Anda di halaman 1dari 17

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

A. LINGKUP PEKERJAAN TANGGUNG JAWAB PELAKSANA

A.1. DATA KEGIATAN


Program : Program Pengembangan Permukiman
Kegiatan : Penyelenggaraan Infrastruktur pada Permukiman di
Kawasan Strategis Daerah Kabupaten / Kota.
Sub Kegiatan : Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur
Kawasan Permukiman di Kawasan Strategis Daerah
Kabupaten/Kota.

A.2. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan pada kegiatan ini adalah pembangunan
penerangan jalan umum di kabupaten Bojonegoro.

1. Lokasi Pembangunan Penerangan Jalan Umum


a. Pemasangan Baru Jaringan PJU
b. Uraian/Jenis Pekerjaan :
a) Pekerjaan Pendahuluan
b) Pekerjaan Sipil
c) Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

A.3. PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN :

A.3.1. Uraian spesifikasi bahan-bahan dan persyaratan pelaksanaan,


secara umum ditentukan pada patokan dan kualitas bahan-
bahan, cara pelaksanaannya dan lain-lain petunjuk yang
berhubungan dengan peraturan pembangunan yang sah
berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan kontrak
ini, harus betul-betul ditaati dan di laksanakan sebagai
tambahan persyaratan dari semua pasal-pasal yang
diuraikan.

A.3.2. Semua bahan-bahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini,


harus didatangkan dalam keadaan baru sama sekali dan
tanpa cacat terkecuali ditentukan lain dalam persyaratan
kontrak ini.

Spesifikasi ini hanya menguraikan pekerjaan untuk spesifikasi


pekerjaan struktur dan mekanikal atau elektrikal diuraikan
secara terperinci dalam spesifikasi terpisah.
A.4. JENIS DAN MUTU BAHAN
a) Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan
bahan-bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan
bersama Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur
Negara Tgl. 23 Desember 1980.

b) Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap


jenis pekerjaan harus terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan
yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas bahan masing-
masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan danmutu termasuk
bahan-bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.

c) Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan


yang tercantum dalam peraturan standar yang berlaku di
Indonesia. Standar Peraturan yang berlaku adalah edisi yang
terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam
peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis,
harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dipergunakan.

d) Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar


Internasional, apabila diperlukan, Direksi dapat meminta
Pelaksana untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor
yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang
bersangkutan.

e) Bahan-bahan bangunan atau tenaga kerja lokal/setempat yang


memenuhi syarat teknis sesuai dengan peraturan yang ada pada
Spesifikasi Teknis dianjurkan untuk dipergunakan dengan
mendapatkan ijin tertulis dari Pejabat Pengelola Teknis
Kegiatan/Pengawas.

f) Bila bahan-bahan bangunan yang memenuhi spesifikasi teknis


terdapat beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan
untuk memakai jenis dan mutu bahan dipilih satu jenis.

g) Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, apabila


bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu,
maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dipergunakan yang
mutu/kwalitas kelas I (KW. 1).

h) Bila Rekanan/Pelaksana sudah menandatangani untuk


dilaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian
pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan, harus ditolak dan
dikeluarkan dari lokasi Kegiatan paling lambat 24 jam setelah -
ditolak atas biaya/tanggung jawab Pelaksana.
i) Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pejabat Pengelola Teknis
Kegiatan/Pelaksana harus segera disediakan tanpa kelambatan
atas biaya Pelaksana dan harus sesuai dengan contoh/sample,
contoh tersebut diambil disimpan sebagai dasar penolakan, bila
ternyata barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh.

j) Bahan-bahan yang dipakai harus ada hasil uji/test laboratorium


sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki pada saat sebelum
pelaksanaan pekerjaan tersebut.

A.5. URAIAN PEKERJAAN

A.5.1. Penyediaan
Pelaksana harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan
urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan, pemotong kayu, mesin-mesin, dan sebagainya
yang diperlukan oleh pelaksana dan untuk semua alat-alat
tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak
berguna lagi, supaya dibersihkan dari lokasi.

A.5.2. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan


 Kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam
harga kontrak harus dianggap seperti apa yang tertera
dalam gambar-gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian
dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa
yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat dalam kontrak
itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau
mempengaruhi penerapan atau interprestasi dari apa yang
tercantum dalam syarat-syarat ini.

 Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau


pengurangan bagian-bagian dari gambar dan uraian dan
syarat-syarat tidak boleh merusak ( membatalkan ) kontrak
ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu
perubahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.

 Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan yang


mungkin sewaktu-waktu diberikan kepada Pelaksana tidak
boleh merupakan bagian dari kontrak ini dan harga-harga
yang dimuat dalam daftar harga tetap digunakan, meskipun
ada ketidak sesuaian antara harga-harga itu dengan apa
yang tercantum perkiraan manapun.
 Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara
bagaimanapun selain menuruti ketetapan-ketetapan yang
tepat dari syarat-syarat ini, dan taat kepada pasal-pasal dari
syarat-syarat ini segala kekeliruan baik mengenai hitungan
atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah
diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.

A.6. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN.

A.6.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan


Terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar
situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh
perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta
dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak boleh mengubah atau
menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat
Pengelola Teknis Kegiatan. Gambar-gambar tersebut tidak
boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan Pelaksanaan ini atau
dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

A.6.2. Gambar-gambar tambahan


Bila Direksi menganggap perlu, maka Perencana harus
membuat gambar detail (gambar penjelasan) yang disahkan
oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.

A.6.3. As Built Drawing


Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-
gambar baik penyimpangan atas perintah Pengawas lapangan
/ Direksi, maka Pelaksana harus membuat gambar-gambar
yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan ( as built
drawing ) yang jelas dengan memperhatikan perbedaan
antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang
dilaksanakan gambar-gambar tersebut harus diserahkan
kepada Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh Pelaksana.

A.6.4. Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap
gambar kontrak lengkap termasuk Rencana Kerja dan Syarat-
syarat, Berita Acara Penjelasan, Time Schedule dalam keadaan
baik ( dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-
perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar
tersedia jika Pemberi Tugas atau wakilnya sewaktu-waktu
memerlukan.

A.6.5. Contoh Barang / Bahan yang ditawarkan


Dalam masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan, bahan-
bahan/barang yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan
Spesifikasi Teknis dan Berita Acara Penjelasan.
Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan
dan harga satuan bahan/upah adalah mengikat pelaksana
harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan Berita Acara
Penjelasan.
Contoh barang / bahan yang ditawarkan tidak dapat
dipergunakan bila belum mendapatkan persetujuan dari
Direksi secara tertulis.

A.7. BANGUNAN SEMENTARA


Pelaksana harus menyediakan bangunan sementara berjendela
cukup terang dan berventilasi baik untuk digunakan sebagai gudang
penyimpanan dan perlindungan bahan-bahan bangunan juga dapat
digunakan untuk tempat berlindung pekerja dan koordinasi dengan
Pengawas Lapangan/Direksi, serta dapat dikunci dengan aman dan
terlindung terhadap hujan dan panas. Segala biaya pembuatan
Bangunan.

A.8. JADWAL PELAKSANA DI LAPANGAN


 Pada saat Rekanan akan memulai pelaksanaan dilapangan atau
setelah rekanan menerima SPK dari Pejabat Pengelola Teknis
Kegiatan harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa
pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Time Schedulle secara
tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang
direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang
ditetapkan dalam kontrak dan harus disahkan oleh Pejabat
Pengelola Teknis Kegiatan.
 Time Schedulle tersebut harus selalu berada dilokasi tempat
pekerjaan untuk diikuti dengan perkembangan hasil pelaksanaan
pekerjaan dilapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna
merah. Bila terdapat terlihat hambatan, semua pihak harus segera
mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan
yang terjadi.

