Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun berdasar jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, dengan
ketentuan :
Rencana Kerja :
Tenaga Kerja :
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di dalam
pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksud adalah
satu ton yang bemilai 1000 kilogram
Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan
oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Kontraktor. Orang-orang atau
pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau Kontraktor akan
menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.
Laporan :
b. Kalkir asli dan gambar-gambar proyek disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2 (dua)
set cetak biru dan semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor
akan tambahan cetak biru dan gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.
e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus
disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.
a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan-
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi,
b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah
edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan
standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari
Direksi sebelum dipergunakan.
c. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek temyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya, maka
Direksi berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk
menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah
diperiksa terdahulu.
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pekerjaan Pembongkaran
Dalam melaksanakan pembongkaran, kontraktor wajib melaporkan terlebih
dahulu kepada Direksi Proyek / Konsultan Pengawas tentang bagian – bagian
yang akan dibongkar untuk mendapatkan persetujuannya.
Pekerjaan pembersihan, pengamanan area kerja dan pembongkaran sisa – sisa
pekerjaan struktur / konstruksi yang sudah tidak diperlukan lagi dan yang dapat
mengganggu kelancaran proses pekerjaan lainnya.
Apabila dalam melaksanakan pembongkaran terjadi kerusakan yang
diakibatkannya, kontraktor wajib merapikan kembali. Biaya yang ditimbulkan
menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan
tambah.
Pemasangan Bouwplank
2. PEKERJAAN TANAH
a. Pekerjaan Galian Tanah
Galian tanah dilakukan ditempat-tempat seperti ditunjukkan pada gambar kerja.
Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus diurug kembali hingga
mencapai kerataan peil yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan.
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk pekerjaan penggalian ini
adalah kurang lebih 50 mm terhadap kerataan peil yang ditentukan.
Penggalian dilaksanakan dalam keadaan kering, jika ternyata air tanah lebih
tinggi dari level penggalian, harus dilakukan dewatering sesuai dengan
ketentuan.
Kontraktor harus mengajukan metoda kerja pelaksanaan penggalian, terutama
kemiringan galian dan metoda kerja dewatering. Seluruh akibat, baik di dalam
Bahan untuk urugan digunakan tanah urug. Bahan urugan harus bersih dari
unsur-unsur perusak dan harus disetujui oleh Direksi Proyek.
Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum per lapis 20 cm
(sebelum dipadatkan). Dengan pemadatan pada setiap lapis tanah
Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau bagian pekerjaan
lainnya yang akan ditutup / diurug atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa
Direksi / pengawas. Pada pekerjaan urugan / peninggian permukaan tanah asal
jika ada ketidak sesuaian antara keadaan lapangan dan gambar rencana,
kontraktor harus memberitahu secara tertulis kepada direksi / pemberi tugas,
jika tidak maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan
dipertimbangkan
Sebelum dilaksanakan pengurugan seluruh permukaan tanah asal pada daerah
yang akan diurug harus dibersihkan dari kotoran – kotoran atau piung – puing
dan harus dibuang keluar lokasi.
3. PEKERJAAN BETON
Bahan :
a. S e m e n.
Semen yang dipakai harus PC yang telah disahkan/ber-SNI disetujui oleh direksi
teknis dalam segala hal memenuhi syarat-syarat ,untuk ini diarahkan memakai
produk Semen Gresik, atau produk dalam Negeri lainnya yang disetujui Direksi.
c. A i r.
Air untuk adukan merawat beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
2. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat, sehingga tidak
dapat berubah atau bergeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau
dipadatkan.
Baja tulangan dan penutup beton tingginya harus tepat untuk mana
penahan-penahan jarak beton yang telah disetujui dapat dipakai. Semua
rangkaian pembesian beton harus diikat dengan kawat terbuat dari baja lunas
dengan diameter minimum1 mm.
3. Baja tulangan harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar-gambar beton, baja
tulangan harus dibengkok dalam keadaan dingin.
4. Besi penulangan beton harus disusun sedemikian rupa, sehingga beban dari
hubungan langsung dengan tanah basah /lemab dan disusun berkelompok
berdasarkan ukurannya.
