Anda di halaman 1dari 35

SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN

1.1. Tempat Dan Uraian 1.1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan 1. Lingkup Kegiatan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Gedung.
2. Macam Pekerjaan yang dilaksanakan adalah PEMBANGUNAN
GEDUNG FASILITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN
BANTUL Lokasi KABUPATEN BANTUL
1.1.2. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini berlokasi di PEMBANGUNAN GEDUNG FASILITAS
LAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BANTUL Lokasi
KAPANEWON BANTUL
1.1.3. Tenaga dan Sarana Kerja
Tenaga kerja/Tenaga ahli yang memadai disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Dilapangan pekerjaan, Penyedia Barang / Jasa wajib menunjuk seorang
kuasa Penyedia Barang / Jasa atau bisa disebut Pelaksana Kepala yang
cukup untuk Memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Penyedia Barang / Jasa.
1.1.4. Jenis dan jumlah peralatan.
Peralatan (minimal) yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan
ini :

No Jenis Kapasitas Jumlah Kepemilikan/status

Minimal 4
1. Dump Truck 3 Unit Sewa/Milik Sendiri
M3
Minimal 1,5
2. Pick Up 3 Unit Sewa/Milik Sendiri
m3
Minimal 30
3. Batching Plant 1 Unit Sewa/Milik Sendiri
m3/jam
Truck Concrete Minimal 48
4. 1 unit Sewa/Milik Sendiri
Pump m3/jam
5. Bar bander min 19 mm 1 unit Sewa/Milik Sendiri
3 pack (1
Minimal 1,7
6. scafolding pack=100se Sewa/Milik Sendiri
m
t)

− Alat bantu pertukangan antara lain meliputi :


Cetok, Cangkul, Bodem, Ember, Tang, Catut, Bor, Palu, Obeng,
Gergaji, Water Pas, Alat pemotong besi, Alat Potong keramik,
Benang nilon, Meteran, Selang Waterpas, Penggaris siku, dll

Catatan : Bukti kepemilikan peralatan/sewa dilampirkan bukti


kepemilikan berupa kwitansi pembelian, bukti sewa berupa surat
perjanjian sewa atau surat dukungan sewa
1.1.5. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa
(DPPBJ), Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanvoelling), Berita Acara Rapat Evaluasi serta mengikuti petunjuk
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Direksi Lapangan dan Konsultan
Pengawas baik yang disampaikan secara lisan maupun yang tertulis di

SPESIFIKASI TEKNIS 1
dalam Buku Komunikasi (Buku Direksi).
1.1.6. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan memperbaiki
segala kerusakan dan membersihkan areal proyek dari segala kotoran
akibat pekerjaan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bongkaran/
bangunan dan lain sebagainya

1.2. Pekerjaan Persiapan 1.2.1. Pekerjaan persiapan meliputi :


1. Papan nama pekerjaan
2. Administrasi dan dokumentasi
3. Pembersihan lapangan
4. Pagar Pengaman Sementara
5. Pengelolaan biaya RKK K3
1.2.2. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembersihan lokasi adalah pekerjaan pembersihan lokasi
proyek yang ditunjukkan pada gambar rencana hingga lokasi proyek
siap untuk pekerjaan selanjutnya.
2. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Lokasi proyek harus dibersihkan dari semak tumbuhan dan
barang yang dapat menggangu dari pelaksanaan pekerjaan.
b. Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bekas
bongkaran harus dirapikan dari lokasi proyek, dan tidak
dibenarkan untuk di simpan diluar proyek tanpa se ijin dari PPK
atau Konsultan pengawas .
1.2.3. Pekerjaan Pagar Pengaman Sementara
1. Lingkup pekerjaan
2. Pekerjaan Pagar Pengaman Sementara adalah pekerjaan Pagar
Pengaman Sementara proyek untuk Keamanan lokasi pekerjaan
agar pekerjaan jauh dari resiko kecelakaan dari orang diluar proyek.
3. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pagar Pengaman Sementara Lokasi proyek harus dibuat dari
seng setinggi 2m dan rangka kayu yang kokoh.
b. Pekerjaan Pagar Pengaman Sementara dibuat keliling sesuai
batas tanah yang telah ditentukan.
1.2.4. Papan Nama Proyek :
1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan papan nama proyek meliputi pengadaan, pembuatan dan
pemasangan 1 (satu) buah papan nama proyek, termasuk
tulisan/text yang dicantumkan dalam papan nama tersebut.
2. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan memasang papan nama
proyek dengan ukuran 80 x 120, tinggi maksimum 250cm dari
muka tanah, dipasang tempat lokasi kegiatan yang mudah
dilihat umum.
b. Tiang papan nama proyek menggunakan kayu meranti dengan
ukuran penampang kayu 5x7cm.
c. Pemasangan papan nama pekerjaan dilakukan pada saat
dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
d. Bentuk papan nama pekerjaan, ukuran, isi dan warnanya
ditentukan kemudian, yang dikoordinasikan terlebih dahulu

SPESIFIKASI TEKNIS 2
dengan pihak direksi.
e. Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban menjaga, memelihara
dari kerusakan atau hilangnya papan nama yang telah dipasang
hingga penyerahan pekerjaan ke II.
1.2.5. Pengelolaan Biaya RKK K3
1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan keselamatan kerja dan kesehatan adalah segala hal yang
menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja.
2. Pelaksanaan pekerjaan
a. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan
para pekerja, Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Oleh karenaitu Penyedia Jasa
Konstruksi harus pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial
Tenaga Kerja (Jamsostek) sesuai dengan peraturan Pemerintah
yang berlaku.
b. Pada pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya
jatuh, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan sabuk
pengaman kepada pekerja tersebut.
c. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K), maka Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan
sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya yang
siap dipakai apabila diperlukan.
d. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang secara
umum memerlukan perawatan, maka Penyedia Jasa Konstruksi
harus segera membawa korban ke Rumah Sakit yang terdekat
dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi
Teknis/ Konsultan Pengawas.
e. Standar Protokol Kesehatan Covid-19
Kontraktor Pelaksana selama pelaksanaan harus melaksanakan
program dari pemerintah mengenai Standar Protokol
Kesehatan Kesehatan Covid-19 dengan menyiapkan Hand
sanitizer, menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan.

PENETAPAN IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RESIKO K3

Identifikasi Jenis Bahaya &


No Jenis Pekerjaan
Resiko K3
Jatuh mengakibatkan
1. Pemasangan Atap cidera/patah tulang dan
luka-luka

1.3. Managemen 1.3.1. Skema Pencegahan Penularan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa
Kesehatan Konstruksi
1.3.2. Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan COVID- 19
1. Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Satgas Pencegahan
COVID- 19 yang menjadi bagian dari Unit Keselamatan Kontruksi;
2. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada angka 1
dibentuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut;
3. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada angka 1

SPESIFIKASI TEKNIS 3
berjumlah paling sedikt 5 (lima) orang yang terdiri atau: I (satu) Ketua
merangkap anggota; dan 4 (empat) Anggota yang mewakili Pengguna
Jasa dan Penyedia Jasa.
4. Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab, dan
kewenangan untuk melakukan:
a. Sosialisasi,
b. pembelajaran (edukasi),
c. promosi teknik,
d. metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan,
e. berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID-19
Kementerian PUPR melakukan Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19
di lapangan,
f. pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada
semua pekerja dan tamu proyek,
g. pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian
mobilisasi/ demobilisasi pekerja,
h. pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan
imunitas pekerja,
i. pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan,
j. melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang
positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan
merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan sementara .
5. Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan.
a. Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi dengan Satgas
Penanggulangan COVID- 19 Kementerian PUPR untuk menentukan:
1) Identifikasi potensi risiko lokasi Proyekterhadap pusat sebaran
penyebaran COVID- 19 di daerah yang bersangkutan;
2) Kesesuaian fasilitas kesehatan di Lapangan dengan protokol
penanganan COVID- 19yang dikeluarkan Oleh Pemerintah;
3) Tindak lanjut terhadap Penyelenggaraan Jasa Kontruksi.
b. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut teridentifikasi:
1). Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat
sebaran,
2). Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien
Dalam Pengawasan (PDP); atau
3). PimpinanKementerian/Lembaga/Instansi/KepaIa Daerah telah
mengeluarkan peraturan untuk menghentikan kegiatan
sementara akibat keadaan kahar, Maka Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi tersebut dapat diberhentikan sementara akibat
Keadaaan Kahar;
c. Penghentian Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana di
maksud huruf b di atas dilakukan sesuai ketentuan pada Lampiran II
(TINDAK LANJUT TERHADAP KONTRAK PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI) Yang merupakan bagiantidak terpisahkan dari
Instruksi Menteri ini.
d. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat
dan urgensinya tetap harus dilaksanakan sebagai bagian dari
penanganan dampak sosial dan ekonomi dari COVID-19, maka
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diteruskan dengan
ketentuan:

SPESIFIKASI TEKNIS 4
1). Mendapatkan persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
2). Melaksanakan protocol pencegahan COVID-19 dengan disiplin
tinggi dan Dilaporkansecara berkala Oleh Satgas Pencegahan
COVID-19;
3). Menghentikan sementara ketika terjadi (Telah ditemukan
pekerja yang positif dan/atauberstatus Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) untuk
melakukan penanganan sesuai protocol Pemerintah.
6. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik
kesehatan dilapangan yang dilengkapi dengan sarana kesehatan
yang memadai, antara Iain tabungoksigen, pengukur suhu badan
nir-sentuh (thermoscan), pengukur tekanan darah, obatobatan,dan
petugas medis;
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerjasama
operasional perlindungankesehatan dan pencegahan COVID-19
dengan rumah sakit dan/ atau pusat kesehatanmasyarakat terdekat
untuk tindakan darurat (emergency);
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas
tambahan antara lain: pencuci tangan (air, sabun dan hand
sanitizer), tisu, masker di kantor dan lapangan bagi seluruh pekerja
dan tamu; dan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin,
vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.
7. Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan
a. Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster flyers baik digital
maupun fisik tentanghimbauan/anjuran pencegahan COVID- 19
untuk disebarluaskan atau dipasang di tempat-tempat strategis di
lokasi proyek;
b. Satgas Pencegahan COVID- 19 bersama petugas medis harus
menyampaikan penjelasan,anjuran, kampanye, promosi teknik
pencegahan COVID-19 dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi
hari (safety morning talk);
c. Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff)
melaksanakan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan
karyawan setiap pagi, siang, dan sore;
d. Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan
tamu) yang terindikasi memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius
datang ke lokasi pekerjaan;
e. Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam
Pengawasan (PDP)COVID-19, pekerjaan harus diberhentikan
sementara oleh Pengguna Jasa danatau Penyedia Jasa paling sedikit
14 hari kerja;
f. Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan
evakuasi dan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat,
fasilitas dan peralatan kerja; dang). Penghentian sementara
dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan disinfektan
,serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja
yang pernah melakukankontak fisik dengan tenaga kerja yang

SPESIFIKASI TEKNIS 5
terpapar telah selesai.

