Anda di halaman 1dari 15

Nama Kegiatan : Peningkatan/ Rehabilitasi Jaringan Irigasi (DAK)

Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Boro I


Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar
Tahun Anggaran : 2022

BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan saluran irigasi beton ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN


Pekerjaan Tanah

STANDARD
PUBI : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI-3)
Peraturan Portland Cement Indonesia 1973 (NI-8).
PBN - Peraturan Bangunan Nasional 1978
ASTM : C 150 - Portland Cement.

CONTOH BAHAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material : batu pecah
chruzer, pasir beton, besi wiremesh dan portland cement (PC) untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim
oleh Kontraktor ke site.
Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui oleh
konsultan Pengawas.

PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN


Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan.

SYARAT PENGAMANAN PEKERJAAN


Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3 hari setelah
pelaksanaan pekerjaan, pasangan batu kali harus dilindungi dari benturan keras dan tidak dibebani.
Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan-
pekerjaan lainnya.

Page |1
Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Segala biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

BAHAN/PRODUK

SEMEN PORTLAND
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari semen gresik, semen tiga roda dan semen
holchim.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.

PASIR
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah
lempung dan sebagainya.

BATU PECAH CHRUSER


Batu pecah chruser yang digunakan adalah batu pecah chruser, tidak berpori serta mempunyai
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat dalam SK. SNI 1991.
Ukuran batu pecah chruser max. 2/3 cm.

BATU KALI
Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat dalam SK. SNI 1991.
Ukuran batu kali max. 20 cm.

BESI BETON POLOS


Besi yang digunakan adalah besi polos yang SNI, tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan,
lipatan, retakan, cema (luka pd besi beton yang terjadi karena proses cenai) yang dalam dan hanya
diperkenankan berkara ringan pada permukaan.

AIR
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-
bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium Pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.

PELAKSANAAN

Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Boro I yang pertama Pekerjaan Persiapan yaitu mempersiapkan
lokasi pekerjaan membersihkan lokasi pekerjaan dari tanaman ataupun pohon jika itu menghambat dalam
pekerjaan. Setelah pekerjaan persiapan selesai dilakukan melanjutkan ke tahapan pekerjaan galian tanah,
galian tanah sesuaikan gambar perencanaan dan elevasi guna kelancaran aliran air agar bisa mengalir

Page |2
dan tidak tergenang. Selanjutnya galian walet, galian walet dilakukan menggunakan alat berat dan
timbunan galian di taruh di tepi sungai di tempat yang sudah ditentukan oleh ppk dan pengawas lapangan.
Selanjutnya pasangan batu kali, pasangan batu kali menggunakan spek 1pc : 4pp sebelum melakukan
pemasangan batu kali pastikan bowplank sudah terpasang dengan benar dan siku agar pasangan terlihat
rapi dan kuat, selanjutnya pekerjaan siaran, pekerjaan siaran menggunakan spek 1pc : 2pp. Selanjutnya
pekerjaan plesteran, pekerjaan plesteran menggunakan spek 1pc : 3pp pekerjaan plesteran dilakukan
setelah pasangan ½ kering agar plesteran bisa merekat dengan sempurna. Selanjutnya pekerjaan
pemasangan buis beton, pastikan pemasangan buis beton di gulung jarak dan ukuran sesuai di gambar
perencanaan. Setelah selesai dilanjutkan Pengecoran lantai dan terjunan menggunakan mutu beton K-
225 Dengan material bahan yang memenuhi syarat yg telah disebutkan di spesifikasi teknis, pengecoran
menggunakan mobil readymix dan satu adukan di ambil 1 sempel guna mengechek spek sudah masuk
mutu yang di inginkan apa belum. Setelah semua pekerjaan selesai untuk di bersihakan sisa sisa material
dan bahan dari lokasi pekerjaan.

Page |3
BAB II
SYARAT – SYARAT TEKNIS DAN METODE PELAKSANAAN

PASAL 1 : LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Pekerjaan ini
adalah jenis dan mutu bahan, syarat-syarat pelaksanaan dan metode pelaksanaan.

