Anda di halaman 1dari 24

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

Pasal - 1
LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang dimaksud di dalam Spesifikasi Teknis Pekerjaan adalah PENGADAAN BANGUNAN
GEDUNG KANTOR BKPH BRANG REA PUNCAK NGENGAS Tahun Anggaran 2022

Pasal – 2
PENYEDIAAN TENAGA & PERALATAN

1. Selama masa pelaksanaan Kontraktor harus menyediakan tenaga inti yang cukup memadai untuk
proyek ini yang sekurang-kurangnya terdiri atas :

No Uraian Personil Inti Jumlah Pengalaman Lampiran

Ijasah & SKT Pelaksana


1. Pelaksana (STM/SMK) 1 Org 3 Thn
Gedung+KTP+CV

Ijasah & Sertifikat


2. K3 (SLTA Sederajat) 1 Org 3 Thn
K3+KTP+CV

Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dikeluarkan Kontraktor
Pelaksana sudah harus menyerahkan nama-nama tenaga yang dipergunakan (ditugaskan) di atas lengkap
dengan curiculum vitae-nya serta Bagan Organisasinya.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta berfungsi dengan baik
yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan masing-masing komponen konstruksinya.
Peralatan yang harus disediakan oleh Kontraktor untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
No Alat yang dipergunakan Jumlah Keterangan
1 Dump Truck / Pick UP 1 bh Copy Bukti Kepemilikan (BPKB, STNK)/sewa
2 Pick Up 1 bh Copy Bukti Kepemilikan (BPKB, STNK)/sewa
3 Concrete Mixer 1 bh Copy Bukti Kepemilikan/sewa
4 Vibrator 1 bh Copy Bukti Kepemilikan/sewa
5 Stamper 1 bh Copy Bukti Kepemilikan/sewa
6 Scaffolding 5 set Copy Bukti Kepemilikan/sewa

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 1 | 24
Pasal - 3
PERSYARATAN UMUM

1. Bahan yang dipergunakan di dalam pekerjaan harus :


a. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.
b. Sesuai dengan ukuran, kebutuhan, tipe dan mutu yang dipersyaratkan dalam gambar dan seksi lain dari
spesifikasi ini, atau yang secara khusus disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik.
c. Seluruh produk harus baru.

2. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Direksi Teknik / Konsultan Pengawas contoh-contoh
untuk disetujui dari rencana pesanan.

3. Penyediaan Material
a. Sumber material
Lokasi-lokasi dan sumber material yang mungkin dapat digunakan telah pernah diidentifikasikan dan
diberikan dalam gambar kontrak tetapi ini hanya merupakan bagian informasi saja untuk Penyedia Jasa
Konstruksi. Adalah menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor untuk mengidentifikasi ulang dan
memeriksa kembali apakah bahan tersebut cocok untuk dapat digunakan dalam pelaksanaan
penanganan pekerjaan.
b. Variasi material
Pihak Penyedia Jasa Konstruksi harus menentukan sendiri jumlah serta jenis peralatan dan kerja yang
dibutuhkan untuk menghasilkan yang sesuai dengan spesifikasi. Harus dapat dimengerti bahwa dari
contoh saja tak dapat diketahui dengan pasti jumlah seluruh deposit dan karenanya variasi harus
dianggap sebagai hal yang biasa dan harus diperkirakan. Direksi Teknik dapat memerintahkan untuk
melaksanakan pengadaan material dan sebagian deposit dan mungkin menolak bagian deposit lainnya.
c. Persetujuan
 Pemesanan material tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan secara tertulis dari
Direksi Teknik sesuai dengan penggunaan yang dimaksudkan. Material tidak boleh digunakan untuk
maksud lain selain dari pemakaian yang telah disetujui.
 Jika ukuran dan mutu dari material yang dikirim ke tempat pekerjaan tidak sesuai dengan ukuran
dan mutu yang sebelumnya diamati atau diuji, maka material tersebut harus ditolak dan harus
disingkirkan dari lapangan dalam jangka waktu 48 jam, kecuali ada persetujuan lain dari Direksi
Teknik.

4. Penyimpanan material
a. Material harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin dan terpelihara serta siap untuk
dipergunakan dalam pekerjaan sewaktu-waktu, penyimpanan bahan, penempatannya harus sedemikian
rupa, sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu dan mudah untuk diperiksa oleh Direksi Teknik. Tidak
boleh menempatkan bahan di tanah milik orang tanpa ada izin tertulis dari Pemilik atau Penyewa.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 2 | 24
b. Tempat penyimpanan bahan di lapangan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan sampah, bebas dari
genangan dan bila perlu permukaannya ditinggikan. Bahan yang ditempatkan langsung di atas tanah
tidak diperkenankan untuk dipakai, kecuali hanya kalau permukaan tanah tersebut telah disiapkan
sebelumnya dan diberi lapis permukaan dari pasir atau kerikil setebal 10 cm atau menurut petunjuk
Direksi Teknik.
c. Penumpukan
 Material harus disimpan sedemikian rupa sehingga mencegah terjadinya segregasi dan agar gradasi
terjamin, tepat dan tidak berkadar air berlebihan. Tinggi maksimum dari tumpukan tersebut harus
dibatasi sampai 5 meter.
 Penumpukan dari berbagai agregrat yang akan diperuntukkan untuk beton hanya akan diizinkan
kalau penumpukan dilakukan secara terpisah menurut ukuran nominal agregrat. Harus dibuat
dinding pemisah dari papan untuk mencegah tercampurnya bahan-bahan tumpukan tersebut.
 Tumpukan bahan-bahan harus dilindungi dari hujan, hal ini maksudnya agar bahan-bahan tersebut
tidak basah karena kalau basah mutu bahan tersebut pada saat ditempatkan akan menurun atau
paling tidak akan mempengaruhi pekerjaan.

