Anda di halaman 1dari 15

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

A. SPESIFIKASI TEKNIS
1. TEMPAT DAN URAIAN PEKERJAAN
1.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
Drainase Gulon Srihardono, Drainase Murtigading, Drainase Seloharjo, Drainase
Tirtosari, Drainase Trimurti
1.2 Tenaga dan Sarana Bekerja
Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus
menyediakan :
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai disesuaikan dengan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti : pompa air, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang
dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
1.3 Cara pelaksanaan.
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), gambar rencana, Berita Acara
Penjelasan serta mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi.
1.4 Pada akhir kerja Penyedia Barang/Jasa diharuskan membersihkan area kegiatan dari
segala kotoran akibat pekerjaan, termasuk sisa-sisa material bangunan, gundukan tanah
bekas galian dan lain sebagainya, memperbaiki jalan yang rusak akibat alat angkut.

2. JENIS DAN MUTU BAHAN


Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai jenis/macam
masing-masing pekerjaan sesuai standar SNI.

3. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN


3.1 Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 beserta perubahannya, tentang
usaha dan peran masyarakat jasa konstruksi.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 beserta perubahannya, tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 beserta perubahannya, tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi.
d. Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011, tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 28/PRT/M/2016, tentang Analisa
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
f. SNI 2847-2013, tentang Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung.
g. SNI 03-2491-2002, tentang Metode pengujian kuat tarik belah beton;
h. SNI 03-3816-2002, tentang Pendetailan penulangan beton.
i. SNI 1729-2015, tentang Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural.
j. SNI 1974-2011, tentang Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder.
k. SNI 2052-2014, tentang Baja tulangan beton.
l.
m. SNI 1727-2013, tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung
dan struktur lain.
n. SNI 04-0225-2000, tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
2000).
o. SNI 7973-2013, tentang Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu.
p. SNI 1726-2012, tentang Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk
struktur bangunan gedung dan non gedung.
q. SNI 03-3816-2002, tentang Tata cara perhitungan struktur beton untuk
bangunan gedung.
r. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat
yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
s. Apabila penjelasan dalam dokumen tidak sempurna (belum lengkap)
sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan di atas maka Penyedia Jasa
wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan di atas.
t. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada PPK, dalam keadaan selesai 100
u. % (seratus Persen), sesuai dengan Dokumen Pemilihan Barang/Jasa, Surat
Perjanjian Pemborongan (Kontrak) dan Berita Acara Perubahan Pekerjaan
(bila ada) yang telah disahkan..

3.2 Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas dan Unsur Teknis termasuk juga gambar-gambar detail pelaksanaan
(shop drawing) yang telah diselesaikan oleh Penyedia Barang/Jasa dan sudah
disahkan/disetujui Konsultan Pengawas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
e. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang telah disetujui Pengawas Lapangan/
Direksi dan Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan.

4. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


4.1 Penyedia Barang/Jasa wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan.
4.2 Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS
4.3 Bila dalam gambar ada, sedang dalam RKS tidak disebut, maka gambar tetap
mengikat.
4.4 Perencana diminta untuk menjelaskan kebenarannya sesuai dengan tujuan dan maksud
perencanaan keseluruhan bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar lain.
4.5 Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar skala besar dengan skala kecil,
maka gambar skala besar yang mengikat.
4.6 Bila gambar dan RKS sama-sama tak menyebutkan, sedangkan hal yang dimaksud
adalah perlu/vital, maka Pemborong wajib melaksanakan hal tersebut dan sebelumnya
dikonsultasikan dengan pihak-pihak yang berkompeten.
4.7 Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Penyedia Barang /Jasa wajib menanyakan
kepada Konsultan Perencana atau Konsultan Pengawas dan Penyedia Barang/Jasa
mengikuti keputusannya.
5. PEKERJAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN
5.1 Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan Direksi Keet dengan perlengkapan, yaitu :
a. 1 set meja-kursi tamu,
b. 3 set meja-kursi kerja,
c. Almari buku,
d. Papan tempel gambar beserta alat-alat tulis,
e. Buku Direksi antara lain : buku tamu, laporan harian, perintah kerja, konsultasi,
pengawasan berkala perencana,
f. Kotak PPPK lengkap dengan isinya,
g. Alat komunikasi yang dapat digunakan setiap waktu,
h. Fotocopy Dokumen Pengadaan lengkap dengan Berita Acara Rapat Penjelasan
Pekerjaan,
i. Selainitu Penyedia barang/Jasa harus menyediakan ruangan ukuran 3 x 4 m
beserta perlengkapannya untuk mengadakan rapat koordinasi lapangan antar pihak
yang terkait, rapat diadakan paling lambat 2 minggu sekali.
5.2 Penyedia Barang/Jasa harus membuatbangsal kerja dan perlengkapannya ukuran 3 x
3 m untuk para pekerja dan gudang penyimpanan barang-barang yang dapat dikunci.

