Anda di halaman 1dari 5

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

BAB I
LINGKUP PEKERJAAN

NamaPekerjaan : Peningkatan Jalan Lingkungan Ds. Payaman Kec. Solokuro


LokasiPekerjaan : Ds. Payaman Kec. Solokuro
A Pem. Jalan Pavingstone RUAS 1 Pj. 100,00 Lb. 2,90
B Pem. Jalan Pavingstone RUAS 2 Pj. 115,00 Lb. 2,80
C Pem. Jalan Pavingstone RUAS 3 Pj. 118,00 Lb. 3,10

BAB II
PENJELASAN UMUM

1. TENAGA KERJA DAN PERALATAN


a. Tenaga kerja yang dilibatkan dalam pelaksanaan harus harus memakai tenaga yang sesuai
dengan tingkat keahlian, pengalaman, serta tidak melanggar ketentuan-ketentuan perubahan
yang berlaku di Indonesia.
b. Kontraktor harus mengunakan tenaga yang ahli dalam bidang pelaksanaan (Skilled Labour), baik
tenaga pelaksana, mandor maupun tukang.
c. Semua tenaga kerja dipimpin oleh seorang Manejer Lapangan atau Pelaksana sebagai wakil
Kontraktor di lapangan.
d. Tenaga kerja pelaksana dari sub Kontraktor harus dipilih yang sudah berpengalaman dan mampu
menangani pekerjaan yang disub-Kontraktorkan.
e. Hubungan Kontraktor dengan sub-Kontraktor dalam menyangkut keseluruhan pekerjaan, dan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Alat-alat untuk melaksanakan pekerjaan harus disesuaikan oleh Kontraktor dalam keadaan baik
dan siap pakai dalam jumlah mencukupi.
g. Harus disiapakan tenaga operator yang mampu untuk mengoperasikan dan memperbaiki
peralatan mekanik/mesin (apabila ada) sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan benar.

2. PEMAKAIAN MERK DAGANG


a. Pada prinsipnya semua bahan yang dipakai sesuai dengan merk yang ditetapkan dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
b. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat hanya disebutkan satu merk bahan, bukan berarti
hanya dapat dipakai merk tersebut, melainkan dapat dipakai merk lain dengan standar mutu dan
ciri-ciri fisik yang sama dan mendapat persetujuan Direksi.
c. Kontraktor dapat mengusulkan perubahan pemakaian merk dengan cara tertulis apabila merk
dagang tersebut tidak tersedia dipasaran, dengan melampirkan bukti tertulis dari distributor yang
menyatakan bahwa barang/bahan tersebut tidak tersedia dipasaran.
d. Kontraktor harus dapat membuktikan kesetaraan kualitas dan ciri-ciri fisik yang dituntut pada
rencana kerja dan syarat-syarat, dan untuk mempergunakannya harus ada persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan dan Direksi/Penanggung Jawab Kegiatan.

1
3. PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BANGUNAN
a. Secepatnya Kontraktor melalui Manager Lapangan/Pelaksana mengajukan contoh bahan yang
akan didatangkan sesuai dengan spesifikasi dalam rencana kerja dan syarat-syarat, pada saat
rapat lapangan pertama kali.
b. Contoh bahan yang telah disetujui harus dipasang di dalam Direksi keet sebagai pedoman mutu
bahan.
c. Apabila tanpa ada contoh, pengajuan contohnya bersamaan dengan datangnya bahan tersebut,
maka Pengawas Lapangan/Direksi berhak menolak dan memberi perintah untuk mengeluarkan
bahan tersebut dari lokasi pekerjaan.

4. PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


a. Secara umum Pengawas Lapangan/Direksi berhak memeriksa semua jenis bahan bangunan
yang dipergunakan Kontraktor dan menolaknya apabila nyata-nyata tidak memenuhi persyaratan
untuk itu.
b. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan tetapi oleh Pengawas
Lapangan/Direksi ditolak untuk dipergunakan, harus segera dikeluarkan dari lapangan selambat-
lambatnya dalam waktu 2x24 jam terhitung sejak jam penolakan tersebut.
c. Apabila Pengawas Lapangan/Direksi merasa perlu memeriksa bahan bangunan yang diragukan
spesifikasinya, maka Pengawas Lapangan berhak mengirimkannya kepada balai penelitian
bahan-bahan bangunan atau lembaga lain yang ditetapkan bersama pengelola kegiatan untuk
diteliti.
d. Semua biaya untuk hal tersebut diatas menjadi tanggungan Kontraktor, apapun hasil dari
penelitian tersebut.
e. Pengawas Lapangan/Direksi berwenang meminta keterangan mengenai asal bahan dan
Kontraktor harus memberitahukannya.