Pasal - 4
PAPAN NAMA PROYEK

a. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan memasang papan nama proyek dengan ukuran 80 x 120 cm di tempat
lokasi kegiatan yang mudah dilihat umum. Papan nama dipasang di lokasi pekerjaan.
b. Pemasangan papan nama pekerjaan dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
c. Bentuk papan nama pekerjaan, ukuran, isi dan warnanya ditentukan kemudian.

Pasal - 5
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembersihan semak-semak, pekerjaan tanah / pengupasan tanah lapisan atas (tanah humus).
b. Apabila dalam pekerjaan persiapan ini terdapat kerusakan milik Pemberi Tugas, maka Penyedia Jasa
Konstruksi bertanggung jawab mengganti kerugian yang ditimbulkannya.

2. Pengupasan tanah lapisan atas


a. Pekerjaan tanah meliputi penggalian dan pemindahan dari tanah bagian permukaan, tanah liat, tumbuh-
tumbuhan dan semua benda-benda yang tidak diperlukan.
b. Penggalian sampai pada permukaan-permukaan yang dikehendaki sesuai dengan yang tertera pada
gambar-gambar kerja.
c. Pengurugan dengan bahan-bahan yang telah disetujui sampai kepada ketinggian yang direncanakan.
d. Tanah lapisan atas lapisan tanah rabuk adalah bagian dari tanah pada permukaan yang ada yang terdiri
atau ditandai oleh akar-akar tanaman atau organisme lainnya yang mana menurut pendapat pengawas

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 3 | 24
dapat mengakibatkan gangguan pada stabilitas konstruksi yang akan dilaksanakan, harus dibuang
sedalam rata-rata 20 cm dan harus diurug sebagai lapisan permukaan.
e. Bilamana ditemukan lapisan tanah rabuk lebih dari 20 cm maka penggalian harus sedalam lapisan
tersebut,dan kemudian dilaksanakan pengurugannya sebagai lapisan permukaan, dengan ketentuan dari
Pengawas dan biaya akibat kelebihan penggalian ini merupakan tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi
dan bukan termasuk dalam pekerjaan tambah.
f. Sesudah pembersihan site, permukaan tanah liat, tanaman-tanaman lainnya, maka dapat dimulai
pekerjaan galian.
g. Tanah rabuk yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut keluar dari halaman.Penyingkiran dan
pengangkutan diatas merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa Konstruksi.
h. Setiap biaya yang diakibatkan oleh pekerjaaan di atas ini harus di masukan harga borongan.

3. Pengukuran dan Pematokan / Penentuan Peil


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mencocokkan ukuran-ukuran yang
terdapat dalam Gambar dan Rencana Kerja. Penyedia Jasa Konstruksi harus segera memberitahukan
kepada Direksi untuk setiap perbedaan yang terjadi.
b. Semua kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh kelalaian Penyedia Jasa
Konstruksi diwajibkan mencocokkan, untuk memberitahukan perbedaan-perbedaan ukuran seperti
tersebut diatas sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Ukuran-ukuran dan peil-peil untuk pekerjaan ini harus dipasang oleh juru ukur milik Penyedia Jasa
Konstruksi dan hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Direksi secara tertulis.
d. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk memberi patok-patok pengukuran, dimana patok-patok
ukuran peil tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

Pasal - 6
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
1. Pekerjaan galian
b. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, kemiringan dan lengkungan sesuai
dengan kebutuhan konstruksinya atau sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
c. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan permukaan atau pembatas,
maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk penggunaan tersebut di atas.
d. Tanah / galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar dari halaman. Penyingkiran
dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi atau bilamana perlu
memindahkan tanah-tanah atau bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang
digunakan untuk urugan atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pengawas.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 4 | 24
2. Persiapan untuk urugan
b. Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan di atasnya, harus digilas hingga kepadatannya mencapai
90 % dari kepadatan maksimum sampai kedalaman 15 cm.
c. Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat dilakukan pengurugan tanah.

3. Pengurugan
b. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali harus dengan persetujuan
Pengawas.
c. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki, sebagaimana dibutuhkan
konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.

4. Pemadatan
b. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan dan harus dilakukan
lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya 10 cm.
c. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan dan sedapat-dapatnya dilakukan dengan mesin giling
(tumbuk) atau stamper dengan menambahkan air dan disetujui pengawas.

5. Pemeriksaan penggalian dan pengurugan


b. Galian atau urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Pengawas Lapangan sebelum memulai dengan
tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan, Pengawas Lapangan akan segera menunjukkan bagian-
bagian tanah mana yang dipadatkan yang harus siap dilaksanakan pengujian pemadatannya.
c. Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau tersembunyi oleh tanah tidak boleh
dilaksanakan sebelum diadakan pemeriksaan oleh Pengawas.

6. Urugan Pasir
b. Pasir urug yang digunakan untuk mengurug dibawah pasangan batu kosong dan dibawah lantai harus
berkualitas baik dan tidak mengandung zat-zat yang merusak konstruksi serta tidak bercampur dengan
kotoran/sampah.
c. Setiap lapisan pengurugan harus dipadatkan dan disiram dengan air bersih hingga jenuh dan benar-
benar padat.

Pasal - 7
PEKERJAAN PONDASI
1. Umum
a. Pondasi pasangan batu harus diukur di lapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan ketinggian
seperti tercantum pada gambar-gambar.
b. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu atau kayu setiap pojok
galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.
c. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal 10 cm disiriam dan diratakan.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 5 | 24
2. Bahan
Batu kali pecah yang kuat harus batu pecah berkualitas terbaik dan merupakan bahan setempat, padat,
bersih tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas.

3. Pasangan Batu kosong


a. Diatas lapisan pasir urug dipasang batu kosong dari batu kali setebal 20 cm yang ditata sedemikian rupa
hingga membentuk satu kesatuan yang kokoh / kuat dan sesuai dengan gambar atau instruksi dari direksi
pekerjaan.
b. Pada setiap celah pasangan batu kosong diisi dengan pasir yang berkualitas baik dengan butiran pasir
yang sama, sehingga dapat mengisi seluruh celah pasangan batu kali yang kemudian disiram dengan air
bersih hingga rata dan padat.

