Anda di halaman 1dari 20

Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)

S.A.R

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN


ERNALIS
PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL
JL. MAJASEM 29-9, KEL. KARYA MULYA
KEC. KESAMBI, KOTA. CIREBON

A. SPESIFIKASI UMUM
PASAL 01
URAIAN KEGIATAN
Kontraktor sebelum mulai melaksanakan pekerjaan diharuskan mengadakan survey, penelitian dan pemahaman
mengenai :
1.1 Dasar pelaksanaan pekerjaan.
Pemahaman mengenai ketentuan-ketentuan pekerjaan yang tercantum dalam : Rencana kerja dan syarat serta
gambar-gambar pelaksanaan untuk pekerjaan ini. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing.
1.2 Lapangan/bahan yang tersedia.
Survei kondisi lapangan serta penelitian bahan-bahan bangunan yang akan digunakan yang tersedia di pasaran
dengan merujuk pada rekomendasi produsen untuk barang-barang pabrikan.
1.3 Gambar-gambar secara menyeluruh.
Pemahaman gambar situasi, denah, arsitektur bentuk bangunan dan gambar-gambar detail konstruksi, serta
melakukan analisis kebutuhan bahan dan menyusun rencana kerja.
1.4 Pekerjaan yang harus diselesaikan.
Rangkaian pekerjaan yang harus diselesaikan dalam pelaksanaan Pembangunan Rumah Tinggal untuk paket
pekerjaan ini mencakup:
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pekerjaan Persiapan
II. PEKERJAAN POKOK
a. Pekerjaan Pondasi
b. Pekerjaan Beton dan Pembesian
c. Dinding dan Lantai
d. Pekerjaan Pasangan Plafond
e. Pekerjaan Atap
f. Pekerjaan Elektrikal
g. Pekerjaan Pengecatan
h. Pekerjaan Sanitasi

PASAL 02
TITIK DUGA DAN UKURAN-UKURAN
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mempelajari substansi pekerjaan yang harus dilakukan termasuk
detail-detail ukuran dalam gambar lelang yang sudah disepakati bersama menjadi gambar kontrak serta membuat
acuan gambar pelaksanaan sebagai hasil sinkronisasi gambar rencana dengan kondisi di lapangan saat akan mulai
pekerjaan.

1
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

2.1 Lokasi proyek.


Terletak di Jl. Majasem 29-9 Kel. Karya mulya Kec.Kesambi Kota Cirebon
2.2 Titik Duga.
Digunakan Bench Mark lokal dari hasil pengukuran lapangan yang merujuk pada koordinat lokal yang terdapat
di kawasan proyek.

2.3 Ukuran dalam gambar.


Ukuran-ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-gambar dengan catatan
a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar, maka yang menentukan adalah ukuran-ukuran
pada gambar dengan skala yang lebih besar dan dikonsultasikan dengan Direksi.
b. Jika terdapat ketidak-sesuaian antara gambar dan RKS, harus segera dikonsultasikan dengan Direksi.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum selama dan sesudah pekerjaan dilaksanakan
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
d. Menetapkan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan ketelitiannya.
e. Kontraktor harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar dan bestek.

PASAL 03
PEKERJAAN PERSIAPAN
Kontraktor harus mempersiapkan suatu rencana kerja pra pelaksanaan baik yang menyangkut kegiatan administrasi,
teknis di kantor maupun beberapa pekerjaan penyiapan fisik di lapangan.
3.1 Penyerahan Lokasi Pekerjaan.
Tempat Pekerjaan diserahkan kepada Kontraktor dalam keadaan seperti pada waktu Pemberian Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing Lapangan)
3.2 Pembersihan Lapangan
Kontraktor atas petunjuk Direksi/Pengawas harus melakukan pembersihan lapangan sedemikian rupa sehingga
lahan bersih dari sisa-sisa bangunan lama yang akan mengganggu pelaksanaan pembangunan.
3.4 Air Proyek
Kontraktor harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air bersih tersebut dapat dari PAM bilamana
mungkin atau dengan membuat sumur gali atau sumur bor atau dari sumber lain yang berdekatan, dengan
syarat air tersebut harus memenuhi persyaratan untuk pembangunan seperti persyaratan yang tercantum
dalam SK. SNI. S-04-1989-F.
3.8 Keselamatan Kerja.
a. Bilamana terjadi kecelakaan kerja, Kontraktor harus segera mengambil tindakan dan memberitahukan
kepada Direksi untuk disampaikan ke Pemimpin Proyek.
b. Kontraktor harus memenuhi/mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan korban dan keluarganya.
c. Kontraktor harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-syarat Palang Merah dan setiap
kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi.
d. Kontraktor diwajibkan mentaati undang-undang tenaga kerja dan segera mengurus ASTEK setelah SPK
diterbitkan.

2
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

PASAL 04
BAHAN BANGUNAN
Dalam pelaksanaan fisik, sebelum memulai satu bagian pekerjaan kontraktor harus mengajukan semacam lembar
request atau lembar persetujuan yang disertai juga dengan beberapa contoh material bahan bangunan yang akan
digunakan baik dalam bentuk contoh barang maupun brosur dan surat rekomendasi pabrikan. Pekerjaan baru dapat
dimulai setelah request memperoleh persetujuan dari Direksi.
4.1 Bahan Bangunan.
Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
sebagai tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta gambar kerja.
Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PUBB,
PBI’71, SK SNI T-15-1991-03, AV, PTC, AUWI, AVE dan PKKI.
4.2 Barang Pabrikan.
Penggunaan bahan pabrikan harus disertai dengan contoh barang yang didukung surat rekomendasi dari
pabrik mengenai proses produksi hingga kualitas barang serta kemampuan penyediaannya. Contoh barang
tersebut diajukan pada Direksi dalam beberapa alternatif pilihan dan Direksi berhak untuk meminta keterangan
selengkap-lengkapnya tentang kondisi dan spesifikasi barang tersebut.
4.3 Basecamp.
Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang ada dilapangan atau
fabrikasi di tempat lain (Basecamp), maka Kontraktor wajib memberitahu kepada Direksi Lapangan, agar
kualitas bahan maupun kualitas pekerjan sebelum dikirimkan ke lapangan, Direksi bisa dan berhak untuk
merekomondasi apakah layak untuk di kirim/pasang.
4.4 Air untuk bangunan.
a. Untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas mineral, zat organic, tanah lumpur,
larutan alkalin dan lain-lain.
b. Jika air yang diambil dari saluran air minum atau sumber air lain yang ada tidak mencukupi maka Kontraktor
harus mengadakan air dengan mendatangkan atau mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat.
4.5 Semen Portland.
a. Semen Portland (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI’71 secara visual berwarna abu-abu kehijauan.
b. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di tempat pekerjaan.
c. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.
d. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, Kontraktor diwajibkan untuk menjaga stok semen
jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan (sesuai dengan schedule).
e. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat tidak kemasukan air/air hujan dan terpengaruh cuaca.
f. Semua semen yang digunakan harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi yang sama.
4.6 Kerikil
a. Untuk pekerjaan beton batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai 3 cm, bersih dari bahan organis atau
kotoran lain sebelum digunakan harus dicuci terlebih dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil yang keras tidak berpori.
c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.

3
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

4.7 Pasir
a. Pasir beton yang digunakan adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan organis kasar tajam
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI’71.
b. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar dan tidak mengandung lumpur atau tanah (yang
berkualitas baik)
c. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai dengan penggunaannya (jangan sampai
tercampur).

4.8 Besi
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.
b. Baja tulangan untuk diameter 6 mm dan 8 mm digunakan baja polos dengan mutu baja tulangan U-24 atau
memiliki tegangan leleh minimal 2.400 kg/cm2, yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan SKSNI T-15-1991-03 untuk baja tulangan 1122, standard Jepang kelas S > R.22.
c. Baja tulangan untuk diameter > 10 mm digunakan baja ulir dengan mutu baja tulangan U-32 atau memiliki
tegangan leleh minimal 3.200 kg/cm2, yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan SK SNI
T-15-1991-03 untuk baja tulangan 1122, standard Jepang kelas S > R.22
d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka
untuk jangka lama.
e. Cara pembengkokan besi tulangan harus menurut peraturan yang tercantum pada SK SNI T-15-1991-03.
f. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran. Selimut beton dibuat dengan
beton decking (tahu beton) dari mortar semen campuran 1 : 2 dengan ukuran 4 x 4 x 2.5 cm atau sesuai
petunjuk Direksi.
g. Besi tulangan harus disatukan satu sama lain dengan kawat bendrat mutu sama dengan baja tulangan
kecuali jika Direksi menginstruksikan menggunakan las.
h. Sebelum pengecoran, kondisi baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat atau bahan lain
yang merusak.
4.9 Lain-lain
a. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini, sebelumnya harus diperiksa
oleh Direksi, dan baru dapat digunakan setelah disetujui.
b. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan tersebut akan ditolak atau dikeluarkan
atas perintah Direksi setelah 2x24 jam dengan segala resiko oleh Kontraktor.
c. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Kontraktor.
d. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam RKS dan ada dalam gambar, sebelum bahan
tersebut didatangkan di lokasi proyek agar terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Direksi.

PASAL 05

4
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PEMADATAN


5.1 Lingkup Pekerjaan
a. Peil tanah urugan dibuat untuk memperoleh elevasi seperti gambar rencana.
b. Pelaksanaan pemadatan setelah urugan tanah, hingga mendekati kepadatan tanah asli.
5.2 Langkah Pelaksanaan
a. Peil tanah urugan dibuat untuk memperoleh elevasi seperti gambar rencana.
b. Tanah urugan diambil dari luar lokasi sejenis tanah padas, kecuali apabila pada lokasi terdapat tanah urug yang
menurut Direksi dapat digunakan sebagai bahan urug.
c. Sebelum pekerjaan urugan tanah dimulai terlebih dahulu tanah humus dibuang keluar lokasi.
d. Pekerjaan urugan dilaksanakan selapis demi selapis dengan tebal urugan 20 cm, dan dipadatkan sampai
mendapatkan kepadatan yang diinginkan (disyaratkan).
e. Pemadatan dikerjakan dengan alat pemadat mekanis.
f. Penyiraman dengan air pada setiap lapis proses pemadatan akan sangat membantu upaya pemadatan tanah.

PASAL 06
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN URUGAN PONDASI
Selain untuk mendapatkan elevasi muka tanah rencana, pekerjaan galian tanah juga banyak dilakukan untuk
pemasangan pondasi bangunan yang tentunya harus diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan urugan kembali setelah
pondasi bangunan terpasang.
6.1 Lingkup Pekerjaan
a. Penggalian tanah untuk pembuatan pondasi bangunan.
b. Pengurugan kembali setelah pemasangan konstruksi pondasi.
c. Pemadatan tanah urugan kembali.
6.2 Langkah Pelaksanaan
a. Pekerjaan persiapan pembuatan pondasi harus sesuai gambar, lereng galian harus sedemikian rupa sehingga
tidak mudah longsor.
b. Kontraktor diharuskan melapor kepada Direksi dan dimintakan persetujuan/keputusannya sebelum mulai dengan
pekerjaan penggalian untuk pondasi terutama yang berkenaan dengan titik lokasi penggalian.
c. Setelah penggalian mencapai peil atau elevasi yang diinginkan, Kontraktor harus memintakan persetujuan Direksi
untuk memulai pekerjaan konstruksi.
d. Sisa-sisa/bekas-bekas pekerjaan penyiapan pondasi harus dibuang ke luar lokasi sehingga air hujan lekas dapat
mengalir ke saluran pembuang. Tanah antara tepi galian dan bouwplank harus selalu rata, dan bersih dari timbunan.
e. Bekas parit-parit, lubang-lubang tanah galian di dalam pekerjaan harus ditimbun dengan pasir dan dibasahi
sampai padat, sehingga menutup lubang galian sampai permukaan atas pondasi. Untuk lubang-lubang bekas galian
di luar bangunan penimbunannya dapat menggunakan tanah dari luar lokasi, penimbunan tanah dikerjakan secara
berlapis-lapis dan sampai mendapatkan ketinggian yang diinginkan dan dipadatkan.
f. Urugan tanah guna mencapai peil yang ditentukan diambil/didatangkan dari luar lokasi. Kecuali atas
kebijaksanaan lain dari Direksi yang disetujui Pemimpin Proyek. Urugan tersebut dipadatkan lapis demi lapis, tiap
lapis 20 cm hingga mendapatkan kepadatan yang diinginkan.
PASAL 07

5
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

PEKERJAAN PONDASI BATU KALI


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material : batu kali, pasir untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk
memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.

Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui di Bangsal Konsultan
Pengawas.

PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN


Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan.

SYARAT PENGAMANAN PEKERJAAN


Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3 hari setelah pelaksanaan pekerjaan,
pondasi harus dilindungi dari benturan keras dan tidak dibebani.
Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan
lainnya.
Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.
Segala biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

BAHAN/PRODUK
SEMEN PORTLAND
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dagang atau atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
PASIR
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung
dan sebagainya.

BATU KALI
Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan sesuai dengan syarat-
syarat dalam SK. SNI 1991.
Ukuran batu kali max. 20 cm.
AIR
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan lain
yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada

6
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium Pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.

PELAKSANAAN
Batu kali yang digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing, berwarna abu-abu hitam, keras, tidak
porous.
Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu pada setiap pojok galian, yang
bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.
Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 10 cm, disiram dan diratakan,
pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai 80% conpacted.
Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 5 Pasir pasang.
Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air campuran 1 PC : 2 Pasir setinggi 20 cm, dihitung dari
permukaan atas pondasi ke bawah.
Adukan harus mengisi rongga diantara batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pondasi
yang berongga/tidak padat.

PASAL 08
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan beton merupakan salah satu bagian pekerjaan yang memerlukan perhatian yang serius dari Kontraktor
dan Direksi dalam setiap proses dan keputusan yang diambil.

8.1 Lingkup Pekerjaan.


a. Pekerjaan beton bertulang yang dilakukan adalah pembuatan pondasi, kolom, sloof, balok tangga, Pelat lantai,
dan perkerasan semenisasi jalan,
b. Bagian-bagian pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan beton dan dilakukan sebelum, sedang serta sesudah
pengecoran adalah pembuatan cetakan, persiapan dan penulangan, pengecoran, pemeliharaan, pembukaan
cetakan dan lain sebagainya.
c. Semua pekerjaan beton bertulang yang dilakukan harus disertai test beton di lapangan yang hasilnya langsung
dapat diperoleh, serta test beton di laboratorium yang dilakukan di lembaga di luar proyek dengan biaya test
ditanggung oleh Kontraktor.

8.2 Persyaratan Umum


a.Konstruksi rangka bangunan dengan bahan struktur beton bertulang harus menggunakan peraturan
peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PBI’71 (Peraturan Beton Indonesia tahun 1971) dan atau
SK SNI T–15– 1991-03, PMI (Peraturan Muatan Indonesia), dan lain-lain.
b. Peraturan beton
 Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada SK SNI T-15-1991-03.
 Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton SK SNI T-15-1991- 03 pasal 3.1 sampai 3.9.
 Syarat pelaksanaan pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03 bagian 3 bab 4,5,6 berlaku seluruh pasal.

7
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

 Syarat-syarat pekerjaan tulangan SK SNI T-15-1991-03 bab 5 pasal 5.3 sampai 5.8.
 Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan SK SNI T- 15-1991-03.
 Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
c. Penggunaan bahan bangunan.
 Kualitas campuran beton harus memenuhi syarat dengan campuran beton ( sesuai yang ada dalam B O Q )
 Kualitas baja U-24 untuk baja polos dan U-32 untuk baja ulir.
 Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan additive beton.

8.3 Langkah Pelaksanaan.


Langkah pelaksanaan pekerjaan beton bertulang terdiri dari kegiatan penyiapan adukan, pemasangan tulangan,
persiapan pengecoran atau pemasangan begesting, pelaksanaan pengecoran, perawatan atau pemeliharaan beton,
pembongkaran begesting dan pelaksanaan uji laboratorium.
a. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, Kontraktor harus meneliti gambargambar kerja penulangan beton. Apabila
terjadi keragu-raguan segera menanyakan dan meminta jawaban Direksi sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.
b. Adukan
 Adukan beton untuk konstruksi beton bertulang digunakan beton dengan campuran K225 ( sesuai yang ada
dalam BOQ )
 Adukan beton untuk konstruksi beton tidak bertulang menggunakan adukan 1 : 3 : 5
c. Tulangan
 Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam keadaan dingin. Batang
tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam gambar kerja,
harus dimintakan persetujuan Direksi terlebih dahulu.
 Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahanbahan lain yang mengurangi daya rekat.
 Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.
 Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton
tahu (beton decking) dengan tebal dan pemasangan sesuai dengan PBI ’71.

d. Persiapan Pengecoran
 Kontraktor harus membuat kotak takaran untuk adukan beton.
 Semua cetakan dibersihkan dari segala kotoran.
 Cetakan harus datar dan tegak lurus, kedudukan dan bentuknya tetap tidak bergeser maupun bergerak pada
waktu dan setelah pengecoran tetapi mudah dibongkar.
 Cetakan dibuat dari kayu berkualitas sedang tebal 3 cm, dan memenuhi syarat sesuai fungsinya. Sambungan-
sambungan antara papan dan balok harus rapat, rapi dan kuat.
 Apabila untuk rangka penyangga begesting digunakan kayu, maka bahan kayu harus kering, lurus dan berupa
kayu kina atau pinus atau kayu berkualitas sedang yang lain. Jarak penempatan maksimum antar penyangga
adalah 60 cm. Dan direncanakan untuk memikul muatan dibawah 1000 kg.
 Penyangga tidak boleh diberdirikan di atas tanah (harus dengan alas papan).

8
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

 Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar, kalau ada yang bengkok atau berubah posisi harus
segera dibetulkan.
 Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan pelaksanaan dengan gambar kerja,
harus sepengetahuan dan sepersetujuan Direksi.
e. Pengecoran
 Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi.
 Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat ini.
 Pembuatan campuran beton yang dilakukan setempat maka :
(1) angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam keadaan kering,
(2) Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai dimintakan persetujuan Direksi, dan
(3) Pengadukan minimum 3 menit setelah semua bahan masuk ke dalam drum pengadukan, adukan beton
harus memperlihatkan susunan dan warna yang sama.
 Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi.
 Begesting atau tulangan yang terkena percikan beton harus dibersihkan sebelum pengecoran selanjutnya.
 Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter untuk mencegah terlepasnya agregat dari
campuran bahan pengikatnya.
f. Pembongkaran Begesting
 Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga menjamin seluruhnya keamanan beton
yang telah dicor.
 Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh dibongkar begesting maupun tiang
penyangganya sebelum elemen struktur tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut
bahan-bahan pelaksanaan di atasnya.
 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur beton telah
melampaui waktu sebagaiberikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
- Pelat beton 21 Hari
g. Perawatan beton.
 Upaya perawatan beton dilakukan selama proses pengerasan.
 Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air, selama minimum 1 (satu) minggu
berturut-turut.

PASAL 09
PEKERJAAN DINDING

9
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

Penutup ruang atau dinding terbuat dari pasangan bata. Kontraktor harus melakukannya dengan ketelitian yang
sebaik mungkin mengingat secara visual kerapihan hasil akhir pekerjaan salah satunya akan terlihat dari presisi
dinding bangunan.
9.1 Lingkup Pekerjaan.
Pembuatan dinding dari pasangan bata yang sesuai dengan gambar.
9.2 Langkah Pelaksanaan.
Dinding pasangan bata
a. Bata yang akan dipergunakan untuk pasangan dinding harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi.
b. Bata kurang dari setengah panjang tidak boleh dipergunakan.
c. Pemasangan dinding bata harus benar - benar rapi, rata dan sesuai dengan alur yang sebenarnya.
d. Pasangan bata dilakukan dengan campuran 1 PC : 4 Ps untuk semua pasangan batu bata selain pasangan
trasram.
e. Campuran 1 PC : 2 Ps digunakan untuk pasangan dinding kamar mandi, pasangan diatas sloof maupun diatas
balok setinggi 0.50 m, dan pasangan dinding yang diperlukan kedap air.
f. Pemasangan dinding bata tidak diperbolehkan terjadi siar vertical yang segaris
g. Pemasangan dinding bata tidak diperbolehkan menggunakan batu bata potongan, kecuali tempat-tempat tertentu
yang diharuskan memakai bata potongan.
h. Pasangan batu bata seluas maksimum 12 m2 harus diperkuat beton (kolom praktis) 15 x 15 cm dengan tulangan
pokok 4 Ø 10, beugel Ø 8 jarak 15 cm kecuali sudah ada perkuatan lain.
i.Pasangan batu bata tidak boleh ditembus andang-andang.

PASAL 10
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
Kerapian pekerjaan plesteran dan sponengan ini sangat bergantung pada presisi hasil pekerjaan beton struktur dan
dinding bata yang sudah ada.
10.1 Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran dilakukan untuk pekerjaan pasangan maupun beton seperti tersebut dalam gambar.
b. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan profil beton, sponengan, dan plester pasangan dinding seperti
pada gambar.

10.2 Langkah Pelaksanaan


a. Campuran 1 PC : 4 Ps digunakan untuk pasangan dinding beton mengingat fungsinya yang memerlukan kondisi
kedap air.
b. Untuk hal-hal yang khusus diperlukan plesteran dengan menggunakan produk sekualitas mortar (sesuai yang
disyaratkan dalam gambar).
c. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu
kemudian dibasahi dengan air agar plesteran maupun siaran tidak cepat kering dan tidak retak-retak.
d. Untuk plesteran menggunakan bahan dari mortar setiap satu sisi muka dalam satu ruas tidak boleh disisakan,
harus selesai sekaligus.
e. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran tidak pecah-pecah.

10
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

f. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2,5 cm dan tidak boleh kurang dari 1,5 cm, kecuali menggunakan bahan
produk dari mortar ketebalan plesteran bisa 1 cm.
g. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai menutup mantap dengan acian dari PC sehingga tidak terjadi
retak atau pecah.
h. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus dan halus, rata dan tegak lurus dengan bidang plesteran lainnya.
i. Plesteran baru harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pecah dan sobek/retak dengan disiram air
minimum 3 kali dalam 24 jam selama 7 hari berturut-turut.
j. Kontraktor tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan plesteran, tanpa seijin dari Direksi.

PASAL 11
PEKERJAAN LANTAI
Sebelum pelaksanaan pekerjaan lantai, kontraktor diharapkan sudah menyelesaikan semua pekerjaan struktur pada
lantai yang bersangkutan, dan sudah membebaskan lantai yang akan dikerjakan tersebut terhadap semua aktivitas
pelaksanaan pekerjaan berat.
11.1 Lingkup Pekerjaan
a. Untuk lantai menggunakan Keramik 40 x 40 cm , Keramik 20 X 20 cm.
b. Untuk dinding menggunakan keramik memakai 15 X 15 cm .
11.2 Langkah Pelaksanaan.
a. Bidang-bidang yang akan diberi penutup lantai harus sudah betul-betul bersih rata dan sempurna.
b. Lapisan pasir bawah lantai harus sudah dipadatkan, dengan disiram air sedikit demi sedikit.
c. Jika terdapat kekurang sempurnaan konstruksi yang berada di bawah lantai, maka Kontraktor wajib
menyempurnakannya. Dan apabila terdapat cacat atau kurang baik yang diakibatkan kurang sempurnanya
konstruksi-konstruksi yang berada di bawah lantai maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaikinya
dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.
d. Penghamparan adukan beton baik untuk rabat beton maupun plat beton bertulang mengikuti Pasal 09 –
Pekerjaan Beton dalam rencana kerja dan syarat ini.
e. Permukaan lantai yang baru dikerjakan harus dijaga/dilindungi dari segala gangguan misalnya tekanan,
senggolan atau penggeseran sampai kondisi beton cukup umur atau mengeras.
f. Perawatan permukaan lantai mengikuti Pasal Pekerjaan Beton dalam rencana kerja dan syarat.

PASAL 12
PEKERJAAN CAT
Pengecatan dinding luar, ornament dan lisplank menggunakan jenis cat weathersield setara ICI (3xsapu). Untuk
pengecatan dasar diding bagian luar dan dinding bagian dalam memakai sealer. Pengecatan dinding bagian dalam
menggunakan jenis cat setara Nippon Paint (3xsapu). Kontraktor harus menyediakan bahan cat yang baik dengan
perlengkapan pengecatan standard serta tenaga kerja yang sudah terbiasa dan berpengalaman dalam bidangnya.

12.1 Lingkup Pekerjaan.


a. Pekerjaan cat tembok meliputi semua bagian Kolom Struktur, Balok, dan list dalam dan luar bangunan.
b. Pekerjaan cat dan meni besi meliputi pengecatan konstruksi yang menggunakan besi.
12.2 Langkah Pelaksanaan.
11
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

Untuk pelaksanaan pekerjaan cat, selain metode atau cara pengecatan, kualitas bahan cat juga sangat berpengaruh
terhadap mutu yang dihasilkan.
a. Bahan
 Cat tembok berkualitas baik dan mudah dibersihkan.
 Cat besi yang digunakan berkualitas baik.
 Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng untuk cat tembok 15 liter, cat kayu 10 kg, dimana tertera nama
perusahaan pembuatnya, petunjuk pemakaian, formula, warna, nomor seri dan tanggal pembuatan.
 Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Direksi.
 Cat dasar (sealer) untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk yang sama dengan merk cat yang
dipilih.
 Cat meni digunakan sesuai dengan penggunaan cat.
 Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik.
 Warna-warna cat yang digunakan akan ditentukan oleh Direksi.
b. Cat tembok.
 Bidang yang akan dicat tembok sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain yang
dibasahi dengan air. Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya rata dan licin.
Selanjutnya diplamour secara merata dan di amplas/diambril, baru kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan
roller minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik dan tertera pada brosur
pemakaian dari pabrik penghasil cat.
 Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengecatan yang rata dan baik.
 Pengecatan dilakukan setelah pekerjan pemasangan lantai selesai secara keseluruhan.
 Pengecatan tidak boleh berganti ganti kuas, agar tidak tercampur warna lain.

PASAL 13
PEKERJAAN MEKANIKAL-ELEKTRIKAL
A . Pekerjaan Mekanikal
13.1 Lingkup Pekerjaan.
a. Pengadaan dan pemasangan Intalasi pipa distribusi air bersih
b. Pengadaan dan pemasangan pipa air bersih, air kotor dan air kotoran
c. Pengadaan dan pemasangan Kloset Duduk Monoblock dan Closet Jongkok
d. Pengadaan dan pemasangan Floor drain, kran air dan shower
e. Pengadaan dan pemasangan Kran ¾ atau ½ inchi
f. Pengadaan dan pemasangan AC ( Air Conditioner )

13.2 Langkah Pelaksanaan.


Langkah pelaksanaan menyangkut hampir semua aspek pemasangan dan penyambungan distribusi air ATB.
a. Pipa Air.
 Seluruh instalasi air menggunakan pipa PVC dengan diameter 0.5 inch, 3/4 inch, 3 inch dan 4 inch Setara Wavin
 Penyambungan pipa menggunakan tee, elbow dan socket.
 Untuk air ATB meteran menggunakan dia ¾ atau disesuaikan dengan kondisi existing
b . Alat-alat sanitair.
12
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

Perlengkapan saniter seperti Closet duduk, wastafel, kran Dinding digunakan adalah ex Toto, KIA atau yang setara
dimana pemasangan mengikuti prosedur pabrik

B . Pekerjaan Elektrikal
Hasil dari pekerjaan ini merupakan satu bagian yang paling beresiko, mengingat sudah sangat sering terjadi
kebakaran gedung diakibatkan oleh adanya gangguan pada jaringan instalasi listrik. Untuk itu kontraktor diminta
mempercayakan pelaksanaan pekerjaan ini kepada ahlinya yang terbiasa menangani pekerjaan sejenis.
13.3 Lingkup Pekerjaan.
f. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel untuk instalasi penerangan dan stop kontak.
g. Pengadaan dan pemasangan lampu.
h. Pengadaan dan pemasangan saklar dan stop kontak.
i. Pengadaan dan pemasangan alat-alat bantu instalasi.
j. Penyambungan jaringan PLN
k. Panel Listrik
13.4 Langkah Pelaksanaan.
Langkah pelaksanaan menyangkut hampir semua aspek pemasangan dan penyambungan daya listrik dan instalasi
listrik termasuk pemasangan beberapa acessoriesnya.
a. Kabel.
 Seluruh instalasi di dalam kawasan digunakan jenis kabel NYA 2,5 dan NYA 3 X 2,5, NYA 4 X 70 mm + E 35
mm , jumlah inti disesuaikan dengan gambar.
 Seluruh instalasi ditanam di dalam tanah yang berhubungan langsung dengan tanah, harus digunakan kabel
jenis tanah NYFGb 0.6/1 KV dan menggunakan pipa konduit.
 Sambungan kabel di dalam tanah tidak diperkenankan tanpa persetujuan Direksi.
 Kabel yang digunakan harus kabel metal, atau yang setara dan telah lulus uji dari PLN (mendapatkan sertifikat
tanda uji dari LMK PLN).
b. Konduit.
 Konduit yang digunakan harus dari jenis PVC kecuali ditunjukkan lain pada gambar.
 Peralatan bantu untuk konduit harus dilengkapi dan dipasang dengan cara yang sebenarnya.
 Pada beberapa tempat yang menimbulkan getaran atau yang ditunjukkan dalam gambar, harus digunakan
flexibel konduit lengkap dengan alat-alat bantunya.
c. Panel Listrik.
 Jumlah dan jenis komponen panel listrik ditunjukan dalam gambar.
 Tebal pelat besi yang digunakan minimum 1,5 mm.
 Bentuk panel listrik yang berdiri sendiri untuk panel utama (MDP kapasitas minimal 50 Kva) dan panel tenaga,
sedangkan yang terbenam di dalam tembok untuk panel penerangan.
 Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada sisi sebelah kecuali stop kontak lantai atau yang
ditentukan lain.
 Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk.
 Kabel masuk dilengkapi dengan “cable plug” (kabel schoen) yang besarnya disesuaikan dengan ukuran kabel.

13
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

d. Circuit Breaker.
 Circuit Breaker untuk panel-panel utama harus mempunyai interrupting capacity minimum 22 KA sesuai dengan
beban yang terpasang, dan dilengkapi pengaman terhadap arus lebih, arus hubung singkat dan tegangan di bawah
nominal.
 Circuit Breaker untuk arus-arus cabang minimum mempunyai interrupting capacity 5 KS sesuai dengan beban
yang terpasang.
 Fuse Load Break Switch
 Fuse Load break yang digunakan harus mampu memutuskan arus pada saat beban penuh.
 Untuk fuse load break yang lebih besar dapat digunakan sepanjang fuse pengaman yang dibutuhkan tetap sama
seperti dinyatakan dalam gambar.
e. Sistem Tegangan.
Semua titik lampu yang mempunyai rumah dari logam dan stop kontak harus disambungkan ke sistem pentanahan,
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
f. Pentanahan
 Kontraktor wajib membuat suatu panel pentanahan yang baik, sesuai dengan peraturan yang berlaku beserta
syarat-syarat tercantum dalam RKS ini serta gambar-gambar yang ada.
 Seluruh panel-panel harus ditanahkan dengan menggunakan kawat BC sesuai gambar.
 Pengujian dilakukan oleh Kontraktor dengan disaksikan pihak Direksi.
g. Peralatan Tenaga
 Peralatan instalasi adalah material untuk melengkapi instalasi tersebut, supaya kelihatan baik dan memenuhi
persyaratan.
 Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan membuat sendiri.
 Semua kabel yang terlihat mata (ekspose) harus diberi penahan dengan klem sehingga kabel tersebut kelihatan
lurus dan baik.
 Semua sambungan kabel harus dipilih dengan baik, sehingga tidak menimbulkan beda tegangan satu sama lain,
kemudian diisolasi PVC dan terakhir diberi penutup atau dop. Dop ini disyaratkan berkualitas baik.
h. Lampu
 Lampu ruangan yang digunakan adalah Lampu Down light 11 W dan 3 W lampu RM Led Tube 3 x 20 W.
 Fitting yang digunakan adalah fiting yang dibuat di dalam boks panel (rapi dan aman).
 Pada bagian fitting yang bertegangan pada waktu pemasangan atau penggantian lampu harus aman dari
bahaya sentuhan.
i. Saklar
 Saklar yang digunakan jenis pemasangan in bow.
 Saklar yang digunakan terdiri dari 1 gang, 2 gang dan 3 gang
 Saklar yang digunakan setara Clipsal
j. Stop Kontak
 Stop Kontak yang digunakan jenis pemasangan in bow.
 Teknik pemasangan terdiri dari kabel fasa, kabel nol dan kabel netral.
 Stop kontak yang digunakan setara Clipsal

14
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

13.5 Petunjuk Pemeliharaan


a. Kontraktor wajib melengkapi buku/brosur petunjuk pemeliharaan/ perbaikan peralatan yang diadakannya.
b. Peralatan yang harus diadakan petunjuk pemeliharaan tersebut antara lain komponen panel, cara penanaman,
lampu-lampu dan mof kabel.
c. Petunjuk-petunjuk tersebut harus diadakan dalam rangkap 3 (tiga) masing masing dimasukkan ke dalam satu
map, disusun dengan baik dan diserahkan kepada Pemberi Tugas.

13.6 Pengujian
1. Sebelum daya listrik dimasukkan ke instalasi, seluruh instalasi harus sudah selesai diuji dan didapat hasil yang
baik yang harus disaksikan dan disetujui oleh Direksi.
2. Direksi berhak memerintah kepada kontraktor, setiap saat untuk melakukan pengujian bila Direksi merasa bahwa
pekerjaan tersebut sudah dapat diuji.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas segala pengadaan alat dan tenaga untuk pengujian.
4. Pengujian sebagian pekerjaan yang sudah selesai dapat merupakan bagian dari pengujian keseluruhan,
sehingga laporan test harus ditanda tangani/diserahkan oleh pihak Pemberi Tugas dan Direksi.
5. Pengujian Tahanan/Hambatan Isolasi
 Pengujian tahanan isolasi instalasi listrik didasarkan atas peraturan yang berlaku, ditambah dengan syarat-syarat
sebagaimana diatur dalam pasal tersebut.
 Pengujian tahanan/hambatan isolasi dilakukan dengan menggunakan megger 1.000 volt putaran tangan.
 Pada saat pengujian semua titik lampu dan saklar harus dalam keadaan terbuka
 Pengujian tahanan isolasi dari kabel tegangan 220 V / 380 V harus menggunakan megger 500 Volts yang sudah
dikalibrasi. Tahan isolasi minimal yang harus dipenuhi adalah 0,5 Mega Ohm.
6. Bila didapat hasil tidak baik/kurang memuaskan pada suatu bagian instalasi, kontraktor wajib memperbaikinya
kembali, kemudian pengujian diulangi sampai mendapatkan hasil yang baik. Pengujian dilakukan pada semua
bagian (group) instalasi.

PASAL 14
PEKERJAAN ATAP
Penyiapan pekerjaan atap yang dilakukan di luar lokasi proyek atau di base camp merupakan satu bagian pekerjaan
yang metode kerja serta kemajuan pekerjaannya harus selalu dilaporkan kontraktor, dan direksi berhak untuk
melakukan check proses pelaksanaan pekerjaan sewaktu-waktu.
14.1 Lingkup Pekerjaan.
a. Memasang rangka atap baja ringan seperti yang tercantum dalam gambar
b. Memasang penutup atap menggunakan atap genteng tanah liat
14.2 Langkah Pelaksanaan.
Langkah pelaksanaannya terdiri dari penyiapan rangka atap terutama rangka baja ringan, pemasangan rangka atap
secara keseluruhan dan pemasangan penutup atap. Dalam hal ini kontraktor harus benar-benar memperhatikan
faktor keselamatan tenaga kerja mengingat lokasi kegiatannya jauh di atas permukaan tanah.
Rangka atap/Kuda-kuda baja ringan
 Rangka kuda-kuda berupa baja ringan sesuai dengan gambar.

15
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

 Rangka Kuda-kuda baja ringan yang digunakan untuk konstruksi harus baru dan tidak boleh menggunakan baja
ringan bekas.
 Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi mengenai bahan yang akan digunakan, dengan menunjukkan
potongan Rangka Kuda-kuda baja ringan serta surat pengantar pabrikan.
 Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan dan tidak hanya dari
gambar-gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian yang terhalang oleh
benda lain.
 Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan di atas, akan ditolak dan harus di ganti.
 Pekerjaan yang selesai harus bebas dari cacat yang membahayakan konstruksi.

Penutup atap
 Bahan penutup atap yakni genteng tanah liat harus diajukan kepada Direksi dalam beberapa pilihan, dan baru
boleh digunakan setelah mendapat persetujuan Direksi.
 Pemasangan atap dibuat sedemikian rupa agar mendapatkan pasangan yang rapi dan teratur.
 Atap yang digunakan harus benar-benar yang berkualitas baik, ringan dan kuat.
 Penutup atap yang digunakan harus kuat / tahan terhadap tekanan dan terpaan angin hingga 192 km/jam.
 Penutup atap yang digunakan tahan lama, tidak berkarat dan tidak berjamur atau rapuh.

PASAL 15
LAIN-LAIN
15.1 Sehubungan dengan adanya bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka Kontraktor wajib untuk
mempelajari dan memahami gambar/bestek, daftar kuantitas barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat
memberikan penawaran yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
17.2 Lampiran dan gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum masuk dalam uraian ini, adalah
merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dokumen ini, dan harus diikuti/dilaksanakan oleh Kontraktor
sebagai bagian dari penawarannya, agar diperoleh penyelesaian pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan.

B. SPESIFIKASI KHUSUS
Spesifikasi khusus merupakan satu kondisi yang mengatur beberapa pekerjaan secara detail dan khusus mencakup
beberapa macam bagian pekerjaan dan ketentuan khusus dari rangkaian pelaksanaan

PASAL 01
PEKERJAAN SANITASI
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/operasinya.

b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, klosed, keran, perlengkapan kloset, floor drain, clean out dan metal
sink.

16
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

A. PERSETUJUAN
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.

b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui Perencana/Konsultan
Management Konstruksi berdasarkan contoh yaang dilakukan Kontraktor.

B. BAHAN/PRODUK

1. Untuk wastafel, urinal, kloset dan keran merk AMERICAN STANDARD dalam negeri atau setara.
2. Floor drain dan clean out : AMERICAN STANDARD/Viega, atau setara.

C. PELAKSANAAN

1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan,
termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan
detail-detail sesuai gambar.
2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Perencana/Konsultan Management
Konstruksi.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/berbedaan ditempat itu
sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan
dan fungsinya.
5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik.

1. Pekerjaan Wastafel
a. Wastafel yang digunakan adalah merk AMERICAN STANDARD ex dalam negeri atau setara lengkap dengan
segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type yang dipakai dapat dilihat pada skedul sanitair
terlampir.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan Management Konstruksi.

17
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-petunjuk dari
produksennya dalama brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan
noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

2. Pekerjaan Urinal
a. Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk AMERICAN STANDARD type yang dipakai
adalah : dengan fitting standard.
b. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian-bagian yang gompal,
retak dan cacaat lainnya dan telah disetujui Konsultan Management Konstruksi.
c. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan Baut Ficher atau stainless steel dengan ukuran yang cukup
untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.

d. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar untuk itu, baik waterpassnya.
Semua celah-celah yang mungkin ada antara dinding dengan urinal ditutup dengan semen berwarna sama dengan
urinal sempurna.
Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.

3. Pekerjaan Kloset
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah AMERICAN STANDARD/American standard
ex dalam negeri, type yang dipakai dapat dilihat pada skedule sanitair terlampir.
b. Kloset jongkok berikut kelengkapannya dipakai merk AMERICAN STANDARD ex dalam negeri. Type-type
yang dipakai termasuk kran tekan, warna akan ditentukan Perencana.
c. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang
gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Management Konstruksi.
d. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua telab 3 cm dan telah dicelup dalam larutan pengawet tahan
air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset disekrupkan pada papan tersebut dengan sekrup kuningan.
e. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass. Semua noda-noda
harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

4. Pekerjaan Keran
a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk AMERICAN STANDARD dengan chromed finish.
Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran
tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyaai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding
type T.23 B 13 V 7 (N). Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapat
disambung dengan pipa leher angsa (extention). Keran untuk sink di ruang saji type T. 30 AR 13 V 7 (N).
b. Stop keran yang dapat digunakan merk Kitazawa bahan kuningan dengan putaran berwarna hijau, diameter
dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
c. Keran-keran harus dipasang pada pipaa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai dengan
gambar-gambar untuk itu.

18
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

5. Floor Drain dan Clean Out


a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 2” dilengkapi dengan siphon
dan penutup berengsel untuk floor drain dan depverchron dengan draad untuk clean out merk setara AMERICAN
STANDARD.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan Management Konstruksi.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan rapih,
menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
e. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air Embeco ex. MTC dan pada
lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit ex. Ciba.
f. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari noda-noda
semen dan tidak ada kebocoran.

6. Pekerjaan Metal Sink


a. Metal sink yang digunakan ialah merk Diethelm type 46/107 atau setara tebal minimum 1 mm, bahan stainless
steel, jenis satu basin untuk ruang saji dan dua basin untuk dapat dengan kran khusus untuk itu.
b. Metal sink yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik sehingga tidak ada bagian yang cacat dan
direkatkan dengan kuat pada dasarnya sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Setelah metal sink terpasang, letak ketinggian pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu, baik
waterpassnya dan bebas dari kebocoran-kebocoran air.

19
Spesifikasi Teknis (Pembangunan Rumah Tinggal)
S.A.R

CATATAN
1. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan dianjurkan dengan sangat agar sebelum sesuatu Bahan /
Produk akan dibeli/ dipesan/diprodusir, terlebih dulu dimintakan Persetujuan dari Direksi Pekerjaan atas kesesuaian
dari Bahan/Produk tersebut denganPersyaratan Teknis, Guna diberikan persetujuan dalam bentuk tertulis yang
dilampirkan pada contoh/Brosur dari Bahan/Produk yang bersangkutan untuk diserahkan pada Direksi Pekerjaan
dilapangan.
2. Penolakan bahan dilapangan karena diabaikannya prosedur diatas sepenuhnya merupakan tanggung jawab
Kontraktor tanpa pertimbangan keringanan apapun.
3. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai Contoh/Brosur seperti tersebut diatas tidak melepaskan tanggung
jawab Kontraktor dari kewajibannya untuk mengadakan Bahan/Produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta
tidak merupakan jaminan akan diterima/disetujuinya seluruh Bahan/Produk tersebut dilapangan, sejauh tidak dapat
dibuktikan bahwa seluruh Bahan / Produk tersebut adalah sesuai dengan Contoh/Brosur yang telah disetujui.

Sumber, 07 November 2023


CV. Satwika Abadi Raya

TATANG, ST.

20

Anda mungkin juga menyukai