SEKRETARIAT DAERAH
NAMA KEGIATAN :
PENGADAAN DAN PENGELOLAAN SARANA DAN
PRASARANA KEDINASAN PERANGKAT DAERAH
NAMA PEKERJAAN :
BELANJA JASA KONSULTANSI PERENCANAAN
LOKASI :
BALAI KOTA AMONGTANI
TAHUN ANGGARAN :
2020
KONSULTAN PERENCANA:
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I URAIAN TEKNIS UMUM.......................................................................1
Pasal 1 Data Proyek............................................................................................................1
Pasal 13 Pelaksanaan..........................................................................................................15
ii
Pasal 2 Pekerjaan Pembersihan Lahan (Sterilisasi Lokasi)................................................26
Pasal 3 Spanduk.................................................................................................................47
Pasal 7 Rambu-Rambu.......................................................................................................53
iii
Pasal 8 Iuran BPJS Ketenagakerjaan.................................................................................56
BAB V PENUTUP................................................................................................57
iv
BAB I
URAIAN TEKNIS UMUM
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
Pasal 1
Data Proyek
Pasal 2
Lingkup Pekerjaan
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN INTERIOR
C. PEKERJAAN LANTAI
D. PEKERJAAN PLAFOND
E. Pekerjaan ELEKTRIKAL
Pasal 3
Tenaga Kerja
Ayat 1 Kontraktor wajib memiliki Sub.Bidang 009 (Bangunan gedung Lainya) dan
membuat struktur organisasi kerja dilapangan, lengkap dengan nama dan
jabatannya.
Pasal 4
Peralatan Kerja dan Perlengkapan Lapangan
Pasal 5
Jenis dan Mutu Bahan
Ayat 1 Semua material/bahan bangunan yang dipakai harus dari masing-masing jenis
dan standart mutu yang disyaratkan dalam RKS ini.
Ayat 2 Material/bahan bangunan untuk seluruh pekerjaan, jika tidak ada ketentuan
lain, harus diusahakan dan disediakan oleh Kontraktor dengan persetujuan
Konsultan Pengawas dan Kontraktor wajib menyediakan contoh (sample) dari
material/bahan tersebut untuk disimpan di Direksi-keet.
Ayat 3 Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak memerintahkan untuk
mengeluarkan dari lapangan pekerjaan terhadap material/bahan bangunan
yang tidak disetujui dalam tempo 2 x 24 jam.
Ayat 4 Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak mengeluarkan perintah
membongkar pekerjaan untuk diperiksa atau memerintahkan untuk diadakan
pengujian material/bahan bangunan, baik yang sudah maupun yang belum
dimasukkan ke lapangan pekerjaan. Apabila terbukti bahwa material/bahan
bangunan yang dibongkar tersebut tenyata tidak sesuai dengan yang
dipersyaratkan, maka biaya yang terjadi akibat itu dan perbaikannya menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Ayat 5 Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berwenang untuk meminta keterangan
mengenai asal material/bahan bangunan yang dipakai dan Kontraktor wajib
memberitahukannya.
Ayat 6 Kontraktor wajib menempatkan material/bahan bangunan kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan, baik di lapangan (terbuka) maupun didalam gudang,
sesuai dengan sifatnya atas persetujuan Konsultan Pengawas, sehingga akan
menjamin keamanan dan terhindar dari kerusakan akibat cara penyimpanan
yang salah.
Ayat 7 Material/bahan bangunan yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan
langsung pada pekerjaan yang bersangkutan, tidak diperkenankan untuk
disimpan dalam tapak.
Ayat 8 Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan
dalam pekerjaan ini harus menggunakan bahan yang baru.
Ayat 9 Tanda pengenal.
Ayat 13 Contoh
a) Jumlah Contoh
6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan diatas, keputusan atas contoh
dari Bahan/Produk yang diajukan belum diperoleh tanpa Pemberitahuan
tertulis apapun dari Direksi Pekerjaan, maka dianggap bahwa contoh yang
diajukan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
7. Penyimpanan Bahan.
Apabila selama waktu itu ternyata bahwa Bahan/Produk menjadi tidak layak
untuk dipakai dalam pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan berhak untuk
memerintahkan agar Bahan/Produk tersebut harus segera dikeluarkan dari
lapangan untuk diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
Pasal 6
Hak Kerja
Pasal 7
Jaminan Keselamatan Buruh
Ayat 1 Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja pekerja sesuai dengan yang
ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan
untuk setiap bidang pekerjaan.