4. Pasangan Batu Kali


a. Pekerjaan pondasi tidak boleh dimulai sebelum mendapatkan persetujuan dari direksi/pengawas tentang
ukuran, kekuatan dan kebersihannya.
b. Pasangan batu kali untuk pondasi dipasang sedemikian rupa (sesuai gambar) yang pada bagian celah-
celahnya harus diisi dengan adukan campuran 1 PC : 5 Ps. Celah yang besar diantara batu harus diisi
dengan batu kricak / batu pecahan yan dicacah padat. Batu kali yang dipasang tidak boleh saling
bersinggungan antara batu kali yang satu dengan batu kali yang lain atau dengan kata lain selalu ada
perekat diantaranya.
c. Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian
pondasi yang berongga / tidak padat.
d. Adapun mengenai bentuk, ukuran, model dan pemasangannya harus sesuai dengan gambar atau
instruksi dari Direksi Pekerjaan.

5. Variasi dan kedalaman pondasi


Variasi pada kedalaman pondasi dapat diizinkan atau diperintahkan oleh Pengawas bila kondisi pada suatu
bagian membutuhkan perubahan tersebut. Tanpa ada izin tertulis dari Pengawas, maka perubahan
kedalaman atau lebar pondasi tidak diperbolehkan.

Pasal - 8
PEKERJAAN BETON
1. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa-jasa lain sehubungan dengan
pekerjaan foot plate, sloof, kolom struktur, kolom praktis, ring balok, balok latei, dan bagian lain sesuai dengan
gambar-gambar dan persyaratan teknis.

2. Pengendalian pekerjaan
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera
dalam : ASTM C 150, ASTM C – 33, SII – 0013 – 81 dan SII 0136 – 84.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 6 | 24
3. Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregrat kasar, agregrat halus, PC dan sebagainya sesuai
dengan yang dipakai pada beton konstruksi.

4. Beton Foot Plate


a. Beton bertulang untuk foot plate yang dipasang harus sesuai dengan gambar kerja baik
ukuran/dimensinya.
b. Mutu Beton sesuai dengan beton mutu K-175.
c. Tulangan yang digunakan adalah besi beton polos Ø 10 mm (marking), dengan jarak 12,5 cm
d. Besi beton yang digunakan harus bebas darai karat (besi harus baru), tidak diperbolehkan menggunakan
besi bekas.
e. Begisting yang digunakan adalah kayu bekisting (kayu klas III) yang salah satu permukaannya (yang
berhadapan langsung dengan beton) diketam halus hingga rata dan pada waktu penyetelannya harus
cukup kaku dengan pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk mencegah pergeseran atau perubahan
bentuk yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada begisting.

5. Beton Sloof
a. Beton bertulang untuk Sloof yang dipasang harus sesuai dengan gambar kerja baik ukuran/dimensinya.
b. Mutu Beton sesuai dengan beton mutu K-175.
c. Tulangan yang digunakan adalah besi beton polos Ø 10 mm (marking), untuk begel menggunakan besi
beton polos Ø 6 mm (marking) dengan jarak 15 cm.
d. Besi beton yang digunakan harus bebas darai karat (besi harus baru), tidak diperbolehkan menggunakan
besi bekas.
e. Begisting yang digunakan adalah kayu bekisting (kayu klas III) yang salah satu permukaannya (yang
berhadapan langsung dengan beton) diketam halus hingga rata dan pada waktu penyetelannya harus
cukup kaku dengan pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk mencegah pergeseran atau perubahan
bentuk yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada begisting.

6. Beton Kolom Struktur dan Kolom Praktis

a. Beton bertulang untuk Kolom yang dipasang harus sesuai dengan gambar kerja baik ukuran/dimensinya
b. Mutu Beton sesuai dengan beton mutu K-175.
c. Tulangan Kolom Struktur yang digunakan adalah besi beton polos Ø 12 mm (marking), sedangkan kolom
praktis menggunakan besi beton polos Ø 10 mm, untuk begel menggunakan besi beton polos Ø 6 mm
(marking) dengan jarak 15 cm.
d. Besi beton yang digunakan harus bebas darai karat (besi harus baru), tidak diperbolehkan menggunakan
besi bekas.
e. Begisting yang digunakan adalah kayu bekisting (kayu klas III) yang salah satu permukaannya (yang
berhadapan langsung dengan beton) diketam halus hingga rata dan pada waktu penyetelannya harus

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 7 | 24
cukup kaku dengan pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk mencegah pergeseran atau perubahan
bentuk yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada begisting

7. Beton Balok Struktur dan Latei


a. Beton bertulang untuk Kolom yang dipasang harus sesuai dengan gambar kerja baik ukuran/dimensinya
b. Mutu Beton sesuai dengan beton mutu K-175.
c. Tulangan Balok Struktur yang digunakan adalah besi beton polos Ø 12 mm (marking), sedangkan
tulangan balok latei menggunakan besi beton polos Ø 10 mm, untuk begel menggunakan besi beton
polos Ø 6 mm (marking) dengan jarak 15 cm.
d. Besi beton yang digunakan harus bebas darai karat (besi harus baru), tidak diperbolehkan menggunakan
besi bekas.
e. Begisting yang digunakan adalah kayu bekisting (kayu klas III) yang salah satu permukaannya (yang
berhadapan langsung dengan beton) diketam halus hingga rata dan pada waktu penyetelannya harus
cukup kaku dengan pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk mencegah pergeseran atau perubahan
bentuk yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang terjadi pada begisting.