5. MUTU BAHAN BANGUNAN


a. Disarankan kepada Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan secara massal dapat meminta
secara persetujuan hasil pekerjaan kepada Pengawas Lapangan/Direksi.
b. Agar tidak terjadi bongkar/pasang pekerjaan, apabila terdapat gambar yang tak jelas, maka
Kontraktor diwajibkan menanyakan kepada Pengawas Lapangan/Direksi untuk menyamakan
persepsi, atau apabila perlu dapat meminta konsultan perencana untuk menjelaskan agar didapat
jawaban yang pasti tentang perencanaanya.
c. Bagian pekerjaan yang telah mulai tetapi masih digunakan bahan-bahan yang ditolak olek
konsultan pengawas/Direksi atau tanpa ijin harus segera dihentikan dan selanjutnya pekerjaan
tersebut harus dibongkar.

BAB III
PENJELASAN KHUSUS

1. Bila volume yang tertera dalam RAB berbeda dengan volume sesungguhnya di lapangan, maka dapat
dilakukan Perubahan Pekerjaan (Contract Change Order) tanpa merubah jumlah total biaya
pekerjaan, dituangkan dalam Berita Acara beserta lampiran-lampirannya yang berupa RAB dan
gambar-gambar perubahan pekerjaan yang ditandatangani oleh PPK, Kontraktor, Pengawas
Lapangan dan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
2. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail maka yang harus diikuti adalah
gambar detail.
3. Bila terdapat skala gambar dan ukuran yang tertulis dalam gambar berbeda, maka ukuran dalam
gambar yang berlaku.

2
4. Bila rekanan meragukan tentang perbedaan antar gambar yang ada, baik konstruksi maupun
ukurannya, maka Kontraktor berkewajiban untuk menanyakan kepada Pengawas Lapangansecara
lisan dan/atau tertulis.
5. Dalam hal terjadi penyimpangan detail antara gambar bestek dan keadaan dilapangan, Kontraktor
dapat mengajukan gambar kerja (shopdrawing) yang sesuai dengan kondisi dilapangan dan
mempergunakannya dalam pelaksanaan dengan persetujuan tertulis Pengawas Lapangan.
6. Didalam semua hal, bila terjadi pengambilan ukuran yang salah adalah sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
7. Apabila dalam gambar disebutkan lingkup pekerjaan atau ukuran, sedangkan dalam rencana kerja
dan syarat-syarat tidak disebutkan, maka gambar yang harus dilaksanakan.

BAB IV
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengirimkan suratpemberitahuan dan melakukan


koordinasi dengan pihak pengelola kegiatan/penanggung jawab kegiatan, Pengawas Lapangan dan
instansi –instansi terkait.
2. Kontraktor melakukanpekerjaan persiapan meliputi sebagai berikut :
a. Mengadakan pengamanan lokasi kegiatan dari segala gangguan.
b. Mengadakan atau membuat Direksi keet, papan nama kegiatan, gudang penyimpanan bahan
dan bangsal kerja.
c. Menyediakan peralatan, fasilitas dan mesin-mesin pembantu.
d. Menyediakan kotak P3K dan perlengkapannya yang ditempatkan didalam Direksi keet.
e. Membuat/mempersiapkanjalan masuk dan akses ke lokasi pekerjaan.

BAB V
URAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PEMBERSIHAN LOKASI DAN PENGUKURAN


a. Sebelum dilakukan pengukuran awal, Kontraktor wajib membersihkan lokasi pekerjaan agar
volume dan jenis pekerjaan dapat diketahui dengan cermat.
b. Kontraktor dilarang mendatangkan material/bahan bangunan di lokasi pekerjaan sebelum
dilakukan uitzet.
c. Pengukuran awal lokasi pekerjaan (uitzet) dilakukan oleh Kontraktor bersama PPK, PPTK,
Pengawas Lapangan serta Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP).
d. Pengukuran dilakukan dengan teliti, dan memberi tanda pada tiap section/profil. Apabila
memungkinkan dapat dilaksanakan pemasangan bouwplang.
e. Apabila terdapat perbedaan antara RAB, gambar rencana dan keadaan di lapangan, maka
dilakukan perubahan pekerjaan yang disepakati bersama.
f. Hasil uitzet dan perubahan pekerjaan (jika ada) dituangkan dalam Berita Acara yang
ditandatangani bersama oleh Kontraktor, PPK, PPTK, Pengawas Lapangan serta Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP).

2. PAPAN INFORMASI PEKERJAAN (PAPAN PROYEK)


a. Kontraktor wajib memasang papan proyek yang berisi informasi tentang pekerjaan yang
dilaksanakan, sekurang-kurangnya meliputi:
- Nama dinas/instansi pemberi pekerjaan
- Nomor dan tanggal Kontrak/SPK
- Nama pekerjaan
- Volume pekerjaan
- Biaya pelaksanaan pekerjaan
- Sumber dana dan tahun anggaran
3
- Nama dan alamat Kontraktor
- Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
b. Papan proyek terbuat dari tripleks atau kain banner dengan ukuran relatif besar agar tulisan
terbaca dengan jelas, dengan penyangga tiang kayu ukuran 4/6

3. NORMALISASI BADAN JALAN


a. Badan jalan dibersihkan dari sampah-sampah. Pada permukaan badan jalan existing dilakukan
normalisasi/perataan dengan urugan pedel.
b. Pedel yang digunakan harus berbutir ukuran sedang dengan kekerasan yang cukup dan tidak
akan lumer/becek jika terkena air.
c. Urugan pedel normalisasi badan jalan dipadatkan dengan stamper atau mesin gilas sehingga
rata dengan permukaan jalan existing.