A.9. KUASA PELAKSANA DILAPANGAN

A.9.1. Prosedur Pelaksanaan


Pelaksana/ Rekanan harus mengawasi dan memimpin
pekerjaan dengan menggunakan kecakapan dan perhatian
sepenuhnya. Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk
semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik urutan dan
prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian
pekerjaan yang berada didalam kontrak.
A.9.2. Pegawai Pelaksana yang melaksanakan :
a. Sebagai pemimpin pelaksanaan Kegiatan sehari-hari pada
pelaksanaan pekerjaan Pelaksana harus dapat menyerahkan
kepada seorang wakil pelaksana ahli, cakap sesuai bidang
keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung
jawab dan selalu berada ditempat pekerjaan.

b. Sebagai penanggung jawab lapangan pekerjaan wakil


pelaksana harus mempelajari dan mendalami semua isi
gambar, bestek dan Berita Acara Penjelasan sehingga tidak
terjadi kesalahan-kesalahan konstruksi maupun kualitas
bahan-bahan yang harus dilaksanakan.

c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan


bangunan dapat dilaksanakan apabila ada ijin tertulis dari
Pengawas / Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan berdasarkan
Kegiatan, menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung
jawab Pelaksana, untuk melaksanakan sesuai gambar dan
bestek.

d. Pengawas berhak menolak penunjukan seorang wakil


Pelaksana (Uitvoerder) berdasarkan pendidikan, pengalaman
tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini Pelaksana harus
segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan
Pengawas Lapangan.

A.10. TEMPAT TINGGAL


 Adapun kebangsaan Pelaksana, wakil Pelaksana, Leveransir atau
penengah ( Arbitrase ) dan dimanapun mereka bertempat tinggal
/ menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau bagian
pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah
Undang-undang yang melindungi kontrak ini.

 Untuk memudahkan komunikasi demi untuk memperlancar


jalannya pelaksanaan pekerjaan Pelaksana berkewajiban
memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor telepon
rumah (bila ada) kepada Pejabat Pengelola Teknis
Kegiatan/Pengawas Lapangan.

A.11. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

A.11.1. Keamanan dan Kesejahteraan.


Selama pelaksanaan pekerjaan Pelaksana diwajibkan
mengadakan segala yang diperlukan untuk keamanan
para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama,
sanitasi, air minum dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan.
Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan dan tata
tertib, ordonansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah
setempat.

A.11.2. Terhadap wilayah orang lain


Pelaksana harus membatasi daerah operasinya disekitar
lokasi dan harus mencegah para pekerjanya melanggar
wilayah orang lain yang berdekatan.

A.11.3. Terhadap milik umum


Pelaksana harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil
dan hak pemakai jalan, bersih dari bahan-bahan
bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu
lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama
kontrak berlangsung.Pelaksana juga bertanggung jawab
atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik
dan sebgainya yang disebabkan oleh kegiatan Pelaksana,
maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan
kerusakan menjadi tanggung jawab Pelaksana.

A.11.4. Terhadap bangunan yang ada


Selama masa-masa pelaksanaan kontrak Pelaksana
bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan
bangunan yang ada, utilitas , jalan-jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya ditapak kerusakan-
kerusakan sejenis yang disebabkan karena kegiatan
Pelaksana dalam arti kata yang luas. Ini semua diperbaiki
(Pelaksana) hingga dapat diterima Pemberi Tugas.

A.11.5. Jaminan dan Keselamatan Pekerja


Pelaksana bertanggung jawab atas keamanan seluruh
pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan dan
perlengkapan instalasi ditapak, hingga kontrak selesai dan
diterima baik oleh Direksi. Pelaksana harus menjaga
perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan
kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh
pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh
pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari
air hujan dengan melindungi memakai tutup yang layak,
memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki
atau diinstruksikan.
A.11.6. Keamanan Terhadap Pekerjaan
Pelaksana bertanggung jawab atas keamanan seluruh
pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan dan
perlengkapan instalasi di tapak, hingga kontrak selesai
dan diterima baik oleh Pejabat Pengelola Teknis
Kegiatan/Pengawas Lapangan.

A.11.7. Air minum dan air untuk pekerjaan


a. Pelaksana harus senantiasa menyediakan air minum
yang cukup bersih ditempat pekerjaan untuk para
pekerjanya.

b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan,


dapat mempergunakan atau menyambung pipa air
yang telah ada dengan meteran air tersendiri ( guna
memperhitungkan pembayaran ) atau air sumur yang
bersih / jernih dan tawar, bila hal ini meragukan
pengawas, harus diperiksakan dilaboratorium.

