Anda di halaman 1dari 28

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DAERAH


Jln. Tikala Ares No. 80 Manado 95124, e-mail : puprdsulut@gmail.com
http://dispuprd.sulutprov.go.id

SPESIFIKASI TEKNIS

Nama Paket : Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Buko Tuntung (DAK)

Lokasi Pekerjaan : Kab. Bolaang Mongondow Utara

Sumber Dana : DANA ALOKASI KHUSUS APBD PROV. SULUT

Tahun Angaran : 2023


SPESIFIKASI TEKNIS

NAMA PAKET : Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Buko Tuntung (DAK)

LOKASI : Kab. Bolaang Mongondow Utara

TAHUN ANGGARAN : APBD 2023

SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI

Bahan yang dipergunakan di dalam Pekerjaan harus :


a) Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku, dalam pelaksanaan kegiatan ini
mengacu pada SPESIFIKASI UMUM SUMBER DAYA AIR (CEW-07 Pusbin KPK
Dep. PU tahun 2005 atau Revisi terbaru).
b) Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam Gambar dan
seksi lain dari SPESIFIKASI UMUM SUMBER DAYA AIR (CEW-07 Pusbin KPK Dep.
PU tahun 2005 atau Revisi terbaru ).
c) Pengujian bahan dan hasil produk dalam pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada
SPESIFIKASI UMUM SUMBER DAYA AIR (CEW-07 Pusbin KPK Dep. PU tahun
2005 atau Revisi terbaru ).
d) Semua Produk harus baru.
e) Bahan yang digunakan harus sesuai dengan Standar SNI.
BAB II
SPESIFIKASI PERALATAN BANGUNAN KONSTRUKSI

Peralatan utama minimal yang dibutuhkan yaitu :

No Jenis Alat / Type Kapasitas Jumlah Status Kepemilikan


(Minimal) (Minimal)

1 Excavator 80-140 HP 1 unit Milik atau Sewa

Self Loading Concrete Milik atau Sewa


2. 2.5 M3 1 unit
Mixer
3. Water Tank Truck 5000 L 1 unit Milik atau Sewa

4 Dump Truck 3– 4 m3 1 Unit Milik atau Sewa

5 Waterpass Digital - 1 unit Milik atau Sewa

a. Semua alat yang dipergunakan masih berada dalam kondisi operasi yang
baik.
b. Apabila alat mengalami kerusakan sementara pelaksanaan pekerjaan,
kontraktor berkewajiban memperbaiki atau mengganti dengan alat lain dalam
jangka waktu yang ditentukan PPTK/Pengawas Lapangan.
c. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan karena alat yang tidak berfungsi, tidak
menjadi alasan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
d. Alat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya tidak dapat digunakan.
e. Semua peralatan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari PPTK/Pengawas Lapangan.
f. Penarikan / pengambilan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan, harus
mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PPTK/Pengawas
Lapangan.
g. Kontraktor dianggap melakukan kelalaian apabila seluruh ketentuan di atas
tidak dipenuhi.
BAB III
SPESIFIKASI KEGIATAN

Lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Rehabilitasi Daerah Irigasi Buko Tuntung
(DAK) dengan tingkat resiko pekerjaan kecil dan rincian item pekerjaan sebagai berikut :

II PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Mobilisasi
2) Biaya Penyelenggaraan Sistem Managemen K3 Konstruksi

II PEKERJAAN SALURAN
1 Galian Tanah Biasa Manual sedalam ≤ 1 m’
2. Pasangan batu dengan Mortar Tipe N
3. Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar jenis PC-PP tipe S (mutu PP tertentu setara dengan
campuran 1 PC: 3 PP)
4. Siaran dengan mortar jenis PC-PP tipe M (mutu PP tertentu setara dengan campuran 1 PC: 2
PP)
5. Timbunan tanah atau urugan tanah kembali

III PEKERJAAN PADA DAERAH PINTU SADAP BB.6


1. 1 M2 Bekisting untuk permukaan Beton biasa dengan multiflex 12 mm
2. 1 M3 Beton mutu f’c =14,5 MPa ( K175 )
3. Penulangan dengan Besi Polos
4. Bongkar 1 M3 pasangan Batu ( Manual 0
5. Pasangan batu dengan Mortar Tipe N
6. Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar jenis PC-PP tipe S (mutu PP tertentu setara dengan
campuran 1 PC: 3 PP)
7. Siaran dengan mortar jenis PC-PP tipe M (mutu PP tertentu setara dengan campuran 1 PC: 2
PP)

Seluruh item pekerjaan diatas harus dikerjakan sesuai dengan SPESIFIKASI UMUM
SUMBER DAYA AIR (CEW-07 Pusbin KPK Dep. PU tahun 2005)
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 180 ( Seratus Delapan Puluh ) hari
kalender terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja dan masa pemeliharaan selama 180
(Seratus Delapan Puluh) hari kalender terhitung sejak Tanggal Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO).

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Tata cara pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan kegiatan ini semua
mengacu pada SPESIFIKASI UMUM SUMBER DAYA AIR (CEW-07 Pusbin KPK
Dep. PU tahun 2005).
.