PASAL 2 : JENIS DAN MUTU BAHAN

a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan – bahan
produksi dalam negeri, sesuai dangan Keputusan bersama Menteri Perdagangan dan
Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penerbitan Apratur Negara tanggal 25
Desember 1980 dan Keppres Nomor 16/1994 dan Keppres 24/1995.
b. Bahan – bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk,
bila bahan – bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan
peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dari mendapat izin dari Pengawas
(secara tertulis).
c. Bila bahan bangunan telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/ bermacam –
macam jenis (merek) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
d. Bahan – bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan – bahan
bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk
dilaksanakan dengan mutu 1 (satu) untuk dipergunakan.
e. Bila Kontraktor telah mendatangkan/ melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan –
bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 1 x 24
jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab kontraktor.
f. Contoh – contoh yang dikehendaki oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) atau direksi segera
disediakan tanpa keterlambatan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan standar.
Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa bahan
tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh tersebut
disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang
dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat – sifatnya.

PASAL 3 : URAIAN PEKERJAAN


3.1 Penyelesaian :
a. Kontraktor harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
secara sempurna dan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien
dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat – alat pembantu yang dipergunakan
seperti andang – andang alat pengangkat, mesin – mesin, alat – alat penarik dan
sebagainya yang diperlukan oleh kontraktor dan semua alat – alat tersebut pada waktu
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, supaya dibersihkan dari lokasi.

Page |4
b. Kontraktor harus menyediakan Direksi Keet dan Gudang, baik dengan jalan membuat /
menyewa / meminjam dilokasi.
c. Kontraktor harus membayar pajak – pajak, IMB.

3.2 Kualitas dan kuantitas Pekerjaan


a. Kualitas dan kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar – gambar kontrak atau diuraikan
dalam uraian dan syarat – syarat. Tetapi tersebut diatas apa yang
tertera dalam uraian dan syarat – syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh
menolak, mengubah atau mempengaruhi penerapan atau interprestasi dari apa yang
tercantum dalam syarat – syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kualitas atau pengurangan bagian
- bagian dari gambar dan uraian dan syarat –syarat tidak boleh merusak
(membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu
perubahan yang dikehendaki oleh PPTK dan disetujui PPK.
c. Segala pernyataan mengenai kualitas pekerjaan yang mungkin
sewaktu – waktu diberikan kepada Kontraktor tidak boleh merupakan bagian dari
kontrak ini, dan harga – harga yang dimuat dalam daftar harga tetap digunakan
meskipun ada ketidaksesuaian antara harga itu dengan apa yang tercantum dalam
uraian syarat – syarat ini.
d. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau diubah secara bagaimanapun, selain
menuruti ketetapan- ketetapan dan taat kepada pasal – pasal dari syarat – syarat
ini. Atas segala kekeliruan, baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga
kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.

PASAL 4 : GAMBAR – GAMBAR PEKERJAAN

4.1 Gambar – gambar Rencana Pekerjaan


Yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar situasi dan
sebagainya.
Kontraktor tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis
dari PPTK atau Direksi.
Gambar – gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan pelaksanaan ini atau dipergunakan untuk maksud –
maksud lain.

4.2 Gambar – gambar Tambahan


Bila direksi menganggap perlu maka Kontraktor membuat tambahan detail (gambar
penjelasan). Gambar penjelasan tersebut harus disahkan oleh Direksi. Gambar –
gambar tersebut menjadi milik direksi.

Page |5
4.3 As Built Drawing
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat gambar–gambar baik perubahan atas
perintah PPTK dan didetujui PPK atau tidak. Kontraktor harus membuat gambar –
gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas
menunjukkan perbedaan antar gambar–gambar kontrak dan pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Gambar–gambar tersebut harus diserahkan rangkap tiga dan semua
pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.

