Anda di halaman 1dari 45

RENCANA KERJA DAN SYARAT

(RKS)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jalan Veteran, Malang 65145, Indonesia
Telp. : +62-341-551611, 575777; Fax. +62-341-565420
http:www.ub.ac.id E-mail : rektorat@ub.ac.id

PEKERJAAN
PEMBUATAN RUMAH LIFT DAN LIFT
GEDUNG GUEST HOUSE
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LOKASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jalan Veteran - Ketawanggede
Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145

1
SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
URAIAN PEKERJAAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut segi lingkup
pekerjaan PEMBUATAN RUMAH LIFT DAN LIFT GEDUNG GUEST HOUSE UNIVERSITAS
BRAWIJAYA.Adapun pekerjaan yang dilaksanakan meliputi:
A. Pekerjaan Struktur rumah lift dan arsitektur Fasad Gedung (tampak luar area Lift)
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah
III. Pekerjaan Beton
IV. Pekerjaan Baja
V. Pekerjaan Pasangan
VI. Pekerjaan Pintu, kunci, dan kaca
VII. Pekerjaan Pengecatan
VIII. Pekerjaan Drainase
IX. Pekerjaan Instalasi Listrik
B. Pekerjaan Pengadaan Unit Lift dan instalasi
I. Pekerjaan Lift
2. Jangkawaktu pelaksanaan adalah 165 hari kalender
3. Selainpekerjaan diatas yang merupakan pekerjaan pokok yang harus diselesaikan,
Kontraktor Pelaksana dituntut harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pendukung
yang diatur didalam pasal-pasal selanjutnya didalam bab ini, yang terdiri atas:
a. Penyediaan tenaga.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan.
c. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan.
d. Penyediaan peralatan.
e. Penyediaan bahan.
f. Pembuatan shop drawing (gambar pelaksanaan).
g. Pembuatan gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing).
h. Pembuatan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan.
i. Pembenahan/perbaikan kembali lingkungan sekitar dan pembersihan lokasi.

2
Pasal 2
BATASAN / PERATURAN

Dalam melaksanakan pekerjaan ini Penyedia harus tunduk kepada:


a. Perpres No.12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, beserta petunjuk teknisnya.
b. Peraturan Menteri PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara dan lampirannya.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
14 tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui
Penyedia.
d. Permenaker Nomor 05 tahun 2018 tentang K3 di Lingkungan Kerja.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
f. Peraturan Perburuhan di Indonesia tentang Penggunaan Tenaga Kerja Harian,
Mingguan, dan Bulanan/Borongan.
g. Peraturan Gubernur atau peraturan dan ketentuan lain daerah yang dikeluarkan oleh
Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan Gedung
Pemerintah.
h. PUBI-1982 tentang Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
i. NI-3 PMI PUBB tentang Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
j. SNI-15-2049-2015 tentang Peraturan Semen Portland Indonesia.
k. NI-10 tentang Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
l. SII tentang Standar Industri Indonesia.
m. SNI 2049–2015 tentang Semen Portland.
n. SNI 7064–201 tentang Semen Portland Komposit (Portland Composite Cement, PCC).
o. SNI Nomor 2834-2000 tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal.
p. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPBNI-3/56)
q. Persyaratan Beton struktur untuk bangunan gedung SNI 2847 – 2019
r. Persyaratan Baja structural untuk bangunan gedung SNI 1729 – 2020
s. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
t. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan TenagaKerja)
u. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan TenagaKerja)
v. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
w. Algemenee Voorwarden (AV)
x. Segala peraturan perundang-undangan yang mengatur perihal pelaksanaan pekerjaan

3
jasa Konsultasi yang berlaku di Indonesia.
y. Peraturan LPJK No. 10 Tahun 2013 Tentang Sub bidang Penyedia jasa (SBU) dengan
Kode SP 011 (Pekerjaan baja dan pemasangannya termasuk pengelasan)
z. Peraturan – Peraturan lain yang masihberlaku.

Pasal 3
JENIS DAN MUTU BAHAN

a. Jenis dan Mutu Bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
Dalam Negeri sesuai dengan Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara.
b. Bahan-bahan bangunan sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan dari semua
jenis memenuhi syarat-syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada, dianjurkan untuk
mendapatkan ijin dari Direksi
c. Bila bahan-bahan telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/bermacam-macam
jenis untuk memakai jenis dari mutu satu jenis.
d. Bahan-bahan yang telah ditetapkan jenisnya dimana bahan bangunan tersebut mempunyai
beberapa mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan mutu 1 (satu) jenis
untuk dipergunakan.
e. Apabila Jenis dan Mutu bahan-bahan bangunan yang didatangkan tidak sesuai dengan
yang telah ditetapkan, bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan paling lambat 3 x 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggungjawab
pihak Kontraktor Pelaksana.
f. Contoh-contoh bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakil-wakilnya harus
disediakan tanpa keterlambatan atas biaya penyedia barang dan sesuai dengan standart.
Contoh-contoh tersebut diambil begitu rupa hingga dapat dianggap bahwa bahan-bahan
tersebut akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh tersebut disimpan
sebagai dasar penolakan apabila ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak
sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat-sifatnya.
g. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu bahan
maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari barang-barang
yang memuaskan Pemberi Tugas.

4
Pasal 4
URAIAN PEKERJAAN

Penyedia harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu
yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat
penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh Penyedia dan untuk semua alat-alat tersebut
pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki
kerusakan yang diakibatkannya.

1. Kuantitas dan kualitaspekerjaan


a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan
syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan
syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau
mempengaruhi penerapan dari apa yang tercantum dalam syarat-syaratini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian- bagian
dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak
ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh
pemberitugas.

Pasal 5
PENYEDIAAN TENAGA

1. Selama masa pelaksanaan Kontraktor harus menyediakan tenaga inti yang cukup
memadai untuk proyek ini yang sekurang-kurangnya terdiri dari :
Personil Manajerial
- 1 (satu) orang Pelaksana LapanganDiploma 3 Teknik Sipil atau Arsitektur dengan
pengalaman 2 tahun,memiliki SKT-TA 022/TS051/TS052 dan NPWPyang selalu
ada dilapangan.
- 1 (satu) orang Petugas K3 Lulusan Diploma 3 Teknik Sipil atau Arsitektur
pengalaman 2 tahun, memiliki Sertifikat Lembaga terkait dan NPWP yang selalu
ada dilapangan.
Personil Pendukung
- 1 (satu) orang tenaga Konstruksi baja Lulusan SLTA/SMK Bangunan , memiliki
SKT TS 020/SKT TS 027 yang berpengalaman 2 tahun.

5
- 1 (satu) orang tenaga M/E Lulusan SLTA/SMK Elektro memiliki Ijazah pengalaman
2 tahun.
- 1 (satu) orang tenaga Drafter lulusan SLTA/SMK Bangunan/Gambar memiliki SKT
TA003/SKT TS003, pengalaman 2 tahun.
- 1 (satu) orang tenaga Administrasi lulusan SMK/SLTA memiliki ijazah,
pengalaman 2 tahun.
- 1(satu) orang tenaga Logistik lulusan SMK/SLTA memiliki ijazah, pengalaman 2
tahun
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
dikeluarkan, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyerahkan nama-nama tenaga
yang dipergunakan diatas lengkap dengan curriculum vitaenya serta bagan
organisasinya.
2. Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyediakan tenaga
mandor, tukang dan pekerja yang cukup trampil serta cukup jumlahnya, ditambah 1
(satu) orang draftman untuk pembuatan shop drawing.
3. Kontraktor berkewajiban menambah/ mengganti tenaga seperti yang dimaksud pada
butir 1 dan 2 diatas apabila diminta oleh Pengawas berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan teknis yang masuk akal. Kelalaian dalam hal ini dapat dikenakan sanksi /
denda kelalaian.

Pasal 6
PEMBUATAN JADWAL PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN BOBOT PRESTASI
KEMAJUAN PEKERJAAN

1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat Jadwal Pelaksanaan dalam


bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prosentasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawarannya.
2. Jadwal pelaksanaan harus mengacu kepada Metode Kerja. Yang dimaksud adalah
pekerjaan On Site dan Pabrikasi baja berjalan bersama sama.

a. Pekerjaan On Site Yang dimaksud adalah:


- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Beton
- Pekerjaan Drainage
b. Pekerjaan Pabrikasi Baja di Workshop

6
Semua pekerjaan Baja sebelum dikerjakan harus ada gambar shop drawing yang
sudah disetujui Pihak Pengawas dan Direksi.
c. Pekerjaan Erection dilapangan dilaksanakan secara simultan
Dalam hal ini Kontraktor harus betul betul memperhatikan dan
mempertimbangkan method kerja dan waktu pelaksanaan.
3. Pembuatan Rencana Jadwal Pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah dimulainya pelaksanaan
pekerjaan dilapangan.
Penyelesaian yang dimaksud disini sudah harus dalam arti telah mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi.
4. Bila selama waktu 10 (sepuluh) hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai Kontraktor
Pelaksana belum dapat menyelesaikan pembuatan Jadwal Pelaksanaan, maka
Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara ( Action
Plan ) minimal untuk waktu 2 (dua) minggu pertama dan 2 (dua) minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.
5. Selama waktu pembuatan rencana jadwal pelaksanan, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaan dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan
yang harus dibuat pada saat memulai pelaksanaan.
Jadwal Pelaksanaan 2 (dua) mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawasan.
6. Perhitungan Bobot prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan Material on Site ( MOS )
ter instal.
7. Droping material dilapangan tidak bisa diperhitungkan didalam bobot prestasi
kemajuan pekerjaan sebelum dipasang.

