BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan saluran irigasi beton ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
STANDARD
PUBI : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI-3)
Peraturan Portland Cement Indonesia 1973 (NI-8).
PBN - Peraturan Bangunan Nasional 1978
ASTM : C 150 - Portland Cement.
CONTOH BAHAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material : batu pecah
chruzer, pasir beton, besi wiremesh dan portland cement (PC) untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim
oleh Kontraktor ke site.
Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui oleh
konsultan Pengawas.
Page |1
Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Segala biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
BAHAN/PRODUK
SEMEN PORTLAND
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari semen gresik, semen tiga roda dan semen
holchim.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
PASIR
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah
lempung dan sebagainya.
BATU KALI
Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat dalam SK. SNI 1991.
Ukuran batu kali max. 20 cm.
AIR
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-
bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium Pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.
PELAKSANAAN
Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Boro I yang pertama Pekerjaan Persiapan yaitu mempersiapkan
lokasi pekerjaan membersihkan lokasi pekerjaan dari tanaman ataupun pohon jika itu menghambat dalam
pekerjaan. Setelah pekerjaan persiapan selesai dilakukan melanjutkan ke tahapan pekerjaan galian tanah,
galian tanah sesuaikan gambar perencanaan dan elevasi guna kelancaran aliran air agar bisa mengalir
Page |2
dan tidak tergenang. Selanjutnya galian walet, galian walet dilakukan menggunakan alat berat dan
timbunan galian di taruh di tepi sungai di tempat yang sudah ditentukan oleh ppk dan pengawas lapangan.
Selanjutnya pasangan batu kali, pasangan batu kali menggunakan spek 1pc : 4pp sebelum melakukan
pemasangan batu kali pastikan bowplank sudah terpasang dengan benar dan siku agar pasangan terlihat
rapi dan kuat, selanjutnya pekerjaan siaran, pekerjaan siaran menggunakan spek 1pc : 2pp. Selanjutnya
pekerjaan plesteran, pekerjaan plesteran menggunakan spek 1pc : 3pp pekerjaan plesteran dilakukan
setelah pasangan ½ kering agar plesteran bisa merekat dengan sempurna. Selanjutnya pekerjaan
pemasangan buis beton, pastikan pemasangan buis beton di gulung jarak dan ukuran sesuai di gambar
perencanaan. Setelah selesai dilanjutkan Pengecoran lantai dan terjunan menggunakan mutu beton K-
225 Dengan material bahan yang memenuhi syarat yg telah disebutkan di spesifikasi teknis, pengecoran
menggunakan mobil readymix dan satu adukan di ambil 1 sempel guna mengechek spek sudah masuk
mutu yang di inginkan apa belum. Setelah semua pekerjaan selesai untuk di bersihakan sisa sisa material
dan bahan dari lokasi pekerjaan.
Page |3
BAB II
SYARAT – SYARAT TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN
Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Pekerjaan ini
adalah jenis dan mutu bahan, syarat-syarat pelaksanaan dan metode pelaksanaan.
a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan – bahan
produksi dalam negeri, sesuai dangan Keputusan bersama Menteri Perdagangan dan
Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penerbitan Apratur Negara tanggal 25
Desember 1980 dan Keppres Nomor 16/1994 dan Keppres 24/1995.
b. Bahan – bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk,
bila bahan – bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan
peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dari mendapat izin dari Pengawas
(secara tertulis).
c. Bila bahan bangunan telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/ bermacam –
macam jenis (merek) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
d. Bahan – bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan – bahan
bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk
dilaksanakan dengan mutu 1 (satu) untuk dipergunakan.
e. Bila Kontraktor telah mendatangkan/ melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan –
bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 1 x 24
jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab kontraktor.
f. Contoh – contoh yang dikehendaki oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) atau direksi segera
disediakan tanpa keterlambatan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan standar.
Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa bahan
tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh tersebut
disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang
dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat – sifatnya.
Page |4
b. Kontraktor harus menyediakan Direksi Keet dan Gudang, baik dengan jalan membuat /
menyewa / meminjam dilokasi.
c. Kontraktor harus membayar pajak – pajak, IMB.
