dengan ukuran – ukuran yang
telah ditetapkan didalam gambar konstruksi dan bahan ini harus
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan. Semua cetakan dibuat
dari kayu tahun, kayu meranti dan triplek pelapis tebal 4 mm,
sambungan antara papan dan balok, harus rapat dan kuat sehingga
tidak ada yang bocor. Sebelumnya cetakan harus dibersihkan dari
segala macam kotoran

- Bekesting harus dipasang dengan perkuatan - perkuatan sehingga


menjamin ukuran -ukuran dan jarak - jarak tidak berubah selama
diadakan pengecoran.

- Bekesting sebelum dilaksanakan pengecoran beton, harus dibersihkan


dari berbagai bentuk kotoran.

d) Pengecoran

- Seluruh pengecoran beton harus seijin dan sepengetahuan Pengelola


Teknis Kegiatan dan Pengawas Lapangan, dengan perbandingan
adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam bestek ini.

- Adukan beton harus sudah digunakan, maksimum 1 jam setelah


pengadukan dengan air dimulai.

- Apabila karena sesuatu hal pengecoran harus dihentikan permukaan


beton harus dibuat miring dan disiram dengan air semen kental.

e) Pembongkaran cetakan

- Pembongkaran semua cetakan / begisting harus sesuai dengan


ketentuan – ketentuan yang tercantum dalam PBI 1971, serta seijin dan
sepengetahuan Pengawas Lapangan.

- Pada bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan /


begisting akan bekerja beban yang lebih besar dari beban yang menurut
rencana tidak diperhitungkan, maka cetakan tersebut harus tetap
dipertahankan, menunggu sampai beton dapat menanggung beban
penuh.

- Pembongkaran cetakan beton harus seijin dan sepengetahuan Pengelola


Teknis Kegiatan dan Pengawas Lapangan.

f) Finishing

- Semua permukaan beton yang nantinya harus difinishing lebih lanjut,


maka harus dibersihkan dari bahan yang akan mengganggu pekerjaan
finishing tersebut.

- Kolom, balok dan sebagainya, yang akan dilapisi lebih lanjut dengan
plesteran, harus diselesaikan dengan mistar untuk mendapatkan
penyelesaian permukaan yang diperlukan sedemikian sehingga tidak
ada kerikil – kerikil yang tampak.

Pasal 5
Pekerjaan Besi

Ayat 1 Lingkup Pekerjaan.

a) Pemasangan rangka atap

b) Pemasangan Gording

c) Pemasangan Pintu

d) Pemasangan Kolom

e) Dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja

Ayat 2 Syarat-syarat Pekerjaan

a) Persyaratan umum

- Semua bahan yang digunakan harus merupakan bahan baru, yaitu


bahan yang belum pernah digunakan untuk konstruksi sebelumnya.

- Pengelasan konstruksi harus sesuai dengan gambar konstruksi dan


harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC
specification.

- Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas
– bekas cat, karat, lemak dan kotoran lainnya.

- Lubang baut untuk baut harus dibuat dengan bor, lubang baut harus
lebih besar 2 mm daripada diameter luar baut.

- Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat


dihindarkan berlaku hanya diperkenankan satu sambungann.
Pasal 6
Pekerjaan Atap

Ayat 1 Lingkup Pekerjaan.

a) Pemasangan rangka atap menggunakan pipa

b) Pemasangan penutup atap menggunakan plastic UV

c) Pemasangan gording menggunakan pipa

d) Dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja

Ayat 2 Syarat-syarat Pekerjaan

a) Persyaratan umum

- Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang sudah


berpengalaman dibidangnya.

- Bahan – bahan yang digunakan harus dalam keadaan baru tanpa cacat
serta bebas dari karat, lurus, tidak terpuntir, serta memenuhi syarat
toleransi sesuai dengan spesifikasi ini. Penyimpanan bahan harus
ditempatkan pada tempat yang kering, terlindung dan tidak berada
diatas tanah.