TINGKAT RESIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI DAN KEBUTUHAN PERSONIL


KESELAMATAN KONSTRUKSI
Prinsip keselamatan Konstruksi antara lain, Mitigasi risiko keselamatan dan
Kesehatan Konstruksi. Komponen / Item pekerjaan penyelenggaraan keamanan dan
kesehatan kerja serta keselamatan konstruksi dimasukan dalam Daftar Kuantitas dan
harga dengan besaran biaya sesuai dengan kebutuhan.
Perkiraan biaya penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta keselamatan
konstruksi mencakup penyiapan RKK, sosialisasi dan promosi K3, Alat pelindung
diri/kerja, asuransi dan perijinan,keselamatan konstruksi, dan lain lain terkait
pengendalian risiko K3 dan Keselamatan Konstruksi.
Perkiraan biaya ini di muat dalam analisa harga satuan pekerjaan pada item
Pekerjaan Persiapan : I.2 Biaya Penyelenggaraan Sistem manajemen K3
Konstruksi. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( terlampir ).
Berdasarkan peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor
21/PRT/M/2019 Tentang Pedoman System Manajemen Keselamatan Konstruksi,
maka untuk penetapan tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi pada pekerjaan ini
yaitu Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi Kecil, sehingga
persyaratan kualifikasi kompetensi kerja ditetapkan menggunakan Sertifikat
Petugas K3 Konstruksi dengan pengalaman 0 ( nol ) Tahun.
BAB IV
SPESIFIKASI METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN : Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Buko Tuntung ( DAK)


LOKASI : Kab. Bolaang Mongondow Utara
T. A : 2023

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Mobilisasi dan Demobilisasi


Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan
digunakan dalam pekerjaan.
1. Mobilisasi personil
Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil
yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain:
1. Pelaksana Lapangan : 1 orang
2. Petugas K3 Konstruksi : 1 orang

2. Mobilisasi alat
Peralatan yang akan digunakan di lapangan harus dipersiapkan paling lambat 3
hari sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini
antara lain:
1. Excavator 80-140 HP : 1 unit
2. Self loading Concreate Mixer 2,5 M3 : 1 Unit
3. Water Tank Truck 5000 L : 1 Unit
4. Dump Truck 3-4 m3 : 1 unit
5. Waterpass Digital : 1 unit

Semua peralatan utama merupakan milik sendiri maupun sewa yang dibuktikan
dengan surat dukungan/perjanjian sewa alat. Mobilisasi peralatan dapat dilakukan
pada awal pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir pekerjan
setelah pekerjaan selesai.
3. Mobilisasi bahan
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini seperti semen, pasir, krikil, batu kali,
baja tulangan, kawat beton, paku dan yang lainnya diangkut ke tempat
penyimpanan sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.

B. Shop Drawing
Sebelum mengerjakan pekerjaan, terlebih dahulu membuat Gambar-gambar kerja
(shop drawing) yang acuannya dari Gambar Rencana yang terakhir. Jika terdapat
perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di lapangan, maka
yang dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Direksi.
Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai dengan
keadaan sebenarnya di lapangan. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari
gambar rencana, akan mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari
daerah yang dipatok. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau
pendapat / revisi pada satu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada kontraktor. Setelah diperbaiki, diajukan kembali gambar yang Direksi
diminta untuk direvisi. Gambar tersebut akan digambar kembali diatas kertas A3
dan setelah disetujui oleh Direksi, mka diserahkan kepada Direksi gambar asli
dan 3 (tiga) lembar hasil rekamannya.

C. Penyediaan Lokasi Hasil Galian


Lokasi Hasil Galian akan dipersiapkan sebelum melaksanakan pekerjaan galian
dengan persetujuan Direksi/Pengawas.

D. Penyediaan Air Bersih


Untuk pengadaan air bersih diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi
air bersih ke Water Tank Truck. Pemasangan pompa air dilakukan dengan
terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk mendapatkan sumber air, kemudian
dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air bersih ditampung dalam toren air .
Air bersih dapat juga diperoleh dari sumber existing yang ada dengan
penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.
E. Pemasangna Bowplank
1. Pada setiap pembuatan bangunan dan bangunan, dipasang
bouwplank/profil dan mencantumkan elevasi serta nama bangunannya.
Pemasangan bouwplank/ profil berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok
hasil pengukuran Uitzet dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila
pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari
Direksi.
2. Bouwplank dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk
membimbing pelaksanaan dilapangan digunakan tarikan benang dan kapur
bangunan agar terlihat bentuk tanah yang akan digali ataupun bangunan yang
akan dipasang, untuk pekerjaan tanah profil dipasang setiap jarak 25 m
ataupun lebih rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus
digali ataupun yang harus ditimbun.

F. Pembersihan Lahan dan Pembuangannya


Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang akan
dikerjakan dari kotoran-kotoran, rerumputan, semak belukar, pepohonan,
tonggak-tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari permukaan tanah), dan
semua rintangan permukaan kecuali bangunan-bangunan sampai permukaan
tanahnya kelihatan.
Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-
tonggak dan sampah lainnya) akan dibakar sampai habis pada lokasi yang aman,
dijaga dan tidak membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya. Sisa
pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang menyala/membara ditanam
dan diurug kembali secara rapi.

