Anda di halaman 1dari 16

RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS (RKS)

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun berdasar jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, dengan
ketentuan :

1. Tidak mengarahkan kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan


digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standart nasional (SNI) terbaru;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran
10. Setiap perubahan spesifikasi material dari yang ditentukan dalam RKS ini harus atas
persetujuan Direksi Proyek.

Rencana Kerja :

Dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari sejak saat penunjukan pemenang, Kontraktor


harus mengajukan sebuah rencana kerja atau action plan tertulis lengkap dengan gambar-
gambar pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang
disebutkan dalam dokumen tender, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan
cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperiukan, persiapan--
persiapannya, peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut
mencakup lingkup dan pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi,
pengawas dan pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut
di atas.

Tanggung Jawab Kontraktor :

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi


yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana. Segala
sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan
kekuatan Konstruksi menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pada keadaan apapun, dimana
pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Direksi Lapangan tidak
berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi
kontrak.

Tenaga Kerja :

Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang


ahli/terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan ketentuan / petunjuk Direksi Lapangan.

1 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


Satuan Ukuran :

Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di dalam
pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksud adalah
satu ton yang bemilai 1000 kilogram

Perintah Untuk Pelaksanaan :

Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan
oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Kontraktor. Orang-orang atau
pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau Kontraktor akan
menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.

Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan :

Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya


seperti yang disebutkan pada artikel-artikel didalam spesifikasi ini, gambar rencana,
petunjuk tambahan ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam
pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga,
keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa/pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau
kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk
kesempumaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan khusus, pengaliran air
darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan, bahan peledak serta alat-
alatnya, penempatan bahan-bahan sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan,
pengaturan as saluran, dan tenaga ahli untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan
lain yang biasanya diperlukan guna menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

Laporan :

a. Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk


setiap satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan
sesuai petunjuk Direksi. Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan
cuaca, jumlah pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat
yang dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-bahan bangunan ke lokasi pekerjaan,
kemajuan fisik dan pekerjaan yang telah selesai, masalah-masalah yang timbul di
lapangan serta pemecahannya, dan rencana kerja minggu berikutnya.
b. Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor pada setiap akhir pekan
untuk dievaluasi.
c. Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat-
syarat umum kontrak

Gambar-gambar dan Ukuran :

a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:

1. Gambar yang termasuk dalam dokumen tender

2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi

3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi

b. Kalkir asli dan gambar-gambar proyek disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2 (dua)
set cetak biru dan semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor
akan tambahan cetak biru dan gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.

2 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set cetak biru di kantor lapangan untuk
dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.

d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat


persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus
disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).

f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.

g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.

Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan :

a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan-
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi,

b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah
edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan
standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari
Direksi sebelum dipergunakan.

c. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek temyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya, maka
Direksi berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk
menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah
diperiksa terdahulu.

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pekerjaan Pembongkaran
 Dalam melaksanakan pembongkaran, kontraktor wajib melaporkan terlebih
dahulu kepada Direksi Proyek / Konsultan Pengawas tentang bagian – bagian
yang akan dibongkar untuk mendapatkan persetujuannya.
 Pekerjaan pembersihan, pengamanan area kerja dan pembongkaran sisa – sisa
pekerjaan struktur / konstruksi yang sudah tidak diperlukan lagi dan yang dapat
mengganggu kelancaran proses pekerjaan lainnya.
 Apabila dalam melaksanakan pembongkaran terjadi kerusakan yang
diakibatkannya, kontraktor wajib merapikan kembali. Biaya yang ditimbulkan
menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan
tambah.

3 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


 Selama tahap pembongkaran kontraktor wajib melindungi barang-barang yang
ada di lokasi gedung, menjaga kebersihannya, dan tidak menghilangkan dengan
sengaja atau tidak barang-barang yang ada.
 Untuk tetap menjaga barang-barang yang ada dari kebersihan, keamanan, dan
resiko kerusakan, kontraktor wajib membungkus barang-barang tersebut dengan
plastik tebal atau tarpoline, sampai semua terbungkus rapat.
b. Uitzeet/ Pengukuran Tapak
Pengukuran Tapak Kembali

a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali


lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan – keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas – batas tanah dengan alat – alat yang
sudah ditera kebenarannya.
b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada pengawas / Direksi untuk
dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut – sudut hanya dilakukan dengan alat- alat
waterpass / Theodolite yang ketepatannya dapat di pertanggung jawabkan.
d. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian - bagian kecil yang disetujui oleh
Direksi.
e. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

