Anda di halaman 1dari 12

DINAS PERUMAHAN DAN

PERENCANAAN TEKNIS
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INTAN JAYA SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH
SEDERHANA TIPE 45 (OTSUS)
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL1
( JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN )
 JENIS PEKERJAAN
a. Pembangunan Rumah Sederhana Tipe 45 DiDistrik Mbiandoga Kampung Pagamba Kabupaten
Intan Jaya.
b. Pekerjaan – pekerjaan lain sesuai gambar & RAB yang belum disebut disini.
 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni :
o Pekerjaan Persiapan
o Pekerjaan Tanah dan Pondasi
o Pekerjaan Sloof, Kolom dan Ringbalk
o Pekerjaan Lantai dan Dinding
o Pekerjaan Atap dan Plafond
o Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela
o Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela
o Pekerjaan Pengecatan
o Pekerjaan Sanitasi
o Pekerjaan Akhir

PASAL 2
( PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI )

1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dengan Gambar-gambar,
maka yang berlaku dan mengikat adalah Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini;
2. Jika terdapat perbedaan atau ketidak cocokan antara gambar-gambar rencana, RKS dengan gambar
detail, maka yang berlaku dan mengikat adalah gambar-gambar detail.
3. Untuk hal-hal tersebut pada ayat 1 dan 2 pasal ini saling bertentangan, Kontraktor diwajibkan
konsultasi dengan Direksi.
DINAS PERUMAHAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INTAN JAYA SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH
SEDERHANA TIPE 45 (OTSUS)
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 3
( SYARAT–SYARAT DAN PERATURAN-PERATURAN )

Semua Pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis
yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI) dan peraturan-peraturan nasional maupun
peraturan setempat. Lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu :
1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971/NI-2) yang dikeluarkan oleh Dep. Pekerjaan
Umum.
2. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI 1912/NI-3) yang dikeluarkan oleh
Dep. Pekerjaan Umum.
3. PUBP (Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-Bahan Bangunan NI 1956)
4. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI 1961/NI-5) yang dikeluarkan oleh Dep. Pekerjaan
Umum.
5. Peraturan Perencanaan Bangunan Indonesia (PPBBI 1913) yang dikeluarkan oleh Dep.
Pekerjaan Umum.
6. Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1970/NI- 11) yang dikeluarkan oleh Dep. Pekerjaan Umum.
7. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1913 yang dikeluarkan oleh Dep. Pekerjaan
Umum
8. Undang-Undang keselamatan kerja yang berlaku dalam wilayah RI.
9. Undang-undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 Tentang pedoman pelaksanaan
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
11. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia Nomor
257/KPTS/M/2004 tanggal 29 April 2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi.
12. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia Nomor
339/KPTS/M/2003 Tanggal 31 desember 2003 tentang Petunjuk Pengadaan Jasa Konstruksi
dari Instansi pemerintah.
13. Keputusan Menteri pekerjaan Umum Nomor 441/KPTS/1991 tentang persyaratan Teknis
Bangunan Gedung,
14. Keputusan Menteri pekerjaan Umum Nomor 461/KPTS/1991 tentang persyaratan Teknis
Aksibilitas pada Bangunan Umum dan lingkungan,
15. Keputusan Menteri pekerjaan umum No 10/KTPS/2000 tentang ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
16. Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan Gedung , serta Standar teknis lainnya yang
berlaku
17. Peraturan-peraturan lain dari instansi yang berwenang.
18. Risalah Aanwijzing dan petunjuk-petunjuk dari Direksi.
Untuk pekerjaaan yang belum termasuk dalam standart-standart tersebut diatas, maupun
standart-standart Nasional lainnya, maka diberlakukan standart Internasional yang berlaku atas
pekerjaan tersebut atas pekerjaan atau berlaku standart teknis negara asal bahan yang
bersangkutan.
3. Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan
a. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
b. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan Kontraktor wajib
memberitahukan.
c. Semua contoh bahan bahan yang akan digunakan harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
d. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor dilapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan
selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.
e. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Konsultan
Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian bahan-bahan
(Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi
tanggungan Kontraktor, apapun hasil penelitian bahan tersebut.
DINAS PERUMAHAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INTAN JAYA SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH
SEDERHANA TIPE 45 (OTSUS)
TAHUN ANGGARAN 2022

4. Sarana Bekerja
Untuk Kelancaran Pelaksanaan Pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan :
a. Tenaga kerja / Tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu atau alat pertukangan dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan.
c. Bahan-bahan material dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan tepat pada waktunya.