G. Pemasangan Papan Nama Proyek


1. Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar
putih dengan redaksi dan ukuran 1,50 m x 1,00 m
2. Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk
Direksi.
3. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan
pondasi yang cukup stabil dan dipasang di lokasi yang disetujui direksi.
H. Penyediaan Kantor Direksi
Merundingkan terlebih dahulu dengan Direksi mengenai pembagian halaman
untuk bangunan sementara. Selanjutnya membuat bangunan sementara yang
terdiri dari tempat penimbunan barang- barang, gudang, ruang Direksi, ruang
Kontraktor, kamar mandi/WC dan ruang- ruang lain yang dianggap perlu.
Menyediakan sebuah bangunan untuk direksikeet minimal 20 m2 dan dilengkapi
panil-panil untuk menempel gambar-gambar.
Ruang Direksi dilengkapi minimal dengan:
- set meja kerja dan kursi
- 1 set meja rapat dan kursi, kapasitas minimal untuk 12 orang
- 1 set meja dan kursi tamu
- 1 white board
Menyediakan kantor lapangan, akomodasi kantor yang cocok dan fasilitas yang
memenuhi kebutuhan proyek di tempat-tempat pekerjaan penting. Memelihara
bangunan sementara yang telah ada di lapangan dan memperbaiki/mengganti
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan. Bangunan-bangunan seperti
ruang Direksi, los kerja dan bangunan sementara akan dibongkar setelah
mendapat persetujuan Direksi.

I. Pembersihan Sisa Material dan Fasilitas Sementara


Selama periode pelaksanaan pekerjaan, memelihara pekerjaan bebas dari
akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh
operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya pekerjaan, semua sisa bahan
bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan
mesin-mesin disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak
dibersihkan, termasuk juga semua fasilitas sementara seperti gudang, kantor
lapangan dan jembatan sementara, sehingga proyek ditinggal dalam kondisi siap
pakai dan diterima oleh direksi pekerjaan.

Sebelum pekerjaan pengukuran dimulai, tapak proyek dibersihkan dari rumput,


semak-semak, lumpur, akan pohon, tanah humus, puing-puing dan segala
sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat menggangu jalannya pekerjaan.
Penebangan pohon-pohon sesuai dengan petunjuk Direksi.
Semua barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi, selambat-
lambatnya sebelum pekerjaan galian tanah dimulai.
Pembersihan Selama Pelaksanaan
1. Melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja,
struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa
bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-
operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan
bersih setiap saat.
2. Bilamana dianggap perlu, menyemprot bahan dan sampah yang kering
dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan.
2. Menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan,
kotoran dan sampah sebelum dibuang.
3. Membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah ditempat yang telah
ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat dan Daerah dan Undang-undang
Pencemaran Lingkungan yang berlaku.

Pembersihan Akhir
Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai dan mengembalikan bagian-bagian dari tempat
kerja yang tidak diperuntukkan dalam dokumen kontrak ke kondisi semula,
membongkar bangunan-bangunan atau fasilitas penunjang sementara yang
dibangun.

J. Penerangan dan Keselamatan Kerja


1. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan sarana
pengamanan kerja baik itu berupa helm, sepatu, pakaian pelindung dan
pengaman lain yang diperlukan.
2. Menyelenggarakan, membangun tanda-tanda bahaya dan isyarat-
isyarat yang sesuai dan cukup serta mengambil tindakan pencegahan yang
perlu untuk perlindungan pekerjaan dan keselamatan umum. Jalan-jalan
yang tertutup bagi lalulintas harus dilindungi dengan perintang yang cukup,
perintang tersebut diberi penerangan atau lampu dan dinyalakan mulai sejak
matahari terbenam hingga matahari terbit.
3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat untuk menghindari
hal – hal yang tidak diinginkan.
4. Menjaga kebersihan agar menjamin kesehatan lingkungan.
5. Menyediakan kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi
pertolongan darurat bila ada petugas/pekerja yang sakit.
6. Mengasuransikan tenaga kerja.
7. Penginapan untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan.
8. Menyediakan fasilitas sebagai berikut;
- Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan
keamanan.
- Air minum atau air bersih yang dapat diminum untuk semua keperluan
selama pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada diproyek.
- Alat-alat pemadam kebakaran.
- Alat-alat P3K.
- Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan termasuk septictank
sementara.
- Alat Komunikasi.
- Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
- Alat pengendalian dan pengamanan lalu lintas.