Pasal 7
PENYEDIAAN PERLENGKAPAN DAN PENJAGAAN KEAMANAN

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan / mendirikan barak kerja dan gudang


penyimpanan alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang
kelayakannya akan dinilai oleh Konsultan Pengawas. Bila Konsultan Pengawas menilai
barak / gudang tersebut kurang layak dengan alasan-alasan teknis, maka Kontraktor
Pelaksana harus melakukan perbaikan / penyempurnaan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan / mendirikan barak direksi (Direksi Keet)
yang dilengkapi :
- Meja rapat lengkap dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup.

7
- Meja dan kursi berlaci dan berkunci.
- 1 set Dokumen Kontrak.
Direksi keet tersebut harus dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Atap : Asbes semen / Seng gelombang.
2. Dinding : Rangka kayu dengan penutup tripleks.
3. Pondasi : Umpak batu merah dan pasangan batu bata sebagai frame block.
4. Lantai : Rabat beton / concrete block
5. Dilengkapi pula kamar kecil (1,5 x 2 m) beserta penyediaan air bersih
dansaluran pembuangan air kotor untuk keperluan Direksi dan tamu-tamu
Direksi.
3. Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup ditempat pekerjaan untuk para
pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan
keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan di tempat pekerjaan Kontraktor Pelaksana
harus segera mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor
Pelaksana diwajibkan mengikuti program ASTEK).
4. Semua material yang tersebutkan didalam butir 1, 2 dam 3 diatas setelah selesainya
pelaksanaan, kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari
lapangan pekerjaan.

Pasal 8
PENYEDIAAN PERALATAN

Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta


berfungsi dengan baik yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan masing-masing
komponen konstruksinya yang terdiri dari :
1. Molen 0.53 m3 2 unit
2. Vibrator 2 unit
3. Bar cutter 2 unit
4. Theodolit 1 unit
5. Pompa Air 2 unit
6. Mesin las 2 unit
7. Kereta Sorong/Arco 4 unit
8. Stumper / pemadatan tanah 2 unit
9. Chance blox kap. 2ton 1 Unit

8
1. Kontraktor Pengawas dapat menghentikan pelaksanaan komponen konstruksi bila
secara teknis peralatan yang dipergunakan Kontraktor Pelaksana dinilai tidak
memenuhi persyaratan baik jumlahnya maupun kelayakan fungsinya.
2. Guna kesempurnaan pelaksanaan konstruksi, selama masa pelaksanaan Kontraktor
Pelaksana harus senantiasa menyediakan alat ukur theodolite guna pengukuran dan
pengontrolan kebenarannya oleh Konsultan Pengawas.
Bila Kontraktor Pelaksana tidak dapat menyediakannya, Konsultan Pengawas berhak
menyediakannya dengan biaya sewa sepenuhnya harus ditanggung oleh Kontraktor
Pelaksana.

Pasal 9
PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan yang memenuhi


persyaratan mutu dan jumlah / volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan
konstruksi sesuai dengan jadwal pelaksanaan.
2. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah sebagai berikut dibawah
ini:
Sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan
disyaratkanlangsung didalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan
komponen konstruksi di belakang.
a. A i r
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton
dan penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih, tidak
mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah
dinyatakan memenuhisyarat sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
b. Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah PC jenis I harus satu merk untuk
penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan.
Penyimpanannyaharus dilakukan dengan carayang baik dan didalam tempat
(gudang) yang memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan kondisi sesuai
persyaratan diatas.

c. Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran
lumpur, asam, garam dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas:
9
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim
disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian
terbesar adalah terletak antara 0,075 – 1,25 mm yang lazim
dipasaran disebut pasir pasang.
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya
mendapat rekomendasi dari laboratorium.
d. Kerikil (Kr)
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam hasil pecah
mesin, bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.

Pasal 10
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

1. GambarPerencanaan
Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana
telah disampaikan kepada Penyedia beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia tidak
boleh mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa
Pengguna Anggaran. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain
yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Penyediaan ini atau dipergunakan
untuk maksud-maksudlain.
2. Gambar-gambartambahan
Bila Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi menganggap perlu, maka
Konsultan Perencana harus membuat gambar detail (gambar penjelasan)
bersifat prinsip yang disyahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut
menjadi milik Direksi.
3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yangdilaksanakan)
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik
penyimpangan atas perintah pemberi Tugas atau tidak, kontraktor harus
membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah
dilaksanakan (As Built Drawing)yang jelas memperhatikan perbedaan
antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan dan
diperiksa oleh pengawas. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan
dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung
olehPenyedia.
10
4. Gambar detail pelaksanaan ( ShopDrowing)
 Sebelum proses pengerjaan dan pemasangan,Gambar Detail
Pelaksanaan (Shop Drawing) yang meliputi semua pekerjaan detail,
harus disediakan oleh Penyedia dan harus diserahkan ke Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis untuk mendapatkanpersetujuan.

 Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus ditunjukkan


dalam Gambar Pelaksanaan (ShopDrawing).
 Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum
suatu komponen konstruksi dilaksanakan bila:
- Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak
ada atau kurangmemadai.
- Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas
toleransi yang diijinkan) pada detail pelaksanaan
yangmendahuluinya.
- Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk
Itudemi kesempurnaankonstruksi.
- Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis sebelum elemen konstruksi yang
bersangkutandilaksanakan.
5. Gambar-gambar ditempatpekerjaan
Penyedia harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar
kontrak lengkap termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara
Aanwijzing, Time Schedule dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan
jelas) termasuk perubahan- perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan
pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-
waktumemerlukan.
6. Gambar Arsitek dan GambarStruktur
Gambar dan notasi dalam gambar struktur mengikat, sedangkan gambar
dan notasi arsitek mengikuti.

11
Pasal 11
PEMBENAHAN / PERBAIKAN KEMBALI

1. Pembenahan / perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor


Pelaksana meliputi :
a. Komponen-komponen pekerjaan pokok / konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang
sempurnaan pelaksanaan.
b. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan
diluar pekerjaan pokok yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan
konstruksi (misalnya : jalan, halaman dan lain sebagainya).

2. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan


sisa-sisa pelaksanaan termasuk Gudang dan Direksi keet harus dilaksanakan
sebelum masa kontrak berakhir.

Pasal 12
PERSYARATAN TEKNIK YANG MENGIKAT

12.1 Persyaratan Teknik Pada Gambar dan Spesifikasi Teknik yang harus
diikuti.
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail
maka gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran
dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan
angka tersebut dan menyebabkan ketidak sempurnaan / ketidak
sesuaian konstruksi maka harus mendapatkan persetujuan Direksi lebih
dahulu.
3. Bila terdapat perbedaan antara Spektek dan Gambar, maka Spektek
yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan
yang jelas mengakibatkan kerusakan / kelemahan konstruksi harus
mendapatkan persetujuan Direksi.
4. Spektek dan Gambar saling melengkapi bila didalam gambar
menyebutkan lengkap sedang Spektek tidak, maka gambar yang harus
diikuti, demikian juga sebaliknya.

12
5. Yang dimaksud dengan Spektek dan Gambar diatas adalah Spektek dan
Gambar setelah mendapatkan perubahan / penyempurnaan didalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

Pasal 13
PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN

1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh dokumen


pelaksanaan secara seksama dan bertanggung jawab apabila didalam
penelitian tersebut dijumpai gambar atau persyaratan pelaksanaan yang
tidak memenuhi syarat teknis yang bila dilaksanakan dapat menimbulkan
kerusakan konstruksi atau kegagalan struktur. maka Kontraktor Pelaksana
wajib melaporkannya kepada Direksi secara tertulis, dan menangguhkan
pelaksanaan sampai memperoleh keputusan yang pasti dari Direksi.
2. Bila akibat kurang ketelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan
pemeriksaan Dokumen Pelaksanaan tersebut, terjadi ketidak sempurnaan
konstruksi atau kegagalan struktur bangunan maka Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah
dilaksanakan tersebut dan memperbaiki / melaksanakan kembali setelah
memperoleh keputusan Direksi tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak
lain.

Pasal 14
PEKERJAAN PERSIAPAN

14.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Mengadakan pengamanan lokasi dari segala gangguan.
b. Mengadakan komunikasi dengan pihak pihak terkait dalam rencana
pembangunan ini.
c. Mengadakan atau membangun bangsal Direksi , Gudang dan barak kerja.
d. Mengadakan persiapan tempat penimbunan dan penyimpanan bahan.
e. Mengadakan peralatan, fasilitas dan mesin – mesin pembantu pekerjaan
guna menjamin kelancaran pekerjaan.
f. Mengeluarkan / membuang barang bongkaran

13
g. Menyediakan kotak PPPK dan perlengkapannya.

14.2. BAHAN-BAHAN
a. Kayu ukuran 5/7, Triplek dan Seng gelombang untuk Direksikeet dan
gudang.

14.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


14.3.1 Pekerjaan Persiapan
a. Sebelum memulai pekerjaan, masih dalam keadaan awal setidak –
tidaknya difoto dari 4 (empat) arah sebagai laporan fisik sebelum
dimulainya pekerjaan.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, maka Kontraktor mengadakan persiapan ijin
dan berkoordinasi dengan Pihak pihak terkait dalam hal ini Pejabat
pembuat komitmen.
14.3.2 Jalan Masuk ke Lokasi Proyek
 Jalan masuk ke lokasi proyek ini melalui jalan yang ada, dan kontraktor
diwajibkan untuk memelihara selama pekerjaan berlangsung serta
mengadakan perbaikan apabila terjadi kerusakan – kerusakan akibat
adanya kegiatan proyek ini.