4.4 Gambar – gambar ditempat pekerjaan


Kontraktor harus menyimpan dilokasi pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk Rencana Kerja dan syarat – syarat, Berita Acara Aanwijzing,
Time Schedule, dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas), termasuk perubahan
– perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika PPTK dan
PPK atau Direksi sewaktu – waktu memerlukan.

4.5 Contoh barang / Bahan yang ditawarkan


a. Dalam masa pelaksanaan Pekerjan Pembangunan bahan- bahan/ barang yang
akan dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Penjelasan.
b. Barang / Bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga satuan
bahan/upah adalah mengikat, Kontraktor harus menawar harga – harga tersebut.
c. Barang / Bahan yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila belum
mendapatakan persetujuan dari Direksi secara tertulis.

PASAL 5 : PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIPERGUNAKAN

Berlaku dan mengikat dalam rencana kerja dan Syarat – syarat ini :
a. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Prumahan Rakyat Nomor : 02/IN/M/2020
tentang Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat N0.22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
c. Pedoman pelaksanaan APBN /Keppres No 16/1994, Keppres No 24/1995 dan Kepres No
61 tahun 2005
d. Algemene Voowaarden (AV-38) yang disahkan dengan keputusan Pemerintah tanggal 30
mei 1938 No. 9 dan tambahan lembaran Negara No. 1457, apabila tidak ada
penyimpangan – penyimpangan seperti tertera dalam bestek.
e. PUPBB (Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan – Bahan Bangunan) NI. 3/56.
f. Peraturan Muatan Indonesia (PMI. 70) NI. 18 tahun 1970.
g. Algemene Voorschriften Voor Drinkwater Instalaties 1946.
h. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang pengarahan tenaga kerja) antara lain
tentang mengerjakan anak – anak dibawah umur.
i. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Mentri Pekerjaan Umum
Nomor : KEP. 174/MEN/86, tanggal 4 maret 1986.
104/KPTS/1986.

Page |6
Tentang : Keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi
j. Peraturan – peraturan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kota setempat mengenai
bangunan.

PASAL 6 : PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka
gambar detail yang dipakai/diikuti untuk melaksanakan pekerjaan.
b. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan
angka dalam gambar yang diikuti.
c. Bila ukuran – ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan – bahan/barang yang dipakai
dalam RKS tidak sesuai dengan gambar maka RKS yang diikuti.
d. Bila Kontraktor meragukan tentang perbedaan antara gambar – gambar yang ada baik
mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, maka Kontraktor
berkewajiban untuk menanyakan kepada pengawas/PPTK secara tertulis.
e. Kontraktor berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal – hal tersebut diatas.
Setelah Kontraktor menerima dokumen dari PPTK dan hal tersebut akan dibahas dalam
rapat penjelasan.
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diharuskan meneliti semua dokumen yang
ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Penjelasan.

PASAL 7 : JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat Kontraktor akan memulai pelaksanaan dilapangan atau setelah Kontraktor
menerima Surat Perintah Kerja ( SPK ) dari PPK harus segera mengadakan persiapan, antara
lain berupa pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Bar Cart dan Kurva ” S ” yang berisi
tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan dan disesuaikan dengan
jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak.
Hal tersebut diatas harus selalu berada dilokasi tempat pekerjaan untuk diikuti dengan
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan memberikan tanda garis
tinta warna merah. Bila terdapat / terlihat hambatan, semua pihak harus segera mengadakan
langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi.

PASAL 8 : LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN

Kontraktor harus membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan mengenai kemajuan
pekerjaan dilapangan. Laporan kemajuan pekerjaan tersebut sekurang-kurangnya mengenai
keterangan yang berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan selama 1 (satu) bulan.
Kemajuan pekerjaan tersebut mengenai hal – hal sebagai berikut :
I. Jumlah pegawai / tenaga kerja yang dipekerjakannya selama bulan itu, sesuai
keahliannya.
II. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan, sesuai kegiatan fisik yang
dilaksanakan.
III. Bahan-bahan dan barang-barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima

Page |7
ditempat pekerjaan, dan digunakan sesuai pemakaian sehari – hari pada masing –
masing item
IV. Keadaan cuaca, ( pada hari, tanggal hujan, dan jam berapa sampai dengan jam
berapa )
V. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan kegiatan
VI. Kunjungan tamu-tamu lain
VII. Kejadian khusus
VIII. Foto-foto ukuran kartu pos sesuai dengan tahapan –tahapan pelaksanaan, yakni 0
%, 50% dan 100% diambil pada posisi yang sama
IX. Pengesahan pengawas, dinas teknis, Direksi, dan PPTK dan disetujui PPK.