II. UITZET/PENGUKURAN

A. Pengecekan Patok BM dan pemasangan patok CP


1. Memastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan
sesuai dengan data Badan Pertanahan Nasional
2. Jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi
dengan baik, dibuat patok beton dengan cor dan memasang titik batas
dengan tanda paku tertanam di tiap patok dan melindungi patok-patok
tersebut dengan perimeter yang baik dan mudah dipantau (dari bambu atau
kaso dan diberi tanda warna atau bendera atau tanda lain yang mudah
dilihat)
3. Setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint
Survey yang sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan
Pengawas disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh pengukuran
berikutnya
4. Titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan
cross check apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar
desain atau gambar konstruksi —jika terjadi perbedaan maka akan
dilaporkan kepada Konsultan untuk dilakukan penyesuaian gambar desain.
5. memastikan patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan
seluruh titik sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama
pelaksanaan proyek dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi
acuan awal pelaksanaan pematokan (stacking out) pada bangunan-
bangunan yang akan dilaksanakan
6. Membuat patok-patok Control Point (CP) untuk mempermudah
pelaksanaan pengukuran dan pematokan berikutnya

B. Pengukuran
Langkah Kerja
1. Menyiapkan catatan, daftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal
yang akan diukur.
2. Menententukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai
didapat kedataran.
4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan menolkan piringan sudut
horizontal dan kunci kembali dengan memutar sekrup piringan bawah.
5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat
sudut horizontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini
merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum
jam, kemudian putar teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke
titik P2.
7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan
luar biasa untuk bacaan muka.
8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan
pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini
merupakan bacaan belakang.
9. Dengan cara yang sama, dilakukan pada titik-titik poligon berikutnya
hingga kembali lagi ke titik P1.
10. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat
masing-masing titik.
12. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.
C. Pengukuran Water Pass
Langkah Kerja;
1. Menyiapkan alat ukur waterpass di atas kaki tiga, dan siapkan pula alat
tulis untuk mencatat hasil pengukuran
2. Buka kaki tiga dari pengunci
3. Berdirikan dan dalam keadaan tidak terkunci tinggikan sampai kira-kira
sebatas dada, kemudian kuncikan kembali
4. Renggangkan ketiga kakinya membentuk segitiga sama sisi dengan jarak
antar kaki sekitar 60 cm dan kepala kaki tiga dalam keadaan mendatar
5. Keluarkan alat ukur dari tempatnya, kemudian pasang di atas kepala kaki
tiga yang sudah disiapkan tadi, pasang skrup yang ada di kepada kaki tifa
pada lubang yang ada di bagian bawah alat ukur cukup kuat agar antara
kaki tiga dan alat betul-betul menjadi satu kesatuan. Lalu injak alat injakan
yang ada di kaki tiga
6. Mengatur teropong sejajar dengan dua buah skrup pendatar
7. Putar kedua skup pendatar ke atas atau kebawah secara bersamaan dan
skrup ketiga sebagai pengatur sampingan, sampai gelembung nivo tepat
ditengah kotak
8. Untuk memenuhi syarat garis bidik sejajar garis nivo, atur gelembung nivo
tabungnya agar tepat ada ditengah dengan menggunakan skrup pengatur
nivo tabung
9. Arahkan tropong ke sasaran, berupa rambu ukur yang didirikan tegak
diatas titik pengukuran
10. Cek benang diafragma terlihat atau tidak. Bila tidak terlihat putar-putar skrup
pemokus difragma sampai benang diafragma tersebut terlihat jelas
11. Menentukan dua titik A dan B
12. Membagi panjang PQ dalam beberapa slag
13. Membaca benang tengah di tiap slag, dengan menganggap bacaan bt yang
berlawanan dengan arah pengukuran menjadi arah belakang (b), yang
searah menjadi arah muka (m) dan catat pada lembar kerja. Hitung beda
tinggi tiap-tiap slag.
D. Pengukuran Situasi, Potongan Memanjang dan Melintang
- Pengukuran situasi
Pengukuran situasi dilakukan dengan menggunakan electronic total station
(ets) atau dengan alat ukur teodolit dengan ketelitian bacaan ≤ 20”. Data yang
diukur mencakup semua obyek bentukan alam dan buatan manusia yang ada
disekitar bangunan rencana .
Pada pengukuran situasi tersebut, pengambilan titik ukur detail / rapat. Hal ini
karena pada lokasi disekitar rencana jembatan akan dilapangkan.
- Profil Memanjang
Pengukuran penampang memanjang dalam pelaksanaanya di lakukan
bersamaan dengan pengukuran sifat datar atau pengukuran penampang
melintang .
Pengambilan data penampang memanjang dilakukan dengan setiap
perubahan muka tanah dan sesuai dengan kerapatan detail yang ada
sepanjang trase. Pembacaan rambu harus di lakukan pada pada tiga benang
yaitu : benanf atas, benang bawah, benang tengah
- Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang saluran di lakukan alat sipat datar pada
daerah datar dan terbuka, tetapi pada daerah dengan topografi bergelombang
dilakukan dengan menggunakan teodolit kompas dengan ketelitian bacaan
20”.
Pengukuran penampang melintang saluran dilakukan tegak lurus dengan ruas
jalan. Pengambilan data dilakukan pada tiap perubahan muka tanah dan
sesuai dengan kerapatan detail yang ada dengan mempertimbangkan factor
skala peta yang dihasilkan dan tingkat kepentingan data yang akan
ditonjolkan,
Sketsa penampang melintang tidak boleh terbalik antara sisi kanan dengan
sisi kiri. Untuk mempermudah pengecekan, pada masing masing sisi koridor
di beri notasi yang berbeda, misalnya koridor sebelah kiri dari center line jalan
diberi notasi alphabetic dan untuk koridor sebelah kanan di beri notasi
numbers.
Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan persyaratan : Kondisi
datar, landai dan lurus dilakukan pada interval tiap 50 m dengan lebar koridor
disesuaikan dengan perencanaan.
III. SOSIALISASI

- Persiapan.
1. Koordinasi,
Melakukan koordinasi dengan Camat, Lurah/Kepala Desa, di lingkungan setempat.