Page |5
4.3 As Built Drawing
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat gambar–gambar baik perubahan atas
perintah PPTK dan didetujui PPK atau tidak. Kontraktor harus membuat gambar –
gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas
menunjukkan perbedaan antar gambar–gambar kontrak dan pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Gambar–gambar tersebut harus diserahkan rangkap tiga dan semua
pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
Berlaku dan mengikat dalam rencana kerja dan Syarat – syarat ini :
a. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Prumahan Rakyat Nomor : 02/IN/M/2020
tentang Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat N0.22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
c. Pedoman pelaksanaan APBN /Keppres No 16/1994, Keppres No 24/1995 dan Kepres No
61 tahun 2005
d. Algemene Voowaarden (AV-38) yang disahkan dengan keputusan Pemerintah tanggal 30
mei 1938 No. 9 dan tambahan lembaran Negara No. 1457, apabila tidak ada
penyimpangan – penyimpangan seperti tertera dalam bestek.
e. PUPBB (Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan – Bahan Bangunan) NI. 3/56.
f. Peraturan Muatan Indonesia (PMI. 70) NI. 18 tahun 1970.
g. Algemene Voorschriften Voor Drinkwater Instalaties 1946.
h. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang pengarahan tenaga kerja) antara lain
tentang mengerjakan anak – anak dibawah umur.
i. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Mentri Pekerjaan Umum
Nomor : KEP. 174/MEN/86, tanggal 4 maret 1986.
104/KPTS/1986.
Page |6
Tentang : Keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi
j. Peraturan – peraturan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kota setempat mengenai
bangunan.
a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka
gambar detail yang dipakai/diikuti untuk melaksanakan pekerjaan.
b. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan
angka dalam gambar yang diikuti.
c. Bila ukuran – ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan – bahan/barang yang dipakai
dalam RKS tidak sesuai dengan gambar maka RKS yang diikuti.
d. Bila Kontraktor meragukan tentang perbedaan antara gambar – gambar yang ada baik
mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, maka Kontraktor
berkewajiban untuk menanyakan kepada pengawas/PPTK secara tertulis.
e. Kontraktor berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal – hal tersebut diatas.
Setelah Kontraktor menerima dokumen dari PPTK dan hal tersebut akan dibahas dalam
rapat penjelasan.
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diharuskan meneliti semua dokumen yang
ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Penjelasan.
Pada saat Kontraktor akan memulai pelaksanaan dilapangan atau setelah Kontraktor
menerima Surat Perintah Kerja ( SPK ) dari PPK harus segera mengadakan persiapan, antara
lain berupa pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Bar Cart dan Kurva ” S ” yang berisi
tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan dan disesuaikan dengan
jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak.
Hal tersebut diatas harus selalu berada dilokasi tempat pekerjaan untuk diikuti dengan
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan memberikan tanda garis
tinta warna merah. Bila terdapat / terlihat hambatan, semua pihak harus segera mengadakan
langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi.
Kontraktor harus membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan mengenai kemajuan
pekerjaan dilapangan. Laporan kemajuan pekerjaan tersebut sekurang-kurangnya mengenai
keterangan yang berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan selama 1 (satu) bulan.
Kemajuan pekerjaan tersebut mengenai hal – hal sebagai berikut :
I. Jumlah pegawai / tenaga kerja yang dipekerjakannya selama bulan itu, sesuai
keahliannya.
II. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan, sesuai kegiatan fisik yang
dilaksanakan.
III. Bahan-bahan dan barang-barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima
Page |7
ditempat pekerjaan, dan digunakan sesuai pemakaian sehari – hari pada masing –
masing item
IV. Keadaan cuaca, ( pada hari, tanggal hujan, dan jam berapa sampai dengan jam
berapa )
V. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan kegiatan
VI. Kunjungan tamu-tamu lain
VII. Kejadian khusus
VIII. Foto-foto ukuran kartu pos sesuai dengan tahapan –tahapan pelaksanaan, yakni 0
%, 50% dan 100% diambil pada posisi yang sama
IX. Pengesahan pengawas, dinas teknis, Direksi, dan PPTK dan disetujui PPK.
Page |8
dan satuan pekerjaan.
c. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis, adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Page |9
2.3.3 Pembuangan galian di tepi sungai di tempat yang sudah di tentukan oleh ppk dan
pengawas lapangan.
