NAMA KEGIATAN :
PEMBANGUNAN, REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN
PRASARANA PERTANIAN LAINNYA
NAMA PEKERJAAN :
JASA PERENCANAAN PEMBANGUNAN SCREEN HOUSE
SAYURAN ORGANIK
LOKASI :
DESA SUMBERDJO, KECAMATAN BATU
KOTA BATU
TAHUN ANGGARAN :
2021
KONSULTAN PERENCANA:
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ii
DAFTAR ISI ii
BAB I URAIAN TEKNIS UMUM 1
Pasal 1 Data Proyek 1
Pasal 13 Pelaksanaan 15
ii
BAB III PEKERJAAN STRUKTUR 26
Pasal 1 Pekerjaan Tanah Galian dan Urugan 26
BAB IV 37
SYARAT-SYARAT BAHAN DAN MATERIAL 37
BAB V 41
INSTRUMEN K3 41
Pasal 1 Pembuatan Kartu Identitas Pekerja 41
Pasal 3 Spanduk 42
Pasal 7 Rambu-Rambu 48
BAB VI PENUTUP 52
iii
BAB I
URAIAN TEKNIS UMUM
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
Pasal 1
Data Proyek
Pasal 2
Lingkup Pekerjaan
Ayat 1 Ruang lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pembangunan srceen house
pada Dinas Pertanian Kota Batu yang meliputi :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN
B. PEKERJAAN TANAH
E. PEKERJAAN BETON
F. PEKERJAAN BESI
G. PEKERJAAN ATAP
H. PEKERJAAN PENGECATAN
Ayat 1 Kontraktor wajib memiliki Sub.Bidang 009 (Bangunan gedung Lainya) dan
membuat struktur organisasi kerja dilapangan, lengkap dengan nama dan
jabatannya.
Pasal 4
Peralatan Kerja dan Perlengkapan Lapangan
Pasal 5
Jenis dan Mutu Bahan
Ayat 1 Semua material/bahan bangunan yang dipakai harus dari masing-masing jenis
dan standart mutu yang disyaratkan dalam RKS ini.
Ayat 2 Material/bahan bangunan untuk seluruh pekerjaan, jika tidak ada ketentuan
lain, harus diusahakan dan disediakan oleh Kontraktor dengan persetujuan
Konsultan Pengawas dan Kontraktor wajib menyediakan contoh (sample) dari
material/bahan tersebut untuk disimpan di Direksi-keet.
Ayat 3 Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak memerintahkan untuk
mengeluarkan dari lapangan pekerjaan terhadap material/bahan bangunan
yang tidak disetujui dalam tempo 2 x 24 jam.
Ayat 4 Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak mengeluarkan perintah
membongkar pekerjaan untuk diperiksa atau memerintahkan untuk diadakan
pengujian material/bahan bangunan, baik yang sudah maupun yang belum
dimasukkan ke lapangan pekerjaan. Apabila terbukti bahwa material/bahan
bangunan yang dibongkar tersebut tenyata tidak sesuai dengan yang
dipersyaratkan, maka biaya yang terjadi akibat itu dan perbaikannya menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Ayat 5 Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berwenang untuk meminta keterangan
mengenai asal material/bahan bangunan yang dipakai dan Kontraktor wajib
memberitahukannya.
Ayat 6 Kontraktor wajib menempatkan material/bahan bangunan kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan, baik di lapangan (terbuka) maupun didalam gudang,
sesuai dengan sifatnya atas persetujuan Konsultan Pengawas, sehingga akan
menjamin keamanan dan terhindar dari kerusakan akibat cara penyimpanan
yang salah.
Ayat 7 Material/bahan bangunan yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan
langsung pada pekerjaan yang bersangkutan, tidak diperkenankan untuk
disimpan dalam tapak.
Ayat 8 Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan
dalam pekerjaan ini harus menggunakan bahan yang baru.
Ayat 9 Tanda pengenal.
a) Apabila pabrik/produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk
produk/bahan yang dihasilkannya, baik berupa cap merk dagang atau
sebagai pengenal kualitas/kelas/kapasitas maka semua bahan dari
pabrik/produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini
harus mengandung tanda pengenal tersebut.
Ayat 13 Contoh.
a) Jumlah Contoh.
7. Penyimpanan Bahan.
Pasal 6
Hak Kerja
Pasal 7
Jaminan Keselamatan Buruh
Ayat 1 Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja pekerja sesuai dengan yang
ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan
untuk setiap bidang pekerjaan.