1.4. Pekerjaan Tanah 1.4.1 Bahan


1. Tanah setempat (di tempat areal pekerjaan) atau tanah dari lokasi lain
yang memenuhi syarat bangunan.
2. Alat-alat pelaksanaan pekerjaan
Alat gali dan alat urug serta alat pemadat yang cukup memadai
1.4.2 Macam pekerjaan
1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembersihan dan menyingkirkan
semua jenis tumbuhan.
b. Dalam hubungan ini juga harus dibongkar dan disingkirkan semua
akar-akar tumbuhan yang berada di bawah permukaan tanah,
sebelum Penyedia Jasa Pemborongan mulai bekerja di tanah lokasi.
2. Pekerjaan galian
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan menggali dengan ukuran luas dan
kedalaman tertentu, dengan persyaratan teknis tertentu pula sesuai
dengan kegunaannya.
Misalnya : galian untuk pondasi dan lain-lain sesuai dengan gambar
rencana.
3. Pekerjaan urugan, meliputi :
a. Urugan tanah dan pasir pada lubang yang tidak ditempati
pondasi.
b. Urugan pasir dibawah pondasi dan lantai.
c. Pemadatan Tanah dengan Alat
4. Pemadatan
Setiap pekerjaan urugan harus disertai pekerjaan pemadatan, hal ini
dimaksudkan untuk mengubah sifat tanah urug yang lepas/”loose”
menjadi padat/”dense”.
5. Pembuangan sisa tanah
Pekerjaan ini adalah membuang sisa tanah galian atau tanah yang
didatangkan dari luar ke lokasi di luar areal proyek atau bekas
bongkaran yang tidak terpakai, dengan ijin Konsultan Pengawas.
1.4.3 Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pekerjaan pembersihan
a. Tanah yang akan ditempati bangunan harus benar-benar
dibersihkan dari segala kotoran, semua akar-akar dan sisa
barang/benda yang ada. Pembersihan ini untuk seluruh areal
bangunan.
b. Lapisan tanah paling atas/”top soil” harus dibersihkan dari luar
humus dan lain-lain, setebal 10 – 20 cm, pembersihan ini harus
dilaksanakan sampai 3 meter dari batas bangunan. Tanah hasil
pembersihan ini hanya boleh untuk mengurug halaman, yang
diatasnya tidak ada bangunan.
c. Bila kondisi tanah jelek atau labil, maka lapisan tanah ini harus
digali sampai kedalaman tertentu dan diganti dengan tanah
perbaikan berupa sirtu (pasir dan batu gunung).
2. Pekerjaan galian
a. Penyedia Jasa Pemborongan harus menentukan posisi/lokasi
tempat galian dengan tepat, kemudian sebelum digali harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Pengelola
Teknis, hal ini untuk menghindari terjadinya salah gali, sehingga
harus diurug yang memerlukan persyaratan tersendiri.
b. Semua pekerjaan penggalian harus didasarkan pada panjang, lebar,
kedalaman dan kemiringan “slope”nya sesuai gambar rencana dan
pertimbangan kemudahan pengerjaannya.
c. Pekerjaan galian harus dilaksanakan sampai mencapai tanah baik,

SPESIFIKASI TEKNIS 6
sebagai pedoman harus mengikuti kedalaman yang tertera dalam
gambar rencana.
d. Jika sebelum mencapai kedalaman seperti yang tertera dalam
gambar rencana, ternyata ditemui tanah keras atau batu kasar
ataupun halangan yang lain, maka Penyedia Jasa Pemborongan
harus meminta petunjuk Konsultan Pengawas dan Tim Bimbingan
Pelaksana Kegiatan.
e. Jika galian telah mencapai kedalaman sesuai dengan gambar
rencana, ternyata tanah dasar galian menunjukkan hal-hal yang
meragukan, maka Penyedia Jasa Pemborongan harus minta
petunjuk Konsultan Pengawas.
f. Penyedia Jasa Pemborongan harus selalu memonitor kedalaman
galian bersama Konsultan Pengawas, agar tidak terjadi kesalahan
dalam penentuan kedalaman galian.
g. Jika terjadi kesalahan penggalian melebihi kedalaman yang
ditentukan, maka Penyedia Jasa Pemborongan tidak diperkenankan
langsung mengurug selisih kedalaman tersebut dengan tanah,
tetapi untuk penyelesaiannya minta petunjuk Konsultan Pengawas.
h. Tanah bekas galian harus ditempatkan agak jauh dari lokasi galian.
i. Jika lubang galian tergenang air atau terdapat kotoran sebelum
pondasi dipasang, maka sebelum pemasangan pondasi lubang
galian tersebut harus dibersihkan dari sisa-sisa kotoran atau lapisan
lumpur yang melekat, sedang genangan air yang terdapat dalam
lubang galian harus dipompa keluar terlebih dahulu.
3. Pekerjaan urugan
a. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-
tumbuhan dan segala macam sampah atau kotoran.
b. Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin pemadat
(compactor) dan tidak dibenarkan hanya menggunakan timbres.
c. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan
dari atau ke tempat-tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
d. Urugan pasir.
1) Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah pondasi, bawah foot
plate dan dibawah lantai tebal sesuai gambar rencana.
2) Sebelum rabat beton dikerjakan, lapisan pasir harus dipadatkan
dengan disiram air dan diratakan.
3) Letak, tebal dan jenis pasir yang belum tercantum dalam RKS ini
disesuaikan dengan gambar rencana.

1.5. Pekerjaan Pondasi, 1.5.1. Pekerjaan Pasangan


Dinding Pasangan 1. Pasangan pondasi batu belah Hitam pada pondasi memanjang/staal,
Dan Plesteran dipasang dengan spesi 1SP : 4PP
2. Pemasangan dinding bata merah (5x11x22) cm tebal 1/2 batu
campuran 1SP : 6PP
1.5.2. Pekerjaan plesteran
1. Pemasangan plesteran dan acian 1 Pc : 5 Ps, Tebal 15 Mm
2. Pasangan pondasi yang muncul diatas permukaan tanah harus
diplester dengan plesteran dan acian 1 Pc : 5 Ps, Tebal 15 Mm
3. Pekerjaan plesteran skoning 1SP : 3PP lebar 10mm
4. Pekerjaan Acian Beton
1.5.3. Bahan
1. Batu belah Hitam 1SP:4PP
a. Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, liat, berat dan
berwarna putih dan mempunyai muka lebih dari 3 muka
b. Bahan asal batu adalah batu besar yang kemudian dibelah-belah /
dipecah-pecah menjadi ukuran menurut tata cara pekerjaan yang
bersangkutan

SPESIFIKASI TEKNIS 7
c. Batu putih yang dipasang harus batu pecah/tidak gundul maksimal
diameter 20 cm harus bersih dari kotoran, tanah, asam dan garam.
d. Batu tidak boleh bulat, atau pipih dan mudah pecah serta tidak
berpori.
2. Bata merah
a. Bahan bata merah bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama
rata dan saling tegak lurus, tidak retak-retak, tidak mengandung
batu dan tidak berlubang
b. Bata merah harus berkualitas baik Sesuai dengan SNI 03-6861.1-
2002 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A /Bahan Bangunan
Bukan Logam.
c. Bata merah yang digunakan adalah ukuran standart, keluaran satu
pabrik, satu kualitas dan satu ukuran.
d. Prosentase pecah pada batu bata merah untuk konstruksi
pasangan maksimum 10 %.
3. Portland cemen (SP)
a. Semen Portland yang digunakan adalah semen jenis I dengan
standart SNI 2049-2004 Semen Portland .
b. SP yang digunakan harus yang masih dalam keadaan baru
(penimbunan SP yang lebih dari 3 bulan, tidak boleh dipergunakan)
4. Pasir
a. Pasir yang digunakan adalah dari jenis pasir pasang, pasir spesi
untuk pasangan bata harus disaring dengan kasa 5 mm dipasang
miring 50 derajat dari bidang tanah.
b. Pasir harus bersih, kadar lumpur maximum 5% tidak mengandung
zat-zat organik dan angka kehalusan yang lolos ayakan 0,3 mm
minimal 15%.
c. Pasir untuk plesteran sebelum diaduk terlebih dahulu harus diayak
(maksimal 5 mm x 5 mm)
5. Air
Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak,
benda-benda terapung yang bisa dilihat secara visual dan asam-asam
zat organik dan sebagainya.
1.5.4 Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pasangan Batu belah hitam
a. Pekerjaan ini berupa pemasangan batu belah hitam sesuai dengan,
ukuran, bentuk, kemiringan dan kedudukan seperti yang tercantum
pada gambar rencana
b. Campuran bahan spesi yang digunakan seperti yang tertera pada
gembar rencana. Bahan-bahan adukan harus dicampur hingga
merata.
c. Pemasangan batu tidak boleh dijatuhkan dari atas tetapi ditata
sehingga secara teknis benar dan tidak berongga/spesi antar batu
terisi sempurna.
d. Pemecahan batu dengan bodem tidak boleh di dekat alur pondasi
(minimal 2 m’)
2. Pasangan Bata tembok/dinding
a. Bata harus direndam air hingga jenuh sebelum dipasang, batu bata
dipasang dengan adukan setebal 1,5 – 2,5 cm
b. Bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal, dikerjakan
dengan alat-alat pengukur datar ataupun tegak (lot, dan
sebagainya) sambungan sama rata, sudut persegi, naad tegak tidak
segaris (silang) permukaan baik dan rata, bergigi (tiap sambungan
saling menutup)
c. Pada hubungan-hubungan dengan tiap-tiap beton harus dipasang
stek dan pada ujung pasangan harus bergigi.
d. Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar.
Adukan yang hanyut karena hujan harus disingkirkan.