Ayat 4 Kecelakaan.
Pasal 8
Peraturan Teknis Umum
Pasal 9
Uraian Pekerjaan
Ayat 3 Penyediaan
a) Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk pada harga kontrak harus
dianggap seperti yang tertera di gambar-gambar kontrak atau tercantum di
uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut di atas, apa yang tertera
dalam uraian dan syarat-syarat atau gambar dalam kontrak itu bagaimanapun
tidak boleh ditolak, diubah, atau dipengaruhi penerapan atau interprestasi dari
apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
Pasal 10
Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan
Ayat 1 Lokasi perletakan bangunan harus bersih dari kotoran. Apabila belum bersih,
maka Kontraktor wajib untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada pada
lokasi tersebut sebelum pekerjaan dimulai.
Ayat 2 Penimbunan material/bahan bangunan didalam gudang maupun di halaman
harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan kerja.
Ayat 3 Tidak diperkenankan
a) Pekerja menginap ditempat pekerjaan tanpa seijin Konsultan Pengawas.
b) Memasak di tempat pekerjaan tanpa seijin Konsultan Pengawas.
c) Membawa penjual asongan (makanan, minuman, rokok, dan
sebagainya) ke tempat pekerjaan.
d) Keluar masuk dengan bebas.
Ayat 4 Kontraktor harus melakukan pengamanan barang-barang diseluruh pekerjaan
bangunan, baik selama pelaksanaan maupun pada waktu tidak dilakukan
pekerjaan.
Ayat 5 Barang-barang dan bahan-bahan yang hilang, baik yang belum maupun yang
sudah dipasang, tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak
diperkenankan untuk diperhitungkan dalam biaya tambahan.
Pasal 11
Gambar-Gambar Pekerjaan
Untuk semua gambar yang belum ada pada gambar kerja dan gambar
perubahan di lapangan baik penyimpangan atas perintah Pemberi Tugas atau
tidak, Kontraktor harus membuat “as built drawing” yang jelas, gambar-
gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap tiga dan semua biaya
pembuatannya ditanggung Pemborong.
Pasal 12
Penjelasan RKS dan Gambar
Ayat 1 Bila terdapat perbedaan dalam gambar kerja, maka ditentukan sebagai berikut
a) Perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka yang harus diikuti
gambar detail.
b) Perbedaan skala dan ukuran yang tertulis dalam gambar, maka yang harus
diikuti ukuran dalam gambar.
Ayat 2 Bila terdapat perbedaan antar gambar yang berbeda bidang/jenisnya, maka
dipakai pedoman sebagai berikut
a) Perbedaan antara gambar Arsitektur dan gambar Struktur, maka untuk ukuran
fungsional dipakai gambar Arsitektur dan untuk jenis/kualitas bahan dipakai
gambar Struktur.
b) Perbedaan antara gambar Arsitektur dan gambar Utilitas, maka untuk ukuran
fungsional dipakai gambar Arsitektur dan untuk jenis/kualitas bahan dipakai
gambar Utilitas.
Ayat 3 Apabila dalam gambar disebutkan lingkup pekerjaan, sedang dalam RKS
tidak disebutkan, maka gambar yang harus dilaksanakan. Demikian pula
sebaliknya bila dalam gambar tidak disebutkan lingkup pekerjaan, sedang
dalam RKS disebutkan, maka Kontraktor terikat untuk melaksanakannya.
Ayat 4 Apabila Kontraktor merasa ada keraguan atas gambar dan RKS, maka
Kontraktor dapat meminta penjelasan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas.