PASAL 4
( PENJELASAN UMUM )

4.1. Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan akan ditunjukkan oleh Pemberi Proyek .
4.2. Mobilisasi Peralatan
Kontraktor Pelaksana menyediakan pengangkutan peralatan-peralatan, yang menunjang
pelaksanaan pekerjaan, yang diperhitungkan dalam penawaran harga biaya, bahan dan upah.
4.3. Foto-Foto dokumentasi Berkala
Kontraktor Pelaksana harus mengadakan dokumentasi berupa foto-foto berwarna yang diambil
secara berkala dari seluruh pelaksanaan pekerjaaan, setiap tahap yang berfungsi sebagai
pelengkap laporan kemajuan pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana Kontraktor
Pelaksana harus membuat laporan berupa :
1. Laporan realisasi fisik (Laporan bulanan dan laporan akhir ) dan laporan harian dibuat
laporan mingguan, dari laporan mingguan dibuat laporan bulanan. Laporan ini harus
memuat :
a) Jenis kegiatan
b) Satuan dan volume pekerjaan rencana.
c) Satuan dan volume pekerjaan realisasi.
2. Laporan akhir pekerjaan terdiri atas :
a) Laporan harian.
b) Laporan mingguan.
c) Laporan bulanan.
d) Laporan akhir kegiatan.

4.4. Keselamatan Pekerjaan


Kontraktor harus perlu memerhatikan keselamatan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
Sistem Keselematan Kerja.
4.5. Cuaca
Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengizinkan yang mengakibatkan
penurunan mutu suatu pekerjaan.

PASAL 5
( PEKERJAAN PERSIAPAN)
5.1. Pekerjaan Persiapan
a. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan pelaksanaan harus telah disiapkan di
lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
b. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja, serta kelengkapan
administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
c. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan penempatan bahan /
material dan lalu lintas.
d. S i t u a s i
 Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal yang harus
dipenuhi dan dimaksudkan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan kontraktor.
 Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan luasan
pekerjaan serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran kontraktor.
 Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan.
DINAS PERUMAHAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INTAN JAYA SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH
SEDERHANA TIPE 45 (OTSUS)
TAHUN ANGGARAN 2022

5.2. Pekerjaan Pembersihan Lokasi


Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor membersihkan lapangan/ Lokasi
pekerjaan dari hal- hal yang dapat merusak pelaksanaan pekerjaan.

5.3. Pengukuran dan pemasangan bouwplank


a. Pemasangan Bouwplank
1. Pemasangan patok dan papan bouwplank boleh menggunakan kayu/papan kelas III yang
diketam rata pada sisi kerjanya.
2. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus dibicarakan dan
mendapat persetujuan dengan direksi.
3. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
b. Ukuran
1. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut bentuk ukuran-
ukuran dan mutu yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis pekerjaan ini.
2. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran- ukuran satu sama lain dan segera
melaporkan kepada Direksi bilamana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran didalam
gambar-gambar Spesifikasi teknis ini, dan tidak diperkenankan membetulkan kesalahan-
kesalahan ukuran/gambar-gambar sebelum berkonsultasi dan mendapat persetujuan dengan
Direksi.
3. Apabila terdapat ketidak sesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama dijadikan
patokan.
4. Letak titik duga ( titik nol ) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau sesuai kesepakatan
dalam peninjauan lokasi.
5. Titik peil ini harus ditetapkan dengan membuat patok permanen yang selama dalam
pelaksanaan tidak boleh bergeser / berubah.
6. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap ukuran dan
kedalaman.
7. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong di lapangan
dengan alat ukur optik yang sudah ditera kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada
titik duga patok (peil nol).
8. Untuk Pekerjaan Rehabilitasi sebelum kontraktor memulai pekerjaan terlebih dahulu
mengambil Foto Nol.