Pasal 15
PEKERJAAN TANAH

15.1. LINGKUP PEKERJAAN


15.1.1. Pekerjaan Galian tanah terdiri dari
- Galian tanah biasa
- Galian tanah stross
- Urugan kembali tanah
- Urugan pasir
- Pembuangan tanah sejauh >1 km
15.1.2. Pekerjaan Urugan
- Urugan Pasir bawah Plat Pit lift

15.2. BAHAN-BAHAN
15.2.1. Urugan Tanah

14
a. Bahan urugan tanah untuk taman menggunakan tanah katel sungai .
b. Urugan kembali menggunakan tanah bekas galian.
15.2.2. Urugan Pasir
Jenis pasir yang digunakan adalah :
a. Pasir Urug digunakan dibawah plat dasar pit lift
Pasir urug harus berbutir halus dan bergradasi tidak seragam.
15.2.3. Umum
Semua bahan urugan yang akan digunakan berupa tanah atau pasir sebelum
digunakanharus diajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapat
ijin/persetujuan dari Pihak Direksi.

15.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


15.3.1. Teknis Lingkup Pekerjaan
15.3.1.1. Pekerjaan Galian
a. Kedalaman pondasi plat pit lift dan bawah lantai, dimensi dan
kedalaman disesuaikan dengan gambar.
b. Selama pelaksanaan penggalian, harus dibersihkan juga bekas – bekas
akar, pokok kayu, longsoran atau benda – benda yang dapat
mengganggu konstruksi pondasi.
c. Dalam pelaksanaan penggalian, pemasangan pondasi dan pekerjaan
lain didalam galian harus dihindarkan dari genangan air khususnya
untuk pondasi tangga dan ramp. Untuk itu Kontraktor harus
menyediakanpompa air dengan jumlah yang cukup untuk
menunjang kelancaran pekerjaan tersebut.

15.3.1.2. Pekerjaan Urugan


- Urugan Tanah
a. Urugan tanah kembali dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan setiap
lapisan 20 cm dan dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai padat tidak
dianjurkan memakai stamper mengingat bawahnya ada struktur beton.
b. Urugan tanah bekas lobang pohon dan bekas saluran lama harus dibersihkan
dan diurug lapis demi lapis sampai padat.
c. Tanah yang akan diurugkan harus dalam keadaan terurai, bukan merupakan
bongkahan-bongkahan tanah agar mudah dipadatkan.
d. Tanah bongkahan tidak diijinkan untuk mengurug, disebabkan apabila
terkena air tanah dan terurai mudah terjadi penurunan level tanah.

15
e. Dalam pelaksanaan pengurugan tanah terutama diarea halaman parkir,
Kontraktor harus memperhatikan tingkat kepadatannya, sehingga tidak akan
terjadi penurunan level tanah akibat konsolidasi urugan.
- Urugan Pasir
a. Lokasi untuk masing-masing jenis urugan pasir yang digunakan serta
ketebalannya, minimal harus sesuai dengan gambar.
b. Seluruh pekerjaan urugan pasir pemadatannya harus sempurna.
c. Dalam pelaksanaan pengurugan pasir dibawah paving, Kontraktor harus
memperhatikan tingkat kepadatannya, sehingga tidak akan terjadi
penurunan paving akibat konsolidasi urugan serta tidak adanya genangan
air setelah hujan.

15.3.2. Umum
a. Apabila terjadi perbedaan antara gambar dengan kondisi dilapangan, maka
Kontraktor harus berkoordinasi dengan Pihak Direksi.
b. Perubahan pelaksanaan pekerjaan dikarenakan menyesuaikan dengan
kondisi dilapangan, Kontraktor harus sudah mendapat ijin dari Pihak Direksi
serta dilengkapi dengan gambar Shop Drawingnya.

Pasal 16
PEKERJAAN BETON

16.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Beton Rabatbawah lantai tebal 10 cm
b. Beton Rabat bawah Pondasi tebal 10 cm
c. Pondasi Strouss Ø30 cm
d. Pondasi Pile cap
e. Beton dinding pit lift
f. Beton kolom pedestal
g. Beton plat atap
h. Beton plat lantai

16.2. BAHAN-BAHAN
16.2.1. Bekisting

16
Bahan untuk bekisting harus dari kayu meranti sesuai persyaratan kayu
struktural yang sudah ditentukan, yang terdiri dari :
a. Papan bekisting meranti minimal tebal 2 cm atau multiplek minimal
tebal 12 mm.
b. Klem bekisting minimal berpenampang 4/6 cm.
c. Perancah dan penyanggah lainnya minimal berpenampang 5/7 cm
16.2.2. Tulangan
- Baja tulangan secara umum adalah baja tulangan bersirip ( BJTS ) dengan
mutu baja Fy 420 MPa yakni bagian tulangan yang didalam gambar
perencanaan diberi notasi huruf D
Toleransi penyimpangan dari ukuran yang diijinkan menurut SNI 2052
tahun 2017 adalah :
Ukuran D6 s/d D8 Toleransi berat kurang lebih 7%
D10 s/d D8 Toleransi berat kurang lebih 6 %
D16 s/d D28 Toleransi berat kurang lebih 5 %
- Untuk tulangan tambahan menggunakan baja tulangan polos
(BJTP)dengan mutu baja Fy 240 MPa yakni yang didalam gambar
perencanaan diberi notasi  sebagai kode diameternya.
- Toleransi penyimpangan dari ukuran yang diijinkan menurut SNI 2052
tahun 2017 adalah :
Ukuran Ø6 Toleransi diameter kurang lebih 0.3 mm
Ø 6 s/d Ø 8 Toleransi diameter kurang lebih 0.4 mm
Ø 10 s/d Ø 14 Toleransi diameter kurang lebih 0.5 mm
- Wiremesh yang dipergunakan harus mempunyai mutu Fy 500 MPa
- Semua mutu baja mengacu pada SNI-2847-2019
16.2.3. Adukan Beton
a. Pasir
Pasir yang digunakan jenis pasir Hitam dan sudah mendapat persetujuan
dari pihak Direksi.
b. Semen
Menggunakan jenis PC merk Gresik atau sekwalitas
c. Kerikil
Kerikil yang digunakan mempunyai gradasi (ukuran) 2/3 pecahan
mesin.
Tidak diijinkan menggunakan kerikil dengan pecahan tangan.

17
16.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
16.3.1. Bekisting
Bekisting harus dipotong dan dirangkai sedemikian rupa sehingga :
a. Kokoh, tidak rusak atau berubah bentuk akibat beban adukan betondan atau
tekanan lateralnya pada saat pengecoran.
b. Antara bekisting yang satu dengan yang lain harus sejajar dan tegak lurus
atau sesuai dengan gambar.
c. Tidak menyebabkan adukan beton terurai, dalam hal ini khusus untuk
bekisting kolom disyaratkan tinggi penuangan maksimum adalah 2 m dari
permukaan dasaryang telah mengeras.
d. Mudah pembongkarannya tanpa membahayakan konstruksi. Untuk dapat
memenuhi hal ini, Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar
pelaksanaannya (shop drawing) lebih dahulu beserta perhitungan
konstruksinyadan telah mendapatkan persetujuan Direksi (Konsultan
Pengawas) sebelum bekisting dilaksanakan.
e. Bahan bekisting yang telah dipakai dan kondisinya masih baik diijinkan
dipakai kembali ( 2 kalipakai ).
Bila memenuhi syarat kontruksi, pemakaian bahan lain selain
yangdisebutkan di atas, boleh dilakukan sepanjang telah memperoleh ijin
dari Direksi (Konsultan Pengawas).
16.3.2. Tulangan
a. Baja tulangan yang akan digunakan dalam pelaksanaan hendaknya harus
dilakukan pengujian laboratorium lebih dahulu menurut prosedur teknis
yang berlaku, dan biaya pengujian sepenuhnya harus ditanggung Kontraktor
Pelaksana dan sudah harus dianggap telah termasuk didalam faktor-faktor
penawaran.
b. Baja tulangan yang didatangkan dilapangan pekerjaan tidak diperkenankan
langsung dikerjakan sebelum mendapat pembenaran / persetujuan dari
Direksi (Konsultan Pengawas).
c. Bila baja tulangan yang tercantum didalam gambar ternyata tidak ada/sulit
ditemukan dipasaran, Kontraktor Pelaksana harus segera mengajukan
permintaan ijin secara tertulis yang dilampiri dengan rencana perubahan
beserta perhitungan teknisnya. Bila Direksi meluluskan, Kontraktor
Pelaksana dapat melaksanakannya sesuai dengan ijin Direksi.
d. Perlakuan pelaksanaan tulangan (penyambungan pembengkokan,
pemasangan tulangan lewatan dan lain-lain) harus memenuhi SNI2847-
2019.

18
e. Sebelum pengecoran rangkaian tulangan sudah harus dilengkapi dengan
beton decking dengan ukuran standard yang sama dimana jumlah,
penempatan dan mutunya harus disetujui Direksi (Konsultan Pengawas).
f. Baja-baja tulangan yang akan dipakai sampai saat akan dilakukan
pengecoran beton harus bebas dari kotoran, lemak atau karat serta kotoran-
kotoran lain yang dapat mengurangi daya rekat antara campuran agregat
beton dengan tulangan itu sendiri.
g. Untuk kotoran berupa karat dapat digunakan bahan kimia penghilang karat
(Rust Remover) yang tidak mengurangi diameter dan kekuatan baja
tulangan.
Untuk penggunaan bahan kimia tersebut Kontraktor harus memperoleh
petunjuk yang jelas dari Produsen dan persetujuan dari Pengawas.

16.3.3. Adukan Beton


a. Adukan beton harus memenuhi mutu karakteristik beton Fc’20 MPadan
untuk beton – beton praktis dengan mutu karakteristik betonFc’15 MPasesuai
dengan rekomendasi didalam SNI2843-2019.
b. Sebelum mix design dilakukan Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan
pengujian agregat dilaboratorium. Bahan agregat yang dipakai untuk
perencanaan campuran beton (mix design) harus telah mendapatkan
Rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolok ukur pemeriksaan
untuk agregat yang didatangkan dilapangan pekerjaan.
c. Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam
pelaksanaan pekerjaann ini harus dikalibrasikan dalam perbandingan
campuran dengan satuan volume (bukan berat) yang selanjutnya dinyatakan
dalam takaran bahan dilapangan pekerjaan.
d. Selain persyaratan diatas, Kontraktor Pelaksana diperkenankan
menggunakan beton siap tuang (ready mixed concret) dari perusahaan yang
tersedia :
- Memenuhi persyaratan pengujian adukan dilapangan pekerjaan oleh Direksi
(Konsultan Pengawas).
- Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Direksi sesuai
prosedur teknis pengambilan sample.
- Benda uji Diuji benda-benda ujinya dilaboratorium lain diluar
laboratoriumnya sendiri.