PASAL 9 : ALAT-ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN

a. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan/ menyiapkan alat-alat,


baik untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan
untuk memenuhi kualitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton molen, dan
sebagainya.
b. Penentuan titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun datar (waterpas) dan
tegak lurusnya bangunan, harus ditentukan dengan memakai alat ukur Waterpass
Instrument ( keikert / slang ).

PASAL 10 : PEKERJAAN TIDAK BAIK

a. PPTK atas persetujuan PPK berhak mengeluarkan instruksi agar Kontraktor


membongkar pekerjaan apa saja yang telah disesuaikan untuk diperiksa, atau mengatur
untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah
maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Kontraktor, untuk
disempurnakan sesuai kontrak.
b. PPTK atas persetujuan PPK berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari
tempat pekerjaan terkait dengan pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa
saja yang tidak sesuai dengan kontrak.
c. PPTK atas persetujuan PPK boleh (tetapi tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

PASAL 11 : PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG


a. Kontraktor berkewajiban melaksanakan sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut
ketentuan AV-38 pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah
disahkan oleh Pengawas untuk melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-
bagian menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan secara tertulis dari Pengawas. Selanjutnya perhitungan penambahan /
pengurangan pekerjaan dilakukan hanya atas dasar yang disetujui oleh kedua belah
pihak dan dilengkapi dengan berita acara, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah

Page |8
dan satuan pekerjaan.
c. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis, adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

PASAL 12 : CARA – CARA DAN SYARAT PELAKSANAAN


1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Ruang Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah untuk kegiatan-kegiatan persiapan sebelum,
sedang dan sesudah pekerjaan, kegiatan pokok dilaksanakan termasuk kegiatan persiapan
sebelum pekerjaan pokok di serah terimakan.
Biaya pekerjaan tersebut dapat dirinci dalam analisa harga satuan pekerjaan dan dihitung
secara lumpsum (ls)
Rincian dalam mobilisasi dan pekerjaan persiapan termasuk (tetapi tidak mutlak)
keperluan-keperluan sebagai berikut :
- Pengukuran/penggambaran awal (mutual check) dan akhir pelaksanaan
pekerjaan (as built drawing)
- Pembuatan foto-foto kegiatan pekerjaan (0% atau sesuai petunjuk Diireksi.
- Dewatering (pengeringan) lokasi pekerjaan apabila diperlukan

2. Pekerjaan Galian dan Timbunan Tanah


2.1 Pekerjaan Galian
2.1.1 Umum
- Pekerjaan galian untuk bangunan dilakukan menurut patok yang dipasang setelah
dilakukan pembersihan lapangan dan dapat persetujuan Direksi. Tanah hasil
galian yang jelek harus dibuang ditempat pembuangan yang ditentukan Direksi.
-Tanah hasil galian yang atas persetujuan Direksi dianggap baik untuk dapat digunakan
sebagai bahan penimbunan kembali, ditempatkan didekat galian pada lokasi yang tidak
mengganggu pelaksanaan konstruksi.