Ayat 2 Kontraktor wajib memberikan jaminan BPJS Ketangakerjaan kepada tenaga
kerja yang digunakan.
Ayat 4 Kecelakaan.
Pasal 8
Peraturan Teknis Umum
Pasal 9
Uraian Pekerjaan
a) Area yang akan dikerjakan adalah lahan pertanian, dengan akses jalan yang
mudah dilalui kendaraan bermotor roda dua maupun roda 4
Ayat 2 Informasi Site
Ayat 3 Penyediaan
a) Peralatan yang digunakan harus baik dan bisa beroperasi dengan lancar.
Semua peralatan yang rusak harus diperbaiki di luar lokasi proyek atau
dikoordinasikan dengan Pengguna Jasa.
a) Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk pada harga kontrak harus
dianggap seperti yang tertera di gambar-gambar kontrak atau tercantum di
uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut di atas, apa yang
tertera dalam uraian dan syarat-syarat atau gambar dalam kontrak itu
bagaimanapun tidak boleh ditolak, diubah, atau dipengaruhi penerapan
atau interprestasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
Pasal 10
Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan
Ayat 1 Lokasi perletakan bangunan harus bersih dari kotoran. Apabila belum bersih,
maka Kontraktor wajib untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada pada
lokasi tersebut sebelum pekerjaan dimulai.
Ayat 2 Penimbunan material/bahan bangunan didalam gudang maupun di halaman
harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan kerja.
Ayat 3 Tidak diperkenankan :
a) Pekerja menginap ditempat pekerjaan tanpa seijin Konsultan Pengawas.
b) Memasak di tempat pekerjaan tanpa seijin Konsultan Pengawas.
c) Membawa penjual asongan (makanan, minuman, rokok, dan
sebagainya) ke tempat pekerjaan.
d) Keluar masuk dengan bebas.
Ayat 4 Kontraktor harus melakukan pengamanan barang-barang diseluruh pekerjaan
bangunan, baik selama pelaksanaan maupun pada waktu tidak dilakukan
pekerjaan.
Ayat 5 Barang-barang dan bahan-bahan yang hilang, baik yang belum maupun yang
sudah dipasang, tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak
diperkenankan untuk diperhitungkan dalam biaya tambahan.
Pasal 11
Gambar-Gambar Pekerjaan
Untuk semua gambar yang belum ada pada gambar kerja dan gambar
perubahan di lapangan baik penyimpangan atas perintah Pemberi Tugas atau
tidak, Kontraktor harus membuat “as built drawing” yang jelas, gambar-
gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap tiga dan semua biaya
pembuatannya ditanggung Pemborong.
Pasal 12
Penjelasan RKS dan Gambar
Ayat 1 Bila terdapat perbedaan dalam gambar kerja, maka ditentukan sebagai berikut:
a) Perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka yang harus
diikuti gambar detail.
b) Perbedaan skala dan ukuran yang tertulis dalam gambar, maka yang
harus diikuti ukuran dalam gambar.
Ayat 2 Bila terdapat perbedaan antar gambar yang berbeda bidang/jenisnya, maka
dipakai pedoman sebagai berikut :
Ayat 3 Apabila dalam gambar disebutkan lingkup pekerjaan, sedang dalam RKS tidak
disebutkan, maka gambar yang harus dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya
bila dalam gambar tidak disebutkan lingkup pekerjaan, sedang dalam RKS
disebutkan, maka Kontraktor terikat untuk melaksanakannya.
Ayat 4 Apabila Kontraktor merasa ada keraguan atas gambar dan RKS, maka
Kontraktor dapat meminta penjelasan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas.
Ayat 7 Untuk semua yang belum terdapat dalam gambar kerja/RKS, baik karena
penyimpangan, perubahan atas perintah Pemberi Tugas/Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas/maupun sebab-sebab lain, maka Kontraktor
harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan yang dilaksanakan (as
built drawings) yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan
pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut dibuat dalam 3 (tiga)
rangkap, disetujui oleh Konsultan Pengawas, diketahui oleh Pemberi Tugas
dan Konsultan Perencana, dibuat atas biaya Kontraktor
Pasal 13
Pelaksanaan
d) ‘Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ tersebut harus selalu berada di lokasi
pekerjaan agar perkembangan hasil pekerjaan di lapangan bisa diikuti dan
diberi tanda garis tinta merah. Bila terdapat/terlihat ada hambatan, semua
pihak harus segera mengadakan langkah-langkah penanggulangannya.
b) Format dari Gambar Kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan
oleh Direksi Pekerjaan.