- Pelaksanaan pekerjaan harus setara kelas satu ( baik ) semua ukuran


harus tepat dan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar Kerja
(untuk konstruksi rangka atap baja ringan menyesuaikan hasil
perhitungan konstruksi dari aplikator baja ringan). Semua pekerjaan
bebas dari puntiran, tekukan, tegangan paksa, dan hubungan terbuka
(kecuali dalam gambar ditemtukan lain). Semua detail hubungan /
sambungan dikerjakan dengan teliti dan hati – hati untuk
menghasilkan kekuatan konstruksi seperti yang telah direncanakan
dan diperhitungkan.

Ayat 3 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :

a) Untuk pemasangan plastic UV dan insectnet dijepit menggunakan spring


clip sesuai dengan gambar kerja.

b) Semua Perlengkapan atau pekerjaan lain yang diperlukan untuk


kesempurnaan dan keharusan konstruksi walaupun secara khusus tidak
tercantum dalam gambar harus tetap dipasang dan dilaksanakan.

c) Pembuatan dan penyetelan rangka atap diambil ukuran – ukuran


sesungguhnya ditempat pekerjaan (tidak hanya dari gambar – gambar
kerja). sehingga kedudukan rangka atap benar – benar tepat pada struktur
penyangganya.

d) Pemasangan struktur baja ringan menyesuaikan hasil perhitungan


konstruksi dari aplikator baja ringan.

e) Konstruksi Atap atau Gording

- Bahan yang digunakan harus bahan baru dan bebas dari karat.

- Pemasangan harus lurus dan rapi.

- Penyambungan batang harus diatas balok penyangga.

f) Penutup Atap

- Penutup atap menggunakan atap menggunakan plastic UV 14%


dengan ketebalan 200 mikron

- Untuk Penutup dinding menggunakan insectnet mesh 50.

- Bahan yang dipasang harus mendapat persetujuan dari Pengawas


Lapangan dan PPK.

- Pemasangan plastic UV dan penutup atap lainnya harus lurus, rapi dan
rapat, sehingga tidak menimbulkan kebocoran.

- Sebelum bahan dipasang harus diseleksi terlebih dahulu, bahan yang


cacat atau tidak sempurna produksinya tidak dipasang. Bahan harus
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.

Pasal 7
Pekerjaan Pengecatan

Ayat 1 Lingkup Pekerjaan.

a) Semua komponen besi

b) Seluruh pekerjaan cat-catan yang harus dikerjakan

Ayat 2 Syarat-syarat Pekerjaan

a) Persyaratan umum

- Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak / millscale), karat,


minyak, lemak dan kotoran lain secara teliti, seksama dan menyeluruh
sehingga permukaan yang dimaksud menampilkan tampak yang halus
dan bersih.
- Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada
bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun
semprotan.

- Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor
harus menyediakan peralatan

- pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang


harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

- Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan


cuaca yang lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu
bertiup. Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat
dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka
ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau
pergantian udara berlangsung lancar.

Pasal 8
Pekerjaan Finishing

Sebelum pekerjaan diserah terimakan kontraktor pelaksana diwajibkan membongkar


gudang, bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran
bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan,
bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.Lingkup Pekerjaan.

Pasal 9
Pekerjaan Lain - Lain

Ayat 1 Segala sesuatu yang belum diatur dalam RKS ini dan diperlukan, akan
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ).

Ayat 2 Hal – hal yang timbul kemudian dalam pelaksanaan dan diperlukan
penyelesaian dilapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Pemimpin Proyek,
Pengawas Lapangan dan Penyedia Jasa.
BAB IV

SYARAT-SYARAT BAHAN DAN MATERIAL

Ayat 1 Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan
yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar
Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan
dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.Seluruh barang
material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material,
peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.

A. Merk pembuatan bahan / material & komponen jadi.


1. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk
pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas
/ setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat.
2. Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses,
dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus
dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak boleh
ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan, dan Kontraktor /
Pemborong harus dengan sendirinya menggunakan peralatan,
material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana, sesuai dengan keterangan itu.
Seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai dengan
instruksi pabrik yang membuatnya.
3. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus
sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS,
memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan
persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
4. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk
menunjuk tenaga ahli yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau
supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam hal
ini, Kontraktor/ Pemborong tidak berhak mengajukan klaim
sebagai pekerjaan tambah.
5. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini.

B. Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-


contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut
kepada Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan /
dipakai. Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas / Direksi untuk menetapkan “standard of appearance” dan
disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh
bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
C. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan di-
informasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari 7
(tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
D. Penyimpanan Material
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik
yang bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
1. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan
yang matang agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta
sirkulasi / akses pekerja. Bahan material disusun dengan metoda
yang baikdengan cara FIFO (first in first out), sehingga tidak ada
bahan material yang tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock
material.
2. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas
dan kesesuaian untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas
permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan
pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan
untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya

Ayat 2 Material

A. Air untuk bangunan.

1. Untuk pembangunan ini, air yang dipergunakan haruslah air tawar


yang bersih dan bebas dari mineral zat organik, bebas lumpur,
larutan air kali dan lain- lain.
2. Jika dari sumber air yang ada tidak mencukupi, maka Penyedia Jasa
harus mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat.
B. Pasir

1. Pasir yang digunakan harus bersih, bebas kotoran, bahan lumpur


dan bahan organik lain.
2. Referensi : Setara pasir lumajang
C. Batu pecah 2/3

1. Batu pecah yang digunakan dengan gradasi 2-3 cm, bersih dari
bahan organik atau kotoran lain.
D. Portland Cement (PC)

2. Semen menggunakan semen sekualitas produk Nusantara yang


memenuhi persyaratan Standart Normalisasi Indonesia (NI. 8)
dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8.
3. Semua semen yang dipakai harus dalam satu merek yang sama
untuk suatu konstruksi/struktur yang sama.
4. Semen yang sudah mulai mengeras ditempat pekerjaan tidak boleh
digunakan.
5. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai
ke tempat lokasi pekerjaan.
6. Semen harus terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain
yang merusak.
7. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah
GRESIK, TIGA RODA dan HOLCIM serta memenuhi persyaratan
NI-8. Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan
dipakai untuk seluruh pekerjaan.
E. Bekesting

1. Bekesting harus dipasang dengan perkuatan - perkuatan sehingga


menjamin ukuran -ukuran dan jarak - jarak tidak berubah selama
diadakan pengecoran.
2. Bekesting sebelum dilaksanakan pengecoran beton, harus
dibersihkan dari berbagai bentuk kotoran
F. Batu Bata.

1. Batu bata merah yang digunakan ukuran 5x11x22 cm dengan mutu


terbaik toleransi 0,5 cm, warna merata, sempurna pembakarannya,
sudut-sudut yang lancip, keras.
2. Pada penyerahan ditempat pekerjaan hanya diijinkan maksimum
pecah 5 %.
3. Bata yang dipergunakan harus dari satu ukuran atau sekualitas Bata
mutu terbaik ex local.
G. Besi Beton.

Besi beton SNI dan bendrat harus memenuhi syarat – syarat sebagaimana
ditentukan dalam PBI‟71
H. Pipa Atap, Gording dan Kolom

Menggunakan Pipa Besi dengan ketebalan pipa 2,7 mm untuk pipa


diameter 1,5”, ketebalan pipa 2,2 mm untuk pipa yang berdiameter 1,25"
dan ketebalan pipa 2,9 mm untuk pipa diameter 2,5”.
I. Plastik UV

Atap menggunakan plastic UV 14% dengan ketebalan 200 mikron


J. Insectnet

Penutup dinding menggunakan insectnet mesh 50 warna putih


K. Cat Besi

Cat besi Nippe 2000 warna hijau daun


L. Lain – lain

1. Semua bahan – bahan dan perlengkapan yang akan diperoleh atau


dipasang pada bangunan ini, sebelum dipergunakan harus telah
diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
2. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat – syarat bahan
tersebut akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah Direksi dengan
segala resiko Penyedia Jasa.
3. Apabila diperlukan pemeriksaan di Laboratorium atas bahan, maka
biaya pemeriksaan ditanggung oleh Penyedia Jasa.