5. Toleransi pemasangan penulangan dalam arah horizontal dan vertikal
masing-masing 10 mm dan 5 mm (+ dan - dari arah yang benar).
d. Pasir beton
Pasir beton yang digunakan dalam pelaksanaan pengecoran adalah pasir yang
bebas dengan kadar lumpur, untuk matrial pasir diarahkan menggunakan pasir cor
lumajang.
a. Besi yang dipakal harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan
yang lainnya (sesual gambar keria).
b. Sarnbungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang yang
disyaratkan.
c. Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai menimbulkan
perubahan pada, waktu pengecoran dan semua silangan besi utama dengan begel
harus diikat kuat-kuat dengan kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
d. Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga, jangan
sampai menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking sesuai dengan tebal
selimut beton yang disyaratkan dalam SKSNI.
Tahap pengecoran :
Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan) harus bersih dari air tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat
yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air dari
beton yang baru dicor tidak akan diserap.
Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu, dimana akan
dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada
sambungan ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Direksi Proyek.
Semua kotoran, beton yang mengelupas atau bahan asing yang menutupinya
harus dibersihkan dan dibuang, semua genangan air harus dibuang dari
permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
akan masih berlanjut, terhadap sistim struktur/penulangan yang ada.
Beton boleh dicor hanya bila Direksi Proyek atau wakilnya yang ditunjuk serta
staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja, dan persiapan betul-betul telah
memadai
d. Finishing Beton
Permukaan yang kelihatan
Beton yang permukaannya kelihatan (expose) harus difinish dengan adukan.
Lubang – lubang yang terjadi pada beton harus diisi dengan adukan.
Lubang – lubang pada permukaan beton tidak boleh lebih dari 3 mm. Lubang
yang lebih besar dari 20 mm tidak diperkenankan.
PEKERJAAN CNP
1. U M U M
1.1 LINGKUP PEKERJAAN
a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang
diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan pemasangan
tentang konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai
dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.
1.3 STANDAR
a. BAHAN STRUKTUR/KONSTRUKSI
Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan
semua konstruksi dinuat atau di las harus baja karbon yang memenuhi persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.
Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus
dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A53 type E atau S.
Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi
"American Institute of Steel Construction (AISC)" dan PPBBI Mei 1984.
b. PENGIKAT-PENGIKAT :
Baut-baut, mur-mur/sekerup-sekerup dan ring-ring harus sebagai berikut :
Untuk sambungan bukan baja ke baja :
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370
dan harus digalvani.
Untuk sambungan baja ke baja :
Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan
atau : ASTM A490 dan harus terlapis Cadmium.
Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus
baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya
dari baja tahan korosi.
Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
c. BAHAN-BAHAN LAS :
bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society"
(AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).
Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36
atauA325.
Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng
untukproduksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harusbiasanya type segi enam (hexagon-bolt type).
Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu
bahanyang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan
harusdisertai sertifikat dari pabrik.
2. Lubang-lubang baut
2.1 Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih
besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut.
2.2 Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan
alat bor.
3. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut :
a. Hanya diperkenankan satu sambungan.
b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full
penetration butt weld.
4. Pemasangan percobaan/Trial erection
Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan percobaan
dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang
tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh MK dan pemasangan
percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan MK.
5.1 Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada MK disertai usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut
harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.
Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK.
5.2 Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi
tanggungan kontraktor.
5.3 Meluruskan pelat dan besi siku atas bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara
yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan "Waterproofing"
yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja pada
saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang berupa "piatfrom" atau
jaringan ("net").
5.4 Setiap komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan
sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
5.5 Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin.
5.6 Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan
sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menanhan
beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.
5.7 Baut-baut, baut angkar, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail.
5.8 Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
5.9 Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok
penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah
bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus
diberi adukan lambab/kerung yang tidak susut dan disetujui konsultan/MK.
5.10 Toleransi
Penyimpanan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi
vertikal kolom.
6. Pengujian Mutu Pekerjaan
6.1. Sebelum dilaksanakan pabrikasi/pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan
pada MK "Certificate Test" bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari
produsen/pabrik.
6.2. Bila tidak ada "Certificate test", maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas
baja profil, baut, kawat las di laboratorium.
6.3. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari
bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari prosedur dan
kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
6.4. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak :
6.5. Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak
lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visuil, bila
ditemukan halhal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan standar
AWS D 1.0.
Dibuat Oleh,
PT. GEOPLAN TRI CIPTA