b. Sistem manajemen keselamatan konstruksi


1. Sistem manajemen keselamatan konstruksi akan diterapkan dilapangan sesuai dengan
pengendalian resiko yang ada.
2. Kontraktor wajib memasang personil K3 dilapangan, guna terkontrolnya penerapan sistem
keselamatan konstruksi dilapangan.
3. Peralatan Sistem keselamatan konstruksi disiapkan sesuai dengan penawaran kontraktor.
4. Apabila ada alat yang dianggap perlu dilapangan sementara kontraktor tidak memasukkan
didalam penawaran, maka peralatan tersebut wajib untuk diadakan demi keselamatan
pekerja.
DINAS PERUMAHAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INTAN JAYA SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH
SEDERHANA TIPE 45 (OTSUS)
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 6
( PEKERJAAN TANAHDAN PONDASI)
6.1. Penjelasan Umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik
berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.
6.2. Ruang Lingkup
Meliputi pekerjaan Galian tanah dan urugan tanah kembali.
6.3. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Galian tanah
1. Galian dilakukan setelah pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan bouwplank selesai.
2. Pekerjaan galian dilakukan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas serta Direksi/
Kuasa Pengguna Anggaran.
3. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadinya gangguan terhadap
bahan bahan dibawah dan diluar batas galian yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh
Direksi Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang. Material
lama bekas galian harus diatur penggunaan/penempatannya oleh Direksi Pekerjaan.
b. Urugan tanah kembali
1.Urugan tanah dilakukan apabila pekerjaan galian pondasi selesai
2. Bekas tanah galian diurug sesuai dengan volume atau ukuran yang ada pada gambar dan
rencana anggaran biaya.
3. Sebelum pengurugan tanah pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan
harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
4. Segera setelah penempatan dan pengurugan tanah, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan.
5.Pengurugan tanah tidak bisa dilakukan ketika masih ada air yang tergenang di permukaan
galian.
c. Urugan pasir dibawah pondasi
1. Urugan pasir dibawah pondasi dilakukan apabila tanah sudah digali sesuai dengan dimensi
galian.
2. Ketebalan urugan pasir 5 cm.
3. Urugan pasir tidak bisa dilakukan apabila dipermukaan galian tergenang air.
4. Air terlebih dahulu dikuras atau dikeringkan permukaannya lalu dimulai untuk menimbun
pasir.
d. Pondasi titik campuran 1 : 3 : 5
1. Pondasi titik merupakan struktur bawah terhadap bangunan Rumah ASN.
2. Adapun material yang digunakan pada pondasi titik ini adalah, Pasir,kerikil,semen, dan
air.
3. Campuran yang digunakan adalah 1 : 3 : 5
4. Dimensi pondasi titik 20 x 20 cm dengan ketebalan 20 cm.
5. Pondasi titik dibentuk secara persegi dengan cara menggunakan bantuan bekisting.
6. Campuran yang sudah dicampur akan dituang kedalam cetakan bekisting
7. Cetakan dilepas apabila campuran sudah kering maksimal.
8. Setelah campuran sudah membentuk sebuah pondasi titik, pondasi diletakkan kedalam
galian yang sudah digali.
9. Pondasi titik ditimbun sedalam 15 cm.
10. Pondasi tidak diperkenankan untuk ditimbun apabila ada genangan air.

PASAL7
( PEKERJAANSLOOF, KOLOM DAN RINGBALK)
7.1 Penjelasan Umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik
berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.
7.2 Ruang Lingkup
Meliputi pekerjaan Kolom kayu, ringbalk kayu, dan sloof kayu.
7.3 Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
DINAS PERUMAHAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INTAN JAYA SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH
SEDERHANA TIPE 45 (OTSUS)
TAHUN ANGGARAN 2022

