Anda di halaman 1dari 7

RENCANA KERJA DAN SYARAT

(RKS)

Program : PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DRAINASE


Kegiatan : Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase yang Terhubung Langsung
dengan Sungai dalam Daerah Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan : Pembangunan Sistem Drainase Perkotaan
Pekerjaan : Pembangunan drainase Desa kemaduh jln. Lengkong - Kertosono (ruas
019)(PIKK)

Pasal 1
Penjelasan Umum

1.1 Ruang Lingkup Proyek


Pembangunan drainase dan gorong-gorong menggunakan saluran pabrikasi U-ditch
ukuran 40x50x120 cm Gandar 5 ton, U-ditch ukuran 40x50x120 cm Gandar 10 ton, Cover
U-ditch ukuran 40x120x8 cm Gandar 5 ton, dan Cover U-ditch ukuran 40x120x8 cm
Gandar 10 ton dengan mutu beton K-350.

1.2 Kewajiban Penyedia


a. Penyedia berkewajiban untuk meneliti spesifikasi teknis, gambar, dokumen kontrak,
memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau tempat pekerjaan,
melaksanakan pengukuran dan kelengkapan lainnya.
b. Penyedia harus mengerjakan seluruh pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis,
gambar, dokumen lainnya serta bahan-bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan
proyek dengan persetujuan Direksi/Pengawas.
c. Penyedia harus menyediakan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan serta
dalam kondisi yang baik, menyediakan tenaga kerja yang ahli dan menunjuk seorang
wakil yang harus selalu ada di tempat untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan.
d. Penyedia harus menjaga kesejahteraan dan keselamatan pegawainya selama masa
pelaksanaan pekerjaan.
e. Penyedia harus mentaati dan memenuhi persyaratan-persyaratan pembayaran pajak-
pajak retribusi, BPJS serta pembayaran yang sah lainnya.

1.3 Direksi / Pengawas


Direksi dalam hal ini adalah PPK dan PPTK bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kabupaten
Nganjuk dan Pengawas Lapangan dilaksanakan oleh personil teknis Dinas yang ditunjuk
PPK serta Konsultan Pengawas jika dipersyaratkan.

1.4 Persyaratan Teknis pada Gambar


a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail maka gambar
detail yang diikuti
b. Bila terdapat perbedaan antara Spesifikasi Teknis dan Gambar, maka Spesifikasi
Teknis yang diikuti, kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang
jelas mengakibatkan kerusakan / kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Direksi/Pengawas Lapangan.
c. Persyaratan Teknis dan Gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang Persyaratan Teknis tidak, maka gambar yang harus diikuti, demikian
juga sebaliknya.

1.5 Gambar – gambar Pelaksanaan


Meliputi gambar perencanaan, gambar detail dan gambar yang dibuat oleh Penyedia (yaitu
Shop Drawing) yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas.

1.6 Rencana Kerja


Dalam waktu secepat-cepatnya 7 hari dan selambat-lambatnya 14 hari setelah
diterbitkannya Surat Perintah Kerja (SPK), Penyedia Jasa harus mengajukan rencana kerja
tertulis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

1.7 Tempat Kerja


Bilamana diperlukan tempat kerja, maka biaya sewa menjadi tanggungjawab pihak
Penyedia Jasa.
1.8 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga yang ahli/terlatih dan berpengalaman
pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan
/petunjuk Direksi Lapangan.

1.9 Satuan Ukuran


Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan
didalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram.

1.10 Laporan
Penyedia Jasa harus mempersiapkan dan memberikan Laporan Perkembangan Fisik
Mingguan kepada Direksi, tanpa biaya tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk
yang ditetapkan oleh Direksi.

1.11 Buku Direksi/Tamu


Pihak Penyedia Jasa harus menyediakan satu buku direksi/tamu dilokasi proyek. Tamu
adalah orang-orang yang bukan karyawan Penyedia Jasa.

1.12 Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan


a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
sesuai dengan kualitas yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas bahan masing-
masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan-bahan yang
terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah
edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan
standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari
Direksi sebelum dipergunakan.
c. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah
pembelian faktur yang dipesan Penyedia Jasa kepada leveransir atau distributor
untuk pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.
d. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Penyedia Jasa harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan
diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari
bahan tersebut.
e. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya,
maka Direksi berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan
Penyedia Jasa untuk menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai
dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
f. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses
lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan
tersebut.
g. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman
atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan
tanggung jawab Penyedia Jasa.