SPESIFIKASI TEKNIS 8
e. Pada penghentian-penghentian pasangan harus dipakai
penghentian miring.
f. Tidak diperkenankan berdiri di atas pekerjaan bata sebelum
mengeras.
g. Pasangan bata tiap harinya tidak boleh naik melebihi 1 m / hari,
dan kolom praktis harus dicor besama pekerjaan pasangan bata
tiap 1 m.
h. Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bata yang
menonjol atau tidak rata, maka bagian-bagian ini harus dibongkar
dan diperbaiki kembali atas biaya kontraktor, kecuali bila pengawas
mengijinkan penambalan-penambalan.
i. Pasangan bata harus dirawat/disirami dengan air sesuai dengan
persetujuan pengawas.
j. Bila ada pembuatan steiger werk / perancah tidak boleh
menembus tembok/ pasangan bata
3. Pekerjaan Pelesteran
a. Material pelesteran ini (kecuali SP) sebelum diaduk terlebih dahulu
harus diayak (maksimal 3mm x 3mm).
b. Plesteran dinding baru boleh dikerjakan setelah terlindung atap,
pipa listrik sudah terpasang seluruhnya.
c. Pekerjaan acian dilakukan dengan SP setipis mungkin, rata dan rapi.
Pekerjaan acian dilakukan dengan raskam kayu sehingga
permukaan rata dan halus.
d. Pelesteran harus selalu dibasahi / disiram merata hingga selalu
lembab sampai pasangan pelesteran menjadi kuat (tidak retak
rambut).
e. Acian yang sudah jadi harus dirawat atau dijaga proses
pengeringannya agar tidak mendadak pengeringannya, dengan
cara menyiram air sedikit demi sedikit.
f. Plesteran harus menggunakan jalur-jalur kepala vertikal selebar 
15 cm dengan jarak antara paling besar 100 cm satu sama lain, jalur
kepala ini harus benar-benar vertikal dan datar. Jalur kepala ini
merupakan patokan/pedoman untuk plesteran selanjutnya.
g. Bidang-bidang yang telah selesai diplester harus segera dikontrol
dengan mistar yang panjangnya tidak boleh kurang dari 200 cm.
h. Apabila terdapat cekungan, cembungan, ataupun plesteran tidak
vertikal (tegak) dan tidak siku, maka harus diperbaiki selambat-
lambatnya dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam.
i. Sebelum beton diplester harus dibersihkan terlebih dahulu
permukaannya kemudian dikasarkan dengan kaprotan 1SP:2PP.
j. Pekerjaan acian dilakukan dengan SP setipis mungkin, rata dan rapi.
Pekerjaan acian dilakukan dengan raskam kayu sehingga
permukaan rata dan halus.
k. Diwajibkan kepada Penyedia Jasa, jika terdapat macam pelesteran
yang belum tercantum dalam RKS dan gambar yang dianggap
meragukan untuk dimintakan petunjuk dan penjelasannya kepada
Konsultan Pengawas atau Konsultan Perencana.

1.6. Pekerjaan Beton 1.6.1. Umum


Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton
biasa, beton bertulang dengan penulangannya, bekisting, finishing dan
pekerjaan lainnya sesuai gambar rencana.
1.6.2. Bahan
1. Semen Portland (SP)
a. Semen portland yang dipakai harus dari jenis I , dan sesuai dengan
SNI 2049-2004 Semen Portland
b. Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta
dalam kantong-kantong semen asli dari pabrik.

SPESIFIKASI TEKNIS 9
c. Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi
baik, di atas lantai setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak
boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
2. Agregat (pasir, split atau batu pecah).
a. Agregat halus dan kasar dipakai agregat alami atau buatan, Agregat
tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan
ketahanan tulangan terhadap karatan.
b. Agregat kasar berupa split yang diperoleh dari pemecah batu,
dipakai ukuran ¾ cm, agregat kasar harus harus keras dan tidak
berpori dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%.
c. Batu pecah harus keras, padat dan tidak porus
d. Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir tajam dan kasar
e. Pasir dan batu pecah tidak boleh bercampur dengan tanah liat,
Lumpur, debu, bahan organic dan bahan yang lain yang
mempunyai pengaruh buruk terhadap sifat beton
f. Kotoran yang terkandung dalam batu pecah maupun pasir
maksimal satu persen
g. Diusahakan agregat terhindar dari panas matahari secara langsung
h. Pasir laut tidak boleh digunakan
3. Pembesian/Penulangan
a. Mutu baja tulangan tersebut diatas dibuktikan dengan uji tarik di
laboratorium bahan yang ditunjuk. Jumlah sample uji tarik setiap
diameter minimum tiga
b. Jika ternyata baja tulangan yang didatangkan tidak memenuhi
persyaratan, baja tersebut tidak boleh digunakan dan segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan maksimal 2 x 24 jam.
c. Baja yang digunakan harus baru dan hanya boleh berkarat ringan
d. Karat ringan dalam baja harus dibersihkan dengan sikat baja
e. Baja tulangan deform yang didatangkan harus dalam keadaan lurus
(tidak diperkenankan baja bekas bengkok)
f. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara
sedemikian rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan
tanah lembab maupun basah. Mutu baja tulangan yang dipakai fy
240 Mpa untuk beton non struktur (polos < dia12mm) dan fy 390
Mpa untuk beton struktur (Ulir >D13), toleransi besi sesuai SNI 07-
2052-2002 Baja Tulangan Beton.

No. Diameter (mm) Tolerasi (mm)


1. 6 ±3
2. 8≤ d ≤14 ±4
3. 16≤ d ≤25 ±5

4. Bekesting dan Perancah


a. Papan bekisting menggunakan multiplek tebal 9 mm.
b. Perancah dan bekesting harus kuat dan dapat menghasilkan bentuk
beton yang permukaan rata dan halus sesuai gambar rencana
c. Sambungan bekesting harus kuat dan rapat agar air campuran tidak
keluar dari bekesting
d. Perancah menggunakan scaffolding dan perlengkapannya
(pemasangan harus benar-benar kuat untuk menahan beban
diatasnya)
e. Perancah dan bekesting hanya boleh dibongkar setelah
mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas
f. Pembongkaran harus dibuktikan bahwa beton telah mampu secara
teknis dan mendapatkan ijin dari Konsultan Pengawas.
5. Campuran Beton
a. Campuran beton dibuat dengan perkiraan perbandingan volume,
dengan macam campuran untuk foot plat, sloof, kolom, balok, plat

SPESIFIKASI TEKNIS 10
lantai, kolom praktis, balok, tahu beton (acuan selimut beton)
b. Kekentalan
Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian
rupa sehingga tercapai sifat mudah dikerjakan sesuai dengan
penggunaannya. Untuk mencegah terjadinya air pada campuran
beton berlebihan atau kurang, nilai slump harus berada dalam
batasan yang disyaratkan SNI 1972-2008 Tentang Cara Uji Slump
Beton. Pekerjaan Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump
tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.
6. Beton Ready mix.
Pemakaian adukan beton ready mix harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh
bahwa adukan yang disupply tersebut telah memenuhi syarat-syarat
dalam spesifikasi serta menjamin homogienitas dan kualitas yang
kontinyu (mernus) pada setiap kali didatangkan. Konsultan Pengawas
mempunyai wewenang pada setiap saat minta kepada kontraktor
untuk mengadakan percobaan mutu beton dan bilamana diragukan
kualitasnya maka Konsultan Pengawas akan menghentikan dan
menolak suply beton ready mix tersebut. Semua resiko dan biaya
sebagai akibat dari hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab
kontraktor.
7. Kawat pengikat.
Kawat Pengikat Harus berukuran minimal 1 mm, kualitas baik dan
tidak berkarat
8. Air.
Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air
bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.
9. Lapisan Pelindung Beton/selimut beton/beton dekking
Untuk lapisan pelindung beton ditentukan sebagai berikut : kolom 3
cm, balok 2,5 cm dan harus sepengetahuan Konsultan Pengawas.
Campuran untuk beton dekking 1SP:2PP sekurang-kurangnya berumur
7 hari.
10. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak minta Pemeriksaan
Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik semua beton yang dicor atas
biaya Penyedia Jasa .
1.6.3. Macam Pekerjaan.
1. Untuk beton struktur menggunakan mutu beton f’c 24 MPa (K300),
dan f’c 7.4 Mpa (K100), jika dipandang perlu untuk memperoleh mutu
beton f’c 24 MPa (K300) yang disyaratkan, direksi dapat
memerintahkan Penyedia Barang/Jasa untuk mengadakan percobaan
pendahuluan guna menentukan rencana campuran beton (mix design)
2. Semua pekerjaan beton bertulang pada bangunan ini dikerjakan atas
dasar perhitungan serta gambar-gambar yang dibuat oleh Konsultan
Perencana.
3. Ukuran penulangan/pembesian, bentuk dan letak sesuai gambar
rencana, apabila ada macam penulangan yang belum jelas dapat
dikonsultasikan dengan Konsultan Perencana/Pengawas.
4. Pencoran beton
a. Pencoran beton hanya boleh dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas
b. Sebelum pencoran dilaksanakan semua peralatan harus tersedia
dalam jumlah cukup dan dalam keadaan baik.
c. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan slump apparatus, terdiri
dari : kerucut abram, tongkat penumpuk dan alas dari logam
d. Tinggi jatuh beton segar agar tidak menimbulkan segresi masksimal
2 m kecuali diberi “jendela” dan tremix
e. Pemberhentian pencoran harus mendapat persetujuan dari

SPESIFIKASI TEKNIS 11
Konsultan Pengawas
1) Bagian yang akan dicor harus bersih dari kotoran (potongan
kayu, serbuk gergajian dan kotoran lain).
2) Sambungan cor beton harus diberi lem beton sekualitas SIKA
3) Tidak diijinkan melakukan pencoran pada suhu diatas 32 0 C
5. Pemadatan
a. Pemadatan beton harus dilaksanakan dengan internal vibrator
yang digerakkan dengan motor atau listrik
b. Jarum penggetar di celupkan ke dalam beton secara vertical, dalam
keadaan khusus jarum penggetar boleh dimiringkan 45 0.
c. Harus dijaga agar jarum tidak menyentuh tulangan dan bekisting
d. Jarum penggetar tidak boleh digerakkan arah horizontal tebal
lapisan beton yang digetarkan tidak boleh lebih dari 500 mm
e. Jarum Penggetar harus ditarik dari adukan apabila adukan mulai
nampak mengkilat (setelah 30 detik)
6. Rawatan keras (curing)
a. Jika bekesting kolom dibongkar, kolom harus diselimuti dengan
goni basah dan ditutup dengan plastik.
7. Kontrol kualitas
a. Setiap campuran adukan beton yang akan dituangkan
konsistensinya harus diuji menggunakan “slump apparatus”
(kerucut abram)
b. Jika tinggi slump adukan lebih dari 100 mm adukan tersebut harus
ditambah dengan semen atau tidak digunakan.
c. Setiap 5 m3 adukan beton paling sedikit harus di buat dua buah
sample silinder beton, sample yang lain diuji pada umur 28 hari.
1.6.4. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1. Pelaksanaan penakaran semen agregat harus dengan takaran yang
volume sama.
2. Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian
rupa sehingga tercapai sifat mudah dikerjakan sesuai dengan
penggunaannya, dalam hal ini apabila diperlukan akan diadakan
pengujian slump.
3. Mutu beton dan baja tulangan yang digunakan, yaitu :
a. Mutu beton : f’c 24 MPa (K300) beton struktur, f’c 7,4
MPa untuk beton Non struktur
b. Mutu baja tulangan : fy 390 MPa untuk beton struktur (baja
tulangan menggunakan besi Deform/ ulir
dan tidak boleh menggunakan besi bekas
tekuk) fy 240 MPa untuk beton non struktur
4. Pengadukan, pengangkutan, pencoran, pemadatan terutama harus
diperhatikan:
a. Pengadukan semua beton harus dilaksanakan dengan mesin
pengaduk beton (beton molen).
b. Pemadatan beton untuk konstruksi beton bertulang harus dengan
mesin penggetar (vibrator).
c. Pemasangan bekisting harus rapi dan kaku sehingga setelah
dibongkar mempunyai bidang yang rata dan hanya memerlukan
sedikit penghalusan.
d. Papan bekisting menggunakan multiplek tebal 9 mm .
e. Celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada
pencoran tidak ada air adukan yang keluar.
f. Sebelum pencoran, sisi dalam dari bekisting harus disiram dengan
air dan bebas dari kotoran-kotoran atau benda-benda lain yang
tidak diperlukan.
5. Sebelum pencoran dimulai, Konsultan Pengawas harus diberi tahu dan
diberi waktu yang cukup untuk melakukan pemeriksaan rangkaian baja
tulangan yang telah terpasang. Jika menurut pendapat Konsultan