Ayat 7 Untuk semua yang belum terdapat dalam gambar kerja/RKS, baik karena
penyimpangan, perubahan atas perintah Pemberi Tugas/Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas/maupun sebab-sebab lain, maka Kontraktor
harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan yang dilaksanakan (as
built drawings) yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja
dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut dibuat dalam 3
(tiga) rangkap, disetujui oleh Konsultan Pengawas, diketahui oleh Pemberi
Tugas dan Konsultan Perencana, dibuat atas biaya Kontraktor
Pasal 13
Pelaksanaan
a) Pada saat akan dimulai pelaksanaan di lapangan, atau setelah menerima SPK
dari Pemimpin Proyek, rekanan harus segera mengadakan persiapan termasuk
pembuatan jadwal pelaksanaan berupa ’Bar Chart’ dan ‘Network Planning’
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan SPK, yang berisi tahap-
tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan yang disesuaikan
dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak, dan harus disahkan
Pengawas/Direksi dan Pimpinan Proyek.
d) ‘Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ tersebut harus selalu berada di lokasi
pekerjaan agar perkembangan hasil pekerjaan di lapangan bisa diikuti dan
diberi tanda garis tinta merah. Bila terdapat/terlihat ada hambatan, semua
pihak harus segera mengadakan langkah-langkah penanggulangannya.
b) Format dari Gambar Kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh
Direksi Pekerjaan.
Ayat 4 Dokumentasi
a) Jam kerja Kontraktor adalah jam kerja menurut kebiasaan setempat (6 hari
seminggu)
b) Jika Kontraktor menghendaki, diluar ketentuan waktu jam kerja menurut
kebiasaan setempat, atau pada hari-hari libur nasional, atau sebelum matahari
terbit, atau setelah matahari terbenam, maka Kontraktor diharuskan
mengajukan ijin sebelumnya kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis dalam
waktu sekurang-kurangnya 24 jam.
Pasal 14
Kuasa Pemborong Di Lapangan
Pasal 15
Tempat Tinggal (Domisili)
Pasal 16
Bangunan Sementara Proyek
Pasal 17
Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan
Pemborong harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil, dan hak pemakai
jalan bersih dari bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran
lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak
berlangsung. Rekanan juga bertanggung jawab atas gangguan dan
pemindahan yang terjadi atas fasilitas umum seperti saluran air, listrik, dan
sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan Pemborong. Semua biaya
pemasangan kembali dan perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab
Pemborong.
Ayat 1 Rekanan harus selalu memegang teguh disiplin kerja, dan tidak
memperkerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian
dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
Ayat 2 Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan
akan berkualitas baik. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar
dapat ditolak.
b) Kecuali dipersyaratkan lain, maka semua pekerjaan akan diuji dengan cara
dan Tolok Ukur Pengujian yang dipersyaratkan dan ditetapkan dalam
Persyaratan Teknis
Pasal 19
Pekerjaan Tidak Baik
Ayat 2 Pemberi Tugas boleh (tetapi tidak secara tak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari
pekerjaan.
Pasal 20
Pekerjaan Tambah dan Kurang
Ayat 3 Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pengawas
adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
Pasal 21
Penyelesaian dan Penyerahan
Ornamental.
Pertamanan.
Finishing Arsitektur.
Pekerjaan Persiapan.
Brosur Teknis yang telah diberi tanda pengenal khusus sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan.
d) Dokumen Terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Kecuali dengan izin khusus dari Direksi Pekerjaan dan Pemberi Tugas,
Kontraktor harus membuat Dokumen Terlaksana hanya untuk diserahkan
kepada Pemberi Tugas.
Ayat 2 Penyerahan.
b) Untuk peralatan/perlengkapan
Pasal 22
Laporan Mingguan dan Harian
d) Keadaan cuaca.
g) Kejadian khusus.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pasal 1
Pekerjaan Pendahuluan
b) Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau
sumber lain, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi
keperluan pelaksanaan pekerjaan termasuk keperluan Kantor Direksi
Pekerjaan, kantor pelaksana, kamar mandi/wc atau tempat-tempat lain yang
dianggap perlu.
Ayat 4 Jalan masuk ke tempat pekerjaan yang telah ditentukan harus diadakan oleh
rekanan bila diperlukan, sesuai kebutuhan dan kepentingan proyek.
Ayat 5 Sambungan listrik, air dan transportasi pelaksanaan agar dipersiapkan dengan
baik dan berkoordinasi dengan pihak dinas. Bila pihak dinas tidak dapat
memenuhi, maka rekanan (Pemborong) harus menyediakan sendiri.