a. Kolom kayu
1. Kolom kayu menggunakan kayu lokal kelas I
2. Dimensi kolom adalah 10 x 10 cm
3. Kayu yang digunakan adalah kayu yang sudah diserut halus serta tidak rapuh dan patah.
4. Tinggi kolom mengikuti gambar rencana atau petunjuk dari direksi.
5. Kolom yang tampak dan tidak tampak harus dikerjakan dengan rapi.
6. Pemasangan kolom dikunci dengan pemasangan ringbalk
b. Ringbalk kayu
1. Ringbalk kayu menggunakan kayu lokal kelas I
2. Dimensi ringbalk adalah 10 x 10 cm
3. Kayu yang digunakan adalah kayu yang sudah diserut halus serta tidak rapuh dan patah.
4. Panjang Ringbalk mengikuti gambar rencana atau petunjuk dari direksi.
5. Ringbalk yang tampak dan tidak tampak harus dikerjakan dengan rapi.
6. Pemasangan ringbalk akan mengunci tiang kolom dari atas.

c. Sloof kayu
1. Sloof kayu menggunakan kayu lokal kelas I.
2. Dimensi sloof adalah 5 x 10 cm
3. Kayu yang digunakan adalah kayu yang sudah diserut halus serta tidak rapuh dan patah.
4. Panjang sloof mengikuti gambar rencana atau petunjuk dari direksi.
5. Sloof yang tampak dan tidak tampak harus dikerjakan dengan rapi.
6. Pemasangan sloof akan mengunci tiang kolom dari bawah.

PASAL8
( PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING)
8.1 Penjelasan Umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik
berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.
8.2 Ruang Lingkup
Meliputi pekerjaan Gelagar lantai, lantai papan, cor lantai KM/WC, dinding luar, dinding dalam
tripleks, rangka dinding pemisah, list dinding kalsiboard, seng plat KM/WC, dan realing teras.
8.3 Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Gelagar lantai
1. Gelagar lantai menggunakan balok kayu lokal kelas I
2. Dimensi gelagar adalah 5 x 10 cm
3. Balok Kayu yang digunakan adalah kayu yang sudah diserut halus serta tidak rapuh dan
patah.
4. Panjang gelagar mengikuti gambar rencana atau petunjuk dari direksi.
5. Pemasangan gelagar harus dikerjakan dengan rapi dan kuat
6. Pemasangan gelagar dikunci dengan pemasangan sloof.
b. Lantai papan
1. Lantai papan menggunakan papan kayu lokal kelas I
2. Dimensi papan adalah 2.5 x 20 cm
3. Papan Kayu yang digunakan adalah kayu yang sudah diserut halus serta tidak rapuh dan
patah.
4. Panjang papan mengikuti gambar rencana atau petunjuk dari direksi.
5. Pemasangan lantai papan harus dikerjakan dengan rapi dan kuat
6. Pemasangan lantai papan dikunci dengan pemasangan gelagar dengan menggunakan paku.

c. Cor Lantai KM/WC


1. Campuran Cor lantai KM/WC menggunakan material Pasir, semen, kerikil, dan air.
2. Material dicampur dengan cara manual menggunakan alat pertukangan.
3. Campuran Cornya adalah 1 :3 : 5
4. Ketebalan lantai cor KM/WC 20 dan 15 cm (Mengikuti gambar atau petunjuk direksi).
5. Campuran cor dihampar manual kearea lantai KM/WC.
6. Campuran yang sudah dihampar akan digosok secara manual dengan menggunakan alat \
Pertukangan.
DINAS PERUMAHAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INTAN JAYA SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH
SEDERHANA TIPE 45 (OTSUS)
TAHUN ANGGARAN 2022