6. JADWAL PELAKSANAAN
6.1 Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan, Penyedia barang/Jasa wajib membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan Curve
untuk bahan dan tenaga.
6.2 Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlabih dahulu dari
Konsultan Pengawas paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterima Penyedia Barang/Jasa. Rencana kerja yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, Direksi akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
6.3 Penyedia barang/Jasa wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)
kepada Konsultan Pengawas. Satu salinan Rencana kerja harus ditempel pada dinding
dibangsal Penyedia Barang/Jasa dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan pekerjaan (prestasi kerja).
6.4 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia barang/Jasa
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

7. KUASA PENYEDIA BARANG / JASA DI LAPANGAN


7.1 Untuk koordinasi kegiatan di lapangan, Penyedia Barang/Jasa wajib menunjuk
seseorang kuasa Penyedia Barang/Jasa atau disebut Pelaksana Kepala/’’Site
Coordinator” yang cukup berpengalaman untuk lingkup pekerjaan yang akan
dikerjakan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Barang/Jasa, berpendidikan
minimum :
a. Sarjana Muda Teknik Sipil/Arsitektur pengalaman praktek minimum 3 tahun,
atau
b. STM bangunan, pengalaman praktek minimum 5 tahun, dan harus dibantu oleh
sekurang-kurangnya Pelaksana dengan pendidikan STM dan pengalaman
minimum 3 tahun.
7.2 Dengan adanya Kepala Pelaksana, tidak berarti bahwa Pemimpin Pelaksana lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya/pelaksanaan
pekerjaan.
7.3 Penyedia Barang/Jasa wajib memberitahu secara tertulis kepada Direksi dan
Konsultan Pengawas : Nama, Jabatan, salinan ijazah yang disahkan dan pengalaman
kerja tenaga Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
7.4 Bila kemudian hari, menurut pendapat Direksi dan Konsultan Pengawas, Pelaksana
kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada Penyedia Barang/Jasa secara tertulis untuk
mengganti/menambah Pelaksana.
7.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Penyedia
Barang/Jasa harus menunjuk Pelaksana baru atau Penyedia Barang/Jasa sendiri
(penanggungjawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

8. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


8.1 Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-
barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di
lapangan.
8.2 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan
Pengawas baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
8.3 Apabila terjadi kebakaran, Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas akibatnya,
baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Agar disediakan alat
pemadam kebakaran yang siap pakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan
ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

9. ALAT-ALAT PENUNJANG PELAKSANAAN


Semua alat yang akan digunakan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan harus disediakan
oleh Penyedia Barang/Jasa, sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan
siap dipakai antara lain :
9.1 Beton molen yang jumlahnya ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas
9.2 Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur,
9.3 Pompa air untuk sistem pengeringan, jika diperlukan,
9.4 Penggetar beton, yang jumlah dan typenya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas,
9.5 Theodolit atau waterpass untuk mengukur jarak dan elevasi,
9.6 Dan alat-alat yang diperlukan.

10. SITUASI DAN UKURAN


10.1 Situasi.
a. Ukuran-ukuran tersebut dalam gambar dimaksudkan sebagai ukuran yang
mengikat dalam pelaksanaan dan pegangan Penyedia barang/Jasa.
b. Penyedia Barang/jasa wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah, sifat
dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi penawarannya.
c. Kelalaian atau kekurangan ketelitian Penyedia Barang/Jasa dalam hal ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
d. Pekerjaan yang bersifat memasang kembali atau meneruskan/ menyambung/
melanjutkan, ukuran hendaknya disesuaikan dengan kondisi lapangan.

11. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


11.1 Semua bahan yang didatangkan harus tetep mengacu/berpedoman pada pasal 2 Bab
ini.
11.2 Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan Penyedia Barang/Jasa
wajib memberitahukan.
11.3 Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan dahulu kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang telah mendapatkan
persetujuan harus ditandai dengan paraf Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk
untuk disimpan di rak sampel. Bahan yang telah disetujui untuk dipakai tidak boleh
dibawa keluar proyek.
11.4 Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Penyedia Barang/Jasa di lapangan,
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jan terhitung dari jam
penolakan.
11.5 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa
tetapi ternyata ditolak Konsultan Pengawas, harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Penyedia Barang/Jasa dalam waktu yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas.

12. PEMERIKSAAAN PEKERJAAN


12.1 Sebelum mulai pekerjaan lanjutnya, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan minta
Konsultan Pengawas melakukan pemeriksaan. Baru apabila Konsultan Pengawas
telah mneyetujui bagian pekerjaan tersebut. Penyedia Barang/Jasa dapat
meneruskan pekerjaannya
12.2 Bila permintaan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan) tidak dipenuhi oleh Konsultan
Pengawas (kecuali terhalang hari libur), Penyedia Barang/Jasa dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui
Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta
perpanjangan waktu.
12.3 Bila Penyedia Barang/Jasa melanggar pasal 12.1 ini, Konsultan Pengawas berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan
Penyedia Barang/Jasa.
13. PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DAN PERBAIKAN
13.1 Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diperintahkan dengan tertulis oleh
Pemberi Tugas.
13.2 Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut Daftar Harga
Satuan Pekerjaan yang dimasukkan oleh Penyedia Barang/Jasa yang
pembayarannya diperhitungkan bersama-sama Penyedia Barang/Jasa dengan
angsuran terakhir.
13.3 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentuakan lebih
lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama-sama Penyedia Barang/Jasa dengan
persetujuan Pemberi Tugas.
13.4 Adanya Pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas/Direksi dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah
tersebut.

14. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BONGKARAN


14.1 Pembersihan halaman.
Penyedia Barang/Jasa harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang
mungkin akan mengganggu pelaksanaan sesuai dengan petunjuk atau persetujuan
Konsultan Pengawas.
14.2 Pekerjaan Bongkaran.
a. Pekerjaan pembongkaran dilaksanakan pada bagian yang dijelaskan pada
gambar rencana dimaksutkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
kondisi yang rusak sehingga dapat digunakan kembali sesuai dengan
fungsinya.
b. Bebas bongkaran oleh penyedia barang/jasa dibuatkan Berita Acara Sisa
bongkaran diketahui Konsultan Pengawas dan Instalasi Teknis terkait dan
diserahkan Pengguna Jasa.