SPESIFIKASI TEKNIS 12
Pengawas rangkaian baja tulangan tersebut tidak sesuai dengan
gambar rencana, pencoran beton tidak boleh dilaksanakan
6. Jika dipandang perlu untuk memperoleh struktural yang disyaratkan,
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan kontraktor untuk
mengadakan percobaan pendahuluan guna menentukan rencana
campuran beton (mix design).
7. Selama pencoran, mutu beton atau mutu pelaksanaan harus diperiksa
secara kontinyu dengan benda uji. Dianjurkan disamping membuat
benda-benda uji untuk diperiksa pada 28 hari.
8. Benda-benda uji yang baru dicetak harus disimpan ditempat yang
bebas dari getaran, ditutup karung basah dan dilepas dari cetakannya
setelah keras.
9. Beton yang selesai dicor harus dilindungi dari hujan dan panas
matahari serta kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh gaya-gaya
sentuhan sebelum beton menjadi keras.
10. Perancah dan acuan tidak boleh dibuka kecuali sudah ada persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
11. Waktu perawatan minimal untuk beton yang menggunakan semen dan
tanpa bahan pembantu adalah 14 (empat belas) hari. Selama waktu
perawatan, permukaan beton harus diusahakan tetap dalam keadaan
lembab dengan cara menutupi dengan karung-karung basah, atau
menggenanginya dengan air.

1.7. Pekerjaan Pintu dan 1.7.1. Bahan.


Jendela 1. Alluminium 4” warna Brown sekualitas “Aleksindo” untuk kusen pintu
jendela dengan bentuk dan ukuran seperti pada gambar kerja.
2. Ram Jendela, BV dan Pintu Alluminium warna Brown lebar 6 cm
sekualitas “Aleksindo”.
3. Konstruksi dan macam pekerjaan daun pintu menggunakan Ram
Allumunium dengan pengisi Kaca 5 mm , Kaca 8mm dan Tempered
10mm.
4. Pintu Km menggunakan daun pintu rangka alluminium dengan panil
Lambisering Alluminium 2 muka lengkap dengan Handle dan
Grendelnya.
5. Pintu Geser Otomatis Bahan ( Tormax Automatic Windrive LS 2203
Double ), Kaca Tempered 12 mm Spesifikasi Sebagai berikut :

- Masa Garansi selama 1 (satu) tahun


- Suku cadang tersedia

SPESIFIKASI TEKNIS 13
1.7.2 Macam Pekerjaan.
1. Macam pekerjaan adalah pemasangan kusen/daun pintu dan jendela
sesuai gambar rencana.
2. Pengadaan bahan dan tenaga kerja untuk pemasangan kusen dan
daun pintu/jendela.
1.7.3 Syarat Pekerjaan.
1. Pekerjaan kusen pintu, jendela alumunium termasuk pekerjaan
yang berkaitan, seperti : angkur yang ditanam, struktur penguat
dan komponen pelengkap yang lainnya.
2. Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh
dan dengan bentuk sambungan yang sesuai standard toleransi.
untuk sambungan yang tahan air harus di beri sealant dari bagian
yang tidak terlihat mata.
3. Semua unit alumunium harus terpasang dengan hubungan siku-
siku, tegak lurus dan mengikuti patokan (bench mark).
4. Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pengukuran
dilapangan dan koordinasi dengan pekerjaan lain, sehingga
ukuran lubang (opening) sesuai dengan gambar rencana.
5. Semua pekerjaan kosen alumunium yang berhubungan langsung
dengan dinding harus ditutup dengan sealer dg warna yang sejenis.
Sehingga tidak ada celah antara kosen dan dinding.
6. Sebagai pengisi/ panil pengisi menggunakan Kalsiboard 5 mm
7. Sebagai finishing sungkai menggunakan Cat Tembok Interior .
8. Untuk Daun jendela dan BV menggunakan Rangka Allumunium
dengan pengisi Kaca Bening 5 mm
1.8. Pekerjaan Rangka 1.8.1. Pekerjaan Penutup Atap
Atap dan Penutup 1. Bahan.
Atap a. Jenis atap yang digunakan adalah :
Genteng Morando Glazuur dan Bubungan Morando Glazuur
b. Bahan-bahan tersebut harus diangkut dan digudangkan di
lapangan.
c. Bubungan yang digunakan sekualitas gentengnya.
2. Macam Pekerjaan yang dilaksanakan :
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang
berhubungan dengan pekerjaan atap.
b. Memasang pekerjaan atap sesuai dengan gambar rencana.
c. Memasang bubungan atap sesuai dengan atapnya.
d. Menyediakan genteng-genteng cadangan sebesar 1%.
3. Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Penutup atap yang dipasang harus satu merk dan seukuran
b. Sebelum genteng dipasang harus di cek dulu kekuatan konstruksi
atap dan bidang konstruksi atap sudah rata (baik)
c. Penyedia barang/jasa harus mengajukan contoh penutup atap
kepada Konsultan Pengawas, Pengelola Teknik Pekerjaan
sebelum mendatangkan penutup atap. Penutup atap yang
didatangkan harus sama dengan contoh penutup atap yang
disetujui.
d. Penutup atap boleh dipasang setelah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas
e. Pemasangan penutup atap harus dijaga kerapiannya
1.8.2. Pekerjaan stuktur kuda-kuda Baja IWF, Goording CNP, dan Kasau reng
baja ringan
1. Bahan.
a. Struktur Kuda-kuda IWF 250x125x6x9mm
b. Gooding CNP 150x65x20x3,2
c. Persyaratan Bahan Rangka atap baja ringan
1) Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :

SPESIFIKASI TEKNIS 14
- Baja Mutu Tinggi G550
- Teg Leleh Min. (Minimum Yield Strength) : 550 Mpa
- Modulus Elastisitas : 2,1 x 105 MPa
- Modulus Geser : 8 x 104 MPa
2) Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) :
- Lapisan pelindung seng dan aluminium (Zincalume/AZ)
dengan komposisi sebagai berikut:
▪ 55 % Aluminium (Al)
▪ 43,5 % Seng (Zinc)
▪ 1,5 % Silicon (Si)
- Ketebalan Pelapisan : 50 gr/m2 (AZ 50)
3) Profil Material :
- Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-
channel.
a. C75.100 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 1,00
mm), berat 1,29 Kg/M’
b. C75.75 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 0,75
mm), berat 0,97 Kg/M’
c. C100.100 (tinggi profil 102 mm dan tebal dasar baja
1,00 mm), berat 1,7 Kg/M’
- Reng (batten)
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat ( U
terbalik).
a. TS. 41.055 (tinggi profil 41 mm dan tebal dasar baja
0,55 mm), berat 0,66 Kg/M’
b. TS. 61.100 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja
1,00 mm), berat 1,54 Kg/M’
c. TS. 61.75 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 0,75
mm), berat 1,16 Kg/M’
- Talang jurai dalam (valley gutter)
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam
dengan ketebalan dasar baja 0.45 dan telah dibentuk
menjadi talang lembah.
2. Macam Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian
(assembling) dan ereksi (erection), seluruh pekerjaan pemasangan
baja ringan seperti tercantum dalam gambar kerja meliputi :
a. Pekerjaan rangka atap (roof truss)
b. Pekerjaan reng (batten)
c. Pekerjaan jurai dalam (valley gutter)
d. Lisplank 20cm GRC Board
3. Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Persyaratan Design
1) Design rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan
yang akurat serta memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar
dalam perancangan standard batas desain struktur baja cetak
dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design)
2) Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat
pabrik) dari material baja yang akan digunakan serta dokumen
data-data produk.
b. Persyaratan Pra-Konstruksi
1) Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja
adalah ukuran jadi/finish.
2) Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis
disini yang diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian

SPESIFIKASI TEKNIS 15
kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang
sama juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat
dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari Arsitek,
Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan
pekerjaan tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya
Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai biaya tambah.
3) Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus
diajukan ke Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua
perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya
biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk
perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang.
4) Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja
ringan difabrikasi di workshop, baik workshop permanen atau
workshop sementara. Kontraktor bertanggung jawab atas
semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan pemasangan
semua komponen struktur konstruksi baja ringan.
c. Persyaratan Konstruksi
1) Sambungan
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan
untuk fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self
drilling screw) dengan spesifikasi sebagai berikut :
a) Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum
Corrosion Rating)
b) Ukuran baut untuk struktur rangka atap (Truss Fastener)
adalah type 12-14x20. dengan ketentuan sebagai
berikut:
- Diameter ulir : 12 Gauge (5,5 mm)
- Jumlah ulir per inchi
(Threads per inch/TPI) : 14 TPI
- Panjang : 20 mm
- Ukuran kepala baut : 5/16” (8 mm hex.
socket)
- Material : AISI 1022 Heat
treated carbon steel
- Kuat geser rata-rata
(Shear, Average) : 8.8 kN
- Kuat tarik minimum
(Tensile, min) : 15.3 kN
- Kuat torsi minimum
(Torque, min) : 13.2 kNm
c) Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah
type 10-16x16, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Diameter ulir : 10 Gauge (4,87 mm)
- Jumlah ulir per inchi
(Threads per inch/TPI) : 16 TPI
- Panjang : 16 mm
- Ukuran kepala baut : 5/16” (8 mm hex.
socket)
- Material : AISI 1022 Heat
treated carbon steel
- Kuat geser rata-rata
(Shear, Average) : 6.8 kN
- Kuat tarik minimum
(Tensile, min) : 11.9 kN
- Kuat torsi minimum