7. Hasil gosok campuran harus rata dan padat serta tidak berongga
8. Hasil pengecoran ditutupi terpal untuk menghindari air atau benda yang membuat lantai
rusak.
d. Dinding Luar dan Dalam
1. Bahan yang digunakan untuk dinding adalah papan kayu lokal.
2. Dimensi papan yang digunakan adalah 2/20.
3. Dinding dalam ruangan menggunakan tripleks 5 mm
4. Papan Kayu yang digunakan adalah kayu yang sudah diserut halus serta tidak rapuh dan
patah.
5. Panjang papan mengikuti gambar rencana atau petunjuk dari direksi.
6. Pemasangan dinding harus dikerjakan dengan rapi dan kuat
7. Pemasangan dinding luar dan dalam dikunci dengan pemasangan rangka dinding.
8. Untuk dinding dalam KM/WC dilapisi dengan seng plat dengan tinggi 1.5 m.
e. Rangka dinding pemisah
1. Bahan yang digunakan untuk rangka dinding adalah balok kayu lokal.
2. Dimensi balok yang digunakan 5/5 atau 5/10.
3. Balok kayu yang digunakan dalam keadaan bagus dan sudah diperhalus.
4. Panjang balok mengikuti gambar rencana atau petunjuk direksi.
5. Pemasangan rangka dinding harus dikerjakan serapi dan sekuat mungkin.
6. Rangka dinding akan mengunci dinding luar dan dinding dalam dengan berlawanan arah.
f. Realing teras
1. Bahan yang digunakan untuk realing adalah balok kayu lokal.
2. Dimensi balok yang digunakan 5/5 dan 3/5.
3. Balok kayu yang digunakan dalam keadaan bagus dan sudah diperhalus.
4. Tinggi balok mengikuti gambar rencana atau petunjuk direksi.
5. Pemasangan realing harus dikerjakan serapi dan sekuat mungkin.
6. Realing dipasang sesuai model yang ada pada gambar rencana.

PASAL9
( PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND)
9.1 Penjelasan Umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik
berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.
9.2 Ruang Lingkup
Meliputi pekerjaan Kuda-kuda, gording, atap zincalume, nok zincalume,listplank,rangka
plafond,plafond, dan list plafond.
9.3 Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Kuda-kuda
1. Kuda-kudadan skor angin menggunakan balok kayu lokal kelas I.
2. Dimensi kuda-kuda dan skor angin adalah 5 x 10 cm
3. Balok Kayu yang digunakan adalah kayu yang sudah diserut halus serta tidak rapuh dan
patah.
4. Panjang balok kuda-kuda mengikuti gambar rencana atau petunjuk dari direksi.
5. Pemasangan kuda-kuda harus dikerjakan dengan rapi dan kuat
6. Pemasangan kuda-kuda dilakukan apabila tiang kolom dan ringbalk sudah terpasang.
7. Kuda-kuda yang terpasang mempunyai jarak antara sesuai dengan gambar rencana.
8. Kuda-kuda akan diapit oleh balok skor sebagai penahan kuda-kuda 1 ke kuda-kuda yang lain.
DINAS PERUMAHAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INTAN JAYA SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH
SEDERHANA TIPE 45 (OTSUS)
TAHUN ANGGARAN 2022

b. Gording
1. Gording menggunakan balok kayu lokal
2. Dimensi gording adalah 5 x 10 cm
3. Balok Kayu yang digunakan adalah kayu yang sudah diserut halus serta tidak rapuh dan
patah.
4. Panjang balok gording mengikuti gambar rencana atau petunjuk dari direksi.
5. Pemasangan gording harus dikerjakan dengan rapi dan kuat
6. Pemasangan gording dilakukan apabila rangka kuda-kuda sudah terpasang.
7. Gording yang terpasang mempunyai jarak antara sesuai dengan gambar rencana.
8. Gording akan ditopang oleh kuda-kuda sebagai penahan.
c. Atap Zincalume
1. Atap yang digunakan adalah atap zincalume
3. Atap yang digunakan dalam keadaan bagus dan tidak rusak.
4. Kemiringan atap mengikuti kemiringan kuda-kuda.
5. Pemasangan seng harus dikerjakan dengan rapi dan kuat
6. Pemasangan atap dilakukan apabila gording diatas kuda-kuda sudah terpasang.
7. Jarak antara paku mempunyai jarak antara sesuai dengan petunjuk direksi.
8. Lakukan pengecekan ulang terhadap pemasangan atap agar supaya tidak ada yang terbuka
atau tidak terpaku.
d. Listplank
1. Bahan yang digunakan untuk listplank adalah papan kayu lokal.
2. Dimensi papan yang digunakan 2/20.
3. Papan kayu yang digunakan dalam keadaan bagus dan sudah diperhalus.
4. Panjang papan mengikuti gambar rencana atau petunjuk direksi.
5. Pemasangan listplank harus dikerjakan serapi dan sekuat mungkin.
6. Listplank bawah akan mengunci kuda-kuda atap dan gording.
e. Rangka plafond
1. Bahan yang digunakan untuk rangka plafond balok kayu lokal.
2. Dimensi rangka plafond yang digunakan 5/5.
3. Balok yang digunakan dalam keadaan bagus, rapi, dan tidak rusak.
4. Panjang dan bentuk rangka disesuaikan pada gambar rencana.
5. Rangka plafond saling mengait dan diperkuat dengan menggunakan paku.
f. Plafond dan List plafond
1. Bahan yang digunakan untuk plafond dadn listnya adalah tripleks 3 mm.
2. Dimensi plafond yang digunakan 60 x 120 cm.
3. Sedankan list plafond mengikuti pada gambar rencana.
4. Tripleks yang digunakan dalam keadaan bagus, rapi, dan tidak rusak.
5. Terlebih dahulu memasang plafond lalu kemudian dilanjut dengan list plafond, dengan cara
menindis plafond yang sudah terpasang.
6. Plafond dan Listplafond saling mengait dan diperkuat dengan menggunakan paku tripleks.