3. Pekerjaan Beton
P a g e | 10
yang cocok dengan tiap ukuran besi tulangan serta aturan pemasangan / penyusunan
harus sesuai dengan gambar desain/ kontrak.
- Tekukan besi, tidak boleh retak dan apabila pada saat
pembengkokan terjadi keretakan pada tekukan maka besi harus diganti.
- Sambungan besi/overlap ujung sambungan besi harus paling sedikit 40 x diameter besi
(empat puluh kali diameter besi).
- Selama pemotongan, pembengkokan, serta perangkaian besi tulangan yang telah
disusun/ dipasang sebelum pengecoran harus terlindung dari pengaruh cuaca sampai
saat pengecoran.
3.6 Pengecoran
Sebelum pengecoran, cetakan dan tulangan harus dibersihkan dulu. Pengecoran
boleh dilaksanakan setelah memperoleh izin Direksi.
P a g e | 11
3.7 Perawatan Beton Setelah Pengecoran
Setelah pengecoran beton harus dirawat sampai beton menjadi keras total (umur
28 hari). Kelembaban dan temperatur beton harus dijaga dan jangan sampai
melampaui 25oC
dengan cara menutup permukaan beton dengan karung yang dibasahi,
atau disiram
selama sekurang-kurangnya 14 hari.
4.1 Pekerjaan Pasangan Batu Kali Belah
a. Sebelum dilakukan pemasangan batu kali haris diprofil terlebih dahulu dan
ditimbang elevasinya antar profil (jarak profil kurang lebih 10m).
b. Harus diperhatikan penurunan elevasi searah dengan rencanan.
c. Pasangan batu kali/belah saluran menggunakan campuran 1Pc:4Ps untuk ukuran
sesuai dengan gambar perencanaan.
d. Celah-celah yang besar antara batu kali diisi dengan batu kricak yang dikocok padat.
e. Pasangan batu kali tidak boleh saling bersentuhan dan harus ada perekat.
f. Muka pasangan batu kali difinishing menggunakan batu muka yang rata untuk
kerapiannya.
P a g e | 12
itu sendiri, untuk menghindari hal tersebut kontraktor akan menggunakan cara
curing dengan menutupi permukaan siaran dengan karung goni atau bahan lain dan
dibasahi dengan air, hal ini akan terus dijaga hingga umur siaran telah memenuhi
syarat standard PBI antar 14 s/d 28 HK.
Pemasangan pintu air merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh terhadap
kinerja pintu air, Jika pemasangannya kurang benar maka kinerja dari pintu airnya itu
sendiri kurang maksimal. Sebaiknya pemasangan pintu air dilakukan oleh orang yang
Pintu air terbuat dari plat baja dengan ketebalan tertentu menurut gambar rencana atau
sesuai dengan petunjuk Direksi. Plat pintu dilas dengan rapi. Plat
pintu dilengkapi dengan ulir berukuran 2 inch dan pintu dilas menyatu dengan ulir.
Rangka pintu terbuat dari baja siku L 80.80.8 mm. Rangka pintu/penyangga dilengkapi
pintu air
pelaksanaan komisioning.
P a g e | 13
P a g e | 14
BAB III
PENUTUP
Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat ( RKS ) ini untuk uraian bahan-bahan dan pekerjaan-
pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat “ diselenggarakan oleh Kontraktor “ maka hal ini
harus dianggap seperti disebutkan
Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam
pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah
diselenggarakan oleh Kontraktor dan diterima sebagai “ hal “ yang disebutkan.
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini ditentukan lebih lanjut oleh PPTK beserta PPK, bilamana
perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.
Blitar, 2022
Dibuat Oleh,
KONSULTAN PERENCANA
CV. METRO KARYA
YOCHIE MARTADINATA, ST
Direktur
P a g e | 15