2. Penyiapan Tempat.
Lokasi tempat rapat disiapkan sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait pada
saat koordinasi.
Materi sosialisasi sekuraung-kurangnya memuat:
1. Rencana dan Kegiatan Secara umum.
2. Waktu Pelaksanaan.
3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.
4. Gangguan dan hambatan yang akan timbul.

IV. PEKERJAAN TANAH


A. Pekerjaan Galian Tanah Biasa
1. Tahapan Pekerjaan:
a. Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan
kelandaian , sesuai gambar atau sesuai perintah Direksi Pekerjaan.
b. Penggalian secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai
gambar, hasil galian dipindahkan dengan dump truck ke lokasi yang tepat dan
diratakan sehingga dapat mencegah dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
c. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.
d Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan
adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
e Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
f Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

B. Pekerjan Timbunan dan Pemadatan


1. Tahapan Pekerjaan:
a. Bersama direksi melakukan pemeriksaan terhadap titk-titik timbunan.
b. Sebelum mulai menimbun permukaan tanah digaruk sampai kedalaman
yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai
kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari tanah yang digaruk selalu dijaga
secara baik.
c. Penimbunan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum hamparan
material sebelum dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan
material pada sisi kemiringan luar atau dalam dilebihkan minimal 30 cm dari
garis rencana agar pada saat setelah perapian didapat kepadatan yang
sama diseluruh bidang rencana dan pemadatan menggunankan alat
pemadat/stamper.
d. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil timbunan.
e. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan
adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
f. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
g. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

V. PEKERJAAN PASANGAN
A. Pekerjaan Pasangan batu, Plesteran dan Siaran
Tahapan Pekerjaan:
1. Pasangan batu Plesteran dan siaran :
a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 4 PP (12,5
Mpa) dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Self Loading
Concrete Mixer atau dengan cara manual.
b. Sebelum Pasangan batu dimulai, permukaan batu pasangan dibersihkan dan
dibasahi dulu dengan air, kemudian batu disusun sesuai ukuran ketebalan
yang direncanakan dan dengan mengisi spesi untuk setiap batu yang di
susun secara padat dan rapih.
c. Sesudah pasangan batu tersusun rapi sesuai ukuran yang di rencanakan ,
maka bagian atas atau dek saluran dan lantai saluran diplester sesuai gambar
desain dengan ketentuan campuran Plesteran sbb :
Pasta semen dan pasir yang diaduk dengan perbandingan 1 : 3 , yaitu 1 PC :
3 PP dengan ketebalan 1- 1,5 Cm.
d. Sesudah dek dan lantai saluran di plester maka bagian miring saluran akan
disiar dengan ketentuan campuran sbb :
Pasir dan semen diaduk secara manual atau menggunakan Self Loading
Concreate Mixer dengan Perbandingan Campuran 1 PC : 3 PP dengan
ketebalan siaran minimal 1,5 cm untuk mengisi pori2 batu atau antara batu
secara rapih, bersih dan kuat.
e Penyelesaian dan perapihan pasangan dilakukan oleh pekerja yang terlatih
dan mahir dalam menyusun pasangan batu ,Plester dan siar. Apabila
pekerjaan pasangan tidak sesuai, tidak rapih maka harus diperbaiki..
f. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak
mengganggu lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu
peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
g Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

VI. PEKERJAAN GALIAN TANAH

1. Pekerjaan Galian Tanah


Tahap-tahap pekerjaan galian tanah saluran setempat yaitu:
- Penggalian tanah untuk pekerjaan pasangan dilakukan secara hati-hati serta
mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman dimensi saluran.
- Dinding galian tanah saluran dibuat dengan perbandingan 1 : 1
- Dalamnya galian tanah sesuai gambar atau sampai kedalam tanah padat/tanah
keras atau sesuai elevasi dasar yang di tentukan.
- Lebar dasar galian tanah saluran dibuat sesuai ukuran penampang/bouwplank.
- Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan
penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

2. Pekerjaan Penulangan
a) Perakitan tulangan
Untuk perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan dapat berjalan lebih
cepat.
Cara perakitan tulangan :
- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran rencana pekerjaan.
- Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada.
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan dengan kawat pengikat agar kokoh
dan tulangan tidak terlepas
b) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan , maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual karena tulangan untuk Plat ini tidak terlalu berat dan tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
- Hasil rakitan tulangan diletakkanpada posisi yang akan dikerjakan dan dikontrol
dengan WP .
- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar
ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi
tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

3. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
- Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
- Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
- Papan cetakan tidak boleh bocor
- Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
- Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi
retak.

4. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta
air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat
beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen
merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan
butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan
bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran
batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus
yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran yaitu:
- Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga
dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
- Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti:
semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk
pengecoran.
- Membuat adukan/pasta dengan bantuan alat self Loading Concrete Mixer
dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2
volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.
- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama
masukan pasir, kedua semen portland, ke tiga split dan biarkan tercampur
kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya Setelah
adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mixer dibalikan dan tungkan kedalam tungkup/tempat spesi.
- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam bagian yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk
kecelahcelah tulangan.
- Setelah melakukan pengecoran, maka dibiarkan mongering

VIII. MANAJEMEN PROYEK


1. Struktur Organisasi
Proyek ini akan dikerjakan oleh Tim Kerja yang dikendalikan oleh
seorang Site Manager yang memiliki Sertifikat Ahli Sumber Daya Air dengan
dibantu oleh Administrator, Logistic dan Pelaksanan. Pelaksana di bantu oleh Mandor
dan Juru Ukur.
Personil
inti lebih diprioritaskan yang mempunyai sertifikat irigasi dan pengalaman
pekerjaan sejenis.
2. Sub-Kontraktor Dan Suplayer
Diberikan pilihan kepada kontrakto utama.
3. Komunikasi
Pengelolaan komunikasi di lapangan antara lain terdiri dari;
Komunikasi antar personil inti.
Komunikasi antara anggota tim proyek dengan berbagai agen perusahaan
pemasok, penyewaan, dan sebagainya.
Antara kantor pusat dan lapangan
Antara proyek dengan pemerintah atau masyarakat umum setempat.
Penyelenggaraan komunikasi yang lancar tentu akan menghasilkan kinerja yang
baik bagi konstruksi.

IX. METODE PELAKSANAAN MANAJEMEN


1. Tenaga Kerja
Dalam manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan:
1. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.
2. Recruitment dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja.
3. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.
4. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek
berlangsung.
5. Perencanaan, penjadualan, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga
kerja.

2. Pemilihan Alat
1. Memastikan alat dirawat sesuai prosedur
2. Mengganti alat yang tidak sesuai atau tidak cocok.
3. Memastikan tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat
yang bersifat aus
4. Bila perlu menambah jumlah alat sehingga mencukupi kebutuhan pelaksanaan
5. Mengganti alat yang memiliki kapasitas yang lebih besar
6. Membuat sumber tenaga listrik cadangan.

3. Bahan/Material
a) Pemilihan Material
Untuk pemilihan material permanen pada suatu proyek konstruksi, harus
sesuaidengan ketentuan yang tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi yang
terdapatdalam kontrak
b) Pemilihan Pemasok Material
Pemilihan pemasok material pada dasarnya ditentukan pada penawaran harga
terendah, namun ada beberapa faktor lain yang dipertimbangkan sebelum
memutuskan, yaitu :
- Kehandalan pemasok
- Ukuran pemasok
- Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok
- Syarat pembayaran yang diminta oleh pemasok
- Kualitas material yang dipasok
- Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam keadaan tidak
terjadwal

c) Pembelian Material
Pengendalian pembelian dilakukan oleh petugas pembelian dengan
menggunakan buku pesanan pembelian yang dibuat dalam beberapa rangkap.
Masing-masing rangkap diserahkan kepada pihak-pihak yang terkait untuk
kelengkapan administrasi proyek. Rincian yang harus dimasukkan dalam buku
pesanan pembelian adalah :
- Nama dan alamat pemasok
- Nama orang yang memesan material
- Rincian material yang dibutuhkan
- Perintah penyerahan material
- Harga material yang dipesan
- Nama petugas yang bertanggung jawab terhadap pembelian material.
- Rincian untuk administrasi akutansi biaya pembelian material

d) Pengiriman Material
Pengiriman material berdasarkan surat permintaan pembelian material yang
telah disetujui dengan jaminan bahwa material yang akan dikirim pemasok
sesuai dengan spesifikasi dan dikirim ke lokasi yang tepat dan waktu yang
diminta.
e) Penerimaan Material
Material-material yang dipasok merupakan suatu hasil dari surat permintaan
pembelian yang wajib diperiksa pada saat penyerahan oleh bagian logistik.
Sebelum material dibongkar, petugas logistik memeriksa terlebih dahulu bahwa
material-material yang diserahkan benar-benar material pesanan yang
merupakan bagian dari pelaksanaan proyek. Hal-hal yang perludi periksa oleh
petugas logistik adalah :
- Material yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai dengan
spesifikasi.
- Kuantitas material pada saat diserahkan harus sama dengan permintaan.
- Kualitas material merk harus sama dengan catatan penyerahan.
- Material-material yang diserahkan harus dalam susunan yang baik.
Setelah petugas gudang selesai memeriksa penyerahan material dan hasilnya
baik, maka catatan penyerahan yang terdiri dari 2 rangkap sebagai bukti tanda
terima
harus ditandatangani. (angkap pertama dikembalikan kepada petugas yang
menyerahkan sedangkan rangkap kedua disimpan sebagai arsip yang
digabungkan dalam satu gandaan surat permintaan pembelian sebagai laporan
untuk kelengkapan administrasi. Laporan-laporan ini akan dijadikan dokumen
yang akan diserahkan pada pemegang pembukuan sebagai informasi perihal
penerimaan material yang dipesan, sehingga dapat mempersiapkan
pembayaran kepada pemasok ketika mengajukan penagihannya.