PASAL10
( PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA )
10.1. Penjelasan Umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik
berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.
10.2. Ruang Lingkup
Meliputi pekerjaan Kusen pintu,jendela, dan ventilasi, pasangan daun pintu, pasangan kaca.
10.3. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Kusen pintu, jendela, dan ventilasi
1. Kusen pintu, jendela dan ventilasi menggunakan balok kayu lokal dari nabire
2. Dimensi kusen adalah 5 x 10 cm
3. Balok Kayu yang digunakan adalah kayu yang sudah diserut halus serta tidak rapuh dan
patah.
4. Dimensi kusen mengikuti gambar rencana atau petunjuk dari direksi.
5. Pemasangan kusen harus dikerjakan dengan rapi dan kuat
6. Pemasangan kusen-kusen dilakukan apabila rangka dinding sudah terpasang.
DINAS PERUMAHAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INTAN JAYA SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH
SEDERHANA TIPE 45 (OTSUS)
TAHUN ANGGARAN 2022

7. Jumlah kusen pintu, jendela dan ventilasi sesuai dengan gambar rencana.
8. Tinggi kusen mengikuti gambar rencana atau petunjuk direksi.
b. Daun pintu
1. Daun pintu panel menggunakan kayu lokal dari nabire
2. Daun pintu tripleks menggunakan tripleks 5 mm
3. Daun pintu KM/WC menggunakan tripleks lalu dilapisi seng plat.
4. Dimensi masing-masing daun pintu mengikuti gambar rencana atau petunjuk dari direksi.
5. Pemasangan daun pintu harus dikerjakan dengan rapi dan kuat
6. Pemasangan daun pintu dipasang apabila kusen pintu sudah terpasang.
7. Jumlah daun pintu yang akan dipasang sesuai dengan gambar rencana.
8. Tinggi daun pintu mengikuti gambar rencana atau petunjuk direksi.
c. Pasangan kaca
1. Kaca yang digunakan adalah kaca bening dengan tebal 3 mm.
2. Kaca yang akan dipasang dipastikan tidak retak atau pecah.
3. Kaca dipasang pada daun jendela.
4. Dimensi kaca mengikuti gambar rencana atau petunjuk dari direksi.
5. Pemasangan kaca harus dikerjakan dengan rapi dan kuat
6. Pemasangan kaca dilakukan sebelum jendela terpasang pada bangunan.
8. Tinggi kaca mengikuti gambar rencana atau petunjuk direksi.