19
16.3.4. Pengecoran Beton
a. Apabila Kontraktor Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran
beton, maka Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada
Direksi kapan pengecoran dilaksanakan.
b. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
1. Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan bekisting
serta pemasangan beton decking secara sempurna dan bersih serta
telah mendapatkan persetujuan Direksi.
2. Kontraktor telah menyediakan bahan, peralatan dan persiapan tenaga
serta dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.
3. Kontraktor telah membuat schedule rencana pengecoran dan strategi
pengecoran berupa gambar serta letak bahan serta arah pengecoran.
c. Bila Kontraktor bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan diatas,
Konsultan Pengawas berhak menghentikan pekerjaan ini dan semua
resiko sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
16.3.5. Pemeliharaan Beton
a. Kontraktor Pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor
terhadap sinar matahari langsung, angin dan hujan sampai beton
mengeras secara wajar.
b. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang
terlalu cepat dengan cara-cara sebagai dibawah ini :
1. Semua bekisting yang melingkari beton yang baru dicor harus
dibasahi secara teratur sampai dibongkar.
2. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting
(misalnya permukaan plat lantai) harus ditutup dengan karung goni
basah selama perkiraan pengikatan awal berlangsung dan selanjutnya
digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat pengecoran, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi.
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air / minimal 2 x sehari harus
dilakukan setelah berkisting dibuka selama ± 7 hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang diatas beton atau
memakai bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Direksi bahwa
beton tersebut belum cukup mengeras.
16.3.6. Pembongkaran Bekisting
a. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :
1. Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai SNI2847-2019.

20
2. Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk
medukung beban kerja diatasnya bila hal tersebut akan dilakukan.
b. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor Pelaksana harus
mengajukan ijin pembongkaran secara lisan kepada Direksi (Konsultan
Pengawas). Namun sebelum Direksi memberikan ijin secara tertulis (baik
melalui surat resmi maupun tertulis dalam buku Direksi). Kontraktor
Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pembongkaran.
c. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian
rupa sehingga :
1. Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri
maupun konstruksi lainnya.
2. Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.
d. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting disuatu
tempat harus disempurnakan/diperbaiki/dibongkar sesuai atas petunjuk
Direksi untuk memperoleh kwalitas beton yang baik.
e. Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan disuatu
tempat atas petunjuk Direksi sehingga tidak menghambat jalannya
pelaksanaan selanjutnya.
f. Akibat-akibat dari kekhilafan Kontraktor Pelaksana dalam hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 17
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING

17.1 LINGKUP PEKERJAAN


a. Pemasangan dinding Granite tile Ex. Roman dPiccadilly Uk.60x60 cm
- Area depan lobby lift
b. Pemasangan dinding Granite tile Ex. Roman dLazio Crema Uk.60x120
- Area depan lobby lift
c. Pemasangan dinding Granite tile Ex. Roman dModave Uk.100x100
- Area depan lobby lift

17.2 BAHAN-BAHAN
a. Granite tile Ex. Roman dPiccadilly Uk.60x60 cm
b. Granite tile Ex. Roman dLazio Crema Uk.60x120
c. Granite tile Ex. Roman dModave Uk.100x100

21
Sebelum mengadakan pemasangan/mendatangkan bahan Kontraktor
harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas/Direksi untuk mendapatkan persetujuan kwalitas dan warna.

17.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Seluruh pasanganGranitedipasang dengan perekat 1 Pc : 3 Ps dan naat-
naatnya dicor dengan semen warna.
b. Warna naat ditentukan kemudian dan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.
c. Pengecoran nat dilakukan setelah pemasangan Granite berlangsung 3
(tiga) hari dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Pada pemasangan batu alam harus dijaga kebersihan batu dari noda
semen dan setelah dipasang permukaan tetap terlihat bersih.

Pasal 18
PEKERJAAN PASANGAN

18.1 LINGKUP PEKERJAAN


18.1.1 Pekerjaan Pasangan
a. Pasangan batu merah ½ bata dengan perekat 1 Pc : 6 Ps
b. Plesteran dan benangan sudut beton dengan campuran 1 Pc : 3 Ps
dilaksanakan pada semua pekerjaan beton yang nampak.
c. Benangan sudut, dengan campuran bagian campuran 1 Pc : 3 Ps selebar
7 cm dari sudut pasangan tembok dan yang dimaksudkan diatas.
d. Acian dengan menggunakan air PC, setelah agak kering permukaan
acian digosok dengan kertas semen.

18.2 BAHAN-BAHAN
18.2.1 Bata Merah
18.2.2 Bata merah harus kwalitas baik, mempunyai rusuk – rusuk yang tajam dan
siku, bidang sisinya datar, padat dan tidak menunjukkan retak – retak
dengan kuat tekan minimal 10 kg/cm2.
Apabila dilakukan pemeriksaan dengan menggoreskan ujungnya pada rusuk
yang panjang pada bidang keras dan kasar sepanjang 1 meter, maka
penjangnya berkurang akibat aus maksimum 1 cm.
18.2.3 Semen Portland (PC).

22
Semen Portland harus mempergunakan semen Gresik atau sekwalitas dan
yang digunakan harus satu jenis merk pabrik juga untuk pekerjaan beton
bertulang.
18.2.4 Pasir Pasang
Pasir pasang berasal dari lokasi setempat, gradasi tidak seragam, berujung
runcing, bersih dari lumpur dan kotoran lainnya.

18.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


18.3.1 Perekat untuk Pasangan
a. Pencampuran unsur-unsur perekat dicampur berdasar pada
perbandingan volume dengan perbandingan setiap unsur perekat sesuai
dengan yang telah ditentukan diatas.
b. Untuk plesteran, pasir yang digunakan harus diayak hingga lembut.
c. Air sebagai bahan pencampur adalah air bersih yang diizinkan.
18.3.2 Pasangan Bata merah
a. Bata merah pecah yang dipasang jumlahnya tidak boleh melebihi 20 %
dari jumlah bata merah yang utuh.
b. Pasangan tembok bata merah harus dipasang dengan hubungan (verband)
yang baik tegak lurus siku dan rata. Tinggi pasangan tembok ½ batu
hanya diperbolehkan maximum tinggi 1 meter untuk setiap hari kerja.
c. Semua voeg/siar diantara pasangan batu pada hari pemasangan harus
dikeruk yang rapi.
18.3.3 Plesteran Beton
a. Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan
yang halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat
menghasilkan permukaan yang halus dan rata, maka permukaan tersebut
harus diplester hingga menghasilkan permukaan seperti yang
dimaksudkan didalam gambar rancangan pelaksanaan.
b. Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih dahulu
dengan pekerjaan pendahuluan dengan ukuran sebagai berikut :
d. permukaan dibuat kasar dengan betel
e. dibasahi dengan air
f. disaput air semen (Pc)
c. Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 Pc : 6 Ps yang diaduk secara
benar-benar homogen.
d. Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1,5 cm.
e. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (Pc).

23
Pasal 19
PEKERJAAN PINTU, KUNCI DAN KACA

19.1 LINGKUP PEKERJAAN


19.1.1.1 Pekerjaan Kusen, Daun pintu aluminium
19.1.1.2 Pekerjaan Kunci dan penggantung
19.1.1.3 Pekerjaan Kaca

19.2 BAHAN-BAHAN
19.2.1 Kusen alumunium menggunakan alumunium 4” Ex. Alexindo warna Coklat.
Daun pintu rumah mesin lift menggunakan alumunium ex. Alexindo warna
Coklat.
19.2.2 Kunci dan Penggantung
a. Pintu Rumah mesin menggunakan Kunci pintu 2 kali putar,handel dan
engsel 4” sebanyak 3 buah.
b. Engsel Pintu menggunakan Engsel Ex. SOLID EK 07 BB
c. Kunci tanam pintu menggunakan kunci tanam Ex. SOLID LC 101WL40
chr
d. Handel pintu menggunakan handel pintu Ex. SOLID HRE 61.41
e. Pasang Grill Ventilasi Hollow 40x40 tebal 1,2 mm
19.2.3 Kaca Bening
Kaca bening menggunakan tebal 6 mm dengan merk ASAHII

19.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


19.3.1 Daun pintu/jendela
a. Semua pemasangan engsel harus rapi sehingga pintu dapat ditutup dan
dibuka dengan mudah dan ringan.
b. Pemasangan kunci, grendel pintu harus rapi dan mudah dioperasikan.
c. Sekrup-sekrup engsel, kunci dan lain-lain harus rata pada permukaan
pintu.
d. Kusen pintu harus dipasang klos kayu untuk perkuatan sekrup engsel
dengan menggunakan kayu minimal klas III ( Kayu meranti ).

19.3.2 Kaca
a. Pemasangan kaca pada jendelabouvenlight harus menggunakan karet
berwarna hitam sebagai penjepit kaca terhadap kusen alumunium.

24
b. Pemasangan kaca pada kusen alumunium sedemikian rupa agar kaca
mempunyai ruang muai/susut.
19.3.3 Persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sesuai brosur
atau sesuai persetujuan Direksi.