14.3 Pekerjaan pembongkaran harus dilaksanakan secara cermat sehingga tidak


merusak kondisi di sekelilingnya yang seharusnya tidak diperbaiki.
14.4 Selama pekerjaan berlangsung, Penyedia Barang/Jasa harus memeriksa semua
jalan dan saluran yang ada, dan harus diperbaiki oleh Penyedia Barang/Jasa
apabila selama pekerjaan berlangsung terdapat kerusakan-kerusakan.
14.5 Papan Reklame.
Penyedia Barang/Jasa tidak diperkenankan memasang papan reklame dalam
bentuk apapun dalam lingkungan halaman atau pada pagar halaman tanah
samping yang berbatasan langsung dengan halaman bangunan.
14.6 Papan Nama Pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa harus memasang papan nama pekerjaan, dengan ukuran 75
cm x 150 cm.
15. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
15.1. Bahan
a. Tanah setempat ( ditempat areal pekerjaan) atau tanah dari lokasi lain yang memenuhi
syarat bangunan.
b. Alat-alat pelaksanaan pekerjaan
Alat gali dan alat urug serta alat pemadat yang cukup memadai
15.2. Macam Pekerjaan
a) Pekerjaan Pembersihan Lokasi
1) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembersihan dan menyingkirkan semua jenis
tumbuhan.
2) Dalam hubungan ini juga harus dibongkar dan disingkirkan semua akar-akar
tumbuhan yang berada dibawah permukaan tanah, sebelum Penyedia Jasa
Pemborongan mulai bekerja di tanah lokasi.
b) Pekerjaaan Galian
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan menggali dengan ukuran luas dan kedalaman
tertentu, dengan persyaratan teknis tertentu pula sesuai dengan kegunaannya.
Misalnya: Galian untuk pondasi dan lain-lain sesuai dengan gambar rencana.
c) Pekerjaan Urugan, meliputi:
1) Urugan tanah dan pasir pada lubang yang tidak ditempati pondasi.
2) Urugan pasir dibawah pasangan saluran drainase.
d) Pemadatan
Setiap pekerjaan urugan harus disertai pekerjaan pemadatan, hal ini dimaksud untuk
mengubah sifat tanah urug yang lepas/ “loose” menjadi padat/ “ dense”.
e) Pembuangan sisa tanah
Pekerjaan ini adalah membuang sisa tanah galian atau tanah yang didatangkan dari
luar ke lokasi diluar areal proyek atau bekas bongkaran yang tidak terpakai dengan
ijin Konsultan Pengawas.

15.3. Syarat-syarat pelaksanaan


a) Pekerjaan Galian
1) Penyedia Jasa Pemborongan harus menentukan posisi/ lokasi tempat galian
dengan tempat, kemudian sebelum digali harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis, hal ini untuk menghindari
terjadinya salah gali, sehingga harus diurug yang memerlukan persyaratan
tersendiri.
2) Semua pekerjaan penggalian harus didasarkan pada panjang, lebar, kedalaman
dan kemiringan “ slope” nya sesuai gambar rencana dan pertimbangan
kemudahan pekerjaanya.
3) Pekerjaan galian harus dilaksanakan harus mengikuti kedalaman yang tertera
dalam gambar rencana.
4) Jika Galian telah mencapai kedalaman sesuai dengan gambar rencana, ternyata
tanah dasar galian menunjukkan hal-hal yang meragukan, maka Penyedia Jasa
Pemborong harus minta petunjuk Konsultan Pengawas.
5) Penyedia Jasa Pemborong harus selalu memonitoring kedalaman galian
bersama Konsultan Pengawas, agar tidak terjadi kesalahan dalam penentuan
kedalaman galian.
6) Jika terjadi kesalahan pengalian melebihi kedalaman yag ditentukan, maka
Penyedia Jasa Pemborong tidak diperkenankan langsung mengurug selisih
kedalaman tersebut.
7) Tanah bekas galian harus ditempatkan agak jauh dari lokasi galian.
8) Jika lubang galian tergenang air atau terdapat kotoran sebelum pondasi
dipasang, maka sebelum pemasangan pondasi lubang galian tersebut harus
dibersihkan dari sisa-sisa kotoran atau lapisan lumpur yang melekat, sedang
genangan air yang terdapat dalam lubang galian harus dipompa keluar terlebih
dahulu.
b) Pekerjaan Urug
1) Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala
macam sampah atau kotoran.
2) Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin pemadat ( compactor) dan tidak
dibenarkan hanya menggunakan timbres.
3) Kekurangan atau Kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari atau
ke tempat – tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
4) Urugan Pasir.
 Urugan pasir harus dilaksanakan dibawah pasangan saluran tebal
sesuai gambar rencana.
 Sebelum rabat beton dikerjakan, lapisan pasir harus dipadatkan dengan
disiram air dan diratakan.
 Letak, tebal, dan jenis pasir yang belum tercantum dalam RKS ini
disesuaikan dengan gambar rencana.
16. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
16.1. Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Pondasi batu belah putih saluran dipasang dengan spesi 1Pc : 4 Ps
16.2. Pekerjaan Plesteran
Dinding, Lantai Saluran diplester dengan speci 1Pc: 4 Ps
16.3. Bahan
a) Batu belah putih
1) Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, liat, berat dan mempunyai muka
lebih dari 3 muka.
2) Bahan asal batu adalah batu besar yang kemudian dibelah-belah / dipecah-
pecah menjadi ukuran menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
3) Batu Putih yang dipasang harus batu pecah/ tidak gundu maksimal diameter 20
cm harus bersih dari kotoran, tanah, asam, dan garam.
4) Batu tidak boleh bulat, atau pipih dan mudah pecah serta tidak berpori.
b) Portland Cemen ( PC)
1) Semen Portland yang digunakan adalah jenis I dengan standart mutu SII 0013-
81
2) Pc yang digunakan harus yang masih dalam keadaan baru ( Penimbunan pc
yang lebih dari 3 bulan, tidak boleh dipergunakan)
c) Pasir
1) Pasir yang digunakan adalah dari jenis pasir pasang, pasir spesi untuk
pasangan bata harus disaring dengan kasa 5 mm dipasang miring 50 derajat
dari bidang tanah.
2) Pasir harus bersih, kadar lumpur maximum 5% tidak mengadung zat-zat
organik dan angka kehalusan yang lolos ayakan 0,3 mm minimal 15%.
3) Pasir untuk plesteran sebelum diaduk terlebih dahulu harus diayak ( maksimal
5 mm X 5 mm).
d) Air
1) Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, benda-
benda terapung yang bisa dilihat secara visual dan asam-asam zat organik dan
sebagainaya.