Pengukuran dan titik peil (0.00) bangunan

a. Kontraktor harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak /


kedudukan bangunan terhadap titik patok / pedoman yang telah ditentukan, siku
bangunan maupun datar (waterpass) dan tegak lurus bangunan harus
ditentukan dengan memakai alat waterpass instrument / theodolith. Hal tersebut
dilaksanakan untuk mendapatkan tegel , langit – langit dan sebagainya dengan
hasil yang baik dan siku
b. Untuk mendapatkan titik peil harap disesuaikan dengan notasi – notasi yang
tercantum pada gambar rencana (lay out), dan bila terjadi penyimpangan atau
tidak sesuainya antara kondisi lapangan dan gambar lay out, kontraktor harus
melapor pada pengawas / perencana

Pemasangan Bouwplank

a. Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan


bouwplank / pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian dan

4 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


b. benchmark yang diberikan Konsultan Pengawas secara tertulis, serta
bertanggung jawab atas ketinggian posisi dimensi, serta kelurusan seluruh
bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan tenaga kerja yang diperlukan
c. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan
dalam hal tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab
kontraktor serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat – akibatnya,
kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Direksi
Pelaksanaan
d. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan Pengawas atau wakilnya
tidak menyebabkan tanggung jawab Kontraktor menjadi berkurang
e. Kontraktor wajib melindungi semua benchmark , dan lain – lain atau seluruh
referensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini
f. Bahan dan pelaksanaan

c. Pembersihan Lapangan/ Lokasi


 Kontraktor harus membersihkan lapangan kerja untuk saluran dan bangunan
yang ada dari semua tumbuhan dan bambu, termasuk pohon-pohon.
 Kontraktor harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan
tanah dan dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan semua
bahan-bahan hasil pembersihan lapangan
 Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal
diratakan dan dirapikan kembali.
 Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk " Overhead"
pada analisa harga satuan pekerjaan.

2. PEKERJAAN TANAH
a. Pekerjaan Galian Tanah
 Galian tanah dilakukan ditempat-tempat seperti ditunjukkan pada gambar kerja.
Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus diurug kembali hingga
mencapai kerataan peil yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan.
 Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk pekerjaan penggalian ini
adalah kurang lebih 50 mm terhadap kerataan peil yang ditentukan.
 Penggalian dilaksanakan dalam keadaan kering, jika ternyata air tanah lebih
tinggi dari level penggalian, harus dilakukan dewatering sesuai dengan
ketentuan.
 Kontraktor harus mengajukan metoda kerja pelaksanaan penggalian, terutama
kemiringan galian dan metoda kerja dewatering. Seluruh akibat, baik di dalam

5 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


site maupun di lingkungan sekitar pengalian selama proses menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

b. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan


Urugan dan Pemadatan :

 Bahan untuk urugan digunakan tanah urug. Bahan urugan harus bersih dari
unsur-unsur perusak dan harus disetujui oleh Direksi Proyek.
 Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum per lapis 20 cm
(sebelum dipadatkan). Dengan pemadatan pada setiap lapis tanah
 Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau bagian pekerjaan
lainnya yang akan ditutup / diurug atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa
Direksi / pengawas. Pada pekerjaan urugan / peninggian permukaan tanah asal
jika ada ketidak sesuaian antara keadaan lapangan dan gambar rencana,
kontraktor harus memberitahu secara tertulis kepada direksi / pemberi tugas,
jika tidak maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan
dipertimbangkan
 Sebelum dilaksanakan pengurugan seluruh permukaan tanah asal pada daerah
yang akan diurug harus dibersihkan dari kotoran – kotoran atau piung – puing
dan harus dibuang keluar lokasi.

3. PEKERJAAN BETON
Bahan :
a. S e m e n.
Semen yang dipakai harus PC yang telah disahkan/ber-SNI  disetujui oleh  direksi
teknis dalam segala hal memenuhi  syarat-syarat ,untuk  ini   diarahkan  memakai
produk Semen Gresik, atau  produk  dalam  Negeri lainnya yang disetujui Direksi.

b. Batu pecah mesin ukuran ½


Batu koral yang digunakan harus batu pecah mesin1/ 2 yg berasal dari bebatuan
padat . pada pelaksanaan pencampuran batu pecah mesin pada pengaduk beton
terlebih dahulu batu pecah mesin disiram dengan air secukupnya guna untuk
menghilangkan kadar sisa lumpur

c. A i r.
Air  untuk  adukan merawat beton harus bersih,  bebas  dari  bahan-bahan  atau
campuran-campuran yang mempengaruhi  daya lekat  semen.  