Pasal 2
Pekerjaan Pembersihan Lahan (Sterilisasi Lokasi)
a) Menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, untuk mencapai
hasil yang baik dan sempurna.
BAB III
PEKERJAAN INTERIOR
Pasal 1
Pekerjaan Backdrop Dinding
b) Jangan mengukur dengan skala skala gambar yang ada, gunakanlah ukuran
yang sudah tercantum digambar detail, semua ukuran harus dicek dilapangan
oleh pelaksana. Apabila terdapat perbedaan terhadap layout dengan gambar
detail dan kondisi lapangan, maka pelaksana wajib memberitahukan kepada
konsultan Pengawas/Direksi untuk dapat dipecahkan bersama.
c) Pelaksana wajib membuat mock up untuk setiap satu model furniture dan
harus dilihat dan disetujui oleh Pengawas dan Direksi sebelum
melanjutkanpekerjaan.
Pasal 2
Pekerjaan Skirting Kayu Finish HPL
b) Jangan mengukur dengan skala skala gambar yang ada, gunakanlah ukuran
yang sudah tercantum digambar detail, semua ukuran harus dicek dilapangan
oleh pelaksana. Apabila terdapat perbedaan terhadap layout dengan gambar
detail dan kondisi lapangan, maka pelaksana wajib memberitahukan kepada
konsultan Pengawas/Direksi untuk dapat dipecahkan bersama.
c) Pelaksana wajib membuat mock up untuk setiap satu model furniture dan harus
dilihat dan disetujui oleh Pengawas dan Direksi sebelum melanjutkan
pekerjaan.
Pasal 3
Pekerjaan Cermin
a) Kaca adalah benda yang terbuat dari glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya,
dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan pengambangan (Float
glass).
b) Toleransi lebar dan panjang.
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang
ditentukan oleh pabrik.
c) Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
d) Cacat-cacat :
- Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagian atau seluruh tebal kaca).
- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar ke arah luar/dalam).
- Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave), benang
adalah
cacat garis timbul yang tembus pandang, dan gelombang adalah
permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.
- Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
- Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
- Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
e) Bahan kaca :
- Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SH 0189/79 dan PBVI 1982.
- Kaca jendela dipakai t = 5 mm dan warna sesuai dengan gambar
dan persetujuan direksi/pengawas.
- Pintu kaca menggunakan kaca t = 8 mm dan warna sesuai dengan
gambar dan persetujuan direksi/pengawas.
- Bahan untuk cermin menggunakan Clear Float Glass, tebal 6 mm.
f) Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas
a) Pada permukaan dinding yang akan dipartisi permukaanya harus rata, kering
dan bersih (bebas debu dan kotoran lainya)
d) Pelaksana wajib memberi contoh wall cover terlebih dahulu dan harus dilihat
dan disetujui oleh Pengawas dan Direksi sebelum melanjutkan pekerjaan.
Pasal 5
Meja Rapat
Ayat 1 Lingkup Pekerjaan
a) Mock Up
- Apabila jeis furniture yang dibuatkan lebih dari 10 (sepuluh) buah / unit
atau lebih, maka dalam pelaksanaanya diwajibkan untuk membuat 1 (satu)
contoh / mock up
b) Kayu
c) HPL
d) Hollow Stainlees
e) Kaca
b) Jangan mengukur dengan skala skala gambar yang ada, gunakanlah ukuran
yang sudah tercantum digambar detail, semua ukuran harus dicek dilapangan
oleh pelaksana. Apabila terdapat perbedaan terhadap layout dengan gambar
detail dan kondisi lapangan, maka pelaksana wajib memberitahukan kepada
konsultan Pengawas/Direksi untuk dapat dipecahkan bersama.
c) Pelaksana wajib membuat mock up untuk setiap satu model furniture dan harus
dilihat dan disetujui oleh Pengawas dan Direksi sebelum melanjutkan
pekerjaan.