16.4. Syarat – syarat pelaksanaan.


a. Pasangan Batu Belah Putih
1) Pekerjaan ini berupa pemasangan batu belah putih sesuai dengan ukuran,
bentuk, kemiringan, dan kedudukan seperti yang tercantum pada gambar
rencana.
2) Campuran bahan spesi yang digunakan seperti yang tertera pada gambar
rencana. Bahan- bahan adukan harus dicampur hingga merata.
3) Pemasangan batu tidak boleh dijatuhkan dari atas tetapi ditata sehingga secara
teknis benar dan tidak berongga / spesi antar batu terisi sempurna.
4) Pemecahan batu dengan bodem tidak boleh didekat alur pondasi ( minimal
2m)
b. Pekerjaan Plesteran
1) Material Plesteran ini ( Kecuali PC) sebelum diaduk terlebih dahulu harus
diayak ( maksimal 3mm x 3mm)
2) Pekerjaan acian dilakukan dengan PC setipis, rata dan rapi. Pekerjaan acian
dilakukan dengan raskam kayu sehingga permukaan rata dan halus.
3) Plesteran harus selalu dibasahi/ disiram merata hingga selalu lembab sampai
pasangan plesteran menjadi kuat ( tidak retak rambut)
4) Acian yang sudah jadi harus dirawat atau dijaga proses pengeringan agar tidak
mendadak pengeringanya, dengan cara menyirami air sedikit demi sedikit.
5) Apabila terdapat cekungan, cembungan, atau plesteran tidak vertikal ( tegak)
dan tidak siku, maka harus diperbaiki selambat-lambatya dalam waktu kurang
dari 2 X 24 jam.
6) Sebelum beton diplester harus dibersihkan terlebih dahulu permukaanya
kemudian dikasarkan dengan kaprotan 1PC: 2 Psr.
7) Pekerjaan acian dilakukan dengan PC setipis mungkin, ratadan rapi. Pekerjaan
acian dilakukan dengan raskam kayu sehingga permukaan rata dan halus.
8) Diwajibkan kepada Penyedia Jasa, jika terdapat macam plesteran yang belum
tercantum dalam RKS dan gambar yang dianggap meragukan untuk
dimintakan petunjuk dan penjelasannya kepada Konsultan Pengawas atau
Konsultan Perencana.

17. PEKERJAAN BETON, BETON BERTULANG DAN UDITCH/BOX


CULVERT

17.1. Umum

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton biasa,
beton bertulang dengan penulangannya, bekisting, finising dan pekerjaan lainya
sesuai gambar rencana.

17.2. Bahan

a. Semen Portland (PC)

1) Semen portland yang dipakai harus dari jenis I, dan sesuai dengan SNI
15.2049.1994

2) Semen harus sampai ditempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-
kantong semen asli dari pabrik.

3) Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, diatas
lantai setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari
10 lapis.

b. Agregat ( Pasir, split, atau batu pecah)

1) Agregat halus dan kasar dipakai agregat alami atau buatan, Agregat tidak
boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan
terhadap karatan.
2) Agregat kasar berupa split yang diperoleh dari pemecah batu, dipakai ukuran
¾ cm, agregat kasar harus keras dan tidak berpori dan tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 1%.

3) Batu pecah harus keras, padat, dan tidak porus.

4) Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir tajam dan kasar.

5) Pasir dan batu pecah tidak boleh bercampur dengan tanah liat, Lumpur, Debu,
bahan organic, dan bahan yang lain mempunyai pengaruh buruk terhadap sifat
beton.

6) Kotoran yang terkandung dalam batu pecah maupun pasir maksimal satu
persen

7) Diusahakan agregat terhindar dari panas matahari secara langsung.

8) Pasir laut tidak boleh digunakan.

c. Pembesian / Penulangan

1) Mutu baja tulangan tersebut diatas dibuktikan dengan uji tarik di laboratorium
bahan yang ditunjuk. Jumlah sample uji tarik setiap diameter minimum tiga.

2) Jika ternyata baja tulangan yang didatangkan tidak memenuhi persyaratan,


baja tersebut tidak boleh digunkan dan segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan maksimal 2 x 24 jam.

3) Baja yang digunakan harus baru dan hanya boleh berkarat ringan.

4) Karat ringan dalam baja harus dibersihkan dengan sikat baja.

5) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara –cara sedemikian rupa,
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah.
Mutu baja tulangan yang dipakai fy 240 Mpa, toleransi besi sesuai SNI No S-
05-1989.

d. Bekesting

1) Papan bekesting menggunakan papan multiplek baru tebal 9 mm

2) Perancah dan bekesting harus kuat dan dapat menghasilkan bentuk beton yang
permukaan rata dan halus sesuai gambar rencana.

3) Sambungan bekesting harus kuat dan rapat agar air campuran tidak keluar dari
bekesting.

4) Pembongkaran harus dibuktikan bahwa beton telah mampu secara teknis dan
mendapatkan ijin dari Konsultan Pengawas.
e. Campuran Beton

1) Campuran Beton dibuat dengan perkiraan perbandingan volume, dengan


macam campuran 1 PC: 2 Psr: 3 Kr untuk plat beton, balok penguat.

2) Kekentalan

Banyak air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian rupa sehingga
tercapai sifat mudah dikerjakan sesuai dengan penggunaanya.

f. Kawat Pengikat

Kawat Pengikat Harus berukuran minimal 1 mm, kualitas baik dan tidak berkarat.

g. Air

Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air bersih dan tidak
mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.

h. Lapisan Pelindung Beton/ Selimut Beton/ Beton Dekking

Untuk lapisan pelindung beton ditentukan sebagai berikut: Kolom 3 cm, Balok 2,5 cm
dan harus sepengetahuan Konsultan Pengawas. Campurkan Untuk beton dekking 1
pcs : 2 pcs sekurang-kurangnya berumur 7 hari.

i. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.


Konsultan Pengawas berhak minta Pemeriksa Laboratorium Bhan Kontruksi Teknik
semua beton yang di cor atas biaya Penyedia Jasa.

17.3. Macam Pekerjaan.

a. Untuk beton struktur menggunakan mutu beton f’c 14,5 Mpa, jika dipandang perlu
untuk memperoleh mutu beton f’c 14,5 Mpa yang disyaratkan, direksi dapat
memerintahkan Penyedia Barang/ Jasa untuk mengadakan percobaan pendahuluan
guna menentukan rencana campuran beton ( mix design)

b. Untuk Uditch/Box Culvert mempunyai mutu beton K 350

c. Semua pekerjaan beton bertulang pada bangunan ini dikerjakan atas dasar perhitungan
serta gambar-gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana.

d. Ukuran penulangan / Pembesian, bentuk dan letak sesuai gambar rencana, apabila ada
macam penulangan yang belum jelas dapat dikonsultasikan dengan Konsultan
Perencana/ Pengawas.

e. Pencoran Beton.