A.11.8. Kecelakaan
a. Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang
melaksanakan, Pelaksana harus segera mengambil
tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban
dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi
tanggung jawab Pelaksana dan harus segera
melaporkan kepada Kantor perburuhan.

b. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan


untuk pertolongan pertama yang selalu tersedia
didalam setiap saat dan berada ditempat Bangunan
Sementara.

A.11.9. Terhadap Pandemi COVID-19

a. Pelaksana wajib menyediakan fasilitas tambahan antara


lain : pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer)
dikantor dan dilapangan bagi seluruh pekerja dan tamu
b. Pelaksana harus membentuk satgas pencegahan
COVID-19, memasang poster (Flyers) baik digital
maupun fisik tentang himbauan / anjuran pencegahan
COVID-19 untuk disebarluaskan atau dipasang
ditempat-tempat strategis.
c. Pelaksana wajib memiliki kerjasama operasional
perlindungan kesehatan dan pencegahan COVID-19
dengan rumah sakit atau pusat kesehatan masyarakat.
A.12. ALAT-ALAT PELAKSANAAN/PENGUKURAN
 Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana harus menyediakan /
menyiapkan alat-alat baik untuk sarana peralatan pekerjaannya
maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi
kwalitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton mollen
dan sebagainya.
 Penentuan titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan
maupun datar (waterpass) dan tegak lurusnya bangunan harus
ditentukan dengan memakai alat ukur waterpass instrumen
(keiker).
 Pada pemasangan tiang PJU pelaksana harus menyediakan alat
bantu erection tiang yang disesuaikan dengan analisa
pekerjaan.

A.13. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


 Pelaksana harus selalu memegang teguh disiplin, keras dan
perintah yang baik antar pekerjaannya dan tak akan
mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
 Pelaksana menjamin bahwa semua bahan bangunan dan
perlengkapan yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan
baru, dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik bebas
dari cacat, semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart
ini dapat dianggap defektif.
 Dalam pengajuan penawaran Pelaksana harus
mempertimbangkan biaya-biaya pengujian/pemeriksaan
berbagai bahan pekerjaan. Diluar jumlah tersebut Pelaksana
tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang
tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

A.14. PEKERJAAN TIDAK BAIK


 Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Pelaksana
membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk
diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-
bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang
belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah
dilaksanakan.
 Ongkos untuk pengerjaan dan sebagainya menjadi beban
Pelaksana untuk disempurnakan sesuai dengan kontrak.
 Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk
menyingkirkan dari tempat pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan
atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.
 Pemberi tugas boleh (tetapi tidak dengan secara adil atau
menyusahkan) mengeluarkan perintah yang mehendaki
pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

B. TATA CARA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

B.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


 Sebelum Pelaksana mengadakan persiapan dilokasi, harus
memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan / perkenan untuk
memulai dengan persiapan-persiapan pembangunan kepada
pemerintah daerah setempat dan kepala kantor setempat,
terutama tentang dimana harus membangun Bangunan
Sementara, bahan-bahan bangunan, jalan masuk dan sebagainya.

 Pada saat mengadakan persiapan pengukuran Pengawas


Lapangan sudah harus mulai aktif untuk mengadakan
pengawasan sesuai dengan tugasnya.

 Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum


tiap-tiap bagian pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapatkan
ijin tertulis dari Pengawas lapangan untuk dapat meneruskan
bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

 Mobilisasi dan Demobilisasi


a) Pengiriman material atau barang dan alat kelokasi dalam
keadaan baik tidak cacat atau rusak.
b) Jumlah pengiriman material dan alat ke lokasi
berdasarakan jadwal pelaksanaan masing-masing lokasi.
c) Pengiriman menggunakan alat transportasi yang memadai
sesuai dengan kebutuhan material dan alat yang diangkut.

 Pekerjaan pengukuran / Penitikan lokasi


a) Penitikan awal merupakan rencana penempatan posisi
tiang PJU dan juga sebagai acuan gambar kerja (Shop
Drawing) pelaksanaan kegiatan pembangunan PJU.
b) Jarak antar tiang untuk lampu PJU Berkisar antara ±50
sampai 100 meter menyesuaikan dengan kondisi di
lapangan sesuai dengan teknik, arahan, dan instruksi dari
Pelaksana Teknis dan Konsultan Pengawas.