f) Penyimpanan Material
Penyerahan material yang sudah sesuai dan dapat diterima harus disimpan
dengan baik oleh petugas logistik. Petugas logistik ini bertanggung jawab
dalam menjaga dan menyimpan meterial-material yang diserahkan antara
waktu penyerahan sampai dengan material tersebut dikeluarkan dari logistik
yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. spek utama
manajemen material adalah aspek keamanan fisik dan selalu siap
(availibility). Pemeriksaan secara periodik terhadap material-material yang
disimpan harus diadakan untuk memperkuat catatan petugas logistik agar
tidak terjadi perbedaan jumlah material yang disimpan dengan catatan yang
ada.
g) Pengeluaran Material

Semua material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan proyek


konstruksi tercatat dan tersimpan di dalam gudang. Sehingga untuk
penggunaan material tersebut harus dikeluarkan dari gudang penyimpanan
dengan melengkapi
berita acara pengeluaran material yang dikeluarkan dari gudang penyimpanan
dengan melengkapi berita acara pengeluaran material yang dikeluarkan oleh
petugas gudang. Berita acara ini berisi informasi tentang jumlah dan jenis
material yang diambil, maksud penggunaan material dan informasi-informasi
lainnya yang terkait dengan material yang dibutuhkan. Petugas gudang harus
dapat menjamin bahwa material yang keluar dari gudang benar-benar untuk
kepentingan pelaksanaan pembangunan proyek dan sesuai dengan daftar
rincian dalam berita acara. Berita acara pengeluaran dari gudang harus
diperiksa oleh yang bertanggung jawab untuk menjamin :
- Material yang dikeluarkan dari gudang dibutuhkan dan benar-benar
digunakandalam pelaksanaan pembangunan proyek.
- nformasi yang terdapat dalam berita acara pengeluaran adalah benar
yangdiperlukan untuk proyek.
Bahan permanen dan bahan sementara yang dikeluarkan dari gudang akan
digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi, selanjutnya
petugas gudang tidak mempunyai kepentingan lagi terhadap material-material
tersebut. Untuk bahan sementara bila sudah tidak digunakan, akan
dikembalikanlagi ke gudang penyimpanan yang akan digunakan pada
pelaksanaan pembangunan proyek lainnya (sebagai contoh : cetakan,
pompa, molen, dan lain-lain).
Tanggung jawab atas keamanan bahan konstruksi yang harus dikembalikan
harus tetap atas nama orang yang bertanggung jawab atas dikeluarkannya
barang tersebut. Petugas gudang juga harus dapat menjamin bahwa semua
barang yang dipulangkan telah dibersihkan dan dapat beroperasi penuh. Bila
dibutuhkan perbaikan, petugas gudang harus memperbaiki secepatnya,
sehingga barang tersebut siap pakai bila tiba-tiba dibutuhkan.
4. Pengamanan ( Security )
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, harus menyediakan tenaga keamanan
sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
- Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
- Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian
- Pengamanan dan Pengaturan lalu lintas/lingkungan sekitar pada saat pelaksanaan
proyek
- Menjaga dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi proyek, agar
pelaksanaan proyek mendapat dukungan dari lingkungan setempat sehingga tidak
mendapat kendala dari lingkungan/masyarakat sekitar.
5. Program K3
Pelaksanaan K3 dilakukan sesuai dengan Rencana Usulan Keslamatan dan Kesehatan
Kerja. Pelaksanaan K3 meliputi:
a. Menyusun instruksi kerja.
b. Menyediakan peralatan keselamatan kerja seperti helm, sarung tangan, sepatu
keselamatan.
c. Membuat rambu-rambu keselamatan.
d. Menyediakan perlengkapan P3K.
e. Melakukan pelatihan kepada pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Metode Pengendalian Proyek


Pengendalian proyek bertujuan sebagai instrumen pengontrol progress pelaksanaan
pekerjaan dilapangan. Apabila terjadi permasalahan teknis maupun non teknis pada saat
pelaksanaan proyek atau indikasi-indikasi permasalahan yang muncul, maka sesegera
mungkin dicari jalan penyelesaiannya. Hal tersebut dimaksudkan agar keterlambatan
yang terjadi diproyek dapat diantisipasi atau dikejar di masa yang akan datang dan tidak
terlalu berdampak buruk pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya. Hal-hal yang menjadi
fokus pengendalian proyek, adalah:
- Waktu yang telah digunakan terhadap rencana
- Besar progress kemajuan proyek
- Mutu konstruksi yang telah dilaksanakan
- Biaya yang telah digunakan terhadap rencana
- Jumlah tenaga kerja yang digunakan
- Jumlah dan mutu material yang akan digunakan/dipasang
7. Jadwal Pekerjaan
Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan lebih detail (bulanan dan mingguan) dan akan dimonitor
secara cermat menggunakan laporan harian dan mingguan. Pengontrolan secara
keseluruhan akan dituangkan dalam bentuk Bar Chart. Aktivitas yang ditunjukkan pada Bar
Chart terdiri dari waktu untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar dan contoh-
contoh, pengadaan bahan, dan peralatan. Kemajuan pekerjaan selanjutnya akan diplot
dalam kurva-S yang menunjukkan perbandingan antara kemajuan pekerjaan dengan
jadwal yang direncanakan. Berikut Bar Chart dan Kurva S pada proyek Peningkatan
Jaringan Irigasi Subak Ulun Uma, Saluran Tersier – D.I. Ulun Uma