4. PASANG PAVINGSTONE DAN KANSTIN


a. Setelah permukaan jalan dinormalisasi, dilakukan perataan permukaan dengan lapisan urugan
pasir setebal minimal 5 cm sebagai landasan pasangan pavingstone.
b. Urugan pasir diratakan dan dipadatkan.
c. Pavingstone yang dipakai adalah produksi pabrikasi spesifikasi K300 dengan ketebalan sesuai
RAB dan gambar.
d. Kontraktor wajib menyerahkan contoh pavingstone dan topi uskup yang akan dipakai kepada
Direksi atau Pengawas Lapangan. Kontraktor dilarang melakukan pemasangan pavingstone
sebelum ada persetujuan dari Direksi dan Pengawas Lapangan.
e. Pavingstone dipasang diatas urugan pasir, ditata dengan rapi dan padat dengan bentuk
pasangan, volume serta ukuran sesuai dengan RAB dan gambar.
f. Pada bagian tepi pasangan paving diberi pavingstone dengan bentuk topi uskup produksi
pabrikasi spesifikasi K300 dengan ketebalan sesuai RAB dan gambar.
g. Pada tepi terluar badan jalan, dipasang kanstin pabrikasi K300 dengan ukuran sesuai RAB dan
gambar sebagai pengunci pasangan pavingtone. Sambungan antar kanstin menggunakan
spesi/mortar.
h. Kontraktor wajib menyerahkan contoh kanstin yang akan dipakai kepada Direksi atau Pengawas
Lapangan. Kontraktor dilarang melakukan pemasangan kanstin sebelum ada persetujuan dari
Direksi dan Pengawas Lapangan.
i. Kanstin dipasang sedemikian rupa hingga cukup kuat menahan gaya geser dari badan jalan
apabila terkena beban kendaraan yang melintas.
j. Setelah pasangan pavingstone dan kanstin selesai, dilakukan pengisian sela-sela antar paving
dengan pasir agar pasangan tidak berongga dan pasangan menjadi semakin kuat. Pengisian
sedapat mungkin sampai rongga-rongga menutup sempurna, padat dan pasir tidak akan lepas
karena gesekan roda kendaraan yang melintas..

5. URUGAN PEDEL BERM JALAN


a. Setelah pekerjaan badan jalan selesai, dilakukan perbaikan bahu jalan dengan memberi urugan
pedel di sebelah luar pasangan kanstin.
b. Pedel yang digunakan harus berbutir ukuran sedang dengan kekerasan yang cukup dan tidak
akan lumer/becek jika terkena air.
c. Urugan pedel dipadatkan secara manual atau menggunakan alat agar tidak terjadi penurunan.
Pemadatan urugan sedapat mungkin tidak merusak jalan pavingstone yang telah dibangun.
d. Bentuk, ukuran serta volume urugan pedel berm jalan sesuai dengan RAB dan gambar.

4
BAB VI
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Kontraktor wajib membuat segala administrasi pekerjaan, yaitu membuat buku harian, mingguan,
bulanan dan as built drawing, foto-foto dan lain-lain yang dibutuhkan untuk kelancaran pekerjaan.
2. Kontraktor diwajibkan membuat foto kemajuan pekerjaan dari 0 % - 100 % yang dapat dilihat dari
semua arah bangunan. Pengulangan foto harus dilakukan pada sisi yang sama.
3. Apabila ada suatu hal yang tidak diinginkan oleh Direksi maka Direksi berhak memberikan pendapat
dan perubahan.
4. Material yang telah dinyatakan afkir supaya dikeluarkan dari lokasi proyek selama 2 x 24 jam setelah
dapat tegoran dari Pengawas Lapangan.
5. Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab memperbaiki semua bangunan yang rusak akibat
pelaksanaan pekerjaan seperti keadaan konstruksi semula dan Kontraktor tidak mendapat ganti rugi.
6. Semua barang bekas bongkaran menjadi aset Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Lamongan.

BAB VII
PENUTUP

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam uraian ini akan ditentukan dikemudian hari yaitu pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.

Lamongan, 2022

Menyetujui, Konsultan
KEPALA BIDANG PERUMAHAN DAN CV. ESHAN MANDIRI INDONESIA
KAWASAN PERMUKIMAN

TEGUH ALISABUDI,ST,.MM. MAHFUD AL FAJAR, ST.


NIP. 19750817 200112 1 001 Direktur

Mengetahui,
KEPALA DINAS PERUMAHAN RAKYAT
KAWASAN PERMUKIMAN DAN CIPTA KARYA

EDI YUNAN ACHMADI, S.STP., M.Si.


NIP. 19801027 199912 1 001

Anda mungkin juga menyukai