Pasal 20
PEKERJAAN BAJA

20.1 LINGKUP PEKERJAAN


20.1.1 RUMAH LIFT
a. Pasang Kolom Baja H 300.300.10.15 mm
b. Pasang Balok BajaWF 200.100.5.5.8mm
c. Pasang Balok BajaWF 350.175.7.11mm

Acsesoris pekerjaan baja


f. Shear conector besi Ø10 mm
g. Plat tebal 5 mm
h. Plat tebal 7 mm
i. Plat tebal 8 mm
j. Plat tebal 10 mm
k. Plat tebal 12 mm
l. Plat tebal 15 mm
m. Baut HTBL Ø16 MM
n. Baut HTBL Ø19 MM
o. Angkur Ø 22 mm

20.2 PERSYARATAN BAHAN


a. Semua bahan/material Baja yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
dalam keadaan baik, lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas cacat
akibat benturan atau cacat dari pabrik dan bebas dari noda-noda lainnya
yang dapat mengganggu kwalitas maupun penampilan/appearance,
serta keluaran dari pabrik yang disetujui Pengawas.
b. Mutu baja profil ( baja struktur ) adalah ST 37 dengan tegangan putus
Fu = 370 Mpa atau tegangan leleh Fy = 240 MPa.

25
c. Jenis, ukuran, warna, bentuk profil sesuai yang tercantum dalam Gambar
kerja maupun uraian dan syarat-syarat pekerjaan ini serta petunjuk
Pengawas.
d. Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat
pengikat/penyambung/pengaku seperti Anker, Klem, Baut Dynabolt,
Baja Strip dan sebagainya. Semua ukuran, bentuk sesuai dengan gambar
kerja dan/atau sesuai petunjuk Pengawas.
e. Bahan produk jadi seperti Baut, Ramset, Dynabolt adalah produk HILTI
atau setaraf.
f. Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan Normalisasi
Indonesia dan sebelum digunakan harus mendapat persetujuan tertulis
dari Pengawas. Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan
harus dijaga agar selalu dalam keadaan baik dan kering.
g. Bahan-bahan pelengkap seperti Baut, Sekrup, Dynabolt, Pengait dan
Metal Fitting lainnya yang berhubungan dengan udara luar harus dibuat
dari Besi yang digalvanisasi.
h. Struktur rangka baja
Bahan :
1. Baja H untuk Kolom
2. Baja WF untuk balok, kuda
i. Cat Besi
- Cat Dasar (Primer) yaitu cat meni besimenggunakan Cat
Zincromat (Cat anti karat) merk Pedang atau sekwalitas

20.3 PERSYARATAN TEKNIS


a. Pada prinsipnya, ukuran pada gambar kerja adalah ukuran jadi/finish.
Harus diperhatikan pula sambungan/hubungan dengan material lain
dan harus sesuai dengan Gambar Kerja.
b. Pemotongan Metal harus dengan mesin Pemotong Mekanik (Mechanical
Cutting Machine) kecuali ditunjukkan lain dalam gambar.
c. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah
dibersihkan dari karat, harus diperiksa dan dalam keadaan tidak cacat
sebelum pemasangan.
d. Semua pengelasan menerus dengan Las Busur Listrik.
e. Tambatan, Anker, Stek, Dynabolt untuk Beton dan pemasangan Batu Bata
dimana diperlukan harus digunakan walaupun tidak ditunjukkan dalam
gambar, sesuai dengan petunjuk Pengawas.

26
20.3.1 PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Penempatan Plat Baja plendes harus rapi, tidak boleh bergeser lebih dari
2 mm dari as nya.
b. Anker, Stek ataupun Elemen Vertikal lainnya harus tegak lurus terhadap
permukaan bidang tempatnya tertanam.
c. Semua bagian pekerjaan yang berbentuk unit harus dirakit/assembling
sebelum pemasangan. Kontraktor bertanggung jawab atas semua
kesalahan detail, pabrikasi maupun ketidak tepatan
penyetelan/pemasangan.
d. Semua permukaan Metal, terutama yang melekat dengan bahan/material
lain sebelum pemasangan harus sudah diberi lapisan perlindungan atau
cat dasar.
e. Erection disarankan untuk menggunakan mobil crane kapasitas 1 ton
mengingat waktu yang pendek.

20.3.2 PENGELASAN
a. Pengelasan harus dilakukan dengan hati-hati, permukaan yang dilas
harus rata dan teratur, Logam yang akan dilas harus bebas dari retak dan
cacat lain yang mengurangi kakuatan sambungan dan permukaannnya
harus halus.
b. Pekerjaan las sedapat mungkin dilakukan di Workshop dan/atau dalam
ruangan yang beratap, bebas dari angin dan dalam keadaan kering.
Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las
dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
c. Las perapat / pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling
berdekatan, harus dilaksanakan las perapat/pengendap guna mencegah
masuknya lengas, terlepas apakah detailnya diberikan atau tidak dalam
Gambar kerja, apakah barang tersebut terkena cuaca luar atau tidak dan
kontraktor tidak dapat mengclaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan
tambah.
d. Macam dan Tebal las
1. Macam Las yang dipakai adalah Las Lumer (Las dengan Busur Listrik)
2. Ukuran las harus sesuai dengan gambar Kerja dan/atau Tebal Las
untuk konstruksi minimum ½ t = 5 mm, dimana t adalah tebal bahan
terkecil. Panjang las minimum 40 kali tebal bahan atau sesuai
gambar.

27
3. Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama dengan
kekuatan Baja yang dipakai.
e. Pengelasan Permukaan yang ditampakkan / Exposed
1. Pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan dan cacat pada
bagian yang di las.
2. Pengakhiran dari cairan elektroda harus rata
3. Setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan dengan
baik.
f. Sebelum pengelasan, permukaan dari daerah yang akan dilas harus
bersih dan bebas dari kotoran, noda, cat, minyak dan karat.
g. Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dalam
Gambar Kerja dan/atau sesuai petunjuk Pengawas serta harus dijamin
tidak akan berputar atau membengkok.
h. Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus
dilakukan kontraktor sebagaimana diperintahkan Pengawas. Las yang
cacat harus dipotong dan dilas kembali, biaya pekerjaan ini ditanggung
Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
i. Pekerjaan Las harus dilakukan oleh orang yang ahli (mempunyai
sertifikat)
j. Mur dan Baut
1. Baut yang dipergunakan jenis anti karat (dengan proses). Ukuran
sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Pemasangan Mur dan Baut harus benar-benar kokoh serta
mempunyai kekokohan yang merata antara satu dengan yang
alinnya.
3. Kekuatan, lihat PPBBI – 1984.
k. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas Irisan
1. Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Sama
sekali tidak diperkenankan ada bekas jalur dan lain – lain.
2. Bila bekas pemotongan atau pembakaran dengan mesin
menghasilkan pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus
dibuang sekurang-kurangnya selebar 2,5 mm. Terkecuali kalau
keadaan sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak tampak lagi
jalur-jalur tersebut di atas.
l. Pada keadaan akhir, diameter lubang untuk Baut dan sebuah Baut yang
tepat boleh berbeda masing-masing 1 mm dari diameter Batang Baut
tersebut.

28
m. Semua lubang harus di bor.
n. Untuk lubang pada bagian konstruksi yang disambung yang harus
dijadikan satu dengan alat/komponen penyambung, harus dibor
sekaligus sampai diameter sepenuhnya.
o. Semua lubang harus bulat sempurna, berdiri siku pada bidang dan
bagian konstruksi yang akan disambung.
p. Semua lubang harus dibersihkan sebelum pemasangan. Pembersihan
tersebut tidak diperkenankan memakai besi penggaruk.
q. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan kepada
Perencana untuk mendapat Persetujuan secara tertulis.
r. Pada Beton Bertulang, Beton Tumbuk dan adukan pasangan Bata, semua
celah yang terjadi antara lubang dan bagian Baja yang tertanam harus
diisi adukan kering atau Grouting hingga padat tangga ada rongga dan
rata permukaan.

20.3.3 PENGECATAN DASAR


20.3.3.1 Pekerjaan Cat Dasar (Primer) dan Cat Antara (Under coat)
a. Cat Dasar (Primer) adalah cat meni besi anti karat (Zincromat).
b. Sebelum digunakan, kondisi bahan cat harus baik dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Sewaktu kaleng (tempat meni besi) dibuka keadaan meni tidak
boleh : mengulit, mengandung banyak endapan, menggumpal,
mengeras, adanya pemisahan warna dan bahan asing lainnya
dalam waktu maksimum 10 menit harus dapat mudah diaduk
dengan pengaduk menjadi campuran serba sama, bila perlu dapat
ditambahkan pengencer sebanyak 10%.
2. Cat sewaktu diterima harus mudah diulaskan dan mengalir rata
pada permukaan yang licin dan tegak. Lapisan cat kering harus
rata, kusam atau kilat telur, tidak kisut dan tidak turun.
c. Semua permukaan bidang yang akan dicat,dibersihkan terlebih dahulu
dari semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan
cara mencuci dengan “white spririt” atau solvent lain yang cocok,
kemudian dilap dengan kain bersih.
d. Semua karat harus dihilangkan dan kerok dengan cara :
1. Mengeruk atau menggosok dengan sikat kawat bila perlu dengan
sand blasting.

29
2. Kemudian di gosok dengan kertas gosok dan di lap dengan kain
bersih.
e. Setelah benar-benar bersih, kemudian diberi Lapisan cat dasar
(Primer) dan harus dijaga jangan sampai terkotori lapis debu,
kotoran, minyak, lemak, dan sebagainya
20.3.3.2 Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus utuh, rata
dan tidak ada bintik – bintik atau gelembung udara. Bidang cat dijaga
terhadap pengotoran – pengotoran.