2.2 Pekerjaan Galian Tanah Untuk Saluran


2.2.1 Ketentuan Umum
Langkah-langkah yang harus dilakukan :
- Pasang patok batas pembersihan sesuai gambar dan atas petunjuk Direksi.
- Laksanakan pembersihan sesuai batas pembebasan tanah atau sesuai petunjuk Direksi.
- Pasang patok batas tepi saluran yang akan digali dan patok-patok batas untuk
pelaksanaan penggalian.
- Hasil galian ditempatkan dilokasi yang ditentukan oleh Direksi .
- Tanah hasil galian yang baik menurut yang ditetapkan Direksi, dipisahkan dari tanah
yang jelek. Tanah yang jelek dibuang dilokasi pembuangan hasil pembersihan
atau ditempat yang ditentukan Direksi.

2.3 Pekerjaan Galian Walet


2.3.1 Pekerjaan galian walet menggunakan alat berat exvacator
2.3.2 Pastikan sudah diukur Kembali menggunakan alat sebelum memulai penggalian

Page |9
2.3.3 Pembuangan galian di tepi sungai di tempat yang sudah di tentukan oleh ppk dan
pengawas lapangan.

3. Pekerjaan Beton

3.1 Mutu Beton


3.1.1 Mutu beton yang dibuat/ digunakan adalah mutu beton K-175 dikerjakan untuk
semua beton yang tertera dalam gambar rencana.
3.1.2 Kontraktor harus mengadakan percobaan pendahuluan untuk mendapatkan mutu
beton K-175
3.1.3 Selama pelaksanan harus dibuat benda-benda uji dengan ketetentuan setiap 5
m3 campuran beton.
3.1.4 Kontraktor harus membuat laporan tertulis tentang data-data mutu
beton yang telah dibuat dengan disahkan oleh Direksi Lapangan.
3.1.5 Selama pelaksanaan harus ada pengajuan slump test sesuai dengan
ketentuan SNI.
3.1.6 Pengujian beton harus dilaksanakan di laboratorium yang telah diakui
legalitasnya, dan kontraktor harus menunjukan bukti hasil pengujian tersebut dari
instansi berwenang.
3.1.7 Pengujian mutu beton dilaksanakan seperti yang diisyaratkan pada SNI
3.1.8 Benda uji pengujian kuat tekan beton adalah benda uji silinder 15 x 30 cm.
Pengujian dilakukan pada saat benda uji berumur 7 hari dengan ketentuan
harus dikonversikan ke 28 hari sesuai dengan SNI.
3.1.9 Jika hasil kuat tekanan benda uji tidak mencapai angka kekuatan yang
diminta, maka diadakan / dilakukan pengujian beton ditempat dengan cara-cara
seperti yang diisyaratkan dalam SNI.
3.1.10 Segala biaya untuk pemeriksaan / percobaan beton tersebut ditanggung sendiri
oleh kontraktor.

3.2 Pekerjaan Cetakan Beton


3.2.1 Cetakan
Cetakan beton dibuat dari multiplek. Konstruksi harus kuat, kaku dan tidak
berubah sampai saatnya dibuka dan tidak bocor.
3.2.2 Pengukuran dan Pembayaran
Harga satuan pekerjaan cetakan beton tidak dihitung diukur dan dibayarkan
tersendiri namun sudah termasuk dalam harga satuan per m3 beton.

3.3 Pekerjaan Pembesian Beton


3.3.1 Bahan dan Penyimpanan Bahan
Besi digunakan harus besi polos SNI
3.3.2 Pemotongan, Pembengkokan dan Pemasangan Besi Tulangan Beton.
- Pemotongan dan pembengkokan tulangan mengikuti daftar yang dibuat terlebih dahulu
berdasarkan gambar kerja yang sudah disetujui oleh Direksi. Pembengkokan tulangan
harus dilakukan diatas meja pembengkok dengan menggunakan kunci penekuk

P a g e | 10
yang cocok dengan tiap ukuran besi tulangan serta aturan pemasangan / penyusunan
harus sesuai dengan gambar desain/ kontrak.
- Tekukan besi, tidak boleh retak dan apabila pada saat
pembengkokan terjadi keretakan pada tekukan maka besi harus diganti.
- Sambungan besi/overlap ujung sambungan besi harus paling sedikit 40 x diameter besi
(empat puluh kali diameter besi).
- Selama pemotongan, pembengkokan, serta perangkaian besi tulangan yang telah
disusun/ dipasang sebelum pengecoran harus terlindung dari pengaruh cuaca sampai
saat pengecoran.