PASAL11
( PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA )
11.1. Penjelasan Umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik
berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.
6.4. Ruang Lingkup
Meliputi pekerjaan pasangan kunci, engsel pintu jendela, dan Grendel pintu jendela.
6.5. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Pasangan kunci pintu
1. Merek Kunci pintu yang digunakan sesuai dengan petunjuk direksi
2. Jenis kunci pintu yang digunakan adalah 2 slaag.
3. Pemasangan kunci pintu dilakukan sebelum pintu terpasang.
4. Pemasangan kunci pintu dikerjakan dengan rapi dan kuat.
5. Pemasangan kunci pintu harus hati-hati dan teliti sehingga tidak merusak kusen pintu.
b. Pasangan engsel
1. Merek engsel yang digunakan sesuai dengan petunjuk direksi
2. Engsel yang digunakan adalah engsel standar.
3. Pemasangan engsel dipasang setelah pintu dan jendela terpasang.
4. Pemasangan engsel pintu dan jendela dikerjakan dengan rapi dan kuat.
5. Pemasangan engsel pintu dan jendela harus hati-hati dan teliti sehingga tidak merusak
kusen dan daun pintu jendela.
c. Pasangan grendel
1. Merek grendelyang digunakan sesuai dengan petunjuk direksi
2. Grendel yang digunakan adalah engsel standar.
3. Pemasangan grendel dipasang setelah pintu dan jendela terpasang.
DINAS PERUMAHAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INTAN JAYA SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH
SEDERHANA TIPE 45 (OTSUS)
TAHUN ANGGARAN 2022

4. Pemasangan grendel pintu dan jendela dikerjakan dengan rapi dan kuat.
5. Pemasangan grendel pintu dan jendela harus hati-hati dan teliti sehingga tidak merusak
kusen dan daun pintu jendela.

PASAL12
( PEKERJAANPENGECATAN)
12.1. Penjelasan Umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik
berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.
12.2. Ruang Lingkup
Meliputi pekerjaan pengecatan dinding luar, listplank, dan kusen + daun pintu.
12.3. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengecatan dinding luar
1. Cat yang digunakan adalah cat minyak.
2. Teknik pengecatan dilakukan 2 lapis yakni pengecatan dasar dan penutup.
3. Sebelum dilakukan pengecatan dilakukan pemeriksaan perataan dinding papan.
4. Setelah permukaan aman, selanjutnya dilakukan pengecatan dasar.
5. Pengecatan penutup dilakukan apabila cat dasar sudah kering.
b. Pengecatan listplank
1. Cat yang digunakan adalah cat minyak.
2. Teknik pengecatan dilakukan 1 kali.
3. Sebelum dilakukan pengecatan dilakukan pemeriksaan perataan dinding papan.
4. Setelah permukaan aman, selanjutnya dilakukan pengecatan.
c. Pengecatan kusen + daun pintu
1. Cat yang digunakan adalah cat minyak.
2. Teknik pengecatan dilakukan 1 kali.
3. Sebelum dilakukan pengecatan dilakukan pemeriksaan perataan dinding papan.
4. Setelah permukaan aman, selanjutnya dilakukan pengecatan.

PASAL13
( PEKERJAAN SANITASI )
13.1. Penjelasan Umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik
berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.
13.2. Ruang Lingkup
Meliputi pekerjaan pemasangan kloset jongkok, kran air, floor drain, pipa pvc ¾, septicktank.
13.3. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Pemasangan kloset jongkok
1. Merek yang digunakan sesuai dengan petunjuk direksi
2. Kloset jongkok dipasang sebelum melakukan pengecoran lantai KM/WC.
3. Kloset dipasang dengan hati-hati dan teliti agar supaya tidak jatuh atau pecah.
4. Arah kloset dipasang sesuai dengan gambar rencana.
b. Pemasangan kran air dan floor drain
1. Merek yang digunakan sesuai dengan petunjuk direksi
2. Kran air dan floord drain dipasang didalam KM/WC
3. Posisi kran air dan floor drain dipasang sesuai dengan gambar rencana.
4. Setelah terpasang lakukan pengetesan terlebih dahulu.
c. Pemasangan pipa
1. Merek yang digunakan sesuai dengan petunjuk direksi
2. Pipa dipasang sesuai dengan gambar atau petunjuk direksi
3. Pipa dipasang dengan hati-hati dan teliti agar supaya tidak rusak.
d. Septicktank
1. Kontraktor Pelaksana harus memeriksa dengan teliti Gambar Rencana untuk semua
pemasangan sistem air kotor dan air buangan.
2. Rincian gambar yang diusulkan karena kondisi pekerjaan sebenarnya atau karena hal-hal
lain
harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya.
DINAS PERUMAHAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INTAN JAYA SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH
SEDERHANA TIPE 45 (OTSUS)
TAHUN ANGGARAN 2022