Pasal 6
Kursi
Ayat 1 Lingkup Pekerjaan
b) Pekerjaan Kursi Rapat Asisten meliputi belanja kursi, Sesuai yang disebutkan
/ ditunjukkan dalam gambar dan spektek sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas/Direksi
a) Mock Up
- Apabila jeis furniture yang dibuatkan lebih dari 1 (satu) buah / unit atau
lebih, maka dalam pelaksanaanya diwajibkan untuk membuat 1 (satu) contoh
/ mock up
b) Jangan mengukur dengan skala skala gambar yang ada, gunakanlah ukuran
yang sudah tercantum digambar detail, semua ukuran harus dicek dilapangan
oleh pelaksana. Apabila terdapat perbedaan terhadap layout dengan gambar
detail dan kondisi lapangan, maka pelaksana wajib memberitahukan kepada
konsultan Pengawas/Direksi untuk dapat dipecahkan bersama.
c) Pelaksana wajib membuat mock up untuk setiap satu model furniture dan harus
dilihat dan disetujui oleh Pengawas dan Direksi sebelum melanjutkan
pekerjaan.
Pasal 7
Standing Sound
Ayat 1 Lingkup Pekerjaan
a) Sound Indoor
sound tersebut
Pasal 8
Air Conditioner (split)
Ayat 1 Lingkup Pekerjaan
a) AC (split) 2pk
- Air Conditioner dengan kapasitas 2pk referensi produk daikin low wat.
sound tersebut
Pasal 9
Vertical Blind
Ayat 1 Lingkup Pekerjaan
a) Vertical Blind
Pasal 10
Monitor 60”
Ayat 1 Lingkup Pekerjaan
Pasal 11
Pintu
Ayat 1 Lingkup Pekerjaan
a) Kayu
b) Jangan mengukur dengan skala skala gambar yang ada, gunakanlah ukuran
yang sudah tercantum digambar detail, semua ukuran harus dicek dilapangan
oleh pelaksana. Apabila terdapat perbedaan terhadap layout dengan gambar
detail dan kondisi lapangan, maka pelaksana wajib memberitahukan kepada
konsultan Pengawas/Direksi untuk dapat dipecahkan bersama.
BAB IV
PEKERJAAN LANTAI
Pasal 1
Carpet Tile
Ayat 1 Lingkup Pekerjaan
d) Pekerjaan Carpet Tile meliputi belanja Carpet sebagai alas lantai, Sesuai
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan spektek sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/Direksi
PEKERJAAN PLAFOND
Pasal 1
Plafond Gypsum 9mm Finish Cat
PEKERJAAN PELEKTRIKAL
Pasal 1
Instalasi Lampu, Stop Kontak, Lampu Downlight, Led Strip,Saklar
Double dan Stop Kontak
a) Kabel yang digunakan untuk instalasi penerangan adalah kabel yang telah
memenuhi SPLN. Jenis kabel yang digunakan adalah Kabel NYA 2,5 mm.
b) Down Light Tanam yang digunakan pada plafond gypsum berukuran 4”
dan plafond multiplek 2” dengan reverensi produk ex. Panasonik
dilengkapi Lampu LED 10 Watt,dan lampu Strip yang sudah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c) Saklar, Stop Kontak dan Fitting yang digunakan adalah ex Broco atau
merk lain yang setara.