3. 4 Bahan Untuk Adukan Beton


3.4.1 Semen yang harus digunakan adalah Semen Tiga Roda , Semen Gresik , Semen
Holcim. Penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan antara lain paling sedikit
30 cm diatas lantai gudang, tinggi tumpukan maksimum setinggi 1,50 m, dan harus
terlindung dari pegaruh cuaca. Tanggal pembelian harus dicatat, semen yang
telah 40 hari sejak pembelian tidak boleh digunakan. Direksi pekerjaan
berwenang menolak semen yang telah kadaluarsa/bergumpal.
3.4.2 Pasir Untuk Beton
Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang diambil dari sungai
atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi. Tempat penimbunan/
penyimpanan harus bersih dari sampah ending, sampah kimia, bebas
dari banjir. Serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam
dan lain- lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan beton
3.4.3 Kerikil Untuk Beton
Kerikil untuk bahan adukan beton harus didapat dari sumber- sumber
yang telah disetujui oleh Direksi, dan disyaratkan harus bersih, bebas dari
partikel lunak, bahan-bahan kimia, dan tidak mengandung lumpur atau
bahan lainnya yang dapat menurunkan mutu beton.
3.4.5 Air Untuk Beton
Air yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jernih, bebas dari
lumpur, bebas dari bahan kimia, asam minyak garam serta bahan lain
yang akan menurunkan mutu pasangan beton. Air yang akan digunakan terlebih
dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi.

3.5 Adukan Beton


Adukan beton dibuat dalam kotak pengadukan, diaduk dengan cangkul, atau
menggunakan alat pengaduk beton yang diputar dengan tenaga manusia atau
dengan diesel. Perbandingan volume semen, pasir dan kerikil ditakar
dengan kotak-kotak dari kayu yang berukuran sama. Pengaduakan harus
sampai–sampai ending. Dalam waktu paling lama 1 jam, adukan harus dicor.

3.6 Pengecoran
Sebelum pengecoran, cetakan dan tulangan harus dibersihkan dulu. Pengecoran
boleh dilaksanakan setelah memperoleh izin Direksi.

P a g e | 11
3.7 Perawatan Beton Setelah Pengecoran
Setelah pengecoran beton harus dirawat sampai beton menjadi keras total (umur
28 hari). Kelembaban dan temperatur beton harus dijaga dan jangan sampai
melampaui 25oC
dengan cara menutup permukaan beton dengan karung yang dibasahi,
atau disiram
selama sekurang-kurangnya 14 hari.
4.1 Pekerjaan Pasangan Batu Kali Belah
a. Sebelum dilakukan pemasangan batu kali haris diprofil terlebih dahulu dan
ditimbang elevasinya antar profil (jarak profil kurang lebih 10m).
b. Harus diperhatikan penurunan elevasi searah dengan rencanan.
c. Pasangan batu kali/belah saluran menggunakan campuran 1Pc:4Ps untuk ukuran
sesuai dengan gambar perencanaan.
d. Celah-celah yang besar antara batu kali diisi dengan batu kricak yang dikocok padat.
e. Pasangan batu kali tidak boleh saling bersentuhan dan harus ada perekat.
f. Muka pasangan batu kali difinishing menggunakan batu muka yang rata untuk
kerapiannya.

4.2. Pekerjaan Plesteran.


a. Pekerjaan beton yang akan diplester, sebelumnya permukaan harus dibuat kasar
terlebih dahulu dan disiram dengan air semen
b. Untuk plesteran tembok menggunakan campuran 1 pc : 3 ps . Pasir harus hasil
ayakan yang halus dan selalu ditakar.
c. Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok harus rata dan halus,
dan merupakan suatu bidang yang tegak lurus dan siku. Tidak boleh ada retak-retak
kemudian. Jika terjadi retak-retak, Kontraktor harus segera memperbaikinya
d. Sebelum pelaksanaan plesteran tembok dilaksanakan jalur-jalur instalasi listrik,
sudah harus ditanam dalam tembok terlebih dahulu sesuai dengan rencana.
e. Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh pekerjaan tembok, baik
yang tampak maupun yang tidak tampak antara lain : tembok-tembok di atas langit-
langit maupun tembok gewel,bagian dalam dan sebagainya.