1.13 Pembayaran Pekerjaan


a. Penyedia Jasa harus melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan detail yang diberikan
dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, di
mana sebagian besar pekerjaan tersebut akan diukur dalam satu satuan pengukuran
dan dibayar menurut sistem Harga Satuan. Pembayaran kepada Penyedia Jasa harus
dilakukan berdasarkan kuantitas aktual yang diukur pada masing-masing Mata
Pembayaran dalam Kontrak yang telah dilaksanakan sesuai dengan Seksi yang
berkaitan dari Spesifikasi ini, baik cara pengukuran maupun pembayarannya.
Pembayaran juga akan dilakukan berdasarkan pengukuran dan pembayaran Lump
Sum untuk mata pembayaran Mobilisasi, Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen Mutu, serta pengukuran.
b. Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa mencakup kompensasi penuh
untuk seluruh biaya yang dikeluarkan seluruh pekerja, bahan, peralatan konstruksi,
pengorganisasian pekerjaan, biaya umum (overhead), keuntungan, retribusi, pajak,
pengamanan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
Pasal 2
Pekerjaan Umum/Persiapan

2.1 Mobilisasi dan Demobilisasi


a. Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi pelaksana
yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan termasuk para tenaga kerja yang
diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak termasuk.
b. Mobilisasi dan pemasangan instalasi konstruksi dan semua peralatan sesuai dengan
daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran yang diperlukan selama
pelaksanaan Pekerjaan.
c. Mobilisasi dan demobilisasi alat berat yang akan digunakan untuk kelancaran
pekerjaan.
d. Mobilisasi personil inti dan peralatan utama dapat dilakukan secara bertahap
e. Penyedia Jasa Pelaksana harus menyerahkan jadwal detail Mobilisasi kepada Direksi
maksimal 8 hari terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.

2.2 Pengukuran
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus menggerakkan personil tekniknya
untuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan.
Penyedia Jasa bersama-sama dengan Direksi harus secara bersama-sama
mengambil peil permukaan.
b. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila
akan mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan atas biaya Penyedia Jasa, semua bantuan yang
diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut
d. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
e. Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung
berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat
siap mengadakan pengukuran ulang.

2.3 Dokumentasi dan Papan Nama


a. Penyedia Jasa wajib mendokumentasikan tahap-tahap pekerjaan mulai dari 0%, 50%
dan 100%.
b. Penyedia Jasa wajib membuat papan nama proyek dengan ukuran 120 x 80 cm. Papan
nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah dengan
ketinggian 2 meter diatas muka tanah.

Pasal 3
Persyaratan Bahan/Material

3.1 Untuk bahan/material yang mensyaratkan sertifikat-sertifikat maka harus dapat


ditunjukkan saat rapat persiapan penandatanganan kontrak. Pekerjaan dapat dimulai
setelah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Air yang digunakan air yang bersih,tidak mengandung minyak, garam, kotoran organik
atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton dan besi.
b. Saluran drainase pabrikasi (U-ditch ukuran 40x50x120 cm Gandar 5 ton, U-ditch
ukuran 40x50x120 cm Gandar 10 ton, Cover U-ditch ukuran 40x120x8 cm Gandar 5
ton, dan Cover U-ditch ukuran 40x120x8 cm Gandar 10 ton) dengan mutu beton K-
350.
c. Batu belah dari batu pecah berasal dari sungai dan berkualitas baik.
d. Pasir urug harus bebas dari kotoran, tidak mengandung tanah liat / lempung.
e. Pasir cor/pasang harus bersih dan bebas dari lumpur.
f. Batu pecah 2/3 harus batu kali pecah, bersih, tidak kropos dan bermutu baik.
g. PC (Semen Portland) produksi dalam negeri dengan pilihan merk semen gresik/tiga
roda/indocement dan harus sesuai dengan persyaratan NI-8 dan SNI.
h. Besi beton produksi dalam negeri dan berkualitas baik sesuai NI-2 dan SNI.
i. Bahan Material yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan bersertifikat TKDN
dengan tingkat TKDN minimal 40%.

3.2 Sebelum diadakan ke lapangan, contoh / brosur / data teknis bahan/peralatan untuk
pekerjaan ini harus diajukan dahulu kepada Direksi/Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
Pasal 4
Lokasi

4.1 Pekerjaan yang akan dilaksanakan berlokasi di Pembangunan drainase Desa kemaduh jln.
Lengkong - Kertosono (ruas 019)(PIKK)

Pasal 5
Pekerjaan Saluran Drainase

5.1 Pekerjaan Tanah


1. Galian Tanah
a. Dasar dan sisi galian, harus selesai dengan rapi menurut duga dan dimensi yang
dikehendaki oleh PPK. Galian tanah yang dilaksanakan tanpa dasar kontrak
atau di luar persetujuan PPK, maka biaya yang timbul menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
b. Penyedia Jasa harus menjaga agar pelaksanaan galian tanah bebas dari air. Cara
menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dengan
cara yang dapat disetujui oleh PPK.
c. Penyedia Jasa harus menjamin adanya peralatan untuk pengeringan yang
siap pakai dan cukup di lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya
kontinuitas pengeringan air.