1) Pencoran Beton hanya boleh dilaksanakan setelah mendapat persetujuan


Konsultan Pengawas.

2) Sebelum Pencoran dilaksankanan semua peralatan harus tersedia dalam


jumlah cukup dan dalam keadaan baik.
17.4. Syarat – syarat Pelaksanaan.

a. Pelaksanaan Penakaran semen agregat harus dengan takaran yang volume sama.

b. Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian rupa sehingga
tercapai sifat mudah dikerjakan sesuai dengan penggunaannya, dalam hal ini apabila
diperlukan akan diadakan pengujian slump.

c. Mutu beton dan baja tulangan yang digunakan yaitu:

1) Mutu Beton : f’c14,5 Mpa

2) Mutu Baja Tulangan : fy 240 Mpa

3) Mutu Beton U ditch/Box Culvert : K 350

4) Mutu Baja Tulangan : U 50 , U 40 dan U 24

d. Pengadukan , Pengangkutan, Pengecoran, Pemadatan terutama harus diperhatikan

1) Pengadukan semua beton harus dilaksanakan dengan mesin pengadukan beton


( Beton Molen)

2) Pemadatan beton untuk kontruksi beton bertulang harus dengan mesin


pengetar

3) Pemasangan Bekesting harus rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar


mempunyai bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan.

4) Papan Bekesting menggunakan papan multiplek baru tebal 9 mm

5) Celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada pencoran tidak ada
air adukan yang keluar.

6) Sebelum pencoran, sisi dalam dari Bekesting harus disiram dengan air dan
bebas dari kotoran-kotoran atau enda-benda lain yang tdidak diperlukan.

f. Sebelum pencoran dimulai, Konsultan Pengawas harus diberi tahu dan diberi waktu
yang cukup untuk melakukan pemeriksaan rangkaian baja tulangan tersebut tidak
sesuai dengan ganbar rencana, Pencoran beton tidak boleh dilaksanakan.

g. Jika dipandang perlu untuk memperoleh struktural yang disyaratkan, Konsultan


Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk mengadakan percobaan
pendahuluan guna menentukan rencana campuran beton ( mix design)

h. Beton yang selesai dicor harus dilindungi dari hujan dan panas matahari serta
kerusakan –kerusakan yang disebabkan oleh gaya-gaya sentuhan sebelum beton
menjadi keras.

i. Perancah dan acuan tidak boleh dibuka kecuali sudah ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
j. Waktu perawatan minimal untuk beton yang menggunakan semen dan tanpa bahan
pembantu adalah 14 ( empat belas) hari. Selama waktu perawatan, Permukaan beton
harus diusahakan tetap dalam keadaan lembab dengan cara menutupi dengan karung-
karung basah, atau menggenanginya dengan air.

18. TATA TERTIB


18.1. Penyedia Barang / Jasa wajib menjaga keamanan dan ketertiban di lokasi pekerjaan
18.2. Semua Personil yang ditugaskan / yang bekerja harus mengikuti tata tertib dan
Peraturan yang berlaku dilingkungan kegiatan.
18.3. Pada Akhir kerja Penyedia Barang/ Jasa diharuskan membersihkan area kegiatan
Dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan termasuk sisa-sisa material
Bangunan, gundukan tanah bekas galian dan lainya sebagainya, serta memperbaiki
Jalan masuk yang rusak akibat alat angkut.

19. PENUTUP

19.1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Dokumen Pengadaan ini dan pada

Penjelasan ternyata diperlukan, akan dicantumkan dalam berita acara penjelasan

Pekerjaan.

19.2. Apabila dalam syarat-syarat administrasi, umum dan teknis masih terdapat

Kekurangan lengkapan akan digunakan ketentuan / Peraturan yang berlaku.

19.3. Apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas atau meragukan mengenai syarat-syarat

Administrasi, Umum dan Teknis agar ditanyakan kepada pihak yang terkait.

Bantul, September 2022

Disetujui Oleh,
Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)

SUPRAPTO, ST, M.Ling


NIP. 19670325 198903 1 013

Anda mungkin juga menyukai