Pasal 21
PEKERJAAN PENGECATAN

21. 1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan pengecatan ini mencakup semua pekerjaan pengecatan bangunan
antara lain :
a. Pengecatan dinding
- Pengecatan dinding luar dan dalam Lantai I, 2, dan 3
- Pengecatan dinding bagian dalam rumah lift lift

b. Pengecatan Besi
- Pengecatan Kolom, Balok,
- Pengecatan Kisi kisi besi hollow

21.1 BAHAN-BAHAN

21.2.1. Umum
Warna untuk setiap pengecatan ditentukan kemudian oleh Direksi.
21.2.2Cat Dinding
- Untuk dinding luar digunakan Cat tembok Exterior Mowilex Weathercoat
- Untuk dinding dalam digunakan Cat tembok Interior Mowilex.
- Untuk semua cat besi digunakan Cat NIPPON PAINT

21.2 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Pengecatan baru dapat dilaksanakan setelah bidang plesteran tembok benar-
benar sudah kering.

30
b. Permukaan-permukaan tembok yang cacat atau tidak rata harus diperbaiki
terlebih dahulu dengan bahan-bahan yang sama dengan dindingnya, baru
dilaksanakan plamuuran tembok dengan bahan yang telah disetujui oleh
Direksi .
c. Setelah plamuuran betul-betul kering, maka plamuuran diamplas sampai halus
dan dibersihkan dari debu yang menempel.
d. Untuk warna-warna sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan nomor pencampuran yang sama dari pabrik.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus utuh, rata dan
tidak ada bagian-bagian yang belang dan bidang cat dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.

Pasal 22
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN LIFT

22.1 LINGKUP PEKERJAAN


22.1.1 Umum
a. Pengadaan bahan-bahan dan alat-alat sampai ditempat lokasi
b. Pemasangan bahan-bahan dan alat-alat tersebut sampai bisa beroperasi
dengan sempurna, sampai mendapat persetujuan Direksi.
c. Pengujian – pengujian dan perbaikan - perbaikan yang diperlukan
selama dalam masa pemeliharaan.
22.1.2 Pemasangan pekerjaan instalasi listrik,
a. Pemasangan jaringan instalasi listrik, kabel Induk dan Panel beserta
kelengkapannya.
b. Pemasangan armateur lampu, saklar-saklar dan stop kontak beserta
kelengkapannya
c. Pemasangan pekerjaan lain dan nyata-nyata menurut gambar dan RKS
harus dipasang.

22.2 BAHAN-BAHAN
22.2.2 Persyaratan Umum
Bahan-bahan yang akan dipasang harus baru dan memenuhi persyaratan-
persyaratan bahan berdasarkan SNI , PUIL 2010, syarat-syarat LMK dan
peraturan-peraturan setempat atau peraturan Standart Internasional yang
berlaku dan mendapat persetujuan dari pihak Direksi.

31
22.2.3 Bahan dan peralatan untuk sistem distribusi daya listrik.
a. Panel tegangan rendah dan Box MCB serta kelengkapannya.
b. Box Panel menggunakan merk SAKA atau sekwalitas , sedangkan Box
MCB jenis Outbouw menggunakan merk Hager atau sekwalitas.
c. Sirkuit breaker menggunakan MCB merk Scheneider atau sekwalitas
yang mendapat Sertifikat PLN atau LMK dan berstandar SNI
d. Panel dilengkapi pilot lamp. Warna merah, kuning dan hijau, untuk fase
R,S,T dan dilengkapi zekering kecil untuk masing-masing lampu.
e. Panel juga dilengkapi alat ukur minimal Volt meter dan Switch selector
Voltage
serta Ampere meter dan CT bilamana diperlukan.
f. Kabel Induk (antar panel) dengan jenis dan ukuran sesuai yang
dinyatakan dalam gambar dengan merk Supreme atau
sekwalitas,bersertifikat LMK dan berstandart SNI jenis NYY.
g. Semua bahan dan peralatan harus baru serta sesuai dengan syarat-syarat
yang yang berlaku.
22.2.4 Kabel-kabel untuk instalasi penerangan dan stop kontak
a. Kabel-kabel instalasi dari kwalitas produksi dalam negeri jenis NYM,
merk Supreme atau sekwalitas bersertifikat LMK dan berstandar SNI.
b. Jenis dan ukuran sesuai yang dinyatakan dalam gambar.
22.2.5 Pipa-pipa instalasi dan persilangan
a. Pipa kabel digunakan pipa Clipsal atau sekwalitas dengan ukuran yang
sesuai, minimal diameter 20 mm .
b. Persilangan-persilangan pipa disambung dengan T doos dengan bahan
PVC merk Clipsal atau sekwalitas dilengkapi dengan tutupnya.
c. Sambungan kabel pada persilangan ditutup dengan isolasi yang terbuat
dari bahan PVC Unibell atau sekwalitas.
22.2.6 Saklar dan stop kontak
a. Armateur – armateur saklar dan stop kontak yang terpasang jenis Inbouw
dan Outbouw merk Clipsal, Scheneider atau sekwalitas.
b. Doos digunakan tipe inbouw (tertanam dalam dinding) merk Clipsal,
Scheneider atau sekwalitas.
c. Sebelum dipasang Kontraktor harus mengajukan contoh bahan atau
brosur/katalog untuk mendapat mendapat persetujuan dari pihak
Direksi.
22.2.7 Titik lampu untuk instalasi penerangan

32
a. Armateur-armateur lampu yang terpasang produksi dalam negeri merk
Artolite atau sekualitas
b. Semua jenis armature lampu yang terpasang sesuai dengan bentuk, jenis
dan ukuran yang dinyatakan dalam gambar atau sesuai dengan
spesifikasi bahan yang sudah ditentukan dan telah mendapat persetujuan
Direksi.
c. Contoh bahan, brosur atau gambar kerja harus diserahkan kepada
Direksi, 7 (tujuh) hari sebelum pemasangan untuk mendapat
persetujuan.
d. Untuk semua jenis Lampu yang terpasang didalam Armature (TL-
LED,LED BULB, LED-SPOT dll) menggunakan merk Artolite atau
sekwalitas.
e. Fitting Lampu menggunakan Artolite atau sekwalitas

22.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


22.3.2 Persyaratan Umum
a. Gambar Rencana
Gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan –
peralatan yaitu panel-panel, dll. Penyesuaian harus dilakukan
dilapangan, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
dilapangan.
b. Gambar Pelaksanaan
Gambar pelaksanaan (As Build Drawing) yang dibuat oleh Instalatir
harus diserahkan kepada Direksi setelah pekerjaan selesai, dengan segala
catatannya.
Perubahan atas gambar-gambar rencana (Shop Drawing) harus melalui
persetujuan Direksi, setelah ada pengajuan tertulis dari Kontraktor.
c. Standar dan Peraturan Pemasangan
Seluruh pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti Standart dalam
Peraturan Umum Instalasi Listrik 2010 dan Standart Internasional yang
tidak bertentangan dengan PUIL 2010.
d. Instalatir dan Tenaga Pelaksana
- Surat ijin bekerja yang masih berlaku bagi instalatir adalah klasifikasi
C, yang harus dimiliki secara hak oleh Kontraktor, satu foto copy dari
Surat Ijin tersebut harus diserahkan kepada Direksi.
- Kontraktor harus menempatkan secara penuh (full time) seorang
Koordinator yang ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam

33
pekerjaan dan serupa dan dapat sepenuhnya mewakili Kontraktor
dengan predikat baik. Tenaga-tenaga pelaksana harus dipilih hanya
yang berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan instalasi
listrik secara umum kuat, aman dan rapi.
e. Pada proses instalasi pemasangan peralatan MEP yang terkait dengan
Analisa harga satuan yang ada pada RAB seluruh personil harus
mencantumkan identitas dan protokol kesehatan COVID 19 dan
dicantumkan dalam laporan Harian dan Mingguan dan di
Dokumentasikan
f. Pada saat ST1 Cek list hasil pekerjaan harus Terdokumentasikan photo
atau Video sebagai lampiran ST1.

22.3.3 Sistem Distribusi Daya Listrik dan Kabel Induk


23.3.2.1 Panel utama tegangan rendah dan sub panel (Box MCB)
a. Bahan Panel Utama, dari pelat baja tebal 1,8 mm, dicat dasar tahan karat
bagian luar dan dalam sebelum dicat akhir dengan cat open warna abu-
abu / Cream merk Saka atau sekwalitas .
b. Pemasangan Panel Utama tertanam didalam dinding (Inbouw).
c. Bahan Sub Panel (Box MCB) terbuat dari bahan sejenis Ebonit/Mika Type
Outbouw warna putih merk Hager atau sekwalitas.
d. Letak pemasangan Panel Utama dan Sub Panel (Box MCB) seperti yang
sudah dinyatakan dalam gambar.
e. Bentuk fisik Panel Utama, harus mempunyai pintu yang dapat dikunci
dan handel serta dapat dibuka/tutup dengan mudah yang dilengkapi
dengan :
- Lampu kecil untuk menunjukkan phase R, S, T berwarna merah,
kuning dan hijau dan saklar untuk mematikan, sesuai dengan yang
dibutuhkan.
- Pada Panel Utama dipasang meter penunjuk Volt meter, switch
selector voltage. Dalam hal ini sesuai seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar.
f. Bus-bar
- bus-bar disanggah kokoh dengan bahan isolator
- Bus-bar netral dan bus-bar pentanahan dipasang pada posisi
berseberangan (atas dan bawah/kiri dan kanan)
- Bus-bar diberi tanda untuk phase R, S, T, nol dan pentanahan

34
- Bus-bar pentanahan (ground) dihubungkan dengan bagian-bagian
yang harus tidak bertegangan, antara lain : kotak panel atau benda-
benda konduktif.
g. Kabel-kabel
- Ujung-ujung kabel berkas (standart) harus mempunyai sepatu kabel
(schoen) type compression yang diameter / ukurannya disesuaikan
dengan penampang kabel yang terpasang.
h. Apabila ada perubahan tata letak Panel Utama dan Sub Panel (Box MCB)
dikarenakan tidak memungkinkan, maka Pihak Kontaktor harus
berkoordinasi dengan pihak Direksi/Pengawas agar mendapat
persetujuan untuk letak yang baru.