SPESIFIKASI TEKNIS 16
(Torque, min) : 8.4 kNm
d. Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail
sambungan pada gambar kerja.
e. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560
watt dengan kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm.
1) Pemotongan material
i. Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus
menggunakan peralatan yang sesuai, alat potong
listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh
pabrik.
ii. Alat potong harus dalam kondisi baik.
iii. Pemotongan material harus mengikuti gambar
kerja.
iv. Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus
dan bersih.
1.8.3. Pekerjaan Plafon
1. Bahan.
a. Langit-langit dan dinding partisi dari bahan Asbes Semen Tebal
5mm dan bahan gypsum board uk ( 120x240x9 )cm, t: 9mm,
produk setara “Kalsiboard, Aplus”, tebal 0.5/ 0.6 cm dipasang
pada tempat yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
b. Rangka langit-langit menggunakan hollow galfanis.
c. Sebelum mengerjakan pekerjaan kontraktor harus mengajukan
contoh bahan untuk dimintakan persetujuan Konsultan
Pengawas/ Pengelola teknis.
2. Macam pekerjaan.
a. Memasang langit-langit sesuai bahan tersebut di atas pada
ruangan-ruangan yang dinyatakan pada gambar rencana
b. Memasang kerangka langit-langit hollow galvanis
3. Syarat-syarat pelaksanaan.
a. Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan ini harus
mangajukan subkontraktor yang berpengalaman di bidang ini.
b. Rangka yang terpasang harus benar-benar lurus dan datar
sehingga saat pemasangan gypsum tidak bergelombang,
gridnya harus lurus dan datar, garis vertikal dan horisontal
harus saling tegak lurus sesuai desain.
c. Pola pemasangan langit-langit tiap kesatuan ruang dibuat
sesuai gambar kerja.
d. Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan
dengan baik oleh struktur rangka atap dan dinding.
e. Penggantung plafond harus sedemikian rupa sehingga
diperoleh bidang plafond yang rata, datar dan tidak
melengkung
f. Penyedia barang jasa bertanggung jawab atas segala akibat
yang mungkin terjadi terhadap:
- kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan
- Kemungkinan–kemungkinan pemasangan alat-alat
maintenance pada plafond luar bangunan
g. Harus ada koordinasi antara Penyedia barang/jasa dengan Sub
kontraktor-sub kontraktor serta persetujuan pemberi tugas
melalui Konsultan Pengawas
h. Apabila hasil pemasangan langit-langit terjadi lendutan-
lendutan atau kekurangan-kekurangan lain, kontraktor harus
mengganti dan memperbaiki bila diminta pembongkaran oleh
pengawas / Pengelola teknis.

SPESIFIKASI TEKNIS 17
1.9. Pekerjaan Penutup 1.9.1. Bahan
Lantai Dan penutup 1. Lantai ubin Granit ukuran 60 x 60 Polished, kualitas KW 1, warna
Dinding ditentukan kemudian, dipasang sesuai gambar rencana.
2. Lantai ubin Granit 60 x 60 Unpolished kualitas KW 1 (motif dan warna
ditentukan kemudian).
3. Lantai ubin Granit Dinding 60 x 60 Polished kualitas KW 1 (motif dan
warna ditentukan kemudian), dipasang untuk dinding Kamar mandi
dan Dapur
4. Keramik Plint Granit 10 x 60cm Polished
5. Penyedia Barang/Jasa diharuskan mengajukan contoh bahan-bahan
tersebut di atas secukupnya untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pengelola Teknik
Pekerjaan atau Pemberi Tugas. Hal ini harus dilakukan sebelum
Penyedia Barang / Jasa mendatangkan bahan-bahan tersebut dalam
jumlah besar.
1.9.2. Macam Pekerjaan
1. Pekerjaan lantai Ubin Granit meliputi pemasangan secara rata dan rapi,
pemotongan Ubin Granit lantai sesuai kebutuhan hingga benar-benar
sempurna.
2. Pekerjaan pelapisan dinding meliputi pemasangan Ubin Granit dinding
yang benar-benar rata dan rapi dengan perekat yang memenuhi
syarat, sesuai gambar rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.
1.9.3. Syarat pelaksanaan.
1. Persiapan
a. Sebelum pekerjaan lantai ruangan dikerjakan, Penyedia Barang /
Jasa harus mengadakan persiapan yang baik, terutama
pemadatan lantai dasar dan di atasnya diberi pasir urug dengan
ketebalan sesuai ketentuan dalam gambar rencana. Semua
pekerjaan pipa dan saluran di bawah lantai harus ditempatkan
sesuai gambar rencana dan sebelum lantai ruangan dipasang,
harus diadakan pemeriksaan yang teliti dan mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada
dinding selesai dikerjakan.
c. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, pemborong diwajibkan
mengadakan pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
2. Pemasangan Ubin Granit.
a. Semua Ubin Granit lantai di pasang dengan menggunakan
perekat 1 SP : 4 PP.
b. Di bawah lantai diberi urugan pasir dan rabat beton campuran
1SP:3PP tebal sesuai gambar rencana, tebal adukan untuk
pemasangan lantai Ubin Granit kurang lebih 3 cm.
c. Setelah pasangan lantai Ubin Granit cukup kering dan telah
disetujui/ diperiksa kerapian pemasangannya, maka celah antara
Ubin Granit satu dengan yang lain dikolot dengan cara disiram
pertama dengan pasta semen encer, sehingga kira-kira separoh
tinggi/ tebal celah terisi pasta semen, kemudian disiram kedua
dengan pasta semen agak kental hingga benar-benar semua celah
terisi pasta semen.
d. Ubin Granit dinding dipasang dengan perekat 1SP : 2 PP.
e. Permukaan Ubin Granit bagian bawah harus terisi penuh/padat
dengan adukan.
f. Pemotongan Ubin Granit harus dihindarkan, bila terpaksa harus
dilakukan dengan pemotong mesin dengan lebar kira-kira 1/2 kali
lebar Ubin Granitnya.
g. Pengisian / pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam
setelah tegel dipasang.

SPESIFIKASI TEKNIS 18
h. Sewaktu pengisian naat ini tegel harus sudah benar-benar
melekat dengan kuat pada lantai .
i. Sebelum diisi, celah-celah naat ini harus dibersihkan terlebih
dahulu dari debu dan kotoran lain.
j. Usahakan agar permukaan tegel yang sudah terpasang tidak
terkena adukan/ air semen.
k. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan tegel
pada waktu pengecoran naat harus segera dibersihkan
sebelum mengering/mengeras.
l. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus di
lap/ disapu sehingga bersih.
m. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi
baik, tidak miring tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
n. Bila masih diperlukan,tegel harus dibersihkan dengan lap basah
atau dengan bahan-bahan pembersih lunak yang ada dipasaran.
o. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar dilepas, dapat
digunakan sikat baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan
dengan jenis kotoran.
p. Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus
dilakukan dengan menggunakan mesin pemotong.
1.10. Pekerjaan Mekanikal 1.10.1 Pekerjaan Elektrikal
Dan Elektrikal 1. Persyaratan Umum
a. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh instalatir
yang telah mempunyai surat pengakuan SPI dan SIKA Golongan C
dari PLN dan masih berlaku
b. Gambar spesifikasi dan risalah Aanwijzing merupakan suatu
kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor harus
menjalin hubungan yang baik dengan kontraktor lain dalam
pekerjaan ini sehingga didapat hubungan yang baik untuk secara
bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadwal
dan spesifikasi yang ditentukan.
c. Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik,
disamping Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini berlaku peraturan-
peraturan menurut :
1) SNI 0225-2000 Persyaratan umum instalasi listrik
2) Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Dinas
Keselamatan Kerja Setempat.
3) Ketentuan yang dikelurakan Pabrik yang membuat mesin
perlengkapan dan material yang digunakan pada proyek ini
4) Peraturan/Persyaratan lainnya yang berlaku syah di
Indonesia
5) peraturan PLN setempat
d. Dalam hal pelaksanaan pemasangan instalasi listrik ini harus
dilaksanakan oleh instalasi listrik yang pertanggung jawaban
tetap menjadi beban kontraktor utama. Penunjukan instalatir
listrik sebelumnya harus mendapat persetujuan dari pemberi
tugas.
e. Ijin dan pemeriksaan
Kontraktor bertanggungjawab penuh atas mutu instalasi dan
peralatan yang digunakan. Semua ijin-ijin dan pemeriksaan dari
Badan pemerintah yang berwenang adalah merupakan
tanggungjwab Kontraktor sepenuhnya
f. Koordinasi dengan pekerjaan lain
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib Croos cheking
antara gambar instalasi listrik dengan gambar/spesifikasi dari
pekerjaan yang lain yang berhubungan satu dengan yang lainnya
agar didapat mutu pekerjaan yang baik. Bila terdapat kelainan
dari gambar-gambar maupun spesifikasi dari pekerjaan lain

SPESIFIKASI TEKNIS 19
kontraktor wajib melaporkan kepada pengawas atau pemberi
tugas
g. Pengawasan
Kontraktor wajib dan bertanggung jawab atas semua
pekerjaannya. Kontraktor wajib menempatkan tenaga pengawas
dan tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaannya sendiri.
Penanggungjawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu berada di
tempat pekerjaan dan dapat mengambil keputusan penuh, demi
kelancaran pekerjaan
2. Ruang Lingkup Pekerjaan
Pekerjan listrik ini meliputi pengadaan, pemasangan instalasi dan daya
listrik, pengujian, pengesahan dari semua peralatan/material yang
disebutkan dalam spesifikasi ini atau pengadaan dan pemasangan
peralatan /material yang menunjang/ mendukung sehingga sistem
instalasi ini akan bekerja dengan baik.
Lingkup pekerjaan untuk proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan tenaga
termasuk kabel instalasi, saklar, stop kontak biasa, Lampu.
b. pengadaan dan pemasangan instalasi pentahanan
c. Testing dan Copmisioning
d. Pekerjaan instalasi listrik ini dilaksanakan sampai menyala/
tersambung ke PLN dan semua peralatan berfungsi dengan baik.
3. Bahan Dan Material
a. Semua material/bahan yang digunakan/dipasang harus dari jenis
material bekwalitas terbaik dalam keadaan baru (tidak dalam
keadaan rusak atau afkir), sesuai dengan mutu dan standart yang
berlaku, baik standart nasional maupun internasional. Instalatir
dalam hal ini kontraktor, bertanggungjawab penuh atas mutu dan
kwalitas material yang akan dipakai, setelah mendapat persetujuan
dari pengawas atau pemberi tugas
b. Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, instalatir harus
menyerahkan contoh-contoh-contoh (sample) dari bahan-bahan
yang akan dipasang/digunakan kepada pengawas.
c. Daftar merk peralatan/material yang akan digunakan, katalog dan
brosur harus dilampirkan dalam dokumen tender, bila kemudian hari
ada kelainan antara daftar dengan pengadaannya maka kontraktor
wajib mengganti semua peralatan yang telah dipasang.
d. Bila ternyata peralatan tidak sesuai dengan daftar yang
diajukan/disetujui Pengawas atau yang memberi tugas, semua
penggantian merk/jenis dari peralatan yang telah disetujui dalam
daftar akan diadakan perhitungan biaya (minder) dari biaya kontrak
4. Persyaratan Teknis
a. Pengadaan dan pemasangan kabel didalam maupun diluar
bangunan
1) Semua hantaran, baik yang ditarik dalam pipa, di usahakan
tidak tampak dari luar
2) semua tarikan kabel harus tidak ada sambungan.
3) Ukuran dari penghantar disesuaikan dengan gambar
4) Kabel atau hantaran dari merk supreme, kabel Metal atau
Kabelindo Untuk Kabel feder dan merk Prima untuk kabel
instalasi Lampu dan Stop Kontak.
5) Kabel antar panel diluar bangunan menggunakan NYF Gby
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak
biasa.
1) Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus
memenuhi persyaratan PUIL/ LMK. Semua kabel/wiring
harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya,
jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel

SPESIFIKASI TEKNIS 20
dengan penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara
dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel
dengan penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk
pemakaian remote control.
2). Untuk hantaran ke titik penerangan dan stop kontak dalam
bangunan, menggunakan kabel jenis NYM yang dilindungi
dengan pipa PVC high impact Ukuran pipa minimal 20 mm
dari klas high impact, merk “CLIPSAL”
3). Untuk hantaran ke titik penerangan dan stop kontak dalam
bangunan, menggunakan kabel jenis NYM yang dilindungi
dengan pipa PVC high impact Ukuran pipa minimal 20 mm
dari klas high impact, merk “CLIPSAL”
4). Pemasangan di bawah langit-langit.
i. Pemasangan pelindung kabel (conduit) yang berada
dalam kolom lantai beton dan dinding beton, harus
dilaksanakan sebelum pengecoran
ii. Pemahatan atau pembobokan harus dilakukan sebelum
dinding bersangkutan diplester/ditalud
5). Kotak-kotak sambung
i. Tempat-tempat sambungan/kotak-kotak sambungan
dari hantaran sedapat mungkin ditempatkan pada
tempat yang mudah dicapai oleh operator
ii. Kotak-kotak sambung harus digunakan dari jenis-jenis
Dora-doos yang berkwalitas baik cocok untuk keperluan
tersebut (merk EGA, MK, Clipsal)
iii. Pada ujung-ujung hantaran yang akan disambungkan
pada titik penerangan atau yang akan disambungkan
kepada peralatan atau titik penerangan harus
dilengkapi dengan kotak sambungan dengan ujung yang
mempunyai sambungan klem baut.
iv. Semua sambungan hantaran dengan hantaran harus
dilaksanakan dengan menggunakan klem baut dan
harus terlindungi dengan bahan isolasi dari sentuhan
yang mungkin timbul
v. Sambungan antar hantaran dengan menggunakan rel-
rel dari panel selama tidak menggunakan klem baut,
pada ujung hantaran harus dipasang sepatu-sepatu
hantaran yang berkapasitas sama dengan hantarannya
dan disolder penuh pada hantarannya.
c. Armatur, Bolamp
Jenis-jenis lampu antara lain :
1) Pengadaan dan Pemasangan listrik PLN 64.000 watt
2) Pemasangan Titik Lampu SL 18 Watt
3) Pemasangan 1 titik Dwon Light Dia 120mm LED 5W, 6500K
4) Pemasangan 1 titik Dwon Light Dia 135mm LED 7W, 6500K
5) Pemasangan 1 M' LED Strip 5,6W/m, 6500K
6) Pemasangan 1 titik RM 300 gloss driver M4 T-LED 2 x10W
6500K
7) Pemasangan 1 titik Spot Light Dia 84mm LED 3W, 3000K
8) Semua SL ex Philips. Jenis-jenis lampu tersebut dipasang
sesuai dengan gambar perencanaan
d. Saklar dan stop kontak
1). Jenis saklar adalah
i. Saklar tunggal
ii. Saklar ganda
Spesifikasi 250 V/6A dipasang inbow setinggi 150 cm dari lantai
setempat merk sekualitas “BROCO” warna putih
2) Stop kontak

SPESIFIKASI TEKNIS 21
Stop kontak biasa dengan fan, 250 V/6 A 3 kawat inbow. Stop
kontak biasa dipasang 150 cm dari lantai sekualitas “BROCO”
jenis stop kontak tersebut dipasang sesuai dengan gambar
perencanaan di lengkapi dengan kawat pentahanan
(grounding)
e. Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Pentahanan
1) Seluruh peralatan listrik yang mengandung unsur logam
termasuk armature harus dihubungkan kehantaran tanah.
Ukuran hantaran pentahanan masing-masing panel yang
berarus dengan batas minimal 16 mm2 sedang untuk
armature dari logam dan stop kontak minimal
menggunakan ukuran 2,5 mm2, atau sesuai gambar
2) Instalasi pentahanan ini harus dihubungkan dengan
elektrode pentahanan di panel utama dengan test tahanan
sebaran tanah yang diijinkan maximal 2  (ohm).
5. Pengujian
a. Pengujian tahanan isolasi
Setelah pengujian tahanan dinyatakan baik Instalasi baru dapat
diuji dimasuki tegangan. Dalam pengujian tegangan yang perlu diuji
ialah :
1) Keadaan instalasi lampu-lampu dan peralatan pengaman
selama 3x 24 jam (uji nyala 3 x 24 jam), Penggunaan daya
listrik untuk pengujian ini ditanggung oleh Kontraktor.
2) Saklar-saklar dapat berfungsi untuk mematikan dan
menghidupkan serta tidak terjadi panas berlebihan.
3) MCB dapat bekerja dengan baik dan tidak terjadi panas yang
berlebihan
4) Lampu-lampu, dapat menyala, stop kontak ada tegagan
listriknya.
5) KWH Meter dapat berfungsi, Ampere meter, volt meter, Cos
Phi Q meter berfungsi / terbaca
6) Kotak-kotak sambung melekat dengan erat tidak terjadi lost
kontak. Pengujian tersebut harus didata (disusun) dengan
baik minimum 24 jam dan dibuatkan berita Acaranya. Bila
pengujian tersebut dimasuki tegangan dan menggunakan
listrik dari PLN/milik proyek/ user kontraktor wajib dibebani
biaya pengganti pemakaian listrik setelah ada ijin dari proyek
/ user.

SPESIFIKASI TEKNIS 22
1.10.2 Pekerjaan Lift Elevator 800Kg 3 (tiga) lantai, HSS dan ARD Germany (ex
China)
1. Spesidikasi Lift (Bahan dan Material)

SPESIFIKASI TEKNIS 23
2. Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Lift
a. Seluruh perlengkapan dan peralatan Lift harus diorder
maksimal 14 hari setelah Tanggal Kontrak kerja agar tidak
terjadi keterlambatan dikarenakan pengiriman dan mobilisasi.
b. Instalasi Lift harus sesuai dengan standar pengerjaan dan
harus dilakukan oleh pekerja atau pihak ketiga yang
berpengalaman.
3. Pengujian
a. Pengujian Lift
Setelah pengujian Lift dinyatakan baik Instalasi lift dapat diuji
berfungsi dengan baik atau tidak. Dalam pengujian lift yang perlu
diuji ialah :
1) Dapat naik turun sesuai fungsinya elevator
2) fungsi-fungsi fitur lift dapat berfungsi dengan baik
3) faktor keamanan dapat berfungsi dengan baik
4) apabila terjadi kerusakan atau belum berfungsi dengan baik
maka masih menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
4. Perawatan dan Suku Cadang
a. Perawatan dan Garansi
Perawatan dan Garansi minimal selama 1 (satu) tahun
b. Suku Cadang
Suku Cadang tersedia

SPESIFIKASI TEKNIS 24
1.11. Pekerjaan Kaca Dan 1.11.1. Bahan.
Besi Alumunium 1. Semua bahan yang dipakai disertai jaminan mutu dari pabrik
(manufacture) atau sertifikat pengujian dari laboratorium pengujian
dari Laboratorium Penguji bahan yang disetujui Tim teknis serta
memenuhi standart Industri yang berlaku
2. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik
atau sertifikat pengujian dari laboratorium penguji bahan serta
memenuhi Standart Insdustri Indonesia (SII)
3. Semua bahan yang dipakai Penyedia Barang / Jasa diwajibkan
mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan dalam rapat evaluasi.
4. Pekerjaan besi pagar tangga
a. Bahan besi Steinlessteel ukuran Ø 2 “ tebal 2 mm, Ø 2 “ tebal
medium tidak boleh cacat, dimensi dan bentuk profil harus
tepat.
b. Mutu bahan baut yang dipergunakan harus memenuhi syarat
mutu bahan standart pabrik minimal sama atau lebih besar dari
mutu besi baja yang disambung
5. Pekerjaan ACP (Alumunium Composite Panel)
a. Bahan ACP (Alumunium Composite Panel) sesuai gambar tidak
boleh cacat, dimensi dan bentuk profil harus tepat.
b. Mutu bahan baut yang dipergunakan harus memenuhi syarat
mutu bahan standart pabrik minimal sama atau lebih besar dari
mutu besi baja yang disambung
6. Plat ACP (Alumunium Composite Panel) cutting batik Wahyu
tumurun sesuai gambar rencana
7. Huruf Steinleesteel (PERPUSTAKAAN UMUM) Tinggi 50 cm dan
(KABUPATEN BANTUL ) tinggi 50 cm, sesuai gambar rencana
8. Kaca
a. Semua jenis kaca yang digunakan harus produksi pabrik yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Kaca yang digunakan adalah kaca (jenis dan tebal) sesuai gambar
rencana kualitas baik dan rata, tidak bergelombang. Pemasangan
sesuai dengan gambar rencana.
c. Peralatan Pelengkap Pemasangan Kaca Semua peralatan
pelengkap untuk pemasangan kaca harus sesuai dengan rangka
tempat kedudukkannya, tepat ukuran serta dari mutu terbaik
serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
d. Merk yang di setujui : Ashahimas, Panasap
1.11.2. Macam Pekerjaan.
1. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang
berhubungan dengan Raiiling Tangga dan pekerjaan kaca
2. Pekerjaan ACP (Alumunium Composite Panel)
3. Plat ACP (Alumunium Composite Panel) cutting batik Wahyu
tumurun sesuai gambar rencana
4. Huruf Steinleesteel (PERPUSTAKAAN UMUM) Tinggi 50 cm dan
(KABUPATEN BANTUL ) tinggi 50 cm, sesuai gambar rencana.
5. Pemasangan Logo Perpustakaan dan Logo Kabupaten Bantul.
6. Pemasangan kaca jendela sesuai gambar rencana.
1.11.3 Syarat-syarat pelaksanaan.
1. Pekerjaan Kaca
a. Pemeriksaan Keadaan Pekerjaan
b. Sebelum mulai pemasangan, Pelaksana Pekerjaan diminta untuk
memeriksa keadaan lokasi pemasangan, baik dalam hal kesiapan
maupun ketelitian dan kecermatan pelaksanaan pekerjaan
pendahulunya.
c. Penyimpangan
d. Dalam hal terjadi penyimpangan pada pelaksanaan pekerjaan