BAB VII
INSTRUMEN K3
Pasal 1
Pembuatan Kartu Identitas Pekerja
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Pembuatan Kartu
Identitas Pekerja (KIP), antara lain:
- Kartu identitas pekerja dibuat berdasarkan data asli oleh pihak terkait
- Dalam kartu identitas harus tercantum keterangan spesifikasi tenaga ahli terkait
- Kartu identitas wajib mengetahui/menyetujui oleh pihak direksi sebagai bukti
tanggung jawab dan profesionalisme dalam bekerja
- Kartu identitas pekerja wajib menyantumkan masa berlaku kartu dan dalam
lingkup pekerjaan apa saja dapat digunakan
- Wajib menyantumkan peringatan terkait hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan selama masa kontrak
- Wajib menyantumkan sanksi terkait pelanggaran yang dilakukan
Pasal 2
Pengarahan K3 (Safety Briefing)
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Pengarahan K3
(Safety Briefing), antara lain:
- Pengarahan K3 harus disampaikan sejelas mungkin
- Mudah dipahami oleh pihak terkait
- Pengarahan harus tepat sasaran
- Bila perlu dalam pengarahan K3 dapat diperjelas dengan alat peraga
- Menjelaskan metode komunikasi yang baik ketika di lapangan agar tidak
terjadi kecelakaan dan/ kesalahan kerja
- Segala perlengkapan APD dan peraturan yang tercantum wajib dipahami dan
dilaksankan
- Pihak direksi dan/ petugas wajib memberikan contoh terkait pentingnya K3
- Dapat menunjukkan sanksi dan/ akibat apabila tidak menggunakan dan/
menaati peraturan yang tercantum dalam K3
Pasal 3
Spanduk
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
spanduk, antara lain:
- Menyantumkan kalimat himbauan dan/ larangan dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan
- Kalimat yang digunakan harus singkat padat dan jelas
- Bila perlu ditambakhan gambar peraga untuk memperjelas
pernyataan/himbauan yang diberikan
- Menyantumkan simbol dan/ gambar yang wajib digunakan dan/ ditaati ketika
di lokasi pekerjaan
- Penempatan spanduk di lokasi yang sering dilewati/mudah untuk dilihat
orang
Gambar - Spanduk K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja)
Pasal 4
Papan Informasi K3
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Papan
Informasi K3, antara lain:
- Menyantumkan himbauan/larangan terkait sebab dan/ akibat yang sering
terjadi di lokasi pekerjaan
- Menyantumkan pentingnya dalam pelaksanaan K3
- Bahasa yang digunakan singkat, padat dan jelas
- Papan Informasi K3 ditempatkan di lokasi yang sering dilewati/mudah untuk
dilihat orang
Gambar - Papan Informasi K3
Pasal 5
Alat Pelindung Diri
Ayat 1 Topi Pelindung (Safety Helmet)
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dalam
penggunaan Topi Pelindung (Safety Helmet), antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Topi Pelindung (Safety Helmet) bagi
pekerja/pengunjung
- Setiap pekerja/pengunjung wajib menggunakan Topi Pelindung (Safety
Helmet) demi keselamatan
- Fungsi warna Topi Pelindung (Safety Helmet) berdasarkan pekerjaan:
Safety Helm berwarna putih biasanya dipakai oleh manajer, pengawas,
insinyur, mandor.
Safety Helm berwarna biru biasanya dipakai oleh site supervisor,
electrical contractor atau pengawas sementara.
Safety Helm berwarna kuning biasanya dipakai oleh sub contractor atau
pekerja umum.
Safety Helm berwarna hijau biasanya dipakai dan digunakan oleh
pengawas lingkungan.
Safety Helm berwarna pink biasanya juga dipakai oleh pekerja baru atau
magang.
Safety Helm berwarna orange biasanya juga digunakan oleh tamu
perusahaan.
Safety Helm berwarna merah biasanya dipakai oleh safety officer yang
mempunyai tanggung jawab untuk memeriksa sistem keselamatan sudah
terpa
- Pekerja/pengunjung wajib menjaga Topi Pelindung (Safety Helmet) dengan
baik
- Ketika Topi Pelindung (Safety Helmet) hilang dan/ rusak wajib lapor ke
bagian yang bertugas dan minta yang baru
- Sesama pekerja/pengunjung wajib mengingatkan tentang pentingnya Topi
Pelindung (Safety Helmet) ketika dilokasi pekerjaan
Pasal 6
Fasilitas Sarana Kesehatan
Ayat 1 Peralatan P3K
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dalam
penyediaan Peralatan P3K, antara lain:
- Buku panduan yang berguna untuk memandu pelaksanaan pertolongan
pertama pada kecelakaan
- Sarung tangan (handscoon) steril, minimal sepasang. Sarung tangan ini
berfungsi mencegah agar bakteri dari tangan penolong tidak masuk ke dalam
tubuh orang yang cedera melalui luka. Sarung tangan juga membantu agar
tangan penolong tidak terkena darah, kotoran maupun obat-obat luka saat
merawat cedera.
- Larutan antiseptik, di antaranya hidrogen peroksida untuk membersihkan dan
mensterilkan luka, atau iodine povidon (sejenis betadin) yang berfungsi sama.