6 Syarat untuk konstruksi beton bertulang


a. Pekerjaan Struktur beton bertulang dengan mutu K 175 meliputi : sloof, kolom ,ring balok, balok
geuvel/latei, balok teras dan plat meja beton, mengenai ukuran yang dipakai serta penulangannya seperti
pada gambar.
b. Ketentuan jarak antara tulangan disesuaikan dengan yang tertera dalam gambar.
c. Kerikil yang dipergunakan adalah kerikil alam, tidak boleh lebih dari diameter 3 cm, harus bersih dan
bebas dari lumpur..
d. Seluruh bahan yang dipakai untuk pekerjaan struktur beton bertulang harus mendapatkan persetujuan
dari direksi pekerjaan sebelum dilaksanakan baik mengenai kebersihan maupun ukurannya.
e. Cetakan begisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan cetakan dengan permukaan
yang rata dan harus berkekuatan serta mempunyai kekakuan pada tempat dan bentuknya selama
pembebanan dan berlangsungnya pekerjaan pemadatan beton.
f. Pembukaan begisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum beton mencapai umur sesuai daftar
dibawah dan harus sudah mengeras. Pembongkaran begisting harus dilakukan hati-hati dan tidak
merusak betonnya bila terjadi kerusakan harus dilakukan perbaikan secepatnya.
g. Daftar ketentuan diperkenankannya dibuka suatu begisting bila dihitung sejak selesai pengecoran :
i. Sisi –sisi balok, kolom yang tidak dibebani = 2 hari
ii. Plat beton (Penyangga tidak dibuka) = 3 Hari
iii. Tiang-tiang penyangga plat bila plat tidak mendapat beban = 14 Hari
iv. Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani = 21 Hari
v. Tiang-tiang penyangga cantilever = 28 Hari.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 8 | 24
Pasal - 9
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
1. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantunya yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Pekerjaan ini mencakup seluruh dinding bangunan

2. Bahan-bahan
a. Batu bata untuk pasangan dinding yang digunakan adalah batu bata klas I produksi setempat sesuai
persetujuan Pengawas
b. Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kualitas yang sama seperti semen
untuk pekerjaan beton atau harus memenuhi PUBB – NI.8.
c. Pasir untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi persyaratan PUBB – NI.3.
d. Air yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung
bahan-bahan kimia (asam dan alkali) dan tidak mengandung minyak atau lemak.

3. Proporsi adukan
JENIS KOMPOSISI PENGGUNAAN
Adukan Trasram 1 PC : 3 PS Dipasang setinggi 150 cm pada dinding Bagian luar
Pasangan 1 PC : 5 PS Untuk Semua Pasangan Dinding Selain Trasram

4. Pelaksanaan
a. Sebelum digunakan batu bata harus disiram dengan air.
b. Setelah terpasang dengan adukan, naad / siar-siar harus dikerok sedalam 1cm dan dibersihkan dengan
sapu lidi dan kemudian disiram air.
c. Pemasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari (maksimal) 20 lapis/hari, diikuti cor
kolom praktis.
d. Adukan harus dilaksanakan dengan mixer. Adukan yang mulai mengeras tidak boleh digunakan lagi.

Pasal - 10
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
1. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi plesteran dan acian untuk seluruh dinding bata, kolom dan lain-lain seperti yang dijelaskan
dalam gambar pelaksanaan.

2. Pengendalian pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam PUBB – NI 2 – 1971, NI 33 – 1970 dan NI 8 – 1974.

3. Bahan-bahan
a. Semen yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus mempunyai kualitas yang sama seperti semen
untuk pekerjaan beton, atau harus memenuhi PUBB – NI.8.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 9 | 24
b. Pasir untuk pekerjaan harus memenuhi persyaratan PUBB – NI.3.
c. Air yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung
bahan-bahan kimia (asam dan alkali) dan tidak mengandung minyak atau lemak.
4. Campuran
JENIS KOMPOSISI PENGGUNAAN
Plesteran trasram 1 PC : 3 PS Untuk plesteran pada dinding luar
Plesteran biasa 1 PC : 5 PS Untuk semua plesteran selain plesteran trasram

5. Pelaksanaan
a. Pembuatan campuran harus menggunakan mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduk hanya dapat dilaksanakan bila ada ijin dari
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknik Proyek (PTP) dari Dinas Pekerjaan Umum (PU).
b. Permukaan dasar harus dibersihkan sampai benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
c. Seluruh permukaan untuk plesteran harus cukup basah, namun tidak sampai jenuh. Plesteran dapat
dilakukan apabila permukaan air yang terlihat sudah lenyap / kering kembali.
d. Untuk mencegah pengeringan yang bersifat sementara, penempelan campuran maksimum 2,5 jam
setelah proses pencampuran.
e. Plesteran harus lurus sama rata datar maupun tegak lurus.
f. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang disyaratkan, maka dalam
memulai pekerjaan plesteran harus dibuat kepala plesteran.
g. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau
bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk
diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
h. Pelaksanaan plesteran dilaksanakan minimal setelah pasangan batu bata berumur 2 (dua) minggu.
6. Penyedia Jasa Konstruksi harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalainya, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus mengganti
tanpa biaya tambahan.
Pasal - 11
PEKERJAAN KAYU
1. Lingkup pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan kayu antara lain terdiri dari kusen pintu/jendela, daun pintu/jendela, dll
yang sudah dijelaskan dalam gambar rencana.
2. Bahan-bahan dan persyaratan
a. Semua kayu yang dipasang adalah kayu klas II sekualitas keruing, manggaris. Kayu harus kering,
berumur tua, tidak retak-retak, tidak bengkok serta mempunyai derajat kelembaban 15 % dan memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam SNI 03-3528 1994.
b. Sebelum kayu dipesan untuk pekerjaan terlebih dahulu mengajukan contoh kepada direksi untuk
mendapat persetujuan.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 10 | 24
Pasal - 12
PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan keramik lantai/dinding pada tempat-tempat
sesuai petunjuk Gambar Kerja.
2. Bahan-Bahan dan Persyaratan
a. Lantai KM/WC menggunakan keramik berglasur tipe anti-slip ukuran (25x25) cm bermotif kwalitas I setara
Milan/Asia Tile/Roman
b. Lantai ruangan selain KM/WC menggunakan keramik ukuran (40x40) cm kwalitas I setara Milan/Asia
Tile/Roman
3. Prosedur Umum
a. Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek. Contoh bahan keramik harus
diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap set. Biaya
pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Pengiriman keramik ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum dibuka dan
dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan cadangan
sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.
4. Adukan.
a. Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat dalam jumlah
penggunaan sesuai petunjuk dari pabrik pembuat. Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan
harus memenuhi ketentuan dan sesuai gambar kerja
b. Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi warna dari
pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured Ceramic Grout, ASA Coloured Grout atau
yang setara yang disetujui. Warna semen disesuaikan dengan warna keramik yang dipasang.
5. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan keramik harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau
pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan keramik ini telah diselesaikan terlebih
dahulu.
b. Sebelum pemasangan keramik pada dinding dimulai, plesteran harus dalam keadaan kering, padat, rata
dan bersih. Adukan untuk pasangan keramik pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang harus kedap
air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.
c. Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran 1 semen dan 5
pasir. Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25 mm, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 11 | 24
d. Adukan untuk pasangan keramik pada dinding harus diberikan pada permukaan plesteran dan
permukaan belakang keramik, kemudian diletakkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan
atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
e. Adukan untuk pasangan keramik pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan pasir dengan ketebalan
sesuai Gambar Kerja.
f. Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan pemeriksaan
untuk menjaga agar bidang keramik yamg terpasang tetap lurus dan rat. Keramik yang salah letaknya,
cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
g. Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat terbentuk dengan
baik.
h. Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rat dan seragam, saling tegak lurus. Lebar celah
tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain. Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah
sambungan.
i. Pemotongan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak
terhindarkan. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-
bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
j. Siar antar keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna keramiknya
dan disetujui Pengawas Lapangan. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh
garis-garis siar. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.
k. Setelah pemasangan selesai, permukaan keramik harus benar-benar bersih, tidak ada yang cacat, bila
dianggap perlu permukaan keramik harus diberi perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau
cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan keramik.