B.2. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

1. TIANG PJU OCTAGONAL


 Tiang PJU merupakan penyangga utama dari suatu sistem
lampu PJU sehingga harus terbuat dari bahan kuat yang
tahan lama tidak mudah rusak atau korosi.
 Penyedia melampirkan surat dukungan dan pricelist dari
pabrikan tiang yang menyebutkan nama/jenis material tiang
dan volume minimal sama dengan Daftar Kuantitas dan
Harga yang menyebutkan nama/jenis material tiang dan
volume minimal sama dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
 Pabrikan tiang memiliki nilai TKDN (Tingkat Kandungan
Dalam Negeri) minimal 40% terhadap produk tiangnya dan
dibuktikan dengan melampirkan sertifikat TKDN dan
dilampiri dengan ISO 9001, ISO 14001, ISO 18001 dan IUI
(Izin Usaha Industri ),
 Tipe tiang yang dipasang dipekerjaan ini adalah Tiang
Octagonal Baseplate 7 dan 9 meter single dan angkur
fullset finishing hot dipped dengan ukuran sesuai dengan
gambar teknis.
 Pada Hand Hole tiang terpasang nameplate yang
menginformasikan merk dan tahun pemasangan tiang PJU.

2. KABEL INSTALASI PJU


 Kabel yang di gunakan dengan standart LMK/SNI
a) Sebelum lampu di fungsikan penyedia barang /jasa harus
melaksanakan tes terhadap isolasi kabel (merger) agar
diperoleh tahanan isolasi yang baik.

b) Kabel instalasi twisted (NFA2X) adalah kabel udara yang


dipasang pada tiang PJU yang dihubungkan dengan
aksesoris tiang PJU yang sesuai dengan kebutuhan,
penyambungan kabel harus dengan tap conector , tidak
di perkenankan ada sambungan di pertengahan tarikan
kabel. Merk Kabel twisted (NFA2X) yang diperkenankan
adalah Extrana, Pulung, dan Merindo.

 Spesifikasi :
 Twisted 2 x 10 mm2
 Twisted 2 x 16 mm2
 Tahanan Isolasi 600 Volt
 Bahan inti kabel Aluminium
 Mempunyai standart mutu SNI / LMK

c) Kabel NYY 2 x 2.5 mm digunakan sebagai instalasi kabel


distribusi lampu. Pemasangan dari kabel twisted ke
lampu. Merk Kabel NYY 2x2.5 yang diperkenankan adalah
Eterna,Extrana, dan Supreme.

 Spesifikasi :
 Tahanan Isolasi 600 Volt
 Bahan inti kabel tembaga
 Mempunyai standart mutu SNI / LMK

3. TAP CONNECTOR
 Material
- Body dari Thermoplastik fiber reinforce 30%.
- Washer, Bolt & Nut M.8 dari galvanis steel.
- Contact plate dari aluminum alloy.
- Grase dengan droppinga poin 187°C.
- Baut kepala ganda (overtoque).
 Ukuran penghantar 06 - 25mm² / 06 - 25mm²
 Tahan tegangan AC = 6Kv selama 1 menit.
 Mempunyai Standart SNI / LMK

4. SERVICE WEDGE CLAMP / SERVICE CLAMP


 Body Calmp terbuat dari thermo plastik.
 Lidah penjepit terbuat dari thermo plastik.
 Kekuatan jepit terhadap kabel terpasang ukuran
- 2 x 6 = 170 Kg
- 2 x 10 = 182 Kg
- 2 x 16 = 195 Kg
- 4 x 25 = 371 Kg
 Ring pemegang dari kawat baja tahan terhadap korosi
dengan lapisan seng = 70 micron.
 Tahan terhadap perubahan cuaca yang buruk atau panas
yang timbul sebagai akibat material tersebut dalam keadaan
berfungsi atau tidak.
 Tahan terhadap pengaruh dari bahan-bahan yang dapat
menimbulkan karat (korosi).