6 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


d. Baja tulangan.
1. Besi tulangan beton harus disusun/ disimpan dengan cara-cara  sedemikian
rupa sehingga  bebas  dari   hubungan langsung dengan tanah lembab maupun
basah, asphalt,oli, minyak.   Juga  besi  tulangan  beton   harus   disimpan
berkelompok berdasarkan  ukuran  masing-masing.   Besi  tulangan harus
harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.7.
Semua  besi tulangan yang dipakai untuk pekerjaan  beton ini adalah mutu U-
24 dan U-39 dengan toleransi  diameter  tulangan  + 0,5 mm hasil produksi
Krakatau Steel/ yang   disetujui Direksi dengan catatan : untuk tulangan <12
mm   dipakai U-24

2.  Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang  tepat, sehingga  tidak
dapat berubah atau bergeser  pada  waktu   adukan ditumbuk-tumbuk atau
dipadatkan.
Baja  tulangan dan penutup beton tingginya  harus  tepat  untuk mana
penahan-penahan jarak beton yang telah  disetujui  dapat  dipakai. Semua
rangkaian  pembesian beton harus diikat dengan kawat terbuat dari baja lunas
dengan  diameter minimum1 mm.
3. Baja  tulangan  harus dibengkok/dibentuk  dengan  teliti  sesuai  dengan
bentuk dan ukuran-ukuran  yang  tertera dalam gambar-gambar beton, baja
tulangan harus dibengkok dalam keadaan dingin.
4. Besi  penulangan  beton harus disusun  sedemikian  rupa, sehingga beban dari
hubungan langsung dengan tanah basah /lemab dan disusun berkelompok
berdasarkan ukurannya.
5. Toleransi  pemasangan penulangan dalam  arah  horizontal dan vertikal
masing-masing 10 mm dan 5 mm (+ dan -  dari arah yang benar).

d. Pasir beton
Pasir beton yang digunakan dalam pelaksanaan pengecoran adalah pasir yang
bebas dengan kadar lumpur, untuk matrial pasir diarahkan menggunakan pasir cor
lumajang.

7 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


PEKERJAAN PEMBESIAN :

a. Besi yang dipakal harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan
yang lainnya (sesual gambar keria).

b. Sarnbungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang yang
disyaratkan.

c. Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai menimbulkan
perubahan pada, waktu pengecoran dan semua silangan besi utama dengan begel
harus diikat kuat-kuat dengan kawat berukuran minimum diameter 1 mm.

d. Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga, jangan
sampai menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking sesuai dengan tebal
selimut beton yang disyaratkan dalam SKSNI.

e. Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan.

f Besi tulangan yang dipakai yaitu mutu baja U-24.

g. Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.

h. Timbunan batang-batang untuk waktu lama di udara terbuka harus dicegah.

Tahap pengecoran :
 Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan) harus bersih dari air tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat
yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air dari
beton yang baru dicor tidak akan diserap.
 Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu, dimana akan
dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada
sambungan ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Direksi Proyek.
 Semua kotoran, beton yang mengelupas atau bahan asing yang menutupinya
harus dibersihkan dan dibuang, semua genangan air harus dibuang dari
permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
 Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
akan masih berlanjut, terhadap sistim struktur/penulangan yang ada.
 Beton boleh dicor hanya bila Direksi Proyek atau wakilnya yang ditunjuk serta
staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja, dan persiapan betul-betul telah
memadai

8 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


 Dalam semua hal, Beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang
berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari
tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk
dengan baja – baja tulangan, tidak diijinkan.
 Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis perlapis horisontal dan tebalnya tidak lebih
dari 50cm. Direksi proyek mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi
spesifikasi ini.
 Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau selama
sedemikian rupa sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar. Selain hujan,
air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint dan air
semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan dilanjutkan
a. Pemadatan
 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas
dari kantong – kantong kerikil, dan menutup rapat – rapat semua permukaan
dari cetakan dan material yang diletakkan.
 Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator)
harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak di bawah, lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan
bahan beton terpisah dengan yang airnya.
b. Perawatan Beton (Curing)
 Semua beton harus dirawat (curred) dengan air seperti ditentukan di bawah ini.
Direksi Proyek berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus
digunakan pada bagian – bagian pekerjaan.
 Beton yang dirawat (curred) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 hari
terus menerus segera sesudah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan,
dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa–
pipa yang berlubang–lubang. Penyiraman mekanis, atau cara–cara yang dibasahi
yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam
perawatan (curing) harus memenuhi spesifikasi–spesifikasi air untuk campuran
beton.