BAB V

INSTRUMEN K3

Pasal 1
Pembuatan Kartu Identitas Pekerja
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Pembuatan Kartu
Identitas Pekerja (KIP), antara lain:
- Kartu identitas pekerja dibuat berdasarkan data asli oleh pihak terkait
- Dalam kartu identitas harus tercantum keterangan spesifikasi tenaga ahli
terkait
- Kartu identitas wajib mengetahui/menyetujui oleh pihak direksi sebagai bukti
tanggung jawab dan profesionalisme dalam bekerja
- Kartu identitas pekerja wajib menyantumkan masa berlaku kartu dan dalam
lingkup pekerjaan apa saja dapat digunakan
- Wajib menyantumkan peringatan terkait hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan selama masa kontrak
- Wajib menyantumkan sanksi terkait pelanggaran yang dilakukan

Pasal 2
Pengarahan K3 (Safety Briefing)
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Pengarahan K3
(Safety Briefing), antara lain:
- Pengarahan K3 harus disampaikan sejelas mungkin
- Mudah dipahami oleh pihak terkait
- Pengarahan harus tepat sasaran
- Bila perlu dalam pengarahan K3 dapat diperjelas dengan alat peraga
- Menjelaskan metode komunikasi yang baik ketika di lapangan agar tidak
terjadi kecelakaan dan/ kesalahan kerja
- Segala perlengkapan APD dan peraturan yang tercantum wajib dipahami dan
dilaksankan
- Pihak direksi dan/ petugas wajib memberikan contoh terkait pentingnya K3
- Dapat menunjukkan sanksi dan/ akibat apabila tidak menggunakan dan/
menaati peraturan yang tercantum dalam K3

Pasal 3
Spanduk
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
spanduk, antara lain:
- Menyantumkan kalimat himbauan dan/ larangan dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan
- Kalimat yang digunakan harus singkat padat dan jelas
- Bila perlu ditambakhan gambar peraga untuk memperjelas
pernyataan/himbauan yang diberikan
- Menyantumkan simbol dan/ gambar yang wajib digunakan dan/ ditaati ketika
di lokasi pekerjaan
- Penempatan spanduk di lokasi yang sering dilewati/mudah untuk dilihat
orang

Gambar - Spanduk K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja)

Pasal 4
Papan Informasi K3
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Papan
Informasi K3, antara lain:
- Menyantumkan himbauan/larangan terkait sebab dan/ akibat yang sering
terjadi di lokasi pekerjaan
- Menyantumkan pentingnya dalam pelaksanaan K3
- Bahasa yang digunakan singkat, padat dan jelas
- Papan Informasi K3 ditempatkan di lokasi yang sering dilewati/mudah untuk
dilihat orang
Gambar - Papan Informasi K3

Pasal 5
Alat Pelindung Diri
Ayat 1 Topi Pelindung (Safety Helmet).
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penggunaan Topi Pelindung (Safety Helmet), antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Topi Pelindung (Safety Helmet) bagi
pekerja/pengunjung.
- Setiap pekerja/pengunjung wajib menggunakan Topi Pelindung (Safety
Helmet) demi keselamatan.
- Fungsi warna Topi Pelindung (Safety Helmet) berdasarkan pekerjaan:
 Safety Helm berwarna putih biasanya dipakai oleh manajer,
pengawas, insinyur, mandor.
 Safety Helm berwarna biru biasanya dipakai oleh site supervisor,
electrical contractor atau pengawas sementara.
 Safety Helm berwarna kuning biasanya dipakai oleh sub contractor
atau pekerja umum.
 Safety Helm berwarna hijau biasanya dipakai dan digunakan oleh
pengawas lingkungan.
 Safety Helm berwarna pink biasanya juga dipakai oleh pekerja baru
atau magang.
 Safety Helm berwarna orange biasanya juga digunakan oleh tamu
perusahaan.
 Safety Helm berwarna merah biasanya dipakai oleh safety officer
yang mempunyai tanggung jawab untuk memeriksa sistem
keselamatan sudah terpa
- Pekerja/pengunjung wajib menjaga Topi Pelindung (Safety Helmet)
dengan baik
- Ketika Topi Pelindung (Safety Helmet) hilang dan/ rusak wajib lapor ke
bagian yang bertugas dan minta yang baru
- Sesama pekerja/pengunjung wajib mengingatkan tentang pentingnya Topi
Pelindung (Safety Helmet) ketika dilokasi pekerjaan