TIME SCHEDULE
(SKEMA RENCANA KERJA)

8. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


Pengelolaan dan Pemantauan terhadap lingkungan di sekitar pekerjaan antara lain;
a. Pengumpulan hasil galian dan perlindungan saat hujan.
Tanah galian langsung diangkut deng Dump Trruck ketempat pembuangan sementara
untuk yang akan digunakan kembali. Temapat pembuangan sementara dipastikan
aman saat terjadi hujan.
b. Pembuangan tanah secara periodik
Pembuangan tanah dilakukan secara periodik untuk menghidari longsor dan dampak
lingkungan lainnya
c. Pemberian MCK yang layak atas petunjuk Direksi
Tempat MCK yang layak perlu disedikan untuk menjaga kebersihan dan mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan

XI. KOORDINASI ANTAR DISIPLIN


Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan dilaksanakan secara
rutin antara pihak Kontraktor, Pengawas, dan Direksi Pekerjaan sebagaimana dituang
dalam kontrak. Demikian juga rapat internal antar bagian dalam organisasi kontraktor akan
dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu dan berfungsi membahas dan
koordinasi pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya serta program
pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut bertujuan agar tercipta suasana komunikasi kerja
yang harmonis sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan. Disamping itu juga
menerapkan sistem koordinasi yang sinergis antara semua pihak yang terkait dalam
kegiatan ini. Dalam pelaksanaan sistem koordinasi tersebut terdapat
garis instruksi, garis koordinasi, dan garis konsultasi antara beberapa pihak tertentu. Garis
instruksi merupakan garis/hubungan pemberian instruksi/tugas pelaksanaan pekerjaan dari
hirarki yang lebih tinggi (dalam hal ini pemberi tugas) ke pihak pelaksana (kontraktor ).
Garis koordinasi adalah garis/hubungan pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan dan
hubungan koordinatif dari pihak pelaksana (kontraktor ) ke hirarkhi yang lebih tinggi
(pemberi tugas), sementara garis konsultasiadalah hubungan/garis dari dua belah pihak
(kontraktor) yang sejajar kedudukannya yang bersifat konsultatif. Adapun hubungan antara
pemberi tugas, direksi lapangan, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan
kontraktor di gambarkan seperti bagan dibawah ini :

Gambar Diagram Koordinasi


XII. QUALITY CONTROL
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality Control )
terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain, adalah:
- Seluruh material yang digunakan
- Pemilihan tenaga kerja
- Perawatan alat
- Test material di laboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun
untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu
ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian teknik dan
melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang
dilaksanakan oleh CV. SB.
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana
yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa
proses pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai semua
sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan dan
spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat dijalankan dengan
baik dengan adanya:

- Sasaran mutu yang jelas


- Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
- Organisasi proyek yang handal
- Sistem dan prosedur mutu yang baku
- Penerapan manajemen mutu yang konsisten

XIII. PENUTUP

Demikian secara singkat metode pelaksaan yang akan kami laksanakan


di lapangan apabila kami ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan dan uraian langkah-
langkah kerja secara detail akan kami konsultasikan dengan direksi lapangan maupun
dengan pihak proyek.
BAB V

SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI

Personil inti yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini :

Pengalaman
No Jabatan Sertifikat Keahlian
(Minimal)
1 Pelaksana Lapangan 2 Tahun SKT Pelaksana
Lapangan Pekerjaan
Jaringan Irigasi
(Kode TS-031)
5 Petugas K-3 0 Tahun Sertifikat K3
Konstruksi Konsruksi

 Pelaksana Lapangan
Tenaga terampil ini memiliki pengalaman minimal 2 tahun dan memiliki
Sertifikat Keterampilan (SKT) Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jaringan
Irigasi (Kode TS-031) Sertifikat masih berlaku.
 Petugas K-3 Konstruksi
Tenaga ini memiliki Pengalaman 0 tahun dan memiliki sertifikat Petugas K-3
Konstruksi yang diterbitkan oleh unit kerja yang menangani keselamatan
konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan/atau
yang diterbitkan oleh lembaga instasi yang berwenang sesuai dengan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. (Sertifikat masih berlaku )

Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat sebagai bahan acuan bagi pelaksana
pekerjaan untuk melaksanakan kegiatan di lapangan dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Manado, Januari 2023


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

REINHARD R. WARIKI ,ST


Nip. 19730925 200801 1 006

Anda mungkin juga menyukai