Ayat 4 Dokumentasi
a) Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke pihak Direksi Pekerjaan dan ke pihak lain yang
memerlukan.
a) Jam kerja Kontraktor adalah jam kerja menurut kebiasaan setempat (6 hari
seminggu)
Pasal 14
Kuasa Pemborong Di Lapangan
Pasal 15
Tempat Tinggal (Domisili)
Pasal 17
Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan
Pemborong harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil, dan hak pemakai
jalan bersih dari bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran
lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak
berlangsung. Rekanan juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan
yang terjadi atas fasilitas umum seperti saluran air, listrik, dan sebagainya
yang disebabkan oleh kegiatan Pemborong. Semua biaya pemasangan kembali
dan perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab Pemborong.
Pasal 18
Syarat-Syarat Cara Pemeriksaan Bahan
Ayat 1 Rekanan harus selalu memegang teguh disiplin kerja, dan tidak
memperkerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian
dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
Ayat 2 Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan
akan berkualitas baik. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar
dapat ditolak.
Ayat 2 Pemberi Tugas boleh (tetapi tidak secara tak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari
pekerjaan.
Pasal 20
Pekerjaan Tambah dan Kurang
Ayat 2 Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan
pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua
belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan
pekerjaan.
Ayat 3 Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pengawas
adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
Pasal 21
Penyelesaian dan Penyerahan
Ornament.
Pertamanan.
Finishing Arsitektur.
Pekerjaan Persiapan.
Brosur Teknis yang telah diberi tanda pengenal khusus sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan.
Kecuali dengan izin khusus dari Direksi Pekerjaan dan Pemberi Tugas,
Kontraktor harus membuat Dokumen Terlaksana hanya untuk
diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Ayat 2 Penyerahan.
Pasal 22
Laporan Mingguan dan Harian
d) Keadaan cuaca.
g) Kejadian khusus.
Pasal 1
Pekerjaan Pendahuluan
BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1
Pekerjaan Tanah Galian dan Urugan
- Urugan pasir bawah pondasi, dibawah lantai, urugan pasir bawah trap -
trapan dan lainnya yang membutuhkan urugan pasir.
- Urugan tanah kembali untuk menutup sisa – sisa bekas galian pondasi
dilaksanakan setelah pemasangan, pondasi dan harus mendapat ijin
dari Pengelola Teknik kegiatan dan Pengawas Lapangan.
- Urugan tanah mendatangkan dilaksanakan pada lantai dasar. Tebal
urugan tanah disesuaikan dengan kebutuhan, atau sesuai dengan
gambar kerja.
- Urugan pasir bawah pondasi dan bawah pondasi foot plate tebal 5 cm
(atau sesuai dengan gambar) dilaksanakan setelah galian lobang
pondasi selesai dan telah disetujui ukuran dalam dan lebarnya oleh
Direksi Lapangan atau Pengawas Lapangan.
Pasal 2
Pekerjaan Pasangan Bata
d) Batu bata sebelum dipasang dibasahi air terlebih dahulu sampai jenuh, air
yang dipergunakan adalah air yang jernih dan tidak mengandung asam /
basa (bahan kimia).
g) Pasangan Batu bata yang telah selesai dan berdiri harus di sirami terus
menerus dengan air.
h) Jika setelah selesai pekerjaan pasangan batu bata terdapat retak – retak,
penyedia jasa harus memperbaiki pekerjaan tersebut dan apabila
diperlukan penambahan – penambahan perkuatan konstruksi penyedia jasa
wajib melaksanakan atas persetujuan Pengawas Lapangan dan seijin
Pengelola teknis Kegiatan
Pasal 3
Pekerjaan Plesteran dan Acian.
e) Plesteran harus penuh, melekat kuat pada pasangan batu bata sehingga
plesteran tidak menimbulkan bunyi kosong apabila diketuk.
f) Plesteran harus rata ridak bergelombang pada sudutnya harus tajam
horizontal atau vertical sesuai peruntukannya
j) Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata vertikal dan tegak lurus
dengan bidang plesteran lainnya.
c) Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali plesteran pekerjaan
pekerjaan beton yang nampak dengan tebal 1.5 cm.
d) Plesteran baru tersebut harus dijaga dan dirawat sedemikian rupa, sehingga
tidak terjadi retak – retak dan pecah – pecah, dengan disiram air minimum
3 (tiga) kali dalam waktu 24 jam selama 3 ( tiga ) hari.