Ayat 2 Pelindung Mata (Goggles, Spectacles)


Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penggunaan Pelindung Mata (Goggles, Spectacles), antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Pelindung Mata (Goggles, Spectacles)
bagi pekerja/pengunjung untuk menjaga dan atau melindungi diri
khususnya bagian mata agar tidak terpapar langsung material kecil di area
lapangan seperti debu, bahan kimia maupun percikan dari pekerjaan
pengelasan dan lain sebagainya.
- Setiap pekerja/pengunjung wajib menggunakan Pelindung Mata
(Goggles, Spectacles) demi keselamatan.
- Pekerja/pengunjung wajib menjaga Pelindung Mata (Goggles,
Spectacles) dengan baik.
- Ketika Pelindung Mata (Goggles, Spectacles) hilang dan/ rusak wajib
lapor ke bagian yang bertugas dan minta yang baru.
- Sesama pekerja/pengunjung wajib mengingatkan tentang pentingnya
Pelindung Mata (Goggles, Spectacles) ketika dilokasi pekerjaan.

Ayat 3 Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)


Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penggunaan Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker), antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Pelindung Pernafasan dan Mulut
(Masker) bagi pekerja/pengunjung.
- Ketika di lapangan/lokasi pekerjaan, pengunjung dan/ pekerja wajib
mengenakan Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker), utamanya
pekerja yang berkerja dan berpotensi mengakibatkan debu.
- Pekerja/pengunjung wajib menjaga Pelindung Pernafasan dan Mulut
(Masker) dengan baik.
- Ketika Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker) hilang dan/ rusak wajib
lapor ke bagian yang bertugas dan minta yang baru.
- Sesama pekerja/pengunjung wajib mengingatkan tentang pentingnya
Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker) ketika dilokasi pekerjaan.

Ayat 4 Sarung Tangan (Safety Gloves)


Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penggunaan Sarung Tangan (Safety Gloves), antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Sarung Tangan (Safety Gloves) bagi
pekerja/pengunjung.
- Ketika di lapangan/lokasi pekerjaan, pengunjung dan/ pekerja wajib
mengenakan Sarung Tangan (Safety Gloves), utamanya pekerja yang
berkerja dengan benda-benda kasar, tajam dan/ yang dapat berpotensi
bahaya.
- Pekerja/pengunjung wajib menjaga Sarung Tangan (Safety Gloves)
dengan baik
- Ketika Sarung Tangan (Safety Gloves) hilang dan/ rusak wajib lapor ke
bagian yang bertugas dan minta yang baru.
- Sesama pekerja/pengunjung wajib mengingatkan tentang pentingnya
Sarung Tangan (Safety Gloves) ketika dilokasi pekerjaan

Ayat 5 Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)-Staff


Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penggunaan Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) -Staff, antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) -
Staff bagi pekerja/pengunjung.
- Ketika di lapangan/lokasi pekerjaan, pengunjung dan/ pekerja wajib
mengenakan Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) -Staff.
- Pekerja/pengunjung wajib menjaga Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) -
Staff dengan baik.
- Ketika Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) -Staff hilang dan/ rusak wajib
lapor ke bagian yang bertugas dan minta yang baru.
- Sesama pekerja/pengunjung wajib mengingatkan tentang pentingnya
Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) -Staff ketika dilokasi pekerjaan.

Ayat 6 Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and Toe Cap)


Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penggunaan Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and Toe Cap),
antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Sepatu Keselamatan (Rubber Safety
Shoes and Toe Cap) bagi pekerja/pengunjung.
- Ketika di lapangan/lokasi pekerjaan, pengunjung dan/ pekerja wajib
mengenakan Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and Toe Cap)
- Pekerja/pengunjung wajib menjaga Sepatu Keselamatan (Rubber Safety
Shoes and Toe Cap) dengan baik.
- Ketika Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and Toe Cap) hilang
dan/ rusak wajib lapor ke bagian yang bertugas dan minta yang baru.
- Sesama pekerja/pengunjung wajib mengingatkan tentang pentingnya
Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and Toe Cap) ketika dilokasi
pekerjaan.