Siapkan pula alkohol untuk mensterilkan daerah di sekitar luka, bukan pada
lukanya.
- Plester dan kassa steril, guna menghentikan perdarahan ringan atau
membungkus agar luka tidak terpapar bakteri dan kotoran.
- Salep antibiotik untuk membantu mencegah infeksi pada luka atau lecet, serta
dapat mengurangi terjadinya jaringan parut.
- Plester adhesive dalam berbagai bentuk dan ukuran untuk menutupi luka dan
lecet.
- Gunting, untuk menggunting plester, kassa maupun pakaian korban, dan
pinset untuk mencabut sengatan lebah dan sebagainua.
- Kapas bertangkai, atau cotton bud
- Perban elastis untuk membantu menstabilkan pergelangan tangan, siku,
pergelangan kaki maupun lutut yang cedera.
- Pembalut segitiga (mitella) yang dapat digunakan sebagai penggantung
lengan atau bahu yang cedera. Siapkan peniti untuk memasangnya.
- Obat penghilang rasa sakit, seperti parasetamol. Selain dapat meringankan
rasa sakit, juga dapat menurunkan demam.
- Kompres dingin instan untuk membantu merawat luka bakar, luka akibat
sengatan serangga, keseleo dan tegang otot.
- Salep luka bakar, seperti Levertran untuk mengatasi luka bakar.
- Senter kecil untuk berjaga-jaga dalam situasi tertentu.
- Obat-obatan sesuai resep dokter, terutama jika salah seorang anggota
keluarga menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, asma, jantung, maupun
alergi. Obat-obatan ini harus digunakan sesuai petunjuk dokter.
- Nomor telpon darurat. Letakkan nomor-nomor telepon darurat seperti nomor
dokter, ambulans (termasuk taksi dan ojek), kepolisian dan pemadam
kebakaran.
- Tuliskan daftar isi kotak P3K, juga tanggal kadaluarsanya. Lakukan
penggantian secara berkala untuk menghindari keracunan bahan kimia yang
disebabkan karena kadaluarsa.
- Siapkan dua buah kotak P3K beserta isinya, untuk ditempatkan di rumah dan
di mobil.
Pasal 7
Rambu-Rambu
Ayat 1 Rambu Petunjuk
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dalam
penyediaan Rambu Petunjuk, antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan Rambu Petunjuk terkait situasi dan kondisi
lokasi pekerjaan
- Rambu Petunjuk yang dibuat wajib dipahami dan ditaati oleh pekerja dan
pengunjung demi lancarnya pelaksanaan pekerjaan
- Penempatan Rambu Petunjuk harus berada dilokasi yang strategis, dapat
dilihat dan/ diketahui semua orang
- Rambu Petunjuk yang dibuat wajib mengikuti peraturan yang telah disepakati
dan/ dibuat oleh pemerintah dan/ pihak yang berwenang
- Pekerja/pengunjung wajib mengingatkan kepada pihak terkait apabila Rambu
Petunjuk di lokasi pekerjaan terjadi kerusaakan ataupun tidak ada
Gambar - Rambu Petunjuk
Pasal 8
Iuran BPJS Ketenagakerjaan
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Iuran BPJS
Ketenagakerjaan, antara lain:
- Pihak direksi wajib menyediakan, menjamin dan/ membantu terkait BPJS
Ketenagakerjaan bagi para pekerja
Iuran BPJS Ketenagakerjaan dilakukan sesuai kesepakatan dengan pihak pelaksana
dilapangan dan pekerja dan/ ditanggung penuh oleh Perusahaan terkait.
BAB V
PENUTUP
(1) Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-
bahan, pekerjaan, tidak disebutkan perkataan atau kalimat diselenggarakan oleh
kontraktor, maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
(2) Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata
termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata demi
kata dalam RKS ini, harus diselenggarakan oleh kontraktor dan diterima sebagai
hal yang disebutkan.
(3) Hal-hal yang tak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut
pihak Pemimpin Proyek, bila mana perlu diadakan perbaikan dalam peraturan
ini.
Dibuat Oleh,
Konsultan Perencana
CV. ADFI CENTRAL ENGINEER