Pasal – 13
PEKERJAAN PLAFOND
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan plafond pada tempat-tempat sesuai petunjuk
Gambar Kerja.
2. Bahan-Bahan dan Persyaratan
a. Rangka plafond Hollow dengan ukuran rangka (60x60) cm
b. Plafond menggunakan Gypsumboard ukuran 120x240 dengan ketebalan 9 mm
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum pemasangan gypsumboard terlebih dahulu pekerjaan rangka plafond diselesaikan
b. Rangka plafond dipasang dengan ukuran (60x60) cm dan tiap sudutnya dipasang penggantung
c. Rangka plafond harus betul-betul rata dan dipastikan tidak ada yang menonjol
d. Pemasangan gypsumboard menggunakan sekrup khusus gypsumboard dipasang dengan jarak 25 cm

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 12 | 24
e. Sambungan antara gypsumboard harus menggunakan pita (kasa) penyambung dan perekat serta
dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat gypsumboard.

Pasal - 14
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan persiapan
penutup atap, hingga diperoleh hasil yang baik, rapi dan memuaskan.
b. Meliputi penyiapan bagian yang dipasang penutup atap yaitu kuda-kuda Baja Ringan.
2. Bahan-bahan dan persyaratan
Penutup atap menggunakan atap Mulit Roof Berpasir (tebal 0,30 mm) yang berkualitas baik.
3. Pelaksanaan Pekerjaan Penutup atap
a. Sebelum dipasang penutup atap terlebih dahulu rangka atap harus selesai dilaksankan
b. Rangka atap menggunakan konstruksi baja ringan
c. Rangka atap berupa kuda-kuda dipakai baja ringan mutu menengah C.75.75 dan dipasang dengan jarak
Maksimal 1 m, dan untuk reng menggunakan baja ringan mutu menengah A.27. 0,45 mm.
Material baja harus bersertifikat SNI dan Hasil uji tarik dari laboratorium uji material terkait yang
menyatakan bahwa mutu material baja G550
d. Untuk seluruh bangunan harus menggunakan penutup atap dari satu produk sebelum dipesan/dikirim
kelokasi pekerjaan, Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dulu diserahkan contoh-
contohnya kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuannya. Material yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
e. Jika dipandang perlu untuk diadakan penggantian, maka material pengganti harus mendapat persetujuan
dari Konsultan pengawas.
f. Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan harus dicek kemiringannya dan kerataan rangka atap
sehingga diperoleh bidang yang rata.
g. Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam gambar, harus mengikuti
ketentuan dari pabrik tersebut.
h. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi, jika kerusakan
tersebut bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 13 | 24
Pasal – 15
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan pengunci pada semua
daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis

2. Standar/Rujukan
a. Standar dari pabrik pembuat
b. Spesifikasi teknis pintu dan jendela kayu

3. Bahan-Bahan dan Persyaratan


a. Kunci pintu menggunkan kunci 2 slaag
b. Engsel pintu model kupu-kupu
c. Engsel jendela model kupu-kupu
d. Expanolet/engsel tanam untuk pintu i
e. Handle pintu
f. Grendel jendela
g. Hak angin

4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan serta sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
b. Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada tempatnya, untuk menjamin
kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
c. Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah engsel dan setiap daun
jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin,
sedangkan daun jendela dengan friction stay harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang
memiliki pagangan.
d. Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah engsel.
e. Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder, handel.
f. Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan bingkai bawah pemegang
pintu kaca.
g. Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000 mm dari lantai.
h. Pemasangan engsel pintu atas berjarak maksimal 120 mm dari tepi atas daun pintu dan engsel bawah
berjarak maksimal 250 mm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel tengah dipasang diantar kedua
engsel tersebut.
i. Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan engsel dan
dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar
Kerja.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 14 | 24
j. Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan jendela yang diinginkan seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

Pasal – 16
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga kerja dan bahan-
bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini. Kecuali ditentukan lain, semua permukaan pengecatan harus dicat dengan standar
pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