Ayat 7 Rompi Keselamatan (Safety Vest)


Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penggunaan Rompi Keselamatan (Safety Vest), antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Rompi Keselamatan (Safety Vest)bagi
pekerja/pengunjung
- Ketika di lapangan/lokasi pekerjaan, pengunjung dan/ pekerja wajib
mengenakan Rompi Keselamatan (Safety Vest)
- Pekerja/pengunjung wajib menjaga Rompi Keselamatan (Safety
Vest)dengan baik
- Ketika Rompi Keselamatan (Safety Vest) hilang dan/ rusak wajib lapor
ke bagian yang bertugas dan minta yang baru
- Sesama pekerja/pengunjung wajib mengingatkan tentang pentingnya
Rompi Keselamatan (Safety Vest) ketika dilokasi pekerjaan

Pasal 6
Fasilitas Sarana Kesehatan
Ayat 1 Peralatan P3K
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penyediaan Peralatan P3K, antara lain:
- Buku panduan yang berguna untuk memandu pelaksanaan pertolongan
pertama pada kecelakaan
- Sarung tangan (handscoon) steril, minimal sepasang. Sarung tangan ini
berfungsi mencegah agar bakteri dari tangan penolong tidak masuk ke
dalam tubuh orang yang cedera melalui luka. Sarung tangan juga
membantu agar tangan penolong tidak terkena darah, kotoran maupun
obat-obat luka saat merawat cedera.
- Larutan antiseptik, di antaranya hidrogen peroksida untuk membersihkan
dan mensterilkan luka, atau iodine povidon (sejenis betadin) yang
berfungsi sama. Siapkan pula alkohol untuk mensterilkan daerah di
sekitar luka, bukan pada lukanya.
- Plester dan kassa steril, guna menghentikan perdarahan ringan atau
membungkus agar luka tidak terpapar bakteri dan kotoran.
- Salep antibiotik untuk membantu mencegah infeksi pada luka atau lecet,
serta dapat mengurangi terjadinya jaringan parut.
- Plester adhesive dalam berbagai bentuk dan ukuran untuk menutupi luka
dan lecet.
- Gunting, untuk menggunting plester, kassa maupun pakaian korban, dan
pinset untuk mencabut sengatan lebah dan sebagainua.
- Kapas bertangkai, atau cotton bud
- Perban elastis untuk membantu menstabilkan pergelangan tangan, siku,
pergelangan kaki maupun lutut yang cedera.
- Pembalut segitiga (mitella) yang dapat digunakan sebagai penggantung
lengan atau bahu yang cedera. Siapkan peniti untuk memasangnya.
- Obat penghilang rasa sakit, seperti parasetamol. Selain dapat
meringankan rasa sakit, juga dapat menurunkan demam.
- Kompres dingin instan untuk membantu merawat luka bakar, luka akibat
sengatan serangga, keseleo dan tegang otot.
- Salep luka bakar, seperti Levertran untuk mengatasi luka bakar.
- Senter kecil untuk berjaga-jaga dalam situasi tertentu.
- Obat-obatan sesuai resep dokter, terutama jika salah seorang anggota
keluarga menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, asma, jantung,
maupun alergi. Obat-obatan ini harus digunakan sesuai petunjuk dokter.
- Nomor telpon darurat. Letakkan nomor-nomor telepon darurat seperti
nomor dokter, ambulans (termasuk taksi dan ojek), kepolisian dan
pemadam kebakaran.
- Tuliskan daftar isi kotak P3K, juga tanggal kadaluarsanya. Lakukan
penggantian secara berkala untuk menghindari keracunan bahan kimia
yang disebabkan karena kadaluarsa.
- Siapkan dua buah kotak P3K beserta isinya, untuk ditempatkan di rumah
dan di mobil.

Pasal 7
Rambu-Rambu
Ayat 1 Rambu Petunjuk
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penyediaan Rambu Petunjuk, antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Rambu Petunjuk terkait situasi dan
kondisi lokasi pekerjaan
- Rambu Petunjuk yang dibuat wajib dipahami dan ditaati oleh pekerja dan
pengunjung demi lancarnya pelaksanaan pekerjaan.
- Penempatan Rambu Petunjuk harus berada dilokasi yang strategis, dapat
dilihat dan/ diketahui semua orang.
- Rambu Petunjuk yang dibuat wajib mengikuti peraturan yang telah
disepakati dan/ dibuat oleh pemerintah dan/ pihak yang berwenang.
- Pekerja/pengunjung wajib mengingatkan kepada pihak terkait apabila
Rambu Petunjuk di lokasi pekerjaan terjadi kerusaakan ataupun tidak ada.