3. Pekerjaan harus disiapkan dengan baik.


4. Ijin tertulis harus diperoleh dari Direksi sebelum melaksanaan setiap pemasangan. Apabila
terjadi kerusakan terhadap bangunan, pemipaan, perawatan dan alat-alat lain karena
pemasangan sistem air kotor dan air buangan ini maka pelaksana harus memperbaikinya
dengan biaya sendiri.
5. Lubang pipa harus ditutup dengan sumbat selama pemasangan.
6. Fikstur dan Alat harus ditutup rapat untuk melindungi masuknya kotoran, air dan cairan
kimia, atau kerusakan mekanis.
7. Pada akhir pekerjaan, Fikstur bahan dan alat harus sepenuhnya dibersihkan dan harus
dalam
kondisi yang memuaskan Direksi.
8. Pelaksana harus menjamin bahwa tidak ada fikstur, pemipaan atau alat tambahan lain yang
saling menyambung antara sistem distribusi air bersih dan sistem air air kotor dan air
buangan.

PASAL14
( PEKERJAAN AKHIR)
14.1 Penjelasan Umum
Meliputi bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik
berdasarkan petunjuk direksi / pengawas.
14.2. Ruang Lingkup
Meliputi pekerjaan solar cell 100 wp dan pembersihan lahan setelah selesai pekerjaan.
14.3. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Pekerjaan Solar cell 100 Wp
1. Output Modul Surya (Peak Power Output) per unit minimum 100 Wp
2. No seri modul dan tulisan “dibuat di Indonesia“harus tertera di dalam modul (di
laminating dalam modul) serta bulan dan tahun produksi.
3. Manufacture dan Serial Number harus terbaca pada modul
4. Melampirkan Sertifikat SNI
5. Melampirkan Brosur dan surat dukungan barang / produk dari distributor / agen
(dengan melampirkan Surat keterangan Tanda Pendaftaran sebagai Distributor yang
dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan RI dan melampirkan salinan Ijin Usaha
Industri (IUI) pabrikan)
6. Melampirkan sertifikat dan Hasil Tes Uji Produk dari lembaga nasional (BPPT) dengan
efisiensi > 16% tertulis dilegalisir oleh pabrikan,
7. Melampirkan sertifikat standar mutu internasional untuk infrastruktur, seperti CE atau
IEC.
8. Garansi produk: minimal 1 (satu) tahun yang dibuktikan dengan surat garansi dari
distributor/agen.

b. Pembersihan lahan setelah selesai pekerjaan


1. Pelaksana wajib meneliti kembali pekerjaan-pekerjaan yang telah diselesaikan serta
mengerjakan pembetulan-pembetulan kekurangan, perbaikan dan lain-lain yang masih
harus disempurnakan.
2. Setelah selesai seluruh pekerjaan, pelaksana harus mebersihkan daerah kerja antara lain
membongkar konstruksi-konstruksi penolong, perlengkapan-perlengkapan pembantu,
bahan-bahan bekas tak terpakai sampai bersih seluruhnya sesuai petunjuk konsultan
pengawas.
DINAS PERUMAHAN DAN
PERENCANAAN TEKNIS
KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN INTAN JAYA SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH
SEDERHANA TIPE 45 (OTSUS)
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL15
( PENUTUP)
Apabila terdapat pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi ini, tidak
sesuai dengan gambar atau tidak sesuai dengan petunjuk direksi, maka pekerjaan tersebut harus
dibongkar dan pembuatannya kembali seluruhnya menjadi tanggungan pelaksana/kontraktor.
Jika dalam spesifikasi ini belum tercakup beberapa jenis pekerjaan ataupun persyaratan lainnya, maka
direkomendasikan menggunakan SNI sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan atau akan diatur
dalam addendum spesifikasi dan berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) serta perinta tertulis
dari konsultan pengawas atas persetujuan kuasa pengguna anggaran pada waktu pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.Demikian Spesifikasi teknis ini dibuat untuk dipatuhi dan dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai