Anda di halaman 1dari 19

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1
PENDAHULUAN

Kontraktor sebelum mulai melaksanakan pekerjaan diharuskan mengadakan survey,


penelitian dan pemahaman mengenai :
1. Dasar pelaksanaan pekerjaan
Pemahaman mengenai ketentuan-ketentuan pekerjaan yang tercantum dalam :
Rencana kerja dan syarat serta gambar-gambar pelaksanaan untuk pekerjaan ini. Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing.
2. Masa Pelaksanaan
Jangka Waktu Pelaksanaan 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender, terhitung dari
keluarnya Surat Perintah Mulai Kerja/SPMK. Dan Masa Pemeliharaan selama 365 (tiga
ratus enam puluh lima) Hari Kalender.
3. Lapangan/Bahan yang Tersedia
Survei kondisi lapangan serta penelitian bahan-bahan bangunan yang akan
digunakan yang tersedia di pasaran dengan merujuk pada rekomendasi produsen untuk
barang-barang
4. Gambar-gambar secara menyeluruh
Pemahaman gambar situasi, denah, arsitektur bentuk bangunan dan gambar-gambar
detail konstruksi, serta melakukan analisis kebutuhan bahan dan menyusun rencana
kerja.
5. Rangkaian pekerjaan yang harus diselesaikan dalam pelaksanaan pekerjaan ini mencakup
:
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN STRUKTUR DERMAGA
III. PEKERJAAN RUANG TUNGGU PENUMPANG DERMAGA SUNGAI
6. Sarana Kerja
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Sarana kerja yang harus disediakan :
- Tenaga Kerja / tenaga yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan dan Penyediaan material dalam jumlah yang cukup
untuk setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan agar pekerjaan selesai tepat pada
waktunya;
- Alat-alat kerja serta penunjang seperti Exc avator, Dump Truck, Concrete
Mixer, Gerobak Dorong, Pile Hammer, G e n e r a t o r S e t , Peralatan Tukang
dan peralatan bantu lain yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan ini;
- Perlengkapan Alat Pelindung Diri sesuai standar untuk para pekerja.

URAIAN KEGIATAN PASAL 2


TITIK DUGA DAN UKURAN-UKURAN
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mempelajari substansi pekerjaan yang harus
dilakukan termasuk detail-detail ukuran dalam gambar lelang yang sudah disepakati
bersama menjadi gambar kontrak serta membuat ajuan gambar pelaksanaan sebagai hasil
sinkronisasi gambar rencana dengan kondisi di lapangan saat akan mulai pekerjaan.
1. Lokasi Proyek
Terletak di Saparan Desa Kumba Kecamatan Jagoi babang Kabupaten Bengkayang
2. Titik Duga
Digunakan Bench Mark lokal dari hasil pengukuran lapangan yang merujuk pada
koordinat lokal yang terdapat di kawasan proyek.
3. Ukuran dalam gambar
Ukuran-ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-
gambar dengan catatan :
a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar, maka yang menentukan
adalah ukuran-ukuran pada gambar dengan skala yang lebih besar dan
dikonsultasikan dengan Direksi Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas.
b. Jika terdapat ketidak-sesuaian antara gambar dan RKS, harus segera dikonsultasikan
dengan Direksi Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum selama dan sesudah
pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
d. Menetapkan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan
ketelitiannya.
e. Kontraktor harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

Kontraktor harus mempersiapkan suatu rencana kerja pra pelaksanaan baik yang
menyangkut kegiatan administrasi, teknis di kantor maupun beberapa pekerjaan penyiapan
fisik di lapangan.
1. Penyerahan Lokasi Pekerjaan
Tempat Pekerjaan diserahkan kepada Kontraktor dalam keadaan seperti pada waktu
Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing Lapangan).
2. Pembersihan Lapangan
Kontraktor atas petunjuk Direksi Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas/Pengawas
harus melakukan pembersihan lapangan sedemikian rupa sehingga lahan bersih
dari sampah yang akan mengganggu pelaksanaan pembangunan.
3. Jalan Proyek
Jalan proyek merupakan jalan yang digunakan untuk pengangkutan material proyek.
Kerusakan jalan/Jalan Desa (tidak termasuk jalan Perusahaan Perkebunan) masuk menuju
lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh pelaksana pembangunan ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor, dan Kontraktor wajib memelihara kondisi
jalan selama masa pelaksanaan pekerjaan serta memperbaiki sampai baik kembali pada
saat akhir masa pelaksanaan pekerjaan.
a. Air Proyek
Kontraktor harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air bersih
tersebut dapat dari PAM bilamana mungkin atau dengan membuat sumur gali atau
sumur bor atau dari sumber lain yang berdekatan, dengan syarat air tersebut harus
memenuhi persyaratan untuk pembangunan seperti persyaratan yang tercantum
dalam SK. SNI. S-04-1989-F.
b. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek dibuat dengan ukuran 0,8 x 1,2 m, dan dipasang dilokasi proyek, 1
(satu) minggu setelah Kontraktor menerima Surat Perintah Mulai Kerja, serta dijaga
keberadaannya selama proyek berlangsung. Papan nama proyek dibuat dari bahan
baliho dan tiang kayu 5 x 7 kayu kualitas baik, atau dibuat sesuai petunjuk Direksi
Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas. Bentuk dan cara penulisan papan nama
proyek mengikuti normalisasi Pemerintah Daerah Setempat. Bila diharuskan oleh
pihak Proyek, Kontraktor boleh memasang papan nama proyek sesuai
normalisasi dari Pemerintah Daerah Setempat pada awal masa pelaksanaan
pekerjaan.
4. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun
dalam lingkungan halaman, atau pada pagar halaman, kecuali dengan ijin pemberi
tugas.
5. Penjagaan dan Penerangan
a. Kontraktor harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam) dalam
kompleks pekerjaan termasuk bangunan Dermaga yang sedang dikerjakan dan lain-
lain.
b. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan
penerangan/lampu pada tempat tertentu.
c. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lain yang
disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan apabila terjadi kebakaran dan
pencurian, Kontraktor harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran
pekerjaan.
d. Kontraktor harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran atau sabotase di
tempat pekerjaan, alat-alat pemadam kebakaran atau alat bantu lain untuk
keperluan yang sama harus selalu berada di tempat pekerjaan.
e. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian-kerugian
dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan material juga gudang dan lain-
lain, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6. Keselamatan Kerja
a. Bilamana terjadi kecelakaan kerja, Kontraktor harus segera mengambil tindakan dan
memberitahukan kepada Direksi Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas
untuk disampaikan ke Pemimpin Proyek.
b. Kontraktor harus memenuhi/mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan
korban dan keluarganya.
c. Kontraktor harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-syarat
PalangMerah dan setiap kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi.
d. Kontraktor diwajibkan mentaati undang-undang tenaga kerja dan segera
mengurusASTEKsetelah SPK diterbitkan.

PASAL4
BAHAN BANGUNAN
Dalam pelaksanaan fisik, sebelum memulai satu bagian pekerjaan kontraktor harus
mengajukan semacam lembar request atau lembar persetujuan yang disertai juga
dengan beberapa contoh material bahan bangunan yang akan digunakan baik dalam bentuk
contoh barang maupun brosur dan surat rekomendasi pabrikan. Pekerjaan baru dapat dimulai
setelah request memperoleh persetujuan dari Direksi Lapangan dan/atau Konsultan
Pengawas.
1. Bahan Bangunan
a. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan sebagai tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan ini serta gambar kerja.
b. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-
syarat yang tercantum dalam PUBB, PBI’71, SK SNI T-15-1991-03, AV, PTC, AUWI, AVE
dan PKKI.
2. Bahan Pabrikan
Penggunaan bahan pabrikan harus disertai dengan contoh barang yang didukung
surat rekomendasi dari pabrik mengenai proses produksi hingga kualitas barang serta
kemampuan penyediaannya. Contoh barang tersebut diajukan pada Direksi Lapangan
dan/atau Konsultan Pengawas dalam beberapa alternatif pilihan dan Direksi
Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas berhak untuk meminta keterangan
selengkap-lengkapnya tentang kondisi dan spesifikasi barang tersebut.
3. Basecamp
Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja
yang ada dilapangan atau fabrikasi di tempat lain (Basecamp), maka Kontraktor
wajib memberitahu kepada Direksi dan/atau Konsultan Pengawas, agar kualitas
bahan
maupun kualitas pekerjan sebelum dikirimkan ke lapangan, Direksi Lapangan
dan/atau Konsultan Pengawas bisa dan berhak untuk merekomondasi apakah layak
untuk di kirim/pasang.
4. Air untuk Bangunan
a. Untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas
mineral, zat organic, tanah lumpur, larutan alkalin dan lain-lain.
b. Jika air yang diambil dari saluran air minum atau sumber air lain yang ada tidak
mencukupi maka Kontraktor harus mengadakan air dengan mendatangkan atau
mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat.
5. Semen Portland
a. Semen Portland (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
syarat-syarat yang tercantum dalam PBI’71 secara visual berwarna abu-abu
kehijauan jenis semen meliputi tiga roda, dinamix, merah putih dan/atau
conch.
b. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di tempat
pekerjaan.
c. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.
d. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, Kontraktor diwajibkan
untuk menjaga stok semen jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan.
e. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat tidak kemasukan air/air
hujan dan terpengaruh cuaca.
f. Semua semen yang digunakan harus keluaran pabrik yang sama dan hasil
produksi yang sama.
6. Kerikil dan Batu Pecah
a. Untuk pekerjaan beton batu pecah atau koral dengan gradasi 0,5 sampai 2 cm,
bersih dari bahan organis atau kotoran lain sebelum digunakan harus dicuci terlebih
dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil yang
keras tidak berpori.
7. Pasir
a. Pasir beton yang digunakan adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan
organis kasar tajam memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI’71.

b. Untuk pasir beton digunakan pasir yang kasar dan tidak mengandung lumpur
atau tanah (yang berkualitas baik).
c. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai dengan penggunaannya
(jangan sampai tercampur).
8. Besi
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.
b. Baja tulangan untuk diameter 6 mm dan 8 mm digunakan baja polos dengan
mutu baja tulangan U- 24 atau memiliki tegangan leleh minimal 2.400 kg/cm²,
yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan SKSNI T-15-1991-03
digunakan untuk tulangan geser/begel/sengkang.
c. Baja tulangan untuk diameter > 10 mm digunakan baja ulir dengan mutu baja
tulangan U-32 atau memiliki tegangan leleh minimal 3.200 kg/cm², yang dalam segala
hal harus memenuhi ketentuan- ketentuan SK SNI T-15-1991-03 untuk tulangan
longitudinal atau tulangan memanjang.
d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka lama.
e. Cara pembengkokan besi tulangan harus menurut peraturan yang tercantum pada SK
SNI T-15-1991- 03.
f. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran.
Selimut beton dibuat dengan beton decking (tahu beton) dari mortar semen
campuran 1 : 2 dengan ukuran 4 x 4 x 2.5 cm atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan
dan/atau Konsultan Pengawas.
g. Besi tulangan harus disatukan satu sama lain dengan kawat bendrat mutu sama dengan
baja tulangan kecuali jika Direksi Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas
menginstruksikan menggunakan las.
h. Sebelum pengecoran, kondisi baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat,
karat atau bahan lain yang merusak.
9. Lain-lain
a. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini,
sebelumnya harus diperiksa oleh Direksi Lapangan dan/atau Konsultan
Pengawas, dan baru dapat digunakan setelah disetujui.
b. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan tersebut akan
ditolak atau dikeluarkan atas perintah Direksi Lapangan dan/atau Konsultan
Pengawas setelah 2 x 24 jam dengan segala resiko oleh Kontraktor.
c. Biaya Pemeriksaan laboratorium dalam pembuatan Job Mix Formula (JMF) ditanggung
oleh kontraktor.
d. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam RKS dan ada dalam gambar,
sebelum bahan tersebut didatangkan di lokasi proyek agar terlebih dahulu
dikoordinasikan dengan Direksi Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas.

PASAL 5
PEKERJAAN PEMANCANGAN TIANG PIPA BAJA

Tiang baja mempunyai keuntungan yaitu kuat ringan untuk ditangani, mempunyai
kemampuan daya dukung tekan (kompresif) yang tinggi bila dipancang pada lapisan tanah keras
dan mampu dipancang dengan keras untuk penetrasi yang dalam hingga mencapai lapisan
dukung, atau untuk mendapatkan daya dukung tahanan geser yang tinggi. Biaya per meter lebih
tinggi daripada tiang beton pracetak. Mudah dipotong atau diperpanjang untuk menyesuaikan
dengan variasi ke dalaman lapisan dukung (bearing stratum).
Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas biasa, tetapi tiang
pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak digunakan, dan
akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus K200 dengan kadar semen sesuai
ketentuan. Tiang yang akan diisi dengan beton dipasang dengan ujung tertutup, dan pengisian
beton pada pipa baja dilakukan setelah selesai pemancangan. Pipa baja biasanya ditinggalkan
didalam tanah sebagai bagian dari tiang yang permanen (tetap).

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembuat Sepatu Tiang Pancang.
b. Pemancangan Tiang Pancang (Pipa Baja).
c. Penyambungan Tiang Pancang.
2. Langkah Pelaksanaan
a. Pembuatan Sepatu Tiang Pancang
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu, maka ujungnya dapat diperkuat dengan
menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja untuk
menambah ketebalan baja. Menutup / meruncingkan Tiang pancang pipa baja dapat
dikerjakan dengan cara mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah dibentuk dari
besi tuang, baja tuang atau baja fabrikasi.

b. Pemancangan Tiang Pancang (Pipa Baja).


Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu, asalkan tiang pancang
tersebut dapat menembus masuk pada ke dalaman yang telah ditentukan atau mencapai
daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Berat palu harus dua kali berat
tiang beserta topi pancangnya untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus
harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang
harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang
pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.
Semua pekerjaan pemancangan harus dihadiri oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya dan
Konsultan Pengawas, dan palu pancang tidak boleh diganti dan dipindahkan dari kepala
tiang pancang tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau wakilnya dan Konsultan
Pengawas.

c. Penyambungan Tiang Pancang.


Penyambungan antara potongan tiang baja memerlukan pengelasan standar tinggi dan
harus dilakukan oleh tukang las yang bersertifikat. Pengelasan harus dikerjakan
sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat ditingkatkan.
Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat
menjaga alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Pengelasan
harus diuji secara visual dan dengan cara non destructive. Biasanya perlu memotong
100 mm hingga 200 mm dari puncak bagian tiang dipancang untuk meratakan ujungnya
dan untuk membuang bagian baja keras yang sukar dilas. Sambungan yang dilas harus
mampu meneruskan momen penuh dalam tiang (dan untuk pipa baja) biasanya
merupakan las ujung penetrasi penuh di sekeliling permukaan pipa.
PASAL 6
PEKERJAAN BETON

Pekerjaan beton merupakan salah satu bagian pekerjaan yang memerlukan perhatian yang
serius dari Kontraktor dan Direksi Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas dalam setiap
proses dan keputusan yang diambil.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan beton bertulang yang dilakukan adalah Isian Tiang Pancang, Balok Lantai
Dermaga, kolom, ring balok, dan lantai Dermaga dengan ukuran yang telah
ditentukan.
b. Bagian-bagian pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan beton dan dilakukan
sebelum, sedang serta sesudah pengecoran adalah pembuatan cetakan, persiapan
dan penulangan, pengecoran, pemeliharaan, pembukaan cetakan dan lain
sebagainya.
c. Semua pekerjaan beton bertulang yang dilakukan harus disertai test beton di
lapangan yang hasilnya langsung dapat diperoleh, serta test beton dilaboratorium
yang dilakukan di lembaga di luar proyek.
2. Persyaratan Umum
a. Konstruksi rangka bangunan dengan bahan struktur beton bertulang harus
menggunakan peraturan peraturan yang berlaku di Indonesia seperti PBI’71
(Peraturan Beton Indonesia tahun 1971) dan atau SK SNI T–15– 1991-03, PMI
(Peraturan Muatan Indonesia), dan lain-
lain.
b. Peraturan beton
1) Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada SK SNI T15-
1991-03. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI) mengalami setidaknya 4
(empat) kali perubahan; PBBI 1955, PBBI 1971, PBBI 1991 dan SNI 03-2847-
2002.
2) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03
pasal 3.1 sampai 3.9.
3) Syarat pelaksanaan pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03 bagian 3 bab 4,5,6
berlaku seluruh pasal. 4)
4) Syarat-syarat pekerjaan tulangan SK SNI T-15-1991-03 bab 5 pasal 5.3 sampai
5.8.
5) Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan SK SNI T-15-1991- 03.
6) Perhitungan muatan pada bangunan.
c. Penggunaan bahan bangunan
1) Kualitas campuran beton harus memenuhi syarat dengan campuran beton
( sesuai yang ada dalam BOQ )
2) Kualitas baja U-24 untuk baja polos dan U-32 untuk baja ulir.
3) Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan additive beton.
3. Langkah Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan pekerjaan beton bertulang terdiri dari kegiatan penyiapan adukan,
pemasangan tulangan, persiapan pengecoran atau pemasangan begesting,
pelaksanaan pengecoran, perawatan atau pemeliharaan beton, pembongkaran begesting
dan pelaksanaan uji laboratorium.
a. Persyaratan pelaksanan pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar
kerja penulangan beton. Apabila terjadi keragu-raguan segera menanyakan dan
meminta jawaban Direksi Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan.
Beton pada bagian atas Tiang Pancang setinggi 2 atau 3 meter dari puncak harus
dipadatkan dengan menggunakan cara penggetaran yang biasa dilakukan.
b. Adukan
1) Adukan beton untuk konstruksi beton bertulang digunakan beton dengan
campuran K-200 dan K-300 ( sesuai yang ada dalam BOQ )
c. Tulangan
1) Penulangan pada tiang pancang harus diletakan di tengah pipa dengan selimut
yang disyaratkan. Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan pengatur jarak
(spacer) yang sesuai pada bagian luar jalinan penulangan. Perhatikan bahwa
pengatur jarak tersebut mungkin akan berputar pada waktu jalinan
diturunkan kedalam tiang. Pengatur jarak harus dipasang setiap 90º di
sekeliling jalinan penulangan, dan harus diberi jarak antara setiap 2 atau 2,5
meter menurut arah memanjang tiang.
2) Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantumdalam gambar
kerja, harus dimintakan persetujuan
3) Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-bahan
lain yang mengurangi daya rekat.
4) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
5) Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan
lain.Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan tebal dan
pemasangansesuai dengan PBI ’71.
d. Persiapan pengecoran
1) Kontraktor harus membuat kotak takaran untuk adukan beton.
2) Semua cetakan dibersihkan dari segala kotoran.
3) Cetakan harus datar dan tegak lurus, kedudukan dan bentuknya tetap tidak
bergeser maupun bergerak pada waktu dan setelah pengecoran tetapi mudah
dibongkar.
4) Cetakan dibuat dari kayu berkualitas sedang tebal 3 cm, dan memenuhi syarat
sesuai fungsinya. Sambungan-sambungan Antara papan dan balok harus rapat,
rapi dan kuat.
5) Apabila untuk rangka penyangga begesting digunakan kayu, maka bahan
kayu harus kering, lurus dan berupa kayu kina atau pinus atau kayu
berkualitas sedang yang lain.
6) Jarak penempatan maksimum antar penyangga adalah 60 cm. Dan
direncanakan untuk memikul muatan dibawah 1000 kg.
7) Penyangga tidak boleh didirikan di atas tanah (harus dengan alas papan).
8) Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar, kalau ada yang
bengkok atau berubah posisi harus segera dibetulkan.
9) Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton atau
perbedaan pelaksanaan dengan gambar kerja, harus sepengetahuan dan
sepersetujuan Direksi Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas.
e. Pengecoran
1) Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi Lapangan
dan/atau Konsultan Pengawas.
2) Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam Rencana Kerja dan
Syarat- syarat ini.
3) Pembuatan campuran beton yang dilakukan setempat maka (1) angka
dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar
dalam keadaan kering, (2) Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum
dipakai dimintakan persetujuan Direksi Lapangan dan/atau Konsultan
Pengawas, dan (3) Pengadukan minimum 3 menit setelah semua bahan masuk
ke dalam drum pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan susunan
dan warna yang sama.
4) Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh
Direksi
Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas.
5) Begisting atau tulangan yang terkena percikan beton harus dibersihkan
sebelum pengecoran selanjutnya.
6) Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter untuk
mencegah terlepasnya agregat dari campuran bahan pengikatnya.
f. Pembongkaran Begisting
1) Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga
menjamin seluruhnya keamanan beton yang telah dicor.
2) Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh
dibongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur
tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut
bahan-bahan pelaksanaan di atasnya.
3) Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas,
atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
- Bagian sisi balok : 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi : 21 hari
- Pelat beton : 21 hari
g. Perawatan beton
1) Upaya perawatan beton dilakukan selama proses pengerasan.
2) Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air,
selama minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.

PASAL 7
PEKERJAAN PLESTERAN

Kerapian pekerjaan plesteran ini sangat bergantung pada presisi hasil pekerjaan beton
struktur dan dinding bata yang sudah ada.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran dilakukan untuk pekerjaan pasangan maupun beton seperti tersebut
dalam gambar.
b. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan profil beton, sponengan, dan
plester pasangan dinding seperti pada gambar.
2. Langkah Pelaksanaan
a. Campuran 1 Pc : 4 Ps digunakan untuk pasangan dinding beton mengingat
fungsinya yang memerlukan kondisi kedap air.
b. Untuk hal-hal yang khusus diperlukan plesteran dengan menggunakan produk
sekualitas mortar (sesuai yang disyaratkan dalam gambar).
c. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester
harus dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibasahi dengan air agar plesteran
maupun siaran tidak cepat kering dan tidak retak-retak.

d. Untuk plesteran menggunakan bahan dari mortar setiap satu sisi muka dalam satu
ruas tidak boleh disisakan, harus selesai sekaligus.
e. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran tidak pecah-
pecah.
f. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2,5 cm dan tidak boleh kurang dari 1,5 cm,
kecuali menggunakan bahan produk dari mortar ketebalan plesteran bias 1 cm.
g. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai menutup mantap dengan acian
dari PC sehingga tidak terjadi retak atau pecah.
h. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus dan halus, rata dan tegak lurus dengan
bidang plesteran lainnya.
i. Plesteran baru harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pecah dan
sobek/retak dengan disiram air minimum 3 kali dalam 24 jam selama 7 hari berturut-
turut.
j. Kontraktor tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan plesteran, tanpa seijin dari
DireksiLapangan dan/atau Konsultan Pengawas.

PASAL 8
PEKERJAAN PENGECATAN

Pengecatan tiang, bangku beton dan lisplank menggunakan jenis cat Air (sekelas
Elastex). Kontraktor harus menyediakan bahan cat yang baik dengan perlengkapan
pengecatan standard serta tenaga kerja yang sudah terbiasa dan berpengalaman dalam
bidangnya.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan cat meliputi semua bagian Kolom, Plafond, Lisplank Kursi Beton dan Ban
Lantai.
Untuk pelaksanaan pekerjaan cat, selain methode atau cara pengecatan, kualitas bahan
cat juga sangat berpengaruh terhadap mutu yang dihasilkan.
a. Bahan
1) Cat tembok berkualitas baik dan mudah dibersihkan.
2) Cat besi yang digunakan berkualitas baik.
3) Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas.
4) Cat dasar (sealer) untuk pekerjaan cat digunakan merk yang sama dengan
merk cat yang dipilih.
5) Cat meni digunakan sesuai dengan penggunaan cat.
6) Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik.
7) Warna-warna cat yang digunakan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan
dan/atau Konsultan Pengawas.
b. Cat Tembok (Cat Air)
1) Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok
memakai kain yang dibasahi dengan air. Setelah kering didempul pada
tempat yang berlubang sehingga permukaannya rata dan licin. Selanjutnya
diplamour secara merata dan di amplas/diambril, baru kemudian dicat paling
sedikit 2 (dua) kali dengan roller minimal 20 cm sampai baik atau dengan
cara yang telah ditentukan oleh pabrik dan tertera pada brosur pemakaian
dari pabrik penghasil cat.
2) Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengecatan
yang rata dan baik.
3) Pengecatan tidak boleh berganti ganti kuas, agar tidak tercampur warna lain.

PASAL 9
PEKERJAAN PLAFOND

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
penyediaan bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan
dalam pelaksanaaan pekerjaan ini, sehingga pekerjan langit-langit GRC dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Ruang Tunggu Penumpang.
c. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon GRC dengan seluruh
detail seperti yang disebutkan/disyaratkan dalam dokumen gambar.
d. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainya sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar dan RAB.
e. Kecuali ditentukan lain, dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan
maupun tambahan-tambahan bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini
adalah menjadi Penyedia.
2. Persyaratan Bahan.
a. Bahan yang digunakan adalah ( GlassFiber Reinforced Concrete) GRC dengan
ketebalan 4 mm. Bahan-bahan yang digunakan harus benar- benar halus,
bebas dari cacat yang ada seperti retak, lubang bekas paku, dll.
b. Ukuran GRC yang digunakan adalah modul 60 x 120 cm.
c. Spesifikasi bahan lain yang digunakan seperti tercantum dalam syarat-
syarat teknis bahan tentang kayu.
d. Bahan rangka penggantung panel GRC adalah Kayu 4/6 kls II.
e. Rangka langit-langit yang digunakan adalah Kayu 4/6 kls II.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan.
a. Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua pekerjaan lain
yang terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang secara sempurna.
b. Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit dimulai, diwajibkan mengadakan
pengecekan /pemeriksaan kembali terhadap pekerjaan yang erat hubungannya
dengan pekerjaan langit-langit ini antara lain, pemasngan atap dll, diwajibkan
adanya kerja sama (koordinasi) yang baik antara semua unsur Pelaksana Lapangan.
c. Tepi, sudut tiap potongan GRC setelah pemotongan adalah harus rapi dan halus.
d. Jarak antara tiap panel plafon adalah 0,5 cm (Nat).
e. Sisi bawah dari tiap rangka langit-langit tersebut harus halus (diserut),
agar pemasangan panel GRC menjadi rata.

PASAL 10
PEKERJAAN ATAP

Penyiapan pekerjaan atap yang dilakukan di luar lokasi proyek atau di base camp
merupakan satu bagian pekerjaan yang methode kerja serta kemajuan pekerjaannya
harus selalu dilaporkan kontraktor, dan Direksi Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas
berhak untuk melakukan check proses pelaksanaan pekerjaan sewaktu- waktu.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Memasang rangka atap seperti yang tercantum dalam gambar.
b. Memasang penutup atap menggunakan atap Spandek /Atap Zincalume dengan
ketebalan 0.20 mm.
c. Lingkup Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi selesai dilaksanakan. Bagian
Pekerjaannya adalah Pekerjaan Kuda-kuda Kayu, gording, kasau, reng dan rangka
atap.
2. Bahan Yang Digunakan
a. Untuk rangka kuda-kuda kayu termasuk gording mengunakan kayu kelas kuat I/II,
rangka badan dari kayu belian/kayu kelas kuat.
b. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang. Kayu
harus betul- betul kering, tidak keropos, lurus.
3. Lingkup Pelaksanaan
a. Semua kayu untuk konstruksi kuda-kuda dan gording diawetkan dengan residu.
Pengecatan dengan residu harus dilakukan 2x sehingga menghasilkan warna yang
merata pada seluruh permukaan kayu.
b. Konstruksi rangka harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran kayu maupun
cara penyambungannya.
c. Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi/presisi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam SNI 7973 2013 Spesifikasi
Desain Untuk Konstruksi Kayu.
d. Konstruksi sambungan konstruksi kuda-kuda harus dilengkapi baut dan besi
strip/plat 4 x 0,4 cm.
e. Rangka Atap Rangka atap dilaksanakan dengan kayu ukuran 5/7 dan ¾ cm. Dipasang
dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar. Hasil akhir pasangan harus rata.
f. Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus
menggunakan baut, pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini
harus dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.

PASAL 11
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Sehubungan dengan adanya bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka
Kontraktor wajib untuk mempelajari dan memahami gambar/bestek, daftar
kuantitas barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan penawaran
yang baik.
2. Lampiran dan gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum masuk
dalam uraian ini, adalah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dokumen
ini, dan harus diikuti/dilaksanakan oleh Kontraktor sebagai bagian dari penawarannya,
agar diperoleh penyelesaian pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan.
II. SPESIFIKASI PERALATAN
Peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan ini merupakan peralatan yang
menunjang guna pelaksanaan pembangunan. Dalam pelaksanaan / secara teknis banyak
alat yang dapat digunakan pada tiap pekerjaan konstruksi, Namun pada pelaksanaan
paket pekerjaan Perencanaan Pembangunan Dermaga Saparan Desa Kumba Kec. Jagoi Babang,
berdasarkan identifikasi sesuai pekerjaan di klasifikasikan sebagai peralatan utama minimal
yang diperlukan tergambar dalam tabel berikut :

No. Jenis/Nama Alat Kapasitas Jumlah Status Kepemilikan Keterangan


1 2 3 4 5 6
1. Excavator Min. PC 120 1 Unit Sewa/Milik -
2. Dump Truck 3 - 4 M³ 3 Unit Sewa/Milik -
3. Concrete Mixer 0,3 M³ 1 Unit Sewa/Milik -
4. Pile Hammer 0,5 Ton 1 Unit Sewa/Milik -
5. Gerobak Dorong 150 kg 4 Unit Sewa/Milik -
6. Generator Set 2.5 KVA 1 Unit Sewa/Milik -

III. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI


Tenaga yang dibutuhkan ialah tenaga yang mempunyai kompetensi yang
dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil dan jenis pekerjaan lain yang
terkait. Untuk Jabatan Kerja sebagaimana tergambar dalam tabel berikut :

Jabatan Dalam Sertifikat Kompetensi Uraian


No. Pengalaman
Pekerjaan Kerja Pekerjaan
1 2 3 4 5
1. Pelaksana 2 (dua) SKTK Pelaksana  Menerapkan sistem
Lapangan Tahun Pekerjaan manajemen keselamatan
Jembatan (TS.029) dan kesehatan kerja di
bidang konstruksi
 Mengendalikan aspek
teknis pelaksanaan
pekerjaan
 Mengendalikan
bahan/material, peralatan
dan logistik
 Mengendalikan
pelaksanaan
pekerjaan
Mengendalikan
administrasi dan
keuangan pekerjaan
2. Petugas K3 0 (nol) Sertifikat K3  M e ngidentifikasi
Konstruksi Tahun Konstruksi yang peraturan perundang-
diterbitkan oleh unit undangan dan standar K3
kerja yang menangani yang diperlukan
Keselamatan  Melaksanakan konsultasi
Konstruksi di dan komunikasi K3
Kementrian Pekerjaan  Mengidentifikasi dan
Umum dan Perumahan Mengendalikan resiko
Rakyat dan/atau yang bahaya
diterbitkan oleh  Menyusun sasaran dan
lembaga atau instansi program K3
yang berwenang yang konstruksi
mengacu Standar
 Melaksanakan
Kompentensi Kerja
penyuluhan tentang
Nasional Indonesia
pelatihan K3
dan ketentuan
konstruksi
perundang- undangan.
 Melaksanakan
program pelatihan
simulasi tanggap
darurat
 Melakukan inspeksi
K3 konstruksi
 Mengontrol tindakan
......dan kondisi berbahaya
 Melaporkan setiap
kecelakaan kerja
Mengukur pencapaian
pelaksanaan rencana
K3 konstruksi

* Referensi Kerja dilampirkan dalam dokumen penawaran


IV. SPESIFIKASI PROSES / KEGIATAN
1. Penetapan identifikasi bahaya dan pengendalian resiko pada Pekerjaan Pembangunan
Dermaga Saparan Desa Kumba Kec. Jagoi Babang;

No ITEM PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
I. URAIAN ITEM DAMPAK PENGENDALIAN
IDENTIFIKASI
PEKERJAAN RESIKO RESIKO
1. Mobilisasi - Tertimpa - Luka - Penggunaan
Material Ringan APD sesuai
- Lokasi licin, /Berat; persyaratan
pekerja SMKK
terpeleset - Gangguan
- Terpukul palu, Kesehatan;
terkena sabetan
alat potong
- Terpapar sinar
matahari
- Sengatan/gigitan
binatang berbisa
- Terperosok,
tersandung akar
BIAYA PENERAPAN SMKK
II. URAIAN ITEM DAMPAK PENGENDALIAN
IDENTIFIKASI
PEKERJAAN RESIKO RESIKO
1. Pembuatan - Tersayat, tertusuk, - Luka - Penggunaan
Dokumen Rencana dan tertimpa Ringan APD sesuai
Keselamatan peralatan atau /Berat; persyaratan
Konstruksi material; SMKK
2. Papan Informasi K3 - Gangguan
3. Sarung Tangan - Terpapar Covid19. Kesehatan;
(Safety Gloves)
4. Topi Pelindung
(Safety Helmet)
5. Rompi Keselamatan
(Safety Vest)
6.
BPJS
Ketenagakerjaan
7. dan Keselamatan
Kerja
8. Petugas K3
konstruksi
Peralatan K3
9. ( kotak P3K,
10 perban, obat-
. obatan)
Rambu informasi
Pelaporan dan
Penyelidikan
insiden
PEKERJAAN STRUKTUR DERMAGA
III. URAIAN ITEM DAMPAK PENGENDALIAN
IDENTIFIKASI
PEKERJAAN RESIKO RESIKO
1. Penyediaan Tiang - Tertimpa Tiang - Luka - Penggunaan
Pancang Baja pancang Baja Ringan APD sesuai
2. Pembuatan Sepatu /Berat; persyaratan
Tiang - Terpukul palu, SMKK
3. tertusuk - Gangguan
Pemancangan
besi/paku Kesehatan;
Tiang Pancang
4.
Pipa Baja - Terjatuh ke
5. - Meninggal
Isian Tiang sungai dunia
6. Pancang
7. Dudukan Balok Uk.
8. 60/60/30
Balok Uk. 20/35
Tangga
Pemasangan
bollard ø 4"
Tinggi : 50 cm
PEKERJAAN RUANG TUNGGU PENUMPANG DERMAGA SUNGAI
IV. URAIAN ITEM DAMPAK PENGENDALIAN
IDENTIFIKASI
PEKERJAAN RESIKO RESIKO
1. Kolom Uk.20/20 - Tersayat, tertusuk, - Luka - Penggunaan
2. Ring Balok dan tertimpa Ringan APD sesuai
peralatan atau /Berat; persyaratan
3. Uk.15/20
material; SMKK
4. Kursi Beton - Gangguan
Rangka Plafond - Terpapar Covid19. Kesehatan;
5. Kayu Klas II
6. Plafond GRC 4 mm
7. Pengecatan
Plafond
Rangka Kuda -
8. Kuda Atap Uk.
8/12 Kayu Kelas II
9.
Gording Uk.5/10
Kayu Kelas II
10
Nok Uk.5/10 Kayu
.
Kelas II
Ikatan Angin 5/10
11
Kayu Kelas II
.
Lisplank GRC
Uk.1x20
2. Penetapan identifikasi bahaya dan pengendalian resiko terbesar pada Pekerjaan
Dermaga Saparan Desa Kumba Kec. Jagoi Babang yaitu :

No ITEM PEKERJAAN
PEKERJAAN STRUKTUR DERMAGA
I. URAIAN ITEM DAMPAK PENGENDALIAN
IDENTIFIKASI
PEKERJAAN RESIKO RESIKO
1. Penyediaan Tiang - Tertimpa Tiang - Luka - Penggunaan
Pancang Baja pancang Baja Ringan APD sesuai
2. Pembuatan Sepatu /Berat; persyaratan
Tiang - Terpukul palu, SMKK
3. tertusuk - Gangguan
Pemancangan
besi/paku Kesehatan;
Tiang Pancang
4.
Pipa Baja - Terjatuh ke
5. - Meninggal
Isian Tiang sungai dunia
6. Pancang
7. Dudukan Balok Uk.
8. 60/60/30
Balok Uk. 20/35
Tangga
Pemasangan
bollard ø 4"
Tinggi : 50 cm

3. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang berisiko
tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis keselamatan
pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya.

4. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu dari
penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi /Ahli Keselamatan Konstruksi

5. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau
operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan konstruksi
yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

6. Persyaratan teknis pada Pekerjaan Pembangunan Dermaga Sentimok Kec. Jagoi Babang
yaitu :
 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 27 Tahun 2018 Tentang
Alat Penerangan Jalan;
 Buku PLN 1 – 5;
 Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ) tahun 1977;
 SNI 15-2049-2004 Semen Portland
V. KETERANGAN GAMBAR

Gambar-gambar (sebagaimana terlampir) untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi dan Situasi
2. Lay Out
3. Potongan Memanjang
4. Potongan Melintang
5. Tampak
6. Detail-detail Konstruksi
Catatan :
a. Gambar merupakan acuan wajib untuk pengerjaan setiap item pekerjaan; dan
b. Apabila ditemukan ketidak sesuaian gambar dengan kondisi lapangan, maka
kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi dan/atau Konsultan pengawas untuk
tindak lanjut.

VI. SPESIFIKASI KHUSUS

Spesifikasi khusus merupakan satu kondisi yang mengatur beberapa pekerjaan secara
detail dan khusus mencakup beberapa macam bagian pekerjaan dan ketentuan khusus
dari rangkaian pelaksanaan.
Catatan :
1. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan dianjurkan dengan sangat agar
sebelum sesuatu Bahan/Produk akan dibeli/dipesan/diprodusir, terlebih dulu
dimintakan Persetujuan dari Direksi Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas
Pekerjaan atas kesesuaian dari Bahan/Produk tersebut dengan Persyaratan Teknis,
Guna diberikan persetujuan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada
contoh/Brosur dari Bahan/Produk yang bersangkutan untuk diserahkan pada Direksi
Lapangan dan/atau Konsultan Pengawas Pekerjaan dilapangan.
2. Penolakan bahan dilapangan karena diabaikannya prosedur diatas sepenuhnya
merupakan tanggung jawab Kontraktor tanpa pertimbangan keringanan apapun.
3. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai Contoh/Brosur seperti tersebut diatas
tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor dari kewajibannya untuk mengadakan
Bahan/Produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan
diterima/disetujuinya seluruh Bahan/Produk tersebut dilapangan, sejauh tidak dapat
dibuktikan bahwa seluruh Bahan/Produk tersebut adalah sesuai dengan Contoh/Brosur
yang telah disetujui.

Bengkayang, Februari 2023


PA yang Merangkap sebagai PPK
Dinas Perhubungan
Kabupaten Bengkayang

Ttd

FRANCISCA CYNTHIA ENTO, SP., MM


NIP. 19750716 200003 2 002

Anda mungkin juga menyukai