2. Standar/Rujukan
a. Standar dari pabrik pembuat
b. British Standard (BS)

3. Prosedur Umum
a. Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan digunakan, untuk
disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan. Semua warna ditentukan oleh Konsultan Pengawas
Lapangan dan akan diterbitkan secara terpisah dalam suatu Skema Warna.
b. Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam kemasan tertutup,
bertanda merek dagang dan mencantumkan identitas cat yang ada didalamnya, serta harus diserahkan
tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan
waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.
c. Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Konsultan Pengawas mengambil 1 liter contoh dari
setiap takaran yang ada dan diambil secara acak dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari
kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar
dapat mewakili.
d. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas 2 (dua) potongan
kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300 mm x 300 mm untuk masing-masing warna. 1 (satu)
contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan guna memberikan
kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat
setelah dikerjakan.
e. Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4. Bahan-Bahan dan Persyaratan


a. Cat kayu mengunakan mutu menengah
b. Cat tembok menggunakan mutu menengah dan plafond mutu menengah

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 15 | 24
c. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas menunjukkan
nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal
pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah
pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar
cat.
d. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang dengan cat
akhir yang akan digunakan. Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat
yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi dalam negeri

5. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan polesan mesin, pelat,
instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang akan
dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
2) Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang tersebut.
3) Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan atau pelaksanaan
pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih
yang berkadar racun rendah.
4) Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga debu dan pecemar lain
yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.
5) Permukaan kalsiboard harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang cacat telah
diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
6) Permukaan kayu harus bersih dari minyak, lemak dan serbuk kayu gergajian, sisa pengamplasan serta
kotoran lainnya, sebelum pelapisan cat dimulai.

Pasal - 17
PEKERJAAN LISTRIK

1. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.
a. Gambar-gambar ini menunjukan secara umum tata letak dari peralatan, sedang pemasangan harus
dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
b. Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagi referensi untuk melaksanakan dan detail
“finishing” instalasi.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut, Penyedia Jasa Konstruksi dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi yang berhubungan
dengan instalasi ini.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 16 | 24
d. Penyedia Jasa Konstruksi instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasangnya disertai
dengan dokumen asli operating and Maintence instruction, technical instruction, spare part instruction
dan diserahkan kepada Pengawas pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 5 (lima). (contruction
detail, electrical wiring diagra, control diagram dll)

2. Koordinasi
a. Penyedia Jasa Konstruksi instalasi ini hendak bekerja sama dengan Penyedia Jasa Konstruksi lainya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain maka semua akibatnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

3. Pelaksanaan Pemasangan
Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Pengawas .Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan
pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang, apabila ada sesuatu yang
diragukan, Penyedia Jasa Konstruksi harus segera menghubungi Konsultan Pengawas. Pengambilan ukuran
dan atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa Konstruksi.

4. Testing & Commissioning.


a. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan testing dan pengukuran terhadap semua instalasi terpasang
apakah sudah berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang ada.
b. Testing/pengujian meliputi : uji Isolasi minimal 10 Mega Ohm dan uji beban penuh.
c. Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan
bila terjadi kerusakan atau kesalahan harus diperbaiki atas tanggungjawab Penyedia Jasa Konstruksi.
d. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan
tanggungjawab Penyedia Jasa Konstruksi.
e. Hasil pengujian dituangkan dalam Berita Acara sebagai syarat Penyerahan Pertama.

5. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan.


a. Peralatan Instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak saat penyerahan
pertama.
c. Selama masa pemeliharaan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mengatasi dan mengganti segala
kerusakan yang terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
d. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang terpasang merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa
Konstruksi.
e. Selama masa pemeliharaan, Penyedia Jasa Konstruksi tidak melaksanakan teguran dari pengawas atas
Perbaikan penggantian /penyetelan yang diperlukan, maka pengawas berhak menyerahkan segala

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 17 | 24
perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya dari Penyedia Jasa Konstruksi
ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini Penyedia Jasa Konstruksi harus melatih petugas – petugas yang ditunjuk
oleh pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaan.
g. Serah Terima pertama dari instalasi ini harus dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan
hasil yang baik yang ditanda tangani oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan Pengawas serta dilampiri Surat
Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
h. Apabila diperlukan oleh Pemberi Tugas, Penyedia Jasa Konstruksi harus bersedia datang ke lokasi
Kegiatan untuk mengatasi dan memperbaiki kerusakan – kerusakan yang terjadi, Petugas yang ditunjuk
oleh Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah hadir paling lambat 3 ( tiga ) jam setelah dihubungi oleh
Pemberi Tugas.

6. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi.
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, arus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak Pemberi Tugas.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
pengawas secara tertulis.
c. Perubahan material dan lain – lainnya, harus diajukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi kepada pengawas
secara tertulis. Pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Pengawas secara
tertulis.

7. I j i n – i j i n
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa Konstruksi.

8. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran.


a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini
serta mengembalikan seperti kondisi semula, menjadi lingkup kerja instalasi ini.
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak
Pengawas secara tertulis.

9. Perinsip Penyediaan Daya Listrik.


Pemasangan Daya Listrik Baru KWH 2200

10. Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengadaan dan
pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis besar scope
pekerjaan yang dimaksud adalah sbb :
a. Pengadaaan dan pemasangan instalasi titik lampu/penerangan pada bangunan
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi titik stop kontak
c. Pengadaan dan pemasangan lampu, stop kontak dan saklar sesuai dengan gambar kerja.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 18 | 24
Pasal – 18
PEKERJAAN SANITASI
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan pemasangan system
pemipaan yang lengkap seperti ditentukan dan/atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Sistem plambing ini
meliputi pemipaan distribusi air bersih dan air kotor berikut pengujian, penyeimbangan dan semua kebutuhan-
kebutuhan lain yang diperlukan agar system sempurna dalam segala hal dan siap untuk dioperasikan.
Pekerjaan ini juga akan meliputi penyambungan ke pipa distribusi seperti ditunjukkan dalam Gambar kerja.

.2. Standar/Rujukan
a. Standar Nasional Indonesia (SNI)
b. British Standard (BS)

3. Prosedur Umum
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis/brosur dari bahan yang akan dipergunakan untuk
mndapatkan persetujuan Konsultan Pengawas / terlebih dahulu, sebelum mendatangkannya ke lokasi.
b. Semua biaya penyerahan dan pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Bila contoh yang diserahkan berbeda dari yang ditentukan, kontraktor harus menjelaskan perbedaan
tersebut secara tertulis, dengan permohonan pengantian, bersamaan dengan alasan penggantian,
sehingga bila diterima, tindakan yang sesuai dapat dilakukan untuk penyesuaian. Bila konraktor
mengabaikan hal ini maka Kontraktor tidak dibebaskan dari tanggung jawab untuk menghasilkan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.

.4. Bahan-Bahan dan Persyaratan


a. Instalasi air bersih dari pipa PDAM menggunakan pipa PVC AW Ø ½”
b. Instalasi air kotor dari KM/WC menggunakan pipa PVC Ø 3” tipe D
c. Instalasi sanitasi dari Klosed menggunakan pipa PVC Ø 4” tipe D
d. Kran air Ø ½ “ mutu Menegah
e. Wastafel
f. Klosed duduk dari bahan porselin Setara Toto
g. Klosed jongkok dari bahan porselin Setara Toto
h. Floor Drain bahan plastik

5. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari semua pekerjaan lainnya yang terkait atau
yang akan mempengaruhi pekerjaannya, sesuai yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknis ini, dan harus
melaporkannya kepada Pengawas Lapangan semua keadaan yang akan menurunkan atau mengurangi
pekerjaannya.
b. Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang untuk semua peralatan, pipa-pipa dan sebagainya, untuk
menjamin bahwa semuanya dapat dipasang pada tempat yang direncanakan sesuai rencana.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 19 | 24
c. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mutu kelas satu dan rapi oleh teknisi-teknisi yang terlatih
untuk pekerjaan tersebut dan teknisi-teknisi ini harus disetujui Pengawas Lapangan.
d. Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga tetap bersih dan tetap teratur serta bekerja
dengan baik melalui pengujian berkala yang dilakukan Kontraktor sampai pekerjaan diserahkan dan
diterima Pemilik Proyek.
e. Semua pipa harus dipasang sesuai koordinat yang ditentukan.
f. Kontraktor bertanggung-jawab mengadakan bagian sambungan yang diperlukan untuk melengkapi
pemasangan. Semua sambungan yang harus diperiksai dengan teliti untuk memastikan bagian-bagian
yang harus disediakan untuk melengkapi pemasangan.
g. Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan sambungan pipa atu flensa yang sesuai seperti diebutkan dalam Spesifikasi ini.
h. Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.
i. Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat sambungan reducer.

Pasal 19
PEKERJAAN SEPTIC TANK DAN PERESAPAN
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, pembuatan dan pemasangan
sumur resapan yang lengkap seperti ditentukan dan / atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Sumur septic tank
2. Sumur peresapan air kotor
Pekerjaan sumur resapan meliputi hal – hal berikut, tetapi tidak dibatasi pada :
1. Pekerjaan pengukuran
2. Galian, urugan kembali dan pemadatan
3. Pemasangan sumur resapan dan pemipaan

B. Prosedur Umum
1. Contoh Bahan.
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan semua produk yang akan digunakan, untuk diperiksa
dan disetujui Pengawas Lapangan sebelum mendatangkannya ke lokasi proyek.
b. Semua biaya untuk pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Gambar Detail Pelaksanaan
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada Konsultan Pengawas Lapangan
sebelum melaksanakan pekerjaan. Gambar Detail Pelaksanaan harus dibuat dengan mengacu pada
bentuk, ukuran dan detail lainnya yang dibutuhkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 20 | 24
3. Pengiriman dan Penyimpanan
a. Setiap bahan dan setiap pipa (satu panjang utuh), sambungan dan perlengkapan lain yang
digunakan dalam pemipaan utilitas hanya mempunyai tanda / merek yang jelas dari pabrik
pembuatnya dan kelas produk bila ditentukan oleh standar yang berlaku.
b. Semua bahan harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung dari segala jenis kerusakan.

4. Ketidaksesuaian
a. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan kesalahan /
ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, kapasitas, jumlah maupun pemasangan dan lain – lain.
b. Semua perlengkapan pemipaan yang didatangkan atau dipasang tanpa tanda / merek harus
disingkirkan dan diganti dengan yang sesuai tanpa tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.

C. Bahan - Bahan
1. Sumur Resapan
Sumur resapan harus dikonstruksi dari bata dan buis beton perforasi yang memiliki diameter minimal
sesuai kebutuhan desain, lengkap dengan penutup yang dibuat beton tebal 80 mm. Penutup harus
dilengkapi penutup lubang periksa yang dibuat dari beton dalam ukuran yang memadai.
2. Bahan Pengisi
Bahan pengisi untuk sumur resapan harus terdiri dari urugan pasir, urugan kerikil, dan ijuk. Ukuran
masing-masing bahan tersebut disesuaikan dengan gambar.
3. Bahan Penyaring
Bahan penyaring untuk keliling luar sepanjang dinding sumur harus dari ijuk dengan ketebalan sesuai
desain.
4. Pemipaan
Pipa dan sambungan harus dari pipa PVC dengan sambungan tipe solvent cement, memiliki tegangan
kerja 8 kg/cm2 yang memenuhi ketentuan
Diameter yang dibutuhkan harus sesuai dengan gambar kerja.
5. Adukan
Adukan, bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan bahan pada pasangan dan plesteran
6. Bahan Urugan
Bahan urugan harus memenuhi ketentuan bahan galian dan urugan

D. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Umum
a. Kontraktor harus memancang dan menentukan lokasi sumur resapan di tapak dengan baik seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b. Semua pekerjaan beton cor di tempat harus dilaksanakan sesuai ketentuan seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 21 | 24
c. Semua pekerjaan pemipaan harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
d. Galian, urugan kembali dan pemadatan harus dilaksanakan sesuai ketentuan seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.

