A. SYARAT UMUM
PASAL 1 : KETENTUAN UMUM
1.1 Peraturan Teknis yang Dipergunakan
Dalam melaksanakan pekerjan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya:
a. Pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 dan Peraturan Presiden No 70 Tahun 2012.
b. Algemene Voorwarden (A.V) yang disahkan dengan keputusan Pemerintah tanggal 28 Mei
1941 No.9 dan tambahan Lembaran Negara No. 1457, apabila tidak ada penyimpanan-
penyimpanan seperti tertera dalam bestek ini.
c. TatacaraperhitunganhargasatuanpekerjaansesuaiStandarNasionalIndonesia (SNI) Tahun 2008.
d. AnalisaBiayaKonstruksiKabupaten Tana TidungTahun2014SesuaiSNI Terbaru.
e. Standar Upah Kerja Dan Harga Satuan Barang Tahun 2014 Keputusan Bupati Tana Tidung
f. Standart SNI 03-2847-2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur BetonBangunanGedung.
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI – 2 PBI 1971
h. PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia) Tahun 1971.
i. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983.
j. Peraturan Muatan Indonesia PMI.
k. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUBB) NI.3/56
danPeraturanPemerintah Daerah setempat mengenai bangunan.
l. Peraturan Perburuhan Indonesia (Tentang pengerahan tenaga kerja) antara lain tentang
larangan mempekerjakan anak dibawah umur.
m. Undang-undangRepublikIndonesiaNo:18Tahun1999TentangJasaKonstruksi.
n. Surat Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Mentri Pekerjaan UmumNomor:
KEP.174/MEN/86Tanggal 04 Maret 1986
104/KPTS/1986
Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja pada tempat Kegiatan Konstruksi
o. Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah No: 45/PRT/M/2007Tanggal 27
Desember 2007 ,Tentang Pedoman Teknis Pembangunan BangunanGedung Negara.
p. Apabila dalam pelaksanaan timbul keragu raguan karena adanya hal hal yang tidak sesuai di
antara pasal pasal persyaratan teknik ini, dan juga adanya perbedaan antara syarat syarat
teknik dan gambar rencana yang diberikan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus menanyakan
kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas dan yang berlaku untuk
dilaksanakan adalah menurut ketentuan Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
q. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahu/ijin ke direksi, apabila akan memulai setiap
pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan yang sifatnya struktur misalnya pengecoran beton.
a. Jenis dan mutu bahan-bahan bangunan yang akan digunakan harus diutamakan bahan-bahan
produksi dalam negeri, sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Perdagangan danKoperasi,
Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan
Keppres Nomor 18 tahun 2000.
b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan
bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang dianjurkan
maka dapat dipergunakan namun demikian harus mendapatkan ijin dari direksi/pengawas
(secara tertulis).
c. Bila bahan-bahan bangunan telah memenuhi spesifikasi teknis dan terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) maka diharuskan untuk memakai jenis dan mutu
bahan satu jenis saja.
d. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya namun bahan-bahan tersebut
mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan dan dilaksanakan dengan mutu 1
(satu)/kwalitas 1.
e. Bila rekanan/kontraktor telah menandatangani jenis dan mutu bahan yang akan digunakan
dalam pekerjaanya, namun apabila tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan maka bahan-
bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi paling lambat 24 jam setelah
penolakan, dan biaya akibat kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi.
f. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau wakilnya harusdisediakan atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi dan harus sesuai dengan standart. Contoh-contoh tersebut diambil
dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa, bahan tersebut yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan nanti, contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila
ternyata bahan bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik
kualitas maupun sifat-sifatnya.
g. Bila dalam uraian dan syarat tersebut nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka ini
hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kwalitas dan tipe dari barang-barang yang dimaksud
oleh pemberi tugas.
h. Semua produk bahan atau pembuatan yang tercantum dalam Buku UraianPekerjaan ini
dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang
mengikat. Apabila Penyedia Jasa dapat mengusulkan produk lain sejauhmana dapat dibuktikan
dengan mempunyai kualitas sama dalam Buku Uraian Pekerjaan ini, maka produk tersebut
dapat di pakai sebagai pengganti.
i. Untuk detail-detail hubungan tertentu, Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat komponen jadi
(mock-up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis,sehingga komponen terseut sebagai acuan dalam pelaksanaan.
j. Setiap Bahan/Material dan komponen jadi hasil keluaran pabrik, dalampelaksanaannyaharus
dibawah pengawasan/supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat.
k. Apabila dianggap perlu, Direksi Pengawas berhak untuk menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk
oleh pabrik dan atau supleir yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam hal ini
Penyedia Jasatidak berhak mengajukannya sebagai pekerjaan tambahan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
Pembangunan Rumah Jabatan Perawat dan Bidan Puskesmas Sesayap Hilir
Dinas Kesehatan Kabupaten Tana Tidung
b. Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun pada lokasi pekerjaan tanpa
seijin Pengawas maupun Pemimpin Kegiatan.
c. Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan masuk dalam lokasi pekerjaan.
d. Apabila ada kontraktor harus memasang papan nama kegiatan dilokasi pekerjaan dengan
ukuran minimal 0.8 x 1.2 m2 dengan warna dasar putih dengan tulisan warna hitam selambat
lambatnya 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal diterbitkanya SPK (Surat Perintah Kerja)
1,20 m
B. SYARAT KHUSUS
PASAL 4 : PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
4.1 Ketentuan Umum
a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan tanah baik pada galian tanah/strauss dan urugan yang
diminta oleh bagian-bagian pekerjaan dari proyek, sebagaimana ditentukan dalam gambar
rencana dan Dokumen Lelang serta Dokumen Kontrak.