5. MINIATURE CIRCUIT BREAKER (MCB)


 Memiliki Karekteristik Kurva C (magnetis Trip antara 5 dan
10 ln)
 Icu = 4.5 kA
 Rating In ( arus input ) = 6A,10A,16A,25A,40A ( sesuai
gambar)
 Voltase = 230 Volt
 Ketahanan Elektrikal (Elektrical Trip) 10.000 kali dan
Ketahanan Mekanikal (Mechanical Trip) 20.000 Kali
 Lebar Modul Per Kutub = 18 mm
 Merk MCB yang diperkenankan adalah ABB, Schneider, dan
Multi9.
6. PANEL KONTROL PJU
 Pemasangan panel kontrol yang harus dapat melayani
seluruh kebutuhan pengaturan ( untuk menyalakan dan
mematikan ).
 Bahan plat besi 2 mm Finishing cat dasar zincromate cat
finish cat powder coating warna biru / sesuai arahan direksi
pekerjaan.
 Harus disediakan terminal sebagai sarana pendukung kabel
yang ditanahkan ( grounding ).
 Komponen panel terdiri dari Magnetic Contactor, Time
Switch , MCB dan komponen lain yang mendukung seluruh
system panel meliputi fotosel, selector switch, busbar
pentanahan dan terminal 4p 60A sesuai dengan SNi/LMK.
 Indikator LED Menggunakan warna merah dan warna hijau.
 Dimensi sesuai gambar dan bestek.
 Posisi pemasangan disesuaikan dengan gambar, bestek
 Magnetik Kontaktor
Merk dan tipe kontaktor yang digunakan adalah
Schneider Lc1d40
 Time Switch
Merk dan tipe Time Switch yang digunakan adalah
Theben TR 610 Top 3
 Pengkabelan Panel menggunakan kabel NYAF 16 mm untuk
beban.
 Pengkabelan Panel menggunakan kabel NYA 1,5 mm untuk
kontrol.
 Pengkabelan wiring panel menggunakan skun kabel.

7. PANEL BOX METER


 Pemasangan box kwh meter untuk menempatkan kwh
meter PLN ± 150 cm di atas permukaan tanah.
 Bahan plat besi 2 mm cat dasar zincromate cat finish cat
powder coating warna biru / sesuai arahan direksi
pekerjaan.
 Dalam box harus disediakan terminal sebagai sarana
pendukung kabel yang ditanahkan ( grounding ).
 Dimensi sesuai gambar dan bestek,menggunakan satu pintu
untuk Box Panel.

8. TREK SCHOOR
 Trek Schoor dipasang pada sudut tarikan 45° s/d 60° dan
disesuaikan dengan kondisi dilapangan.
 Penahan trek schoor menggunakan plat beton yang
ditanam ± 150 cm dari permukaan tanah.
 Pada kawat baja bagian bawah, dilindungi dengan pipa
galvanis 1” yang dicat hitam putih.

 Kontruksi dan dimensi ukuran trek schoor disesuaikan


dengan gambar teknis.

B.3. SAMBUNGAN DAYA LISTRIK

Proses pelaksanaan penyambungan daya listrik untuk


keperluanPJU terpasang mengikuti langkah langkah sebagai
berikut:

 Dokumen permohonan selanjutnya disampaikan oleh


Penyedia Barang/Jasa kepada pihak PT. PLN untuk diproses
sesuai ketentuan.
 PT. PLN akan memproses dokumen permohonan
sesuai dengan hasil kajian teknis dari tim lapangan PLN,
dan selanjutnya PT. PLN melaksanakan pemasangan KWH
Meter (kewenangan teknis dari PT PLN).
 Penyedia Barang/Jasa melakukan pengecekan kembali
untuk memastikan bahwa suplai jaringan listrik dari PLN
dan instalasi jaringan PJU tidak ada masalah.

B.4. PEKERJAAN SIPIL

1. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

a) Seluruh pekerjaan galian dilakukan sampai pada


kedalaman sesuai dengan gambar rancangan
pelaksanaan.
b) Lubang galian harus dibuat yang cukup agar memperoleh
ruang kerja yang cukup sehingga kemiringan sisi-sisinya
tidak mudah longsor.
c) Tanah bekas galian diletakkan pada sisi-sisi galian
sedemikian rupa sehingga tidak menganggu jalannya
pekerjaan galian dan tanah bekas galian tidak dapat
longsor ke dalam galian.
d) Pekerjaan pengurugan kembali dilaksanakan setelah
pekerjaan galian dan konstruksi yang dikerjakan selesai.
Urugan hendaknya dipadatkan kembali dengan
menggunakan mesin pemadat (Compactor).
2. PEKERJAAN PONDASI TIANG TIPE BASEPLATE

a. SYARAT – SYARAT BAHAN

 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan
pasangan plesteran, beton dan penyiraman, maka
pemeliharaannya harus air tawar yang bersih, tidak
mengandung minyak, garam, asam dan zat organik
lainnya yang telah dinyatakan memenuhi syarat
sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi.