Pasal 4
Pekerjaan Beton
- Pengecoran
- Pemeliharaan
a) Persyaratan umum
- Semua pekerjan beton harus dipenuhi syarat – syarat yang ada pada
PBI (Peraturan Beton Indonesia) 1971 dan SK-SNI 1991.
- Semua ukuran, dimensi beton yang ada dan tertulis dalam gambar
kerja, adalah ukuran dan dimensi beton konstruksi tidak dan belum
termasuk plesteran/finishingnya.
- Komposisi
Percobaan Pendahuluan.
Masa Pelaksanaan.
a) Adukan
- Besi beton yang digunakan adalah baja dengan mutu baja U.24 untuk
tulangan lebih kecil dari 16 mm sedang tulangan sama atau lebih besar
dari 16 mm U 32 sesuai dengan PBI 1971.
- Semua baja tulangan harus disimpan ditempat yang bebas dari lembab,
dipisahkan sesuai dengan diameter serta asal pembelian. Semua baja
tulangan yang akan digunakan harus
c) Bekesting
d) Pengecoran
e) Pembongkaran cetakan
f) Finishing
- Kolom, balok dan sebagainya, yang akan dilapisi lebih lanjut dengan
plesteran, harus diselesaikan dengan mistar untuk mendapatkan
penyelesaian permukaan yang diperlukan sedemikian sehingga tidak
ada kerikil – kerikil yang tampak.
Pasal 5
Pekerjaan Besi
b) Pemasangan Gording
c) Pemasangan Pintu
d) Pemasangan Kolom
a) Persyaratan umum
- Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas
– bekas cat, karat, lemak dan kotoran lainnya.
- Lubang baut untuk baut harus dibuat dengan bor, lubang baut harus
lebih besar 2 mm daripada diameter luar baut.
a) Persyaratan umum
- Bahan – bahan yang digunakan harus dalam keadaan baru tanpa cacat
serta bebas dari karat, lurus, tidak terpuntir, serta memenuhi syarat
toleransi sesuai dengan spesifikasi ini. Penyimpanan bahan harus
ditempatkan pada tempat yang kering, terlindung dan tidak berada
diatas tanah.
- Bahan yang digunakan harus bahan baru dan bebas dari karat.
f) Penutup Atap
- Pemasangan plastic UV dan penutup atap lainnya harus lurus, rapi dan
rapat, sehingga tidak menimbulkan kebocoran.
Pasal 7
Pekerjaan Pengecatan
a) Persyaratan umum
- Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor
harus menyediakan peralatan
Pasal 8
Pekerjaan Finishing
Pasal 9
Pekerjaan Lain - Lain
Ayat 1 Segala sesuatu yang belum diatur dalam RKS ini dan diperlukan, akan
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ).
Ayat 2 Hal – hal yang timbul kemudian dalam pelaksanaan dan diperlukan
penyelesaian dilapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Pemimpin Proyek,
Pengawas Lapangan dan Penyedia Jasa.
BAB IV
Ayat 1 Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan
yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar
Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan
dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.Seluruh barang
material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material,
peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
Ayat 2 Material
1. Batu pecah yang digunakan dengan gradasi 2-3 cm, bersih dari
bahan organik atau kotoran lain.