4.3. Pekerjaan Siaran.


a. Pelaksanaan pekerjaan Siaran dengan menggunakan campuran 1Pc : 2Ps sudah
bisa dilaksanakan setelah permukaan memang telah betul-betul bersih dari kotoran
dan jika perlu harus dikeruk pada celah antara batu hingga sedalam antara 1 s/d 2
cm serta dibasahi secukupnya agar terjadi ikatan yang kuat antara siaran dengan
pasangan tersebut.
b. Tebal siaran adalah 2 cm dan untuk siaran tebal minimalnya 1 cm dari permukaan
batu kali belah.
c. Bagian siaran akan harus dijaga dan dipelihara kelembabannya dan memastikan
tidak sampai terkena sinar matahari secara langsung untuk menghindari
penguapan air yang terlalu cepat sehingga akan menurunkan kekuatan dari siaran

P a g e | 12
itu sendiri, untuk menghindari hal tersebut kontraktor akan menggunakan cara
curing dengan menutupi permukaan siaran dengan karung goni atau bahan lain dan
dibasahi dengan air, hal ini akan terus dijaga hingga umur siaran telah memenuhi
syarat standard PBI antar 14 s/d 28 HK.

4.4 Pekerjaan Pintu Air

Pemasangan pintu air merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh terhadap

kinerja pintu air, Jika pemasangannya kurang benar maka kinerja dari pintu airnya itu

sendiri kurang maksimal. Sebaiknya pemasangan pintu air dilakukan oleh orang yang

mengerti atau kompeten dalam bidangnya.

Pekerjaan Pintu Air b = 0.60, h = 1.80 M

Pintu air terbuat dari plat baja dengan ketebalan tertentu menurut gambar rencana atau

sesuai dengan petunjuk Direksi. Plat pintu dilas dengan rapi. Plat

pintu dilengkapi dengan ulir berukuran 2 inch dan pintu dilas menyatu dengan ulir.

Rangka pintu terbuat dari baja siku L 80.80.8 mm. Rangka pintu/penyangga dilengkapi

dengan stang berulir untuk menaik-turunkan

pintu air

A. Melaksanakan Pemasangan Pintu Air yang antara lain adalah :

1. Memasang rangka pengarah (guide frame) pada blockout.

2. Memasang daun pintu air

3. Memasang alat pengangkat

4. Memasang sistem pengoperasian

5. Melakukan pengetesan operasi instalasi pintu air

B. Melakukan Persiapan Komisioning yang antara lain adalah :

1. Menyiapakan data rekaman hasil pemasangan pintu air untuk bahan

pelaksanaan komisioning.

2. Menfasilitasi pelatihan calon operator pintu air dan pelaksanaan komisioning

3. Menyiapkan alat ukur dan bahan untuk komisioning

4. Melakukan pengujian menjelang pelaksanaan komisioning

P a g e | 13
P a g e | 14
BAB III
PENUTUP

Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat ( RKS ) ini untuk uraian bahan-bahan dan pekerjaan-
pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat “ diselenggarakan oleh Kontraktor “ maka hal ini
harus dianggap seperti disebutkan

Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam
pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah
diselenggarakan oleh Kontraktor dan diterima sebagai “ hal “ yang disebutkan.

Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini ditentukan lebih lanjut oleh PPTK beserta PPK, bilamana
perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

Blitar, 2022
Dibuat Oleh,

KONSULTAN PERENCANA
CV. METRO KARYA

YOCHIE MARTADINATA, ST
Direktur

P a g e | 15

Anda mungkin juga menyukai