23.3.2.2 Pemasangan Kabel Induk


a. Pemasangan Kabel Induk (antar panel) ukuran yang sudah dinyatakan
dalam gambar jenis NYY merk Supreme atau sekwalitas.
b. Pemasangan Kabel Induk (antar panel) dilindungi dengan Pipa PVC merk
Mapion AW dimana diameternya disesuaikan dengan kabel yang
dilaluinya.
c. Pemasangan harus rapi tidak diperbolehkan potong kompas.
d. Sebelum pemasangan Kontraktor harus mengajukan contoh bahan
terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi.
e. Penyambungan Sumber Daya Induk harus berkoordinasi dahulu dengan
Pihak Direksi darimana sumber daya tersebut diambilkan agar tidak
terjadi gangguan teknis selama semua jaringan sudah difungsikan.

22.3.4 Instalasi Penerangan dan Stop Kontak


a. Armatur/Kap Lampu
1. Jenis armature /kap lampu yang terpasang harus disesuaikan dengan
jenis lampunya sebagai isi dari kap tersebut
2. Bentuk, jenis dan fungsinya seperti yang tertera dalam gambar.
3. Seluruh penyambungan kabel didalam Armature/Kap harus
menggunakan terminal kabel , kecuali yang dipasang pada Fitting
bisa langsung disambungkan di mur yang sudah tersedia didalam
Fitting tersebut.
4. Sebelum Armature/kap, tersebut dipasang ,Kontraktor harus
mengajukan contoh bahan atau brosur/katalog, untuk mendapat
persetujuan dari Pihak Direksi/Konsultan Pengawas.

35
b. Jenis Lampu
1. Lampu TL-LED
• Daya Lampu TL yang terpasang 8 Watt dan 16 Watt
• Armature menggunakan Type Balk Batten
• Warna cahaya Putih
• Pemasangan jenis Outbouw.
• Merk Artolite atau sekwalitas.
2. Lampu LED-BULB
• Lampu LED-Bulb yang terpasang mempunyai daya 10 Watt merk
Artolite atau sekualitas
• Warna cahaya putih
• Armature menggunakan fitting Merk Artolite atau sekwalitas
• Pemasangan jenis outbouw
3. Lampu TL-LED T5
• Daya Lampu TL yang terpasang 7 Watt Merk Artolite atau
sekualitas
• Pemasangan jenis Hidden Lamp untuk penerangan penerangan
vertical garden
• Warna cahaya Kuning
4. Lampu SPOT LIGHT LED PAR
• Daya lampu yang terpasang 20 Watt
• Merk Artolite Type LED atau sekwalitas.
• Warna Cahaya Kuning dengan sudut pencahayaan 15˚
• Pemasangan Outbouw untuk penerangan kolom.
• Armature yang digunakan adalah Fitting E27 bahan keramik
untuk Lampu Spot Light yang bisa diputar dan diarahkan pada
fokus pencahayaan.
• Sebelum dipasang fitting tersebut Kontraktor harus mengajukan
contoh bahan/brosur untuk mendapat persetujuan Direksi.
5. Lampu SPOT LED LED FLOOD LIGHT
• Daya lampu yang terpasang 50 Watt
• Merk Artolite Type LED atau sekwalitas.
• Pemasangan jenis Outdoor untuk pencahayaan kaca area depan
Gedung Parkir dan Papan Nama.
c. Stop kontak (kotak kontak)

36
1. Seluruh stop kontak harus memiliki terminal fasa netral dan
pentanahan (grounding).
2. Pemasangan stop kontak tertanam dalam dinding (inbouw) dan
dipermukaan (outbouw)
3. Tinggi pemasangan stop kontak + 40 cm dari permukaan lantai
untuk kebutuhan Ruang sedangkan untuk kebutuhan Switch Hub
CCTV – 20 cm dari balok.
4. Seluruh stop Kontak harus mempergunakan tutup/kunci pengaman
(W.D.)
5. Semua stop kontak satu fasa harus mempunyai rating 10 A/16 A –
250 V/380 V.
6. Semua pemasangan ketinggian Stop Kontak harus koordinasi terlebih
dahulu dengan Konsultan Pengawas sebelum dipasang.
d. Kabel
1. Kabel-kabel yang dipergunakan sesuai ukuran, jenis yang dinyatakan
dalam gambar.
2. Kabel-kabel instalasi menggunakan warna-warna sesuai PUIL 2010
pasang 720 E.I, yaitu :
Merah fasa R
Kuning fasa S
Hitam fasa T
Biru fasa Netral/nol
Kuning strip hijau untuk pentanahan/arde
3. Pemasangan jaringan kabel didalam beton atau dinding harus
dilewatkan dalam pipa dengan pertemuan sambungan pada T doos
yang dapat dibuka.
4. Penanaman pipa dilaksanakan sebelum beton dicor, atau sebelum
dinding diplester.
5. Tidak diijinkan adanya sambungan kabel didalam pipa.
6. Pipa yang ditanam didalam beton diusahakan sewaktu proses
pengecoran beton tidak terjadi kebocoran, sehingga adukan beton
cair masuk kedalam pipa atau kerusakan lainnya akibat pelaksanaan
pengecoran.
7. Pipa yang ditanam pada dinding harus diklem dan kuat selama
pelaksanaan pekerjaan plesteran.

37
8. Pemasangan jaringan instalasi kabel seluruhnya dimasukkan kedalam
pipa baik yang tertanam maupun tidak merk Clipsal minimal
diameter 20 mm.
9. Pemasangan jaringan instalasi kabel harus tertata rapi dan baik.
10. Tidak diijinkan mamasang jalur instalasi kabel dengan potong
kompas (melintang).
11. Jumlah isi kabel yang didalam pipa harus disesuaikan dengan
penampang dari Pipa tersebut dan tidak boleh ada sambungan kabel
didalamnya.
Apabila tidak cukup dilalui kabel maka diameter diperbesar sesuai
kebutuhan dan disekitar kabel harus ada rongga udara (tidak boleh
pres).
12. Setiap persilangan / tempat penyambungan kabel harus dimasukkan
didalam Tee/ Kres doos yang dapat ditutup kembali.
13. Setiap ujung-ujung penyambungan harus dilindungi dengan isolasi
dari bahan PVC.
14. Maksimal isi penyambungan didalam kotak sambung 3 sambungan.

22.3.5 PENGUJIAN INSTALASI


1. Kontraktor harus mempersiapkan peralatan, tenaga ahli dan fasilitas
lainnya untuk menyelenggarakan serangkaian pengujian terhadap
material equipment, serta instalasinya, untuk memperlihatkan bahwa
seluruh pekerjaan sudah dilaksanakan dengan baik, memenuhi segala
persyaratan dan apa yang dimaksudkan. Semua pengujian
diselenggarakan atas biaya kontraktor.
2. Pengujian berikut harus dilakukan untuk kabel instalasi, sebelum dan
sesudah dipasang : test insulasi, test kontinuitas, dengan disaksikan
oleh Direksi dan dicatat hasilnya.
3. Sebelum pengujian diadakan antara lain pemeriksaan-pemeriksaan
berikut :
- Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang
dimaksud.
- Pemeriksaan kekuatan mekanis
- Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.
4. Kontraktor harus membuat Gambar As Built Drawing sesuai apa yang
sudah dikerjakan dan juga berfungsi sebagai Jaminan Instalasi Listrik

38
dari Kontraktor (Biro Teknik) yang bisa dipertanggung jawabkan
serta hasil tes uji Pentanahan Panel juga tertera.

22.3.6 SPESIFIKASITEKNISPEKERJAAN JARINGAN INSTALASI LIFT


1. UMUM
a. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini,
haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti,
untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
b. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup
pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang
tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini dan yang mengerjakan pekerjaan
sesuai dengan ahli dibidangnya.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. LINGKUP PEKERJAAN

a. Pemasangan LIFT di dalam gedung.

3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

1. Type Mitshubishi P11-CO-60 / Nexiez-MRL l


2. Capacity : 11 / 825 (person / kg) m CWT
3. Car Internal (WxDxH) : 1350 x 1400 x 2200 (mm)
4. Hoistway (WxD) : 2025 x 1750 (mm) / unit
5. Door Opening (WxH) : 900 x 2100 (mm)
6. Machine Room : YES
7. Pith Depth : 1300 (mm)
8. Overhead : 4000 (mm)
9. Speed : 60 (meter / minute)
10. No. of Stop and NS : 3 Stop / Opening, NS = 0
11. Travel : 10.0 (meter)

39
12. Service Floor : 1 ~ 3
13. Door Type : 2 Panels center opening (CO)
14. Ceiling Type : N300 / Painted steel sheet
15. Lighting : Central Indirect lighting and downlights
16. Ventilation : Line flow fan
17. Rear and Side Wall : Stainless steel hairline with glass windows
18. Front Return Panel : Stainless steel hairline
19. Car Transom : Stainless steel hairline
20. Entrance Column : Integrated with front return panel
21. Power Supply : 380 Volt; 3 Phase; 50Hertz; 6.0 kVA/unit
22. Lighting : 220 Volt; 1 Phase; 50 Hertz
23. Voltage fluctuatio range : +5% to -10%

4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Melakukan persiapan lapangan, baik dari segi teknis maupun


administrasipekerjaan.
b. Setelah Request for Job disepakati oleh direksi, dilanjutkan dengan
pekerjaan mobilisasi bahan, alat, dan personil.
c. Berkoordinasi dengan pihak direksi atau pihak yang berwenang
terkait pengosongan area basement sebagai lokasi penempatan
material lift.
d. Melakukan pengukuran serta marking pada area pekerjaan,
dilanjutkan pemasangan stack out.
e. Pemasangan Ruang Luncur dari konstruksi Baja untuk pasangan
Hoistway Lift, sesuai dengan gambar kerja.
f. Melakukan Pembuatan template dibuat berdasarkan gambar
kerja.
g. Menarik tali lining (umumnya terbuat dari tali stainless steel)
h. Pemasangan rel kabin dan rel counterweight berdasarkan lot.
i. Pemasangan sill pintu luar, hanger pintu luar, daun pintu luar.
j. Pemasangan mesinberdasarkan gambar kerja
k. Pemasangan kabinberdasarkan gambar kerja
l. Pemasangan counterweightberdasarkan gambar kerja
m. Melakukan setting unit mesinberdasarkan gambar kerja
n. Pemasangan rope (tali baja)berdasarkan gambar kerja

40
o. Kelangsungan kontinuitas semua unit yang terpasang,harus
terpasang dengan baik untuk dioperasionalkan dan bisa
dipertanggung jawabkan.
p. Kontraktor harus memberi Masa Garansi terhadap hasil Pekerjaan
yang sudah dikerjakan ; sedangkan lama masa garansi ditentukan
kemudian.
q. Apabila ada gangguan dari jaringan yang sudah terpasang
selama dipergunakan dan masih dalam masa Garansi atau
pemeliharaan maka Kontraktor harus memperbaikinya dan biaya
sepenuhnya tanggung jawab pemborong.
r. Seluruh pekerjaan harus rapi dan baik serta Kontraktor membuat
Gambar As Built Drawingnya untuk perawatan jaringan tersebut.