SPESIFIKASI TEKNIS 25
pendahulunya, Pelaksana Pekerjaan diminta untuk segera
melaporkan keadaan tersebut guna penyelesaian
permasalahannya.
e. Pemotongan, Pengangkatan dan Pemasangan Kaca
f. Pemotongan kaca harus lurus, rapi dan halus, tepat ukuran,
selanjutnya dipasang pada lokasinya dengan jepitan yang sesuai,
terpasang kuat serta tepat dalam posisinya, baik dalam hal
ketegakan ataupun kemiringan sesuai dengan gambar rancana.
g. Pembersihan
h. Pada penyelesaian, pekerjaan harus dalam keadaan bersih dan
terpasang sesuai dengan mutu kerja yang disyaratkan.
i. Kaca harus dipotong menurut ukuran dengan kelonggaran cukup,
sehingga pada waktu kaca mengembang tidak pecah.
j. Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi dan kokoh
pada rangka terutama pada sudut-sudutnya.
k. Kaca yang dipasang pada kusen dan kaca daun semua sudutnya
harus ditumpulkan dan sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.

1.12. Pekerjaan Sanitasi 1.12.1. Bahan.


1. Pipa PVC sekualitas Wavin / Rucika ukuran sesuai gambar rencana.
dipasang di semua system jaringan air bersih dan system jaringan
air kotor.
2. Macam-macam sambungan.
Sambungan pipa dipilih bahan sesuai dengan jenis dan mutu yang
terbaik dan dari pabrik yang sama serta disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
3. Kloset Jongkok dan Kloset Duduk sekulitas “TOTO atau American
Standart”, sesuai gambar rencana
4. Kran air dan Flordrain sekualitas “SAN-EI” atau “Onda”, dipasang
pada KM/WC sesuai gambar rencana.
5. Shower dan Kran Panas Dingin sekualitas “SAN-EI” atau “Onda”,
dipasang pada KM/WC sesuai gambar rencana.
6. Bak cuci tangan Steinleesteel sesuai gambar rencana.
7. Water torn 1000 liter sekualitas “Pinguin”, sesuai gambar rencana.
8. Pembuatan Sumur dangkal 8m’, sesuai gambar rencana.
9. Pompa Jet Pump total head 30m sekualitas “Shimizu”atau “Waser”,
sesuai gambar rencana
10.Septicktank dan sumur resapan, dikerjaan sesuai gambar rencana
11. Semua bahan yang dipakai harus baru dengan kualitas yang
memenuhi syarat.
1.12.2 Macam pekerjaan.
1. Menyediakan tenaga kerja, alat-alat dan bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membangun instalasi plumbing sesuai dengan
gambar rencana, Pemasangan pipa-pipa untuk saluran air bersih
dan saluran air kotor lengkap dengan alat pengontrol, sambungan-
sambungan dan kelengkapan lain.P
2. ipa PVC untuk saluran air bersih , air kotor dan Air Panas.
Pipa-pipa yang digunakan sesuai dengan gambar dan disambung
dengan sambungan menurut keperluan.
3. Membuat/memasang kelengkapan (Kloset,Kran shower Panas
dingin, water torn, Pompa air bersih, Pemanas Air Solar Panel,
penguras, jaringan air bersih maupun air kotor dll) sesuai gambar
rencana hingga dapat berfungsi sempurna.
4. Membuat Septicktank dan Sumur peresapan air kotor.
5. Membuat Sumur resapan dengan pasangan bata 1SP : 2PP,
diplester 1SP : 2PP dan diaci sesuai gambar rencana.

SPESIFIKASI TEKNIS 26
1.12.3 Syarat Pelaksanaan .
1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada
Pengawas lapangan beserta persyaratan/ ketentuan pabrik untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/ penggantian bahan,
pengganti harus disetujui Pengawas lapangan berdasarkan contoh
yang diajukan Kontraktor.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail detail sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Pengawas lapangan.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disatu tempat bila
ada kelainan/ perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
terselesaikan.
6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
7. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemilik.
8. Penyedia barang/jasa sebelum mengerjakan instalasi air bersih dan
kotor diwajibkan mengajukan gambar shop drawing untuk
dimintakan persutujuan direksi/Konsultan Pengawas.
9. Pemasangan pipa harus ditanam dalam tanah maupun dinding
sesuai kebutuhan secukupnya hingga aman terhadap benda-benda
lain. Untuk kedalaman pemasangan / penanaman pipa harus seijin
Konsultan Pengawas.
10. Semua sambungan pipa PVC harus dilem rata dan memakai shok
yang rapat
11. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau
cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Pengawas lapangan.
12. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai
gambar, waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan,
sambungan-sambungan pipa tidak ada kebocoran-kebocoran.
13. Penutupan bekas jalur pipa harus dikembalikan seperti semula dan
dalam keadaan sempurna.
14. Semua pekerjaan sanitasi dan sanitair termasuk pembuatan sumur
peresapan air hujan serta sumur peresapan air kotor, harus
dikerjakan sampai sempurna dan berfungsi dengan baik.

1.13. Pekerjaan 1.13.1. Lingkup kerja.


Pengecatan Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding Interior dan Dinding
Exterior, Plafon, dan Besi. Sebelum pengecatan dimulai, Penyedia Jasa
Konstruksi harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan
oleh Direksi Lapangan dan Konsultan Pengawas. Jika masing-masing
bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan Konsultan
Pengawas, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.

SPESIFIKASI TEKNIS 27
1.13.2 Cat dinding.
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan dan/ atau bagian-bagian lain yang ditentukan
gambar.
2. Material.
Cat menggunakan sekualitas ex. Mowilex, Catylac Dulux, Jotun
untuk eksterior. Sedangkan untuk interior menggunakan sekualitas
Catylac Dulux , Mowilek Cendana. Warna akan ditentukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Pengawas, setelah
mengadakan percobaan pengecatan (mock up).
3. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan pengecatan meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan dan Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah:
• Dinding bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui
oleh Direksi Teknis/ Konsultan Pengawas, tidak miring dan
harus rata (tidak bergelombang).
• Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagian yang
kotor dibersih-kan, harus diaci halus dan licin.
• Dinding bagian yang akan dicat tidak basah/lembab atau
berdebu.
• Didahului dengan membuat percobaan pengecatan (mock up)
pada dinding bagian yang akan dicat.
• Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga di
mana cat tersebut diproduksi atau tenaga ahli mengecat
dengan pengawasan/ petunjuk dari pabrik cat tersebut.
c. Dinding baru yang akan dicat harus mempunyai waktu cukup
untuk mengering. Setelah permukaan dinding kering, maka
persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok
tersebut.
d. Tahapan berikutnya pengkristalan/pengapuran, dengan amplas
lalu diplamir, setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi
dengan amplas halus sampai rata.
e. Bagian-bagian yang masih kurang baik diberi plamir dinding lagi
dan amplas halus setelah kering.
f. Pada bagian-bagian di mana reaksi alputih dipakai lapisan plamir
dan bagian di mana banyak rembesan air dipakai wall seater.
g. Sebelum digunakan cat harus diaduk terlebih dulu sampai
semua yang mengendap larut dan apabila perlu ditambah
dengan bahan pengencer, proporsi dan bahan sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik yang bersangkutan.
h. Pengecatan dilakukan dengan roller dan kuas halus pada bidang
yang sulit-sulit dan tidak mudah lepas serabut-serabutnya.

SPESIFIKASI TEKNIS 28
i. Setelah bidang-bidang tersebut rata dan halus, pengecatan
dimulai lapis demi lapis secara merata, minimum 3 (tiga) putih
sampai mencapai warna yang dikehendaki. Pengecatan lapisan
berikutnya baru boleh dilaksanakan apabila lapisan sebelumnya
telah cukup kering.
j. Sebelum pengecatan dimulai plesteran telah berumur 14 hari,
dinding harus diamplas halus, bersih dari debu, lubang-lubang
yang mungkin ada sudah diisi, celah dan retak sudah diperbaiki
k. Plamur digunakan untuk bekas bobokan, retak, dinding luar
tidak boleh menggunakan plamur.
l. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat
baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai
membentuk bidang yang rata.
m. Cat dasar yang digunakan berjenis water based sealer untuk
permukaan, plesteran beton, papan gypsum, dan panel kalsium
silikat.
n. Cat akhir yang digunakan berjenis emulsion untuk permukaan
interior plesteran, beton, dan papan gypsum.
o. Cat akhir yang digunakan berjenis weathershield untuk
permukaan bagian luar yang tidak terlindungi atap.
p. Untuk warna-warna yang sejenis, Penyedia Jasa Konstruksi
diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor
percampuran (batch number) yang sama.
q. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang
yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang.
1.13.3 Pekerjaan Menie Kayu dan cat.
1. Lingkup Pekerjaan.
Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan bidang kayu yang
ditentukan gambar (papan listplank).
2. Material.
Menie yang digunakan adalah sekualitas menie kayu, Jago warna
merah, dan cat kayu Emco.
3. Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Semua kayu hanya boleh dimenie dan dicat di lokasi proyek dan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Sebelum pekerjaan menie dan cat dillakukan, bidang kayu kasar
harus diamplas dengan amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan
amplas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
c. Pekerjaan menie dan cat dilakukan dengan menggunakan kuas,
dilakukan berlapis, sedemikian rupa sehingga bidang kayu
tertutup sempurna dengan lapisan manie dan cat.
d. Gosoklah lapis pertama dengan kertas amplas segera setelah
pengolesan, untuk menjamin peresapan dengan baik.
e. Pekerjaan tersebut diulangi beberapa putih sampai menghasilkan
permukaan yang diinginkan.
1.13.4 Pekerjaan Cat Plafond.
1. Lingkup Pekerjaan.
Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan Plafon.
2. Material.
Cat yang digunakan adalah sekualitas Wiratex, Propan dan Avitex
3. Pelaksanaan Pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 29
a. Semua dicat di lokasi proyek dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan cat dilakukan dengan menggunakan kuasatau roll,
dilakukan berlapis, sedemikian rupa sehingga plafon tertutup
sempurna dengan lapisan cat.
c. Pekerjaan tersebut diulangi beberapa kali sampai menghasilkan
permukaan yang diinginkan.
1.13.5 Pekerjaan Cat Besi.
1. Lingkup Pekerjaan.
Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan Genteng.
2. Material.
Cat yang digunakan adalah sekualitas Jago , dan Avian
3. Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Semua Besi dicat di lokasi proyek dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan cat dilakukan dengan menggunakan kuas atau roll,
dilakukan berlapis, sedemikian rupa sehingga Besi tertutup
sempurna dengan lapisan cat.
c. Pekerjaan tersebut diulangi beberapa kali sampai menghasilkan
permukaan yang diinginkan.