D. Portland Cement (PC)
Besi beton SNI dan bendrat harus memenuhi syarat – syarat sebagaimana
ditentukan dalam PBI‟71
H. Pipa Atap, Gording dan Kolom
BAB V
INSTRUMEN K3
Pasal 1
Pembuatan Kartu Identitas Pekerja
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Pembuatan Kartu
Identitas Pekerja (KIP), antara lain:
- Kartu identitas pekerja dibuat berdasarkan data asli oleh pihak terkait
- Dalam kartu identitas harus tercantum keterangan spesifikasi tenaga ahli
terkait
- Kartu identitas wajib mengetahui/menyetujui oleh pihak direksi sebagai bukti
tanggung jawab dan profesionalisme dalam bekerja
- Kartu identitas pekerja wajib menyantumkan masa berlaku kartu dan dalam
lingkup pekerjaan apa saja dapat digunakan
- Wajib menyantumkan peringatan terkait hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan selama masa kontrak
- Wajib menyantumkan sanksi terkait pelanggaran yang dilakukan
Pasal 2
Pengarahan K3 (Safety Briefing)
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Pengarahan K3
(Safety Briefing), antara lain:
- Pengarahan K3 harus disampaikan sejelas mungkin
- Mudah dipahami oleh pihak terkait
- Pengarahan harus tepat sasaran
- Bila perlu dalam pengarahan K3 dapat diperjelas dengan alat peraga
- Menjelaskan metode komunikasi yang baik ketika di lapangan agar tidak
terjadi kecelakaan dan/ kesalahan kerja
- Segala perlengkapan APD dan peraturan yang tercantum wajib dipahami dan
dilaksankan
- Pihak direksi dan/ petugas wajib memberikan contoh terkait pentingnya K3
- Dapat menunjukkan sanksi dan/ akibat apabila tidak menggunakan dan/
menaati peraturan yang tercantum dalam K3
Pasal 3
Spanduk
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
spanduk, antara lain:
- Menyantumkan kalimat himbauan dan/ larangan dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan
- Kalimat yang digunakan harus singkat padat dan jelas
- Bila perlu ditambakhan gambar peraga untuk memperjelas
pernyataan/himbauan yang diberikan
- Menyantumkan simbol dan/ gambar yang wajib digunakan dan/ ditaati ketika
di lokasi pekerjaan
- Penempatan spanduk di lokasi yang sering dilewati/mudah untuk dilihat
orang
Pasal 4
Papan Informasi K3
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Papan
Informasi K3, antara lain:
- Menyantumkan himbauan/larangan terkait sebab dan/ akibat yang sering
terjadi di lokasi pekerjaan
- Menyantumkan pentingnya dalam pelaksanaan K3
- Bahasa yang digunakan singkat, padat dan jelas
- Papan Informasi K3 ditempatkan di lokasi yang sering dilewati/mudah untuk
dilihat orang
Gambar - Papan Informasi K3
Pasal 5
Alat Pelindung Diri
Ayat 1 Topi Pelindung (Safety Helmet).
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penggunaan Topi Pelindung (Safety Helmet), antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Topi Pelindung (Safety Helmet) bagi
pekerja/pengunjung.
- Setiap pekerja/pengunjung wajib menggunakan Topi Pelindung (Safety
Helmet) demi keselamatan.
- Fungsi warna Topi Pelindung (Safety Helmet) berdasarkan pekerjaan:
Safety Helm berwarna putih biasanya dipakai oleh manajer,
pengawas, insinyur, mandor.
Safety Helm berwarna biru biasanya dipakai oleh site supervisor,
electrical contractor atau pengawas sementara.
Safety Helm berwarna kuning biasanya dipakai oleh sub contractor
atau pekerja umum.
Safety Helm berwarna hijau biasanya dipakai dan digunakan oleh
pengawas lingkungan.
Safety Helm berwarna pink biasanya juga dipakai oleh pekerja baru
atau magang.
Safety Helm berwarna orange biasanya juga digunakan oleh tamu
perusahaan.
Safety Helm berwarna merah biasanya dipakai oleh safety officer
yang mempunyai tanggung jawab untuk memeriksa sistem
keselamatan sudah terpa
- Pekerja/pengunjung wajib menjaga Topi Pelindung (Safety Helmet)
dengan baik
- Ketika Topi Pelindung (Safety Helmet) hilang dan/ rusak wajib lapor ke
bagian yang bertugas dan minta yang baru
- Sesama pekerja/pengunjung wajib mengingatkan tentang pentingnya Topi
Pelindung (Safety Helmet) ketika dilokasi pekerjaan
Pasal 6
Fasilitas Sarana Kesehatan
Ayat 1 Peralatan P3K
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penyediaan Peralatan P3K, antara lain:
- Buku panduan yang berguna untuk memandu pelaksanaan pertolongan
pertama pada kecelakaan
- Sarung tangan (handscoon) steril, minimal sepasang. Sarung tangan ini
berfungsi mencegah agar bakteri dari tangan penolong tidak masuk ke
dalam tubuh orang yang cedera melalui luka. Sarung tangan juga
membantu agar tangan penolong tidak terkena darah, kotoran maupun
obat-obat luka saat merawat cedera.