 Portland Cement (Semen Portland)


Semen Portland yang digunakan adalah produk
Semen Gresik, Semen Tiga Roda atau yang setara
untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan
komponen bangunan, belum mengeras sebagian
atau seIuruhnya. Penyimpanannya harus dilakukan
dengan cara yang baik di dalam tempat (gudang)
yang memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan
kondisi sesuai persyaratan diatas.

 Pasir (Psr)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir
keras, bersih dari kotoran lumpur, asam, garam dan
bahan organis lainnya, yang terdiri atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran
halus, yang lazim disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran
butiran sebagian terbesar adalah terletak antara
0,075 - 1,25 mm yang lazim di pasaran disebut
pasir pasang.
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang
lazim disebut pasir cor.

 Kerikil (Krl)
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari
batu kali hitam pecah, bersih dan bermutu baik serta
mempunyai gradasi dan kekerasannya sesuai dengan
syarat-syarat.

 Besi Beton
1. Besi beton secara umum adalah baja tulangan,
untuk diameter pengenalnya dan baja tulangan
tambahan/ pelengkapnya adalah baja tulangan
polos.
2. Besi beton yang didatangkan di lapangan
pekerjaan tidak diperkenankan langsung
dikerjakan sebelum mendapat
pembenaran/persetujuan dari Direksi (Konsultan
Pengawas).
3. Perlakuan pelaksanaan tulangan (penyambungan
pembengkokan, pemasangan tulangan lewatan
dan lain-lain).
4. Sebelum pengecoran rangkaian tulangan harus
sudah dilengkapi dengan beton decking dengan
ukuran standar yang sama dimana jumlah,
penempatan dan mutunya harus disetujui Direksi
(Konsultan Pengawas).
5. Besi tulangan yang akan dipakai sampai saat
akan dilakukan pengecoran beton harus bebas
dari kotoran, lemak atau karat serta kotoran-
kotoran lain yang dapat mengurangi daya rekat
antara campuran agregat beton dengan tulangan
itu sendiri.

6. Untuk kotoran berupa karat dapat digunakan


bahan kimia penghilang karat (Rust Remover)
yang tidak mengurangi diameter dan kekuatan
baja tulangan.

 Bekisting ( Cetakan beton )


1. Bahan untuk bekisting harus dari kayu meranti
yang terdiri dari:
a. Papan bekisting minimal tebal 2 cm atau
multipleks minimal tebal 9 mm.
b. Klem bekisting minimal perpenampang 4/6 cm.
c. Perancah dan penyanggah lainnya minimal
berpenampang 5/7 cm

2. Bekisting harus dipotong dan dirangkai


sedemikian rupa sehingga :
a. Kokoh, tidak rusak atau berubah bentuk akibat
beban 1 (satu) beton adukan beton dan atau
tekanan lateralnya pada saat pengecoran.
b. Antara bekisting yang satu dengan yang lain
harus sejajar dan tegak lurus atau sesuai dengan
gambar.
c. Tidak menyebabkan adukan beton terurai, dalam
hal ini khusus untuk bekisting kolom disyaratkan
tinggi penuangan maksimum adalah 2 meter dari
permukaan dasar yang telah mengeras.
b. PONDASI TIANG OCTAGONAL TIPE BASEPLATE
Pondasi dari beton menggunakan mutu Fc = 21,7 MPa.
Untuk penulangan/pembesian beton menggunakan besi
polos standar (SNI) ukuran sesuai gambar. Semua
sesuai gambar bestek.

Adukan Beton
1. Adukan beton mutu Fc = 21,7 MPa.
2. Adukan beton menggunakan concrete mixer
dilapangan.
3. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang
ditetapkan Direksi sesuai prosedur teknis
pengambilan sampel / contoh untuk diujikan.

Anda mungkin juga menyukai