2. Timbunan Tanah
a. Penggalian saluran yang hasilnya akan dipakai untuk bahan timbunan harus
bersih dari segala kotoran dan tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya.
b. Sebelum mulai menimbun permukaan tanahnya harus dikupas / digali sampai
kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak
sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari tanah galian harus selalu dijaga
baik dengan cara pengeringan alam atau pembasahan dengan alat semprot.
c. Material yang dipadatkan harus ditimbun dengan lapisan setebal tidak lebih
dari 15 cm sebelum dipadatkan dan pengahamparan material tersebut harus
dibuat sedemikian rupa sehingga tanah yang dipadatkan homogen, bebas dari
kantong-kantong dan cacat-cacat lainnya.

3. Angkutan Tanah
Tanah hasil galian yang sudah tidak terpakai harus segera dipindah ke lokasi yang
telah ditetapkan oleh Direksi.

5.2 Pekerjaan Struktur


Pekerjaan struktur yang dimaksud adalah pekerjaan beton (bertulang dan non bertulang)

Adukan Beton
a. Kekuatan Beton
Kuat tekan beton yang direncanakan adalah K-175.
b. Pengadukan Beton
Pencampuran bahan-bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu
komposisi yang solid dari bahan-bahan penyusun berdasarkan rancangan campuran
beton. Secara umum pengadukan beton dengan mesin harus disesuaikan dengan
kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Ketentuan waktu
pengadukan minimal untuk campuran beton yang volumenya lebih kecil atau sama
dengan 1 m3 adalah 1,5 menit atau menurut petunjuk Direksi/staf
teknis/pengawas. Selama proses pengadukan, kekentalan campuran beton harus
diawasai terus dengan cara memeriksa nilai slump yang disesuaikan dengan jarak
pengakutan.

Adukan Beton “Site Mixing” ( setempat )


Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk “batch mixer” dengan type dan kapasitas
yang mendapat persetujuan Direksi

Pengecoran Beton
a. Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi ( pasir dan
kerikil ) harus sesuai dengan spesifikasi teknis yaitu 1 PC : 2 PS : 3 Kerikil.
b. Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul-betul bersih dari
segala kotoran seperti serbu gergaji, tanah,minyak dan kotoran lainnya.
Kemudian cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh
ada genangan air pada cetakan tersebut.
c. Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi/staf
teknis/pengawas. Apabila pengecoran beton dilakukan tanpa adanya
persetujuan Direksi/staf teknis/pengawas, maka kerugian akibat
pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia jasa.
d. Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah
dicorkan dalam waktu 1 (satu) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
e. Pengecoran suatu unit pekerjan beton harus dilaksanakan terus menerus
sampai selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan
Direksi/staf teknis/pengawas. Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan,
kecuali ada tindakan pengamanan Penyedia jasa, terutama untuk meneruskan
pengecoran suatu unit pekerjaan, yang mendapat persetujuan Direksi/staf
teknis/pengawas. Dalam hal ini Penyedia jasa harus berupaya agar beton yang
baru dicor tidak dirusak oleh air.

Perawatan Beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
b. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.

Perbaikan Permukaan Beton


a. Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan cara grouting
setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat
Direksi/staf teknis/pengawas. Bahangrouting yang akan dipergunakan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/staf teknis/pengawas.
b. Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi/staf teknis/pengawas,
maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban
biaya Penyedia jasa.
c. Ketidak sempurnaan yang dimksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan ada yang
lain yang tidak sesuai dengan bentuk diharapkan/diinginkan.

Pengujian Beton
a. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam SKSNI dan
minimum memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut.
b. Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian, untuk volume 3 - 5 m3,
dibutuhkan 2 benda uji. Volume diatas 5 m3 dibutuhkan 4 benda uji.
c. Untuk satu pengujian dibutuhkan benda uji berbentuk kubus 15 x 15 x 15 cm.
Satu benda uji akan dites pada umur 28 hari dan hasilnya segera dilaporkan
kepada Direksi atau Konsultan Pengawas, sedangkan 3 (tiga) benda uji lainnya
hasil rata-rata dan ketiga spesimen tersebut. Batas kekuatan beton rata-rata
harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik mutu beton K-175.
d. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi ditinggal di lapangan,
dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan sebenamya.
e. Kubus-kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat yang bebas getaran dan
ditutup dengan karung basah selama 24 jam