9 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


c. Perlindungan
 Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap segala kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Direksi Proyek.
 Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung, paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
 Perlindungan semacam itu harus dibuat secepatnya setelah pengecoran
dilaksanakan.

d. Finishing Beton
 Permukaan yang kelihatan
Beton yang permukaannya kelihatan (expose) harus difinish dengan adukan.

Lubang – lubang yang terjadi pada beton harus diisi dengan adukan.

 Lubang – lubang pada permukaan beton tidak boleh lebih dari 3 mm. Lubang
yang lebih besar dari 20 mm tidak diperkenankan.

PEKERJAAN CNP

1. U M U M
1.1 LINGKUP PEKERJAAN
a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang
diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan pemasangan
tentang konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai
dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.

1.2 PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN


a. Beton Bertulang.
b. Penutup Atap spandex.
d. Bubungan atap spandex

1.3 STANDAR
a. BAHAN STRUKTUR/KONSTRUKSI
 Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan
semua konstruksi dinuat atau di las harus baja karbon yang memenuhi persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.
 Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus
dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A53 type E atau S.
 Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi
"American Institute of Steel Construction (AISC)" dan PPBBI Mei 1984.

10 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


Spesifikasi Bahan:
a. Rangka Atap Utama
- Rangka atap : CNP 100x50x20x2,0mm
- Gording: CNP 100x50x20x2,0mm
- Trekstang: Besi beton diameter 8mm
- Ikatan angin besi beton ∅8mm + turn buckle
- Spesifikasi lain mengikuti detail gambar kerja struktur
b. Rangka Kolom CNP
- Rangka Kolom Utama: CNP 100x50x20x2,0mm
- Ikatan angin besi beton ∅8mm + turn buckle
- Plat plendes tebal 5mm
- Angkur besi menggunakan besi beton ∅10mm
- Spesifikasi lain mengikuti detail gambar kerja struktur

b. PENGIKAT-PENGIKAT :
 Baut-baut, mur-mur/sekerup-sekerup dan ring-ring harus sebagai berikut :
 Untuk sambungan bukan baja ke baja :
 Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370
dan harus digalvani.
 Untuk sambungan baja ke baja :
 Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan
atau : ASTM A490 dan harus terlapis Cadmium.
 Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus
baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya
dari baja tahan korosi.
 Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.

c. BAHAN-BAHAN LAS :
 bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society"
(AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).
 Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36
atauA325.
 Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng
untukproduksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
 Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harusbiasanya type segi enam (hexagon-bolt type).
 Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu
bahanyang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan
harusdisertai sertifikat dari pabrik.

d. PERATURAN-PERATURAN DAN STANDAR ATAU PUBLIKASI YANG DIPAKAI :


 Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai
harus dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini.
 Dalam hal ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan.
 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Mei 1983.
 American Institute of Steel Construction (AISC) "Manual of Steel Construction-7th
Edition".
 American National Standards Institute (ANSI) : B27.265 Plain Washers".

11 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


 American Society for Testing and Materials (ASTM) specifications :
a. "A 36 - 70a Structural Steel"
b. "A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe"
c. "A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware".
d. "A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners.
e. "A325 - 71a High Strength Bolts for/structural Steel Joint, Including Sutiable
Nuts and Palin Hardener Washers".
f. A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for Structural Steel
Joints.
e. CONTOH BAHAN
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material, baja profil, kawat las, cat dasar/akhir dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan MK.
 Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai standar/pedoman
untuk pemeriksaan/penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
 Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material yang
telah disetujui di bengkel MK.

1.4 PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN


 Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya
yang masih bersegel dan berlebel pabriknya.
 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab
dan bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.
 Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai jenisnya.
 Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan.
 Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

1.5 PERENCANAAN DAN PENGAWASAN


a. Gambar kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar gambar
kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta
ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang
lazimnya diperlukan untuk fabrikasi.
b. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran
yang tercantum pada gambar kerja.
c. Kelurusan.
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
d. Pemeriksaan dan lain-lain.
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi,
seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga
semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. MK mempunyai hak
untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada
pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui MK. Setiap
pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini
akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan segera.