2. Pemasangan
a. Sumur resapan harus dikonstruksi, dipasang dan ditempatkan sesuai dengan kedalaman, diameter
dengan detail sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui
dan Spesifikasi Teknis ini.
b. Bahan pengisi harus ditempatkan pada elevasi dan dengan ketebalan sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja.
c. Penutup lubang sumur resapan lengkap dengan lubang periksa yang dibuat dari beton bertulang,
harus dipasang sedemikian rupa sehingga duduk dengan rapat dan aman pada tempatnya.

Pasal - 20
PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR
1. Umum
Selama masa penanganan pelaksanaan pihak Penyedia Jasa Konstruksi harus tetap memelihara pekerjaan
sedemikian rupa sehingga terbebas dari sisa bangunan, kotoran-kotoran dan sampah-sampah yang
dihasilkan sebagai akibat adanya kegiatan. Pada saat selesainya pekerjaan pihak Penyedia Jasa Konstruksi
diharuskan menyingkirkan seluruh bahan sisa dan bahan kelebihan, sampah-sampah, perlengkapan-
perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin dari lapangan, seluruh bagian permukaan hasil penanganan harus
terlihat bersih dan kegiatan yang akan diserahkan harus sudah dalam keadaan siap pakai dan diterima
dengan memuaskan oleh Pengawas.

2. Pembersihan Selama Pelaksanaan


a. Pihak Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah kerja,
kantor darurat dan hunian tetap terbebas dari tumpukan-tumpukan bahan sisa sampah dan terbebas dari
kotoran-kotoran lainnya yang dihasilkan dari operasi pekerjaan lapangan dan harus tetap memelihara
daerah kerja dalam keadaan bersih setiap waktu.
b. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran-kotoran, terbebas dari bahan-bahan lepas dan
tetap berfungsi setiap waktu.
c. Bila dianggap perlu, semprot bahan-bahan yang kering dan kotoran-kotoran lainnya dengan air, sehingga
dapat dicegah debu atau pasir yang tertiup angin.
d. Siapkan didaerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan-bahan sisa, kotoran-kotoran
dan sampah sebelum dibuang.

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 22 | 24
e. Buangan bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang telah ditentukan dan
sesuai dengan peraturan/perundangan yang berlaku secara nasional dan peraturan Pemerintah daerah
setempat dan harus mentaati undang-undang anti pencemaran.
f. Jangan menanam sampah-sampah atau bahan sisa didaeah kerja kegiatan tanpa persetujuan
Pengawas.
g. Jangan membuang bahan sisa yang mudah menguap seperti misalnya cairan mineral, minyak atau
minyak cat kedalam selokan jalan atau kedalam saluran yang ada.
h. Juga tidak diperkenankan menumpuk/membuang bahan sisa kedalam sungai-sungai atau saluran air.
i. Jika Penyedia Jasa Konstruksi memperhatikan bahwa saluran air drainase samping atau bagian lain dari
sistem drainase dipakai oleh karyawan Penyedia Jasa Konstruksi atau oleh orang lain, untuk
pembuangan yang lain-lain diluar air permukaan, pihak Penyedia Jasa Konstruksi harus segera
melaporkan hal yang terjadi ke Pengawas dan segera mengambil tindakan yang perlu sesuai dengan
petunjuk Pengawas untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.

3. Pembersihan Akhir
a. Pada saat selesainya pekerjaan lapangan,
daerah kegiatan yang bukan merupakan bagian pekerjaan untuk perbaikan seperti dijelaskan dalam
dokumen kontrak sesuai keadaan aslinya.
b. Pada saat pembersihan akhir, seluruh perkerasan, kerb-kerb dan jembatan-jembatan harus diperiksa
kembali, karena kemungkinan ada kerusakan fisik yang ditemukan sebelum pembersihan akhir. Daerah
kerja yang diperkeras dan seluruh daerah fasilitas umum yang diperkeras yang terletak didekat daerah
lokasi kerja harus disikat bersih. Seluruh permukaan-permukaan harus dibersihkan dari sampah-
sampahnya dan harus dibuang seluruhnya.

Pasal - 21
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Sebelum penyerahan pertama, Penyedia Jasa Konstruksi wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna dan harus memperbaiki semua ruangan harus dibersihkan dan dipel, halaman ditata rapi dan
semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari lokasi Pekerjaan.
2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan
gambar menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi. Untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyelesaikan pekerjaannya sebaik mungkin.
3. Selama masa pemeliharaan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul sehingga sebelum penyerahan Kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah
sempurna.
4. Semua yang belum tercantum dalam RKS akan ditentukan kemudian dalam rapat penjelasan (Aanwijzing).

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 23 | 24
Pasal - 22
PENUTUP

Apabila didalam Spesiikasi Teknis ini tidak tercantum uraian–uraian dan ketentuan-ketentuan yang sebenarnya
yang termasuk dalam pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi, maka pekerjaan lain yang belum diatur dalam
ketentuan ini, akan ditentukan kemudian. Apabila dilakukan perbaikan (tambah kurang) harus atas persetujuan
Direksi Pekerjaan / Pejabat Pembuat Komitmen.

Mengetahui / Setuju : Di buat oleh :


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Konsultan Perencana
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB CV. TRIMATRA Consultant

ANTO SUWANTO, SP SATRIAWAN EDIYANSYAH P, ST


NIP. 19660306 198801 1 003 Direktur

Spesifikasi Teknis Pengadaan Bangunan Kantor BKPH Brang Rea Puncak Ngengas P a g e 24 | 24

Anda mungkin juga menyukai