Gambar - Rambu Petunjuk

Ayat 2 Rambu Larangan


Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penyediaan Rambu Larangan, antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Rambu Larangan terkait situasi dan
kondisi lokasi pekerjaan
- Rambu Larangan yang dibuat wajib dipahami dan ditaati oleh pekerja dan
pengunjung demi lancarnya pelaksanaan pekerjaan
- Penempatan Rambu Larangan harus berada dilokasi yang strategis, dapat
dilihat dan/ diketahui semua orang
- Rambu Larangan yang dibuat wajib mengikuti peraturan yang telah
disepakati dan/ dibuat oleh pemerintah dan/ pihak yang berwenang
- Pekerja/pengunjung wajib mengingatkan kepada pihak terkait apabila
Rambu Larangan di lokasi pekerjaan terjadi kerusaakan ataupun tidak ada

Gambar - Rambu Larangan

Ayat 3 Rambu Peringatan


Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penyediaan Rambu Peringatan, antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Rambu Peringatan terkait situasi dan
kondisi lokasi pekerjaan.
- Rambu Peringatan yang dibuat wajib dipahami dan ditaati oleh pekerja
dan pengunjung demi lancarnya pelaksanaan pekerjaan.
- Penempatan Rambu Peringatan harus berada dilokasi yang strategis, dapat
dilihat dan/ diketahui semua orang.
- Rambu Peringatan yang dibuat wajib mengikuti peraturan yang telah
disepakati dan/ dibuat oleh pemerintah dan/ pihak yang berwenang.
- Pekerja/pengunjung wajib mengingatkan kepada pihak terkait apabila
Rambu Peringatan di lokasi pekerjaan terjadi kerusaakan ataupun tidak
ada.

Gambar - Rambu Peringatan

Ayat 4 Rambu Informasi


Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penyediaan Rambu Peringatan, antara lain :
- Pihak direksi wajib menyediakan Rambu Peringatan terkait situasi dan
kondisi lokasi pekerjaan.
- Rambu Peringatan yang dibuat wajib dipahami dan ditaati oleh pekerja
dan pengunjung demi lancarnya pelaksanaan pekerjaan.
- Penempatan Rambu Peringatan harus berada dilokasi yang strategis, dapat
dilihat dan/ diketahui semua orang.
- Rambu Peringatan yang dibuat wajib mengikuti peraturan yang telah
disepakati dan/ dibuat oleh pemerintah dan/ pihak yang berwenang.
- Pekerja/pengunjung wajib mengingatkan kepada pihak terkait apabila
Rambu Peringatan di lokasi pekerjaan terjadi kerusaakan ataupun tidak
ada.
Gambar - Rambu Informasi

Pasal 8
Iuran BPJS Ketenagakerjaan
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Iuran BPJS
Ketenagakerjaan, antara lain :
- Pihak direksi wajib menyediakan, menjamin dan/ membantu terkait BPJS
Ketenagakerjaan bagi para pekerja
Iuran BPJS Ketenagakerjaan dilakukan sesuai kesepakatan dengan pihak pelaksana
dilapangan dan pekerja dan/ ditanggung penuh oleh Perusahaan terkait.
BAB VI
PENUTUP

(1) Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-
bahan, pekerjaan, tidak disebutkan perkataan atau kalimat diselenggarakan oleh
kontraktor, maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.

(2) Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata
termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata
demi kata dalam RKS ini, harus diselenggarakan oleh kontraktor dan diterima
sebagai hal yang disebutkan.

(3) Hal-hal yang tak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut
pihak Pemimpin Proyek, bila mana perlu diadakan perbaikan dalam peraturan
ini.

Dibuat Oleh,
Konsultan Perencana
CV. ADFI CENTRAL ENGINEER

DIAN AGUNG SAPUTRO, ST.MT


Direktur

Anda mungkin juga menyukai