b. Sebelum pekerjaan tanah dimulai Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban untuk menelitisemua
dokumen kontrak yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut, memeriksa kebenaran dari
kondisi pekerjaan, meninjau tempat pekerjaan dan kondisi kondisi yang ada, melakukan
pengukuran dan pertimbangan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian
kelengkapan proyek. Dan pada saat pengukuran ini harus dilakukan dengan teliti bersama
sama dengan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
b. Tinggi dasar ±0.00 bangunan disesuaikan dengan gambar kerja atau sesuai petunjuk
Pemimpin Kegiatan atau Konsultan Pengawas
c. Pembuatan dan pemasangan Bouwplank dibuat dari kayu meranti (ukuran 2/20 dan 5/7 dalam
cm) pemasangan harus kuat dan kokoh permukaan atasnya rata atau diserut dan bersifat datar
(Water Pass).
d. Pekerjaan bouwplank tidak boleh dibongkar atau dilepas sebelum pekerjaan pasangan
trassram selesai dilaksanakan.
e. Segala pekerjaan pengukuran persiapan atau Uitzeet tersebut menjaditanggungan Penyedia
Jasa Konstruksi dan harus mendapat persetujuan dariPejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau
Konsultan Pengawas.
d. Semen
1. JenissemenPcyangdipakaiharusmemenuhiketentuan-ketentuandan syarat-syarat yang
telah ditentukan dalamNI.8-1969 dan sesuai standart SNI. Sebagai pedoman dapat
memakai semen merk Pc type I produksi Pabrik (Semen Gresik, semen tiga roda).
2. Dalam melaksanakan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk atau merk yang
sama produsennya.
3. Semen yang didatangkan ketempat pekerjaan harus baik dan baru serta dalam kantong-
kantong semen yang masih utuh tanpa sobekan-sobekan.
4. Penyimpanan semen dalam gudang harus dilakukan diatas lantai panggung minimal 20
cm diatas tanah.
5. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Pejabat Pelaksana TeknisKegiatan atau
Konsultan Pengawas sebelumnya.
6. Semen yang mulai mengeras tidak boleh digunakan dalam pekerjaan dan segera dibuang
dari lokasi pekerjaan.
c. Konstruksi dari bekisting seperti sokongan sokongan perancah danlain-lain yang memerlukan
perhitungan harus diajukan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Konsultan
Pengawas untuk diperiksa dan disetujui untuk dilaksanakan.
d. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi
yang sesuai dengan gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
e. Tiang cetakan harus dipasang dibawah dan disamping papan kayu yang kokoh dan harus
mudah distel, sedangkan bambu boleh digunakan sebagai tiang cetakan disamping kekuatan
dan kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik terutama terhadap
berat beton sendiri serta bahan bahan lainnya yang timbul selama pengecoran seperti akibat
mesin penggetar atau vibrator dan berat para pekerja.
f. Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari limbah,
minyak dan kotoran kotoran lainnya dan harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan atau Konsultan Pengawas.
kedap air seperti tercantum dalam bestek hingga ketinggian 150 Cm dari permukaan
lantai.
3. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran adukan
dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk daukan kedap air.
c. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini merupakan pekerjaan
penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah
aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari, atau sudah kering.
d. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-
siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan
diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa bekesting, kemudian
dikasarkan(scratched).
e. Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir lain, permukaan
plesterannya harus diberi aur-alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik
terhadap bahan/material yang akan digunakan tersebut.
f. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus
diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm.
g. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkung atau pencembungan bidang tidak
boleh melebihi 5mm, untuk setiap jarak 2 meter. tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan
maximal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm maka diharuskan menggunakan kawat ayam
yang diikatkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang berssaangkutan untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
a. yang tidak dapat dihindari ditempat pekerjaan, asalkan pekerjaan yang rusak tersebut telah
diterima dandinyatakan secara tertulis sebagai memuaskan dan selesai oleh DireksiLapangan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian yang nyata termasuk dalam
pekerjaan ini tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah
diselenggarakan oleh kontraktor dan diterima sebagai hal yang disebutkan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
Pembangunan Rumah Jabatan Perawat dan Bidan Puskesmas Sesayap Hilir
Dinas Kesehatan Kabupaten Tana Tidung
PASAL 10 : P E N U T U P
11.1 Ketentuan Umum
c. Apabila dalam rencana kerja dan syarat (RKS) ini untuk uraian bahan, pekerjaan, tidak disebut
perkataan atau kalimat diselenggarakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi maka hal ini harus
dianggap seperti disebutkan.
d. Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang baik maka Kontraktor
supaya membuat Direksi Keet dan perlengkapannya, guna untuk menyimpanperalatanseperti
gambar kerja, RKS, BeritaAcara, Aanwizjing, laporan dan untuk penyiapan bahan bahan yang
akan dipergunakan.
e. Gunamendapatkanhasilpekerjaanyangbaik,makabagianyangnyata termasuk dalam pekerjaan
ini tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah
diselenggarakan oleh kontraktor dan diterima sebagai hal yang disebutkan.
f. Hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
PemimpinKegiatan atau Konsultan Pengawas, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam
peraturan ini.