1.14. Pekerjaan Penangkal 1.14.1. Pekerjaan Penangkal Petir


Petir 1. Persyaratan Umum
a. Pekerjaan instalasi Penangkal Petir ini harus dilaksanakan oleh
instalatir yang telah berpengalaman dibidangnya.
b. Gambar spesifikasi dan risalah Aanwijzing merupakan suatu
kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor
harus menjalin hubungan yang baik dengan kontraktor lain
dalam pekerjaan ini sehingga didapat hubungan yang baik
untuk secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai
dengan jadwal dan spesifikasi yang ditentukan.
c. Dalam hal pelaksanaan pemasangan instalasi Penangkal Petir ini
harus dilaksanakan oleh instalasi Penangkal Petir yang
pertanggung jawaban tetap menjadi beban kontraktor utama.
Penunjukan instalatir Penangkal Petir sebelumnya harus
mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
e. Ijin dan pemeriksaan
Kontraktor bertanggungjawab penuh atas mutu instalasi dan
peralatan yang digunakan. Semua ijin-ijin dan pemeriksaan dari
Badan pemerintah yang berwenang adalah merupakan
tanggungjwab Kontraktor sepenuhnya
f. Koordinasi dengan pekerjaan lain
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib Croos cheking
antara gambar instalasi Penangkal Petir dengan
gambar/spesifikasi dari pekerjaan yang lain yang berhubungan
satu dengan yang lainnya agar didapat mutu pekerjaan yang
baik. Bila terdapat kelainan dari gambar-gambar maupun
spesifikasi dari pekerjaan lain kontraktor wajib melaporkan
kepada pengawas atau pemberi tugas
g. Pengawasan
Kontraktor wajib dan bertanggung jawab atas semua
pekerjaannya. Kontraktor wajib menempatkan tenaga
pengawas dan tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaannya
sendiri. Penanggungjawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu
berada di tempat pekerjaan dan dapat mengambil keputusan

SPESIFIKASI TEKNIS 30
penuh, demi kelancaran pekerjaan
2. Ruang Lingkup Pekerjaan
Pekerjan Penangkal Petir ini meliputi pengadaan, pemasangan
instalasi Penangkal Petir, pengesahan dari semua
peralatan/material yang disebutkan dalam spesifikasi ini atau
pengadaan dan pemasangan peralatan /material yang menunjang/
mendukung sehingga sistem instalasi ini akan bekerja dengan baik.
3. Bahan Dan Material
a. Semua material/bahan yang digunakan/dipasang harus dari
jenis material bekwalitas terbaik dalam keadaan baru (tidak
dalam keadaan rusak atau afkir), sesuai dengan mutu dan
standart yang berlaku, baik standart nasional maupun
internasional. Instalatir dalam hal ini kontraktor,
bertanggungjawab penuh atas mutu dan kwalitas material yang
akan dipakai, setelah mendapat persetujuan dari pengawas
atau pemberi tugas
b. Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, instalatir harus
menyerahkan contoh-contoh-contoh (sample) dari bahan-
bahan yang akan dipasang/digunakan kepada pengawas.
c. Daftar merk peralatan/material yang akan digunakan, katalog
dan brosur harus dilampirkan dalam dokumen tender, bila
kemudian hari ada kelainan antara daftar dengan
pengadaannya maka kontraktor wajib mengganti semua
peralatan yang telah dipasang.
d. Bila ternyata peralatan tidak sesuai dengan daftar yang
diajukan/disetujui Pengawas atau yang memberi tugas, semua
penggantian merk/jenis dari peralatan yang telah disetujui
dalam daftar akan diadakan perhitungan biaya (minder) dari
biaya kontrak
4. Persyaratan Teknis
a. Penangkal Petir
Jenis-jenis yang dipasanga antara lain :
1) Spliter (tombak atas)20 mm (3/4") t : 1,5 m
2) Kabel NYY 1x70 mm2 merk sekulitas “CLIPSAL”
3) Kabel BC 50 mm2
4) Grounding Max 5 ohm termasuk pembumian
5) Bak Kontrol 60x60x65cm
Jenis-jenis tersebut dipasang sesuai dengan gambar
perencanaan

1.15. Pekerjaan 1.15.1 Pekerjaan perlengkapan Jaringan Data Dan Wifi


perlengkapan 1. Lingkup Pekerjaan.
Jaringan Data Dan Yang termasuk pekerjaan ini adalah Pekerjaan perlengkapan
Wifi Jaringan Data Dan Wifi
a. Material.
1) Outlet data/ Stop kontak Soket RJ 45
2) Stop Kontak dan Wireless Wall-Plate AP EAP115; 2.4 GHz
802.11n & 5 GHz 802.11ac
3) Kabel Data CAT.5 Soket RJ-45
b. Pelaksanaan Pekerjaan.
1). Semua Pekerjaan Asesoris di lokasi proyek dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
2). Pekerjaan tersebut dikerjakan dengan rapih dan berfungsi
dengan baik.
1.16. Pekerjaan Fire Alarm 1.16.1 Pekerjaan Fire Alarm System Konvensional
System Konvensional 1. Lingkup Pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 31
Yang termasuk pekerjaan ini adalah Pekerjaan Fire Alarm System
Konvensional
2. Material.
a. Panel MCFA dan Baterai merk Eropa (Jerman)x1 set
b. smoke detector merk Eropa (Jerman) include base
c. Lampu Indikator
d. Alarm bell
e. manual call point
f. Kabel dan aksesoris
g. instalasi untuk semua unit, testing, commisioning dan training.
3. Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Semua Pekerjaan Asesoris di lokasi proyek dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan tersebut dikerjakan dengan rapih dan berfungsi
dengan baik.
4. Pengujian
Pengujian Alarm
Setelah pengujian Alarm dinyatakan baik Instalasi Alarm dapat diuji
berfungsi dengan baik atau tidak. Dalam pengujian Alarm yang perlu
diuji ialah :
a. Dapat mendeteksi kebakaran atau tidak
b. fungsi-fungsi fitur lift dapat berfungsi dengan baik
c. faktor kemanan dapat berfungsi dengan baik
d. apabila terjadi kerusakan atau belum berfungsi dengan baik
maka masih menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

1.17. Pekerjaan Alat 1.17.1. Pekerjaan Alat Kantor


Kantor Pengadaan dan Pemasangan Alat Pemadam Kebakaran (APAR)
1. Lingkup Pekerjaan.
Yang termasuk pekerjaan ini adalah Pengadaan dan Pemasangan
Alat Pemadam Kebakaran (APAR)
2. Material.
Alat Pemadam Kebakaran CO2 2,3 Kg Dipasang sesuai gambar
desain pada gambar kerja.
3. Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Semua Pekerjaan APAR di lokasi proyek dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan tersebut dikerjakan dengan rapih dan presisi
menghasilkan bentuk yang diinginkan.

1.18. Tata Tertib 1. Penyedia Barang/Jasa wajib menjaga keamanan dan ketertiban di lokasi
pekerjaan.
2. Semua personil yang ditugaskan/yang bekerja harus mengikuti tata tertib
dan peraturan yang berlaku di lingkungan kegiatan.
3. Pada akhir kerja Penyedia Barang/Jasa diharuskan membersihkan area
kegiatan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan termasuk sisa-
sisa material bangunan, gundukan tanah bekas galian dan lain sebagainya,
serta memperbaiki jalan masuk yang rusak akibat alat angkut.

1.19. Penutup Hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang belum cukup
diatur dalam RKS ini akan ditentukan kemudian di dalam kontrak.

SPESIFIKASI TEKNIS 32
RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS
URAIAN
NO BAHAN SPESIFIKASI / MERK
PEKERJAAN
Semen Dynamic
Pasir Sungai Progo
Pekerjaan
Batu kali Merapi
1. Pasangan/Plesteran
Batu Bata Bantul
/Beton bertulang
Besi beton SNI
Batu pecah Pecah mesin
Besi IWF, Besi Canal C, IWF GG (Gunung Garuda,
Besi Siku dan Krakatau Steel, dan
Lautan Steel)
2. Pekerjaan Besi Besi Bertulang Besi Tulangan ( Perwira,
dan Krakatau Steel)
ACP ( Alumunium ACP (Seven, decobond,
Composite Panel ) Alucubon, dan Jiyu)
Keramik 600 x 600 cm
Pekerjaan Granit
3. Type Granit Polished dan Indogress, Roman KW. I
Lantai dan dinding
Unpolished
Granit
Pekerjaan Dinding Muliplex 9mm dan 18mm Kayu Meranti, KW. I
4.
Partisi dan Interior Metal runner Sesuai di pasaran
Rangka Aluminium 4” Alexindo putih dop

Frame pintu/jendela Alexindo putih dop


Pekerjaan
5.
Alumunium
Engsel pintu/Handel Dexson
pintu/Lock case/ Grendel Dexson
/Cashment/Slot Tanam Dexson
Rangka Plafon Hollow
Galvalum 20/40 cm dan GT
40/40 cm
Pekerjaan Plafon
6. Gypsum 9mm dan GRC Elephan Board
3,50 mm
List gypsum C4, C15 Produck local KW.I
Cat Dinding Catylac, Jotun
Pekerjaan
7. Cat Plafon Sanalux
Pengecatan
Cat Besi Jago, Avitex
Atap Genteng Morando Genteng Tanah Morando
8. Pekerjaan Atap
Glazurr Kebumen
Kabel Supreme
Lampu LED Philips
Armateur Philips
Saklar Philips
Kotak kontak Philips
9. Pekerjaan Elektrikal Pipa Instalasi Maspion

Lift Elevator 800Kg UOLA-VOLKSLIFT


Germany (ex China)
Model VE0800/1.0-VVVF 3/3/3

10.

SPESIFIKASI TEKNIS 33

Anda mungkin juga menyukai