12 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


1.6 PELAKSANAAN
1. Pengelasan
1.1 Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.
1.2 Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil yang memiliki persiapan
teknis untuk pekerjaan tersebut.
1.3 Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik serta
tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang menetapkan
kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya.
1.4 Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat,
karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya.
1.5 Pengelasan konstruksi baja, hanya boleh dilakukan setelah dipersiksa bahwa
hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku untuk konstruksi itu.
1.6 Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang
paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
1.7 Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan
kotoran lainnya.
1.8 Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam sebelum
memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau
retak harus dibuang sama sekali.
1.9 Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari
hujan dan angin kencang.

2. Lubang-lubang baut
2.1 Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih
besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut.
2.2 Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan
alat bor.
3. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut :
a. Hanya diperkenankan satu sambungan.
b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full
penetration butt weld.
4. Pemasangan percobaan/Trial erection

Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan percobaan
dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang
tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh MK dan pemasangan
percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan MK.

13 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


5. Pemasangan akhir / final erection

5.1 Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada MK disertai usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut
harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.
Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK.
5.2 Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi
tanggungan kontraktor.
5.3 Meluruskan pelat dan besi siku atas bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara
yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan "Waterproofing"
yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja pada
saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang berupa "piatfrom" atau
jaringan ("net").
5.4 Setiap komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan
sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
5.5 Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin.
5.6 Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan
sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menanhan
beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.
5.7 Baut-baut, baut angkar, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail.
5.8 Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
5.9 Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok
penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah
bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus
diberi adukan lambab/kerung yang tidak susut dan disetujui konsultan/MK.
5.10 Toleransi
Penyimpanan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi
vertikal kolom.
6. Pengujian Mutu Pekerjaan
6.1. Sebelum dilaksanakan pabrikasi/pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan
pada MK "Certificate Test" bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari
produsen/pabrik.
6.2. Bila tidak ada "Certificate test", maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas
baja profil, baut, kawat las di laboratorium.
6.3. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari
bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari prosedur dan
kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
6.4. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak :
6.5. Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak
lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visuil, bila
ditemukan halhal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan standar
AWS D 1.0.

14 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


6.6. Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh MK/ Konsultan harus dilakukan test
ultrasonic atau radiographic.
(1) Pengujian secara "Radiographic" harus sesuai dengan lampiran B dari AWS
Pengelasan dan operator pengelasan harus memberi tanda pengenal pada baja
seperti ditentukan dengan tanda-tanda yang lengkap dan sempurna.
Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian secara
"Radiographic" termasuk sumber tenaga dan utilitas lainnya tanpa adanya tambahan
biaya pada Pemberi Tugas. Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang
diketahui rusak melebihi standar yang ditentukan pada "AWS D 1.0" dinyatakan oleh
"Radiographic" harus diperbaiki dibawah pengawasan MK dan tambahan
"Radiographic" dari daerah yang diperbaiki harus dibuat atas biaya Kontraktor.
(2) Pemeriksaan dengan "Ultrasonic" untuk las dan teknik serta standar yang dipakai
harus sesuai dengan lampiran C dari AWA D 1.0 atau - 75 : Ultrasonic contact
Examination or Weldments : E273-68: Ultrasonic Inspection of Langitudinal and
Spiral Welds or welded Pipe and Tubing (1974)
(3) Cara pemeriksaan dengan "Partikel Magnetic" harus sesuai dengan ASTM
(4) Cara pemeriksaan dengan "Liquid penetrant" harus sesuai dengan E109.
(5) Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh MK.
 Jumlah pengujian : jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor
harus seperti yang ditentukan di lapangan oleh MK.
 Pemeriksaan visuil pengelasan harus dilakukan ketika operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat
dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum MK membuat
pemeriksaannya.
 Konsultan/MK akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang
pecahpecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada
permukaan, potongan bawah, lewatan/everlap, kantong udara dan ukuran
lasnya. Pengelasan yang rusak harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS
D 1.0.
 Hasil pengujian dari laboratorium/lapangan diserahkan pada MK secepatnya.
Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6.7. Syarat-Syarat Pengamanan Pekerjaan
 Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.
 Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
 Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan.
 Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor

15 PT. GEOPLAN TRI CIPTA


a. EVALUASI

Setelah tahap penyusunan data hasil kegiatan dan penggambaran struktur


bangunan terselesaikan, maka tahap berikutnya adalah evaluasi hasil kegiatan dengan
tinjauan langsung kelapangan dan melakukan koordinasi dengan Kantor Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pasuruan dan direksi teknis.

Dibuat Oleh,
PT. GEOPLAN TRI CIPTA

DIMAS FAJAR UTORO, ST


Direktur

16 PT. GEOPLAN TRI CIPTA

Anda mungkin juga menyukai