- Larutan antiseptik, di antaranya hidrogen peroksida untuk membersihkan
dan mensterilkan luka, atau iodine povidon (sejenis betadin) yang
berfungsi sama. Siapkan pula alkohol untuk mensterilkan daerah di
sekitar luka, bukan pada lukanya.
- Plester dan kassa steril, guna menghentikan perdarahan ringan atau
membungkus agar luka tidak terpapar bakteri dan kotoran.
- Salep antibiotik untuk membantu mencegah infeksi pada luka atau lecet,
serta dapat mengurangi terjadinya jaringan parut.
- Plester adhesive dalam berbagai bentuk dan ukuran untuk menutupi luka
dan lecet.
- Gunting, untuk menggunting plester, kassa maupun pakaian korban, dan
pinset untuk mencabut sengatan lebah dan sebagainua.
- Kapas bertangkai, atau cotton bud
- Perban elastis untuk membantu menstabilkan pergelangan tangan, siku,
pergelangan kaki maupun lutut yang cedera.
- Pembalut segitiga (mitella) yang dapat digunakan sebagai penggantung
lengan atau bahu yang cedera. Siapkan peniti untuk memasangnya.
- Obat penghilang rasa sakit, seperti parasetamol. Selain dapat
meringankan rasa sakit, juga dapat menurunkan demam.
- Kompres dingin instan untuk membantu merawat luka bakar, luka akibat
sengatan serangga, keseleo dan tegang otot.
- Salep luka bakar, seperti Levertran untuk mengatasi luka bakar.
- Senter kecil untuk berjaga-jaga dalam situasi tertentu.
- Obat-obatan sesuai resep dokter, terutama jika salah seorang anggota
keluarga menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, asma, jantung,
maupun alergi. Obat-obatan ini harus digunakan sesuai petunjuk dokter.
- Nomor telpon darurat. Letakkan nomor-nomor telepon darurat seperti
nomor dokter, ambulans (termasuk taksi dan ojek), kepolisian dan
pemadam kebakaran.
- Tuliskan daftar isi kotak P3K, juga tanggal kadaluarsanya. Lakukan
penggantian secara berkala untuk menghindari keracunan bahan kimia
yang disebabkan karena kadaluarsa.
- Siapkan dua buah kotak P3K beserta isinya, untuk ditempatkan di rumah
dan di mobil.
Pasal 7
Rambu-Rambu
Ayat 1 Rambu Petunjuk
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam penyediaan Rambu Petunjuk, antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Rambu Petunjuk terkait situasi dan
kondisi lokasi pekerjaan
- Rambu Petunjuk yang dibuat wajib dipahami dan ditaati oleh pekerja dan
pengunjung demi lancarnya pelaksanaan pekerjaan.
- Penempatan Rambu Petunjuk harus berada dilokasi yang strategis, dapat
dilihat dan/ diketahui semua orang.
- Rambu Petunjuk yang dibuat wajib mengikuti peraturan yang telah
disepakati dan/ dibuat oleh pemerintah dan/ pihak yang berwenang.
- Pekerja/pengunjung wajib mengingatkan kepada pihak terkait apabila
Rambu Petunjuk di lokasi pekerjaan terjadi kerusaakan ataupun tidak ada.
Pasal 8
Iuran BPJS Ketenagakerjaan
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Iuran BPJS
Ketenagakerjaan, antara lain :
- Pihak direksi wajib menyediakan, menjamin dan/ membantu terkait BPJS
Ketenagakerjaan bagi para pekerja
Iuran BPJS Ketenagakerjaan dilakukan sesuai kesepakatan dengan pihak pelaksana
dilapangan dan pekerja dan/ ditanggung penuh oleh Perusahaan terkait.
BAB VI
PENUTUP
(1) Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-
bahan, pekerjaan, tidak disebutkan perkataan atau kalimat diselenggarakan oleh
kontraktor, maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
(2) Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata
termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata
demi kata dalam RKS ini, harus diselenggarakan oleh kontraktor dan diterima
sebagai hal yang disebutkan.
(3) Hal-hal yang tak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut
pihak Pemimpin Proyek, bila mana perlu diadakan perbaikan dalam peraturan
ini.
Dibuat Oleh,
Konsultan Perencana
CV. ADFI CENTRAL ENGINEER