Pembesian :
Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan ukuran sesuai dengan
gambar rencana, (besi polos) seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan
diameter lain yang diperkenankan apabila ada persetujuan dari Direksi.
b. Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut
gambar/ rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal/ patrun
sesuai dengan diameter masing-masing.
c. Pengeraman besi beton harus lurus dan kuat, tiap – tiap sudut begel harus di
tali dengan kawat beton.
5.3 Pekerjaan Drainase
Pemasangan
a. Sebelum pemasangan, penyedia jasa harus membuat landasan berupa pasir urug
dengan ketebalan sesuai dengan gambar perencanaan dan mendapat persetujuan
tertulis Pengawas Pekerjaan.
b. Pemasangan dilakukan sesuai dengan prosedur yang diberikan oleh pihak produsen
saluran pabrikasi.
c. Kerusakan saluran pabrikasi akibat kesalahan prosedur pemasangan, merupakan
tanggungjawab Penyedia Jasa dan berkewajiban mengganti saluran pabrikasi yang
rusak dengan yang baru.
d. Untuk saluran pabrikasi (u-ditch, cover, L-Shape dan box culvert) wajib melampirkan
Surat Pernyataan bahwa produk sesuai dengan spesifikasi teknis, baik mutu beton
maupun gandarnya (dilengkapi dengan hasil uji laboratorium) serta dibubuhi
materai 10.000 rupiah.

5.4 Pasangan Batu Kali


Pasangan Batu Kali merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air,
semen (PC) dan agregat ( pasir dan batu pecah ). Adukan tersebut akan mengeras beberapa
jam sesuai dengan usia Pasangan Batu kali tersebut. Untuk penggunaan batu kali terdiri
dari batu pecah 15 / 20 dengan komposisi 1PC : 3PS.

Pasal 6
Keselamatan Kerja dan Lalu Lintas

6.1 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


a. Umum
 Penyedia Jasa harus membuat Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas
 Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan jalan dan jembatan sementara
dan Tenaga Manajemen Keselamatan Lalu Lintas untuk mengendalikan dan
melindungi para pekerja, dan pengguna jalan yang melalui daerah konstruksi,
termasuk lokasi sumber bahan dan rute pengangkutan, sesuai dengan
spesifikasi ini dan memenuhi rencana detail dan lokasi manajemen dan
keselamatan lalu lintas yang telah disusun oleh Penyedia Jasa atau atas
perintah Pengawas Pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan
jalan dan jembatan sementara dan harus menyediakan petugas bendera
(flagmen) dan/atau alat pengaman pemakai jalan sementara sepanjang ZONA
kerja saat diperlukan selama Masa Pelaksaanaan. Manajemen dan keselamatan
lalu lintas harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
 Pengaturan lalu lintas selama masa konstruksi harus dituangkan dalam
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) yang disusun oleh
Penyedia Jasa berdasarkan tahapan dan metoda pelaksanaan pekerjaan. RMKL
harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan panduan dari Direktorat Jenderal
Bina Marga dan peraturan terkait lainnya yang berlaku. Jumlah dan jenis
perlengkapan jalan dan jembatan sementara yang disediakan harus sesuai
dengan Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.
 Semua pengaturan lalu lintas yang disediakan dan dipasang oleh Penyedia Jasa
harus dikaji dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan agar sesuai dengan ukuran,
lokasi, reflektivitas (daya pantul), visibilitas (daya penglihatan), kecocokan, dan
penggunaan yang sebagaimana mestinya sesuai dengan kondisi kerja yang
khusus.

b. Rencana
 Penyedia Jasa membuat urutan pekerjaan dan rencana manajemen lalu lintas.
Penyedia Jasa harus menjaga seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan dalam
kondisi sedemikian agar lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh
pekerja, dan pengguna jalan terlindungi. Sebelum memulai pekerjaan apapun,
Penyedia Jasa harus menyiapkan dan mengajukan kepada Pengawas Pekerjaan,
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk kegiatannya
selama Masa Pelaksanaan.
 Penyedia Jasa membuat Pembagian Zona Pekerjaan (Zona peringatan dini, Zona
pemandu transisi, Zona kerja, Zona terminasi).
 Implementasi Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.

6.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


a. Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
b. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat
risiko yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan.
c. Penyedia Jasa mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem
Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstmksi Bidang
Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan
Jembatan No. 004/BM/2006, serta peraturan terkait lainnya.

Pasal 7
Lain - lain

7.1 Apabila ada suatu hal yang tidak diinginkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan maka
Direksi/Pengawas Lapangan berhak memberikan pendapat dan perubahan secara tertulis.
7.2 Material yang telah dinyatakan afkir supaya dikeluarkan dari lokasi proyek selama 2 x 24
jam setelah dapat teguran dari Direksi/Pengawas Lapangan.

Nganjuk, 24 Mei 2023

Pejabat Pembuat Komitmen


Dinas PUPR Kab. Nganjuk

EVI APRILIANI, ST, M.Si


NIP. 19720430 199803 2 005

Anda mungkin juga menyukai