Pasal 23
PEKERJAAN DRAINASE

23.1 LINGKUP PEKERJAAN


a. PEKERJAAN DRAINAGE
- Pemasangan pipa PVC Type AW, Diameter 4”
- Pasang Avor Stainless
- Pekerjaan bak kontrol uk. 80.80 cm
- Pasang Grill drainase bak Kontrol Uk. 70x70

23.1.1 Hal-hal Umum


a. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga dan
peralatan-peralatan yang diperlukan agar seluruh instalasi air bersih dapat
dipasang, diuji dan siap digunakan dengan kualitas bahan dan kualitas
pengerjaan serta pemasangan yang baik, sesuai dengan gambar-gambar dan
spesifikasi yang ditentukan dalam perencanaan ini.

23.1.2 Bahan Drainase


a. Pemasangan talang datar pada atap galvalum menggunakan plat galvalum
tebal 1 mm dan penahan menggunakan plat strip 30.1 mm dengan jarak per
100 cm.

41
b. Pemasangan pipa-pipa talang tegak dari atap galvalum atau yang ditunjuk
dalam gambar memakai pipa PVC tipe D diameter 4 ”merk Maspion lengkap
dengan klem dari besi strip 2.20 mm dengan jarak setiap 100 cm.
c. Saluran air hujan tertutup dari talang tegak memakai Pipa PVC tipe D
diameter 4” dengan kemiringan saluran 1 %
d. Bak kontrol dari pasangan batu merah penempatan sesuai gambar.
e. Setiap bahan pipa (panjang utuh), fitting, fixture-fixture dan peralatan yang
akan dipasang pada instalasi ini harus mempunyai tanda atau merek yang
jelas dari pabrik pembuatnya, fitting-fiting dan fixture yang tidak memiliki
tanda-tanda tersebut harus diganti dan tanggung jawab kontraktor.
f. Bahan-bahan, peralatan-peralatan tambahan yang disediakan harus baru
dan dapat diterima.
g. Bahan dan peralatan sambungan dipakai dari mutu terbaik, kualitas dan
produksi yang sama dengan pipa yang digunakan serta telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
h. Peralatan dan material yang akan dipakai atau dipasang harus diajukan
contohnya kepada Konsultan Pengawas sebelum dilakukan pemasangan atau
pemakaian dapat berlangsung setelah mendapatkan persetujuan dari
Konsultan pengawas.

23.1.3 Persetujuan Bahan dan Alat


a. Kontraktor wajib menyediakan contoh bahan yang akan dipasang, untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum peralatan tersebut dipasang.
b. Kontraktor bertanggung jawab atas komponen lainnya yang diperlukan
misalnya, fixture, fitting atau fixture times untuk kelengkapan instalasi.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan yang
hilang dari pencurian atau kerusakan. Bahan atau alat yang hilang atau yang
rusak harus diganti oleh kontraktor tanpa tambahan biaya.
d. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang perlu,
karena timbulnya perubahan-perubahan yang diakibatkan dari adanya
penyimpangan bahan/peralatan.
e. Biaya pengujian bahan/peralatan/fixture tersebut (apabila diminta oleh
pengelola proyek/konsultan Pengawas) ditanggung oleh kontraktor.
f. Sesuatu bahan, peralatan atau fixture yang akan digunakan dan tidak
disebutkan dalam spesifikasi ini hanya diperbolehkan apabila disetujui secara
tertulis oleh Pengelola proyek/konsultan pengawas. Biaya pengujian bahan
ditanggung oleh Kontraktor.

42
23.1.4 Referensi
Syarat penerimaan bahan-bahan dan peralatan, pemasangan serta kualitas
harus sesuai dengan standart yang berlaku dan disesuaikan dengan pedoman
plambing Indonesia 1979.
1.1. Persyaratan umum pemasangan
a. Sebelum memulai pekerjaannya, kontraktor harus memeriksa dan
memahami pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain, yang ikut menyelesaikan
pekerjaan ini, apabila pekerjaan dari pihak lain tersebut dapat
mempengaruhi kwalitas pekerjaan kontraktor itu sendiri.
b. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syarat-
syarat yang diperlukan.
c. Lokasi yang tepat dari peralatan sanitair, fixture-fixture, floor drain, pipa-
pipa utama dan pipa-pipa cabang harus diperiksa dalam gambar
perencanaan plambing dan arsitektur serta disesuaikan dengan ukuran yang
diberikan oleh pabrik pembuat alat-alat tersebut.
d. Semua fixture harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus
terpasang dengan kokoh (rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang sesuai
(bracket/cleat/plate anchor)
e. “Insert” (tempat menyekerupkan) harus tertanam dengan baik dalam
dinding atau lantai dan rata dengan permukaan akhir (finish) dari dinding
atau lantai tersebut dan semua alat-alat tersebut terpasang insert harus tidak
boleh kelihatan.
f. Apabila digunakan baut tembus (trough bolt) harus dipasang pelat penahan
pada sisi yang lain dari dinding atau lantai tersebut.
g. Semua baut, mur dan sekrup yang kelihatan (exposed) harus dibuat dengan
dilapis chremium atau nikel, demikan pula cincin (washer) untuk
pemasangannya.
h. Setelah semua peralatan dan fixture terpasang, kontraktor wajib menjaga
agar semua peralatan dan fixture tersebut dalam kondisi bersih dan
berfungsi dengan baik, sampai diserahkan kepada Pemilik/Konsultan
pengawas. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan
atau finish arsitektural atau timbulnya kerusakan lainnya, yang semuanya
atas kelalaian kontraktor karena tidak membersihkan sistem perpipaan
dengan baik, maka semua peraikannya adalah tanggungan kontraktor.
i. Sela-sela antara pipa-pipa yang menembus lantai beton diisi dengan
waterproof sealent agar tidak bocor.

43
1.2. Petunjuk Khusus
a. Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini berjalan kontraktor harus
memberi tanda-tanda dengan pensil/tinta merah pada dua set gambar
instalasi pembuangan, atas segala perubahan, penghapusan atau
penambahan pada rencana instalasi itu. Gambar tersebut akan diserahkan
kepada Konsultan pengawas.
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan pengawas gambar
instalasi sesungguhnya sebagaimana yang terpasang pada bangunan
(asbuilt drawing) memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan.
Gambar-gambar dibuat dengan tinta diatas kalkir.
c. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kepada Konsultan pengawas
bahwa seluruh instalasi pembuangan air kotor akan bekerja dengan
memuaskan dan bahwa akan menanggung semua biaya atas
kerusakan/penggantian yang perlu selama jangka waktu pemeliharaan.

Pasal 24.
PEKERJAAN PEMBERSIHAN

24.1LINGKUP PEKERJAAN
a. Penumpukan sisa-sisa pekerjaan ke suatu tempat yang ditentukan oleh
Pengelola Proyek/Direksi.
b. Pengangkutan sisa pekerjaan dan kotoran-kotoran atau bekas pembersihan
halaman site.
c. Pembersihan area parkir keseluruhan dari noda-noda atau kotoran-kotoran
sampai saat serah terima.

24.2BAHAN-BAHAN
Dalam hal ini tidak dijelaskan, karena merupakan peralatan kerja.

24.3SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sisa bahan bangunan agar dibersihkan dari site dan diangkut / dibuang
keluar site, sehingga site kelihatan rapi, bersih dan siap untuk dihuni
dengan nyaman.

44
b. Kebersihan dalam bangunan harus dujaga dan dipelihara sampai habis
masa pemeliharaan sehingga penghuni bangunan betul-betul nyaman dan
sehat.
c. Saluran-saluran harus dibersihkan dari kotoran-kotoran atau sampah-
sampah sehingga jalannya air lancar dan tidak terjadi genangan air yang
mengganggu kesehatan.

PASAL 25
PENUTUP

1. Semua material yang merupakan barang produksi yang akan dipasang,


terlebih dahulu harus diajukan contohnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi.
2. Semua material dari hasil alam akan diperiksa oleh Direksi pada saat
didatangkan di lapangan.
3. Material-material yang tidak disetujui harus segera dikeluarkan dari
lapangan paling lama adalan 2 x 24 jam. Bila Kontraktor tidak
mengindahkan, Direksi berhak menyelenggarakan atas biaya Kontraktor.
4. Bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak
disebutkan didalam RKS dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh
Kontraktor.
5. Bagian-bagian yang secara konstruktif harus ada tetapi tidak disebutkan
didalam RKS dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh Kontraktor dan
pelaksanaannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi.

45

Anda mungkin juga menyukai